konstruksi Walaupun yaitu dari bahan dibuat pemecahan serta berubah.

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konstruksi Beton Konvensional Konstruksi beton konvensional adalah suatu konstruksi yang dimana semua s elemen strukturnya dikerjakan dilokasi proyek atau cast in situ. Dalam pengerjaan konstruksi beton konvensional, selain bahan utama campuran c beton diperlukan pula cetakan yang dirakit di tempat secara manual sesuai dengan gambar rencana Bekisting Dalam pelaksanaan bangunan beton semakin banyak dipakai sebagai bahan bangunan.. Beton membutuhkan suatu bekisting (acuan) baik untuk mendapatkan bentuk yang direncanakann maupun untuk pengerasannya. Walaupun bekistingnya hanya merupakann alat pembantu sementara, tapi bekisting memegang suatu peranann penting juga. Selain pembiayaan yaitu biaya kerja per jam j dan biaya bahan, ternyata kualitas k bekisting juga ikut menentukan bentuk dan rupaa konstruksi beton. Oleh karena ituu bekisting harus dibuat dari bahan bermutu dan perlu direncanaka an sedemikian rupa supaya konstruksi tidak mengalamii kerusakan akibat lendutan atauu lenturan ketika beton dituang. Setelah beton mengeras harus mudah dibongkar d tanpa membuat kerusakan pada struktur beton. Selain itu kayu bekisting akan dipakai berulang-ulang untuk menghemat penggunaan kayu. Untuk menghindari pemecahan serta keremukan pada permukaan dibagian ujung siku-siku tersebut dapat diletakkan sebilah kayu berpenampa ng segitiga kecil. Pelekatan beton pada bekisting dapat dihindari d dengan melumasi penampang yang bersentuhan dengan beton dengann minyak bekisting. Namun pemakaian jangan terlalu banyak karena warna permukaan beton dapat berubah. 5

2 2.2 Pengertian Konstruksi Beton Pracetak Konstruksi beton pracetak adalah suatu konstruksi dimana elemen bangunannya adalah beton pracetak. Beton pracetakk adalah elemen bangunan dengan material beton dimana proses produksinya berada di tempat yang berbeda dengan tempat elemen tersebut akan digunakan. Secara mum produk dari beton pracetak dapat dikategorikad an menjadii dua kelompok, yaitu : 1. Komponen struktur Untuk strukturr seperti contoh meliputi : kolom,, balok, tangga, pelat lantai, l tiang pancang, dan lain-lain. 2. Non struktur Untuk non struktur seperti contoh meliputi : dinding, kansteen, saluran drainase (U-Ditch), panell facade, car stopper dan komponen arsitektural tertentu. 2.3 Elemen Struktur yang Umum Dipakai Pelat Pelat dianggap sebagai diafragma yang sangatt kaku untuk mendistribusikan gempa. Pada waktu pengangkut tan atau sebelum komposit, beban yang bekerja adalah berat sendiri pelat, sedangkan beban total yang diterima oleh pelat terjadi saat pelat sudah komposit. Untuk pelatt pracetak (precast slab), ada beberapa b jenis yang umum digunakan yaitu : 1. Pelat pracetak berlubang (Hollow Core Slab) Pelat pracetak dimana ukuran tebal lebih besar dibanding dengan pelat pracetak tanpa lubang. Biasanya pelat tipe ini menggunakann kabel pratekan. Keuntungan dari pelat jenis ini adalah ringan lebihh ringan, tingkat durabilitas yang tinggi dan ketahanan terhadap api sangat tinggi. Pelat jenis ini memiliki lebar mm dan tebal rata-rata 120 hingga 250 mm. 6

3 Gambar 2.1 Pelat Hollow Core Slab 2. Pelat pracetak Half Slab Pelat pracetak dimana ukuran tebalnya lebih tipis dibandingakan dengan Hollow Core Slab (HCS). Pelat ini mempunyai tebal 80 mm m dan lebar mm. Gambar 2.2 Pelat Half Slab Balok Balok memikul bebann pelat dan berat sendiri. Selain n itu, balok juga berfungsi untuk memikul beban lain yang bekerja pada struktur tersebut. Untuk balok pracetak (Precast beam), ada tiga jenis balok yang sering atau umumm digunakan: 1. Balok berpenampang persegi (Rectangular Beam) Keuntungann dari balokk jenis ini adalah sewaktu fabrikasi lebih mudah dengann bekisting yang lebih ekonomis dan tidak perlu memperhitungkan tulangan akibat cor sewaktu pelaksanaan. Gambar 2.3 Balok penampang persegi 7

4 2. Balok berpenampang L (L-Shaped Beam) Gambar 2.4 Balok penampang L 3. Balok berpenampang T (Inverted Teee Beam) Gambar 2.5 Balok penampang T Kolom Kolom merupakan struktur utama bangunan yang mempunyai fungsi f meneruskan beban dari lantai-lantai di atasnya, yang dimana didominasi gaya normal yang bekerja. Untukk kolom pracetak (Precast column), ada beberapa jenis kolom yang sering atauu umum digunakan: 1. Simple prismatic column Kolom ini biasanya hanya digunakan pada banguna satuu tingkat dimana balok diletakkan diatas kolom Gambar 2.6 Simple prismatic column c 8

5 2. Bearing column Kolom ini memiliki penompang / dowel untuk meletakkan balok.. Gambar 2.7 Bearing column 2.4 Sambungan Sambungann Daktail dengan Cor ditempat Sambungann ini merupakan dengann menggunakan tulangan biasa sebagai penyambung / penghubung antar elemen beton baik b antar pracetak ataupun antara pracetak dengan cor ditempat. Elemen pracetak yang sudah berada di tempatnya akan dicor bagian ujungnya untuk menyambungkan elemen satu dengann yang lain agar menjadi satu kesatuan yangg monolit. Sambungann jenis ini disebut sambungan basah Sambungann Daktail dengan Las Sambungann ini adalahh dua sambungan las pada p penempatan di lokasi l sendi plastis pada permukaan kolom sesuai dengan konsep Strong Column Weak Beam. Pada konsep ini, sendi plastis direncanakann terjadi pada ujung balok dekat kolom. Sebagai gambaran, akan dicontohkann sambungan balok dengan kolom, dengan menggunaka an las. Untuk pertemuan antara balok dan kolom, 9

6 pada balok dan kolom dipasang pelat baja yang ditanam d masuk pada daerah tulangan kolom dan kemudian dicor pada waktu pembuatan elemen pracetak. Gambar 2..8 Sambungann daktail dengan las Pada kedua ujung balok, pelat baja ditanam pada bagian atass dan bawah. Pada perakitan komponen pracetak yang menggunakan las, untuk kolom terlebih dahulu berdiri kemudian dilakukan pengelasan pada kedua pelat tersebut untuk menyambungnya dengan balok. 2.5 Landasan Pedestal Pondasi untuk Kolom Pracetak Landasan pada pedestal pondasi merupakan hal yang y utama untuk berdirinya suatu kolom dan awal penyambungan di atas pedestal pondasi untuk berdiri tegaknya suatu kolom sesuai gambar rencana. Ada beberapa bentuk jenis landasann yang digunakan untuk kolom beton pracetak pada saat mendirikan dii atas pondasi yaitu: 1. Landasan berupa lubang pedestal Landasan yang mempunyai bentuk pelubangan pada pedestal pondasi yang berfungsi untuk masuknya kolom beton pracetak kedalam pedestal, dimana ukuran pedestal lebih besar dibandingkan kolom, untuk rencana kedalaman masukan ditentukan sesuai persyaratan perencanaan sedangkan untuk perekatan sambungan digunakan insitu grouting. 10

7 Gambar 2.9 Landasan berbentuk lubang 2. Landasan dowel / angkur Landasan berupa dowel / angkur, yang keluar pada pedestall pondasi dengan persyaratan maksimum untuk dowel / angkur untuk tulangan panjang penyaluran 24D. sedangkan fungsi dari dowel / angkur untuk dimasukan kedalam salah satu ujung kolom beton pracetak, akan tetapi sebelumnya dipasangkan pelatt baja (shims) berukuran kecil berbentuk persegi untuk memisahkan jarak antara pedestal dan kolom. Untuk proses perekatan padaa dasar kolom digunakan shotcrete, sedangkan untuk mengisi rongga kolom dengan dowel dilakukan proses grouting dengan cara menginjeksikan dari lubang inlet dan untuk pengecekan penuh atau tidaknya pada saat grouting dapat dilihat pada lubang vent. Gambar 2.10 Landasan angkur 11

8 2.6 Alat berat Pada pekerjaan beton dengan menggunakan precast, alat berat sangat s dibutuhkan untuk mengangkat elemen struktur precast. Alat beratt yang digunakan biasanya adalah mobile crane,, karena mudah untukk memindahkan dan lebih praktis. Crane mempunyai boom yang disanggah olehh struktur utamanya ( super structure flat form), boom ini dapat berupa suatu kerangka k dari baja, dengan kendali kabel sebagai alat pengangkatnya, atau dapa pula boom yang berupa telescoping yaitu boom yang tersusun, yang prinsipnyaa seperti antara radio dengan kendali hidrolis. Sebagai penggerak utamanya, yaituu untuk mengoperasikannya dapat dengan mesin diesel, motor bensin atau motor listrik. Untuk pengendalian hidroliknya mempunyai motor yang terpisah dari primee mover. 2.7 Estimasi Biayaa Proyek Kegiatan estimasi biayaa adalah suatu proses utama dalam proyek konstruksi. Ketidak tepatan dalam penyediaan material, alat dan bahan akan berakibat kurang baik pada pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Selain sebagai dasar untuk membuatt sistem pembiayaan dalam sebuah proyek, kegiatan estimasi biaya juga terkait dengan jadwall pelaksanaan konstruksi. Kegiatan estimasi biaya pada umumnya dilakukan dengann terlebih dahulu mempelajari mengenai gambarr rencana dan spesifikasi bangunan yang akan dibangun. Penghitungan kebutuhan material dilakukann secara teliti dan konsisten, kemudian ditentukann harganya. Dalam melakukan kegiatan estimasi biaya, seorang estimator harus dapat memahami proses konstruksi secara menyeluruh, mulai dari bentuk organisasi, cara pembayaran, dan proses p konstruksi, termasuk jenis dan kebutuhan alat, karena faktor tersebut dapat d mempengaruhi biaya konstruksi. Selain faktor-faktor di atas, terdapat faktor lain yangg sedikit banyak ikut memberi konstribusi dalam pembuatan perkiraan biaya, b yaitu: Produktifitas tenaga t kerjaa Ketersediaan material Cuaca Masalah kualitas 12

9 Sistem pengendalian Kemampuan manajemen n 2.8 Rencana Anggaran Biayaa Rencana anggaran biaya suatu proyek merupakan perhitungan biaya yang dibutuhkan untuk pembelian bahan dan upah pekerja, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengann pelaksanaan pembangunan atau proyek tersebut. Anggaran biaya merupakan suatu harga atau nilai dari suatu proyek yangg dihitung secara s cermat dan teliti dan memenuhii syarat. Anggaran biaya pada suatu proyek yang sama akan berbeda-beda sebab adanya perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja serta lokasi proyek yang dijalankan. Dalam menyusun anggaran biaya dapat dilakukan dengan dua cara, sebagai berikut : 1. Anggaran Biaya Kasar ( Taksiran ) Sebagai pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga satuan tiap meter persegi (m 2 ) luas lantai. Anggaran biaya b kasarr dipakai sebagai pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secaraa teliti. 2. Anggaran Biaya Teliti Anggaran Biaya Teliti adalah anggaran biaya bangunan b atau proyek yang diperhitungkan dengan teliti serta cermat, sesuai dengan ketentuan dan syarat- of syarat penyusun anggaran biaya.. Salah satu metoda perhitungannya adalah Bills Quantity (BoQ). Penyusunan anggaran biaya yang dihitungg dengan teliti, didasarkan atau didukung oleh : a. b. c. Gambar rencana, berguna untuk menentukan/menghitung besarnya masing-masing volume pekerjaan. Rencana Kerja Sistem (RKS), berguna untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis. Harga Satuan Pekerjaan. 13

10 2.8.1 Metoda Bills of Quantity Metoda yang biasa digunakan untuk sistem tender adalah Bills of Quantity (BoQ). BoQ berisikan daftar item pekerjaan yang dilakukan dalam prosess konstruksi, diantaranya: perhitungan volume, analisa harga satuan dan rekapitulasi Work breakdown system ( WBS ) Penentuan tiap item pekerjaan dibuat untuk u mendapatkan daftar pekerjaan yang akan dilaksanakan. Daftar pekerjaan biasa disebut dengan Work Breakdown System (WBS). Penggunaan WBS membantu meyakinkan manajer proyek bahwa semua produk dan elemen pekerjaan telah diidentifikasikan, untuk mengintregasikan proyek dengan organisasi saat ini dan untuk membangun basis pengendalian. 14