BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sejak lahir sampai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sejak lahir sampai"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bayi pada awal kehidupannya. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sejak lahir sampai bayi umur 6 bulan penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan optimal bayi (Lawrence, 2005). Hal ini dikarenakan ASI mengandung cukup zat gizi dan juga mengandung zat imunologik yang berguna melindungi bayi dari infeksi. World Health Organization (WHO) merekomendasikan semua bayi harus mendapatkan ASI secara eksklusif sejak lahir sampai umur 6 bulan. ASI eksklusif yaitu pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain selain ASI. Program yang ingin dicapai dalam Indonesia sehat tahun 2010 adalah 80 % ibu menyusui memberikan ASI eksklusif (Depkes RI, 2000). Menurut Arisman (2004), balita di Indonesia yang mendapatkan ASI menunjukkan tingkat kekurangan gizi yang lebih rendah dan menghadapi resiko lebih kecil terserang diare atau penyakit pernapasan lainnya dibandingkan dengan anak balita yang tidak mendapatkan ASI. ASI mengandung zat kekebalan dan gizi yang sangat diperlukan untuk mencegah penyakit. ASI juga memiliki manfaat yang sngat penting bagi pertumbuhan dan kesehatan anak balita. ASI juga merupakan sumber 1

2 2 ekonomi utama, karena jika diukur dengn rupiah dapat bernilai jutaan rupiah. Pemberian ASI eksklusif dalam prakteknya di Indonesia masih rendah. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun , pemberian ASI pada bayi di bawah usia dua bulan hanya mencakup 64 % dari total bayi yang ada. Pemberian ASI yang rendah merupakan salah satu pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita (Depkes RI, 2005). Hasil Riskesdas tahun 2013, menyusui hanya ASI saja dalam 24 jam terakhir pada bayi meningkat dari 15,3% (2010) menjadi 30,2% (2013), demikian juga inisiasi menyusui dini < 1 jam meningkat dari 29,3% (2010) menjadi 34,5% (2013). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih yang tertinggi di ASEAN (Association South East Asia Nation). Tingginya angka kematian tersebut diperkirakan ada kaitannya dengan pemberian ASI yang akhirnya akan berkorelasi dengan terjadinya gizi buruk (Survey Demografi Kesehatan Indonesia, ). Pemberian ASI yang rendah menunjukkan bahwa untuk mempraktekkan pemberian ASI sesuai anjuran, segera setelah melahirkan sampai pada usia 6 bulan pertama, ibu menyusui menghadapi banyak hambatan yang berhubungan dengan pelayanan yang diperoleh di tempat persalinan (WHO, 1998; Taveras et al., 2003; BPS dan ORC Macro, 2003; Septiari et al., 2006) dan dukungan oleh anggota keluarga di rumah (Lawrence, 2005). Praktek pemberian ASI dipengaruhi oleh budaya, persepsi yang tidak benar tentang menyusui, dan promosi ASI eksklusif

3 3 (Fenglian et al., 2007). Kekurangan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang kurang juga karena ASI banyak diganti susu formula dengan cara dan jumlah yang tidak sesuai kebutuhan (Siregar, 2005). Pemberian ASI yang rendah meningkatkan kejadian penyakit diare, otitis media dan infeksi saluran pernafasan bagian atas pada anak di bawah usia 2 tahun (Suharyono, 1989). Dari total bayi yang dirawat di Ruang Peristi RSUD Kebumen pada tahun 2013 sebanyak 1203 bayi, tidak lebih dari 40% ibu ataupun keluarga yang memberikan atau mengirimkan ASInya ke Ruang Peristi. Bulan Januari sampai Februari 2014 sebanyak 147 bayi, hanya sekitar 40 ibu saja yang memberikan atau mengirimkan ASI ke ruang peristi. Kalaupun ada yang memberikan ASI, lebih sering terjadi pada bayi BBLR dengan waktu mulai minum pada umur lebih dari tiga hari, dikarenakan dari awal lahir sampai waktu tiga hari belum bisa minum karena mengalami masalah di pencernaannya. Untuk itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Gambaran pemberian ASI di ruang Peristi RSUD Kebumen. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Bagaimana gambaran pemberian ASI di ruang Peristi RSUD Kebumen?.

4 4 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pemberian ASI di Ruang Peristi RSUD Kebumen. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui cara pemberian ASI di Ruang Peristi RSUD Kebumen. b. Untuk mengetahui masalah dalam pemberian ASI di Ruang Peristi RSUD Kebumen. c. Untuk mengetahui sarana penunjang pemberian ASI di Ruang Peristi RSUD Kebumen. d. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pemberian ASI di Ruang Peristi RSUD Kebumen. D. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam proses penelitian.

5 5 2. Bagi Pendidikan Menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan mengenai gambaran pemberian ASI terhadap bayi yang opname di ruang peristi. 3. Bagi RSUD kebumen Memberikan informasi mengenai gambaran apa saja yang berhubungan dengan pemberian ASI di Ruang Peristi. E. Keaslian Penelitian Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh : 1. Kristianti (2008) Gambaran Pengetahuan Ibu Yang Bekerja Tentang Pemberian ASI Eksklusif di Desa Wonocatur Kecamatan Gampenngrejo Kabupaten Kediri. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian menggambarkan pengetahuan ibu yang bekerja tentang ASI eksklusif pada bayi 0 6 bulan adalah berpengetahuan cukup dengan prosentase 50 %. Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif. Perbedaan dengan penelitian ini adalah lokasi dan sampling. 2. Sandra (2013) Gambaran Pengetahuan, Pekerjaan dan Dukungan Keluarga terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 6-12 bulan di Puskesmas Antang Perumnas Kota Makasar. Hasil Penelitiannya bahwa Ibu yang tak memberi ASI eksklusif 54,2%. Ibu yang memberi ASI eksklusif 45,8%. Disimpulkan bahwa pengetahuan dan pekerjaan

6 6 orang tua terutama Ibu mempunyai kontribusi yang besar dalam proses pemberian ASI eksklusif. Persamaan penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif.

7 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan - bulan pertama, karena mengandung gizi yang diperlukan bayi untuk membangun dan menyediakan energi (Pudjiadi, 2000). ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, selain itu mendapatkan ASI adalah hak asasi bayi sebagai manusia. Ini berarti bahwa dengan tidak memberikan ASI kita telah merampas haknya untuk hidup sehat, baik secara fisik maupun emosional. Pikiran negatif tentang ASI merupakan ketidakberhasilan Ibu memberikan ASI kepada bayi. ASI adalah makanan yang paling murah, selalu tersedia setiap saat, siap disajikan dalam suhu kamar dan bebas dari kontaminasi (L. Wong, 2000). ASI adalah susu terbaik karena mengandung nutrisi yang seimbang dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi (Lewis, 2000). ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi sehingga mempunyai komposisi yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat (Eisenberg, 2003). 7

8 8 2. Manfaat Pemberian ASI Pemberian ASI mempunyai manfaat yang sangat besar,terutama bagi ibu, bayi, keluarga, bangsa dan negara serta lingkungan. Ditinjau dari aspek gizi, ASI mempunyai kandungan gizi yang lengkap, mudah dicerna dan diserap, mengandung lipase untuk pencernaan lemak, mempertinggi penyerapan kalsium serta mengandung zat kekebalan tubuh (imunitas). Ditinjau dari aspek psikologis, ASI mendekatkan hubungan antara ibu dan bayi. 7 Ditinjau dari aspek KB, ASI bisa menunda kembalinya kesuburan dan menjarangkan kehamilan. a. Manfaat Pemberian ASI Pada Bayi ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dan mempunyai komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan bayi. ASI merupakan makanan yang sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena mengandung zat kekebalan yang akan melindungi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. Zat kekebalan yang terkandung dalam ASI akan melindungi bayi dari diare juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena infeksi telinga, batuk, pilek dan penyakit alergi lainnya (Roesli, 2000). ASI meningkatkan kecerdasan karena mengandung nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang karena bayi yang sering berada dalam dekapan

9 9 ibu akan merasa kasih sayang ibunya. Bayi juga akan merasa aman dan tentram yang menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian dan percaya diri dan dasar spiritual yang baik (Roesli, 2000). b. Manfaat Pemberian ASI Bagi Ibu Beberapa manfaat pemberian ASI bagi Ibu diantaranya bisa mengurangi perdarahan setelah melahirkan, jika bayi segera disusui setelah dilahirkan, karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan oksitosin yang berguna untuk menutup pembuluh darah sehingga perdarahan cepat berhenti. Mempercepat involusio uterus dan mengurangi terjadinya anemia karena kekurangan zat besi akibat perdarahan. Menjarangkan kehamilan karena menyusui merupakan alat kontrasepsi yang aman, mudah. Mengurangi insiden kanker leher rahim dan kanker payudara serta pengurangi insiden HPV (Human Papiloma Virus). c. Manfaat Pemberian ASI Bagi Keluarga Manfaat pemberian ASI bagi keluarga dilihat dari segi ekonomi bisa menghemat pengeluaran karena tidak membeli susu formula dan bayi jarang sakit sehingga menghemat biaya pengobatan. Dilihat dari aspek kemudahan, tidak perlu mengganggu orang lain dan tidak repot menyeteril botol dan membuat susu formula.

10 10 d. Manfaat Pemberian ASI Bagi Lingkungan Mengurangi sampah dan polusi di udara, karena dengan pemberian ASI tidak memerlukan kaleng ataupun kardus susu, botol plastik dan karet. ASI tidak menambah polusi udara karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap dan tidak memerlukan alat transportasi (Roesli, 2000). e. Manfaat Pemberian ASI Bagi Negara Menurunkan angka kematian dan kesakitan sehingga bisa menghemat devisa karena bisa mengurangi subsidi rumah sakit untuk perawatan Ibu dan Anak. Penghematan obat obatan, tenaga dan sarana kesehatan. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun negara (Roesli, 2000). 3. Larangan Pemberian ASI Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan, pada beberapa kasus pemberian ASI tidak dianjurkan karena : a. Faktor Ibu Ibu dengan penyakit jantung yang berat karena akan menambah beratnya penyakit ibu, ibu dengan preeklamsi ataupun eklamsi dikarenakan banyaknya obat obatan yang diberikan karena dikhawatirkan dapat mempengaruhi bayinya. Ibu dengan TBC atau lepra ataupun ibu dengan psikosis dengan pertimbangan kesadaran ibu bisa membahayakan bayi.

11 11 b. Faktor Bayi Bayi yang mengalami kejang kejang dapat menimbulkan bahaya aspirasi ASI, bayi dengan BBLR karena reflek menelannya sulit sehingga bahaya aspirasi. Bayi dengan cacat bawaan yang sulit menelan seperti labipalatoskisis, labiopalatogenatoskisis. Bayi dengan riwayat penyakit metabolisme seperti alergi ASI, pada kasus tersebut sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter anak. c. Patologis Payudara Bayi dengan rawat gabung, keadaan kemungkinan stagnasi ASI dapat dihindari karena dapat menimbulkan infeksi dan abses. Meskipun demikian masih ada keadaan patologis payudara yang memerlukan konsultasi dokter sehingga tidak merugikan ibu dan bayi. Diantara keadaan patologis yang memerlikan konsultasi yaitu infeksi payudara, terdapat abses yang memerlukan insisi, ASI yang bercampur darah. 4. Zat Kekebalan Yang Terkandung Dalam ASI a. Sekretory Immunoglobulin (SigA) Berfungsi mengikat protein asing bermolekul besar, seperti virus dan bakteri dan zat toksik. Pengikatan ini mempunyai fungsi untuk penyerapan sehingga tidak membahayakan bayi. b. Faktor Bifidus Faktor bifidus merupakan faktor spesifik pemacu pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus, bakteri yang

12 12 mempunyai peran sebagai pencahar untuk membersihkan zat makanan yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bagi makanan bayi selanjutnya. c. Lizozim Lizozim merupakan enzim yang berfungsi menghancurkan bakteri dengan cara merobek dinding sel yang secara tidak langsung akan meningkatkan keefektifan antibodi. d. Makrofak Makrofak berguna untuk mensekresi SIgA dan memakan mikroorganisme yang membahayakan tubuh bayi. e. Leukosit Leukosit berfungsi untuk sistem kekebalan tubuh sebelum terbentuk antibodi dalam tubuh bayi. 5. Komposisi ASI a. Kolostrum Kolostrum yaitu cairan yang pertama keluar atau disekresi oleh kelenjar mamae. Keadaan ini berlangsung selama tiga hari sampai empat hari setelah ASI pertama kali keluar. Kolostrum mempunyai karakteristik lebih kental dari ASI matur. Lebih banyak mengandung protein gamma globulin dan lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan dengan ASI mature. Kadar karbohidrat lebih rendah, lebih tinggi mengandung mineral

13 13 terutama sodium, vitamin yang larut lemak lebih banyak, PH lebih alkali, lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lecitin. Volume kolostrum berkisar ml/24 jam. b. ASI Peralihan Air susu peralihan yaitu ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI mature, berlangsung pada hari ke empat sampai hari kesepuluh dari masa laktasi. Kadar ASI peralihan meliputi kadar protein lebih rendah, kadar lemak dan karbohidrat lebih tinggi dibandingkan kolostrum. Volume ASI peralihan lebih banyak daripada kolostrum. c. ASI Mature ASI Mature yaitu ASI yang dikeluarkan pada hari kesepuluh atau setelah minggu ketiga dan seterusnya. Komposisinya cenderung lebih konstan. Karakteristik dari ASI mature yaitu cairan kekuning kuningan, tidak menggumpal bila dipanaskan, terdapat anti mikrobial faktor. Volume ASI mature antara /24 jam. 6. Cara Pemberian ASI ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi sampai umur 6 bulan. Setelah itu bayi memerlukan makanan pelengkap karena setelah 6 bulan kebutuhan gizi bayi meningkat dan tidak dapat sepenuhnya dipenuhi oleh ASI saja. ASI sebaiknya diberikan secepatnya pada hari pertama atau sampai hari ke lima yang dinamakan kolostrum.

14 14 Pemberian ASI dapat diberikan setiap saat. Dalam memberikan ASI eksklusif, sebaiknya memperhatikan hal hal berikut ini : a. Teknik menyusui 1. Duduklah dengan posisi santai dan enak. 2. Gunakan bantal untuk mengganjal bayi, agar payudara tidak terlalu jauh dari puting susu. 3. Bila menyusukan mulailah dengan payudara kanan, letakkan kepala bayi pada siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi menghadap badan ibu. 4. Lengan kiri bayi diletakkan di seputar pinggang ibu, tangan kanan ibu memegang pantat/ paha kanan bayi. 5. Sanggalah payudara kanan ibu dengan keempat jari tangan kiri di bawahnya dan ibu jari di atasnya, tetapi tidak di atas bagian yang berwarna hitam (areola mamae). 6. Sentuhlah mulut bayi dengan puting susu. 7. Tunggui sampai bayi membuka mulut lebar lebar. 8. Masukkan puting susu secepatnya ke dalam mulut sampai daerah berwarna hitam. b. Melepaskan hisapan bayi Setelah selesai menyusui, lepaskanlah isapan bayi dengan cara : 1. Masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi. 2. Jangan menarik puting susu untuk melepaskannya, atau 3. Dengan menekan dagu bayi ke bawah.

15 15 4. Dengan menutup hidung bayi. c. Cara menyendawakan bayi Setelah hisapan bayi dilepaskan, sendawakan bayi sebelum menyusukan ke payudara yang lain, dengan cara : 1. Sandarkan bayi di pundak ibu, tepuklah punggungnya dengan pelan sampai keluar sendawa. 2. Bayi ditelungkupkan di pangkuan ibu, sambil digosok punggungnya. d. Tanda tanda menyusui yang benar 1. Bayi cukup tenang. 2. Mulut bayi terbuka lebar 3. Bayi menempel betul pada ibu. 4. Mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara ibu. 5. Seluruh areola tertutup oleh mulut bayi. 6. Bayi tampak pelan pelan menghisap dengan kuat. 7. Puting susu ibu tidak terasa nyeri. 8. Kuping dengan lengan bayi berada pada satu garis. 7. Cara Memeras ASI Dengan Tangan Cara memeras ASI menurut WHO : a. Cucilah tangan sampai bersih, duduk dengan nyaman dan pegang cangkir ke dekat payudara.

16 16 b. Letakkan ibu jari di atas puting dan areola sedangkan jari telunjuk di bawah puting dan areola berlawanan dengan ibu jari dan jari lain menopang payudara. c. Tekanlah ibu jari dan jari telunjuk sedikit ke arah dada, jangan terlalu kuat agar tidak menyumbat aliran susu, lalu tekanlah sampai teraba sinus laktiferus, yaitu tempat penampungan ASI di bawah areola. d. Tekan dan lepas, tekan dan lepas. Kalau terasa sakit berarti tekniknya salah. ASI akan mengalir terutama bila reflek oksitosinnya aktif. e. Tekanlah dengan cara yang sama di sisi sampingnya untuk memastikan memerasnya dari semua segmen payudara. f. Hindarilah mengelus jari pada kulit payudara, sebaiknya seperti menggelinding. g. Hindari memencet puting karena hal ini sama dengan kalau bayi menghisap pada puting. 8. Cara Menyimpan ASI Di Rumah a. ASI yang telah dikeluarkan dapat diletakkan di kamar dan akan tahan 6-8 jam pada suhu kamar atau 25 0 C. b. ASI yang telah diperas dan disimpan dalam termos es berisi es batu tahan 24 jam. c. ASI yang disimpan di lemari es tempat buah di bagian paling dalam, di mana tempat yang terdingin tahan 3 x 24 jam.

17 17 d. ASI yang disimpan di freezer dengan pintu terpisah sendiri, tahan 3 bulan. e. ASI yang disimpan di freezer dengan satu pintu, tahan 2 minggu. f. ASI yang disimpan di deep freezer (-18 0 C), tahan sampai 6-12 bulan (Depkes RI, 2001). Sebelum diminumkan, ASI dapat dihangatkan di dalam mangkok berisi air hangat. Jangan dihangatkan di atas api langsung karena beberapa zat kekebalan dan enzim dapat berkurang (Depkes RI, 2001). 9. Masalah Dalam Menyusui a. ASI kurang Kadangkala ibu merasa produksi ASInya kurang, padahal sebenarnya tidak. Apalagi bila bayinya sering menangis, ibu seringkali tergesa-gesa ingin segera memberikan tambahan susu formula. Seharusnya yang ibu lakukan adalah mengkonsumsi makanan yang bergizi dan menyusui dengan sabar. Susuilah secara bergantian antara kedua payudara dan minimalkan penggunaan botol karena akan menyebabkan bayi bingung dan juga mengurangi produksi ASI. b. Bayi bingung puting Bayi yang menyusu bergantian antara menggunakan botol dan menyusu ASI, seringkali mengalami nipple confusion atau bingung puting, sehingga kadang-kadang menolak menyusu

18 18 ibunya. Sebaiknya ibu harus mengusahakan pemberian ASI eksklusif, menyusui dengan cara yang benar dan menyusui lebih lama dan sesering mungkin. c. Payudara bengkak Pada awal ibu menyusui, seringkali kurang efektif sehingga ASI menggumpal sehingga payudara menjadi bengkak dan nyeri. Untuk menghindari hal ini, usahakan agar segera menyusui bayi setelah lahir, susui semau bayi jangan dijadwalkan, keluarkan sisa ASI dengan tangan atau pompa. Apabila sudah terjadi pembengkakan, lakukanlah kompres dingin untuk mengurangi nyeri. Lakukan massage payudara dan segerakan bayi menyusu. d. Mastitis Mastitis yaitu peradangan payudara akibat infeksi. Biasanya terjadi pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan yang tersumbat atau pada luka pada putting yang terinfeksi. Cara penanggulangannya yaitu, kompreslah dengan air hangat, ibu tetap menyusui bayinya pada payudara yang tidak terinfeksi. Istirahatlah yang cukup, minum air putih minimal dua liter/ hari. Minumlah antibiotik, lakukan perawatan payudara. 10. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI a. Pengetahuan Ibu Pengetahuan yang tinggi tentang manfaat dan tujuan pemberian ASI bisa menjadi penyebab suksesnya pemberian ASI

19 19 pada bayi. Ibu dengan pengetahuan tinggi dan luas dapat dengan mudah menerima penyuluhan tentang ASI, kandungan dan manfaat ASI, teknik menyusui dan kerugian jika tidak memberikan ASI. b. Pendidikan Ibu Makin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah untuk menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat sikap terhadap nilai nilai yang baru diperkenalkan termasuk mengenai pemberian ASI. c. Pengalaman Menyusui Sebelumnya Pengalaman masa lalu sangatlah membantu dalam praktek pemberian ASI, dibanding ibu yang baru pertama kali menyusui. Apa yang dulu belum diketahui seputar masalah pemberian ASI, sekarang sudah lebih banyak diketahui. d. Usia Ibu Usia ibu juga mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam praktek pemberian ASI. Ibu yang pertama menyusuimungkin akan merasa canggung dan belum paham akan teknik menyusui yang benar, dibandingkan ibu yang sudah pernah menyusui.

20 20 B. Kerangka Teori Kerangka teori menurut Notoatmojo (2003), Pudjiadi (2000), Roesli (2000) : Pemberian asi di ruang peristi Faktor ibu : 1. Pengetahuan 2. Pengalaman 3. Pendidikan Sarana pendukung : 1. Fasilitas kesehatan 2. Jarak tempat tinggal Faktor dari luar : 1. Petugas kesehatan 2. Keluarga 3. Kerabat 4. Lingkungan Gambar 2.1 Kerangka teori

21 21 C. Kerangka Konsep Berdasarkan kerangka teori di atas, dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut : 1. Cara pemberian ASI 2. Masalah yang Baik menghambat pemberian ASI 3. Sarana pendukung pemberian ASI 4. Pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Gambaran pemberian ASI Cukup Kurang Gambar 2.2. Kerangka konsep D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan tinjauan teori di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Bagaimana Gambaran Pemberian ASI di Ruang Peristi RSUD Kebumen?

22 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata, 1983). Dengan rancangan penelitian cross-sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran / observasi data variabel dependen dan independen hanya satu kali pada satu saat (Al Ummah, 2010). B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Arikunto (2006), populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Menurut Ismiyanto, populasi adalah keseluruhan subyek atau totalitas subyek penelitian yang dapat berupa orang, benda atau suatu hal yang di dalamnya dapat diperoleh dan atau dapat memberikan informasi penelitian. Yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi yang dirawat di ruang Peristi RSUD 22

23 23 Kebumen dan ibu yang memberikan ASInya ke Ruang Peristi RSUD Kebumen berjumlah 32 responden. 2. Sampel Menurut Arikunto (2006), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Ismiyanto sampel adalah sebagian dari totalitas subyek penelitian atau sebagian populasi yang diharapkan dapat mewakili karakteristik populasi yang penetapannya dengan teknik - teknik tertentu. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sebanyak 32 ibu yang memberikan ASInya ke Ruang Peristi RSUD Kebumen. Cara ini dilakukan karena populasi ibu yang memberikan ASInya kurang dari 100 orang. C. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yaitu di Ruang Peristi RSUD Kebumen, sedangkan waktu penelitian yaitu bulan April sampai dengan Mei D. Variabel Penelitian Menurut Sugiyanto (2007), variabel penelitian yaitu sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu menggambarkan pemberian ASI di Ruang Peristi RSUD Kebumen.

24 24 E. Definisi Operasional Definisi operasional adaalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang didefinisikan (Al Ummah, 2010). Pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.1 Definisi Operasional Sub Variabel Cara pemberian ASI Masalah dalam pemberian ASI Sarana penunjang pemberian ASI Pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Definisi Operasioanl Perilaku ibu dalam pemberian ASI dilihat dari cara pemberian ASI Masalah yang dihadapi ibu dalam pemberian ASI Persepsi ibu tentang sarana penunjang pemberian ASI di RSUD Kebumen Hal-hal yang diketahui ibu tentang pemberian ASI Alat Ukur Kuesioner Ya-Tidak 3 item. Jawaban Ya skor 1, jawaban Tidak skor 0. Kuesioner Ya-Tidak 5 item. Jawaban Ya skor 1, jawaban Tidak skor 0. Kuesioner Ya-Tidak 5 item. Jawaban Ya skor 1, jawaban Tidak skor 0. Kuesioner Ya-Tidak 5 item. Jawaban Ya skor 1, jawaban Tidak skor 0. Skala Pengukuran dan Parameter Ukur Skala ordinal, dengan paramater: - Kurang bila jawaban ya < 56%. - Cukup bila jawaban ya 56-75% - Baik bila jawaban ya >75% Skala ordinal, dengan paramater: - Kurang bila jawaban ya < 56%. - Cukup bila jawaban ya 56-75% - Baik bila jawaban ya >75% Skala ordinal, dengan paramater: - Kurang bila jawaban ya < 56%. - Cukup bila jawaban ya 56-75% - Baik bila jawaban ya >75% Skala ordinal, dengan paramater: - Kurang bila jawaban ya < 56%. - Cukup bila jawaban ya 56-75% - Baik bila jawaban ya >75%

25 25 F. Teknik Pengumpulan Data Menurut ahli metode pengumpulan data, teknik pengumpulan data yaitu berupa suatu pernyataan (statement) tentang sifat, keadaan kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002 : 110). 1. Data Primer Data primer adalah secara langsung diamati dari objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2008). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi, yaitu mengamati dengan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman). 2. Data Sekunder Menurut Riwidikdo (2008), data yang didapat tidak secara langsung dari obyek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data dari petugas lain dan mahasiswa praktek di Ruang Peristi RSUD Kebumen.

26 26 3. Instrumen Penelitian Adapun kisi- kisi kuesioner pada penelitian adalah : Tabel 3.2 Kisi- kisi kuesioner pada penelitian Variabel Penelitian Indikator Nomor Pertanyaan Pemberian ASI di Cara pemberian 1 3 Ruang Peristi ASI RSUD Kebumen Masalah dalam 1 5 pemberian ASI Sarana penunjang 1 5 pemberian ASI Faktor faktor yang 1-5 mempengaruhi pemberian ASI Jumlah G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan data a. Editing Setelah kuesioner terkumpul, selanjutnya dilakukan seleksi data kuesioner yang telah terkumpul kembali. Tujuannya yaitu untuk mengetahui apabila ada kuesioner yang belum terisi dengan lengkap. b. Koding dan Skoring Merupakan kegiatan memberi kode setiap data yang diperoleh, kemudian memberi skor, yang bertujuan untuk mempermudah analisa data.

27 27 c. Entry data Setelah koding dan skoring, selanjutnya dilakukan entry data yaitu memasukkan data yang telah diedit dan dikoding dengan fasilitas komputer. Adapun program yang dipakai dalan entry data yaitu Microsoft Office 2007 dan SPSS 22 d. Tabulasi data Kegiatan memasukkan data ke dalam tabel- tabel dan mengatur angka- angka yang diperoleh, sehingga dapat dihitung distribusi dan prosentasenya. e. Cleaning data Tahap terakhir dalam pengolahan data yaitu cleaning data, yaitu mengoreksi data bila ditemukan penomoran yang salah atau huruf yang kurang jelas. 2. Analisa data Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dianalisa dengan menggunakan program komputer dan manual. Dalam penelitian ini menggunakan Analisa Univariat yaitu menggunakan analisa tabel distribusi frekwensi yang menunjukkan bahwa dalam satu tabel tersebut hanya memuat informasi satu variabel saja yaitu meliputi gambaran pemberian ASI.

28 28 H. Etika Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, penulis menyampaikan permohonan penelitian kepada direktur RSUD Kebumen. Selanjutnya kepada responden dijelaskan maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian dan hak hak responden. Setelah menyetujui menjadi responden, responden menandatangani surat persetujuan untuk menjadi responden. Selama melakukan penelitian, hal yang sangat penting adalah etika dalam penelitian, diantaranya meliputi : 1. Inform consent Inform consent yaitu pemberitahuan kepada responden mengenai maksud dan tujuan penelitian. Jika responden menolak,peneliti tidak akan memaksa. Akan tetapi bila menyetujui, maka responden harus menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. 2. Anonimity Anonimity bertujuan untuk merahasiakan identitas responden, peneliti tidak memberi nama pada lembar checlist, hanya memberi kode saja.

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF ASI EKSKLUSIF A. PENGERTIAN Menurut WHO, ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada enam bulan pertama bayi baru lahir tanpa adanya makanan pendamping lain. ( www.tabloid- nakita.com, 2005 )

Lebih terperinci

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI 1 AIR SUSU IBU A. PENDAHULUAN Dalam rangka pekan ASI (Air Susu Ibu) yang jatuh pada minggu I bulan Agustus Tahun 2012 ini, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur berupaya untuk memberikan informasi yang memadai

Lebih terperinci

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Perawatan Masa Nifas Hari Tanggal : Waktu : Sasaran : Ibu nifas Tempat : I. Latar belakang Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu 1. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garamgaram organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Air Susu Ibu (ASI) Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ASI 2.1.1.1 Definisi ASI Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan di bahas yang pertama mengenai ASI Eksklusif, air susu ibu yang meliputi pengertian ASI, komposisi asi dan manfaat asi. Kedua mengenai persepsi yang meliputi

Lebih terperinci

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi Pengertian ASI (Air Susu Ibu) ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan alamiah berupa cairan Dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Definisi ASI Menurut WHO (2005) dalam Kementerian Kesehatan (2014), ASI eksklusif berarti pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lain (bahkan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF Pokok Bahasan : Keperawatan Maternitas Sub Pokok Bahasan : ASI Eksklusif Tempat : Puskesmas Turen Sasaran : Masyarakat yang berobat di Puskesmas Turen Tanggal : Waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu untuk mencapai tujuan. Perilaku

Lebih terperinci

MANFAAT ASI BAGI BAYI

MANFAAT ASI BAGI BAYI HO4.2 MANFAAT ASI BAGI BAYI ASI: Menyelamatkan kehidupan bayi. Makanan terlengkap untuk bayi, terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada kehidupan pertama bayi, karena colostrum mengandung Zat kekebalan tubuh terutama immunoglobulin

Lebih terperinci

Melindungi kesehatan ibu :

Melindungi kesehatan ibu : KONSELING MENYUSUI 1/1 MANFAAT MENYUSUI A S I Zat-zat gizi yang lengkap Mudah di cerna, diserap secara efesien Melindungi terhadap infeksi MENYUSUI Membantu bonding dan perkembangan Membantu menunda kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah payudara ibu, sebagai makanan

Lebih terperinci

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR Ika Tristanti Dosen STIKES Muhammadiyah Kudus Jl. Ganesha I Purwosari Kudus Email: ika.tristanti@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari payudara. Menyusui adalah proses alamiah, berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Untuk hidup dan meingkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan Mineral) dalam jumlah yang cukup,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN ASI PADA BAYI BARU LAHIR ASI adalah satu-satunya makanan bayi yang paling baik, karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI memiliki kandungan yang membantu penyerapan nutrisi, membantu perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kunci keberhasilan pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Pembentukan manusia berkualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu (ASI) ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan tubuh yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. ASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Primigravida merupakan ibu yang baru hamil untuk pertama kalinya (Chapman, 2006). Biasanya ibu hamil yang baru pertama kali hamil belum mengetahui pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan atau kognitif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI (Air Susu Ibu) 1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai kira kira bayi berumur 6 bulan, dan ASI mempunyai banyak manfaatnya. Karena itu penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses menyusui memang proses alami bagi setiap wanita yang melahirkan, tetapi tidak jarang proses ini menjadi begitu membingungkan dan penuh perjuangan bagi ibu

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI Astri Wahyuningsih 1, Dian Windy 2 Abstrak : Menyusui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) menyediakan nutrisi lengkap bagi bayi. ASI mengandung protein, mineral, air, lemak, serta laktosa. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan suatu indikator penting untuk menggambarkan kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu parameter utama kesehatan anak.

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA BAB II TUNJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif 1. Definisi ASI Eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, di berikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menempuh, menemui, mengarungi, menyebrangi, menanggung, mendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menempuh, menemui, mengarungi, menyebrangi, menanggung, mendapat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman Pengalaman adalah kata dasarnya alami yaitu mengalami, melakoni, menempuh, menemui, mengarungi, menyebrangi, menanggung, mendapat, menyelami dan merasakan (Endarmoko,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Untuk Menyusui Tinjauan tentang menyusui meliputi definisi menyusui, manfaat menyusui, karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. 2.1.1 Definisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan 19 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif diberikan sampai 6 bulan pertama kehidupan. Manfaat dari pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) 0 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. Namun dengan tatalaksana diare yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah-masalah yang sering terjadi pada menyusui, terutama terdapat pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting susu lecet, payudara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Pengertian ASI ASI adalah makanan alami pertama untuk bayi dan menyediakan semua vitamin, nutrisi dan mineral yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI 1. Definisi ASI Air susu ibu (ASI) adalah suatu lemak dalam larutan protein, laktose dan garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu (Ambarwati.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI),

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia dini, terutama rohani dengan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan Bidang Studi Topik Subtopik Sasaran : Ilmu keperawatan : Keperawatan maternitas : Asi eksklusif 6 bulan : Masyarakat Jam : 11:00 11.20 Hari/Tangga : Kamis/18

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan harapan penerus bangsa, sehingga tumbuh kembang anak sangat penting untuk diperhatikan. Tumbuh kembang ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil kata dasar "tahu" dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 20 Juli 2013 di Desa Kaliprau Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang dengan jumlah responden sebanyak

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI Endah Purwaningsih 1), Sri Wahyuni 2) Abstrak : Menyusui adalah memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak hanya memberikan kesempatan pada bayi untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan LAMPIRAN KUESIONER Identitas 1. Nama : 2. Alamat : 3. Umur : a. < 20 tahun b. 20-30 tahun c. 31-40 tahun d. > 40 tahun 4. Pendidikan formal terakhir : a. Tidak sekolah atau tidak tamat SD b. SD / sederajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran. Serta harus dapat melakukan

Lebih terperinci

Cara Mencuci Tangan yang Benar

Cara Mencuci Tangan yang Benar Cara Mencuci Tangan yang Benar TUJUAN : 1. Menjaga kebersihan 2. Mencegah terjadinya penularan atau perpindahan kuman 6 Langkah Cuci Tangan 1. Gunakan air bersih dari air yang mengalir untuk membasahi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada umatnya melalui ibu yang menyusui bayinya dengan ASI (Irawati, 2007). ASI sangat penting untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati. 007. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S. 006. Prosedur Penelitian. Edisi Keenam. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 010. Prosedur Penelitian.

Lebih terperinci

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994). Pembentukan dan Persiapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pneumonia merupakan salah satu dari infeksi saluran napas yang sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara berkembang. Pneumonia adalah salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil (Reeder, 2011). Masa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil (Reeder, 2011). Masa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa pascapartum (nifas) merupakan suatu masa antara melahirkan sampai organorgan reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil (Reeder, 2011). Masa ini dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan gizi bayi sampai berusia 2 tahun sangat penting sehingga harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah dengan pemberian Air Susu

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas adalah (puerperium) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira kira 6 minggu yang berlangsung antara berakhirnya organ-organ reproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan susu hasil sekresi dari payudara setelah ibu melahirkan. ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF ASI adalah satu satunya makanan bayi yang paling baik, karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam tahap

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013 1, * Sri Mulyati 1* Akper Prima Jambi Korespondensi Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fund, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes. No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB I PENDAHULUAN. Fund, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes. No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization, United Nations Children and Education Fund, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tanggal

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Eliska Mayasari / adalah mahasiswi D-IV Bidan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Eliska Mayasari / adalah mahasiswi D-IV Bidan 45 Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bernama Eliska Mayasari / 105102072 adalah mahasiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif 1. Pengertian ASI Eksklusif Pemberian ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi air susu ibu saja tanpa tambahan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015 Identitas Responden No. Responden : Nama Responden : Alamat Responden

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI 1. Defenisi ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu, yang berguna bagi makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas agar tercipta masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur. SDM yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR Tri Anasari Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto ABSTRAK Pemberian ASI secara penuh sangat dianjurkan oleh para ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2015 adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air Susu Ibu (ASI) adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan adalah sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menyusui merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi ibu (Yuliarti, 2010). Laktasi mencakup dua periode penting yaitu periode memproduksi ASI dan mengeluarkan ASI (PERINASIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan ASI secara Eksklusif pada bayi selama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuatu yang terbaik tidaklah harus mahal, tapi ASI merupakan sesuatu yang terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI merupakan upaya

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL Aprilia Megawati *),Shinta Ayu Nani **) *) Mahasiswa Akbid Uniska Kendal **)Dosen

Lebih terperinci

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH, PEDOMAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) RUMAH SAKIT BERSALIN KOTA METRO TAHUN 2014 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : TENTANG : PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF

Lebih terperinci

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan Berikan Makan Lebih Banyak Selagi Bayi Tumbuh HalHal Yang Perlu Diingat Mulai beri makan di usia Usia antara 6 bulan sampai 2 tahun, seorang anak perlu terus disusui. Bila Anda tidak menyusui, beri makan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan rendahnya tingkat pemahaman tentang pentingnya ASI Eksklusif dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan yang dimilki oleh para ibu mengenai segala nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ASI dapat diartikan sebagai makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga bayi tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi diskriptif korelasi melelui metode pendekatan Cross

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu Sejak lahir makanan pokok bayi adalah Air Susu Ibu. Air Susu Ibu merupakan makanan paling lengkap, karena mengandung zat pati, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif 1. Pengertian ASI Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan.asi eksklusif atau lebih tepat pemberian

Lebih terperinci

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN Wahyu Setya Ningsih 1), Ari Andayani 2) 1 Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo email: wahyusetya14@yahoo.co.id 2 Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENTINGNYA ASI EKSKLUSIF DI RUANG HCU NEONATUS RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA. Disusun untuk memenuhi tugas

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENTINGNYA ASI EKSKLUSIF DI RUANG HCU NEONATUS RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA. Disusun untuk memenuhi tugas SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENTINGNYA ASI EKSKLUSIF DI RUANG HCU NEONATUS RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA Disusun untuk memenuhi tugas Stase Keperawatan Anak Disusun oleh : Fendy Jaya Aditya Baiq Esti Puji

Lebih terperinci

Pemberian ASI Di Fasilitas Kesehatan

Pemberian ASI Di Fasilitas Kesehatan Pemberian ASI Di Fasilitas Kesehatan Dr. Eriyati Indrasanto Dr. Nani Dharmasetiawani Dr. Rinawati (Rina) Rohsiswatmo Dr. Risma Kerina Kaban NTSG (NEONATAL TECHNICAL SUPERVISORY GROUP) Ikatan Dokter Anak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Pengertian ASI Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose (gula) dan garam organik yang diproduksi karena pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih rendah. Pada tahun 2006, WHO mengeluarkan Standar Pertumbuhan Anak yang kemudian diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan perkembangan bayi. WHO merekomendasikan pemberian ASI sejak lahir sampai berusia 6 bulan (WHO, 2001

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM PENELITIAN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM Helmi Yenie* dan Mugiati* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Peraturan Pemerintah (PP) No.33/2012 mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air susu ibu (ASI) 1. Pengertian ASI eksklusif adalah Pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan makanan lainnya ataupun cairan lainnya seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air

Lebih terperinci

ASI ADALAH ANUGERAH LUAR BIASA YANG DIBERIKAN TUHAN KEPADA MANUSIA KENAPA BANYAK ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN ASI

ASI ADALAH ANUGERAH LUAR BIASA YANG DIBERIKAN TUHAN KEPADA MANUSIA KENAPA BANYAK ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN ASI ASI ADALAH ANUGERAH LUAR BIASA YANG DIBERIKAN TUHAN KEPADA MANUSIA KENAPA BANYAK ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN ASI Padahal kita tahu Manfaat ASI bagi bayi Sebagai nutrisi Meningkatkan kecerdasan Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan penyediaan energi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. dan penyediaan energi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi pada awal kehidupan. ASI mengandung semua zat gizi (nutrient) yang dibutuhkan untuk membangun dan penyediaan energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu 2.1.1 Definisi ASI Eksklusif ASI eksklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan.

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KOTA BANDAR LAMPUNG Nadia Ulfa Taradisa*,Tumiur Sormin **, Musiana** *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

Lebih terperinci

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA PERTEMUAN II * Persalinan - Tanda - tanda persalinan - Tanda bahaya pada persalinan - Proses persalinan - Inisiasi Menyusui Dini (IMD) * Perawatan Nifas - Apa saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air susu ibu sebagai makanan alami yang disediakan untuk bayi. Menyusui banyak manfaatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masa nifas (postpartum) merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa disebut masa puerperineum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemberian ASI dari ibu ke bayi yang dilakukan dengan baik dan benar.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemberian ASI dari ibu ke bayi yang dilakukan dengan baik dan benar. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Menyusui adalah proses yang alami dan bayi menghisap secara alamiah, akan tetapi bisa timbul kesulitan pada awalnya karena itu diperlukan cara menyusui yang baik dan

Lebih terperinci