JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA"

Transkripsi

1 1 JURNAL PERSEPSI SISWA TERHADAP PERMAINAN KECIL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 5 PADANG PANJANG STUDENTS PERCEPTION OF SMALL GAME IN THE LEARNING PROCESS OF SPORTS PHYSICAL EDUCATION AND HEALTH AT SMP NEGERI 5 PADANG PANJANG Oleh ALAN PUJA KUSUMA NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2015

2 2

3 3 ABSTRACT Alan Puja Kusuma : Students Perception Of Small Game in the Learning Process Of Sports Physical Education and Health at SMP Negeri 5 Padang Panjang Junior High School 5 Padang Panjang is one of the schools that implement learning activities Penjasorkes. Problems in this study is the number of students who are not serious in implementing the learning process. The purpose of this study was to determine how perceptions of learning penjasorkes in SMP Negeri 5 Padang Panjang. This research type is descriptive, while research conducted in June 2015.Tempat study was conducted in Junior High School 5 Padang Panjang. The study population numbered 834 people. Sampling was done by using purposive sampling, sample obtained amounted to 64 people. Instruments used to collect data is to koesioner / questionnaire. Data were analyzed using descriptive statistics with percentage form with the formula P = F / N x 100%. From the data analysis obtained the following results: 1) of the variable implementation of the game found the total number of "Yes" of 64 respondents was 989 (77.26%) and the total number of "No" of 291 (22.73%) and 2) of the variable found the total number of "Yes" of 64 respondents was 1003 (79.52%) and the total number of "No" of 291 (21.48%) and based on the above description can be categorized being. Keywords : Perception, Small Game i

4 4 DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL ABSTRAK... i DAFTAR ISI... ii A. PENDAHULUAN... 1 B. METODOLOGI PENELITIAN... 6 C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pembahasan... 9 D. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA ii

5 1 A. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan oleh setiap manusia dalam menjalani kehidupannya. Kegiatan pendidikan harus dilakukan secara sadar dengan tujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan untuk mengembangkan potensi diri menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, berilmu pengetahuan, cakap, kraetif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrat, serta bertanggung jawab. Pendidikan merupakan salah satu bidang pembangunan nasional yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan juga meningkatkan sumber daya manusia yang baik dan untuk mewujudkan pembangunan nasional. Sebagaimana dicerminkan dalam rumusan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003 : 8 ) bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrat serta bertanggung jawab. Sehubungan hal diatas, terbukti bahwa pendidikan merupakan salah satu aspek yang senantiasa sangat dibutuhkan oleh setiap manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini.usaha yang dilakukan manusia dibidang pendidikan selalu berkesinambungan, berkembang dan selalu mengalami perubahan-perubahan mengikuti era globalisasi menuju kepada suatu tujuan yang telah digariskan dalam tujuan pendidikan nasional.begitu pentingnya

6 2 pendidikan bagi manusia, sehingga pemerintah selalu memberikan kesempatan kepada seluruh warga negaranya untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Hal ini sesuai dengan pasal 31 ayat 1 dan 2 didalam Undangundang Dasar 1945 yakni : (1) tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran. (2) pemerintah mengesahkan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dalam Undang-Undang. Kemudian bukti dari kesungguhan pemerintah dalam menangani pendidikan ini maka dikeluarkannya Undang-Undang Keolahragaan BAB VII pasal 25 ayat 2, yang berbunyi : pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun dosen olahraga yang berkualifikasi yang memiliki sertifikat kompetensi serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Maka dari itu pendidikan perlu dipupuk, dibina dan dikembangkan sedini mungkin dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa termasuk didalamnya pendidikan jasmani dari sekian banyak mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik.pendidikan jasmani merupakan bidang studi yang wajib diikuti oleh peserta didik disekolah.hal ini mengacu dalam pendidikan nasional terutama dalam pendidikan jasmani seperti yang telah ditetapkan dalam GBHN TAP MPR No. IX/MPR/1999 tentang pemuda olahraga yakni : Menumbuhkan budaya olahraga untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup, harus dimulai sejak dini melalui pendidikan olahraga disekolah dan masyarakat

7 3 Mata pelajaran pendidikan jasmani adalah salah satu bagian pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktifitas jasmani, pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani baik mental, sosial, serta emosional yang serasi dan seimbang.( Suparman, 1995 : vii ). Dari kutipan diatas, situasi-situasi yang telah dijabarkan tersebut tidak akan tercapai dengan semestinya, apabila tanpa pembelajaran pendidikan serius yang dilakukan oleh guru maupun peserta didiknya itu sendiri, yakni dengan didukung situasi belajar yang dinamis, efektif dan efisien. Karena pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah memegang peranan penting dalam pembentukan peserta didik, menuju karakter sebagaimana yang diinginkan. Jadi, dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani erat hubungannya dengan sukses tidaknya pembelajaran tersebut. Jika kesehatan anak terganggu, sudah tentu proses belajar mengajar akan terganggu pula. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Slameto ( 1991 : 54 ) bahwa: Proses belajar mengajar terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badan lemah, kurang darah atau ada gangguan-gangguan, kelainan-kelainan fungsi alat indra serta tubuhnya. Pendidikan jasmani telah melaksanakan semua aspek yang dibutuhkan oleh peserta didiknya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu partisipasi serta kerja sama berbagai pihak yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan dan kemajuan pendidikan khususnya pendidikan jasmani, terbukti pendidikan dilaksanakan mulai dari sekolah sebagai lembaga formal sampai ke lembaga non formal

8 4 atau dikenal dengan pendidikan luar sekolah. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan tempat pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan semenjak sekolah dasar sampai keperguruan tinggi, baik dari institusi umum maupun institusi agama seperti pesantren maupun madrasah yang telah disamaratakan kedudukannya oleh pemerintah dengan sekolah umum, sejak diberlakukannya Undang-undang No. 2 Tahun 1989 yang telah menjadikan madrasah merupakan bagian dari sistem nasional. Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan yang dilaksanakan pada SMP saat ini berorientasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 yang telah merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).Adapun tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan adalah agar peserta didik mempunyai kemampuan sebagai berikut : 1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga terpilih, 2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis yang lebih baik, 3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar, 4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, 5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis, 6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga kesehatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan, 7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga dilingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta memiliki sifat yang positif ( Depdiknas, 2006 : 1 ) Pada saat ini banyak terjadi penyempurnaan kurikulum, ini diharapkan dapat mencapai tujuan dan sasaran dari Pendidikan Jasmani Olahraga dan

9 5 Kesehatan dalam rangka usaha untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan seorang guru harus memberikan materi yang baik, sehingga materi tersebut dapat diterima dengan baik pula oleh peserta didik. Salah satunya adalah dengan memberikan kesempatan dan mengarahkan kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas gerak sebanyak mungkin Permainan kecil merupakan salah satu cara dalam mencapai tujuan agar siswa dapat melakukan gerak sebanyak mungkin. Menurut Syamsir Aziz (2005:3) dalam bukunya tentang Peembelajaran Permainan Kecil menyebutkan bahwa permainan kecil adalah permainan yang membantu berkembangnya domain kognitif, efektif, psikomotor serta sosial emosionalnya.sarana dan Prasarana dan peraturan permainan serta jumlah peserta permainan yang dipakai tidak ditentukan oleh suatu peraturan resmi. Memberikan permainan kecil dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan suatu strategi untuk membantu proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang menunjang untuk mencapai tujuan pendidikan. Dimana permainan ini juga merupakan alat mendidik anak. Menurut dalam Teori Gross yang menyebutkan bahwa bermain merupakan alat yang berguna membantu tercapainya tujuan pendidikan Soemitro (1992 : 9 ). Jadi dapat dijelaskan bahwa melalui permainan kecil dapat membantu mencapai tujuan pendidikan melalui pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.dalam waktu bermain semua

10 6 fungsi baik itu jasmani maupun rohani anak itu terlatih.melalui permainan kecil siswa dapat bergerak dengan bebas, karena dengan permainan kecil siswa dapat aktif baik kelompok maupun individu.dengan adanya permainan kecil ini siswa bisa mengeluarkan bakat, minat yang tidak pernah mereka salurkan. Selanjutnya metode permainan kecil ini juga sangat cocok untuk dikembangkan dalam pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah.permainan kecil dapat menciptakan peserta didik selalu senang bergerak dan aktif dalam melakukan aktivitas jasmani. Seorang guru harus mampu menciptakan suatu permainan kecil untuk memodifikasi bentukbentuk permainan dengan materi yang akan diajarkan, mulai dari tradisional maupun modern, terutama buat sekolah yang kurang dengan sarana prasarana disekolah. Maka pihak guru bisa memodifikasi permainan tersebut. Dengan demikian, permainan kecil tidak hanya digunakan dalam pemanasan tetapi juga digunakan dalam pemberian materi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan ini, dimana tujuan pemberinya adalah melalui permainan sederhana yang diberikan peserta didik agar peserta didik mempunyai semangat dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, dan bagaimana peserta didik dapat menemukan teknik tentang materi pelajaran yang diberikan sewaktu melakukan permainan tersebut sebelum gurunya menjelaskan lebih lanjut.

11 7 B. METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Arikunto (2010: 3) menyatakan bahwa Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan, atau wilayah tertentu". Jadi Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud membuat deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadiankejadian dalam wilayah tertentu. Berdasarkan penjelasan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk memaparkan gambaran mengenai persepsi siswa terhadap permainan kecil dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMP Negeri 5 Padang Panjang. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang berada dalam suatu wilayah, lapangan, atau area yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Menurut Arikunto (2010: 173) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan uraian di atas maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik di SMP Negeri 5 Padang Panjang. Populasi dari seluruh siswa SMP Negeri 5 Padang Panjang adalah 834 orang, maka diambil sampel dengan menggunakan sampel adalah Teknik Random Samplingsebesar 10% dari jumlah populasi setiap masing-masing kelas. Dari hasil pengambilan yang menggunakan teknik random sampling 10% tersebut didapat sampel 64 orang dari jumlah keseluruhan populasi sebanyak 834 orang.arikunto ( 1992 : 34 ) mengemukakan bahwa populasi yang kurang dari seratus lebih baik diambil

12 8 semuanya menjadi sampel sehingga penelitiannya berupa populasi. Apabila populasinya lebih dari seratus, maka bisa diambil 10-20%, 20-25% dan seterusnya. Dalam penelitan ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket/kuesioner. Menurut Arikunto (2010: 194) meyatakan bahwa Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk meperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Penjelasan tersebut menyatakan bahwa angket/kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan cara memberi pertanyaan tertulis yang relevan guna memperoleh inforamasi dari responden. Maka dalam penelitian ini untuk memperoleh data tentang persepsi siswa terhadap permainan kecil dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMP Negeri 5 Padang Panjang. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut adalah angket/kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih.sedangkan skala pengukuran yang dingunakan pada penelitian ini adalah skala Guttman dengan memiliki dua jawaban yaitu Ya dan Tidak. Pengumpulan data dengan menggunakan angket/kuesioner dilakukan dengan cara menyebarkan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik yang terpilih sebagai responden yang sesuai dengan indikator yang diteliti. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik distribusi frekuensi (statistik deskriptif) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

13 9 Keterangan : P = Persentase jawaban f = frekuensi sampel yang disajikan n = jumlah sampel yang disajikan responden C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil penelitian a. Variabel Pelaksanaan Permainan Untuk variabel pelaksanaan permainan didalam pelaksanaan pembelajaran penjasorkes di SMP N 5 Padang Panjang, diberikan 20 pertanyaan kepada 64 orang siswa yang dijadikan sebagai responden. Nilai tertinggi dari 64 responden adalah pada soal No. 1 yaitu siswa menjawab YA sebanyak 64 orang (100%) dan tidak ada siswa ( 0% ) yang menjawab TIDAK. Dan untuk nilai terendah adalah pada soal 4 yaitu yang menjawab YA 23 orang ( 35,94% ) dan yang menjawab TIDAK 41 orang ( 64,06 % ). Dari jumlah total jawaban YA dari 64 responden adalah 989 (77,26 %) dan jumlah jawaban Tidak sebesar 291 (22.73%), dengan demikian diperoleh tingkat capaian variabel pelaksanaan permainan, dalam pembelajaran penjasorkes sebesar 77.26% tergolong Baik.

14 10 b. Variabel Sasaran yang Ingin Dicapai Untuk variabel sasaran yang ingin dicapai didalam pelaksanaan permainan kecil Penjasorkes Pada siswa SMP Negeri 5 Padang Panjang, diberikan 20 pertanyaan kepada 64 orang siswa yang dijadikan sebagai responden, ditemukan jumlah total jawaban Ya dari 64 orang responden adalah 1003 ( 79,52% ) dan jumlah total jawaban Tidak sebesar 291 ( 21,48 % ), dengan demikian diperoleh tingkat capaian variabel sasaran yang ingin dicapai, dalam pelaksaan pembelajaran penjasorkes sebesar (79,52%) dengan kategori Baik. 2. Pembahasan 1. Pelaksanaan Permainan Faktor pelaksanaan permainan merupakan salah satu unsur yang menentukan dalam keberhasilan pembelajaran penjasorkes pada siswa SMP N 5 Padang Panjang.Pelaksanaan permainan merupakan salah satu faktor yang dominan dalam pembelajaran Penjasorkes.Dalam hal ini pelaksanaan permainan merupakan komponen yang sangat menentukan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.siswa harus serius dalam pelaksanaan permainan agar dengan pelaksanaan permainan yang baik akan dapat meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran Penjasorkes.

15 11 Carvey dalam Toho dan Gusril ( 2004 : 104 ) mendeskripsikan karakteristik bermain sebagai berikut: 1) bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan dan menggembirakan, 2) bermain tidak mempunyai tujuan yang ekstrisik, 3) bermain sesuatu yang spontan dan sukarela, 4) bermain melibatkan beberapa kegiatan, 5) bermain mempunyai hubungan yang sistematis. Aktivitas bermain menurut Matakupan dalam Gusril ( 2004: 10 ) adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh karena disenangi, sedangkan menurut Seefelt dan Barbaur dalam Gusril ( 2004:10 ) aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang spontan pada masa anak-anak yang menghubungkan dengan kegiatan orang dewasa dan lingkungan termasuk didalamnya imajinasi, penampilan anak dengan menggunakan seluruh perasaan, tangan atau seluruh badan. Salah satu permainan yang sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran Penjasorkes adalah dalam bentuk permainan kecil.dalam permainan kecil peraturan permainan dan sarana prasarana serta jumlah peserta permainan ini tidak ditentukan oleh suatu peraturan resmi.permainan kecil juga dapat diartikan sebagai suatu permainan yang sederhana dimana didalamnya tidak terdapat peraturan yang ditentukan. Jadi, permainan ini dapat diciptakan oleh siapa saja yang akan memakainya baik anak didik maupun guru yang akan memberikan pembelajaran pada anak didiknya. Dalam permainan ini

16 12 diusahakan agar permainanya menarik dan bisa menggembirakan semua anak didik dan semua anak dapat bergerak banyak dan bersosialisasi dengan temannya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada SMP N 5 Padang Panjang pelaksanaan permainan siswa berada pada kategori Baik, sesuai dengan hasil temuan tingkat capaian tentang variabel sasaran yang ingin dicapai yaitu sebesar 79,52% artinya pelaksanaan permainan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes di sekolah tersebut berada pada klasifikasi baik, sehingga perlu untuk dipertahankan bahkan juga perlu ditingkatkan agar menjadi lebih baik lagi dengan cara memberikan bermacam variasi aturan dan bentuk permainan, agar hasil belajar maksimal yang diharapkan akan dapat tercapai. 2. Sasaran yang Ingin Dicapai Faktor sasaran yang ingin dicapai merupakan salah satu unsur penting yang harus diperhatikan dalam Penjasorkes pada SMP N 5 Padang Panjang. Dalam pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes di sekolah guru harus memiliki indikator yang harus dicapai oleh siswa selama mengikuti pembelajaran penjasorkes agar guru dapat mengukur sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukannya termasuk juga dalam memberikan permainan kepada siswa dalam pembelajaran penjasorkes guru juga harus mempunyai sasaran yang ingin dicapai. Sasaran tersebut bisa berupa keaktifan

17 13 siswa dalam mengikuti permainan maupun pencapaian teknik yang diajarkan melalui kegiatan bermain tersebut, tanpa adanya sasaran atau indikator yang harus dicapai oleh siswa maka guru akan mengalami untuk mengetahui tingkat keberhasil proses belajar mengajar yang diberikannya sehingga guru juga akan mengalami kesulitan dalam memberikan evaluasi. Dari uraian pada halaman sebelumnya jelas bahwa, tanpa ada sasaran yang ingin dicapai akan dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada SMP N 5 Padang Panjang sebagian besar siswa menyatakan sasaran yang ingin dicapai sudah memadai berada pada kategori baik, sesuai dengan hasil temuan tingkat capaian tentang variabel sasaran yang ingin dicapai yaitu sebesar (76.01% ) dengan demikian dapat dikatakan bahwa sasaran yang ingin dicapai di SMP N 5 Padang Panjang sudah mendukung untuk kegiatan pembelajaran Penjasorkes disekolah tersebut, sehingga perlu untuk dipertahankan dan ditingkatkan agar keberhasilan proses pembelajaran dapat terus ditingkatkan.

18 14 D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Persepsi Siswa terhadap Permainan Kecil dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMP Negeri 5 Padang Panjang dapat diambil kesimpulan Variabel pelaksanaan permainan diperoleh skor 77,26 % berada pada kategori baik,sehingga perlu untuk dipertahankan.variabel sasaran yang ingin dicapai di peroleh tingkat capaian 79, 52% berada pada kategori baik.artinya sasaran yang ingin dicapai dalam pembelajaaran Penjasorkes sudah berada pada kategori baik sehingga perlu untuk dipertahankan. 2. Saran Diharapkan guru Penjasorkes terutama sekali pada SMP Negeri 5 Padang Panjang untuk dapat membangkitkan motivasi siswanya dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes dan juga permainan yang diberikan dalam pembelajaran Penjasorkes.Diharapkan pada instansi terkait seperti dinas pendidikan dan juga Kepala Sekolah untuk dapat terus melengkapi sarana prasarana dalam pembelajaran penjasorkes agar siswa dapat belajar dengan optimal.kepada Orang tua siswa SMP Negeri 5 Padang Panjang agar dapat memberikan dukungan kepada anaknya dalam mengikuti kegiatan di sekolah, selagi kegiatan yang dilakukan anak itu baik, positif akan dapat memberikan keuntungan bagi dirinya.

19 15 DAFTAR PUSTAKA Depdiknas RI. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Siste Pendidikan Nasional. Jakarta, Depdiknas Slameto Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Bulan Bintang Suharsimi Arikunto Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Rieka Cipta Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratek. Jakarta: Bina Aksara Suparman Angkasa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Syamsir Aziz, Pembelajaran Permainan Kecil. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Undang-Undang Sisdiknas UU RI No. 20 tahun 2003, Jakarta: Grafika

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMP NEGERI 3 PAINAN KAB. PESISIR SELATAN JURNAL

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMP NEGERI 3 PAINAN KAB. PESISIR SELATAN JURNAL PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMP NEGERI 3 PAINAN KAB. PESISIR SELATAN JURNAL Oleh: NOFRINDO SANDRA NIM. 18786 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU DAN MOTIVASI SISWA SERTA SARANA DAN PRASARANA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES KELAS IV DAN V DI SD NEGERI 22 ANDALAS PADANG

KEMAMPUAN GURU DAN MOTIVASI SISWA SERTA SARANA DAN PRASARANA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES KELAS IV DAN V DI SD NEGERI 22 ANDALAS PADANG Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 1/2017) 90-97 91 KEMAMPUAN GURU DAN MOTIVASI SISWA SERTA SARANA DAN PRASARANA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES KELAS IV DAN V DI SD NEGERI 22 ANDALAS PADANG Oleh Nia

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT 78 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT mimiyulianti15@yahoo.com Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi FKIP

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 3 (7) (2014) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI PERMAINAN POS PATAHAN PADA

Lebih terperinci

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani 59 Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 60-63 PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA SISWA SEKOLAH NEGERI DAN SWASTA TERHADAP PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera globalisasi, memerlukan pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara dan penyiapan tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Lebih terperinci

HAMBATAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 PONTIANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH

HAMBATAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 PONTIANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH HAMBATAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 PONTIANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH ALBERTUS F 38108032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar sebagai tahap pertama pendidikan, seyogyanya dapat memberikan landasan yang kuat untuk tingkat selanjutnya. Dengan demikian sekolah dasar harus

Lebih terperinci

PENERAPAN PROFESIONALITAS GURU PENJASORKES DI SMP NEGERI KECAMATAN V KOTO TIMUR KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENERAPAN PROFESIONALITAS GURU PENJASORKES DI SMP NEGERI KECAMATAN V KOTO TIMUR KABUPATEN PADANG PARIAMAN Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 1/2017) 10-21 10 PENERAPAN PROFESIONALITAS GURU PENJASORKES DI SMP NEGERI KECAMATAN V KOTO TIMUR KABUPATEN PADANG PARIAMAN Oleh Arisman Universitas PGRI Palembang

Lebih terperinci

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara, melalui pendidikan yang baik sebuah Negara dapat berkembang

Lebih terperinci

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN Tingkat Pengetahuan Peserta...(Novianta Wahyu Prasetiawan)1 TINGKAT PENGETAHUAN PESERTA DIDIK TERHADAP MATERI PERMAINAN BOLA BESAR DALAM EMBELAJARAN PENJASORKES KELAS XI DI SMA N 1 PRAMBANAN KLATEN LEVEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya salah satunya melalui pendidikan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya suatu negara diukur melalui sistem pendidikannya, pendidikan juga tumpuan harapan bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang apalagi diera globalisasi

Lebih terperinci

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 Oleh : Dhiah Ristyandari, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang memerlukan proses, waktu dan melibatkan banyak faktor serta

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL Oleh: DONI HERIANTO NPM: 12060106 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya untuk menjembatani antara kondisi objektif yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, BAB

Lebih terperinci

E-JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : WENI YUNIARTI

E-JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : WENI YUNIARTI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, MINAT BELAJAR, DAN CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PELAJARAN EKONOMI DI KELAS X PEMASARAN SMK N 4 PADANG E-JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan nasional di era globalisasi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mensukseskan rencana pemerintah dalam membentuk manusia Indonesia yang bermoral dan berkualitas maka pengembangan dunia pendidikan sangat diperlukan. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut biasa dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi

Lebih terperinci

TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL

TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Olahragasebagai salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu negara. Melalui pendidikan harkat dan martabat bangsa dapat ditingkatkan, sehingga tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan jaman yang semakin maju dibidang ilmu maupun teknologi akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu diperlukan

Lebih terperinci

THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL

THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL Hijir Kurniati1, Muslim1, Hendrizal1 1Program Pancasila The Educational and citizenship

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal penting dalam keberlangsungan dan perkembangan hidup manusia, karena di dalam proses pendidikan setiap orang akan mendapatkan pengetahuan,

Lebih terperinci

FAKROR PENYEBAB RENDAHNYA HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VIII DI SMP N 31 PADANG

FAKROR PENYEBAB RENDAHNYA HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VIII DI SMP N 31 PADANG FAKROR PENYEBAB RENDAHNYA HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VIII DI SMP N 31 PADANG JURNAL ELVA SUSANTI NIM. 08030116 Pembimbing I Pembimbing II Drs. Ridwan Ahmad Yeni Erita M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan dan kemajuan manusia. Pendidikan berfungsi menyiapkan generasi yang terdidik, mandiri dan memiliki keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan bangsa. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk menjadi warga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program pendidikan jasmani (penjas) dan olahraga di sekolah diarahkan pada potensi aspek-aspek pembangunan utuh peserta didik. Prosesnya lebih mengutamakan pada

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : LINDA FITRIA / 2011

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : LINDA FITRIA / 2011 PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PEMBINAAN KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS MAHASISWA BARU (PKMB) OLEH PANITIA DI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 4 (10) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR LEMPAR TANGKAP BOLA MELALUI PERMAINAN LETABOTAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional. Melalui

Lebih terperinci

MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SDN 22 SERINGKUYANG KECAMATAN MENJALIN

MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SDN 22 SERINGKUYANG KECAMATAN MENJALIN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SDN 22 SERINGKUYANG KECAMATAN MENJALIN Yosep Laurensius G.M, Imran, Wiwik Yunintaningrum Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP Untan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional. Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang khususnya bidang pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan nasional di era globalisasi.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maju mundurnya suatu bangsa ditandai oleh sumber daya manusia yang bermutu. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang bermutu, itu diperlukan suatu upaya melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan di Negara kita, sehingga pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap pendidikan. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang baik mengutamakan proses pembinaan yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan yang dilakukan di Indonesia merupakan pendidikan yang mengarah pada

Lebih terperinci

Keywords : Learning Implementation of Construction Engineering and Student Perceptions

Keywords : Learning Implementation of Construction Engineering and Student Perceptions Persepsi (Wahyu Eko Martanto) 1 PERSEPSI SISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN ILMU BANGUNAN DI SMK N 2 KLATEN STUDENT PERCEPTION OF LEARNING IMPLEMENTATION OF CONSTRUCTION ENGINEERING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan tentu sudah tidak asing lagi, begitu juga di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Penyeragaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN IPA PADA SMK NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL USMAN NIM.

PERSEPSI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN IPA PADA SMK NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL USMAN NIM. PSPSI SISWA THADAP MATA PLAJAAN IPA PADA SMK NGI DAN SWASTA DI KCAMATAN IV JUAI KABUPATN PSISI SLATAN JUNAL USMAN NIM. 09010314 POGAM STUDI PNDIDIKAN BIOLOGI SKOLAH TINGGI KGUUAN DAN ILMU PNDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses optimalisasi potensi anak ke arah pencapaian kemampuan sebagai standar atau output hasil belajar, sesuai dengan

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 4 (1) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW MELALUI PERMAINAN BOLA BEREKOR

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Studi Situs di SMA PGRI 1 Karangmalang Sragen) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa dan memegang peranan penting dalam mengupayakan sumber

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL Diajukansebagaisalahsatusyaratuntukmemperoleh GelarSarjanaPendidikan S1 ( strata satu) SUCI RAHMADANI NIM.11030016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek utama dalam pengembangan diri manusia dan sebagai jembatan untuk meningkatkan pengetahuan. Di era yang semakin modern dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan

Lebih terperinci

OLEH : RENDI OKTA SELGA NPM

OLEH : RENDI OKTA SELGA NPM STUDI TENTANG PELAKSANAAN KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR SESUAI KTSP 2006 JURNAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia sangat dibutuhkan oleh setiap negara baik untuk negara yang sudah maju maupun yang sedang berkembang. Oleh karena itu, agar menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program pembangunan nasional, karena pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan pembangunan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan di segala bidang. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia menitikberatkan pada peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah, I. PENDAHULUAN Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Hal lain yang perlu dibahas pada bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini zaman semakin berkembang pesat, hal ini ditandai dengan adanya globalisasi. Globalisasi berarti tiap negara bebas untuk mengembangkan usaha di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang dengan menempatkan pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Guru Memperoleh

Lebih terperinci

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi* PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG Oleh : Ismi Auldra Efendi* Asmaiwaty Arief** Nofrita** * Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS EKONOMI KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 JATIROTO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: SRI BANDIYAH A

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: SRI BANDIYAH A PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI JURUSAN IPS SMA N 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI JURNAL PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI (Studi pada Guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga SMP se- Kecamatan Prambon Tahun Ajaran 2016/2017) PERCEPTION OF CLASS VIII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja (terkontrol, terencana dengan sadar dan secara sistematis) diberikan kepada anak didik oleh pendidik agar anak didik dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembelajaran untuk menunjang kelancaran jalannya

Lebih terperinci

PENYEBAB KETIDAKHADIRAN PESERTA DIDIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 11 PADANG. Oleh. Mita Fauzia. Afrizal Sano. Ahmad Zaini ABSTRACT

PENYEBAB KETIDAKHADIRAN PESERTA DIDIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 11 PADANG. Oleh. Mita Fauzia. Afrizal Sano. Ahmad Zaini ABSTRACT PENYEBAB KETIDAKHADIRAN PESERTA DIDIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 11 PADANG Oleh Mita Fauzia Afrizal Sano Ahmad Zaini ABSTRACT This study aimed to describe the causes of absenteeism of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam tatanan hidup berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia, pendidikan telah diatur dalam berbagai peraturan perundangundangan seperti yang tercantum di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan perkembangan era globalisasi sekarang ini diperlukan upaya yang signifikan khususnya bagi generasi penerus sebab akan membawa dampak kemajuan diberbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah yang luas dan komplek, Indonesia harus bisa menentukan prioritas atau pilihan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan merupakan salah satu pilar utama

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Sri Mahidar Kanjun SD Negeri 054931 Batu Melenggang, kab. Langkat Abstract: This study aims to determine the improvement

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses yang melibatkan

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN ANAK KE SEKOLAH LABORATORI OLAHRAGA BOLA VOLI (SELABORA) FIK UNY

LATAR BELAKANG ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN ANAK KE SEKOLAH LABORATORI OLAHRAGA BOLA VOLI (SELABORA) FIK UNY Latar Belakang Orang Tua Mengikutsertakan...(Ryn Mifta) 1 LATAR BELAKANG ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN ANAK KE SEKOLAH LABORATORI OLAHRAGA BOLA VOLI (SELABORA) FIK UNY THE PARENT S MOTIVE IN JOINING THEIR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat

Lebih terperinci

PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SD NEGERI 05 KALUMBUK KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG JURNAL

PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SD NEGERI 05 KALUMBUK KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG JURNAL PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SD NEGERI 05 KALUMBUK KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG JURNAL FEBRI KURNIAWAN NIM. 53333 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WATES TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WATES TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET Faktor-Faktor yang...(aditya Bayu)1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WATES TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET THE INFLUENCES FACTORS OF STUDENTS PERCEPTION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan proses yang sangat berperan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui proses pendidikan manusia dididik dan dibina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak secara global, seperti persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satu diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci