[Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar]
|
|
- Adi Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG
2 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 1 TELAGA ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif deskriptif inferensial menggunakan analisis statistik regresi linier sederhana. Dengan sasaran penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Telaga yang berjumlah 354 orang, dengan jumlah sampel 155 orang menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas X SMA Negeri 1 Telaga dapat dipengaruhi oleh media pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara penggunaan media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas X SMA Negeri 1 Telaga. Kata Kunci: Media Pembelajaran, Motivasi Belajar Siswa PENDAHULUAN Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan pokok Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertuang dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka pemerintah mengusahakannya melalui program pendidikan. Hal itu telah diatur dalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat 3 bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dalam Undang-undang. Menindaklanjuti amanat UUD 1945 tersebut maka pemerintah mengeluarkan peraturan baru dan menuangkannya dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) pasal 1 Ayat 1 menjelaskan bahwa : Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG
3 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sangat jelas dikatakan bahwa siswa harus melalui proses belajar terlebih dahulu untuk dapat mengembangkan potensi dalam dirinya. Potensi dalam hal ini mencakup kemampuan intelektual, kemampuan spritual, dan kemampuan emosional. Dapat dilihat betapa pendidikan sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan sudah merupakan suatu kebutuhan dan wajib dimiliki, juga merupakan hak mendasar bagi setiap warga negara. Dilihat dari segi fungsi, pendidikan nasional memiliki fungsi seperti yang tertuang dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003 pasal 3, bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan isi pasal 3 UUSPN No. 20/2003, pendidikan sangat berperan dalam pembentukan karakter agar menjadi bangsa yang beradab dan bermartabat serta cerdas baik itu cerdas intelektual, cerdas emosional, dan cerdas spritual. Untuk itu pemerintah mengusahakan berbagai jalur pendidikan baik itu pendidikan formal maupun nonformal sehingga dapat menyentuh seluruh elemen masyarakat. Agar menjadi bangsa yang cerdas sesuai dengan tujuan dan fungsi pendidikan tersebut, kita harus melalui proses belajar terlebih dahulu. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar itu adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG
4 Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. (Arsyad, 2011:1) Peneliti melihat bahwa salah satu mata pelajaran yang dapat mewujudkan fungsi pendidikan nasional adalah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Tidak heran sejak SD hingga di bangku kuliah siswa senantiasa mendapatkan pembelajaran PKn agar pembentukan karakter dapat terus diasah sejak dini hingga dewasa. Namun pada realita yang ada, mata pelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang diminati dan kurang menarik dikalangan siswa. Untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap mata pelajaran yang kurang diminati, seorang guru harus dapat membuat suatu terobosan agar dapat menggugah keinginan siswa atau dapat memotivasi siswa untuk belajar. Dinamakan belajar, jika terdapat interaksi antara guru dan siswa di kelas. Agar proses belajar dapat berjalan sesuai dengan yang guru inginkan, maka siswa juga memerlukan motivasi. Motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri siswa, seperti kondisi kesehatan, minat belajar, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berpengaruh yang timbul dari luar siswa, seperti Guru, lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat), ketersediaan sarana dan prasarana, metode dan strategi mengajar. Berdasarkan pendapat Uno (2011:23) Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsiknya berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan lingkungan yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Lingkungan yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Seorang siswa jika tidak memiliki motivasi dalam belajar maka akan berpengaruh pada menurunnya hasil belajar dan prestasi siswa. Motivasi memiliki peran penting dalam proses belajar setiap siswa. Siswa yang memiliki motivasi akan dapat meningkatkan prestasi dalam belajarnya, siswa yang memiliki motivasi Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG
5 tidak menyia-nyiakan waktu yang ada. Ia dapat mengefektifkan waktu yang ada untuk dimanfaatkan sebaik mungkin, memiliki pandangan hidup yang jelas dan keinginan yang tinggi dalam menggapai cita-cita. Siswa yang ingin mencapai citacita akan akan semangat dalam melakukan berbagai aktivitas pembelajaran dan belajar dengan sangat giat baik di kelas maupun di luar kelas. Sesuai pengamatan peneliti di lapangan, saat kegiatan belajar mengajar berlangsung tidak sedikit dari siswa yang hanya menghabiskan waktu di luar. Ada yang hanya di kantin, di toilet, di taman, ada yang sering datang terlambat, keluar masuk saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, ada-ada saja yang dilakukan oleh siswa untuk menghindari kegiatan belajar mengajar PKn. Mereka hanya hadir saat pengambilan absen. Tidak segan-segan siswa mengatakan bosan belajar PKn. Hal ini mengindikasikan bahwa sama sekali tidak ada hal yang menarik dalam belajar PKn. Karena siswa selalu beranggapan bahwa belajar PKn tidak menarik dan membosankan, maka siswa-siswa akan kehilangan semangat dalam belajar. Siswa juga akan ketinggalan dalam materi pelajaran. Hal ini dapat menimbulkan rendahnya motivasi dalam belajar. Dengan memperhatikan perilaku para siswa yang tidak sehat dalam penerimaan materi pada mata pelajaran PKn, banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Peneliti menduga bahwa rendahnya motivasi belajar dipengaruhi oleh penggunaan media pembelajaran. Peran media pembelajaran sangatlah penting dalam membantu guru dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Tentunya guru dalam menyampaikan materi pelajaran harus dapat memotivasi siswa-siswa. Menurut Rohani (dalam Nurjanah, 2013:4) Peran media pembelajaran adalah membangkitkan minat belajar yang baru dan membangkitkan motivasi kegiatan belajar siswa. Menurut pendapat Rowntree dan Mc Known (dalam Nurjanah, 2013:4) Fungsi media pembelajaran adalah membangkitkan motivasi belajar siswa. Tentu dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, kita perlu menambahkan media yang dapat membantu usaha guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. Terutama dalam mata pelajaran PKn yang terkesan penuh dengan hal-hal yang membosankan dimata siswa-siswa masa kini. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG
6 Pengertian Media Pembelajaran Aktifitas belajar di kelas berawal dari adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan/materi pelajaran, dan berbagai sumber belajar lainnya dan fasilitas. Dalam hal ini interaksi dalam proses pembelajaran tersebut juga dipengaruhi oleh media pembelajaran. (Arsyad, 2011:1) Menurut Marshall Mcluhan (dalam Harjanto, 2008:246) Media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Maksudnya adalah, media komunikasi mencakup surat-surat, televisi, film, dan telepon. Menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2007:3) Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Menurut Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2007:4) bahwa : Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi (dalam Sadiman, 2007:6) (Association of Education and Communication Technology/AECT) Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) (dalam Sadiman, 2007:7) Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca. Menurut Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya, 2009:163), Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televisi jika digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran. Menurut Uno Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG
7 (2011:114) Media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Setyono (dalam Husaini, 2009:13) Media merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar yang digunakan dalam rangka lebih mengaktifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa sehingga terwujud situasi belajar yang efektif, dimana siswa lebih semangat belajar jika media yang digunakan menarik hingga perlu diusahakan media yang digunakan itu menarik. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu perantara yang menghubungkan Si penyampai pesan (Guru) dengan Si penerima pesan (siswa), dalam hal ini pesan berupa materi pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan dalam hal yang berhubungan dengan program pendidikan. Ciri-Ciri Media Pendidikan Media pembelajaran agar dapat memberikan motivasi pada siswa syaratnya harus menarik. Media pembelajaran yang menarik sudah barang tentu merupakan media yang baik. Secara ringkas, peneliti melihat bahwa berikut merupakan ciri-ciri media pembelajaran yang menarik. a) Menggunakan gambar. Menurut Levie & Lentz, Penggunaan gambar lebih menarik perhatian dan dapat mengurangi kebosanan dibanding dengan teks. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi/pesan yang terkandung dalam gambar. (Arsyad, 2011: 17). b) Menggunakan efek suara. Efek suara dapat menciptakan suasana yang menarik dan memotivasi siswa, selain itu dapat mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengar, sehingga dalam pembelajaran guru dapat menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar. (Arsyad, 2011: 149). Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG
8 c) Menggunakan animasi Animasi merupakan deretan gambar bergerak yang berurutan dan dapat dilihat oleh mata kasar manusia dalam bentuk pergerakan. Animasi dapat merangsang siswa dalam pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar guna menginformasikan atau mendorong lahirnya respons emosional. (Arsyad, 2011: 155). d) Ada permainan (game). Program permainan yang dirancang dengan baik dapat memotivasi siswa meningkatkan pengetahuan dan keterampilannnya (Arsyad, 2011: 162). e) Menggunakan teknik drama atau hiburan Menurut Kemp & Dayton, dengan menggunakan teknik drama atau hiburan dapat melahirkan minat dan merangsang peserta didik untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan sumbangan material). Sehingga akan mempengaruhi sikap, nilai dan emosi. (Arsyad, 2011:20) f) Ada latihan soal. Arsyad (2011: 74) mengemukakan bahwa sesuatu hal baru jarang sekali dapat dipelajari secara efektif hanya dengan sekali jalan. Agar suatu pengetahuan atau keterampilan dapat menjadi bagian kompetensi atau kecakapan intelektual seseorang, haruslah pengetahuan atau keterampilan itu sering diulangi dan dilatih dalam berbagai konteks. Dengan demikian ia dapat tinggal dalam ingatan jangka panjang. Selain itu, Arsyad (2011: 160) mengemukakan bahwa latihan akan mempermahir keterampilan atau memperkuat penguasaan konsep. Dengan adanya latihan soal dapat menimbulkan perhatian siswa, dan dapat mengukur sejauh mana pemahaman siswa, sehingga dapat memicu minat dan motivasi pada siswa dalam belajar. g) Ada feed back (umpan balik). Media pembelajaran yang menarik dapat dilihat melalui feed back/umpan balik. Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala kepada siswa diinformasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil belajar akan Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG
9 memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar yang berkelanjutan (Arsyad, 2011:74). h) Mudah dipahami Sadiman., dkk (2009: 81) mengemukakan bahwa Salah satu ciri media pembelajaran yang baik adalah isi penyajiannya mudah dipahami siswa. penyajian isi materi yang mudah dipahami siswa akan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar. Manfaat Penggunaan Media Hamalik (dalam Arsyad, 2011:15) bahwa Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Menurut Kemp & Dayton (dalam Arsyad, 2011:19) Media pembelajaran dapat memenuhi 3 fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya (massal), yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, (3) memberi instruksi. Sudjana & Rivai dalam Arsyad (2011:24-25) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu : 1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar 2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran 4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dll Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG
10 Dengan berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka peneliti berpendapat bahwa dengan adanya media pembelajaran ini dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi kelancaran proses pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran, proses belajar dapat dilakukan dimana saja, dengan waktu yang singkat. Selain itu, media pembelajaran juga dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar dari para siswa, mempermudah siswa untuk memahami materi yang disampaikan, memperluas wawasan dan pengalaman siswa, dan masih banyak lagi manfaat lainnya. Pada intinya, dengan adanya media pembelajaran dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dan mempermudah penyampaian informasi atau pesan dari guru selaku pemberi pesan kepada siswa selaku penerima pesan. Pengertian Motivasi Belajar Menurut Duncan (dalam Ngalim, 2007:72) Motivasi adalah setiap usaha yang disadari untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Vroom (dalam Ngalim, 2007:72), Motivasi mengacu pada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam yang dikehendaki. Selanjutnya John P. Campbell menambahkan, bahwa Motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihan tingkah laku. Menurut Don Hellriegel & John W. Slocum (dalam Uno, 2008:5) bahwa : Motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Perilaku pada hakikatnya berorientasi pada suatu tujuan. Dengan kata lain, perilaku seseorang dirancang untuk mencapai tujuan yang memerlukan proses interaksi dari beberapa unsur. Dengan demikian, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan, seperti (1) keinginan yang hendak dipenuhinya, (2) tingkah laku, (3) tujuan, (4) umpan balik. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang kuat baik dari dalam diri maupun dari luar seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG
11 Fungsi Motivasi Dalam Belajar Menurut Hamalik (dalam Rauf, 2010:8) mengemukakan ada 3 fungsi motivasi: 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan. 2. Menentukan arah perbuatan yakni kearah yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menetukan perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan oerbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat. Motivasi selain sebagai pendorong, penentu arah, dan penyeleksi perbuatan, juga memiliki beberapa fungsi utama lainnya. Searah dengan pendapat sebelumnya, Ngalim (2007:93) menguraikan 3 fungsi utama motivasi sebagai berikut : 1. Memberikan kekuatan semangat (energeze) kepada seseorang dalam melakukan kegiatan belajar 2. Mengarahkan (direct) kegiatan yang perlu motivasi, misalnya perhatian, waktu dan daya diarahkan untuk menemukan cara yang dapat ditempuh guna mencapai tujuan 3. Memilih dan menekankan kepada tingkah laku yang tepat dilakukan dalam melaksanakan usaha mencapai tujuan dan menghindari tingkah laku yang tidak ada hubungannya dengan mencapai tujuan. Jenis-jenis Motivasi Belajar Herzberg mengembangkan teori hierarki kebutuhan Maslow menjadi teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan satisfier atau intrinsic motivation dan faktor pemelihara (maintenancfactor) yang disebut dengan higiene, disatisfier atau extrinsic motivation (dalam Purnamasari, 2013:12). Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG
12 Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan (faktor intrinsik). (supiani.staff.gunadarma.ac.id\publications\teoriteorimotivasi.doc) Motivasi Intrinsik Menurut Djamarah (2011:149) Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi itu intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam pelajaran itu. Anak didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan untuk mendapatkan pujian, nilai tinggi, hadiah, dan sebagainya. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar, keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan dimasa mendatang. (Djamarah, 2011: ) Motivasi Ekstrinsik Menurut Sadiman (2007:90) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan, et al dalam Ngalim (2007:51) menganggap Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak di luar pengetahuan, yakni tidak terkandung di dalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno dalam Rauf (2010:12) berpendapat bahwa Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. Menurut djamarah (2011:151) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar (resides in some factors outside in the learning situation). Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG
13 Dalam hal ini, siswa belajar karena hendak mencapai tujuan lain di luar hal yang dipelajarinya. Misalnya untuk mencapai gelar sarjana, mendapatkan nilai tinggi, mendapat pujian, hadiah, dan sebagainya. Paradigma Penelitian/Kerangka Berpikir Dalam hal ini, peneliti dapat menggambarkan secara sederhana pola hubungan antara variabel yang akan diteliti. X Media Pembelajaran (Variabel Independen) a. penggunaan gambar b. penggunaan efek suara/musik c. penggunaan animasi d. penggunaan permainan (game) e. teknik drama/hiburan f. penggunaan latihan/soal g. feed back h. mudah dipahami Y Motivasi Belajar Siswa (Variabel Dependen) a. motivasi intrinsik : - penguasaan nilai - hasrat belajar - pemikiran yang positif b. motivasi ekstrinsik : - nilai tinggi - pujian - reward PEMBAHASAN Hal mendasar dilakukannya penelitian ini karena dengan melihat fenonema di lapangan siswa kurang bersemangat dalam belajar PKn sehingga mengakibatkan siswa kurang memiliki motivasi dalam belajar. Untuk meningkatkan motivasi dalam belajar maka perlu adanya penggunaan media pembelajaran. Karena dengan adanya media pembelajaran maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Sesuai dengan hasil olahan data, persentase skor capaian untuk variabel Media Pembelajaran adalah sebesar 81,2% dengan total skor sebanyak ada pada kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa para siswa menginginkan media pembelajaran yang edukatif dan menarik. Jika dilihat secara per indikator masih ada aspek yang memiliki skor agak rendah, diantaranya aspek mengenai media pembelajaran dengan efek suara yakni skor indikator sebesar 69,3%. Secara keseluruhan Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa Media pembelajaran Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG
14 berdasarkan jawaban responden sangat diinginkan oleh para siswa namun demikian untuk efek suara kurang diminati. Persentase skor capaian untuk variabel motivasi belajar siswa adalah sebesar 89,4% dengan skor total berada pada kategori sangat baik. Namun jika dilihat secara per item masih ada beberapa aspek yang masih memiliki skor agak rendah diantaranya aspek yang berkenaan dengan penguasaan nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa Motivasi belajar siswa sudah sangat baik walaupun masih diperlukan pembenahan terutama pada penguasaan nilai-nilai yang terkandung dalam pelajaran. Selanjutnya, analisis regresi linier sederhana digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh nilai variabel dependen (motivasi belajar) bila nilai variabel independen (media pembelajaran) dimanipulasi/dirubah-rubah atau dinaik-turunkan. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan model regresi linear dari variabel penelitian adalah Ŷ = 26, ,560X. Hal ini menunjukkan bahwa nilai motivasi belajar siswa jika tanpa adanya media pembelajaran yang menarik maka nilainya sebesar 26,550 satuan, sedangkan koefisien sebesar 0,560 berarti bahwa setiap peningkatan atau penambahan sentuhan media pembelajaran maka akan meningkatkan motivasi belajar siswa sebesar 0,560 satuan. Atau dengan kata lain, jika tidak terdapat pengaruh dari variabel Media pembelajaran, maka rata-rata nilai dari variabel Motivasi belajar siswa adalah sebesar 26,550 satuan. Namun jika media pembelajaran memiliki pengaruh, maka setiap perubahan variabel Media pembelajaran sebesar 1 satuan akan mempengaruhi Motivasi belajar siswa sebesar 0,560 kali satuan. Mengacu pada hasil uji hipotesis statistik yang telah dilakukan, maka hipotesis penelitian yang dirumuskan peneliti pada akhir Bab II yakni Terdapat pengaruh yang positif antara media pembelajaran dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas X SMA Negeri 1 Telaga teruji serta memiliki pengaruh yang positif dan signifikan. Hipotesis penelitian yang telah teruji serta berpengaruh positif dan signifikan tersebut berdasarkan hasil perhitungan koefisiensi jalur regresi linier sederhana dengan nilai t- hitung diperoleh sebesar 7,317 lebih besar dibandingkan nilai t- tabel 1,975. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG
15 Jika kedua nilai t ini dibandingkan maka nilai t- hitung masih lebih besar dibandingkan dengan nilai t- tabel (7,317>1,975) sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima artinya signifikan. Nilai koefisien determinasi atau angka R Square adalah sebesar 0,259. Nilai ini menunjukan bahwa sebesar 25,9% variabilitas motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas X SMA Negeri 1 Telaga dapat dipengaruhi oleh media pembelajaran, sedangkan sisanya sebesar 74,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan olahan data, maka peneliti menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara penggunaan media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas X SMA Negeri 1 Telaga. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada., Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Djamarah, Syaiful Bahri Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta. Harjanto Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Husaini, Fauziah T Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Kabila. Skripsi. Perpustakaan Pusat UNG. Gorontalo. Ngalim M, Purwanto Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurjanah, Elis Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Tesis. Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Pontoh, Vicky Febri Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran LCD Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Bolaangitang Barat. Skripsi. Perpustakaan Pusat UNG. Gorontalo. Purnamasari, Fitriana Analisis Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg s Motivation Hygiene Theory. ana-purnamasari_p e-penerapan-teori-motivasi-dua- Faktor-Herzberg-di-Perumnas2.pdf. 23 Nopember 2014 (10:00AM) Rauf, Elina A Hubungan Antara Media Pembelajaran Dengan Motivasi Belajar Siswa Di SMA Mohammadiyah Batuda a. Skripsi. Perpustakaan Pusat UNG. Gorontalo. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG
16 Sadiman, Arief S. (dkk) Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada., Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta., Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta., Statistika Untuk Penelitian. B andung. Alfabeta. Uno, Hamzah B Teori Motivasi Dan Pengukurannya Analisis Dibidang Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara., Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara., Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. UUD 1945 Hasil Amandemen & Proses Amandemen UUD 1945 Secara Lengkap (Pertama 1999 Keempat 2002) Jakarta : Sinar Grafika. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional. ( CDEQFjAF&url=http%3A%2F%2Fsupiani.staff.gunadarma.ac.id%2FPub lications%2ffiles%2f1178%2fteori%2bteori%2bmotivasi.doc& ei=p1l1vlbuhqpumgwclyd4da&usg=afqjcngxws54tvsuqc_37ic nuongsibzg&sig2=fp0jmzuxyjtualflbnbdwg&bvm=bv ,d.dgy) diakses tanggal 26 Nopember 2014, 11:45AM Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, UNG
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan pokok Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertuang dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945. Untuk
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012
PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 Naskah Publikasi Disusun oleh YULIYATUN A 210 080 090
Lebih terperinci02. Konsep Dasar Media
02. Konsep Dasar Media Standar Kompetensi Memahami dan membuat salah satu media pembelajaran biologi untuk sekolah menengah Kompentesi dasar menjelaskan tentang konsep dasar media, pembelajaran, sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan masa depan pada zaman globalisasi. Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR
162 PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR M. Ridwan*, Indrati Kusumaningrum**, Risma Apdeni*** Email: mhdridwan33@yahoo.com ABSTRACT Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Elis Nurjanah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan negara yang terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) adalah mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BOLIYOHUTO ABSTRAK
1 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BOLIYOHUTO Eyin Sumarno 1 Yulianto Kadji 2 Badriyyah Djula 3 ABSTRAK EYIN SUMARNO. 91141131.
Lebih terperinciPENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014
PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerus. Selaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran cukup penting untuk mencetak masyarakat yang cerdas dan berwawasan yang luas. Sebagaimana dengan tujuan dan fungsi pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi yang penting bagi setiap individu bahkan Negara. Dalam kehidupan yang penuh persaingan saat ini, seseorang diperhitungkan kedudukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan diartikan sebagai suatu proses belajar berupa aktivitas yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia tidak dapat lepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Di samping itu, pendidikan
Lebih terperinciDosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun. Soenarjo Siska Diana Sari Dwijayanto
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BARAT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Soenarjo Siska Diana Sari Dwijayanto
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi
PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR DAN KOMUNIKASI MAHASISWA DENGAN DOSEN PADA MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FKIP UMS ANGKATAN 2010 NASKAH
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
0 PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal
Lebih terperinciPengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur
1 Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur Sasmita Hairia Lauma 1, Salma Bowtha 2, Badriyyah Djula 3
Lebih terperinciPENGARUH MINAT BACA DI PERPUSTAKAAN PGSD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PGSD SEMESTER GENAP TAHUN 2014/2015
PENGARUH MINAT BACA DI PERPUSTAKAAN PGSD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PGSD SEMESTER GENAP TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk generasi penerus bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pondasi bagi majunya suatu negara. Bahkan pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pondasi bagi majunya suatu negara. Bahkan pendidikan dapat dikatakan sebagai tujuan negara Indonesia sesuai dalam undang-undang 1945 telah
Lebih terperinciPERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Hasruddin Abstrak Perkembangan biologi sebagai sains murni dan aplikasinya dalam teknologi yang semakin pesat mendorong upaya-upaya inovasi pemanfaatan hasil-hasil
Lebih terperinciJurnal Siliwangi Vol. 3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan
KONTRIBUSI MOTIVASI BERDASARKAN LATAR BELAKANG SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA Witri Nur Anisa 1), Ratna Rustina 2) 1,2 Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang
Lebih terperinciPeranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula
Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula Mawarni, Huber Yaspin Tandi, Dan Rizal Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Penjelasan Judul Sebelum menguraikan tesis ini lebih lanjut, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian judul dengan maksud menghindari kesalahpahaman pengertian. Tesis ini berjudul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang baik. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu. diberikan melalui pendidikan formal di sekolah maupun di lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia yang baik. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinciArnot Pakpahan Surel :
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAI SISTEM TATA SURYA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Arnot Pakpahan Surel : arnotpakpahan20@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serankaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengar, meniru dan lain sebagainya.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 33 BANDA ACEH. ImraatusShalihah, Mahmud, M.
IMPLEMENTASI TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 33 BANDA ACEH ImraatusShalihah, Mahmud, M.NasirYusuf Miraatus201@gmail.com ABSTRAK Dalam konteks pembelajaran dikelas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran, sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia, pendidikan dapat mempengaruhi manusia dalam semua aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, pendidikan dapat mempengaruhi manusia dalam semua aspek kepribadian dan kehidupannya.
Lebih terperinciRamlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang
Jurnal Ilmiah Solusi Vol. 1 No.1 Januari Maret 2014: 22-30 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS MAHAMAHASISWA (PBAM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATISTIKA DASAR MAHASISWA PROGRAM
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR The influence of study motivation through students study achievement in student of class XI IPS at SMA Negeri 2 Metro Academic year 2012/2013 Mar atur
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan
BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam
Lebih terperinciUsulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SOSIOLOGI PENDIDIKAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Usulan Penelitian Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat indonesia. Pembangunan yang dimaksud disini adalah pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa meraih
Lebih terperinciHj. Yusida Gloriani & Teti Tresnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 CILIMUS TAHUN AJARAN 013/014 Hj.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang memiliki pengetahuan,
Lebih terperinciPENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012
PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012 Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADAA KELAS VIII SMP NEGERI I SAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADAA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I SAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi.
PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 GIRIMARTO TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII DI MTsN SURAKARTA II
PENGARUH VARIASI MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII DI MTsN SURAKARTA II NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusianya. Untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas maka diperlukan suatu tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang dan direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan bangsa merupakan salah satu cita-cita luhur dari perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Maka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu (knowing) ataupun menghafal (memorizing) tetapi dituntut untuk memahami konsep biologi. Untuk kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pembangunan nasional pada dasarnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Membangun dan membentuk masyarakat Indonesia untuk menjadi manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat semakin meningkatkan tuntutan hidup masyarakat di segala bidang, termasuk dalam bidang pendidikan.
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Yunia Trias Kristiawati, Budiyono, Riawan Yudi Purwoko Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciMEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media
MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana guru harus menyelidiki hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam
Lebih terperinciPengaruh Penerapan Metode Stimulus-Respon Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI MAN 2 Kota Bima
Pengaruh Penerapan Metode Stimulus-Respon Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI MAN 2 Kota Olahairullah Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Lebih terperinciHUBUNGAN KELENGKAPAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SMP N 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL
HUBUNGAN KELENGKAPAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SMP N 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciSesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam usahanya meningkatkan kualitas dan martabat hidupnya, ia akan selalu berusaha meningkatkan kemampuan dirinya. Usaha terpenting yang dilakukan adalah
Lebih terperinciPENERAPAN KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI KELAS IV SD NEGERI LAMREUNG KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA ACEH BESAR
PENERAPAN KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI KELAS IV SD NEGERI LAMREUNG KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA ACEH BESAR Nuzul Wahyu Wulan Dari, M.Husin Affan, Nurmasyitah. NuzulWahyu99@gmail.com ABSTRAK Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Negara. 1 Dalam mewujudkan kecerdasan bangsa yaitu dengan belajar, dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan
Lebih terperincidengan Sistem Pendidikan Nasional. 1
PENGARUH MINAT DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KECAMATAN TUGU KABUPATEN TRENGGALEK A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai
Lebih terperinciHubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi
Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Ibnu Muchamad Romandhon (0712003) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar dapat dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan kontribusi yang besar dalam mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
PENGARUH VARIASI MENGAJAR GURU DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang
Lebih terperinciKOMIK PENDIDIKAN SEBAGAI MEDIA INOFATIF MI/SD Sigit Dwi Laksana (Staf Pengajar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo)
KOMIK PENDIDIKAN SEBAGAI MEDIA INOFATIF MI/SD Sigit Dwi Laksana (Staf Pengajar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo) sigitciovi@gmail.com Abstrak One picture is worth a thousand word ( satu gambar sama
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS
9 BAB II KERANGKA TEORETIS A. Konsep Teoretis 1. Pengertian Apersepsi Apersepsi adalah suatu gejala jiwa yang kita alami apabila suatu kesan baru masuk dalam kesadaran kita dan berassosiasi/bertautan dengan
Lebih terperinciSTUDI KORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, KEMAMPUAN AWAL, DENGAN HASIL BELAJAR. Oleh :
STUDI KORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, KEMAMPUAN AWAL, DENGAN HASIL BELAJAR Oleh : Riyanto MT, Sudjarwo dan Herpratiwi FKIP UNILA, Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung email
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Abstrak.Yulianita Diah Utami
Lebih terperinci2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 dijelaskan bahwa, Pendidikan adalah
Lebih terperinciPengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ABSTRAK
1 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo Memin Day 1, Irina Popoi 2, Hj. Fitri Hadi Yulia Akib, 3 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi kehidupan manusia, khususnya bangsa Indonesia. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR Tiara Rosalina E-mail: tiararosalina99@yahoo.co.id Universitas Negeri Malang, Jl. Surabaya 5 Malang 65145 Abstract: The purpose
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan menyebutkan, bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dan sekaligus sistem yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini sebagai
Lebih terperinciSartika Tolingguhu NIM :
Summary HUBUNGAN TINGKAT MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA (Suatu Penelitian Mahasiswa Semester IV di Jurusan S1 Keperawatan UNG) Sartika Tolingguhu NIM : 841 409
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF 1 DI SMK NEGERI 1 GORONTALO
PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF 1 DI SMK NEGERI 1 GORONTALO Junira Hilumalo 911409106 Yulianto Kadji Irawati Abdul S1 Pendidikan Ekonomi, Fakultas
Lebih terperinciFUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PENDIDIKAN
FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PENDIDIKAN Fungsi dan Manfaat Media Pendidikan Salah satu fungsi utama media pendidikan adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, danlingkungan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Penggunaaan media gambar dalam pembelajaran IPS dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah karena tidak hanya sekedar menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi melibatkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.
11 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA 1. Tinjauan Pustaka A. Konsep Pengaruh Menurut Hugiono, 1987:47 pengaruh merupakan dorongan atau bujukan dan bersifat membentuk atau merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang agar mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN LEARNING RESOURCES BY DESIGN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN DAN KESADARAN SISWA DALAM BELAJAR FISIKA
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN LEARNING RESOURCES BY DESIGN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN DAN KESADARAN SISWA DALAM BELAJAR FISIKA Hijrana, Rafiqah Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah
Lebih terperinciMarina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta
PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS DI SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Marina Tri Handhani Universitas Sebelas
Lebih terperinciTUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :
TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang apalagi diera globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan
Lebih terperinciARTIKEL/JURNAL OLEH ROBIATUL AINI RRA
ARTIKEL/JURNAL HUBUNGAN MINAT BACA SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS VIISMP NEGERI 30 MUARO JAMBI OLEH ROBIATUL AINI RRA1109069 PROGRAM STUDI
Lebih terperinci