CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 2)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 2)"

Transkripsi

1 CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 2) 1. Berapa jumlah berat yang diperbolehkan untuk kendaraan bermotor bukan sepeda motor yang dapat dikemudikan dengan SIM golongan A? a. Kurang dari 2 Ton b. Kurang dari 2,5 Ton c. Kurang dari 3,5 Ton 2. Lampu apa yang anda nyalakan pada siang hari apabila mengemudikan kendaraan tanpa lampu kabut didaerah yang berkabut tebal? a. Lampu DIM (Sinar Jarak Dekat) b. Lampu Parkir c. Lampu Darurat yang berkedip-kedip 3. Seorang pengemudi dibenarkan untuk meninggalkan tempat kejadian kecelakaan yang dialaminya, apabila : a. Terancam jiwanya dan menyembunyikan diri agar tidak diketahui orang. b. Terancam bahaya penganiyayaan oleh Masyarakat yang marah atau emosi, tetapi harus segera melaporkan kejadian tersebut ke Pos Polisi terdekat c. Melarikan diri dan sembunyi. 4. Marka jalan berupa tanda garis membujur yang utuh berwarna kuning pada bahu (Bingkai jalan) antara lain berfungsi sebagai : a. Tanda batas tempat parkir b. Tanda batas paling luar dari sisi kiri jalan lalu lintas c. Tanda batas tempat berhenti. 5. Pencabutan SIM Seseorang oleh hakim berakibat : a. Orang tersebut untuk sementara waktu tidak boleh mengemudi sampai batas putusan hakim berakhir b. Orang tersebut untuk selamanya tidak boleh mengemudi c. Orang tersebut dapat mengemudi asal mendapat SIM nya kembali dari Polisi 6. Menurut Peraturan Pemerintah Tentang Dana kecelakaan Lalu Lintas Korban Korban Kecelakaan yang tidak berhak memperoleh ganti kerugian adalah : a. Para korban yang belum mencapai usia dewasa b. Para korban yang bunuh diri, atau dalam keadaan mabuk atau melakukan kejahatan c. Pengemudi yang menjadi korban yang tidak memiliki SIM

2 7. Pada umumnya bila tidak ditentukan lain, kecepatan maksimum yang berlaku didalam daerah perumahan atau Kota : a. 40 Km/jam b. 50 Km/jam c. 60 Km/jam 8. Apa yang anda lakukan sebelum berpapasan dengan lalu lintas yang datang dari depan? a. Waspada terhadap lalu lintas yang datang dari depan dan yang mengikuti dari belakang dan mengelak ke kiri. b.tetap pada lajur yang ditempuh c. Menggunakan isyarat petunjuk arah sebelah kanan 9. Mengurangi kecepatan tinggi dengan mengganti persneling tinggi ke rendah (Engine brake) menghadapi jalan menurun curam : a. Tidak perlu karena pemborosan b. Perlu sekali c. Hanya kalau perlu 10. Yang termasuk mobil penumpang antara lain : a. Sedan, Station Wagon, dan Bemo. b. Sedan, Mini Bus, dan Mobil Jenazah c. Bemo, Station Wagon, Bemo, dan Mobil Jenazah. 11. Apa yang harus anda ketahui tentang keadaan permukaan jalan pada saat turun hujan, Khususnya setelah mengalami musim panas (kemarau ) yang panjang? a. Jalan Menjadi basah oleh genangan air. b. Pemandangan jalan akan terganggu. c. Akan ada Lapisan licin yang berbahaya diatas permukaan jalan. 12. Anda termasuk katagori pengemudi yang baik, apabila : a. Mengendarai mobil dengan hati-hati. b. Dapat mengendalikan diri, tidak cepat naik darah atau emosi, mempunyai rasa lapang dada dan kepala dingin dalam segala situasi serta mempunyai keterampilan mengemudi yang tinggi c. Mengendarai mobil dengan keterampilan yang tinggi.

3 13. Anda sedang mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi di jalan bebas hambatan atau Tol, untuk berapa lama anda diperbolehkan berada di jalur paling kanan? a. Saat-saat yang dibutuhkan untuk melewati kendaraan kendaraan lain b. Tidak ada larangan untuk bejalan di jalur paling kanan c. Sepanjang anda masih mengikuti kendaraan lain yang berada di lajur kanan yang belum menyelesaikan gerakan mendahului 14. Anda mengemudikan Kendaraan bermotor dengan maksud semata-mata untuk belajar a. Sama sekali dilarang berada dijalan umum b. Boleh belajar di jalan umum asal jalan dalam keadaan sepi c. Boleh berjalan dijalan umum asal memasang tanda belajar dan diawasi oleh seseorang yang membawa SIM yang sah atas namanya dan berlaku untuk kendaraan bersangkutan. Jawabab : C 15. Suatu jalan satu arah yang berlajur dua, Lajur kanan dimaksudkan : a. Untuk mendahului kendaraan lain b. Hanya untuk kendaraan bermotor saja c. Untuk mendahului dan persiapan membelok kekanan 16. Kecepatan yang aman untuk semua kendaraan bermotor di jalan Tol, adalah : a. 80 Km/jam b. 100Km/jam c. Mengikuti petunjuk Rambu-rambu yang ada 17. Kendaraan mengalami Slip waktu direm, bagaimana reaksi anda pertama-tama? a. Lepaskan pedal rem dan gas dan segera putar kemudi kearah slip b. Tekanlah pedal rem lebih keras sampai kendaraan berhenti. c. Banting kemudi segera ke kiri jalan 18. Apa yang harus Anda ingat bila mengangkut bagasi diatas atap mobil anda? a. Kepekaan kendaraan terhadap angin samping dapat bertambah sehingga mempengaruhi kestabilan gerakan kendaraan. b. Kendaraan lebih boros menggunakan bahan bakar. c. Kendaraan dapat terbalik. Jawabab : A 19. Selain minuman alkohol, apalagi yang mempengaruhi kemampuan mengemudi a. Obat Tradisional b. Obat antimabuk c. Narkotika dan Obat obatan

4 20. Apabila anda menabrak mobil yang berjalan didepan anda karena mobil tersebut direm tibatiba untuk mencegah tabrakan dengan seseorang yang sedang menyebrang di pertengahan zebra cross, maka : a. Anda tidak bersalah b. Anda bersalah c. Anda berdua sama sama melakukan kesalahan 21. Kendaraan umum, adalah : a. Kendaraan yang digunakan untuk angkutan orang/barang dengan pungutan bayaran b. Setiap kendaraan yang berada di jalan umum c. Kendaraan yang disewakan kepada orang lain dan biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Jarak aman paling dekat di belakang kendaraan yang berjalan di depan Anda tergantung dari faktor apa? a. Jenis kendaraan yang dikemudikan. b. Keadaan dan kecepatan lalu lintas. c. Ketrampilan Anda sebagai pengemudi. 22. Anda sedang mendekati suatu jalan yang menanjak tanpa dapat memandang di belakang puncak bukit tersebut. Di mana gerakan untuk mendahului kendaraan bermotor lain harus ditempuh? a. Setiap saat setelah menggunakan isyarat. b. Sebelum dimulai gerakan menajak. c. Mulai dari puncak bukit. 23. Sebagai pengemudi sepeda motor, maka: a. Diperbolehkan mendahului kendaraan lain dari kiri atau kanan. b. Hanya boleh mendahului dari kanan apabila tidak ada rintangan lalu lintas dan dapat dilakukan dengan aman. c. Untuk mencapai tujuan lebih cepat, diperbolehkan zig-zag di antara mobil, asalkan tidak terjadi kecelakaan. 24. Beberapa jenis kendaraan yang selalu harus didahulukan, adalah : a. Kendaraan yang berjalan lebih cepat. b. Kereta api, pemadam kebakaran, ambulans. c. Kendaraan yang berat dan ukurannya lebih besar.

5 25. Kendaraan mana yang dapat berjalan lebih dulu? a. Kendaraan A dan B. b. Kendaraan A. c. Kendaraan C.

6 26. Kendaraan yang harus memberikan isyarat akan berubah arah di pertemuan jalan ini, adalah : a. Kendaraan 1, 2. b. Kendaraan 2, 3. c. Kendaraan 1, 3.

7 27. Kepada kendaraan mana isyarat pengaturan lalu lintas dengan tangan tersebut ditujukan dan apa maksudnya? a. Kepada kendaraan A untuk mengurangi kecepatan. b. Kepada kendaraan B untuk menambah kecepatan. c. Kepada kendaraan C untuk mengurangi kecepatan. 28. Kendaraan yang tidak diizinkan melewati rambu ini, adalah : a. Kendaraan yang jumlah beratnya 5 ton. b. Truk kosong dengan jumlah berat yang diperbolehkan termasuk muatannya lebih dari 5 ton.

8 c. Bis kosong dengan jumlah berat yang diizinkan 3,5 ton. 29.Petunjuk apa yang diperlihatkan oleh lampu peringatan warna biru di dalam mobil Anda? a. Bahwa lampu besar jarak jauh sedang menyala b. Bahwa lampu DIM atau jarak pendek Anda sendang menyala c. Bahwa pesawat petunjuk arah sedang digunakan 30. Apabila terjadi tabrakan yang mengakibatkan kendaraan Anda mengalami rusak berat, sedangkan Anda menyadari kesalahan terletak pada pihak Anda, apa yang Anda lakukan? a. Minta ganti rugi kepada pengemudi yang menabrak dan tidak perlu harus ke polisi. b. Tidak minta ganti kerugian dan tidak perlu ke pos polisi. c. Bersedia menghadapi Polisi yang menangani kecelakaan lalu lintas. 31. Seorang pengemudi hendak meninggalkan halaman rumah dan membelok ke kiri memasuki jalan umum. Pada saat yang sama, seorang pengendara sepeda mendekati dari sebelah kanan. Siapa yang harus menunggu? a. Pengemudi kendaraan bermotor. b. Pengendara sepeda. c. Boleh jalan bersama-sama. 32. Pada umumnya tindakan yang paling baik apabila hendak memberi kesempatan untuk didahuluii kendaraan lain adalah: a. Tetap dengan kecepatan yang sama dan mengelak ke kiri. b. Tidak menambah kecepatan dan mengelak/meminggir sebanyak mungkin. c. Mengurangi kecepatan, mengelak ke kiri sebanyak mungkin untuk memberikan kesempatan didahului/disusul. 33. Dengan memiliki SIM-A, Anda boleh mengemudikan mobil beban apabila : a. Mobil beban itu dapat dimuati barang yang lebih dari 2000 Kg, tetapi dalam keadaan kosong pada waktu akan dikemudikan. b. Mobil beban itu mempunyai jumlah berat yang diperbolehkan kurang dari 2000 Kg. c. Mobil beban itu menarik kereta gandengan dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 1000 Kg. 34. Berapa jauh jarak minimal antara mobil yang menarik dan mobil yang ditarik, apabila Anda menggunakan tali untuk menarik? a. 5 meter. b. 10 meter.

9 c. 8 meter. 35. Pada umumnya apabila tidak ditentukan lain, kecepatan maksimum yang berlaku di dalam daerah perumahan atau kota: a. 40 km per jam. b. 60 km per jam. c. 50 km per jam. 36. Keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara disebut: a. Parkir b. Berhenti c. Mogok 37. Yang berhak untuk melakukan pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan adalah: a. Polisi Negara Republik Indonesia b. Polisi Negara Republik Indonesia dan Pegawai Negeri Sipil yang bertugas di pemerintah daerah setempat. c. Polisi Negara Republik Indonesia dan Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kualifikasi tertentu di bidang lalu lintas dan angkutan jalan. 38. Pada jalan tanjakan atau menurun yang tidak mungkin bagi kendaraan untuk saling berpapasan, yang harus diprioritaskan adalah: a. Pengemudi kendaraan yang arahnya turun harus memberi kesempatan jalan kepada yang menanjak. b. Pengemudi kendaraan yang arahnya menanjak harus memberi kesempatan jalan kepada yang arahnya turun. c. Pengemudi kendaraan yang arahnya turun. 39. Sepeda motor adalah: a. Kendaraan bermotor beroda dua, baik dengan maupun tanpa kereta samping. b. Kendaraan bermotor beroda dua atau tiga, dengan rumah-rumah, tanpa kereta samping. c. Kendaraan bermotor beroda dua atau tiga tanpa rumah-rumah, baik dengan maupun tanpa kereta samping. 40. Apabila petugas yang mengatur lalu lintas dengan menggunakan sempritan, arti dari tiupan pendek 2 kali adalah: a. Berhenti b. Jalan c. Meminta perhatian pemakai jalan yang tidak mengindahkan isyarat yang telah diberikan oleh petugas.

10 41. Apa yang harus dilakukan pengemudi kendaraan 1? a. Ia akan membelok ke kanan, jadi ia mendahulukan kendaraan 2 dan ia mendapat prioritas jalan atas kendaraan 3. b. Ia dapat membelok setelah kendaraan 3 lewat. c. Ia dapat membelok setelah semua kendaraan lewat. 42. Apa arti rambu berikut: a. Batas akhir semua larangan setempat terhadap kendaraan bergerak b. Pengulangan berlakunya rambu sesuai arah panah lalulintas ke depan dan belakang c. Lalu lintas dua arah Isi kotak obat dari mobil bis terdiri dari : a. Kapas yang bebas dari lemak 5 x 25 gram, perlu balsem 30 gram, dan 40 gram yodium lentur kasa yang steril. b. Pembalut 10 cm 5 buah, pembalut segitiga 1 buah dan obat merah 50 gram, gunting, sabun, peniti, plester dengan 1 dos kasa. c. Kedua jawaban di atas adalah benar. 43. Dalam jarak berapa meter dari kendaraan, segitiga pengaman harus dipasang bila kendaraan Anda mogok di jalan? a. Minimal 4 meter dan maksimal 8 meter. b. Dalam jarak kurang lebih 30 meter. c. Dalam jarak kurang lebih 60 meter. 44. Keadaan jalan yang mempengaruhi sikap mengemudi adalah : a. Situasi malam hari, atau siang hari, cuaca dingin, panas hujan, kabut, senja, kebisingan suara. b. Keamanan lalu lintas, berbagai jenis pemakai jalan dan cara menggunakan jalan. c. Kedua kondisi tersebut di atas adalah benar.

11 45. Pemakai jalan yang perlu mendapat perhatian dan kewaspadaan khusus dari seorang pengemudi adalah : a. Truk yang membawa muatan berat. b. Anak-anak yang bermain di jalan. c. Pejalan kaki yang cacat. 46. Setiap pemilik kendaraan bermotor harus mempunyai Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) sebagai tanda kepemilikan untuk kepentingan pemilik, maka : a. Buku Pemilik Kendaraan Bermotor senantiasa harus dibawa apabila berada di jalan umum. b. Buku Pemilik Kendaraan Bermotor senantiasa harus disimpan baik-baik di rumah. c. Buku Pemilik Kendaraan Bermotor selalu harus disimpan dalam kendaraan. 47. Anda hendak berpindah ke lajur lain pada jalan satu jurusan/arah. Apa yang harus Anda pertama-tama perhatikan? a. Perhatikan lalu lintas di depan Anda. b. Perhatikan lalu lintas di belakang Anda. c. Perhatikan lalu lintas di samping Anda. 48. Sistem penggunaan jalan di negara kita adalah lalu lintas kiri, sehingga tidak diperbolehkan berjalan di sebelah kanan jalur lalu lintas, kecuali : a. Apabila dalam keadaan tergesa-gesa. b. Bagi kendaraan pemadam kebakaran. c. Apabila perlu karena keadaan jalan atau untuk mendahului kendaraan lain atau benda. 49. Faktor yang menentukan jarak yang harus Anda pelihara antara kendaraan Anda dan kendaraan di depan Anda? a. Kondisi cuaca. b. Jarak berhenti apabila direm. c. Kecepatan kendaraan dan jarak berhenti apabila di rem. 50. Apabila Anda mendengar bunyi/suara sirine yang kemungkinan dari pemadam kebakaran, polisi atau konvoi kendaraan maka Anda diharuskan : a. Menepi dan jalan lurus. b. Menghentikan kendaraan seketika itu juga. c. Menepi dan berhenti sampai konvoi itu lewat dan aman.

12 51. Anda ingin membelok ke kanan, kapankah Anda harus memperhatikan lalu lintas Anda? a. 5 meter sebelum memasuki persimpangan atau pertemuan jalan. b. Sebelum berpindah jalur dan sebelum membelok. c. Hanya sebelum berpindah ke jalur kanan. 52. Di mana Anda tidak diizinkan berhenti meskipun tidak ada rambu larangan berhenti. a. Di atas garis tengah pembagi jalur lalu lintas. b. Pada jalan masuk/keluar jalan bebas hambatan. c. Di depan gedung sekolah. 53. Dalam hal apa, Anda harus menggunakan lampu DIM (sinar jarak dekat) pada malam hari? a. Apabila lalu lintas yang datang dari depan silau oleh besar lampu Anda atau apabila ada kendaraan lain yang bergerak di depan Anda berada dalam jarak relatif dekat. b. Apabila Anda hendak mendahului kendaraan tidak bermotor. c. Apabila Anda sedang berhenti dipingir jalan. 54. Kapan Anda harus menggunakan lampu dengan sinar DIM? a. Di malam hari apabila jalan sudah cukup diterangi lampu penerangan jalan. b. Apabila kendaran lain berjalan dalam jarak yang relatif dekat di depan Anda. c. Apabila menurut Anda sinar lampu jarak dekat sudah cukup menerangi perjalanan Anda. 55. Kaca pengintai atau kaca spion pada sepeda motor, merupakan keharusan untuk : a. Sewaktu-waktu melihat keadaan jalan sebelah belakang kanan atau kiri pengemudinya. b. Digunakan sebagai kaca hias. c. Senantiasa dapat melihat wajah pengemudi-pengemudi yang berada di belakang. 56. Knalpot kendaraan Anda mengeluarkan banyak asap. Apa yang Anda lakukan? a. Periksa saluran knalpot dan perbaiki apabila ada yang bocor. b. Knalpot ditambah dengan saluran/pipa yang mengarah ke atas. c. Tidak menjadikan masalah asal tidak mengeluarkan gaduh. 57. Pada umumnya Anda boleh mendahului kendaraan lain di jalan umum apabila : a. Ada kecepatan penting dan sangat mendesak. b. Telah memberi isyarat petunjuk arah kanan atau klakson atau lampu pada malam hari terlebih dahulu. c. Bebas dari rintangan dan kendaraan yang datang dari arah depan, keadaan jalan memungkinkan dan yakin dapat mendahului tanpa melanggar peraturan.

13 58. Pada perempatan jalan, tiga kendaraan bermotor hampir bersamaan tiba dari 3 jurusan yang berlainan, maka kendaraan yang harus didahulukan, ialah : a. Kendaraan bermotor yang datang dari jalan sebelah kiri daripada kendaraan lain. b. Kendaraan bermotor yang datang dari jalan sebelah kanan daripada kendaraan lainnya. c. Kendaraan bermotor yang mengambil jalan lurus. 59. Pada waktu berjalan beriring-iringan, pengemudi diwajibkan : a. Berada cukup dekat dari kendaraan yang berada di depannya karena rem mobil Anda baik sekali. b. Mengatur jarak yang cukup dibelakang kendaraan lain, sedemikian rupa sehingga sewaktuwaktu dapat dicegah suatu tabrakan apabila kecepatan kendaraan itu mendadak berkurang. c. Berada sejauh mungkin dari kendaraan yang di depannya sehingga tidak akan terjadi tabrakan. 60. Sebelum pindah dari lajur yang satu ke lajur yang lain Anda harus : a. Memberikan isyarat penunjuk arah pada waktunya dan yakin bahwa berpindah lajur itu betulbetul aman. b. Membunyikan klakson untuk memperingatkan pengemudi lain dan pindah ke lajur lain. c. Tidak perlu memberikan isyarat, karena jalan sedang kosong. 61. Anda mengemudikan kendaraan di jalan dua arah, apa yang Anda lakukan pada waktu didahului kendaraan lain? a. Menambah kecepatan sedikit. b. Berjalan sejauh mungkin kesebelah kiri jalan. c. Tidak menambah kecepatan dan menyingkir sejauh mungkin ke sebelah kiri jalan.

14 62. Arah mana yang dilarang? a. Arah 1. b. Arah 2. c. Arah Untuk mengemudikan sebuah mobil Colt L 300 pribadi dengan model mini bis dan terdiri dari 4 baris tempat duduk untuk 10 pemumpang dan 1 pengemudi, maka pengemudinya harus memiliki SIM : a. SIM A. b. SIM B-I. c. Belum dapat ditentukan, melihat jumlah berat yang diperbolehkan dulu dalam buku uji (STUK). 64. Anda melanggar ketentuan undang-undang lalu lintas apabila : a. Memiliki 2 golongan SIM; yaitu SIM-A dan SIM B-I. b. Memiliki 2 golongan SIM; yaitu SIM-C dan SIM-A. c. Memiliki 2 golongan SIM; yaitu SIM B-II dan SIM-C.

15 65. Mobil beban yang menarik kereta gandengan harus dipandang sebagai satu kendaraan bermotor, sehingga or ang yang diangkut tidak boleh lebih dari : a. 6 orang pekerja perusahaan, selain pengemudi dan 2 orang di sebelahnya. b. 4 orang pekerja perusahaan, selain sejumlah orang yang diizinkan sesuai dengan buku uji/buku kir. c. Sama sekali tidak boleh mengangkut orang di ruang muatan kecuali barang 66. Bagaimana Anda menempatkan muatan barang yang menggantikan muatan penumpang orang/orang, dalam kabin mobil sedan. a. Menempatkan barang di atas tempat duduk. b. Menempatkan barang dalam mobil asalkan tidak mengganggu pengemudi. c. Menempatkan dengan rapi dalam kabin, dengan tidak mengganggu atau menghalangi pekerjaan pengemudi dengan ketentuan setiap penumpang dapat diganti dengan barang seberat 50 kg. 67. Bilamana dapat digunakan lampu kabut yang dipasang di depan kendaraan Anda? a. Apabila pemandangan terbatas sekali sehingga kurang dari 5 meter karena kabut. b. Apabila Anda minta jalan dahulu karena tergesa-gesa menuju ke tempat tugas penting.. c. Pada malam hari di daerah pegunungan. 68. Pernyataan mana yang dianggap benar : a. Lampu parkir digunakan untuk kendaraan yang diparkir pada malam hari di jalan yang gelap. b. Mendahului pada malam hari harus dengan isyarat klakson. c. Berjalan dengan menggunakan lampu parkir pada malam hari tidak membahayakan lalu lintas. 69. Daya angkut maksimum ruang muatan mobil beban ditentukan menurut : a. Buku uji kendaraan dan tanda di kiri/ kanan kendaraan sesuai buku tersebut, yang dikeluarkan oleh DLLAJR. b. Keinginan orang yang barangnya akan diangkut. c. Perkiraan yang menguntungkan bagi pengemudi. 70. Berapakah tinggi maksimum yang diizinkan untuk sebuah kendaraan termasuk muatannya : a. 3,5 meter. b. 4,8 meter. c. 4,5 meter.

16 71. Seorang pengemudi mesin giling jalan (stoom wals) sedang bekerja menggilas jalan umum: a. Pengemudi tersebut wajib memiliki SIM B-1. b. Pengemudi tersebut tidak wajib memiliki SIM. c. Pengemudi tersebut memiliki Sim B Yang termasuk mobil barang antara lain : a. Truk gandengan, pick-up dobel kabin dan mobil tangki. b. Mobil jenazah, pick-up ringan (mini light truck) dan kereta gandengan. c. Bis pasar, dump truk dan mobil jenazah. 73. Tindakan apakah yang Anda lakukan, bila menabrak pejalan kaki yang menyebrang jalan, sehingga luka berat? a. Membiarkan korban di tempat kejadian, lalu melaporkan diri ke pos polisi terdekat. b. Dengan dasar kemanusiaan harus berusaha menolong korban dan memanggil ambulans, kemudian melaporkan ke pos polisi terdekat. c. Menolong dan membawa korban ke rumah sakit 74. Sebagai seorang pengemudi mobil beban, maka ia harus tahu bahwa batas tertinggi dan terlebar kendaraan termasuk muatan, adalah : a. 305cm dan 215cm. b. 350cm dan 250cm. c. 350cm dan 225cm. 75. Kecepatan kendaraan merupakan salah satu sebab utama dalam kecelakaan. Oleh sebab itu ditentukan kecepatan paling tinggi di luar daerah kota bagi moil beban dengan satu kereta gandengan yang pada umumnya : a. Tidak melebihi 20 km per/jam. b. Tidak melebihi 50 km per/jam, kecuali berlaku ketentuan lain. c. Tidak melebihi 70 km per/jam. 76. Sebagai pengemudi mobil beban dengan kereta gandengan diperlukan ketrampilan dan pengalaman pengemudi yang luar biasa di jalan umum, terutama pada waktu menghadapi : a. Tikungan dan belokan yang tajam. b. Memasuki jalan samping yang sempit dan jembatan serta turunan yang curam dan tanjakan. c. Tersebut kedua ketrampilan di atas. 77. Sebagai pemilik SIM-A, Anda dapat mengemudikan : a. Mobil pemumpang dan kendaraan beroda dua. b. Mobil beban dan mobil Bis yang beratnya 3500 Kg.

17 c. Mobil beban dan mobil Bis dengan jumlah beratnya yang diperbolehkan kurang dari 3500 Kg, serta mobil penumpang. 78. Bila kecepatan bertambah maka jarak berhenti sesudah pengereman adalah : a. Bertambah jauh. b. Tidak akan bertambah asalkan pesawat rem dalam keadaan baik. c. Tergantung dari ketrampilan pengemudi. 79. STNK akan tidak sah lagi: a. Apabila kendaraan bermotor itu diubah sedemikian rupa sehingga berlainan dengan catatan yang ada pada STNK atau sesudah jangka waktu 2 (dua) bulan terhitung dari saat pindah ke daerah kekuasaan lain. b. Sesudah 2 (dua) bulan terhitung dari saat pemilik STNK sudah tidak lagi menjadi pemilik kendaraan itu. c. Dua ketentuan di atas adalah benar. 80. SIM apa yang Anda perlukan jika hendak mengemudikan sepeda motor 350 CC dengan kereta samping? a. SIM A. b. SIM C. c. SIM D. 81. Berapakah panjang maksimum yang boleh menonjol kebelakang, melewati sisi belakang kendaraan tanpa diperlukan tanda atau isyarat? a. 2 meter. b. 6 meter. c. 9 meter. 82. Menurut peraturan Undang-undang, sepeda motor dapat diparkir : a. Di tempat/jalan mana saja karena bentuknya kecil. b. Di atas trotoar atau jalan untuk pejalan kaki. c. Di luar jalur lalu lintas yang bukan pejalan kaki. 83. Apabila menghadapi lampu kuning berkedip-kedip, maka tindakan yang benar adalah : a. Berjalan terus, kendaraan lain yang harus hati-hati. b. Setidak-tidaknya berhenti dan beri jalan. c. Mendekati dengan hati-hati, mengurangi kecepatan jika perlu berhenti dan berjalan

18 84. Apa yang harus diperhatikan oleh pengemudi yang sedang mengikuti truk gandengan yang hendak membelok memasuki jalan sempit. a. Truk akan sangat mengurangi kecepatannya dan mungkin berhenti dahulu sebelum membelok. b. Truk mungkin mengayunkan ke kanan atau ke kiri sebelum membelok. c. Kedua-duanya harus menjadi perhatian. 85. Seorang pengemudi sedang dibawah pengaruh alkohol. Dengan cara apa ia dapat memulihkan kemampuannya untuk mengemudi? a. Istirahat selama 10 jam. b. Minum kopi atau jalan-jalan selama 1 jam. c. Tidur selama 2 jam. 86. Lalu lintas mengandung pengertian : a. Semua kendaraan yang bergerak di jalan umum. b. Semua pemakai jalan yang berhenti. c. Gerak pindah manusia dari satu ke lain tempat yang menggunakan jalan sebagai ruang gerak dengan atau tanpa alat sarana penggerak. 87. Marka jalan berupa tanda garis-garis serong pada permukaan jalan menyatakan: a. Daerah permukaan jalan tersebut rawan kecelakaan lalu lintas. b. Daerah permukaan jalan tersebut bukan merupakan jalan kendaraan. c. Daerah permukaan jalan tersebut diperuntukkan bagi pejalan kaki. 88.Dalam buku uji (STUK) sebuah Pick Up pribadi tercantum : - Berat kendaraan : 1400 Kg - Daya angkut pemumpang : 3 Orang - Daya angkut barang : 450 Kg Pengemudi Pick Up tersebut harus memiliki SIM : a. SIM-A. b. SIM B-I. c. Boleh SIM A atau SIM B-I. 89. Apa kegunaan sabuk pengaman dalam kasus kecelakaan lalu lintas? a. Dapat mencegah pengemudi dan penumpang mendapat luka-luka. b. Mengurangi tingkat luka parah. c. Pada saat tabrakan menahan pengemudi dan penumpang tetap berada ditempat duduk masing-masing untuk mencegah cidera. 90. Mengapa sistim pembuangan (knalpot) yang rusak harus segera diperbaiki? a. Pemakaian bahan bakar akan lebih boros.

19 b. Asap yang berbahaya mungkin masuk ke dalam kendaraan dan pengemudi/penumpang dapat terkena racun asap. c. Suara knalpot membisingkan kendaraan lain. 91. Perlindungan apa yang Anda peroleh apabila menggunakan sabuk pengaman (safety belts), dalam suatu tabrakan? a. Pengemudi dan penumpang akan tetap tertahan dengan aman di tempat duduk masingmasing. b. Kemungkinan mengalami luka-luka atau cidera berat kecil sekali. c. Segala akibat tabrakan bagi pengemudi dan penumpang akan lebih ringan daripada tanpa menggunakan sabuk pengaman. 92. Dalam perjalanan Anda merasakan bahwa kendaraan cenderung terus menarik ke kiri. Salah satu penyebab adalah : a. Tekanan udara ban kiri depan kurang daripada yang kanan. b. Penyetelan roda-roda belakang tidak benar. c. Mesin bekerja tidak baik. 93. Tempat duduk yang aman bagi anak kecil di dalam mobil penumpang adalah : a. Di samping pengemudi agar dapat diawasi. b. Di tempat duduk belakang. c. Sebaiknya disediakan tempat duduk khusus dan diletakkan pada tempat duduk belakang. 94. Bagaimana Anda dapat melihat di dalam kegelapan malam bahwa kendaraan di depan Anda sedang menghela/menarik kereta gandengan? a. Dari bentuk reflektor-reflektornya b. Dari gerakan kendaraan c. Dari bentuk dan bayangan kendaraan yang terkena sinar lampu Jawaaban : C 95. Seorang pengemudi bis umum yang membawa 60 (enam puluh) pemumpang dari Jakarta ke Semarang kelelahan, kemudian ia meyuruh kondekturnya yang memiliki SIM-B1 membawa bis tersebut, sedangkan pengemudi bis tadi duduk di sebelahnya untuk mengawasi. a. Perbuatan pengemudi tersebut dibenarkan karena alasan terpaksa. b. Perbuatan terpaksa tersebut adalah salah, menurut perundang-undangan lalu lintas. c. Perbuatan pengemudi dapat dibenarkan, bila ia dapat mengawasi dan menguasai kondektur bis tadi. 96. Apabila kendaraan dipindah secara tetap ke daerah Registrasi kendaraan lain, maka yang harus dilakukan oleh pemilik kendaraan tersebut adalah : a. Tetap menggunakan STNK-nya yang masih berlaku.

20 b. Minta STNK dan nomor di tempat baru. c. Minta pelat nomor baru saja. 97. Seorang anggota polisi mengatur lalu lintas di persimpangan sedangkan lampu pengatur lalu lintas masih bekerja. Siapakah yang harus Anda patuhi pada saat itu? a. Lampu lalu lintas dan tanda pengaturan oleh polisi. b. Hanya lampu pengatur lalu lintas. c. Hanya isyarat Polisi. 98. Setelah SIM kadaluwarsa/habis masa berlakunya, maka agar jangan sampai melanggar ketentuan tentang penggantian SIM, seharusnya Anda : a. Mengajukan permohonan baru setelah 1 bulan daluwarsa. b. Dalam waktu 2 minggu mengajukan permohonan baru dan menyerahkan kembali SIM yang kadaluwarsa. c. Dalam waktu 1 minggu mengajukan permohonan baru. 99. Perbedaan fungsi antara STNK dan STCK di atas menurut Undang-Undang sebagai berikut : a. STNK berlaku hanya untuk 1 (satu) kendaraan terntentu yang sesuai dengan catatan-catatan yang tercantum di dalam STNK, sedangkan STCK yang dipegang oleh dealer/asembler dapat digunakan secara giliran bagi berbagai kendaraan yang akan dicoba. b. STNK berlaku hanya untuk 1 (satu) kendaraan tertentu yang sesuai dengan catatan-catatan yang tercantum dalam STNK demikian juga STCK. c. STNK dan STCK mempunyai fungsi yang sama dan berlaku untuk 1 tahun Pada waktu Anda mengemudikan mobil beban umum dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 2000 Kg, yang diisi penuh barang/muatan maka Anda harus dapat menunjukkan kepada yang berwajib, surat-surat yang diperlukan yaitu: a. Surat muatan dan daftar muatan. b. Surat muatan saja. c. Surat muatan, surat izin trayek, dan daftar muatan.

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1) CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1) 1. Fungsi Marka jalan adalah : a. Untuk memberi batas jalan agar jalan terlihat jelas oleh pemakai jalan Yang sedang berlalu lintas dijalan. b. Untuk menambah dan mengurangi

Lebih terperinci

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 3)

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 3) CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 3) Pengemudi kendaraan dilarang berhenti : a. Pada belokan, persimpangan, jembatan. b. Tanpa terpaksa pada belokan, persimpangan, jembatan, pada jalan-jalan yang ada rambu

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak yang mengakibatkan Kecelakaan

Lebih terperinci

機車標誌 標線 號誌選擇題 印尼文 第 1 頁 / 共 12 頁 題號答案題目圖示題目. (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu

機車標誌 標線 號誌選擇題 印尼文 第 1 頁 / 共 12 頁 題號答案題目圖示題目. (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu 001 1 (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu 002 1 (1) Tikungan ke kiri (2) Tikungan ke kanan (3) Tikungan beruntun, ke kiri dahulu 003 1 (1) Tikungan beruntun,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025]

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025] UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025] BAB XX KETENTUAN PIDANA Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Klasifikasi Kendaraan Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang

Lebih terperinci

BAB IV : Dalam bab ini diuraikan tentang dasar pertanggungjawaban pidana pada kasus. kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kerugian materil.

BAB IV : Dalam bab ini diuraikan tentang dasar pertanggungjawaban pidana pada kasus. kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kerugian materil. BAB IV : Dalam bab ini diuraikan tentang dasar pertanggungjawaban pidana pada kasus pengemudi kendaraan yang mengakibatkan kematian dalam kecelakaan lalu lintas yaitu berkaitan dengan dasar hukum dan pengaturan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu

Lebih terperinci

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II Ada banyak hal yang termasuk kategori pelanggaran lalu lintas yang diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009. Dan sudah seharusnya masyarakat mengetahui jenis

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu

Lebih terperinci

(2) Di lokasi manakah dari yang berikut ini Anda diharuskan untuk mengemudi sambil mengurangi kecepatan menurut Undang-undang Lalu Lintas Jalan?

(2) Di lokasi manakah dari yang berikut ini Anda diharuskan untuk mengemudi sambil mengurangi kecepatan menurut Undang-undang Lalu Lintas Jalan? () Apakah yang ditunjukkan oleh tanda keamanan berikut? Boleh parkir sebentar untuk memuat kargo. Boleh berhenti sebentar untuk menurunkan penumpang. Ini adalah tanda keamanan yang dipasang di area-area

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KENDARAAN DAN PENGEMUDI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KENDARAAN DAN PENGEMUDI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KENDARAAN DAN PENGEMUDI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Klasifikasi Kendaraan Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Transportasi Menurut Nasution (1996) transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Dalam hubungan ini terlihat tiga

Lebih terperinci

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas Mengenal Undang Undang Lalu Lintas JAKARTA, Telusurnews Sejak Januari 2010 Undang Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 sudah efektif diberlakukan, menggantikan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992. Namun

Lebih terperinci

(1) Sebelum jalan, 2 hal yang benar cara memastikan aman melalui kaca spion adalah?

(1) Sebelum jalan, 2 hal yang benar cara memastikan aman melalui kaca spion adalah? () Sebelum jalan, hal yang benar cara memastikan aman melalui kaca spion adalah? Fokus hanya kepada satu saja diantara kaca spion dalam dan kaca spion luar serta pastikan aman. Semua pemastian aman dapat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 13

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 13 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN KAWASAN TERTIB LALU LINTAS DAN PENYELENGGARAANNYA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KENDARAAN DAN PENGEMUDI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas

Lebih terperinci

(1) Rambu lalu lintas lebih memiliki prioritas dibandingkan dengan isyarat dari petugas pengontrol lalu lintas. 정답 :

(1) Rambu lalu lintas lebih memiliki prioritas dibandingkan dengan isyarat dari petugas pengontrol lalu lintas. 정답 : (1) Rambu lalu lintas lebih memiliki prioritas dibandingkan dengan isyarat dari petugas pengontrol lalu lintas. (2) Rambu berikut ini adalah rambu peringatan zona sekolah. Anda harus mengemudi sambil mengurangi

Lebih terperinci

機車標誌 標線 號誌是非題 印尼文 第 1 頁 / 共 15 頁 題號答案題目圖示題目. 001 X Tikungan beruntun, ke kiri dahulu. 002 O Persimpangan jalan. 003 X Permukaan jalan yang menonjol

機車標誌 標線 號誌是非題 印尼文 第 1 頁 / 共 15 頁 題號答案題目圖示題目. 001 X Tikungan beruntun, ke kiri dahulu. 002 O Persimpangan jalan. 003 X Permukaan jalan yang menonjol 001 X Tikungan beruntun, ke kiri dahulu 002 O Persimpangan jalan 003 X Permukaan jalan yang menonjol 004 O Turunan berbahaya 005 O Jembatan sempit 006 O Bundaran 007 X alan sempit 008 O Rel kereta api

Lebih terperinci

MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA

MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA TAHUN 2009 PEMERINTAH MEMPREDIKSI ADA SEKITAR 16,25 JUTA PEMUDIK ATAU NAIK 15% DIBANDINGKAN 2008 SEBANYAK 15,3

Lebih terperinci

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.187, 2012 TRANSPORTASI. Kendaraan Bermotor. Pelanggaran. Pemeriksaan. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5346) PERATURAN

Lebih terperinci

(1) Sebelum jalan, 2 hal yang benar cara memastikan aman melalui kaca spion adalah?

(1) Sebelum jalan, 2 hal yang benar cara memastikan aman melalui kaca spion adalah? () Sebelum jalan, hal yang benar cara memastikan aman melalui kaca spion adalah? Fokus hanya kepada satu saja diantara kaca spion dalam dan kaca spion luar serta pastikan aman. Semua pemastian aman dapat

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1993 Tentang : Kendaraan Dan Pengemudi

Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1993 Tentang : Kendaraan Dan Pengemudi Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1993 Tentang : Kendaraan Dan Pengemudi Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 44 TAHUN 1993 (44/1993) Tanggal : 14 JULI 1993 (JAKARTA) Sumber : LN 1993/64; TLN NO.

Lebih terperinci

Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ),

Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ), Detail denda lalu lintas berserta pasal ( tilang ), UULLAJ No 22 Thn 2009 16-05-2010 01:30:47 1. Setiap Orang Mengakibatkan gangguan pada : fungsi rambu lalu lintas, Marka Jalan, Alat pemberi isyarat lalu

Lebih terperinci

KUEISONER PENELITIAN PENERAPAN SAFETY RIDING PENGGUNA SEPEDA MOTOR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL TAHUN 2016

KUEISONER PENELITIAN PENERAPAN SAFETY RIDING PENGGUNA SEPEDA MOTOR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL TAHUN 2016 Selamat Pagi/Siang/Sore, KUEISONER PENELITIAN PENERAPAN SAFETY RIDING PENGGUNA SEPEDA MOTOR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL TAHUN 2016 Saya Septy Chairunisya mahasiswa S1 FIKES UEU Jurusan Kesehatan

Lebih terperinci

Masyarakat Transparansi Indonesia Kajian Page 1 of 6

Masyarakat Transparansi Indonesia Kajian Page 1 of 6 Masyarakat Transparansi Indonesia Kajian Page 1 of 6 TABEL PELANGGARAN LALU LINTAS YANG DITINDAK DENGAN TILANG SESUAI UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 BESERTA PERATURAN PELAKSANAANNYA UNTUK DKI JAKARTA

Lebih terperinci

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PONOROGO

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PONOROGO DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PONOROGO Thursday, March 07, 2013 Kejadian juta rupiah DATA KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN PONOROGO Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Kerugian Materi Kecelakaan 750 600 500

Lebih terperinci

CRITICAL CARE UNIT. Berfikir kritis bagaimana tanda-tanda shock yang selalu kita hadapi dalam kegawatdaruratan medis di Unit Gawat Darurat

CRITICAL CARE UNIT. Berfikir kritis bagaimana tanda-tanda shock yang selalu kita hadapi dalam kegawatdaruratan medis di Unit Gawat Darurat CRITICAL CARE UNIT Berfikir kritis bagaimana tanda-tanda shock yang selalu kita hadapi dalam kegawatdaruratan medis di Unit Gawat Darurat Rabu, 16 Februari 2011 PROSEDUR TETAP MENGOPERASIKAN AMBULANS GAWAT

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan keterangan dan fakta yang terdapat dalam pembahasan,

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan keterangan dan fakta yang terdapat dalam pembahasan, BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan keterangan dan fakta yang terdapat dalam pembahasan, maka diperoleh suatu kesimpulan bahwa sanksi pidana denda yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1993 T E N T A N G PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Penempatan marka jalan

Penempatan marka jalan Penempatan marka jalan 1 Ruang lingkup Tata cara perencanaan marka jalan ini mengatur pengelompokan marka jalan menurut fungsinya, bentuk dan ukuran, penggunaan serta penempatannya. Tata cara perencanaan

Lebih terperinci

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA Pengertian Lalu Lintas Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang dan hewan di jalan, sedangkan angkutan adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat

Lebih terperinci

FINAL KNKT

FINAL KNKT FINAL KNKT-08-09-04-01 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TRUK KAYU PADI MAS NOMOR KENDARAAN EB 2144 AC MASUK JURANG DI JALAN JURUSAN

Lebih terperinci

(7635) 1. Manakah dari yang berikut ini yang dengan benar menjelaskan tentang tanda berikut? 1 menandakan tempat di mana jalan akan berakhir.

(7635) 1. Manakah dari yang berikut ini yang dengan benar menjelaskan tentang tanda berikut? 1 menandakan tempat di mana jalan akan berakhir. (765). Manakah dari yang berikut ini yang dengan benar menjelaskan tentang tanda berikut? Tanda di jalan yang dapat digunakan untuk memandu pengemudi ke kiri atau kanan. menandakan tempat di mana jalan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan ini adalah : 1. Variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat perilaku safety

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1993 TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1993 TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1993 TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480] UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480] BAB XIII KETENTUAN PIDANA Pasal 54 Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak sesuai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 48 ayat

Lebih terperinci

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI FINAL KNKT-12-04-04-01 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MOBIL BUS MITSUBISHI L 300 P-2669-U MENABRAK DARI BELAKANG (REAR

Lebih terperinci

Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas.

Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas. Perda No. 19/2001 tentang Pengaturan Rambu2 Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Izyarat Lalu Lintas. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN RAMBU-RAMBU LALU LINTAS,

Lebih terperinci

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan;

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN PRESIDEN Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan telah diatur

Lebih terperinci

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA Nomor : B-373/E/Epl/8/1993 Sifat : - Lampiran : 1 (satu) expl Perihal : Penyelesaian tindak pidana sebagaimana diatur dalam UU No. 14/1992 dan Konsep Tabel Jenis

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN Menimbang : a. Bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas

Lebih terperinci

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1244, 2014 KEMENHUB. Jalan. Marka. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 34 TAHUN 2014 TENTANG MARKA JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 48 ayat

Lebih terperinci

a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 %

a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 % Traffic safety (keselamatan lalulintas) l li Penyebab kecelakaan di Indonesia: a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 % Manusia penyebab utama kecelakaan lalulintas Penyebab

Lebih terperinci

TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN http://images.hukumonline.com/ I. PENDAHULUAN Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN MENGEMUDI DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN MENGEMUDI DAFTAR LAMPIRAN 2012, No.279 46 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN MENGEMUDI DAFTAR LAMPIRAN A. UJIAN PRAKTIK SIM A B. UJIAN PRAKTIK SIM B I C. UJIAN PRAKTIK

Lebih terperinci

Pengertian Lalu Lintas

Pengertian Lalu Lintas LALU LINTAS Pengertian Lalu Lintas Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang dan hewan di jalan, sedangkan angkutan adalah pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai

BAB III LANDASAN TEORI. hanya melibatkan satu kendaraan tetapi beberapa kendaraan bahkan sering sampai 19 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi pasti akan menimbulkan korban jiwa dan juga kerugian secara materil. Kasus inilah juga yang sering terjadi di Jalan Tanjakan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 22-2009 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 49, 1992 (ADMINISTRASI. PERHUBUNGAN. Kendaraan. Prasarana. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang

BAB III LANDASAN TEORI. Jalan Wonosari, Piyungan, Bantul, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi pasti akan menimbulkan korban jiwa dan juga kerugian secara materil. Kasus inilah yang juga sering terjadi di Jalan Wonosari,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Inspeksi Keselamatan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Inspeksi Keselamatan Jalan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inspeksi Keselamatan Jalan Komite Nasional Keselamatan Transportasi, memuat bahwa (Inspeksi Keselamatan Jalan) IKJ merupakan pemeriksaan sistematis terhadap jalan atau segmen

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi,

BAB III LANDASAN TEORI. diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi, 18 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Menurut Miro (2002), seiring dengan perkembangan jaman, objek yang diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi, produksi ekonomi, pendapatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 45 TAHUN 2000 (45/2000) TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 31 TAHUN 2013

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 31 TAHUN 2013 BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RAMBU- RAMBU, MARKA JALAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2006 T E N T A N G MARKA JALAN, RAMBU LALU LINTAS DAN ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS JALAN DALAM KOTA PANGKALPINANG DENGAN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Menurut Miro (2002), seiring dengan perkembangan jaman, objek yang diangkut selalu bertambah seperti pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi, produksi ekonomi, pendapatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang keselamatan lalu lintas

Lebih terperinci

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Persimpangan jalan adalah simpul transportasi yang terbentuk dari beberapa pendekat, dimana arus kendaraan dari berbagai pendekat bertemu dan memencar meninggalkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 48 ayat

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.603/AJ 401/DRJD/2007 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.603/AJ 401/DRJD/2007 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.603/AJ 401/DRJD/2007 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS YANG BERSIFAT PERINTAH DAN/ATAU LARANGAN PADA RUAS JALAN JALAN TOL CIREBON (PALIMANAN KANCI)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inspeksi Keselamatan Jalan Inspeksi keselamatan jalan menurut Komite Nasional Keselamatan Transportasi (2016) merupakan pemeriksaan sistematis terhadap jalan atau segmen jalan

Lebih terperinci

Tujuan penggunaan ambulance

Tujuan penggunaan ambulance pengertian Ambulance adalah kendaraan yang dirancang khusus untuk mengevakuasi/mengangkut orang sakit atau terluka untuk mendapatkan fasilitas medis. Biasanya ambulance adalah kendaraan bermotor. Tujuan

Lebih terperinci

Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian)

Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian) Belajar Mengemudi Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian) Menghidupkan mobil dalam keadaan kopling di gigi nol 1) Pasang tali / sabuk

Lebih terperinci

TEKNIK LALU LINTAS EKONOMI KEGIATAN PERPINDAHAN/PERGERAKAN ORANG DAN ATAU BARANG POL KAM KEBUTUHAN AKAN ANGKUTAN PERGERAKAN + RUANG GERAK

TEKNIK LALU LINTAS EKONOMI KEGIATAN PERPINDAHAN/PERGERAKAN ORANG DAN ATAU BARANG POL KAM KEBUTUHAN AKAN ANGKUTAN PERGERAKAN + RUANG GERAK TEKNIK LALU LINTAS KEGIATAN EKONOMI SOSBUD POL KAM PERPINDAHAN/PERGERAKAN ORANG DAN ATAU BARANG KEBUTUHAN AKAN ANGKUTAN PERGERAKAN + RUANG GERAK PERGERAKAN ALAT ANGKUTAN LALU LINTAS (TRAFFICS) Rekayasa

Lebih terperinci

PANDUAN MATERI LALU LINTAS PATROLI KEAMANAN SEKOLAH

PANDUAN MATERI LALU LINTAS PATROLI KEAMANAN SEKOLAH PANDUAN MATERI LALU LINTAS PATROLI KEAMANAN SEKOLAH SSPD SMABOY SMILE POLICE DEPARTMENT SMAN 1 BOYOLANGU, TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR MACAM MACAM PENGATURAN Tehnik pengaturan lalu lintas disesuaikan dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penggunaan dan Perlengkapan Jalan Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada pasal 21 ayat 1 disebutkan setiap jalan memiliki batas kecepatan paling tinggi yang ditetapkan secara

Lebih terperinci

MENGEMUDI PADA JALAN LOGGING

MENGEMUDI PADA JALAN LOGGING PROSEDUR OPERASI STANDAR (SOP) SOP - HSE - 001 PENGESAHAN NAMA POSISI TANGGAL TANDA TANGAN Dibuat oleh Tejo Prihantoro HSE Superintendent Disetujui Oleh Daan Saputra Project Manager REVISI REV. ALASAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Geometrik Jalan Antar Kota Dalam Buku Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997 ini merupakan salah satu konsep dasar yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

15. Teknik Pengoperasian Kendaraan Rapid Intervention Vehicle Type IV / Rescue Tender

15. Teknik Pengoperasian Kendaraan Rapid Intervention Vehicle Type IV / Rescue Tender 15. Teknik Pengoperasian Kendaraan Rapid Intervention Vehicle Type IV / Rescue Tender Modul Diklat Basic PKP-PK 15.1 Prosedur pengoperasian Rapid Intervention Vehicle Type IV 15.1.1 Sebelum mesin kendaraan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.984/AJ. 401/DRJD/2005 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.984/AJ. 401/DRJD/2005 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.984/AJ. 401/DRJD/2005 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS YANG BERSIFAT PERINTAH DAN/ATAU LARANGAN PADA RUAS TOL CIKAMPEK PURWAKARTA PADALARANG (CIPULARANG)

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Data Satlantas Polwiltabes Semarang menunjukkan kecelakaan yang terjadi pada jalan non tol di Kota Semarang dalam kurun waktu 2001 2005 cenderung menurun dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK SATLANTAS POLRESTABES Bandung sebagai pihak berwajib selaku pelaksana penegakan hukum di Negara Indonesia berwenang menerbitkan SIM-C kepada pemohon SIM-C dan sebagai pihak yang melakukan pengawasan

Lebih terperinci

INFORMASI KEHIDUPAN BERBAGAI BAHASA

INFORMASI KEHIDUPAN BERBAGAI BAHASA 4 Peraturan Lalu Lintas 4-1 Peraturan Lalu Lintas Di Jepang pejalan kaki, mobil,motor, sepeda dan lain-lain, masing-masing peraturan lalu lintas telah ditentukan. Cepatlah mengingat peraturan lalu lintas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGATURAN MARKA JALAN, RAMBU LALU LINTAS DAN ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS DI JALAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan Kerja 2.1.1 Pengertian Kecelakaan Kerja Kecelakaan tidak terjadi kebetulan, melainkan ada sebabnya. Oleh karena ada penyebabnya, sebab kecelakaan harus diteliti dan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 02 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGAWASAN DAN PENGOPERASIAN BECA BERMOTOR DI KABUPATEN OGAN ILIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 02 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGAWASAN DAN PENGOPERASIAN BECA BERMOTOR DI KABUPATEN OGAN ILIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 02 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGAWASAN DAN PENGOPERASIAN BECA BERMOTOR DI KABUPATEN OGAN ILIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 1994 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 1994 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 1994 T E N T A N G PENETAPAN TANDA-TANDA/PERLENGKAPAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN NASIONAL, JALAN PROPINSI YANG BERADA DALAM IBU KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002 PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG KETENTUAN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DALAM WILAYAH KOTA SAMARINDA W A L I K O T A S A M A R I N D A Menimbang

Lebih terperinci

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI FINAL KNKT-11-12-07-01 LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN B-7166-TGA DENGAN MOBIL PENUMPANG TOYOTA AVANZA F-1884-HD DI JALUR PANTURA

Lebih terperinci

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI FINAL KNKT-12-09-08-01 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MOBIL BUS MITSUBISHI FE 304 COLT E-7586-Y MASUK JURANG DI JALAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lampu Lalu Lintas 2.1.1 Fungsi lampu lalu lintas Lampu lalu lintas menurut Oglesby dan Hicks (1982) adalah semua peralatan pengatur lalu lintas yang menggunakan tenaga listrik

Lebih terperinci

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 4 TAHUN 1993 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA CARA PENYELESAIAN PERKARA PELANGGARAN LALU LINTAS JALAN TERTENTU

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 4 TAHUN 1993 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA CARA PENYELESAIAN PERKARA PELANGGARAN LALU LINTAS JALAN TERTENTU SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 4 TAHUN 1993 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA CARA PENYELESAIAN PERKARA PELANGGARAN LALU LINTAS JALAN TERTENTU MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 1 Juli 1993

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG TARIF ANGKUTAN LINTAS PENYEBERANGAN PELABUHAN NUSA PENIDA DAN PADANGBAI UNTUK PENUMPANG KELAS EKONOMI, KENDARAAN DAN ALAT-ALAT BERAT/BESAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepatuhan hukum masyarakat merupakan salah satu bagian dari budaya hukum, dalam budaya hukum dapat dilihat dari tradisi perilaku masyarakat kesehariannya yang sejalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. situasi dimana seorang atau lebih pemakai jalan telah gagal mengatasi lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. situasi dimana seorang atau lebih pemakai jalan telah gagal mengatasi lingkungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kecelakaan Kecelakaan dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang jarang dan tidak tentu kapan terjadi dan bersifat multi faktor yang selalu didahului oleh situasi

Lebih terperinci

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI FINAL KNKT-11-05-04-01 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TABRAKAN ANTARA MOBIL BUS PO. SUMBER KENCONO W-7666-UY DENGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi rahasia umum apabila perkembangan lalu lintas pada saat ini begitu pesat hal ini beriringan pula dengan perkembangan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan

Lebih terperinci