PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG
|
|
- Sugiarto Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET/SRITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjaga gangguan keamanan dan kenyamanan/ketenangan masyarakat, serta untuk menertibkan pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet di Kabupaten Kotawaringin Barat khususnya di perkotaan/ pemukiman padat penduduk maka perlu dilakukan penertiban perizinan; b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut di atas perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Izin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet. Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2013); 3. Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5059); 4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401;
2 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 5015) 9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5039); 10. Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5059); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 13. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 404/KPTS/OT.210/6/2002 tentang Pedoman Perizinan Dan Pendaftaran Usaha Peternakan; 14. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pedoman Pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah; 15. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pedoman Operasional Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam Penegakan Peraturan Daerah; 16. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 100/Kpts-II/2003 tentang Pedoman Pemanfaatan Sarang Burung Walet (Collocalia spp); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 14); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 18, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 3);
3 19. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 19 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 4). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT dan BUPATI KOTAWARINGIN BARAT MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG IZIN PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET/SRITI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kotawaringin Barat; 2. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 4. Bupati adalah Bupati Kabupaten Kotawaringin Barat; 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat, yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 6. Dinas Kehutanan adalah Dinas Kehutanan Kabupaten Kotawaringin Barat; 7. Dinas Pertanian dan Peternakan adalah Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kotawaringin Barat; 8. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat; 9. Badan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut BLH adalah Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kotawaringin Barat;
4 10. Surat Izin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet/Sriti adalah Izin yang diberikan oleh Bupati kepada setiap orang atau badan untuk dapat melakukan kegiatan di bidang pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet/sriti dan sejenisnya; 11. Pengelolaan Sarang Burung Walet/Sriti adalah rangkaian pembinaan habitat alami dan di luar habitat alami pengendalian burung walet/sriti dan sejenisnya di habitat alami; 12. Pengusahaan Sarang Burung Walet/Sriti adalah kegiatan pengambilan sarang burung walet/sriti dan sejenisnya di habitat alami dan di luar habitat alami; 13. Sarang Burung Walet/Sriti dan sejenisnya adalah sarang burung walet/sriti dan sejenisnya yang berada dalam habitat alami maupun yang telah dibudayakan oleh manusia; 14. Burung Walet/Sriti dan sejenisnya adalah satwa liar yang termasuk marga Collocalia yaitu burung walet/sriti dan sejenisnya yang digunakan/dimanfaatkan sarangnya; 15. Pengambilan Sarang Burung Walet/Sriti adalah serangkaian kegiatan pengambilan/ memanen sarang burung walet/sriti dan sejenisnya pada habitat alami maupun yang hidup dan berkembang yang diusahakan serta dibudidayakan oleh manusia; 16. Habitat Alami Burung Walet/Sriti adalah lingkungan tempat burung walet/sriti dan sejenisnya hidup dan berkembang secara alami; 17. Di Luar Habitat Alami Burung Walet/Sriti adalah lingkungan tempat burung walet/sriti dan sejenisnya hidup dan berkembang yang diusahakan dan dibudidayakan; 18. Lokasi adalah suatu kawasan tempat tertentu di mana terdapat sarang burung walet/ sriti dan sejenisnya baik pada habitat alami maupun di luar habitat alami yang diusahakan oleh manusia berupa rumah, bangunan dan tempat lainnya yang dipergunakan untuk pemeliharaan sarang burung walet/sriti dan sejenisnya; 19. Penemu Gua Sarang Burung Walet/Sriti adalah seseorang atau sekelompok orang yang diakui oleh masyarakat sekitar sebagai penemu gua sarang burung walet/sriti dan sejenisnya; 20. Kawasan Konservasi adalah kawasan yang dilindungi atau dilestarikan; 21. Kawasan Hutan Negara adalah kawasan hutan lindung, hutan produksi dan kawasan pelestarian alam; 22. Badan adalah semua bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV) dan perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Firma, Koperasi, Yayasan serta badan usaha lainnya; 23. SATS-DN dan SATS-LN adalah Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Liar Dalam Negeri (DN) dan Luar Negeri (LN); 24. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku; 25. Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang- Undang untuk melakukan Penyidikan;
5 26. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Peraturan Daerah ini disusun dengan maksud untuk memberikan pedoman dalam rangka penertiban dan pemberian izin pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet/sriti dan sejenisnya serta tata cara pengajuan izinnya.. (2) Tujuan pemberian izin adalah: a. Untuk memberikan legalitas dalam rangka pelaksanaan usaha sarang burung b. Pembinaan dan pengawasan pengelolaan dan pengusahaan sarang burung. c. Menjaga kelestarian habitat dan populasi burung walet/sriti dan sejenisnya serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. d. Memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat di lingkungan bangunan dan rumah tempat pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet/sriti dan sejenisnya. BAB III LOKASI SARANG BURUNG WALET/ SRITI DAN SEJENISNYA YANG DAPAT DIBERIKAN IZIN Pasal 3 (1) Pengelolaan dan atau pengusahaan sarang burung walet sriti dan sejenisnya dapat diberikan izin pada lokasi : a. Habitat alami; b. Di luar habitat alami. (2) Lokasi habitat alami sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Kawasan Hutan Negara; b. Kawasan Konservasi; c. Gua Alam dan atau di luar kawasan yang tidak dibebani hak milik perorangan atau adat. (3) Lokasi di luar habitat alami sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bangunan milik pribadi, badan atau pemerintah yang dirancang/didesain khusus untuk pengelolaan dan atau pengusahaan sarang burung walet/ sriti dan sejenisnya
6 BAB IV KETENTUAN PEMBERIAN IZIN Bagian Pertama Persyaratan Pasal 4 (1) Sarang burung walet di luar habitat alami dikelola/dibudidayakan oleh orang pribadi dan badan usaha khusus pada bangunan. (2) Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diperbolehkan setinggi 12 meter dari permukaan tanah, untuk yang berada di lokasi pemukiman penduduk (sepanjang memenuhi ketentuan larangan sesuai pasal 11) yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bangunan rumah / ruko dan memperhatikan kualitas dan keindahan bangunan. (3) Bangunan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) yang berada di luar kawasan pemukiman diperbolehkan maksimal setinggi 15 meter dari permukaan tanah. Pasal 5 Setiap orang dan atau badan untuk mendapatkan Surat Izin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet/ Sriti dan sejenisnya wajib mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati melalui Dinas Kehutanan yang berada di lokasi habitat alami dan Dinas Pertanian dan Peternakan yang di luar habitat alami dengan melampirkan/ memenuhi persyaratan : a. Proposal pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet/ sriti dan sejenisnya; b. Surat Pernyataan bahwa yang bersangkutan sanggup menaati persyaratan teknis; c. Surat Pernyataan bahwa yang bersangkutan sanggup melakukan kelola lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; d. membuat Home industri untuk penyortiran/pembersihan sarang burung walet/sriti dan sejenisnya hasil pemanenan sebelum dikirim ke luar daerah; e. Surat Pernyataan bahwa yang bersangkutan sanggup membayar pajak hasil pengambilan sarang burung walet/sriti dan sejenisnya kepada daerah berdasarkan Peraturan Daerah yang ditetapkan; f. gambar/peta lokasi yang menunjukkan luas areal dan batas-batas/ titik-titik koordinat secara jelas dalam skala 1 : 1000; g. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); h. Akta Pendirian Perusahaan dan atau bukti identitas Pemohon; i. Membayar pajak sarang burung walet bagi pengusaha yang sudah menghasilkan. j. Status tanah/lokasi usaha pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet
7 Pasal 6 Setiap orang dan atau badan yang mengelola dan mengusahakan sarang burung walet/ sriti dan sejenisnya di luar habitat alami, selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 dan pasal 5, wajib melampirkan/memenuhi persyaratan: a. Surat Izin Gangguan (HO), Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Surat Izin Tempa Usaha (SITU), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP); b. Surat Rekomendasi dari Bapedalda terhadap dokumen lingkungan, UKL dan UPL yang disusun; c. Mendapatkan persetujuan/adanya pernyataan tidak keberatan dari warga masyarakat di sekitar bangunan yaitu minimal 80 % (delapan puluh persen) dari pemilik rumah dan tanah kosong yang berada dalam radius 100 (seratus) meter dari bangunan dengan ketentuan 0 50 meter bersifat wajib dan meter minimal 30 % (tiga puluh persen) yang diketahui oleh Ketua RT, Lurah/Kepala Desa dan Camat setempat sebelum IMB dan HO dikeluarkan; d. Bagi permohonan perizinan bangunan baru, setelah perda ini ditetapkan harus berjarak radius 200 (dua ratus) meter dari fasilitas umum seperti rumah ibadah, pendidikan, kesehatan dan PDAM serta fasilitas umum lainnya). e. Tanda pelunasan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); f. Memiliki tempat pengolahan limbah/kotoran burung walet/sriti dan sejenisnya; g. Surat pernyataan bahwa yang bersangkutan sanggup memberikan bantuan atau santunan kepada warga masyarakat di sekitar bangunan sebanyak 3 kali setahun setelah panen sesuai kemampuan keuangan pemegang izin serta berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan kegiatan sosial dan keagamaan di masyarakat serta pembangunan RT/RW/Desa/Kelurahan setempat sebelum IMB dan HO dikeluarkan. h. Surat Pernyataan bahwa yang bersangkutan bertanggung jawab terhadap seluruh biaya dan atau bukan biaya yang timbul akibat dari dampak pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet/sriti dan sejenisnya. Bagian Kedua Mekanisme dan Proses Pemberian Izin Pasal 7 (1) Permohonan Izin beserta lampirannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 dan 6 wajib diterima dan dilakukan pencatatan secara administratif oleh Dinas Kehutanan/ Dinas Pertanian dan Peternakan untuk kemudian dilaksanakan penelitian di lokasi secara koordinasi serta pembahasan oleh Tim Teknis. (2) Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (3) Hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan oleh Dinas Kehutanan/Dinas Pertanian dan Peternakan dalam Berita Acara disertai Rekomendasi dapat diterima atau ditolak Permohonan Izin. (4) Sesuai Rekomendasi Dinas Kehutanan/Dinas Pertanian dan Peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bupati selanjutnya memberikan izin atau menolak permohonan izin
8 (5) Bentuk Surat Izin dan Surat Penolakan Permohonan Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (6) Jangka waktu penerbitan Izin atau Penolakan Permohonan Izin paling lama adalah 2 (dua) bulan sejak berkas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima oleh Dinas Kehutanan/Dinas Pertanian dan Peternakan. Bagian Ketiga Penolakan Permohonan Izin Pasal 8 Permohonan Izin dapat ditolak oleh Bupati sesuai Rekomendasi Dinas Kehutanan/Dinas Pertanian dan Peternakan apabila: a. Tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, pasal 5 dan pasal 6; b. memberikan keterangan pada persyaratan permohonan izin secara tidak benar; c. kegiatan akan menimbulkan dampak lingkungan; d. lokasi tidak sesuai peruntukannya. e. Menyediakan alat pemadam api dan penerangan jalan lingkungan secukupnya. f. Memasang Papan nama dengan ukuran 20 x 40 cm ditempat usahanya yang bertuliskan Usaha Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet dengan mencantumkan tanggal, bulan, tahun dan nomor izin Bupati Kotawaringin Barat. BAB V MASA BERLAKUNYA IZIN Pasal 9 Surat Izin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet/Sriti dan sejenisnya diberikan oleh Bupati untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang lagi sebelum 3 (tiga) bulan masa berlakunya habis. BAB VI KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN Pasal 10 (1) Pemegang Izin berkewajiban menaati semua ketentuan yang berlaku baik yang dipersyaratkan saat permohonan izin maupun persyaratan teknis yang ditetapkan oleh Dinas Kehutanan/Dinas Pertanian dan Peternakan serta bergabung dalam Asosiasi Pengusaha Sarang Burung Walet/Sriti dan sejenisnya di Daerah. (2) Bangunan yang telah berdiri untuk pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet di perkotaan dan di permukiman padat penduduk serta di pinggiran kota yang telah mendapatkan izin sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini maka pemegang izin yang bersangkutan wajib mengurus kembali
9 izinnya sesuai persyaratan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini dan terlebih dahulu mengurus persyaratan pendukung sebelum izin diterbitkan. (3) Pemilik bangunan yang telah mempergunakan bangunannya untuk pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet di perkotaan dan di permukiman padat penduduk serta di pinggiran kota sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini yang belum mendapatkan izin, dapat diberikan izin dengan melengkapi persyaratan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini dan terlebih dahulu mengurus persyaratan pendukung sebelum izin diterbitkan. (4) Apabila pemilik bangunan yang telah berdiri dan telah mempergunakan bangunannya untuk pengusahaan sarang burung walet/sriti tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, 5, 6 dan pasal 7 perda ini, maka bangunan tersebut wajib ditutup. (5) Selain memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemegang Izin yang mempunyai Lokasi Sarang Burung Walet/Sriti dan Sejenisnya Di Luar Habitat Alami wajib: a. Menjaga ketenteraman masyarakat di sekitar bangunan dengan cara mengecilkan volume dan atau mematikan pengeras suara luar pada saat setiap rumah ibadah melakukan aktivitas atau kegiatan keagamaannya dan antara pukul WIB sampai dengan pukul WIB; b. menjaga kebersihan lingkungan serta melakukan pengolahan limbah/ kotoran burung walet/ sriti dan sejenisnya sesuai ketentuan dan membuat laporan pengelolaan lingkungan berpedoman pada UKL dan UPL; c. menjaga keindahan seperti mengecat bangunan dengan warna yang cerah; d. mempergunakan lantai bawah bangunan yang terletak di tepi jalan umum atau di tengah perkampungan padat penduduk untuk keperluan tempat tinggal atau tempat usaha; e. memenuhi perjanjian kerja, keselamatan kerja dan jaminan sosial bagi karyawan/ pekerja; f. menyediakan alat pemadam api dan obat-obatan (P3K); BAB VII PEMBATALAN/PENCABUTAN IZIN/LARANGAN Pasal 11 Bupati dapat membatalkan/ mencabut Izin apabila Pemegang Izin : a. tidak memenuhi kewajiban yang dipersyaratkan dalam perizinan; b. memindah tangankan izin tanpa persetujuan Bupati; c. melakukan perluasan areal lokasi tanpa persetujuan Bupati; d. memberikan keterangan tidak benar atas hasil pemanenan/ pengambilan sarang burung walet/ sriti dan sejenisnya; e. tidak membuat Home industri untuk penyortiran/ pembersihan sarang burung walet/ sriti dan sejenisnya hasil pemanenan sebelum dikirim ke luar daerah; f. tidak melakukan pengolahan limbah/ kotoran burung walet/ sriti dan sejenisnya sesuai ketentuan;
10 g. dalam melakukan kegiatannya telah melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, meresahkan masyarakat, merusak keindahan tata kota dan atau mencemarkan lingkungan yang membahayakan kelangsungan makhluk hidup; h. tidak melakukan kegiatan usaha selama 1 (satu) tahun setelah Surat Izin diterbitkan; i. melakukan pelanggaran teknis yang dapat mengancam dan membahayakan lingkungan serta kesehatan masyarakat sekitar bangunan. j. Pemegang izin dilarang memperluas atau memindah tangankan usaha tanpa izin Bupati Kotawaringin Barat. k. Pemegang izin dilarang mengalihkan kepemilikan tanpa izin Bupati Kotawaringin Barat. Pasal 12 Pemegang Izin yang menutup atau menghentikan kegiatan usahanya wajib memberitahukan secara tertulis dan mengembalikan Surat Izin kepada Bupati melalui Dinas Kehutanan/ Dinas Pertanian dan Peternakan paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah menutup atau menghentikan kegiatan usaha. BAB VIII PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 13 (1) Untuk mendapatkan data atas pemanfaatan dan pengendalian atas pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet serta pengusahaan sarang burung walet yang belum dan yang sudah dimanfaatkan, perlu dilakukan inventarisasi dan pemetaan. (2) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian izin pengelolaan sarang burung walet dilaksanakan oleh tim teknis/tim terpadu yang ditetapkan oleh Bupati Kotawaringin Barat. (3) Untuk kepentingan pengawasan dan pengendalian orang pribadi atau badan usaha yang mengusahakan pengelolaan sarang burung walet, wajib memberikan kesempatan kepada petugas untuk mengadakan pemeriksaan dan penelitian yang bersifat administrasi maupun teknis operasional. BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 14 (1) Penemu sarang burung walet/sriti dan sejenisnya di habitat alami wajib melaporkan penemuannya kepada Bupati dengan disertai surat keterangan dari Lurah/ Kepala Desa setempat yang diketahui Camat untuk dibuatkan surat pengesahan atas penemuannya
11 (2) Penemu sarang burung walet/sriti dan sejenisnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan prioritas untuk mengelola dan mengusahakan sarang burung walet/ sriti dan sejenisnya. (3) Penemu sarang burung walet/sriti dan sejenisnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat bekerja sama atau menyerahkan pengelolaan dan pengusahaannya kepada pihak lain setelah mendapat persetujuan Bupati. BAB X SANKSI ADMINISTRASI Pasal 15 (1) Pemegang Izin diberi peringatan tertulis oleh Tim Teknis apabila : a. melanggar ketentuan dalam Pasal 10 ayat (4); b. tidak menaati persyaratan teknis yang ditetapkan oleh Dinas Kehutanan/ Dinas Pertanian dan Peternakan. (2) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Tim Teknis melalui Dinas Kehutanan/ Dinas Pertanian dan Peternakan. (3) Peringatan tertulis diberikan paling banyak 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing peringatan adalah 1 (satu) bulan. (4) Apabila Pemegang Izin tidak mengindahkan peringatan tertulis Tim Teknis sampai 3 (tiga) kali berturut-turut, maka Dinas Kehutanan/ Dinas Pertanian dan Peternakan membuat Surat Rekomendasi untuk pembatalan/ pencabutan Izin kepada Bupati dengan tembusan disampaikan kepada Tim Teknis. (5) Sesuai Surat Rekomendasi dari Dinas Kehutanan/ Dinas Pertanian dan Peternakan, selanjutnya Bupati melakukan pembatalan/ pencabutan Izin. BAB XI KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 16 (1) Selain Pejabat Penyidik Polisi Negara Republik Indonesia, Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) tertentu yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi Peraturan Daerah ini diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan atas pelanggaran tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini. (2) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) karena kewajibannya mempunyai wewenang : a. memperhatikan surat tugas setiap melakukan kegiatan penyidikan. b. menerima laporan dan pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana. c. mempelajari laporan dan pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana.
12 d. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian. e. menyuruh berhenti seorang tersangka dari perbuatannya dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka. f. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan. g. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat atau benda. h. mengambil sidik jari dan memotret seorang tersangka. i. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi. j. mendatangkan ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara. k. mengadakan penghentian penyidikan. l. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. (3) Pejabat Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) membuat Berita Acara setiap tindakan tentang: a. pemeriksaan tersangka; b. pemasukan rumah; c. penggeledahan rumah/ tempat-tempat tertutup; d. penyitaan benda/ barang bukti; e. pemeriksaan surat; f. pemeriksaan saksi; g. pemeriksaan di tempat kejadian dan mengirimkannya kepada Penuntut Umum dan khusus bagi Penyidik Pegawai Negeri Sipil melalui Penyidik Polisi Negara Republik Indonesia. (4) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Pengadilan Negeri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB XII KETENTUAN PIDANA Pasal 17 (1) Setiap orang atau badan yang mengelola dan atau mengusahakan sarang burung walet/ sriti dan sejenisnya tanpa izin tertulis dari Bupati diancam pidana denda paling banyak Rp ,- (lima puluh juta rupiah) atau pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan. (2) Pemegang Izin yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana denda paling banyak Rp ,- (lima puluh juta rupiah) atau pidana kurungan paling lama 6(enam) bulan. (3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) adalah pelanggaran. (4) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) disetor ke kas daerah.
13 Pasal 18 Selain pidana kurungan dan atau denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1), Bupati dapat memerintahkan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kotawaringin Barat dan atau Polisi Hutan Dinas Kehutanan untuk melakukan penyegelan atau penutupan lokasi/ bangunan. BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19 Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 22 Tahun 2008 tentang Retribusi Izin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet/Sriti (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 22) dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Pasal 20 (1) Setiap orang dan atau badan yang telah memiliki izin untuk pengelolaan dan atau pengusahaan sarang burung walet/sriti dan sejenisnya sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini wajib mengajukan Permohonan Izin baru dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak berlakunya Peraturan Daerah ini. (2) Kewajiban mengajukan Permohonan Izin dalam waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak berlakunya Peraturan Daerah ini juga berlaku bagi setiap orang dan atau badan yang belum memiliki izin tetapi telah melakukan pengelolaan dan atau pengusahaan sarang burung walet/sriti dan sejenisnya di Daerah. (3) Sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat tentang Bangunan Sarang Burung Walet sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 19 Tahun 2007 tentang Bangunan dan Izin Mendirikan Bangunan maka IMB untuk ruko yang telah dipergunakan untuk pengelolaan dan atau pengusahaan sarang burung walet/sriti dan sejenisnya tidak berlaku dan harus diperbaharui untuk disesuaikan dengan IMB pengelolaan dan pengusahaan sarang burung walet/sriti dan sejenisnya sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini dengan tetap harus melampirkan Surat Izin Gangguan (HO) dan mendapatkan persetujuan/adanya pernyataan tidak keberatan dari warga masyarakat di sekitar bangunan yaitu minimal 80 % (delapan puluh persen) dari pemilik rumah dan tanah kosong yang berada dalam radius 100 (seratus) meter dari bangunan dengan ketentuan 0 50 meter bersifat wajib dan meter minimal 30 % (tiga puluh persen) yang diketahui oleh Ketua RT, Lurah/Kepala Desa dan Camat setempat;
14 BAB XIV KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 8 Desember 2010 Pj. BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Cap/ttd. AGUSTIN TERAS NARANG Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal 8 Desember 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, Cap/ttd. Drs. A. RIDUANSYAH H, M.Si Pembina Utama Madya NIP LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2010 NOMOR
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PENGELOLAAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET/ SRITI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciWALIKOTA PALANGKA RAYA
1 WALIKOTA PALANGKA RAYA PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALANGKA RAYA Menimbang Mengingat : a.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET
LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 03 Tahun : 2007 PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET
PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU, Menimbang : a. bahwa burung walet
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ATAU PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ATAU PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT
Menimbang BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa keberadaan sarang burung
Lebih terperinciW A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN BUDIDAYA SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa Burung
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN
LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 25 Tahun 2013 SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN
Lebih terperinciAyat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas
Ayat (4) Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 3 Menimbang LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA TAHUN 2011 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO
Lebih terperinciTENTANG. yang. untuk. dalam. usaha
1 B U P A T I B A L A N G A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGANN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BALANGAN, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET
` PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa burung
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 01 TAHUN 2012
PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA, Menimbang : a. bahwa Sub Sektor Peternakan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2003 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 37 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2001 NOMOR : 40 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 2 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA SARANG BURUNG WALET
SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA
LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 01 Tahun 2012 PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 52 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR Menimbang : a.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN SEMPADAN SUNGAI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN SEMPADAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa Sumber
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 44 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET
Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 44 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, a. bahwa untuk pengendalian
Lebih terperinciPENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG HARI, Menimbang : a. bahwa untuk pengendalian
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
- 196 - PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DI WILAYAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP )
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa,
Lebih terperinciNOMOR 2 TAHUN 2006 SERI C
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2006 SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN USAHA SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE,
WALIKOTA PAREPARE PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN USAHA SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE, Menimbang : a. bahwa Burung Walet
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PARKIR
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang : a.
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOABARU NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOABARU NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa usaha
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SINGKAWANG
PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DI KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,
PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengendalian, pengawasan dan pembinaan
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH
1 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET
BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO KUALA, Menimbang : a.
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGELOLAAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Daerah perlu menjamin iklim usaha yang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASER, Menimbang : a. bahwa pengelolaan dan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 5 TAHUN 2000 IZIN GANGGUAN
PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 5 TAHUN 2000 T E N T A N G IZIN GANGGUAN PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN Nomor 5 Tahun 2000 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 2 TAHUN 2002 IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH
PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 2 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 2 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGUSAHAAN, PENGELOLAAN DAN PEMBINAAN USAHA SARANG BURUNG WALET DI HABITAT ALAMI (IN-SITU) DAN HABITAT BUATAN (EX-SITU)
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR : 33 TAHUN 2004 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN TEMPAT USAHA DI KABUPATEN MURUNG RAYA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR : 33 TAHUN 2004 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN TEMPAT USAHA DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa tanah sebagai
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN
PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa demi terpeliharanya
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 11 TAHUN 2000
PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS
Lebih terperinciWALIKOTAA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTANN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN GANGGUANN IZIN GANGGUAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTANN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN GANGGUANN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR : 18 TAHUN 2000 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI
LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 7 2009 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PERIZINAN DI BIDANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang :
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR TAHUN 2010 NOMOR 12 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 12 TAHUN 2010 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR TAHUN 2010 NOMOR 12 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 12 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN RUMAH SARANG BURUNG WALET
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN RUMAH SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,
Menimbang : PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, a. bahwa dalam rangka melindungi masyarakat dari bahaya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 13 TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMELIHARAAN DAN PENERTIBAN TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang : a. bahwa salah satu upaya dalam rangka
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN IZIN LOKASI
PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN PENGUSAHAAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN PENGUSAHAAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang
Lebih terperinciBUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 2 TAHUN 2016
BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LINGGA,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU IZIN USAHA PERKEBUNAN
PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG IZIN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2003 NOMOR : 70 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERIJINAN USAHA PERKEBUNAN DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG
LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 9 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 16 TAHUN T E N T A N G RETRIBUSI, IJIN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DI KABUPATEN MURUNG RAYA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 16 TAHUN T E N T A N G RETRIBUSI, IJIN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUP[ATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 06 TAHUN 2001 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUP[ATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 06 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGUSAHAAN PENGELOLAAN DAN PEMBINAAN USAHA SARANG BURUNG WALET DI HABITAT ALAMI (IN-SITU) DAN HABITAT BUATAN (EX-SITU)
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 11 Tahun : 2010 Seri : E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 11 Tahun : 2010 Seri : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN
Lebih terperinciBUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG
BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa pemanfaatan
Lebih terperinciBUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR
BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KATINGAN Menimbang : a. bahwa burung
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 43 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN SURAT IZIN USAHA PERGADANGAN ( SIUP ) DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 44 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IZIN PENDIRIAN / PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN PENANGKARAN SARANG BURUNG WALET
BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN PENANGKARAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa dengan semakin
Lebih terperinciBUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2014 TENTANG
RANCANGAN BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang : a.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2012
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 135 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG IZIN GANGGUAN
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 135 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciIZIN USAHA JASA PARIWISATA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA JASA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa, untuk meningkatkan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 7 TAHUN 2000 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI IJIN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU
PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG IZIN LOKASI DI KABUPATEN KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG IZIN PENGELOLAAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 21 TAHUN 2001 T E N T A N G PAJAK PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 21 TAHUN 2001 T E N T A N G PAJAK PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang Mengingat : a. bahwa Retribusi Daerah merupakan salah satu
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penertiban, pengaturan dan pengawasan terhadap
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SINTANG
PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG, Menimbang : a. bahwa air merupakan
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI TENGAH
BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET
Lebih terperinciBUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
1 BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, TANDA DAFTAR INDUSTRI DAN IZIN PERLUASAN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERKEBUNAN DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/ KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN TANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU
PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG IZIN LOKASI DI KABUPATEN KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciWALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERGUDANGAN
WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERGUDANGAN Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, : a. bahwa sesuai dengan perkembangan perindustrian dan perdagangan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 05 TAHUN 2012 TLD NO : 05
1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 05 TAHUN 2012 TLD NO : 05 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG
- 1 - SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PADANG
PADANG KOTA TERCINTA PEMERINTAH KOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 07 TAHUN 2009 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN DAN RETRIBUSI
Lebih terperinci