BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian OFET (Organic Field Effect Ttransistor) yang dimanfaatkan untuk aplikasi sensor gas intensif sejak dasawarsa ini. OFET adalah transistor FET yang menggunakan bahan semikonduktor organik, dimana sambungan antara logam semikonduktor organik dipengaruhi oleh adanya efek medan listrik (Horowitz, 1998). Permulaan OFET diproduksi dengan bahan polythiophene film pada akhir tahun Hal ini memungkinkan fabrikasi film tipis (orde mikrometer) organik dengan jarak molekul lebih kecil. OFET mempunyai keunggulan dibandingkan dengan transistor FET dari bahan anorganik silikon, yaitu: piranti elektronika ramah lingkungan, mudah fabrikasinya, hemat energi operasionalnya dan beroperasi pada suhu ruang. Mobilitas pembawa muatan sensor gas dari bahan anorganik umumnya masih rendah. Rendahnya mobilitas pembawa muatan dikarenakan belum diteliti struktur senor gas berbasis film tipis secara optimal. Sensor gas berstruktur OFET seperti dalam penelitian ini merupakan upaya memperbaiki mobilitas pembawa muatan, waktu tanggap dan waktu pemulihan. Perkembangan sensor gas pada saat sekarang ini berstruktur dioda dan hanya terdiri 2 terminal elektroda yang digunakan sebagai kontak resistansi. Sensor gas ini mempunyai satu nilai mobilitas pembawa muatan, sebab medan listrik yang terjadi dalam lapisan aktif semikonduktor tidak dapat divariasi. Mobiliatas pembawa muatan semikonduktor berkaitan dengan tanggap sensor gas. Sensor gas yang memiliki satu nilai mobilitas pembawa muatan, maka sensor gas tersebut hanya dapat mendeteksi gas tertentu saja. Sensor gas berstruktur OFET yang dibuat dalam penelitian ini didasarkan pada transistor efek medan organik dengan menggunakan adanya 3 terminal yang berfungsi sebagai switch mikroelektronik. OFET merupakan transistor yang prinsip kerjanya berdasarkan efek medan listrik sebagai hasil dari tegangan kedua ujung terminalnya. Mekanisme prinsip kerja dari transistor ini berbeda dengan transistor BJT (Bipolar Junction Transistor). Pada transistor OFET arus yang terjadi dapat dikontrol dari terminal drain (D) dan dihasilkan tegangan antara gate (G) dan source (S). Divais OFET ini dapat dikatakan sebagai transistor yang berfungsi sebagai converter tegangan ke 1

2 aliran arus. Alat deteksi gas yang mempunyai sensitivitas terhadap gas adalah sensor gas dari material semikonduktor (Min, 2003). Sensor gas berbagai macam gas sangat pesat perkembangannya dekade terakhir ini. Hal ini disebabkan sensor gas cenderung lebih murah, kecil dan mobile dari instrumen analitis tradisional saat ini. Beberapa contoh pengembangan sensor gas, antara lain: untuk monitoring proses pembakaran dan emisi gas kendaraan bermotor, deteksi asap, memonitor emisi gas proses industrl seperti pembangkit listrik dan degradasi oli mesin (Dickert et al., 2001). Pada saat ini film tipis sebagai aplikasi sensor gas yang lebih praktis dan mempunyai sensitivitas tinggi terus dikembangkan, salah satunya adalah film tipis dari bahan semikonduktor CuPc (copper phthalocyanine). Film tipis ini diharapkan dapat bekerja secara optimum pada suhu ruang sebagai sensor gas. Deteksi gas didasarkan pada peristiwa oksidasi reduksi yang terjadi antara permukaan film tipis dengan gas. Namun permasalahan sering muncul berkaitan dengan pembuatan sensor gas adalah waktu tanggap yang masih lambat, yaitu: 2 menit (Maggioni et al., 2008). Dalam penelitian berupaya untuk meningkatkan waktu tanggap yang masih lambat dengan membuat sensor gas yang berstrutur OFET berbasis film tipis CuPc. Bahan CuPc sangat menarik untuk diteliti dan dikaji, sebab mempunyai kepekaan tinggi terhadap oksidasi gas. Perkembangan sensor gas membutuhkan pengetahuan tentang struktur dan bahan semikonduktor untuk lapisan aktifnya. Kenyataan menunjukkan struktur lapisan aktif sangat berpengaruh terhadap karakteristik sensor gas (Mirwa et al, 1995). Bahan phthalocyanine dan paduannya memiliki aspek potensi komersial yang baik dan menawarkan aplikasi lebih unggul dibanding dengan Si. Bahan ini juga memperlihatkan kepekaan tinggi pada elektron akseptor gas dan absorpsi pada permukaan kristal yang diikuti reaksi transfer muatan. Pengembangan teknologi membawa kemajuan kehidupan manusia, akan tetapi juga berdampak negatif bagi lingkungan hidup. Hal ini terlihat pada proses penurunan kualitas udara akibat pencemaran dari emisi kendaraan bermotor, seperti karbon dioksida (CO 2 ). Disamping itu limbah industri juga sebagai penyebab adanya pencemaran udara. Kehadiran berbagai jenis gas tersebut pada tingkat tertentu telah semakin mengkhawatirkan kehidupan makhluk hidup. Terkait dengan fenomena tersebut, diperlukan upaya melalui penelitian untuk menghasilkan produk teknologi yang dapat digunakan untuk mendeteksi gas beracun secara dini. Gas CO 2 di atmosfer menyerap energi infra merah dan meneruskan panas pada lingkungan sekitarnya melalui proses getaran, hal ini terjadi apabila suhu udara 2

3 naik. Jika konsentrasi CO 2 di atmosfer meningkat, maka suhu udara sekitarnya juga meningkat. Peningkatan konsentrasi gas CO 2 disebabkan aktivitas manusia melalui proses pembakaran hidrokarbon dan karbon, antara lain: batubara, metana CH 4, bensin dan minyak tanah menyebabkan terjadinya pemanasan global (George et al, 2010). Dengan demikian sensor gas sangat dibutuhkan untuk mengukur keluaran gas CO 2 pada saat pembakaran, sehingga memberikan informasi jumlah gas CO 2 yang dihasilkan oleh kegiatan tersebut. Konsentrasi gas CO 2 di atmosfer terjadi peningkatan sejak tahun 1958 dan diperkirakan terus meningkat selama manusia melakukan aktivitas pembakaran bahan bakar fosil. CO 2 menyebabkan gangguan kesehatan manusia, seperti rasa mengantuk dan sesak napas pada konsentrasi cukup tinggi. Rincian berkaitan pengaruh konsentrasi dan waktu paparan CO 2 terhadap gangguan kesehatan ditunjukkan Tabel 1.1. Adaptasi terhadap peningkatan konsentrasi CO2 udara lingkungan dapat terjadi pada manusia. Inhalasi CO 2 yang berkelanjutan dapat ditoleransi pada konsentrasi inspirasi 3%, paling sedikit dilakukan selama satu bulan dan konsentrasi insiparsi 4% selama lebih dari satu minggu. Penurunan kinerja atau aktivitas fisik yang normal tidak terjadi pada tingkat konsentrasi ini (Lambertsen, 1971). Tabel 1.1: Pengaruh konsentrasi dan waktu paparan CO 2 di atmosfer bagi kesehatan Konsentrasi CO 2 dan waktu paparan Pengaruh pada kesehatan (gejala) 0,035% Udara dalam kondisi segar dan efek tidak terlihat (3,3-5,4 )% selama 15 menit Meningkatkan kedalaman pernafasan 7,5% selama 15 menit Perasaan ketidakmampuan bernapas, peningkatan denyut nadi, sakit kepala, pusing, berkeringat, gelisah, disorientasi dan distorsi visual. 3% selama lebih 15 jam Menurunnya penglihatan pada malam hari dan kepekaan warna 10% selama 1,5 menit mata berkedip, aktivitas otot meningkat dan terjadi sentakan Lebih besar dari 10% Kesulitan bernafas, mual, muntah, gangguan pendengaran, rasa mencekik dan setelah 15 menit hilang kesadaran 30% Tidak sadar, kejang-kejang dan kematian disebabkan konsentrasi CO 2 lebih 20% Sumber: (2015) 3

4 Gas CO 2 merupakan gas yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia sehingga keberadaan gas tersebut harus terdetesi seawal mungkin. Oleh karena itu ketersediaan sensor gas sangat vital, terutama untuk mendeteksi secara dini adanya gas CO 2. Penelitian ini berfokus pada pembuatan OFET berbasis film tipis CuPc yang diaplikasikan sebagai sensor gas untuk mendeteksi gas CO 2. Rencana aplikasi sensor gas yang lebih jauh dapat dimanfaatkan untuk deteksi gas beracun dari sistem pembakaran, seperti: emisi gas buang kendaraan bermotor dan gas buang pabrik. Terkait parameter sensor gas secara lebih spesifik, unsur kebaharuan penelitian ini terletak pada studi sistematis terhadap pengaruh struktur sensor gas. Sensor gas dengan struktur OFET akan menghasilkan waktu tanggap yang lebih baik dari pada sensor gas yang berkembang pada saat ini. 1.2 Permasalahan Ketersediaan sensor gas sangat vital, terutama untuk mendeteksi secara dini adanya gas CO 2. Oleh karena itu penelitian ini berfokus pada pembuatan OFET berbasis film tipis CuPc yang diaplikasikan sebagai sensor untuk mendeteksi gas CO 2. Dengan mengacu latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang meliputi mekanisme: (1) Bagaimana cara deposisi dan karaterisasi film tipis CuPc sebagai lapisan aktif pada sensor gas CO 2. (2) Bagaimana merancang geometri divais sensor gas CO 2 dengan teknik lithography (3) Bagaimana proses pembuatan OFET berstruktur bottom contact dengan panjang channel dibuat bervariasi (4) Bagaimana karakterisasi keluaran OFET (5) Bagaimana cara menguji kinerja OFET untuk mendeteksi gas CO Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah merancang dan merealisasikan OFET berbasis film tipis CuPc dengan struktur bottom contact untuk mendeteksi gas CO 2, melalui tahapan sebagai berikut: 4

5 a) Deposisi film tipis CuPc di atas substrat Si/SiO 2 dengan teknik vakum evaporasi pada suhu ruang b) Karakterisasi film tipis dengan XRD, SEM dan SEM-EDX c) Pembuatan OFET dengan struktur bottom contact dan panjang channel bervariasi d) Karakterisasi keluaran OFET e) Pengujian kinerja OFET untuk deteksi gas CO Manfaat yang Diharapkan Penelitian ini menghasilkan prosedur pembuatan OFET berbasis film tipis Cu- Pc yang dapat dimanfaatkan diberbagai bidang, antara lain : a) Bidang fisika, khususnya zat padat/ material akan memberi harapan untuk mengembangkan material semikonduktor untuk aplikasi photoconductive dan photovoltaic response. b) Bidang elektronika, menjadi dasar dalam pengembangan teknologi semikonduktor berbasi film tipis (mikro-elektronika/nano-elektronika), sehingga diperoleh piranti elektronika yang lebih kecil dan praktis. c) Bidang akademik dapat memberikan kontribusi pemikirian perkembangan sensor gas secara detail dari sisi struktur sensor. d) Bidang lingkungan hidup dapat dimanfaatkan sebagai pemantau kualitas udara e) Bidang industri, akan memberikan harapan komersial untuk memproduksi sensor gas, sebab material semikonduktor CuPc 200 mg dapat dibuat OFET antara 75 sampai dengan 100 buah. f) Hasil penelitian merupakan penelitian awal tentang sensor gas CO 2 berbasis film tipis sehingga dapat digunakan untuk dasar penelitian lanjutan berkaitan dengan sensor gas beracun, misalnya: CO, NO, NO 2, NH 3 dan emisi gas buang kendaraan bermotor. g) Hasil pembuatan OFET ini dapat dimanfaatkan untuk alat uji emisi untuk mengetahui tingkat emisi pada gas buang kendaraan. 5

6 1.5 Keaslian Penelitian pemanfaatan bahan organik sebagai material dan piranti semikonduktor telah banyak dilakukan para peneliti. Beberapa penelitian tersebut diringkas dalam Tabel 1.2. Tabel 1.2: State of the Art beberapa penelitian Penulis dan Judul dan Nama Jurnal Hasil Eksperimen Tahun Maggioni Plasma-deposited CuPc A single gas: Mempunyai waktu et al.,2008 sensing material with multiple, tanggap elektrik responses, Sensors and Actuators 2 menit B 131, Ali et al., NO x sensing properties of In 2 O 3 thin Deteksi optimum pada 2008 films grown by MOCVD, Sensors suhu 150 o C dan waktu and Actuators B 129 (2008) pemulihan meningkat Srivastava Sensing mechanism of Pd-doped SnO 2 Sensor terdiri dari et al., 2009 sensor for LPG detection, Solid State 2 elektroda, sehingga Sciences 11, hanya dapat deteksi satu macam gas pada suhu 350 o C Kapse, H 2 S sensing properties of La-doped Waktu tanggap pada et al., 2009 nanocrystalline In 2 O 3, Vacuum suhu 125 o C dan perlu 83 (2009) pemanas Ho-Shik Electrical Properties of a CuPc Field Mobilitas pembawa et al., 2011 Effect Transistor Using a UV/Ozone muatan rendah, yaitu Treated and Untreated Substrate, 1, cm 2 /Vs dan Transactions on Electrical and belum diaplikasikan Electronic Materials (2011) untuk sensor gas Lyly Influence of Doping Concentration on Mendeteksi pada suhu et al., 2012 Dielectric, Optical, and Morphologica ( ) o C dan Properties of PMMA Thin Films, belum diaplikasikan Advances in Materials Science and untuk sensor gas Engineering, Volume 2012, Article ID , 5 pages Dari telaah jurnal (Tabel 1.2) diperoleh substansi penelitian yang belum dilakukan dan perlu ditingkatkan kinerja sensor gas. Substansi penelitian tersebut antara lain: a). Jurnal-jurnal di atas (Tabel 1.2) belum mengungkapkan struktur sensor gas yang 6

7 berupa OFET untuk mendeteksi gas. Hasil penelitian ini diharapkan terbentuknya sensor gas dengan struktur OFET. b). Penelitian sebelumnya pada umumnya menghasilkan mobilitas pembawa muatan masih rendah, yaitu: 1, cm 2 /Vs (Lee, et al., 2011), penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mobilitas pembawa muatan. c). Waktu tanggap dan waktu pemulihan sensor gas umumnya lambat, yaitu: 2 menit, penelitian ini diharapkan memperbaiki waktu tanggap dan waktu pemulihan. d). Sensor gas sebelumnya mendeteksi gas pada suhu tinggi, yaitu berkisar ( ) o C. Sensor gas ini kurang praktis karena membutuhkan pemanas pada saat digunakan. Dalam penelitian ini merancang geometri devais sensor gas berstruktur OFET untuk mendeteksi gas pada suhu ruang. Sensor gas yang berkembang pada saat ini, terdiri dari 2 elektroda yang digunakan untuk kontak resistansi. Sensor gas tersebut mempunyai satu nilai mobilitas pembawa muatan, sebab medan listrik dalam semikonduktor aktif tidak dapat divariasi. Mobiliatas pembawa muatan semikonduktor berhubungan dengan tanggap sensor gas. Sensor gas yang memiliki satu nilai mobilitas pembawa muatan, maka sensor gas hanya mendeteksi gas pada konsentrasi tertentu saja. Dengan demikian untuk gas yang mempunyai konsentrasi lain, sensor gas tidak dapat mendeteksi gas tersebut. Gambar 1.1: Struktur konduktivitas sensor gas (Arshak et al, 2004) Tanggapan sensor disebabkan oleh perubahan resisitif yang timbul karena reaksi antara semikonduktor dengan gas. Perubahan karakteristik listrik yang lebih 7

8 besar umumnya diamati setelah terpapar dengan konsentrasi gas lebih tinggi. Keuntungan struktur OFET adalah adanya perubahan resisitif yang berupa modulasi tanggap sensor. Modulasi tanggap sensor yang terjadi pada OFET disebabkan pengaturan tegangan elektroda gate. Mobilitas pembawa muatan semikonduktor dapat dikendalikan dengan memanfaatkan elektroda gate. Gambar 1.2: Desain tata letak sensor gas (Hiskia dan Hermida, 2006) Desain sensor gas untuk deteksi gas CO dengan struktur pemanas seperti diperlihatkan pada Gambar.1.2. Komponen sensor gas terdiri dari sebuah heater, 2 elektroda dan lapisan aktif dari semikonduktor SnO 2 (Tin Dioxide). Aplikasi sensor gas ini membutuhkan heater saat beroperasi untuk deteksi gas, tanpa pemanas sensor tidak sensitif. Sensor gas ini hanya mempunyai nilai satu mobilitas pembawa muatan, sebab medan listrik yang terjadi dalam semikonduktor tidak dapat divariasi. Sensor gas dengan desain seperti ini (Gambar.1.2) kurang praktis untuk mendeteksi gas karena membutuhkan pemanas dan jangkauan pengukuran kurang luas. Gambar 1.3 adalah skema sensor yang dihasilkan dengan memberi doping 1% palladium (Pd) menunjukkan sensitivitas maksimum 72% pada suhu 350 o C untuk konsentrasi 0,5% dari LPG. Sensor ini mempunyai dua elektroda dan dapat mendeteksi LPG suhu tinggi 350 o C. Sensor dengan desain seperti ini (Gambar 1.3) kurang praktis untuk mendeteksi gas karena membutuhkan pemanas dan mobilitas pembawa muatan elektrostatis pada permukaan isolator semikonduktor tidak dapat diubah. Dasar pembuatan transistor OFET adalah lapisan aktif semikonduktor yang dihubungkan melalui dua elektroda, yaitu source (S) dan drain (D). Elektroda gate (G) elektrik yang terisolasi pada lapisan semikonduktor melalui lapisan oksida isolator 8

9 dan membentuk sebuah kapasitor pelat paralel. Dengan mengaplikasikan tegangan G yang tehubung elektroda S, mobilitas pembawa muatan elektrostatis permukaan isolator semikonduktor dapat diubah. Dengan demikian, efek medan listrik yang menyebabkan mobilitas pembawa muatan semikonduktor dapat divariasi. Oleh karena itu, arus yang melalui semikonduktor dapat bervariasi dengan urutan magnitudo sesuai dengan perubahan tegangan pada elektroda G. Gambar 1.3: Skema sensor gas (Srivastava, et al., 2009) Gambar 1.1, Gambar 1.2 dan Gambar 1.3 adalah sensor gas yang mempunyai nilai satu mobilitas pembawa muatan, karena medan listrik dalam semikonduktor tidak dapat divariasi. Dengan memiliki satu nilai mobilitas pembawa muatan, sensor gas hanya dapat merespon gas pada konsentrasi tertentu saja. Dengan demikian gas yang mempunyai konsentrasi lain, sensor gas tidak dapat merespon. Kebaharuan penelitian ini adalah sensor gas dibuat dengan struktur OFET seperti ditunjukkan pada Gambar 1.4, sehingga nilai mobilitas pembawa muatan dapat divariasi dengan mengubah tegangan pada gate. Pengukuran dengan menggunakan konsep interaksi antara ion dengan divais padat telah dilakukan sejak tahun 1970 oleh Piet Bergveld. Penelitian terus berlanjut dengan dikembangkannya field effect transistors (FET) yang sensitif terhadap ion untuk aplikasi bio sensor dan aplikasi lain yang berkaitan dengan pengukuran. Terdapat beberapa keistimewaan divais berbasis FET yaitu memiliki respon yang cepat, sensitivitas tinggi, kemampuan proses yang banyak, ukuran divais kecil, struktur divais padat, memungkinkan diintegrasikan dengan output signal processing dan mudah dimodifikasi untuk mendeteksi bahan-bahan biokimia (Giuseppe Scarpa, 2010). 9

10 Gambar 1.4: Struktur OFET bottom contact Berdasarkan lapisan aktif yang digunakan pada sensor berbasis FET dibagi menjadi dua jenis, yaitu inorganik FET (IFET) dan organik FET (OFET). Sensor berbasis inorganik FET menggunakan lapisan aktif yang terbuat dari bahan inorganik, seperti paladium (Pd), TiO 2, ZnO, SnO2 dan NiO2 (Buso et al., 2008). Sedangkan sensor berbasis organik FET mengunakan lapisan aktif yang terbuat dari polimer organik seperti polianilin (PANI), polypirrole (PPy), polythiophene (PTh) dan turunannya (Bai and Shi, 2007). Terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh OFET dibandingkan IFET yaitu, pertama OFET beroperasi pada suhu ruang, sedangkan IFET bekerja pada suhu tinggi (Pereira et al., 2009). Kedua, energi yang dibutuhkan untuk membuat OFET lebih rendah dibandingkan dengan IFET, karena proses pembuatan OFET lebih sederhana. Sensor berbasis OFET banyak dimanfaatkan untuk detektor gas. Terpaparnya gas berbahaya di alam mendorong para peneliti untuk mengembangkan divais ini sebagai sensor gas yang mempunyai sensitivitas tinggi, bisa beropresi pada suhu ruang dan tidak memerlukan pemanas. Seperti yang pernah dilaporkan sebelumnya, OFET lebih baik dari IFET, karena proses pembuatan OFET lebih sederhana. Sensor gas berstruktur OFET banyak dimanfaatkan untuk detektor gas. Terpaparrnya gas-gas berbahaya di alam mendorong para peneliti untuk mengembangkan divais ini sebagai sensor gas yang sensitif dan bisa beropresi pada suhu ruang. Seperti yang pernah dilaporkan sebelumnya, OFET sangat potensial untuk mendeteksi gas amonia, uap toluena, dan uap butylamine (Chen, 2011). 10

SENSOR GAS BERBASIS FILM TIPIS DENGAN KONFIGURASI TRANSISTOR EFEK MEDAN (FET) UNTUK DETEKSI GAS CO

SENSOR GAS BERBASIS FILM TIPIS DENGAN KONFIGURASI TRANSISTOR EFEK MEDAN (FET) UNTUK DETEKSI GAS CO SENSOR GAS BERBASIS FILM TIPIS DENGAN KONFIGURASI TRANSISTOR EFEK MEDAN (FET) UNTUK DETEKSI GAS CO Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang Email: sjarwot.@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PEMBUATAN SENSOR BERBASIS FILM TIPIS UNTUK DETEKSI GAS : CO, CO 2, NH 3, NO, NO 2 SEBAGAI UPAYA PEMANTAU KUALITAS UDARA

PEMBUATAN SENSOR BERBASIS FILM TIPIS UNTUK DETEKSI GAS : CO, CO 2, NH 3, NO, NO 2 SEBAGAI UPAYA PEMANTAU KUALITAS UDARA Kode/Rumpun ILmu: 111/ Fisika LAPORAN AKHIR PENELITIAN PRODUK TERAPAN PEMBUATAN SENSOR BERBASIS FILM TIPIS UNTUK DETEKSI GAS : CO, CO 2, NH 3, NO, NO 2 SEBAGAI UPAYA PEMANTAU KUALITAS UDARA Tahun ke 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disamping memberikan dampak positif yang dapat. dirasakan dalam melakukan aktifitas sehari hari, juga dapat memberikan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. disamping memberikan dampak positif yang dapat. dirasakan dalam melakukan aktifitas sehari hari, juga dapat memberikan beberapa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini pembangunan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, seperti pembangunan fisik kota, industri dan transportasi. Pada pertumbuhan pembangunan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia Tenggara. Sebagai negara berkembang, Indonesia melakukan swasembada diberbagai bidang, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini terlihat dari banyaknya komponen semikonduktor yang digunakan disetiap kegiatan manusia.

Lebih terperinci

Jurnal MIPA 36 (2): (2013) Jurnal MIPA.

Jurnal MIPA 36 (2): (2013) Jurnal MIPA. Jurnal MIPA 36 (2): 151-156 (2013) Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm MOBILITAS PEMBAWA MUATAN PADA OFET (ORGANIC FIELD EFFECT TRANSISTOR) BERBASIS FILM TIPIS Sujarwata, P Marwoto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik,

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik, menghasilkan berbagai penemuan baru khususnya dalam bidang elektronika. Salah satu teknologi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah permasalahan besar yang harus dihadapi pada

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah permasalahan besar yang harus dihadapi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara adalah permasalahan besar yang harus dihadapi pada saat ini karena udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan makhluk hidup, terutama manusia.

Lebih terperinci

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2 KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2 Hendri, Elvaswer Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dibayar oleh umat manusia berupa pencemaran udara. Dewasa ini masalah lingkungan kerap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban manusia di abad ini. Sehingga diperlukan suatu kemampuan menguasai teknologi tinggi agar bisa

Lebih terperinci

PENGARUH DOPING INDIUM TERHADAP SENSITIVITAS SENSOR GAS DARI LAPISAN TIPIS SnO 2

PENGARUH DOPING INDIUM TERHADAP SENSITIVITAS SENSOR GAS DARI LAPISAN TIPIS SnO 2 Suharni, dkk. ISSN 0216-3128 33 PENGARUH DOPING INDIUM TERHADAP SENSITIVITAS SENSOR GAS DARI LAPISAN TIPIS SnO 2 Suharni dan Sayono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN ABSTRAK PENGARUH DOPING

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai 10 atom karbon yang diperoleh dari minyak bumi. Sebagian diperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai 10 atom karbon yang diperoleh dari minyak bumi. Sebagian diperoleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Premium Premium terutama terdiri atas senyawa-senyawa hidrokarbon dengan 5 sampai 10 atom karbon yang diperoleh dari minyak bumi. Sebagian diperoleh langsung dari hasil penyulingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat dimana terjadi perubahan cuaca dan iklim lingkungan yang mempengaruhi suhu bumi dan berbagai pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gas-gas pencemar dari gas buang kendaraan bermotor seperti gas CO dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat hemoglobin darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel surya merupakan suatu piranti elektronik yang mampu mengkonversi energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan dampak buruk terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Proses pembangunan disegala bidang selain membawa kemajuan terhadap kehidupan manusia, tetapi juga akan membawa dampak negative bagi lingkungan hidup. Industrialisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkurangnya cadangan sumber energi dan kelangkaan bahan bakar minyak yang terjadi di Indonesia dewasa ini membutuhkan solusi yang tepat, terbukti dengan dikeluarkannya

Lebih terperinci

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah campuran gas yang merupakan lapisan tipis yang meliputi bumi dan merupakan gas yang tidak kelihatan, tidak berasa dan tidak berbau. Pencemaran udara datang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SEL SURYA

PERKEMBANGAN SEL SURYA PERKEMBANGAN SEL SURYA Generasi Pertama Teknologi pertama yang berhasil dikembangkan oleh para peneliti adalah teknologi yang menggunakan bahan silikon kristal tunggal. Teknologi ini dalam mampu menghasilkan

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, yaitu masuknya zat pencemar yang berbentuk gas, partikel kecil atau aerosol ke dalam udara (Soedomo,

Lebih terperinci

PEMBUATAN SENSOR GAS H 2 S BERBASIS POLYANILINE FIELD EFFECT TRANSISTOR (PFETs) DENGAN METODE CASTING

PEMBUATAN SENSOR GAS H 2 S BERBASIS POLYANILINE FIELD EFFECT TRANSISTOR (PFETs) DENGAN METODE CASTING Jurnal Biofisika 8 (2): 1-7 PEMBUATAN SENSOR GAS H 2 S BERBASIS POLYANILINE FIELD EFFECT TRANSISTOR (PFETs) DENGAN METODE CASTING T. Jasalesmana* 1, A. Nurlaela 1, N. Saridewi 1, F. Alatas 1, Akhiruddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sel surya merupakan salah satu divais elektronik yang dapat mengubah secara langsung energi radiasi matahari menjadi energi listrik. Sel surya merupakan sumber energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SEMIKONDUKTOR TIO 2 (ZnO) SEBAGAI SENSOR LIQUEFIED PETROLEUM GAS (LPG)

KARAKTERISASI SEMIKONDUKTOR TIO 2 (ZnO) SEBAGAI SENSOR LIQUEFIED PETROLEUM GAS (LPG) KARAKTERISASI SEMIKONDUKTOR TIO 2 (ZnO) SEBAGAI SENSOR LIQUEFIED PETROLEUM GAS (LPG) Frastica Deswardani, Elvaswer Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan gas alam menjadi pendorong bagi manusia untuk mencari sumber energi alternatif.

Lebih terperinci

Struktur dan Prinsip Kerja Transistor Metal Oxide Semiconductor (MOS)

Struktur dan Prinsip Kerja Transistor Metal Oxide Semiconductor (MOS) Struktur dan Prinsip Kerja Transistor Metal Oxide Semiconductor (MOS) Analisis dan perancangan IC sangat tergantung pada pemilihan model yang cocok sebagai komponen IC. Untuk analisis secara manual, cukup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi fosil seperti batu bara, bensin dan gas secara terusmenerus menyebabkan persediaan bahan bakar fosil menjadi menipis. Kecenderungan ini telah mendorong

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Vivi Andriani NIM Dosen Pembimbing Utama : Drs. SISWOYO, M.Sc., PhD. Dosen Pembimbing Anggota : Drs. ZULFIKAR, PhD.

SKRIPSI. Oleh : Vivi Andriani NIM Dosen Pembimbing Utama : Drs. SISWOYO, M.Sc., PhD. Dosen Pembimbing Anggota : Drs. ZULFIKAR, PhD. SKRIPSI PENGEMBANGAN SENSOR VOLTAMETRI N 2 O DENGAN Vivi Andriani NIM 031810301047 Dosen Pembimbing Utama : Drs. SISWOYO, M.Sc., PhD. Dosen Pembimbing Anggota : Drs. ZULFIKAR, PhD. PENGEMBANGAN SENSOR

Lebih terperinci

Karakterisasi XRD. Pengukuran

Karakterisasi XRD. Pengukuran 11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Benoa merupakan salah satu pelabuhan yang terdapat di provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal dan berbagai aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern ini manusia tidak bisa dilepaskan dari peranan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern ini manusia tidak bisa dilepaskan dari peranan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan modern ini manusia tidak bisa dilepaskan dari peranan dan fungsi alat-alat canggih yang membutuhkan komponen-komponen elektronika, sebagian

Lebih terperinci

Alat Deteksi Gas Buang Kendaraan Bermotor Berstruktur Transistor Efek Medan

Alat Deteksi Gas Buang Kendaraan Bermotor Berstruktur Transistor Efek Medan 7 Sujarwata, Alat Deteksi Gas Buang Kendaraan Bermotor Alat Deteksi Gas Buang Kendaraan Bermotor Berstruktur Transistor Efek Medan Sujarwata Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Lebih terperinci

PEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS

PEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS PEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS Syuhada, Dwi Bayuwati, Sulaiman Pusat Penelitian Fisika-LIPI, Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang 15314 e-mail: hadda212@yahoo.com

Lebih terperinci

Transistor Efek Medan - Field Effect Transistor (FET)

Transistor Efek Medan - Field Effect Transistor (FET) Transistor Efek Medan - Field Effect Transistor (FET) Jenis lain dari transitor adalah Field effect Transistor. Perbedaan utama antara BJT dengan FET adalah pada pengontrol kerja dari transistor tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Energi cahaya matahari dapat dikonversi menjadi energi listrik melalui suatu sistem yang disebut sel surya. Peluang dalam memanfaatkan energi matahari masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran udara merupakan masalah yang memerlukan perhatian khusus, terutama pada kota-kota besar. Pencemaran udara berasal dari berbagai sumber, antara lain asap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sudah dikenalnya penggunaan bahan materi Seng Oksida (ZnO) sebagai

I. PENDAHULUAN. Sudah dikenalnya penggunaan bahan materi Seng Oksida (ZnO) sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sudah dikenalnya penggunaan bahan materi Seng Oksida (ZnO) sebagai pengganti Silikon karbon (SiC), maka sudah banyak industri yang menggunakan bahan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya λ Panjang Gelombang 21 ω Kecepatan Angular 22 ns Indeks Bias Kaca 33 n Indeks Bias Lapisan Tipis 33 d Ketebalan Lapisan Tipis 33 α Koofisien Absorpsi 36 Frekuensi Cahaya 35 υ BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan listrik dunia semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Hal ini tentu disebabkan pertumbuhan aktivitas manusia yang semakin padat dan kebutuhan

Lebih terperinci

PENGARUH DOPING EMAS DAN PERLAKUAN ANIL PADA SENSITIVITAS LAPISAN TIPIS SnO 2 UNTUK SENSOR GAS CO

PENGARUH DOPING EMAS DAN PERLAKUAN ANIL PADA SENSITIVITAS LAPISAN TIPIS SnO 2 UNTUK SENSOR GAS CO PENGARUH DOPING EMAS DAN PERLAKUAN ANIL PADA SENSITIVITAS LAPISAN TIPIS SnO 2 UNTUK SENSOR GAS CO Almunawar Khalil 1*, Sri Yani Purwaningsih 2, Darminto 3 Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

KARAKTERISASI I-V SEMIKONDUKTOR HETEROKONTAK CuO/ ZnO(TiO 2 ) SEBAGAI SENSOR GAS HIDROGEN

KARAKTERISASI I-V SEMIKONDUKTOR HETEROKONTAK CuO/ ZnO(TiO 2 ) SEBAGAI SENSOR GAS HIDROGEN KARAKTERISASI I-V SEMIKONDUKTOR HETEROKONTAK CuO/ ZnO(TiO 2 ) SEBAGAI SENSOR GAS HIDROGEN Mardiah dan Elvaswer Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail:

Lebih terperinci

Karakterisasi Sensor TiO 2 Didoping ZnO untuk Mendeteksi Gas Oksigen

Karakterisasi Sensor TiO 2 Didoping ZnO untuk Mendeteksi Gas Oksigen 122 Karakterisasi Sensor TiO 2 Didoping ZnO untuk Mendeteksi Gas Oksigen Wahyuni Putri*, Elvaswer Jurusan Fisika, Kampus Limau Manis, Universitas Andalas, Padang 25163 *Wahyuniputri750@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini mengalami peralihan dari teknologi mikro (microtechnology) ke generasi yang lebih kecil yang dikenal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi berperan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Selama ini manusia bergantung pada energi yang berasal dari minyak bumi untuk menjalankan sistem transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik karena listrik merupakan sumber energi utama dalam berbagai bidang kegiatan baik dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karena tidak akan ada kehidupan di permukaan bumi tanpa energi matahari maka sebenarnya pemanfaatan energi matahari sudah berusia setua kehidupan itu sendiri.

Lebih terperinci

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Rhodamin B merupakan pewarna sintetis yang biasa digunakan dalam industri tekstil, kertas, kulit, plastik, cat, farmasi dan makanan yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 - Juni 2011 di Laboratorium Biofisika dan Laboratorium Fisika Lanjut, Departemen Fisika IPB.

Lebih terperinci

2016 PENGARUH SUHU PEMBAKARAN TERHADAP KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM TEBAL BERBASIS

2016 PENGARUH SUHU PEMBAKARAN TERHADAP KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM TEBAL BERBASIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara dengan kekayaan alam yang melimpah dan salah satunya adalah mineral besi.sejauh ini pemanfaatan mineral kurang maksimal, hanya ditambang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, jumlah penduduk dunia semakin meningkat. Beragam aktifitas manusia seperti kegiatan industri, transportasi, rumah tangga dan kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

APA ITU GLOBAL WARMING???

APA ITU GLOBAL WARMING??? PEMANASAN GLOBAL APA ITU GLOBAL WARMING??? Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan Bumi selama beberapa kurun waktu. Atau kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zeniar Rossa Pratiwi,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zeniar Rossa Pratiwi,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan akan energi yang terus meningkat memaksa manusia untuk mencari sumber-sumber energi terbarukan. Sampai saat ini sebagian besar sumber energi berasal

Lebih terperinci

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini Dosen Pembimbingh: Dr. Melania Suweni muntini Oleh: Gaguk Resbiantoro JURUSAN FISIKA Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya 2011 PENDAHULUAN Latar Belakang

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI

STUDI PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI Studi Pengaruh Suhu Substrat. (Rully Fakhry Muhammad) 303 STUDI PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI STUDY

Lebih terperinci

BAB I PENDAH ULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAH ULUAN 1.1.Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Polimer secara umum merupakan bahan dengan kemampuan menghantarkan listrik yang rendah dan tidak memiliki respon terhadap adanya medan magnet dari luar. Tetapi melalui

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. a. Pompa Vakum Rotary (The Rotary Vacuum Pump) Gambar 1.10 Skema susunan pompa vakum rotary

PEMBAHASAN. a. Pompa Vakum Rotary (The Rotary Vacuum Pump) Gambar 1.10 Skema susunan pompa vakum rotary PENDAHULUAN Salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh lapisan tipis adalah Evaporasi. Proses penumbuhan lapisan pada metode ini dilakukan dalam ruang vakum. Lapisan tipis pada substrat diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN & ANALSIS HASIL KARAKTERISASI XRD, EDS DAN PENGUKURAN I-V MSM

BAB IV PERHITUNGAN & ANALSIS HASIL KARAKTERISASI XRD, EDS DAN PENGUKURAN I-V MSM BAB IV PERHITUNGAN & ANALSIS HASIL KARAKTERISASI XRD, EDS DAN PENGUKURAN I-V MSM Pada bab sebelumnya telah diperlihatkan hasil karakterisasi struktur kristal, morfologi permukaan, dan komposisi lapisan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sarana dan prasarana fisik seperti pusat-pusat industri merupakan salah satu penunjang aktivitas dan simbol kemajuan peradaban kota. Di sisi lain, pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan makhluk hidup serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan makhluk hidup serta dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah kehadiran substansi fisik, kimia atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan makhluk hidup serta dapat merusak benda-benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan diproduksinya berbagai macam peralatan yang dapat mempermudah manusia

Lebih terperinci

Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering

Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering Desty Anggita Tunggadewi 1, Fitria Hidayanti 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional dtunggadewi@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke udara. Menurut PP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke udara. Menurut PP BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Salah satu faktor utama dari terganggunya kelangsungan hidup di bumi dan isinya adalah pencemaran udara. Pencemaran udara dapat diartikan

Lebih terperinci

DETEKTOR GAS OKSIGEN DARI BAHAN SEMIKONDUKTOR TiO2 DOPING CuO

DETEKTOR GAS OKSIGEN DARI BAHAN SEMIKONDUKTOR TiO2 DOPING CuO DETEKTOR GAS OKSIGEN DARI BAHAN SEMIKONDUKTOR TiO2 DOPING CuO Paradita Ramli*, Elvaswer Jurusan Fisika Universitas Andalas Email : Paraditaramli77@gmail.com ABSTRAK Telah dilakukan karakterisasi detektor

Lebih terperinci

2015 DESAIN DAN OPTIMASI FREKUENSI SENSOR LINGKUNGAN BERBASIS PEMANDU GELOMBANG INTERFEROMETER MACH ZEHNDER

2015 DESAIN DAN OPTIMASI FREKUENSI SENSOR LINGKUNGAN BERBASIS PEMANDU GELOMBANG INTERFEROMETER MACH ZEHNDER BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan merupakan aspek penting dalam kehidupan karena lingkungan adalah tempat dimana kita hidup, bernafas dan sebagainya. Lingkungan merupakan kawasan tempat kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, bumi tempat tinggal manusia telah tercemar oleh polutan. Polutan adalah segala sesuatu yang berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup dan lingkungan. Udara

Lebih terperinci

DETEKTOR RADIASI. NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id

DETEKTOR RADIASI. NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id DETEKTOR RADIASI NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn@uns.ac.id - Metode deteksi radiasi didasarkan pd hasil interaksi radiasi dg materi: proses ionisasi & proses eksitasi -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi, sudah seharusnya Indonesia memanfaatkannya sebagai energi listrik dengan menggunakan sel surya.

Lebih terperinci

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini zaman sudah semakin berkembang dan modern. Peradaban manusia juga ikut berkembang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia terus berpikir bagaimana

Lebih terperinci

Karakteristik Arus-Tegangan Semikonduktor Copper Oxide Didoping dengan Zinc Oxide Sebagai Sensor Gas Hidrogen

Karakteristik Arus-Tegangan Semikonduktor Copper Oxide Didoping dengan Zinc Oxide Sebagai Sensor Gas Hidrogen Karakteristik Arus-Tegangan Semikonduktor Copper Oxide Didoping dengan Zinc Oxide Sebagai Sensor Gas Hidrogen 176 Zulfikri Syafnur *, Elvaswer Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Andalas, Kampus Limau Manis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan energi dunia semakin meningkat sedangkan bahan bakar fosil dipilih sebagai energi utama pemenuh kebutuhan, namun bahan bakar ini tidak ramah lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki abad 21, persediaan minyak dan gas bumi semakin menipis. Sementara kebutuhan akan energi semakin meningkat, terutama dirasakan pada negara industri. Kebuthan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia. Sehingga para peneliti terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termoelektrik merupakan material yang terbuat dari semikonduktor yang salah satu kegunaannya untuk keperluan pembangkit tenaga listrik. Material semikonduktor dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kontribusi emisi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya berkisar antara 10-15%. Sedangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor merupakan salah satu alat yang memerlukan mesin sebagai penggerak mulanya, mesin ini sendiri pada umumnya merupakan suatu alat yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1. Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. 2. Ir. Tasripan, MT.

Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1. Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. 2. Ir. Tasripan, MT. Implementasi Sensor Gas pada Kontrol Lengan Robot untuk Mencari Sumber Gas (The Implementation of Gas Sensors on the Robotic Arm Control to Locate Gas Source ) Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Produksi H 2 Sampai saat ini, bahan bakar minyak masih menjadi sumber energi yang utama. Karena kelangkaan serta harganya yang mahal, saat ini orang-orang berlomba untuk mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, banyak masyarakat yang mengabaikan banyak hal yang membahayakan tetapi hal tersebut merupakan hal yang cukup sepele. Contoh konkretnya ialah : ketika kita

Lebih terperinci

DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS

DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS ISSN 1410-6957 DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS Sayono, Tjipto Sujitno Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Toto Trikasjono Sekolah Tinggi Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penurunan kualitas lingkungan hidup dewasa ini salah satunya disebabkan oleh aktifitas kendaran bermotor yang menjadi sumber pencemaran udara. Gas-gas beracun penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

FG-FET Berbasis Film Ag2O Untuk Pendeteksian H2S

FG-FET Berbasis Film Ag2O Untuk Pendeteksian H2S Abstrak FG-FET Berbasis Film Ag2O Untuk Pendeteksian H2S 1 W. Widanarto, 2 Bilalodin & 3 R. A. Saputro 1,2,3 Program Studi Fisika, FST Unsoed Jl. dr. Soeparno No. 61 Purwokerto 1 wahyu.widanarto@unsoed.ac.id

Lebih terperinci

Bahan Listrik. Sifat Listrik Bahan

Bahan Listrik. Sifat Listrik Bahan Bahan Listrik Sifat Listrik Bahan Jenis Bahan / Material: 1.Murni unsur - logam (Fe, Hg) - nonlogam [C (grafit, intan), Si, S] 2.Senyawa - oksida / keramik (tanah liat, SiO 2 ) - polimer (kayu, karet,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruangan yang bersih adalah ruangan yang sehat. Dari kalimat tersebut dapat dijelaskan bahwa sebuah ruangan perlu dijaga kebersihannya dari debu, sampah, dan bahkan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI ZnO DIDOPING TIO2 UNTUK DETEKTOR LPG

KARAKTERISASI ZnO DIDOPING TIO2 UNTUK DETEKTOR LPG KARAKTERISASI ZnO DIDOPING TIO2 UNTUK DETEKTOR LPG El Basthoh, Elvaswer, Harmadi Program Pascasarjana Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 Email : el.basthoh@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komponen elektronika seperti diode, transistor dan sebuah IC. semikonduktor. Pada zaman sekarang perkembangan piranti elektronika

BAB I PENDAHULUAN. Komponen elektronika seperti diode, transistor dan sebuah IC. semikonduktor. Pada zaman sekarang perkembangan piranti elektronika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komponen elektronika seperti diode, transistor dan sebuah IC (integrated circuit) merupakan elemen-elemen yang terbuat dari semikonduktor. Pada zaman sekarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Katalis merupakan suatu zat yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Katalis yang digunakan merupakan katalis heterogen. Katalis heterogen merupakan katalis yang dapat digunakan

Lebih terperinci

TRANSISTOR EFEK-MEDAN (FIELD-EFFECT TRANSISTOR)

TRANSISTOR EFEK-MEDAN (FIELD-EFFECT TRANSISTOR) "! # 3 2! 12 TANSISTO EFEK-MEDAN (FIELD-EFFECT TANSISTO) 12.1 Pengatar Fungsi utama dari sebuah penguat adalah untuk menghasilkan penguatan isyarat dengan tingkat penguatan tertentu. Transistor unipolar

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian 28 Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terbagi dalam empat tahapan kerja, yaitu : Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan film tipis ZnO yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi ini dimanfaatkan dan dikembangkan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : DEVAIS MIKROELEKTRONIKA* (Ujian Utama) KODE MK / SKS : KK / 3

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : DEVAIS MIKROELEKTRONIKA* (Ujian Utama) KODE MK / SKS : KK / 3 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : DEVAIS MIKROELEKTRONIKA* (Ujian Utama) KODE MK / SKS : KK-041345 / 3 Minggu Pokok Bahasan Ke Dan TIU 1 Konsep mekanika quntum dan fisika benda padat 2 Fenomena elektron

Lebih terperinci

Bab 1. Semi Konduktor

Bab 1. Semi Konduktor Bab 1. Semi Konduktor Operasi komponen elektronika benda padat seperti dioda, LED, Transistor Bipolar dan FET serta Op-Amp atau rangkaian terpadu lainnya didasarkan atas sifat-sifat semikonduktor. Semikonduktor

Lebih terperinci