Kartika Sari, Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama Menggunakan Media Google Drive dan Tanpa Google Drive
|
|
- Ade Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 Kartika Sari, Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama Menggunakan Media Google Drive dan Tanpa Google Drive 1
3 Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X 1. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks, memerlukan waktu yang lama, dan melibatkan berbagai subsistem. Sementara, pada era global seperti saat ini maupun pada masa yang akan datang dituntut sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan kualitas SDM pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya saing suatu bangsa. Selain itu terdapat pula tantangan-tantangan penting yang perlu dikuasai pada abad ke-21 seperti interdependens global, demokrasi, kewirausahaan kreatif, dan hubungan intrapersonal (Johnson and Johnson, 2014a). Terkait dengan hal tersebut maka tuntutan tersebut menempatkan pendidikan pada posisi yang sangat penting. Begitu pentingnya peran dan tujuan pendidikan, sehingga mutu pendidikan haruslah ditingkatkan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui peningkatan kualitas pembelajaran. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi, peranan sistem pembelajaran di kelas yang melibatkan interaksi antara dosen dan mahasiswa memegang peranan penting. Dosen berperan sebagai penggerak atau motivator proses pembelajaran, serta menentukan suasana keberhasilan mahasiswa untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Dalam hubungannya dengan peranan pendidik di kelas, Waller dalam (Dimyati, 1991) menyatakan bahwa pendidik dan anak didik di kelas bukanlah mesin mengajar dan mesin belajar, tetapi keduanya merupakan keseluruhan manusia yang terikat bersama di dalam interaksi sosial yang kompleks. Dalam interaksi sosial di kelas, seorang pendidik dituntut mampu melaksanakan interaksi pembelajaran. Untuk dapat melaksanakan interaksi pembelajaran tersebut, Djamarah dan Zain (2002) mengemukakan bahwa apabila seorang pendidik melaksanakan pengembangan sistem pembelajaran, maka pendidik akan merangkap tugas melaksanakan berbagai fungsi. Dalam hal itu, pendidik akan menjalankan fungsi ahli bidang studi, ahli proses pembelajaran, ahli media, dan ahli evaluasi. Seels dan Richey (1994) menyatakan bahwa pendidik sebagai praktisi pembelajaran pada hakikatnya memiliki kemampuan teori dan praktik merancang, mengembangkan, dan memberikan informasi kepada anak didik tentang hasil kerjanya dalam mengerjakan tes atau latihan. Dari beberapa kemampuan tersebut, pendidik diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran di kelas yang membuat anak didik dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu, seorang pendidik yang efektif dan bertanggung jawab akan selalu mengupayakan untuk menjawab tiga pertanyaan. Pertama, seberapa penting anak didik menyadari apa yang telah dipelajari dan apa yang belum dipelajari. Kedua, apa yang harus dilakukan oleh pendidik untuk mengoreksi kesalahan pembelajaran dan pemahaman. Ketiga, apakah peran umpan balik dan pembetulan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan penalaran dan komunikasi anak didik selama proses belajar mengajar. Johnson et al. (1998) dan Johnson dan Johnson (2014b) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan penerapan dari teori interdependens sosial (social interdependence theory). Teori ini menyatakan bahwa terdapat dua jenis interdependens sosial yaitu positif (kooperatif) dan negatif (kompetitif). Lebih lanjut Johnson dan Johnson (2014b) mengatakan bahwa interdependens positif (kooperasi) akan terjadi jika masing-masing orang percaya bahwa tujuan akan tercapai jika dan hanya jika masing-masing individu yang diajak bekerja sama terjalin hubungan secara kooperatif. Sementara, interdependens negatif akan terjadi jika dan hanya jika masing-masing individu percaya bahwa tujuan akan tercapai jika dan hanya jika individu-individu lain gagal mencapai tujuannya. Sebaliknya, interdependens tidak terjadi jika masingmasing individu percaya bahwa tujuan akan tercapai terlepas dari apakah terdapat atau tidak individu dalam mencapai tujuan. Johnson dan Johnson (2014a) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan alat dasar yang dapat digunakan untuk mengatasi empat tantangan pada abad ke-21. Keempat tantangan tersebut antara lain: meningkatnya interdependens global secara cepat yang akan menyebabkan diversitas lokal dan konflik yang lebih sering dan intens; meningkatnya demokrasi di seluruh dunia; perlunya kewirausahaan kreatif (creative enterpreneurs); dan semakin meningkatnya peranan hubungan intrapersonal. Lebih lanjut Johnson dan Johnson (2014a) mengatakan upaya kooperatif memungkinkan individu untuk mengembangkan kompetensi yang diperlukan dalam tingkat global. Menurut Slavin (2010) terdapat banyak bentuk pembelajaran kooperatif, namun semuanya melibatkan anak didik belajar dalam kelompokkelompok kecil atau tim untuk membantu satu sama lain mempelajari materi pelajaran. Shimazoe dan Aldrich (2010) mengatakan bahwa pada pembelajaran kooperatif pendidik memandu (guiding), memantau (monitoring), dan membatasi kegiatan kelompok anak didik (framing). Johnson dan Johnson (1999) mengatakan ada lima elemen dasar dalam pembelajaran kooperatif. Elemen pertama adalah interdependens positif. Interdependens positif adalah persepsi bahwa anggota grup terhubung dengan anggota lain sedemikian hingga kesuksesan grup adalah tergantung dari kerja grup. Elemen kedua adalah akuntabilitas individu. Akuntabilitas individu akan terjadi jika kinerja masing-masing individu dinilai dan hasilnya dikembalikan kepada kelompok dan 2
4 Kartika Sari, Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama Menggunakan Media Google Drive dan Tanpa Google Drive individu. Elemen ketiga adalah interaksi promotif tatap-muka (face-to-face promotive interaction). Interaksi ini terjadi jika masing-masing individu mendukung kesuksesan individu lain dengan membantu, mendukung, memberikan semangat, dan menghargai usaha individu lain untuk mencapai tujuan grup. Elemen keempat adalah keahlian sosial, yaitu kesuksesan dalam kooperatif memerlukan keahlian intrapersonal dan grup kecil. Elemen terakhir adalah pemrosesan grup. Pemrosesan grup akan ada jika anggota grup mendiskusikan bagaimana anggota-anggota grup akan mencapai tujuannya dan menjaga hubungan kerja yang efektif. Muslimin (2000:6) menyatakan ada empat ciri pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) anak didik bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya; (2) kelompok dibentuk dari anak didik yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah; (3) bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda-beda; dan (4) penghargaan lebih berorientasi kelompok dibanding individu. Menurut Shimazoe dan Aldrich (2010) terdapat beberapa manfaat pembelajaran kooperatif baik bagi anak didik maupun pendidik. Bagi anak didik manfaat tersebut antara lain: meningkatkan pembelajaran secara lebih mendalam, membantu mendapatkan nilai yang lebih tinggi, mengajarkan keahlian-keahlian sosial dan nilai-nilai kemasyarakatan, mengajarkan tingkat keahlian berpikir yang lebih tinggi, dan mengembangkan sikap positif menuju pembelajaran otonom. Sedangkan bagi pendidik manfaat pembelajaran kooperatif antara lain: memberikan kesempatan lebih untuk melakukan refleksi terhadap bagaimana siswa belajar dan menurunkan beban dalam memberikan penilaian. Slavin (2010) membedakan dua kategori metode pembelajaran kooperatif. Kategori pertama adalah pembelajaran tim terstruktur (structured team learning) yakni penghargaan kepada tim berdasarkan kemajuan pembelajaran dari anggota-anggota tim. Kategori kedua adalah metode pembelajaran kelompok informal (informal group learning methods) yang lebih menekankan kepada dinamika sosial, proyek, dan diskusi dibanding penguasaan kepada isi materi tertentu. Pembelajaran tim terstruktur dibedakan lagi menjadi: pembelajaran tim anak didik (student team learning), divisi tim anak didik berprestasi (student teams-achievement divisions), tim-bermain-turnamen (teams-gamestournaments), komposisi dan membaca terintegrasi kooperatif (cooperative integrated reading and composition), tim individual berbantu (team-assisted individualization), strategi pembelajaran dibantu rekan sejawat (peer-assisted learning strategis), dan IMPROVE. Selanjutnya pembelajaran kelompok informal dibedakan lagi menjadi: gergaji silang (jigsaw), belajar bersama (learning together), dan investigasi kelompok (group investigation). Salah satu bagian dari model pembelajaran kooperatif jenis informal adalah model belajar bersama (learning together). Pada model pembelajaran belajar bersama, anggota bersifat heterogen dan menyelesaikan sebuah masalah secara bersama, dan bila berhasil akan memperoleh penghargaan positif secara kelompok. Kelompok ini beranggota empat atau lima orang yang bersifat heterogen (Slavin, 2010). Model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dapat diterapkan secara berulang-ulang dengan syarat anak didik harus memilki kesempatan yang sama dalam kelompoknya, sehingga setiap anak didik dapat memberikan kontribusi yang sama secara maksimal pada kelompoknya. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kerja anak didik dalam kelompok yaitu: taraf kecerdasan anggota kelompok, hubungan antara anggota kelompok, pengalaman anggota kelompok mengenai masalah yang dihadapinya, motivasi anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas, besarnya anggota kelompok, kemampuan pemimpin kelompok dalam memimpin anggotanya, dan keterampilan dan keaktifan anggota kelompok dalam memecahkan masalah. Pemanfaatan teknologi informasi, seperti Google Drive yang dipadukan dengan model-model pembelajaran lain, seperti pembelajaran kooperatif belum menjadi pilihan utama di kalangan pendidik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif yang menggunakan TI saat ini masih dilakukan secara konvensional (off-line), dosen memberikan tugas melalui attachment atau posting di blog-nya, atau berbagi (sharing) berupa handout atau ringkasan materi. Hal ini tentu belum memberikan hasil yang optimal dalam pembelajaran, yaitu pendidik belum mampu mengontrol semua proses kegiatan pembelajaran secara penuh. Artinya, dalam tugas kelompok tidak diketahui siapa mahasiswa yang bekerja dan siapa yang tidak secara real time. Pengaplikasian media pembelajaran Google Drive dipadukan dengan pembelajaran kooperatif diharapkan akan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih interaktif dan inovatif serta memberikan hasil yang optimal dalam proses pembelajaran, di samping meningkatkan kompetensi dosen pengampu mata kuliah dalam pemanfaatan teknologi informasi (TI) dalam rangka inovasi pembelajaran. Johnson dan Johnson (2014b) berpendapat bahwa adalah hal yang sangat mungkin penggunakan teknologi dapat merevolusionerkan pembelajaran kooperatif pada abad ke-21. Berdasarkan latar belakang di atas, serta memperhatikan kelebihan-kelebihan yang dimiliki model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama, maka melalui penelitian ingin diketahui perbandingan model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama 3
5 Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X (learning together) yang dipadukan aplikasi Google Drive sebagai media pembelajaran dan tanpa media Google Drive pada mata kuliah Teknik Riset Pemasaran di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Udayana. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan model analisis variansi satu arah efek tetap. Perlakuan (treatment) diberikan kepada kelompok mahasiswa yang mendapatkan metode pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dengan memanfaatkan aplikasi Google Drive, sedangkan kontrol adalah kelompok mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama tanpa Google Drive. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas Udayana, dengan pertimbangan pembelajaran matematika perlu dibuat lebih interaktif dan inovatif agar mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar. Pelaksanaan penelitian secara keseluruhan dilakukan selama enam bulan, sedangkan pelaksanaan pemberian perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dengan media pembelajaran Google Drive dilakukan selama empat bulan. Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari pemberian perlakuan dan kemudian dilaksanakan tes. Perlakuan yang diberikan berupa pemberian materi untuk mata kuliah Teknik Riset Pemasaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dengan media pembelajaran Google Drive yang akan diujikan. Setelah pemberian materi mahasiswa diberikan tes. Variabel dalam penelitian ini adalah variable bebas: skor hasil belajar mahasiswa dalam mengerjakan tes. Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut penerapan model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dengan media pembelajaran Google Drive berbeda secara signifikan dengan hasil belajar mahasiswa tanpa Google Drive pada mata kuliah Teknik Riset Pemasaran. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pelaksanaan Pembelajaran Dalam proses pelaksanaan pembelajaran, dosen pengampu mata kuliah Teknik Riset Pemasaran, mengelompokkan mahasiswa menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 4 5 orang mahasiswa pada tiap kelompok. Anggota pada masing-masing kelompok bersifat heterogen dalam hal tingkat, jenis kelamin, ras, maupun kemampuan akademiknya. Mahasiswa ditugaskan untuk menyelesaikan tugas kelompok secara bersama-sama, dan penghargaan yang diberikan berorientasi pada penghargaan kelompok. Model pembelajaran ini menekankan pada kegiatan-kegiatan pembinaan kerja sama tim, sebelum mahasiswa mulai bekerja sama dan melakukan diskusi terjadwal di dalam kelompok tentang seberapa jauh mahasiswa berhasil dalam bekerja sama. Materi ajar (Bab I sampai Bab IV) disampaikan kepada mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Divisi tim Anak didik Berprestasi (Student Teams- Achievement Divisions). Setelah pemberian materi dilakukan, seluruh kelompok (enam kelompok) diberikan tes. Pemberian perlakuan berupa pengerjaan tugas kelompok dengan model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dalam penelitian ini diterapkan sebanyak dua kali, yaitu kerja kelompok untuk menyelesaikan tugas pertama yaitu tugas membuat proposal riset pemasaran, dan tugas kedua yaitu perancangan kuesioner riset pemasaran. Pelaksanaan pemberian perlakuan dilaksanakan pada semester ganjil 2014/2015, dimulai pada bulan September sampai dengan Oktober Pelaksanaan tindakan berupa pemberian tugas kelompok kepada mahasiswa. Tugas pertama yang diberikan adalah tugas pembuatan proposal riset pemasaran. Metode pelaksaanaan pengerjaan tugas kelompok adalah: mahasiswa dibagi menjadi enam kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang mahasiswa, dari enam kelompok tersebut tiga kelompok mengerjakan tugas kelompok dengan metode kooperatif belajar bersama dengan memanfaatkan aplikasi Google Drive dan tiga kelompok mengerjakan tugas kelompok dengan kooperatif belajar bersama tanpa bantuan aplikasi Google Drive. Waktu pengerjaan tugas kelompok diberikan selama satu minggu, dan dikumpulkan pada pertemuan kuliah minggu berikutnya. Proposal riset yang dibuat memuat latar belakang masalah, jenis riset, jenis responden, jenis data dan skala, metode pengumpulan data, serta beberapa metode analisis. Pada kegiatan ini dosen pengampu bersamasama dengan mahasiswa melakukan diskusi terhadap hasil tugas pertama yang telah dikerjakan, diskusi meliputi latar belakang masalah, jenis riset, jenis responden, jenis data dan skala, metode pengumpulan data, dan analisis. Diskusi juga dilakukan berkenaan dengan metode kerja kelompok yang diterapkan (dengan memanfaatkan aplikasi Google Drive versus dengan kooperatif belajar bersama tanpa bantuan aplikasi Google Drive). Pemberian tugas kelompok yang kedua, yaitu perancangan kuesioner. Teori perancangan kuesioner mengacu pada teori yang ada pada Bab IV bahan ajar Teknik Riset Pemasaran dan Lembar Kerja Mahasiswa. Metode pengerjaan tugas kelompok, sama dengan tugas metode pelaksanaan pada tugas pertama, yaitu tiga kelompok mengerjakan tugas kelompok dengan metode kooperatif belajar bersama dengan memanfaatkan aplikasi Google Drive dan tiga kelompok mengerjakan tugas kelompok dengan kooperatif 4
6 Kartika Sari, Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama Menggunakan Media Google Drive dan Tanpa Google Drive belajar bersama tanpa bantuan aplikasi Google Drive. Waktu pengerjaan tugas kelompok diberikan selama dua minggu. Pengumpulan tugas kelompok yang kedua, pembahasan hasil kerja kelompok dan diskusi. Diskusi dilakukan berkenaan dengan substansi materi yang menjadi tugas kelompok meliputi: desain pertanyaan dan kuesioner, proses merancang kuesioner, desain skala, perluasan skala dalam riset pemasaran, dan teknik penskalaan. Berkenaan dengan metode kerja kelompok yang diterapkan (dengan memanfaatkan aplikasi Google Drive versus dengan kooperatif belajar bersama tanpa bantuan aplikasi Google Drive), juga dilakukan diskusi mengenai keunggulan dan kelemahan masing-masing metode menurut pendapat mahasiswa. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama ini, penghargaan terhadap kerja kelompok berorientasi pada kelompok, bukan individu. Pada kerja kelompok dengan bertatap muka yang diterapkan pada tiga kelompok, waktu kerja kelompok sebagian besar mengambil waktu pada siang hari. Jika mahasiswa dalam kondisi jadwal kuliah penuh, maka kerja kelompok dengan berkumpul bersama dilakukan setelah perkuliahan selesai. Dalam kondisi jadwal kuliah penuh dan banyak tugas dari masing-masing mata kuliah yang diambil, maka hal ini akan menyulitkan bagi mahasiswa untuk bertatap muka untuk mengerjakan tugas bersama. Gambar 1. Dokumentasi Aktivitas Kerja Kelompok Tanpa Bantuan Aplikasi Google Drive Kerja kelompok dengan memanfaatkan aplikasi Google Drive, saat diskusi berlangsung, proses pembuatan dokumen proposal riset pemasaran dikerjakan secara online dan direvisi secara online juga bersama-sama anggota kelompoknya seperti disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan diskusi 3 orang mahasiswa dan edit dokumen dengan memanfaatkan aplikasi Google Drive. Pengerjaan tugas kelompok dikerjakan malam hari dan dilakukan dari rumah masing-masing tanpa harus bertatap muka dan tanpa dibatasi oleh kendala waktu. Gambar 2. Edit dokumen dengan Aplikasi Google Drive 3.2 Hasil Pembelajaran Cooperative Learning Together dengan Aplikasi Google Drive Versus Tanpa Google Drive Faktor-faktor yang memengaruhi implementasi model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dengan media pembelajaran Google Drive berdasarkan hasil observasi adalah masalah koneksi internet. Beberapa mahasiswa mengungkapkan bahwa jika koneksi internet baik, maka pembelajaran dengan bantuan aplikasi Google Drive dapat mempercepat pengerjaan tugas kelompok tanpa harus bertatap muka, tetapi jika koneksi internet yang menghubungkan anggota kelompok satu dengan yang lain lemah maka proses pengerjaan tugas kelompok akan berjalan lambat. Secara teori, beberapa faktor yang memengaruhi kerja anak didik dalam kelompok yaitu: taraf kecerdasan anggota kelompok; hubungan antara anggota kelompok; pengalaman anggota kelompok mengenai masalah yang dihadapinya; motivasi anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas; besarnya anggota kelompok; kemampuan pemimpin kelompok dalam memimpin anggotanya; dan keterampilan dan keaktifan anggota kelompok dalam memecahkan masalah. Implementasi dari model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama yang dipadukan dengan pemanfaatan media pembelajaran Google Drive pada mata kuliah Teknik Riset Pemasaran, diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan penalarannya dan terjadinya komunikasi di antara 5
7 Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X anggota kelompok selama proses pembelajaran. Penerapan model ini juga diharapkan dapat membiasakan anak didik belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi dan dapat saling mengadakan hubungan antar teman dalam kelompok, sehingga dalam proses pembelajaran dosen tidak hanya menjejalkan materi ajar kepada mahasiswa, tetapi mengupayakan agar konsep-konsep penting dari materi ajar dapat dipahami oleh mahasiswa dengan optimal. Untuk penilaian proses, berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran berlangsung, yaitu pemberian tugas pertama dan tugas kedua, terlihat bahwa selama proses pengerjaan tugas kelompok, semua anak didik dalam kelompok mempunyai kinerja yang baik dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Penerimaan terhadap perbedaan individu juga terlihat dari hasil observasi terhadap enam kelompok mahasiswa yang ada. Hubungan antara mahasiswa dalam kelompok saling terjadi penerimaan terhadap perbedaan tingkat (mahasiswa dalam kelompok terdiri dari mahasiswa yang berbeda tingkat/angkatannya), jenis kelamin, ras, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa dalam penyelesaian tugas kelompok, masing-masing anggota kelompok bekerja sama dengan baik untuk menyelesaikan tugas yang diterima dalam upaya mencapai prestasi akademik maupun personal bersama. Hasil penilaian hasil belajar anak didik setelah diberikan perlakuan berupa pemberian tugas kelompok yang diimplementasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dengan memanfaatkan aplikasi Google Drive dan tanpa aplikasi Google Drive, diperoleh hasil seperti disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai Mahasiswa untuk Kelompok Kontrol dan Perlakuan Kontrol (Tanpa Google Drive) Perlakuan (Google Drive) Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam menggunakan analisis variansi adalah data berdistribusi normal. Untuk menguji kenormalan digunakan uji Shapiro-Wilk. Pengujian kenormalan untuk data kontrol menghasilkan p-value 1, yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0, 05 dan mengindikasikan bahwa data tidak normal. Pengujian kenormalan untuk data perlakuan tidak bisa dilakukan mengingat nilai tugas bernilai sama. Hal ini berarti prosedur pengujian parametrik tidak bisa dilakukan. Untuk mengatasi permasalahan pada analisis variansi satu arah ini digunakan uji Kruskal- Wallis. Hipotesis nol untuk uji Kruskal-Wallis adalah bahwa median kedua kelompok (kontrol dan perlakuan) adalah sama dan hipotesis alternatifnya adalah bahwa median kedua kelompok tidak sama. Pengujian dengan metode Kruskal-Wallis menghasilkan -7 p-value =1, ,05. Dengan demikian, hipotesis nol ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa median kedua kelompok tidak sama. Dengan kata lain, pemberian perlakuan berupa pembelajaran kooperatif tipe belajar dengan menggunakan Google Drive pada kelompok mahasiswa memberikan hasil belajar yang berbeda secara signifikan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama tanpa Google Drive. 4. KESIMPULAN Berdasarkan penilaian hasil belajar mahasiswa dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dengan memanfaatkan aplikasi Google Drive berbeda secara signifikan dengan model kooperatif tipe belajar bersama tanpa bantuan aplikasi Google Drive. Faktor penghambat implementasi model pembelajaran kooperatif tipe belajar bersama dengan media pembelajaran Google Drive, berdasarkan hasil observasi selama mahasiswa mengerjakan tugas kelompok adalah faktor koneksi internet. Observasi juga menemukan bahwa keunggulan dalam mengerjakan tugas dengan aplikasi Google Drive, adalah mahasiswa lebih fokus, serius, dan dapat berkonsentasi dengan penuh dalam pengerjaan tugas. 5. DAFTAR PUSTAKA [1] Dimyati, M Psikologi Pendidikan. Malang: PPS-IKIP Malang. [2] Djamarah, S. B., and Zain, A Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. [3] Johnson, D. W., Johnson, R. T., and Smith, K. A Cooperative learning returns to college: What evidence is there that it works?. Change, [4] Johnson, D. W., and Johnson, R. T Making cooperative learning work. Theory Into Practice, 38(2): [5] Johnson, D. W., and Johnson, R. T. 2014a. Cooperative learning in 21st century. Anales de Psicologia, 30(3): [6] Johnson, D. W., and Johnson, R. T. 2014b. Using technology to revolutionalize cooperative learning: an opinion. Frontiers in Psychology,5:1156. doi: /fpsyg
8 Kartika Sari, Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar Bersama Menggunakan Media Google Drive dan Tanpa Google Drive [7] Muslimin Pembelajaran Kooperatif Type Belajar Bersama. Surabaya: Universitas Press. [8] Seels, B. B., and Richey, R.C Instructional Technology: The Definition and Domains of the Field. Washinton DC: Association for Educational Communications and Technology. [9] Shimazoe, J., and Aldrich, H Group work can be gratifying: understanding and overcoming resistance to cooperative learning. College Teaching, 58: [10] Slavin, R. E Cooperative learning: what makes group-work work? in H. Dumont, D. Istance, and F. Benavides (eds.) The Nature of learning: using research to Inspire Practice, France: OECD Publishing, pp
9 PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BELAJAR BERSAMA MENGGUNAKAN MEDIA GOOGLE DRIVE DAN TANPA GOOGLE DRIVE by Desak Putu Eka Nilakusmawati FILE T IME SUBMIT T ED SUBMISSION ID FULLPAPER_SNAT IA_KOOPERAT IF_GOOGLE_DRIVE.DOCX (222.38K) 25-JAN :46PM WORD COUNT 3536 CHARACT ER COUNT 24846
10
11
12
13
14
15
16
17 PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BELAJAR BERSAMA MENGGUNAKAN MEDIA GOOGLE DRIVE DAN TANPA GOOGLE DRIVE ORIGINALITY REPORT 11% SIMILARIT Y INDEX 10% INT ERNET SOURCES 3% PUBLICAT IONS 5% ST UDENT PAPERS PRIMARY SOURCES hasmansulawesi01.blogspot.com 1 1% 2 1% math.mipa.uns.ac.id 3 1% ocean.kisti.re.kr 4 1% Submitted to % St udent Paper helvia.uco.es 6 1% digilib.unimed.ac.id 7 1% ejournal.undiksha.ac.id 8 <1% library.walisongo.ac.id 9 <1%
18 fis.um.ac.id 10 <1% Submitted to igroup 11 <1% St udent Paper 12 Johnson, David W., and Roger T. Johnson. "Using technology to revolutionize <1% cooperative learning: an opinion", Frontiers in Psychology, Publicat ion Submitted to Turun yliopisto 13 <1% St udent Paper macson-pandiangan.blogspot.com 14 <1% 15 English. Encyclopedia of Educational Leadership and Administration <1% Publicat ion ja.unijobs.eu 16 <1% openstreetmap.or.id 17 <1% jurnal.umrah.ac.id 18 <1% suryannie.wordpress.com 19 <1% 20 <1%
19 21 <1% unmas-library.ac.id 22 <1% pasca.undiksha.ac.id 23 <1% jokocakep.blogspot.com 24 <1% usupress.usu.ac.id 25 <1% matematikauntuksmp.wordpress.com 26 <1% fisika.fmipa.unib.ac.id 27 <1% pasca.unhas.ac.id 28 <1% EXCLUDE QUOTES OFF EXCLUDE MATCHES OFF EXCLUDE BIBLIOGRAPHY OFF
Dharmawan, Pemanfaatan Aplikasi Google Docs
Dharmawan, Pemanfaatan Aplikasi Google Docs 1 Volume X, Nomor X, Januari XXXX : X-X 1 PENDAHULUAN Secara umum media pembinaan adalah alat bantu dalam proses transfer ilmu yang dapat dipergunakan untuk
Lebih terperinciby Made Susilawati FILE 2._ART IKEL_ST AD_MADE_SUSILAWAT I_KNPM6_UNG.PDF (310.82K) SUBMISSION ID CHARACT ER COUNT 15390
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP HIMPUNAN DI SMPN 1 SAWAN BULELENG FILE T IME SUBMIT T ED by Made Susilawati 2._ART
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF
1 PEMBELAJARAN KOOPERATIF Karakteristik Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar mahasiswa, membentuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan hasil belajar yang dilakukanya
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
KNPM 6 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 1 KNPM 6 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2 KNPM 6 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Berdasarkan hasil penelitian Harini, Astawa dan Srinadi (2014) miskonsepsi yang dialami mahasiswa
Lebih terperinci*
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KELAS X SMA NEGERI 10 PEKANBARU Sulastri Sibarani
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 2 Juli 2017
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN BANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI CENDAWAN ISKANDAR SAFRI HASIBUAN ABSTRACT This study aims to determine differences in
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadipribadi manusia yang berkualitas. Masyarakat
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPA
Juhji 9 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN IPA Oleh: Juhji 1 Abstrak. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam
Lebih terperinciCOOPERATIVE LEARNING. (Pembelajaran. Kooperatif) Yuni Wibowo
COOPERATIVE LEARNING (Pembelajaran Kooperatif) Yuni Wibowo Pendahuluan Refleksi praktik-praktik pembelajaran disekolah Bersifat kompetisi Bersifat individual Bersifat kooperatif KOMPETISI MENGAPA TIDAK
Lebih terperinciPENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH ANALISIS REAL
PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH ANALISIS REAL Darma Ekawati 1, Karmila 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika 1,2 Universitas Cokroaminoto Palopo E-mail:
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada
Lebih terperinciSyifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan
Lebih terperinciOleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**
PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 15 PADANG Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Abstrak : Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran sejarah di
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2011:201) Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori kontruktivisme. Soejadi dalam Teti Sobari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan cara lain yang dikenal dan diakui oleh
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD) Isnita Lastyarini, Usada, Siti Kamsiyati PGSD FKIP Universitas Sebelas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH KALKULUS DASAR BERBASIS LESSON STUDY
Pedagogy Volume 3 Nomor 1 ISSN 2502-3802 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH KALKULUS DASAR BERBASIS LESSON STUDY Desak Made Ristia Kartika 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciJurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang
Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Bahasa Inggris Peserta didik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Division (STAD) Pada Kelas X.3 SMA Negeri 5 Bukittingi Gusviar SMA
Lebih terperinciModel pembelajaran matematika di sd
Model pembelajaran matematika di sd Tahapan Proses Belajar Mengajar Input Proses Output 1 Input kejadian pertama yang menggambarkan siswa yang memiliki sejumlah materi prasyarat dari konsep yang akan dipelajari,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum
I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,
Lebih terperinciRANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN
RANGKUMAN NASKAH INOVASI METODE PEMBELAJARAN METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN ABSTRAK
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Makna Belajar Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang hayat, artinya belajar adalah proses yang terus-menerus, yang tidak pernah
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Okmi Muji Rahayu 1, Suhartono 2, M. Chamdani 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas
Lebih terperinci1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 42-47 STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TEAMS
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru demi tercapainya keberhasilan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar
BAB V PEMBAHASAN A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar Setelah analisis data penelitian selesai, langkah selanjutnya
Lebih terperinciMETODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI INOVASI METODE PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN
METODE DISKUSI KELOMPOK MODEL KEPALA BERNOMOR SEBAGAI METODE KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SMP DALAM MENANGGAPI PEMBACAAN CERPEN Dipresentasikan dalam Lomba Inovasi Pembelajaran yang diselenggarakan oleh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. satunya model pembelajaran kooperatif. Secara bahasa kooperatif berasal dari
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif Pada masa sekarang banyak model pembelajaran yang sering digunakan, salah satunya model pembelajaran kooperatif. Secara bahasa kooperatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian tertentu pada individu guna mengembangkan bakat serta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X MAN MALANG II BATU Dwi Pudi Lestari 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, masyarakat dan orang tua sebagai penanggung jawab dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah, masyarakat dan orang tua sebagai penanggung jawab dalam pendidikan, terus menerus melakukan upaya pembaharuan untuk meningkatkan mutu pendidikan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang berasumsi dari
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang berasumsi dari pemikiran bahwa seseorang akan belajar dengan baik apabila mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah adalah matematika sekolah. Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA Widyo Pramono Universitas Negeri Surabaya widyo@rocketmail.com
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Definisi belajar ada beraneka ragam karena hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.
Lebih terperinciDATAR MELALUI METODE STAD. Winarni
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SD Negeri 01 Rembun Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan
Lebih terperinciIndra Puji Astuti 1 1 Dosen Prodi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI NGAWI
Komparasi Prestasi Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran (Contextual Teaching Learning), Nht (Numbered Heads Together), Dan Tps (Think Pair Share) Di SMK Negeri 1 Geneng Indra Puji Astuti 1
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang menggunakan paham kontruktivisme pembelajaran merupakan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN KELAS XI IPA MAN SUKOHARJO SKRIPSI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas
I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas mengenai Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah,
Lebih terperincibelajar sejarah siswa. Sehingga, model pembelajaran Team Assisted
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pengaruh Pengertian pengaruh menurut WJS. Poerwadarminto (2002:349) yaitu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk
Lebih terperinci17 Media Bina Ilmiah ISSN No
17 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SISWA KELAS VII.3 SMPN 4 MATARAM TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA Oleh: Erny Untari ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL NUMBERRED HEAD TOGETHER SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK TAMTAMA KARANGANYAR
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL NUMBERRED HEAD TOGETHER SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK TAMTAMA KARANGANYAR Budi Siswanto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN
PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN Fida Rahmantika Hadi fidarahma47@gmail.com FKIP UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam bentuk tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Efektivitas Pembelajaran Efektivitas berasal dari bahasa inggris yaitu Effective yang berarti berhasil, tepat atau manjur. Eggen dan Kauchak (dalam Artanti,
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:
II. KAJIAN PUSTAKAN 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan menjadi lebih baik. Pada proses belajar siswa melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala pengetahuan
Lebih terperinciPROSIDING ISSN:
PM-16 EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT), GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Indra Puji Astuti Program Studi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sanggup) dalam melakukan sesuatu. Secara harfiah kemampuan berarti
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Kemampuan Menentukan KPK a. Pengertian Kemampuan Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang artinya kuasa (bisa, sanggup)
Lebih terperinciRahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa
Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions dan Tipe Teams Games Tournament pada Konsep Ekosistem (Studi Eksperimen
Lebih terperinciANALISA JURNAL. IDENTITAS : World Applied Sciences Journal 7 (1): 34-42,2009 ISSN IDOSI Publications, 2009
ANALISA JURNAL JUDUL : Effects of Two Cooperative Learning Strategies on Teaching and Learning Topict of Thermochemistry, oleh Kemal Doymus Omit 5imFk, Ataman Karacop and 5ukriu Ada IDENTITAS : World Applied
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization
Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sejak lahir manusia telah memulai
Lebih terperinciPenggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun
Kusuma, Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan... 81 Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun Nanin
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan
6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli Menurut Djamarah dan Syaiful (1999:22), Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Kooperatif 1. Teori Belajar Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah yang lebih baik. Menurut Sardiman (1986: 22), secara
Lebih terperinciLEMMA VOL I NO. 1, NOV 2014
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM MATEMATIKA SD MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UMMY SOLOK Rita Oktavinora
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses transfer atau perpindahan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut harus menjadi motivator, fasilitator, dan juga pengontrol
Lebih terperinciPembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Suci Dahlya Narpila Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang begitu pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang begitu pesat menuntut negara Indonesia menuju perubahan, terutama dalam dunia pendidikan. Perubahan ini menuntut
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL KELAS VIII SMPN 2 SIMPANG ALAHAN MATI Mila Ramadhani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas. yang berhubungan dengan pelajaran tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan proses pembelajaran terkadang terdapat kendalakendala. Salah satu permasalahan dalam proses pembelajaran adalah motivasi siswa untuk belajar.
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII A POKOK BAHASAN EKOSISTEM SMP MUHAMMADIYAH 7
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 4 SD
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 4 SD Firosalia Kristin firosalia.kristin@staff.uksw.edu Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PENGARUH INTEGRASI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI LINGKUNGAN HIDUP
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KajianTeori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar menurut Anni ( 2004:4 ) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Hasil belajar
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM
PYTHAGORAS; Vol. 3(2):40-45 ISSN 2301-5314 Oktober 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM Devi Haryani,
Lebih terperinciJURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI GARIS DAN SUDUT KELAS VII.F SMP NEGERI 14 MATARAM TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Internet Comunication and Tehnology (ITC) dewasa ini tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan sejalan dengan adanya perubahan dalam sistem
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2
9 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Hasil Belajar Matematika a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal tahun pelajaran 2006/2007 telah diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis
Lebih terperinciMENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL KOOPERATIVE TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL KOOPERATIVE TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Sidik Nuryanto 1), Kuswadi 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMAN 1 BANGUN PURBA Pebriani *), Arcat 1), Lusi Eka Afri 2) 1&2) Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dengan
Lebih terperinciPenerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on the Draw dalam Perkuliahan Kalkulus Integral
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 M-31 Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick on the Draw dalam Perkuliahan Kalkulus Integral Dewi Rahimah 1, Effie Efrida Muchlis 2 Program Studi
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII A SEMESTER GANJIL
Lebih terperinciPROSIDING ISBN :
P 54 UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER POSITIF SISWA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TRAVEL GAME DI SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA Laela Sagita, M.Sc 1, Widi Asturi
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Dr. Marzuki (FIS UNY)
MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh: Dr. Marzuki (FIS UNY) 1 MODEL PEMBELAJARAN 1. COOPERATIVE LEARNING 2. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 3. PEMBELAJARAN TEKNIK KLARIFIKASI NILAI ATAUVALUE CLARIFICATION
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaboratif
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD Oleh: Anggit Sriwidodo, A.Y. Soegeng IKIP PGRI SEMARANG Abstract Learning
Lebih terperinciKeywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN PAGUBUGAN KULON 04 TAHUN AJARAN 2012/2013 Adi Kurniawan 1, Triyono 2, Ngatman 3 1 Mahasiswa
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak
Lebih terperinciII. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
II. KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan
Lebih terperinciUNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF
STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF Cooperative Learning DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN JAWA TENGAH RASIONAL 1. Pemberlakuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar 1. Defenisi Belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia
Lebih terperinci