HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
|
|
- Yenny Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Proses Kreatif Pengarang Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di kota Surakarta Jawa Tengah. Ia adalah seorang pujangga Indonesisa yang terkenal melalui berbagai puisi-puisinya yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat popular baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum. Masa mudanya dihabiskan di Surakarta. Damono lulus dari SMP Negeri 2 Surakarta pada tahun 1955 dan SMA Negeri 2 Surakarta pada tahun Pada masa ini ia sudah menulis sejumlah karya yang dikirmkannya ke majalah-majalah. Kesukaannya menulis ini berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang Bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sejak tahun 1974 ia mengajar di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia, namun kini ia telah pensiun. Berikut adalah karya-karya Damono berupa kumpulan puisi, serta beberapa esai dan novel: a. Duka-Mu Abadi (1969) b. Lelaki Tua dan Laut terjemahan karya Ernest Hemingway (1973) c. Mata Pisau (1974) d. Sepilihan Sajak George Seferis terjemahan karya George Seferis (1975) e. Puisi Klasik Cina (1969) f. Lirik Klasik Parsi (1977) g. Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak (1982) h. Perahu Kertas (1983) i. Sihir Hujan (1984) j. Water Colour Poems (1986; translated by J.H. McGlynn) k. Suddenly the Night: the Poetry of Sapardi Djoko Damono (1988; translated by J.H. McGlynn) 45
2 digilib.uns.ac.id 46 l. Afrika yang Resah (1988) m. Mendorong Jack Kuntikunti: Serpihan Sajak dari Australia (1991) n. Hujan Bulan Juni (1994) o. Black Magic Rain (translated by Harry G Aveling) p. Arloji (1998) q. Ayat-ayat Api (2000) r. Pengarang Telah Mati (2001; kumpulan cerpen) s. Maja Jendela (2002) t. Ada Berita Apa hari ini, Den Sastro? (2002) u. Membunuh Orang Gila (2003; kumpulan cerpen) v. Nona Koelit Koetjing: Antologi Cerita Pendek Indonesia peiode awal (1870an 1910an)(2005) w. Mantra Orang Jawa (2005) x. Before Dawn: the poetry of Sapardi Djoko Damono (2005) y. Kolam (2009; kumpulan puisi) z. Sutradara itu Menghapus Dialog Kita (2012) aa. Namaku Sita (2012; kumpulan puisi) bb. The Birth of I Lagaligo terjemahan Muhammad Salim cc. Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak (edisi 1994 yang diperkaya dengan sajak-sajak 1959, 2013; kumpulan puisi) dd. Trilogi Soekram (2015, novel) ee. Hujan Bulan Juni (2015, novel) ff. Suti (2015, novel) Selain tiga puluh dua karya yang sudah dihasilkan di atas, Damono juga masih memiliki karya nonfiksi maupun dalam bentuk musikalisasi puisi. Novel SUTI adalah karya Damono yang paling baru. Novel SUTI terdiri dari 192 halaman ini memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan karya Damono yang lainnya. Keunikan ini terletak pada beberapa kosa kata Jawa yang dihadirkan dalam percakapan antar tokoh di dalamnya.
3 digilib.uns.ac.id Kedudukan Pengarang dalam Sastra Indonesia Kedudukan Damono dalam lingkup sastra di Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi. Hasil karyanya yang banyak serta populer di kalangan sastrawan maupun masyarakat umum membuat Damono memiliki tempat di hati penggemarnya. Tak heran, bila Damono juga dijadikan panutan sastrawan lain dalam berkarya. Damono juga kerap menerima penghargaan. Tahun 1978 ia menerima penghargaan Cultural Award dari Australia, 1983 menerima Anugerah Puisi Putra dari Malaysia, dan tahun 1985 ia menerima penghargaan Mataram Award. Pada tahun 1986 Damono mendapat anugerah SEA Write Award dari Thailand. Setelah itu pada tahun 1990 Damono mendapat penghargaan dari pemerintah Indonesia yang diberi nama Anugerah Seni. Di tahun 1996 Damono menerima penghargaan dari Menristek RI berupa Kalyana Kretya. Selanjutnya ia juga pernerima Penghargaan Achmad Bakrie pada tahun Damono merupakan salah seorang pendiri Yayasan Lontar. Pada tahun 2013 Damono juga menerima Penghargaan Akademi Jakarta atas kontribusi karya baik nasional atau internasional serta tetap konsisten berkarya dalam jangka waktu cukup panjang dengan pencapaian di atas rata-rata, serta masih banyak lagi penghargaan yang ia peroleh. Hal lain yang membuat jasanya besar untuk sastra adalah ia merintis dan memprakarsai Himpunan Sarjana kesusastraan Indonesia (HISKI). Damono juga pernah menjadi dekan dan guru besar di Fakultas Ilmu Budaya UI. Selain itu, Damono pernah menjadi redaktur pada majalah Horison, Basis, dan Kalam sebelum kini ia pensiun. B. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang didapat setelah menganalisis novel SUTI karya Damono adalah sebagai berikut: 1. Unsur Intrinsik Novel SUTI Karya Sapardi Djoko Damono Pengkajian struktural termasuk dalam hal yang penting untuk dibahas jika akan menganalisis sebuah novel. Hal ini dikarenakan novel memiliki unsur-unsur yang saling berkaitan sebagai totalitas commit pembangun to user makna. Unsur-unsur tersebut
4 digilib.uns.ac.id 48 berfungsi untuk memaparkan keterkaitan antara tujuan estetik dan makna keseluruhan yang ingin dicapai. Namun, dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membahas mengenai unsur intrinsik yang terdapat dalam novel tersebut. a. Tema Tema adalah salah satu bagian yang penting dalam suatu cerita. Novel SUTI karya Damono menurut peneliti mengangkat tema tentang kesabaran, ketabahan, dan ketegaran dalam menjalani hidup dan perubahan hidup yang terjadi di masyarakat. Hal tersebut terjadi tidak hanya pada tokoh utama yaitu Suti, tetapi juga pada tokoh tambahan, Bu Sastro. Mereka berdua adalah perempuan yang sering disebut dalam cerita dan memiliki peran yang seimbang. Cerita hidup Suti sebagai tokoh utama yang digambarkan dengan masalah kehidupannya dengan suami pilihan ibunya ternyata cukup dilematis. Itu disebabkan karena Sarno suami Suti ternyata justru menjadi miliki ibunya, bukan Suti. Ketabahan yang ditunjukkan Suti lainnya juga ketika ia pada akhirnya harus memiliki anak hasil buah cintanya dengan Pak Sastro. Keruwetan masalah yang ditimbulkan menjadikan pembaca bersimpati dengan sikap Suti yang tetap menjalani hidup bersama anaknya. Pendapat peneliti tentang uraian tema berikut dapat dibuktikan pada beberapa kutipan berikut: Sudah lama Suti harus menerima kenyataan bahwa lelaki itu sebenarnya pacar ibunya. Beberapa kali dipergokinya mereka melakukan adegan yang hanya pantas untuk suami istri (Damono, 2015: 51 52). Orang-orang suka ngrasani, kata ibu Suti. Lha aku kan beberapa kali diajak sama Den Sastro ke sana. Iya tau. Tapi kan kamu belum tahu apa kata tetangga, sahut mertuanya. Lha aku kan suka ikut ronda. Iya tau. Tapi kamu ikut ronda kan hanya biar bisa ikut minum ciu. Gundhul-mu! Ya, ayo. Kita gundhul-gundhul-an saja, kata mertuanya tenang. Dan tata cara antara mertua dan menantu itu biasanya berakhir di kamar, dan Suti pura-pura tidak tahu, pura-pura tidak mendengar (Damono, 2015: 75).
5 digilib.uns.ac.id 49 Suti mengatakan ia baru dari Jakarta dengan niat untuk menetap lagi di Solo, di rumah yang ditinggalkannya. Dikatakannya, selama ini ia bersama ibunya tinggak di Jakarta bekerja srabutan. Sudah sejak sampai Jakarta Sarno tidak menjadi bagian hidup mereka lagi, sekarang entah di mana (Damono, 2015: 185). Ketika Ibu bilang mau ke Kalimantan dengan laki-laki entah siapa, aku memutuskan untuk kembali ke Solo saja. Siapa tahu ada yang mau ngasih kerjaan. Di sini kan masih ada rumah, di sana repot banget cari rumah. Berhenti sejenak, kemudian dilanjutkannya. Pernah ada yang mau mengawini aku, tetapi aku kapok kawin. Takut seperti Sarno dulu. (Damono, 2015: ). Sosok Bu Sastro tak dapat dilepaskan dari cerita dalam novel SUTI ini. Ia juga digambarkan sebagai perempuan yang sabar dan tegar menghadapi sifat masing-masing anggota keluarganya yang berbeda-beda. Pak Sastro yang suka main perempuan, Kunto yang penurut namun berada jauh di Yogyakarta, dan juga Dewo anak bungsunya yang keras kepala, dihadapinya dengan tenang. Belum lagi dengan omongan para tetangga yang terkadang juga menggunjingnya gara-gara masalah yang dibawa oleh keluarganya. Pendapat peneliti tentang uraian tema berikut dapat dibuktikan pada beberapa kutipan berikut: Di rumah pun demikian. Pak Sastro dan Bu Sastro harus ekstra hatihati menghadapi bontotnya itu. Pernah suatu hari Pak Sastro marah besar, membanting gelas sampai berkeping-keping, Dewo menjawabnya dengan melempar gelas juga ke pintu lebih berkepingkeping. Bu Sastro pun muncul, dan langsung menangis tidak tahu harus berbuat apa (Damono, 2015: 44). Pak Sastro tidak suka anaknya menjadi berandalan seperti itu, tetapi Bu Sastro netral saja sikapnya, mungkin karena mengetahui bahwa sebenarnya suaminya yang jantan itu sejenis berandal juga, terutama dalam urusannya dengan perempuan (Damono, 2015: 45). Sehabis mendengar penjelasan Tomblok, Bu Sastro untuk pertama kalinya merasa agak susah tidur. Ia selama ini mencoba memahami hubungan-hubungan yang ada dalam keluarganya, tetapi keterangan Tomblok tentang peristiwa itu membuatnya meragukan sikap tetangga terhadapnya dan keluarganya commit to selama user ini. Ia tiba-tiba merasa bahwa
6 digilib.uns.ac.id 50 sikap menghargai dan menghormati keluarganya sebenarnya basa-basi saja. Namun, apa pula bedanya dengan yang dulu terjadi di Ngadijayan? Tanyanya menentramkan diri sendiri. Dan pertanyaan retorik itu ternyata berhasil membuatnya lebih nyenyak tidur, membuatnya berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengubah sikap dan tingkah lakunya terhadap siapapun, keluarga maupun tetangga (Damono, 2015: 122). b. Penokohan Tokoh merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu cerita. Setiap tokoh dalam cerita memiliki sifat dan wataknya masingmasing. Tokoh dalam cerita memiliki dibagi menjadi dua yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Namun, di sini peneliti hanya akan membahas tokoh yang memiliki peran penting dalam cerita, dan berikut adalah beberapa tokoh dan penokohannya yang terdapat dalam novel SUTI : 1) Suti Suti adalah anak satu-satunya dari yang lahir dari rahim seorang Ibu bernama Parni. Tak dijelaskan siapa sebenarnya Bapak kandung Suti. Gambaran tokoh Suti dimulai penulis dengan menceritakan latar belakang keluarga, usia Suti dan juga pembawaannya dalam keseharian. Berikut adalah kutipannya: Perempuan muda itu yatim, dan itu mungkin sebabnya orang desa cenderung menerima sebagai hal yang wajar-sewajar-wajarnya kalau ada berita aneh tentangnya, meskipun mereka tentu juga tahu bahwa orang yatim tidak harus aneh tingkah lakunya. Suti, nama lengkapnya Sutini, masih di ujung belasan tahun umurnya, dan sifatnya yang masih konyal-kanyil bisa ditafsirkan macam-macam. Kalau lagi senang ia suka menepuk-nepukkan tangannya dengan irama yang sangat cepat sambil loncat-loncat kecil (Damono, 2015: 5). Selain itu, tokoh Suti juga digambarkan penulis melalui ciri fisiknya. Hal itu dibuktikan pada kutipan berikut:
7 digilib.uns.ac.id 51 2) Sarno meskipun kadang-kadang terdengar juga bisik-bisik tentang kulit Suti yang tidak gelap dan matanya yang tidak begitu lebar tetapi tidak pernah ada yang berani menannyakan asal-usul Suti kepada ibunya (Damono, 2015: 10). Tokoh Suti juga memiliki sifat yang supel atau mudah bergaul. Ini dibuktikan dalam kutipan berikut: anaknya tumbuh menjadi seorang gadis kecil yang gampang bergaul dengan anak lain. Orang-orang sayang kepada anak itu, selalu tampak riang dan hampir tidak pernah kedengaran menangis (Damono, 2015: 11). Sarno dalam cerita ini berperan sebagai suami Suti. Sebelumnya Sarno pernah menikah dengan seorang perempuan, namun pernikahannya gagal karena tidak memiliki anak dan sialnya, ia justru ditinggal kabur oleh istrinya. Sampai pada akhirnya, ia berhasil menikahi Suti, gadis muda yang usianya jauh di bawahnya. Tokoh Sarno digambarkan sebagai seseorang yang cuek terhadap kabar negatif tentang istrinya yang ia dengar dari tetangga. Ia juga digambarkan bekerja serabutan. Berikut adalah kutipan ceritanya: Suami Suti kerjanya serabutan, malah kadang-kadang kerja beberapa bulan di Sragen membantu pemborong membangun kantor sebuah jawatan. Sekali seminggu pulang dan pernah mendengar kabar istrinya berbuat tidak lurus, tetapi ia idak bertindak apa-apa (Damono, 2015: 4). Penokohan sarno juga digambarkan sebagai sosok yang terampil dalam bekerja dan suka minum ciu (minuman keras). Hal itu dibuktikan dalam kutipan berikut: Pak Sastro suka padanya: ia trampil dan tidak banyak cing-cong, hanya sesekali suka nenggak ciu tetapi tidak sampai benar-benar teler (Damono, 2015: 36).
8 digilib.uns.ac.id 52 3) Parni Parni adalah ibu dari Suti. Dalam cerita, Parni digambarkan sebagai orang yang cuek. Sikap itu muncul karena kehidupan kota lah yang mengajarkannya untuk bersikap demikian. Bukti dari gambaran sikap tesebut terdapat dalam kutipan berikut: 4) Tomblok Namun, tidak pernah pikiran semacam itu menjadi bahan gunjingan terbuka di kampung. Seandainya pun tahu ada yang menggunjingkannya, Parni tentu akan membiarkannya saja. Kehidupan di kota telah mengajarkannta untuk bersikap demikian (Damono, 2015: 11). Tomblok adalah sahabat baik Suti. Dari kecil hingga besar mereka adalah teman baik yang tak terpisahkan. Penokohan Tomblok dalam cerita ini digambarkan memiliki sifat yang suka bergujing. Hal itu dibuktikan pada kutipan berikut: Pikirannya yang melayang-layang mendadak terhenti ketika Tomblok melanjutkan kabar burung gagak. Kamu kan tahu, Sarno beberapa kali nganter Den Sastro ke kota. Nah, waktu itulah ia bicara tentang sosoknya sebagai jagoan di kampungnya yang lama. Ia, katanya pernah ribut dengan tukang cukur yang istrinya jadi pelatih anak-anak menari. (Damono, 2015: 88). Dan sekarang giliran Bu Sastro yang menjadi sasaran kabar burung Tomblok. Waktu dan kesempatan bagi mereka jauh lebih lapang sebab di rumah tidak ada siapa-siapa kecuali Dewo yang kalau malam lebih suka ngluyur bersama gengnya tinimbang berada di rumah tidak tahu harus mengerjakan apa. Bu Sastro pada dasarnya tidak suka mendengarkan cerita burung, tetapi karena cara Tomblok menyampaikannya menarik, dibiarkannya burung itu ngoceh terus sementara ia membuka telinga sambil memasang filter yang bisa menghalangi sampah masuk ke otaknya (Damono, 2015: 120). dan diam-diam disampaikannya sikap itu kepada Mbah Parmin ketika malam Jumat itu ia mengajak Tomblok ke makam. Tomblok gembira luar biasa karena mendapatkan bumbu lagi untuk kisah
9 digilib.uns.ac.id 53 yang tentu akan disebarkannya dalam posisinya sebagai burung (Damono, 2015: 122). Segera saja penilaiannya atas orang baru di kampungnya itu, tentu karena Tomblok telah ngoceh ke mana-mana, menjadikannya bahan ocehan yang menarik (Damono, 2015: 140). Itu sebabnya pada suatu malam ia mengajak Tomblok menemaninya ke makam, Mau sowan Mbah Parmin, katanya. Peristiwa itu dimanfaatkan sebagai bumbu penyedap bagi Tomblok untuk menyedapkan obrolannya ke tetangga (Damono, 2015: ). 5) Pak Sastro Tokoh Pak Sastro digambarkan melalui deskripsi fisiknya, yaitu seorang laki-laki yang memiliki paras yang ganteng. Sifatnya juga supel suka berkomunikasi dengan banyak orang. Hal itu dibuktikan dalam kutipan berikut: Pak Sastro cakep tampangnya dan gampang diajak omong (Damono, 2015: 31). Selain memiliki sikap yang komunikatif, tokoh Pak Sastro juga digambarkan sebagai laki-laki yang suka main perempuan. Sifat buruk Pak Sastro ini dibuktikan dalam kutipan berikut: Bu Sasro netral saja sikapnya, mungkin karena mengetahui bahwa sebenarnya suaminya yang jantan itu sejenis berandal juga, terutama dalam urusannya dengan perempuan (Damono, 2015: 45). 6) Bu Sastro Tokoh Bu Sastro digambarkan sebagai seorang perempuan yang rendah hati dan sederhana meskipun ia adalah priayi. Bu Sastro juga memiliki kegemaran memasak. Berikut adalah bukti kutipannya: Bu Sastro seorang priayi tulen yang tidak pernah menyimpan gagasan tentang kasta atau silsilah usul atau kekayaan (Damono, 2015: 31).
10 digilib.uns.ac.id 54 Bu Sastro suka sekali memasak, menikmati asyiknya bara kayu yang berkedip-kedip kalau ia menggerak-gerakkan kipas bambunya. Kebiasaan sejak tinggal di Ngadijayan ituterus berlanjut meskipun berkali-kali disarankan untuk memakai kompor minyak saja. Ia selalu bilang tidak suka setiap hari harus membersihkan sumbu kompor karena tangannya menjadi berminyak, mencucinya bisa menjengkelkan. Katanya juga, rasa masakan kompor dan kayu berbeda jauh (Damono, 2015: 37). Selain memiliki sikap yang sederhana, Bu Sasro juga merupakan perempuan yang sabar. Hal itu dbuktikan dalam kutipan berikut: Diam-diam perempuan sabar itu tahu, antara lain dari bisikan Suti, bahwa anaknya malah sudah menjadi panutan anak-anak desa sebayanya (Damono, 2015: 44). 7) Kunto Kunto adalah anak sulung Pak Sastro dan Bu Sastro. Sifatnya digambarkan sebagai anak yang penurut. Hal itu dibuktikan dalam kutipan berikut: Di sekolah Kunto memang penurut sehingga sekolahnya lancer dan disayang banyak guru (Damono, 2015: 43). Penokohan Kunto juga digambarkan sebagai lak-laki yang memiliki tanggung jawab. Hal itu dibuktikan pada saat Kunto harus segera kembali ke Yogyakarta, namun pada saat itu ia memilih untuk mengantarkan Suti terlebih dahulu sampai ke rumah. Kutipan sebagai buktinya yaitu: 8) Dewo Saya harus segera ke Yogya, Bu. Sebenarnya mau turun di Yogya saja tadi, tetapi kasihan Suti sendiri. (Damono, 2015: 150). Dewo adalah anak Pak Sastro yang terakhir. Tokoh Dewo digambarkan sebagai anak yang keras kepala. Hal itu dibuktikan dalam kutipan berikut:
11 digilib.uns.ac.id 55 Adik Kunto masih duduk di kelas tiga SMP, sering nunggak kelas sama sekali tidak karena bodoh tetapi lebih karena anak itu suka terbuka membantah Pak Guru. Ternyata guru tidak boleh dibantah, ya, katanya dalam hati (Damono, 2015: 42). Keluarga Pak Sastro sudah bosan memintanya untuk tidak usah meledek orang lain, tetapi jawaban si bungsu itu selalu sama. Katanya anak-anak itu memang harus diejek, goblok, dan sok jago, beraninya hanya mengeroyok, tidak berani maju satu lawan satu (Damono, 2015: 43). Sifat Dewo juga digambarkan sebagai anak yang tegas. Berikut adalah bukti kutipannya: laki-laki sepeti adiknya itulah yang sebenarnya diharapkan ada di dunia ini. Sikapnya yang tegas sangat sesuai untuk menjadi pemimpin, menjadi panutan (Damono, 2015: 43 44). Selain memiliki sifat yang keras kepala dan tegas, sifat lain yang ada pada diri Dewo adalah penyayang dan memiliki kedewasaan dalam bertindak. Rasa sayangnya ditunjukkan kepada ibunya pada saat ia menceritakan hal-hal mengenai Bapaknya yang selama ini ia pendam. Hal tersebut dibuktikan pada kutipan berikut: Sampai pada suatu batas yang tidak kasat mata, Dewo akhirnya menundukkan kepalanya tampak sangat letih jiwa raga, menatap ibunya dengan pandangan yang belum pernah dikenal ibunya pandangan yang harus ditafsirkan sebagai ungkapan ketidakpahaman sekaligus kekaguman atas sikap perempuan yang telah melahirkannya itu. Ibu, atas nama Bapak, Dewo meminta maaf atas segala yang selama ini terjadi di keluarga kita. Bu Sastro tidak menampakkan rasa kaget; ia malah merasa lega bahwa akhirnya bontotnya sudah mencapai kedewasaan sikap yang selama ini diinginkannya Dewo akan selalu menjaga Ibu, apapun yang terjadi, lanjutnya (Damono, 2015: ). Dewo ternyata juga digambarkan sebagai seorang yang perhatian. Hal itu dibuktikan commit dalam kutipan to user berikut:
12 digilib.uns.ac.id 56 c. Alur Meskipun tampaknya tidak pernah memperhatikan hal-hal kecil, Dewo ternyata tahu benar bahwa ibunya perlu dibantu untuk mengurus rumah (Damono, 2015: 112). Alur yang terdapat dalam novel SUTI karya Damono adalah alur progresif atau alur maju. Hal ini karena awal mula cerita tersebut sudah dibuka dengan percakapan tokoh utama, yaitu Suti dengan sahabatnya Tomblok, yang membicarakan mengenai kedatangan keluarga priayi ke kampungnya. Cerita itu bergulir hingga menggambarkan kehidupan Suti dan kehidupan warga desa. Pada bagian berikutnya, penulis sempat menceritakan tentang masa kecil Suti, namun hal tersebut bukanlah sebuah flashback melainkan hanya berupa selingan cerita saja. Kemudian cerita dalam novel SUTI ini kembali lagi ke waktu di mana cerita tersebut dimulai. Alur dalam sebuah cerita menurut Waluyo (2011: 10) dirumuskan ke dalam beberapa langkah yaitu: (1) eksposisi, paparan awal cerita; (2) inciting moment, mulainya problem cerita muncul; (3) rising action, konflik dalam cerita meningkat; (4) complication, koflik dalam cerita semakin ruwet; (5) climax, puncak penggawatan; (6) falling action, peleraian; dan (7) denouement, penyelesaian. 1) Eksposisi Bagian awal cerita yang dipaparkan dalam novel SUTI karya Damono bermula pada percakapan antara Suti dan Tomblok yang membicarakan mengenai kedatangan warga baru di kampungnya yaitu keluarga priayi dari Ngadijayan. Hal ini dibuktikan pada kutipan berikut: Mblok, dah dengar ada orang baru? Udah. Yang namanya Den Sastro itu, kan? Yang katanya dulu tinggal di Ngadijayan itu, kan? Kemarin lakiku dipanggil, disuruh bikin sumur. Kerja bapak itu di mana, sih? Mana aku tahu? Ganteng banget priayinya, edan tenan! Cakrak seperti Prabu Kresno hehehe.
13 digilib.uns.ac.id 57 Kok kamu tahu? Pernah liat dia? Waktu ke rumah manggil suamiku aku kan ketemu. Cakrak dan bening kulitnya. Edan tenan! (Damono, 2015: 1 2). 2) Inciting moment (permasalahan muncul) Inciting moment adalah satu bagian dalam cerita yang menunjukan bagian permasalahan mulai muncul. Munculnya permasalahan dalam novel SUTI adalah ketika diceritakan tentang peihal pernikahan Suti dengan Sarno. Pada saat dinikahkan usia Suti masih belasan tahun, sedangkan Sarno adalah laki-laki yang usianya sebaya dengan ibunya. Sarno adalah laki-laki yang tidak memiliki pekerjaan tetap. ibu Suti mengizinkan anaknya dinikahi Sarno karena ibunya malu kalau anaknya tidak lekas dikawinkan dan dianggap tidak laku. Berikut adalah bukti kutipan yang terdapat dalam novel SUTI: Dan keberhasilannya mendapatkan Suti tentu saja menjadi bahan gunjingan, Kok mau-maunya prawan kencur bening gitu kawin sama Sarno. Mereka sebenarnya tahu bahwa ibu Suti suka malu kalau anaknya tidak lekas-lekas dikawinkan, takut kalau oleh orang kampung dianggap tidak laku, takut kalau dianggap ibunya tidak becus mencarikan suami untuk anaknya. Juga khawatir kalau anak perempuannya yang suka omong aneh-aneh itu nanti tersesat entah ke mana, terbawa masuk ke film yang ditontonnya dan tersesat tak bisa pulang Ketika Sarno bilang ma saja mengawini Suti, langsung ucapan itu diterima. Dan laki-laki yang sebenarnya tidak jelas apa kerjanya itu cepat-cepat mengawininya (Damono, 2015: 3) 3) Rising action (permasalahan naik) Alur yang ketiga yakni permasalahan yang sudah ada menjadi naik. Dalam cerita di novel SUTI ini, permasalahan naik ketika Suti mengetahui bahwa suami dan ibunya menjalin hubungan yang lebih dari sekadar menantu dan mertua. Hal itu dibuktikan pada kutipan berikut: Sudah lama Suti harus menerima kenyataan bahwa lelaki itu sebenarnya pacar ibunya. Beberapa kali dipergokinya mereka melakukan adegan yang hanya pantas untuk suami istri (Damono, 2015: 51 52).
14 digilib.uns.ac.id 58 Bukti lain dari permasalan yang mulai naik juga terjadi pada kutipan berikut:... sejak semula ia yakin bahwa ibunya yang sebenarnya menginginkan laki-laki itu. Laki-laki itu sama sekali tidak pernah memberikan apa yang diinginkannya tetapi teman-teman berandalnya itu sebenarnya yang membentuknya menjadi perempuan dewasa (Damono, 2015: 68 69). Tidak hanya itu, dalam cerita penulis juga memberikan percakapan yang menguatkan antara Sarno dan Parni bahwa antara mereka memang terdapat hubungan yang spesial. Bukti kutipannya terdapat pada: Orang-orang suka ngrasani, kata ibu Suti. Lha aku kan beberapa kali diajak sama Den Sastro ke sana. Iya tau. Tapi kan kamu belum tahu apa kata tetangga, sahut mertuanya. Lha aku kan suka ikut ronda. Iya tau. Tapi kamu ikut ronda kan hanya biar bisa ikut minum ciu. Gundhul-mu! Ya, ayo. Kita gundhul-gundhul-an saja, kata mertuanya tenang. Dan tata cara antara mertua dan menantu itu biasanya berakhir di kamar, dan Suti pura-pura tidak tahu, pura-pura tidak mendengar (Damono, 2015: 75). 4) Complication (permasalahan lebih naik) Complication adalah semakin meningkatnya masalah yang ada. Permasalahan yang lebih naik ini terjadi ketika Pak Sastro yang sedang berada di rumah untuk berlibur ketika pulang dari Jakarta tiba-tiba dikeroyok oleh orang-orang yang sepenuhnya tidak Suti kenali. Pada saat itu hanya ada Suti dan Pak Sastro di rumah, karena Bu Sastro dan Dewo sedang berada di Pati ke rumah kakak Pak Sastro. Peristiwa pemukulan yang dialami Pak Sastro membuat Suti khawatir dan memutuskan untuk merawat Pak Sastro. Dalam kejadian tersebut digambarkan Suti berada di kamar berdua dengan Pak Sastro dan menciumi Pak Sastro. Hal itu dibuktikan pada kutipan berikut:
15 digilib.uns.ac.id 59 Setelah sepenuhnya sadar, Sastro dipapahnya masuk kamar. Suti menciumnya beberapa kali, mengambl air untuk melap darah yang berceceran dari mulutnya. Ia tahu, ini bukan kethoprak bukan wayang bukan film. Ini tindakan sewenang-wenang atas seorang ksatria yang mungkin telah berbuat keliru dalam hidupnya (Damono, 2015: 78). Lelaki itu menatapnya dengan pandangan yang aneh, yang sulit ditebak maksudnya. Namun, perempuan yang kini sudah dewasa itu mulai menerima kenyataan bahwa memang ternyata ada hal-hal yang tidak mungkin bisa dipahami (Damono, 2015: 79). Sastro hanya menggeleng ketika ditawari makan, tetapi menerima ciuman Suti bertubi-tubi dan segera memejamkan matanya berusaha tidur (Damono, 2015: 80). Bukti lain yang dapat menguatkan pikiran pembaca ketika penulis tidak begitu jelas melukiskan hubungan seperti apa yang terjadi antara Suti dan Pak Sastro ketika pengeroyokan selesai terdapat pada kutipan berikut ini: Dan ketika kemudian dia menyadari kenyataan bahwa Pak Sastro ternyata juga diam-diam ingin mendapatkannya, dan berhasil terbukti dari apa yang terjadi malamnya sehabis Prabu Kresno kena pukul rema-rame hari itu (Damono, 2015: 87 88). Anak muda itu ternyata sama sekali berbeda wataknya dengan bapaknya, lelaki setengah baya yang dengan sigap memahami apa yang diharapkan oleh perempuan kalau sedang berdua saja dengan laki-laki meskipun waktu itu tentu masih merasakan kesakitan akibat pukulan gerombolan laki-laki yang datang tanpa diundang. Suti menerima keinginanan Pak Satro begitu saja, tanpa menimbangnimbang apakah penerimaannya itu merupakan ungkapan rasa kasihan atau lebih karena naluri perempuan yang selama ini tidak pernah bisa dituntaskannya dengan Sarno (Damono, 2015: 91). 5) Climax (puncak masalah) Puncak masalah muncul saat tiba-tiba Tomblok datang menemui Bu Sastro dan memberikan informasi mengejutkan tentang kepergian Suti dan ibunya secara tiba-tiba tanpa diketahui ke mana. Ini dibuktikan pada kutipan berikut:
16 digilib.uns.ac.id 60 Bu, saya mau melaporkan sesuatu, tetapu Ibu jangan gusar, kata Tomblok. Tentang gagak juga? Ada apa lagi? Tidak, Bu. Begini, kata Tomblok memulai. Sangat ragu-ragu. Dan tumpahlah dongeng Tomblok itu di hadapan Bu Sastro, baunya sengit. Suti yang sudah dua hari ini tidak muncul tanpa melapor ke Bu Sastro ternyata pergi diantar ibunya. Tidak ada tetangga yang tahu. Kang Sarno pun tidak tahu, Bu. Bau berita itu sengit, terutama karena Parni tidak memberi tahu masalah itu. Bu Sastro segera mencari suami Suti. Sekarang benarbenar disadarinya bahwa apa yang dilakukannya selama ini keliru, sebuah dosa yang tidak bisa dimaafkan (Damono, 2015: 161). 6) Falling action (peleraian) Alur cerita berikutnya yaitu peleraian. Tahap ini merupakan tahap di mana konflik cerita mengalami penurunan dengan diimbangi oleh kejadian-kejadian yang mengarah ke penyelesaian masalah. Pada cerita yang terdapat dalam novel SUTI peleraian terjadi pada saat Pak Sastro akhirnya meninggal dunia, disusul dengan Kunto yang setelah bapaknya meninggal ia kemudian menikah dengan mindho-nya di Surabaya. Ini dibuktikan pada kutipan berikut: Ternyata Pak Sastro tidak bisa bertahan lama di Jakarta dan harus pulang ke Solo menunggu masa pensiunnya. Waktu itulah ia mulai sakit-sakitan tetapi sama sekali tidak mau menuruti nasihat dokter, terutama dalam hal makanan. Belum sampai satu tahun ia pulang ke Solo ketika dokter menyatakan kesehatan Pak Sastro dan harus berhatihati dengan makanan. Thengkleng jugalah yang akhirnya mengantarkan Prabu Kresno itu ke haribaan-nya sekitar setahun setelah tugasnya sebagai pegawai negeri berakhir (Damono, 2015: ). Bu Sastro yakin telah mendapat restu dari almarhum suaminya untuk menyelenggarakan pesta kawin Kunto secepatnya di Surabaya. Ia senang dan merasa ringan bahwa yang menjadi penyelenggara adalah besannya, yakni sepupunya sendiri, yang kawin dengan seorang pria Sangihe dan mempunyai seorang anak tunggal (Damono, 2015: 173).
17 digilib.uns.ac.id 61 7) Denoument (penyelesaian) Alur terakhir dalam sebuah cerita yaitu adanya penyelesaian. Penyelesaian dalam novel SUTI karya Damono ini yakni diceritakan pada saat Suti tiba-tiba kembali lagi ke desa Tungkal. Kembalinya Suti ke sana tidak sendiri, ia membawa seorang anak. Anak tersebut bernama Nur. Nur adalah anak kandung nya hasil hubungannya dengan Pak Sastro saat itu. Suti kembali ke desa Tungkal untuk kembali menata hidup bersama Nur dan tentu juga untuk menemui Bu Sastro. Berikut adalah kutipan ceritanya: d. Latar Tomblok sedang mencuci pakaian ketika merasa ada yang menepuk bahunya dari belakang. Ketika menoleh dilihatnya Suti berdiri menggandeng seorang anak perempuan memandangnya, tersenyum persis seperti beberapa tahun lalu. Perempuan itu tidak tampak surut kecantikannya, kulitnya saja yang menjadi agak kecoklatan. Sebelum ia bangkit, Suti berkata kepada anak itu untuk mencium tangan Tomblok sambil memperkenalkannya sebagai anaknya (Damono, 2015: 184). Kalimat pertama yang diucapkan Bu Sastro ketika melihat Suti berdiri di depan pintu menggandeng anaknya, Itu anakmu, Sut? Nadanya sama sekali tidak menunjukkan kekagetan. Suti ingat akan adegan yang baginya menegangkan ketika dulu Bu Sastro menghadapi Bu Mayor soal anjing hilang (Damono, 2015: 188). Bu Sastro bangkit, memegang tangan anak itu, mencium dan membisikkannya. Saat itulah Suti seperti mendengar suara bisikan itu, Bapak telah memenuhi janjinya memberiku anak perempuan (Damono, 2015: 191). Dalam novel SUTI terdapat latar waktu, latar tempat, dan latar sosial. Latar dalam suatu cerita digunakan sebagai bahan informasi kapan peristiwa itu terjadi, dan di mana peristiwa itu berlangsung, sehingga pembaca dapat memahami isi cerita dengan baik. Berikut adalah berbagai latar kejadian yang terdapat dalam novel SUTI yang dapat dikutip:
18 digilib.uns.ac.id 62 1) Latar Tempat a) Sungai Latar tempat yang mulanya diceritakan adalah berada di sungai pada saat Tomblok dan Suti mencuci pakaian. Berikut adalah kutipannya: Suti dan Tomblok, yang nama lengkapnya Pariyem, biasa ngobrol di pinggir sungai setiap pagi ketika mereka sedang mencuci pakaian di sungai (Damono, 2015: 3). b) Desa Tungkal Desa tungkal adalah salah satu tempat terjadinya peristiwa dalam cerita tersebut. desa ini terletak di pinggiran kota Solo. Hal ini dibuktikan pada kutipan berikut: Panggung dongeng ini adalah sebuah kampung di pinggiran kota Solo, tepatnya di desa Tungkal (Damono, 2015: 14). c) Dapur Latar tempat yang digunakan dalam cerita ini juga terjadi di dapur. Tepatnya di dapur rumah Bu Sastro. Hal itu dibuktikan dalam kutipan berikut ini: Suti kan bisa bantu membersihkan kompor, Bu, kata anaknya pada suatu pagi ketika ibunya tampak repot menyalakan kayu api. Suti jongkok di dekat Bu Sastro, sehabis mengisi bak mandi. Tiap hari sekarang ia ada di rumah Pak Sastro, bantu-bantu apa saja seperti juga suaminya (Damono, 2015: 37). Hahaha, malah marah! kata anak sulungnya yang kebetulan melongok ke dapur menyaksikan adegan pagi itu (Damono, 2015: 40). Percakapan lain yang juga terjadi di dapur adalah antara Bu Satro dan Suti yang pada saat itu sedang membicarakan tentang rencana kepergian Kunto ke Yogyakarta untuk melanjutkan kuliah di UGM. Berikut adalah bukti kutipannya:
19 digilib.uns.ac.id 63 Sudah setahun ia ngenger Keluarga Sastro ketika Bu Sastro memberi tahu hal yang selama ini tidak diketahuinya. Dua perempuan itu sedang berada di dapur, salah satu tempat penting untuk adegan penting di babak ini. Cah Ayu, kakakmu Kunto mau sekolah di Gadjah Mada. (Damono, 2015: 60). d) Meja makan Peristiwa dalam cerita juga terjadi di meja makan. Hal itu dibuktikan dalam kutipan berikut: Anaknya tampak tahu maksud ibunya, segera setelah ganti baju duduk di meja makan, mengucapkan sesuatu yang tidak begitu jelas, Yang ini bukan daging gug-gug, kan, Bu? (Damono, 2015: 51). Sesudah masuk rumah, duduk di meja makan, Kunto berkata kepada ibunya, Saya harus segera ke Yogya, Bu. Sebenarnya mau turun di Yogya saja tadi, tetapi kasihan Suti sendiri. (Damono, 2015: 150). e) Emperan toko Latar tempat selanjutnya yang terjadi dalam cerita adalah di emperan toko. Hal itu terjadi saat Suti, Kunto, dan temannya pulang dari bioskop dan mampir membeli tape ayu yang terletak di emperan toko. Berikut adalah bukti kutipannya: Suti ini apamu, Kun? Adikku, jawab Kunto lebih enteng lagi. Tanpa menunjukkan rasa kaget, Kuswanto melanjutkan selidiknya, Adikmu kan Cuma si semprul itu! Semprul adalah nama popular Dewo di kampungnya yang lama. Ya biar saja, pokoknya ini adikku. Ya, kan, Sut? Suti diam saja, tampak sibuk mengunyah tape di emperan toko meskipun merasa semakin bangga merasa diakui sebagai keluarga Den Sastro (Damono, 2015: 54). f) Stasiun Balapan Pada bagian yang lain, latar tempat dalam cerita berlangsung di Stasiun Balapan ketika Suti dan Bu Sastro mengantar Kunto menuju Yogyakarta. Berikut adalah bukti kutipannya:
20 digilib.uns.ac.id 64 g) Makam Dengan dua becak mereka sampai di Stasiun Balapan, dengus dan suit kereta api seperti memberi awas-awas Suti, Hati-hati selama Kunto di Yogya, Cah Ayu (Damono, 2015: 65). Latar makam dalam certa ini diceritakan beberapa kali oleh penulis. Bukti bahwa terjadi peristiwa di makam terdapat pada kutipan berikut ini: Sambil menyapu guguran daun dan bunga kamboja di makam, Tomblok bercerita tentang Pak Sastro yang sudah sejak pindah ke desa itu berhubungan dengan banyak perempuan (Damono, 2015: 85). h) Jakarta Latar tempat yang juga diceritakan dalam novel SUTI selain terjadi di pinggiran kota Solo dan sekitarnya, cerita juga terjadi di Jakarta. Bukti kutipannya terdapat pada: Menjelang maghrib kereta api baru sampai Jakarta. Dalam keadaan capek mereka bertiga masih harus berebut lagi naik bis arah Kampung Minangkabau (Damono, 2015: 127). i) Di dalam kereta Salah satu tempat yang menjadi bagian dalam cerita terjadi di dalam kereta pada saat Suti dan Kunto melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Solo. Itu dibuktikan pada kutipan berikut: Dalam kereta malam ke Solo Kunto tidak banyak bicara, hanya sesekali cerita tentang Bandung dan Tan (Damono, 2015: 147). j) Kos di Yogyakarta Latar tempat berikutnya yang menjadi bagian dari berlangsungnya cerita dalam novel SUTI ini berada di kos Kunto yang berada di Yogyakarta. Ini dibuktikan pada kutipan berikut:
21 digilib.uns.ac.id 65 k) Surabaya Namun, ia merasa harus menyusun kembali pikirannya ketika sampai di tempat kos diberi tahu Bu Budiman bahwa Kunto sejak dua hari pergi ke Bandung. Temannya yang di Bandung itu datang, Jeng Sastro. Mengajak Kunto ke Bandung. Bu Sastro berusaha untuk tidak menunujukkan reaksi apa pun ketika dalam pikirannya mendadak tercipta awal kisah yang tampaknya menakutkan (Damono, 2015: 163). Latar tempat selanjutnya berlangsung di Surabaya pada saat hari pernikahan Kunto. Itu dibuktikan pada kutipan berikut: Bu Sastro yakin telah mendapat restu dari almarhum suaminya untuk menyelenggarakan pesta kawin Kunto secepatnya di Surabaya (Damono, 2015: 173). 2) Latar Waktu a) Pagi hari Latar waktu pagi hari terjadi pada saat Suti dan Tomblok melakukan rutinitas harian mereka yaitu, mencuci pakaian di sungai sambil bercakap-cakap. Berikut adalah kutipannya: Suti dan Tomblok, yang nama lengkapnya Pariyem, biasa ngobrol di pinggir sungai setiap pagi ketika mereka sedang mencuci pakaian di sungai. Kali ini hanya mereka berdua. Orang-orang lain suda pagi-pagi tadi ke sungai sebelum ke pasar atau kerja atau ke sekolah (Damono, 2015: 3). Bukti lain yang menggambarkan suasana atau waktu yang berlangsung adalah pagi hari, terdapat dalam kutipan berikut ini: Suti kan bisa bantu membersihkan kompor, Bu, kata anaknya pada suatu pagi ketika ibunya tampak repot menyalakan kayu api (Damono, 2015: 37). Hahaha, malah marah! kata anak sulungnya yang kebetulan melongok ke dapur menyaksikan adegan pagi itu (Damono, 2015: 40).
22 digilib.uns.ac.id 66 Waktu pagi hari juga ditunjukkan pada saat Kunto mengajak Suti keliling kota Jakarta dipagi hari. Buktinya terdapat pada kutipan berikut ini: Sut, kamu siap-siap. Kita antar Bapak ke kantor, ya. Kita nanti naik bis keliling kota. Perempuan muda itu tidak tahu mengapa ia tidak begitu tenang pagi itu (Damono, 2015: 131). b) Tahun 1960-an Peristiwa yang diceritakan dalam novel tersebut dikisahkan terjadi pada tahun 1960-an. Berikut adalah bukti kutipannya: c) Sore hari Waktu itu, tahun 1960-an, desa tersebut (atau kampung?) mulai kedatangan orang yang berasal dari pusat kota (Damono, 2015: 14 15). Latar waktu yang terdapat dalam cerita pada novel SUTI juga dilukiskan berlangsung pada saat sore hari di mana Bu Sastro memanggil Tomblok ke rumahnya untuk menyampaikan maksudnya agar Tomblok mau bekerja sementara di rumahnya menggantikan posisi Suti yang masih berada di Jakarta. Hal itu dibuktikan pada kutipan: Sorenya ia memanggil Tomblok ke rumah, menanyakan apa bersedia membantunya, Setidaknya sementara saja, Mblok, selama Suti masih di Jakarta, katanya. Sama sekali tidak kelihatan kalau dia memohon, meskipun sebenarnya sangat mengharapkan jawaban ya dari Tomblok. Dan memang jawaban itu yang didengarnya (Damono, 2015: 113). Waktu sore hari juga terdapat pada kutipan yang menyatakan kedatangan Suti, Kunto, dan Pak Sastro di Jakarta dengan bukti sebagai berikut: Menjelang maghrib kereta api baru sampai Jakarta. Dalam keadaan capek mereka bertiga masih harus berebut lagi naik bis arah Kampung Minangkabau (Damono, 2015: 127).
23 digilib.uns.ac.id 67 Bukti lain mengenai latar waktu sore hari juga terdapat saat kejadian Kunto baru saja tiba dari Bandung ke Jakarta. Bukti tersebut terdapat pada: Kunto baru kembali ke Jakarta hari berikutnya selepas maghrib. Meminta maaf kepada Suti, ia bercerita tentang pertemuannya dengan Tan (Damono, 2015: 141). d) Malam hari Latar waktu malam hari dalam cerita pada novel SUTI berlangsung saat Kunto dan Suti berada di dalam kereta dari Jakarta menuju Solo. Hal itu dibuktikan pada kutipan berikut: Dalam kereta malam ke Solo Kunto tidak banyak bicara, hanya sesekali cerita tentang Bandung dan Tan (Damono, 2015: 147). e) Latar Sosial Latar sosial menggambarkan adanya adat istiadat yang terjadi dalam masyarakat, gambaran mengenai kehidupan masyarakat, serta bagaimana interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat. Latar sosial dalam cerita yang terdapat pada novel SUTI pada bagian awal, menggambarkan kehidupan masyarakat di desa Tungkal. Hai ini di buktikan dalam kutipan berikut: Mereka bekerja sebagai penarik becak, tukang jual jajanan malam hari, pencari pasir, pemanjat kelapa, pembantu, dan kerja serabutan kerja apa saja diambil (Damono, 2015: 19). Beberapa keluarga memiliki kuda yang dipekerjakan sebagai pengangkut karung pasir, mendaki tebing sungai. Ada juga keluarga yang disebut Juragan Pasir sebab memiliki gerobak kuda yang membawa karung-karung pasir ke kota (Damono, 2015: 20). Gambaran tentang bagaimana latar sosial yang ada dalam cerita tersebut dapat dibilang jelas. Kehidupan masyarakat yang kental dengan segala kebiasaan yang dilakukan oleh penduduknya menambah
24 digilib.uns.ac.id 68 warna dalam cerita yang terdapat di novel SUTI karya Damono. Salah satunya adalah yang terdapat dalam kutipan berikut: Warga benar-benar bangga pada makam itu dan dengan cerdik memanfaatkannya sebagai salah satu sumber penghasilan. Orang jauh yang keluarganya dimakamkan di situ suka minta bantuan warga desa untuk mengurusnya. Dan yang lebih penting, setiap kali ada orang berziarah orang-orang tua dan anak-anak mengerumuni peziarah untuk meminta uang jasa (Damono, 2015: 23). Kebiasaan tentang kehidupan masyarakat Tungkal juga digambarkan pada setiap bulan menjelang puasa, mereka selalu panen rezeki dari warga luar daerah yang berziarah ke makam. Berikut adalah kutipannya: Rezeki mereka sangat menyegarkan kalau bulan ruwah tiba; menjelang Bulan Puasa setiap hari makam kedatangan ribuan orang, semuanya ikhlas membagi uang. Beberapa warga desa mendadak menjadi tukang becak untuk mengangkut yang berdatangan, menyewa dari tauke becak yang tinggalnya dekat Pasar Kukusan, sekitar tiga kilometer dari kampung itu (Damono, 2015: 24). Kejelasan tentang gambaran kehidupan sosial masyarakat desa Tungkal juga sampai pada kebiasaan laki-laki desa yang suka minum ciu sejak kecil hal itu digambarkan pada kutipan berikut: kebanyakan anak laki-laki di desa itu kenal ciu sejak kecil. Bahkan ada satu dua anak muda yang kalau sedang bekerja biasa minum barang yang dianggap haram itu sebagai salah satu cara untuk melepaskan dahaga di samping melupakan rasa capek (Damono, 2015: 36 37). Selain latar sosial tentang kehidupan masyarakat yang dibahas dalam cerita tersebut, juga terdapat latar sosial mengenai adat istiadat dalam masyarakat Jawa yaitu, pemberian gelar atau tambahan nama bagi keluarga keturunan keraton atau warga yang bekerja di
25 digilib.uns.ac.id 69 lingkungan Kasunanan atau keraton sebagai tanda status sosial. Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan berkiut: Tugas Sumadi di Kasunanan sebagai Kerani menghasilkan gelar Sastro: namanya menjadi Sastrosumadi. Lelaki Jawa yang sudah kawin biasanya mendapat nama tua sebagai penanda status. Orang kemudian cenderung tidak mengenal lagi nama kecilnya (Damono, 2015: 39). Kehidupan warga desa Tungkal tergolong unik karena mereka mempercayai adanya kekuatan pada sebuah makam milik Mbah Parmin. Hal ini digambarkan pada kutipan berikut: Rupanya kalau ada sesuatu yang tidak bisa dipecahkanoleh kelugasan berpikir warga kampung itu, dengan yakin mereka putuskan saja bahwa semua sudah diatur oleh yang di sana, lha yang di sana itu tidak lain Mbah Parmin. Itu tidak berarti bahwa banyak di antara mereka tidak suka ke masjid, misalnya, tetapi karena selama ini Mbah Parmin adalah bagian penting dari kesejahteraan hidup mereka (Damono, 2015: 86). e. Sudut Pandang Menurut Shipley (dalam Waluyo dan Nugraheni, 2009: 37) menyebutkan adanya dua jenis point of view yaitu, internal point of view dan external point of view. Internal point of view ada empat macam, yaitu: (1) tokoh yang bercerita; (2) pencerita menjadi salah seorang pelaku; (3) sudut pandang akuan; dan (4) pencerita sebagai tokoh sampingan dan bukan tokoh hero. Sementara untuk gaya eksternal, dikemukakan ada dua jenis, yaitu: (1) gaya dia-an; dan (2) penampilan gagasan dari luar tokohtokohnya. Berdasarkan pengertian di atas, menurut peneliti sudut pandang yang digambarkan oleh pengarang yaitu menggunakan gaya eksternal yang menampilkan gagasan dari luar tokoh-tokohnya. Dibuktikan pada kutipan berikut:
26 digilib.uns.ac.id 70 Sarno suami Suti, oleh orang kampung dianggap ketiban pulung ketika mengawini Suti. Laki-laki yang umurnya hampir setengah baya itu pernah kawin tetapi tidak pernah punya anak sesudah menunggu sekitar tiga tahun (Damono, 2015: 2). Di sebelah timur jalan desa ada makam yang menyimpan baik-baik entah berapa ratus mayat. Yang dimakamkan tidak hanya berasal dari desa itu tetapi juga dari desa lain, bahkan kota lain kalau kebetulan punya kerabat di situ (Damono, 2015: 23). Setelah sepenuhnya sadar, Suti mendengar suara ibunya yang datang atas panggilan Bu Sastro. Setelah beberapa kalimat basa-basi, Parni minta pamit (Damono, 2015: 96). Perjalanan belasan jam dari Solo ke Jakarta bisa menjadi malapetaka, tetapi Suti justru meghayatinya seperti kalau ia nonton wayang kulit atau film. Yang bermain dalam benaknya adalah film koboi, adegan dalam sebuah kereta kuda, ia duduk di sebelah John Wayne yang memacu kuda-kudanya menempuh jalan menyusur dataran berdebu di pinggir sebelah sana tampak gerombolan penjahat memporakporandakan kereta yang ditumpanginya (Damono, 2015: 103). Kutipan di atas membuktikan bahwa pencerita sebagai orang yang serba tahu di luar tokoh. Pencerita mengemukakan gagasan-gagasan tentang tokoh, namun pencerita sendiri tidak ikut menjadi bagian dari cerita tersebut. f. Amanat Amanat adalah pesan yang terkandung dalam suatu cerita baik secara tersurat maupun tersirat. Amanat dalam novel SUTI karya Damono ini adalah dapat disimpulkan menjadi beberapa pesan yang dapat diambil manfaatnya bagi pembaca. Amanat pertama, jadilah orang yang tidak begitu memikirkan omongan atau gunjingan orang lain. Hal tersebut dibuktikan pada kutipan berikut: Namun, tidak pernah pikiran semacam itu menjadi bahan gunjingan terbuka di Kampung. Seandainya pun tahu ada yang menggunjingkannya, Parni tentu akan membiarkannya saja. Kehidupan di kota telah mengajarkannya untuk bersikap demikian (Damono, 2015: 11).
27 digilib.uns.ac.id 71 Amanat kedua, ketika kita sebagai manusia khususnya yang tinggal di Jawa, sering memercayai adat istiadat di masyarakat, kita tetap harus menjalankan ibadah sesuai agama kita. Jangan jadikan kepercayaan kita terhadap benda atau hal-hal duniawi menjadikan kita terjerumus dalam limbah dosa. Hal tersebut dibuktikan dalam kutipan berikut: Rupanya kalau ada sesuatu yang tidak bisa dipecahkan oleh kelugasan berpikir warga kampong itu, dengan yakin mereka putuskan saja bahwa semua sudah diatur oleh yang di sana, lha yang di sana itu tidak lain Mbah Parmin. Itu tidak berarti bahwa banyak di antara mereka tidak suka ke masjid (Damono, 2015: 86). Sore itu menjelang maghrib Suti pergi ke makam, langsung menuju cungkup Mbah Parmin, duduk bersila dengan tertib dan mengucap doa yang pernah dipelajarinya dari guru agama di sekolah dulu. (Damono, 2015: 100). Amanat terakhir yang dapat peneliti ambil dari perjalanan kisah hidup tokoh utama, yaitu Suti. Diceritakan bahwa Suti adalah perempuan yang dari tidak diketahui siapa Bapaknya. Menginjak remaja, ia dinikahkan oleh ibunya dengan Sarno yang usianya sebaya dengan ibunya. Sarno tidak memiliki pekerjaan tetap. Dan, ternyata Suti mengetahui ada hubungan yang lebih dari hubungan menantu dan mertua antara ibunya dan Sarno. Kisahnya berlanjut dramatis ketika Suti jatuh dipelukan pak Sastro, dan akhirnya ia menghilang dan kembali lagi ke Solo dengan membawa anak perempuan yang cantil setelah beberapa tahun tinggal di Jakarta. Dengan cerita hidup yang sedemikian rumit Suti tetap berusaha untuk bersyukur dan tegar dalam menghadapi kehiupan yang dijalaninya. Jadi, kita sebagai manusia hendaklah tetap tegar dan menjalani kehidupan yang berlangsung meskipun masalalu kita burukatau kita menganggap bahwa hidup kita telah hancur. Kutipan yang dapat mendukung pendapat tersebut adalah: Ketika Ibu bilang mau ke Kalimantan dengan laki-laki entah siapa, aku memutuskan untuk commit kembali to ke user Solo saja. Siapa tahu ada yang mau
28 2. Karakteristik Kejiwaan Tokoh Utama dalam Novel SUTI Karya Sapardi Djoko Damono Suatu karya sastra pasti tak lepas dari peran penting tokoh utama dalam cerita. Karakter yang dibawakannya pun akan melekat dalam benak pembaca. Hal inilah yang kemudian dianggap sebagai unsur kejiwaan yang terdapat pada tokoh. Sastra juga tak lepas dari ilmu psikologi sebagai pelengkap dan pendukung kajiannya. Psikologi sastra menurut Endraswara (2008: 16) adalah sebuah interdisiplin antara psikologi dan sastra. Mempelajari psikologi sastra sebenarnya sama halnya dengan mempelajari manusia dari sisi dalam. Aspek dalam ini acap kali bersifat subjektif, yang membuat para pemerhati sastra menganggapnya berat. Sesungguhnya mempelajari psikologi sastra amat indah, karena kita dapat memahami sisi kedalaman jiwa manusia, jelas amat luas dan amat dalam (Endraswara, 2008: 14). Daya tarik psikologi sastra adalah pada masalah manusia yang melukiskan potret jiwa. Minderop (2010: 59) menyatakan bahwa tanpa psikologi sastra dengan berbagai acuan kejiwaan, kemungkinan pemahaman sastra akan timpang. Pembahasan karakteristik kejiwaan pada tokoh utama dalam novel SUTI karya Damono merupakan pengembangan dari analisis unsur intrinsik yang ada pada pembahasan sebelumnya. Karakteristik kejiwaan pada tokoh utama dalam novel SUTI akan diteliti dengan pelaksanaan perwatakan yang digambarkan memiliki perkembangan konflik yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Dalam pembahasan karakteristik kejiwaan pada tokoh dalam novel SUTI karya Damono, tidak semua tokoh yang terdapat dalam cerita tersebut diteliti, melainkan hanya karakteristik kejiwaan pada tokoh utama, yaitu Suti saja. Seperti telah dijabarkan pada bab sebelumnya, analisis psikologi untuk karakteristik kejiwaan ini menggunakan teori analisis Sigmund Freud yang meliputi tiga unsur kepribadian yaitu id, ego, dan superego. Id adalah karakteristik kepribadian dalam bawah sadar commit manusia to yang user berisi insting-insting dan nafsuperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 72 ngasih kerjaan. Di sini kan masih ada rumah, di sana repot banget cari rumah. (Damono, 2015: 185).
29 digilib.uns.ac.id 73 nafsu manusiawi. Ego bersifat menjembatani keinginan pada id dengan mempertimbangkan kenyataan dan keadaan/fakta-fakta. Superego adalah sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai aturan yang bersifat evaluatif. Superego bertindak sebagai hati nurani yang berkaitan dengan moral. Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang perempuan bernama Suti yang tinggal di pinggiran kota Solo tepatnya di desa Tungkal. Suti adalah gadis lugu yang selalu tampak ceria dan mudah bergaul dengan orang lain. Ia adalah anak yang pintar dan memiliki paras yang cantik. Lahir dari seorang Ibu bernama Parni, namun tidak diketahui secara jelas siapa Bapak Suti. Sifat Suti yang mudah bergaul dengan teman-temannya memaksa dia kenal dengan segerombolan berandal cilik yang tinggal di desa itu juga. Kehidupan desa yang dekat dengan kota membuat terjadinya proses perubahan masyarakat dari pramodern ke modern. Karena pergaulan Suti yang dianggap mengkhawatirkan oleh Ibunya, akhirnya Ibu Suti memutuskan untuk menikahkan anaknya itu dengan seorang laki-laki bernama Sarno. Saat itu usia Suti masih belasan tahun, sedangkan Sarno berusia sebaya dengan Ibunya. Tanpa perlawanan, pernikahan Suti pun digelar. Sejatinya, dahulu Sarno pernah menikah, namun ia tidak memiliki anak dan malah istrinya pergi meninggalkannya. Kehidupan rumah tangga Suti dengan Sarno ternyata tidak seperti yang dibayangkan Suti. Hingga pada suatu hari datanglah keluarga priayi dari kraton Kasunanan yang memutuskan tinggal di desa Tungkal dan merubah hidup Suti. Ia dipekerjakan oleh Bu Sastro untuk membantu mengurus segala keperluan rumah tangganya. Dalam keluarga itu Suti mengenal bu Sastro, seorang perempuan yang sabar dan baik hati yang sangat dikaguminya. Ada juga Pak Sastro, laki-laki yang menarik perhatian Suti untuk pertama kalinya ketika keluarga itu pindah ke Tungkal. Pak Sastro baik dan gagah serta memiliki paras yang tampan. Pak Sastro dan Bu Sastro memiliki dua anak, yaitu Kunto dan Dewo, namun tingkah laku keduanya sungguh berbeda. Kunto adalah anak yang rajin, baik, dan penurut, sedangkan Dewo adalah anak yang bandel, nakal, dan pembangkang. Namun, sejatinya Dewo memiliki sifat yang tegas dan penyayang, terutama kepada Ibunya.
SUTI: PEREMPUAN PINGGIR KOTA
RESENSI BUKU SUTI: PEREMPUAN PINGGIR KOTA Nia Kurnia Balai Bahasa Jawa Barat, Jalan Sumbawa Nomor 11, Bandung 40113, Telepon: 081321891100, Pos-el: sikaniarahma@yahoo.com Identitas Buku Judul Novel Pengarang
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3
1. Bacalah dengan seksama penggalan novel berikut! SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3 Ketika pulang, pikirannya melayang membayangkan kejadian yang
Lebih terperinciBelajar Memahami Drama
8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya
Lebih terperinciLampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai
Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang
Lebih terperinciBayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:
Noand Hegask Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Kisah-kisah pendek dan sajak rumpang Diterbitkan melalui: Nulisbuku.com Darah Biasanya keluar rumah Saat tengah malam Sambil menangis Hanya
Lebih terperincihmm. Kakak adalah anak laki-laki satu-satunya. Sementara saya adalah anak perempuan satu-satunya. Kami hanya dua bersaudara tapi tidak satu pun kedama
Masa Kecilku Masa yang paling ingin diulangi adalah masa kecil kita. Di mana kita bisa bermain sepuasnya, dan belum tahu apa pun yang menyangkut orang dewasa. Tapi tidak semua orang bisa merasakan masa
Lebih terperinciCINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna
CINTA TELAH PERGI 1 Penyempurna Enam belas tahun yang lalu seorang ibu bernama Rosa melahirkan seorang bayi perempuan, bayi yang selama ini bu Rosa dan pak Adam (suami bu Rosa) idam-idamkan selama dua
Lebih terperinciAku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.
1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket
Lebih terperincidengan penuh hormat. rumah. mata.
Kegiatan Norma-norma di Masyarakat Perhatikan cerita berikut baik-baik. Alin dan Keluarganya Alin sekarang duduk di kelas III. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya. Keluarga Alin hidup dengan disiplin.
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN
BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Gambaran R, S, dan N dampak perceraian orang tua terhadap remaja Gaya hidup dalam kehidupan anak remaja masa kini mungkin sudah tidak karuan dibandingkan
Lebih terperinciANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Novi Asriyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hariyanto Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciPertama Kali Aku Mengenalnya
1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku
Lebih terperinciKD Menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang sudah dibaca
KD 16.1. Menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang sudah dibaca 1. Cerpen adalah kisah yang memberi kesan tunggal yang dominan tentang dalam satu latar dan satu situasi dramatis. 2. Drama adalah ragam
Lebih terperinciKISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN
KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN 1 Hensa KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN NAMANYA INDRA Bagaimana Sari?, suara Indra memecah keheningan. Kutatap lelaki ganteng yang duduk tepat di depanku ini. Sari,
Lebih terperinciCINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.
CINTA 2 HATI Udara sore berhembus semilir lembut,terasa sejuk membelai kulit.kira kira menunjukan pukul 16.45 WIB. Seorang gadis yang manis dan lugu sedang berjalan didepan rumahnya itu. Tiba tiba seorang
Lebih terperinciPemilik jiwa yang sepi
Mawar biru Kusiapkan ini khusus untuk hadiah ulang tahunmu Sebagai persembahanku atas perhatianmu... Cintamu dan kesediaanmu menerima diriku Terimalah ini Mawar biru... Yang khusus kupetik dari surga Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asa Nonami merupakan seorang novelis terkenal di Jepang, ia lahir pada 19 Agustus 1960 di Tokyo. Asa Nonami adalah penulis cerita fiksi kejahatan dan cerita horor,
Lebih terperinciMemelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.
Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Bagaimana jika kelasmu kotor? Sampah berserakan di manamana? Tentu kalian tidak senang! Dalam menerima pelajaran
Lebih terperinciGUIDE INTERVIEW No. Uraian Pertanyaan
GUIDE INTERVIEW No. 1. 2. 3. Uraian Pertanyaan Berapa usia Anda ketika menikah dengan suami? Pada saat anda hamil apakah anda masih berstatus siswa (masih aktif sekolah)? Bagaimana tanggapan orang tua
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2. Pengenalan. Klimaks. Komplikasi. Penyelesaian
SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.2 1. Bacalah kutipan cepen berikut! Pagi hari ini adalah hari pertama di Kota Yogyakarta buat seorang Revanda. Dia dan keluarganya
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN
LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan
Lebih terperinciBAGIAN I PORTOFOLIO PUISIKU
Aku rasa ada yang salah denganku, pasti. Orang akan mencoba menerbitkan kisah kesuksesan mereka, cerita-cerita fantasi bermoral, semua yang berhubungan dengan intrik tingkat tinggi, dan tentu saja komedi.
Lebih terperinciKarya Kreatif Tanah Air Beta
Mulyanissa 1 Hapsari Athaya Mulyanissa Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 1 Desember 2011 Karya Kreatif Tanah Air Beta Bagian I: Tujuan Penulisan Tanah Air Beta adalah novel yang dibuat berdasarkan film
Lebih terperinciDibalik perjuangan seorang "PAPA"
Dibalik perjuangan seorang "PAPA" Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra menurut Wellek dan Warren adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (2013: 3). Hal tersebut dikuatkan dengan pendapat Semi bahwa sastra adalah suatu bentuk
Lebih terperinciBAB 1 AKU DAN PULAU PISANG
BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG Jari ini berjalan begitu saja, seiring angan yang tidak pernah berhenti berharap. Merasa sebuah mimpi yang tidak pernah akan terwujud, harapan yang tidak pernah akan tercapai.
Lebih terperinciDi Unduh dari : Bukupaket.com
bab 5 kejujuran gambar 5.1 tesa sedang berkumpul dengan teman temannya lihatlah gambar di atas tesa sedang berkumpul dengan teman temannya tentu kalian juga sering melakukannya setiap hari kita bergaul
Lebih terperinciArif Rahman
INT. DESA SANGIA - PAGI HARI Dengan penuh makna hidup, setiap pagi dan bangun lebih cepat. Mereka harus mempersiapkan diri untuk ke sawah demi tetap merawat tanaman mereka agar selalu sehat. Di saat yang
Lebih terperinciLIFE HISTORY. Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun
LIFE HISTORY Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun Tetni seorang anak perempuan berusia 16 tahun, yang tinggal dalam keluarga yang serba kekurangan. Ia, orang tuannya dan empat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide
Lebih terperinciAyo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya.
Keledai Cerpen Dedy Tri Riyadi (Koran Tempo, 6 April 2014) LELAKI tua itu memandang ke arah jalan yang ramai di luar jendela. Di jalanan, entah karena apa, banyak sekali orang seperti sedang menunggu sesuatu
Lebih terperinciASEP DI JAKARTA. Sebuah novel karya Nday
ASEP DI JAKARTA Sebuah novel karya Nday ASEP DI JAKARA Oleh: Nday Copyright 2013 by Nday Dulu saya pikir Indonesia itu Jakarta. Pemahaman saya tentang Indonesia itu absurd... Setelah saya keliling Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk
Lebih terperinciLima Belas Tahun Tidak Lama
Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia" Lima Belas Tahun Tidak Lama Kota kami telah hampir berusia setengah abad, dan hampir saja hanyut karena kecelakaan gunung berapi. Beberapa tahun belakangan ini
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasar pada hasil penelitian dan analisis data mengenai struktural, keterjalinan unsur-unsur, nilai pendidikan, dan relevansi dalam kumpulan cerkak Lelakone
Lebih terperinciTema 1. Keluarga yang Rukun
Tema 1 Keluarga yang Rukun Manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia memerlukan bantuan orang lain. Manusia disebut makhluk sosial. Manusia saling bekerja sama. Mereka hidup bersama. Kalian mempunyai keluarga?
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 6. MEMBACA SASTRALATIHAN SOAL BAB 6
1. Bacalah kutipan cerpen berikut! SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 6. MEMBACA SASTRALATIHAN SOAL BAB 6 Luh! kakek menyerukan nama Luh Manik dengan mata membelalak penuh ketidakpercayaan. Bukanlah dulu
Lebih terperinciOleh: Windra Yuniarsih
Puncak Kebahagiaan Oleh: Windra Yuniarsih Perempuan adalah makhluk yang istimewa. Aku merasa beruntung dilahirkan sebagai perempuan. Meskipun dari keluarga sederhana tetapi kakiku dapat membawaku ke tempat
Lebih terperinciBuku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24
Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. analisis struktural adalah menjelaskan sedetail mungkin unsur-unsur pembangun
BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Novel Lintang karya Ardini Pangastuti ini terbit pada tahun 1997. Pada penelitian ini novel dianalisis dengan menggunakan teori strukural. Tujuan dari analisis struktural adalah
Lebih terperinciSudah, kalian jangan bertengkar. Zaky mencoba melerai. Eh Bagaimana kalau kita membuka jasa konsultasi. Sahut Riski.
Peristiwa heboh yang terjadi saat pertandingan besar antara kesebelasan PERSIKABA dan TIMNAS masih hangat menjadi perbincangan. Begitupun halnya yang tengah hangat diperbincangkan di Sekolah Dasar Baitunnur.
Lebih terperinciTUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING
TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Naskah Film Dan Sinopsis Ber Ibu Seekor KUCING DISUSUN OLEH : INDRA SUDRAJAT 09.12.3831 09-S1SI-05 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012
Lebih terperinciSelesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias.
Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias. Saat berjalan, dia sempat melirik suami yang masih tertidur.
Lebih terperinciGURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.
INT. CLASSROOM - DAY Suasana kelas yang bising akan obrolan murid terhenti oleh sahutan guru yang mendatangi mereka dan membawa seorang murid yang berdiri di depan pintu kelas. GURU Anak-anak, hari ini
Lebih terperinciPOLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY
POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY 2016 085643378090 PENGERTIAN Komunikasi pada dasarnya merupakan kegiatan penyampaian pesan. Proses tersebut melibatkan dua pihak
Lebih terperinciKAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Indayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoneisa Universitas
Lebih terperinciSoal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2
Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2 www.juraganles.com I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Bacalah penggalan pidato berikut! Hadirin yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan 1. Unsur Intrinsik Novel Bulan Nararya a. Tema Tema dari novel Bulan Nararya adalah kepedulian
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan 1. Unsur Intrinsik Novel Bulan Nararya a. Tema Tema dari novel Bulan Nararya adalah kepedulian sosial. Kepedulian sosial tersebut dikerucutkan pada orang-orang
Lebih terperinciS a t u DI PAKUAN EXPRESS
S a t u DI PAKUAN EXPRESS Ya, awal tahun 2008. Pindah ke rumah sendiri. Berpisah dari orangtua, pindah kerja pula ke Jakarta. Meninggalkan kenyamanan kerja di Bogor rupanya membuatku terkaget-kaget dengan
Lebih terperinciKeluarga 117. Bab 11. Keluarga
Keluarga 117 Bab 11 Keluarga Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) menirukan dialog drama yang dibacakan guru; 2) menceritakan peristiwa yang pernah dialami; 3) membaca
Lebih terperinciBERCERITA PADA ANAK SERI BACAAN ORANG TUA
24 SERI BACAAN ORANG TUA BERCERITA PADA ANAK Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional Milik Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
Lebih terperinciPersahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36
Sahabat, kata yang sering kita dengar. Apakah kalian tahu arti dari sahabat? Semua pendapat orang tentang sahabat berbeda-beda. Menurutku sahabat adalah teman yang selalu ada saat kita sedang senang maupun
Lebih terperinciDI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya
Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Hingga akhirnya suatu hari, dia pun memberanikan diri untuk mengintip. Terlihat seorang bocah lelaki
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN DAN SARAN
204 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Setelah dilakukan analisis perbandingan, maka diketahui bahwa terdapat persamaan dan perbedaan dalam novel Totto-chan Gadis Cilik di Jendela (TGCJ) dan novel
Lebih terperinciFirdaus. Sang Daniel. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com
Firdaus Sang Daniel Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com The Daniel Oleh: Firdaus Copyright 2014 by Firdaus Penerbit Firdaus Daus.ahmadi@gmail.com Desain Sampul: Nulisbuku.com Diterbitkan melalui:
Lebih terperinciBAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG
BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG A. Profil Responden Tenaga kerja wanita di Desa Tembong Kec. Carita sangatlah banyak, istri yang pergi ke
Lebih terperinciANGKET SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS
ANGKET 1. Bila orangtua mendahulukan kepentingan kakak/ adik saya, saya akan marah. 2. Jika saya tidak setuju dengan pendapat orangtua, saya akan mengatakan tidak setuju. 3. Menceritakan kebodohan kakak/adik
Lebih terperinci(Aku Melihatnya & Dia Melihatku)
(Aku Melihatnya & Dia Melihatku) JUBAH HITAM PART 1 Tahun 1993, sebuah cerita tentang kelahiranku. Tentunya, kedua orangtuaku menjadi saksi bagaimana aku lahir. Saat aku masih dalam kandungan, ayah, dan
Lebih terperinciMengajarkan Budi Pekerti
4 Mengajarkan Budi Pekerti Sukakah kamu membaca cerita dan dongeng? Banyak cerita dan dongeng anak-anak yang dapat kamu baca. Dalam sebuah cerita, terdapat pelajaran. Belajarlah dari isi cerita dan dongeng.
Lebih terperinciAKHIR PERJALANAN. ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com
AKHIR PERJALANAN ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com AKHIR PERJALANAN Oleh: Aghana V Idents Copyright 2015 by Aghana V Idents Penerbit ( nulisbuku.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. F. Latar Belakang Masalah. Perjalanan manusia dalam mengarungi kehidupan tidaklah lurus dan
1 BAB I PENDAHULUAN F. Latar Belakang Masalah Perjalanan manusia dalam mengarungi kehidupan tidaklah lurus dan semudah yang diharapkan. Manusia dihadapkan kepada lika-liku kehidupan yang harus mereka tempuh.
Lebih terperinciPATI AGNI Antologi Kematian
PATI AGNI Antologi Kematian Ita Nr. KATA PENGANTAR PATI AGNI Antologi Kematian Dalam Bahasa Sansekerta, Pati berarti mati, Agni berarti api. Pati Agni adalah mematikan api (kehidupan). Semua makhluk hidup
Lebih terperinciIndonesian Continuers
2015 HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION Indonesian Continuers ( Section I Listening and Responding) Transcript Familiarisation Text Bagaimana perayaan Natal? Cukup baik. Kami ke rumah kakek dan nenek.
Lebih terperinciSemalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua
Rahasia Gudang Tua Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah suara petir yang silih berganti membuatnya susah memejamkan mata. Hiasan gantung di luar jendela kamarnya selalu bergerak ditiup angin
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan rahmatnya kita bisa membuat makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat
Lebih terperinciRamadan di Negeri Jiran
Ramadan di Negeri Jiran By: Tari Nabila Dengan langkah mengendap-endap dan hati berdebar aku memberanikan diri menuruni anak tangga. Dalam pikiranku selalu berkata semoga bos laki-laki sudah tidur di kamar.
Lebih terperinciSebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang
Prolog Seorang teman atau bahkan lebih dari sekedar teman, ya tepatnya adalah sahabat? Apa yang kalian tau tentang teman ataupun sahabat? Dua kata yang hampir serupa, namum mempunyai arti begitu berbeda
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dengan masyarakat mempunyai hubungan yang cukup erat. Apalagi pada zaman modern seperti saat ini. Sastra bukan saja mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat
Lebih terperinciKAPAN KAWIN? Ringgo Agus Rahman
KAPAN KAWIN? Tentunya kita masih ingat dialog iklan sebuah merk rokok yang dibintangi oleh Ringgo Agus Rahman beberapa waktu lalu. Dialognya kira-kira begini: Kapan kawin? tanya seorang ibu pada Ringgo.
Lebih terperincisebenarnya saya terlambat karena saya terlambat bangun, maafin saya Pak, saya sudah berbohong dan terlambat. Pak Guru memukul meja, sambil berkata,
Pindah Kelas Kring... Kring... Aku tidak mendengarkannya dan masih dalam mimpi. Setelah setengah jam terlewat, kring...! Ya ampun sekarang sudah jam 06.10, aku sudah telat. Dengan secepat mungkin, aku
Lebih terperinciKeberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.
Keberanian Pagi itu di pedesan Kaliurang udara tampak sejuk dan embun pagi mulai pupus. Pada hari pahlawan 10 November tahun dimana kita mengingat perjuangan para pahlawan Indonesia. Ibu Malino sedang
Lebih terperinciSIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
200 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil pada bab IV, diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Analisis unsur intrinsik novel Sepatu Dahlan Unsur-unsur
Lebih terperinciChapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen.
Chapter 1 Sebuah sekolah SMA swasta di suatu tempat, tepatnya di suatu kelas, seorang guru wanita muda tengah berdiri di depan papan tulis putih yang telah penuh dengan coretan-coretan spidol hitam. Setelah
Lebih terperinciPAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju
1 PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju halaman rumahnya dan sibuk untuk mengendarai sepeda bututnya itu. Gawat aku telat lagi, itu yang ada di dalam pikirannya. Dia tergesa-gesa hingga hampir menabrak
Lebih terperinciTresno Bapak. Saya menghabiskan hari pertama untuk keliling kota bersama Big Bro, maklum
Tresno Bapak Setahun terakhir ini, pulang ke Semarang menjadi agenda rutin setiap kali libur tiba Sayangnya, saya sulit mengambil cuti diperiode Lebaran; bukan karena saya tidak merayakannya, tapi karena
Lebih terperinciSINOPSIS. Universitas Darma Persada
SINOPSIS Watanabe Toru adalah seorang pria berusia 37 tahun yang sedang menaiki pesawat Boeing 737 menuju ke bandara Hamburg, Jerman. Sesampainya di bandara, dia mendengar suara lantunan instrumentalia
Lebih terperinciAZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM)
AZAN PERTAMA DENDY (Penulis : IDM) Jam menunjukkan pukul 10.30, suasana ruang kelas dua SD Negeri Watambo menjadi ramai. Setiap anak saling mendahului untuk keluar dari kelas. Ibu guru wali kelas dua hanya
Lebih terperinciAKU AKAN MATI HARI INI
AKU AKAN MATI HARI INI Cerpen Ardy Kresna Crenata AKU BELUM TAHU DENGAN CARA APA AKU AKAN MATI. Apakah mengiris nadi dengan pisau akan menyenangkan? Atau memukul-mukul tengkorak dengan batu akan jauh lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan imajinasi. Karya sastra merupakan cerminan pemikiran, perasaan, kepribadian, dan pengalaman hidup
Lebih terperinciHANYA KAMU BAB 1 AMANDA
MINGKIAJA HANYA KAMU BAB 1 AMANDA Hanya dengan memandangi fhotomu membuat hatiku damai, tetapi hanya sebatas itu yang dapat aku lakukan. Saat ini dirimu menjadi milik lelaki lain, lelaki yang sebenarnya
Lebih terperinciAktivitas untuk Belajar tentang Doa
Aktivitas untuk Belajar tentang Doa MENIRU TELADAN ORANG DEWASA Anak membutuhkan banyak kesempatan untuk mendengar orang dewasa berdoa. Sikap orang dewasa yang tulus dan penuh hormat dalam berdoa amat
Lebih terperinciPekerjaan. Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri
Tema 4 Pekerjaan Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu: 1. mengenal pentingnya memiliki harga diri; 2.
Lebih terperinciPROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.
PROLOG Frankfurt, Germany. Nick umur 9 tahun. Aku berlarian di padang rumput. Mengitari lapangan yang seperti permadani hijau. Rumput-rumputnya sudah mulai meninggi. Tingginya hampir melewati lututku.
Lebih terperinciRAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom
RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa
Lebih terperinciEntahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.
Hikayat Cabe Rawit Alkisah, pada zaman dahulu hiduplah sepasang suami-isteri di sebuah kampung yang jauh dari kota. Keadaan suami-isteri tersebut sangatlah miskin. Rumah mereka beratap anyaman daun rumbia,
Lebih terperinci#### Selamat Mengerjakan ####
Apakah Anda Mahasiswa Fak. Psikolgi Unika? Ya / Bukan (Lingkari Salah Satu) Apakah Anda tinggal di rumah kos / kontrak? Ya / Tidak (Lingkari Salah Satu) Apakah saat ini Anda memiliki pacar? Ya / Tidak
Lebih terperinciPETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :
103 Nama : Usia : Pendidikan terakhir : Di tengah-tengah kesibukan anda saat ini, perkenankanlah saya memohon kesediaan anda untuk meluangkan waktu sejenak menjadi responden penelitian guna mengisi skala
Lebih terperinciBab 1. Kehilangan mimpi
Bab 1 Kehilangan mimpi Disuatu daerah didesa yang kecil,daerah surabaya tepat dekat daerah nganjuk hidup seorang wanita yang selalu gigih dalam bekerja keras demi menghidupi ketiga anaknya, bersama sang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Pada dasarnya komunikasi interpersonal digunakan pada keseharian umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat berkomunikasi di sekolah
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN MASALAH
BAB V PEMBAHASAN MASALAH A. PEMBAHASAN Setiap manusia memiliki impian untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Tetapi ketika sudah menikah banyak dari pasangan suami istri yang memilih tinggal bersama
Lebih terperinciSoedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)
CHAPTER 1 Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I) Kepala Sekolah Soedjono-Tresno Private High School atau STPHS, Christoper Rumbewas, menerima sejumlah buku, berkas siswa, dan juga seragam sekolah
Lebih terperinciBAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina
BAB II RINGKASAN CERITA Ada dua kewajiban yang paling di benci Lara yang harus di lakukannya setiap pagi. Lara harus mengemudi mobil ayahnya yang besar dan tua ke rumah sakit dan mengantarkan adik-adiknya
Lebih terperinciLiburan 63. Bab 6. Liburan
Liburan 63 Bab 6 Liburan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) mengomentari tokoh cerita Gara-gara Tape Recorder ; 2) memberikan tanggapan dan saran tehadap suatu masalah;
Lebih terperinciBAB I SOSOK MISTERIUS. Vanessa Putri, Vanessa Putri? Bu Ria memanggil nama itu lagi.
BAB I SOSOK MISTERIUS Vanessa Putri, Vanessa Putri? Bu Ria memanggil nama itu lagi. Vanessa gak masuk Bu dari hari pertama masuk sekolah. Kata sekretaris akhirnya. Memangnya dia kenapa? Bu Ria mengernyitkan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Karya sastra seperti novel memiliki unsur-unsur yang membentuk
116 BAB VI KESIMPULAN Karya sastra seperti novel memiliki unsur-unsur yang membentuk kesatuan antara satu unsur dengan unsur yang lain sehingga mewujudkan sebuah dunia di dalamnya. Novel Mahar Cinta Gandoriah
Lebih terperinci