BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI PENGANGKATAN FLUIDA KE PERMUKAAN Metode Produksi adalah mengangkat fluida dari dalam sumur ke permukaan. Bila tekanan hydrostatic sumur tidak mampu lagi mengalirkan fluida, maka diperlukan alat pengangkatan buatan (Artificial lift). Ada beberapa macam metoda teori untuk pengangkatan fluida ke permukaan yaitu, Gas lift, Rod Pump (Pompa Angguk) dan Pompa benam listrik (Electric Submersible Pump ESP). Pompa Benam Listrik (ESP) merupakan salah satu metode pengangkatan buatan yang dipakai pada Lapangan Minyak XX Indonesia di Onshore Sumatra. Pada bab ini membahas filosofi, teori dan prinsip-prinsip dasar yang melatar belakangi Perancngan dan penggunaan pompa benam listrik (ESP) pada sumur produksi minyak XY-15 di Lapangan XX Indonesia PRODUKTIVITAS FORMASI Produktifitas formasi adalah kemampuan suatu formasi untuk memproduksi fluida yang dikandungnya pada kondisi tekanan tertentu, sumur-sumur yang baru umumnya mempunyai tenaga pendorong alamiah yang mampu mengalirkan fluida hydrokarbon dari reservoir ke permukaan dengan tenaganya sendiri. Kemampuan aliran natural fluida dari formasi kepermukaan akan mengalami penurunan dari waktu ke waktu, besarnya sangat tergantung kepada tekanan reservoir sumur itu sendiri. 8 Page

2 Parameter yang menyatakan produktivitas formasi adalah Index Produktivitas (PI) dan Inflow Performance Relationship (IPR) Index Produktivitas Index Produktivitas (PI) merupakan index yang digunakan untuk menyatakan kemampuan suatu formasi untuk berproduksi pada suatu tekanan tertentu atau merupakan perbandingan antara laju produksi yang dihasilkan formasi produktif pada drawdown yang merupakan beda tekanan bubble point karena pada kondisi Pb dibawah Ps (kondisi statis) Fluida formasi satu fasa, bila tekanan reservoir dibawah tekanan bubble point (Pb), minyak, gas semula larut akan terbebaskan, membuat fluida menjadi dua fasa. Secara sistematis dalam bentuk persamaan : PI = qo ps pwf...(2-1) Keterangan : PI = Index Productivitas, BPD/psi Q = Laju alir fluida produksi, BPD Ps = Tekanan Statik, Psi Pb = Tekanan bubble point, psi Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psi 9 Page

3 2.2.2 Inflow Performance Relationship (IPR) Harga Index Produktivitas (PI) dapat dinyatakan dalam grafik berbentuk kurva IPR, untuk fluida reservoir pada tekanan reservoir diatas tekanan buble, fluida berada kondisi satu fasa. Bila tekanan alir dasar sumur (Pwf) diatas harga tekanan gelembung (Pb), kurva IPR digambarkan dalam persamaan linier : Qo = PI (Pr-Pwf)... (2.2) Metoda yang digunakan untuk menghitung produktivitas formasi adalah metode Petroboras. Asumsi yang digunakan pada metoda ini adalah : Minyak, air dan gas tidak mengalir bersama-sama dari reservoir menuju ke sumur (Cased hole). Untuk Pwf >Pb menggunakan beberapa tahap sbb: a. Menghitung P Dengan menggunakan harga J pada b wf P b persamaan... (2-3) qb = PI (Ps-Pb)...(2-4) b. Menghitung harga qo max qo qb + max = c. Menghitung qt max tan q PI.Pb...(2-5) 1.8 max q max = qt max = qo max + Fw Pr o tan...(2-6) PI CG CD 10 P a g e

4 0.999 qo q b 0.001qo max max CD Fw F ( ) P o b PI qo max qb CG 0.001qo max d. Memilih Pwf yang lebih kecil dari tekanan jenuh (Pb) e. Menghitung laju produksi pada Pwf tersebut dengan menggunakan Persamaan qo = q b q max Pwf q b P bg P 0.8 wf P b 2...(2-7) f. Menghitung kembali ke langkah d g. Plot harga Pwf terhadap qo yang diperoleh dari langkah (d) sampai dengan (f) dengan qo sebagai sumbu x dan Pwf sebagai sumbu y Untuk Pwf< Pb menggunakan beberapa tahap sbb: a. Menghitung Pwf / Pb dan menentukan harga A A Pwf = P bg P 0.8 wf Pb 2...(2-8) b. Menghitung harga J untuk Kurva IPR diatas Pb PI = qo...(2-9) PbA Fo Pr Pb Fw Pr Pwf test 1.8 c. Menghitung Pwf = Pb dngn persamaan (2-2) harga J Persamaan... (2-10) d. Menghitung qx dengan menggunakan persamaan (2-3) 11 P a g e

5 e. Menghitung q max dengan menggunakan persamaan (2-4) f. Menghitung Pwf yang lebih kecil dari tekanan jenuh (Pb) g. Menghitung laju produksi pada Pwf tersebut dengan menggunakan persamaan (2-5) h. Menghitung kembali ke langkah d i. Plot harga Pwf terhadap qo yang diperoleh dari langkah (d) sampai dengan (f) dengan qo sebagai sumbu x dan Pwf sebagai y 2.3. ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA DAN FRICTION LOSS Aliran fluida dalam pipa dipengaruhi oleh; Sifat-sifat fluida, Friction loss (Hambatan) serta Gradient tekanan fluida sub-sub ini akan membahas pengaruh tersebut terhadap aliran fluida dalam pipa Sifat fisik Fluida Sifat fisik fluida (gas, minyak dan air) perlu diketahui karena merupakan variable utama aliran fluida dalam media berpori maupun dalam pipa. Sifat fisik fluida yang akan dibahas adalah sifat fisika fluida yang mempengaruhi perencanaan pompa benam listrik (ESP) yaitu kelarutan gas dalam minyak (Rs), faktor volume formasi dari gas (Bg) dan minyak (Bo), viskositas gas ( g), minyak (µo) dan air (µw), factor deviasi gas (Z) serta specific Gravity fluida (SG). Sifat fisika tersebut dinyatakan sebagai fungsi tekanan, untuk suatu temperatur tertentu dan dapat diperoleh dari hasil pemgukuran di laboratorium terhadap contoh fluida, baik yang diperoleh dari permukaan maupun dari dasar sumur. 12 P a g e

6 Hasil pengukuran tersebut tidak dapat digunakan untuk perhitungan-perhitungan secara umum sehingga dikembangkan suatu korelasi-korelasi perhitungan sifat fisik fluida yang diperoleh dari data laboratorium dan diolah dengan data statistik. A. Kelarutan Gas Dalam Minyak (Rs) Sistem minyak pada tekanan yang tinggi, gas akan terlarut dalam minyak dengan demikian harga kelarutan gas meningkat dan sebaliknya apabila terjadi penurunan tekanan, fasa gas akan terbebaskan dari larutan minyak, jumlah gas yang terlarut akan konstan, apabila tekanan mencapai tekanan saturasi (Bubble Point Pressure-Pb). Menentukan harga Solution Gas Ratio (Rs) pada pump intake dengan menggunakan korelasi Trijana Kartoatmojo untuk API < 30 Rs = SGg T P , SCF bbl...(2-11) Keterangan : SGg : Spesifik Gravity gas P : Tekanan. Psi T : Temperature dasar sumur, of B. Faktor Volume Formasi Faktor volume formasi diperlukan untuk memperkirakan volume fluida pada suatu tekanan dan temperatur tertentu. Perubahan volume fluida yang menyertai perubahan tekanan dan temperatur disebabkan oleh terbebaskanya gas sebagai akibat perubahan tersebut. 13 P a g e

7 a. Faktor Volume Formasi gas Faktor Volume formasi gas (Bg) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : Bg Z.T Cuft / SCF...(2-12) P Keterangan : T = Temperature, orankine P = Tekanan, Psi Z = Faktor deviasi gas diperoleh dari Grafik antara Tpr dan Ppr Tpr = (T+460) / Tpc...(2-13) Ppr = P / Ppc...(2-14) Tpc = yg 71.5 yg...(2-15) 2 Ppc = yg 11.1 yg...(2-16) 2 b. Faktor Volume Formasi Minyak (Teori korelasi Trijana Kaartoajmojo) Menentukan faktor volume formasi (Bo) pada pump intake dengan menggunakan korelasi Trijana Kartoatmojo. Bo= 0, F yg F = Rs yg (2-17) T ) 14 P a g e

8 Keterangan ; Rs : Kelarutan Gas dalam minyak, Scf/bbl yg : Spesifik gravity minyak yo : Spesifik grafity minyak T : Temperature, orankine C. Viskositas Viskositas merupakan keengganan suatu fluida untuk mengalir. Harga viskositas ini dipengaruhi oleh temperature dan tekanan, pada temperatur yang tinggi harga viskositas fluida akan mengecil dan sebaliknya pada temperatur rendah harga viskositas akan semakin besar. D. Specifik Gravity Fluida Spesific Gravity fluida (SG) adalah perbandingan antara densitas fluida tersebut dengan fluida yang lain pada kondisi standard (14.7 psi, 60oF). Untuk menghitung besarnya SG fluida tertentu, biasanya air diambil sebagai patokan densitas sebesar lb/cuft. Dalam teknik Perminyakan specific garvity sering dinyatakan dengan oapi (American Petroleum Institute), dengan persamaan sebagai berikut : Sgo = (2-19) o API Untuk fluida campuran, besarnya specific Gravity dapat ditentukan dengan persamaan berikut : 15 P a g e

9 SGrata = WcxSGw 1 Wc x ( Sgo )...(2-20) Keterangan : o : Derajat API SGf : Specific Gravity fluida Wc : Water Cut SGw : Specific Gravity Air SGo : Specific Gravity minyak API Friction Loss (Teori William and Hazen) Persamaan gradient tekanan pada umumnya digunakan untuk setiap fluida yang mengalir pada sudut kemiringan pipa tertentu dinyatakan dengan tiga komponen, yaitu adanya perubahan energi potensial (elevasi), adanya gesekan pada dinding pipa dan adanya perubahan energi kenetik. dp dp dp dp dl dl dl dl...(2-21) el f acc fpv 2 pvdp dp g...(2-22) p sin dl gc 2g c d g cdl Keterangan p = densitas fluida. Lb/cuft V = kecepatan aliran, ft/dt F = Faktor gesekan D = diameter dalam pipa, inch Ө = sudut kemiringan G = percepatan Gravitasi, ft/dt2 16 P a g e

10 Z P h Gambar 2.1. Skema Umum Sistem Aliran Fluida yang mengalir didalam pipa akan mengalami tegangan geser (shear stress) pada dinding pipa, sehingga terjadi kehilangan sebagian tenaganya yang sering disebut dengan friction loss. Darcy dan Weisbah s menghitung kehilangan energi karena gesekan dengan persamaan : h= f Lv 2...(2-23) d.2 g Keterangan : h = friction loss, ft f = friction factor L = Panjang pipa, ft 17 P a g e

11 V = kecepatan aliran rata-rata dalam pipa, ft/s2 Berdasarkan persamaan diatas, William-Hazen membuat suatu persamaan empiris untuk friction loss (hf), yaitu : 100 Fh = C 1.85 Q / (2-24) 4,8655 ID C = Konstanta dari bahan yang digunakan dalam pembuatan pipa. Berdasarkan persamaan tersebut, William-Hazen membuat garafik friction loss seperti yang ditunjuk dalam Gambar 2.2. Total Dynamic Head FRICTION LOSS / /8 3 ½ PA U/ XP E RT E S P/ I WS Gambar 2.2. Grafik Friction loss Teori William Hazen 2.4 ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP 18 P a g e

12 Pompa benam listrik (ESP) dibuat atas dasar pompa sentrifugal bertingkat banyak dimana keseluruhan pompa dan motornya ditenggelamkan ke dalam cairan. Pompa ini digerakkan dengan motor listrik dibawah permukaan melalui suatu poros motor (shaft) yang memutar pompa, dan akan memutar sudu-sudu (impeller) pompa. Perputaran sudu-sudu itu menimbulkan gaya sentrifugal yang digunakan untuk mendorong fluida ke permukaan atau dengan kata lain Electric Submersible Pump (ESP) adalah Boster Presure untuk mendorong/mengangkat fluida dari dalam sumur ke atas permukaan Peralatan Electrical Submersible Pump (ESP) Peralatan pompa benam listrik (ESP) dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Peralatan diatas permukaan. 2. Peralatan dibawah permukaan. Peralatan diatas dan dibawah permukaan dari pompa listrik secara lengkap dapat dilihat pada Gambar Peralatan di atas Permukaan Peralatan diatas permukaan terdiri dari : Wellhead Junction Box Switchboard dan Transformer (Step up / down Trafo) 19 P a g e

13 PRESSUREGAUGE CHOKE J.BOX FLOWLINE TRANSFORMER SW.GEAR /VSD PRODUCTION WELLHEAD PENETRATOR CONNECTOR TUBINGHANGER PACKER SLIDDINGSLEEVE/DRAINVALVE POWERCABLE SPLICE CHECKVALVE ONEJOINTTUBING PUMP MOTORFLATCABLE INTAKE PROTECTOR POTHEAD MOTOR PSIUNIT FirmansyahMansur Gambar 2.3 Susunan lengkap peralatan Electric Submersible Pump (ESP) 20 P a g e

14 Wellhead Wellhead atau kepala sumur dilengkapi dengan tubing hanger khusus yang mempunyai lubang untuk cable pack off atau penetrator. Cable pack off biasanya tahan sampai tekanan 3000 psi. Tubing hanger dilengkapi lubang hydraulic control line, saluran cairan hidrolik untuk menekan subsurface ball valve agar terbuka. Wellhaed juga harus dilengkapi dengan seal agar tidak bocor pada lubang kabel. Wellhead didesain untuk tahan terhadap tekanan 500 psi sampai 3000 psi. Gambar 2.4. Gambar 2.4 Wellhead (Kepala Sumur) 21 P a g e

15 Gambar 2.5 Skematik Electric Submersible Pump (ESP) Junction Box Junction Box merupakan suatu tempat yang terletak antara switchboard dan wellhead, Junction Box berfungsi untuk tempat sambungan kabel atau penghubung kabel yang berasal dari dalam sumur dengan kabel yang berasal dari 22 P a g e

16 switchboard. Junction box juga digunakan untuk melepaskan gas yang ikut dalam kabel agar tidak menimbulkan kebakaran di switchboard. Fungsi dari junction box antara lain : Sebagai ventilasi terhadap adanya gas yang mungkin bermigrasi ke permukaan melalui kabel agar terbuang ke atmosfer. Sebagai terminal penyambungan kabel dari dalam sumur dengan switchboard. Gambar 2.6 Junction Box 23 P a g e

17 Gambar 2.7 Cable Pack-Off pada Tubing Hanger Junction Box Gambar 2.8 Wellhead, Junction Box, Switchboard 24 P a g e

18 Switchboard. Switchboard adalah panel kontrol kerja dipermukaan saat pompa bekerja yang dilengkapi motor controller, overload dan underload protection serta alat pencatat (recording instrument) yang bisa bekerja secara manual ataupun otomatis bila terjadi penyimpangan. Switchboard dapat digunakan untuk tegangan volt. Fungsi utama dari switchboard adalah : Mengontrol kemungkinan terjadinya downhole problem seperti overload atau underload current. Auto restart underload pada kondisi intermittent well. Mendeteksi unbalance voltage Tempat pemasangan alat Variabel Speed Drive (VSD) Switchboard biasanya dilengkapi dengan amper meter chart yang berfungsi untuk mencatat arus motor versus waktu ketika motor bekerja, Pengembangan tehnologi untuk switchboard pada saat ini yaitu dapat di applikasikan dengan pemasangan Variabel Speed Drive (VSD) yang berfungsi untuk mengontrol pemompaan secara otomatis karena dapat di setting pada the best pump rate sehingga kemungkinan untuk underload dan overload dapat dieleminasi oleh VSD. 25 P a g e

19 Gambar 2.9 Switchboard Transformer Transpormer merupakan alat untuk mengubah tegangan listrik, bisa untuk menaik kan atau menurunkan tegangan. Transpormer terdiri dari core (inti) yang dikelilingi oleh coil dari lilitan kawat tembaga. Keduanya, baik core maupun coil direndam dengan minyak trafo sebagai pendingin dan isolasi. Perubahan tegangan akan sebanding dengan jumlah lilitan kawatnya. Tegangan input transformer biasanya diberikan tinggi agar ampere yang rendah pada jalur transmisi, sehingga tidak dibutuhkan kabel (penghantar) yang besar. Tegangan input yang tinggi akan 26 P a g e

20 diturunkan dengan menggunakan step-down transformer sampai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh motor. Gambar 2.10 Transformer Peralatan Bawah Permukaan Peralatan dibawah permukaan dari pompa benam listrik terdiri atas pressure testing sensing instrument, electric motor, protector, intake, pump unit dan electric cable serta alat penunjang lainya. PSI Unit ( Pressure testing Sensing Instrument) 27 P a g e

21 PSI (Pressure Sensing Instrument) adalah suatu alat yang mencatat tekanan dan temperature sumur. Secara umum PSI unit mempunyai 2 komponen pokok, yaitu : a. PSI Down Hole Unit dipasang dibawah Motor Type Upper atau Tandem, Karena alat ini dihubungkan pada Wye dari Electrik Motor yang seoalaholah merupakan bagian dari motor tersebut. b. PSI Surface Readout Merupakan bagian dari system yang megontrol kerja Down Hole Unit serta menampakkan (Display) informasi yang diambil dari Down Hole Unit. Gambar 2.11 Pressure Sensing dan Read out Instrument Motor (Electric Motor) 28 P a g e

22 Jenis motor ESP adalah motor listrik induksi 2 kutub 3 fasa yang diisi dengan minyak pelumas khusus yang mempunyai tahanan listrik (dielectric strength) tinggi. Tenaga listrik untuk motor diberikan dari permukaan melalui kabel listrik pengantar ke motor. Putaran motor adalah 3400 RPM 3600 RPM tergantung besarnya frequensi yang deberikan serta beban yang diberikan oleh Pompa saat mengangkat fluida. Secara garis besar motor ESP seperti juga motor listrik yang lain mempunyai dua bagian pokok, yaitu : Rotor (bagian yang berputar) Stator (bagian yang diam) Putaran rotor akan dipindahkan ke housing motor melalui media minyak motor untuk selanjutnya dibawa ke permukaan oleh fluida sumur. Fungsi minyak khusus tersebut adalah : Sebagai Pelumas Sebagai tahanan (isolasi) Sebagai media penghantar panas motor yang ditimbulkan oleh perputaran rotor ketika motor tersebut sedang bekerja. Minyak tersebut harus mempunyai spesifikasi tertentu yang biasanya sudah ditemukan oleh pabrik yaitu bewarna jernih tidak mengandung bahan kimia, dielectric strength tinggi, lubricant dan tahan panas. Minyak yang diisikan akan mengisi semua celah-celah yang ada dalam motor, yaitu antara rotor dan stator. Untuk mendapatkan pendingin yang baik, pihak pabrik sudah menentukan bahwa kecepatan fluida yang melewati motor (Velocity) harus > 1 ft/sec. Kurang 29 P a g e

23 dari itu motor akan menjadi panas dan kemungkinan bisa terbakar (Motor Burn Out). Gambar 2.12 Motor Electric Submersible Pump (ESP) Protector Protector sering juga disebut Seal Section. Karena alat ini berfingsi untuk menahan masuknya fluida sumur kedalam motor, menahan thrust laod yang ditimbulkan oleh pompa pada saat pompa mengangkat cairan, juga untuk menyeimbangkan tekanan yang ada didalam motor dengan tekanan didalam annulus. Secara prinsip protector mempunyai 5 fungsi utama yaitu: 30 P a g e

24 Untuk mengimbangi tekanan dalam motor dengan tekanan di annulus. Tempat duduknya thrust bearing untuk meredam gaya axial yang ditimbulkan oleh pompa Menyekat masuknya fluida sumur kedalam motor Memberikan ruang untuk pengembangan dan penyusutan minyak motor akibat perubahan temperatur dalam motor pada saat bekerja dan pada saat dimatikan. Untuk penghubung motor ke pompa dan mentransmisikan torsi motor untuk memutar poros pompa (Shaft) Stator menginduksi aliran listrik dan mengubah menjadi tenaga putaran pada rotor, dengan berputarnya rotor maka poros (shaft) yang berada ditengahnya akan ikut berputar, sehingga poros yang saling berhubungan akan ikut berputar pula (poros pompa, intake dan protector). Untuk jenis motor listrik induksi dikenal putaran medan magnet yang biasa disebut Syncronous Speed yaitu putaran medan magnet atau putaran motor kalau seandainya tidak ada faktor kehilangan atau internal motor losses yang diakibatkan oleh beban shaft (shaft load) dan friction putaran motor yang biasanya tertera pada nama plat (Name Plate) dari pabrik misalnya : 3600 RPM/60 Hz Panas yang ditimbulkan oleh motor. 31 P a g e

25 Gambar 2.13 Protector unit Electric Submersible Pump (ESP) Gambar 2.14 Pompa, Intake, Labyrint Type Protector, Motor 32 P a g e

26 Intake (Gas Separator) Intake atau Gas separator dipasangkan dibawah pompa dengan cara menyambungkan sumbunya (shaft) memakai coupling. Intake ada yang dirancang untuk mengurangi volume gas yang masuk ke dalam pompa, disebut dengan gas separator, tetapi ada juga yang tidak. Untuk yang terakhir ini disebut dengan intake saja atau standard intake. Ada beberapa intake yang diproduksikan oleh reda yang populer dipakai adalah Standard intake, Static Gas Separator, Rotary gas Separator. Gambar 2.15 Intake (Rotary Gas Separator) 33 P a g e

27 Unit Pompa Unit pompa merupakan Multistage Centrifugal Pump, yang terdiri dari: Impeler, diffuser, shaft (tangkai) dan housing (rumah pompa). Di dalam housing pompa terdapat sejumlah stage, dimana tiap stage terdiri dari satu impeller dan satu diffuser. Jumlah stage yang dipasang pada setiap pompa akan dikorelasi langsung dengan Head capacity dari pompa tersebut. Dalam pemasanganya bisa menggunakan lebih dari satu (tandem) tergantung dari Head Capacity yang dibutuhkan untuk menaikan fluida dari lubang sumur ke permukaan. Impeller merupakan bagian yang bergerak, sedangkan diffuser adalah bagian yang diam. Seluruh stage disusun secara vertikal, dimana masing-masing satage dipasang tegak lurus pad poros pompa yang berputar pada housing. Prinsip kerja pompa ini, yaitu fluida yang masuk kedalam pompa melalui intake akan diterima oleh stage paling bawah dari pompa, impeler akan mendorongnya masuk, sebagai akibat prosess centrifugal maka fluida akan terlempar keluar dan diterima diffuser. 34 P a g e

28 Gambar 2.16 ESP (Impeller Deffuser) Unit Electrical Submersible Pump Oleh diffuser, tenaga kinetis (velocity) fluida akan diubah menjadi tenaga potensial (tekanan) dan diarahkan ke stage selanjutnya. Pada proses tersebut fluida memiliki energi yang semakin besar dibandingkan pada saat masuknya. Kejadian tersebut terjadi terus-menerus sehingga tekanan head pompa berbanding 35 P a g e

29 linier dengan jumlah stages, artinya semakin banyak stages yang dipasangkan, maka semakin besar kemampuan pompa untuk mengangkat fluida. Gambar 2.17 Unit Electric Submersible Pump (ESP) 36 P a g e

30 Electric Cable Kabel yang dipakai adalah 3 jenis konduktor. Dilihat dari bentuknya ada dua jenis, yaitu flat cable type dan round cable type. Fungsi kabel tersebut adalah sebagai media penghantar arus listrik dari switchboard sampai ke motor di dalam sumur. Secara umum ada2 jenis kelas kabel yang lazim digunakan di lapangan, yaitu : a. Low temperatur cable, yang biasanaya dengan material isolasi nya terdiri dari jenis polypropylene ethylene (PPE) atau nitrile. Direkomendasikan untuk pemasangan pada sumur-sumur dengan temperatur maximum 205oF b. High temperatur cable, banyak dibuat dengan jenis Ethylene Prophylene Diene Methylene (EPDM). Direkomendasikan untuk pemasangan pada sumur-sumur dengan temperatur yang cukup tinggi sampai 400oF Kerusakan pada round cable merupakan hal yang sering kali terjadi pada saat menurunkan dan mencabut rangkaian ESP. Untuk menghindari atau memperkecil kemungkinan itu, maka kecepatan string pada saat menurunkan rangkaian tidak boleh melebihi dari 1500 ft / jam dan harus lebih pelan lagi ketika melewati deviated zone atau dog leg. Kabel harus tahan terhadap tegangan tinggi, temperatur, tekanan migrasi gas dan tahan terhadap resapan cairan dari sumur maka kabel harus mempunyai isolasi dan sarung yang baik. Bagian dari kabel biasanya terdiri dari : Konduktor (conductor) 37 P a g e

31 Isolasi (Insulation) Sarung (Sheath) Jaket Gambar 2.18 Jenis Flat Cable dan Round Cable 38 P a g e

32 Check Valve Check valve biasanya dipasang pada tubing (2-3 joint) diatas pompa. Hal ini bertujuan untuk menjaga fluida tetap berada di atas pompa. Jika check valve tidak dipasang maka dapat terjadi kebocoran fluida dari tubing (kehilangan fluida) akan melalui pompa yang dapat menyebabkan aliran balik dari fluida yang naik ke atas, sebab aliran balik (back flow) tersebut membuat putaran impeller berbalik arah, dan dapat menyebabkan motor terbakar atau rusak karena beban motor menjadi berat (Over Load). Check valve pada umumnya digunakan agar tubing tetap terisi penuh dengan fluida sewaktu pompa mati dan mencegah supaya fluida tidak turun kebawah. Bleeder Valve Bleeder valve dipasang satu joint diatas check valve, mempunyai fungsi mencegah minyak keluar pada saat tubing di cabut. Fluida akan keluar melalui bleeder valve. Centralizer Berfungsi untuk menjaga kedudukan pompa agar tidak bergeser atau selalu ditengah-tengah pada saat pompa beroperasi, sehingga kerusakan kabel karena gesekan dapat dicegah. 39 P a g e

33 Karakteristik Kinerja Electric Submersible Pump (ESP) Motor Listrik berputar pada kecepatan relatif konstan, memutar pompa (impeller) meleawati poros (shaft) yang disambungkan dengan bagian protector. Power disalurkan ke peralatan bawah permukaan melalui kabel listrik konduktor yang di klem pada tubing. Cairan memasuki pompa sedang beroperasi. Kelakuan pompa berada pada harga efisiensi tertinggi bila hanya cairan yang terproduksi. Tingginya volume gas bebas menyebabkan operasi pompa tidak efisien Kurva kelakuan Electric Submersible Pump (Pump Performance Curve) Beberapa kinerja dari berbagai pompa dihadirkan dalam bentuk katalog yang diterbitkan oleh produsen. Kurva kinerja dari suatu pompa benam listrik menmpilkan hubungan antara : Head capacity, Rate capacity, Horse Power dan efisiensi pompa yang disebut dengan Pump Performance Curve. Kapasitas berkaitan dengan volume, laju alir cairan yang diproduksikan, termasuk juga gas bebas atau gas yang terlarut dalam minyak. Head pompa benam listrik berkaitan dengan specific gravity fluida, dimana jika head diubah menjadi tekanan maka harus dikalikan dengan specific gravity fluida, maka dapat dinyatakan sebagai berikut : Tek. Pompa = (head / stage) x (gradien tekanan fluida) x (jumlah stage)...(2-25) 40 P a g e

34 Gambar 2.19 Gambar kurva kelakuan pompa dan cara menghitung kemampuan pompa 41 P a g e

35 Gambar 2.20 Kurva Kelakuan Electric Submersible Pump SN Hz 42 P a g e

36 Gambar 2.21 Kurva Kelakuan Pompa Electric Submersible SN Hz 43 P a g e

37 Brake Horse Power Kurva kinerja pompa yang ditunjukkan dalam Gambar 2.19 dan Gambar 2.20 menyatakan horse power per stage yang didasarkan atas specific Gravity fluida perhitungan. Dengan demikian horse power dapat dinyatakan didalam persamaan : HP = (hp per stage) x SGf x stage...(2-26) Kurva Intake Pompa Peramalan kurva intake pompa Electric Submersible Pump dipertimbangkan untuk dua hal yaitu : Memompa cairan dan Memompa cairan dan gas keduanya diasumsikan bahwa pompa diletakkan didasar sumur dan yang tetap adalah tekanan wellhead dan ukuran tubing. Kasus kedua dianggap semua gas dipompakan bersama-sama cairan. Variabel yang terpengaruh adalah jumlah stage pompa. Peramalan kurva intake untuk pompa benam listrik adalah untuk kasus yang kedua. 2.5 DASAR PERENCANAAN POMPA Electrical Submersible Pump Pada prinsipnya perencanaan atau desain suatu unit pompa Electric Submersible Pump untuk sumur-sumur dengan WC (water cut) tinggi adalah sama seperti perencanaan unit pompa Electric Submersible Pump biasa. Dimana dengan maksimalnya laju produksi yang diinginkan maka maksimal juga produksi cairan yang terproduksi. Controlnya dengan menghitung laju kritis dimana besarnya laju produksi minyak yang diinginkan lebih besar dari laju kritis sehingga terjadi water 44 P a g e

38 coning. Produksi tersebut terus dilakukan karena masih bernilai ekonomis dan terjadinya water coning bersifat wajar untuk sumur-sumur tua yang mempunyai water cut yang lebih besar dari 90 % Perkiraan Laju Produksi Maksimum Laju produksi suatu sumur yang diinginkan harus sesuai dengan produktifitas sumur. Dengan membuat kurva IPR dari kurva ini kita dapat mengetahui laju produksi maksimum dari sumur Menentukan Gradien Fluida. Menentukan Specific Gravity rata-rata menggunakan persamaan (2-27) Gradien fluida (GF) = x SG, bila mengandung gas kurangi Gradien Fluida sebesar 10 % Perkiraan Pump Setting Depth (PSD) Perkiraan pump setting depth merupakan suatu batasan umum untuk menentukan letak kedalaman pompa dalam suatu sumur adalah bahwa pompa harus ditenggelamkan didalam fluida sumur. Perencanaan ini dilakukan dengan mengansumsikan kedalaman PSD (Pump Setting Depth) yang memenuhi persyaratan lebih besar dari tekanan gelembung (Pb) PIP GF x (Mid Perfo PSD) > Pb...(2-28) 45 P a g e

39 Pump Intake Pressure PIP = Pb Perhitungan Volume Total a) volume Gas bebas Pada Pump Intake Pressure Fg = Pb PIP...(2-29) b) Volume Gas Pada Pump Intake Pressure Vg = Fg x Bg...(2-30) c) Volume Oil Pada Pump Intake d) Vo = BOPD x Bo...(2.31) e) Volume air pada intake (Bw = 1.0 bbl/stb) dari laju alir yang kita inginkan. Vw = BWPD x Bw...(2-32) f) Total Volume fluida Vt = Vo + Vg + Vw...(2-33) Total Dynamic Head (TDH) TDH = Hd + Ft + Ht Keterangan : Hd : Kedalaman perkiraan produksi dynamic fluid level Ft : Tubing Friction Loss Ht : Tubing head Pressure 46 P a g e

40 PIPx2.31 = PSD... (2-34) Sg a) Hd b) Friction Loss dari tubing 2.7/8 dengan ID = 2.44 Friction Loss = Ft C 1.85 ID Qt (2-35) = FlxPSD...(2-36) 1000 = Tubing Pr essurex (2-37) SGf c) Tubing Head Ht Perhitungan Jumlah Tingkat Pompa Untuk menghitung jumlah tingkat pompa stage), sebelumnya dihitung dahulu Total Dynamic Head (TDH, Ft) pada laju produksi yang diinginkan. Dari tabel pump performance kita dapat memilih pompa yang cocok dan dengan laju alir yang kita inginkan maka setelah melakukan perhitungan untuk sumur XY-15 lapangn COPI dipilih tipe pompa dari merek Reda, yang sesuai adalah pompa REDA 538 SN 3600, 60 Hz series 540. dengan capacity range Bfpd. Jumlah Stage = TDH / Head. Untuk penjelasan lebih lanjut akan di bahas pada Bab IV tentang Perancangan Pompa ESP untuk sumur XY-15 di lapangan XX ConocoPhillips Indonesia. Pada gambar berikut adalah contoh perhitungan untuk mencari dan menentukan 47 P a g e

41 bagaimana cara menghitung Total Dunamic Head (TDH) mengikuti formula yang tertulis diatas yaitu TDH = Hd + Ft + Ht Ft 236 Ft/ 1000 Ft Ft TDH = = 3566 Ft Firmansyah Mansur Gambar 2.22 Contoh Cara menghitung Total Dinamic Heat Pemilihan Motor dan Horse Power Pemilihan motor baik single motor maupun tandem didasarkan pada tabel yang di sediakan oleh pabrik pembuatnya terlampir pada halaman lampiran. Besarnya horse power yang dibutuhkan motor pada hasil perhitungan tidak tersedia dalam tabel, maka dipilih motor yang memiliki horse power lebih besar yang mendekati : HP = (Hp per stage) x SGf x stage 48 P a g e

42 Pemilihan Switchboard dan Transformer Menentukan switchboard yang akan dipakai perlu diketahui terlebih dahulu berapa besarnya voltage yang akan bekerja pada switchboard tersebut. Besarnya tegangan yang bekerja dapat dihitung dari oersamaan berikut : Vs = Vm + Vc, Volt...(2-38) Vc = (L / 1000) x Voltage, Volt......(2-39) Keterangan : Vs = Surface voltage, Volt Vm = Motor voltage, Volt Vc = Correction voltage, volt L = Panjang kabel, ft Menentukan besarnya tegangan transformer yang diperlukan dengan persamaan : T= Vsx Im x1.73, KVA 1000 Keterangan : T = Ukuran transformer, KVA 49 P a g e

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Tujuan dari optimasi ESP dengan cara mengubah Pump Size adalah untuk mengoptimalkan laju alir produksi sesuai dengan kemampuan sumur. Penentuan laju

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 PENERAPAN SISTEM PEMOMPAAN. Sumur XY-15 terletak dalam lapangan Onshore Lapangan XX Indonesia

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 PENERAPAN SISTEM PEMOMPAAN. Sumur XY-15 terletak dalam lapangan Onshore Lapangan XX Indonesia BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 PENERAPAN SISTEM PEMOMPAAN Sumur XY-15 terletak dalam lapangan Onshore Lapangan XX Indonesia dimana lapisan utamanya penghasil minyak, lapangan XX onshore adalah formasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN POMPA ELECTRIC SUBMERSIBLE (ESP) PADA SUMUR XY-15 DI LAPANGAN XX INDONESIA

PERANCANGAN POMPA ELECTRIC SUBMERSIBLE (ESP) PADA SUMUR XY-15 DI LAPANGAN XX INDONESIA PERANCANGAN POMPA ELECTRIC SUBMERSIBLE (ESP) PADA SUMUR XY-15 DI LAPANGAN XX INDONESIA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Firmansyah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram alir Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan Data Data Reservoir (Pwf,Ps,Pb) Data Produksi (Qt, Qo, Qw, WC, GOR, SG, ºAPI) Perhitungan Qmax dan Qopt dari IPR Aktual Evaluasi ESP

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI LIFTING MENGGUNAKAN ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP DAN ANALISA KEEKONOMIAN PADA SUMUR X LAPANGAN Y Agung Adhisi Pradana, Siti Nuraeni, Djoko Sulistyanto Abstrak Dalam memproduksikan minyak dapat dilakukan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN PERENCANAAN ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP PADA SUMUR SPA-28 LAPANGAN SOPA PT. PERTAMINA EP REGION SUMATRA SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Perminyakan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1)

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) TUGAS AKHIR OPTIMASI POMPA ELECTRIC SUBMERSIBLE (ESP) DENGAN UP-SIZE PUMP UNTUK MENINGKATKAN LAJU ALIR PRODUKSI PADA SUMUR CINTA C-14 DI LAPANGAN CNOOC SES Ltd Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata

Lebih terperinci

EVALUASI POMPA ESP TERPASANG UNTUK OPTIMASI PRODUKSI MINYAK PT. PERTAMINA ASSET I FIELD RAMBA

EVALUASI POMPA ESP TERPASANG UNTUK OPTIMASI PRODUKSI MINYAK PT. PERTAMINA ASSET I FIELD RAMBA EVALUASI POMPA ESP TERPASANG UNTUK OPTIMASI PRODUKSI MINYAK PT. PERTAMINA ASSET I FIELD RAMBA Petrus Agus Wahono* Syamsul Komar Fuad Rusydi Suwardi *) Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia saat ini. Terutama kebutuhan energi yang berasal dari sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia saat ini. Terutama kebutuhan energi yang berasal dari sumber daya alam yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan masyarakat dunia saat ini. Terutama kebutuhan energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak

Lebih terperinci

PUMP SETTING DEPTH (PSD)

PUMP SETTING DEPTH (PSD) PUMP SETTING DEPTH (PSD) Dari kondisi sumur diatas, maka Pump Setting Depth (PSD) adalah 3800 ft TVD dari permukaan atau 950 ft dari perforasi Dari data Trajectory Wellbore (Deviasi Sumur): PSD TVD = 3800

Lebih terperinci

APLIKASI VSD DALAM MENGATASI MASALAH WATER CUT DAN GAS YANG BERLEBIH PADA SUMUR ESP

APLIKASI VSD DALAM MENGATASI MASALAH WATER CUT DAN GAS YANG BERLEBIH PADA SUMUR ESP APLIKASI VSD DALAM MENGATASI MASALAH WATER CUT DAN GAS YANG BERLEBIH PADA SUMUR ESP Abstrak Electric Submersible Pump sebagai salah satu dari alat pengangkat buatan mempunyai beberapa keuntungan seperti

Lebih terperinci

EVALUASI DAN DESAIN ULANG ELECTRIC SUBMERGIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X DI LAPANGAN Y

EVALUASI DAN DESAIN ULANG ELECTRIC SUBMERGIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X DI LAPANGAN Y EVALUASI DAN DESAIN ULANG ELECTRIC SUBMERGIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X DI LAPANGAN Y Sefilra Andalucia Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta Abstract The rate of fluid production affects

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT

ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT Oleh: *)Ganjar Hermadi ABSTRAK Dalam industri migas khususnya bidang teknik produksi, analisa sistem nodal merupakan salah satu metode yang paling sering

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISIS OPTIMASI PRODUKSI SUMUR GAS LIFT LAPANGAN AWILIGAR DENGAN PERBANDINGAN DESAIN ULANG DAN KONVERSI ESP Armand Zachary Sukandar, Djoko Sulistiyanto Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Optimasi Optimasi merupakan pendekatan normatif dengan mengidentifikasi penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimum atau minimum suatu

Lebih terperinci

Ilhami Nur , Semester II 2009/2010 1

Ilhami Nur , Semester II 2009/2010 1 ANALISIS PENGARUH GAS PADA PERENCANAAN ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR YANG MEMPRODUKSIKAN GAS DAN NOMOGRAF USULAN UNTUK MENENTUKAN PERSENTASE GAS DAN VOLUME FLUIDA MASUK POMPA Sari Ilhami Nur*

Lebih terperinci

RE-DESIGN ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP PADA PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA MINAS PEKANBARU

RE-DESIGN ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP PADA PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA MINAS PEKANBARU Volume 1 No.1 Juli 2016 Website : www.journal.unsika.ac.id Email : barometer_ftusk@staff.unsika.ac.id RE-DESIGN ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP PADA PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA MINAS PEKANBARU 1) Dessy Agustina

Lebih terperinci

ISSN: Ali Musnal Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Jalan Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru

ISSN: Ali Musnal Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Jalan Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru Jurnal aintis Volume 11 Nomor 2, Oktober 2010, 89-98 ISSN: 1410-7783 Perhitungan Laju Produksi Minyak Optimum Agar Tidak Terjadi Pelepasan Gas dari Minyak dengan Menggunakan Electric Submercible Pump Calculation

Lebih terperinci

EVALUASI PERBANDINGAN DESAIN ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DAN SUCKER ROD PUMP UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR M-03 DAN M-05

EVALUASI PERBANDINGAN DESAIN ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DAN SUCKER ROD PUMP UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR M-03 DAN M-05 Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 EVALUASI PERBANDINGAN DESAIN ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DAN SUCKER ROD PUMP UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR

Lebih terperinci

EVALUASI POMPA ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR P-028 DAN P-029 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD

EVALUASI POMPA ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR P-028 DAN P-029 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD EVALUASI POMPA ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR P-028 DAN P-029 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD EVALUATION ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) FOR OPTIMIZATION PRODUCTION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan apabila tekanan reservoir atau metoda sembur alam sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan apabila tekanan reservoir atau metoda sembur alam sudah tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Tenik pengangkatan fluida reservoir kepermukaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode sembur alam (natural flow) atau dengan metode pengangkatan

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP PADA LAPANGAN TERINTEGRASI

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP PADA LAPANGAN TERINTEGRASI OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP PADA LAPANGAN TERINTEGRASI Oleh : Agus Sugiharto, ST. MT *) ABSTRAK Tahapan tahapan dalam memproduksikan minyak dari reservoir

Lebih terperinci

EVALUASI POMPA ELECTRIC SUBMERSIBEL (ESP) SUMUR KWG WK DI LAPANGAN KAWENGAN AREA CEPU PT. PERTAMINA EP REGION JAWA

EVALUASI POMPA ELECTRIC SUBMERSIBEL (ESP) SUMUR KWG WK DI LAPANGAN KAWENGAN AREA CEPU PT. PERTAMINA EP REGION JAWA EVALUASI POMPA ELECTRIC SUBMERSIBEL (ESP) SUMUR KWG WK DI LAPANGAN KAWENGAN AREA CEPU PT. PERTAMINA EP REGION JAWA Wika Riestyastuti Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta ABTRACT Embedded

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pandangan Umum Pompa Pompa adalah suatu jenis mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan

Lebih terperinci

ANALISA PRESTASI ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DI SUMUR X LAPANGAN Y

ANALISA PRESTASI ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DI SUMUR X LAPANGAN Y ANALISA PRESTASI ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DI SUMUR X LAPANGAN Y Ryanda Andre Moresto 1, Henry Nasution 2, Edi Septe 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta 2 Automotive

Lebih terperinci

EVALUASI DAN PERENCANAAN ULANG ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X LAPANGAN Y SKRIPSI

EVALUASI DAN PERENCANAAN ULANG ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X LAPANGAN Y SKRIPSI EVALUASI DAN PERENCANAAN ULANG ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X LAPANGAN Y SKRIPSI Oleh : SATYA WICAKSANA 113040065/ TM PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau

Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau JEEE Vol. 5 No. 1 Ali Musnal, Richa Melisa Perhitungan Analisis Sistem Nodal Untuk Menentukan Laju Alir Minyak Dengan Meningkatkan Range Efesiensi Electric Submercible Pump Pada Sumur di Lapangan Minyak

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE PCP DAN GAS LIFT PADA SUMUR I LAPANGAN H

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE PCP DAN GAS LIFT PADA SUMUR I LAPANGAN H ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE PCP DAN GAS LIFT PADA SUMUR I LAPANGAN H Hilman Afryansyah, Widartono Utoyo Jurusan Teknik Perminyakan FTKE Universitas Trisakti Abstrak Lapangan H merupakan salah

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X Amanu Pinandito, Sisworini, Sisworini, Djunaedi Agus Wibowo Abstrak Sumur X yang sudah beroperasi sejak 2004 merupakan sumur yang menggunakan gas lift sejak

Lebih terperinci

Studi Korelasi antara Kapasitas Daya Motor Electrical Submersible Pump terhadap 4 Parameter Sumur Minyak

Studi Korelasi antara Kapasitas Daya Motor Electrical Submersible Pump terhadap 4 Parameter Sumur Minyak ELKOMIKA ISSN (p): 2338-8323 ISSN (e): 2459-9638 Vol. 6 No. 1 Halaman 79-96 DOI : http://dx.doi.org/10.26760/elkomika.v6i1.79 Januari 2018 Studi Korelasi antara Kapasitas Daya Motor Electrical Submersible

Lebih terperinci

ISSN JEEE Vol. 4 No. 2 Musnal

ISSN JEEE Vol. 4 No. 2 Musnal ISSN 254-9352 JEEE Vol. 4 No. 2 Musnal Optimasi Perhitungan Laju Alir minyak Dengan Meningkatkan Kinerja Pompa Hydraulic Pada Sumur Minyak Di Lapangan PT. KSO Pertamina Sarolangon Jambi Ali Musnal 1 1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

EVALUASI DAN DESAIN ULANG POMPA ESP OPTIMASI PRODUKSI MINYAK PADA SUMUR MSY-01 DI LAPANGAN BG

EVALUASI DAN DESAIN ULANG POMPA ESP OPTIMASI PRODUKSI MINYAK PADA SUMUR MSY-01 DI LAPANGAN BG EVALUASI DAN DESAIN ULANG POMPA ESP UNTUK OPTIMASI PRODUKSI MINYAK PADA SUMUR MSY-01 DI LAPANGAN BG SKRIPSI Oleh : 113 080 047 PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKANN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 4

FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 4 OPTIMASI POMPA PCP DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA SISTEM NODAL Ganjar Hermadi *) ABSTRAK Progressive Cavity Pump (PCP) adalah salah satu jenis pompa yang digunakan dalam industri perminyakan sebagai alat pengangkatan

Lebih terperinci

EVALUASI DAN REKOMENDASI ESP PADA SUMUR M-04 DI LAPANGAN MUDI JOB PERTAMINA-PETROCHINA, TUBAN, JAWA TIMUR

EVALUASI DAN REKOMENDASI ESP PADA SUMUR M-04 DI LAPANGAN MUDI JOB PERTAMINA-PETROCHINA, TUBAN, JAWA TIMUR EVALUASI DAN REKOMENDASI ESP PADA SUMUR M-04 DI LAPANGAN MUDI JOB PERTAMINA-PETROCHINA, TUBAN, JAWA TIMUR SKRIPSI Disusun Oleh : RELIF TRI NUGROHO 113.10.2004 PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Ilham Budi Santoso Moderator KBK Rotating.

Ilham Budi Santoso Moderator KBK Rotating. Ilham Budi Santoso Moderator KBK Rotating Santoso_ilham@yahoo.com Ilhambudi.santoso@se1.bp.com Definisi Pompa : peralatan yang digunakan untuk memindahkan cairan dengan cara menaikkan tingkat energi cairan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix

Lebih terperinci

Studi Optimasi Kinerja Sucker Rod Pump Pada Sumur A-1, A-2,Z-1, Dan Z-2 Menggunakan Perangkat Lunak Prosper

Studi Optimasi Kinerja Sucker Rod Pump Pada Sumur A-1, A-2,Z-1, Dan Z-2 Menggunakan Perangkat Lunak Prosper Studi Optimasi Kinerja Sucker Rod Pump Pada Sumur A-1, A-2,Z-1, Dan Z-2 Menggunakan Perangkat Lunak Prosper Syahrinal Faiz, Djoko Sulistyanto, Samsol ST Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: 1. Hasil analisa decline curve dari semua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin-Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah suatu peralatan mekanis yang digerakkan oleh tenaga penggerak dan digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat lain yang

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Kimia Industri (TIN 4206) PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment

Lebih terperinci

Sistem Sumur Dual Gas Lift

Sistem Sumur Dual Gas Lift Bab 2 Sistem Sumur Dual Gas Lift 2.1 Metode Pengangkatan Buatan (Artificial Lift Penurunan tekanan reservoir akan menyebabkan penurunan produktivitas sumur minyak, serta menurunkan laju produksi sumur.

Lebih terperinci

TEKNIK PRODUKSI MIGAS SEMESTER 4

TEKNIK PRODUKSI MIGAS SEMESTER 4 TEKNIK PRODUKSI MIGAS SEMESTER 4 KATA PENGANTAR Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Didalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai

Lebih terperinci

Rizal Fakhri, , Sem1 2007/2008 1

Rizal Fakhri, , Sem1 2007/2008 1 SUATU ANALISA KINERJA GAS LIFT PADA SUMUR MIRING DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR Gas lift Performance Analysis In Inclined Well Using Simulator Oleh: Rizal Fakhri* Sari Adanya kemiringan pada suatu sumur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... HALAMAN PENGESAHAN.... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH.... HALAMAN PERSEMBAHAN.... KATA PENGANTAR.... RINGKASAN.... DAFTAR ISI.... viii DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR TABEL....

Lebih terperinci

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL AUFA FAUZAN H. 03111003091 TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI Abstrak Pradhita Audi Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI HASIL PERENCANAAN SUCKER ROD PUMP TERPASANG PADA SUMUR TMT-Y DI TAC-PERTAMINA EP GOLWATER TMT

OPTIMASI PRODUKSI HASIL PERENCANAAN SUCKER ROD PUMP TERPASANG PADA SUMUR TMT-Y DI TAC-PERTAMINA EP GOLWATER TMT OPTIMASI PRODUKSI HASIL PERENCANAAN SUCKER ROD PUMP TERPASANG PADA SUMUR TMT-Y DI TAC-PERTAMINA EP GOLWATER TMT PRODUCTION OPTIMIZATION RESULT OF SUCKER ROD PUMP PLAN INSTALLED IN TMT-Y WELLS AT TAC-PERTAMINA

Lebih terperinci

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid

Lebih terperinci

EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD

EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD EVALUATION OF TECHNICAL AND ECONOMIC WELL COMPLETION FOR SIZE TUBING ON

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin maju peradaban manusia, kebutuhan akan energi akan semakin meningkat. Salah satu energi yang selalu diandalkan oleh umat manusia adalah energi dari sektor

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI SUCKER ROD PUMP (SRP) DENGAN MENGACU PADA BREAK EVENT POINT (BEP) SUMUR JRK-X DI PT. PERTAMINA EP REGION SUMATERA FIELD PENDOPO

PENINGKATAN PRODUKSI SUCKER ROD PUMP (SRP) DENGAN MENGACU PADA BREAK EVENT POINT (BEP) SUMUR JRK-X DI PT. PERTAMINA EP REGION SUMATERA FIELD PENDOPO PENINGKATAN PRODUKSI SUCKER ROD PUMP (SRP) DENGAN MENGACU PADA BREAK EVENT POINT (BEP) SUMUR JRK-X DI PT. PERTAMINA EP REGION SUMATERA FIELD PENDOPO IMPROVED PRODUCTION SUCKER ROD PUMP (SRP) WITH REFERENCE

Lebih terperinci

EVALUASI ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) DAN OPTIMASI LAJU PRODUKSI PADA SUMUR TY 008 DI LAPANGAN BALAM PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA SKRIPSI

EVALUASI ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) DAN OPTIMASI LAJU PRODUKSI PADA SUMUR TY 008 DI LAPANGAN BALAM PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA SKRIPSI EVALUASI ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) DAN OPTIMASI LAJU PRODUKSI PADA SUMUR TY 008 DI LAPANGAN BALAM PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA SKRIPSI Disusun Oleh : INTAN PERMATASARI MARYUDHI 113080112/TM PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pompa Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari satu tempat ketempat lainnya, melalui suatu media aluran pipa dengan cara menambahkan energi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN (TM-110)

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN (TM-110) PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN (TM-110) BUKU IV Pengantar Teknik Produksi oleh : Ir. Joko Pamungkas, MT JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya untuk mengisi ketel, mengisi bak penampung (reservoir) pertambangan, satu diantaranya untuk mengangkat minyak mentah

BAB I PENDAHULUAN. misalnya untuk mengisi ketel, mengisi bak penampung (reservoir) pertambangan, satu diantaranya untuk mengangkat minyak mentah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan pompa sangat luas hampir disegala bidang, seperti industri, pertanian, rumah tangga dan sebagainya. Pompa merupakan alat yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump).

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump). BAB II DASAR TEORI 2.1. Dasar Teori Pompa 2.1.1. Definisi Pompa Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pompa Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain yang diinginkan. Pompa beroperasi dengan membuat

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KAPASITAS DAN EFISIENSI POMPA CENTRIFUGAL DENGAN JET-PUMP

MENINGKATKAN KAPASITAS DAN EFISIENSI POMPA CENTRIFUGAL DENGAN JET-PUMP MENINGKATKAN KAPASITAS DAN EFISIENSI POMPA CENTRIFUGAL DENGAN JET-PUMP Suhariyanto, Joko Sarsetyanto, Budi L Sanjoto, Atria Pradityana Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya Email : - ABSTRACT - ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendali suhu Pembatasan suhu sebenarnya adalah pada turbin inlet yang terdapat pada first stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu pengapian

Lebih terperinci

Makalah Pembangkit listrik tenaga air

Makalah Pembangkit listrik tenaga air Makalah Pembangkit listrik tenaga air Di susun oleh : Muhamad Halfiz (2011110031) Robi Wijaya (2012110003) Alhadi (2012110093) Rari Ranjes Noviko (2013110004) Sulis Tiono (2013110008) Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dari suatut empat ketempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.

BAB II DASAR TEORI. dari suatut empat ketempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. BAB II DASAR TEORI 2.1. Dasar Teori Pompa 2.1.1. Definisi Pompa Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatut empat ketempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem Pengisian Konvensional Pembangkit listrik pada alternator menggunakan prinsip induksi yaitu perpotongan antara penghantar dengan garis-garis gaya magnet.

Lebih terperinci

Perencanaan Pengangkatan Buatan dengan Sistim Pemompaan Berdasarkan Data Karakteristik Reservoir

Perencanaan Pengangkatan Buatan dengan Sistim Pemompaan Berdasarkan Data Karakteristik Reservoir Perencanaan Pengangkatan Buatan dengan Sistim Pemompaan Berdasarkan Data Karakteristik Reservoir Artificial Lift Design with Pump System Based On reservoir Characteristics Fitrianti Jurusan Teknik Perminyakan

Lebih terperinci

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

LABORATORIUM SATUAN OPERASI LABORATORIUM SATUAN OPERASI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014 MODUL : Pompa Sentrifugal PEMBIMBING : Ir. Unung Leoanggraini, MT Praktikum : 10 Maret 2014 Penyerahan : 17 Maret 2014 (Laporan) Oleh :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Dalam pengujian ini bahan yang digunakan adalah air. Air dialirkan sling pump melalui selang plastik ukuran 3/4 menuju bak penampung dengan variasi jumlah

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB 5 DASAR POMPA. pompa BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pembangkit Listrik Tenaga Uap merupakan pembangkit yang memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik. Pembangkit

Lebih terperinci

Digital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi

Digital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi Digital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi Oleh: Agus Amperianto, Alfian Mayando, Erick Yosniawan PERTAMINA EP - UNIT BISNIS EP LIRIK Kompleks

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI 3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah

Lebih terperinci

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id POMPA yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id PENGERTIAN KARAKTERISTIK SISTIM PEMOMPAAN JENIS-JENIS POMPA PENGKAJIAN POMPA Apa yang dimaksud dengan pompa dan sistem pemompaan? http://www.scribd.com/doc/58730505/pompadan-kompressor

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 4. Asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan permasalahan pada penelitian ini adalah:

BAB 1. PENDAHULUAN 4. Asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan permasalahan pada penelitian ini adalah: Bab 1 Pendahuluan Pada saat produksi awal suatu sumur minyak, fluida dapat mengalir secara natural dari dasar sumur ke wellhead atau kepala sumur. Seiring dengan meningkatnya produksi dan waktu operasi,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing

BAB V PEMBAHASAN. yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing BAB V PEMBAHASAN Pada lapangan FRY kali ini dipilih 2 sumur untuk dianalisa dan dievaluasi yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing guna memperbaiki kerusakan formasi

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989). Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Enhanced Oil Recovery (EOR) Enhanced oil recovery (EOR) adalah metode yang digunakan untuk memperoleh lebih banyak minyak setelah menurunnya proses produksi primer (secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah alat untuk memindahkan fluida dari tempat satu ketempat lainnya yang bekerja atas dasar mengkonversikan energi mekanik menjadi energi kinetik.

Lebih terperinci

EVALUASI PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK TUA DENGAN WATER CUT TINGGI

EVALUASI PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK TUA DENGAN WATER CUT TINGGI EVALUASI PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK TUA DENGAN WATER CUT TINGGI Agustinus Denny Unggul Raharjo 1* 1 Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknik Perminyakan & Pertambangan, Universitas Papua Jalan

Lebih terperinci

POMPA SENTRIFUGAL. Oleh Kelompok 2

POMPA SENTRIFUGAL. Oleh Kelompok 2 POMPA SENTRIFUGAL Oleh Kelompok 2 M. Salman A. (0810830064) Mariatul Kiptiyah (0810830066) Olyvia Febriyandini (0810830072) R. Rina Dwi S. (0810830075) Suwardi (0810830080) Yayah Soraya (0810830082) Yudha

Lebih terperinci

Pompa Sentrifugal Pesawat Tenaga Bisrul Hapis Tambunan, ST, MT

Pompa Sentrifugal Pesawat Tenaga Bisrul Hapis Tambunan, ST, MT Pompa Sentrifugal Faktor-faktor Pertimbangan Dalam Perencanaan Pompa 1. Sifat-sifat fluida: Berat jenis Untuk head dan kapasitas yang tetap, daya yang diperlukan untuk memompa fluida yang berat jenisnya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Objek Penelitian Bengkel Bintang didirikan oleh bapak Agung Sudibjo yang beralamat di Jln.Sukodono Gesi Km 2, tepatnya di dukuh Siwalan Kelurahan Gesi. Bengkel

Lebih terperinci

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL LOGO POMPA CENTRIFUGAL Dr. Sukamta, S.T., M.T. Pengertian Pompa Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Klasifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PROGRESSIVE CAVITY PUMP (PCP) PADA SUMUR KAS 273, LAPANGAN KENALI ASAM PT PERTAMINA EP ASSET I JAMBI

ANALISIS KINERJA PROGRESSIVE CAVITY PUMP (PCP) PADA SUMUR KAS 273, LAPANGAN KENALI ASAM PT PERTAMINA EP ASSET I JAMBI ANALISIS KINERJA PROGRESSIVE CAVITY PUMP (PCP) PADA SUMUR KAS 273, LAPANGAN KENALI ASAM PT PERTAMINA EP ASSET I JAMBI PERFORMANCE ANALISYS PROGRESSIVE CAVITY PUMP (PCP) WELL KAS 273, KENALI ASAM OIL FIELD

Lebih terperinci

BAB V Hasil Komputasi, Simulasi, dan Analisis

BAB V Hasil Komputasi, Simulasi, dan Analisis BAB V Hasil Komputasi, Simulasi, dan Analisis 5.1 Parameter dan Variabel Optimasi Salah satu variabel yang paling menentukan dalam perhitungan biaya operasi pompa yang telah dijelaskan pada subbab 3.2

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HATOP

Lebih terperinci

Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing

Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing Abstract JEEE Vol. 5 No. 1 Novrianti, Yogi Erianto Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing Novrianti 1, Yogi Erianto 1, Program Studi Teknik Perminyakan

Lebih terperinci

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT MEKANISME KERJA POMPA SENTRIFUGAL RANGKAIAN SERI NAMA : YUFIRMAN NPM : 20407924 PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT JURUSAN TEK NIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2014 LATAR BELAKANG Pompa adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah (sprinkler) adalah salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah (sprinkler) adalah salah satu 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Irigasi Curah Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah (sprinkler) adalah salah satu metode pemberian air yang dilakukan dengan menyemprotkan air ke udara kemudian jatuh

Lebih terperinci

PENULIS. Oleh : Widjianto, S.ST.

PENULIS. Oleh : Widjianto, S.ST. PENULIS Oleh : Widjianto, S.ST. KATA PENGANTAR PENULIS Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan buku siswa ini tepat pada waktunya,

Lebih terperinci