BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. otomatis mengambil alih kontrol ON-OFF pompa sehingga dengan rancangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. otomatis mengambil alih kontrol ON-OFF pompa sehingga dengan rancangan"

Transkripsi

1 BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Deskripasi Project Sistem rancangan back-up kontrol peralatan lifting pump ini nantinya akan dirancang agar secara otomatis dapat memback-up sensor utama pompa (ON-OFF pompa) apabila tidak bekerja dengan baik atau normal, dengan begitu saat sensor utama mengalami kerusakan back-up kontrol secara otomatis mengambil alih kontrol ON-OFF pompa sehingga dengan rancangan control ini dapat mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pendistribusian air limbah dari seluruh area Bandara Soekarno-hatta menuju pusat pengolahan air limbah STP 745 (Sewage Treatment Plant) Proses Operasional Lifting Pump (Pompa distribusi air limbah) Pompa distribusi air limbah operasionalnya diharuskan secara otomatis mengingat lokasi-lokasi pompa tersebar di seluruh area bandara, Langkah awal pada proses operasional Lifting Pump atau pompa distribusi air limbah adalah dimulai dengan masuknya air limbah ke dalam sumur lifting pump, debit air limbah yang masuk ke dalam sumur lifting pump semakin lama semakin bertambah. Di dalam sumur lifting pump sendiri terdapat sensor level air, sensor level air ini terbagi menjadi sensor level air atas dan 35

2 36 sensor level air bawah, sensor level ini memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing, seperti sensor level air atas digunakan sebagai nyala pompa (ON) sensor level air bawah digunakan sebagai mati pompa (OFF), jarak antara sensor level air atas dan bawah merupakan jarak lamanya operasional pompa dari ON menjadi OFF. Di dalam sumur lifting pump sendiri terdapat dua buah pompa distribusi dimana dalam operasionalnya hidup secara bergantian dan tidak diperkenankan hidup secara bersama-sama ini dikarenakan konstruksi dari instalasi pemipaan yang memang didesain untuk satu jalur distribusi air limbah. Ada beberapa kontrol pada peralatan lifting pump ini diantaranya adalah : 1. Operasi 1 Pompa Manual Kontrol ini digunakan apabila kita menginginkan nyala hanya 1 pompa, baik pompa no 1 ataupun pompa no 2, kondisi ini biasanya digunakan untuk melakukan kegiatan maintanace pompa atau pengecekan kondisi pompa 2. Operasi 1 Pompa Otomatis Kontrol ini digunakan apabila kita menginginkan nyala pompa secara otomatis berdasarkan level air, apabila level air naik dan menyentuh sensor level air atas maka pompa akan bekerja mendistribusikan air, secara otomatis air pun turun hingga sensor level air bawah dan membuat pompa mati dan seperti ini seterusnya dengan operasi pompa yang sama 3. Operasi 2 Pompa Otomatis Kontrol ini digunakan apabila kita menginginkan nyala pompa hidup bergantian prinsipnya sama dengan operasi otomatis 1 pompa

3 37 perbedaanya apabila pompa no 1 selesai operasi nantinya yang akan hidup selanjutnya adalah pompa no 2 Kondisi nyala pompa bergantian dapat berjalan apabila kontrol yang kita pilih adalah otomatis untuk masing-masing pompa, setiap pompa memiliki kontrol dimana dapat hidup secara manual atau secara otomatis, begitu selector switch kita pilih manual maka pompa langsung ON dan apabila kita memilih otomatis, ON pompa berdasarkan ketinggian sensor level air. Rancangan control ini juga akan dibuat apabila operasional pompa adalah 2 buah pompa secara bergantian dan salah satu pompa terjadi masalah maka operasional tetap berjalan menggunakan salah satu pompa yang kondisinya baik sehingga tidak menjadikan system menjadi mati / off semuanya 3.2 Kondisi Saat Ini Bandara Soekarno-hatta sebagai penyedia jasa penerbangan memiliki pusat pengolahan limbah cair yang disebut Sewage Treatment Plant yaitu tempat dimana berkumpulnya limbah cair dari seluruh area Bandara Soekarno-Hatta untuk diolah atau ditreatment sehingga saat air limbah tersebut dibuang menuju sungai harapannya tidak mencemari lingkungan sesuai perturan pemerintah No.5 Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah. Kondisi ini tentunya ditunjang oleh peralatan-peralatan sebagai sarana distribusi air limbah dari berbagai area di Bandara Soekarno-Hatta menuju ke pusat pengolahan limbah cair (STP 745), peralatan tersebut berupa pompa yang disebut lifting pump atau submersible pump, pompa-pompa dengan

4 38 kapasitas besar inilah yang mendistribusikan air limbah tersebut menuju ke pusat pengolahan air limbah. Kondisi saat ini backup control atau secondary control belum ada pada control peralatan lifting pump sehingga operasionalnya hanya menggunakan sensor level air sebagai primary control apabila primary control bermasalah maka operasional pompa akan mati atau off, kondisi ini tidak diperkenankan karena selain akan menimbulkan bau juga akan menghambat proses pengolahan air limbah di pusat pengolahan STP (Sewage Treatment Plant) 745 Dampak yang akan terjadi yaitu : 1. apabila pompa kondisi OFF maka distribusi air limbah akan terganggu akibatnya proses treatment tidak maksimal pencemaran lingkungan akan terjadi 2. apabila kondisi ini berlarut-larut dalam jangka waktu yang lama dikhawatrikan distribusi air kotor pada toilet-toilet tidak akan lancar dan mengakibatkan air kotor menggenang di setiap toilet, beberapa wilayah tertentu dikhawatirkan akan banjir Foto-foto kondisi panel control di lapangan akan ditunjukkan pada Gambar 3.1 pada halaman 39, terlihat bahwa kondisi saat ini penel control masih menggunakan control secara mekanis berupa relay-relay dan kontaktor

5 39 Gambar 3.1. Kondisi peralatan kontrol dilapangan

6 Kondisi Yang Diinginkan Sebagai penyedia jasa penerbangan bertaraf internasional maka pelayanan maksimal zero complain selalu menjadi pokok utama yang harus selalu diberikan kepada pengguna jasa bandara terlebih permasalahan ini langsung berhubungan dengan aktivitas pengguna jasa bandara seperti penggunaan fasilitas toilet dan fasilitas pembuangan air kotor lainnya. Melihat kondisi yang ada sekarang ini, maka penulis ingin merancang merancang panel kontrol yang nantinya dapat lebih menyempurnakan kondisi sebelumnya dengan cara menambah kontrol backup berupa timer dan upgrade kontrol peralatan yang sebelumnya secara konvensional menjadi system PLC (Programable Logic Controller). Dengan rancangan ini nantinya dapat membawa manfaat antara lain : 1. Pendistribusian air limbah dari seluruh area bandara dapat berjalan baik hingga menuju pusat pengolahan STP 745 (Sewage Treatment Plant) 2. Mempunyai back-up control peralatan (secondary control) sebagai pengganti primary control apabila terjadi masalah 3. Mempermudah kegiatan maintenance dan penyelesaian /pengusutan trouble shooting peralatan 4. Secara estetika lebih baik dan mengikuti perkembangan teknologi / modernisasi 5. Mempermudah apabila kedepan ingin memodifikasi control peralatan Pada penyusunan tugas akhir ini akan disajikan dalam suatu mark-up tanpa merubah sistem kerja atau control dari alat tetapi mewakili kondisi real

7 41 dilapangan. Sehingga beberapa komponen pada kondisi sebenarnya akan digantikan dengan nyala indikator - Pompa ON digantikan oleh Lampu dengan indikator warna hijau - Pompa OFF digantikan oleh lampu dengan indikator warna merah - Pompa FAULT digantikan oleh lampu dengan indikator warna kuning - OVERLOAD RELAY dan THERMAL digantikan oleh selector switch Dengan rancangan ini apabila akan diaplikasikan pada kondisi nyata yang harus dipersiapkan hanya rangkaian power untuk pompa sedangkan rangkaian control tinggal mengambil program pada rancangan ini, program dalam bentuk ladder diagram PLC Mitsubishi FX-1S Series 3.4 Perencanaan Hardware ( Perangkat Keras ) Dalam perancangan rangkaian kontrol peralatan lifting pump ini dibutuhkan hardware dan software. Hardware terdiri dari perangkat keras (yang terlihat oleh mata) dan software yang terdiri dari perangkat lunak (tidak terlihat oleh mata). Perangkat keras yang dibutuhkan meliputi peralatan dan bahan penyusun dari penelitian ini, sedang perangkat lunak yang dibutuhkan adalah sebuah software beserta simulator dan downloader untuk PLC tipe MITSUBUSHI FX-1S Series. Beberapa peralatan yang dibutuhkan antara lain: 1. Personal computer (PC) atau laptop 2. AVO meter dan Ampere meter 3. Solder 4. Toolset

8 42 Sedangkan bahan yang digunakan pada pembuatan rangkaian back-up kontrol peralatan lifting pump diantaranya adalah : 1. PLC Mitsubishi tipe FX-1S 2. Lampu Indikator Warna Merah, Hijau, Kuning 3. Selector Switch 4. Floatlesss 5. Elektroda 6. Power Supply 24 VDC 7. MCB 2 Pole 8. Kabel NYAF 1x1,5mm dan Kabel Power 1x 2,5mm Test Kondisi Hardware Rancangan Maka sebelum merangkai rancangan menjadi satu kesatuan perlu dilakukan pengecekan pada masing-masing komponen untuk memastikan kondisi komponen dalam keadaan baik dan normal, setelah itu baru dapat dirangkai menjadi kesatuan alat. Pengetesan awal dilakukan pada power supply DC, power supply 24 VDC diambil dari output PLC 24 VDC. Saat dilakukan pengukuran terhadap output keluaran PLC menunjukkan angka nominal sebesar 24.2 VDC dengan catatan sebelumnya melakukan pengecekan pada input tegangan PLC yaitu 220 VAC apabila tegangan input untuk PLC normal maka output keluaran juga akan normal, sehingga pengetesan input awal untuk PLC menjadi penting karena input tegangan yang tidak sesuai dengan range yang dipersyaratkan sebagai tegangan kerja PLC dikhawatirkan akan merusak PLC itu sendiri.

9 43 Pengetesan selanjutnya dilakukan pada komponen lampu sebagai indicator nyala pompa, kebetulan lampu yang digunakan dalam rancangan yaitu menggunakan lampu dengan tegangan kerja 220 VAC, pengetesan lampu ini untuk menghindari adanya kesalahpahaman system yang sebenarnya sudah benar hanya saja karena indicator lampu itu sendiri yang rusak, menjadikan system dinyatakan kurang benar. Saat dilakukan pengetesan dengan diberi tegangan kerja 220 VAC pada masing-masing lampu, ditunjukkan semua komponen dalam kondisi baik dan menyala terang Selanjutnya selector switch sebagai input PLC juga merupakan salah satu komponen penting dalam rancanga. Pengetesan selector switch dapat menggunakan AVO meter dengan memanfaatkan fungsi continuitas hambatan, apabila kontak sesuai dengan fungsinya dimana NC saat dilakukan pengetesan menunjukkan hambatan sebesar 0 maka kondisi selector switch baik, apabila kontak NO menunjukkan hambatan tak terhingga saat pengetesan maka kondisi selector switch baik. MCB sebagai pengaman utama sebelum masuk ke dalam PLC juga perlu dilakukan pengetesan apakah kontak dalam kondisi normal tidak short antara kontak line dengan netral maka saat dilakukan pengetesan dengan AVO pada kontak NO menunjukkan angka hambatan tak terhingga, sebaliknya dengan kontak NC hambatannya adalah 0, dan menjadi sebaliknya apabila tuas MCB dirubah dari OFF menuju ON maka fungsi kontak-kontak tersebut menjadi kebalikannya.

10 44 Terakhir melakukan pengetesan pada Floatless apakah kondisi normal atau tidak, cara kerja floatless untuk hidup matinya dipengaruhi oleh elektroda, apabila elektroda bawah dan atas berhubungan dengan perantara air sebagai media penghantar maka pada floatless lampuindikator kontak floatless akan menyala merah dan perubahan kontak terjadi kontak yang sebelumnya NC menjadi NO dan NO menjadi NC, tetapi apabila elektroda atas dan bawah terp-utus kaena media air habis atau tidak ada media perantara maka floatless indicator akan mati dan kontak-kontak floatless kembali seperti fungsi semula. 3.5 Perencanaan Software ( Perangkat Lunak ) Untuk software yang digunakan adalah Software PLC bawaan dari Mitubishi yang compatible dengan PLC Mitsubishi type FX-1S beserta dowloadernya atau kabel komunikasi antar PLC dengan PC. Software bawaan melsoft tersebut adalah MITSUBISHI GX Developer. Software ini keunggulannya memiliki pelengkap untuk simulasi ladder sebelum didownload ke dalam PLC sehingga tanpa harus mendownload program terlebih dahulu ke PLC maka kita dapat coba menjalankan program kita, seperti aplikasi simulator. Setelah kondisi program benar sesuai keinginan baru dilakukan download program ke PLC Pemrograman PLC dengan Mitsubishi GX Developer Pada dasarnya semua software pendukung PLC memiliki operasional dan cara kerja yang sama, tetapi fitur di dalamnya yang berbeda antara software PLC satu dengan lainnya, khususnya untuk Mitsubishi GX Developer sendiri memiliki keunggulan salah satunya

11 45 memiliki fitur untuk test running sehingga tanpa harus melakukan download program PLC atau leader PLC ke dalam PLC itu sendiri, kita dapat coba melakukan test pada program atau leader yang sudah kita buat, sehingga uji coba dapat dilakukan terlebih dahulu di PC atau laptop kita masing-masing sebelum kita masukkan ke dalam perangkat keras PLC. Mitsubishi GX Developer memliki enam symbol dasar yang digunakan pada programnya, setiap symbol memiliki tugas dan fungsi masing-masing, symbol tersebut antara lain : X Y T C : Digunakan sebagai symbol input PLC : Digunkan sebagai symbol output PLC : Digunakan sebagai symbol timer pada PLC : Digunakan sebagai symbol counter (pencacah) pada PLC M dan S : Digunakan sebagai internal relay yang ada di dalam PLC Semua program nantinya kan diwakili oleh symbol-simbol tersebut dan symbol tersebut hanya memilki dua keadaan saat bekerja yaitu ON atau OFF, logika 1 atau logika 0, Energize atau tidak energize, beberapa tata cara penggunaan dan pengoperasian dari software Mitsubishi GX Developer akan dibahas secara singkat 1. Proses Instalasi software Mitsubishi GX Developer Proses instalasi dimulai dengan mengistal Envmel-nya terlebih dahulu, setelah menginstal Envmel-nya maka baru dapat melanjutkan proses instalasi melalui ikon setup di folder utama, dapat dilihat prosesnya pada Gambar 3.3 pada halaman 46

12 46 Gambar 3.3. Menu tampilan saat proses instalasi software PLC 2. Pada saat membuka program Mitsubishi GX Developer pertama kali, akan terdapat dua pilihan menu yaitu pilihan menu new project atau open project, jika ingin membuat project baru maka pilih new project apabila ingin membuka project yang sudah ada atau tersimpan dapat menggunakan menu open project seperti pada gambar Gambar 3.4. Menu tampilan awal saat membuka software PLC 3. Apabila kita memilih new project maka akan terlihat tampilan new project seperti gambar, kemudian kita pilih tipe PLC yang

13 47 akan kita gunakan, misalnya dengan seri FXCPU dengan tipe FX0(S). setelah itu berikan nama pada project rancangan 4. Gambar 3.5. Menu tampilah untuk memilih tipe dan seri dari PLC 5. Untuk memulai membuat program atau leader PLC kita dapat menggunakan symbol-simbol pada menu bar seperti gambar Symbol Symbol Symbol Symbol merupakan kontak NO (Normally open) merupakan kontak NC (Normally Close) merupakan kontak Aplikasi Instruksi merupakan kontak Internal Relay (AUX Contact) Apabila ingin membuat kontak NO, maka klik symbol kemudian isikan kode input misalkan X0 kemudian klik Ok, begitu juga

14 48 untuk kontak NC maupun kode output misalkan Y0 dan kontak internal relay misalkan M0 seperti pada gambar Gambar 3.6. Tampilan input, output dan internal relay 6. Pada akhir program software PLC lainnya harus diberikan instruksi END tetapi untuk software bawaan Mitsubishi ini tidak perlu lagi memberi perintah END karena saat membuat project baru instruksi END secara otomatis sudah ada, selanjutnya untuk cek program atau leader kita maka klik menu CONVERT sebelum program ditransfer ke PLC, dapat dilihat pada gambar Gambar3.7. Menu tampilan program CONVERT

15 49 7. Selanjutnya untuk komunikasi dengan PLC pilih menu Online pilih write to PLC jika program tersebut hendak ditransfer dari computer ke PLC, jika ingin mengambil program yang sudah ada di dalam PLC untuk kita tampilkan ke dalam PC pilih menu read from PLC, dapat dilihat pada gambar Gambar 3.8. Menu tampilan untuk proses transfer program ke PLC 3.6 Parameter Input dan Ouput Rancangan Dalam rancangan kontrol peralatan lifting pump ini ada beberapa parameter yang menjadi input dan ouput diantaranya Input peralatan : 1. Sensor level air yang dalam penelitian ini menggunakan sensor Elektroda, dan nantinya input dari sensor ini akan digantikan oleh kerja timer apabila elektroda terjadi masalah atau trouble, timer disini merupakan timer dari bawaan PLC 2. Selector Switch Auto/Manual pompa saat beroperasi 3. Selector Switch sebagai pengganti pengaman pompa

16 50 4. Elektroda sebagai inputan floatless sebelum memberi perintah pada PLC Output peralatan : Dalam tugas akhir ini tanpa merubah prinsip dan cara kerja alat, penulis menuangkan rancangan tugas akhir dalam bentuk markup sehingga output peralatan ini adalah indikator nyala lampu sebagai pengganti operasional pompa ( ON, OFF dan FAULT ) indikator pompa ON warna hijau, pompa OFF warna Merah dan pompa FAULT warna kuning Rangkaian kontrol peralatan yang nantinya digunakan sebagai markup pengganti rancangan sesungguhnya akan ditunjukkan seperti pada gambar 3.9 pada halaman 51, pada gambar tersebut dijelaskan juga tentang perancangan control level air dengan menggunakan elektroda pada floatless level

17 51 POMPA NO.1 POMPA NO.2 ON OFF ON OFF FAULT FAULT SELECTOR SWITCH AUTO / MANUAL OVERLOAD RELAY THERMAL RELAY FLOATLESS ELEKTRODA ATAS ELEKTRODA BAWAH ARDE / GROUND AIR DALAM SUMUR Gambar 3.9. Rancangan alat yang akan dibuat dan rancangan sensor level air

18 Flow Chart Kondisi yang diinginkan START/MULAI MANUAL SELECTOR SWITCH OTOMATIS INPUT SELEKTOR SWITCH INPUT SELEKTOR SWITCH SWITCH ON YA TIDAK SWITCH ON TIDAK YA YA BACA SENSOR YA PELAMPUNG BAWAH YA TIDAK YA PELAMPUNG ATAS TIDAK TIMER (ENERGIZE) YA TIDAK KONTAKTOR ON END/SELESAI

19 53 Prinsip Kerja Dari Flowchart Rangkaian Penjelasan awal dimulai saat pertama kali memilih selector switch sebagai suatu perintah kerja, apabila selector switch dipilih manual dengan kondisi normal maka begitu ON secara otomatis akan langsung menghidupkan pompa dan pompa akan langsung bekerja, tetapi apabila selector switch yang terpilih pada posisi automatis maka kerja pompa berdasarkan sensor level air, sensor level air ini memiliki dua parameter indikator yang harus dipenuhi agar dapat menghidupkan pompa yaitu pertama kondisi sensor level air posisi bawah harus energize, yang kedua sensor level air atas harus juga energize menyusul kondisi sensor level air bawah, apabila dua parameter indikator tersebut terpenuhi maka pompa akan bekerja secara otomatis, kendala atau masalah akan timbul apabila salah satu parameter tersebut tidak terpenuhi, apakah sensor air level atas tidak mau energize atau mungkin sensor air level bawah tidak mau energize yang terjadi pompa tidak akan mau bekerja, hal ini secara tidak langsung memutus distribusi air limbah menuju STP atau tempat treatment air limbah. Disinilah peran backup timer dibutuhkan apabila salah satu parameter diatas tidak terpenuhi salah satunya atau salah duanya maka secara otomatis settng waktu timer akan mengambil alih kerja sensor level air dan distribusi air limbah tidak akan terganggu atau terputus.

20 BLOK DIAGRAM POWER SUPPLY INPUT SENSOR BERMASALAH PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER BACKUP TIMER PLC OPERASIONAL ON/OFF POMPA BERDASARKAN TIMER Prinsip kerja dari Blok Diagram: 1. INPUT : Input disini merupakan input saat sensor level air saat mengalami masalah, dimana input ini memberikan instruksi kepada peralatan selanjutnya yang disebut PLC atau Programable Logic Controller 2. PLC : Merupakan alat kontrol sebagai penerima input dan selanjutnya akan meneruskan sebagai suatu tindakan 3. BACKUP TIMER PLC : Saat input yang diterima PLC merupakan input dengan indikasi sensor level air bermasalah maka PLC akan memerintahkan suatu tindakan berupa kontrol timer otomatis sebagai pengganti peran sensor level air 4. POMPA ON/OFF : Merupakan suatu keluaran atau hasil proses dari PLC, Output berupa operasi motor pompa berdasarkan timer atau pewaktu yang peranannya digantikan oleh lampu indikator 5. POWER SUPPLY : Merupakan rangkaian penyuplai tegangan yang akan digunakan untuk menyuplai PLC dan kontak-kontak PLC, supply disini ada dua yaitu 220 VAC dan 24 VDC

21 55 FLOWCHART KONTROL BACKUP TIMER START/MULAI INISIALISASI SENSOR LEVEL AIR KONDISI NORMAL YA PLC TIDAK OPERASIONAL MENGGUNAKAN BACKUP TIMER OPERASIONAL MENGGUNAKAN SENSOR LEVEL AIR END/SELESAI PENJELASAN FLOW CHART : Kontrol Back-upp timer bekerja dimulai dari posisi awal start system bekerja, dilanjutkan pada proses inisialisasi sensor level air, apabila sensor dalam kondisi normal maka operasional pompa tetap berjalan dengan menggunakan sensor level air (kondisi normal), apabila saat inisialisasi sensor level air diindikasikan sensor bermasalah maka PLC sebqgai penerima input akan

22 56 memproses dan memberikan instruksi kepada timer back-up untuk mengambil alih peranan sensor level air sehingga pompa tetap bekerja dan distribusi air limbah tidak terputus menuju STP (sewage treatment plant) untuk diolah. 3.9 Perancangan dan Aplikasi Sistem Dalam perancangan aplikasi sistem akan diperlukan input output yang nantinya akan digunakan untuk pemrograman pada leader PLC, daftar input output tersebut antara lain diperlihatkan dalam bentuk table di bawah ini Tabel 3.1. Input Output Rancangan FUNGSI INPUT XO X1 X2 X3 KETERANGAN SS MANUAL POMPA 1 SS OTOMATIS POMPA 1 SS MANUAL POMPA 2 SS OTOMATIS POMPA 2 FUNGSI OUTPUT Y2 Y3 Y4 Y7 X6 PENGAMAN Y10 X7 PENGAMAN Y11 X10 X11 INPUT NO FLOATLESS INPUT NC FLOATLESS KETERANGAN INDIKATOR ON POMPA 1 INDIKATOR OFF POMPA 1 INDIKATOR FAULT POMPA 1 INDIKATOR ON POMPA 2 INDIKATOR OFF POMPA 2 INDIKATOR FAULT POMPA 2 Setelah input output ke PLC di tentukan maka proses selanjutnya merangkai alat menjadi sebuah mark-up sesuai dengan rancangan yang diinginkan, untuk selalu menjadi catatan karena PLC merupakan kontrol yang sifatnya sensitif maka pastikan selalu yang menjadi input PLC tegangan 220 VAC tidak terlalu berlebih atau kurang dari arus nominal, setidaknya

23 57 ±5 VAC karena tegangan input ini jiga akan mempengaruhi power supply 24 VDC yamg dimiliki oleh PLC, sedangkan tegangan 24 VDC output PLC bisa kita gunakan untuk power di inputan PLC (a) (b) Gambar Menunjukkan hasil pengukuran power input PLC dan Output DC PLC terlihat (a) power input 221 VAC (b) output Dc PLC 24 VDC Gambar diatas menunjukkan pengukuran power untuk sumber PLC, diketahui bahwa PLC membutuhkan tegangan kerja sebesar 220 VAC untuk dapat bekerja sehingga sumber tegangan yang diizinkan tidak boleh terlalu jauh dari nominal 220 karena angka yang tertampil pada multimeter sebesar 221 VAC maka besaran tersebut masih masuk dalam range tegangan yang diizinkan ±5 dari 220 VAC, sehingga tegangan output DC yang dihasilkan PLC tidak terlalu jauh dari besaran yang ditentukan, bahkan dalam

24 58 pengukuran di atas menunjukkan angka yang tepat yaitu sebesar 24 VDC. Selanjutnya rancangan siap dirangkai sesuai dengan rangkaian schematic system yang akan dijelaskan pada Gambar Setelah kita merancang hardware sesuai dengan schematic langakah selanjutnya melakukan download ledder atau program ke dalam PLC melalui aplikasi atau software Mitsubishi GX Developer, setelah download ke PLC selesai rancangan dapat coba dijalankan apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan atau apakah hasil rancangan sudah dapat menjawab apa yang menjadi pokok permasalahan. Gambar Proses download program / leadder diagram ke dalam PLC

25 59 RANCANGAN SCHEMATIC SYSTEM MCB 2 PHASA SP1 SP2 SPA SPC SPB SPD FLO ELEKTRODA ON OFF FAULT ON OFF FAULT Gambar Rancangan Schematik System

26 60 SIMBOL SCHEMATIK SYSTEM SP1 : Selektor Switch Pompa 1 SP2 : Selektor Switch Pompa 2 SPA : Selektor Pengaman Pompa 1 ( Thermal ) SPB : Selektor Pengaman Pompa 1 ( Overload ) SPC : Selektor Pengaman Pompa 2 ( Thermal ) SPD : Selektor Pengaman Pompa 2 ( Overload ) ON ON Pompa 1 ON ON Pompa 2 OFF OFF Pompa 1 OFF OFF Pompa 2 FAULT FAULT Pompa 1 FAULT FAULT Pompa 2 FLO FLOATLESS LEVEL AIR ELEKTRODA

27 61

28 62

TUGAS AKHIR RANCANGAN BACKUP KONTROL PERALATAN LIFTING PUMP BERBASIS PLC DI BANDARA SOEKARNO-HATTA

TUGAS AKHIR RANCANGAN BACKUP KONTROL PERALATAN LIFTING PUMP BERBASIS PLC DI BANDARA SOEKARNO-HATTA TUGAS AKHIR RANCANGAN BACKUP KONTROL PERALATAN LIFTING PUMP BERBASIS PLC DI BANDARA SOEKARNO-HATTA Disusun Oleh : Nama : Adita Kusuma NIM : 41414110126 Jurusan : Teknik Elektro FAKULTAS TEKNIK PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lampung 2 x 100 MW unit 5 dan 6 Sebalang, Lampung Selatan. Pengerjaan tugas akhir ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab ini berisi tentang bagaimana alat ini dapat bekerja sesuai dengan rancang bangun serta simulasi yang di targetkan. Dimana sistem mekanikal, elektrikal dapat dikontrol

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder 8000 Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk perancangan kendali mesin feeder ini adalah HMI Weintek Type 6070iH dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT BAB IV PENGUJIAN ALAT Untuk mengetahui apakah tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat, dan sebagai bagian

Lebih terperinci

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC Badaruddin 1, Endang Saputra 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 123 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Heat Press 110 Ton 2RT 2P1U yang telah mengalami perubahan basis kontrol dengan PLC FX3U-80M dan HMI Proface AGP3300. Pengujian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 51 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Auto Loading menggunakan Robo Cylinder pada mesin Power Press PP 60. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Rancangan Pengujian rancangan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem ini telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, pengujian ini dilakukan

Lebih terperinci

sebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain.

sebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain. LADDER DIAGRAM Ladder Diagram atau yang sering disebut dengan diagram tangga pada PLC adalah mempunyai fungsi yang sama dengan gambar rangkaian kontrol pada system konvensional, yaitu sebagai perangkai

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. fitur yang sangat kompleks. GX Developer merupakan software buatan

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. fitur yang sangat kompleks. GX Developer merupakan software buatan 22 BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK 4.1 Perancangan Software PLC FXos-10MR-DS Untuk membuat sebuah PLC agar bekerja maksimal dan menjadi suatu sistem yang kompleks, maka sebuah PLC harus di program terlebih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Alat Pada BAB pembuatan alat ini akan dibahas perencanaan dan realisasi pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan dibuat.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah

BAB III PERANCANGAN. Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah BAB III PERANCANGAN 3.1. Perancangan Sistem Sebelum membuat suatu alat atau sistem, hal yang paling utama adalah melakukan perancangan dengan memahami cara kerja alat atau sistem tersebut serta sifat dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kendali

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Industri Karet Deli Tanjung Mulia Medan. Penelitian ini adalah penelitian dengan membuat simulasi proses pemasakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai persiapan komponenkomponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menampilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Terdapat dua jenis tahap pada perancangan dan pembuatan model sistem pemadam kebakaran dalam tugas akhir ini, yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

27 Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Monitoring Cara kerja keseluruhan sistem ini dimulai dari rangkaian catu daya sebagai power atau daya yang akan disalur

27 Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Monitoring Cara kerja keseluruhan sistem ini dimulai dari rangkaian catu daya sebagai power atau daya yang akan disalur BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Sistem Monitoring Secara umum sistem kerja alat monitoring mesin terdiri dari 3 blok sistem yakni blok input mesin, blok control dan blok output sistem. Dapat digambarkan dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN AIR BERSIH BERBASIS PLC LS XBC-DR30E

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN AIR BERSIH BERBASIS PLC LS XBC-DR30E RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN AIR BERSIH BERBASIS PLC LS XBC-DR30E LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 oleh : HAZA IRMA DWI J. HARAHAP MARDIANI

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam uji coba ini penulis akan melakukan simulasi alat dari kerja rangkaian sistem pengeruk sampah secara otomatis ini. Pengujian ini dilakukan untuk menguji sekaligus membuktikan

Lebih terperinci

BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 "

BAB VI MENGENAL TRAINER  BATO - 05 BAB VI MENGENAL TRAINER " BATO - 05 " Perangkat PLC ini telah di set sedemikian rupa sehingga mudah dalam penginstalan dan pengoperasian program control system dari suatu rangkaian. Adapun modul trainer

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN

BAB III METODE DAN PERANCANGAN BAB III METODE DAN PERANCANGAN 1.1 Metode Metode yang digunakan dalam pembuatan modul ini adalah modifikasi rancang bangun yang dilakukan dengan eksperimen. Hasil dari penyusunan tugas akhir ini berupa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam suatu perancangan sistem, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan prinsip kerja dari suatu sistem yang akan dibuat. Untuk itu perlu disusun

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC)

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) Tujuan Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta mampu : Memahami fungsi PLC Mampu membuat program PLC Mampu menerapkan PLC untuk menyelesaikan permasalahan kontrol

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan PLC Awalnya PLC dirancang untuk menggantikan rangkaian logic atau relay, dengan menambahkan fungsi aritmatika, timer, dan counter, yang banyak digunakan dan merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT 37 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Rangkaian Perancangan Automatic Spray Control ini menggunakan PLC NAiS buatan Panasonic tipe FP0-C14RS, yang berfungsi untuk mengontrol Counter, Relai, Timer,

Lebih terperinci

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP. 19720101 200312 1 011 1 SELAMAT DATANG DI DUNIA PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ) SERI OMRON CPM 2 A PRODUKSI TAHUN 2003

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN ALAT

BAB III RANCANG BANGUN ALAT BAB III RANCANG BANGUN ALAT Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang cara kerja

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN. pengontrol agar dapat bekerja secara otomatis. Terdapat tiga switch menjalankan

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN. pengontrol agar dapat bekerja secara otomatis. Terdapat tiga switch menjalankan BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Sistem Kerja Aktuator-aktuator yang digunakan pada pengolah limbah ini perlu adanya pengontrol agar dapat bekerja secara otomatis. Terdapat tiga switch menjalankan

Lebih terperinci

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. BAB IV SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. 4.1 Sensor Proximiti Sensor Proximiti adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SOFTWARE. Dalam pengerjaan atau pembuatan suatu alat tahapan awal yang harus

BAB III PERANCANGAN SOFTWARE. Dalam pengerjaan atau pembuatan suatu alat tahapan awal yang harus BAB III PERANCANGAN SOFTWARE Dalam pengerjaan atau pembuatan suatu alat tahapan awal yang harus dilakukan adalah proses perencanaan perancangan yang meliputi perencanaan perangkat keras (hardware) dan

Lebih terperinci

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat 29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. Deskripsi Sistem Water Treatment Plant Wire Rod Mill

BAB III PERANCANGAN 3.1. Deskripsi Sistem Water Treatment Plant Wire Rod Mill BAB III PERANCANGAN 3.1. Deskripsi Sistem Water Treatment Plant Wire Rod Mill Water treatment plant berfungsi sebagai tempat pengolahan air hasil proses produksi dan tempat pembersihan air yang telah kotor

Lebih terperinci

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC

BAB IV BAHASA PROGRAM PLC BAB IV BAHASA PROGRAM PLC Sebelum menyusun suatu program untuk pengoperasian PLC pada pengontrolan suatu system atau proses, harus mengetahui dan menghafal bahasa program PLC yang akan digunakannya. PLC

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. ANALISIS 3.1.1 Analisis Masalah Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan oleh penulis sebelumnya, bahwa dengan perkembangan kemajuan kehidupan manusia di tuntut untuk

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis. BAB III TEORI DASAR 3.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller (PLC) adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk menggantikan sistem control elektrik berbasis relai yang mulai

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2012

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2012 TUGAS AKHIR MODIFIKASI KONTROL MOTOR OPEN DAN CLOSE COOLING WATER TREATMENT PLANT MENGGUNAKAN PLC ABB MP200 DI WIRE ROD MILL PT.KRAKATAU STEEL(PERSERO).tbk Diajukan guna melengkapi sebagai syarat Dalam

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang telah dijabarkan pada bab III yaitu perancangan sistem ATS dan AMF di PT. JEFTA PRAKARSA PRATAMA dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 28 METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 hingga Januari 2014, dilakukan di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 47 BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam bab ini akan menguraikan persiapan komponen-komponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menyiapkan data hasil pengukuran dari pengujian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH

BAB IV ANALISA MASALAH BAB IV ANALISA MASALAH Analisa masalah digunakan sebagai sarana untuk melakukan modifikasi atau pembuatan system control baru menggantikan system control lama agar mendapatkan tujuan akhir yaitu peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase.

BAB IV PEMBAHASAN PROSEDUR PENGOPERASIAN PENGOPERASIAN MANUAL 1. Hubungkan control panel pada tegangan listrik 380V / 50Hz / 3 Phase. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PROSES PADA MESIN FILLER Proses kerja pada mesin filler ini, mula mula Botol di bawa oleh Conveyor masuk ke Infeed Starwheel yang disesuaikan oleh Timing Screw,untuk ditempatkan pada

Lebih terperinci

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan

Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Modul 7 Programmable Logic Controller (PLC) Pendahuluan Numerical Control & Industrial Robotics menekankan pada pengendalian gerakan (proses kontinu) pengendalian gerakan (proses kontinu) Sedangkan untuk

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L DESIGN AND IMPLEMENTATION OF DOMESTIC ELECTRICAL INSTALATION AND WATER PUMPING SIMULATOR USING PLC

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam perancangan dan pembuatan sistem ATS (Automatic Transfer Switch) berbasis PLC (Progammable Logic Controller) ini pengerjaannya melalui dua tahap, perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang industri terdapat tiga bagian proses yang berperan sangat penting yaitu : 1) Proses manufaktur, 2) Proses produksi, dan 3) Proses pemantauan produksi.

Lebih terperinci

WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER WORKSHOP INSTRUMENTASI MODUL PRAKTIKUM PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER PRODI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diterangkan secara detail mengenai perancangan trainer simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu perancangan hardware

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI. Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI. Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI 3.1 Perancangan Alat Simulasi Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi otomasi lahan parkir berupa Programmable Logic Control

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA Analisa dan Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui apakah peralatan baik hardware maupun software bisa bekerja sesuai dengan yang telah diharapkan atau tidak. Pengujian alat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan. 33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan

Lebih terperinci

Materi. Siswa Mampu :

Materi. Siswa Mampu : Pemrograman PLC Materi Siswa Mampu : Menjelaskan langkah langkah pengendalian sistem dengan proram di PLC Menjelaskan prinsip pemrograman PLC dengan Ladder Diagram Menjelaskan komponen komponen LD dan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:??????????????????????????????????

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:?????????????????????????????????? LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:?????????????????????????????????? JURUSAN ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : Juli 2010 November 2010 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum Perancangan prototipe sistem pengontrolan level air ini mengacu pada sistem pengambilan dan penampungan air pada umumnya yang terdapat di perumahan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Hasil Pengujian Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

Bab VI : Contoh-contoh Aplikasi ZEN

Bab VI : Contoh-contoh Aplikasi ZEN Bab VI : Contoh-contoh Aplikasi ZEN Untuk memudahkan belajar PLC Omron secara umum, menurut saya perlu dimulai dengan sesuatu yang mudah baru kemudian menggunakan atau mempelajari yang lebih kompleks.

Lebih terperinci

APLIKASI PLC SCHNEIDER PADA MESIN PENGEPAKAN TELUR

APLIKASI PLC SCHNEIDER PADA MESIN PENGEPAKAN TELUR APLIKASI PLC SCHNEIDER PADA MESIN PENGEPAKAN TELUR Budiyanto Darmadi 1), Agung Prayitno 2) Jurusan Teknik Elektro / Fakultas Teknik 1,2) budiyanto_d@ymail.com 1) Prayitno_agung@staff.ubaya.ac.id 2) Abstrak

Lebih terperinci

Sudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

Sudarmaji SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISTEM KERJA PENGENDALI OTOMATIS LAMPU TRAFFIC LIGHT PADA PERSIMPANGAN 4 (EMPAT) JALAN RAYA MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Sudarmaji Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TAMAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TAMAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8 TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TAMAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8 Oleh : Muhamad Novrie Zainuddin 2208039030 Dosen Pembimbing : Suwito, ST. MT. Eko Pujiyatno Matni, S.Pd Program Studi

Lebih terperinci

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.. 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK.... 2 III. KETERANGAN ALAT.. 3 IV. PEMASANGAN UPS 3 V. PROSES PENGETESAN UPS.. 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN

Lebih terperinci

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol 4.1 Perancangan Umum Plant ini digunakan untuk proses pembuatan makanan surabi otomatis. Input sistem adalah adonan bahan dan adonan rasa sedangkan hasil yang diharapkan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay) MAKALAH TIMER / TDR (Time Delay Relay) DISUSUN OLEH : MUH. HAEKAL SETO NUGROHO 5115116360 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014 Latar Belakang Dalam dunia

Lebih terperinci

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL 82 BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Analisa rangkaian kontrol pada rangkaian yang penulis buat adalah gabungan antara rangkaian kontrol dari smart relay dan rangkaian kontrol konvensional yang terdapat

Lebih terperinci

BAB V PERSIAPAN PEMPROGRAMAN

BAB V PERSIAPAN PEMPROGRAMAN BAB V PERSIAPAN PEMPROGRAMAN A. PERSIAPAN DASAR Sebelum menyusun suatu program untuk pengoperasian PLC pada pengontrolan suatu sistem atau proses, ada beberapa hal yang perlu diketahui dan persiapan dasar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.

Lebih terperinci

Praktikum 2 Pembuatan Program PLC

Praktikum 2 Pembuatan Program PLC Praktikum 2 Pembuatan Program PLC A. Tujuan : 1. Mahasiswa mampu memahami prosedur baku dalam pembuatan program PLC 2. Mahasiswa mengerti mengenai pemilihan modul input output dan alokasinya dalam program

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1. Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas, khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Waste Water Treatment Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM SCADA. Untuk memudahkan penggunaan user maka dibuat beberapa halaman penting

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM SCADA. Untuk memudahkan penggunaan user maka dibuat beberapa halaman penting BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM SCADA 4.1 Halaman Monitoring Untuk Water Level Kontrol diantaranya : Untuk memudahkan penggunaan user maka dibuat beberapa halaman penting Halaman monitoring plant.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem pengendalian otomatis generator pada saat listrik padam, berfungsi untuk mengalihkan sumber catu daya listrik, dari listrik PLN ke listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM KONTROL PANEL KOMPRESSOR ATLAS COPCO GR-1520 MENGGUNAKAN PLC OMRON DI PT. JTX

MODIFIKASI SISTEM KONTROL PANEL KOMPRESSOR ATLAS COPCO GR-1520 MENGGUNAKAN PLC OMRON DI PT. JTX MODIFIKASI SISTEM KONTROL PANEL KOMPRESSOR ATLAS COPCO GR-1520 MENGGUNAKAN PLC OMRON DI PT. JTX Diajukan Guna Melengkapi Sebagian syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Di susun oleh : NAMA

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik

Lebih terperinci

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT Pengantar Programable Logic Control Dr. Fatchul Arifin, MT fatchul@uny.ac.id Definisi Secara mendasar PLC adalah suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram untuk mengontrol proses atau operasi mesin.

Lebih terperinci

2. Prinsip dan aplikasi Relay

2. Prinsip dan aplikasi Relay Pertemuan 2 2. Prinsip dan aplikasi Relay Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Sasaran Mahasiswa mampu : Menjelaskan prinsip kerja relay Mengetahui macam macam relay dan bagaimana

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Alat yang dibuat ini berfungsi untuk membuat udara menjadi lebih bersih, jernih dan sehat serta terbebas dari bakteri yang terkandung di udara, hal ini secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 41 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tujuan Perancangan Dalam pembuatan suatu sistem kontrol atau kendali, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting untuk dilalui atau dilakukan. Perancangan adalah

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci