Dan Allah mewajibkan haji atas manusia (Muslim), bagi yang mampu menunaikannya (Q.S.Ali `Imran [3]; 97).
|
|
- Iwan Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Islam Rahmah untuk Bangsa Ibadah Haji Ibadah haji adalah satu-satunya ibadah yang hanya satu kali diwajibkan atas Muslim seumur hidup; ibadah haji yang keduakali dan seterusnya hukumnya hanyalah sunat. Hal ini dipahami dari firman Allah: و ل ل ه ع ل ى الن اس ح ج ال ب ي ت م ن اس ت ط اع إ ل ي ه س ب يل Dan Allah mewajibkan haji atas manusia (Muslim), bagi yang mampu menunaikannya (Q.S.Ali `Imran [3]; 97). Hal tersebut diperkuat lagi dengan Sunnah Nabi SAW, bahwa beliau berhaji hanya satu kali 1 selama era kerasulan dan kenabiannya. Salah satu hikmah mengapa haji diwajibkan hanya satu kali, ialah karena pelaksanaannya sangatlah berat dan sulit. Mulai dari soal biaya, fasilitas dan pelayanan selama dalam perjalanan ke tanah suci sampai kembali ke tanah air, tidak semua orang dapat memperoleh atau menjalaninya dengan mudah. Tetapi di balik dari kesulitan itu, ibadah haji sangatlah istimewa karena ia merupakan rukun Islam yang terakhir, yang menjadi simbol kesempurnaan keislaman seseorang. Itu artinya, seseroang yang sudah menunaikan haji, apalagi jika hajinya berpredikat mabrur, niscaya ia dapat beribadah shalat, 1 Yaitu ketika Nabi melakukan haji wada, yakni haji perpisahan. Dikatakan haji perpisahan karena tak lama kemudian beliau wafat pada bulan Rabi`ul awwal. 138
2 Aspek Pokok Syariah dan Proses Akulturasi zakat dan puasa secara sempurna pula. Adalah bertentangan dengan roh syariah jika seorang Muslim telah menunaikan haji, tanpa mengamalkan ibadah pokok lainnya seperti disebutkan itu. Sama halnya, termasuk pelanggaran roh syariah, jika seorang Muslim hanya mengutamakan haji sunat berkali-kali dengan menghabiskan sekian banyak biaya, tanpa peduli pada pentingnya sarana ibadah, bantuan pendidikan, kesehatan, kesejahteraan ekonomi dan pemeliharaan anak-anak terlantar dan miskin di sekitarnya. Memang, banyak orang mengira meraih kesalehan pribadi dengan memperbanyak ibadah haji, tanpa peduli perlunya kesalehan sosial. Bahkan ironisnya, tidak sedikit di antara mereka, berkali-kali berhaji dengan niat mensucikan diri, bertobat kepada Tuhan di hadapan Ka`bah, namun sekembali ke tengah masyarakat, kembali pula melanjutkan dosa lamanya sebagai koruptor, provokator, ataupun kejahatan lain. Mereka hanya memperalat haji sebagai topeng kesalehan. Jangan berharap hajinya menjadi mabrur dan tobatnya dikabulkan oleh Allah SWT, selama tetap menyakiti hati rakyat sekitarnya. Maka, adalah tidak tepat jika kualitas keislaman itu hanya diukur dari haji-tidaknya seseorang. Sebab jika haji menjadi barometer keislaman, maka bagaimana nasib berjuta-juta bahkan beratus juta umat Islam yang miskin dan belum menunaikan haji? Apakah mereka mengalami diskrminiasi religius, lantaran mereka bernasib malang dalam hidupnya. Karena itu, agaknya tidak tepat jika derajat keislaman diukur dari haji tidaknya seseorang, melainkan diukur dari nilai taqwanya masing-masing. Tuhan sendiri berfirman: "Bertaqwalah kamu sesuai dengan kemampuanmu" (Q.S.al-Taghabun [64]: 16). Puncak-puncak derajat taqwa yang tertinggi dapat saja dicapai oleh sang miskin dengan menunaikan secara maksimal ibadah yang disanggupinya, meskipun ia tidak berhaji. Berbeda dengan orang yang memang dianugerahi kemampuan ekonomi, kesehatan dan kesempatan untuk berhaji, 139
3 Islam Rahmah untuk Bangsa tanggung jawabnya untuk mencapai derajat taqwa harus dipenuhinya dengan menunaikan ibadah haji itu. Taqwa sebagai tujuan akhir dari keislaman adalah bertolak dari kesadaran imani. Karena itu segenap ibadah, teristimewa ibadah haji, harus ditunaikan atas landasan iman yang benar. Namun, seringkali orang tergelincir, mengira keislamannya sudah sempurna dengan beribadah haji, padahal justru ia menghancurkan agamanya. Misalnya, ada paham di tengah masyarakat bahwa segala sesuatu yang ada di tanah suci Mekah dengan sendirinya adalah suci pula, sampai ia membiarkan busananya kumuh tidak memenuhi syarat kesehatan, sebab diyakininya tetap suci dan sehat. Orang seperti ini jelas mengalami buta akidah dan tidak punya kultur sehat. Hajinya pun tidak akan mabrur, malah menjadi haji mardud (tertolak) karena kemusyrikan dan kebodohannya. Tindakan yang tak kalah bodoh dan cerobohnya ialah pemaksaan diri melakukan aktifitas di luar manasik haji yang disyariatkan. Mereka tidak tahu membedakan antara amaliah haji yang wajib dan yang sunat. Bahkan sesuatu yang tak diperintahkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah, justru dianggap wajib sehingga ia mengutamakannya ketimbang rukun haji yang sebenarnya. Contoh konkret ialah mencium hajar aswad. Menurut hukum fikih, berdasarkan sunnah Rasulullah SAW, mencium hajar aswad itu disunahkan sebagai rangkaian dari thawaf. Setiap orang dianjurkan mengawali thawafnya dengan mencium hajar aswad, dan bagi yang tidak mampu mencium secara langsung, dianjurkan mencium jarak jauh, dengan cara menghadap ke arah hajar aswad sambil mengangkat tangan. Adapun mencium hajar aswad yang tidak dirangkaikan dengan thawaf, bukanlah perbuatan yang disyariatkan. Bahkan jika dikembalikan kepada kaedah ushul fikih, perbuatan semacam itu, andaikata dilakukan dalam keadaan membahayakan fisik, hukumnya menjadi makruh, dan jika mengancam jiwa maka hukumnya menjadi haram. Tetapi, mereka yang belum 140
4 Aspek Pokok Syariah dan Proses Akulturasi memahami hal ini, baru merasa puas jika berhasil mencium hajar aswad secara langsung, meskipun ciumannya di luar thawaf, dan dapat mengancam jiwanya. Ini betul-betul kebutaan ibadah yang melanda sebahagian jemaah kita. Dua contoh di atas, satu kebutaan akidah dan satu lagi kebutaan ibadah harus diatasi, dan merupakan tanggung jawab bersama. Sebab, jika dbiarkan terus maka ibadah haji bukannya membawa rahmah melainkan membawa mudharat, padahal kita membutuhkan syariah yang rahmah untuk pribadi dan masyarakat. Karena itu, konsep istitha`ah (kemampuan menunaikan haji) yang selama ini mengacu kepada kemampuan fisik dan biaya, harus ditekankan pula pada kemampuan memahami akidah dan ibadah secara benar. Cara Mudah untuk Berhaji Rasulullah SAW adalah uswatun hasanah (contoh teladan) yang terbaik bagi umat dalam pelaksanaan segenap ibadah, termasuk ibadah haji. Bukankah Rasulullah sendiri menyatakan dalam haditsnya: khudzu `anniy manasikakum, (ambilah contoh dari aku akan pelaksanaan hajimu)?. Cara pelaksanaan ibadah haji oleh Rasulullah SAW, banyak menyimpan rahasia yang jika direnungkan, niscaya akan memberi kesimpulan bahwa beliau memberikan kemudahan berhaji untuk sepanjang zaman. Jika seandainya semua umat Islam meniru pelaksanaan cara haji beliau, maka tidak akan pernah ada kesusahan dan kesempitan di tanah suci, seperti kesulitan ibadah haji yang selama ini dialami umat setiap tahunnya. Setidaknya ada tiga penyebab terjadinya kesulitan yang dialami jemaah haji di tanah suci, yang solusinya sebenarnya sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Kesulitan-kesulitan itu antara lain: (1) Karena jumlah jamaah haji semakin lama semakin meningkat setiap tahun, maka mereka pasti semakin sulit menunaikan thawaf dan mencium hajar aswad secara sempurna dan aman. (2) Adanya riwayat yang menyatakan 141
5 Islam Rahmah untuk Bangsa bahwa shalat di Masjidil Haram adalah sama nilainya dengan shalat seratus ribu kali di masjid lain, dan shalat di Masjid Nabawi Madinah, adalah sama nilainya dengan shalat seribu kali di masjid lainnya, maka terasa semakin sempitlah kedua masjid itu, akibat membeludaknya jemaah haji yang ingin bershalat setiap waktu di dalamnya, tanpa ingin ketinggalan satu kali pun. (3). Adanya anjuran untuk mengambil shalat arbain (shalat jamaah empat puluh kali di Masjid Nabawi), maka setiap jamaah merasa rugi jika tidak bershalat di Masjid Nabawi, walaupun ternyata mereka kecape an, ataupun kesehatannya tidak memungkinkan. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, kita perlu mengetahui bagaimana sesungguhnya cara Rasulullah berthawaf dan bershalat selama berada di Mekah ketika menunaikan haji wada, yang merupakan ibadah haji satu-satunya yang ditunaikan beliau selama mengemban risalah Islam?. Ahmad Abdul Ghafur `Aththar, mencoba merangkai riwayat perjalanan haji Rasulullah SAW serta tata cara pelaksanaannya, dalam buku kecil: Ahkam al-hajj wa al-`umrah min Hijjati al-nabiyyi wa Umarih, mengungkapkan berikut ini. Bahwa Rasulullah SAW, menurut riwayat perjalanannya dari Madinah untuk berhaji, beliau tiba di Mekah pada hari Ahad tanggal 4 Dzulhijjah tahun ke 10 H. Sebelum masuk Mekah, Rasul bersama rombongan, bermalam di tempat yang bernama Dzituwa. Riwayat dari Jabir RA dan Ibn Abbas RA menyebut bahwa, ketika Rasullullah SAW masuk kota Mekah, beliau langsung melakukan thawaf qudum, kemudian bershalat di belakang Maqam Ibrahim, minum air zam-zam, kemudian langsung melaksanakan sa`i. Setelah itu, beliau bersama rombongan, menuju ke arah Timur kota Mekah (sekitar 2 km), dan berkemah di tempat yang namanya Abthah. Dalam kemah itulah beliau menghabiskan waktu selama 5 (lima) hari, sampai hari ke delapan Dzulhijjah. Selama Rasulullah menginap di kemah itu, beliau bersama rombongan tidak pernah melakukan 142
6 Aspek Pokok Syariah dan Proses Akulturasi thawaf lagi (thawaf sunat) dan tidak pernah pula bershalat di Masjid Haram. Bahkan shalat lima waktu yang dilakukan Rasulullah SAW di Abthah bersama jamaah haji lainnya adalah shalat jama` dan qashar. Ketika wukuf di Arafah, beliau bershalat zhuhur sekaligus ashar dengan jama`-qashar taqdim. Demikian pula ketika bertolak ke Muzdhalifah, beliau bersama rombongan bershalat Maghrib sekaligus Isya dengan jama`-qashar ta`khir. Tetapi ketika melewatkan malam-malam tasyriq di Mina, beliau hanya mengqashar shalatnya tanpa menjama`. Dari cara beribadah tersebut, dapat diketahui bahwa Rasulullah SAW memberikan contoh kemudahan dalam menunaikan haji, yang semakin lama terasa semakin sulit. Kita mulai dari sikap beliau yang tidak pernah kembali ke masjidil haram, baik untuk thawaf sunat maupun untuk shalat jama`ah, dan hanya tinggal di perkemahannya di Abthah. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada keharusan bagi jamaah haji untuk bershalat jama`ah fardhu di Masjidil Haram selama dalam masa penantian menuju ke Arafah, begitupun sesudahnya. Sehubungan dengan ini, riwayat yang menyatakan shalat di Masjidil Haram itu sama nilainya dengan seratus ribu kali shalat di masjid lain, itu hanyalah diperuntukkan bagi mereka yang tidak menunaikan haji. Adapun bagi mereka yang berhaji, Rasulullah SAW memberi contoh seperti di atas yang dipraktikkan sendiri bersama sahabat-sahabat yang ikut berhaji wada ketika itu. Andai kata hadits itu ditujukan untuk jamaah haji, maka tentu beliau bersama sahabatnyalah yang pertamatama melakukannya, namun ternyata beliau tidak pernah lakukan sama sekali. Demikian pula tradisi beliau mengqashar (meringkas) shalatnya selama di Abthah, kemudian di Arafah, di Muzdhalifah dan di Mina, menunjukkan bahwa tidak ada keharusan melakukan shalat secara normal (secara azimah) selama jamaah haji berada di tanah suci. Semua itu adalah 143
7 Islam Rahmah untuk Bangsa sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW untuk mempermudah umatnya menunaikan haji. Akan halnya mengenai shalat arba`in (empat puluh shalat jama`ah) di Masjid Nabawi di Madinah, juga tidak kuat dasarnya. Tak ada dalam kitab hadits-hadits shahih. Dengan adanya shalat arba`in itu, maka anjuran berziarah ke Madinah bergeser dari tujuan utama menziarahi maqam Rasul SAW ke tradisi shalat arba`in tadi. Padahal, hikmah utama perjalanan berhaji ke tanah suci ialah ke Mekah untuk menziarahi dan thawaf di sekitar Baitullah di Masjidil Haram dan wukuf di Arafah, sedang ke Madinah untuk menziarahi maqam Rasulullah SAW di Masjid Nabawi. Rupanya shalat arba`in ini hanya populer di kalangan jamaah haji Indonesia. Hal ini boleh jadi ada kaitan historis dengan sistem perjalanan haji Indonesia, yang dahulu masih menggunakan kapal laut, menyebabkan adanya masa tunggu yang cukup lama di Mekah menjelang pulang ke tanah air. Maka, untuk mengurangi kejenuhan, mereka diarahkan untuk ke Madinah tinggal selama sembilan atau sepuluh hari, dengan anjuran bershalat jamaah arbain tersebut. Hal ini tentu saja tidak relevan lagi dengan sistem perjalanan haji sekarang, yang menggunakan pesawat udara, bahkan dengan ONH Plus, ada perusahaan yang menawarkan perjalanan haji singkat, dan hanya tinggal di Madinah selama tiga hari saja, bahkan ada yang sehari atau sama sekali tidak ke Madinah lagi. Uraian di atas bukanlah bermaksud sengaja memudahmudahkan haji, tetapi semata-mata ingin menunjukkan sunnah Rasulullah SAW sebagai solusi yang paling tepat untuk mengatasi semakin sulitnya keadaan berhaji dari tahun ke tahun. Sekaitan dengan ini ada baiknya penulis kutip pendapat Ahmad Abdul Ghafur `Aththar, sebagai berikut: Raslulah SAW melakukan apa yang sudah disebutkan itu, yakni tinggal di Abthah dan tidak pernah ke Masjid Haram untuk thawaf dan shalat, merupakan petunjuk adanya rasa sayang Rasulullah pada umatnya, dan sebagai bukti pemberian 144
8 Aspek Pokok Syariah dan Proses Akulturasi kemudahan bagi mereka, dan anjuran untuk menjauhi kesulitan (masyaqqah) dan beban berat dari mereka. (Selanjutnya ia menambahkan bahwa): Tetapi para jamaah yang berhaji di baitullah di masjidil al-haram, pada zaman kita sekarang, memaksakan dan mempersulit diri mereka, sampai pada batas-batas timbulnya keadaan saling menyakiti dan menyusahkan, hal mana disebabkan adanya nafsu besar untuk berthawaf dan bershalat di Masjid Haram. Padahal, ribuan jamaah haji yang berthawaf siang dan malam itu tidaklah seluruhnya menunaikan thawaf wajib (qudum atau thawaf umrah), tetapi hanya sekedar thawaf sunat atau sekedar tahyatul masjid; maka salah satu haknya orang-orang yang menunaikan thawaf wajib, ialah agar para jamaah yang berthawaf sunat itu meninggalkan thawaf sunatnya, karena mereka (orang yang berthawaf wajib) lebih berhak dan lebih utama melakukan thawaf, dan bagi mereka semua hendaknya mencontoh Rasululah SAW 2 Mencontoh Rasulullah adalah lebih utama ketimbang mempersulit ibadah. Tidak semua ibadah yang sulit direstui Allah dan memperoleh pahala besar. Ingat, kisah seorang sahabat yang ingin beribadah hanya karena dorongan semangat yang meluap-luap. Mendengar demikian hebatnya ibadah Rasulullah, salah seorang dari mereka menyatakan ingin bershalat malam terus menerus dan tidak akan tidur; seorang lagi berkata: aku ingin puasa terus menerus dan tak berbuka; dan yang terakhir berkata: aku ingin beribadah terus menerus dan tidak akan kawin selamanya. Apa tanggapan Rasulullah? Beliau justru menasehati mereka agar tidak meneruskan keinginan itu; beliau pun lalu menegaskan bahwa aku bershalat dan juga tidur, aku berpuasa dan juga berbuka, dan aku beribadah dan juga kawin, lalu di akhir haditsnya Rasulullah menegaskan: barang siapa yang enggan mengikuti sunahku, 2 Lihat Ahmad Abdul Ghafur `Aththar, dalam bukunya Ahkam al-hajj wa al- `Umrati min Hijjati al-nabiyyi wa Umarih, (Makkah al-mukarramah: 1990) hal
9 Islam Rahmah untuk Bangsa maka bukanlah dari golonganku. 3 Jadi, orang yang beribadah hanya karena modal semangat tanpa kearifan, bukanlah dari golongan pengikut Nabi SAW. Pembaharuan Fikih Ibadah Haji Haji mengandung dimensi hukum yang demikian kompleks, karena tidak saja berkaitan dengan kondisi sosial bangsa kita yang selalu berubah-ubah dari zaman ke zaman, tetapi juga berkaitan dengan hukum, politik dan investasi (ekonomi). Hukum sebagai salah satu dimensi dari haji, juga seringkali menjadi bahan pertanyaan bahkan mungkin perdebatan di kalangan jamaah haji. Tetapi, kita tidaklah perlu menghakimi segenap pendapat yang ada di seputar hukum manasik haji, melainkan semata-mata untuk menyingkap hal-hal baru yang patut diketahui, terutama yang dapat menjadi rahmat bagi umat, atau yang sesuai dengan kondisi bangsa. Kita mulai dari soal ihram, kapan dilaksanakan. Selama ini, hal yang banyak diketahui mengenai ihram ialah soal miqat, yang dibagi menjadi miqat makani (tempat) dan miqat zamani (waktu). Miqat, artinya batas kapan dimulainya berihram; jika dikaitkan dengan tempat, maka ditentukan beberapa titik yakni: (1) Bi`r Ali bagi penduduk Madinah dan yang melewatinya; (2) Juhfah, bagi penduduk Syam dan yang melewatinya; (3) Qarnul Manazil bagi penduduk Nejed dan yang melewatinya; (4) Yalamlam bagi penduduk Yaman dan yang melewatinya; dan (5) Zatu Irqin bagi penduduk Iraq dan yang melewatinya. Landasan penetapan tempat-tempat di atas adalah hadits Rasulullah SAW yang secara tegas menyebutkannya. Mereka yang kebetulan tidak melewati daerah tersebut, dibolehkan mengambil miqat pada tempat yang jaraknya sekitar 2 marhalah (80,4 km) dari pusat kota Makkah. Atas dasar itulah maka jemaah 3 Lihat teks haditsnya dalam Al-Bukhariy, Shahih al-bukhariy, (Beyrut: Dar Ibn Katsir al-yamamah, 1987 / 1407), Juz V, h
10 Aspek Pokok Syariah dan Proses Akulturasi haji Indonesia dibenarkan berihram dari Bandara King Abdul Aziz di Jeddah. Sebenarnya, tempat-tempat yang disebutkan di atas bukanlah batas awal, melainkan batas terakhir untuk memulai ihram. Maka seandainya ada jamaah haji Indonesia yang bertekad memulai ihram sejak dari embarkasi, dan mampu menghindari pelanggaran selama dalam perjalanan ke tanah suci, justru itulah yang paling afdhal menurut hukum. Namun, sangat jarang orang yang dapat memelihara dirinya dari pelanggaran, maka sebaiknya ihram dimulai pada batas akhir miqat seperti disebutkan di atas. Namun, siapa tahu, suatu saat nanti pesawat udara yang super canggih telah mampu mempersingkat penerbangan ke Makkah menjadi tiga jam, maka bisa saja jamaah haji Indonesia berihram dari embarkasinya masing-masing, guna memperoleh afdhalnya ihram. Penentuan tempat-tempat tersebut sebagai miqat adalah karena alasan lalu-lintas para musafir di zaman Rasul. Bahwa di zaman itu, semua tempat tersebut merupakan jalur lalu-lintas bagi kafilah perdagangan yang masih menggunakan onta, kuda dan perahu. Pedagang yang berasal dari Timur lewat laut, biasanya mendarat di Yalamlam (Yaman) lalu meneruskan perjalanan lewat darat ke Barat melalui padang pasir Jazirah Arab. Karena itulah, Yalamlam menjadi miqat bagi jemaah haji laut dari Anak Benua India dan Asia Tenggara. Hal ini berarti bahwa aspek hukum Islam tidak terlepas dari kondisi zaman. Dengan kata lain hukum fikih itu relatif, bisa berubah sejalan dengan perubahan zaman dan kemajuan peradaban. Maka, ketika dewasa ini jalur lalulintas telah berubah, dengan menjadikan Bandar Udara Internasional Jeddah sebagai transit lalulintas dari segala penjuru dunia, akhirnya miqat berihram pun pindah ke Jeddah. Dari ihram kita pindah ke soal dam (denda) bagi yang berhaji tamattu. Fikih klasik telah menegaskan bahwa dam harus dibayarkan selagi masih berada di tanah suci. Tak seorang pun yang berani menunda membayar dam itu, misalnya nanti setelah 147
11 Islam Rahmah untuk Bangsa tiba di tanah air. Tapi persoalannya, apakah benar dam itu tidak boleh dibayarkan di tanah air? Jika seandainya benar demikian, maka mengapa Allah SWT membolehkan penggantian dam dengan puasa di tanah air selama tujuh hari sebagai tambahan dari puasa sebelumnya tiga hari di Tanah Suci. Hal ini jelas mengisyaratkan bolehnya sebahagian besar dam itu dikirim atau ditunaikan di tanah air. Alasan klasik mengenai perlunya dam ditunaikan di tanah suci ialah untuk memberi makan fakir miskin di tanah haram. Sebenarnya, alasan tersebut tidak aktual lagi, sebab penduduk tanah haram kini sudah sedemikian makmur dan tidak relevan untuk diberi makan oleh jamaah haji yang datang dari pelosok dunia yang justru masih kebanyakan miskin. Apalagi, menurut sumber Arab Saudi yang dapat dipercaya, dam itu pun akhirnya juga dikirim ke negara-negara miskin di Asia-Afrika atau yang sedang dilanda bencana alam, yang membutuhkan pangan dan daging kalengan hasil dam. Namun, ada satu hal yang harus diingat bahwa ternyata dam itu berkait dengan soal investasi dan devisa di Kerajaan Arab Saudi. Jadi meskipun nanti ada fatwa ulama yang membolehkan dam dibayarkan di tanah air menurut fikih ijtihad istinbati, namun dari sisi pandang fiqh siyasi (fikih politik), hal itu masih perlu dipertimbangkan secara arif bersama pihak Arab Saudi. Sebab, alangkah tidak etisnya bangsa kita menjadikan isu dam itu sebagai sumber keretakan persahabatan diplomatik Indonesia- Arab Saudi. Dari dam kita pindah ke soal jamrah. Berdasarkan sunnah Rasulullah, tradisi melontar jamrah pada hari kedua dan ketiga harus dilakukan sesudah tergelincir matahari ke Barat (lewat tengah hari), kecuali hari pertama dimulai setelah mabit di Muzdalifah, lewat tengah malam. Jika dihitung secara matematika, proses lontaran tiga jamrah di hari kedua dan ketiga oleh sekitar 3 (tiga) juta jamaah, maka jalannya lontaran akan berlangsung sebagai berikut. Bahwa perkiraan terendah waktu 148
12 Aspek Pokok Syariah dan Proses Akulturasi yang dipakai untuk melontar tiga jamrah adalah minimal 1 menit untuk indeks 1000 orang. Jadi waktu yang dibutuhkan oleh 3 (tiga) juta jamaah adalah menjadi menit atau sekitar 50 jam (dua hari lebih). Dengan demikian batas waktu yang dialokasikan oleh hadits, yang setiap harinya dimulai setelah lewat tengah hari, sangatlah sempit dibanding jumlah jamaah haji yang semakin membeludak setiap tahunnya. Maka sudah saatnya jamaah haji Indonesia memajukan waktu melontar ke pagi hari atau sejak terbitnya fajar pada hari kedua dan ketiga itu. Ini merupakan aspek pembaharuan yang terpaksa harus dilakukan guna penyesuaian batas waktu pelontaran yang longgar bagi semua jamaah yang semakin banyak itu. Selama ini, mungkin sebahagian orang tetap merasa mudah melontar, sehingga tetap berpaham bahwa waktu yang sah untuk melontar ialah sesudah lewat tengah hari, dan lontaran sebelumnya adalah batal. Orang seperti itu tidak menyadari kenyataan bahwa kelonggaran yang ia rasakan adalah disebabkan sebahagian besar jamaah haji dari negara lain, misalnya Afrika, Turki dan Asia Tengah telah melontar sejak di pagi hari. Andaikata itu tidak dilakukan mereka, maka tak dapat dibayangkan betapa menderitanya 3 (tiga) juta jamaah haji itu jika semuanya terkonsentrasi melontar bersamaan lewat tengah hari di tempat yang dipastikan sesak itu. Maka, melontar di pagi hari memberi kemudahan bagi jutaan jamaah haji lain dan turut menyelamatkan jiwa mereka. Untuk itu, fikih perlu diperbaharui, dan hadis pun perlu dipahami secara kontekstual, guna memberi kemudahan (rukhshah) bagi umat untuk melontar di pagi hari pada hari kedua dan ketiga di Mina. Masih dalam kaitan dengan Mina, setiap jamaah haji diwajibkan bermalam (mabit) di Mina selama masa lontaran. Jamaah yang sengaja tidak bermalam di tempat itu diwajibkan membayar dam (denda). Lalu, bagaimana dengan perkemahan jamaah haji Indonesia di Haratulisan, yang berada di balik bukit Mina? Manurut fikih klasik, semua pemukiman di balek gunung 149
13 Islam Rahmah untuk Bangsa tersebut, khususnya Haratulisan, sudah keluar dari batas wilayah Mina, yang karenanya jamaah haji Indonesia yang bermalam di sana wajib membayar dam. Hal di atas menunjukkan bahwa fikih klasik tidak mengantisipasi pesatnya jumlah jamaah dari tahun ke tahun. Mina yang sesempit itu sudah tidak mungkin lagi menampung secara sehat semua jamaah haji yang mencapai sekitar 3 (tiga) juta orang. Karena itu, fikih moderen perlu mendefinisikan ulang batas kota Mina, sehingga mencakup Haratulisan dan seluruh wilayah pemukiman yang ada dibalik bukit tersebut. Hanya dengan demikian, jamaah haji Indonesia dapat bebas dari pembayaran dam yang memberatkan. Dan yang terpenting sebenarnya ialah agar para jamaah menunaikan ibadah haji di atas landasan hukum yang sah dan memberi kepuasan serta ketenteraman batin bagi mereka. Mendefinisikan ulang Mina sebagai wilayah yang luasnya berubah-ubah dapat dianalogikan dengan definisi Masjid Haram dan Masjid Nabawi yang juga luasnya selalu berubah. Di zaman dahulu, ketika tempat sa`i (mas`a) belum masuk dalam perluasan Masjid Haram, maka shalat di mas`a tidak dinilai sebagai shalat di Masjid Haram. Namun, keadaannya kini berubah, shalat di mas`a telah bermakna sebagai shalat di Masjid Haram, karena tempat itu telah menjadi bahagian dari Masjid Haram yang diperluas. Demikianlah antara lain hukum manasik haji yang harus diperbaharui sesuai dengan perkembangan zaman. Begitu banyak hal yang harus disesuaikan dengan perubahan zaman dan kondisi sosial kekinian. Ini berarti berbagai kasus fikih harus diredefenisi agar fikih tidak kaku menjawab tantangan zaman. Pembaharuan fikih tidak berarti mengubah syariat, melainkan berupaya menerapkan syariat yang lebih sesuai dengan tuntutan hajat kehidupan baru di alam moderen. 150
14 Aspek Pokok Syariah dan Proses Akulturasi
Secara bahasa haji berarti kunjungan, perjalanan, atau ziarah. Secara istilah haji berarti berkunjung atau berziarah ke
Secara bahasa haji berarti kunjungan, perjalanan, atau ziarah. Secara istilah haji berarti berkunjung atau berziarah ke Baitullah (Ka'bah) di tanah suci Makkah untuk melakukan beberapa amalan atau ibadah,
Lebih terperinci1. Ihram dari Miqat. Manasik Haji dan Umrah
Manasik Haji dan Umrah 1. Ihram dari Miqat 2. Thawaf Qudum 3. Sa'i 4. Tahallul (dari Umrah) 5. Ihram Haji 6. Mabit di Mina 7. Wuquf di Arafah 8. Mabit di Muzdalifah 9. Melontar Jamrah 10. Menyembelih Hewan
Lebih terperinciDALIL DASAR HUKUM HAJI
PENGERTIAN HAJI Haji menurut bahasa : Maksud, arah dan tujuan. Sementara, menurut istilah syar i, haji adalah Niat mengunjungi Kota Makkah pada waktu tertentu untuk melaksanakan rangkaian amalan-amalan
Lebih terperinciTata Cara Rangkaian Ibadah Haji
Tata Cara Rangkaian Ibadah Haji Catatan : 1. Tulisan merah adalah Rukun : Jika ditinggalkan, maka Haji-nya tidak sah 2. Tulisan biru adalah Wajib : Jika ditinggalkan, maka harus membayar Dam ( Denda )
Lebih terperinciIBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji).
IBADAH UMROH 1. Pengertian Umroh Menurut bahasa umrah berarti ziarah ataun berkunjung, sedangkan menurut istilah syara, umrah adalah menziarahi ka bah di Mekah dengan niat beribadah kepada Allah di sertai
Lebih terperinciArtinya : mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah.
Haji adalah rukun Islam ke 5 (lima) Melaksanakan haji ke Baitullah merupakan kewajiban bagi setiap muslim/muslimah yang mampu melaksanakannya. Firman Allah Surat Ali Imron ayat 97 : Artinya : mengerjakan
Lebih terperinciHAJI PLUS UmrahSunnah
HAJI PLUS UmrahSunnah Perjalanan Penuh Hikmah Menggapai Ibadah Haji Mabrur Nabi shallallahu alaihi wa sallam ditanya, Amalan apa yang paling afdhol? Beliau shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Beriman
Lebih terperinciHaji dan Umroh. 1 Abdul Syukur al-aziz,buku Lengkap Fiqih Wanita,Anggota IKAPI, Sampangan,2015,hlm.144
ع Haji dan Umroh A. Pengertian Haji dan Umroh Menurut bahasa haji bermakna al-qashdu yang artinya menyengaja. Sedangkan menurut pengertian syariat, haji berarti bersengaja mendatangi atau mengunjungi Baitullah
Lebih terperinciRINGKASAN PROGRAM* IBADAH HAJI KHUSUS PERCIK TOURS
RINGKASAN PROGRAM* IBADAH HAJI KHUSUS PERCIK TOURS HARI TANGGAL PROGRAM Ke-1 20 Dzulqa dah Bandung Jakarta Madinah Ke-2 21 Dzulqa dah Madinah Ke-3 22 Dzulqa dah City Tour Seputar Kota Madinah Ke-4 23 Dzulqa
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI RANCANGAN LAYAR
BAB IV IMPLEMENTASI RANCANGAN LAYAR 4.1 Desain Antar Muka (interface) Antar muka atau biasa disebut interface adalah tampilan aplikasi yang bersentuhan langsung dengan pengguna dalam menjalankan fungsi-fungsi
Lebih terperinciKamus Istilah Haji dan Umroh
Arafah Sebuah hamparan padang pasir yang terletak sekitar 25 km sebelah timur Makkah. Arafah akan dipadati ribuan jama'ah haji yang sedang melakukan wuquf di Arafah adalah bagian dari rukun haji sehingga
Lebih terperinciHAJI MUNATOUR URAIAN HAJI KOUTA HAJI NON KOUTA
HAJI MUNATOUR URAIAN HAJI KOUTA HAJI NON KOUTA Masa Tunggu 3 5 Tahun Langsung berangkat Jenis Visa Visa Haji Visa Haji Akomodasi VIP Plus VIP Plus DP Porsi 4.000 USD 4.000 USD Pelunasan Tahun berangkat
Lebih terperinciIBADAH ASPEK RITUAL UMAT ISLAM
IBADAH ASPEK RITUAL UMAT ISLAM IBADAH PENGERTIAN DAN HAKIKAT IBADAH BENTUK-BENTUK PERIBADATAN MAKNA IBADAH SHALAT SHAUM ZAKAT HAJI KEWAJIBAN IBADAH 1. PENGER- TIAN 1. PENGERTIAN 1. PENGER TIAN 1. MAKNA
Lebih terperinciBPK SUGENG WURYANTO DIREKTUR UTAMA
BPK SUGENG WURYANTO DIREKTUR UTAMA DR. dr. ENDY M ASTIWARA AMIRUL HAJ / KOMISARIS UTAMA UST. SUBHAN BAWAZIER PEMBIMBING IBADAH UST. AGUS HENDRA PEMBIMBING IBADAH FASILITAS PESAWAT SAUDIA AIRLINES DIRECT
Lebih terperinciKOMITMEN HAJI & UMROH MUNATOUR
KOMITMEN HAJI & UMROH MUNATOUR Terdaftar Resmi Komitmen Sunnah Pembimbing Ibadah Fasilitas Berkualitas Resmi Terdaftar di Kementrian Agama Republik Indonesia. Ijin Umroh D/ 702, Ijin Haji 197/ 2015. Komitmen
Lebih terperinciUmrahSunnah. ﷺ Umrah sesuai dengan Sunnah Rasulullah
UmrahSunnah ﷺ Umrah sesuai dengan Sunnah Rasulullah Wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnahku dan sunnah khulafa ar rasyidin sepeninggalku. Peganglah ia erat-erat, gigitlah dengan gigi geraham kalian.
Lebih terperinciFatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah
Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah Pertanyaan Dari: Sigit Bachtiar, NBM 977.029, SMK Muhammadiyah 02 Tangerang selatan-
Lebih terperinci: : :
[ ] Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin : Muh. Lutfi Firdaus Eko Haryanto Abu Ziyad : : : Fatawa Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Ini adalah soal-soal yang datang dari para pendengar, dimulai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM IBADAH HAJI
BAB II TINJAUAN UMUM IBADAH HAJI 2.1. IBADAH HAJI 2.1.1. Pengertian Haji Terdapat beberapa pengertian dari haji, antara lain : a. Haji merupakan rukun Islam kelima (kewajiban ibadah) yg harus dilakukan
Lebih terperinciWAJIB HAJI: NIAT IHRAM DI MIQAT DAN JENIS HAJI. Bahagian Bimbingan, Lembaga Tabung Haji
WAJIB HAJI: NIAT IHRAM DI MIQAT DAN JENIS HAJI Bahagian Bimbingan, Lembaga Tabung Haji TALBIAH Lafaz & Makna RUKUN HAJI CARTA ALIRAN PEKERJAAN HAJI WAJIB HAJI 1 Niat Ihram Haji 2 Niat Di Miqat 4 Wuquf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat merupakan salah satu dari rukun Islam. Bahkan shalat merupakan tiangnya agama, artinya barangsiapa yang mendirikan shalat maka telah mendirikan agama
Lebih terperinciKOMITMEN MUNATOUR 2. KOMITMEN TARBIYAH 3. KOMITMEN PELAYANAN 1. KOMITMEN IBADAH
KOMITMEN MUNATOUR 1. KOMITMEN IBADAH 2. KOMITMEN TARBIYAH 3. KOMITMEN PELAYANAN Melaksanakan ibadah Haji & Umrah sesuai Sunnah Rasulullah Saw Dalam pelaksanaan ibadah selalu didampingi oleh Ustadz pembimbing
Lebih terperinci(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
i ii Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
Lebih terperinciHaji. Itinerary UMROH PLUS TURKEY
Itinerary UMROH PLUS TURKEY Ibadah umrah ke ibadah umrah berikutnya adalah penggugur (dosa) di antara keduanya, dan haji yang mabrur tiada balasan (bagi pelakunya) melainkan surga. (HR al-bukhari dan Muslim)
Lebih terperinciBulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -
Sebuah bulan yang didambakan kehadirannya oleh setiap muslim, yakni bulan Ramadan 1432 H, telah meninggalkan kita dan insya Allah kikta akan bertemu lagi 11 bulan yang akan datang jika Allah memberi kita
Lebih terperinciMADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH
MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH MATA PELAJARAN : FIQIH KELAS ; X (SEPULUH) SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR STANDAR KOMPETENSI 3. Memahami hukum Islam tentang
Lebih terperinciHADITH-HADITH BERKAITAN HAJI. 1. Perkara yang dibenarkan dan tidak dibenarkan semasa ihram
HADITH-HADITH BERKAITAN HAJI 1. Perkara yang dibenarkan dan tidak dibenarkan semasa ihram Hadith Riwayat Ibnu Umar RA: Bahawa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW tentang pakaian yang boleh
Lebih terperinciMinggu Keempat RUKUN HAJI, NIAT IHRAM DAN WUQUF
Minggu Keempat RUKUN HAJI, NIAT IHRAM DAN WUQUF RUKUN HAJI 42 PENGERTIAN RUKUN HAJI Rukun Haji Ialah Pekerjaan Yang Mesti Dilakukan Oleh Jemaah Haji Ketika Mengerjakan Haji. Jika Tidak Ditunaikan, Haji
Lebih terperinciPENGENALAN HAJI DAN UMRAH. Bahagian Bimbingan Lembaga Tabung Haji
PENGENALAN HAJI DAN UMRAH Bahagian Bimbingan Lembaga Tabung Haji TALBIAH PENGERTIAN HAJI DAN UMRAH PENGERTIAN HAJI Haji Ialah Mengunjungi Baitullah Al-Haram (Kaabah) Di Makkah Pada Bulan-bulan Haji Untuk
Lebih terperinciMam MAKALAH ISLAM. Haji Syiar Islam Terbesar
Mam MAKALAH ISLAM Haji Syiar Islam Terbesar 9 Oktober 2014 Makalah Islam Haji Syiar Islam Terbesar Oleh M. Fuad Nasar (Wakil Sekretaris BAZNAS) Wukuf di Arafah 9 Dzulhijjah yang pada musim haji tahun 1435
Lebih terperinciJENIS HAJI DAN PERMASALAHANNYA
JENIS HAJI DAN PERMASALAHANNYA Haji merupakan satu rukun daripada rukun Islam yang lima dan menjadi kemuncak penzahiran ubudiyyah hamba kepada Tuhan-Nya. Pada ruangan kali ini, akan dibincangkan berkenaan
Lebih terperinciPROGRAM UMROH PLUS TURKI
Jl. Kutamaya No. 26 Sumedang 45312 T: 0261-2200355 H: 081313622398 E: admin@simasaktitravel.com PROGRAM UMROH PLUS TURKI HARI KE-1: [JAKARTA-JEDDAH] - Jama ah berada di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng
Lebih terperinciMinggu Kelapan WAJIB HAJI: NIAT IHRAM DI MIQAT DAN JENIS HAJI
Minggu Kelapan HAJI: NIAT IHRAM DI MIQAT DAN JENIS HAJI DAN JENIS HAJI 92 RUKUN HAJI HAJI 1 Niat Ihram Haji 2 Niat Di Miqat 4 Wuquf 3 Larangan Ihram 10 Tawaf 5 Bermalam (Mabit) Di Muzdalifah 11 Sa ie 6
Lebih terperinciMAKALAH DENDA (DAM) HAJI DAN UMROH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Administrasi Haji dan Umrah. Dosen: Dr. H. Aden Rosadi. M.
MAKALAH DENDA (DAM) HAJI DAN UMROH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Administrasi Haji dan Umrah Dosen: Dr. H. Aden Rosadi. M.Ag Disusun Oleh: Iis Waliah (1153010048) JURUSAN AHWAL SYAKHSIYAH
Lebih terperinciMANASIK HAJI BAGI PETUGAS TPHI/TPIHI. Oleh: A. Faishal Haq
MANASIK HAJI BAGI PETUGAS TPHI/TPIHI Oleh: A. Faishal Haq Manasik haji adalah aturan-aturan ibadah haji yang harus dipersiapkan jauh sebelum pelaksanaan haji itu sendiri, lihat QS an-nisa (4): 71. Di antara
Lebih terperinciRUKUN HAJI, NIAT IHRAM DAN WUQUF. Bahagian Bimbingan Lembaga Tabung Haji
RUKUN HAJI, NIAT IHRAM DAN WUQUF Bahagian Bimbingan Lembaga Tabung Haji TALBIAH RUKUN HAJI PENGERTIAN RUKUN HAJI Rukun Haji Ialah Pekerjaan Yang Mesti Dilakukan Oleh Jemaah Haji Ketika Mengerjakan Haji.
Lebih terperinciProgram- Cost Saver Umroh Rencana Perjalanan Umrah 9 Hari (Itinerary Umum)
Hari 1 : Jakarta Jedah - Madinah Program- Cost Saver Umroh Rencana Perjalanan Umrah 9 Hari (Itinerary Umum) Rombongan tiba dan berkumpul di Terminal 2 E Bandara International Soekarno Hatta, 4 Jam sebelum
Lebih terperinciAssalamu alaikum wr. wb.
Assalamu alaikum wr. wb. Ibadah: Aspek Ritual Umat Islam Pokok Bahasan 1. Makna Ibadah 2. Fungsi Ibadah 3. Kewajiban Beribadah bagi Manusia 4. Bentuk-bentuk Peribadatan a. Shalat: Makna, Tata Cara, dan
Lebih terperinciAmalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH
Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH حفظو هللا Disusun oleh: Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A Sumber Majalah
Lebih terperinciMinggu Ketiga PENGENALAN HAJI DAN UMRAH
Minggu Ketiga PENGENALAN HAJI DAN UMRAH 30 PENGERTIAN HAJI DAN UMRAH Haji ialah Mengunjungi Baitullah Al-Haram (Kaabah) Di Makkah Pada Bulan-bulan Haji Untuk Mengerjakan Ibadat ibadat Tertentu Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muslim yang memenuhi syarat isti tha ah sekali seumur hidupnya. Rukun Islam kelima
ت BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat isti tha ah sekali seumur hidupnya. Rukun Islam kelima ini mempunyai
Lebih terperinciMANASIK HAJI Untuk TKHI 1437 H/2016 M Oleh : Abd. Haris
MANASIK HAJI Untuk TKHI 1437 H/2016 M Oleh : Abd. Haris CURRICULUM VITAE Nama : Drs. H. ABD. HARIS, M.Pd.I.,M.HI. NIP : 196905121995031001 TTL : Gresik, 15 Mei 1969 Pangkat/Gol : IV a / Pembina Jabatan
Lebih terperinciwww.fiqhindonesia.com
13 Shalat Bagi Mereka yang Udzur 128 Daftar Bahasan Pengertian Udzur Shalat Orang Sakit Beberapa Hukum Berkenaan dengan Shalat Orang Sakit Shalat Orang Musafir Makna Safar (Bepergian) Mengqashar Salat
Lebih terperinciFATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN)
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN) (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa thawaf ifadhah merupakan salah satu rukun
Lebih terperinciMASJID AL EHSAN, BANDAR KINRARA 10 JAMADILAWWAL 1431 H 25 APRIL 2010 M WUKUF : 201 HARI LAGI
MASJID AL EHSAN, BANDAR KINRARA Tarikh: 10 JAMADILAWWAL 1431 H 25 APRIL 2010 M WUKUF : 201 HARI LAGI 26 April 2010 SIRI 8 1 26 April 2010 SIRI 8 2 TALBIAH 26 April 2010 SIRI 8 3 WAJIB-WAJIB HAJI 26 April
Lebih terperinci7. Sabar, Sabar, dan Sabar
7. Sabar, Sabar, dan Sabar Sabar, sabar, dan sabar. Itu tiga nasihat yang sering diberikan pembimbing kepada calon jamaah haji sebelum berangkat Tanah Suci.Pada kenyataannya memang calon jamaah haji harus
Lebih terperinciPENGANTAR EDISI PRAKTIS
PENGANTAR EDISI PRAKTIS Buku ini merupakan Edisi Praktis dari buku kami MANASIK HAJI & UMRAH. Isinya insyaallah tidak berbeda, namun di sini hanya menyajikan hal-hal praktis saja yang bersangkutpaut dengn
Lebih terperinciITINERARY UMRAH 12 HARI
HARI 1 JAKARTA - JEDDAH ITINERARY UMRAH 12 HARI Berkumpul di Terminal 2D Soekarno-Hatta. Proses check-in bagasi dan penerbangan menuju Jeddah. Dengan Basmallah dan doa syafar pesawat take-off menuju Jeddah.
Lebih terperinciو أت م ىا ال ح ج و ال ع م ز ة ل ل ه )البقزة : مناسك الحج والعمرة. Manasik Umrah Duha Wisata. dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.
m UMRAH Umrah adalah ibadah yang dimulai dengan ihram dari miqat dilanjutkan dengan Tawaf di sekeliling Ka bah dan Sa'i antara Shafa dan Marwah serta di akhiri dengan Tahallul. Perbedaan umrah dengan haji
Lebih terperinciUNTUK KALANGAN SENDIRI
SHALAT GERHANA A. Pengertian Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf (الخسوف) dan jugakusuf (الكسوف) sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang
Lebih terperinciIMPLEMENTASI APLIKASI TUNTUNAN IBADAH HAJI BERBASIS ANIMASI
IMPLEMENTASI APLIKASI TUNTUNAN IBADAH HAJI BERBASIS ANIMASI Evri Ekadiansyah Program Studi Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama evrie1409@gmail.com ABSTRAK Menunaikan ibadah haji bagi orang yang mampu
Lebih terperinciPETUNJUK PERJALANAN IBADAH HAJI
PETUNJUK PERJALANAN IBADAH HAJI Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag. A. Persiapan Pemberangkatan 1. Persiapan Mental Spiritual a. Niat semata ibadah karena Allah SWT. b. Bertaubat dan mohon bimbingan dari
Lebih terperinciTENTATIVE ITENERARY UMROH
TENTATIVE ITENERARY UMROH HARI KE-1. JAKARTAA ABU DHABI 19.30 WIB Berkumpul di Bandara International Soekarno Hatta Cengkareng Jakarta Terminal 2D untuk proses bagasi, imigrasi dan check-in penerbangan
Lebih terperinciأعمال الحج باللغة اإلندونيسية
AMALANAMALANHAJ I Ka r y a S y e k hmu h a mma db i nsh a l i h Al ' Ut s a i mi n I N D O N E S I A Kerajaan Arab Saudi Kementerian Urusan Islam, Dakwah dan & Irsyad Deputi Urusan Publikasi dan Penelitian
Lebih terperinci1. Pengertian haji 2. Hukum Haji
IBADAH HAJI 1. Pengertian haji Istilah haji berasal dari kata hajja berziarah ke, bermaksud, menyengaja, menuju ke tempat tertentu yang diagungkan. Sedangkan menurut istilah haji adalah menyengaja mengunjungi
Lebih terperinciPENGERTIAN TENTANG PUASA
PENGERTIAN TENTANG PUASA Saumu (puasa), menurut bahasa Arab adalah menahan dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya. Menurut istilah
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR IBADAH HAJI DAN PELAYANAN IBADAH HAJI. Haji adalah rukun Islam yang ke-lima (yang dari bahasa Arab : ;
16 BAB II KONSEP DASAR IBADAH HAJI DAN PELAYANAN IBADAH HAJI A. Pengertian Haji Haji adalah rukun Islam yang ke-lima (yang dari bahasa Arab : ; transliterasi: Hajj) adalah rukun (tiang agama), setelah
Lebih terperinciI TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf
I TIKAF Pengertian I'tikaf Secara harfiyah, I tikaf adalah tinggal di suatu tempat untuk melakukan sesuatu yang baik. Dengan demikian, I tikaf adalah tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat beribadah
Lebih terperinciUMRAH. Umrah artinya berkunjung atau berziarah. Waktunya dapat dilakukan setiap saat. dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.
m UMRAH Umrah artinya berkunjung atau berziarah. Waktunya dapat dilakukan setiap saat. و أتم وا الح ج و ال ع م ر ة ل ل ه ) البقرة : 196 ( dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. RUKUN UMRAH
Lebih terperinciPERSPEKTIF FATWA MUI ISTITHA AH KESEHATAN DALAM HAJI. Dr. HM. Asrorun Ni'am Sholeh, MA Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat
ISTITHA AH KESEHATAN DALAM HAJI PERSPEKTIF FATWA MUI Dr. HM. Asrorun Ni'am Sholeh, MA Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat Bahan Presentasi acara Pertemuan Evaluasi Nasional Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan
Lebih terperinciegala puji hanya bagi Allah swt., mahakuasa atas segala sesuatu, tempat semua ciptaan-nya berserahdiri dan bergantung. Dengan memohon ridha-nya,
MUKADDIMAH S egala puji hanya bagi Allah swt., mahakuasa atas segala sesuatu, tempat semua ciptaan-nya berserahdiri dan bergantung. Dengan memohon ridha-nya, panduan ini disusun untuk memudahkan jamaah
Lebih terperinciRUKUN HAJI - TAWAF. Bahagian Bimbingan, Lembaga Tabung Haji
RUKUN HAJI - TAWAF Bahagian Bimbingan, Lembaga Tabung Haji TALBIAH Lafaz & Makna RUKUN HAJI CARTA ALIRAN PEKERJAAN HAJI WAJIB HAJI 1 Niat Ihram Haji 2 Niat Di Miqat 4 Wuquf 3 Larangan Ihram 10 Tawaf 5
Lebih terperinciإ ن أ ح س ن ت م أ ح س ن ت م لا ن ف س ك م و إ ن أ س ا ت م ف ل ه ا
Majalah MATAN edisi 129, April 2017 Memanfaatkan Diri untuk Orang Lain Oleh: Ahmad Fatoni, Lc., M.Ag. Kaprodi PBA Universitas Muhammadiyah Malang إ ن أ ح س ن ت م أ ح س ن ت م لا ن ف س ك م و إ ن أ س ا ت
Lebih terperinciKeutamaan Bulan Dzul Hijjah
Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Lebih terperinciITINERARY UMRAH PLUS JORDAN-AQSA
ITINERARY UMRAH PLUS JORDAN-AQSA HARI 1: JAKARTA CAIRO AMMAN Berkumpul di Bandara Internasional Soekarno-hatta, dan proses check-in penerbangan menuju Kairo Dengan Basmallah dan doa syafar pesawat take-off
Lebih terperinciKeutamaan Bulan Dzulhijjah
Keutamaan Bulan Dzulhijjah Di dalam perjalanan hidup di dunia ini, kita akan menjumpai hari-hari yang Allah Subhanahu wa Ta ala berikan keutamaan di dalamnya. Yaitu dengan dilipatgandakannya balasan amalan
Lebih terperinciMENGGAPAI BERKAH IBADAH HAJI DAN IBADAH QURBAN 1438 H/ 2017 M
MENGGAPAI BERKAH IBADAH HAJI DAN IBADAH QURBAN 1438 H/ 2017 M Oleh M. Askari Zakariah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Mawaddah Warrahmah Kolaka 2017 Sidang Jamaah Jum at yang berbahagia Puji Syukur
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Dapat dijelaskan bagaimana PT. Al-Ghaniy Assalam dapat berdiri?
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA 1. Dapat dijelaskan bagaimana PT. Al-Ghaniy Assalam dapat berdiri? 2. Apa fungsi dari PT.Al-Ghaniy Assalam? 3. Sebenarnya apa tujuan utama dari berdirinya PT. Al-Ghaniy Assalam?
Lebih terperinciTafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285
Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 285 آم ن الر س ول ب م ا ا ن ز ل ا ل ي ه م ن ر ب ه و ال م و م ن ون ك ل آم ن ب الل ه و م ل اي ك ت ه و ك ت ب ه و ر س ل ه ل ا ن ف ر ق ب ي ن ا ح د م ن ر س ل ه و ق ال وا
Lebih terperinciQawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M
Qawaid Fiqhiyyah ن ي ة ال م ر ء أ ب ل غ م ن ع م ل ه Niat Lebih Utama Daripada Amalan Publication : 1436 H_2015 M Sumber: Majalah as-sunnah, Ed. 01 Thn.XVIII_1435H/2014M, Rubrik Qawaid Fiqhiyyah Download
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO Setelah memberikan gambaran tentang praktik pengupahan kulit
Lebih terperinciHaji Umrah&Plus Itinerary UMROH PLUS DUBAI
Itinerary UMROH PLUS DUBAI Ibadah umrah ke ibadah umrah berikutnya adalah penggugur (dosa) di antara keduanya, dan haji yang mabrur tiada balasan (bagi pelakunya) melainkan surga. (HR al-bukhari dan Muslim)
Lebih terperinciTata Cara Shalat dalam Pesawat
Tata Cara Shalat dalam Pesawat كيفية الصلاة يف الطاي رة ] ندونييس Indonesian [ Indonesia Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah dan Fatwa Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2011-1432
Lebih terperinciSanggahan Terhadap Pendapat Bahwa Jeddah Adalah Miqat
Sanggahan Terhadap Pendapat Bahwa Jeddah Adalah Miqat ] ندونييس Indonesian [ Indonesia Lembaga Dialog Ilmiah dan Ifta dan dakwah dan penerangan 0Terjemah:0T Muhammad Iqbal A.Gazali 0TEditor0T: Eko Haryanto
Lebih terperinci(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat
(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah" Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-nya
Lebih terperinciSejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;
Kkeberkahan puasa yang bentuk konkretnya bisa kita saksikan di bulan Ramadhan. Saat bulan itu ada ibadah shalat Tarawih dan kecendenderungan umat untuk bersemangat menjalankan shalat berjamaah. Kebaikan
Lebih terperinci"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"
Sifat Wara' ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah" Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-nya sebagaimana mestinya,
Lebih terperinciPublication: 1434 H_2013 M. Benang Tipis K E M U D A H A N. Download > 600 ebook Islam di
Benang Tipis KEMUDAHAN حفظه االله Ustadz Aris Munandar Publication: 1434 H_2013 M Benang Tipis K E M U D A H A N حفظه االله Oleh: Ustadz Aris Munandar Disalin dari Majalah al-furqon No. 137, Ed.12 Th.ke-12_1433H/2012M
Lebih terperinciSOLAT JAMAK DAN QASAR
SOLAT JAMAK DAN QASAR Allah SWT telah memberi kelonggaran/keringanan kpd umat Islam dlm mengerjakan ibadah solat dalam situasi tertentu khususnya ketika bermusafir. Kelonggaran ini dinamakan RUKHSAH SOLAT.
Lebih terperinciItinerary PROGRAM UMRAH 11 HARI
Itinerary PROGRAM UMRAH 11 Ibadah umrah ke ibadah umrah berikutnya adalah penggugur (dosa) di antara keduanya, dan haji yang mabrur tiada balasan (bagi pelakunya) melainkan surga. (HR al-bukhari dan Muslim)
Lebih terperinciHaji adalah wujud ketundukan seorang Muslim kepada Rabb-nya secara sempurna.
Haji adalah wujud ketundukan seorang Muslim kepada Rabb-nya secara sempurna. Lebih dari 3 juta kaum Muslimin dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Padang Arafah, 9 Dzulhijjah 1434 H/15 Oktober 2013 untuk
Lebih terperinciJEMAAH HAJI REGULER LUNAS BPIH
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah Kementerian Agama RI Hak dan Kewajiban JEMAAH HAJI REGULER LUNAS BPIH Tahun 1436 H / 2015 M Diterbitkan oleh: Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN
KUISIONER PENELITIAN Kepada Yth Bapak / Ibu Di tempat Sehubungan dengan penelitian yang tentang pengembangan model pelatihan bimbingan ibadah haji maka kami mohon kesediaan bapak / Ibu untuk membantu kami
Lebih terperinciیحب أن تؤتى رخصھ كما یكره أن تؤنى معصیتھ. رواه أحمد
SOLAT QASAR/JAMAK (update 10/12/2016) Allah SWT telah memberi kelonggaran/keringanan kpd umat Islam dlm mengerjakan ibadah solat dalam situasi tertentu khususnya ketika bermusafir. Kelonggaran ini dinamakan
Lebih terperinciUMRAH. NIAT UMRAH (di Bir Ali)
UMRAH NIAT UMRAH (di Bir Ali) TENTANG KARYA AGUNG BERSAMA (KAB) Karya Agung Bersama (KAB) dibuat sebagai wadah kelompok mitra ARMINAREKA PERDANA dibawah jalur RUDI RIYANTO untuk memastikan pengembangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis dari Aspek Akadnya Sebagaimana yang telah penulis jelaskan
Lebih terperinciMateri Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan
30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk
Lebih terperinciA. AKOMODASI PAKET. Hotel Madinah : Al Haram / Setaraf Hotel Makkah : Al Sofwa / Setaraf Tipe Kamar : Quard (Sekamar 4 Orang) : Saudia / Setaraf
A. AKOMODASI PAKET. Hotel Madinah : Al Haram / Setaraf Hotel Makkah : Al Sofwa / Setaraf Tipe Kamar : Quard (Sekamar 4 Orang) Pesawat : Saudia / Setaraf Starting : Jakarta / CGK Harga : Rp. 31.900.000,-
Lebih terperinciBerhaji & Berumrah Sesuai Sunnah Rasulullah Saw
www.munatour.co.id Berhaji & Berumrah Sesuai Sunnah Rasulullah Saw 021-7822292 www.munatour.co.id @Munatour_Travel www.munatour.co.id KOMITMEN MUNATOUR 1. KOMITMEN IBADAH 2. KOMITMEN TARBIYAH 3. KOMITMEN
Lebih terperinciUMRAH. Umrah artinya berkunjung atau berziarah. Waktunya dapat dilakukan setiap saat. dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.
m UMRAH Umrah artinya berkunjung atau berziarah. Waktunya dapat dilakukan setiap saat. و أتم وا الح ج و ال ع م ر ة ل ل ه ) البقرة : 196 ( dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. RUKUN UMRAH
Lebih terperinciKhutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1
Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Jamaah Jum at yang dirahmati Allah, Hari demi hari kita lalui, hingga kita bertemu dengan Jum'at kembali. Sebuah hari yang agung, sayyidul ayyam, yang penuh dengan
Lebih terperinciPENERANGAN MENGENAI : Ihram Tawaf Saei Gunting/cukur
PENERANGAN MENGENAI : Ihram Tawaf Saei Gunting/cukur Sunnah2 ihram ه ب ا هل ل ه ه ت ع ا ل ن و ي ت ال ع م ر ة و أ ح ر م ت ل ب ي ك اللهه م بهع م ر ة Aku berniat Umrah dan berihram untuknya kerana Allah ta`ala
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW. 4. Mengidentifikasi peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas / Semester Alokasi waktu : MI AL-AZHAR : SKI : Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah SAW : V (Lima)/ II : 2 x 35 (1 x
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pribadi muslim wajib melaksanakan syari at Islam dalam kehidupan pribadinya sekalipun sendirian, di mana pun ia berada. Dalam lingkup kehidupan pribadi
Lebih terperinciTempat : Yanbu Anjuran : UQ Pro TEAM
Tempat : Yanbu Anjuran : UQ Pro TEAM Haji ada tiga jenis : 1) Ifrad : Masuk ke Mekah dengan Ihram Hajidan melaksanakan kerja Haji hingga selesai barulah melakukan Umrah dengan Ihramnya yang baru. 2) Tamattuk
Lebih terperinciStandar Kompetensi : Memahami hukum Islam tentang zakat,haji dan wakaf
Standar Kompetensi : Memahami hukum Islam tentang zakat,haji dan wakaf zakat Haji dan umrah wakaf zakat zakat adalah mengeluarkan sejumlah harta tertentu yang harus dikeluarkan oleh orang Islam dan diberikan
Lebih terperinciPENGELOLAAN HARTA ZAKAT
PENGELOLAAN HARTA ZAKAT حفظه هللا Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, MA Publication : 1439 H / 2018 M PENGELOLAAN HARTA ZAKAT حفظه هللا Oleh : Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, MA Sumber: File PDF dari web Beliau ErwandiTarmizi.Com
Lebih terperinciPuasa Tatawwu' atau Puasa Sunat
Normal 0 false false false EN-US X-NONE AR-SA Puasa Tatawwu' atau Puasa Sunat Editor: Edi Candra, Lc. M.E.I. Sumber: Fiqh Islami wa Adillatuhu Tatawwu' adalah upaya pendekatan diri kepada Allah Ta'ala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Haji merupakan rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan
Lebih terperinciA. AKOMODASI PAKET. Harga : Rp ,- : 9 Hari (PP)
A. AKOMODASI PAKET. Hotel Madinah : Mubarok Madinah / Setaraf Hotel Makkah : Al Fajar Badya 2 / Setaraf Tipe Kamar : Quard (Sekamar 4 Orang) Pesawat : Etihad / Setaraf Starting : Jakarta / CGK Harga :
Lebih terperinci