BAB I PENDAHULUAN. Kedatangan Islam di Indonesia tidak lepas dari kegiatan ekonomi yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Kedatangan Islam di Indonesia tidak lepas dari kegiatan ekonomi yang"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedatangan Islam di Indonesia tidak lepas dari kegiatan ekonomi yang dilakukan para pedagang Muslim di wilayah Indonesia. Perkembangan hubungan dagang laut antara Muslim Arab dengan negara-negara luar semakin meluas saat Dinasti Banu Umayyah ( M) berkuasa, terutama dengan dua dinasti besar lainnya, yaitu Dinasti T ang ( M) di Asia Timur dan Kerajaan Sriwijaya (7-14 M) di Asia Tenggara (Hourani, 1951:62; Tjandrasasmita, 1976: 84; Tjandrasasmita, 2009: 13). Para pedagang Muslim ini juga menyebarkan agama Islam kepada penduduk pribumi. Van Leur (1955) mengungkapkan bahwa Islam memiliki sifat ekspansif dan misioner yang menjadikan setiap Muslim seorang propagandis keyakinan, sehingga jalur perdagangan yang mereka lalui dapat dijadikan sebagai jalur keimanan bagi para pedagang Muslim (Leur, 1955: 114; Tjandrasasmita, 2009: 21-22). Pembahasan tentang masa kedatangan Islam di Indonesia masih menjadi perdebatan para ahli. Hingga saat ini ada dua teori besar yang masih bisa dibuktikan melalui data tertulis yang ada. Teori pertama adalah kedatangan Islam ke Indonesia yang terjadi pada abad VII-VIII M. Teori ini berdasarkan pada data historis berupa catatan Tionghoa dari dinasti T ang yang menyebutkan adanya sejumlah orang Ta-Shih yang membatalkan penyerangan terhadap Kerajaan Ho-

2 2 ling. Batalnya penyerangan tersebut akibat kuatnya rezim Ratu Sima yang memimpin kerajaan tersebut (Groeneveldt, 1960: 14; Tjandrasasmita, 2009: 12; dan 1985: 2). Kata Ta-shih merujuk pada orang-orang Arab yang bermukim atau singgah sementara di wilayah pantai barat Sumatra (Groeneveldt, 1960: 14; Tjandrasasmita, 2009: 12). Teori yang kedua menyebutkan bahwa Islam datang ke Indonesia pada abad ke-13 M. Teori ini didasarkan pada temuan arkeologi berupa makam Malik Al Saleh yang ditemukan di Gampong Samudera, Lhokseumawe 1. Makam tersebut berangka tahun 696 H (1297 M). J.P Moquette (1913) adalah salah satu peneliti yang meyakini teori tersebut. Moquette juga memperkuat argumennya dengan menghubungkan catatan Marco Polo yang telah mengunjungi Perlak pada tahun 1292 M dengan tempat lainnya yang masih di sekitar wilayah ini dan merujuk pada sumber lokal seperti Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-raja Pasai (Moquette, 1913: 11;-12; Tjandrasasmita, 2009: 13). Pengaruh Islam yang datang ke Indonesia menyebabkan beberapa perubahan dalam segi kehidupan masyarakat, salah satunya adalah munculnya kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Kerajaan Samudera Pasai. Sebelum munculnya kerajaan ini, Indonesia masih didominasi kerajaan-kerajaan Hindu- Budha. Kerajaan Hindu-Budha yang sangat berpengaruh sebelum munculnya 1 Di pantai utara Jawa ditemukan nisan yang mencantumkan nama Fatimah binti Maimun bin Hibatallah yang meninggal pada tahun 495 H (1102 M). Karakter huruf pada nisan tersebut adalah huruf kufi secara keseluruhan. Masih ada perdebatan mengenai asal-usul batu nisan tersebut (Tjandrasasmita, 2009: 16). Selain itu, ada juga nisan kubur dari Malik Ibrahim di Gresik yang bertanggal 822 H (1419 M).

3 3 Kerajaan Samudera Pasai adalah Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 M) dan Kerajaan Mataram (abad ke-8 M). Kerajaan Samudera Pasai tumbuh dan berkembang di wilayah pesisir pantai utara Aceh. Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Malik Al Saleh sekitar tahun M atau pertengahan abad ke-13 M dan mencapai puncak kejayaannya pada abad XIV-XV M (Poesponegoro, 2009: 21-22). Pada saat Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaannya banyak pendatang asing yang menceritakan kebesaran Kerajaan Samudera Pasai antara lain Marco Polo (1292 M), Ibnu Battutah (1345 M), Cheng-Ho (1405 M) dan Tome Pires ( M). Kebesaran dari kerajaan ini masih dapat dilihat dari sisa-sisa peninggalan Kerajaan Samudera Pasai seperti kepingan koin mata uang, struktur reruntuhan bangunan, pecahan gerabah dan makam raja-rajanya. Selain memiliki ajaran yang teguh, Islam juga memiliki kebudayaan di dalamnya. Salah satu unsur kebudayaan yang dimiliki Islam adalah seni. Seni yang dikenal di dalam ajaran Islam antara lain berupa seni rupa annabatiyah (tumbuh-tumbuhan) dan al-handasiyah (gambar berdasar ilmu ukur). Seni patung dilarang di dalam ajaran Islam karena dianggap sebagai berhala dan dikhawatirkan akan disembah sebagaimana berhala-berhala pada zaman Nabi Muhammad SAW (Hasjmy, 1995: ). Seni lain adalah seni dekoratif dalam bentuk kaligrafi. Seni dekoratif tersebut awalnya diterapkan dalam bentuk dekorasi bangunan seperti yang terdapat pada masjid. Dalam perkembangannya, seni dekoratif tersebut juga digunakan dalam beberapa objek lainnya seperti makam (Tjandrasasmita, 2009: 34).

4 4 Makam adalah lubang (liang lahat) pada tanah yang digunakan untuk menguburkan jenazah manusia 2 (Atmodjo. Dkk, 1999: 21-22). Orientasi makam Islam adalah membujur dari utara ke selatan serta jenazah tersebut dihadapkan ke arah kiblat. (Yatim, 1988: 12-21). Setelah liang lahat makam tersebut ditutup dengan tanah kemudian diberi tanda di bagian kepala dan kaki atau di bagian kepala saja. Penanda makam, yang umumnya disebut sebagai nisan, dapat berupa kayu, batu ataupun koral tergantung pada ketersediaan material di lokasi tersebut (Skeat, 1900: 405; Wilkinson, 1920: 55; Yatim, 1988: 20). Nisan kubur yang berisi nama jenazah yang dikuburkan dapat menjadi data prasasti penting untuk rekonstruksi perjalanan sejarah pada suatu periode tertentu di Indonesia. Prasasti merupakan sumber sejarah berupa tulisan yang diukirkan di atas batu atau logam. Pada masa Hindu, prasasti-prasasti yang diterbitkan berkaitan dengan keputusan-keputusan raja terhadap suatu peristiwa atau ketetapan pengadilan yang disebut jayapattra, sedangkan pada masa Islam, prasasti diukirkan pada batu nisan yang isinya tanda atau keterangan tentang nama orang yang dimakamkan, tahun kematian dan penggalan ayat-ayat suci Al Qur an (Boechari, 2012: 4). Berbeda dengan prasasti masa Hindu-Budha, prasasti masa Islam kadang rumit untuk dibaca karena menggunakan gaya tulisan dengan tingkat kerapatan tinggi. Gaya tulisan Arab seperti ini umumnya disebut kaligrafi, sedangkan dalam bahasa Arab disebut khat (Husain, 1971: 6). Kaligrafi dapat diketahui asal- 2 Kompleks makam Islam seringkali ditandai dengan nisan. Pada nisan tersebut tertulis nama orang yang dimakamkan, angka tahun kematian dan penggalan-penggalan ayat suci Al Quran. Di makam Troloyo nisan kubur ada yang berhias lambang Kerajaan Majapahit saja.

5 5 usulnya dan pengaruh yang membawanya hingga tersebar ke berbagai tempat melalui kajian epigarfi dan paleografi. Epigrafi merupakan disiplin yang dapat membantu untuk rekonstruksi sejarah kebudayaan yang menjadi latar belakang sejarah prasasti. Melalui kajian epigrafi dapat digambarkan perubahan atau perkembangan kebudayaan yang pernah terjadi serta faktor yang mempengaruhinya (Ambary, 1991: 5). Ilmu epigrafi juga ditunjang dengan ilmu lain yang membahas gaya tulisan kuno, yaitu paleografi (Darmosoetopo, 1994: 1). Ilmu paleografi dapat membantu untuk mengetahui perkembangan tulisan kaligrafi. Perkembangan gaya tulisan Arab dapat diteliti dari kaligrafi yang ada pada makam, mata uang, masjid atau objek apapun. Seni kaligrafi Arab ada delapan jenis yang sering digunakan dalam hiasan dekoratif, baik untuk hiasan bangunan ataupun makam 3. Penelitian terhadap kaligrafi yang terdapat pada nisan Sultanah Nahrisyah dapat menjawab pertanyaan tentang asal dan perkembangan kaligrafi sebagai sumber data tertulis (A. Schimel, 1970: 2-3; Ambary, 1997: 5). Ukiran kaligrafi yang ada pada nisan Sultanah Nahrisyah menutupi hampir seluruh bagian makam. Namun, seluruh informasi mengenai tokoh Nahrisyah, silsilah keluarga dan penanggalan hanya ada pada bagian nisan. Pada bagian jirat hanya terdapat ukiran surat Yaasin yang merupakan lanjutan dari surat Yaasin pada bagian nisan. Penelitian ini fokus terhadap ukiran kaligrafi yang ada pada nisan untuk mengetahui isi prasasti nisan tersebut. 3 Kedelapan jenis kaligrafi tersebut meliputi Riq ah, Farsi, Naskhi, Diwani, Royal Diwani, Rayhani, Tsuluts dan Kufi (Yatim, 1988: 59).

6 6 Nisan Sultanah Nahrisyah yang terletak di Pasai, Aceh Utara, menarik untuk diteliti karena memiliki perbedaan dengan nisan pendahulunya, yaitu Sultan Malik Al Saleh (1297 M). Perbedaan tersebut terletak pada bahan yang digunakan untuk nisan. Nisan pada makam Malik Al Saleh dibuat dengan bahan batu andesit yang sangat umum ditemukan di wilayah indonesia, sedangkan bahan yang digunakan pada makam Sultanah Nahrisyah adalah batu marmer. Perbedaan lainnya adalah dari gaya tulisan yang ada pada kedua makam tersebut. Bila diamati tulisan gaya kufi yang ada pada makam Sultanah Nahrisyah tampak adanya perkembangan huruf Arab yang masuk ke Indonesia (Ambary, 1997: 16-17). Selain itu, pada nisan Sultanah Nahrisyah terdapat silsilah, penanggalan dan penggalan ayat-ayat suci Al-Qur an yang memiliki maksud dari penggunaannya untuk menggambarkan kepemimpinan Sultanah Nahrisyah semasa hidupnya serta do a untuknya. Nama Sultanah Nahrisyah sebagaimana terdapat pada nisan tersebut di atas juga menarik untuk dikaji. Nama Sultanah Nahrisyah dalam Islam identik dengan nama wanita. Hipotesis ini berdasarkan pada kenyataan bahwa setiap nama Arab yang berakhiran ta marbutoh 4 adalah muannats 5. Di dalam Islam, Al Qur an surat An-Nisa ayat 34 tidak dikenal adanya pemimpin wanita. Namun kenyataannya, sebagaimana tertulis pada prasasti nisan tersebut Sultanah Nahrisyah dapat menjadi raja di Kerajaan Islam Samudera Pasai. 4 Huruf Arab yang berbentuk melingkar dan di atasnya ditambah dengan titik dua (ӧ). Huruf ini terletak diakhir kata yang biasanya menunjukan arti gender perempuan. 5 Muannats adalah istilah dalam bahasa Arab yang menunjukkan gender perempuan.

7 7 Kajian prasasti masa Islam di Indonesia masih sangat jarang peminatnya. Hal ini dikarenakan huruf Arab yang diukirkan pada prasasti menggunakan seni tulisan Arab yang biasa disebut kaligrafi yang disusun sedemikian rupa sehingga rumit untuk dibaca. Selain itu, peneliti juga harus dihadapkan pada penguasaan bahasa Arab yang dikenal rumit. Kondisi prasasti yang aus menambah tingkat kesukaran dalam membaca prasasti yang ditemukan. Atas dasar uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut isi tulisan yang ada pada nisan Sultanah Nahrisyah secara mendalam termasuk aspek kesejarahan yang dapat dikaji dari prasasti nisan tersebut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan menjadi dua pertanyaan, yaitu: 1. Apa isi prasasti nisan Sultanah Nahrisyah? 2. Apa kaitan antara prasasti nisan Sultanah Nahrisyah dengan Kesejarahan Kerajaan Samudera Pasai? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan di atas maka penelitian ini memiliki beberapa tujuan. Pertama adalah untuk membaca ulang tulisan Arab yang ada pada nisan Sultanah Nahrisyah. Prasasti ini pernah dibaca oleh Ambary dan Tjandrasasmita (1997) yang menghasilkan susunan silsilah keluarga. Kajian ulang ini diharapkan dapat mengupas isi dari prasasti tersebut secara lebih dalam baik dari segi tulisan berupa gaya huruf dan isinya.

8 8 Kedua adalah untuk mengungkap makna kutipan ayat-ayat suci Al-Qur an. Transkripsi 6, transliterasi 7 dan penerjemahan dilakukan untuk mengetahui pesan yang terkandung di dalamnya dan mengetahui gaya tulisan dan pengaruh yang didapat dari tulisan tersebut. Ketiga adalah untuk mengetahui hubungan Nahrisyah dengan kesejarahan Kerajaan Samudera Pasai dan menguraikan hubungan kerajaan dengan negaranegara luar dalam hubungan perdagangan dan politik pada masa kepemimpinan Sultanah Nahrisyah sehingga kerajaan tersebut menjadi salah satu yang terbesar di nusantara. D. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data berupa dokumentasi foto yang pernah dilakukan di makam Sultanah Nahrisyah oleh Muhammad Windu Karsa pada tahun Penelitian ini dibatasi pada kajian ukiran kaligrafi pada nisan Sultanah Nahrisyah dan latar belakang sejarahnya. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang prasasti nisan Sultanah Nahrisyah belum banyak dilakukan. Padahal dilihat dari segi historis prasasti tersebut mengandung banyak informasi. Kesulitan untuk mengkaji prasasti dalam bahasa Arab adalah harus bisa membaca huruf Arab dan juga mengetahui susunan kalimatnya (nahwu dan 6 Penulisan kata, kalimat atau teks dengan menggunakan lambang-lambang bunyi seperti fonemis dan fonetis (KBBI.web.id). 7 Penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad lainnya (ibid).

9 9 sharaf) 8 dalam bahasa Arab yang benar. Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan terhadap nisan-nisan masa Islam salah satunya datang dari Dr. J. Brandes yang melakukan penyelidikan di Blangmeh, Samudera pada tahun 1912 hingga Penyelidikan tersebut mengarah pada pemugaran, pemotretan, pembuatan abklatsch 9 dan penggambaran. Pengerjaan penyelidikan tersebut secara bertahap tidak terbatas di Blangmeh saja melainkan hingga ke Kuta-Raja (Tjandrasasmita, 1976: 107). Pada tahun 1907 Snouck Hurgronje mengemukakan hasil penelitiannya terhadap makam-makam yang berasal dari Pantai Timur Aceh. Makam-makam tersebut memuat informasi tentang silsilah keluarga dan angka tahun. Makam yang pertama memuat angka tahun 1407 M dengan nama: Abdullah bin Muhammad bin Abdal Qodir bin Abdal Aziz bi al Mansur Abu Dja far al Abbas al Muntasir billah amir al mu minin khalifah Rabb al alamin. Makam yang kedua memuat angka tahun 1428 M dengan nama: seorang putri (selanjutnya Snouck membacanya bahiah) binti as Sultan Zain al Abidin bin as Sultan Ahmad bin as Sultan Muhammad bin al Malik Saleh (Tjandrasasmita, 1976: 108). J. P. Moquette pada tahun 1913 telah melakukan penelitian dan pembacaan terhadap beberapa nisan kubur dari Kampung Samudera (Aceh). Dia berhasil membaca nama-nama sultan Malik Al Saleh yang wafat pada tahun 696 H (1297 M) dan putranya yang bernama Sultan Muhammad Malik az-zahir yang 8 Nahwu adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari perubahan harakat pada akhir kata, sedangkan sharaf adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari tentang perubahan general pada suatu kata dalam bahasa Arab. 9 Metode untuk memudahkan membaca prasasti dengan cara mencetak prasasti dengan kertas.

10 10 wafat pada tahun 726 H (1326 M). Dia juga membandingkannya dengan cerita sejarah seperti Hikayat Raja-raja Pasai, Sejarah Melayu dan berita Tiongkok. Hasilnya sampai pada kesimpulan bahwa Sultan Malik al Saleh adalah raja pertama yang mendirikan kerajaan Islam pertama di Indonesia (Tjandrasasmita, 1976: 108). Pada tahun 1914 Moquette melakukan penelitian di daerah Kuta-Raja. Di daerah tersebut ditemukan beberapa makam dengan makam raja-raja yang pernah memerintah Aceh. Di antara makam-makam yang dapat dibaca oleh Moquette adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang wafat pada tahun 936 H (1530 M), Sultan Salahuddin yang wafat pada tahun 955 H (1546 M), Sultan Alauddin al Qahar yang wafat pada tahun 979 H (1571 M), Sultan Ali Ri ayat Syah yang wafat pada tahun 987 H (1579 M) dan Sultan Yusuf yang wafat pada tahun 987 H (1579 M) (ibid.). Pada tahun 1923 J. P. Moquette bersama dengan R.A.H. Hoesein Djajadiningrat menelaah sebuah makam kuno dari daerah Pasai (Samudera). Pada makam tersebut tertulis nama Sultan Tuhan Perbu, Putri Zainal Abidin yang wafat pada tahun 848 H hari Jumat tanggal 17 Rajab (Jumat 30 oktober 1444 M). Yang menarik dari makam tersebut adalah adanya angka yang dituliskan dengan huruf abjad, yaitu 48 (Tjandrasasmita, 1976: 112). H. J. Cowan (1939) telah meneliti sebuah makam kuno yang ditemukan di Meunasah Manchang atau Meunasah Pi di Gampong Ulee Balang, Lhokseumawe (Aceh). Hasil penelitiannya dapat membuktikan adanya hubungan antara Persia

11 11 dan Indonesia pada masa lampau. Makam tersebut memuat salah satu bukti yang memuat corak Ghazal (salah satu puisi Persia) ciptaan Sadi. Tanda-tanda dan kata-kata istilah yang ada pada akhir tiap bait yang terdiri dari 6 bait dan 12 misra membenarkan dugaan itu. Nama yang tercantum dalam makam tersebut adalah Naina Husam ad-din yang wafat pada bulan Syawal 823 H ( Oktober/November 1420 M) (Tjandrasasmita, 1976: 118). Penelitian yang pernah dilakukan di makam Sultanah Nahrisyah adalah pembacaan prasasti makam Sultanah Nahrisyah secara langsung oleh dua ahli arkeologi Islam, yaitu Hasan Muarif Ambary dan Uka Tjandrasasmita pada tahun Pembacaan tulisan yang dilakukan oleh dua ahli tersebut menunjukkan adanya silsilah keluarga Nahrisyah yang merupakan keturunan dari Sultan Malik Al Saleh (Ambary, 1997:16). Hurgronje (1907) pernah membaca makam tersebut dengan hasil yang serupa dengan tulisan yang dibaca oleh Ambary dan Tjandrasasmita berupa silsilah dan nama orang yang dimakamkan. Berbeda dengan pembacaan yang dilakukan oleh Ambary dan Tjandrasasmita, Hurgronje membaca nama pada makam tersebut Bahiah yang artinya adalah sang juru selamat (Ambary, 1997: 16). Pembacaan tersebut didukung oleh G. L. Tichelman yang juga membacanya sebagai Bahiah. Penelitian terbaru dilakukan oleh Dahlia pada tahun Penelitian tersebut fokus pada hiasan kaligrafi yang ada pada makam Sultanah Nahrisyah. Ia telah melakukan inventarisasi hiasan kaligrafi dan mengalihaksarakan tulisan Arab tersebut tanpa mengkajinya lebih lanjut. Ia juga menggunakan nukilannukilan foto kumpulan dokumentasi kaligrafi pada makam tersebut. Penelitiannya

12 12 tersebut belum sampai pada kajian ahli epigrafii dan paleografi. Kajiannya hanya pada sejarah singkat Kerajaan Samudera Pasai dan ulasan tentang seni lukisnya saja (Dahlia, 2009: ). Uraian penelitian di atas menurut penulis fokus pada bagian nisan. Alasannya adalah keterangan tentang nama, silsilah, penanggalan yang ada pada makam selalu terletak pada bagian nisan. Belum pernah dijumpai makam yang meletakan nama tokoh, silsilah dan penanggalan pada bagian jirat makam. Berdasarkan uraian di atas, kajian tentang prasasti nisan Sultanah Nahrisyah masih sebatas pembacaan dan asal-usulnya. Kajian tentang prasasti nisan Sultanah Nahrisyah yang membahas segi paleografis dan epigrafis belum pernah dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis berusaha untuk mengkaji isi prasasti nisan Sultanah Nahrisyah. F. Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah menggunakan pendekatan struktural dan pendekatan fungsional. Pendekatan struktural merupakan pendekatan yang mengacu pada suatu objek yang menunjukkan adanya pengaruh budaya tertentu, sedangkan pendekatan fungsional merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara material arkeologi dengan interpretasi sosial-ekonomi (Mythum, 2004: 7-8). Penalaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah penalaran induktif, yaitu menjelaskan suatu masalah berdasarkan data yang ada pada prasasti nisan Sultanah Nahrisyah,

13 13 sehingga menghasilkan suatu pemecahan atau generalisasi umum (Tanudirjo, : 34). Untuk mengetahui isi sebuah prasasti perlu dilakukan pendekatan struktural. Pendekatan struktural dilakukan melalui dua tahap, yaitu kritik intern dan kritik ekstern (Dwiyanto, 1993: 7). Kritik ekstern dilakukan dengan mendeskripsikan bentuk, bahan, jenis aksara, lingkungan dan lokasi penemuan, sedangkan kritik intern berupa alihaksara dan alihbahasa. Kritik ekstern menghasilkan analisis jenis, bentuk, aksara dan penafsiran kronologi, sedangkan kritik intern menghasilkan analisis terhadap isi prasasti, di antaranya aspek ekonomi, sosial dan birokrasi (Dwiyanto, 1993: 8). Pendekatan fungsional yang digunakan adalah pendekatan yang mengarah pada sosial-ekonomi. Data sosial-ekonomi berkaitan dengan asal usul nisan (Mythum, 2004: 7-8). Untuk mengetahui aspek-aspek paleografis berupa kaligrafi dari prasasti nisan Sultanah Nahrisyah digunakan data sekunder seperti studi pustaka yang merujuk pada gaya penulisan kaligrafi. Hal ini dilakukan karena gaya penulisan kaligrafi memiliki banyak bentuk, sehingga perlu dilakukan pengkajian gaya tulisan kaligrafi. Selain itu, tujuan pengkajian kaligrafi ini juga dapat membantu mengetahui asal-usul tempat nisan tersebut dibuat. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut meliputi:

14 14 1. Pengumpulan data a. Data primer Data yang dikumpulkan untuk melakukan penelitian adalah data dokumentasi dari penelitian sebelumnya yang diketuai oleh Prof. Dr. Inajati Adrisijanti pada tahun Dokumentasi tersebut berupa foto yang diambil oleh salah satu fotografer yang ikut dalam penelitian tersebut, Mohammad Windu Karsa. Penulis telah mendapatkan izin menggunakan dokumentasi tersebut dari pihak terkait. Penggunaan data berupa dokumentasi dalam penelitian ini dikarenakan pertimbangan finansial yang kurang mencukupi untuk melakukan perjalanan ke lokasi situs tersebut berada, di satu sisi penelitian terhadap prasasti nisan Sultanah Nahrisyah penting untuk dilakukan. b. Data sekunder Data yang digunakan sebagai penunjang dalam melakukan penelitian ini didapatkan dari studi pustaka terhadap laporan hasil penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan di sana dan teks hasil pembacaan prasasti yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Selain itu, penulis juga mengacu pada buku-buku yang membahas tentang sejarah dan makam-makam masa Islam di Samudera Pasai.

15 15 2. Tahap Pra-analisis a. Kritik ekstern Dalam tahap ini dilakukan identifikasi mengenai bentuk, bahan dan gaya tulisan prasasti yang digunakan untuk dapat diketahui ciricirinya. Serta mengkaji kondisi lingkungan sekitar situs untuk dijadikan sebagai data pendukung situs. b. Kritik intern Pada tahap ini dilakukan proses alihaksara, pembacaan dan penerjemahan ke dalam bahasa Indonesia. Aksara yang tidak dapat dibaca akan diproses menggunakan komputer oleh penulis dengan pertimbangan gelap terang dan warna kontras yang sesuai sehingga aksara tersebut dapat dibaca. 3. Tahap analisis data Setelah pengumpulan data dari dokumentasi, studi pustaka dan praanalisis maka tahap selanjutnya adalah analisis. Tahap ini sekaligus menjawab pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah. Analisis yang akan dilakukan meliputi: a. Analisis paleografis Dalam tahap analisis ini dilakukan pengkajian terhadap aksara Arab yang ada dalam prasasti untuk mengetahui apakah aksara tersebut produk pribumi atau produk impor. Hal ini dapat dilihat dari gaya tulisan yang digunakan dalam prasasti tersebut sehingga dapat diketahui asal budaya dan daerah yang mempengaruhinya.

16 16 b. Analisis epigrafis Dalam tahap ini penulis menggunakan data penelitian yang menyebutkan pembacaan prasasti ini sebelumnya. Penulis akan membandingkan bacaan Hurgronje (1907) dengan bacaan Ambary dan Tjandrasasmita (1997). Kemudian kedua bacaan tersebut akan dibandingkan dengan bacaan penulis dan selanjutnya dilakukan interpretasi dari penulis. 4. Pembahasan Dalam tahap ini dilakukan pembahasan dari hasil analisis yang telah dilakukan. Di dalam pembahasan ini akan dimasukkan asumsi-asumsi dari penulis. 5. Tahap simpulan Penarikan simpulan diambil berdasarkan interpretasi dari analisis yang telah dilakukan terhadap isi/pesan prasasti untuk menjawab permasalahan yang telah diajukan di atas.

17 17 BAGAN ALIR PENELITIAN Rumusan Masalah Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder Dokumentasi: foto-foto Studi Pustaka Pra-analisis Kritik Ekstern: deskripsi bahan, bentuk, gaya tulisan, bahasa dan lokasi Kritik Intern: transkripsi, transmisi dan transliterasi Analisis Paleografis Epigrafis pembahasan Pendekatan Fungsional Pendekatan Struktural kronologi Sosial-ekonomi Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7 1. Masuknya Islam ke Indonesia berasal dari Persia. Hal ini diperkuat dengan adanya... Bukti arkeologis tentang makam Sultan

Lebih terperinci

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Islam Budaya lokal Pengantar 611M Masa Kelahiran Islam Di Arab. 632-661 M Mulai muncul Kekhafilahan di Arab untuk menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

Lebih terperinci

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia 1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia Diperkirakan pengaruh Islam masuk ke Indonesia lebih awal daripada yang diduga banyak orang. Orang-orang gujaat lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Sejarah kebudayaan periode Indonesia Hindu-Budha diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Sejarah kebudayaan periode Indonesia Hindu-Budha diawali dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sejarah kebudayaan periode Indonesia Hindu-Budha diawali dengan masuknya pengaruh India di Indonesia hingga melemah dan berakhirnya pengaruh tersebut karena

Lebih terperinci

BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI. 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia

BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI. 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia Pada masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia terdapat beraneka ragam suku bangsa,

Lebih terperinci

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA STANDAR KOMPETENSI: 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia.Ibukota Kabupaten ini dipindahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia.Ibukota Kabupaten ini dipindahkan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Aceh Utara adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia.Ibukota Kabupaten ini dipindahkan dari Lhokseumawe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmiah tentang peninggalan masa lalu manusia. Di dalam ilmu arkeologi terdapat subsub

BAB I PENDAHULUAN. ilmiah tentang peninggalan masa lalu manusia. Di dalam ilmu arkeologi terdapat subsub BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Rekonstruksi kehidupan masa lalu manusia merupakan pekerjaan yang tidak putus bagi akademisi dan peneliti dari disiplin arkeologi. Arkeologi melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa juga memberikan nuansa baru dalam keberislamannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para

Lebih terperinci

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Dra. Dwi Hartini Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia Ahmad Mansur, Suryanegara

Lebih terperinci

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP / MTs :.. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VII/2 Alokasi waktu : 8 x 40 menit ( 4 pertemuan) A. Standar Kompetensi 5. Memahami perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal memiliki segudang sejarah yang panjang dari kebudayaankebudayaan masa lampau. Sejarah tersebut hingga kini masih dapat dinikmati baik dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Proses. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses memiliki arti antara lain runtunan perubahan ( peristiwa ), perkembangan

Lebih terperinci

KEDATANGAN ISLAM KE ASIA TENGGARA AHMAD NZRYSHAH B. MOHAMED KHALID

KEDATANGAN ISLAM KE ASIA TENGGARA AHMAD NZRYSHAH B. MOHAMED KHALID KEDATANGAN ISLAM KE ASIA TENGGARA AHMAD NZRYSHAH B. MOHAMED KHALID PENGENALAN Negara negara di Asia Tenggara terletak di laluan strategik antara Timur dan Barat. Selat Melaka adalah laluan utama untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO A. Akulturasi China dan Jawa di Masjid Cheng Hoo Masjid Cheng Hoo Surabaya adalah Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi

Lebih terperinci

Indikator Pencapaian Kompetensi. Kegiatan pembelajaran. Mencari artikel di perpustakaan dan internet mengenai lahir dan berkembangnya agama dan

Indikator Pencapaian Kompetensi. Kegiatan pembelajaran. Mencari artikel di perpustakaan dan internet mengenai lahir dan berkembangnya agama dan SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Kelas/Semester : X1/1 Standar : 1. Menganalisis Perjalanan pada Masa Negara-negara Tradisional 1.1. Menganalisis Pengaruh

Lebih terperinci

ISLAMISASI NUSANTARA Materi Ke 2. HIKMATULLOH, M.PdI

ISLAMISASI NUSANTARA Materi Ke 2. HIKMATULLOH, M.PdI ISLAMISASI NUSANTARA Materi Ke 2 HIKMATULLOH, M.PdI Kompetensi Dasar Memahami islamisasi dan terbentuknya institusi-institusi Islam Indikator Dapat menjelaskan proses Islamisasi di Indonesia Dapat menjelaskan

Lebih terperinci

Hukum Islam di Indonesia. Lena Hanifah, SH, LLM

Hukum Islam di Indonesia. Lena Hanifah, SH, LLM Hukum Islam di Indonesia Lena Hanifah, SH, LLM Ada 3 aliran pendapat : 1. Islam agama yang sempurna, lengkap dengan pengaturan segala aspek kehidupan termasuk dalam bernegara. Dalam bernegara harus memakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, pada Kubur Pitu ini terdapat nisan yang didalamnya terdapat. hiasan Matahari dengan Kalimah Toyyibah, nisan ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, pada Kubur Pitu ini terdapat nisan yang didalamnya terdapat. hiasan Matahari dengan Kalimah Toyyibah, nisan ini merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kubur Pitu merupakan peninggalan bersejarah yang ada hingga sekarang, pada Kubur Pitu ini terdapat nisan yang didalamnya terdapat hiasan Matahari dengan Kalimah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA MODUL 3 KELAS XI PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA DISUSUN OLEH : Drs. OCTAVIANUS DWIANTO WISNU AJI STANDAR KOMPETENSI Menganalisa perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SatuanPendidikan : Madrasah Aliyah (Prog Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran

Lebih terperinci

LETAK KERAJAAN ACEH YANG STRATEGIS YAITU DI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA DAN DEKAT JALUR PELAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENYEBABKAN KERAJAAN ACEH

LETAK KERAJAAN ACEH YANG STRATEGIS YAITU DI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA DAN DEKAT JALUR PELAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENYEBABKAN KERAJAAN ACEH 5W + 1H Apa Asal-usul Kerajaan AcehDarussalam? Siapakah Raja-raja yang memerintah di Kerajaan Aceh Darussalam? Kapan Kerajaan Aceh didirikan? Dimana Terletak Kerajaan Aceh? Mengapa Kerajaan Aceh Darussalam

Lebih terperinci

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM AKULTURASI : menerima unsur baru tapi tetap mempertahankan kebudayaan aslinya jadi budaya campuran ASIMILASI : pernggabungan kebudayaan lokal dan unsur baru tapi

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI A. Persamaan Gaya Corak Kaligrafi di Masjid Al- Akbar Surabaya dengan Masjid Syaichuna Kholil Bangkalan Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hingga saat ini masih sulit memastikan kapan masuknya agama Islam ke Indonesia. Hal ini dikarenakan masih adanya perbedaan pendapat di antara para ahli sejarah.

Lebih terperinci

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah Soal : 50 Butir Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Jawa kaya akan peninggalan-peninggalan purbakala, di antaranya ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini tersebar di

Lebih terperinci

SEJARAH ISLAM AHMADIN

SEJARAH ISLAM AHMADIN SEJARAH ISLAM AHMADIN RAYHAN INTERMEDIA 2013 i SEJARAH ISLAM Copyright Ahmadin Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Rayhan Intermedia Penerbit: RAYHAN INTERMEDIA Jl. Naja Dg. Nai Lr 4/8 Rappokalling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama Islam, memberikan pengaruh yang kuat terhadap masjid sebagai bentuk arsitektur Islam yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan salah satu warisan nenek moyang yang masih tersimpan dengan baik di beberapa perpustakaan daerah, seperti Perpustakaan Pura Pakualaman dan Museum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikatnya dakwah adalah suatu yang telah melekat pada diri manusia bersamaan

BAB I PENDAHULUAN. Hakikatnya dakwah adalah suatu yang telah melekat pada diri manusia bersamaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melaksanakan tugas dakwah adalah suatu kewajiban bagi setiap Muslim yang tidak dapat dihindarkan, yaitu dengan mengajak ataupun menyeru pada kebaikan. Hakikatnya

Lebih terperinci

Cagar Budaya Candi Cangkuang

Cagar Budaya Candi Cangkuang Cagar Budaya Candi Cangkuang 1. Keadaan Umum Desa Cangkuang Desa Cangkuang terletak di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat, yang antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang wajib kita mensyukuri rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan yang tidak ternilai

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF POLA MORFOLOGI KOTA GRESIK DAN KOTA DEMAK SEBAGAI KOTA PERDAGANGAN DAN KOTA PUSAT PENYEBARAN AGAMA ISLAM TUGAS AKHIR

STUDI KOMPARATIF POLA MORFOLOGI KOTA GRESIK DAN KOTA DEMAK SEBAGAI KOTA PERDAGANGAN DAN KOTA PUSAT PENYEBARAN AGAMA ISLAM TUGAS AKHIR STUDI KOMPARATIF POLA MORFOLOGI KOTA GRESIK DAN KOTA DEMAK SEBAGAI KOTA PERDAGANGAN DAN KOTA PUSAT PENYEBARAN AGAMA ISLAM TUGAS AKHIR Oleh : SEVINA MAHARDINI L2D 000 456 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing yang sangat strategis, yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan yang menghubungkan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur merupakan hasil dari faktor-faktor sosiobudaya, sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur merupakan hasil dari faktor-faktor sosiobudaya, sebuah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Arsitektur merupakan hasil dari faktor-faktor sosiobudaya, sebuah perancangan yang mencakup pengubahan-pengubahan terhadap lingkungan fisik, arsitektur dapat dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, kepada tiap-tiap golongan umat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang sangat luas. Wilayah Indonesia memiliki luas sekitar 1.910.931.32 km. dengan luas wilayah yang begitu besar, Indonesia memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Beberapa artefak yang ditemukan di Indonesia pada awal Masehi memperlihatkan unsur-unsur kebudayaan India sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa bangsa India telah

Lebih terperinci

Islam Di Nusantara. Ringkasan Materi

Islam Di Nusantara. Ringkasan Materi Islam Di Nusantara Standar Kompetensi : 7. Memahami Sejarah Perkembangan Islam di Nusantara 7 Kompetensi Dasar : 7.1 Menceritakan Sejarah Masuknya Islam di Nusantara Melalui Perdagangan, sosial, dan pengajaran

Lebih terperinci

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

KERAJAAN SAMUDERA PASAI KERAJAAN SAMUDERA PASAI Kerajaan Islam pertama di Indonesia, didirikan oleh Nazimuddin Al-Kamil dan Sultan Malik As-Saleh yang bergelar Marah Sile. Buktinya adalah terdapatnya makam bercirikan Islam dari

Lebih terperinci

Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai Kerajaan Samudera Pasai 1. Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, sekitar Kota Lhokseumawe, Aceh Utara Provinsi Aceh, Indonesia

Lebih terperinci

Forum Bina Prestasi DI UNDUH DARI YUDHISTIRA LEARNING CENTER. Anggota Ikapi

Forum Bina Prestasi DI UNDUH DARI YUDHISTIRA LEARNING CENTER. Anggota Ikapi Forum Bina Prestasi Anggota Ikapi Pendalaman Buku Teks Tematik Pahlawanku 4E Kelas IV SD Penyusun Forum Bina Prestasi Pramita Indriani Damarasih Sumiyono Untari Teguh Purwantari Sutarman Editor Indriani

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUKU KALIGRAFI ARAB PADA ANAK-ANAK

PERANCANGAN BUKU KALIGRAFI ARAB PADA ANAK-ANAK BAB II PERANCANGAN BUKU KALIGRAFI ARAB PADA ANAK-ANAK 2.1 Media Informasi Media informasi sangat diperlukan dalam kehidupan. Karena melalui media informasi, manusia dapat menggali berbagai informasi sebagai

Lebih terperinci

Sejarah Sosial & Politik Indonesia.

Sejarah Sosial & Politik Indonesia. Sejarah Sosial & Politik Indonesia Sejarah Ina Modern * Ricklefs: sejarah tertulis dimulai prasasti Yupa, Kutai 400M *3 unsur fundamental sbg kesatuan historis Budaya & agama: Islamisasi Ina 1300 M Unsur

Lebih terperinci

Naskah Drama. Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

Naskah Drama. Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Naskah Drama Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Kemunculan kerajaan ini diperkirakan berdiri mulai awal atau pertengahan abad ke-13 M[1]

Lebih terperinci

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno Yunani kuno tidak diragukan lagi merupakan salah satu peradaban paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Dari daerah yang terletak di ujung semenanjung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA MODUL 3 KELAS XI PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA DISUSUN OLEH : Drs. OCTAVIANUS DWIANTO WISNU AJI STANDAR KOMPETENSI Menganalisa perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional KOMPETENSI

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan 25 III. METODE PENELITIAN Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau yang sering disebut dengan metode. Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, maka langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut dilestarikan. Kita juga perlu mempelajarinya karena di dalamnya terkandung nilainilai luhur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Tinjauan Historis Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan historis. Kata tinjauan dalam bahasa Indonesia berasal

Lebih terperinci

ISLAM DI INDONESIA. UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. MATA KULIAH AGAMA ISLAM. Modul ke: 04Fakultas.

ISLAM DI INDONESIA. UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. MATA KULIAH AGAMA ISLAM. Modul ke: 04Fakultas. ISLAM DI INDONESIA Modul ke: 04Fakultas MATA KULIAH AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. Program Studi A. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia Pada tahun 30 H/651M Khalifah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. De Casparis (1975) dalam bukunya yang berjudul Indonesian Paleography

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. De Casparis (1975) dalam bukunya yang berjudul Indonesian Paleography BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka merupakan tinjauan terhadap beberapa pustaka yang dijadikan sebagai pedoman dalam penulisan ini.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Program Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi : 1. Kompetensi Dasar Indikator RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : MAN 1 Kota Bandung : Ilmu Pengetahuan Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Inkulturasi budaya Indonesia berawal dari masuknya bangsa-bangsa asing ke Indonesia yang awalnya memiliki tujuan untuk berdagang. Dengan masuknya budaya-budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat. Merdeka yang dimaksud adalah terbebas dari kekuasaan Kerajaan

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat. Merdeka yang dimaksud adalah terbebas dari kekuasaan Kerajaan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut catatan sejarah, Sumedang mengalami dua kali merdeka dan berdaulat. Merdeka yang dimaksud adalah terbebas dari kekuasaan Kerajaan Mataram dan masa kabupatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia dahulu dikenal dengan bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung antar etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain menjadi bahasa penghubung

Lebih terperinci

Tamadun Islam dan Tamadun Asia Edisi Kedua (TITAS) Bab 3: 1

Tamadun Islam dan Tamadun Asia Edisi Kedua (TITAS) Bab 3: 1 Bab 3: 1 BAB 3 TAMADUN MELAYU: TERAS TAMADUN MALAYSIA Bab 3: 2 Hasil Pembelajaran Setelah mengikuti bab ini, pelajar dapat: Menghuraikan teori kedatangan Islam dan faktor Islamisasi di Alam Melayu. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia diawali melalui hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu kemudian berkembang ke berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para sejarawan mengenai masuknya agama Islam ke Indonesia berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan. Pendapat pertama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang terdiri dari berbagai macam pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki kota-kota

Lebih terperinci

Sunan Ampel memiliki silsilah hingga sampai ke Nabi Muhammad SAW, yaitu : * Sunan Raden Sayyid Ahmad Rahmatillah bin

Sunan Ampel memiliki silsilah hingga sampai ke Nabi Muhammad SAW, yaitu : * Sunan Raden Sayyid Ahmad Rahmatillah bin Sunan Ampel pada masa kecilnya menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, bernama Raden Rahmat, lahir pada tahun 1401 di Champa. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada sekitar abad IV sampai pada akhir abad XV M, telah meninggalkan begitu banyak peninggalan arkeologis.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun 1607-1636, maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi historis maupun dari segi paedagogis

Lebih terperinci

BEBERAPA TEORI TENTANG MASUKNYA ISLAM

BEBERAPA TEORI TENTANG MASUKNYA ISLAM BEBERAPA TEORI TENTANG MASUKNYA ISLAM 1. Teori gujarat, abad ke 13, didukung oleh Snouck Hurgronye, WF Stuterheim dan HM. Vlekke. buktinya 1. Kurangnya fakta bahwa yg menyebarkan islam ke indonesia itu

Lebih terperinci

Matakuliah : W0122 SEJARAH SENI RUPA 2 Tahun : 2009/2010. SENI RUPA TIMUR SENI ISLAM Pertemuan 12

Matakuliah : W0122 SEJARAH SENI RUPA 2 Tahun : 2009/2010. SENI RUPA TIMUR SENI ISLAM Pertemuan 12 Matakuliah : W0122 SEJARAH SENI RUPA 2 Tahun : 2009/2010 SENI RUPA TIMUR SENI ISLAM Pertemuan 12 SENI RUPA ISLAM latar belakang Pada abad ke-7, suatu kepercayaan baru muncul dan berkembang menjadi salah

Lebih terperinci

MASARIAH MISPARI SEKOLAH SULTAN ALAM SHAH PUTRAJAYA

MASARIAH MISPARI SEKOLAH SULTAN ALAM SHAH PUTRAJAYA 7 ISLAM DI ASIA TENGGARA SeJaRaH PN. MASARIAH BINTI MISPARI SEKOLAH SULTAN ALAM SHAH PUTRAJAYA Modul ini mengandungi soalan objektif, struktur dan esei Soalan disusun mengikut bab Dihasilkan daripada analisa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Mata Pelajaran : Program Studi IPA (Sejarah) Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Kerajaan Kutai dan Tarumanegara Pertemuan Ke- : 1 Alokasi Waktu : 1 x pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Kompetensi Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1.Kompetensi Dasar Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa Islam di Nusantara serta peninggalan-peninggalannya. 1.2. Standar Kompetensi 1.3. Indikator

Lebih terperinci

Bab. Bab 2. Bab 1. Bab. Bab 3 Bab 8. 4 Bab 9. Tingkatan 4. Bab. Bab 7. Bab

Bab. Bab 2. Bab 1. Bab. Bab 3 Bab 8. 4 Bab 9. Tingkatan 4. Bab. Bab 7. Bab 7 ISLAM DI ASIA TENGGARA SeJaRaH Modul ini mengandungi soalan objektif, struktur dan esei Soalan disusun mengikut bab Dihasilkan daripada analisa soalan SPM 2005 2010 Turut dimuatkan soalan aras KBKK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguasai Nusantara, bangsa China telah terlebih dahulu menginjakkan kaki di

BAB I PENDAHULUAN. menguasai Nusantara, bangsa China telah terlebih dahulu menginjakkan kaki di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang China adalah salah satu negara di Asia yang mempunyai hubungan erat dengan Indonesia. Sebelum negara Indonesia terbentuk dan sebelum Belanda menguasai Nusantara, bangsa

Lebih terperinci

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 1. Sejarah Sunda Kata Sunda artinya Bagus/ Baik/ Putih/ Bersih/ Cemerlang, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh situasi politik di wilayah kerajaan-kerajaan yang didatangi (I G.N. Anom,

BAB I PENDAHULUAN. oleh situasi politik di wilayah kerajaan-kerajaan yang didatangi (I G.N. Anom, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedatangan agama Islam ke Indonesia merupakan suatu proses yang panjang dalam sejarah Indonesia. Namun diyakini bahwa salah satu unsur penting dalam proses kedatangan

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID,

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID, JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID, PRASASTI, KALIGRAFI MASJID, ORNAMEN MASJID, DAN ANGKET Jenis-jenis Kaligrafi 2.2 Jenis

Lebih terperinci

MASJID CHENG HOO SURABAYA

MASJID CHENG HOO SURABAYA KAJIAN MAKNA BUDAYA DALAM ARSITEKTUR : MASJID CHENG HOO SURABAYA Oleh: INDAH RAHMAWATI 0851010006 SEPTAFIAN ADHE 0851010028 SAVITRI KUSUMA W 0851010059 LUCKY MURDIYONO 0851010093 FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Pada Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H (702 M), lahir seorang manusia suci dan penerus risalah Nabi Muhammad Saw. Pada hari yang bertepatan dengan maulid Rasulullah

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI 1. Khulafaurrasyidin yang terakhir adalah a. Abu kabar as Siddiq b. Umar bin khatab c. Ali bin abi thalib d. Abdurrahman bi auf e. Usman bin affan 2. Daulah

Lebih terperinci

BAB IV DAKWAH ISLAM DI JEPARA KETIKA KEPEMIMPINAN KERAJAAN KALINYAMAT. peninggalannya berupa masjid di desa Mantingan kecamatan Tahunan kabupaten

BAB IV DAKWAH ISLAM DI JEPARA KETIKA KEPEMIMPINAN KERAJAAN KALINYAMAT. peninggalannya berupa masjid di desa Mantingan kecamatan Tahunan kabupaten BAB IV DAKWAH ISLAM DI JEPARA KETIKA KEPEMIMPINAN KERAJAAN KALINYAMAT Pada masa kepemimpinan Ratu Kalinyamat, kerajaan Kalinyamat mempunyai peran yang sangat penting dalam penyebaran dan pengembangan agama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3) 12 A. Terminologi Pemimpin BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN Pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti: 1) Orang yang memimpin. 2) Petunjuk, buku petunjuk (pedoman), sedangkan Memimpin artinya:

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.3

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.3 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.3 1. Hipotesis yang menyebutkan bahwa agama dan kebudayaan Hindu dibawa ke Indonesia oleh para pedagang adalah hipotesis...

Lebih terperinci

KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung

KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung Nama Melayu pertama kali dipakai sebagai nama kerajaan tua di daerah Jambi di tepi sungai Batang hari. Peninggalan paling tua dari bahasa Melayu adalah

Lebih terperinci

PETA WILAYAH KEKUASAAN KERAJAAN MATARAM KUNO

PETA WILAYAH KEKUASAAN KERAJAAN MATARAM KUNO 95 96 Lampiran 1, Peta Wilayah Kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno PETA WILAYAH KEKUASAAN KERAJAAN MATARAM KUNO Sumber: I Wayan Badrika, Sejarah untuk Kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2006, hlm. 16. 97 Lampiran

Lebih terperinci

Khat & jawi: mutiara kesenian Islam sejagat. Sinopsis:

Khat & jawi: mutiara kesenian Islam sejagat. Sinopsis: Khat & jawi: mutiara kesenian Islam sejagat Sinopsis: Buku ini membincangkan asal usul dan sejarah seni khat sejak zaman sebelum Islam. Setelah kedatangan Islam, tulisan ini melalui era yang begitu menakjubkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur. Di pulau ini ditemukan banyak tinggalan arkeologis yang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur. Di pulau ini ditemukan banyak tinggalan arkeologis yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pulau Alor merupakan salah satu pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara Timur. Di pulau ini ditemukan banyak tinggalan arkeologis yang diperkirakan berasal dari

Lebih terperinci

SENI KRIYA. Drs. Hery Santosa, M. Sn. DRS. TAPIP BAHTIAR, M.Ds. APRESIASI KARYA SENI KRIYA NUSANTARA. tbahtiarapresiasisenikriya'2008 1

SENI KRIYA. Drs. Hery Santosa, M. Sn. DRS. TAPIP BAHTIAR, M.Ds. APRESIASI KARYA SENI KRIYA NUSANTARA. tbahtiarapresiasisenikriya'2008 1 SENI KRIYA APRESIASI KARYA SENI KRIYA NUSANTARA Drs. Hery Santosa, M. Sn. DRS. TAPIP BAHTIAR, M.Ds. tbahtiarapresiasisenikriya'2008 1 SKEDUL PEMBELAJARAN Apersepsi Strategi belajaran Teori seni kriya Konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi yang berjudul Kodifikasi Hadis Pada Masa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz

Lebih terperinci

PROSES ISLAMISASI DI INDONESIA (ABAD M): MASALAH DI SEKITAR KAPAN, SIAPA, DAN DARI MANA? *)

PROSES ISLAMISASI DI INDONESIA (ABAD M): MASALAH DI SEKITAR KAPAN, SIAPA, DAN DARI MANA? *) MASALAH KONTROVERSIAL SEJARAH NASIONAL INDONESIA II PROSES ISLAMISASI DI INDONESIA (ABAD 13-18 M): MASALAH DI SEKITAR KAPAN, SIAPA, DAN DARI MANA? *) Oleh: Andi Suwirta **) ABSTRAK Tulisan ini ingin mendiskusikan

Lebih terperinci

TEORI MASUKNYA AGAMA ISLAM DI INDONESIA

TEORI MASUKNYA AGAMA ISLAM DI INDONESIA TEORI MASUKNYA AGAMA ISLAM DI INDONESIA Mengenai tempat asal dan kapan datangnya Islam ke Nusantara, sedikitnya ada lima teori besar. a. Teori Arab Pertama, teori yang menyatakan bahwa Islam datang langsung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. populer didapati pada situs-situs masa prasejarah, khususnya masa bercocok-tanam.

BAB V KESIMPULAN. populer didapati pada situs-situs masa prasejarah, khususnya masa bercocok-tanam. 148 BAB V KESIMPULAN Penelitian mengenai temuan gerabah pada suatu situs arkeologi dapat menjawab berbagai macam hal tentang kehidupan manusia di masa lampau. Gerabah cukup populer didapati pada situs-situs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat membimbing para sahabat dalam membukukan hadis. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor,

Lebih terperinci

INTERAKSI KEBUDAYAAN

INTERAKSI KEBUDAYAAN Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari peranan para pedagang Islam, ahli-ahli agama Islam dan raja-raja atau

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari peranan para pedagang Islam, ahli-ahli agama Islam dan raja-raja atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses penyebaran Islam di Indonesia umumnya di Jawa tidak dapat dilepaskan dari peranan para pedagang Islam, ahli-ahli agama Islam dan raja-raja atau penguasa

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya.

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya. SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6 1. Berdasarkan letak geografis Indonesia yang berada dalam jalur perdagangan dunia, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai warisan kebudayaan para leluhur antara lain terdapat di dalam berbagai cerita lisan, benda-benda,

Lebih terperinci