BAB VI DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN"

Transkripsi

1 BAB VI DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi kemajuan industri dan teknologi berdampak positif terhadap lingkungan hidup karena meningkatkan kualitas hidup manusia. Namun pada sisi lain manusia juga mulai ketakutan akan adanya pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh kemajuan industri dan teknologi tersebut. Hal ini mudah dipahami karena apabila lingkungan telah tercemar maka daya dukung alam bagi kelangsungan hidup manusia akan terganggu. Kalau hal ini sampai terjadi maka usaha untuk meningkatkan kualitas hidup atau kenyamanan hidup manusia akan gagal. Dampak pencemaran lingkungan tidak hanya berpengaruh dan berakibat kepada lingkungan alam saja, akan tetapi berakibat dan berpengaruh pula terhadap kehidupan tanaman, hewan dan juga manusia. Kalau lingkungan alam telah tercemar sudah barang tentu tanaman yang tumbuh di lingkungan tersebut akan ikut tercemar; demikian pula dengan hewan yang hidup di situ. Pada akhirnya manusia sebagai makhluk hidup yang omnivora akan ikut pula merasakan dampak pencemaran tersebut. Pencemaran yang masuk melalui jalur makanan dan berada dalam daur pencemaran lingkungan, cepat atau lambat akan sampai juga dampaknya kepada manusia. Namun ada juga pencemaran yang hanya langsung dirasakan manusia saja, sedangkan tanaman tidak merasakannya. Sebagai contoh adalah pencemaran karena bunyi (kebisingan). Kalau kebisingan dianggap sebagai pencemaran udara, maka yang me-rasakan dampaknya hanyalah manusia (terutama) dan mungkin juga hewan. Pada masalah kebisingan ini tanaman tidak merasakan dampaknya.untuk memudahkan pembahasan masalah dampak pencemaran lingkungan ini, pembahasannya akan dibagi melalui urutan sebagai berikut: 1. Dampak pencemaran udara.

2 2. Dampak pencemaran air. 3. Dampak pencemaran daratan. Walaupun sasaran utama pembahasan ini adalah bagaimana pengaruh dampak pencemaran terhadap kehidupan manusia, namun akan dilihat juga secara sepintas pengaruh dampak pencemaran tersebut terhadap lingkungan hidup lainnya. A. Dampak Pencemaran Udara Dampak pencemaran udara saat ini merupakan masalah serius yang dihadapi oleh negara-negara industri. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara ternyata sangat merugikan. Pencemaran tersebut tidak hanya mempunyai akibat langsung terhadap kesehatan manusia saja, akan tetapi juga dapat merusak lingkungan lainnya, seperti hewan, tanaman, bangunan gedung dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1980, kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai angka kurang lebih orang. Angka tersebut cukup mengerikan karena bersaing keras dengan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit lainnya, seperti kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung, kanker, AIDS dan lain sebagainya. Menurutpara ahli, pada sekitar tahun 2000-an kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara akan mencapai angka orang per tahunnya. Selama 20 tahun angka kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara naik mendekati 14 % atau mendekati 0,7% per tahun. Selain itu kerugian materi yang disebabkan oleh pencemaran udara, apabila diukur dengan uang, dapat mencapai sekitar juta US dollar pertahun; suatu angka yang sangat berarti bila dibelanjakan untuk kesejahteraan umat manusia. Komponen pencemar udara tersebut dapat mencemari udara secara sendirisendiri ataupun secara bersama-sama. Keadaan terakhir adalah yang pada umumnya terjadi dan paling banyak dijumpai. Pada bagian ini akan diuraikan satu persatu dampak pencemaran udara yang diakibatkan oleh masing-masing komponen pencemar udara. 1. Dampak Pencemaran oleh Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berbau, tidal berasa dan juga tidak berwarna. Oleh karena itu lingkungan yang telah tercemar oleh gas CO tidak dapat dilihat oleh mata. Gas CO dapatberbentuk cairan pada suhu -192 C. Di udara

3 gas CO terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya sekitar 0,1 ppm. Didaerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat konsentrasi gas CO berkisar antara ppm. Sudah sejak lama diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak (konsentrasi tinggi) dapat menyebabkan gangguan kesehatan, bahkan juga dapat menimbulkan kematian. Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam parupan. akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah Seperti halnya Oksigen, gas CO mudah bereaksi dengan darah (hemoglobin): Hemoglobin +O 2 --> 0 2 Hb (Oksihemoglobin). Hemoglobin + CO --> COHb (Karboksihemoglobin). Ternyata ikatan karbon monoksida dengan darah (karboksihemoglobin) jauh lebih stabil dari pad aikatan oksigen dengan darah (oksihemoglobin). Kestabilan karboksihemoglobin kira-kira 140 kali kestabilan oksihemoblogin. Keadaan ini menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap gas CO dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu. Dalam keadaan normal hemoglobin berfungsi sebagai pembawa atau pengangkut oksigen (O 2 ) dalam bentuk oksihemoglobin dari paru-paru untuk dibagikan kepada selsel tubuh yang memerlukannya. Selain dari itu, hemoglobin juga berfungsi mengambil gas CO 2 (karbondioksida) hasil pembakaran didalam tubuh (dari sel-sel) dalam bentuk karbodioksihemoglobin untuk dibuang keluar melalui paru-paru. Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap oleh manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Konsentrasi CO sebanyak 1000 ppm dan waktu paparan (kontak) selama 1 jam menyebabkan pusing dan kulit berubah menjadi kemerah-merahan. Untuk paparan yang sama dengan konsentrasi CO 1300 ppm, kulit akan langsung berubah menjadi merah tua dan disertai rasa pusing yang hebat. Untuk keadaan yang lebih tinggi lagi, akibatnya akan lebih fatal, yaitu kematian. Bagaimana diagram aliran darah dalam fungsinya sebagai pengangkut oksigen untuk dibagikan ke bagian tubuh yang memerlukan oksigen, maupun fungsinya

4 sebagai pengambil karbondioksida yang dihasilkan oleh bagian tubuh untuk dibuang keluar melalui paru-paru. Ikatan karbon monoksida dengan darah (hemoglobin) yangbegitu kuat, kurang lebih 140 kali lebih kuat dari ikatan oksigen dengan darah, menyebabkan darah tidak berfungsi normal sebagai pengangkut oksigen manakala karbon dioksida masuk ke dalam darah. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama untuk manusia yang satu dengan yang lain. Daya tahan tubuh manusia ikut menentukan toleransi tubuh terhadap pengaruh adanya karbon monoksida. Para olahragawan pada umumnya mempunyai toleransi yang tinggi terhadap racun gas karbon monoksida. Orangyangmenderita kekurangan darah (anemia) dan anak-anak akan mudah keracunan gas karbon monoksida. Keracunan gas monoksida (CO) dapat ditandai dari keadaan yang ringan, berupa pusing, sakit kepala danmual. Keadaan yang lebih berat dapat berupa menurunnya kemampuan gerak tubuh, gangguan pada sistem kardiovaskular, serangan jantung sampai pada kematian. Pertolongan bagi orangyang keracunan gas karbon monoksidapada tingkatyang relatif masih ringan dapat dilakukan dengan membawa korban ke tempat yang berudara terbuka (segar) dan memberikan kesempatan kepada korban untuk bernafas dalam-dalam. Masuknya udara segar (oksigen) ke dalam tubuh korban akan mengubah karboksihemoglobin menjadi oksihemoglobin berdasarkan reaksi keseimbangan berikut ini: COH b + O 2 O 2 Hb + CO Walaupun dikatakan bahwa reaksi tersebut di atas adalah reaksi keseimbangan, namun apabila udara yang masuk ke dalam tubuh cukup banyak maka pada akhirnya reaksi akan bergeser terus di kanan sampai semua karboksihemoglobin habis menjadi oksihemoglobin yang memang diperlukan oleh tubuh manusia. Pada umumnya keracunan gas karbon monoksida tidak bersifat komulatif. Kerusakan permanen hanya terjadi apabila ada sel vital (contohnya sel-sel otak) yang mengalami kekurangan oksigen dalam waktu yang relatif cukr lama. Konsentrasi gas karbon monoksida (CO) di udara secara langsung akan mempengaruhi konsentrasi karboksihemoglobin (COHb). Bila konsentrasi gas CO di udara tetap maka konsentrasi COHb di dalam darah akan mencapai keseimbangan tertentu dan akan tetap bertahan selama tidak ada perubahan pada konsentrasi CO di udara. Dalam

5 keadaan normal sebenarnya darah sudah mengandung COHb sebanyak 0,5%, berasal dari proses metabolisme di dalam tubuh, terutama merupakan hasil pemecahan heme komponen hemoglobin dalam darah itu sendiri, ditambah lagi dari konsentrasi CO yang terdapat di udara dalam konsentrasi rendah. Hubungan antara konsentrasi COHb dalam darah dengan konsentrasi CO di udara (<100 ppm) adalah sebagai berikut: % COHb dalam darah = 0,16 (konsentrasi CO di udara) + 0,5 Konsentrasi gas CO di suatu ruang akan naik bila di ruang ituada orang yang merokok. Orang yang merokok akan mengeluarkan asap rokok yang mengandung gas CO dengan konsentrasi lebih dari ppm yang kemudian menjadi encer, sekitar ppm selama dihisap. Konsentrasi gas CO yang tinggi di dalam asap rokok menyebabkan kandungan COHb dalam darah orang yang merokok jadi meningkat. Keadaan ini sudah barang tentu sangat membahayakan kesehatan orang yang merokok. Orang yang merokok dalam waktu yang cukup lama (perokok berat) konsentrasi COHb dalam darahnya sekitar 6,9%. Hal inilah yang menyebabkan perokok berat mudah terkena serangan jantung. Konsentrasi CO di udara (ppm) Konsentrasi COIIb dalam darah (%) Gangguan pada tubuh tidak ada 5 1,3 belum begitu terasa 10 2,1 sistem syaraf sentral 20 3,7 panca indera 40 6,9 fungsi jantung 60 10,1 saliit kepala 80 13,3 sulit bernafas ,5 pingsan - kematian Tabel 11:Pengaruh konsentrasi CO di udara dan pengaruhnya pada tubuh bila kontak terjadi pada waktu yang lama Pengaruh konsentrasi gas CO di udara sampai dengan 100 ppm terhadap tanaman hampir tidak ada, khususnya pada tanaman tingkat tinggi. Bila konsentrasi gas CO di udara mencapai 2000 ppm dan waktu kontak lebih dari 24 jam, akan mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas yang ada pada lingkungan terutama yang terdapat pada akar tanaman. 2. Dampak Pencemaran Nitrogen Oksida (NO x) Gas nitrogen oksida (NO x ) ada dua macam, yaitu gas nitrogen monoksida (NO) dan gas nitrogen dioksida (N0 2 ). Kedua macam gas tersebut mempunyai sifat yang sangat

6 berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas tersebut tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO 2 bila mencemari udara mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan. Sifat racun (toksisitas) gas NO 2 empat kali lebih kuat daripada toksisitas gas NO. Organ tubuh yang paling peka terhadap pencemaran gas N0 2 adalah paru-paru. Paru-paru yang terkontaminasi oleh gas NO 2 akan membengkak sehingga penderita sulit bernafas yang dapat mengakibatkan kematiannya. Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak berbahaya, kecuali bila gas NO berada dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh oksigen sehingga menjadi gas NO 2. Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya bagi manusia dan he wan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman. Pengaruh gas NO x pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai tempat terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis daun sampai sekitar 60% hingga 70%. Pencemaran udara oleh gas NO x juga dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil Nitrates yang disingkat PAN. Peroxi Acetyl Nitrates ini menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran PAN bersama senyawa kimia lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya kabut foto kimia atau Photo Chemistry Smog yang sangat mengganggu lingkungan. 3. Dampak Pencemaran oleh Belerang Oksida (SOx) Sebagian besar pencemaran udara oleh gas belerang oksida (SO x ) berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama batubara. Ada dua macam gas belerang oksida (S0 X ), yaitu S0 2 dan S0 3. Dalam hal ini pembakaran akan menghasilkan gas S0 2 yang lebih banyak daripada gas SO 3. Walaupun gas SO 2 lebih dominan akan tetapi

7 pertemuannya dengan udara yang mengandung oksigen akan menghasilkan gas SO 3 karena terjadinya reaksi sebagai berikut: 2SO 2 +O 2 (dari udara) 2SO 3 Adanya uap air (H 2 O) dalam udara akan mengakibatkan terjadinya reaksi pembentukan asam sulfit maupun asam sulfat. Reaksinya adalah sebagai berikut: SO 2 + H 2 O H 2 SO 3 SO 3 + H 2 O H 2 SO 4 Apabila asam sulfit maupun asam sulfat tersebut ikut terkondensasi di udara dan kemudian jatuh bersama-sama air hujan sehingga pencemaran berupa hujan asam tidak dapat dihindari lagi. Hujan asam ini dapat merusakkan tanaman, terkecuali tanaman hutan. Kerusakan hutan ini akan mengakibatkan terjadinya pengikisan lapisan tanah yang subur. Kejadian ini merupakan awal terjadinya ketandusan lingkungan yang berarti pula menurunnya daya dukung alam bagi kelangsungan hidup manusia. Walaupun konsentrasi gas SO x yang terdispersi ke lingkungan itu berkadar rendah, namun bila waktu kontak terhadap tanaman cukup lama maka kerusakan tanaman dapat saja terjadi. Konsentrasi sekitar 0,5 ppm sudah dapat merusakkan tanaman, terlebih lagi apabila konsentrasi SO x di udara lingkungan dapat dilihat dari timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Kalau waktu paparan lama maka daun itu akangugur. Hal ini akan mengakibatkan produktivitas tanaman menurun. Kalau konsentrasi SO x yang rendah sudah dapat merusakkan tanaman, lain halnya dengan konsentrasi SO x yang dapat menimbulkan gangguan terhadap manusia maupun hewan. Manusia dan hewan dapat terganggu oleh udara yang tercemar oleh gas SO x yang konsentrasinya lebih tinggi. Kalau tanaman akan rusak oleh SO x berkonsentrasi 0,4 ppm, manusia dan hewan belum akan terpengaruh oleh SO x berkonsentrasi sebesar itu. Udara yang telah tercemar SO x menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada sistem pernafasannya. Hal ini karena gas SO x yang mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan, dan saluran nafas yang lain sampai ke paru-paru. Serangan gas SO x tersebut menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena. Daya iritasi S0 2 pada setiap orang ternyata tidak sama. Ada orangyang sensitif dan sudah akan mengalami iritasi

8 apabila terkena S0 2 berkonsentrasi 1-2 ppm, namun ada pula orang yang baru akan mengalami iritasi tenggorokan apabila terkena S0 2 berkonsentrasi 6 ppm. Gas S0 2 merupakan bahan pencemar yangberbahaya bagi anak-anak, orang tua dan orang yang menderita penyakit pernafasan kronis dan penyakit kardiovaskuler. Otot saluran pernafasan dapat mengalami kejang (spasme) bila teriritasi oleh SO 2 dan spasme akan lebih berat bila konsentrasi SO 2 lebih tinggi sementara suhu udara rendah. Apabila waktu paparan dengan gas S0 2 cukup lama maka akan terjadi peradangan yang hebat pada selaput lendir yang diikuti oleh paralysis cilia (kelumpuhan sistem pernafasan), kerusakan lapisan ephitelium yang pada akhirnya diikuti oleh kematian. Apabila konsentrasi SO 2 relatif masih rendah, sekitar 6-12 ppm, waktu paparan pendek namun berulang-ulang, maka gas tersebut dapat menyebabkan terjadinya hiperplasia dan metaplasia sel-sel epitel. Kalau hal ini terjadi maka dapat menjadi kanker. Mengingat akan hal itu maka S0 2 sebaiknya tidak terdapat di udara, betapa pun kecilnya konsentrasi gas itu. Sebenarnya tidak hanya manusia, hewan atau tumbuhan saja yang dapat tercemar S0 2. Benda-benda mati pun dapat rusak oleh SO x ini karena sifatnya yangkorosif. Cat pada bangunan gedung seringkali termakan oleh gas SO x dan berubah warnanya menjadi kusamkehitam-hitaman. Hal ini disebabkan timbal oksida PbO sebagai bahan cat bereaksi dengan SO x menjadi PbS. Jembatan menjadi rapuh karena proses pengkaratan yang dipercepat oleh adanya SO x. Bahan-bahanakhirnya merusak bahan-bahan tersebut. Dampak pencemaran udara oleh SO x ternyata begitu luas dan kerugian yang diakibatkannya sangat besar. 4. Dampak Pencemaran Hidrokarbon (HC) Pencemaran udara oleh hidrokarbon (HC) dapat berasal dari HC yangberupa gas apabila HC tersebut termasuk suku rendah, atau dari yangberupa cairan apabila HC termasuk suku sedang, dan dapat pula dari yang berupa padatan apabila HC tersebut termasuk suku tinggi. Apabila HC berupa gas maka akan tercampur bersama bahan pencemar lainnya. Kalau HC berupa cairan maka HC tersebut akan membentuk kabut minyak (droplet) yang keberadaannya di udara akan sangat mengganggu lingkungan. Sedangkan kalau bahan pencemar HC berupa padatan maka udara akan tampak seperti asap hitam. Seringkali pencemaran udara oleh HC merupakan gabungan dari ketiga macam bentuk HC tersebut.

9 Kalau pencemaran udara oleh HC juga disertai dengan bahan pencemar NO x maka dengan oksigen bebas yang ada di udara akan membentuk Peroxy Acetyl Nitrates (PAN). Selanjutnya PAN ini bersama-sama dengan CO,Ozon akan membentuk kabut foto kimia. Kabut foto kimia ini dapat merusak tanaman. Kerusakan pada tanaman ini antara lain dapat dilihat pada warna daun yang tampak pucat karena sel-sel pada permukaannya mati. Senyawa lain yang juga dapat membentuk kabut foto kimia adalah Peroxy Propionyl Nitrates (PPN) dan Peroxi Butyryl Nitrates (PBN). PPN dan PBN kalau membentuk kabut foto kimia akan lebih berbahaya dibandingkan dengan kabut foto kimia yang berasal dari PAN. Senyawa HC Konsentrasi (ppm) Pengaruhnya terhadap tubuh Benzena 100 Iritasi terhadap mukosa Lemas (0,5-1 jam) Paralysys (0,5-1 jam) Kematian (5-10 menit) Toluena 200 Pusing, lemah, pandangan kabur setelah 8 jam. 600 Gangguan saraf dan dapatdiikuti kematian setelah kontak dalam waktu yang lama Tabel 12: Toksisitas Benzena dan Toluena Sebenarnya HC dalam jumlah sedikit tidak begitu membahayakan kesehatan manusia, walaupun HC juga bersifat toksik. Namun kalau HC berada di udara dalam jumlah banyak dan tercampur dengan bahan pencemar lain maka sifat toksiknya akan meningkat. Sifat toksik HC akan lebih tinggi kalau berupa bahan pencemar gas, cairan dan padatan. Hal ini karena padatan HC (partikel) dan HC cairan akan membentuk ikatan-ikatan baru dengan bahan pencemar lainnya. Ikatan baru ini sering disebut dengan Polycyclic Aromatic Hydrocarbon yang disingkat PAH. Pada umumnya PAH ini merangsang terbentuknya sel-sel kanker apabila terhisap masuk ke dalam paru-paru. PAH yang bersifat karsinogenik ini banyak terdapat di daerah industri dan daerah yang padat lalu-lintasnya. Sumber utama timbulnya PAH adalah gas buangan hasil pembakaran bahan bakar fosil. Rokokjuga merupakan sumber pencemaran udara, setidaknya mencemari perokoknya sendiri. Asap rokok mengeluarkan puluhan senyawa

10 kimia yang berbahaya bagi kesehatan dan pada umumnya senyawa-senyawa kimia itu beracun. Toksisitas HC tergantung pada senyawa penyusun HC tersebut. Pada umumnya senyawa HC aromatik lebih beracun daripada HC alifatik maupun HC alisiklik. Dalam keadaan gas (uap), HC dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa. Apabila terhisap ke dalam paru-paru maka HC dapat menimbulkan luka di bagian dalam dan dapat menimbulkan infeksi. Konsentrasi HC aromatik kurangdari 25 ppm relatif masih belum membahayakan, meskipun harus dihindari terjadinya kontak dalam waktu yang lama. Anda dapat melihat toksisitas 2 buah senyawa HC aromatik, yaitu Benzena (C 0 H,..) dan senyawa Toluena (C 6 H 5 CH 3 ) pada table 12. Gambar 2 : Sistem saluran pernafasan manusia 5. Dampak Pencemaran Partikel Pencemaran udara oleh partikel dapat disebabkan karena peristiwa alamiah dan dapat pula disebabkan karena ulah manusia, lewat kegiatan industri dan teknologi. Partikel yang mencemari udara banyak macam dan jenisnya, tergantung pada macam dan jenis kegiatan industri dan teknologi yang ada. Mengenai macam dan jenis partikel pencemar udara serta sumber pencemarannya telah banyak dibahas pada Bab IV. Secara umum partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan,tanaman, hewan dan manusia. Partikel-partikel tersebut sangat merugikan kesehatan manusia.

11 Pada umumnya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernafasan atau pneumokoniosis. Pada saat orang menarik nafas, udara yang mengandung partikel akan terhirup ke dalam paru-paru. Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel tersebut. Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron akan tertahan di saluran nafas bagian atas, sedangkan partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan tertahan pada saluran pernafasan bagian tengah. Partikel yang berukuran lebih kecil, 1 sampai 3 mikron, akan masuk ke dalam kantung udara paru-paru, menempel pada alveoli. Partikel yang lebih kecil lagi, kurang dari 1 mikron, akan ikut keluar saat nafas dihembuskan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang masuk dan mengendapnya partikel ke dalam paru-paru, dapat dilihat pada Gambar 2. Pneumokoniosis adalah penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Penyakit pneumokoniosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru. Di sini akan diuraikan beberapa jenis penyakit pneumokoniosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi, yaitu Silikosis, Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis dan Beriliosis. 1) Penyakit Silikosis Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa Si0 2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakanbesi (mengikir, menggerinda, dll). Selain dari itu, debu silika juga banyak terdapat di tempat penambangan biji besi, timah putih dan tambang batubara. Pemakaian batubara sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkan debu silika bebas Si0 2. Pada saat dibakar, debu silika akan keluar dan terdispersi ke udara bersamasama dengan partikel lainnya, seperti debu alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu. Debu silika yang masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun. Masa inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala penyakit silikosis akan segera tampak, apabila konsentrasi silika di udara cukup tinggi dan terhisap ke

12 paru-paru dalam jumlah banyak. Penyakit silikosis ditandai dengan sesak nafas yang disertai batuk-batuk. Batuk ini seringkali tidak disertai dengan dahak. Pada silikosis tingkat sedang, gejala sesak nafas dan batuk mudah sekali terlihat dan pada pemeriksaan fototorakskelainan paru-parunya mudah sekali diamati. Bila penyakit silikosis sudah berat maka sesak nafas akan semakin parah dan kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan kegagalan kerja jantung. Tempat kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan yang ketat sebab penyakit silikosis ini belum ada obatnya yangtepat. Tindakan preventif lebih pentingdan berarti dibandingkan dengan tindakan pengobatannya. Penyakit silikosis akan lebih buruk kalau penderita sebelumnya juga sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronkitis kronis, astma broonchiale dan penyakit saluran pernafasan lainnya. Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan secara berkalabagi pekerja akan sangat membantu pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit akibat kerja. Data kesehatan pekerja sebelum masuk kerja, selama bekerja dan sesudah bekerja perlu dicatat untuk pemantauan riwayat penyakit pekerja kalau sewaktu-waktu diperlukan. 2) Penyakit Asbestosis Penyakit Asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat, namun yang paling utamaadalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yangmenggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya. Debu asbes yang terhirup masuk ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak nafas dan batuk-batuk yang disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak membesar/melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka akan tampak adanya debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai macam keperluan kiranya perlu dikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan lingkungan agar jangan sampai mengakibatkan asbestosis ini. 3) Penyakit Bisinosis

13 Penyakit Bisinosis adalah penyakit pneumokoniosis yang disebabkan oleh pencemaran debu kapas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru. Debu kapas atau serat kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas serta pabrik atau pekerja lain yang menggunakan kapas atau tekstil; seperti tempat pembuatan kasur, pembuatan jok kursi dan lain sebagainya. Masa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal penyakit bisinosis ini berupa sesak nafas, terasa berat pada dada, terutama pada hari Senin (yaitu hari awal kerja pada setiap minggu). Secara psikis setiap hari Senin pekerja yang menderita penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada serta sesak nafas. Reaksi alergi akibat adanya kapas yang masuk ke dalam saluran pernafasan juga merupakan gejala awal bisinosis. Pada bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya juga diikuti dengan penyakit bronkitis kronis dan mungkin juga disertai dengan emphysema. 4) Penyakit Antrakosis Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara atau pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara, seperti pengumpan batubara pada tanur besi, lokomotif {stoker) dan juga pada kapal laut bertenaga batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batubara. Masa inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun. Seperti halnya penyakit silikosis dan juga penyakit-penyakit pneumokoniosis lainnya, penyakit antrakosis juga ditandai dengan adanya rasa sesak nafas. Karena pada debu batubara terkadang juga terdapat debu silikat maka penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit silikosis. Bila hal ini terjadi maka penyakitnya disebut silikoantrakosis. Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu penyakit antrakosis murni, penyakit silikoantrakosis dan penyakit tuberkulosilikoantrakosis. Penyakit antrakosis murni disebabkan debu batubara. Penyakit ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi berat, dan relatif tidak begitu berbahaya. Penyakit antrakosis menjadi berat bila disertai dengan komplikasi atau emphysema yang memungkinkan terjadinya kematian. Kalau terjadi emphysema maka antrakosis murni

14 lebih berat daripada silikoantrakosis yang relatif jarang diikuti oleh emphysema. Sebenarnya antara antrakosis murni dan silikoantrakosis sulit dibedakan, kecuali dari sumber penyebabnya. Sedangkan penyakit tuberkulosilikoantrakosis lebih mudah dibedakan dengan kedua penyakit antrakosis lainnya. Perbedaan ini mudah dilihat dari fototorak yangmenunjukkan kelainan pada paru-paru akibat adanya debu batubara dan debu silikat, serta juga adanya baksil tuberkulosis yang menyerang paru-paru. 5) Penyakit Beriliosis Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yangberupa logam murni, oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapatmenyebabkan penyakit saluran pernafasan yang disebut beriliosis. Debu logam tersebut dapat menyebabkan nasoparingitis, bronkitis dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam, batuk kering dan sesak nafas. Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekerja-pekerja industri yang menggunakan logam campuran beriliumtembaga, pekerja pada pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio dan juga pada pekerja pengolahan bahan penunjang industri nuklir. Selain dari itu, pekerjaan-pekerjaan yang banyak menggunakan seng (dalam bentuk silikat) dan juga mangan, dapat juga menyebabkan penyakit berilioisis yang tertunda atau delayed berryliosis yang disebut juga dengan beriliosis kronis. Efek tertunda ini bisa berselang 5 tahun setelah berhenti menghirup udara yang tercemar oleh debu logam tersebut. Jadi lima tahun setelah pekerja tersebut tidak lagi berada di lingkungan yang mengandung debu logam tersebut, penyakit beriliosis mungkin saja timbul. Penyakit ini ditandai dengan gejala mudah lelah, beratbadan yangmenurun dan sesak nafas. Oleh karena itu pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja-pekerja yang terlibat dengan pekerjaan yang menggunakan logam tersebut perlu dilaksanakan terus-menerus. 6. Dampak Pencemaran Udara Lainnya Kemajuan industri dan teknologi apabila tidak disertai dengan program pelestarian dan keseimbangan lingkungan dapat menimbulkan berbagai macam dampak. Dampak pencemaran udara selain yang disebut di atas, masih ada dampak pencemaran udara lainnya yang disebabkan oleh kebisingan, pemakaian insektisida dan masalah kerusakan ozon dan efek rumah kaca. 1) Dampak Kebisingan

15 Saat ini kebisingan telah menjadi masalah yang banyak dihadapi penduduk kota besar. Sumber kebisingan dapat berasal dari suara alat-alat transportasi, seperti bus, kereta api, pesawat terbang dan lain sebagainya. Suasana akan lebih parah lagi apabila di suatu lingkungan terdapat industri yang peralatannya menimbulkan bunyi yang keras. Kebisingan di atas 50 db sudah dapat dianggap sebagai kebisingan yang perlu mendapat perhatian karena sudah mengganggu kenyamanan pendengaran. Kebisingan antara db sudah dapat menyebabkan kerusakan alat pendengaran bila kontak terjadi pada waktu yang lama. Selain dapat menyebabkan tuli, kebisingan juga dapat berdampak terhadap kesehatan jiwa seseorang, seperti stress atau ketegangan jiwa. Apabila stress atau ketegangan jiwa ini tidak dapat diatasi maka dampak yang lebih lanjut adalah menurunnya kesehatan fisik. Kebisingan di atas 80 db sebaiknya dihindari, kalaupun terpaksa maka tidak boleh kontak dalam waktu yang lama. Sebagai contoh kebisingan sampai 89 db, waktukontak maksimum yangdiizinkan hanya selama 300 menit. Kebisingan sampai dengan 120 db hanya boleh didengar maksimum selama 15 menit saja. Bila batas waktukontak yang diizinkan dilanggar, kerusakan saraf pendengaran pasti akan terjadi. 2) Dampak Pemakaian Insektisida Obat pembasmi hama (insektisida) yang banyak digunakan dalam rangka meningkatkan produksi pertanian ternyata pada akhirnya berdampak pula terhadap manusia sebagai konsumen hasil pertanian tersebut. Akhir-akhir ini manusia resah dengan ditemukannya sisa-sisa obat pemberantas hama pada sayuran dan buahbuahan. Bahan pemberantas hama yang terdapat pada sayuran dan buah-buahan apabila termakan dapat merangsang timbulnya penyakit kanker. Hampir semua zat kimia yang terdapat dalam obat pemberantas hama, selain beracun juga merangsang timbulnya kanker atau cocarcinogenic. Sebenarnya tidak hanya melalui sayuran dan buah-buahan saja zat kimia yang terdapat pada bahan insektisida sampai ke dalam tubuh manusia, tetapi bisa juga melalui pemakaian insektisida secara langsung untuk memberantas serangga di rumah. Pemakaian insektisida yang disemprotkan ke udara di dalam ruangan (rumah) memungkinkan untuk dihirup masuk ke dalam paru-paru. Penyemprotan insektisida

16 secara berlebihan dapat mencemari udara yang pada akhirnya akan merugikan manusia. 3) Dampak Kerusakan Ozon dan Efek Rumah Kaca Seperti telah disinggung pada Bab IV, lapisan ozon adalah lapisan atmosfir bumi yang berfungsi sebagai pelindung dari sinar ultraviolet yang datang berlebihan dari matahari. Apabila lapisan ozon rusak maka sifat ozon sebagai penyaring sinar ultraviolet tidak akan berfungsi lagi. Sinar ultraviolet yang tidak tersaring oleh lapisan ozon ini akan terus ke bumi dan dapat merusak kulit manusia. Selain dapat mengakibatkan kanker kulit, sinar ultraviolet juga dapat mengakibatkan suhu bumi menjadi naik. Bila hal ini terjadi berarti bumi sudah tidak akan nyaman lagi bagi kehidupan manusia. Kenaikan suhu bumi akan menyebabkan mencairnya es yang ada di kutub. Hal itu akan mengakibatkan naiknya permukaan laut. Garispantai akan bergeser naik sehingga tempat-tempat yang terletak di tepi pantai akan tenggelam. Selain karena kerusakan lapisan ozon, kenaikan suhu bumi dapat juga disebabkan oleh efek rumah kaca atau Greenhouse Effect. Efek rumah kaca dapat terjadi karena meningkatnya jumlah karbon dioksida (CO 2 ) di udara. Karbon dioksida dari tahun ke tahun memang terusmeningkat, sejalan dengan makin banyaknya penggunaan bahan bakar fosil untuk mencukupi keperluan energi dunia. Karbon dioksida hasil pembakaran bahan bakar fosil (terutama) akan mengumpul pada lapisan tertentu di atmosfir bumi, membentuk semacam "perisai". Adanya perisai ini menyebabkan panas yang keluar dari bumi tidak dapat dengan bebas keluar dari lapisan atmosfir, namun akan dikembalikan lagi ke bumi. Lapisan karbon dioksida tersebut seolah-oleh berfungsi sebagai reflektor terhadap panas dari bumi. Panas dari bumi yang dikembalikan (dipantulkan) lagi ke bumi ini akar menaikkan suhu bumi. Hal inilah yang menyebabkan pengaruh lapisan karbon dioksida terhadap kenaikan suhu bumi disebut sebagai efek rumah kaca. Akibat ini sama dengan akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan ozon, yaitu kenaikan permukaan air laut karena mencairnya es di kutub. Berdasarkan hasil penelitian para ahli pada tahun 1980, kadar karbon dioksida pada lapisan atmosfir bumi tercatat sebesar 335 ppm. Kadar karbon dioksida ini sudah jauh lebih tinggi dari kadar karbon dioksida sekitar 100 tahun yang lalu, yang hanya sebesar 290 ppm. Atas dasar ini para ahli memperkirakan bahwa setiap 40 tahun akan terjadi

17 suatu perubahan iklim di muka bumi ini. Perubahan iklim tersebut antara lain ditandai dengan naiknya suhu bumi sebesar 0,5 C setiap 40 tahunnya. Apabila kenaikan kadar karbon dioksida tidak dicegah maka bencana karena kenaikan suhu bumi dapat terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi. Mengingat akan hal ini maka para ahli mulai memikirkan pemakaian energi yang bersih tanpa menimbulkan gas karbon dioksida. Pemikiran tersebut antara lain berupa usaha pemanfaatan lebih banyak panas bumi (geothermal) untuk membangkitkan tenaga listrik. Usaha itu juga dicoba untuk tenaga air, angin, konversi gradien panas laut, matahari dan nuklir. B. Dampak Pencemaran Air Air merupakan salah satu sumber kehidupan bagi umat manusia. Apabila air telah tercemar maka kehidupan manusia akan terganggu. Ini merupakan bencana besar. Hampir semua makhluk hidup di muka bumi ini memerlukan air, dari mikroorganisme sampai dengan mamalia. Tanpa air tiada kehidupan di muka bumi ini. Jumlah air di muka bumi ini cukup banyak. Sekitar 71% dari luas permukaan bumi ini terdiri atas air. En am puluh persen tubuh manusia pun terdiri atas air. Jumlah air di muka bumi ini relatif konstan meskipun air mengalami pergerakan arus, tersirkulasi karena pengaruh cuaca, dan juga mengalami perubahan bentuk fisis. Sirkulasi dan perubahan bentuk fisis tersebut antara lain melalui air permukaan yang menjadi uap (evaporasi), air yang mengikuti sirkulasi dalam tubuh tanaman (transpirasi), air yang mengikuti sirkulasi di tubuh manusia dan hewan (respirasi). Air yangmenguap akan terkumpul menjadi awan kemudian jatuh sebagai air hujan. Air hujan ada yang langsung bergabung di permukaan (runof); ada pula yang meresap masuk ke dalam celah batuan dalam tanah (perkolasi) sehingga menjadi air tanah. Air tanah dangkal akan diambil oleh tanaman sedangkan air tanah dalam akan keluar sebagai mata air. Sirkulasi dan perubahan fisis akan berlangsung terus sampai pada akhir zaman nanti. Apabila air telah tercemar maka bahan pencemar akan ikut pada sirkulasi air, kecuali pada saat air berubah menjadi uap. Walaupun air hujan relatif bersih, namun dalam perjalanannya seringkali membawa kotoran pencemar udara. Sebagai contoh adalah hujan asam yang terjadi di negara industri maju di Eropa Barat, khususnya Jerman.

18 Pada Bab V telah diuraikan mengenai indikator atau bagaimana tanda bahwa air lingkungan telah mengalami pencemaran. Selain daripada itu komponen utama yang menyebabkan terjadinya pencemaran air juga telah dibahas dalam bab tersebut. Berdasarkan cara pengamatannya, pengamatan indikator dan komponen pencemaran air lingkungan dapat digolongkan menjadi: 1. Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu air, perubahan rasa dan warna air. 2. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan PH. 3. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada di dalam air, terutama adatidaknya bakteri patogen. Ketiga macam pengamatan tersebut di atas tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Masing-masing saling mengisi agar diperoleh hasil pengamatan yang lengkap dan cermat. Air yang telah tercemar dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi manusia. Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa: Air menjadi tidak bermanfaat lagi. Air menjadi penyebab timbulnya penyakit. 1. Air Menjadi Tidak Bermanfaat Lagi Air yang tidak dapat dimanfaatkan lagi akibat pencemaran air merupakan kerugian yang terasa secara langsung oleh manusia. Kerugian langsung ini pada umumnya disebabkan oleh terjadinya pencemaran air oleh berbagai macam komponen pencemar air. Bentuk kerugian langsung ini antara lain berupa: Air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga. Air yang telah tercemar dan kemudian tidak dapat digunakan lagi sebagai penunjang kehidupan manusia, terutama untuk keperluan rumah tangga, akan menimbulkan dampak sosial yangsangat luas dan akan memakan waktu lama untuk memulihkannya. Padahal air yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga sangat banyak, mulai untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan lain sebagainya. Gambaran berapa banyak air bersih

19 yang diperlukan orang Indonesia yang tinggal di kota untuk setiap orang per hari dapat dilihat pada Tabel 22. Andaikata air sudah tidak memenuhi syarat lagi untuk keperluan rumah tangga seperti tersebut di atas maka kegiatan rumah tangga akan terhenti. Ini berarti bencana! Oleh karena itu pencemaran air harus diusahakan agar tidak sampai terjadi. Pengawasan mutu air harus dilakukan dengan ketat. Sebagai contoh, mutu air untuk keperluan air minum harus memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/MenKes/Per/IX/1990 Tgl. 3 September Mengenai mutu air untuk minum dapat dilihat pada lampiran. Keperluan Air yang dipakai Minum 2,0 liter Memasak, kebersihan 14,5 liter dapur Mandi, kakus 20,0 liter Cuci pakaian 13,0 liter Air wudhu 15,0 liter Air untuk kebersihan 32,0 liter ruraah Air untuk menyiram tanamtanaiuan 11,0 liter Air untuk mencuci 22,5 liter kendaraan Air untuk keperluan Iainlain 20,0 liter Jumlah 150,0 liter Tabel 13 :Keperluan air per orang per hari Air tidak dapat digunakan untuk keperluan industri. Kalau terjadi pencemaran air yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan industri berarti usaha untuk meningkatkan kehidupan manusia tidak akan tercapai. Sebagai contoh, air lingkungan yang berminyak (karena tercemar minyak) tidak dapat lagi digunakan sebagai solven atau sebagai air proses dalam industri kimia. Air yang terlalu banyak mengandung ion logam yang bersifat sadah tidak dapat dipakai lagi sebagai air ketel uap. Pusat Listrik Tenaga Uap tidak dapat menggunakan air sadah. Air tidak dapat digunakan untuk keperluan pertanian. Air tidak dapat digunakan lagi sebagai air irigasi, untuk pengairan di persawahan dan kolam perikanan, karena adanya senyawa-senyawa anorganik yang mengakibatkan perubahan drastis pada ph

20 air. Air yang bersifat terlalu basa atau terlalu asam akanmematikan tanaman dan hewan air. Selain dari itu banyak senyawa anorganik yang bersifat racun yang menyebabkan kematian. Air yang mengandung racun seringkali justru bening, seolah-olah tidak tercemar. Sudah sering terdengar adanya kematian ikan ataupun udang di kolam perikanan dan tambak yang disebabkan air lingkungan yang tercemar. Di negara industri maju, seperti Amerika Serikat, pencemaran air lingkungan telah menimbulkan kerugian yang sangat besar. Kerugian ini diperkirakan mencapai 1,5 juta dollar per tahun, sedangkan ikan yang mati per tahunnya ditaksir mencapai sekitar 23 juta ekor. 2. Air Menjadi Penyebab Penyakit Air lingkungan yang bersih sangat didambakan oleh setiap orang. Air lingkungan yang bersih saat ini termasuk barang yang langka yang harus dijaga kelestariannya. Untuk mendapatkan air lingkungan yang bersih orang harus menebusnya dengan cara merawat lingkungan agar tetap bersih. Tebusan tersebut akan menjadi mahal apabila manusia tidak disiplin di dalam mematuhi perundangan lingkungan hidup. Pelanggaran terhadap peraturan perundangan lingkungan hidup menunjukkan belum adanya kesadaran bahwa lingkungan hidup yang bersih merupakan tanggungjawab bersama. Air lingkungan yang kotor karena tercemar oleh berbagai macam komponen pencemar menyebabkan lingkungan hidup menjadi tidak nyaman untuk dihuni. Pencemaran air dapat menimbulkan kerugian yang lebih jauh lagi, yaitu kematian. Kematian dapat terjadi karena pencemaraan yang terlalu parah sehingga air telah menjadi penyebab berbagai macam penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air ini dapat berupa: 1) Penyakit Menular Air yang telah tercemar, baik oleh senyawa organik maupun anorganik akan mudah sekali menjadi media berkembangnya berbagai macam penyakit. Air yang tercemar dapat berupa air yang tergenang (tidak mengalir) dan dapat pula air yang mengalir. Penyakit menular akibat pencemaran air dapat terjadi karena berbagai macam sebab, antara lain karena alasan-alasan berikut ini: Air merupakan tempat berkembangbiaknya mikroorganisme, termasuk mikroba patogen.

21 Air yang telah tercemar tidak dapat digunakan sebagai air pembersih, sedangkan air bersih sudah tidak mencukupi sehingga kebersihan manusia dan lingkungannya tidak terjamin yang pada akhirnya menyebabkan manusia mudah terserang penyakit. Jenis Mikroba Virus : Rota virus Virus Hepatitis A Virus Poliomyelitis Bakteri Vibrio cholerae Escherichia coli Salmonella typhi Salmonella paratyphi Shigella dysenteriae Protozoa : Entaamoeba histolytica Balantidia coli Giardia LambUa Metazoa : Ascaris lumbricoides Clonorchis Sinensis Diphyllobothrium latum Tawenia saginata/solium Schistosoma Penyakit diare, terutama pada anak-anak Hepatitis A Poliomyelitis Cholera Diare/dysenteri Typhus abdominale Patrathypus Dysenteri Dysenteri amoeba Balantidiasis Giardiasis Ascaris Clonorchiasis Diphylobothriflsis Taeniasis Schistosomiasis Tabel 14:Penyakit menular melalui air Air yang tercemar oleh limbah organik, terutama limbah yang berasal dari industri olahan bahan makanan, merupakan tempat yang subur untuk berkembangbiaknya mikroorganisme, termasuk mikroba patogen. Mikroba patogen yang berkembang biak dalam air tercemar yang menyebabkan timbulnya berbagai penyakit sangat banyak dan semuanya merupakan penyakit yang dapat menular dengan mudah..tentang mikroba patogen tersebut dapat dilihat pada Tabel 14. Penyakit-penyakit yang disebutkan di dalam Tabel 14 tersebut jika tidak segera diatasi pada akhirnya dapat menimbulkan kematian. Untuk mengatasi hal ini yang harus dilakukan tidak hanya mengobati penyakitnya tetapi yang lebih penting lagi adalah mengatasi masalah pencemaran yang merupakan sumber utama penyakit. Untuk

22 mengatasi masalah pencemaran diperlukan perhatian dan kesadaran semua lapisan masyarakat, terutama pihak-pihak yang secara tidak sengaja (apalagi kalau sengaja) menjadi penyebab terjadinya pencemaran air. Industri, pabrik dan tempat kerja yang potensial sebagai sumber pencemaran kiranya perlu mawas diri; jangan sampai terjadi saling lempar tanggungjawab manakala terjadi pencemaran lingkungan. Sebagian dari beberapa penyakit yang disebutkan pada Tabel 14 akan dibahas secara garis besar berikut ini. Hepatitis A Penyakit Hepatitis A dapat menular secara langsung dari orang yang satu ke orang yang lain, di samping melalui air yang telah tercemar atau melalui makanan yang telah terkontaminasi oleh virus. Virus Hepatitis A sering dijumpai pada makanan, seperti pada susu, masakan daging, dan buah-buahan mentah yang dikonsumsi langsung tanpa dicuci bersih terlebih dahulu. Air sungai yang telah tercemar virus bisa mengakibatkan wabah apabila penduduk menggunakan air tersebut untuk keperluan hidupnya. Hal ini pernah terjadi di India. Pada waktu itu terjadi banjir di sungai Jamuna padahal persediaan air minum diambil dari sungai yang sudah tercemar oleh virus Hepatitis tersebut. Walaupun pengolahan air minum kota sudah melalui proses chlorinasi, air minum sudah terbebaskan dari bakteri, namun ternyata tetap ada virus Hepatitis A di dalam air minum tersebut. Virus Hepatitis Aternyata tidak mati oleh Chlor, meskipun bakteri mati oleh desinfektan tersebut. Masa inkubasi penyakit ini berkisar antara 1-2 bulan setelah terkena infeksi virus Hepatitis A. Penyakit ini ditandai oleh demam yang disertai rasa mual dan muntah. Hati penderita menjadi bengkak, bola mata pun menjadi kuning. Warna kuning ini bisa menjalar ke permukaan kulit. Orang awam sering menyebutnya sebagai penyakit kuning. Sebutan sakit kuning harus dibedakan dengan penyakit demam kuning atau Yellow fever yang banyak berjangkit di Afrika dan di Amerika Selatan. Yellow fever sejauh ini tidak terdapat di Indonesia. Hepatitis A yang telah parah akan merusak hati. Kerusakan hati ini memang tidak nampak dari luar. Namun akibatnya bisa dilihat dari melemahnya tubuh penderita. Tubuh menjadi kurus dan perut membesar (bengkak). Dengan rusaknya hati maka aliran dari venaporta tersumbat dan cairan tubuh terkumpul di rongga perut sehingga menimbulkan oedema atau pembengkakan.

23 Kekurangan gizi akan mempercepat tingkat keparahan penyakit ini. Demikian pula penularannya. Daerah berpenduduk padat, lingkungan kumuh, kebersihan lingkungan tidak diperhatikan, air bersih tidak memadai, pembuangan limbah dan kotoran (termasuk tinja) secara sembarangan, yangkesemuanya itu menyebabkan pencemaran air lingkungan, akan memudahkan penularan penyakit ini. Oleh karena itu tindakan preventif berupa kebersihan lingkungan perlu disadari oleh segenap lapisan masyarakat. Polliomyelitis Penyakit yang sering disebut sebagai penyakit polio ini sering menyerang anakanak dan menyebabkan kelumpuhan. Masa inkubasinya sekitar 1-3 minggu setelah terkena infeksi virus polio. Gejala polio sangat bervariasi; dapat berupa demam ringan seperti pada influensa sampai pada kelumpuhan ringan dan berat yang menyebabkan cacat pada tungkai bawah. Kelumpuhan karena polio seringkali tidak sama pada anggota badan atau asimetris. Kematian karena penyakit polio relatif rendah, namun keparahan penyakit polio akan meningkat dengan meningkatnya umur penderita. Virus polio ini tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kebersihan lingkungan dan keadaan gizi yang baik akan sangat membantu dalam menangkal penyakit polio, terutama pada anak-anak. Vaksinasi polio sudah barang tentu sangat berguna untuk membentuk ketahanan tubuh terhadap penyakit polio ini. Cholera Penyakit Cholera (kolera) adalah penyakit menular yang menyerang usus halus yang kemudian dapat mengakibatkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini akan menjadi wabah apabila tidak ditangani secara sungguh-sungguh. Angka kematian karena penyakit kolera relatif sangat tinggi, sekitar 50%, terutama pada saatbelum ditemukannya antibiotika dan chemoterapeutika. Masa inkubasi penyakit kolera sangat cepat, dari hanya beberapa jam sampai beberapa hari setelah penderita terinfeksi oleh bakteri kolera. Penyakit kolera ditandai dengan muntah-muntah dan berak terus-menerus (muntaber) yang menyebabkan dehidrasi parah sehingga penderita menjadi kolaps dan akhirnya meninggal. Kematian

24 ini dapat terjadi dalam waktu singkat, sekitar setengah sampai dua jam apabila dehidrasi sudah demikian parah. Pada tahun 1992 masih dijumpai wabah kolera di Rwanda (Afrika) yang menelan banyak korban akibat sangat buruknya kondisi para pengungsi akibat perang saudara serta keadaan air lingkungan yang telah tercemar oleh bakteri cholera. Walaupun saat ini sudah ditemukan vasinasi untuk pencegahan penyakit kolera dan juga sudah ditemukan antibiotika untuk penyembuhannya, akan tetapi penyakit ini masih sering dijumpai sebagai wabah, terutama di Afrika dan Asia. Hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran akan arti pentingnya kebersihan lingkungan, masalah vaksinasi, masalah gizi dan pangan, dan lain sebagainya. Penularan bisa secara langsung melalui orang ke orang, dapat pula melalui lalat, air, makanandan minuman. Typhus Abdominalis Typhus adalah penyakit menularyang menyerang usus halus seperti halnya kolera. Penyakit ini masih sering menjadi wabah. Angka kematian akibat penyakit ini masih lebih rendah dari angka kematian akibat kolera. Sebelum ditemukannya antibiotika, angka kematian akibat typhus sekitar 10%. Saat ini angka kematian itu sudah jauh menurun, menjadi sekitar 3 %. Masalah pemberantasan penyakit typhus seringkali dihadapkan pada persoalan adanya pembawa (carier) bakteri typhus. Bakteri ini untuk sementara waktu bersembunyi atau tinggal pada batu ginjal, batu kandung kemih atau pada batu kandung empedu. Pada waktu buang air besar atau buang air kecil, bakteri tersebut mungkin akan ikut keluar dan menyebar ke lingkungan. Bakteri typhus dapat bertahan lama di luar tubuh manusia karena daya tahan bakteri ini sangat kuat. Pencegahan penyakit typhus dapat dilakukan dengan melalui vaksinasimanakala sedangterjadi wabah, walaupun vaksinasi tiphus hanya dapat memberikan kekebalan sementara saja, yaitu tidak lebih dari 6 bulan. Dysenteri Amoeba Penyakit dysenteri amoeba adalah penyakit menular yang menyerang perut. Penyakit ini tersebar ke seluruh dunia. Penyakit ini bukan disebabkan oleh bakteri maupun virus, namun disebabkan oleh protozoa yang dapat membentuk kista. Mikroba patogen jenis protozoa ini disebut entamoeba histolitica. Gejala penyakit dysenteri

Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan konstruksi dan manufaktur, yaitu:

Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan konstruksi dan manufaktur, yaitu: BAB III HASIL Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan konstruksi dan manufaktur, yaitu: a. Penyakit Silikosis Penyakit Silikosis disebabkan oleh

Lebih terperinci

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. 1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik

Lebih terperinci

PRAKIRAAN DAMPAK KEGIATAN TERHADAP KESMAS

PRAKIRAAN DAMPAK KEGIATAN TERHADAP KESMAS PRAKIRAAN DAMPAK KEGIATAN TERHADAP KESMAS PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT PEMERINTAH PEMILIK USAHA SEHAT, merupakan suatu keadaan sejahtera (badan, jiwa,dan sosial). Hidup Produktif - Sosial - Ekonomi

Lebih terperinci

Pencemaran Air. Oleh: Tien Zubaidah

Pencemaran Air. Oleh: Tien Zubaidah Pencemaran Air Oleh: Tien Zubaidah Air adalah kehidupan di Bumi. Apa itu Pencemaran????? PENCEMARAN AIR Definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalam UU tentang lingkungan

Lebih terperinci

Oleh: ANA KUSUMAWATI

Oleh: ANA KUSUMAWATI Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya. Udara

Lebih terperinci

KIMIA LINGKUNGAN. Indriana lestari

KIMIA LINGKUNGAN. Indriana lestari KIMIA LINGKUNGAN Indriana lestari PENDAHULUAN Perkembangan teknologi dan industri berdampak positif atau negatif bagi kehidupan manusia. Dampak positif: peningkatan kualitas dan kenyamanan hidup. Dampak

Lebih terperinci

2.1. Dampak Terhadap Kehidupan Biota Air

2.1. Dampak Terhadap Kehidupan Biota Air Bab ii Dampak dari pencemaran air limbah Terdapat banyak ragam pengaruh yang ditimbulkan akibat pencemaran air, seperti air minum yang mengandung racun, hewanhewan potong yang beracun (akibat akumulasi

Lebih terperinci

MAKALAH AGEN PENYAKIT NITROGEN DIOKSIDA. Oleh : Tutut Adi Dwi Cahyani Gresi Amarita Rahma

MAKALAH AGEN PENYAKIT NITROGEN DIOKSIDA. Oleh : Tutut Adi Dwi Cahyani Gresi Amarita Rahma MAKALAH AGEN PENYAKIT NITROGEN DIOKSIDA Oleh : Tutut Adi Dwi Cahyani 25010113140382 Gresi Amarita Rahma 25010113140400 Indana Aziza Putri 25010113130406 Aprilia Putri Kartikaningsih 25010113130415 FAKULTAS

Lebih terperinci

OVERVIEW SIFAT FISIK DAN KIMIA DEBU PENCEMARAN UDARA AKIBAT DEBU INDUSTRI

OVERVIEW SIFAT FISIK DAN KIMIA DEBU PENCEMARAN UDARA AKIBAT DEBU INDUSTRI OVERVIEW Meningkatnya kebutuhan di zaman sekarang akibat aktivitas, produktivitas, dan mobilitas manusia menjadikan kegiatan industrialisasi juga berkembang dengan pesat. Kemajuan dalam bidang industri

Lebih terperinci

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat Polusi Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia

Lebih terperinci

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA Pengelolaan lingkungan diperlukan agar lingkungan dapat terus menyediakan kondisi dan sumber daya yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Lingkungan abiotis terdiri dari atmosfer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan salah satu unsur atau zat yang sangat penting setelah air. Seluruh makhluk hidup membutuhkan udara sebagai oksigen demi kelangsungan hidupnya di muka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Komposisi dan Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat

Lebih terperinci

Rekayasa Lingkungan???

Rekayasa Lingkungan??? Rekayasa Lingkungan Semester V Norma Puspita, ST. MT. Rekayasa Lingkungan??? Lingkungan Hidup adalah semua benda, daya dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang tempat manusia atau makhluk

Lebih terperinci

DAMPAK PERTAMBANGAN BIJIH BESI TERHADAP LINGKUNGAN. Dalam kurun waktu beberapa tahun ini masyarakat di

DAMPAK PERTAMBANGAN BIJIH BESI TERHADAP LINGKUNGAN. Dalam kurun waktu beberapa tahun ini masyarakat di DAMPAK PERTAMBANGAN BIJIH BESI TERHADAP LINGKUNGAN Dampak Positif dan Negatif Dalam kurun waktu beberapa tahun ini masyarakat di Cikawungading khususnya di daerah sekitar penambangan bijih besi banyak

Lebih terperinci

PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT.

PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT. 1 PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT. Pencemaran Udara 2 3 Regulasi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara 4 Pencemaran Udara Masuknya atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang

Lebih terperinci

KEDARURATAN LINGKUNGAN

KEDARURATAN LINGKUNGAN Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya sektor industri dan pemanfaatan teknologinya tercipta produk-produk untuk dapat mencapai sasaran peningkatan kualitas lingkungan hidup. Dengan peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya. Udara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian ISPA Gejala batuk, pilek dan panas adalah tanda-tanda pertama dari suatu penyakit yang digolongkan dalam golongan penyakit "infeksi saluran pernafasan akut", disingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan utama di dunia, khususnya di negara berkembang, baik pencemaran udara dalam ruangan maupun udara

Lebih terperinci

Soal ujian semester Ganjil IPA kelas XI Ap/Ak SMK Hang Tuah 2

Soal ujian semester Ganjil IPA kelas XI Ap/Ak SMK Hang Tuah 2 Soal ujian semester Ganjil IPA kelas XI Ap/Ak SMK Hang Tuah 2 1. Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan oleh kegiatan manusia

Lebih terperinci

DAMPAK PEMANFAATAN BATUBARA TERHADAP KESEHATAN. Dit. Penyehatan Lingkungan Ditjen PP & PL DEPKES

DAMPAK PEMANFAATAN BATUBARA TERHADAP KESEHATAN. Dit. Penyehatan Lingkungan Ditjen PP & PL DEPKES DAMPAK PEMANFAATAN BATUBARA TERHADAP KESEHATAN Dit. Penyehatan Lingkungan Ditjen PP & PL DEPKES Jenis batubara BATUBARA? C (%) H (%) O (%) N (%) C/O Wood 50,0 6,0 43,0 1,0 1,2 Peat 59,0 6,0 33,0 2,0 1,8

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batubara yang cukup banyak. Sumber daya alam yang melimpah dapat dijadikan alternatif sebagai pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara mempunyai fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup terutama manusia. Di

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5 1. Perubahan iklim global yang terjadi akibat naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik, khususnya sekitar daerah ekuator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri seharusnya memiliki kualitas sesuai standar yang ditentukan. Dalam proses pembuatannya tentu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antar

TINJAUAN PUSTAKA. kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Berpikir Kreatif Kreativitas menurut Semiawan (1987: 8) adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data atau

Lebih terperinci

6. KIMIA LINGKUNGAN. Sumber Pencemar. Pencemaran Air. Tumbuhan Hewan Manusia. Gambar diagram daur pencemaran lingkungan.

6. KIMIA LINGKUNGAN. Sumber Pencemar. Pencemaran Air. Tumbuhan Hewan Manusia. Gambar diagram daur pencemaran lingkungan. 6. KIMIA LINGKUNGAN 1. Pencemaran Lingkungan Perkembangan teknologi dan industri dapat berdampak positif atau negatif bagi kehidupan manusia. Dampak positif (menguntungkan), yaitu dampak yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan industri berdampak pula pada kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan industri berdampak pula pada kesehatan. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi dan industri berdampak pula pada kesehatan. Industri menimbulkan polusi udara baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat dimana terjadi perubahan cuaca dan iklim lingkungan yang mempengaruhi suhu bumi dan berbagai pengaruh

Lebih terperinci

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd PENCEMARAN LINGKUNGAN Purwanti Widhy H, M.Pd Pengertian pencemaran lingkungan Proses terjadinya pencemaran lingkungan Jenis-jenis pencemaran lingkungan PENGERTIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN Berdasarkan UU Pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jakarta sebagai kota metropolitan di Indonesia memiliki berbagai masalah, salah satu isu yang sedang hangat diperbincangkan adalah masalah pencemaran udara. Menurut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan, temuan penelitian, dan pembahasannya. Hasil penelitian yang diperoleh disajikan dalam

Lebih terperinci

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4. LIMBAH Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.B3 PENGERTIAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18/1999 Jo.PP 85/1999

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu atom oksigen (O) yang berikatan secara kovalen yang sangat penting fungsinya. Dengan adanya penyediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sanitasi Makanan 1. Pengertian Hygiene dan Sanitasi Makanan Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok menusia untuk kelangsungan hidup, selain kebutuhan sandang dan perumahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak menghasilkan produk teknologi, di antaranya adalah alat transportasi. Dengan adanya alat transportasi

Lebih terperinci

Polusi air: Penyimpangan sifat2 air dr keadaan normal, bukan dari kemurniannya.

Polusi air: Penyimpangan sifat2 air dr keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Pencemaran Air Polusi air: Penyimpangan sifat2 air dr keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Polutan air Jenis polutan air meliputi: o padatan o bahan buangan yg membutuhkan O 2 (oxygendemanding wastes)

Lebih terperinci

Global Warming. Kelompok 10

Global Warming. Kelompok 10 Global Warming Kelompok 10 Apa itu Global Warming Global warming adalah fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (green house effect) yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB 5 PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB 5 PENCEMARAN LINGKUNGAN Pencemaran Lingkungan 43 BAB 5 PENCEMARAN LINGKUNGAN Kompetensi Dasar: Menjelaskan pencemaran air, pencemaran udara dan pencemaran tanah A. Pencemaran Air A.1 Air Terpolusi Air alami tidak bebas dari bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara adalah campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udarajuga merupakan

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.2

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.2 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.2 1. Perhatikan tabel berikut! Kota Jumlahpenduduk Luaswilayah (km 2 ) A 2500 50 B 3520 80 C 1250 120 D 4500 75 Berdasarkan tabel tersebut kota manakah

Lebih terperinci

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit) EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit) A. Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan memberi silang pada salah satu huruf di lembar jawab! 1. Di Indonesia, pengaturan lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 2007 Tentang Pencemaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 2007 Tentang Pencemaran 2.1.Pengertian Pencemaran Udara BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 2007 Tentang Pencemaran Lingkungan, pencemaran udara diartikan sebagai pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas

Lebih terperinci

DEFINISI. Miller (1975) Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara. organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat

DEFINISI. Miller (1975) Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara. organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat DEFINISI Miller (1975) Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya. Odum (1971) Ekologi adalah kajian interaksi antara sesama

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PENCEMARAN Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat polusi udara yang semakin meningkat terutama di kota kota besar sangat membahayakan bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Salah satu penyumbang polusi udara

Lebih terperinci

1. Pengertian Perubahan Materi

1. Pengertian Perubahan Materi 1. Pengertian Perubahan Materi Pada kehidupan sehari-hari kamu selalu melihat peristiwa perubahan materi, baik secara alami maupun dengan disengaja. Peristiwa perubahan materi secara alami, misalnya peristiwa

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10 1. Akhir-akhir ini suhu bumi semakin panas dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena efek rumah kaca. Faktor yang mengakibatkan semakin

Lebih terperinci

STUDI FENOMENA AIR HITAM DAN AIR PUTIH

STUDI FENOMENA AIR HITAM DAN AIR PUTIH STUDI FENOMENA AIR HITAM DAN AIR PUTIH Rika Aziima Anugrawati dan Sri Widya Ningsih * I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah sumber daya alam yang sangat mudah kita dapatkan. Air adalah sumber mineral

Lebih terperinci

Gunung api yang meletus akan mengeluarkan berbagai jenis debu serta gas dari dalam perut. Debu Vulkanik Dan Gangguan Kesehatan

Gunung api yang meletus akan mengeluarkan berbagai jenis debu serta gas dari dalam perut. Debu Vulkanik Dan Gangguan Kesehatan Umumnya gejala yang timbul seolah-olah ada benda asing di mata, mata terasa nyeri, gatal atau merah, mata terasa lengket, kornea mata lecet atau terdapat goresan, mata terasa seperti terbakar dan sensitif

Lebih terperinci

Dilema Industri pada Lingkungan Hidup

Dilema Industri pada Lingkungan Hidup Dilema Industri pada Lingkungan Hidup Oleh: Ir. Fadmin Prihatin Malau. Kehadiran industri yang baik pada satu negara dapat membuka pintu kesejahteraan bagi masyarakat negara itu. Akan tetapi sebaliknya,

Lebih terperinci

Air bagi Kehidupan Manusia

Air bagi Kehidupan Manusia Air bagi Kehidupan Manusia Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Manfaat Air Kehidupan manusia tidak lepas dari tanah, air dan udara, tanah merupakan tempat berpijak dan sumber dari segala bahan makanan yang ditanam

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN ANGGOTA KOMUNITAS PEMUDA PEDULI LINGKUNGAN TENTANG PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELURAHAN SEI KERA HILIR I KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN KOTA

Lebih terperinci

Mengapa disebut sebagai flu babi?

Mengapa disebut sebagai flu babi? Flu H1N1 Apa itu flu H1N1 (Flu babi)? Flu H1N1 (seringkali disebut dengan flu babi) merupakan virus influenza baru yang menyebabkan sakit pada manusia. Virus ini menyebar dari orang ke orang, diperkirakan

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

BAB. Kesehatan Lingkungan

BAB. Kesehatan Lingkungan BAB 4 Kesehatan Lingkungan Pada Minggu pagi yang cerah, Siti beserta seluruh anggota keluarganya bekerja bakti membersihkan rumah dan lingkungan sekitar. Ibu bertugas menyapu rumah, ayah memotong rumput,

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Modul ke: Hubungan Industrial KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, M.Si Sub Bahasan 1. Tujuan K3 2. Macam-Macam Kecelakaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor (Chandra,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan diproduksinya berbagai macam peralatan yang dapat mempermudah manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penurunan kualitas lingkungan hidup dewasa ini salah satunya disebabkan oleh aktifitas kendaran bermotor yang menjadi sumber pencemaran udara. Gas-gas beracun penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, yaitu masuknya zat pencemar yang berbentuk gas, partikel kecil atau aerosol ke dalam udara (Soedomo,

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau

Lebih terperinci

12/3/2015 PENGELOLAAN SDA PENGELOLAAN SDA PENGELOLAAN SDA

12/3/2015 PENGELOLAAN SDA PENGELOLAAN SDA PENGELOLAAN SDA DEFINISI Usaha manusia dalam mengubah ekosistem sumberdaya alam agar manusia memperoleh manfaat maksimal dengan mengusahakan kontinuitas produksinya Suatu proses mengalokasikan sumberdaya alam dalam ruang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

FAKTOR EKOLOGI SEBAGAI INDIKATOR STATUS GIZI

FAKTOR EKOLOGI SEBAGAI INDIKATOR STATUS GIZI FAKTOR EKOLOGI SEBAGAI INDIKATOR STATUS GIZI Edited by: Suyatno,, Ir. MKes E-mail : suyatno@undip.ac.id Hp : 08122815730 Blog : suyatno.blog.undip.ac.id Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

APA ITU GLOBAL WARMING???

APA ITU GLOBAL WARMING??? PEMANASAN GLOBAL APA ITU GLOBAL WARMING??? Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan Bumi selama beberapa kurun waktu. Atau kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut

Lebih terperinci

KERUSAKAN LINGKUNGAN

KERUSAKAN LINGKUNGAN bab i KERUSAKAN LINGKUNGAN A. KONSEP KERUSAKAN LINGKUNGAN Kerusakan lingkungan sangat berdampak pada kehidupan manusia yang mendatangkan bencana saat ini maupun masa yang akan datang, bahkan sampai beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran terhadap lingkungan hidup akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian pemerintah, khususnya pihak akademisi, terutama terhadap kehadiran polutan beracun

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1 1. Cara mengurangi pencemaran lingkungan akibat rumah tangga adalah... Membakar sampah plastik dan kertas satu minggu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemar kendaraan bermotor di kota besar makin terasa. Pembakaran bensin dalam kendaraan bermotor merupakan lebih dari separuh penyebab polusi udara. Disamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang penting karena memberikan pengaruh bagi kesehatan individu dan masyarakat. Faktor yang menyebabkan penurunan kualitas

Lebih terperinci

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER VII Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami iklim Junghuhn dan iklim Schmidt Ferguson. 2. Memahami

Lebih terperinci

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER)

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) 1. Pengertian Atmosfer Planet bumi dapat dibagi menjadi 4 bagian : (lithosfer) Bagian padat

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau diperlukan

Lebih terperinci

BAB II. PENCEMARAN UDARA

BAB II. PENCEMARAN UDARA BAB II. PENCEMARAN UDARA A. PENDAHULUAN Topik kuliah pencemaran udara ini membahas tentang pencemaran udara itu sendiri dan akibatnya berupa efek rumah kaca, pemanasan global, dan kebisingan. Pokok bahasan

Lebih terperinci

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING 3.1. Virus Tokso Pada Kucing Toksoplasmosis gondii atau yang lebih sering disebut dengan tokso adalah suatu gejala penyakit yang disebabkan oleh protozoa toksoplasmosis

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang BAB V PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini semua berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang berbeda. Kekuatan otot merupakan penentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia maka kebutuhan air juga meningkat. Jumlah penduduk di Indonesia tahun 2014 sebesar 2.763.632 jiwa. Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN Disusun Oleh : MOHD ABI RAFDI 21040111130028 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Rokok adalah silinder dari kertas berukuran

Lebih terperinci

/.skisi-kisi INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal

/.skisi-kisi INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal /.skisi-kisi INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Standar Kompetensi : 1.7. Memahami saling ketergantungan dalam

Lebih terperinci

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA NAMA : KELAS : SOAL PENCEMARAN AIR NO : Pilihlah salah satu jawaban

Lebih terperinci

Ana Wahyuningtyas. Untuk SD Kelas iii semester 1. Universitas Sanata Dharma

Ana Wahyuningtyas. Untuk SD Kelas iii semester 1. Universitas Sanata Dharma Ana Wahyuningtyas Untuk SD Kelas iii semester 1 Universitas Sanata Dharma Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena saya bisa menyelesaikan buku IPA ini. Buku IPA ini diharapkan

Lebih terperinci