BAB II KEGIATAN PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA KONSEP SISTEM SARAF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KEGIATAN PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA KONSEP SISTEM SARAF"

Transkripsi

1 7 BAB II KEGIATAN PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA KONSEP SISTEM SARAF A. Keterampilan Proses Pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA. Keterampilan Proses dalam pendekatan KPS dapat dikembangkan secara terpisah-pisah, tergantung pada metode pembelajaran yang digunakan. Ada beberapa jenis keterampilan proses yang sebenarnya satu sama lain tidak dapat dipisahkan namun memiliki penekanan tersendiri, yaitu : 1. Melakukan Pengamatan (Observasi) 2. Menafsirkan (Interpretasi) 3. Mengelompokan (Klasifikasi) 4. Meramalkan (prediksi) 5. Berkomunikasi 6. Berhipotesis 7. Merencanakan percobaan atau penyelidikan 8. Menerapkan konsep atau prinsip 9. Mengajukan pertanyaan (Rustaman, 2005 :80) Seandainya kita mengamati cara kerja para ilmuwan, sebetulnya mereka menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan mental dan fisik tertentu, yaitu menumbuhkan keterampilan proses. Keterampilanketerampilan tersebut merupakan dasar dari proses kerja ilmiah. Menurut Semiawan (1988 ; 18) keterampilan proses dapat menumbuhkan potensi dan mengembangkan kemampuan tersebut dalam diri anak didik atau siswa. Dengan mengembangkan keterampilan proses anak akan mampu 7

2 8 menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai ilmiah. Seluruh irama gerak dalam proses belajar ini akan membawa dan menciptakan kondisi cara belajar yang aktif bagi siswa. Penjelasan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : PENDEKATAN PROSES CBSA KONSEP SIKAP KPS Gambar 2.1 Hubungan KPS dengan Belajar Aktif (Semiawan,1988) Sebagaimana telah diungkapkan oleh Rustaman (2005) bahwa keterampilan proses terdiri atas beberapa unsur yang berkaitan, maka untuk memperjelas masing-masing butir dalam keterampilan proses di bawah ini merupakan penjelasan dari masing-masing butir, yaitu : 1. Observasi atau pengamatan. Observasi atau pengamatan adalah salah satu keterampilan ilmiah yang mendasar. Mengobservasi tidak sama dengan melihat. Dalam mengobservasi kita harus memilah dan memilih mana yang penting dan

3 9 yang kurang penting. Untuk melakukan observasi kita menggunakan seluruh indera kita, untuk melihat, mendengar, meraba, mengecap, dan membaui. 2. Interpretasi data Kemampuan interpretasi atau menafsirkan data adalah salah satu keterampilan yang penting untuk dimiliki oleh ilmuan. Data yang dikumpulkan dalam observasi dapat dicatat atau disajikan dalam bentuk tabel, diagram, grafik, atau histogram. Data yang disajikan dalam berbagai bentuk tersebut kemudian dapat diolah dan didapatkan kesimpulan yang sesuai. Oleh karena itu menarik kesimpulan juga termasuk kedalam interpretasi data. 3. Klasifikasi atau Mengelompokkan. Keterampilan mengklasifikasi atau menggolongkan adalah salah satu kemampuan yang penting dalam kerja ilmiah. Dalam membuat klasifikasi perlu diperhatikan beberapa hal yaitu, alasan atau dasar dari pengklasifikasian, misalnya diklasifikasikan berdasarkan fungsi, bentuk, asal, dll. Selain itu diperlukan kecermatan dan ketelitian yang baik dalam mengklasifikasi. 4. Prediksi atau meramalkan Dalam kehidupan sehari-hari kita sering meramalkan sesuatu berdasarkan pengalaman yang sebelumnya. Para ilmuwan sering membuat ramalan atau prediksi berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang memperlihatkan suatu pola atau kecenderungan gejala tertentu. Siswa

4 10 dapat dilatih untuk membuat prediksi berdasarkan pengetahuan, pengalaman atau data yang didapat dari observasi. 5. Berkomunikasi Setiap ahli dituntut untuk dapat menyampaikan hasil dari penemuannya. Penyampaian penemuan tersebut dapat berupa laporan tertulis seperti membuat paper, laporan penelitian atau menyususn kerangka. Mungkin pula penyampaiannya berupa bahasa lisan, atau dengan membuat gambar, grafik, histogram, diagram dan tabel yang dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain. 6. Berhipotesis Kemampuan membuat hipotesis adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh oleh ilmuwan dan merupakan kemampuan paling mendasar. Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan. Dalam kerja ilmiah, seorang ilmuwan biasanya membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen. Penyusunan hipotesis adalah kunci pembuka dari penemuan baru. 7. Menrencanakan percobaan atau penyelidikan Para ilmuwan biasanya terbiasa dengan pekerjaan eksperimental. Namun kegiatan tersebut tidak hanya hak mutlak para ilmuwan. Banyak orang yang dalam hidupnya melakukan eksperimen atau percobaan. Eksperimen atau biasa disebut juga penelitian adalah usaha menguji gagasan-gagasan. Untuk melakukan suatu eksperimen diperlukan

5 11 kecakapan untuk menyusun atau merancang kegiatan percobaan tersebut terlebih dahulu. Karena bila suatu eksperimen dilakukan tanpa adanya perencanaan maka akan terjadi pemborosan waktu, biaya dan tenaga. Dalam merencanakan penelitian atau eksperimen kita akan menentukan alat,bahan,faktor pendukung, kriteria keberhasilan, cara dan langkah kerja, serta bagaimana data diambil dan akan diolah untuk menarik suatu kesimpulan. 8. Menerapkan konsep atau prinsip (Aplikasi) Keterampilan menerapkan atau mengaplikasikan konsep adalah kemampuan umum yang dimiliki para ilmuan. Menerapkan konsep dapat dilatih dengan memecahkan suatu masalah atau kasus. 9. Mengajukan pertanyaan Pertanyaan apa, mengapa, bagaimana dan mengajukan pertanyaan tentang hipotesis adalah hal dasar untuk mengetahui sesuatu. Dari berbagai pertanyaan yang diajukan dapat terlihat bahwa terjadi proses berpikir, dan terlihat bahwa penanya telah memiliki ketertarikan tertentu. Berdasarkan penjabaran di atas dapat dilihat bahwa keterampilan proses harus dimiliki oleh setiap ilmuwan. Dapat diketahui pula bahwa semua aspek keterampilan proses adalah hal mendasar dan penting untuk dimiliki oleh peserta didik. B. Pembelajaran Guided Inquiry Menurut Sund & Trowbridge (1997) sains adalah batang tubuh dari pengetahuan dan suatu proses. Sains dapat dibedakan berdasarkan pendekatan

6 12 yang digunakan untuk menemukan pengetahuan. Selama ini yang ditekankan dalam pembelajaran sains adalah produk yang dihasilkan dari pada proses sains. Salah satu proses pembelajaran yang tidak hanya menekankan pada produk sains yang berupa materi atau fakta adalah Inquiry. Menurut Sudjana & Arifin (1988 ; 67) pembelajaran inquiry bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar. Mereka mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Dalam inquiry siswa didorong untuk menggunakan prosedur ilmiah dengan cara mengenal masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkahlangkah penelitian, memberikan pemaparan yang ajeg, membuat ramalan dan penjelasan yang menunjang pengalaman ( Rustaman et. al,. 2003). Melakukan pembelajaran inquiry berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para peneliti. Menurut Hamalik (1990), pengajaran berdasarkan inquiry adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada satu persoalan/masalah atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas. Goldmark (Nasution, 1992) mendefinisikan inquiry sebagai pola bereaksi dalam bentuk bertanya yang terarah menguji sesuatu nilai. Bertanya itu amat penting sebagai bentuk mereaksi dan sebagai tanda aktif peserta didik.

7 13 Tujuan umum dari pembelajaran inquiry adalah untuk membantu anak didik mengembangkan disiplin secara intelektual dengan memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas usaha dan keingintahuan mereka. Esensi dari pembelajaran inquiry adalah merancang lingkungan belajar untuk melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student center dan memberikan panduan untuk mencapai tujuan dan menyelesaikan penelitian berdasarkan konsep dan prinsip seorang ilmuwan (Sund&Trowbridge, 1997). Dua unsur utama dalam model inquiry adalah data dan teori, atau dalam arti operasionalnya adalah bekerja berdasarkan kenyataan (data) dan atas dasar konsep (teori dan hipotesis). Pola prilaku murid yang terlihat dalam model ini bergerak dari alur data ke alur teori, atau sebaliknya dari alur teori ke alur data dan seterusnya, dan titik awalnya dapat berganti-ganti. Proses penggunaan teori dapat terjadi berkat penggunaan alat berupa hipotesis, ramalan atau prediksi, asumsi, interpolasi, dan lain-lain. Alat pengumpulan data dapat berupa observasi, pengukuran, interview, eksperimen, mempelajari buku, melihat buku dan sebagainya. Beberapa peneliti ada yang berpendapat bahwa pembelajaran inquiry dan pembelajaran discovery adalah sama. Masing-masing pembelajaran ini berfokus pada belajar penemuan. Namun Sund & Trowbridge (1997) menyatakan bahwa discovery adalah suatu proses mental untuk mengasimilasi konsep dan prinsip. Discovery terdiri dari beberapa proses kognitif, yaitu observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penjelasan, dan menarik kesimpulan. Sedangkan inquiry adalah suatu discovery yang ditambah dengan

8 14 kemampuan kinerja ilmiah. Proses-proses yang terdapat dalam inquiry adalah mengenali suatu permasalahan, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang dan melakukan eksperimen, dan memiliki sikap ilmiah seperti objektif, sikap ingin tahu, terbuka, tanggung jawab, dan peduli terhadap berbagai teori yang berkembang. Jadi dapat dikatakan bahwa inquiry lebih menekankan terhadap proses yang dilaksanakan, sedangkan discovery lebih menekankan pada hasil yang didapat. Menurut Sudjana & Arifin (1988 ; 67) ada lima tahapan yang harus ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran inquiry yaitu : tahap pertama, perumusan masalah untuk dipecahkan oleh siswa. Tahap kedua, menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis. Tahap ketiga, siswa mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan/hipotesis. Tahap keempat, menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi, dan tahap kelima yaitu, mengaplikasikan kesimpulan dalam situasi yang baru. Ada beberapa keuntungan dari pembelajaran inquiry yang hampir sama dengan pembelajaran discovery, yaitu : 1. Mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa 2. Siswa dapat membangun konsep sendiri sesuai dengan pemahamannya melalui pengalaman belajar yang dilakukan 3. Dapat mengembangkan potensi yang terdapat pada diri siswa 4. Melalui inquiry belajar tidak hanya pada tingkat verbal 5. Dengan inquiry terjadi asimilasi dan akomodasi informasi

9 15 Jerome Bruner (dalam Sund & Trowbridge, 1997) menyatakan beberapa keuntungan inquiry dan discovery, yaitu : siswa akan lebih mengerti konsepkonsep dasar dan ide yang lebih baik. Selain itu pembelajaran ini dapat membantu dalam penggunaan ingatan, pola pikir, dan bekerja secara inisiatif dan intuitif. Pembelajaran ini pula dapat memberikan kepuasan intrinsik serta memberikan situasi yang lebih menantang untuk mendorong siswa belajar. Menurut Winataputra (1992) pada pembelajaran inquiry guru kurang mendominasi tetapi siswa lebih menguasai ilmu yang dipelajari, dan lebih mudah menyampaikan maksud dari pelajaran yang dipelajari. Sedangkan pada pendekatan lain selain inquiry guru lebih mendominasi pelajaran seperti halnya pada pendekatan konsep yang sampai sekarang masih sering digunakan oleh para guru pada umumnya. Selain memiliki beberapa keuntungan inquiry juga memiliki beberapa kekurangan seperti yang di ungkapkan oleh Winataputra (1992), yaitu : 1. Tidak mudah untuk mengubah gaya belajar yang telah ada 2. Tidak mudah untuk mengubah gaya mengajar guru yang pada umumnya belum merasa puas dalam mengajar jika belum banyak menyajikan informasi melalui metode ceramah 3. Dalam pelaksanaannya metode ini membutuhkan penyediaan berbagai sumber belajar, fasilitas yang memadai dan biasanya sukar untuk menyediakannya 4. Pada sistem klasikal dengan jumlah dengan jumlah siswa yang relatif banyak, penggunaan metode ini sukar untuk dikembangkan dengan baik. Dalam inquiry guru berperan sebagai fasilitator, narasumber, dan konselor kelompok. Dengan demikian siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau berkelompok dalam memecahkan masalah. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan guru menurut Hamalik (1990) adalah sebagai berikut :

10 16 1. Merumuskan topik inquiry dengan jelas dan bermanfaat bagi siswa 2. Membentuk kelompok yang seimbang, baik akademis maupun sosial 3. Menjelaskan tugas dan menyediakan balikan kepada kelompok dengan cara yang responsif dan tepat waktunya 4. Sekali-kali perlu intervensi oleh guru agar terjadi interaksi antar pribadi yang sehat demi kemajuan tugas 5. Melaksanakan penilaian kelompok, baik terhadap kemajuan kelompok maupun terhadap hasil yang dicapai. Sund & Trowbridge (1997) menyatakan bahwa inquiry terbagi menjadi inkuiri terbimbing (guided inquiry), dan inkuiri bebas (free inquiry). Pada pembelajaran guided inquiry, siswa mendapatkan bimbingan dari guru, sedangkan pada free inquiry pada pelaksanaanya mendapatkan sedikit sekali bantuan dari guru. Menurut Trowbridge ada tiga tingkatan dalam inquiry, yaitu dimulai dengan belajar penemuan. Pada tingkat ini guru menentukan masalah dan prosesnya, sedangkan siswa akan mencari alternatif atau cara penyelesainya. Tingkat berikutnya, berdasarkan kompleksnya tingkatan masalah melalui bentuk guided inquiry. Pada tingkat ini guru mengajukan masalah dan siswa diminta untuk menentukan prosesnya dan pemecahannya. Tingkatan ketiga adalah tingkatan tertinggi dalam inquiry yaitu free inquiry. Pada tingkat ini guru hanya menentukan konteks untuk memecahkan masalah, kemudian siswa melakukan identifikasi dan menyelesaikan masalah yang diberikan.

11 17 Pada kegiatan Guided Inquiry guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberikan bahan penunjang pelajaran, topik pelajaran. Sedangkan dalam menganalisis hasil, menarik kesimpulan siswa diberikan kebebasan atau mandiri. Ciri dari pembelajaran guided inquiry yaitu siswa memperoleh bantuan dari guru yang umumnya berupa pertanyaan. Pembelajaran guided inquiry ini bertujuan agar murid atau siswa dapat menemukan suatu konsep dan prinsip sendiri melalui perbincangan, pertanyaan atau penyelesaian. Pada umumnya guided inquiry terdiri dari : 1. Pernyataan masalah. Masalah dapat diberikan dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan 2. Kelas/tingkat. Ini menunjukkan tingkatan kelas yang akan diberi pelajaran 3. Prinsip atau konsep yang diharapkan dapat ditemukan oleh siswa 4. Alat dan bahan, yang dibutuhkan harus disediakan terlebih dahulu 5. Diskusi pengarah 6. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa, biasanya kegiatan ini dalam bentuk percobaan 7. Proses berpikir kritis dan ilmiah 8. Pertanyaan yang bersifat open-ended. Pertanyaan ini merupakan pertanyaan pengarah untuk pengembangan tambahan kegiatan penelitian yang dilakukan

12 18 9. Catatan guru, catatan untuk guru lain yang berisi materi pelajaran, hal-hal yang dianggap sulit dalam pelajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil. C. Praktikum dalam Pembelajaran Sains Kegiatan praktikum dapat dikategorikan sebagai belajar penemuan atau Hands on. Kegiatan praktikum merupakan kegiatan belajar mengajar yang memberikan pengalaman belajar langsung kepada siswa. Rustaman et al (2003) berpendapat bahwa kegiatan praktikum merupakan latihan aktivitas ilmiah baik berupa eksperimen, observasi maupun demonstrasi yang menunjukkan adanya keterkaitan antara teori dengan fenomena yang dilaksanakan baik di laboratorium maupun di luar laboratorium. Tujuan dari kegiatan praktikum antara lain untuk membangun motivasi siswa, membangun pemahaman konsep, mengembangkan keterampilan dasar eksperimen, mengembangkan keterampilan proses, dll. Melalui praktikum, tujuan pembelajaran dapat tercapai secara menyeluruh, mencakup ranah kognitif,afektif dan psikomotor. Menurut Woolnough & Allsop dalam Rustaman dkk, 1995 terdapat empat alasan pentingnya kegiatan praktikum, yaitu : 1. Praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA, melalui kegiatan laboratorium, siswa diberi kesempatan untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin bias. Prinsip ini akan menunjang kegiatan praktikum dimana siswa menemukan pengetahuan melalui eksplorasinya terhadap alam.

13 19 2. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen. 3. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Salah satu metode praktikum yang dikemukakan oleh para ahli yaitu metode inquiry, metode ini dikembangkan melalui pendekatan heuristik yang memandang saintis sebagai penemu. Dalam metode praktikum ini siswa diibaratkan sebagai seorang penemu yang sedang melakukan eksperimen, belajar dengan cara seperti ini dikenal pula dengan belajar penemuan yang dikemukakan oleh Bruner. Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan diantaranya pengetahuan yang didapat bertahan lama, hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil belajar lainnya, dan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas (Dahar, 1989). 4. Praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran, hal ini berhubungan dengan kenyataan banyaknya konsep dan prinsip belajar IPA yang terbentuk dalam diri siswa melalui proses generalisasi dari fakta yang diamati dalam praktikum. Menurut Rustaman, N (2005), bentuk praktikum berdasarkan tujuannya dapat dibedakan menjadi : a. Bentuk praktikum latihan, digunakan untuk mengembangkan keterampilan dasar seperti menggunakan alat, mengobservasi, mengukur dan kegiatan lainnya.

14 20 b. Bentuk praktikum Investigasi (penyelidikan), digunakan untuk kemampuan memecahkan masalah. c. Bentuk praktikum bersifat memberi pengalaman, digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran. Kontribusi praktikum dalam meningkatkan pemahaman dapat tercipta apabila siswa diberi pengalaman langsung. Pengalaman langsung siswa terhadap fenomena alam menjadi prasyarat penting untuk mendalami dan memahami materi pelajaran. D. Sintaks Model Pembelajaran Bebasis Praktikum Dalam penelitian ini kegiatan praktikum akan dipadukan dengan pembelajaran Guided Inquiry, adapun sintaks model pembelajaran berbasis praktikum menurut Sudargo(2009): a. Fase 1: orientasi masalah Guru menjelaskan area yang akan diselidiki serta langkah langkah praktikum. b. Fase 2: perumusan masalah Siswa merumuskan masalah dan mengidentifikasi langkah langkah penyelidikan c. Fase 3: melakukan penyelidikan

15 21 Siswa mengidentifikasi masalah untuk diselidiki, melakukan kegiatan penyelidikan, pengumpulan data, interpretasi data, memanipulasi variabel dalam penyelidikan, mengidentifikasi kesulitan dalam proses penyelidikan d. Fase 4: mengatasi kesulitan Guru menugaskan siswa untuk memikirkan berbagai cara dalam mengatasi kesulitan dalam proses penyelidikan, serta merancang ulang percobaan, mengorganisasi data melalui berbagai cara, menginterpretasi data, mengkontruksi pengetahuan. e. Fase 5 : merefleksikan hasil penyelidikan Mengaitkan hasil praktikum atau penyelidikannya dengan konsep atau teori. E. Konsep Sistem Saraf Sistem saraf berfungsi merasakan perubahan-perubahan di dalam dan diluar tubuh serta menginterpretasikan sikapnya untuk memberi tanggapan atau respon. Kesatuan struktural dan fungsional system saraf disebut neuron. Sel neuron tersusun dari serabut-serabut saraf, yaitu dendrit, dan akson (Pratiwi,2002) Jaringan saraf tersusun atas dua jenis sel, yaitu sel saraf (neuron) dan sel-sel pendukung (neuroglia). Neuron merupakan unit structural dan fungsional dari system saraf. Neuron berfungsi sebagai penghantar impuls saraf, baik dari organ penerima impuls ke pusat saraf maupun sebaliknya. Neuroglia berfungsi memberi nutrisi, proteksi, dan memisahkan neuron dengan jaringan lainnya (Lestari&Kistinah, 2009).

16 22 Neuron tersusun atas tiga bagian, yaitu badan sel, dendrit, dan akson. Di dalam badan sel terdapat nukleus, nukleolus, dan sitoplasma dengan organel, seperti retikulum endoplasma, neurifibril, lisosom, dan mitokondria. Badan sel berwarna abu-abu. Dendrit berupa tonjolan sitoplasma dari badan sel yang berfungsi menhantarkan impuls ke badan sel. Biasanya dalam satu neuron terdapat beberapa dendrit. Akson atau neurit juga merupakan tonjolan panjang dari badan sel yang berfungsi menghantarkan impuls dari badan sel ke sel lain(pratiwi,2002). Neuron ada yang berselaput ada pula yang tidak. Selaput tersebut dinamakan selubung mielin, yang tersusun atas sel-sel Schwann. Diantara sel-sel Schwan terdapat bagian yang tidak terselubung yang disebut nodus Ranvier. Fungsi selubung mielin adalah meningkatkan kecepatan penghantaran impuls serta untuk mengisolasi dan memelihara akson. Selubung mielin juga menyebabkan penampakan warna putih pada otak, dan sumsum tulang belakang. Nodus Ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi selubung mielin. Bagian ini tersusun dari sel-sel pipih. Dengan adanya bagian ini, terlihat bagian akson tampak berbuku-buku. (Lestari&Kistinah, 2009). Gambar 2.2 Struktur dan bentuk sel saraf (neuron) (Lestari&Kistinah, 2009)

17 23 Suatu impuls dapat dirambatkan akibat adanya hubungan antara satu saraf dan sel lainnya yang disebut sinapsis. Sinapsis ini dapat terjadi antarneuron, antara neuron dan sel otot (neuromuscular), serta antara neuron dan kelenjar (neurogladular).penghantaran impuls dapat terjadi melalui dua cara, yaitu melalui sel saraf dan mealui sinapsis. Apabila tidak ada impuls, bagian dalam membran sel saraf bermuatan negatif (-) sedangkan bagian luar bermuatan positif (+). Keadaan yang demikian dinamakan potensial istirahat karena membran sel saraf terpolarisasi. Pada saat impuls merambat melaui akson, dalam waktu singkat muatan dibagian dalam membran sel saraf menjadi positif (+) dan bagian luarnya bermuatan negatif (-). Perubahan tiba-tiba pada saat potensial istirahat ini menimbulkan potensial aksi yang menyebabkan membran sel saraf mengalami depolarisasi. Proses tersebut terjadi dalam waktu singkat dan akan segera kembali dalam keadaan terpolarisasi (repolarisasi) (Pratiwi, 2002). Sinapsis merupakan penghubung yang mengendalikan komunikasi antarneuron. Di dalam gelembung sinapsis ujung akson terdapat zat kimia yang disebut neurotrasmiter atau neurohumor. Zat ini memegang peranan penting dalam merambatkan impuls. Contoh neurotrasmiter adalah asetilkolin dan noradrenalin. Perambatan impuls melalui zat kimia seperti ini disebut sinapsis kimiawi. Adapun perambatan melalui arus listrik dinamakan sinapsis listrik. Kerja asetil kolin dapat dihambat oleh enzim kolinesterase. Akibatnya, asetilkolin menjadi tidak aktif. Perambatan impuls pada sinapsis kimiawi hanya berlangsung ke satu arah, yaitu dari ujung akson menuju dendrit pada neuron lain (Pratiwi,2002).

18 24 Berdasarkan fungsinya, sel saraf dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu sel saraf sensoris (saraf aferen), sel saraf motoris (saraf eferen), dan saraf konektor (interneuron, saraf asosiasi, atau ajustor). Sel saraf sensoris membawa impuls dari reseptor (penerima impuls), misalnya kulit, menuju sistem saraf pusat. Sel saraf motoris membawa impuls dari sistem saraf pusat ke efektor, misalnya ke otot atau kelenjar. Adapun sel saraf konektor menghubungkan sel sensoris dan sel saraf motoris. Sel saraf konektor terdapat pada otak dan sumsum tulang belakang (Pratiwi,2002).. Berdasarkan strukurnya, neuron dibedakan atas neuron anaksonik, neuron bipolar, neuron unipolar, dan neuron multipolar. Neuron anaksonik banyak terdapat di otak dan indra. Neuron ini tidak dapat dibedakan antara dendrit dan akson. Neuron bipolar memiliki dua juluran yang dipisahkan oleh badan sel, yaitu akson dan dendrit. Neuron unipolar atau neuron pseudounipolar banyak terdapat pada sistem saraf tepi, yaitu sebagi neuron sensoris. Akson dan dendrit neuron ini bersambungan pada badan sel yang letaknya di satu sisi terhadap kedua julurannya. Neuron multipolar banyak terdapat di dalam sistem saraf pusat dan sebagai neuron motoris. Neuron ini memiliki dua atau lebih dendrit dan satu akson (Pratiwi,2002).. Sistem saraf dikelompokkan berdasarkan posisi dan fungsinya menjadi system saraf pusat dan system saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum. Keduanya dilindungi oleh selaput berupa jaringan pengikat yang disebut meninges. Selaput ini terdiri atas tiga lapisan yaitu durameter (terdiri dari jaringan kolagen), arachnoid (terdiri atas kolagen dan selabut elastis yang

19 25 tersusun seperti sarang laba-laba), dan piameter (terdiri atas jaringan kolagen dan serabut elastis transparan). Piameter merupakan lapisan yang langsung menempel pada permukaan otak dan sumsum tilang belakang. Diantara piameter dan arachnoid terdapat rongga subarachnoid yang berisi cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi sebagai pelindung otak dan sumsum tulang belakang, serta pengantar makanan ke sistem saraf pusat. Otak dibagi menjadi otak besar (cerebrum), otak tengah (mesensefalon), dan otak kecil (cerebellum). Otak besar atau cerebrum merupakan bagian terbesar dari otak dengan permukaan berlipat-lipat. Diduga, semakin banyak lipatannya, maka semakin cerdas seseorang. Serebrum terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang dipisah oleh fisura longitudinal. Kedua hemisfer dihubungkan oleh sejumlah serabut yang disebut korpus kalosum. Melalui serabut ini, impuls diteruskan dari satu hemisfer ke hemisfer yang lain (Pratiwi,2002). Setiap hemisfer terdiri atas empat lobus, masing-masing nama disesuaikan dengan nama tulang pelindugnya, yaitu bagian depan (lobus frontalis), belakang (lobus oksipitalis) samping bawah (lobus temporalis) dan samping atas (lobus parietalis). Lobus frontalis berfungsi mengendalikan gerakan otot rangka. Pada lobus ini juga terjadi proses intelektual tingkat tinggi, seperti pemecahan masalah, konsentrasi, dan perencanaan. Lobus oksipitalis merupakan pusat penglihatan. Lobus temporalis berfungsi sebagai pusat penglihatan. Lobus temporalis berfungsi sebagai pusat pendengar dan pembau. Lobus parietalis merupakan pusat sentuhan, perubahan, perasa, tekanan, dan rasa sakit. Selain itu pada otak besar terdapat pula daerah asosiasi merupakan penghubung daerah sensoris dan

20 26 daerah motoris. Daerah ini berhubungan dengan proses belajar, seperti berpikir, mengingat, menalar, pengambilan keputusan, dan kemampuan belajar bahasa (Pratiwi,2002). Pada otak besar juga terdapat talamus, hipotalamus, bagian dari kelenjar pituitari, dan kelenjar pineal. Talamus merupakan penjaga pintu gerbang pada korteks serebrum. Semua pesan sensori yang sampai ke otakharus melalui talamus terlebih dahulu agar dapat dirasakan secara sadar,kecuali bau semua rangsangan dari reseptor diterima talamus dan kemudian diteruskan ke area sensorik serebrum (Lestari&Kistinah, 2009). Hipotalamus berfungsi sebagai pusat koordinasi bagi banyak kegiatan organorgan dalam. Selain itu, hipotalamus juga berfungsi untuk mengatur suhu dan kandungan air dalam darah. Hipotalamus juga merupakan penghasil hormon. Hormon yang dihasilkan, antara lain oksitosin dan ADH(antideuretik hormon) yang tersimpan di lobus posterior pada pituitari, serta TSH (hormon perangsang tiroid) dan LH (Luteinizing hormon) yang tersimpan di lobus anterior pada pituitary (Lestari&Kistinah, 2009). Otak tengah atau mesensefalon terletak dibawah permukaan bawah (inferior) serebrum, di atas pons dan otak kecil. Bagian terbesar otak tengah adalah lobus optikus yang berhubungan dengan gerak refleks mata. Pada dasar otak tengah terdapat kumpulan badan sel saraf (ganglion) yang berfungsi mengontrol gerakan, kedudukan tubuh, dan kesadaran. Dan Otak kecil merupakan otak terbesar kedua yang terletak tepat dibawah bagian posterior otak besar (serebrum). Otak kecil merupakan pusat keseimbangan gerak, koordinasi gerak otot, serta posisi tubuh.

21 27 Tepat dibagian bawah serebelum terdapat jembatan Varol yang berfungsi menghubungkan otak besar dan otak kecil (Pratiwi,2002). Sumsum dikelompokkan menjadi medulla oblongata dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Medulla oblongata disebut juga batang otak. Struktur ini merupakan lanjutan otak yang menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang. Panjangnya sekitar 3cm, terletak diantara pons varolli. Sumsum lanjutan berfungsi mengatur denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, bersin, bersendawa, batuk, muntah, dan pusat pernapasan. Selain itu Medula oblongata juga meruoakan tempat keluarnya saraf otak VIII, IX, X, XI dan XII (Kurnadi,2001) Sumsum tulang belakang merupakan lanjutan medula oblongata. Struktur berbentuk silindris ini sampai vertebrae lumbalis kedua. Sumsum tulang belakang, seperti halnya otak, diselaputi meninges. Bagian tengah sumsum tulang belakang ini berisi cairan serebrospinal. Jika medula spinalis diiris melintang, pada bagian tengahnya terdapat substansi kelabu berbentuk H dan bagian luar berwarna putih. Substansi kelabu terbagi atas akar ventral (ventral root) dan akar dorsal (dorsal root). Akar vetral mengandung badan neuron motoris yang aksonnya menuju efektor. Adapun akar dorsal mengandung badan neuron motoris yang aksonnya menuju resertor. Bagian putih yang mengelilingi bagian kelabu mengandung dendrit dan akson. Adanya kelainan atau gangguan pada sumsum lanjutan ketidaknormalan terhadap denyut jantung, irama pernapasan, dan tekanan darah (Pratiwi,2002)..

22 28 Fungsi sumsum tulang belakang adalah sebagai penghubung impuls dari dan ke otak, serta memberi kemungkinan terjadinya gerak refleks. Apakah gerak refleks itu? Gerak refleks adalah gerak disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan atau menyakitkan. Contoh gerak refleks adalah membesar dan mengecilnya pupil mata sebagai respons terhadap cahaya, serta batuk dan bersin sebagi respons terhadap gerakan sistem pernapasan (Pratiwi,2002). Gerak reflek berbeda dengan gerak biasa karena rangsangan tidak diolah diotak terlebih dahulu. Ada dua macam gerak reflek yaitu reflek spinal dan reflek kranial. Jalur perjalanan gerak reflek adalah sebagai berikut : Gambar 2.3 Skema Gerak Refleks (Lestari & Kistinah,2009) Contoh refleks diatas merupakan refleks sumsum tulang belakang karena neuron penghubung terdapat di otak, refleksnya disebut refleks otak, misalnya bersin dan batuk. Jika refleks melibatkan otak dan sumsum tulang belakang, refleks tersebut dinamakan refleks kompleks, misalnya gerak saat menginjak

23 29 benda panas. Refleks kompleks berlangsung agak lambat karena sinapsis pada sumsum tulang belakang yang diteruskan ke otak melewati jarak yang lebih jauh bila dibanding dengan refleks otak (Pratiwi,2002). Sistem saraf tepi disebut juga system saraf perifer. Sistem saraf perifer, mengatur penghantur penghantaran impuls dari dan ke sistem saraf pusat. Berdasarkan fungsinya sistem saraf tepi dibedakan menjadi system saraf aferen (membawa impuls dari reseptor ke saraf pusat) dan system saraf eferen (dari saraf pusat ke efektor). Sistem saraf aferen dibedakan menjadi sistem saraf somatis yang berfungsi mengatur kontraksi otot rangka,dan sistem saraf otonom yang berfungsi mengatur kontraksi otot polos, otot jantung, dan sekresi kelenjar. Sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua, yaitu saraf simpatis dan saraf parasimpatis (Pratiwi,2002). Sistem saraf tepi dikelompokkan berdasarkan sumbernya, yaitu saraf cranial (dari otak) dan saraf spinal (dari tulang belakang). Sistem saraf kraniospinal terdiri dari 12 pasang saraf yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Kedua belas pasang saraf otak tersebut berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala. Saraf otak dapat dikelompokkan menjadi saraf sensoris, saraf motoris, dan saraf gabungan antara sensoris dan motoris (Pratiwi,2002).. Saraf sensoris terdiri atas saraf I, II, dan VIII. Saraf motoris terdiri atas saraf III, IV, VI, XI, dan XII. Adapun saraf gabungan terdiri atas saraf V, VII, IX, dan X. Saraf X, yaitu saraf vagus, disebut juga saraf pengembara karena daerah yang

24 30 dipengaruhinya amat luas. Saraf ini bekerja secara tidak sadar walaupun merupakan saraf sadar (Pratiwi,2002). Tiga puluh pasang saraf tepi yang keluar dari sumsum tulang belakang merupakan campuran serabut saraf sensoris dan serabut saraf motoris. Serabut saraf sensoris masuk melalui akar dorsal, sedangkan serabut saraf motoris keluar melalui akar ventral. Berdasarkan letaknya, saraf tersebut dibedakan menjadi delapan pasang saraf leher, dua belas saraf punggung, lima pasang saraf pinggang, lima pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor (Pratiwi,2002). Sistem saraf otonom atau sistem saraf tidak sadar merupakan sistem saraf yang mengendalikan aktivitas tubuh yang tidak disadari, seperti denyut jantung, gerak saluran percernaan, dan eksresi enzim. Sistem saraf otonom juga merupakan saraf motorik ini terdiri dari atas sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Keduanya berasal dari otak dan sumsum tulang belakang, kemudian menuju ke efektor yang sama, tetapi kerjanya berlawanan. Oleh karen itu, keduanya dikatakan bersifat antagonis. Jika saraf simpatis menyebabkan kontraksi pada suatu efektor, saraf parasimpatik menyebabkan relaksasi pada efektor tersebut. Mekanisme kerja saraf seperti ini bertujuan agar proses-proses di dalam tubuh berjalan dengan normal.oleh karena sistem saraf saraf otonom banyak mengendalikan organ viseral, sistem ini merupakan bagian terpenting dalam mekanisme untuk mempertahankan lingkungan internal agar konstan. Dengan demikian sistem saraf otonom sangat berperan dalam mekanisme homeostatis (Lestari & Kistinah, 2009).

25 31 Kerja saraf otonom dipengaruhi oleh hipotalamus. Dengan demikian, kerja sistem saraf otonom tidak sepenuhnya otonom. Hipotalamus berhubungan dengan saraf simpatis maupun dengan saraf parasimpatis. Bagian depan dan tengah hipotalamus mengendalikan saraf parasimpatis, sedangkan bagian belakang dan sampingnya mengendalikana saraf simpatis (Lestari & Kistinah, 2009).

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi Otak Sumsum Sistem Saraf Aferen Sistem Saraf Eferen Lobus Frontalis Lobus Temporalis Otak Besar Lobus Oksipitalis Lobus Parietalis Otak Kecil Sumsum Lanjutan

Lebih terperinci

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF 17 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 17 SISTEM SARAF Segala aktivitas tubuh manusia dikoordinasi oleh sistem saraf dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bekerja atas

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM SARAF MANUSIA SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur

Lebih terperinci

SISTEM SARAF. Sel Saraf

SISTEM SARAF. Sel Saraf SISTEM SARAF Sel Saraf Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistemn ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 1. Perhatikan gambar berikut! Sel yang ditunjukkan gambar diatas adalah... neuron nefron neurit nucleus Kunci Jawaban : A

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI 1. SISTEM SARAF 2. SISTEM ENDOKRIN 3. SISTEM INDERA 4. SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN SISTEM SARAF PADA MANUSIA Sistem saraf tersusun

Lebih terperinci

BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN

BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN A. SISTEM SARAF Otak Besar Otak Otak kecil Sistem saraf S.S Pusat Medula Spinalis Saraf Penghubung S.Cranial S.S. Tepi S. Spinal S. Otonom Saraf simpatis

Lebih terperinci

Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia

Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia Sistem Koordinasi Tubuh kita terdiri dari banyak organ yang kesemuanya bekerja tanpa saling mengganggu antara organ satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat terjadi

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta ea/sistem saraf/sma/2013 1 Sistem Koordinasi 1. Sistem saraf 2. Sistem hormon 3. Sistem indera ea/sistem saraf/sma/2013

Lebih terperinci

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Saraf Manusia ; neuron Sistem saraf PENGATUR fungsi tubuh

Lebih terperinci

SISTEM SARAF PADA MANUSIA

SISTEM SARAF PADA MANUSIA TUGAS ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SISTEM SARAF PADA MANUSIA Disusun oleh: Iis Nur Aisyah 24101020 Santi Nursamsiyah 24101048 SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG 2013 1. Sistem saraf Sistem saraf merupakan salah

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus Sistem Saraf Dr. Hernadi Hermanus Neuron Neuron adalah unit dasar sistem saraf. Neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Sel saraf memiliki variasi dalam bentuk dan ukurannya. Setiap sel saraf terdiri

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang Jaringan syaraf Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi Menerima rangsang Mengubah rangsang menjadi impuls Meneruskan impuls ke saraf pusat Memberikan jawaban terhadap rangsang Sel syaraf punya tonjolan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF Sistem syaraf bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis tubuh (kesetimbangan tubuh, lingkungan internal tubuh stabil) Fungsi utamanya adalah untuk:

Lebih terperinci

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik Sistem Syaraf Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Lebih terperinci

FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018

FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat

Lebih terperinci

TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM

TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM Sistem Saraf manusia Tubuh manusia dapat dilihat sebagai suatu sistem saraf yang dapat berubah-ubah kinerjanya bergantung antara lain pada perubahan rangsangan dari

Lebih terperinci

Sistem Saraf BIO 3 A. PENDAHULUAN B. SEL SARAF C. MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS SISTEM SARAF. materi78.co.nr

Sistem Saraf BIO 3 A. PENDAHULUAN B. SEL SARAF C. MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS SISTEM SARAF. materi78.co.nr Sistem Saraf A. PENDAHULUAN Sistem saraf adalah salah satu bagian dari sistem koordinasi yang mengatur aktivitas tubuh melalui rangsangan listrik secara cepat. Komponen sistem saraf terdiri atas sel saraf,

Lebih terperinci

Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf

Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf FISIOLOGI VETERINER Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang).

Lebih terperinci

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif Sistem Syaraf Pusat OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif BAGIAN DAN ORGANISASI OTAK Otak orang dewasa dibagi menjadi: Hemisfere serebral

Lebih terperinci

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagaimana kita bisa merasakan sakit ketika di cubit?, bagaimana terjadi reflek ketika tangan tersulut api?, bagaimana kita melihat, mendengar

Lebih terperinci

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus DIENCEPHALON Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus THALAMUS Thalamos = ruangan di dalam Letaknya di bagian dorsal diencephalon

Lebih terperinci

A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF

A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF 1. Neuron Neuron adalah unit fungsional sistem syaraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma, dengan komponen-komponennya antara lain: a. Badan sel Berfungsi

Lebih terperinci

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 PENGERTIAN SISTEM SARAF Merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh Merupan

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar dan melihat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar dan melihat 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar dan melihat retensi siswa dengan menggunakan strategi peta konsep. Data penelitian

Lebih terperinci

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf SSP SST Otak Medula spinalis Saraf somatik Saraf Otonom Batang otak Otak kecil Otak besar Diencephalon Mesencephalon Pons Varolii Medulla Oblongata Saraf

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama : LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (SISTEM SARAF PUSAT SEBAGAI PENGENDALI GERAK REFLEKS) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA MATERI 3 KELAS IX

SISTEM SARAF MANUSIA MATERI 3 KELAS IX ISTILAH PENTING SISTEM SARAF MANUSIA MATERI 3 KELAS IX IMPULS yaitu rangsangan atau pesan. Disampaikan melalui senyawa kimia dalam tubuh yaitu asetilkolin. RESEPTOR yaitu struktur yang dapat menerima impuls.dapat

Lebih terperinci

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia Otak dan Saraf Kranial By : Dyan & Aulia Struktur Otak Otak Tengah (Mesencephalon) Otak (Encephalon) Otak Depan (Proencephalon) Otak Belakang (Rhombencephalon) Pons Serebellum Medulla Oblongata Medula

Lebih terperinci

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si Sistem Saraf Sistem Saraf Sistem saraf berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses informasi, memberikan reaksi terhadap berbagai rangsangan,

Lebih terperinci

Kamis, 12 Februari 2009

Kamis, 12 Februari 2009 Kamis, 12 Februari 2009 makalah cdrg PERAN DAN KINERJA SISTEM SARAF OTONOM DALAM TUBUH MANUSIA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Fisiologi Pada Fakultas Kedokteran Gigi

Lebih terperinci

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 DOSEN Pengampu : Eva Tyas Utami,S.Si,M.Si Disusun Oleh : Laili Nur Azizah Lutfi (131810401004) Novita Nur Kumala (161810401003) Desy Lutfianasari

Lebih terperinci

BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahaeng ANATOMI SISTEM SARAF DAN OTAK

BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahaeng  ANATOMI SISTEM SARAF DAN OTAK BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahaeng www.unita.lecture.ub.ac.id ANATOMI SISTEM SARAF DAN OTAK SISTEM SARAF Pusat kontrol seluruh aktivitas tubuh Repon dan adaptasi perubahan yang terjadi di dalam dan di luar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pendekatan Discovery Learning Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat membantu siswa memahami konsep yang sulit dengan memberikan pengalaman

Lebih terperinci

- - SISTEM SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA - - sbl3indra

- - SISTEM SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA - - sbl3indra - - SISTEM SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl3indra Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri.

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi ANATOMI OTAK BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi www.unita.lecture.ub.ac.id Bagian Otak 1. Otak Bagian Belakang (hindbrain) 2. Otak Bagian Tengah (midbrain) 3. Otak Bagian Depan (forebrain) Hindbrain

Lebih terperinci

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA SEL SARAF, terdiri dari 1. Dendrit 2. Badan Sel 3. Neurit (Akson) Menerima dan mengantarkan impuls dari dan ke sumsum tulang belakang atau otak ORGAN PENYUSUN SISTEM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Sriwijaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rangkaian gerak dapat terselenggara oleh karena bentuk sel saraf yang khas yaitu mempunyai tonjolan yang panjang dan bercabang-cabang. Gerak refleks adalah gerak spontan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan

Lebih terperinci

Sistem Saraf Tepi (perifer)

Sistem Saraf Tepi (perifer) SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum, melalui pendekatan inkuiri pada subkonsep faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dilakukan dalam

Lebih terperinci

SISTEM SYARAF Oleh : Giri Wiarto

SISTEM SYARAF Oleh : Giri Wiarto SISTEM SYARAF Oleh : Giri Wiarto SYARAF DAN BAGIAN-BAGIANNYA Sel syaraf dan processusnya (dendrit) Serabut Syaraf (akson) Ujung syaraf (telodendron) a. Sel syaraf terpadu membentuk substansi kelabu yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Orientation Teori orientation belajar diciptakan oleh para ahli psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan (Pintrich & Garcia, Nicholls, Bandura & Dweck,

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan salah satu tahap yang sangat menentukan terhadap keberhasilan belajar siswa. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output

Gambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output SISTEM SARAF Gambar SEM kesepadanan antara sebuah sel saraf (neuron) dan mikroprossesor (chip) - 1 cm kubik otak > 50 juta sel saraf - sistem saraf dan sistem endokrin bekerjasama dan berinteraksi dalam

Lebih terperinci

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem

Lebih terperinci

2. Tujuan a. Untuk mengetahui anatomi sistem syaraf b. Untuk mengetahui fisiologi sistem syaraf

2. Tujuan a. Untuk mengetahui anatomi sistem syaraf b. Untuk mengetahui fisiologi sistem syaraf 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan yang saling berhubungan, sangat khusus dan kompleks. Sistem saraf ini mengkoordinasikan, mengatur dan mengendalikan

Lebih terperinci

A. Bagian-Bagian Otak

A. Bagian-Bagian Otak A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak

Lebih terperinci

Pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar tubuh dapat

Pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar tubuh dapat Pengaturan sistem pencernaan oleh saraf dan hormon Sistem yang fungsinya itu dapat mengatur dan mengendalikan kerja alat tubuh agar tubuh dapat bekerja dengan serasi dan sesuai dengan fungsinya dan itu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri.

Lebih terperinci

Intro. - alifis.wordpress.com

Intro. - alifis.wordpress.com Intro. Manusia tidak bisa melihat, merasa, mencium atau menyadari keberadaan listrik dengan inderanya, baik untuk muatan maupun untuk medan listriknya. Baru pada akhir abad 18 hal-hal mengenai listrik

Lebih terperinci

Makalah Forensik Kematian Mendadak Karena Kerusakan Sistem Saraf Pusat

Makalah Forensik Kematian Mendadak Karena Kerusakan Sistem Saraf Pusat Makalah Forensik Kematian Mendadak Karena Kerusakan Sistem Saraf Pusat Disusun oleh : 1. Fauzan Rachman 2. Wela Jayanti 3. Luvita Senjawati 4. Rany Ramadhani KS 5. Monica Wulandari 6. Ratnah Aryanti 7.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara (2011: 3-6) belajar merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara (2011: 3-6) belajar merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Kependidikan 1. Pengertian Belajar Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara (2011: 3-6) belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp tanggal upload : 23 April 2009 FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengetahui peranan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengetahui peranan 53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengetahui peranan kegiatan praktikum dengan guided inquiry pada pembelajaran sistem saraf. Instrumen

Lebih terperinci

Sistem Koordinasi dan Alat Indra. mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indra pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

Sistem Koordinasi dan Alat Indra. mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indra pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Bab 3 Sumber: starbulletin.com Sistem Koordinasi dan Alat Indra Hasil yang harus kamu capai: memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu: mendeskripsikan

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu pengorganisasian biologis sel yang

Lebih terperinci

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: Anatomi Sistem Saraf Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Susunan Umum Sistem Saraf Sistem saraf terdiri atas 2 bagian yaitu central

Lebih terperinci

MAKALAH HISTOLOGI SISTEM SARAF OLEH KELOMPOK IV (EMPAT) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

MAKALAH HISTOLOGI SISTEM SARAF OLEH KELOMPOK IV (EMPAT) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR MAKALAH HISTOLOGI SISTEM SARAF OLEH KELOMPOK IV (EMPAT) TENRI SA NA WAHID PHIKA AINNADYA HASAN ST. HATIJAH JUMRIAH NUR MUH. FADIL TENDEAN H41109258 H41109260 H41109262 H41109267 H41109267 JURUSAN BIOLOGI

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil

BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil normal alkohol Saraf 3.50 menit 2.30 menit Otot 3.40 menit 1.20 menit B. Pembahasan Pada praktikum kali ini, praktikan mengamati kontraksi otot gastrocnemius pada

Lebih terperinci

Alat Pengukur Waktu Reaksi

Alat Pengukur Waktu Reaksi TUGAS MATA KULIAH SEL DAN SISTEM FISIOLOGI Alat Pengukur Waktu Reaksi Dosen Pengampu : dr. V.Sutarmo Setiadji, Ph.D Osmalina Nur Rahma NPM 1306501892 TEKNOLOGI BIOMEDIS FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing).

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Menurut Hamalik (2002:187) dilihat dari besarnya kelas, pendekatan penemuan terbimbing dapat dilaksanakan dengan dua sistem komunikasi yaitu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Inkuiri Menurut Sund, yang dikutip oleh Suryasubroto (1993), menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari inquiry atau inquiry merupakan perluasan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. saling berkaitan. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses interaksi (hubungan timbal

II. TINJAUAN PUSTAKA. saling berkaitan. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses interaksi (hubungan timbal II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Inquiri Terbimbing Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan peserta didik. LKS biasanya berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp, M.Biomed PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh

Lebih terperinci

BAB VII RESPON DAN KOORDINASI

BAB VII RESPON DAN KOORDINASI BAB VII RESPON DAN KOORDINASI A. STANDAR KOMPETENSI Sesudah membahas bab ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami respond dan koordinasi pada makhluk hidup. B. KOMPETENSI DASAR Setelah menyelesaikan perkuliahan

Lebih terperinci

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 proses pembelajaran pada suatu pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES MELALUI STRATEGI INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA SMP

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES MELALUI STRATEGI INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA SMP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES MELALUI STRATEGI INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA SMP Anita Fitriyanti Guru Mata Pelajaran IPA di SMP 1 Paliyan, Kab. Gunungkidul ABSTRAK Keberhasilan dalam pembelajaran

Lebih terperinci

Neuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015

Neuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015 Neuromuskulator Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015 STRUKTUR SARAF 3/12/2015 2 SIFAT DASAR SARAF 1. Iritabilitas/eksisitaas : kemampuan memberikan respon bila mendapat rangsangan. Umumnya berkembang

Lebih terperinci

ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA

ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA Dr. LITA FERIYAWATI NIP. 132295736 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENDAHULUAN Sistim saraf manusia adalah suatu

Lebih terperinci

KUNCI JAWABAN BIOLOGI SOAL BIOLOGI KELAS : XI IPA

KUNCI JAWABAN BIOLOGI SOAL BIOLOGI KELAS : XI IPA KUNCI JAWABAN BIOLOGI SOAL BIOLOGI KELAS : XI IPA SOAL BIOLOGI KELAS : XI IPA 1. Perhatikan bagian-bagian sel berikut: 1) Plastida 2) Lisosom 3) Vakuola 4) Sentrosom 5) Dinding sel 6) Mitokondria Yang

Lebih terperinci

F. Proses Pengembangan Instrumen G. Analisis Pengolahan Data H. Prosedur Penelitian I. Alur Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN

F. Proses Pengembangan Instrumen G. Analisis Pengolahan Data H. Prosedur Penelitian I. Alur Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Seseorang akan mengalami perubahan pada tingkah laku setelah melalui suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

Lebih terperinci

SYSTEMA NERVOSUM (Sistem saraf)

SYSTEMA NERVOSUM (Sistem saraf) SYSTEMA NERVOSUM (Sistem saraf) Systema Nervosum mempunyai 3 fungsi yaitu: 1. sebagai penerima rangsang dan reseptor sensoris (baik yang berasal dari luar atau dalam organ/tubuh) yang kemudian dibawa ke

Lebih terperinci

Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat. Bentuk yang berubah menuju bentuk sempurna akhir.

Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat. Bentuk yang berubah menuju bentuk sempurna akhir. Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat. Bentuk yang berubah menuju bentuk sempurna akhir. Latar perkembangan perubahan. Model berfikir empirik positif materialis Ilmu berdasarkan bukti empirik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, membawa hasil dan merupakan

Lebih terperinci

diunduh dari

diunduh dari diunduh dari http://www.pustakasoal.com i KATA PENGANTAR Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa. Pemerintah terus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu alam atau dalam bahasa Inggris disebut natural science atau ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada

Lebih terperinci

SISTEM SARAF PADA MANUSIA

SISTEM SARAF PADA MANUSIA Makalah Anatomi Fisiologi Manusia SISTEM SARAF PADA MANUSIA KELOMPOK 5 : 1. ALFINA NORA 2. LARASATI AKJULIMA 3. LEDYS AMELIA 4. MIA YUNITA 5. RANI PUTRI ANDESCO 6. RAUKA HILLIAH 7. RESSY RAHMADANI 8. REZA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas belajar melalui praktik atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas belajar melalui praktik atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) Dahar (1996: 29) menyatakan LKS adalah lembar kerja yang berisikan informasi dan interaksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Pada hakekat belajar diartikan sebagai proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang dialaminya sehingga terjadi

Lebih terperinci

Jaringan Otot Pada Hewan

Jaringan Otot Pada Hewan Jaringan Otot Pada Hewan # Jaringan adalah kumpulan dari beberapa sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh.

Lebih terperinci