Untungnya dia sudah tahu sifat racunnya, jadi dia sudah menyiapkan obat penawarnya.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Untungnya dia sudah tahu sifat racunnya, jadi dia sudah menyiapkan obat penawarnya."

Transkripsi

1 tidak tahan lagi, kepalanya pusing, kaki dan tangan mati rasa. Untungnya dia sudah tahu sifat racunnya, jadi dia sudah menyiapkan obat penawarnya. Di dalam rerumputan yang tertutup rapat, dengan aman dia menyembunyikan diri, memaksakan tenaganya mengambil obat penawar dari kantong serba ada dan menelannya, setelah sesaat buru dia bertenaga mencabut jarumnya. Perkiraan dia tepat sekali, Jarum Racun Pintu Neraka adalah jarum yang membuat orang Jiang-hu yang mendengar wajahnya akan berubah, senjata ampuh yang bisa membunuh secara diam-diam. Panjang jarum itu tiga cun, di belakangnya ada bulu lembut berbentuk corong, jarak ampuh tembakannya, dapat mencapai dua sampai tiga puluh kali panjang seruling. Nama asli peniup seruling adalah Seruling Pengejar Nyawa Xiao-jing, tenaga dalamnya sangat hebat, dia menggunakan tenaga dalamnya meniup jarum, dengan sangat jitu bisa menembak dari seratus chi lebih. Orang yang pernah melihat wajah asli Seruling Pengejar Nyawa sangat sedikit sekali, tidak perduli orang aliran hitam atau putih semua membencinya. Racun diatas Jarum Pintu Neraka, walau bukan racun sekali melihat darah langsung mengunci tengorokan, tapi racunnya sekali masuk ke jantung pasti mati, dan tidak perduli mengenai bagian mana saja, begitu racun mencapai jantung hanya dalam sekejap, walaupun yang terkena di bagian kaki, perbedaan waktu matinya juga sangat terbatas. Seruling Pengejar Nyawa dengan Seruling Damai, Seruling Racun disebut Tiga Seruling Dunia, dari Tiga Seruling Dunia, Seruling Pengejar Nyawa yang paling keji, dia diam-diam selalu mencelakai orang, kali ini bisa mati di bawah pedang Fu Ke-wei, sungguh langit mempunyai mata. Walau Fu Ke-wei telah menyiapkan obat penawar, tapi dia merasakan lemas juga tidak bersemangat, kaki tangannya tidak bertenaga, tidak dapat pulih dalam waktu singkat. Sampai lewat tengah hari, akhirnya dia pulih kembali, tubuhnya terasa haus dan lapar, sekarang dia sudah bisa keluar. Dia kembali ketempat pertarungan tadi, empat mayat itu sudah jadi kaku, dan juga mendatangkan banyak sekali lalat, membuat orang ingin muntah. Tanah yang berpasir gampang untuk mengubur orang, dia menggunakan sepasang tangannya menggali liang, setelah mengucurkan banyak keringat, baru dia selesai mengubur empat mayat itu. Orang persilatan yang suka berkelahi, tempat terakhirnya, jika mati di parit dikubur di parit, jika mati di jalan cukup mendirikan tanda, tidak perlu bompai segala, juga tidak perlu disem-bahyangi keturunannya. Fu Ke-wei sudah sampai di kampung nelayan lainnya, setelah makan dia kembali memulai pengejaran. Dia tidak perlu menanyakan lagi pada penduduk kampung, dia telah menduga Ratu Lebah pasti tidak berani menampakan diri atau berhubungan dengan penduduk kampung. Dia kembali ke tempat pertarungan meneliti jejak Ratu Lebah. Dia adalah ahlinya pencari jejak, diatas pulau pasir semacam ini, tidak sulit membedakan jejak yang belum lama ditinggalkan oleh manusia atau hewan. Setelah dua jam, dia melihat di udara yang jauhnya satu li lebih, burung air

2 terkejut dan berterbangan ke segala arah, di bawah kakinya, ada bulu bebek liar, walau telah dikubur dengan teliti, tetap tidak lolos dari matanya yang tajam. "Kau sudah kenyang makan." pada arah burung air terkejut berterbangan dia berguman, disudut mulut tampak tawa dingin yang menakutkan orang, "kau seorang gadis, siang hari apa berani meloncat kedalam air? Kau terlalu pintar, terlalu pintar sering melakukan kesalahan, melakukan hal bodoh, kau seharusnya merampas sebuah perahu melarikan diri jauh-jauh. Mungkin, kau mengira aku telah mati oleh racun Jarum Pintu Neraka, jadi tidak perlu terburu-buru pergi!" Sinar matahari tengelam memenuhi langit, malam akan tiba. Banyaknya burung air diatas pulau air mengejutkan orang, sepertinya langit dipenuhi oleh beraneka ragam burung air yang terbang, mencari sarang untuk istirahat. Di suatu kampung di pantai barat pulau pasir, di tambatkan dua rakit bambu, itu adalah alat pengangkut hasil buruan pemburu burung, di sisinya masih ditaruh lima enam kurungan burung persegi besar, sangat kokoh, di taruh di dua tempat, di dalam kurungan tidak ada burungnya. Ratu Lebah seperti roh keluar dari dalam rerumputan, dengan gembira lari ke pantai, menuju kedua rakit bambu. Dia menarik rakit, dan akan menariknya ke sungai yang berada dua puluh langkah jauhnya, asal dia berhasil di dorong ke air, maka dia tidak akan takut lagi ada orang mengejar. Di tempat menaruh kurungan burung, tiba-tiba tampak Fu Ke-wei bangkit berdiri. "Kau baru datang?" Fu Ke-wei mendekat sambil tertawa, "apa ingin pergi ke Wuwei-zhou? Tidak salah, Wu-wei-zhou memang sangat sepi, mudah menghindari pengawasan orang, bagus untuk bersembunyi. Tapi aliran di utara lebih bahaya dari aliran selatan, kau seorang diri apa bisa mengendalikan rakit bambu ini? Maukah ku bantu?" Wajah Ratu Lebah berubah total, wajahnya yang cantik memikat tiba-tiba seperti kehilangan darah, dari merah berubah menjadi putih pucat. Baju laki-lakinya di penuhi dengan rumput dan pasir, persis seperti pemburu burung yang hidupnya susah, jika tidak membawa pedang, sungguh tidak seperti pesilat tinggi dunia persilatan. "Kau kau sembunyi disini?" dia dengan terkejut bertanya. Tidak ada jalan untuk mundur, dia harus menyelamatkan diri melalui jalan air. Tapi dia tahu itu tidak mungkin, jarak yang dua puluh langkah seperti ribuan li jauhnya, dia pasti tidak akan secepat pisau Xiu-luo yang ternama diseluruh dunia. "Benar! Aku sedang menunggumu!" kata Fu Ke-wei sambil tertawa berdiri satu zhang lebih. Hati Ratu Lebah tenggelam kebawah, tawa Fu Ke Zwei tadinya sangat ramah, walau membuat orang sulit menebaknya, tapi di lihat di matanya, tawa semacam ini sedikit pun tidak ada perasaan ramahnya, sebaliknya menakutkan sekali, itu adalah tawa kucing pada tikus yang ditaruh di depan cakarnya, tawa serigala pada anak kambing di depan taringnya. "Ssst..!" sebuah suara pedang dicabut, dia mencabut keluar pedangnya, bersiapsiap akan mempertaruhkan nyawa. "Kau pasti masih punya banyak Jarum Ekor Lebah." Wajah Fu Ke-wei kelihatannya seperti lebih ramah, "mungkin kau masih ada harapan membunuhku, aku pikir kau

3 tidak akan menceritakan alasan kenapa mau membunuh aku. betul tidak?" Pedang dia di sodorkan ke depan, ujung pedang mencapai posisi menyerang, wajah serius, lima jari tangan kiri setengah direntangkan setengah dibengkokan, tampak bergetar. "Kau tidak bicara, tapi kau akan mengatakannya." Tangan Fu Ke-wei dengan santai diulurkan kebawah, dia tidak berniat mencabut pedang, "kau tidak ada niat beradu pedang dengan aku, karena ilmu pedangmu tidak seberapa. Cara kau membunuh orang adalah diam-diam menyerang dan bersiasat, usaha yang kau kerjakan adalah yang paling hina di dunia persilatan. Makanya, aku juga akan menggunakan pisau Xiuluo membunuhmu." Dia malas menjawab, sepasang matanya memperhatikan sorot mata Fu Ke-wei. "Tempat aku berdiri, adalah jarak paling ideal untuk jarum Ekor Lebahmu." Fu Kewei tersenyum, "kesempatan ini tidak boleh dilewatkan." Dua zhang, memang jarak paling ampuh jarum Ekor Lebah, juga jarak tepat bagi pisau Xiu-luo mengambil nyawa, pisau Xiu-luo lebih berat dari pada jarum, tenaganya lebih besar beratus kali. Sehingga, kedua belah pihak sama-sama sangat waspada. Semangat kedua belah pihak, masing-masing sedang bersiap melakukan pertarungan untuk menjatuhkan semangat lawannya. Tenaga dan semangat kedua belah pihak sudah sampai pada saatnya, sekecil apa pun perubahannya, bisa menimbulkan serangan gila yang mendadak, yang menakutkan, tiada duanya, tidak menyerang tidak apaapa, sekali menyerang maka kalau bukan kau yang mati maka aku yang mati. "Aku telah mendapatkan tidak sedikit jejak penting." Fu Ke-wei terus bicara, seperti tidak terpikirkan kalau berkata maka kurang konsentrasi, "tidak perlu lagi pengakuan lebih banyak, menangkap hidup atau mati sudah tidak ada pengaruhnya, Wanita Penenun Fei Yin-yin sudah mengatakan terlalu banyak. Dia tidak bisa tidak bicara, karena mengalami hal yang lebih parah dari pada mati, hingga semangatnya hancur, kalau kau? Apa yang akan kau alami apa pernah kau perhitungkan?" Sorot mata Ratu Lebah bergerak, pedangnya pelan-pelan mengeluarkan suara siulan naga. "Tenaga dalammu cukup hebat." Kata Fu Ke-wei sambil pelan-pelan bergerak ke kiri setengah langkah, "tidak sulit membunuh orang dalam jarak tiga zhang dengan menggunakan jarum sekecil ini. Lima enam tahun ini, kau tidak pernah gagal, orang yang mati secara diam-diam sudah terlalu banyak. Aku pikir, jika aku melelangmu di muka umum, coba kau tebak, ada berapa banyak orang yang akan datang berlomba membeli? Harganya entah akan setinggi apa? Jika membuat kau bagus! Lihay!" Saat dia sekejap tidak konsentrasi, sebuah Jarum Ekor Lebah sekilas sudah meluncur tiba, kebetulan dia sedang melangkah ke sisi satu langkah, jarumnya lewat di sisi iga kanan, sungguh berbahaya sekali. "Kau cukup hebat, sangat paham akan senjata gelap." Dia tetap berkata dengan tenangnya, "beberapa ahli senjata gelap sangat percaya diri, merasa dirinya paling hebat, menyerang kepada jalan darah atau khusus membidik titik mematikan, merasa ini adalah jurus hebat. Tapi, orang semacam ini yang gagalnya pun sering sekali, malah mengakibatkan nyawanya melayang. Kau dengan aku bersifat sama, bertemu dengan lawan yang seimbang. Asal bisa melepaskan senjata gelap, dan dapat mengena sasarannya, tidak perduli titik mematikan atau bukan, artinya telah sukses setengah bagian. Maka beberapa tahun ini, kau dan aku bisa hidup dengan baik. Tapi hari ini, diantara kau dan aku harus ada seorang yang dihapus namanya dari dunia persilatan."

4 Ratu Lebah sudah mulai menggeser posisinya, karena pergeserannya Fu Ke-wei terpaksa dia bergeser juga untuk mendapatkan posisi yang menguntungkan. "Lebih baik lemparkan saja pedangmu, agar gerakannya lebih lincah." Fu Ke-wei pelan-pelan bergeser sambil berkata, "orang yang berkhayal menggunakan pedang menangkis senjata gelap, pasti adalah orang paling idiot, paling ditertawakan, paling kasihan di dunia, kau seharusnya mengerti ini. Aku memberi kesempatan, kau menyimpan pedang, aku jamin tidak mengambil kesempatan memberimu, sebuah pisauku." Siasat Ratu Lebah mengharapkan Fu Ke-wei bertarung menggunakan pedang telah gagal, terpaksa dia menyimpan kembali pedangnya. Dia merasa denyut jantungnya tidak dapat dikendalikan, telapak tangannya berkeringat, sungguh gejala yang tidak menguntungkan, membuktikan di dalam hatinya ada gejolak, telapaknya berkeringat pasti akan berpengaruh pada tenaga dan teknik melempar jarum. Tentu saja, dia bukan ingin bertarung pedang dengan Fu Ke-wei, hanya ingin dalam pertarungan ini mendapat kesempatan bagus melepaskan jarumnya. Fu Ke-wei disebut Xie-jian (Pedang sesat), jurus pedangnya berbeda dengan perguruan yang ada di dunia, belum pernah terdengar ada orang ternama atau pesilat tinggi mana yang bisa mengalahkannya, dengan orang macam ini bertarung pedang, adalah menggunakan nyawa sendiri untuk berkelakar. "Jangan paksa aku." Kata Ratu Lebah sambil menyimpan pedangnya, dengan melemparkan pedang kebawah, dia melihat keadaannya sudah tidak ada kesempatan menggunakan pedang, "lepaskan aku, dan selanjutnya, pasti tidak akan ada orang yang diam-diam membunuh kau lagi, kecuali musuh besarmu tidak melepaskanmu." "Kaulah yang memaksa aku." Kata Fu Ke-wei, "jika kau di posisi aku, apa kau akan menyelidik sampai tuntas atau tidak? Kita adalah orang yang mempermainkan nyawa, entah penjelasan apa yang bisa membuat tenang? Jika setiap hari kita khawatir ada orang diam-diam akan membunuh, tidak jadi gila juga itu baru aneh." "Aku tidak bisa memberitahu, kau " "Aku tidak akan berhenti sebelum sampai di'sungai kuning'." "Hemm...!" Ratu Lebah berteriak, sepasang tangan berturut-turut diayunkan, yang digunakan adalah jurus BungaHujan Memenuhi Langit, hujan jarum menguasai daerah sekitar dua zh.nij'., dahsyat laksana angin topan badai hujan. Bayangan biru melayang mundur, melayang mundur sebelum hujan jarum tiba, tubuh manusi.i yang berat malah ringan seperti bunga jatuh, mundurnya seperti tidak cepat, tapi sebenarny.i lebih cepat sedikit dari pada hujan jarum. Melayang sejauh tiga zhang, hujan jarum pun habis tenaganya pada jatuh ketanah, walau masih ada beberapa yang terbang maju, tapi sudah tidak dapat melukai orang. Jarak kedua pihak sudah ada labih dari lima zhang. Ratu Lebah membalikan tubuh langsung menggunakan langkah seribu, dengan kecepatan penuh loncat kearah sungai. "Ha ha ha ha " Suara tawa menggetarkan telinga, semakin mendekat dibelakang. "Matilah kau!" Ratu Lebah tiba-tiba membalikan tubuh, dengan marah teriak, kedua kalinya dia melepaskan jarum, jumlahnya lebih banyak dari yang pertama kali, tenaganya lebih mengejutkan orang. Tapi, saat jarum Ekor Lebah dari sepasang tangannya terbang menembus angin,

5 jantungnya seperti meloncat, wajahnya berubah, dia tahu dia sudah habis, hatinya tenggelam kebawah, seluruh tubuh terasa kaku. Fu Ke-wei yang mengejar sampai tiga zhang, mendadak menerkam kedepan, disaat sekejap tubuhnya menempel tanah, kilatan sinar dengan kecepatan yang tidak dapat dilihat mata telanjang, sudah tiba didepan dadanya Ratu Lebah. Ratu Lebah sudah tidak dapat menghindar, hanya dengan reflek menggerakan tubuh, pisau Xiu-luo langsung menusuk masuk kedada kanan bawah, seluruh tubuhnya bergetar, seperti terkena listrik. Hujan jarum bersiut lewat dari atas punggung Fu Ke-wei, semuanya tidak berhasil mengenai sasaran, ada beberapa lewat hampir menempel di belakang kepala, bahayanya setipis rambut. Fu Ke-wei menerkam sambil melempar pisau saat lawan telah melemparkan jarum seperti hujan, Pisau Xiu-luo malah lebih cepat sekejap dari hujan jarum, perhitungannya memang tepat dan hebat sekali, meski bergerak belakangan tapi sampai lebih dulu, tidak aneh Ratu Lebah sampai tidak punya kesempatan menghindar, dia hanya sempat bergerak menghindar dari tusukan pisau di tempat yang mematikan. Dia meloncat berdiri, maju dengan langkah besar. Sepasang tangannya menahan dadanya, membalikan tubuh sempoyongan lari kesungai. Fu Ke-wei perlahan mengikuti, dengan keras berkata: "Jangan harap kau ingin mati di dalam air." Langkah Ratu Lebah kacau, tapi tetap berlari ke depan, dia sudah hampir sampai di sungai. "Semua karena berhubungan dengan hidup matinya diriku, aku tidak dapat kasihan padamu." Nada bicara Fu Ke-wei semakin dalam. Saking sakitnya seluruh tubuh Ratu Lebah sampai gemetar, langkahnya semakin lambat bergoyang-goyang. "Jika aku tidak bisa mendapatkan ketua kalian, ketua kalian akan tidak akan berhenti mengutus orang diam-diam membunuh aku, di tempat mana pun aku harus waspada ada orang yang diam-diam ingin membunuhku, minum seteguk air juga mungkin bisa mati terkena racun. Makanya, aku tidak akan berhenti." Ratu Lebah sudah hampir sampai di air, lalu jatuh, kembali berusaha berdiri. "Berani diam-diam membunuh aku, dan dapat mengutus banyak orang, merencanakan jebakan yang rapih, orang ini pasti adalah orang yang hebat. Diantara aku dan dia, hanya boleh satu orang yang hidup, setelah ada yang mati baru boleh selesai." Nada bicara Fu Ke-wei tegas dan kuat, menggetarkan telinga, dan penuh percaya diri, "menangkap bangsat tangkap dulu rajanya, tidak menangkap otak pembunuhnya, aku tidak bisa tidur tenang." Akhirnya Ratu Lebah sudah sampai pada jarak kurang lebih satu zhang dari sisi air, mendadak dia menerjang ke depan. Fu Ke-wei cepat maju ke depan, menangkap lengan kanannya, sekali tarik. Dia menjerit kesakitan, lalu dilemparkan ke pantai, tubuhnya meronta, terlentang, kaki dan tangan semakin lemas. "Aku tidak bisa kasihan padamu." Dia berdiri tegak, "beritahu aku asal usulmu, baru aku dapat menolongmu." Ratu Lebah menahan sakit, membuka sepasang mata yang tidak bercahaya, menatap pada dia.

6 "Aku...aku tidak bisa mem...memberi tahumu." Ratu Lebah akhirnya bicara, "aku...aku sakitnya su...sudah tidak tahan, tambahkan aku sa...satu pedang, aku...aku tidak ben...benci kau." "Tidak." katanya dengan tegas, "aku ingin tahu kebenarannya, di dunia persilatan ada tiga organisasi pembunuh bayaran yang besar, perkumpulan Bunga Merah, Organisasi Teratai Putih, perkumpulan Qing-lian. Beritahu aku, kau anggota pembunuh bayaran dari perkumpulan yang mana?" "Aku...aku ti...tidak bisa..." "Dengan susah payah aku bisa mendapatkan orang penting seperti kau, kalau kau tidak mengatakannya aku tidak akan berhenti." Dia dengan galak berkata, "walau kau mati, aku juga akan memamerkan mayatmu di dunia persilatan, mengundang orang persilatan melihatnya, kurasa pasti ada orang yang mengenal wajah aslimu, dan mendapatkan asal usulmu." Ratu Lebah ingin bicara tapi tidak jadi, akhirnya berteriak sekali, lalu jatuh pingsan. Saat sadar kembali, bintang-bintang penuh di langit. Dia menemukan dirinya berbaring di dalam gubuk rumput, di sisi menyala satu obor cemara, di sisinya duduk Fu Ke-wei. Dia menemukan dirinya hanya memakai baju dalam, luka dadanya telah dibalut dengan sobekan baju. "Aku tidak akan berterima kasih padamu karena telah menolongku." katanya dengan lemah, "orang yang berusaha di bidangku, menjaga rahasia adalah syarat penting dan utama. Aku adalah pakarnya, pakar dihidang ini, kau tidak mungkin mendapatkan apa pun dari mulutku." "Aku tahu kau sangat pemberani." Kata Fu Ke-wei dingin, "hatimu pun cukup kejam cukup keji, tapi sebagai manusia! Pasti ada kelemahannya di balik kekejaman, pasti tersembunyi satu kelemahan. Jago aliran hitam, Orang Gila Pembunuh Sembilan Leng-gang, tidak takut langit tidak takut bumi, membunuh orang seperti menjagal anjing, tapi begitu dia bertemu dengan seekor kucing hitam, dia ketakutan setengah mati, seluruh tubuhnya kaku, inilah kelemahan dia. Aku tidak akan gunakan cara yang keji memerasmu, tapi aku sedang mencari kelemahanmu." "Aku aku tidak akan takut takut kucing hitam." "Masih ada benda dan cara lain!" "Kau sedang me menyia nyiakan waktu." "Kita lihat saja nanti." Katanya sambil tertawa, "disekitar sini sangat tersembunyi, aku ada banyak waktu." Saat tengah malam, Ratu Lebah mulai demam. Pada saat hari sudah terang, dia sudah dalam keadaan setengah sadar. Saat dia sadar, melihat Fu Ke-wei diluar gubuk, sedang santainya bernyanyi kecil, dengan bangganya memanggang bebek liar. "Beri beri aku air " teriak dia dengan lemah. "Baik, airnya datang." Kata Fu Ke-wei gembira, dia memindahkan bebek panggang setengah matang ke sisi api, batang pohon yang menembus bebek ditaruh diatas cabang kaki tiga penyangga, lalu membawa kendi air keramik dan sebuah mangkuk yang di beli dari kampung.

7 "Minumlah!" Fu Ke-wei mengangkat tubuh atas dia memberi dia minum air, "airnya belum di masak, kalau sampai sakit perut tidak tanggung jawab." Dia tidak bisa tidak minum, dia minum satu mangkuk besar. Fu Ke-wei membaringkan dia kembali, lalu kembali kesisi api memanggang bebek liar. Seluruh tubuh Ratu Lebah panas sekali, wajahnya merah seperti api, bibirnya sudah tampak ada retak dan kering. "To...tolong panggilkan...tabib un...untuk aku..." Dengan nada memohon. "Oh...! bagaimana tabib mau datang? Kau sedang berkhayal." Kata Fu Ke-wei seperti tidak terjadi apa apa. "Ka... kalau begitu ba...bawa aku ke... kekota ber... berobat..." "Rupamu yang seperti setan ini, apa aku berani membawamu? Apa siap masuk ke pengadil-an?" Keadaannya memang sungguh sangat kacau, dia hanya memakai baju dalam, di bawah baju tampak berantakan baunya kalau dicium bisa muntah, laki-laki tentu akan menghindar mengurus dia, keadaan seperti ini memgotongnya masuk kekota, pasti akan terlibat perkara. "Ooo...Aku hampir mati..." "Seharusnya kau memang harus mati sejak dulu, tidak perlu salahkan orang!" Saat ini Ratu Lebah sudah bukan lagi setan wanita yang bisa dengan tersenyum membunuh orang, tapi adalah wanita biasa yang disiksa oleh demam panas yang tinggi yang tidak lama lagi akan hancur. Demam panas akan membuatnya setengah sadar, setengah sadar akan menjadi mimpi buruk, mimpi buruk akan mengigau, mengigau tidak akan terhindar membocorkan rahasia yang di sembunyikan didalam hati. Buat orang persilatan tangan memegang golok atau pedang, satu kata tidak cocok segera timbul hawa membunuh, pisau putih masuk, keluar jadi pisau merah, mati pun tidak perlu mengerutkan alis, sekali bertarung tidak perdulikan hidup atau mati. Tapi semua ini tidak bisa membuktikan dia tidak takut mati, kalau tidak takut mati lalu buat apa hidup? Pahlawan yang takut disiksa sakit, sekali disiksa, seorang pemberani sangat mungkin berubah menjadi penakut. Sakit, itulah kelemahan Ratu Lebah, di dunia kebanyakan orang ada kelemahan semacam ini, sangat umum sekali. "Tolong aku..." Dia seperti menyerah, sebenarnya suaranya sangat dikasihani. "Aku sudah menolongmu, sayang obat lukaku kurang mujarab." "Aku " "Kau tidak apa apa, mungkin masih bisa bertahan dua tiga hari, aku akan menunggui mu mati, aku akan menguburkan kau di bawah pasir." Ratu Lebah teriak sekali, lalu jatuh pingsan. Saat sadar, hari sudah sore. Semalam lagi dia menderita, kecuali air, Fu Ke-wei sama sekali tidak perdulikan dia.

8 Hari sudah terang, keadaan Ratu Lebah hanya tinggal nafasnya, orangnya sudah tidak karuan sekali. "Kau kau ti tidak meng...mengganti obat." Katanya dengan tidak jelas. "Obat ku telah habis digunakan." Fu Ke-wei dengan santai berkata, diluar gubuk dia meng-gerakan kaki dan tangan, di sisinya ada dua ekor bebek liar yang diburu semalam. "Aku aku bunuhlah aku!" "Terhadap orang tidak berdaya, aku tidak ada selera, aku hanya menunggu kau menghembuskan nafas terakhir, setelah mengubur kau tepuk-tepuk tangan dan pergi. Kau tahu, laki laki mengurus wanita sakit sungguh repot sekali!" "Aku " "Beritahu aku, siapa nama dan marga kau? Mungkin, aku akan mendirikan satu bompai untukmu, mengukir namamu. Ha ha ha! Orang mati tinggalkan nama, itu harus." "Tolong aku!" "Belum waktunya. Hey! Kau bukan bermarga Nu kan?" "Aku...marga Ouw...Ouw Yu-zhen." Akhirnya dia menyerah. "Dari perkumpulan Bunga Merah?" "Per... Perkumpulan Qing-lian..." Pikirannya sudah dalam keadaan setengah sadar. "Ketua perkumpulan mu adalah " "Hartawan Besar Zhan, Zhan Fan-chen." Kali ini jawaban dia terdengar jelas. "Ooo! Aku bawa kau mencari dia, bagaimana mencarinya?" "Di...gunung Lu lembah Da-yin kampung Tao." "Siapa yang mengeluarkan uang untuk bunuh aku?" "Ti...tidak tahu." "Bagaimana Wanita Penenun bisa tahu?" "Dia...dia tidak mung mungkin tahu, dia hanya me... menerima pe... perintah a... aku..." "Baik, aku bawa kau berobat." Dia merintih sekali, pingsan tidak sadar-kan diri. Fu Ke-wei menempatkan Ratu Lebah di penginapan di pelabuhan Fu, setelah meninggalkan cukup uang, dia buru-buru menuju keselatan. Lembah Da-yin dibawah bukit Shuang-jian di gunung Lu, kampung Tao letaknya setengah li di tenggara hutan. Perkampungan ini sebenarnya hanya ada sepuluh lebih rumah, ketua perkampungannya Hartawan Besar Zhan, Zhan Fan-chen, di Jiu-jiang dia cukup punya nama, termasuk bangsawan setempat, orangnya ramah dan penderma. Siapa pun tidak tahu dia berpura-pura baik, lebih-lebih tidak ada orang yang tahu dia adalah ketua perkumpulan Qing-lian, pemimpin pembunuh bayaran. Fu Ke-wei siang malam berlari ke Jiu-jiang, dia tahu dia harus cepat, maka dia segera melakukan gerakan kilat, jika menunggu perkumpulan Qing-lian mendapat tanda bahaya pasti akan mengumpulkan pesilat tinggi untuk berjaga, atau ketua

9 Zhan setelah mendengar berita, bisa melarikan diri, dunia demikian besar, kemana mencari orang menakutkan yang tidak diketahui siapa pun? Di selatan perkampungan Tao sekitar satu li, ada satu lereng datar seluas sepuluh ha, penuh ditumbuhi rumput setinggi lutut, seperti karpet hijau yang besar. Keluar masuk orang kampung, harus melalui lereng ini. Jalan kecil menuju kota menerobos lereng, berdiri diatas lereng, dapat melihat dengan jelas pemandangan pintu kampung. Lewat tengah hari, Fu Ke-wei sudah tampak berada ditengah-tengah lereng, dia duduk di atas rumput di pinggir jalan kecil, membuka makanan dan arak yang dibawa, dengan santai menikmatinya. Makan di alam terbuka, tidak cocok dengan situasinya, karena diatas kepala matahari sangat terik, sungguh tidak nikmat, dia sesungguhnya sedang menyiksa diri. Di luar dalam jarak setengah li tampak hutan menghampar, pohon tua menjulang kelangit, di setiap tempat adalah tempat melancong dengan pemandangan indah. Malah ada orang di lapangan rumput pendek, di bawah terik matahari, makan di alam terbuka, sungguh tidak normal. Hal yang tidak normal, akan menjadi perhatian orang. Setelah minum setengah puas, di kampung Tao keluar tiga orang, dengan tenang berjalan menurun, semakin mendekati lapangan rumput. Sejak tiga orang ini mulai meninggalkan pintu perkampungan, gerak-geriknya sudah di dalam pengawasan Fu Ke-wei. Tentu saja, segala gerakan dia juga dalam pengawasan tiga orang itu. Jarak kedua tempat satu li lebih, kedua belah pihak bisa melihat dengan jelas bentuk tubuh dan wajah lawannya, seharusnya dari bentuk tubuh dan gerakan, melihat kedudukan lawan, seorang pembunuh bayaran, sudah punya kemampuan ini. Dia pikir di perkampungan sudah ada orang yang mengenal dirinya. Sesudah dekat, semua tampak seperti orang kampung yang berwajah biasa dan ramah, usia-nya sekitar tiga-empat puluhan, berdandan pegawai panjang, tidak terlihat tingkah seorang pesilat. "Hei...!" orang yang pertama sampai sambil tersenyum menyapa, "saudara semangat sekali, mengapa makan dialam terbuka?" "Ha ha ha! Diatas kepala matahari seperti pembakaran besar, mana ada semangat makan di alam terbuka?" dia bangkit berdiri sambil tertawa keras, "aku sedang menunggu orang." "Menunggu orang? Ada janji?" "Belum janji! Jika janji maka itu janji kematian." Dia menepuk-nepuk pedang yang di selipkan di pinggangnya, "barang yang harus dibawa, aku sudah membawa semuanya." "Janji dengan siapa?" "Teman lama." Dia tertawa, dari dalam keranjang makanan mengambil satu hio, menggunakan kuku di bawah hio satu cun, mengupas hio, maka hio nya tampak ada kupasan sepanjang setengah cun, "saudara, kenal hio semacam ini?" "Tidak kenal." Orang kampung menggelengkan kepala.

10 "Ha ha ha! Saudara seharusnya kenal, ini adalah hio penghitung waktu yang sering digunakan orang Jiang-hu." Dia menancapkan hio di tanah, "kecepatan pembakarannya, ditentukan oleh besar kecilnya tiupan angin, kering basahnya dan lain-lain, biasanya digunakan didalam ruangan ditaruh diatas tempat abu untuk menghitung waktu. Disini, sulit bisa tepat, tapi perbedaannya tidak besar." "Maksud saudara ini adalah " "Ini adalah hio dua cun batas waktu yang aku berikan pada orang untuk bertemu." Dia tertawa, "anginnya tidaklah besar, panas dan kering, hio satu cun ini, kirakira dapat menyala setengah jam." "Orang yang saudara janjikan adalah " "Inilah dia." Di dalam dada dia mengeluarkan kartu minta bertemu, "tuan hartawan besar Zhan, Zhan Fan-chen di perkampungan Tao, benar tidak ketua perkampungan kalian? Tolong, saudara sampaikan untuk aku, terima kasih." "Apa?" tiga orang kampung wajahnya bersamaan berubah. "Aku tidak salah cari tempat bukan?" dia tertawa. "Siapa marga dan namamu, saudara?" orang kampung pertama yang tetap menyapa, dan telah menerima kartu minta bertemu, "sepertinya kau lupa membubuhkan nama." "Tidak perlu membubuhkan nama, ketua kampung Zhan sudah tahu." Dia kembali mengambil makanan dari keranjang, "masih ada lagi, benda-benda ini sekalian diantarkan." Tiga pria besar wajahnya berubah besar, menarik nafas dingin. Seluruhnya ada tiga benda: jarum tiup beracun orang tua, senjata gelap yang kedua ujungnya tajam dari Wanita Penenun, Jarum Ekor Lebahnya Ratu Lebah. "Ambilah!" Dia memberikan tiga macam senjata gelap ke tangan pria kampung, "tadinya aku punya cukup alasan, diam-diam membunuh dulu beberapa orang perkampunganmu kemarin malam, lalu dengan terang-terangan menyerang. Harap beritahu ketua perkampungan kalian, sekali hionya terbakar habis jika dia tidak datang, aku akan tepuk-tepuk kaki pergi, akibatnya dia harus tanggung semuanya. Ooo ya! Dia tidak dapat membawa terlalu banyak orang, paling banyak hanya boleh membawa tiga orang sebagai saksi, aku juga hanya membawa tiga orang. Orang lainnya, boleh berdiri diatas lereng menyaksikan, menghindarkan kesalah p ah aman." "Tiga orang saksi anda " "Disana." Dia menunjuk kehutan disebelah barat sejauh setengah li, "begitu ketua perkampungan datang, mereka akan menampakan dirinya." "Ini "Apa yang aku katakan, harap saudara jangan lupa apa-apa yang penting. Ah! Aku akan menyalakan hio." Tiga orang kampung berpencar ke kiri dan ke kanan, akan melakukan sesuatu. "Kalian adalah orang orang pintar, harap jangan melakukan hal bodoh yang merugikan." Dia santai berkata, "aku masih muda, kesabaran ku ada batas, dan juga bukan pahlawan yang penuh kebenaran dan penuh kesayangan, apa kalian mengerti maksudku?" Tiga orang kampung itu saling memandang, pelan-pelan mundur.

11 Dia mengeluarkan peneker api, pisau api begitu dipukul, percikan api membakar pembuat api, lalu perlahan di goyang, pembuat api mengeluarkan api, menyalakan selongsong kain minyak. "Waktu pembakaran satu cun hio sudah cukup." Dia menyalakan hio, meniup padam api yang menyala, katanya, "kalian lambat satu langkah sama dengan merugikan ketua perkampungan kalian lebih satu langkah kesempatan mempersiapkan diri." Tiga orang kampung segera berlari, cepat sekali. Fu Ke-wei kembali duduk, kembali minum arak. Hio setengah cun hampir terbakar habis jadi abu, di luar pintu tetap tidak ada gerakan. Dia menghabiskan seteguk arak terakhir di dalam Hu Lu, memasukan kembali alat makan dan sisa-sisa, bangkit berdiri menepuk-nepuk debu di tubuhnya, membereskan baju, pedang dipindahkan ketempatyang mudah dicabut. Semua gerakannya, dilakukan dengan tenang dan mantap, sepertinya dia benar-benar adalah pelancong menikmati gunung, bukan (latang untuk bertarung dengan pesilat tinggi. Akhirnya, sekelompok orang mulai keluar dari pintu perkampungan. Diatas lereng, dua puluh lebih laki perempuan menahan nafas menunggu, berjarak di luar seratus langkah, tetap masih bisa merasakan ada ketegangan. Empat orang telah tiba, hionya pas terbakar habis. "Ketua perkumpulan, apa kabar." Sambil tertawa dia merangkapkan tangan memberi hormat, "aku datangnya tergesa-gesa, harap bisa di maafkan, aku Fu Ke-wei." Ketua perkumpulan Qing-lian, Zhan Fan-chen usianya kira kira setengah ratus, tingkahnya anggun, perawakannya tegap, wajah persegi, telinga besar, wajah bersinar merah, memelihara kumis dan janggut, wajahnya tenang, tersenyum ramah. Memakai mantel panjang berwarna biru pusaka sebagai dasar dengan kembang awan putih berkilat, tidak perduli di tempat apa kehadirannya, siapa pun harus mengakui dia adalah bangsawan ternama yang berkedudukan tinggi. Tiga orang yang mengikuti usianya tidak beda jauh, semua memakai mantel hijau, semua berwajah terang dan tenang, tingkahnya tidak biasa. Wajah yang jujur ramah, panca indra tepat di tempatnya, sulit buat orang percaya mereka adalah pesilat. Tiga orang membawa empat bilah pedang, jelas yang satunya milik ketua kampung Zhan Fan-chen. "Lama telah mengagumi." Ketua Zhan sambil tersenyum membalas hormat, tawanya ramah, "saudara kecil menggemparkan dunia persilatan, naga di antara manusia, hari ini dapat bertemu, sungguh membuat kagum orang seumur hidup." Basa-basi sejenak, ketua perkumpulan memperkenalkan orang-orangnya. Mereka adalah Zhao-zhong, Qian-xiao, Sun-ren. Entah nama mereka asli atau palsu? Bagaimana pun begitu lah kenyataannya. Fu Ke-wei mengangkat tangan kanan, mengayunkan tiga kali. Tidak lama, dari dalam hutan melangkah keluar tiga orang setengah baya, langkah kakinya santai, sebentar saja telah mendekat. Wajah ketua perkumpulan sedikit berubah, tapi tetap tersenyum. "Tiga temanku ini, mungkin ketua Zhan tidak asing, mereka datang untuk menjadi saksi." Fu Ke-wei memperkenalkan kedua belah pihak, "salah satu empat polisi besar di dunia dari kantor Jiu Jiang, Pedang Penakluk iblis, Xu Wen-ding polisi

12 Xu, salah satu dari sembilan jago pedang terbesar di dunia, Pedang Naga Bersiul, Wu Yu-long, orang pintar dari dunia persilatan, Pedang Setan, Zuo-liang. Mereka adalah orang orang ternama di dunia persilatan saat ini yang bisa kuundang. Mengenai polisi Xu adalah penanggung jawab setempat, dia berhak tahu segala hal yang terjadi di tempatnya. "Harus, harus," Ketua Zhan tertawa-tawa, "saudara kecil sudah mempersiapkan dengan matang, caranya juga hebat." "Baik sekali perkataan ketua Zhan." Kata Fu Ke-wei ramah, "tiga barang bukti, ketua Zhan seharusnya sudah menerimanya, jika perlu saksi, uku bisa menyuruh orang membawanya kesini, t idak tahu ketua perkumpulan ada pertanyaan dan petunjuk apa?" "Sudah tidak perlu." Ketua Zhan wajahnya menjadi dingin, "aku bukan orang yang tidak bisa menerima atau tidak bisa melepas, lebih-lebih I >u kan orang yang tidak bis a menerima kekalahan." "Mengagumkan, mengagumkan. Kalau begitu, anda mengaku sebagai ketua Perkumpulan Qing-lian," wajah Fu Ke-wei juga jadi dingin, "apa aku salah mencarinya?" "Tidak salah, aku memang ketua perkumpulan Qing-lian." Ketua Zhan membenar-kan. "Perkumpulanku ternama di Jiang-hu sudah tiga puluh tahun, bisnis yang diterima tidak kurang dari ribuan, walau ada beberapa yang gagal, tapi tidak pernah kalah. Sangat disesalkan, kali ini kalah begitu fatal. Ada polisi Xu disini, jadi perkumpulan Qing-lian sudah hancur sampai keakar-akarnya, nama saudara memang tidak kosong." "Hartawan besar Zhan mendirikan pusat perkumpulan disini sudah dua puluh tahun lebih, namanya baik, berbudi luhur tersebar keseluruh Jiang-hu." Kata Pedang Penakluk Iblis polisi Xu sedikit malu, "aku benar-benar ada mata tidak ada bola matanya, sangat menyesal. Mulai dari sekarang, aku beri waktu dua puluh empat jam pada hartawan, besok pada waktu ini, tentara akan mengurung rumah anda, jika kurang sopan, harap bisa dimaklumi." "Polisi Xu sangat bijaksana." Kata Pedang Naga Bersiul Wu Yu-long dingin, "perkumpulan Qing-lian tidak akan membuat perkara di tempat ini, polisi Xu sementara tidak akan mendapatkan bukti kesalahannya. Tolong tanya, besok, pada waktu ini, saudara Xu berdasarkan apa, membawa tentara menggurung perkampungan Tao? Kebijak-kan mu tidak dapat diterima!" "Ini " Polisi Xu tidak bisa bicara. "Maka, masalah ini biarkan saja di selesaikan secara pribadi oleh teman Jianghu!? kata Pedang Naga Bersiul dengan keras: "Tentu, masalah saudara Fu harus di selesaikan terlebih dulu, masalah selanjutnya bagaimana nanti saja." "Betul, masalah saudara Fu diselesaikan terlebih dulu." Pedang Setan Zuo-liang tertawa, "jika ketua Zhan bisa selamat melewati ujian, walau saudara Xu ingin lebih awal membawa orang melaksanakan tugas pemeriksaan, juga akan sia-sia, juga tidak akan mendapatkan bukti kesalahan, kelinci pintar membuat tiga goa, orangorang perkumpulan Qing-lian tidak akan tinggal diam menunggu mati." "Tidak perduli hasil akhirnya bagaimana, Perkumpulan Qing-lian sudah pasti kalah." Ketua Zhan dengan tenang berkata, "diantara yang kuat ada yang lebih kuat, aku telah salah menilai kemampuan saudara Fu, usaha selama tiga puluh tahun akhirnya hancur dalam sehari, menyesal sekali. Saudara Fu, bisakah jelaskan cara penyelesaiannya?" "Dua hal." Fu Ke-wei dengan serius berkata, 'pertama, beritahukan asal-usulnya nama pelanggannya."

13 "Ha ha ha! Saudara Fu, maaf aku tidak bisa menyanggupi permintaanmu." Ketua Zhan langsung menolak, "sebabnya Perkumpulan Qing-lian bisa berdiri selama tiga puluh tahun, karena dengan kata "kepercayaan" sebagai jaminan, kau sedang mengajukan permintaan yang tidak mungkin." "Tidak bisa dirundingkan?" "Tidak bisa," jawab Ketua perkumpulan Zhan tegas. "Walau aku melepaskan permintaan yang lainnya juga tidak ada kesempatan untuk merundingkan?" "Tidak salah!" "Baik, kalau begitu aku ajukan permintaan keduaku." "Aku mendengarkan dengan hormat." "Bubarkan perkumpulan Qing-lian, semua harta benda perkampungan, di sumbangkan pada toko obat Hui-min yang ada di kota dan Rumah Bi-tian, biar polisi Xu yang mengaturnya." Toko obat Hui-min di usahakan oleh pemerintah, ada berbagai tabib ahli, tabibnya semua telah lulus uji, mengobati dan memberi obat tanpa bayar itu adalah politik sosialnya pemerintah. Sayang keuangan masing-masing kantor terbatas, makanya kecuali beberapa kota besar, di kota-kota kecil toko obat Hui-min biasanya kekurangan biaya. Rumah Bi-tian juga usaha pemerintah, khusus menampung orang jompo dan yatim piatu, yaitu rumah penampungan yang biayanya juga terbatas sekali.. "Aku harus mempertimbangkannya dulu." Ketua Zhan merasa di luar dugaan, tidak menduga Fu Ke-wei bisa mengajukan permintaan semacam ini. "Aku ingin jawaban yang pasti, dan harus di keputusan segera." Tingkah Fu Ke-wei juga sangat tegas, "setelah memastikan, perselisihan kita hapus, aku tidak akan mempertanyakan lagi masalahmu." "Dikemudian hari?" "Dikemudian hari? Asal aku dapatkan bukti kesalahanmu, aku bisa mencari kau, harap kau selamanya tidak mendirikan usaha pembunuh bayaran lagi." "Teman persilatan lainnya? Aku perlu jaminan." "Ketua Zhan, kau sedang mengajukan permintaan yang keterlaluan." Kata Fu Ke-wei tanpa sungkan, "permusuhan pribadi antara kau dan aku, hanya bisa diselesaikan antara kau dan aku pribadi, tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain. Perselisihan antara kau dengan orang persilatan, aku tidak bisa melibatkan diri, kau harus selesaikan sendiri dengan mereka. Sekali kau meninggalkan perkampungan Tao, keselamatan mu menjadi tanggung jawab sendiri, di saat pemindahan hak harta benda, kau tetap aman, inilah satu-satunyajaminan aku." "Kalau begitu tidak perlu banyak bicara lagi, aku menolak permintaan mu." "Dua permintaanku semuanya ditolak?" "Betul." "Kalau begitu, kita terpaksa selesaikan dengan satu pertarungan." "Mungkin benar." "Baik, aku dengan sangat mengajukan satu pertarungan yang adil, apa anda menerimanya?" Fu Ke-wei satu kata satu kata mengucapkannya.

14 "Kalau diterima bagaimana, kalau tidak terima lalu bagaimana?" "Kalau diterima kita selesaikan disini, kau dan aku masing-masing membawa tiga orang saksi, ini akan menjadi satu pertarungan yang adil, dan ada saksinya, hanya boleh satu orang yang hidup, kalau ada yang mati baru selesai. Jika tidak menerima, aku segera persilahkan saksi pergi, selanjutnya masing-masing jalan sendiri, kejamnya pembalasan, tidak akan pernah ada contohnya." "Apakah anda menakut-nakuti aku?" "Kau salah ketua Zhan." Kata Fu Ke-wei dingin, "aku Xie-jian-xiu-luo tidak pernah menakut-nakuti orang, aku telah berada di sekitar perkampungan anda selama dua hari, keluar masuk perkampungan anda sebanyak tiga kali, jika bukan polisi Xu merasa khawatir aku melukai wanita dan anak-anak, Sudah dari dulu aku melakukan pembunuhan, mana mau aku melakukan pertarungan adil dengan kau? Kau tidak memberi aku kesempatan yang adil, aku malah telah menghormatimu, apa kau tahu? Katakanlah! Aku menunggu jawabanmu, menerima atau tidak terima terserah kau." "Saudara, kau sudah mendesakku sampai tidak ada jalan lain lagi." Kata ketua Zhan dengan nada dalam. "Jika aku mati di Wu-hu, tidak akan ada orang yang bisa membongkar kejahatanmu." Kata Fu Ke-wei tertawa dingin, "kau ingin bicarakan aturan denganku?" "Sudah tidak perlu, aku terima." Ketua Zhan tertawa tawar, "saudara, katakan saja caranya!" "Kau mengorganisasi perkumpulan pembunuh bayaran, semua pembunuhnya mahir dengan senjata gelap, ketua perkumpulan pasti telah khusus mempelajarinya. Aku ingin " "Aku tidak ingin menggunakan senjata gelap menentukan pertarungan hidup mati." Ketua perkumpulan Zhan memotong, dia mungkin tahu pisau Xiu-luo nya Fu Ke-wei sangat menakutkan. "Kalau begitu dengan senjata di tangan sebagai ganti, senjata gelap sebagai tambahan, masing-masing melakukan sebaik mungkin! Aku pernah terluka oleh Jarum Ekor Lebah dan Jarum Pintu Neraka, berhak menggunakan senjata gelap sebagai tambahan, dibandingkan dengan perkumpulanmu menggunakan secara diam-diam, sedikit lebih jantan, bukan?" Fu Ke-wei tertawa dingin, "bagiku, kau sudah berada di pihak yang unggul, paling sedikit aku tidak tahu asal usulmu, dan asal usulku kau telah sangat tahu, jika tidak, kau pasti tidak akan mengutus puluhan pasukan inti menghadapi aku." "Baiklah, aku menurut saja." Ketua Zhan tidak bisa membantah lagi, "kita gunakan senjata dan senjata gelap semampunya, sampai ada yang mati baru selesai." "Ketua tidak bertele-tele, aku ucapkan terima kasih terlebih dulu." Dengan demikian, saksi di kedua belah pihak jadi tidak perlu memeriksa senjata. Jika hanya menggunakan senjata saja saksi kedua belah pihak harus memeriksa petarung lawannya, apakah menyembunyikan sesuatu permainan kecil yang berbahaya. Setelah saksi kedua belah pihak berunding beberapa saat dengan singkat, memeriksa lapangan apakah ada jebakan, lalu saksi membawa petarung ketengah lapangan yang datar, jarak kedua belah pihak lima belas langkah. Saksi kedua belah pihak memberi aba-aba tangan. "Apa kalian masih ada kata-kata yang ingin dibicarakan?" tanya Pedang Penakluk Iblis dengan keras. Tidak ada yang menjawab, situasinya menjadi tegang.

15 "Kedua belah pihak siap! Cabut pedangnya!" Polisi Xu suaranya seperti petir. Kedua orang itu mencabut pedang, melemparkan sarung pedangnya, menyiapkan diri, berhadapan dari kejauhan Bab 5 Matahari terik diatas kepala, tapi orang d lapangan tidak merasa kepanasan. Sebaliknya, sepertinya ada hawa dingin mendesak dari segala arah ketengah lapangan. Dengan kedudukannya polisi Xu sepakal diangkat oleh semua orang menjadi wasit. Setelah lima orang saksi lainnya tidak ada lagi yang mengajukan pertanyaan, polisi Xu mengangkat tinggi tangan kanannya, melihat sekali pada kedua orang yang mau bertarung, lalu tangar. kirinya memberi aba-aba pada para saksi untuk mundur. Lima orang saksi membagi ke kiri dan kanar mundur sejauh dua puluh langkah, berdiri di posis: masing masing, menjaga kalau-kalau ada orang mencoba mengganggu, siapa pun tidak diizinkan mendekat lebih dari dua puluh langkah. "Aku Pedang Penakluk Iblis Xu Wen-ding dengan ini menjatakan pertarungan dimulai, kedua belah pihak boleh melakukan apa saja, sampai ade yang mati baru selesai. Pertarungan mulai!' Teriakan polisi Xu keras sekali, diikuti teriakar tangan kanannya dikibaskan kebawah, dengan cepat dia mundur ke belakang. Wajah Fu Ke-wei tampak serius, die memberi hormat pedang terlebih dulu. Ketua Zhan sudah menguasai dunis persilatan tiga puluh tahun, dari usia, pengalaman dan kedudukannya, kedudukan Fu Ke-wei jauh di bawahnya, melakukan penghormatan pedang adalah penampilan merendah diri saja. Ketua Zhan tidak berani sombong, dia juga sama memegang pedang membalas hormat. Setelah saling menghormat, mereka bersamaan melangkah maju, dalam jarak dua zhang baru menghentikan langkah, menggerakan pedang, memasang kuda-kuda, bersiap menyerang. Kuda-kuda Fu Ke-wei tampak sangat aneh, sangat berbeda dengan jurus pedang dari perkumpulan pedang manapun juga bukan jurus pedang aliran lurus. Sikap jurus pedang aliran lurus adalah memakai pedang diulur kedepan, sejajar dengan alis, kuda-kuda begini sangat lincah untuk menyerang atau bertahan, saat menyerang bisa langsung membuka menerjang udara, saat bertahan cukup sedikit menggerakan ujung pedang, maka sudah dapat menangkis serangan lawan. Tapi kuda-kuda Fu Ke-wei, malah tidak beraturan, tangan kiri digantung di sisi tubuhnya. Pedang juga di taruh miring di depan dada, ujung pedang sedikit keluar, berada di kiri depan, gayanya menunjukan, kuda-kuda dia lemah, sebelah kanan ada kekosongan, saat akan bergerak menyerang gerakannya pasti kurang leluasa, banyak kekurangan, tidak aneh gaya dia dijuluki orang Xie-jian (Pedang Sesat). Begitu kedua belah pihak bergerak, hawa membunuh mendadak meledak, semangat kedua belah pihak tampak kelihatan di luar, hawa yang sangat kuat membentuk

16 tekanan dahsyat yang tidak terlihat, sedikit-sedikit menerjang pada lawannya, hawa dingin di sekelilingnya menjadi lebih kental lagi. Dibawah sinar matahari pedang ketua Zhan tampak berkilauan, samar-samar terdengar suara dengungan, pedangnya mulai bergerak menyerang, wajahnya yang ganas membuat orang jadi takut. Sebaliknya, pedangnya Fu Ke-wei tampak tidak bertenaga, dia seperti memegang tongkat penggiring bebek, bukan pedang untuk membunuh orang, tidak ada suara dengungan pedang, juga tidak ada hawa pedang yang maju menyerang. Sepertinya, seluruh tubuhnya menciut di bawah tekanan serangan lawan, hingga tidak bersemangat, lemah tidak seperti seorang ahli pedang yang ternama. Tapi di mata ahli, malah bisa melihat kekuatan di dalamnya. Setiap otot dia adalah lemas, setiap saat ada gejala tenaganya akan mendadak meledak, jika meledak, akan menjadi sebuah serangan yang dahsyat tiada tara dan sangat menakutkan. Jika ingin berlatih hingga taraf ini, di katakan sulit memang sangat sulit, tenaganya terpusat di dalamsetiap ototnya, tidak terpengaruh oleh perubahan yang ada diluar, yang disebut diam laksana bayi, sekali meledak, tenaganya mendadak bisa berkumpul dari satu titik dan memancar keluar, seperti geledek, angin kencang, batu pecah, awan hancur, yaitu gerak laksana kelinci lepas, lewat seperti guntur. Waktu seperti terhenti, dalam keheningan, suara yang dapat di dengar hanya samar-samar suara dengungan yang keluar dari pedang ketua Zhan. Ketegangan hampir membuat orang tidak bisa bernafas. Beberapa saat, lagi beberapa saat Mendadak, terdengar teriakan dan kilatan pedang menerjang, bayangan orang seperti kilat bertemu, memecahkan keadaan yang tadi saling menunggu. Batu pecah langit terkejut, hidup mati hanya sekejap. Tidak terdengar suara bentrokan senjata, hanya terlihat kilatan sinar pedang yang menyilaukan mata dari pedangnya ketua Zhan, yang mendesak angin maju menyerang, tekanannya seperti ribuan jin yang tidak bisa ditahan, meluncur pada Fu Ke-wei dengan buasnya, seperti puluhan ribu ular mas mendadak berkumpul. Pedang Fu Ke-wei seperti sebuah titik menerobos maju menusuk, lalu berkelebat keluar, tubuh dan pedang menjadi satu keluar satu zhang lebih, begitu menginjak tanah seperti angin ribut. Fu Ke-wei membalikan tubuh, wajahnya tidak berperasaan, nafasnya seperti berhenti. Ketua Zhan juga melayang satu zhang lebih, menggunakan Qian-jin-zhui (berat seribu kati) menahan tubuhnya, dengan agak sulit membalikkan tubuh. Di bawah iga kanannya, mantel yang berwarna biru hijau ada satu robekan besar, tali pinggangnya setengah putus, darah segar keluar memerahkan baju, bekas darah semakin lama semakin membesar. Warna wajahnya menakutkan sekali, warna darahnya dengan cepat memudar, giginya menggigit dengan kuat, otot bergerak-gerak. "Trang..!" pedangnya tiba-tiba terlepas dari tangan jatuh ke tanah, tangan kanannya gemetar keras. "Dalam usia dua puluh tahun aku keluar gunung, melanglang buana selama empat puluh tahun." Kata ketua Zhan mengeluarkan suara seperti datang dari dunia luar, "hari ini, hanya satu jurus saja aku sudah kalah, aku aku benci, sangat benci, ini bukan kenyataan, bukan kenyataan!" Darah segar mengalir di bawah iga, pedangnya terjatuh tanah, itu kenyataan. "Beritahu aku, siapa pelanggannya?" tanya Fu Ke-wei dengan nada dalam.

17 "Hmm...!" Ketua Zhan berteriak, tangan kirinya dengan cepat diayunkan, sinar kilat meluncur datang. Fu Ke-wei menjatuhkan diri, berguling dua kali lalu meloncat berdiri. Tiga buah garpu kecil dan dua senjata gelap berbentuk bintang, membentuk kipas terbang melayang lewat dari atas punggung Fu Ke-wei, dalam keadaan itu mati hidup manusia tipis seperti sehelai rambut, orang yang berada dalam jarak satu zhang lima enam chi, pasti tidak akan bisa menghindar dari serangan lima buah senjata gelap itu. Senjata gelap itu meluncur sejauh tujuh delapan zhang baru tenaganya habis, sungguh menakutkan sekali. Tapi Fu Ke-wei dapat menghindar serangan maut ini, dia telah menggunakan cara menghindar dengan menggulingkan tubuh di tanah, gerakan yang tidak sudi digunakan oleh seorang pesilat tinggi dalam menghindarkan bahaya. Tangan kiri ketua Zan merogoh kantong senjata gelap yang ada di bawah tali pinggangnya, semacam benda sudah berada ditangannya lagi. Fu Ke-wei melemparkan pedangnya sejauh tiga zhang lebih, berjalan berkeliling merubah posisi. Tangan dia sedikit mengepal, orang yang di pinggir tidak dapat melihat di tangannya ada benda apa. Ketua perkumpulan Zhan pelan-pelan juga merubah posisi, tidak memperdulikan luka di iga kanannya. Dua ahli top senjata gelap, segera akan ada menentukan siapa yang akan lenyap dari bumi ini atau mungkin keduanya bersamaan mati. Berkeliling setengah lingkaran besar, Fu Ke-wei yang menyerang pertama, sepasang tangannya diayunkan, lalu tubuhnya dijatuhkan kekiri. Kuda-kudanya dari tadi sudah terbuka, jadi mudah saja menjatuhkan diri. Tapi, tubuh dia tidak jatuh sekali, hanya sedikit bergoyang saja, tubuhnya sudah kembali kesemula. Sepasang tangannya diayunkan, tapi hanya melemparkan sebuah Pisau Xiu-luo saja dari tangan kirinya. Ketua Zhan melempar senjata gelapnya lebih lambat sekejap, sebuah pisau daun Liu seluruhnya menusuk kedalam rerumputan di sebelah kiri Fu Ke-wei. Jika Fu Ke-wei tadi benar-benar menjatuhkan diri, saat ini dia sudah mati di tanah tertusuk pisau daun Liu. Senjata gelapnya sangat cepat, walau bisa di lihat oleh mata tapi susah menghindar, maka hanya mengandalkan pengalaman dan keputusan yang tepat baru bisa menghindar. Bisa dikatakan, begitu senjata gelap dilepaskan sudah ditentukan mati atau hidupnya. Orang yang salah antisipasi, orang itulah yang akan melangkah masuk ke kuburan. Ketua Zhan sudah melemparkan pisau daun Liu, karena yang digunakan adalah tangan kiri, menurut kebiasaan dia pasti bergerak ke kanan, tapi dia malah sebaliknya melawan kebiasaan, dia bergerak ke kiri, siapa tahu gerakannya malah masuk kedalam perhitungan-nya Fu Ke-wei, tubuhnya tepat menyambut datangnya Pisau Xiuluo, dia ingin menghindar tapi sudah tidak keburu. "Ah...!" Ketua perkumpulan Zhan berteriak, tubuhnya sekali bergoyang sekali bergetar, Pisau Xiu-luo sudah masuk kedalam sisi perut kirinya, tidak tertahan

18 dia mundur dua langkah. Satu kilatan lagi berkelebat, Pisau Xiu-luo kedua membelah angin datang, cepatnya laksana kilat. "Aiit! " ketua Zhan kembali teriak, mundur lagi dua langkah. Pisau Xiu-luo menusuk di bahu kiri, sampai ke celah tulang. "Beritahu aku, siapa pelanggannya?" Fu Ke-wei dengan suara dalam berteriak. "Aku aku tidak akan beritahu, ini adalah...a...aturan " ketua Zhan dengan suara gemetar berteriak, selangkah demi selangkah mendekat pada Fu Ke-wei. Fu Ke-wei melayangkan tangan kiri, Pisau Xiu-luo ketiga satu kilatan sudah sampai, masuk ke dalam bahu kanan ketua Zhan. Ketua perkumpulan Zhan seperti terkena petir, hampir saja jatuh ke belakang, tapi bisa di tahannya, dengan bengis kembali melangkah ke depan. "Aku terpaksa membunuhmu." Kata Fu Ke-wei menggigit gigi. Ketua Zhan sudah mendekat sampai kurang dari satu zhang, tangan kanan yang tadinya sudah mati rasa mendadak di ayunkan, diiringi sebuah keluhan sakit, dan jatuh kedepan. Fu Ke-wei mengulurkan tangan kiri, menangkap sebuah jarum tipis sepanjang lima cun, tadinya dia ingin segera menyerang kembali, akhirnya dia melemparkan jarum tipis itu ke pinggir, berjalan pada ketua Zhan yang tengkurap meronta di rerumputan. Dia berhak membunuh ketua Zhan, dia berdiri di samping tubuh ketua Zhan, tangan kanannya diangkat perlahan, pisau Xiu-luo yang kecil ujungnya menonjol di ujung jari. "Berhenti!" dari kejauhan Zhao-zhong yang menjadi seorang saksi cepat berteriak. Pedang Penakluk Iblis polisi Xu sekelebat sudah sampai, dia merentangkan tangan menghadang, dengan suara dalam berkata: "Saudara Zhao, apa kau tahu kau sedang melakukan apa?" "Aku tahu." Kata Zhao-zhong tegas, "aku tidak akan menghalangi Xie-jian-xiu-luo mengambil nyawa ketua Zhan, aku hanya ingin bicara dengan marga Fu." "Apa yang ingin kau bicarakan?" "Aku ingin membicarakan syarat dengan dia, aku bukan orang ketua Zhan." "Biarkan dia datang kemari." Fu Ke-wei berteriak, "polisi Xu, aku dapat menghadapinya." Zhao-zhong cepat mendekat, katanya: "Pergilah cari orang yang akhir-akhir ini telah bermusuhan dengan mu, hargamu adalah lima belas ribu liang perak." Fu Ke-wei jadi sadar, juga mengeluh: "Orang yang sanggup mengeluarkan uang lima belas ribu liang perak, tidak ada seberapa." "Apa sudah cukup?" tanya Zhao-zhong.

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini PENJAGAL ANGIN Tri Setyorini Awal yang ku lihat adalah abu putih yang berterbangan. Pikirku itu adalah salju yang menyejukkan. Namun ternyata bukan karena abu ini justru terasa panas dan membakar telapak

Lebih terperinci

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.

Lebih terperinci

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat lebih jelas. Sebelum batang pohon terlihat seperti batang

Lebih terperinci

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang. Induksi Jika aku mengatakan kepadamu, lihatlah seekor burung merah, dapatkah kau melihatnya untukku? Lihatlah setangkai bunga kuning. Lihatlah sebuah mobil biru. Lihatlah seekor anjing dan seekor kucing.

Lebih terperinci

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini. Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati. Malam di Perkuburan Diposkan pada 03 Januari 2016 Sebelumnya saya tidak pernah tinggal di tanah perkuburan. Dan tak ingin tinggal di sana. Namun suatu saat saya mengajak seorang pa-kow. Ketika saya sampai

Lebih terperinci

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati 1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati Oleh: Alberta Angela (@black_printzesa) Hai, namaku Jati. Mungkin kalian semua sudah sering mendengar namaku. Tapi mungkin kalian belum terlalu mengenal aku dan kehidupanku.

Lebih terperinci

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus SATU Kalau manusia didesain untuk memiliki lebih dari dua kaki oleh sang Pencipta, ia akan sangat bersyukur saat ini. Ia adalah seorang pria; kegelapan malam menutupi wujudnya. Kegelapan itu merupakan

Lebih terperinci

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Pertama Kali Aku Mengenalnya 1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku

Lebih terperinci

Kura-kura dan Sepasang Itik

Kura-kura dan Sepasang Itik Kura-kura dan Sepasang Itik Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha.

Lebih terperinci

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi.

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi. Prolog Orion mempercepat langkah kakinya, baju perang yang dikenakannya membuat langkah kakinya menjadi berat, suaranya menggema di lorong gua, bergema dengan cepat seiring dengan langkah kaki yang dia

Lebih terperinci

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada Petualangan Tomi di Negeri Glourius Oleh: Desi Ratih Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada di tempat yang begitu asing baginya. Suasana gelap dan udara yang cukup dingin menyelimuti tempat

Lebih terperinci

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana,

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana, Tetapi tetap tidak ada jawaban. Aku mencoba mengeluarkan diriku dari tumpukan kertas ini. Kau tahu adegan dimana ada sebuah perahu yang bocor di tengah lautan dan orangorang di dalam perahu mencoba mengeluarkan

Lebih terperinci

Diceritakan kembali oleh: Rachma www.dongengperi.co.nr 2008 Cerita Rakyat Sumatera Utara Di tepi sebuah hutan kecil yang hijau, sebuah danau yang berair jernih berkilau disapa mentari pagi. Permukaannya

Lebih terperinci

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul. PROLOG Frankfurt, Germany. Nick umur 9 tahun. Aku berlarian di padang rumput. Mengitari lapangan yang seperti permadani hijau. Rumput-rumputnya sudah mulai meninggi. Tingginya hampir melewati lututku.

Lebih terperinci

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( ) ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( 09.12.3843 ) Copyright 2011 Reza Fahlevi All Right Reserved SINOPSIS adalah seorang anak laki-laki dari pasangan Yusaku Matsuda dan dari desa kecil bernama Chikuya di

Lebih terperinci

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole.

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole. Hampir sore, saat Endra berada di hutan bedugul. Jari-jari lentik sinar matahari menembus kanopi puncak pepohonan menerangi kerimbunan hutan. Suara burung mengiringi langkahnya menembus batas hutan terlarang.

Lebih terperinci

Yang Mencinta dalam Diam

Yang Mencinta dalam Diam Yang Mencinta dalam Diam Aku melihat sebuah abstrak dengan gambar batu-batu cantik menyerupai sebuah rumah, lengkap dengan air-air jernih dibatu-batu tersebut, mereka mengalir dan bergerak sebebas-bebasnya,

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap Dean, kau menghilang cukup lama, dan kau tak mungkin bergabung dengan mereka dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap Justin yang menatapku dengan penuh perhatian. Aku

Lebih terperinci

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 7/15/15 Yunus 1 YUNUS Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Pada jaman dahulu, ada seorang nabi di Israel yang bernama Yunus. Ayahnya bernama Amitai. ALLAH memberi

Lebih terperinci

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi 1 Nadia Eliora Yuda Putri Bahasa Indonesia 7 13 September 2012 Pelarian Jauh Di Hutan Duarr! Bunyi ledakan bom tentara-tentara Jepang. Setelah ledakan pertama itu, orang-orang di desaku menjadi kalang

Lebih terperinci

BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG

BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG Jari ini berjalan begitu saja, seiring angan yang tidak pernah berhenti berharap. Merasa sebuah mimpi yang tidak pernah akan terwujud, harapan yang tidak pernah akan tercapai.

Lebih terperinci

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Yunus 1 YUNUS 1P Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe ada zaman dulu ada seorang nabi di Israel bernama Yunus. Bapak dari Yunus bernama Amitai. ALLAH memberikan

Lebih terperinci

Intro. Cupve - Izzi - Guardian

Intro. Cupve - Izzi - Guardian Intro Cahaya putih bersinar terang. Di ikuti bau yang begitu harum. Dari sebuah bola cahaya muncul sosok bersayap, dengan kaki-kaki yang lentik, tangan yang mungil tapi kuat, mata penuh dengan cinta dan

Lebih terperinci

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang.

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang. Bintang Pembuka Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang. Kepada orang-orang yang belum pernah merasakan nikmatnya menatap bintang

Lebih terperinci

SATU. Plak Srek.. Srek

SATU. Plak Srek.. Srek SATU Plak Srek.. Srek Kertas coklat bertuliskan WANTED itu terlepas dari dinding tempat ia tertempel tadi. Tejatuh ke lantai yang juga terbuat dari kayu. Sehingga gambarnya orang bertopi besar mirip pembungkus

Lebih terperinci

Angin senja terasa kencang berembus di antara

Angin senja terasa kencang berembus di antara Bab I Angin senja terasa kencang berembus di antara gedung-gedung yang tinggi menjulang. Di salah satu puncak gedung tertinggi, terlihat sebuah helikopter berputar di tempat, berusaha untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus Memiliki Semua Kuasa dan Penakluk Kematian Kode Pelajaran : SYK-P05 Pelajaran 05 - YESUS MEMILIKI SEMUA KUASA

Lebih terperinci

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu Kisah Satu (Oktra) Mendamba Angin Malam Hidup adalah tentang berkorban, atau bahkan mengorbankan orang lain untuk hidup kita. Hidup memberikan makna-makna tersirat yang harus kita artikan sendiri sebagai

Lebih terperinci

2. Gadis yang Dijodohkan

2. Gadis yang Dijodohkan 2. Gadis yang Dijodohkan Burung-burung berkicau merdu di tengah pagi yang dingin dan sejuk. Dahan-dahan pohon bergerak melambai, mengikuti arah angin yang bertiup. Sebuah rumah megah dengan pilar-pilar

Lebih terperinci

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari PROLOG Queenstown Singapore, 1970 Apartemen setinggi ratusan kaki itu mustahil akan membuatnya mudah turun dan keluar. Dia ada di lantai paling atas. Bersama tiga nyawa yang telah hilang dengan beragam

Lebih terperinci

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan Bab 1 Wonderheart Di suatu titik di alam semesta ini, terdapat sebuah galaksi yang begitu mirip dengan galaksi Bimasakti. Di dalamnya terdapat sebuah planet yang juga memiliki kehidupan mirip seperti Bumi.

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 24, in Indonesian Langguage. Seri kitab Wahyu pasal11, Pembahasan No. 24, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 24, in Indonesian Langguage. Seri kitab Wahyu pasal11, Pembahasan No. 24, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 24, in Indonesian Langguage Seri kitab Wahyu pasal11, Pembahasan No. 24, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

Sepasang Sayap Malaikat

Sepasang Sayap Malaikat Sepasang Sayap Malaikat Mereka sepasang sayap terbang ke awan-awan ingatan pemiliknya memilih menapak tanah, menikah dengan gadis pujaan. Setahun lalu, ia bertemu seorang gadis di sebuah kebun penuh air

Lebih terperinci

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira Mata Cinta Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira Tangan ini beralirkan anugerah kuasa-mu Sederhana bagi-mu Hanya kamilah merasa

Lebih terperinci

Matahari dan Kehidupan Kita

Matahari dan Kehidupan Kita Bab 5 Matahari dan Kehidupan Kita Tema Peristiwa dan Kesehatan Pernahkah kalian berjalan di siang hari yang terik? Misalnya, saat sepulang sekolah. Apa yang kalian rasakan? Kalian tentu merasa kepanasan.

Lebih terperinci

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan - - Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan - Aku bertemu denganmu lengkap dengan salam perkenalan. Senyummu membaur dengan karamel panas yang kau suguhkan. Katamu cuaca cukup dingin jika hanya duduk diam

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Naskah Film Dan Sinopsis Ber Ibu Seekor KUCING DISUSUN OLEH : INDRA SUDRAJAT 09.12.3831 09-S1SI-05 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 1. Aduh, Kaka, kalau rambutmu kau sisir model begitu kau kelihatan lebih tua. Kau seperti nenek-nenek! Alah kau ini hanya sirik,

Lebih terperinci

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Noand Hegask Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Kisah-kisah pendek dan sajak rumpang Diterbitkan melalui: Nulisbuku.com Darah Biasanya keluar rumah Saat tengah malam Sambil menangis Hanya

Lebih terperinci

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di Bait Pertama (Cintaku) Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di atas panggung yang terletak di tengah bangunan mal yang terbuka. Tommy sedang melakukan cek sound untuk penampilannya. Deru suara

Lebih terperinci

Oleh: Yasser A. Amiruddin

Oleh: Yasser A. Amiruddin LAKADAUNG Oleh: Yasser A. Amiruddin Dari balik kaca mobil yang melintas Ku melihat hamparan padi yang menguning Memandang kenangan lepas Mengingat kampung halaman yang lama ditinggal, Lakadaung Lakadaung

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 5 PENGANIAYAAN Oleh Don Krow Di Matius 10:16-23, Yesus ingin mempersiapkan murid-muridnya untuk menghadapi oposisi (perlawanan); Dia ingin memberitahu mereka bahwa akan muncul perlawanan.

Lebih terperinci

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak PROLOG S eorang anak laki-laki berjalan menuju rumahnya dengan lemas. Padahal ini adalah hari pertamanya masuk SD, seharusnya dia merasa senang. Dia juga termasuk anak lakilaki yang pemberani karena dia

Lebih terperinci

Ditatapnya sebuah batu cukup besar didekat kolam. Air yang tampak jernih hingga pantulan cahaya matahari yang masih remang bisa dengan mudah

Ditatapnya sebuah batu cukup besar didekat kolam. Air yang tampak jernih hingga pantulan cahaya matahari yang masih remang bisa dengan mudah Hitam-Putih Hari yang masih sunyi, disaat matahari baru saja beranjak dari tempat tidurnya yang menyembunyikan cahayanya dengan berselimutkan langit malam. Flynn hari ini pun terbangun pagi sekali. Membuka

Lebih terperinci

1. Aku Ingin ke Bandung

1. Aku Ingin ke Bandung 1. Aku Ingin ke Bandung Malam ini terasa berbeda, apa yang aku dengar terasa bagaikan bisikan dari masa lalu yang tak akan pernah mendatangi kehidupanku. Aku ingin ke Bandung hatiku berbisik pelan tapi

Lebih terperinci

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1 ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1 Sinar matahari siang ini begitu terik hingga sanggup menembus setiap celah kain berlapis yang menutupi kulit setiap orang yang menantangnya. Langkah Guri semakin cepat

Lebih terperinci

Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja

Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja Perempuan itu berjalan di antara gerimis dan licinnya jalan kampung. Bagian bawah kainnya sudah basah terkena percikan. Ia menenteng sendalnya di tangan kirinya sementara

Lebih terperinci

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu PROLOG Yui mengerjapkan matanya yang berat dan menggerakan tubuhnya turun dari ranjangnya. Seluruh badannya terasa remuk, dan kepalanya terasa amat pening. Mungkin karena aku terlalu banyak minum semalam,

Lebih terperinci

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com LUCKY_PP UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Oleh: Lucky_pp Copyright 2014 by Lucky_pp Desain Sampul: Ii dan friend Diterbitkan

Lebih terperinci

Negeri Peri Di Tengah Hutan

Negeri Peri Di Tengah Hutan Negeri Peri Di Tengah Hutan EXT. Desa Terpencil. Pagi Hari Disebuah desa hiduplah seorang anak perempuan yang lugu, yang bernama. Ia senang sekali bermain ditepi hutan. Namun ibunya sebenarnya melarangnya.

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina BAB II RINGKASAN CERITA Ada dua kewajiban yang paling di benci Lara yang harus di lakukannya setiap pagi. Lara harus mengemudi mobil ayahnya yang besar dan tua ke rumah sakit dan mengantarkan adik-adiknya

Lebih terperinci

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Mesin mobil sudah mati beberapa menit yang lalu, tapi Zhara masih duduk diam dibelakang kemudi. Sibuk menenangkan debar jantungnya, berusaha untuk bisa

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

Hari Raya Korban? (Idul Adha) Hari Raya Korban? (Idul Adha) Ini merupakan cerita yang terkenal pada saat Allah bertanya pada Abraham untuk mengorbankan anaknya. Juga merupakan cerita seorang anak muda yang dihukum mati oleh Tuhan.

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #24 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 1. Di suatu siang yang terik, seekor burung pipit tengah asik menikmati buah Delima kesukaannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan

Lebih terperinci

Kuda Berkacamata Hitam

Kuda Berkacamata Hitam Kuda Berkacamata Hitam Jeko adalah kuda yang paling gagah di hutan. Tidak hanya gagah, ia pun kuat dan dapat berlari dengan cepat. Saking hebatnya, warga hutan yang lain memberikan gelar Kuda Perkasa padanya.

Lebih terperinci

Adam Aksara MENANTI CINTA. Penerbit. Nulisbuku.com

Adam Aksara MENANTI CINTA. Penerbit. Nulisbuku.com Adam Aksara MENANTI CINTA Penerbit Nulisbuku.com PROLOG Butir-butir keringat hangat berjatuhan dari dagu persegi seorang pria. Terdengar suara nafasnya yang memburu cepat. Kedua otot-otot lengannya yang

Lebih terperinci

Cara Mengatasi Kecemasan

Cara Mengatasi Kecemasan Cara Mengatasi Kecemasan S etiap manusia pasti pernah merasa cemas. Perasaan cemas tersebut sering disertai dengan gejala tubuh seperti: jantung berdetak lebih cepat, otot otot menegang, berkeringat, gemetar,

Lebih terperinci

Chapter I. Saudaraku,

Chapter I. Saudaraku, Chapter I Michael sedang berbicara dengan para malaikat yang lain. Rupanya di surga, tempat yang kudus, tenang, dan dipenuhi oleh sungai-sungai yang dialiri susu, telah terjadi kejadian yang menggemparkan,

Lebih terperinci

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa,

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #19 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan:

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan: Yesus menyatakan: Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata

Lebih terperinci

AKU AKAN MATI HARI INI

AKU AKAN MATI HARI INI AKU AKAN MATI HARI INI Cerpen Ardy Kresna Crenata AKU BELUM TAHU DENGAN CARA APA AKU AKAN MATI. Apakah mengiris nadi dengan pisau akan menyenangkan? Atau memukul-mukul tengkorak dengan batu akan jauh lebih

Lebih terperinci

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat Dahulu kala, dikota Persia, hidup 2 orang bersaudara yang bernama Kasim dan Alibaba. Alibaba adalah adik Kasim yang hidupnya miskin dan tinggal didaerah pegunungan. Ia mengandalkan hidupnya dari penjualan

Lebih terperinci

MENGAMPUNI ORANG LAIN

MENGAMPUNI ORANG LAIN Level 2 Pelajaran 9 MENGAMPUNI ORANG LAIN Oleh Don Krow Hari ini kita akan membahas mengenai pengampunan yang di ambil dari Matius 18:21-22: Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus:"Tuhan, sampai

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari.. Keangkatan Orang Percaya Pemerintahan Yesus Di Bumi Pengakuan Orang-orang Yang Tak Percaya

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari.. Keangkatan Orang Percaya Pemerintahan Yesus Di Bumi Pengakuan Orang-orang Yang Tak Percaya Masa Depan Semua orang menaruh perhatian terhadap masa depan. Banyak buku bermutu maupun yang tidak bermutu telah ditulis yang membentangkan pendapat manusia tentang halhal yang akan terjadi. Para negarawan

Lebih terperinci

László Hankó: Kebahagiaan Marina

László Hankó: Kebahagiaan Marina 1 László Hankó: Kebahagiaan Marina Terjemahan: Mentari Siahaan Dahulu kala hiduplah seorang wanita muda dan cantik bernama Marina. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil di tepi pantai bersama suaminya yang

Lebih terperinci

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan Bagian I 1 2 Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan keputusasaannya untuk mengobatiku. Aku ingat benar bagaimana harapanku dulu untuk sembuh di dalam rawatannya seperti pasien-pasien yang

Lebih terperinci

A Y U R I A N N A. There s Something Between Us

A Y U R I A N N A. There s Something Between Us A Y U R I A N N A There s Something Between Us There s Something Between Us oleh Ayu Rianna Amardhi Copyright 2012 by Ayu Rianna Proofreader Arfi Fadhilla Putri Arni Fadhilla Putri Desain Sampul Ayu Rianna

Lebih terperinci

Lima Belas Tahun Tidak Lama

Lima Belas Tahun Tidak Lama Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia" Lima Belas Tahun Tidak Lama Kota kami telah hampir berusia setengah abad, dan hampir saja hanyut karena kecelakaan gunung berapi. Beberapa tahun belakangan ini

Lebih terperinci

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU.

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU. INT. GUDANG - MALAM IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU. Ibu meniup permukaan buku. Debu berterbangan. Glittering particle membentuk

Lebih terperinci

1. Siapa berjalan pada jalannya sampai.

1. Siapa berjalan pada jalannya sampai. 1 2 3 4 1. Siapa berjalan pada jalannya sampai. 2. Siapa bersungguh-sungguh, mendapat. 3. Siapa yang sabar beruntung. 4. Siapa sedikit kejujurannya, sedikit temannya. 5. Pergaulilah orang yang punya kejujuran

Lebih terperinci

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di Chapter I: The First Meeting Seorang gadis sedang berjalan bahagia di sepanjang jalan pada malam yang cerah. Ia melihat ke sekelilingnya dengan senyum ceria. Ia berharap hal aneh itu tidak akan muncul

Lebih terperinci

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS. 5.1.2 Penciptaan Manusia Allah berkehendak menciptakan Adam dan keturunannya untuk menghuni bumi dan memakmurkannya. Allah menyampaikan kabar kepada para Malaikat bahwa Dia akan menciptakan makhluk lain

Lebih terperinci

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya. Lelah menanti.. Cinta untukmu tak pernah berbalas. Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya. Lucu memang, aku masih saja merindukanmu.. Walau kutau hatimu

Lebih terperinci

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup 1. EXT. Pinggrian Rel Kereta Api (Siang) BEJO, seorang anak laki-laki berusia 24 tahun, berjalan menyusuri rel sepulang dari bekerja mengais rupiah di jalanan,

Lebih terperinci

Judul : PAUS BELUGA Penulis Cerita : Renny Yaniar Penulis Pengetahuan : Christien Ismuranty Kiki Anggraini Editor Bahasa : Niken suryatmini Desain dan

Judul : PAUS BELUGA Penulis Cerita : Renny Yaniar Penulis Pengetahuan : Christien Ismuranty Kiki Anggraini Editor Bahasa : Niken suryatmini Desain dan Judul : PAUS BELUGA Penulis Cerita : Renny Yaniar Penulis Pengetahuan : Christien Ismuranty Kiki Anggraini Editor Bahasa : Niken suryatmini Desain dan Layout : Imam Eckhow Adrian Ian Ilustrasi dan Warna

Lebih terperinci

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa 5 Aku Tidak Mengerti Orang Biasa Setelah pertengkaran aneh beberapa minggu lalu, aku berhasil mendapatkan hari libur minggu yang menyenangkan. Kali ini tanpa Siska ataupun ketua yang merencanakan menyusun

Lebih terperinci

[CERITA DARI FASCHEL-SECANGKIR RINDU] August 27, Secangkir Rindu

[CERITA DARI FASCHEL-SECANGKIR RINDU] August 27, Secangkir Rindu Secangkir Rindu Kalena sudah tahu kalau Fandro akan mencarinya. Bukan hanya karena dulu mereka sangat dekat, tapi karena Fandro sudah berjanji untuk menemui Kalena bila dia punya kesempatan datang ke Faschel

Lebih terperinci

Pengembara yang Tersesat

Pengembara yang Tersesat Pengembara yang Tersesat Oleh: U Sikkhānanda (Andi Kusnadi) Dahulu kala ada seorang pengembara yang sering berpergian dari kota yang satu ke kota yang lainnya. Suatu ketika karena waktu yang sangat terbatas,

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6 1. Merpati, Elang, dan Bangau akan pamer kecepatan. Setelah semua siap, Rajawali memberi aba-aba. Tapi belum hitungan ketiga,

Lebih terperinci

Dimana hati? Ia mati ketika itu juga..

Dimana hati? Ia mati ketika itu juga.. Awal sebuah cerita adalah kegelisahan Aku khawatir perut ini terus terisi, namun kepalaku tak lagi penasaran dengan maksud adanya kehidupan. Dimana hati? Ia mati ketika itu juga.. Gusarnya Angin Sore menjelang

Lebih terperinci

berada di bagian timur danau, berlawanan dengan Emporium. Aku bertanya-tanya apakah mereka menemukan sesuatu disana. Aku mengenakan pakaian selam dan

berada di bagian timur danau, berlawanan dengan Emporium. Aku bertanya-tanya apakah mereka menemukan sesuatu disana. Aku mengenakan pakaian selam dan berada di bagian timur danau, berlawanan dengan Emporium. Aku bertanya-tanya apakah mereka menemukan sesuatu disana. Aku mengenakan pakaian selam dan menempatkan pisau selam di tempatnya, tabung selam

Lebih terperinci

THIS IS ONLY A FAN FICTION.

THIS IS ONLY A FAN FICTION. Tittle Writer Genre Warning : EpisLova : NaraYuuki : Fantasy/ Adventure : This is DBSK Fanfiction (GS) dengan penyesuaian nama dan marga karakter dalam cerita ini agar bisa dipublikasikan secara umum dan

Lebih terperinci

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa. Jadi aku hidup tidak normal? Ya itu menurutku! Kehidupan

Lebih terperinci

Lalu Yesus bertanya kepada mereka: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? 16. Maka jawab Simon Petrus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!

Lalu Yesus bertanya kepada mereka: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? 16. Maka jawab Simon Petrus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup! Xc3 Kunjungan ke Kaisarea Filipi 96 Petrus Mengakui untuk Kedua-kalinya bahwa Yesus adalah Mesias 88 Matius 16:13-20, Mar kus 8:27-30, Lukas 9:18-21 13 Setelah Yesus beserta murid-muridnya berangkat ke

Lebih terperinci

ayahku selalu mengajarkan bahwa kita harus selalu menghormati orang yang lebih tua. Ambillah sendiri. Kau kenapa nak? Sepertinya ada masalah?

ayahku selalu mengajarkan bahwa kita harus selalu menghormati orang yang lebih tua. Ambillah sendiri. Kau kenapa nak? Sepertinya ada masalah? ayahku selalu mengajarkan bahwa kita harus selalu menghormati orang yang lebih tua. Ambillah sendiri. Kau kenapa nak? Sepertinya ada masalah? Nanti keceritakan. Aku mengambil seiikat bunga tulip yang ada

Lebih terperinci

Ruang Rinduku. Part 1: 1

Ruang Rinduku. Part 1: 1 Ruang Rinduku saat mentari hilang terganti langit malam hingga pagi datang menyambut kembali kehidupan, maka saat itulah hati ini merindukan sosokmu, canda tawamu, dan senyumanmu. Part 1: 1 hai selamat

Lebih terperinci

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang Prolog Seorang teman atau bahkan lebih dari sekedar teman, ya tepatnya adalah sahabat? Apa yang kalian tau tentang teman ataupun sahabat? Dua kata yang hampir serupa, namum mempunyai arti begitu berbeda

Lebih terperinci

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan kapan ini akan terwujud? Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya Live is a dream Mengertikah engkau saat purnama datang menjelang? Entah apa yang ku maksud saat ini aku pun tak mengerti Tetapi yang jelas aku berusaha untuk memulihkan semua rasa yang ada sebelumnya ketika

Lebih terperinci

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus SATU Love is that condition in which the happiness of another person is essential to your own - ROBERT A. HEINLEIN Kenapa Mama harus pergi? tanya seorang anak berusia sekitar delapan tahun. Mama harus

Lebih terperinci

Misteri Allah. Amsal 25:2-3. Orang bodoh seperti orang berhikmat. Amsal 26:11-12. Musuh seperti teman. Amsal 26:18-25.

Misteri Allah. Amsal 25:2-3. Orang bodoh seperti orang berhikmat. Amsal 26:11-12. Musuh seperti teman. Amsal 26:18-25. Lesson 10 for March 7, 2015 Pada bagian ini, kitab Amsal menolong kita untuk menemukan apa yang ditemukan di balik topeng. Yaitu, realitas di balik penampilan, apa yang mata kita tidak dapat lihat. Misteri

Lebih terperinci

Heart 119. Dan aku harap, kita tidak akan pernah bertemu. lagi.

Heart 119. Dan aku harap, kita tidak akan pernah bertemu. lagi. Heart 119 Hal itu seperti ia kembali ke masa lalu dan mengulang lagi semuanya. Ia bisa melihat dirinya dan orang itu. Dirinya yang terduduk tanpa melihat ke orang itu, mengucapkan kata-kata yang sebenarnya

Lebih terperinci

Surat Petrus yang kedua

Surat Petrus yang kedua 1 Surat Petrus yang kedua Kepada yang kekasih Saudara-saudari saya seiman yaitu kalian yang sudah diberkati Allah sehingga kalian percaya penuh kepada Kristus Yesus sama seperti kami. Dan oleh karena percaya

Lebih terperinci

Pengendalian Emosi. Rerata Empirik (RE) : 124,95. Rerata Hipotetik (RH) : 107,5. Tergolong Tinggi

Pengendalian Emosi. Rerata Empirik (RE) : 124,95. Rerata Hipotetik (RH) : 107,5. Tergolong Tinggi Pengendalian Emosi Rerata Empirik (RE) : 124,95 Rerata Hipotetik (RH) : 107,5 Tergolong Tinggi Kekhusyu an Shalat Rerata Empirik (RE) : 139,62 Rerata Hipotetik (RH) : 100 Tergolong Tinggi 138 KATEGORISASI

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

berjalan, mungkin karena posisi memboncengnya atau bagaimana. Motor yang dikendarai mengalami kecelakaan setelah menabrak sebuah mobil di tengah

berjalan, mungkin karena posisi memboncengnya atau bagaimana. Motor yang dikendarai mengalami kecelakaan setelah menabrak sebuah mobil di tengah NENEK GAYUNG Nenek Gayung adalah sebuah urban legend yang berasal dari Indonesia tentang penampakan nenek misterius yang tiba-tiba muncul di tepi jalan. Menurut legendanya, Nenek Gayung merupakan suatu

Lebih terperinci