oleh SITI AISYAH NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "oleh SITI AISYAH NIM"

Transkripsi

1 PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNIG/CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUSSA ADAH KOTA TANGERANG Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan oleh SITI AISYAH NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADARASH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

2

3

4

5

6 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah keadaan mereka sendiri. (Q.S Ar-Ra d: 11) Jika kita mempunyai permintaan, mintalah yang pertama kali kepada Allah (Peneliti) Orang tualah yang selalu mendoakan setiap langkah kita dan menginginkan kita untuk lebih baik dari mereka (Peneliti) PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, nasihat dan doa untuk saya. Suami dan Anak-anaku tercinta yang selalu memberikan motivasi. Teman-teman se almamater yang selalu memberi dorongan dan semangat tuk terus maju.

7 ABSTRAK Siti Aisyah, PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING/CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI SISWA KELAS IV MI MIFTAHUSSA ADAH KOTA TANGERANG. Penelitian Tindakan Kelas, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV MI Miftahussa adah Cipondoh Kota Tangerang. Selain itu, motivasi dan aktivitas belajar siswa masih rendah karena guru hanya menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran. Dari latar belakang masalah tersebut, disusun rumusan masalah yaitu Bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/ctl untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi globalisasi siswa kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang? Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti menerapkan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/ctl sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Miftahussaadah Cipondoh Kota tangerang tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 27 orang siswa. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV, guru kelas, dan data dokumen. Data yang dihimpun merupakan data kualitatif yakni aktivitas belajar siswa, dan data kuantitatif mencakup hasil belajar siswa, rata-rata kelas, dan ketuntasan belajar keseluruhan. Teknik pengumpulan data berupa tes dan non tes yang meliputi pengamatan dan dokumentasi. Alat pengumpul data berupa tes dan lembar pengamatan. Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila hasil belajar siswa meningkat sesuai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa sebesar 74,1% dengan rata-rata kelas 70,00. Sementara itu, rata-rata aktivitas belajar siswa memperoleh nilai 3,2. Dengan hasil yang diperoleh, peneliti belum dapat memenuhi indikator keberhasilan. Oleh karena itu, peneliti mengadakan perbaikan di siklus II supaya hasil penelitian dapat meningkat. Pada siklus II, ketuntasan belajar siswa mencapai 85,2% dengan rata-rata kelas 75,19. Rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 3,7. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/ctl dapat meningkatkan hasil belajar siswa, rata-rata kelas, ketuntasan belajar klasikal, dan aktivitas belajar siswa kelas IV MI Miftahussa adah Kota tangerang. Kata Kunci : Meningkatkan hasil belajar, PKn, Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL

8 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya. Sholawat serta salam tercurah limpah kepada baginda yang mulia Rasullulloh Muhammad Shallalahu alaihiwassallam keluarga serta sahabatnya. Penyusunan skripsi ini merupakan penelitian singkat yang dilakukan dengan melakukan tindakan kelas dengan judul Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL untuk Meningkatkan Hasil belajar PKn Pada Siswa Kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang. Skripsi ini menggambarkan bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Selain itu skripsi ini juga bisa dijadikan gambaran bagi guru tentang bagaimana menerapkan pendekatan pembelajaran dalam proses belajar mengajar dikelas. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan, sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam penelitian maupun penulisannya. Ketika pembuatan skripsi ini baik dalam melakukan penelitian maupun penulisannya, tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta; 2. Dr. Fauzan, MA., Ketua Program Studi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, beserta stafnya yang telah memberikan rekomendasi untuk melaksanakan penelitian; 3. Asef Ediana Latif, M.Pd. Sekretaris Program Studi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. i

9 4. Dindin Ridwanuddin, M.Pd., Ketua program DMS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta stafnya yang telah membantu memudahkan setiap agenda kegiatan penelitian yang dilakukan; 5. Dr. Muhamad Arif, M.Pd,. Pembimbing skripsi yang telah mengoreksi, memberi masukan dan saran dengan tekun dalam upaya menyelesaikan dan memperbaiki naskah skripsi ini; 6. Suamiku tercinta, terimakasih atas kesabaran dan do a nya; 7. Bapak dan Ibuku tercinta yang memotivasi diriku tuk terus maju dan bersemangat dalam mengikuti perkuliahan; 8. Kakak adiku tercinta, yang selalu memberikan motivasi 9. Hj. Aminah,S.Ag, Kepala MI Miftahussa adah Kota Kota Tangerang, yang telah memberikan izin untuk penelitian; 10. Bapak Ahmad Suhaimi selaku observer dan Bapak/ibu pendidik dan tenaga kependidikan MI Miftahussa adah Kota Tangerang, yang selalu memberikan motivasi. 11. Teman-teman seperjuangan DMS-PGMI Kelas A-3.2 angkatan Akhir kata semoga skripsi ini memberi manfaat kepada setiap yang membacanya dan semoga setiap kesabaran, bantuan, dukungan baik moril maupun materi lyang telah mereka berikan akan mendapat balasan dari Allah SWT, amin. Jakarta, Penyusun, Siti Aisyah ii

10 HALAMAN JUDUL SURAT PERNYATAAN DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Hal. BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah Penelitian... 4 C. Pembatasan Fokus Penelitian... 5 D. Perumusan Masalah Penelitian... 5 E. Tujuan Penelitian 5 F. Kegunaan Hasil Penelitian... 6 BAB II. KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL TINDAKAN... 7 A. Landasan Teori... 7 B. Hasil Penelitian Yang Relevan C. Kerangka Berfikir D. Hipotesis Penelitian BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian C. Subjek Penelitian i iii v vi vii iii

11 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian E. Tahapan Intervensi Tindakan F. Hasil Intervensi Tindakan G. Data dan Sumber Data H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data I. Teknik Analisis Data J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan K. Tindak Lanjut Pengembangan Perencanaan Tindakan BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Madrasah B Deskripsi Data B. Analisa Data C. Pembahasan BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN iv

12 DAFTAR TABEL Hal. Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Tabel 3.2 Kisi-Kisi Rencana Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Model CTL. Siklus I 32 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Rencana Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Model CTL. Siklus II.. 34 Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Hasil belajar Siklus I 43 Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Hasil belajar Siklus II.. 44 Tabel 3.6 Instrumen Data Observasi Aktifitas Belajar Siswa.. 45 Tabel 3.7 Uji Validitas Instrumen Tes Tertulis Siklus I. 46 Tabel 3.8 Uji Validitas Instrumen Tes Tertulis Siklus II 52 Tabel 3.9 Uji Realibilites Instrumen Tes Tertulis Siklus I dan II.. 52 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Hasil Ulangan Harian Pkn Siswa Kelas IV MI Miftahussa adah. Hasil Belajar Pkn Siklus I Siswa Kelas IV MI Miftahussa adah Cipondoh Kota Tangerang. 63 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus I Siswa Kelas IV MI Miftahussa adah Cipondoh Kota Tangerang Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Hasil Belajar Pkn materi globalisai Siklus II Siswa Kelas IV MI Miftahussa adah Cipondoh Kota Tangerang.. 66 Perbandingan Hasil Belajar Pkn Materi Globalisasi Siklus I dan II 75 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus II Siswa Kelas 4 MI Miftahussa adah. 76 Perbandingan Hasil Belajar Pkn Sebelum Tindakan, dan setelah tindakan Siklus I, dan II 77 v

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Hal. Bagan Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. 19 Gambar 2.2 Bagan Skema Kerangka Berpikir Tindakan Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian Tindakan Kelas.. 29 Gambar 4.1 Grafik hasil ulangan harian PKn 57 Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Ulangan Harian PKn Gambar 4.3 Grafik hasil belajar siklus I 67 Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I 67 Gambar 4.5 Grafik hasil belajar siklus II Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II.. 79 Gambar 4.7 Grafik Peningkatan Hasil Belajar. 83 Gambar 4.8 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa 83 vi

14 DAFTAR LAMPIRAN Nilai Ulangan Harian Kelas IV Pemetaan SK/KD RPP Siklus I Pertemuan 1 dan 2 Lembar Kerja Siswa Siklus I Observasi Terstruktur Aktifitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama Observasi Terstruktur Aktifitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua RPP Siklus II Pertemuan 1 dan 2 Lembar Kerja Siswa Siklus II Observasi Terstruktur Aktifitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Pertama Observasi Terstruktur Aktifitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Kedua Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Uji Coba Siklus I dan II Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus I Hasil Belajar Siswa Siklus I Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus II Hasil Belajar Siswa Siklus II vii

15 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam pembangunan dibidang pendidikan pemerintah berupaya mengembangkan kualitas bangsa Indonesia sedini mungkin secara terarah, terpadu dan menyeluruh, sehingga potensi- potensi yang dimiliki oleh generasi muda sebagai penerus bangsa dapat berkembang secara optimal. Untuk itu pemerintah menyelenggarakan sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang menjadi salah satu tujuan nasional bangsa indonesia. Pendidikan juga harus dinamis, selalu bergerak maju mengikuti perkembangan masyarakat dan kebudayaan bangsa. 1 Jadi pendidikan itu harus selalu dikemas secara aktual, menarik, menyenangkan dan tidak tertutup tetapi selalu mengikuti perkembangan baik secara nasional maupun global. Tujuan Pendidikan Nasional dalam pasal 3 UU No. 20 th 2003 adalah Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Melihat dari tujuan pendidikan diatas betapa pentingnya pendidikan bagi manusia. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, yang harus dipenuhi demi kemajuan bangsa serta terciptanya manusia yang berkualitas. Untuk mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses pembelajaran. Proses pembelajaran memerlukan pendekatan, strategi, metode 1 Sudirman. N, dkk. Ilmu Pendidikan. (Bandung: RemajaPersada Tahun 1997), h.14 2 H. Oemar Malik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya) Cet.1, h

16 2 dan model agar materi belajar yang disampaikan mengena dan dapat dimengerti oleh siswa secara utuh. Pendekatan, startegi, metode dan model pembelajaran merupakan penentu utama dalam keberhasilan pendidikan. Dalam proses pendidikan minimal terdapat tiga komponen utama yakni, guru sebagai fasilaitator dan motivator, peserta didik/siswa sebagai pembelajar dan sarana prasarana penunjang yang memadai. Ketiga komponen tersebut harus benar-benar siap dengan peran dan fungsinya masing-masing jika proses pembelajaran ingin berlangsung secara ideal dan tujuan pembelajaran bisa tercapai. Tujuannya belajar adalah membentuk manusia yang cakap dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah airnya. Pendekatan pembelajaran terdiri atas semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pengajaran tertentu dengan kata lain pendekatan pembelajaran juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai. Salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Constekstual Teaching and Learning/CTL. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum sekolah dasar. Pendidikan Kewarganegaraan menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat membantu peserta didik dalam menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman secara nyata untuk digunakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang akan dihadapi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, peserta didik atau siswa diarahkan untuk menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, mengerti status dan kedudukannya di masyarakat dan bertanggung jawab, sehingga dalam kehidupan yang akan dihadapinya nanti, siswa telah benar-benar siap. Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiocultural, bahasa, suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang di landasi oleh pancasila dan UUD 1945.

17 3 Dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan diperlukan pendekatan, strategi, metode dan model yang inovatif untuk dapat membawa siswa kearah belajar yang lebih aktif. Yakni, dapat menarik siswa belajar lebih aktif dan menyenangkan. Namun dalam implementasi proses pembelajaran di sekolah, siswa masih mengalami banyak kesulitan. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan tengah semester II tahun pelajaran 2013/2014 di kelas IV MI. Miftahussa adah Cipondoh Kota Tangerang, hanya 48,2 % dari 27 siswa yang hasil belajar PKn nya mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Hal ini disebabkan oleh beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru selaku fasilitator dan motivator, motivasi peserta didik selaku pembelajar yang masih kurang dan sarana prasarana pendukung yang kurang memadai. Guru Selaku fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran belum optimal dalam menggunakan pendekatan, strategi, metode dan model pembelajaran. Pembelajaran dikelas dilakukan hanya diisi dengan ceramah yang membosankan. Guru menjelaskan materi dan menanyakan kepada siswa apa sudah paham yang dijelaskannya atau belum. Jika anak diam berarti sudah faham dan memberi tugas mengerjakan soal-soal. Sarana dan prasarana penunjang yang minim juga menjadi permasalahan guru dalam proses pembelajaran. Permasalahan peserta didik saat ini adalah mereka tidak mampu menghubungkan mata pelajaran akademik dengan kondisi mereka sendiri secara langsung (contextual). Hal ini disebabkan karena terkadang waktu para siswa hanya dihabiskan untuk mengisi buku tugas, mendengarkan penjelasan guru, dan menyelesaikan latihan-latihan yang membosankan. Mereka hanya mengikuti ujian-ujian yang mengukur kemampuan siswa menghafal fakta. Padahal pengetahuan yang mereka terima dan apa yang mereka pelajari tentunya akan berguna bagi kehidupan mereka di masa mendatang. Untuk itu diperlukan pendekatan pembelajaran yang benar-benar membangkitkan minat untuk menumbuhkan keingintahuan yang dapat mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, yaitu pendekatan kontekstual.

18 4 Melihat permasalahan dan kemungkinan pemecahannya dalam proses pembelajaran, adalah dengan menggunakan pendekatan, strategi, metode dan model pembelajaran yang tepat. Untuk itu peneliti akan mencoba menggunakan pendekatan pembelajaran yang menarik seperti (Contextual Teaching and Learning/CTL untuk mencari solusi permasalahan tersebut, karena dengan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL ini belajar bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Melalaui proses berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh, yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan juga psikomotorik. 3 Hal ini menjadikan peserta didik mengerti apa itu belajar karena mengalaminya secara nyata bukan hanya sekedar rutinitas tanpa makna. Dengan memperhatikan permasalahan dan kemungkinan pemecahan masalah maka perlu dilakukan tindakan oleh peneliti selaku guru untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV MI Miftahussa adah Cipondoh Kota Tangerang. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dalam pendahuluan diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini, antara lain : 1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 2. Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih didominasi guru yakni penggunaan metode ceramah (metode konvensional) 3. Guru belum menggunakan pendekatan, strategi, metode dan model pembelajaran yang bervariasi. 4. Siswa dalam belajar sekadar memenuhi rutinitas saja 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: kencana prenada media Group, 2006), cet. 1, h. 255

19 5 5. Siswa kurang tertarik pada pelajaran Pkn 6. Siswa tidak diberi kesempatan bertanya dan mengemukakan pendapat atau saran dalam pembelajaran. 7. Sarana dan prasarana pendukung yang minim. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar Pendidikan Kewrganegaraan pada materi globalisasi di kelas IV MI Mifathussa adah Cipondoh Kota Tangerang. Untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewrganaegaran pada materi globalisasi di kelas IV MI Mifathussa adah Cipondoh Kota Tangerang. Solusi yang mungkin dilakukan adalah melalui pendekatan pembelajaran Contextual Teaching Learning/CTL sebagai alternatif untuk meningkatan hasil belajar PKn siswa kelas IV MI Miftahussa adah Cipondoh Kota Tangerang.. D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada pembatasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL dapat meningkatkan hasil belajar PKn Materi Globalisasi bagi siswa kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Materi Globalisasi di Kelas IV MI Miftahussa adah Cipondoh Kota Tangerang.

20 6 F. Kegunaan Hasil Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan berguna untuk berbagai pihak antara lain 1. Bagi Siswa, hasil penelitian ini untuk memudahkan siswa memahami pelajaran Pendidikan Kewrganegaraan, dengan menciptakan rasa senang siswa dalam belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL 2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat menggunakan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran dan mengukur keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar 3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah untuk mengarahkan para guru menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. 4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini untuk mendapatkan wawasan dan pengalaman dan sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yangingin meneliti permasalahan yang sama di masa yang akan datang.

21 BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Landasan Teori 1. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (contextual Teaching and Learning/CTL). a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning /CTL Contextual Teaching and Learning/CTL merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehinga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan seharihari 4. Ini artinya Belajar dalam konteks Contextual Teaching and Learning/CTL bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Melalui proses berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh, tidak hanya berkembang dalam aspek kongnitif saja, tetapi juga aspek afektif dan juga psikomotor. Elain B. Johnson dalam Rusman mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa 5. Jadi pemebelajaran kontekstual merupakan suatu proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi, maupun kurtular. 4 Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), cet.2, hal Ibid., hal.187 7

22 8 Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat 6. Dalam konteks ini menguatkan pemikiran ahli pendidikan dan pelaku pendidikan dilembaga-lembaga terkait untuk lebih memfokuskan peserta didik agar lebih mandiri dan dapat merealisasikan apa yang ada dalam meteri pelajaran. Sehingga Contextual Teaching and Learning/CTL yang merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang banyak dibicarakan orang. Bahkan ada yang beranggapan bahwa Contextual Teaching and Learning /CTL adalah mukanya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 7 artinya Contextual Teaching and Learning /CTL merupakan salah satu pendekatan yang dapat diandalkan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan KBK yang sekarang ini menjadi KTSP. Contextual Teaching and Learning/CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki karakteristik tersendiri. Dari pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning /CTL ini dapat digunakan sebagai konteks yang efektif untuk lebih meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa, sehingga dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami: Pertama Contextual Teaching and Learning /CTL menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam kontels Contextual Teaching and Learning/CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. Kedua, Contextual Teaching and Learning/CTL dapat 6 Farida Hamid dan Bahrissalim, Pembelajaran Aktif inopatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan, (Australa:Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia, 2012), cet. I, hal Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Prenada Media, 2008) Cet. 4, hal. 109

23 9 mendorong siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Ketiga, Contextual Teaching and Learning/CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya Contextual Teaching and Learning /CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dalam Contextual Teaching and Learning /CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata. 8 Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, sebagai berikut: 1) Konstruktivistik yaitu, membangun pengetahuan dengan cara sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas melalui konteks terbatas (sempit) 2) Menemukan (inquiri), yaitu bahwa pengetahuan dan ketrerampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri, siklus inquiri adalah observasi (pengamatan), mengajukan dugaan (hypothesis), pengumpulan data (data gathering), dan menyimpulkan 3) Bertanya (questioning), yaitu bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan memiliki kemampuan berpikir siswa, sedang bagi siswa kegiatan bertanya untuk menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan menyerahkan perhatian pada asfek yang belum diketahuinya. 8 Junaidi, dkk, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Tapis PGMI), Cet. 1, h. 10

24 10 Bertanya dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan orang baru 4) Masyarakat belajar (learning community), konsep ini menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Untuk itu guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar 5) Pemodelan (modeling), maksudnya dalam sebuah pembelajaran model yang biasa ditiru. Guru memberi model (contoh) tentang bagaimana belajar, namun guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dal;am melibatkan siswa atau dapat juga dengan mendatangkan dari luar seperti mendatangkan seorang tokoh kedalam lingkungan belajar siswa 6) Refleksi (reflection) adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atu berfikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan yang kemudian kuncinya adalah bagaimana pengetahuan itu mengendap dibenak siswa 7) Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment), adalah proses pengumpulan sebagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Pembelajaran yang benar memang seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari (learning how to learn), sesuatu bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran. Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan melalui hasil, dan dengan berbagai cara tes hanya merupakan salah satu cara penilaian. 9 9 Yudhi Munadi dan Farida Hamid, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2009) hal

25 11 b. Karakteristik Pembelajaran Contektual Teaching and Learning/ CTL. Dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning/CTL terdapat lima karakteristik penting, yaitu: 1) Dalam Contextual Teaching and Learning /CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activiting knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain. 2) Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya. 3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapaqn yersebut baru pengetahuan itu dikembangkan. 4) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applyng knowledge), arytinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan prilaku siswa. 5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, ( Jakarta: Kencana Prenada Media group, 2006), cet. I, hal. 256

26 12 c. Kelebihan dan kelemahan Contextual Teaching and Learning /CTL Kita ketahui bersama bahwa tidak ada satu pendekatan pembelajaran yang paling baik diantara pendekatan pembelajaran yang lain. Demikian halnya dengan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning /CTL tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. 1) Kelebihan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL a) Pembelajaran lebih bermakna, artinya siswa melakukan sendiri kegiatan yang berhubungan dengan materi yang ada sehingga siswa dapat memahaminya sendiri b) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena pembelajaran Contextual Teaching and Learning /CTL menuntut siswa menemukan sendiri bukan menghafalkan c) Menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat tentang materi yang dipelajarai d) Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajari dengan bertanya kepada guru e) Menumbuhkan pengetahuan dalam bekerjasama dengan teman yang lain untuk memecahkan masalah yang ada f) Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan pembelajaran 2) Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL a) Guru harus lebih intensif dalam dalam membimbing siswa karena dalam pendekatan pembelajaran CTL guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi tetapi tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama

27 13 untuk menemukan pengetahuan dan pengetahuan yang baru bagi siswa. b) Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran tidak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman lainnya karena siswa tidak mengalaminya sendiri c) Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik siswa karena harus menyesuaikan dengan kelompoknya. d. Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning /CTL dalam Pembelajaran Agar dapat mengimplementasikan pembelajaran kontekstual guru melaksanakan hal-hal sebagai berikut: 1) Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental (developmentally appropriate) peserta didik. 2) Membentuk group belajar yang saling tergantung (interdependent learning groups). 3) Mempertimbangkan keragaman peserta didik (diversity of students) 4) Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self regulated learning) dengan tiga karakteristik umumnya (kesadaran berpikir, penggunaan strategi dan motivasi berkelanjutan) 5) Memperhatikan multi-intelegensi (multiple intelegences) peserta didik 6) Menggunakan teknik bertanya (quesioning) yang meningkatkan pembelajaran peserta didik, perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi 7) Mengembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna bila mereka diberi kesempatan untuk bekerja, menemukan, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru (contruktivism)

28 14 8) Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiri) agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumalh fakta) 9) Mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik melalui pengajuan pertanyaan (quesioning) 10) Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun kerjasama antar peserta didik 11) Memodelkan (modelling) sesuatu agar peserta didik dapat menirunya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru 12) Mengarahkan peserta didik untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari 13) Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment) Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang 12. Sedankan menurut Morgan Belajar adalah setiap perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Sejalan dengan definisi itu Cronbach menyatakan bahwa: Learning is shown by a change in behavioras a result of experience. Belajar ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman 13. Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu, perubahan yang terjadi harus secara relatif bersifat (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang nampak (immediate behaviore), tetapi perilaku yang mungkin terjadi dimasa mendatang (potential behavior) Junaidi, dkk, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Tapis PGMI), Cet. 1, h , Trianto, Mengembangkan Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), Cet. 1, hal Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), Cet. 1, hal Zikri neni Iska, Pengantar psikologi umum (Jakarta: Kizi Brother, 2011), cet. 3, hal. 82

29 15 Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah sematamata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang telah diajarkan oleh guru. 15 Berdasarkan beberapa pengertian belajar diatas dapat di simpulkan bahwa belajar adalah, proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan, maksudnya adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap pada diri individu si pembelajar secara relative menetap pada saat ini dan dimasa mendatang. b. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 16 Karena belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan ligkungan, yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan, dan nilainilai sikap. 17 Jadi semua aktivitas dan tingkah laku manusia diperoleh dari hasil diri nya dalam mengikuti proses pembelajaran dan pengamalan pribadi yang diperoleh di dunia nyata dalam kehidupannya. Untuk memperoleh hasil belajar pada tahap akhir proses pembelajaran dilakukanlah kegiatan yang terdiri atas kegiatan evaluasi dan tindak lanjut (follow up). Pada tahap ini guru melakukan penilaian keberhasilan belajar siswa yang berlangsung pada tahap instruksional, caranya adalah dengan melakukan evaluasi hasil dan menelaah observasi aktivitas belajar siswa. 15 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 15, hal Nana Sudajana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. XI, h Yatim Riyanto, Paradigma baru Pembelajaran, (Jakarta: kencana prenada media group, 2009), cet. I, hal. 5

30 16 Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar menurut Gagne berupa: 1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. 2) Keterampilan Intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang 3) Startegi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. 4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5) Sikap adalah, kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. 18 Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowoledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), aplication (menerapkan), analysis ( menguraikan, menentukan hubungan), syntesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan Evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. 19 Berdasarkan pendapat para ahli diatas hasil belajar dapat disimpulkan adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Tetapi secara keseluruhan yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil proses pembelajaran yang dilakukan. 18 Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. II, hal Ibid, hal. 7

31 17 b. Hasil Belajar sebagai Kriteria Keberhasilan Sistem Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek produk dan aspek proses. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaranyang dilihat dari sisi penilaian. 20 Karena penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. 21 Jadi dengan kata lain kriteria hasil pembelajaran dapat dilihat dari produk yang dihasilkan melalui proses yang dilakukan dengan memperhatikan penilaian sebagai acuan keberhasilan suatu proses untuk menentukan kesinambungan pengambilan keputtusan selanjutnya. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan Hasil Belajar 1) Faktor Internal a) Faktor Fisiologis Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran Wina Sanjaya, Perencanaan dan desain sistem Pembelajaran, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. I, hal Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi pustaka, 2009), cet. I, hal Yudhi Munadi, Media Pembelajaran,( Jakarta:Gaung Persada Press )cet. IV, h

32 18 b) Faktor psikologis Setiap anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda beda. Perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Faktor psikologis yang dapat diuraikan meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, kognitif dan daya nalar. 2) Faktor Eksternal a) Faktor lingkungan Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. b) Faktor instrumental Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana, fasilitas, dan kemampuan guru.

33 19 Gambar 2.1 Bagan Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar Fak.fisiologis Kondisi pancaindera Kondisi fisiologis umum Fak. internal intelegensi perhatian Fak. psikologis Minat dan bakat Motif dan motivasi Faktor-faktor yang mempengaruhi belajatr Kognitif dan daya nalar Fak. lingkungan alam Fak.Eksternal sosial Fak. instrumental kurikulum Sarana dan fasilitas Guru 3. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikaan atau pembelajaran Kewarganegaraan (Civic Education) mengembangkan paradigma pembelajarn demokratis, yakni pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan siswa agar menjadi manusia yang demokratis Ubaedillah dan Abdul Rozak Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani. Jakarta : ICCE UIN Syarief Hidyatullah. Hal. 20

34 20 Pendidikan Kewarganegaraan bukan sesuatu yang baru dalam sejarah pendidikan nasional di Indonesia. Beragam model dan sebutan bagi pendidikan kewarganegaraan dengan bermacam komponennya telah banyak dilakukan pemerintah Republik Indonesia. Di antara nama-nama tersebut antara lain: Pelajaran Civics (1957/1962), Pendidikan Kemasyarakatan yang merupakan integrasi sejarah, ilmu bumi, dan kewarganegaraan (1964), Pendidikan Kewarga Negara (1968/1969), Pendidikan Kewarganegaraan, Civics, dan Hukum (1973), Pendidikan Moral Pancasila atau PMP (1975/1984). Sejak reformasi Pendidikan Kewarganegaraan mengacu pada Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 diwujudkan dengan Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 24 Civic Education sebagai ilmu kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan : (a). manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi baik politik, sosial, dan ekonomi, (b). Individu-individu dengan negara. Civics selalu didefinisikan sebagai sebuah study tentang pemerintahan dan kewarganegaraan yang terkait dengan kewajiban, hak, dan hak-hak istimewa warga Negara. Dalam konteks Indonesia saat ini, Civic Education lebih tepat diterjemahkan sebagai Pendidikan Kewarganegaraan karena lebih menempatkan warga negara sebagai subjek daripada objek pembelajaran. Secara teoritis, upaya mendefinisikan warga negara dan siapa yang menjadi warga negara untuk suatu negara tidak mudah. Hal ini suatu kenyataan karena definisi warga negara untuk suatu negara berbeda dengan definisi warga negara lainnya. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum dasar tertulis memiliki kedudukan yang penting bagi bangsa Indonesia sebagaimana dalam pasal 26 menyatakan tentang kewarganegaraan sebagai berikut : 24 Ubaedillah dan Abdul Rozak,Pendidikan Kewarganegaraan,Pancasila,demokrasi,HAM,dan Masyarakat madani (Jakarta: kencana prenada media group, 2012), cet. VIII, h. 5-6.

35 21 a. Yang menjadi warga negara Indonesia adalah orang-orang Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undangundang sebagai warga negara. b. Syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undangundang. Aristoteles menyatakan bahwa ; The definition of a citizen is a question which is often dispuped:there is no general agreement on who is a citizen (definisi warga Negara adalah masalah yang sering membingungkan: tidak ada kesempatan tentang siapa warga negara itu). 25 Menurut Undang-undang Kewarganegaraan Indonesia (UUKI) 2006, yang dimaksud dengan warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, bermartabat, dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk mendidik bangsa menjadi warga negara lebih cerdas dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan Kewarganegaraan ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut : a. Civic Education adalah kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah. b. Civic Education meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang dapat menumbuhkan hidup dan perilaku yang lebih baik dalam masyarakat demokratis. c. Civic Education hal-hal yang menyangkut pengalaman, kepentingan masyarakat, pribadi, dan syarat-syarat objektif untuk hidup bernegara. Ini artinya, Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu program pendidikan yang berusaha menggabungkan unsur-usur substanstif dari komponen civic Education melalui model pembelajaran yang 25 Sapriya, Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan,( Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan islam Kementrian Agama RI 2012), cet. II, h. 7.

36 22 demokratis, interaktif, serta humanis dalam lingkungan yang demokratis di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. b. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Materi Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) terdiri dari tiga materi pokok, yaitu demokrasi, hak asasi manusia dan masyarakat madani. 26 Berdasarkan tujuan tersebut diatas, maka materi dalam pembelajaran PKn perlu diperjelas. Oleh karena itu, ruang lingkup PKn secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut. (1) Pesatuan dan Kesatuan, (2) Norma Hukum dan Peraturan, (3) HAM, (4) Kebutuhan warga Negara, (5) Konstitusi Negara, (6) Kekuasaan Politik, (7) Kedudukan Pancasila, dan (8) Globalisasi. 27 c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Tujuan PKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn digariskan secara tegas dalam lampiran permendiknas nomor 22 tahun 2006, adalah untuk menjadikan siswa : 1) mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya. 2) mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. 28 Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, tujuan Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan warga 26 Ubaedillah. Op. Cit.,hal Udin Winataputra Pembelajaran PKn di SD. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka. hal Ibid hal. 15

37 23 negara Indonesia yang cerdas, bermartabat, dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan Kewarganegaraan mengembangkan pembelajaran yang demokratis, yakni pembelajaran yang menekankan pada upaya pemberdayaan siswa sebagai bagian warga negara Indonesia secara demokratis. Dengan pembelajaran ini siswa tidak hanya mengetahui pengetahuan tentang kewarganegaraan tetapi juga mampu mempraktikkan pengetahuan yang mereka peroleh selama mengikuti pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam kehidupan sehari-hari. Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan ini dalam implementasinya adalah suatu proses pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subjek daripada objek pembelajaran, sementara guru berperan sebagai fasilitator atau mitra belajar peserta didik dalam seluruh proses pembelajaran di kelas. Materi pendidikan kewarganegaraan disusun berdasarkan pada kebutuhan mendasar dan universal warga negara yang semakin kritis dan saling terkait anara satu dengan yang lainnya. Melalui pendidikan kewarganegaraan ini siswa dapat menjadi warga negara Indonesia yang tidak hanya baik tetapi kritik, aktif, cerdas, solutif dan mempunyai pengetahuan kewarganegaraan, selain itu sebagai upaya pembelajaran yang diarahkan agar siswa tidak hanya mengetahui sesuatu (learning to know), melainkan dapat belajar untuk menjadi (learning to be) manusia yang bertanggung jawab sebagai individu dan makhluk sosial serta belajar untuk melakukan sesuatu (learning to do) yang didasari oleh pengetahuan yang dimilikinya. Melalui pola pembelajaran tersebut siswa dapat dan siap untuk belajar hidup bersama (learning to live together). B. Hasil Penelitian Yang Relevan Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Omsah dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil

38 24 Belajar Siswa pada Konsep Gaya melalui Pendekatan CTL pada pokok bahasan gaya dapat meningkatkan hasil belajar. 29 Melalui pendekatan CTL terbukti hasil belajar siswa meningkat. Begitu pula menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh U. Manhuzen dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di MI AL-Badriyah Sukabumi pada pokok bahasan pemerintahan desa dan kecamatan mampu meningkatkan minat belajar siswa. 30 Melalui model pembelajaran CTL terbukti minat belajar siswa meningkat. Adapun penelitian yang dilakukan oleh peneliti ada kemiripan dengan penelitian diatas yaitu penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and learning/ctl, perbedaan terdapat pada perlakuan peserta didik dalam proses, populasi dan materi pelajaran yang diteliti. Dengan mengacu kepada dua skripsi diatas peneliti juga akan melakukan penelitian dengan menggunakan penerapan pendekatan pembelajaran yang sama, yakni pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/ctl. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian yang telah dilakukan diatas adalah pada populasi yang diteliti, materi pembelajaran dan tujuan hasil penelitian. Peneliti melakukan penelitian dengan populasi siswa kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang, pada pelajaran PKn dengan materi globalisasi dan tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. C. Kerangka Berfikir Berdasarkan kajian pustaka yang telah dikemukakan dan membagi komponen utama pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning yaitu prestasi kelas, kelompok, tes dan nilai peningkatan individu serta 29 Omsah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Gaya melalui Pendekatan CTL, Skripsi Program Studi IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah:Jakarta U Manhuzen, Penerapan Model Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di MI AL-Badriyah Sukabumi,

39 25 penghargaan kelompok. Pembelajaran contextual teaching and learning diharapkan mampu memecahkan masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran dan memberi peningkatan kualitas pembelajaran siswa. Permasalahan tersebut terjadi pada pembelajaran PKn di kelas IV MI Miftahussa adah Kota tangerang pada materi globalisasi. Pembelajaran yang dilaksanakan belum dapat memaksimalkan potensi siswa dalam memahami materi. Akibatnya, masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM pada materi globalisasi. Peneliti memilih pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning untuk digunakan dalam pembelajaran PKn materi globalisasi. Pendekatan pembelajaran ini menuntun siswa bekerja sama dalam sebuah kelompok untuk memecahkan persoalan di dunia nyata yang mereka hadapi. Interaksi yang terjadi antar siswa di setiap kelompok maupun antara kelompok-kelompok sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pembelajaran ini tidak hanya membantu guru mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga dapat meningkatkan keberanian siswa, dan belajar menghargai pendapat orang lain. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning ini, diharapkan hasil belajar siswa kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang dapat meningkat Kerangka berpikir diatas dapat dirangkum dalam skema 2.2 berikut ini: Gambar 2.2 Bagan Skema Kerangka Berpikir Tindakan Kondisi Awal Pembelajaran PKn di sekolah bersifat konvensional, aktivitas belajar siswa masih rendah. Hal ini menyebabkan beberapa siswa belum mencapai KKM Tindakan (Acting) Guru menggunakan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/ctl untuk pembelajaran PKn materi Globalisasi. Kondisi Akhir Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/ctl ini, diharapkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang dapat meningkat

40 26 D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis bahwa penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan Materi Globalisasi di kelas IV MI Miftahussa adah Cipondoh Kota tangerang Selain itu juga dapat mengetahui cara mengajar melalui pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan tepat pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV MI Miftahussa adah Kota tangerang

41 A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pada Penelitian Tindakan Kelas ini sengaja peneliti mengambil lokasi di MI. Miftahussa adah di Jl. Madrasah Miftahussa adah RT. 02/07 kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Tempat tersebut dipilih dengan tersebut. pertimbangan karena peneliti adalah guru kelas di madrasah 2. Waktu penelitian yaitu pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014, selama 4 bulan yaitu bulan Maret sampai Juli 2014 Adapun tahapannya, sebagai berikut: a. Tahap Persiapan (Maret-April 2014) Tahap ini mencakup pembuatan judul, pembuatan proposal, pembuatan instrumen, permohonan izin di sekolah, fakultas dan konsultasi kepada pembimbing b. Tahap Pelaksanaan (Mei 2014) Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang meliputi uji coba instrumen dan pengambilan data, serta pelaksanaan tindakan penelitian. c. Tahap Penyusunan (Mei-Juni 2014) Tahap pengolahan data dan konsultasi, dilanjutkan dengan penyusunan laporan, serta persiapan dan ujian serta pengumpulan skripsi. No. Kegiatan 1 Penyususnan Proposal dan Perencanaan 2 Proses Pembelajaran 3.1 Tabel Kegiatan Penelitian Minggu Ke Evaluasi 4 Pengumpulan Data 5 Analisis Data 6 Penyusunan Hasil 27

42 28 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menerapkan penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. 31 Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa siklus, tiap siklus memiliki tahapan sebagai berikut: 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan tindakan, 3) tahap pengamatan dan pengumpulan data, 4) tahap refleksi. namun apabila pada siklus pertama hasil belajar yang diinginkan telah tercapai maka siklus kedua tidak diperlukan lagi. Tahap perencanaan : a. Menelaah kurikulum MI Miftahussa adah Cipondoh Kota Tangerang kelas IV mata pelajaran Pendidikan Kewrganegaran pada materi Globalisasi. b. Melakukan diskusi dengan kepala sekolah dan pembimbing penelitian untuk membahas materi yang akan diajarkan melalui pendekatan pembelajaran yang digunakan yakni Contextual Theaching and Learning/CTL. c. Menentukan pokok bahasan dan merancang kegiatan yang akan diajarkan pada pelaksanaan siklus I melalui penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning. d. Mempersiapkan perangkat pembelajaran untuk tiga siklus pertemuan. e. Menyusun format lembar observasi dan. f. Menyiapkan soal tes hasil belajar untuk digunakan pada tiap akhir pelaksanaan kegiatan 31 Igak Wardani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas Terbuka), Ed. 1, Cet. 13, hal.1.4

43 29 2. Rancangan Siklus Penelitian Adapun rancangan siklus penelitian yang akan digunakan selama penelitian ini sebagaimana gambar 3.1 dibawah ini : Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian Tindakan Kelas Refleksi Perencanaan SIKLUS Pengamatan Tindakan Refleksi Perencanaan SIKLUS Tindakan Pengamatan? Gambar 3.1 Skema alur penelitian tindakan kelas di atas merupakan langkah-langkah yang akan dilaksanakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas. Adapun penerapan prosedur di atas dilakukan dengan siklus pembelajaran yang dijelaskan sebagai berikut: a. Perencanaan Perencanaan yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Perencanaan tindakan yaitu menyusun rencana tindakan dan penelitian tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk mencapai tujuan penelitian. Perencanaan tersebut yaitu dengan membuat rencana pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Theaching and Learning/CTL sebaik mungkin dan dapat dilaksanakan secara efektif dalam berbagai situasi lapangan. Pada tahap ini juga

44 30 dipersiapkan beberapa instrumen penelitian yaitu lembar observasi siswa dan guru, lembar penilaian, dan tes hasil belajar yang digunakan selama dan akhir pelaksanaan tindakan. b. Tindakan Tahap tindakan merupakan tahap apa yang akan dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh guru sebagai guru kelas, tetapi dalam proses observasi dilakukan oleh observer yang dibantu oleh teman sejawat dengan menggunakan beberapa alat instrument penelitian yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar wawancara dan angket motivasi serta tes prestasi belajar siswa. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus disajikan dalam dua pertemuan. c. Observasi Observasi yaitu mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi atau pemantauan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Adapun fungsi pokok observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan dan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas perilaku dan keadaan yang berhubungan dengan pembelajaran. d. Refleksi Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi, baik pada siswa, suasana kelas, maupun peneliti. Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk

45 31 memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Pada tahap ini merenungkan kembali apa yang telah dilaksanakan di dalam tindakan. Apabila hasil dari tindakan tersebut baik, maka tindakan selanjutnya dapat dilanjutkan, tetapi apabila dalam tindakan itu perlu adanya perbaikan, maka tindakan tersebut perlu diulangi secara keseluruhan. Dalam tahap refleksi peneliti mengadakan diskusi dengan observer di setiap akhir tindakan. Diskusi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara dengan siswa secara langsung. Untuk menyusun tindakan selanjutnya, selain itu peneliti juga harus merefleksi diri dengan melihat data observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah mengenai sasaran atau belum. Siklus Penelitian I (Siklus Pertama) Rincian prosedur tindakan Siklus I adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan a. Memilih standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan. Standar kompetensi yang dipilih adalah standar 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya. Sedangkan Kompetensi dasar yang dipilih yaitu kompetensi dasar 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional. b. Menyusun RPP sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan serta skenario pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL. c. Mempersiapkan sumber dan media berupa gambar. d. Menyusun alat evaluasi berupa tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn. e. Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan untuk mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.

46 32 2. Pelaksanaan Tindakan Pada siklus I, tindakan akan dilaksanakan dalam 2 (dua) kali pertemuan dengan penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL pada proses pembelajaran. Dan di akhir kegiatan atau tindakan dilakukan evaluasi dengan mengerjakan tes mandiri. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut: No Tabel 3.2 Kisi-Kisi Rencana Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Model CTL. Siklus I Alokasi Langkah-Pembelajaran 1. Kegiatan Awal Dalam kegiatan ini, guru: a. Mengecek kesiapan ruang, alat, dan materi serta peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Constrktivistik (Merekonstruksi) b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari. c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai. d. Melakukan apersepsi berupa pertanyaan terkait materi yang akan dipelajari. Waktu 20 Menit 2. Kegiatan inti Inquiry (Menemukan) a. Pengamatan (observasi) Siswa membaca materi sesuai petunjuk guru pada buku siswa b. Pengajuan Dugaan (hipotesis) Dari buku yang telah dibaca siswa mencoba menyimpulkan c. Pengumpulan Data (data ghatering) Untuk mendukung simpulan yang dilakukan siswa mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan kenyataan yang terjadi ataupun yang telah dibacanya. Questioning (bertanya) a. Bertanya jawab mengenai inquiry yang telah didapatkan siswa dengan menyebutkan data-data yang menguatkan dugaan (hipotesis). Learning Community (masyarakat belajar) b. Guru memberikan petunjuk dalam melaksanakan masyarakat belajar dan contoh pelaksanaannya. 120 Menit

47 33 a. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen masing-masing 3-4 siswa. b. Memfasilitasi siswa untuk bekerjasama dengan teman satu kelompoknya. c. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpikir, menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan atau pengalamannya kepada teman satu kelompok. d. Setelah siswa selesai mengerjakan, hasil pekerjaannya di sheringkan dengan kelompok lain Modelling (Permodelan) a. Guru meluruskan hipotesis dan data ghatering yang di lakukan dan di dapatkan siswa. b. Guru mencontohkan cara menentukan hipotesis dan mencari data yang menguatkan hipotesisnya. Reflection (refleksi) a. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil pembelajaran. c. Merefleksi dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan setelah kegiatan selesai. Authentic Assesment (Penilaian yang sebenarnya) a. Guru memberikan lembar tugas untuk diselesaikan siswa secara individu b. Guru melakukan penilaian hasil penyelesaian tugas individu c. Guru menyimpulkan dan member penilaian hasil observasi prilaku siswa secara individu maupun kelompok selama proses pembelajaran 3. Kegiatan penutup Dalam kegiatan ini, guru: a. Bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran. b. Mengakhiri pembelajaran. 20 Menit Pelaksanaan tindakan berdasarkan standar proses, pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu kegiatan awal, guru menyiapkan peralatan atau media yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti: RPP, buku materi pembelajaran atau materi ajar, dan lembar evaluasi siswa serta media pembelajaran lainnya. kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan

48 34 eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kemudian kegiatan penutup untuk mengevaluasi dan menarik kesimpulan guru bersama dengan siswa. 3. Observasi Dengan bantuan observer Peneliti melakukan pengamatan terhadap tindakan guru pada saat melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan penekatan pemelajaran Contextual Teaching and Learning/ CTL, selain itu digunakan juga untuk mengamati bagaimana respon dan perilaku siswa pada saat mengikuti pembelajaran tersebut. Instrumen penelitian yang digunakan berbentuk observasi terstruktur dan untuk mengobservasi hasil belajar siswa dengan menggunakan tes tertulis. Instrument pengamatan berupa lembar pengamatan, yang penilaiannya dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat (observer) pada saat pembelajaran berlangsung. 4. Refleksi Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan yang telah dicapai dari proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Refleksi dilakukan berdasarkan hasil dari observasi dan nilai tes mandiri pada saat pembelajaran. Selain itu juga jika ditemukan hambatan dan kesulitan pada saat pembelajaran yang menyebabkan siswa masih belum mencapai nilai ketuntasan atau KKM berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Maka dilakukan perbaikan pada tahap berikutnya, untuk itu perlu dilakukan perencanaan yang lebih baik dengan menambah kreatifitas dan inovasi untuk melengkapi kekurangan di siklus sebelumnya. Hasil refleksi siklus sebelumnya dijadikan dasar untuk memperbaiki kekurangan pada tindakan di siklus sebelumnya (siklus I), sehingga siklus II diharapkan dapat lebih baik. Siklus Penelitian II (Siklus Kedua) 1. Perencanaan Berdasarkan hasil dari refleksi pada Siklus I jika belum berhasil maka akan dilaksanakan Siklus II. Menentukan Kompetensi Dasar yang akan digunakan dalam penelitian yaitu KD. 4.3 Menentukan sikap terhadap

49 35 pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya. Merencanakan untuk pembagian kelompok-kelompok siswa pada saat pelaksanaan tindakan di dalam kelas. Menyiapkan materi ajar dari buku paket Pendiikan Kewarganegaran kelas IV yang disesuaikan dengan kompetensi dasar yang telah dipilih. Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada saat kegiatan belajar, misalnya petunjuk melaksanakan belajar dalam kelompok. Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk mengamati tindakan guru dan siswa selama proses pembelajaran, Serta instrument tes tertulis berupa pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar siswa dan skala sikap untuk mengetahui aktivitas siswa. No 2. Tindakan Mengawali siklus II peneliti tetap menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/ CTL dengan memperhatikan kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya dan berupaya menyempurnakannya. Kegiatan akhir dilakukan dengan melakukan evaluasi dengan mengerjakan tes mandiri. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut: Tabel 3.3 Kisi-Kisi Rencana Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Model CTL. Siklus II Alokasi Langkah-Pembelajaran 1. Kegiatan Awal Dalam kegiatan ini, guru: a. Mengecek kesiapan ruang, alat, dan materi serta peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Constrktivistik (Merekonstruksi) b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari. c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai. d. Melakukan apersepsi berupa pertanyaan terkait materi yang akan dipelajari. Waktu 20 Menit 2. Kegiatan inti Inquiry (Menemukan) 120 Menit

50 36 a. Pengamatan (observasi) Siswa membaca materi sesuai petunjuk guru pada buku siswa b. Pengajuan Dugaan (hipotesis) Dari buku yang telah dibaca siswa mencoba menyimpulkan c. Pengumpulan Data (data ghatering) Untuk mendukung simpulan yang dilakukan siswa mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan kenyataan yang terjadi ataupun yang telah dibacanya. Questioning (bertanya) a. Bertanya jawab mengenai inquiry yang telah didapatkan siswa dengan menyebutkan data-data yang menguatkan dugaan (hipotesis). Learning Community (masyarakat belajar) a. Guru memberikan petunjuk dalam melaksanakan masyarakat belajar dan contoh pelaksanaannya. b. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen masing-masing 3-4 siswa. c. Memfasilitasi siswa untuk bekerjasama dengan teman satu kelompoknya. d. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpikir, menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan atau pengalamannya kepada teman satu kelompok. e. Setelah siswa selesai mengerjakan, hasil pekerjaannya di sheringkan dengan kelompok lain Modelling (Permodelan) a. Guru meluruskan hipotesis dan data ghatering yang di lakukan dan di dapatkan siswa. b. Guru mencontohkan cara menentukan hipotesis dan mencari data yang menguatkan hipotesisnya. Reflection (refleksi) a. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil pembelajaran. c. Merefleksi dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan setelah kegiatan selesai. Authentic Assesment (Penilaian yang sebenarnya) a. Guru memberikan lembar tugas untuk diselesaikan siswa secara individu b. Guru melakukan penilaian hasil penyelesaian tugas individu c. Guru menyimpulkan dan member penilaian hasil observasi prilaku siswa secara individu maupun kelompok selama proses pembelajaran

51 37 3. Kegiatan penutup Dalam kegiatan ini, guru: a. Bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran. b. Mengakhiri pembelajaran. 20 Menit Pada siklus II ini rencana tindakannya masih sama seperti siklus I yang membedakan yaitu lebih meningkatkan semangat dalam mengajar dan materi disajikan lebih menarik dengan memberikan penghargaan bagi kelompok dan siswa yang belajar dengan baik. 3. Observasi (observing) Peneliti melakukan pengamatan terhadap tindakan guru pada saat melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL. Selain itu juga untuk mengamati bagaimana respon dan perilaku siswa pada saat mengikuti pembelajaran tersebut. Instrument penelitian yang digunakan berbentuk observasi terstruktur dan untuk mengobservasi hasil belajar siswa dengan menggunakan tes tertulis. Instrument pengamatannya yaitu dengan lembar pengamatan, yang dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat pada saat pembelajaran berlangsung. 4. Refleksi Pada tahap ini kegiatan dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai dari proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada siklus II. Refleksi dilakukan berdasarkan hasil dari observasi dan nilai tes mandiri pada saat pembelajaran. Selain itu juga jika ditemukan hambatan dan kesulitan pada saat pembelajaran yang menyebabkan siswa masih belum mencapai nilai ketuntasan atau KKM 65. Kemudian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan untuk ketercapaian pada siklus II yaitu 80% siswa yang tuntas, apabila sudah terpenuhi maka tidak perlu dilakukan

52 38 siklus III dengan kata lain mengakhiri penelitian. Apabila masih ada siswa yang belum mencapai KKM maka akan dilaksanakan bimbingan kusus nantinya misalnya diberikan les sepulang sekolah. C. Subyek Penelitian Subjek penelitian yaitu siswa kelas IV MI Miftahussa adah yang berjumlah 27 siswa, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas IV adalah berumur antara 9 tahun sampai 11 tahun, siswa pada tahapan usia ini merupakan periode operasional konkrit yaitu anak mulai dapat memecahkan masalah secara logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Sebagian besar orang tua siswa berprofesi sebagai wiraswasta, pedagang dan karyawan pabrik. Alamat siswa sendiri letaknya tidak terlalu jauh dengan madrasah. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peneliti berperan merancang kegiatan, merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan, mengamati, mengumpulkan, menganalisis dan mengolah data serta menentukan hasil dan membuat laporan data hasil penelitian. Posisi peneliti adalah guru sekaligus sebagai peneliti. Penelitian dilaksanakan di Kelas IV MI Miftahussa adah Cipondoh Tangerang tempat peneliti mengajar. Dari hasil belajar siswaa di Kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang menunjukkan bahwa kelas tersebut memiliki hasil belajar PKn yang masih rendah. Berdasar kenyataan tersebut peneliti memilih siswa kelas IV, mata pelajaran PKn dan MI Miftahussaadah sebagai objek, materi dan tempat penelitian. Variabel yang diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: peningkatan hasil belajar PKn. Materi Globalisai pada siswa kelas IV MI Miftahussa adah Cipondoh Kota Tangerang melalui penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning/CTL.

53 39 E. Tahapan Intervensi Tindakan Penelitian ini diawali dengan identifikasi permasalahan di kelas, kemudian direncanakan alternatif penyelesaiannya. Alternatif penyelesaian tersebut dilaksanakan dalam siklus penelitian melalui tahapan tindakan, pengamatan/observasi, evaluasi, analisis, dan refleksi. Setelah dilakukan evaluasi dan refleksi pada siklus I, jika tidak mendapat hasil yang ditentukan maka peneliti akan merencanakan dan melakukan tindakan siklus II, hal ini dilakukan jika data yang diperoleh memerlukan penyempurnaan dan begitu selanjutnya sampai analisa diakhiri tindakan menunjukan bahwa kriteria target atau tujuan yang telah ditetapkan. Adapun prosedur diatas dilakukan dengan siklus pembelajaran yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Perencanaan Perencanaan yaitu rencana yang akan dilakukan tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap sebagai solusi. Perencanaan tindakan yaitu menyususn rencana tindakan dan penelitian tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran PKn untuk mencapai tujuan penelitian. Perencanaan tersebut yaitu dengan membuat rencana pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/ CTL sebaik mungkin dan dapat dilksanakan secara efektif dalam berbagai situasi lapangan. Pada tahap ini juga dipersiapkan beberapa instrumen penelitian yaitu lembar observasi siswa, lembar penilaian, dan tes hasil belajar yang digunakan dalam melaksanakan tindakan. 2. Tindakan Tahap tindakan merupakan tahap apa yang akan dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru kelas, tetapi dalam proses observasi dilakukan oleh

54 40 pembantuobservasi. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan dalam dua siklus setiap siklus disajikan dalam tiga kali pertemuan 3. Observasi Observasi yaitu mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan dan digunakanterhadap siswa. Tahap observasi atau pemantauan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Adapun fungsi pokok dari observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan dan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas, prilaku dan keadaan yang berhubungan dengan pembelajaran. 4. Refleksi Refleksi adalah kegiatan peneliti dalam mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan dengan berbagai kriteria. Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi, baik pada siswa, suasana kelas maupun peneliti sendiri. Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Pada tahap ini peneliti merenungkan kembali apa yang telah dilaksanakan dalam tindakan. Apabila hasil dari tindakan tersebut baik, maka bisa dilanjutkan ke tahapan berikutnya, tetapi apabila dalam tindakan perlu adanya perbaikan maka tindakan itu perlu diulangi secara keseluruhan. Dalam tahap refleksi peneliti melakukan diskusi dengan observer disetiap akhir tindakan. Diskusi dilakukan berdasarkan hasil observasi terhadap siswa sesuai instrumen yang dibuat dan catatan mengenai guru dalam melaksanakan tindakan. Peneliti juga merefleksi diri sendiri dengan melihat fakta dan data yang ada.

55 41 F. Hasil Intervensi Tindakan Pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/ CTL dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar PKn materi Globalisasi pada siswa kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang jika: 1. Hasil Belajar Siswa a. Rata-rata nilai siswa di kelas tersebut mencapai minimal 65, atau setara dengan KKM yang ditetapkan oleh madrasah. b. Jumlah siswa yang tuntas keseluruhannya dalam pembelajaran mencapai sekurang-kurangnya 80% 2. Aktifitas Belajar Siswa a. Ketuntasan siswa mengikuti pembelajaran 75% b. Keaktifan siswa bertanya kepada guru 70% c. Keberanian siswa mempresentasikan hasil diskusi 70% d. Kemampuan siswa bekerjasama dalam kelompok 70% e. Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat atau tanggapan 70% G. Data dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua jenis, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. a. Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes formatif pada tiap siklusnya. b. Data kualitatif diperoleh melalui pengamatan terhadap aktifitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. Hasil pengematan dicatat dalam lembar pengamatan. Penjabaran hasil pengamatan inilah yang merupakan data kualitatif dari penelitian ini 2. Sumber Data Terkait dengan penelitian ini yang akan dijadikan sebagai sumber data adalah siswa kelas IV MI Miftahussa adah Cipondoh Kota Tangerang, siswa tersebut tidak hanya diperlukan sebagai obyek yang

56 42 dikenai tindakan tetapi juga aktif dalam kegiatan yang dilakukan. Data penelitian ini mencakup: a. Skor tes siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan. b. Hasil observasi dan catatan lapangan yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa ketika proses pembelajaran pada tiap siklusnya berlangsung. Data panelitian ini berupa hasil pengamatan, kesimpulan, pencatatan lapangan, dan dokumen dari setiap tindakan perbaikan dalam penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/ctl pada pembelajaran PKn materi Globalisasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang H. Tekhnik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data berkaitan dengan cara yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa selama mengikuti pembelajaran yaitu dengan tes tertulis dan observasi terstruktur serta skala sikap, penjelasannya sebagai berikut: a. Tes Teknik tes merupakan salah satu alat, cara dan langkah yang sistemik untuk mengukur sejumlah perilaku siswa. sedangkan tes tertulis yaitu alat penilaian yang bentuk dan pelaksanaannya dilakukan secara tertulis. memungkinkan siswa untuk berpikir secara lebih cermat dan mendalam karena secara procedural tidak memerlukan jawaban langsung. Evaluasi berupa pemberian soal tes pilihan ganda yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keberhasilan peserta didik terhadap pembelajaran dan dilaksanakan diakhir pembelajaran.

57 43 b. Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam atau benda yang ada. Teknik pengumpulan data yang berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Sedangkan untuk observasi terstruktur yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Observasi dilakukan untuk mengamati peristiwa dan kegiatan di kelas selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang diamati meliputi aktivitas guru dan peserta didik dalam pembelajaran. Bertujuan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah disusun untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki. 2. Instrumen Pengumpulan Data a. Tes Instrumen pengumpulan data berupa tes sebagaimana table 3.4 Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Hasil belajar Siklus I Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pencapaian Nomor Soal 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional. Menunjukan Sikap Globalisasi di lingkungannya a. Menjelaskan pengertian globalisasi budaya b. Menyebutkan jenis atau contoh budaya yang dimiliki Indonesia. c. Menjelaskan tujuan misi kebudayaan internasional d. Menyebutkan budaya Indonesia yang pernah di 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,

58 44 tampilkan dalam kebudayaan internasional. e. Menyebutkan dampak positif dari globalisasi budaya tersebut. 26, 27, 28, 29, 30, Tabel kisi-kisi di atas sebagai pedoman untuk membuat instrument tes tertulis yang akan digunakan untuk uji validitas soal. Soal tersebut akan di ujikan di kelas 5 MI Miftahussa adah Cipondoh Kota Tangerang sebanyak 23 siswa, dari hasil uji validitas kemudian diperoleh soal-soal yang dinyatakan valid dan direncanakan terdapat 10 soal yang valid. Soal yang valid tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa kelas IV. Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Hasil belajar Siklus II Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pencapaian Nomor Soal 4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya Menunjukan Sikap Globalisasi di lingkungannya a. Menjelaskan pengaruh globalisari terhadap lingkungan b. Menyebutkan pengaruh positif globalisasi terhadap lingkungan c. Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungan keluarga dan sekolah. d. Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi di lingkungan masyarakat dan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,8, 9,10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,

59 45 pemerintah. e. Menyebutkan upaya untuk mencegah pengaruh negatif globalisasi 28, 29, 30, b. Observasi Instrumen pengumpulan data berupa observasi terdiri dari observasi guru dalam pelaksanaan tindakan dan observasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan instrument sebagaimana tabel berikut: Table 3.6 Instrumen Data Observasi Aktifitas Guru No. Aspek yang diobservasi 1. Guru menyiapkan RPP dan alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran 2. Guru melakukan apersepsi 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Kejelasan guru dalam menyampaikan langkahlangkah pembelajaran 5. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok 6. Guru membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok 7. Guru membimbing jalannya diskusi kelompok 8. Guru memberikan reward kepada siswa secara individu maupun kelompok 9. Guru bersama siswa membuat rangkuman/ kesimpulan pembelajaran 10. Guru melakukan evalusai pembelajaran Keterlaksanaan Ya Tidak Ket.

60 46 Data yang diperoleh dari table instrument akan dideskripsikan sesuai aspek yang telah terlaksana dan belum terlaksana untuk perbaikan pada pertemuan atau siklus berikutnya. Table 3.7 Instrumen Data Observasi Aktifitas Belajar Siswa Langkah Pembelajaran Kegiatan Awal Kegiatan Inti Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi Kegiatan Akhir Indikator Menyiapkan buku, alat tulis dan pribadi siswa Menjawab salam dan pertanyaan guru Mengutarakan materi pelajaran sebelumnya Menyimak penjelasan tujuan pembelajaran dan apersepsi yang disampaikan oleh guru Menyimak penjelasan guru dengan membuka buku dan mencatatnya. Duduk berkelompok sesuai petunjuk Menyimak dan petunjuk kerja yang disampaikan guru Bersemangat dan bekerjasama dalam kelompok Aktif dan antusias dalam berkelompok Berani bertanya dan mengutarakan pendapat Merespon positif pendapat teman dan jawaban guru Mengerjakan soal evaluasi dengan tertib Menggunakan yang baik dan sopan selama pelajaran Mengikuti pelajaran dengan baik dan tertib Melakukan refleksi pembelajaran bersama guru Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Mengakhiri pembelajaran No. Item Skor Jumlah 17 68

61 47 Keterangan: a. Skor 1 jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori kurang. b. Skor 2 jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori cukup. c. Skor 3 jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam katergori baik. d. Skor 4 jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori sangat baik. I. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis untuk memastikan bahwa dengan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL pada pembelajaran PKn materi Globalisasi benar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Analisis data dilakukan dalam beberapa tahap. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data yang dilakukan melalui observasi data awal dan pengambilan data hasil belajar keseluruhan aspek kognitif peserta didik: 1. Menghitung skor mentah pada jawaban tes hasil belajar di akhir siklus (Test Formatif). Pemberian skor pada test formatif diambil berdasarkan jumlah jawaban yang benar.jawaban yang benar mendapat nilai satu sedangkan jawaban yang salah mendapat nilai nol. 2. Mengubah nilai kedalam persentase (%) dengan cara: ( ) 3. Kategori rata-rata pencapaian aspek kognitif siswa adalah sebagaiberikut: 81% - 100% : sangat baik 61% - 80% : baik 41% - 60% : cukup

62 48 21% - 40% : kurang 0% - 20% : gagal 4. Menghitung persentase (%) rata-rata hasil belajar posttest setiap domain aspek kognitif dengan cara: ( ) ( ) 5. Mereduksi data yang diperlukan dengan menyeleksi data tindakan aktivitas siswa dalam pendekatan pembelajaran Contextual Theaching and Learning/CTL pada pembelajaran PKn dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 6. Menyajikan data atau memaparkan data dengan perhitungan frekuensi dan presentasi data. 7. Membahas hasil penelitian 8. Menyimpulkan hasil penelitian. Sedangkan data yang dikumpulkan berupa angka atau data kuantitatif, cukup dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan sajian visual. Sajian tersebut untuk menampilkan bahwa dengan tindakan yang dilaksanakan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan dan atau perubahan kearah yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. Untuk mengetahui perubahan hasil tindakan yang telah dilaksanakan dapat menimbulkan perbaikan, peningkatan dan perubahan dari keadaan sebelumnya maka peneliti menggunakan rumus data kuantitatif. Rumus-rumus yang digunakan untuk mengolah data hasil belajar: a. Nilai akhir belajar Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar yang diperolah masing-masing siswa :

63 49 Keterangan : = Nilai Akhir = Skor Perolehan = Skor Maksimal b. Nilai rata-rata kelas Untuk menentukan nilai rata-rata kelas. 32 Keterangan : M = Rata-rata Kelas = Jumlah Nilai Yang Diperoleh Siswa = Jumlah Siswa c. Persentase tuntas belajar klasikal Untuk menentukan tingkat tuntas belajar klasikal menurut. 33 % = Tuntas Belajar klasikal = Banyak siswa yang memperoleh nilai >7,01 = Jumlah Siswa J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Teknik pemeriksaan keterpercayaan ini dilakukan untuk memperoleh instrumen soal yang benar-benar valid dan bisa digunakan untuk kegiatan penilaian hasil belajar, Untuk itu instrumen soal yang digunakan pada siklus I dan siklus II telah melalui tahapan uji coba dengan memperhatikan : 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument pengumpulan data berkaitan dengan validitas dan reliabilitas instrument, peneliti menggunakan tes tertulis berupa pilihan ganda, Soal test tertulis digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pembelajaran. Test ini diberikan setelah proses belajar mengajar 32 Nana Sujana,Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya: 2010) hal ibid, hal. 41

64 50 untuk mengetahui hasil belajar siswa. Serta dengan melakukan observasi terstruktur untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran oleh guru yang bersangkutan. Umumnya dalam mengumpulkan data penelitian dibutuhkan instrumen (alat ukur). Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Instrumen penelitian berkaitan dengan kegiatan pengumpulan data dan pengolahan data, sebab instrumen penelitian merupakan alat bantu pengumpulan dan pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti. Pemenuhan syarat validitas dan reliabilitas biasanya diawali dengan mengujicoba instrumen. a. Uji Validitas Instrumen Sebelum soal diberikan kepada siswa, maka untuk menguji valid dan tidaknya suatu item soal dengan cara menggunakan uji validitas instrument. Validasi data hasil belajar PKn yang diperoleh melalui metode tes di uji dengan validitas isi, yaitu kesesuaian butir-butir soal dengan kisikisi soal yang telah dibuat. Selain itu soal akan diujicobakan untuk analisis item dan akan dilakukan revisi soal jika terdapat butir-butir soal yang tidak sesuai. Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Dalam penelitian ini menggunakan tehnik korelasi product moment dengan cara membandingkan pada SPSS dengan product moment yang terlebih dahulu menentukan taraf signifikansi yang besarananya 5%. Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Instrument yang valid mempunyai validitas tinggi dan apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Untuk memperoleh instrumen yang valid peneliti harus berhatihati sejak awal penyusunannya. Apabila cara dan isi tindakan sudah betul maka dinyatakan validitas logis. Setelah itu menguji instrumen yang sudah disusun melalui pengalaman dengan mencobakan instrument pada sasaran penelitian.

65 51 Untuk melakukan uji validitas, metode yang dilakukan adalah dengan mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara keseluruhan. Tahap-tahap yang harus dilakukan untuk melakukan pengujian validitas adalah: 1) Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur 2) Melakukan uji coba pada beberapa responden dalam hal ini soal diujicobakan kepada siswa kelas V 3) Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban 4) Menghitung nilai korelasi antara nasing-masing skor butir jawaban dengan skor total dari butir jawaban. Langkah-langkah untuk menghitung nilai korelasi menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut: a) Masukkan data pada sheet SPSS b) Dari menu analyze, pilih correlation, kemudia klik bivariates c) Masukkan variabel pada kolom variabel, klik pilihan pearson d) Klik ok Cara yang digunakan dalam menghitung uji validitas soal ini adalah dengan menggunakan SPSS 16.0, dimana langkah-langkah pengolahannya sama dengan uji reliabilitas. Untuk mengetahui hasil uji soal yang telah diujikan adalah dengan melihat hasil output dari pengolahan data tersebut yaitu dilihat dari Corrected Item-Total Correlation dimana hasil > dari maka dinyatakan valid, sedangkan apabila < dari maka dinyatakan tidak valid. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan kepada 23 siswa kelas V MI Miftahussa adah dengan bentuk soal tes tertulis pilihan ganda sebanyak 30 soal. Uji validitas dilakukan pada instrumen untuk siklus I

66 52 dan siklus II, dengan menggunakan nilai sebagai berikut: = 0,413 diperoleh hasil Tabel 3.8 Uji Validitas Instrumen Tes Tertulis Siklus I No. Uji Validitasi No. Item 1. Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 19, 22, 25, 26, 27, 28, 29, Tidak Valid 6, 8, 10, 15, 18, 20, 21, 23, 24 Tabel 3.9 Uji Validitas Instrumen Tes Tertulis Siklus II No. Uji Validitasi No. Item 1. Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 22, 25, 26, 27, Tidak Valid 6, 8, 10, 15, 20, 21, 23, 24, 28, 29 b. Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas memiliki pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel sendiri artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan untuk digunakan sebagai pengumpul data. Setelah melakukan uji validitas dan suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap selanjutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat. Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur. Adapun langkah-langkah dalam SPSS untuk mengetahui tingkat reliabelnya adalah sebagai berikut: 1) Buka file data yang akan di uji 2) Dari menu analyze, pilih menu scale, klik menu reliability analysis 3) Masukkan variabel jawaban dalam kolom item. Klik list item labels 4) Klik menu statistics, klik scales, dan scale item if deleted 5) Klik continue 6) Pada pilihan model klik alpha kemudian klik ok

67 53 Berdasarkan uji reliabilitas menggunakan SPSS 16.0 pada instrument 30 soal dan diujikan pada 23 siswa, maka diperoleh hasil outputnya, sebagai berikut: Tabel 3.10 Uji Realibilites Instrumen Tes Tertulis Siklus I dan II Siklus I Siklus II Cronbach s Cronbach s No of items No of items Alfa Alfa K. Tindak Lanjut atau Pengembangan Perencanaan Penelitian Penelitian tindakan ini diawali dengan melakukan penelitian siklus I. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus II. Perencanaan pada siklus II adalah mempersiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi guru dalam proses belajar mengajar, lembar aktifitas siswa, dan soal-soal tes formatif untuk menilai hasil belajar PKn siswa. Pada perencanaan ini dilakukan perbaikan dari hasil refleksi di siklus I, tujuannya untuk memperbaiki mutu pembelajaran di siklus II. Setelah tahap pembelajaran matang, di lanjutkan ke tahap pembelajaran. Peneliti kembali memberikan tindakan kepada siswa dengan menerapkan pendekatan pembelajarn Contextual Teaching and Lerning/CTL. Guru teman sejawat sebagai pembantu observerasi mengamati dan meneliti selama proses pembelajaran berlangsung, serta mengamati pula aktivitas siswa. Setelah itu peneliti bersama guru kelas melakukan refleksi. Penelitian berakhir, apabila peneliti dalam kesimpulan di akhir refleksi penelitian ini telah berhasil meningkatkan hasil belajar PKn materi globalisasi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Lerning/CTL.

68 BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Yayasan Pendidikan Islam Miftahussa adah (YPIM) adalah lembaga pendidikan islam yang bernaung di bawah organisasi islam, telah membuktikan keberadaannya dalam pencaturan kehidupan beragama, berbangsa, dan bermasyarakat serta telah member sumbangan yang sangat berarti dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Salah satu program pemerintah dalam pembengunan nasional adalah bidang pendidikan, sebagaimana tertera dalam pasal 31 UUD 1945 dan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Yayasan Pendidikan Islam Miftahussa adah adalah sebuah lembaga pendidikan yang didirikan pada tahun 1986, yang diperuntukan untuk Yayasan Pendidikan. Upaya untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak bangsa bukan tanggung jawab lembaga pendidikan semata, melainkan tanggung jawab bersama keluarga, masyarakat dan pemerintah secara terpadu dan berkesinambungan sebagai organisasi yang bersifat kelompok. 2. Profil Madrasah Secara singkat dan sederhana Profil Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahussa`adah adalah sebagai berikut : Nama Sekolah : MI Miftahussa`adah Alamat : Jalan Madrasah Miftahussa`adah No.01 RT 02/07. Desa/Kecamatan : Ketapang /Cipondoh Kab/Kota : Kota Tangerang No Telp/HP : / Nama Yayasan :Yayasan Pendidikan Islam Miftahussa`adah (YPIM). 2. Alamat Yayasan & No Telp: Jl Ketapang Raya RT 04/04,

69 55 3. NPWP Yayasan : NSS/NSM/NDS/NPSN : / Jenjang Akreditasi : Terakreditasi A 6. Tahun didirikan : Tahun Beroprasi : Kepemilikan Tanah : Milik Yayasan 9. Status Bangunan : a. Status Tanah : Tanah Wakaf. b. Luas Tanah : 2135 M 2 c. Luas Bangunan : 576 M 2 3. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan Sekolah. Falsafah : Dengan dasar Mewujudkan Insan Kamil, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahussa`adah memberikan pelayanan pendidikan paripurna Visi : Menjadikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahussa`adah sebagai pusat pendidikan yang bermutu dalam mewujudkan insan kamil di Kota Tangerang dan sekitarnya kepada peserta didik. Misi : 1. Menjadikan Sumber Daya Manusia (SDM)yang memadai baik kwalitas maupun kwantitas. 2. Memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu dengan sarana dan prasarana yang baik, terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. 3. Menciptakan suasana kerja yang serasi antara Kepala sekolah, guru, staff administrasi, karyawan dan siswa sehingga memiliki rasa kebersamaan, rasa disiplin dan tanggung jawab. 4. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan. 5. membina kerja sama dengan instansi pendidikan lainnya dalam rangka turut serta mencerdaskan bangsa.. B. Deskripsi Data Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang sebanyak 27 orang siswa. Berdasarkan hasil introspeksi dari diri peneliti sendiri, bahwa pembelajaran Pendidikan

70 56 Kewarganegaraan (PKn) di kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang selama ini masih dilakukan dengan metode konvensional yaitu proses pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga kemampuan siswa aktif dalam proses pembelajaran dan kemandirian dalam berlajar kurang nampak. Peneliti menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning/CTL yang dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian berjudul Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning/CTL untuk meningkatkan hasil belajar Pendiikan Kewarganegaraa Materi Globalisasi Siswa Kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang telah dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Penelitian berlangsung dari tanggal 5 Mei 2014 sampai dengan tanggal 26 Mei Hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan pada aktivitas belajar dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran. Berikut adalah hasil gambaran awal keadaan siswa sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah diadakan tindakan siklus I dan II. 1. Deskripsi data Pra Tindakan Dari hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran Pendidikan Kewrganegaran, masih belum mencapai indikator yang diharapkan hal ini dapat dilihat pada kemampuan rata-rata siswa kelas IV yaitu sedang, masih sedikit hasil belajar siswa yang mencapai KKM 65 yaitu sekitar 48,2% siswa tuntas dan sebanyak 51,8% siswa yang belum tuntas, data ini diperoleh dari nilai terakhir ulangan harian. Hasil belajar PKn siswa kelas IV selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

71 57 Tabel 4.1 Hasil Ulangan Harian Pkn Siswa Kelas IV MI Miftahussa adah No Ketuntasan Frekuensi Persentase (%) 1 Tuntas 13 48,2% 2 Belum Tuntas 14 51,8% Jumlah % Nilai Maksimum 90 Nilai Minimum 40 Nilai Rata-Rata 62,4 Dari table 4.1 dapat digambarkan grafik hasil ulangan harian PKn sebagai berikut : Gambar 4.1 Grafik hasil ulangan harian PKn 100 Data Hasil Belajar Pra Siklus Nilai Nilai Max Nilai Min Rata-rata 0 Hasil Belajar Dari table 4.1 jika digambarkan diagram ketuntasan hasil belajar PKn sebagai berikut :

72 58 Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Ulangan Harian PKn Prosesntase Ketuntasan Belajar Siswa Tuntas Tidak Tuntas Berdasarkan table, grafik dan diagram di atas, terlihat jelas bahwa lebih dari 50% siswa yang belum tuntas dengan nilai rata-rata siswa di bawah KKM yaitu 62,4 dan selisih nilai tertinggi dan terendah yaitu 50 antara 90 dengan 40. Rendahnya hasil belajar kelas IV disebabkan oleh siswa kurang memiliki minat dan keaktifan dalam proses pembelajaran sehingga cepat bosan, kurang konsentrasi dan kemampuan untuk memahami materi kecil. Berdasarkan analisis data hasil belajar PKn dari nilai terakhir ulangan harian siswa kelas IV itulah yang dijadikan sebagai data awal penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan dua siklus penelitian, dalam setiap siklusnya dilaksanakan 2 (dua) kali pertemuan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Contextuel Teaching and Learning (CTL). 2. Deskripsi Data Hasil belajar Siklus I a. Perencanaan Pada tahap ini, peneliti membuat rencana pembelajaran yang matang untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan. Dalam siklus I, peneliti mempersiapkan proses pembelajaran PKn melalui penerapan pendekatan contextual teaching and learning dengan langkah-langkah sebagai berikut:

73 59 1) Menentukan materi pokok yang akan diajarkan yaitu globalisasi. 2) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti pemetaan, silabus, RPP, lembar evaluasi yang terdiri dari soal dan kunci jawaban, sumber belajar (buku paket), dan media pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran di kelas. 3) Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. 4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan atau kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. 5) Menyiapkan lembar evaluasi yang berisi soal untuk memperoleh data hasil belajar siswa. b. Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan dalam waktu 2 minggu dengan alokasi waktu 4 x 35 menit (2 x pertemuan) hal ini disesuaikan dengan jadwal pelajaran di kelas IV. Pertemuan pertama, dilaksanakan pada hari senin tanggal 05 Mei 2014 jam ke-3 dan ke-4. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin tanggal 12 Mei 2014 jam ke 3-4. Skenario pelaksanaan tindakan sebagai berikut: Pertemuan ke-1 Kegiatan Awal 1) Mengecek kesiapan ruang, alat, dan materi serta peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Construktivistic (merekonstruksi) 2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari. 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai. 4) Melakukan apersepsi berupa pertanyaan mengenai globalisasi budaya di Indonesia.

74 60 Kegiatan inti Inquiry (menemukan) 1) Pengamatan (observasi) Siswa membaca materi sesuai petunjuk guru pada buku siswa 2) Pengajuan Dugaan (hipotesis) Dari buku yang telah dibaca siswa mencoba menyimpulkan 3) Pengumpulan Data (data ghatering) Untuk mendukung simpulan yang dilakukan siswa mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan kenyataan yang terjadi ataupun yang telah dibacanya. Questioning (bertanya) 1) Memberi pertanyaan mengenai globalisasi budaya yang terjadi di Indonesia, Indonesia terkenal dengan keanekaragaman kebudayaannya, coba kalian sebutkan apa saja contoh kebudayaan tersebut? 2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa berfikir sejenak, mencoba menjawab atau balik bertanya kepada guru. 3) Guru memberikan motivasi siswa jika kalian ingin tahu jawabannya, ikuti pembelajaran hari ini dengan baik! Learning Community (masyarakat belajar) 1) Guru memberikan petunjuk dalam melaksanakan masyarakat belajar dan contoh pelaksanaannya. 2) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen masing-masing 3-4 siswa. 3) Memfasilitasi siswa untuk bekerjasama dengan teman satu kelompoknya untuk membuat ringkasan mengenai materi yang sedang dibahas. 4) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpikir, menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan atau pengalamannya kepada teman satu kelompok.

75 61 Modelling (Permodelan) c. Guru meluruskan hipotesis dan data ghatering yang di lakukan dan di dapatkan siswa. d. Guru mencontohkan cara menentukan hipotesis dan mencari data yang menguatkan hipotesisnya. Reflection (Refleksi) 1) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. 2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil pembelajaran. 3) Merefleksi dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan setelah kegiatan selesai. Kegiatan penutup 1) Bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran. 2) Mengakhiri pembelajaran. Pertemuan Ke-2 Kegiatan Awal 1) Mengecek kesiapan ruang, alat, dan materi serta peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Construktivistic (merekonstruksi) 2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari. 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai. 4) Melakukan apersepsi berupa pertanyaan mengenai globalisasi budaya di Indonesia. Kegiatan inti Inquiry (menemukan) 1) Pengamatan (observasi) Siswa membaca materi sesuai petunjuk guru pada buku siswa

76 62 2) Pengajuan Dugaan (hipotesis) Dari buku yang telah dibaca siswa mencoba menyimpulkan 3) Pengumpulan Data (data ghatering) Untuk mendukung simpulan yang dilakukan siswa mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan kenyataan yang terjadi ataupun yang telah dibacanya. Questioning (bertanya) 1) Memberi pertanyaan mengenai globalisasi budaya yang terjadi di Indonesia, Indonesia terkenal dengan keanekaragaman kebudayaannya, coba kalian sebutkan apa saja contoh kebudayaan tersebut? 2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa berfikir sejenak, mencoba menjawab atau balik bertanya kepada guru. 3) Guru memberikan motivasi siswa jika kalian ingin tahu jawabannya, ikuti pembelajaran hari ini dengan baik! Learning Community (masyarakat belajar) 1) Guru memberikan petunjuk dalam melaksanakan masyarakat belajar dan contoh pelaksanaannya. 2) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen masing-masing 3-4 siswa. 3) Memfasilitasi siswa untuk bekerjasama dengan teman satu kelompoknya untuk membuat ringkasan mengenai materi yang sedang dibahas. 4) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpikir, menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan atau pengalamannya kepada teman satu kelompok. Modelling (Permodelan) 1) Guru meluruskan hipotesis dan data ghatering yang di lakukan dan di dapatkan siswa. 2) Guru mencontohkan cara menentukan hipotesis dan mencari data yang menguatkan hipotesisnya.

77 63 Reflection (Refleksi) 1) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. 2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil pembelajaran. 3) Merefleksi dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan setelah kegiatan selesai. c. Observasi Hasil observasi tindakan siklus I pertemuan ke-1 dan 2 meliputi observasi terhadap prilaku guru dalam mengajar dan prilaku siswa selama proses pembelajaran serta hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn di kelas IV MI Miftahussa adah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL berlangsung sebagai berikut: 1) Observasi guru dalam melaksanakan tindakan pada proses No. pembelajaran Observasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, hasil observasi sebagaimana table 4.2 berikut: Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I Aspek yang diobservasi 1. Guru menyiapkan RPP dan alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran Keterlaksanaan Pertemuan I Pertemuan II Ya Tdk Ya Tdk Guru melakukan apersepsi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kejelasan guru dalam menyampaikan langkahlangkah pembelajaran Guru membagi siswa dalam - - beberapa kelompok 6. Guru membagikan LKS - -

78 64 kepada tiap-tiap kelompok 7. Guru membimbing jalannya diskusi kelompok 8. Guru memberikan reward kepada siswa secara individu maupun kelompok 9. Guru bersama siswa membuat rangkuman/ kesimpulan pembelajaran 10. Guru melakukan evaluasi pembelajaran Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, diperoleh hasil observasi sebagai berikut, Pada pertemuan pertama guru masih terlihat mengalami kendala dalam pelaksanaan tindakan, dari sepuluh aspek yang diamati ada dua item yang tidak terlaksana yakni kejelasan guru dalam menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dan melakukan evaluasi, namun kegiatan evaluasi di pertemuan pertama memang sengaja tidak dilaksanakan. Pada pertemuan kedua semua item dapat terlaksana meski belum berlangsung dengan cukup baik. 2) Observasi Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Observasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, hasil observasi sebagaimana table 4.3 berikut: Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus I Siswa Kelas IV MI Miftahussa adah Cipondoh Kota Tangerang Langkah Pembelaja ran Kegiatan Awal Indikator P1 P2 Menyiapkan buku, alat tulis dan pribadi siswa Menjawab salam dan pertanyaan guru Mengutarakan materi pelajaran sebelumnya Menyimak penjelasan tujuan pembelajaran dan apersepsi yang

79 65 Kegiatan Inti Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi Kegiatan Akhir disampaikan oleh guru 3 3 Menyimak penjelasan guru dengan membuka buku dan mencatatnya. Duduk berkelompok sesuai petunjuk Menyimak dan petunjuk kerja yang disampaikan guru Bersemangat dan bekerjasama dalam kelompok Aktif dan antusias dalam berkelompok Berani bertanya dan mengutarakan pendapat Merespon positif pendapat teman dan jawaban guru Mengerjakan soal evaluasi dengan tertib Menggunakan yang baik dan sopan selama pelajaran Mengikuti pelajaran dengan baik dan tertib Melakukan refleksi pembelajaran bersama guru Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Mengakhiri pembelajaran Jumlah Rata-rata (skor/17) 3,2 3,2 Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, diperoleh hasil observasi sebagai berikut: Pada pertemuan pertama dengan jumlah skor 54 dari 17 aspek yang diamati dengan rata-rata skor 3,2 termasuk kriteria baik. Adapun aspek yang kurang sedikit maksimal antara lain: Belum semua siswa berani untuk merespon dengan baik semua pertanyaan yang diajukan oleh guru, menyimak penjelasan guru dan belum semua aktif dalam kegiatan kelompok belajar. Siswa juga belum semuanya terlibat aktif pada saat refleksi dan penarikan kesimpulan di akhir pelajaran. Pada pertemuan kedua, jumlah skor yaitu 55 ada peningkatan 1 skor dari pertemuan pertama, namun nilai rata-ratanya masih sama yaitu 3,2 termasuk

80 66 dalam kriteria cukup baik. Adapun aspek yang kurang sedikit maksimal antara lain: Belum semua siswa berani untuk merespon dengan baik semua pertanyaan yang diajukan oleh guru, menyimak penjelasan guru dan belum semua aktif dalam kelompok belajar. Siswa juga belum semuanya terlibat aktif pada saat refleksi dan penarikan kesimpulan di akhir pelajaran. Terdapat perbedaan skor pada pertemuan kedua lebih baik 1 poin dikarenakan semua siswa sudah bisa duduk sesuai kelompoknya dengan tertib. 3) Observasi data hasil belajar Pada siklus I, pengumpulan data meliputi hasil belajar yang diperoleh melalui hasil tes tertulis siswa (tugas mandiri), observasi guru dalam pelaksanaan tindakan dan observasi terhadap aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Siswa yang tuntas belajar sesuai KKM yakni memperoleh nilai lebih dari 65 pada siklus I sebanyak 20 siswa dengan persentase ketuntasan 74,1%. Sedangkan untuk siswa yang belum tuntas sebanyak 7 siswa dengan persentase 25,9%. Nilai maksimum pada siklus I yaitu 95, sedangkan nilai minimum yaitu 45, sedangkan nilai rata-rata keseluruhan adalah 70. Hasil belajar siswa siklus I, sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Belajar Pkn Siklus I Siswa Kelas IV MI Miftahussa adah Cipondoh Kota Tangerang No Ketuntasan Frekuensi Persentase (%) 1 Tuntas 20 74,1% 2 Belum Tuntas 7 25,9% Jumlah % Nilai Maksimum 95 Nilai Minimum 45 Nilai Rata-Rata 70

81 67 Dari table 4.2 dapat digambarkan grafik hasil belajar PKn siklus I sebagai berikut : Gambar 4.3 Grafik hasil belajar siklus I Nilai Data Hasil Belajar Siklus I Nilai Max Nilai Min Rata-rata Hasil Belajar Dari table 4.2 jika digambarkan diagram ketuntasan hasil belajar PKn siklus I sebagai berikut : Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Prosesntase Ketuntasan Belajar Siswa Tuntas Tidak Tuntas

82 68 Berdasarkan serangkaian uraian yang telah dikemukan diatas mengenai data hasil observasi aktifitas guru dan aktifitas siswa pada siklus I pertemuan pertama masih terdapat banyak kekurangan namun pada pertemuan kedua sudah menunjukkan adanya perbaikan walaupun belum signifikan. Untuk hasil belajar, bila dibandingkan dengan data awal yaitu hasil ualngan harian, hasil belajar setelah dilakukan tes di akhir siklus terdapat peningkatan yang cukup signifikan, namun pada siklus I ini masih terdapat kekurangan yakni tingkat ketuntasan siswa yang belum mencapai 80%.. d. Refleksi 1) Keberhasilan Perbaikan Pembelajaran Hasil belajar pada siklus I ternyata belum mencapai indikator ketuntasan belajar yang di targetkan yakni 80% siswa tuntas belajar PKn materi globalisasi. Siswa yang tuntas dengan nilai KKM 65 baru mencapai 74,1%. Walaupun pencapaian indikator keberhasilan belajar pada siklus I ini lebih baik dari ulangan harian terakhir, namun hal tersebut belum menunjukan peningkatan yang signifikan, namun secara garis besar hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL secara maksimal menjadikan hasil belajar dan aktifitas belajar siswa menjadi lebih baik. Perubahan aktifitas siswa dapat terlihat setelah pembagian kelompok dan siswa dituntun untuk berinteraksi dengan kelompoknya, siswa menjadi lebih aktif baik berkomunikasi, bertanya, dan menyampaikan pendapatnya dengan sesama teman, walaupun kelihatan masih terlihat belum terlalu serius karena belum terbiasa. 2) Kekurangan Perbaikan Pembelajaran Pelaksanaan tindakan pada siklus I masih ada yang belum sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Berdasarkan uraian pembahasan Siklus I yang telah dipaparkan diatas masih banyak ditemukan

83 69 kekurangan-kekurangan yang belum sesuai dengan indikator kinerja sebelumnya, antara lain: materi yang disampaikan oleh guru dan dilaksanakan sendiri oleh siswa belum dapat dipahami dengan baik oleh semua siswa, sehingga di awal pertemuan pertama terjadi kegaduhan karena siswa banyak yang bertanya mengenai instruksi yang belum difahami namun pada pertemuan kedua kondisi lebih kondusif, walaupun hasil evaluasi mandiri di akhir siklus masih ada 7 siswa setara dengan 25,9% yang belum tuntas. Faktor Penyebab Kekurangan dalam Perbaikan Pembelajaran Penyebab masih terdapat beberapa kekurangan dalam siklus I dikarenakan siswa belum semuanya terlibat aktif baik dalam bekerja kelompok, bertanya dan menjawab pertanyaan, mengeluarkan pendapat dan memperhatikan pendapat orang lain. Kemudian dalam mengerjakan soal, siswa kurang memahami soal dengan baik. Terdapat siswa yang sangat lemah hampir di semua mata pelajaran dan pernah tidak naik kelas Dari segi peneliti sebagai pengajar sendiri khususnya pada penggunaan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL, peneliti masih merasa kurang menguasai pendekatan pembelajaran tersebut. Peneliti sebagai guru merasa masih kurang nyaman, sehingga berpengaruh pada saat pelaksanaan sehingga sedikit kurang sesuai dengan langkah-langkah pembelajarannya Tindakan Perbaikan Pembelajaran Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan untuk mencapai target 80% siswa yang tuntas dari hasil refleksi di atas maka perlu dilaksanakan siklus II. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran siklus II dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab kurang berhasilnya pembelajaran siklus I. Sehingga diharapkan pada siklus II pembelajarannya dapat maksimal dan mencapai ketuntasan sebesar 80%.

84 70 Deskripsi Data Hasil Belajar Siklus II a. Perencanaan Hasil pembahasan dan refleksi pada siklus I menjadi bahan pertimbangan untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik lagi. Hal yang dilakukan kemudian adalah menentukan Kompetensi Dasar yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu KD berikutnya setelah pembelajaran siklus I. Untuk rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan masukan dan pertimbangan dosen pembimbing yakni arahan pada sistematika penyusunan rencana pembelajaran dan kelengkapan instrument dalam pembelajaran. Setelah itu merencanakan untuk pembagian kelompok-kelompok siswa, menyiapkan materi ajar dari buku paket PKn kelas IV yang disesuaikan dengan KD yang telah dipilih. KD maupun RPP yang telah dipersiapkan dan disusun sebelumnya diperbaiki seperlunya disesuaikan dengan refleksi perbaikan siklus I. b. Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam 2 (dua) kali pertemuan dalam waktu 2 minggu dengan alokasi waktu 4x35 menit (2x pertemuan). Pertemuan pertama, dilaksanakan pada hari senin tanggal 19 Mei 2014 jam ke 3-4, dan pertemuan kedua, pada hari senin tanggal 26 Mei 2014 jam ke 3-4. Skenario pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut: Pertemuan ke-1 Kegiatan Awal Dalam kegiatan ini, guru: 1) Mengecek kesiapan ruang, alat, dan materi serta peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Construktivistic (merekonstruksi) 2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari.

85 71 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai. 4) Melakukan apersepsi berupa pertanyaan mengenai pengaruh globalisasi budaya di Indonesia. Kegiatan inti Inquiry (Menemukan) 1) Pengamatan (observasi) Siswa membaca materi sesuai petunjuk guru pada buku siswa 2) Pengajuan Dugaan (hipotesis) Dari buku yang telah dibaca siswa mencoba menyimpulkan 3) Pengumpulan Data (data ghatering) Untuk mendukung simpulan yang dilakukan siswa mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan kenyataan yang terjadi ataupun yang telah dibacanya. Questioning (Bertanya) 1) Bertanya jawab mengenai inquiry yang telah didapatkan siswa dengan menyebutkan data-data yang menguatkan dugaan (hipotesis). 2) Bertanya jawab mengenai apersepsi yang guru telah sampaikan sebelumnya untuk menggali pengetahuan siswa tentang pengetahuan yang mereka miliki. 3) Guru menanyakan materi mengenai budaya luar negeri yang positif dan negatif Learning Community (masyarakat belajar) 1) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen masing-masing 3-4 siswa. 2) Memfasilitasi siswa untuk bekerjasama dengan teman satu kelompoknya untuk membuat ringkasan mengenai materi yang sedang dibahas. 3) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpikir, menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan atau pengalamannya kepada teman satu kelompok.

86 72 4) Setelah siswa selesai mengerjakan, hasil pekerjaannya di sheringkan dengan kelompok lain. Modelling (Permodelan) 1) Guru meluruskan hipotesis dan data ghatering yang di lakukan dan di dapatkan siswa. 2) Guru mencontohkan hipotesis mengenai budaya luar yang positif dan negatif dan mencari data yang menguatkan hipotesisnya mengenai budaya yang positif dan bisa diterima di masyarakat dan budaya yang negative dan dampak buruk bagi masyarakat. Reflection (refleksi) 1) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. 2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil pembelajaran. 3) Merefleksi dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan setelah kegiatan selesai. Kegiatan penutup Dalam kegiatan ini, guru: 1) Bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran. 2) Mengakhiri pembelajaran. Pertemuan ke-2 Kegiatan Awal Dalam kegiatan ini, guru: 1) Mengecek kesiapan ruang, alat, dan materi serta peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Construktivistic (merekonstruksi) 2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari. 3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai.

87 73 4) Melakukan apersepsi berupa pertanyaan mengenai sikap kita terhadap pengaruh globalisasi di lingkungan masyarakat. Kegiatan inti Inquiry (Menemukan) 1) Pengamatan (observasi) Siswa membaca materi sesuai petunjuk guru pada buku siswa 2) Pengajuan Dugaan (hipotesis) Dari buku yang telah dibaca siswa mencoba menyimpulkan 3) Pengumpulan Data (data ghatering) Untuk mendukung simpulan yang dilakukan siswa mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan kenyataan yang terjadi ataupun yang telah dibacanya. Questioning (bertanya) 1) Bertanya jawab mengenai inquiry yang telah didapatkan siswa dengan menyebutkan data-data yang menguatkan dugaan (hipotesis). 2) Bertanya jawab mengenai apersepsi yang guru telah sampaikan sebelumnya untuk menggali pengetahuan siswa tentang pengetahuan yang mereka miliki. 3) Guru menanyakan materi mengenai budaya luar negeri yang positif dan negatif Learning Community (masyarakat belajar) 1) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen masing-masing 3-4 siswa. 2) Memfasilitasi siswa untuk bekerjasama dengan teman satu kelompoknya untuk mengerjakan tugas bersama. 3) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpikir, menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan atau pengalamannya kepada teman satu kelompok. 4) Setelah siswa selesai mengerjakan, hasil pekerjaannya di sheringkan dengan kelompok lain.

88 74 5) Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok yang terbaik mengerjakan. Modelling (Permodelan) 1) Guru meluruskan hipotesis dan data ghatering yang di lakukan dan di dapatkan siswa. 2) Guru mencontohkan hipotesis mengenai budaya luar yang positif dan negatif dan mencari data yang menguatkan hipotesisnya mengenai budaya yang positif dan bisa diterima di masyarakat dan budaya yang negative dan dampak buruk bagi masyarakat. Reflection (refleksi) 1) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. 2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil pembelajaran. 3) Merefleksi dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan setelah kegiatan selesai. Authentic Assesment (Penilaian yang sebenarnya) 1) Guru memberikan lembar tugas untuk diselesaikan siswa secara individu 2) Guru melakukan penilaian hasil penyelesaian tugas individu 3) Guru menyimpulkan dan member penilaian hasil observasi prilaku siswa secara individu maupun kelompok selama proses pembelajaran Kegiatan penutup Dalam kegiatan ini, guru: 1) Bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran. 2) Mengakhiri pembelajaran. c. Observasi Hasil observasi tindakan siklus II pertemuan ke-1 dan 2 meliputi observasi terhadap prilaku guru dalam mengajar dan prilaku siswa selama proses pembelajaran serta hasil belajar PKn di kelas IV

89 75 MI Miftahussa adah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL berlangsung sebagai berikut: 1) Observasi guru dalam melaksanakan tindakan pada proses No. pembelajaran Observasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, hasil observasi sebagaimana table 4.5 berikut: Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II Aspek yang diobservasi 1. Guru menyiapkan RPP dan alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran Keterlaksanaan Pertemuan I Pertemuan II Ya Tdk Ya Tdk Guru melakukan apersepsi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kejelasan guru dalam menyampaikan langkahlangkah pembelajaran Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok 6. Guru membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok 7. Guru membimbing jalannya diskusi kelompok 8. Guru memberikan reward kepada siswa secara individu maupun kelompok 9. Guru bersama siswa membuat rangkuman/ kesimpulan pembelajaran 10. Guru melakukan evaluasi pembelajaran Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, diperoleh hasil observasi guru telah melaksanakan sepuluh item observasi dengan baik, hal tersebut dibuktikan dengan terlaksananya semua aspek yang diobservasi

90 76 dalam tindakan baik di pertemuan pertama maupun pertemuan kedua pada siklus II. 2) Observasi Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Observasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, hasil observasi sebagaimana table 4.6 berikut: Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus II Siswa Kelas 4 MI Miftahussa adah Langkah Pembelaja ran Kegiatan Awal Kegiatan Inti Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi Kegiatan Akhir Indikator P1 P2 Menyiapkan buku, alat tulis dan pribadi siswa Menjawab salam dan pertanyaan guru Mengutarakan materi pelajaran sebelumnya Menyimak penjelasan tujuan pembelajaran dan apersepsi yang disampaikan oleh guru Menyimak penjelasan guru dengan membuka buku dan mencatatnya. Duduk berkelompok sesuai petunjuk Menyimak dan petunjuk kerja yang disampaikan guru Bersemangat dan bekerjasama dalam kelompok Aktif dan antusias dalam berkelompok Berani bertanya dan mengutarakan pendapat Merespon positif pendapat teman dan jawaban guru Mengerjakan soal evaluasi dengan tertib Menggunakan bahasa yang baik dan sopan selama pelajaran Mengikuti pelajaran dengan baik dan tertib Melakukan refleksi pembelajaran bersama guru Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Mengakhiri pembelajaran

91 77 Jumlah Rata-rata (skor/17) 3,7 3,7 Berdasarkan Tabel 4.6 diatas, diperoleh hasil observasi sebagai berikut: Pada pertemuan pertama dengan jumlah skor 63 dari 17 aspek yang diamati dengan rata-rata skor 3,7 termasuk kriteria baik. Adapun aspek yang kurang sedikit maksimal antara lain: Belum semua siswa menyimak penjelasan dan apersepsi yang disampaikan oleh guru, Dalam berdialog masih ada siswa yang menggunkana bahasa yang tidak baik, Siswa juga belum semuanya terlibat aktif pada saat refleksi dan penarikan kesimpulan di akhir pelajaran. Pada pertemuan kedua, jumlah skor sama yaitu 63 tidak ada peningkatan skor dari pertemuan pertama, nilai rata-ratanya pun sama yaitu 3,7 termasuk dalam kriteria cukup baik 3) Observasi data hasil belajar Pada siklus II, pengumpulan data hasil belajar yang diperoleh melalui hasil tes tertulis siswa (tugas mandiri) telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil tindakan melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan, yaitu pembelajaran PKn materi globalisasi pada siswa kelas IV dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL pada siklus II, sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Belajar Pkn materi globalisai Siklus II Siswa Kelas IV MI Miftahussa adah Cipondoh Kota Tangerang No Ketuntasan Frekuensi Persentase (%) 1 Tuntas 23 85,2% 2 Belum Tuntas 4 14,8% Jumlah % Nilai Maksimum 95

92 78 Nilai Minimum 45 Nilai Rata-Rata 75,19 Berdasarkan tabel 4.7 di atas maka hasil belajar siswa kelas 4 dapat diuraikan sebagai berikut: siswa yang tuntas pada siklus II sebanyak 23 siswa dengan persentase 85,2%. Sedangkan untuk siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa dengan persentase 14,8%. Nilai maksimum pada siklus II yaitu 95, sedangkan nilai minimum yaitu 45, kemudian nilai rata-ratanya yaitu sebesar 75,19. Dilihat secara sekilas sudah terdapat peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi awal dan siklus I. Dari table 4.7 dapat digambarkan grafik hasil belajar PKn siklus II sebagai berikut : Gambar 4.5 Grafik hasil belajar siklus II 100 Data Hasil Belajar Siklus II Nilai Nilai Max Nilai Min Rata-rata 0 Hasil Belajar Dari table 4.7 jika digambarkan diagram ketuntasan hasil belajar PKn materi globalisasi siklus II sebagai berikut :

93 79 Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Prosesntase Ketuntasan Belajar Siswa Tuntas Tidak Tuntas Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus II selama 2 (dua) kali pertemuan sudah terdapat perubahan dari hasil yang diperoleh pada siklus I. Dari hasil belajar yang diperoleh terdapat peningangkatan dari siklus I ke siklus II. Hasilnya sudah dipaparkan terperinci pada pembahasan sebelumnya. Secara spesifik dapat dilihat dari tabel 4.8 dibawah ini: Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Belajar Pkn Materi Globalisasi Siklus I dan II No Ketuntasan Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%) 1 Tuntas 20 74,1% 23 85,2% 2 Belum Tuntas 7 25,9% 4 14,8% Jumlah % % Nilai Maksimum Nilai Minimum Nilai Rata-Rata 70 75,19

94 80 d. Hasil refleksi pembelajaran pada siklus II, sebagai berikut: 1) Keberhasilan Perbaikan Pembelajaran Hasil belajar pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang di targetkan 80% siswa yang tuntas dengan nilai KKM yaitu 65. Pencapaian indikator keberhasilan pada siklus II yaitu 23 siswa setara dengan 85,2%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa prnggunaan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL secara maksimal menjadikan hasil belajar siswa lebih baik dan berhasil mencapai KKM. Setelah pembagian kelompok dan siswa dituntun untuk berinteraksi dengan kelompoknya, siswa menjadi lebih aktif baik berkomunikasi bertanya dan menyampaikan pendapatnya dengan sesama teman. Kekurangan Perbaikan Pembelajaran Penelitian ini memang belum sempurna secara keseluruhan. Berdasarkan uraian pembahasan Siklus II yang telah dipaparkan diatas masih ditemukan kekurangan-kekurangan yang belum sesuai dengan indikator kenerja sebelumnya, antara lain: materi yang disampaikan oleh guru dan dilaksanakan sendiri oleh siswa masih ada yang belum dapat dipahami dengan baik oleh semua siswa, masih ada 4 siswa setara dengan 14,8% yang belum tuntas. Faktor yang Menyebabkan Kekurangan dalam Perbaikan Pembelajaran Masih terdapat beberapa kekurangan dalam siklus II dikarenakan masih ada siswa yang kurang terlibat aktif baik dalam bekerja kelompok, bertanya dan menjawab pertanyaan, mengeluarkan pendapat dan memperhatikan pendapat orang lain. Kemudian dalam mengerjakan soal, siswa kurang memahami soal dengan baik. Terdapat siswa yang sangat lemah hampir di semua mata pelajaran dan pernah tinggal kelas. Dari segi pengajar sendiri guru merasa sudah nyaman tapi masih ada sedikit ganjalan, yakni ada beberapa

95 81 sarana yang tidak berfungsi dengan baik sehingga berpengaruh pada saat pelaksanaan proses pembelajaran, ini berakibat ada sedikit kekurang sesuaian dengan langkah-langkah pembelajaran yang seharusnya. Tindakan Perbaikan Pembelajaran Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan untuk mencapai target 80% siswa yang tuntas dan hasil refleksi di atas maka tidak perlu dilaksanakan siklus III. Dan mengakhiri penelitian sampai siklus II, sedangkan untuk 4 siswa sudah dilakukan pembelajaran selama 2 siklus namun belum tuntas, selanjutnya akan diberikan tambahan pelajaran dan bimbingan khusus. C. Analisis Data Data yang akan dianalisis hanya data hasil belajar yaitu data-data yang diperoleh mulai dari data awal, kemudian data hasil belajar pada siklus I, dan terakhir data hasil belajar siklus II. Untuk hasil data berupa observasi hanya dipaparkan secara deskriptif singkat saja karena penelitian ini difokuskan pada hasil belajar ranah kognitif. Hasil data yang diperoleh antara lain: 1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MI Miftahussa adah Cipondoh Kota tangerang. Ketentusan hasil belajar siswa berdasarkan nilai ulangan harian terakhir siswa kelas IV MI Miftahussa adah, yang ditinjau dari aspek kognitif siswa. Nilai awal yang diperoleh dari hasil ulangan harian materi sebelumnya akan dibandingkan dengan nilai setelah diadakan tindakan yaitu siklus I dan siklus II. Data ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV disajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut:

96 82 No Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Pkn Sebelum Tindakan, dan setelah tindakan Siklus I, dan II Ketunt asan Ulangan Harian Persen Frek. tase (%) Frek. Siklus I Persen tase (%) Frek. Siklus II Persen tase (%) 1 Tuntas 13 48,2% 20 74,1% 23 85,2% 2 Belum Tuntas 14 51,8% 7 25,9% 4 14,8% Jumlah % % % Nilai Maksimum Nilai Minimum Nilai Rata- Rata , ,19 Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat dilihat ada kenaikan yang cukup signifikan hasil belajar PKn siswa kelas IV. Terutama data yang merupakan hasil tindakan yakni hasil belajar siklus I dan siklus II. Ketuntasan belajar siswa dengan nilai KKM 65, yaitu: pada siklus I siswa yang tuntas berjumlah 20 orang atau 74,1% siswa yang tuntas. Pertambahan siswa yang tuntas dari siklus I ke siklus II sebanyak 3 siswa. Ketuntasan hasil belajar pada siklus II yaitu 23 atau 85,2% siswa yang tuntas, selain itu juga terdapat kenaikan rata-rata hasil belajar siswa, antara lain: pada siklus I rata-rata hasil belajarnya 70; meningkat menjadi 75,19 pada siklus II. Peningkatan hasil belajar tersebut tergambar dalam grafik peningkatan hasil belajar sesuai gambar 4.7 berikut ini :

97 83 Gambar 4.7 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Grafik Peningkatan Hasil Belajar Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II Hasil Belajar Sedangkan untuk ketuntasan belajarnya tergambar dalam grafik peningkatan ketuntasan belajar sesuai table 4.7 berikut ini : Gambar 4.8 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Grafik Ketuntasan belajar Siswa Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II Target 10 0 Ketuntasan Belajar

98 84 D. Pembahasan 1. Pemaknaan Temuan Penelitian Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di MI Miftahussa adah Cipondoh Kota Tangerang khususnya siswa kelas IV yang berjumlah 27 siswa, dapat dijelaskan bahwa, siswa mengalami kesulitan untuk meningkatkan hasil belajar dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu berdasarkan hasil diskusi dan konsultasi dengan guru sejawat dan kepala madarasah, diperoleh beberapa kesenjangan dalam proses pembelajaran antara lain: Siswa yang tuntas hasil belajarnya pada ulangan harian materi sebelumnya sebanyak 13 siswa atau 48,2%, sedangkan siswa yang belum tuntas lebih banyak yaitu 14 siswa atau 51,8%. Kemampuan hasil belajar rata-rata siswa kelas IV hanya mencapai 62,4. Nilai rata-rata hasil belajar tersebut belum mencapai KKM yang ditetapkan madrasah, yakni harus mencapai rata-rata lebih dari 65. Dalam proses pembelajaran siswa cepat bosan, kurang konsentrasi dan kemampuan untuk memahami materi kurang. Peneliti selaku guru kelas mengalami kesulitan dalam penyampaian materi yang diajarkan kepada siswa, terutama dalam hal pemusatan perhatian atau konsentrasi siswa dalam pembelajaran. Selain itu juga kecenderungan mengajar dengan ceramah bervariasi serta belum lengkapnya sarana dan prasarana yang memadai, juga ketersediaan buku paket yang kurang lengkap. Peningkatan hasil belajar siswa ini dapat dilihat dari perolehan hasil evaluasi belajar siswa selama tindakan siklus I dan siklus II. Pada pelaksanaan tindakan siklus I sudah menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL. Penerapan pendekatan pembelajaran CTL pada pertemuan pertama mulai menarik semangat dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Namun belum sepenuhnya siswa mengikuti pembelajaran dengan baik, guru juga masih terlihat belum begitu menguasai pendekatan pembelajaran tersebut,

99 85 sehingga terlihat kurang nyaman dalam mengajar. Hasil belajar aspek kognitif pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan. Siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 20 orang dengan persentase 74,1%. Sedangkan untuk siswa yang belum tuntas sebanyak 7 siswa dengan persentase 25,9%. Nilai maksimum pada siklus I yaitu 95, sedangkan nilai minimum yaitu 45. Kemudian nilai rata-ratanya yaitu sebesar 70. Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II, peneliti merencanakan pembelajaran dengan lebih matang dengan memperhatikan faktor penyebab kekurangan pembelajaran pada siklus I. Kegiatan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan siklus I namun pada siklus II kegiatan pembelajaran dirancang lebih menarik dengan memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa yaitu kelompok terbaik dan 3 siswa berprestasi tentunya dengan menggunakan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/ctl. Keterlibatan secara aktif guru dan siswa mulai mengalami peningkatan. Siswa berani bertanya, berpendapat, dan mau memperhatikan teman yang lain atau guru. Hasil belajar siswa sebagai berikut: siswa yang tuntas pada siklus II sebanyak 23 siswa dengan persentase 85,2%. Sedangkan untuk siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa dengan persentase 14,8%. Nilai maksimum pada siklus II yaitu 95, sedangkan nilai minimum yaitu 40, kemudian nilai rata-ratanya yaitu sebesar 75,19. Berdasarkan hasil tindakan pada siklus I dan siklus II, terdapat kenaikan yang cukup signifikan hasil belajar PKn materi globalisasi siswa kelas IV. Nilai siswa yang tuntas dengan nilai KKM 65, yaitu: pada siklus I siswa yang tuntas berjumlah 20 orang atau 74,1%. Ketuntasan hasil belajar tersebut mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 23 orang atau 85,2% siswa yang tuntas. Selain itu juga terdapat kenaikan rata-rata hasil belajar siswa, antara lain: siklus I nilai rata-rata hasil belajar mencapai 70 dan pada siklus II mengalami kenaikan menjadi 75,19. Pelaksanaan penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/ctl dengan maksimal, ternyata dapat

100 86 meningkatkan hasil belajar PKn materi globalisasi siswa kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang. Hal tersebut dikarenakan pendekatan pembelajaran disesuikan dengan Pendidikan Kewarganegaraan yang merupakan mata pelajaran yang mengajarkan status, hak dan kewajiban siswa sebagai warga Negara yang patuh dan taat kepada hukum. Upaya melahirkan peserta didik menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab ditengah tuntutan era globalisasi. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia. Selain itu mendidik agar menjadi individu yang cerdas, terampil dan berkarakter sesuai dengan pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar Negara. Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/ctl, selama pembelajaran PKn di kelas IV dilakukan dengan lebih bermakna dengan melibatkan keaktifan siswa dengan bekerjasama dengan teman satu kelompoknya. Selain itu siswa dapat mengungkapkan pengetahuan, ide, maupun pendapat yang dimiliki dan bertanya jawab dengan guru dan teman sekelompoknya. Pembelajaran dilakukan dengan kelompok yang heterogen sehingga siswa bisa saling membantu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dan pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa menemukan sendiri pengetahuan baru atau meteri pelajarannya. Dengan serangkaian kegiatan belajar tersebut maka siswa akan mangalami dan dapat mengkaitkan dengan kehidupan dunia nyata serta lebih memaknai pelajaran tersebut. Selain itu, siswa juga dilatih untuk mengemukan pengetahuan, pendapat mereka, bekerjasama dan berani bertanya, serta berkomunikasi dengan teman satu kelompok dan kelompok lain membiasakan siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Apabila siswa belajar dengan melakukan atau mempraktikan sendiri maka akan banyak yang bisa mereka ingat berbeda halnya jika belajar hanya dengan membaca atau mendengarkan saja. Peningkatan hasil belajar PKn materi globalisasi siswa kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang, tidak jauh berbeda dengan hasil

101 87 penelitian terdahulu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Omsah. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Omsah dalam penelitian tindakan langsung (PTK) yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Gaya melalui Pendekatan CTL pada pokok bahasan gaya dapat meningkatkan hasil belajar. Melalui pendekatan CTL terbukti hasil belajar siswa meningkat. Begitu pula menurut hasil penelitian U. Manhuzen dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di MI AL-Badriyah Sukabumi pada pokok bahasan pemerintahan desa dan kecamatan mampu meningkatkan minat belajar siswa. Melalui model pembelajaran CTL terbukti minat belajar siswa meningkat Peningakatan ketuntasan belajar siswa pada penelitian ini tidak mencapai 100% karena keragaman karakteristik siswa kelas IV, dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran baik secara ekstern maupun intern. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Theaching and Learning/CTL dapat berhasil karena pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang sudah direncanakan. Guru terampil dan mampu menerapkan dengan baik pendekatan pembelajaran yang digunakan, menguasai materi dan dapat menguasai kelas termasuk peserta didik. Siswa juga menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam belajar, berani bertanya, berpendapat dan mau mendengarkan guru maupun temannya. Hal ini terbukti dengan peningakatan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran di kelas. 2. Implikasi Hasil Penelitian Hasil peneltian tindakan kelas yang dilakukan guru dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL pada pelajaran PKn materi Globalisasi di kelas IV MI Miftahussa adah Cipondoh Kota Tangerang adalah meningkatnya hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat meningkat apabila memperhatikan

102 88 karakteristik siswa, karakteristik materi pelajaran, sarana dan prasarana, alokasi waktu pembelajaran, dan kondisi kelas. Hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/ctl, karena guru memberikan bimbingan, motivasi dan penguatan kepada siswa agar siswa lebih bersemangat dan aktif mengikuti pembelajaran PKn materi Globalisasi. Dengan demikian, di dalam kelas siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, namun aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan pendekatan contextual teaching and learning/ctl, maka akan meningkat pula hasil belajar siswa. Penjabaran di atas menunjukan bahwa dalam menggunakan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/ctl, guru tidak hanya harus mengerti tentang pengertian pendekatan contextual teaching and learning/ctl, bagaimana langkah langkahnya, bagaimana karakteristiknya, tetapi guru juga harus dapat menyesuaikan antara karaktersitik siswa, karakteristik materi pelajaran, sarana dan prasarana, alokasi waktu pembelajaran, dan kondisi kelas untuk mendukung keefektifan pelaksanaan pembelajaran PKn materi Globalisasi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/ctl. Dengan hasil pembahasan penelitian diatas, maka dapat diambil saran bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL secara maksimal baik dari segi tindakan oleh pengajar dan keaktifan peserta didik, pada pembelajaran PKn materi koperasi di kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang.

103 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari seluruh hasil pelaksanaan dan Pembahasan Penelitian Kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning /CTL, pada pelajaran PKn dengan materi pokok globalisasi dan pengaruhnya terhadap lingkungan di kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang, dapat disimpulkan bahwa: 1. Pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning /CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa, pada pembelajaran PKn materi globalisasi di kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang semester II tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya ketuntasan hasil belajar siswa dengan nilai KKM 65, dimulai dari pra siklus siswa yang tuntas ada 13 atau 34,2%, mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 20 siswa atau 74,1% dan peningkatan terakhir yaitu pada siklus II menjadi 23 siswa atau 85,2%. Perubahan nilai rata rata kelas pada tahap pra siklus 62,4, meningkat pada silklus I menjadi 70 dan peningkatan terakhir pada siklus II yaitu 75, Penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning /CTL dengan maksimal dan tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn materi globalisasi di kelas IV MI Miftahussa adah Kota Tangerang semester II tahun ajaran 2013/2014. B. Saran Dari kesimpulan yang telah dibuat, dapat diajukan beberapa saran, sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah Memberikan masukan kepada guru, mengenai upaya untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran PKn melalui penggunaan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL. Penggunaan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL telah 89

104 90 terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. 2. Bagi Guru Dalam proses pembelajaran guru memiliki peran yang sangat penting terhadap ketercapaian hasil belajar siswa. oleh karena itu keterampilan dasar mengajar guru sangat penting untuk dikuasai terlebih dalam hal pemanfaataan pendekatan dan model pembelajaran. Guru diharapkan menggunakan pendekatan pembelajaran contextual theaching and learning/ctl karena terbukti dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Pendekatan pembelajaran ini dapat digunakan bagi siswa yang tuntas dan yang belum tuntas namun memiliki pengetahuan dan keaktifan yang baik dalam beberapa mata pelajaran. 3. Bagi Siswa Pendekatan pembelajaran contextual theaching and learning/ctl dapat diterapkan kepada siswa yang nilai hasil belajarnya baik dan bagi siswa yang pemahaman dan keterlibatan secara aktif dalam pelajaran PKn, yakni dengan melaksanakaan dengan baik pendekatan pembelajaran contextual theaching and learning/ctl. Bagi siswa yang tidak dapat menerapkan pendekatan pembelajaran tersebut, maka bisa juga dengan pendekatan pembelajaran lain dan lebih tekun lagi dalam belajar secara mandiri maupun pada saat bimbingan belajar oleh guru.

105 91 DAFTAR PUSTAKA Hamalik, Oemar Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum.Bandung: Remaja Rosdakarya Hamid, Farida dan Bahrissalim Pembelajaran Aktif inopatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan.Australa:Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia Igak Wardani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka Junaidi, dkk, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Tapis PGMI Munadi, Yudi dan Farida Hamid Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Munadi,Yudi.2011.Media Pembelajaran.Jakarta:Gaung Persada Press Neni Iska, Zikri Pengantar psikologi umum.jakarta: Kizi Brother Riyanto, Yatim Paradigma baru Pembelajaran.Jakarta: kencana prenada media group Rusman Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: kencana prenada media Group Sanjaya, Wina Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.Jakarta: Prenada Media Sanjaya,Wina Perencanaan dan desain sistem Pembelajaran.Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sapriya Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan islam Kementrian Agama RI Sudajana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008 Sudirman. N, dkk Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Persada Sujana, Nana Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar Bandung: PT Remaja Rosdakarya Suprijono,Agus Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Syarifudin,Tatang Landasan Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI Trianto Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik.Jakarta: Prestasi pustaka. Ubaedillah dan Abdul Rozak.2012.Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila, demokrasi, HAM,dan Masyarakat madani.jakarta: kencana prenada media group Udin Winataputra Pembelajaran PKn di SD. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka

106 89

107

108

109

110 Nilai Ulangan Harian II Pkn Siswa Kelas IV MI Miftahussa adah No. Kode Siswa Nilai Tuntas Belum Tuntas 1 S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S Nilai Terendah Nilai Tertinggi 90 Rata-rata 62,4

111 PEMETAAN SK/ KD Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Semester : MI Miftahussa adah : PKn : IV (empat)/2 (dua) Tahun Pelajaran : 2013/2014 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya. 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional. Menjelaskan globalisasi kebudayaan 4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya. Menjelaskan sikap kita terhadap globalisasi. Tangerang,. Mei 2014 Kepala Madrasah, Guru Kelas IV/Peneliti Hj. Aminah, S.Ag. Siti Aisyah

112 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) SIKLUS I Pertemuan 1 dan 2 Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi pokok Alokasi Waktu : MI Miftahussa adah : Pendidikan Kewarganegaraan : IV/ 2(Dua) : Globalisasi dan Pengaruhnya bagi Lingkungan : 4 x 35 menit (2 pertemuan). A. Standar Kompetensi 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya. B. Kompetensi Dasar 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional. C. Indikator Pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian globalisasi budaya. 2. Menyebutkan jenis atau contoh budaya yang dimiliki Indonesia. 3. Menjelaskan tujuan misi kebudayaan internasional. 4. Menyebutkan budaya Indonesia yang pernah di tampilkan dalam kebudayaan internasional. 5. Menyebutkan dampak positif dari globalisasi budaya tersebut. D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan tanya jawab dan apersepsi siswa dapat menjelaskan pengertian globalisasi budaya. 2. Melalui kegiatan tanya jawab dan apersepsi siswa dapat menyebutkan jenis atau contoh budaya yang dimiliki Indonesia. 3. Melalui kegiatan tanya jawab dan ekplorasi serta elaborasi dengan masyarakat belajar, siswa dapat menjelaskan tujuan misi kebudayaan internasional. 4. Melalui kegiatan tanya jawab dan ekplorasi serta elaborasi dengan masyarakat belajar, siswa dapat menyebutkan budaya Indonesia yang pernah di tampilkan dalam kebudayaan internasional. 5. Melalui kegiatan tanya jawab dan ekplorasi serta elaborasi dengan masyarakat belajar, siswa dapat menyebutkan dampak positif dari globalisasi budaya tersebut.

113 E. Materi Ajar Misi kebudayaan internasional melalui bacaan yang terdapat dalam buku paket PKn kelas 4 yaitu budaya yang berasal dari Indonesia yang berhasil dipentaskan di negara lain dan mengharumkan nama Indonesia. Misi dari kesenian tersebut sebagai upaya memperkenalkan budaya bangsa Indonesia kepada negara lain. Selain itu, misi kesenian di internasional bertujuan menarik wisatawan asing berkunjung ke Indonesia. Nilai-nilai budaya bangsa Indonesia harus terus dilestarikan. Budaya tersebut merupakan warisan bagi generasi bangsa di masa yang akan datang. Nilainilai budaya menjadi ciri khas dari bangsa Indonesia. Bentuk pengenalan dan kepedulian serta kecintaan terhadap budaya tanah air yang sudah semestinya terus dikembangkan, agar kita tahu budaya negeri sendiri dan tidak diakui oleh negara lain. Selain itu juga pengenalan akan globalisasi budaya yang terjadi sekarang ini. Contoh beberapa tim kesenian yang tampil di tingkat internasional, antara lain: Bougenvile dari Kalimantan Barat, seni tradisional dari Sumatra dan Bali, tarian adat, alat musik daerah, dan wayang kulit dan sebagainya. Dampak positif dari globalisasi budaya tersebut, antara lain: 1. Kebudayaan Indonesia akan lebih dikenal di negara lain sehingga mampu menarik wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia. 2. Mempererat hubungan dan kerjasama serta meningkatkan kerukunan dengan negara lain yang ada di permukaan bumi. 3. Indonesia diakui sebagai negara yang memiliki kesenian dan kebudayaan tinggi. F. Pendekatan dan Model Pembelajaran 1. Tanya jawab 2. Contekstual Teaching and Learning /CTL 3. Penugasan G. Langkah-langkah Kegiatan Kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan dalam 4 x 35 menit (2 pertemuan). Pertemuan 1 No Langkah-Pembelajaran Karakter 1. Kegiatan Awal a. Mengecek kesiapan ruang, alat, dan materi serta peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Construktivistic (merekonstruksi) b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan Berani Rasa hormat Alokasi Waktu 5 menit

114 materi yang dipelajari. c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai. d. Melakukan apersepsi berupa pertanyaan mengenai globalisasi budaya di Indonesia. 2. Kegiatan inti Inquiry (menemukan) d. Pengamatan (observasi) Siswa membaca materi sesuai petunjuk guru pada buku siswa e. Pengajuan Dugaan (hipotesis) Dari buku yang telah dibaca siswa mencoba menyimpulkan f. Pengumpulan Data (data ghatering) Untuk mendukung simpulan yang dilakukan siswa mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan kenyataan yang terjadi ataupun yang telah dibacanya. Questioning (bertanya) 4) Memberi pertanyaan mengenai globalisasi budaya yang terjadi di Indonesia, Indonesia terkenal dengan keanekaragaman kebudayaannya, coba kalian sebutkan apa saja contoh kebudayaan tersebut? 5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa berfikir sejenak, mencoba menjawab atau balik bertanya kepada guru. 6) Guru memberikan motivasi siswa jika kalian ingin tahu jawabannya, ikuti pembelajaran hari ini dengan baik! Learning Community (masyarakat belajar) 5) Guru memberikan petunjuk dalam melaksanakan masyarakat belajar dan contoh pelaksanaannya. 6) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen masing-masing 3-4 siswa. 7) Memfasilitasi siswa untuk bekerjasama dengan teman satu kelompoknya untuk membuat ringkasan mengenai materi yang sedang dibahas. 8) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpikir, menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan atau pengalamannya kepada teman satu kelompok. Modelling (Permodelan) e. Guru meluruskan hipotesis dan data ghatering yang di lakukan dan di dapatkan siswa. Berani Perhatian Berani Jujur Rasa hormat Perhatian 60 menit

115 f. Guru mencontohkan cara menentukan hipotesis dan mencari data yang menguatkan hipotesisnya. Reflection (Refleksi) 4) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. 5) Memberikan konfirmasi terhadap hasil pembelajaran. 6) Merefleksi dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan setelah kegiatan selesai. 3. Kegiatan penutup 3) Bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran. 4) Mengakhiri pembelajaran. Perhatian 5 menit Pertemuan 2 No Langkah-Pembelajaran Karakter 1. Kegiatan Awal Dalam kegiatan ini, guru: a. Mengecek kesiapan ruang, alat, dan materi serta peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Construktivistic (merekonstruksi) b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari. c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai. d. Melakukan apersepsi berupa pertanyaan mengenai misi kebudayaan internasional. Berani Rasa hormat Alokasi Waktu 5 menit 2. Kegiatan inti Inquiry (Menemukan) a. Pengamatan (observasi) Siswa membaca materi sesuai petunjuk guru pada buku siswa b. Pengajuan Dugaan (hipotesis) Dari buku yang telah dibaca siswa mencoba menyimpulkan c. Pengumpulan Data (data ghatering) Untuk mendukung simpulan yang dilakukan siswa mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan kenyataan yang terjadi ataupun Berani Perhatian Berani Jujur Rasa hormat Perhatian 60 menit

116 yang telah dibacanya. Questioning (bertanya) c. Bertanya jawab mengenai inquiry yang telah didapatkan siswa dengan menyebutkan data-data yang menguatkan dugaan (hipotesis). d. Bertanya jawab mengenai apersepsi yang guru telah sampaikan sebelumnya untuk menggali pengetahuan siswa tentang pengetahuan yang mereka miliki. e. Guru menanyakan materi mengenai budaya Indonesia yang pernah ditampilkan di luar negeri. Learning Community (masyarakat belajar) a. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen masing-masing 3-4 siswa. b. Memfasilitasi siswa untuk bekerjasama dengan teman satu kelompoknya untuk mengerjakan tugas bersama. c. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpikir, menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan atau pengalamannya kepada teman satu kelompok. d. Setelah siswa selesai mengerjakan, hasil pekerjaannya di sheringkan dengan kelompok lain. Modelling (Permodelan) a. Guru meluruskan hipotesis dan data ghatering yang di lakukan dan di dapatkan siswa. b. Guru mencontohkan cara menentukan hipotesis dan mencari data yang menguatkan hipotesisnya. Reflection (refleksi) a. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil pembelajaran. c. Merefleksi dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan setelah kegiatan selesai. 3. Kegiatan penutup Dalam kegiatan ini, guru: a. Bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran. b. Mengakhiri pembelajaran. Perhatian 5 menit

117 H. Sumber/Bahan Belajar 1. Buku BSE PKn kelas 4, (Sarjan dan Agung Nugroho, 2008: ) 2. Buku BSE PKn kelas 4, (Resi, K.D., dkk, 2008: 43-60) 3. Buku BSE PKn kelas 4, (Prayoga, B. Dan Ati Sumiati, 2008: ) I. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi Menyebutkan jenis atau contoh budaya yang dimiliki Indonesia. Teknik Penilaian Tes tertulis Bentuk Instrumen Pilihan ganda Contoh Instrumen/ Soal 1. Rumah adat dari daerah Jawa Tengah disebut.. a. Joglo c. Gadang b. Limasan d. Panggung Lembar Penilaian No. Nama Nilai Tuntas Belum Tuntas

118 26 27 Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Dengan Kriteria Nilai siswa adalah sebagaiberikut: 90% - 100% : Sangat baik 80% - 89% : baik 70% - 79% : cukup 60% - 69% : kurang 0% - 59% : Sangat Kurang Nilai KKM : 65 Kepala Madrasah, Tangerang,. Mei 2014 Guru Kelas IV/Peneliti Hj. Aminah, S.Ag. Siti Aisyah

119 LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I PERTEMUAN 1 Nama Kelompok : Nama Anggota : Latihan Bersama Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang kamu miliki! 1. Sebutkan contoh budaya atau kesenian beserta daerah asalnya! No. Budaya atau kesenian Asal Daerah Sebutkan 5 contoh budaya Indonesia yang sudah ditampilkan di luar negeri (go internasional)! 3. Sebutkan 5 manfaat positif dari globalisasi budaya terutama bagi bangsa Indonesia!

120 OBSERVASI TERSTRUKTUR AKTIFITAS MENGAJAR GURU SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi pokok Hari/ Tanggal : MI Miftahussa adah : Pendidikan Kewarganegaraan : 4 (Empat)/ 2(Dua) : Globalisasi dan Pengaruhnya bagi Lingkungan : No. Aspek yang diobservasi 1. Guru menyiapkan RPP dan alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran 2. Guru melakukan apersepsi 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Kejelasan guru dalam menyampaikan langkah-langkah pembelajaran 5. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok 6. Guru membagikan LKS kepada tiaptiap kelompok 7. Guru membimbing jalannya diskusi kelompok 8. Guru memberikan reward kepada siswa secara individu maupun kelompok 9. Guru bersama siswa membuat rangkuman/ kesimpulan pembelajaran 10. Guru melakukan evaluasi pembelajaran Keterlaksanaan Pertemuan I Pertemuan II Ya Tdk Ya Tdk Tangerang,.. Mei 2014 Observer,

121 OBSERVASI TERSTRUKTUR AKTIFITAS MENGAJAR GURU SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi pokok Hari/ Tanggal : MI Miftahussa adah : Pendidikan Kewarganegaraan : 4 (Empat)/ 2(Dua) : Globalisasi dan Pengaruhnya bagi Lingkungan : Keterlaksanaan No. Aspek yang diobservasi Pertemuan I Pertemuan II Ya Tdk Ya Tdk 1. Guru menyiapkan RPP dan alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran Guru melakukan apersepsi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kejelasan guru dalam menyampaikan langkah-langkah pembelajaran Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok Guru membagikan LKS kepada tiaptiap kelompok Guru membimbing jalannya diskusi kelompok Guru memberikan reward kepada siswa secara individu maupun - - kelompok 9. Guru bersama siswa membuat rangkuman/ kesimpulan pembelajaran Guru melakukan evaluasi pembelajaran - - Tangerang,.. Mei 2014 Observer,

122 OBSERVASI TERSTRUKTUR AKTIFITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi pokok Hari/ Tanggal Langkah Pembelajaran Kegiatan Awal Kegiatan Inti Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi Kegiatan Akhir : MI Miftahussa adah : Pendidikan Kewarganegaraan : 4 (Empat)/ 2(Dua) : Globalisasi dan Pengaruhnya bagi Lingkungan : Indikator Menyiapkan buku, alat tulis dan pribadi siswa Menjawab salam dan pertanyaan guru Mengutarakan materi pelajaran sebelumnya Menyimak penjelasan tujuan pembelajaran dan apersepsi yang disampaikan oleh guru Menyimak penjelasan guru dengan membuka buku dan mencatatnya. Duduk berkelompok sesuai petunjuk Menyimak dan petunjuk kerja yang disampaikan guru Bersemangat dan bekerjasama dalam kelompok Aktif dan antusias dalam berkelompok Berani bertanya dan mengutarakan pendapat Merespon positif pendapat teman dan jawaban guru Mengerjakan soal evaluasi dengan tertib Menggunakan bahasa yang baik dan sopan selama pelajaran Mengikuti pelajaran dengan baik dan tertib Melakukan refleksi pembelajaran bersama guru Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Mengakhiri pembelajaran Jumlah Rata-rata (Skor/17) Skor Tangerang,.. Mei 2014 Observer,

123 OBSERVASI TERSTRUKTUR AKTIFITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I PERTEMUAN KEDUA Nama Madrasah : MI Miftahussa adah Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : 4 (Empat)/ 2(Dua) Materi pokok : Globalisasi dan Pengaruhnya bagi Lingkungan Hari/ Tanggal : Langkah Pembelajaran Indikator Kegiatan Awal Kegiatan Inti Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi Kegiatan Akhir Menyiapkan buku, alat tulis dan pribadi siswa Menjawab salam dan pertanyaan guru Mengutarakan materi pelajaran sebelumnya Menyimak penjelasan tujuan pembelajaran dan apersepsi yang disampaikan oleh guru Menyimak penjelasan guru dengan membuka buku dan mencatatnya. Duduk berkelompok sesuai petunjuk Menyimak dan petunjuk kerja yang disampaikan guru Bersemangat dan bekerjasama dalam kelompok Aktif dan antusias dalam berkelompok Berani bertanya dan mengutarakan pendapat Merespon positif pendapat teman dan jawaban guru Mengerjakan soal evaluasi dengan tertib Menggunakan bahasa yang baik dan sopan selama pelajaran Mengikuti pelajaran dengan baik dan tertib Melakukan refleksi pembelajaran bersama guru Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Mengakhiri pembelajaran Jumlah Rata-rata (Skor/17) Skor Tangerang,.. Mei 2014 Observer,

124 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) SIKLUS II Pertemuan 1 dan 2 Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi pokok Alokasi Waktu : MI Miftahussa adah : Pendidikan Kewarganegaraan : 4 (Empat)/ 2(Dua) : Globalisasi dan Pengaruhnya bagi Lingkungan : 4 x 35 menit (2 pertemuan). A. Standar Kompetensi 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya. B. Kompetensi Dasar 4.3 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional. C. Indikator Pembelajaran 1. Menjelaskan pengaruh globalisari terhadap lingkungan. 2. Menyebutkan pengaruh positif globalisasi terhadap lingkungan. 3. Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungan keluarga dan sekolah. 4. Menentukan sikap terhadap pengaruh glonalisasi di lingkungan masyarakat dan pemerintah. D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan tanya jawab dan apersepsi siswa dapat menjelaskan pengaruh globalisari terhadap lingkungan. 2. Melalui kegiatan tanya jawab dan apersepsi siswa dapat menyebutkan pengaruh globalisasi yang ada di lingkungan sekitar siswa. 3. Melalui kegiatan tanya jawab dan ekplorasi serta elaborasi dengan masyarakat belajar, siswa dapat menentukan sikap mereka terhadap pengaruh globalisasi yang ada di lingkungan keluarga dan sekolah. 4. Melalui kegiatan tanya jawab dan ekplorasi serta elaborasi dengan masyarakat belajar, siswa dapat menentukan sikap mereka terhadap pengaruh globalisasi yang ada di lingkungan masyarakat dan pemerintah. 5. Melalui kegiatan tanya jawab dan ekplorasi serta elaborasi dengan masyarakat belajar, siswa dapat menyebutkan upaya untuk mencegah pengaruh negatif globalisasi.

125 E. Materi Ajar Globalisasi tentunya tidak terlepas dari pengaruh positif dan negatif yang terjadi, kita harus bijaksana dan hati-hati agar tidak salah menyikapinya. Keaktifan perlu untuk menyikapi dampak negatif globalisasi. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pengaruh negatif tersebut berdasarkan lingkungannya antara lain: a. Lingkungan Sekolah Di sekolah perlu ditekankan pelajaran budi pekerti serta pengetahuan tentang globalisasi. Dengan demikian siswa tidak terjerumus dalam perilaku negatif akibat globalisasi seperti kenakalan remaja atau tawuran antar pelajar. Untuk itu, peranan orang tua, guru, serta siswa sangat diperlukan. Peran serta tersebut dapat diwujudkan dalam kerja sama dan komunikasi yang baik. Misalnya guru dan orang tua selalu mengawasi dan membimbing siswa. Siswa juga harus mematuhi perintah orang tua dan guru. Selain itu, siswa juga harus menerapkan peraturan sekolah dengan disiplin. Hal ini untuk mencegah pengaruh negatif globalisasi masuk ke sekolah. b. Lingkungan Keluarga Cara yang baik mencegah masuknya pengaruh negatif globalisasi melalui keluarga adalah meningkatkan peran orang tua. Orang tua hendaknya selalu menekankan rasa tanggungjawab pada anak. Orang tua juga menerapkan aturan yang tegas yang harus ditaati setiap anggota keluarga, namun tanpa mengurangi kasih sayang dan perhatian pada anak. Di samping itu, orang tua juga harus memberi keteladanan. Orang tua harus menjadi contoh yang patut ditiru anak-anaknya. Dan yang tidak kalah pentingnya, berusaha menciptakan komunikasi yang baik antara nggota keluarga.bagi anak, juga harus mengembangkan potensi diri ke arah yang positif. Misalnya aktif mengisi waktu luang dengan membaca, berolahraga, mengikuti kursuskursus, dan lain-lain. Penerapan perilaku sopan santun juga harus dilakukan anak. Misalnya menghormati dan mematuhi orang tua, menyayangi saudara, membimbing adik, dan lain-lain.

126 c. Lingkungan Masyarakat dan Lingkungan Keagamaan Dalam mencegah pengaruh negatif globalisasi masuk ke masyarakat, peran tokoh masyarakat dan agama sangat diperlukan. Mereka harus mampu menjadi contoh bagi umat atau anggota masyarakatnya. Nasihat atau saran-saran yang diberikan tokoh masyarakat atau agama akan membekas dan mampu memengaruhi pola kehidupan masyarakatnya.bagi anak sendiri, hendaknya aktif mengikuti dan melaksanakan ajaran agamanya dengan disiplin. Misalnya disiplin beribadah. d. Lingkungan pemerintah dan negara Pemerintah merupakan salah satu lembaga yang berwenang mengeluarkan peraturan atau hukum, salah satu di antaranya berusaha mencegah masuknya pengaruh negatif globalisasi. Misalnya peraturan yang melarang merokok di tempat umum, larangan minum-minuman keras, larangan mengkonsumsi narkoba, dan lain-lain. Untuk mewujudkannya, pemerintah dapat melakukannya melalui lembaga peradilan, kepolisian, dan lain-lain. Pengaruh globalisasi yang positif berarti telah disaring oleh Pancasila, sehingga dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pengaruh yang positif juga dapat membawa kemajuan suatu bangsa. Sedangkan pengaruh negatif dari globalisasi berarti tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, sehingga tidak perlu kita terapkan melainkan harus kita hindarkan, karena dapat merusak bahkan membawa pengaruh yang lebih buruk bagi perkembangan bangsa. Meskipun globalisasi terus berjalan kita tidak harus selalu mengikuti. Contoh budaya asing yang harus kita tolak antara lain gaya hidup hedonistik (hidup berhura-hura), sikap atheis (tidak mengakui Tuhan), berpakaian yang sangat terbuka, individualistik, mabuk-mabukan, dan berjudi. Sebaliknya, terhadap budaya asing yang positif kita harus mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, sikap etos kerja yang tinggi, menghargai waktu, dan menepati janji. F. Pendekatan dan Model Pembelajaran 1. Tanya jawab 2. Contekstual Teaching and Learning /CTL. 3. Penugasan

127 G. Langkah-langkah Kegiatan Kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan dalam 4 x 35 menit (2 pertemuan). Pertemuan 1 Alokasi No Langkah-Pembelajaran Karakter 1. Kegiatan Awal Dalam kegiatan ini, guru: a. Mengecek kesiapan ruang, alat, dan materi serta peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Construktivistic (merekonstruksi) b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari. c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai. d. Melakukan apersepsi berupa pertanyaan mengenai pengaruh globalisasi budaya di Indonesia. Berani Rasa hormat Waktu 5 menit 2. Kegiatan inti Inquiry (Menemukan) a. Pengamatan (observasi) Siswa membaca materi sesuai petunjuk guru pada buku siswa b. Pengajuan Dugaan (hipotesis) Dari buku yang telah dibaca siswa mencoba menyimpulkan c. Pengumpulan Data (data ghatering) Untuk mendukung simpulan yang dilakukan siswa mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan kenyataan yang terjadi ataupun yang telah dibacanya. Questioning (Bertanya) 4) Bertanya jawab mengenai inquiry yang telah didapatkan siswa dengan menyebutkan data-data yang menguatkan dugaan (hipotesis). 5) Bertanya jawab mengenai apersepsi yang guru telah sampaikan sebelumnya untuk menggali pengetahuan siswa tentang pengetahuan yang mereka miliki. 6) Guru menanyakan materi mengenai budaya luar negeri yang positif dan negatif Learning Community (masyarakat belajar) 5) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen masing-masing 3-4 Berani Perhatian Berani Jujur Rasa hormat Perhatian 60 menit

128 siswa. 6) Memfasilitasi siswa untuk bekerjasama dengan teman satu kelompoknya untuk membuat ringkasan mengenai materi yang sedang dibahas. 7) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpikir, menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan atau pengalamannya kepada teman satu kelompok. 8) Setelah siswa selesai mengerjakan, hasil pekerjaannya di sheringkan dengan kelompok lain. Modelling (Permodelan) 3) Guru meluruskan hipotesis dan data ghatering yang di lakukan dan di dapatkan siswa. 4) Guru mencontohkan hipotesis mengenai budaya luar yang positif dan negatif dan mencari data yang menguatkan hipotesisnya mengenai budaya yang positif dan bisa diterima di masyarakat dan budaya yang negative dan dampak buruk bagi masyarakat. Reflection (refleksi) 4) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. 5) Memberikan konfirmasi terhadap hasil pembelajaran. 6) Merefleksi dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan setelah kegiatan selesai. 3. Kegiatan penutup Dalam kegiatan ini, guru: 3) Bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran. 4) Mengakhiri pembelajaran. Perhatian 5 menit Pertemuan 2 No Langkah-Pembelajaran Karakter 1. Kegiatan Awal Dalam kegiatan ini, guru: a. Mengecek kesiapan ruang, alat, dan materi serta peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Construktivistic (merekonstruksi) b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari. c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar yang akan dicapai. Berani Rasa hormat Alokasi Waktu 5 menit

129 d. Melakukan apersepsi berupa pertanyaan mengenai sikap kita terhadap pengaruh globalisasi di lingkungan masyarakat. 2. Kegiatan inti Inquiry (Menemukan) a. Pengamatan (observasi) Siswa membaca materi sesuai petunjuk guru pada buku siswa b. Pengajuan Dugaan (hipotesis) Dari buku yang telah dibaca siswa mencoba menyimpulkan c. Pengumpulan Data (data ghatering) Untuk mendukung simpulan yang dilakukan siswa mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan kenyataan yang terjadi ataupun yang telah dibacanya. Questioning (bertanya) 4) Bertanya jawab mengenai inquiry yang telah didapatkan siswa dengan menyebutkan data-data yang menguatkan dugaan (hipotesis). 5) Bertanya jawab mengenai apersepsi yang guru telah sampaikan sebelumnya untuk menggali pengetahuan siswa tentang pengetahuan yang mereka miliki. 6) Guru menanyakan materi mengenai budaya luar negeri yang positif dan negatif Learning Community (masyarakat belajar) 6) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen masing-masing 3-4 siswa. 7) Memfasilitasi siswa untuk bekerjasama dengan teman satu kelompoknya untuk mengerjakan tugas bersama. 8) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpikir, menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan atau pengalamannya kepada teman satu kelompok. 9) Setelah siswa selesai mengerjakan, hasil pekerjaannya di sheringkan dengan kelompok lain. 10) Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok yang terbaik mengerjakan. Modelling (Permodelan) 3) Guru meluruskan hipotesis dan data ghatering yang di lakukan dan di dapatkan siswa. 4) Guru mencontohkan hipotesis mengenai budaya Berani Perhatian Berani Jujur Rasa hormat Perhatian 60 menit

130 luar yang positif dan negatif dan mencari data yang menguatkan hipotesisnya mengenai budaya yang positif dan bisa diterima di masyarakat dan budaya yang negative dan dampak buruk bagi masyarakat. Reflection (refleksi) 4) Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa. 5) Memberikan konfirmasi terhadap hasil pembelajaran. 6) Merefleksi dan membantu siswa apabila mengalami kesulitan setelah kegiatan selesai. Authentic Assesment (Penilaian yang sebenarnya) 4) Guru memberikan lembar tugas untuk diselesaikan siswa secara individu 5) Guru melakukan penilaian hasil penyelesaian tugas individu 6) Guru menyimpulkan dan member penilaian hasil observasi prilaku siswa secara individu maupun kelompok selama proses pembelajaran 3. Kegiatan penutup Dalam kegiatan ini, guru: 3) Bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran. 4) Mengakhiri pembelajaran. Perhatian 5menit H. Sumber/Bahan Belajar 1. Buku BSE PKn kelas 4, (Sarjan dan Agung Nugroho, 2008: ) 2. Buku BSE PKn kelas 4, (Resi, K.D., dkk, 2008: 43-60) 3. Buku BSE PKn kelas 4, (Prayoga, B. Dan Ati Sumiati, 2008: ) I. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menyebutkan pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungan. 2. Menentukan sikap kita Teknik Penilaian Tes tertulis Bentuk Instrumen Pilihan ganda Contoh Instrumen/ Soal 1. Teknologi yang paling cepat berkembang saat ini adalah... a. Pariwisata c. Perindustrian b. Informasi d. Transportasi 2. Pengaruh globalisasi sebaiknya kita...

131 terhadap pengaruh globalisasi. a. Biarkan c. seleksi b. Tolak d. Terima apa adanya Lembar Penilaian No. Nama Nilai Tuntas Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Belum Tuntas

132 Dengan Kriteria Nilai siswa adalah sebagaiberikut: 90% - 100% : Sangat baik 80% - 89% : baik 70% - 79% : cukup 60% - 69% : kurang 0% - 59% : Sangat Kurang Nilai KKM : 65 Kepala Madrasah, Tangerang,. Mei 2014 Guru Kelas IV/Peneliti, Hj. Aminah, S.Ag Siti Aisyah

133 LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II PERTEMUAN 1 Nama Kelompok : Nama Anggota : Petunjuk mengerjakan! a. Buatlah kelompok 3-4 siswa b. Kerjakan soal yang tertera bersama teman sekelompokmu, saling bertukar informasi dan pengetahuan yang kalian miliki. c. Carilah materi dengan buku PKn yang kamu miliki waktu mengerjakan 15 menit. d. Setelah selesai, berbagilahjawaban dengan kelompok lain terutama alasan kenapa kamu melilih jawaban tersebut, kemukan pendapatmu secara lisan jika kamu setuju atau tidak setuju dengan jawaban kelompok lain. Waktu untuk saling berbagi informasi 15 menit. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang kamu miliki! 1. Jelaskan pengertian globalisasi! 2. Sebutkan 3 contoh-contoh pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungan tempat tinggalmu! Contoh: dalam hal makanan, banyak makanan cepat saji misalnya mie instan, humberger, pizza dan hotdog 3. Bagaimana caramu menghindari pengaruh buruk globalisasi?

134 Cara Menghindari Pengaruh Buruk Globalisasi No. Dengan pengendalian diri berdasarkan agama dan nilai-nilai Pancasila

135 OBSERVASI TERSTRUKTUR AKTIFITAS MENGAJAR GURU SIKLUS II PERTEMUAN PERTAMA Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi pokok Hari/ Tanggal : MI Miftahussa adah : Pendidikan Kewarganegaraan : 4 (Empat)/ 2(Dua) : Globalisasi dan Pengaruhnya bagi Lingkungan : No. Aspek yang diobservasi 1. Guru menyiapkan RPP dan alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran 2. Guru melakukan apersepsi 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Kejelasan guru dalam menyampaikan langkah-langkah pembelajaran 5. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok 6. Guru membagikan LKS kepada tiaptiap kelompok 7. Guru membimbing jalannya diskusi kelompok 8. Guru memberikan reward kepada siswa secara individu maupun kelompok 9. Guru bersama siswa membuat rangkuman/ kesimpulan pembelajaran 10. Guru melakukan evaluasi pembelajaran Keterlaksanaan Pertemuan I Pertemuan II Ya Tdk Ya Tdk Tangerang,.. Mei 2014 Observer,

136 OBSERVASI TERSTRUKTUR AKTIFITAS MENGAJAR GURU SIKLUS II PERTEMUAN KEDUA Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi pokok Hari/ Tanggal : MI Miftahussa adah : Pendidikan Kewarganegaraan : 4 (Empat)/ 2(Dua) : Globalisasi dan Pengaruhnya bagi Lingkungan : No. Aspek yang diobservasi 1. Guru menyiapkan RPP dan alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran 2. Guru melakukan apersepsi 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Kejelasan guru dalam menyampaikan langkah-langkah pembelajaran 5. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok 6. Guru membagikan LKS kepada tiaptiap kelompok 7. Guru membimbing jalannya diskusi kelompok 8. Guru memberikan reward kepada siswa secara individu maupun kelompok 9. Guru bersama siswa membuat rangkuman/ kesimpulan pembelajaran 10. Guru melakukan evaluasi pembelajaran Keterlaksanaan Pertemuan I Pertemuan II Ya Tdk Ya Tdk Tangerang,.. Mei 2014 Observer,

137 OBSERVASI TERSTRUKTUR AKTIFITAS BELAJAR SISWA SIKLUS II PERTEMUAN PERTAMA Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi pokok Hari/ Tanggal Langkah Pembelajaran Kegiatan Awal Kegiatan Inti Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi Kegiatan Akhir : MI Miftahussa adah : Pendidikan Kewarganegaraan : 4 (Empat)/ 2(Dua) : Globalisasi dan Pengaruhnya bagi Lingkungan : Indikator Menyiapkan buku, alat tulis dan pribadi siswa Menjawab salam dan pertanyaan guru Mengutarakan materi pelajaran sebelumnya Menyimak penjelasan tujuan pembelajaran dan apersepsi yang disampaikan oleh guru Menyimak penjelasan guru dengan membuka buku dan mencatatnya. Duduk berkelompok sesuai petunjuk Menyimak dan petunjuk kerja yang disampaikan guru Bersemangat dan bekerjasama dalam kelompok Aktif dan antusias dalam berkelompok Berani bertanya dan mengutarakan pendapat Merespon positif pendapat teman dan jawaban guru Mengerjakan soal evaluasi dengan tertib Menggunakan bahasa yang baik dan sopan selama pelajaran Mengikuti pelajaran dengan baik dan tertib Melakukan refleksi pembelajaran bersama guru Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Mengakhiri pembelajaran Jumlah Rata-rata (Skor/17) Skor Tangerang,.. Mei 2014 Observer,

138 OBSERVASI TERSTRUKTUR AKTIFITAS BELAJAR SISWA SIKLUS II PERTEMUAN KEDUA Nama Madrasah : MI Miftahussa adah Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : 4 (Empat)/ 2(Dua) Materi pokok : Globalisasi dan Pengaruhnya bagi Lingkungan Hari/ Tanggal : Langkah Pembelajaran Indikator Kegiatan Awal Kegiatan Inti Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi Kegiatan Akhir Menyiapkan buku, alat tulis dan pribadi siswa Menjawab salam dan pertanyaan guru Mengutarakan materi pelajaran sebelumnya Menyimak penjelasan tujuan pembelajaran dan apersepsi yang disampaikan oleh guru Menyimak penjelasan guru dengan membuka buku dan mencatatnya. Duduk berkelompok sesuai petunjuk Menyimak dan petunjuk kerja yang disampaikan guru Bersemangat dan bekerjasama dalam kelompok Aktif dan antusias dalam berkelompok Berani bertanya dan mengutarakan pendapat Merespon positif pendapat teman dan jawaban guru Mengerjakan soal evaluasi dengan tertib Menggunakan bahasa yang baik dan sopan selama pelajaran Mengikuti pelajaran dengan baik dan tertib Melakukan refleksi pembelajaran bersama guru Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa Mengakhiri pembelajaran Jumlah Rata-rata (Skor/17) Skor Tangerang,.. Mei 2014 Observer,

139 INSTRUMEN SOAL TES BELAJAR SIKLUS I Mata Pelajaran : PKn Kelas/semester : IV/2 (genap) Nama Siswa : Nilai Kelas Hari/Tgl : : Petunjuk Umum: 1. Tulislah namamu di sudut kanan atas pada lembar jawab! 2. Bacalah soal-soal dengan cermat dan teliti! 3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap paling mudah! 4. Teliti kembali pekerjaanmu sebelum diserahkan pada Bapak/Ibu Guru Petunjuk Khusus: Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Rumah adat dari daerah Jawa Tengah disebut.. a. Joglo c. Gadang b. Limasan d. Panggung 2. Kelompok kesenian Bougenville berasal dari Provinsi. a. Kalimantan Tengah c. Kalimantan Barat b. Kalimantan Timur d. Sumatra Barat 3. Candi peninggalan agama Hindu yang terdapat di Provinsi Yogyakarta adalah a. Prambanan c. Borobudur b. Mendhut d. Gedung songo 4. Tarian yang berasal dari Provinsi Bali adalah.. a. Lilin c. Gambyong b. Kecak d. Saman 5. Alat musik tradisional dari pulau Jawa yang terbuat dari kuningan atau perunggu adalah. a. Rebana c. Gamelan b. Angklung d. Kecapi 6. Kerajinan tangan yang telah di akui dunia Internasional dan menjadiidentitas bangsa Indonesia adalah.. a. Patung c. Lukisan b. Ukiran d. Batik 7. Grup seni tradisional Nanglang Danasih pernah tampil di negara. a. Perancis c. Belanda b. Roma d. Jerman 8. Dalang wayang kulit yang pernah mendapatkan penghargaan dari UNESCO adalah.. a. Joko Edan c. Ki Manteb Sudarsono b. Ari Wibowo d. Joko Tingkir 9. Tujuan misi kesenian di internasional adalah.. a. Memperkenalkan budaya Indonesia ke negara lain

140 b. Lebih mencintai budaya negara lain c. Menurunnya jati diri bangsa d. Hilangnya identitas bangsa 10. Kelompok kesenian yang berasal dari Kalimantan yang pernah diundang ke Madrid Spayol untuk mengikuti fest4al Asia yaitu. a. Nanglang Danasih c. Bougenville b. Gendang nusantara d. Reog ponorogo 11. Tarian dari Provinsi Aceh yang pernah di tampilkan ke Irak dan india adalah.. a. Maengket c. Kecak b. Saman d. Jaipong 12. Tim kesenian Sumatra Slatan pernah tampil dalam acara festifal Gendang Nusantara April 2003 di Negara a. Singapura c. Malaysia b. Cina d. Filipina 13. Adanya globalisasi, menjadikan dunia terasa. a. Semakin jauh c. Semakin tidak terlihat b. Semakin kecil d. semakin tua 14. Penyaringan budaya asing harus didasarkan pada ciri khas kebudayaan bangsa yaitu a. Pancasila c. bhineka tunggal ika b. UUD 1945 d. gaya hidup konsumtif 15. Berikut ini yang bukan termasuk misi kesenian Indonesia di luar negeri adalah a. Memperkenalkan kebudayaan Indonesia dan menarik wisatawan asing. b. Meningkatkan kerjasama yang baik dengan luar negeri dalam bidang kesenian. c. Meningkatkan kerukunan dengan bangsa lain. d. Melunturkan nilai-nilai budaya bangsa 16. Di bawah ini yang merupakan dampak negatif dari globalisasi adalah... a. Teknologi semakin canggih b. Mengubah perilaku masyarakat menjadi konsumtif c. Dalam berkomunikasi semakin mudah dan cepat d. Teknologi transportasi semakin meningkat 17. Berikut ini bukan ciri yang menandakan semakin berkembangnya globalisasi adalah.... a. Berkembangnya teknologi c. Meningkatnya interaksi cultural b. Meningkatnya masalah bersama d. Hambatan di bidang industri 18. Berikut ini merupakan pengaruh positif globalisasi adalah... a. Menghambat perkembangan teknologi b. Kesulitan dalam hal perdagangan c. Menambah wawasan pengetahuan kita d. Melunturkan nilai-nilai agama 19. Berikut ini bukan akibat terjadinya globalisasi adalah... a. Banyak perusahaan asing di Indonesia b. Wilayah industri makin sempit c. Berkomunikasi semakin cepat dan mudah d. Kita mudah mendapatkan produk luar negeri 20. Media massa sebagai penyampai informasi dengan cara dibaca ialah... a. televisi c. koran b. radio d. telepon

141 Kunci Jawaban Pada Tes Tertulis Siklus I No Jawaban No Jawaban No Jawaban No Jawaban 1 a 6 d 11 b 16 b 2 c 7 b 12 c 17 d 3 a 8 c 13 b 18 c 4 b 9 a 14 a 19 b 5 c 10 c 15 d 20 c

142 Hasil Belajar Siswa Siklus I No. Kode Siswa Nilai Tuntas Belum Tuntas 1 S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S Nilai Maksimum Nilai Minimum 45 Rata-rata 70

143 INSTRUMEN SOAL TES BELAJAR SIKLUS II Mata Pelajaran : PKn Kelas/semester : IV/2 (genap) Nama Siswa : Nilai Kelas Hari/Tgl : : Petunjuk Umum: 1. Tulislah namamu di sudut kanan atas pada lembar jawab! 2. Bacalah soal-soal dengan cermat dan teliti! 3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap paling mudah! 4. Teliti kembali pekerjaanmu sebelum diserahkan pada Bapak/Ibu Guru Petunjuk Khusus: Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Pengertian globalisasi adalah... a. Penanaman hutan kembali pada lahan gundul b. Proses menyatukan warga dunia secara umum dan menyeluruh c. Pengikisan tanah karena pengaruh air hujan d. Meskipun beraneka ragam namun tetap satu kesatuan 2. Manusia tidak dapat hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain, sehingga disebut... a. Makhluk politik c. Makhluk sosial b. Makhluk saja d. Makhluk brbudi 3. Pengaruh globalisasi sebaiknya kita... a. Biarkan c. seleksi b. Tolak d. Terima apa adanya 4. Berikut ini bukan pengaruh globalisasi terhadap pola kehidupan masyarakat ialah... a. Gaya hidup c. Komunikasi b. Kesederhanaan d. Makanan 5. Kita rela meninggalkan acara televisi pada saat jam belajar untuk menengok teman yang sakit. Berarti kita telah mengamalkan Pancasila sila ke... a. Ketuhanan Yang Maha Esa b. Ktemanusiaan yang adil dan beradab c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia d. Persatuan Indonesia 6. Masyarakat yang menutup diri pada perubahan jika diibaratkan pepatah... a. Bagai air di daun talas c. Bagai pungguk merindukan bulan b. Bagai katak dalam tempurung d. Bagai duri dalam daging 7. Nama produk makanan yang berasal dari luar negeri adalah... a. Tape ketan, udon c. Hamburgur, tape ketan b. Pizza, spaghetti d. Keripik pisang, balado 8. Teknologi yang paling cepat berkembang saat ini adalah...

144 a. Pariwisata c. Perindustrian b. Informasi d. Transportasi 9. Pernyataan yang benar tentang dampak globalisasi adalah... a. Membuat orang makin tertutup dari lingkungan dunia b. Menjadikan tantangan masyarakat semakin ringan c. Persaingan antarbangsa dan individu makin ketat d. Menjadikan idup makin sulit 10. Berikut ini merupakan pernyataan benar tentang penggunaan internet... a. Sekolah tidak perlu memfasilitasinya karena tidak ada manfaatnya. b. Bebas mengakses karena semua yang ada di internet bermanfaat c. Bebas pemakaiannya selama untuk hal yang bermanfaat d. Semua yang ada di internet buruk, tidak ada yang baik 11. Contoh perilaku negatif terhadap globalisasi adalah... a. Dapat menyerap teknologi b. Meningkatkan sumber daya manusia c. Mempermudah komunikasi d. Orang menjadi malas 12. Untuk menghindari pengaruh globalisasi, sebaiknya kita bersikap... a. Toleransi c. Selektif b. Komunikatif d. Pro aktif 13. Di kota-kota besar banyak muncul makanan cepat saji. Hal ini membuktikan pengaruh gobalisasi sudah sampai kepada... a. Pakaian c. Telekomunikasi b. Makanan d. Olahraga 14. Di desa-desa terpencil banyak dijumpai warga memakai HP. Hal ini merupakan pengaruh adanya globalisasi dalam bidang... a. Transportasi c. Telekomunikasi b. Media massa d. Budaya 15. Sikap yang kita tunjukkan dalam menanggapi globalisasi yang berkembang pesat adalah... a. Menerima apa adanya semua pengaruh globalisasi b. Pengendalian diri berdasarkan ilmu agama dan nilai-nilai Pancasila c. Selalu mengikuti perkembangan tanpa ada batasan d. Mencintai produk-produk luar negeri 16. Sikap yang ditunjukkan masyarakat sebelum berkembangnya globalisasi adalah... a. Individual c. Materialistik b. Mau menang sendiri d. Gotong royong 17. Sikap kita terhadap semua budaya asing yang masuk ke Indonesia adalah... a. Menerima budaya asing sesuai dengan nilai-nilai Pancasila b. Menolak semua budaya asing yang masuk ke Indonesia c. Menerima semua budaya asing d. Tidak perduli terhadap semua budaya asing 18. Banyak anak muda yang rambutnya disemir warna merah. Hal ini merupakan salah satu pengaruh buruk globalisasi dari aspek... a. Transportasi c. Perbankan b. Media massa d. Budaya 19. Perilaku yang mencerminkan cinta budaya Indonesia adalah...

145 a. Menomtom film mandarin c. Menonton jaipong di TMII b. Mengoleksi lahu-lagu barat d. Membeli majalah luar negeri 20. Sikap berikut adalah sikap yang tidak mencerminkan seorang pelajar yang berbudaya adalah... a. Membolos saat pelajaran menari tarian daerah di sekolah b. Mempelajari kesenian daerah asal c. Membaca puisi karya sastrawan Indonesia d. Belajar dengan tekun

146 Kunci Jawaban Pada Tes Tertulis Siklus II No Jawaban No Jawaban No Jawaban No Jawaban 1 b 6 b 11 d 16 d 2 c 7 b 12 c 17 a 3 c 8 b 13 b 18 d 4 b 9 c 14 c 19 c 5 b 10 c 15 b 20 a

147 Hasil Belajar Siswa Siklus II No. Kode Siswa Nilai Tuntas Belum Tuntas 1 S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S Nilai Maksimum Nilai Tertinggi 45 Rata-rata 75,19

148 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Siklus I dan Siklus II 1. Instrumen Soal Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Siklus I INSTRUMEN TES SOAL UJI COBA Mata Pelajaran : PKn Kelas/semester : IV/2 (genap) Petunjuk Umum: 5. Tulislah namamu di sudut kanan atas pada lembar jawab! 6. Bacalah soal-soal dengan cermat dan teliti! 7. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap paling mudah! 8. Teliti kembali pekerjaanmu sebelum diserahkan pada Bapak/Ibu Guru Petunjuk Khusus: Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling tepat! 21. Di era globalisasi ini gaya tradisional semakin tersisih, dan masyarakat mulai menganut.. a. gaya hidup sederhana c. gaya hidup apa adanya b. gaya hidup modern d. gaya hidup kuno 22. Tarian Reog Ponorogo berasal dari daerah a. Jawa Barat c. Jawa Timur b. Jawa Tengah d. Yogyakarta 23. Alat musik yang berasal dari Jawa Barat, kemudian dimainkan dengan cara digoyang adalah a. Gendang c. Angklung b. Suling d. Gitar 24. Berikut ini bukan cara memperkenalkan kebudayaan Indonesia ke manca negara adalah.. a. Melakukan misi kebudayaan internasional b. Melakukan pertukaran pelajar c. Iklan pariwisata melalui media cetak dan elektronik. d. Mencintai budaya negara lain 25. Rumah adat dari daerah Jawa Tengah disebut.. c. Joglo c. Gadang d. Limasan d. Panggung 26. Kelompok kesenian Bougenville berasal dari Provinsi. c. Kalimantan Tengah c. Kalimantan Barat d. Kalimantan Timur d. Sumatra Barat 27. Candi peninggalan agama Hindu yang terdapat di Provinsi Yogyakarta adalah c. Prambanan c. Borobudur d. Mendhut d. Gedung songo

149 28. Tarian yang berasal dari Provinsi Bali adalah.. c. Lilin c. Gambyong d. Kecak d. Saman 29. Alat musik tradisional dari pulau Jawa yang terbuat dari kuningan atau perunggu adalah. c. Rebana c. Gamelan d. Angklung d. Kecapi 30. Kerajinan tangan yang telah di akui dunia Internasional dan menjadiidentitas bangsa Indonesia adalah.. c. Patung c. Lukisan d. Ukiran d. Batik 31. Grup seni tradisional Nanglang Danasih pernah tampil di negara. c. Perancis c. Belanda d. Roma d. Jerman 32. Dalang wayang kulit yang pernah mendapatkan penghargaan dari UNESCO adalah.. c. Joko Edan c. Ki Manteb Sudarsono d. Ari Wibowo d. Joko Tingkir 33. go internasional artinya adalah.. a. terkenal di dunia c. terkenal di Indonesia b. terkenal hebat d. terkenal di kampung 34. Candi peninggalan agama Budha yang pernah menjadi salah satu keajaiban dunia adalah. a. Candi Prambanan c. Candi Borobudur b. Candi Gedong Songo d. Candi Mendut 35. Kelompok kesenian yang berasal dari Kalimantan yang pernah diundang ke Madrid Spayol untuk mengikuti festifal Asia yaitu. a. Nanglang Danasih c. Bougenville b. Gendang nusantara d. Reog ponorogo 36. Tarian dari Provinsi Aceh yang pernah di tampilkan ke Irak dan india adalah.. a. Maengket c. Kecak b. Saman d. Jaipong 37. Tim kesenian Sumatra Slatan pernah tampil dalam acara fest4al Gendang Nusantara April 2003 di Negara a. Singapura c. Malaysia b. Cina d. Filipina 38. Adanya globalisasi, menjadikan dunia terasa. a. Semakin jauh c. Semakin tidak terlihat b. Semakin kecil d. semakin tua 39. Di bawah ini yang bukan pengaruh positif dari globalisasi adalah.... a. kemajuan di bidang transportasi b. kecepatan dalam memperoleh informasi c. penyalahgunaan narkoba d. kemajuan di bidang teknologi 40. Salah satu pengaruh buruk jika sering menonton televisi ialah. a. malas untuk belajar c. belajar menjadi giat b. bangun tidur mudah d. prestasi meningkat

150 41. Mendidik anak dari pengaruh globalisasi yang buruk merupakan tugas... a. pemerintah c. guru b. keluarga d. semua benar 42. Banyaknya fast food di restoran Indonesia menunjukkan pengaruh globalisasi dalam hal... a. pakaian c. Makanan b. hiburan d. Seni 43. Tujuan misi kesenian di internasional adalah.. e. Memperkenalkan budaya Indonesia ke negara lain f. Lebih mencintai budaya negara lain g. Menurunnya jati diri bangsa h. Hilangnya identitas bangsa 44. Penyaringan budaya asing harus didasarkan pada ciri khas kebudayaan bangsa yaitu a. Pancasila c. bhineka tunggal ika b. UUD 1945 d. gaya hidup konsumtif 45. Berikut ini yang bukan termasuk misi kesenian Indonesia di luar negeri adalah a. Memperkenalkan kebudayaan Indonesia dan menarik wisatawan asing. b. Meningkatkan kerjasama yang baik dengan luar negeri dalam bidang kesenian. c. Meningkatkan kerukunan dengan bangsa lain. d. Melunturkan nilai-nilai budaya bangsa 46. Di bawah ini yang merupakan dampak negatif dari globalisasi adalah... a. Teknologi semakin canggih b. Mengubah perilaku masyarakat menjadi konsumtif c. Dalam berkomunikasi semakin mudah dan cepat d. Teknologi transportasi semakin meningkat 47. Berikut ini bukan ciri yang menandakan semakin berkembangnya globalisasi adalah.... a. Berkembangnya teknologi (telepon genggam, televisi, dan internet). b. Meningkatnya masalah bersama c. Meningkatnya interaksi cultural d. Hambatan di bidang industri 48. Berikut ini merupakan pengaruh positif globalisasi adalah... a. Menghambat perkembangan teknologi b. Kesulitan dalam hal perdagangan c. Menambah wawasan pengetahuan kita d. Melunturkan nilai-nilai agama 49. Berikut ini bukan akibat terjadinya globalisasi adalah... a. Banyak perusahaan asing di Indonesia b. Wilayah industri makin luas c. Berkomunikasi semakin cepat dan mudah d. Kita mudah mendapatkan produk luar negeri 50. Media massa sebagai penyampai informasi dengan cara dibaca ialah... a. televisi c. koran b. radio d. telepon

151 2. Hasil uji SPSS Siklus I Data Mentah Siklus I Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR

152 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Keterangan VAR Valid VAR Valid VAR Valid VAR Valid VAR Valid VAR Tidak Valid VAR Valid VAR Tidak Valid VAR Valid VAR Tidak Valid VAR Valid VAR Valid VAR Valid VAR Valid VAR Tidak Valid VAR Valid VAR Valid VAR Tidak Valid VAR Valid VAR Tidak Valid VAR Tidak Valid VAR Valid VAR Tidak Valid VAR Tidak Valid VAR Valid VAR Valid VAR Valid VAR Valid VAR Valid VAR Valid

153 1. Instrumen Soal Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Siklus II INSTRUMEN TES SOAL UJI COBA Mata Pelajaran : PKn Kelas/semester : IV/2 (genap) Petunjuk Umum: 1. Tulislah namamu di sudut kanan atas pada lembar jawab! 2. Bacalah soal-soal dengan cermat dan teliti! 3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap paling mudah! 4. Teliti kembali pekerjaanmu sebelum diserahkan pada Bapak/Ibu Guru Petunjuk Khusus: Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Globalisasi berasal dari kata... a. Global c. Lisasi b. Globe d. Loba 2. Pengertian globalisasi adalah... a. Penanaman hutan kembali b. Proses menyatukan warga dunia secara umum dan menyeluruh c. Pengikisan tanah karena pengaruh air hujan d. Meskipun beraneka ragam namun tetap satu kesatuan 3. Manusia tidak dapat hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain, sehingga disebut... a. Makhluk politik c. Makhluk sosial b. Makhluk saja d. Makhluk berbudi 4. Mendidik anak dari pengaruh globalisasi yang buruk merupakan tugas... a. Pemerintah saja c. Guru saja b. Keluarga saja d. Semua benar 5. Pengaruh globalisasi sebaiknya kita... a. Biarkan c. seleksi b. Tolak d. Terima apa adanya 6. Kita ingin melihat kenampakan alam di dunia maka sebaiknya pergi ke... a. Stadion c. Internet b. Wartel d. Museum 7. Berikut ini bukan pengaruh globalisasi terhadap pola kehidupan masyarakat ialah... a. Gaya hidup c. Komunikasi b. Kesederhanaan d. Makanan 8. Kita rela meninggalkan acara televisi pada saat jam belajar untuk menengok teman yang sakit. Berarti kita telah mengamalkan Pancasila sila ke... a. Ketuhanan Yang Maha Esa b. Ktemanusiaan yang adil dan beradab c. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

154 d. Persatuan Indonesia 9. Masyarakat yang menutup diri pada perubahan jika diibaratkan pepatah... a. Bagai air di daun talas b. Bagai katak dalam tempurung c. Bagai pungguk merindukan bulan d. Bagai duri dalam daging 10. Peristiwa disuatu negara dapat diketahui dengan cepat di negara lain, akibat kemajuan di bidang... a. Transportasi c. Periklanan b. Telekomunikasi d. Perindustrian 11. Nama produk makanan yang berasal dari luar negeri adalah... a. Tape ketan, udon c. Hamburgur, tape ketan b. Pizza, spaghetti d. Keripik pisang, balado 12. Teknologi yang paling cepat berkembang saat ini adalah... a. Pariwisata c. Perindustrian b. Informasi d. Transportasi 13. Pernyataan yang benar tentang dampak globalisasi adalah... a. Membuat orang makin tertutup dari lingkungan dunia b. Menjadikan tantangan masyarakat semakin ringan c. Persaingan antarbangsa dan individu makin ketat d. Menjadikan idup makin sulit 14. Pengertian globalisasi yang lebih tepat adalah... a. Dunia bergerak menuju kawasan yang lebih sempit b. Peristiwa dibelahan dunia lain dapat diketahui saat ini juga c. Hubungan perorangan tidak dapat dicegah meski jarak sangat jauh d. Munculnya alat-alat elektronik yang super canggih 15. Jenis kejahatan yang lebih canggih dengan internet, merupakan dampak negatif di bidang... a. Transportasi c. Perbankan b. Media massa d. Budaya 16. Berikut ini merupakan pernyataan benar tentang penggunaan internet... a. Sekolah tidak perlu memfasilitasinya karena tidak ada manfaatnya. b. Bebas mengakses karena semua yang ada di internet bermanfaat c. Bebas pemakaiannya selama untuk hal yang bermanfaat d. Semua yang ada di internet buruk, tidak ada yang baik 17. Contoh perilaku negatif terhadap globalisasi adalah... a. Dapat menyerap teknologi b. Meningkatkan sumber daya manusia c. Mempermudah komunikasi d. Orang menjadi malas 18. Salah satu dampak kemajuan dibidang komunikasi adalah hubungan antarmanusia menjadi... a. Bertambah akrab c. Jarang dilakukan b. Sering dilakukan d. Tidak pernah dilakukan 19. Untuk menghindari pengaruh globalisasi, sebaiknya kita bersikap... a. Toleransi c. Selektif b. Komunikatif d. Pro aktif

155 20. Di kota-kota besar banyak muncul makanan cepat saji. Hal ini membuktikan pengaruh gobalisasi sudah sampai kepada... a. Pakaian c. Telekomunikasi b. Makanan d. Olahraga 21. Di desa-desa terpencil banyak dijumpai warga memakai HP. Hal ini merupakan pengaruh adanya globalisasi dalam bidang... a. Transportasi c. Telekomunikasi b. Media massa d. Budaya 22. Sikap yang kita tunjukkan dalam menanggapi globalisasi yang berkembang pesat adalah... a. Menerima apa adanya semua pengaruh globalisasi b. Pengendalian diri berdasarkan ilmu agama dan nilai-nilai Pancasila c. Selalu mengikuti perkembangan tanpa ada batasan d. Mencintai produk-produk luar negeri 23. Budaya asing yang tidak perlu ditiru dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa adalah... a. Memakai pakaian minim b. Memakai jas saat acara resmi c. Menggunakan internet d. Menggunakan telepon genggam 24. Dalam menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi adalah dengan cara... a. Pengendalian diri c. Menerima dengan senang b. Menentang globalisasi d. Mengikuti perkembangannya 25. Sikap yang ditunjukkan masyarakat sebelum berkembangnya globalisasi adalah... a. Individual c. Materialistik b. Mau menang sendiri d. Gotong royong 26. Sikap kita terhadap semua budaya asing yang masuk ke Indonesia adalah... a. Menerima budaya asing sesuai dengan nilai-nilai Pancasila b. Menolak semua budaya asing yang masuk ke Indonesia c. Menerima semua budaya asing d. Tidak perduli terhadap semua budaya asing 27. Budaya asing yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah... a. Individualisme c. Bekerja keras b. Konsumtif d. Materialistis 28. Banyak anak muda yang rambutnya disemir warna merah. Hal ini meruakan salah satu pengaruh buruk globalisasi dari aspek... a. Transportasi c. Perbankan b. Media massa d. Budaya 29. Perilaku yang mencerminkan cinta budaya Indonesia adalah... a. Menomtom film mandarin c. Menonton jaipong di TMII b. Mengoleksi lahu-lagu barat d. Membeli majalah luar negeri 30. Sikap berikut adalah sikap yang tifdak mencerminkan seorang pelajar yang berbudaya adalah... a. Membolos saat pelajaran menari tarian daerah di sekolah b. Mempelajari kesenian daerah asal c. Membaca puisi karya sastrawan Indonesia d. Belajar dengan tekun

156 2. Hasil SPSS Siklus II Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha Item Statistics I Std. IMean Deviation N VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR

157 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Keterangan VAR Valid VAR Valid VAR Valid VAR Valid VAR Valid VAR Tidak Valid VAR Valid VAR Tidak Valid VAR Valid VAR Tidak Valid VAR Valid VAR Valid VAR Valid VAR Valid VAR Tidak Valid VAR Valid VAR Valid VAR Valid VAR Valid VAR Tidak Valid VAR Tidak Valid VAR Valid VAR Tidak Valid VAR Tidak Valid VAR Valid VAR Valid VAR Valid VAR Tidak Valid VAR Tidak Valid VAR Valid

158 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama Siti Aisyah lahir pada tanggal 10 Juli 1985 di Tangerang, anak ke delapan dari sepuluh bersaudara dari pasangan Bapak Ahmad Sopian dan Ibu Muhim. Saat ini penulis bertempat tinggal di Kp. Gaga RT. 04/04 Semanan, Kalideres Jakarta Barat. Penulis memulai pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahussa adah Kota Tangerang lulus pada tahun 1997, melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) Miftahussa adah Kota Tangerang lulus pada tahun 2000, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Miftahussa adah Kota Tangerang lulus pada tahun Penulis pertama kali mengajar di Madarasah Ibtidaiyah Miftahussa adah Kota Tangerang tahun 2004 sampai sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, masalah pendidikan selalu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktifitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati dalam waktu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut Sardiman belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9 tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Hal ini karena pendidikan kini telah menjadi salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL contextual teaching and learning Strategi Pembelajaan Kontekstual Strategi pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika kita berbicara tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan merupakan wadah kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 pasal 3. (2005:56) tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 pasal 3. (2005:56) tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal utama untuk meningkatkan kualitas bangsa, karena dengan pendidikan dapat mengingkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Dalam Bab II ini akan diuraikan kajian teori yang merupakan variabel dalam penelitian yang dilakukan yaitu hasil belajar, pendekatan CTL, dan alat peraga. 2.1.1 Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. 1 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang lebih baik dan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu mandiri sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar Nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas bangsa, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Peran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu merupakan hasil dari proses belajar. Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut dapat mengelola sumber

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Suprijono Contextual Teaching and Learning (CTL)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional (BNSP, 2006) menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia menyelenggarakan suatu sistem pendidikan dan pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana pendidikan sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk karakter individu yang bertanggung jawab, demokratis, serta berakhlak mulia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumusan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Hasil

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Hasil 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Segala upaya yang dilakukan seorang guru dalam proses pembelajaran dapat diketahui hasilnya melalui penilaian proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan proses mendidik dan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1.Mata pelajaran PKn 2.1.1.1.Pengertian PKn SD Pendidikan kewarganegaraan SD adalah program pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai pancasila sebagai wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovatif. Mampu beradaptasi dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. inovatif. Mampu beradaptasi dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman, semakin banyak kecanggihan teknologi yang mampu merajai dunia, terutama dalam dunia pendidikan. Dimana semua manusia dituntut untuk menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya. Jadi bukan ditentukan oleh canggihnya peralatan atau megahnya gedung, juga tidak tergantung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur terpenting dan berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari terbentuknya karakter bangsa. Salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dan komunikasi berkembang secara cepat seiring dengan globalisasi sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berkembang dengan cepat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu dimuka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat. Perkembangan ini tidak terlepas dari peranan dunia pendidikan, karena melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi dengan begitu cepat telah menjadi kebutuhan seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan merupakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A PENGARUH IMPLEMENTASI PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING (BK) DAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I TULUNG KABUPATEN KLATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Ani Rosidah, M.Pd anirosidah.cjr@gmail.com Universitas Majalengka (UNMA) ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam pembelajaran, gurulah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam pembelajaran, gurulah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah

BAB II KAJIAN TEORI. yang dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah 14 BAB II KAJIAN TEORI A. PENDEKATAN KONTEKSTUAL 1. Pengertian Pendekatan Kontekstual Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang dikenal dengan sebutan Contextual Teaching

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting di berbagai sektor kehidupan. Pendidikan yang berkualitas akan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pula.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia harus menapaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya manusia. Melalui pendidikan seseorang akan dapat mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan formal. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut maju dan dapat mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Kemajuan IPTEK bukan hanya dirasakan oleh beberapa orang saja melainkan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh: PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA AL - ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009-2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS Eneng Siti Fatimah Nurlela 1, Atep Sujana

Lebih terperinci

(Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.

(Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPAKELAS V MELALUI METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DI MI MUHAMMADIYAH TEGALURUNG KECAMATAN BALONGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang pembangunan, karena pendidikan

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kunci yang nantinya akan membuka pintu ke arah modernisasi dan kemajuan suatu bangsa. Tujuan pendidikan nasional Indonesia terdapat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya dan upaya mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah karena tidak hanya sekedar menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi melibatkan berbagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang tadinya berpusat pada guru (teacher centered), menjadi berpusat pada siswa (student centered),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran berupa penguasaan pengetahuan dan keterampilan hidup yang dibutuhkan siswa dalam menghadapi kehidupan nyata sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran adalah dengan mengganti cara atau model pembelajaran yang selama

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran adalah dengan mengganti cara atau model pembelajaran yang selama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan niat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan yang dipelajari (Winkel, 1996). Menurut Bloom dalam Winkel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan yang dipelajari (Winkel, 1996). Menurut Bloom dalam Winkel 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari (Winkel, 1996). Menurut Bloom dalam Winkel (1996) pemahaman termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan guna membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan, manusia tidak akan pernah

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakekat Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA

BAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA Negeri 4 Cimahi dan mewawancarai guru mata pelajaran PKn, ditemukan beberapa hal yang terjadi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang Sekolah Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu

Lebih terperinci

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS VIIF SMP NEGERI 2 GAMPING Oleh: Intan Mira Depita 11144100190 Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merosotnya moralitas bangsa terlihat dalam kehidupan masyarakat dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, kesetiakawanan sosial (solidaritas),

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang bervariasi dan inovatif mempunyai tujuan untuk menimbulkan minat dan motivasi belajar peserta didik terhadap semua mata pelajaran di sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci