MEANING OF LIFE IN FORMER DRUG USERS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEANING OF LIFE IN FORMER DRUG USERS"

Transkripsi

1 MEANING OF LIFE IN FORMER DRUG USERS Junaiedi, Dona Eka Putri, SPsi., MPsi. Undergraduate Program, Faculty of Psychology, 2009 Gunadarma University Key Word : Meaning Of Life, Ex-Drug Users ABSTRACT : During this time many drug users to escape from dependency. They experience life has been controlled by drugs, so that the drug makes their life becomes meaningless. Strong desire to stop using the drug from within ourselves is needed, so do not fall back. They try to find what a meaningful life without using the drug and try to rediscover the meaning of life lost. The purpose of this research is to determine the factors that cause a person to be drug users, for know the meaning of life in former drug users. In this study the authors used a qualitative approach. Data collection techniques in this research is to use interview techniques and field notes. The results showed that the factors causing drug users are subject to psychological, drug or substance factors, family relationships and the influence of friends while the picture of the meaning of life in former drug users are still using the drug when the subject felt he had not meant to be and after the subject off of the drug the subject feel closer to God (religious), and subject also felt God had granted all the prayers and wishes. In addition, subjects also felt hopeless, empty, and many negative feelings because subjects do not have friends and can not get something the subject wants. And the subject feels his marriage is significant in changing their lives for the better.

2 MAKNA HIDUP PADA MANTAN PENGGUNA NAPZA NPM : Nama : Junaiedi Pembimbing : Dona Eka Putri, SPsi., MPSi. Tahun Sidang : 2009 Subjek : Makna Hidup, Mantan Pengguna NAPZA Judul MAKNA HIDUP PADA MANTAN PENGGUNA NAPZA Abstraksi Selama ini banyak pengguna NAPZA ingin melepaskan diri dari ketergantungan. Kehidupan yang mereka alami telah dikendalikan oleh narkoba, sehingga NAPZA membuat kehidupan mereka menjadi tidak bermakna. Keinginan yang kuat untuk berhenti menggunakan NAPZA dari dalam diri sangat diperlukan agar tidak kembali terjerumus. Mereka mencoba mencari apa arti kehidupan yang bermakna tanpa menggunakan NAPZA dan berusaha menemukan kembali makna hidup yang hilang. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan seorang menjadi pengguna NAPZA, untuk mengetahui gambaran makna hidup pada mantan pengguna NAPZA. Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara dan catatan lapangan dengan subjek dan SO. Untuk membantu proses pengumpulan data maka peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara dan alat perekam. Dalam penelitian ditentukan sejumlah karakteristik bagi subjek penelitian yaitu Subjek penelitian ini adalah seorang pria mantan pengguna NAPZA, yang berusia 24 tahun. Setelah dilakukannya penelitian kepada subjek mengenai makna hidup pada pengguna NAPZA maka ditemukan: faktor-faktor yang menyebabkan subjek menjadi pengguna NAPZA adalah aspek psikologis, faktor obat atau zat, hubungan keluarga dan pengaruh teman sedangkan gambaran makna hidup pada mantan pengguna NAPZA adalah Ketika masih menggunakan NAPZA subjek merasa dirinya sudah tidak berarti dan setelah subjek lepas dari NAPZA subjek merasa lebih dekat dengan Tuhan (religius), dan subjek juga merasa Tuhan telah mengabulkan semua doa dan keinginannya. Selain itu, subjek juga merasa putus asa, hampa dan banyak perasaan negatif karena subjek tidak mempunyai teman dan tidak bisa mendapatkan sesuatu yang subjek inginkan. Dan subjek merasa pernikahannya merupakan hal yang bermakna dalam merubah kehidupannya menjadi lebih baik. Kata Kunci : Makna Hidup, Mantan Pengguna NAPZA.

3 MAKNA HIDUP PADA MANTAN PENGGUNA NAPZA Oleh : Junaiedi Pembimbing : Dona Eka Putri, SPsi., MPsi. ABSTRAKSI Selama ini banyak pengguna NAPZA ingin melepaskan diri dari ketergantungan. Kehidupan yang mereka alami telah dikendalikan oleh narkoba, sehingga NAPZA membuat kehidupan mereka menjadi tidak bermakna. Keinginan yang kuat untuk berhenti menggunakan NAPZA dari dalam diri sangat diperlukan agar tidak kembali terjerumus. Mereka mencoba mencari apa arti kehidupan yang bermakna tanpa menggunakan NAPZA dan berusaha menemukan kembali makna hidup yang hilang. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan seorang menjadi pengguna NAPZA, untuk mengetahui gambaran makna hidup pada mantan pengguna NAPZA. Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara dan catatan lapangan. Hasil penelitian diperoleh bahwa faktorfaktor yang menyebabkan subjek menjadi pengguna NAPZA adalah aspek psikologis, faktor obat atau zat, hubungan keluarga dan pengaruh teman sedangkan gambaran makna hidup pada mantan pengguna NAPZA adalah ketika masih menggunakan NAPZA subjek merasa dirinya sudah tidak berarti dan setelah subjek lepas dari NAPZA subjek merasa lebih dekat dengan Tuhan (religius), dan subjek juga merasa Tuhan telah mengabulkan semua doa dan keinginannya. Selain itu, subjek juga merasa putus asa, hampa dan banyak perasaan negatif karena subjek tidak mempunyai teman dan tidak bisa mendapatkan sesuatu yang subjek inginkan. Dan subjek merasa pernikahannya merupakan hal yang bermakna dalam merubah kehidupannya menjadi lebih baik. Kata Kunci : Makna Hidup, Mantan Pengguna NAPZA PENDAHULUAN Fenomena NAPZA merupakan fenomena gunung es (ice berg), artinya yang tampak dipermukaan lebih kecil dibandingkan yang tidak tampak (dibawah permukaan laut). Penelitian yang dilakukan oleh Hawari, dkk. (2000) menyebutkan bahwa angka sebenarnya adalah 10 kali lipat dari angka resmi. Atau dengan kata lain bila ditemukan penyalahguna NAPZA artinya ada 10 orang lainnya yang tidak terdata resmi. Jumlah penyalahguna NAPZA versi Badan Narkotika Nasional (BNN) pada pertengahan tahun 2005 diperkirakan mencapai 3,2 juta jiwa. Peningkatan jumlah pengguna menurut BNN, dalam rentang meningkat rata-rata 28,8% pertahun. Berdasarkan data di atas, masalah NAPZA adalah masalah yang tidak mudah untuk ditangani karena penyalahguna NAPZA jumlahnya terlalu banyak. Selama ini banyak pengguna NAPZA ingin melepaskan diri dari ketergantungan. Kehidupan yang mereka alami telah dikendalikan oleh narkoba, sehingga NAPZA membuat kehidupan mereka menjadi tidak bermakna. Individu yang mengalami ketergantungan NAPZA sangat membutuhkan motivasi hidup yang tinggi dalam dirinya. Keinginan yang kuat untuk berhenti menggunakan NAPZA dari dalam diri sangat diperlukan agar tidak kembali terjerumus. Mereka mencoba mencari apa arti kehidupan yang bermakna tanpa menggunakan NAPZA dan berusaha menemukan kembali makna hidup yang hilang. Frankl (2004) mengemukakan bahwa makna hidup adalah sesuatu yang unik dan khusus, artinya, dia hanya bisa dipenuhi oleh yang bersangkutan. Menurut logoterapi, ada tiga cara yang bisa ditempuh manusia untuk menemukan makna hidup: pertama melalui pekerjaan atau perbuatan; kedua dengan mengalami sesuatu atau melalui seseorang; dan yang ketiga melalui

4 cara kita menyikapi penderitaan yang tidak bisa dihindari. Makna hidup menunjukkan corak kehidupan penuh semangat dan gairah hidup serta jauh dari perasaan hampa dalam menjalani kehidupan sehari-hari. TINJAUAN PUSTAKA Makna Hidup Frankl (1985) ketika membahas tentang pengertian dari makna hidup pernah mengatakan bahwa dia sendiri merasa ragu apakah seorang individu seperti dokter sekalipun dapat menjawab pertanyaan ini secara umum. Sebab, makna hidup bisa berbeda antara satu dengan yang lain dan berbeda setiap hari atau bahkan setiap jam, makna hidup merupakan suatu hal yang sangat personal tergantung dari pribadi dan keunikan individu tersebut dalam caranya untuk memaknai hidupnya. Oleh karena itu yang penting bukanlah makna hidup secara umum melainkan makna khsusus dari hidup individu pada suatu saat tertentu. Makna hidup merupakan sesuatu yang dianggap penting benar dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi individu. Jika individu berhasil menemukan makna hidupnya, maka ia akan merasakan bahwa kehidupannya sangatlah berarti dan berharga, dan pada akhirnya akan menimbulkan perngahayatan bahagia sebagai akibat sampingannya. Pengertian makna hidup menyiratkan bahwa di dalamnya terkandung tujuan hidup, yakni halhal yang perlu dicapai dan dipenuhi (Bastaman dalam Iriana, 2005). Krueger (1979) berpendapat bahwa makna hidup adalah manner, suatu cara atau gaya yang dia gunakan untuk mengada, untuk mengahadapi dunia; untuk eksis dan cara pendekatan individu terhadap kehidupan sendiri itupun unik, sebab sepanjang hidupnya manusia menyimpan berbagai pengalamannya hingga ia meninggal. Dan bilamana individu telah mencapai tingkat kesadaran yang lebih tinggi, dimana kesadarannya lebih terarah untuk pencarian makna-makna, maka dapat dipastikan bahwa pemaknaan seorang individu terhadap kehidupan dengan individu lain akan berbeda satu dengan yang lain. Dimensi Makna Hidup Menurut Frankl (1968) motivasi utama manusia untuk hidup bukanlah untuk mencari kesenangan, melainkan untuk mencari makna hidup. Sedangkan kesenangan bersumber pada kehendak akan makna. Kesenangan sendiri itu merupakan efek dari pemenuhan makna. Frankl membedakan makna menjadi dua, yaitu : a. The Ultimate Meaning Ultimate meaning mengacu pada makna yang diperoleh melalui eksistensi dimensi supramanusia, dari suatu keteraturan yang mana individu menjadi bagian yang sangat kecil darinya, misalnya Tuhan, kehidupan, alam, atau ekosistem. Manusia tidak akan pernah menemukannya secara utuh, manusia hanya dapat berusaha untuk menemukannnya sejauh kemampuan yang dimilikinya. Manusia juga tidak dapat menciptakannya secara sembarangan, untuk menemukannya diperlukan pencarian yang terus menerus. Usaha serta proses pencarian inilah yang membuat apa yang dilakukan dan tidak dilakukan manusia memiliki makna yang sangat jelas berbeda. Misalnya pada individu yang religius diwujudkan dalam keimanannya terhadap Tuhan, sedangkan pada mereka yang tidak percaya kepada Tuhan, makna ini mungkin terdapat pada konsep-konsep yang bersifat metafisik. b. The Meaning of The Moment The meaning of the moment atau yang disebut juga makna hidup mengacu kepada makna yang manusia temukan dalam setiap situasi. Frankl meyatakan bahwa setiap situasi itu unik dan menawarkan potensi akan makna yang spesifik karena setiap moment tidak dapat dilulang. Hal ini mengakibatkan makna dari suatu situasi ke situasi lain, dari individu yang satu ke individu yang lain akan mengalami perubahan. Respons terhadap makna spesifik inilah yang akan mengarahakan manusia pada hidup yang lebih bermakna. NAPZA Napza adalah akumulasi dari narkotika dan psikotropika. Ada sejumlah kata atau istilah

5 yang terkait dengan narkotika. Misalnya, narkan (bahasa Yunani) yang berarti menjadi kaku; narcose atau narcosis yang berarti dibiuskan. NAPZA singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif adalah istilah yang sering digunakan masyarakat awam untuk menerangkan tentang obat-obat yang berbahaya bagi kesehatan (Maslim, 1996). Menurut Wresniwiro (2004) NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan zat (bahan adiktif) lainnya. NAPZA adalah zat-zat tertentu yang mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan ketergantungan (adiksi) ( Istilah NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktf Iainnya) mengacu kepada Narkotika dan Psikotiopika, yang undang-undangnya sudah berlaku yaitu Undang-Undang No.5 tahun 1997 tentang psikotropika dan. Undang-Undang No.22 tahun 1997 tentang Narkotika. lstilah ini diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. NAPZA adalah bahan atau zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan fisik, psikis, dan fungsi sosial (Depkes, 2002). Mantan Pengguna NAPZA Menurut Nowinski (dalam Tirtasari, 2004) penggunaan narkoba secara terus menerus akan menyebabkan kecanduan (addiction), menurutnya kecanduan pada pengguna narkoba adalah suatu proses yang berkesinambungan, biasanya dimulai dari rasa ingin tahu pada narkoba sampai pada tahap kompulsif, dimana kebutuhan untuk mengkonsumsi narkoba menjadi kebutuhan psikologis dan fisiologis bagi penggunanya. Konsep dari pengguna atau pecandu narkoba adalah, pola maladaptive dari pemakaian narkoba yang secara klinis membuat individu menjadi stress dan mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam memenuhi perannya sebagai individu, rentan terhadap bahaya, melanggar UU, dan menyebabkan munculnya konflik sosial maupun interpersonal. Bagi orang yang telah lama menggunakan narkoba, biasanya akan timbul rasa jenuh dan memiliki keinginan untuk berhenti. Mantan pecandu narkoba memiliki arti proses dan seorang pengguna narkoba untuk berhenti dan kebiasaan mengkonsumsi narkoba, dimulai ketika merasa malu dan bersalah, baik dengan keluarga maupun lingkungan, karena telah mengetahui kebiasaan buruknya. Pada saat itulah biasanya pengguna narkoba akan menyadari konsekuensi negatif yang ditimbulkan oleh narkoba, kemudian masuk ke panti rehabilitasi. Faktor-faktor Penggunaan Narkoba Menurut Wahyurini & Ma shum (2006) ada banyak yang saling berinteraksi yang mendorong menyalahgunakan obat terlarang. Beberapa diantaranya adalah : a. Faktor Individu Penyalahgunaan obat dipengaruhi oleh keadaan mental, fisik, dan psikologi seseorang. Kondisi mental seperti gangguan kepribadian depresi, dan gangguan mental dapat memperbesar kecenderungan seseorang untuk menyalahgunakan narkotika, faktor individu pada umumnya ditentukan oleh dua aspek : 1) Aspek Biologis Menurut Schuchettade (dalam Wahyurini & Ma shum, 2006) bukti menunjukkan bahwa faktor genetik berperan seperti alkoholisme serta beberapa berbentuk perilaku yang menyimpang, termasuk penyalahgunaan zat. 2) Aspek Psikologis Sebagian besar penyalahgunaan obat dimulai pada masa remaja. Beberapa cirri perkembangan masa remaja dapat mendorong seseorang untuk menyalahgunakan obat terlarang yaitu, kepercayaan diri kurang atau kurang PD, ketidakmampuan mengelola stress atau masalah yang dihadapi, coba-coba dan berpeluang untuk memperoleh pengalaman baru yang semua itu dapat menyebabkan seseorang remaja terjerumus. b. Faktor obat atau zat 1) Adanya perubahan nilai yang disebabkan oleh perubahan zaman

6 sehubungan dengan arti dan alasan penggunaan zat-zat psikoaktif, obat tidur, misalnya sekarang banyak digunakan tanpa resep dokter untuk membantu seseorang yang sulit tidur. 2) Dalam kenyataan ada beberapa jenis obat yang digunakan sebagai tolak ukur status sosial tertentu. Dengan demikian mereka tidak menggunakan akan mengalami tekanan sosial yang kuat biasanya dari teman sebaya (untuk mencoba-coba). 3) Adanya keyakinan bahwa obat dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi beban masalah yang sedang dihadapi. 4) Sifat dari obat golongan narkotika dan psikotropika adalah adiksi dan toleransi. 5) Peredaran semakin banyak dan lebih mudah didapat. c. Faktor lingkungan Faktor sosiologis yang dianggap dapat menyebabkan penyalahgunaan obat atau zat, antara lain : 1) Hubungan keluarga Biasanya keluarga yang tidak harmonis mempunyai masalah dengan penggunaan obat atau zat, misalnya ibu terlalu dominant, overprotektif, ayah yang otoriter atau acuh tak cuh dengan keluarga. Atau orang tua yang memaksakan kehendak pada anak yang mendorong anak melarikan diri kedalam impian melalui obat. Kualitas hubungan keluarga yang buruk dapat menyebabkan penyalahgunaan obat atau zat terlarang juga dipengaruhi oleh kebiasaan anggota keluarga yang lain, seperti orang tua dan kakak yang juga menggunakan obat atau zat terlarang tersebut. 2) Pengaruh teman Pengaruh teman sangat besar kemungkinan terhadap penyalahgunaan obat atau zat terlarang. Hukuman oleh kelompok teman sebaya, terutama pengucilan bagi mereka yang mencoba berhenti, dirasakan lebih berat dari pengguna obat itu sendiri. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan bentuk studi kasus yang bermaksud mendeskripsikan hasil penelitian dan berusaha menemukan gambaran menyeluruh mengenai suatu keadaan. Menurut Stake (dalam Heru Basuki, 2006) Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian (inquiry) atau studi tentang suatu masalah yang memiliki sifat kekhususan (particularity), dapat dilakukan baik dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif, dengan sasaran perorangan (individual) maupun kelompok, bahkan masyarakat luas. Dalam penelitian ditentukan sejumlah karakteristik subjek penelitian, yaitu subjek penelitian ini adalah seorang pria mantan pengguna NAPZA, yang berusia 24 tahun. Adapun subjek penelitian berjumlah 1 orang dengan 1 significant other. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara serta catatan lapangan. Untuk membantu proses pengumpulan data digunakan pedoman wawancara dan alat perekam audio sebagai alat bantu peneliti. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada pembahasan ini peneliti akan membahas pertanyaan penelitian dengan teori yang dijelaskan pada tinjauan pustaka. Pada pertanyaan pertama akan membahas hasil penelitian yang telah didapat dengan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan seorang menjadi pengguna NAPZA sedangkan untuk pertanyaan penelitian kedua mengenai gambaran makna hidup pada mantan pengguna NAPZA. Faktor-faktor Penggunaan Narkoba Menurut Wahyurini & Ma shum (2006) ada banyak yang saling berinteraksi yang mendorong menyalahgunakan obat terlarang. Beberapa diantaranya adalah : a. Faktor Individu Penyalahgunaan obat dipengaruhi oleh keadaan mental, fisik, dan psikologi seseorang. Kondisi mental seperti gangguan kepribadian depresi, dan gangguan mental dapat memperbesar kecenderungan seseorang untuk menyalahgunakan

7 narkotika, faktor individu pada umumnya ditentukan oleh dua aspek : 1) Aspek Biologis Menurut Schuchettade (dalam Wahyurini & Ma shum, 2006) bukti menunjukkan bahwa faktor genetik berperan seperti alkoholisme serta beberapa berbentuk perilaku yang menyimpang, termasuk penyalahgunaan zat. 2) Aspek Psikologis Sebagian besar penyalahgunaan obat dimulai pada masa remaja. Beberapa ciri perkembangan masa remaja dapat mendorong seseorang untuk menyalahgunakan obat terlarang yaitu, kepercayaan diri kurang atau kurang PD, ketidakmampuan mengelola stress atau masalah yang dihadapi, coba-coba dan berpeluang untuk memperoleh pengalaman baru yang semua itu dapat menyebabkan seseorang remaja terjerumus. Dari hasil penelitian tentang aspek psikologis yang terjadi adalah di dalam kehidupan subjek terdapat aspek psikologis yang mendorong subjek menggunakan NAPZA, seperti subjek ingin mencoba sesuatu hal yang baru, rasa keingintahuan dan kemauan dari dirinya sendiri, untuk meningkatkan rasa percaya diri dan untuk membantu menghadapi setiap permasalahan yang terjadi dalam hidupnya. b. Faktor obat atau zat 1) Adanya perubahan nilai yang disebabkan oleh perubahan zaman sehubungan dengan arti dan alasan penggunaan zat-zat psikoaktif, obat tidur, misalnya sekarang banyak digunakan tanpa resep dokter untuk membantu seseorang yang sulit tidur. 2) Dalam kenyataan ada beberapa jenis obat yang digunakan sebagai tolak ukur status sosial tertentu. Dengan demikian mereka tidak menggunakan akan mengalami tekanan sosial yang kuat biasanya dari teman sebaya (untuk mencoba-coba). 3) Adanya keyakinan bahwa obat dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi beban masalah yang sedang dihadapi. 4) Sifat dari obat golongan narkotika dan psikotropika adalah adiksi dan toleransi. 5) Peredaran semakin banyak dan lebih mudah didapat. Dari hasil penelitian tentang faktor obat atau zat yang terjadi adalah di dalam kehidupan subjek terdapat pengaruh faktor obat atau zat ketika subjek menggunakan NAPZA seperti subjek merasa lebih percaya diri, zat psikoaktif dapat membantu melupakan masalahnya, NAPZA dapat membantu menyatukan subjek dengan teman dan lingkungannya. Subjek juga mendapatkan NAPZA dengan mudah dari teman-temannya. Selain itu, efek dari NAPZA membuat subjek sering merasakan ketagihan (adiktif). c. Faktor lingkungan Faktor sosiologis yang dianggap dapat menyebabkan penyalahgunaan obat atau zat, antara lain : 1) Hubungan keluarga Biasanya keluarga yang tidak harmonis mempunyai masalah dengan penggunaan obat atau zat, misalnya ibu terlalu dominant, overprotektif, ayah yang otoriter atau acuh tak acuh dengan keluarga. Atau orang tua yang memaksakan kehendak pada anak yang mendorong anak melarikan diri kedalam impian melalui obat. Kualitas hubungan keluarga yang buruk dapat menyebabkan penyalahgunaan obat atau zat terlarang juga dipengaruhi oleh kebiasaan anggota keluarga yang lain, seperti orang tua dan kakak yang juga menggunakan obat atau zat terlarang tersebut. 2) Pengaruh teman Pengaruh teman sangat besar kemungkinan terhadap penyalahgunaan obat atau zat terlarang. Hukuman oleh kelompok teman sebaya, terutama

8 pengucilan bagi mereka yang mencoba berhenti, dirasakan lebih berat dari pengguna obat itu sendiri. Dari hasil penelitian tentang hubungan keluarga yang terjadi adalah di dalam kehidupan subjek terdapat pengaruh hubungan keluarga yang mendorong subjek menggunakan NAPZA seperti permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam keluarga subjek (perceraian orang tua subjek). Dari hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang menyebabkan seorang menjadi pengguna NAPZA di atas dapat disimpulkan bahwa faktor menyebabkan seorang menjadi pengguna NAPZA adalah aspek psikologis, faktor obat atau zat, hubungan keluarga dan pengaruh teman Dimensi Makna Hidup Menurut Frankl (1968) motivasi utama manusia untuk hidup bukanlah untuk mencari kesenangan, melainkan untuk mencari makna hidup. Sedangkan kesenangan bersumber pada kehendak akan makna. Kesenangan sendiri itu merupakan efek dari pemenuhan makna. Frankl membedakan makna menjadi dua, yaitu : a. The Ultimate Meaning Ultimate meaning mengacu pada makna yang diperoleh melalui eksistensi dimensi supramanusia, dari suatu keteraturan yang mana individu menjadi bagian yang sangat kecil darinya, misalnya Tuhan, kehidupan, alam, atau ekosistem. Manusia tidak akan pernah menemukannya secara utuh, manusia hanya dapat berusaha untuk menemukannnya sejauh kemampuan yang dimilikinya. Manusia juga tidak dapat menciptakannya secara sembarangan, untuk menemukannya diperlukan pencarian yang terus menerus. Usaha serta proses pencarian inilah yang membuat apa yang dilakukan dan tidak dilakukan manusia memiliki makna yang sangat jelas berbeda. Misalnya pada individu yang religius diwujudkan dalam keimanannya terhadap Tuhan, sedangkan pada mereka yang tidak percaya kepada Tuhan, makna ini mungkin terdapat pada konsep-konsep yang bersifat metafisik. Dari hasil penelitian dimensi makna hidup pada mantan pengguna NAPZA yang terjadi adalah di dalam kehidupan subjek terdapat dimensi The Ultimate Meaning seperti ketika masih menggunakan NAPZA subjek merasa dirinya sudah tidak berarti dan kehidupannya sudah tidak jelas karena dia merasa semua yang dimilikinya mulai hilang. Dan setelah subjek lepas dari NAPZA subjek merasa lebih dekat dengan Tuhan (religius), dan subjek juga merasa Tuhan telah mengabulkan semua doa dan keinginannya. Subjek juga merasa Tuhan telah mengabulkan semua doanya dan memberikan hidayah pada kehidupan subjek sehingga membuat subjek menyadari segala dosanya dan meninggalkanya. b. The Meaning of The Moment The meaning of the moment atau yang disebut juga makna hidup mengacu kepada makna yang manusia temukan dalam setiap situasi. Frankl meyatakan bahwa setiap situasi itu unik dan menawarkan potensi akan makna yang spesifik karena setiap moment tidak dapat dilulang. Hal ini mengakibatkan makna dari suatu situasi ke situasi lain, dari individu yang satu ke individu yang lain akan mengalami perubahan. Respons terhadap makna spesifik inilah yang akan mengarahakan manusia pada hidup yang lebih bermakna. Dari hasil penelitian dimensi makna hidup pada mantan pengguna NAPZA yang terjadi adalah di dalam kehidupan subjek terdapat dimensi The Meaning of The Moment seperti ketika subjek masih menggunakan NAPZA subjek tidak menghargai dirinya sendiri dan keluargannya. Selain itu, subjek juga merasa putus asa, hampa dan banyak perasaan negatif karena subjek tidak mempunyai teman dan tidak bisa mendapatkan sesuatu yang subjek inginkan. Dan subjek merasa pernikahannya merupakan hal yang bermakna dalam merubah kehidupannya menjadi lebih baik (misalnya, subjek dapat berhenti menggunakan NAPZA, karena dirinya sekarang telah menyadari bahwa NAPZA

9 telah membuat hidup subjek menjadi tidak berarti). Dari beberapa hasil penelitian mengenai gambaran makna hidup pada mantan pengguna NAPZA di atas dapat disimpulkan bahwa didalam dimensi makna hidup pada mantan pengguna NAPZA terdapat The Ultimate Meaning dan The Meaning of The Moment. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari penelitian mantan pengguna NAPZA peneliti menemukan: 1. Faktor-faktor yang menyebabkan subjek menjadi pengguna NAPZA adalah sebagai berikut: Di dalam faktor individu terdapat aspek psikologis yang menyebabkan subjek menggunakan NAPZA, seperti subjek ingin mencoba sesuatu hal yang baru, rasa keingintahuan subjek dan kemauan dirinya sendiri, untuk meningkatkan rasa percaya diri dan untuk membantu menghadapi setiap permasalahan yang terjadi dalam hidupnya. Dalam faktor obat atau zat yang menyebabkan subjek menggunakan NAPZA, seperti subjek merasa lebih percaya diri, zat psikoaktif dapat membantu melupakan masalahnya, NAPZA dapat membantu menyatukan subjek dengan teman dan lingkungannya. Subjek juga mendapatkan NAPZA dengan mudah dari teman-temannya. Selain itu, efek dari NAPZA membuat subjek sering merasakan ketagihan (adiktif). Dan di dalam faktor lingkungan terdapat faktor hubungan keluarga yang menyebabkan subjek menggunakan NAPZA seperti permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam keluarga subjek (perceraian orang tua subjek). Selain itu terdapat aspek pengaruh teman yang menyebabkan subjek menggunakan NAPZA seperti, pertama kali menggunakan NAPZA jenis ganja adalah lingkungan dan teman-temannya yang juga menggunakan NAPZA. 2. Gambaran makna hidup pada mantan pengguna NAPZA adalah sebagai berikut: Di dalam gambaran makna hidup pada mantan pengguna NAPZA terdapat beberapa dimensi-dimensi, antara lain dimensi The Ultimate Meaning seperti ketika masih menggunakan NAPZA subjek merasa dirinya sudah tidak berarti dan kehidupannya sudah tidak jelas karena dia merasa semua yang dimilikinya mulai hilang. Dan setelah subjek lepas dari NAPZA subjek merasa lebih dekat dengan Tuhan (religius), dan subjek juga merasa Tuhan telah mengabulkan semua doa dan keinginannya. Subjek juga merasa Tuhan telah mengabulkan semua doanya dan memberikan hidayah pada kehidupan subjek sehingga membuat subjek menyadari segala dosanya dan meninggalkanya. Selain itu The Meaning of The Moment seperti ketika subjek masih menggunakan NAPZA subjek tidak menghargai dirinya sendiri dan keluarganya. Selain itu, subjek juga merasa putus asa, hampa dan banyak perasaan negatif karena subjek tidak mempunyai teman dan tidak bisa mendapatkan sesuatu yang subjek inginkan. Dan subjek merasa pernikahannya merupakan hal yang bermakna dalam merubah kehidupannya menjadi lebih baik (misalnya, subjek dapat berhenti menggunakan NAPZA, karena dirinya sekarang telah menyadari bahwa NAPZA telah membuat hidup subjek menjadi tidak berarti). Saran 1. Untuk subjek Kepada subjek disarankan untuk lebih meningkatkan rasa percaya diri, lebih terbuka dan jujur terhadap keluarga dan dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Dalam mengatasi setiap kesulitan

10 atau permasalahan diharapkan subjek lebih bersikap positif dalam mengatasinya dan bukan dengan cara menggunakan NAPZA. 2. Untuk keluarga Kepada keluarga disarankan untuk lebih meningkatkan hubungan yang harmonis antar anggota keluarga, seperti komunikasi, rasa saling sayang dan perhatian antar anggota keluarga. 3. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari hasil yang memuaskan. Untuk itu bagi para peneliti yang akan mengadakan penelitian dengan topik yang sama hendaknya memperbanyak sample penelitian agar data yang ditemukan lebih bervariasi, komperehensif dan penelitian dapat dilakukan dengan lebih detail dalam menganalisis data yang didapat sehingga hasil penelitian akan lebih relevan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2006). Penyalahgunaan NAPZA. Penerbit Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia. Iriana, S. (2005). Derita cinta tak terbalas : Proses pencarian makna hidup. Jakarta: Jalasutra. Krueger, D. (1979). An introduction to phenomenological psychology. Pittsburg: Ouquesne University Press. Maslim. (1996). Bahaya NAPZA dan penanggulangannya. ( vol : II ) : Jakarta: Rajawali. Tirtasari, Reni. (2004). Kepercayaan diri pada remaja ex-pengguna narkoba. Sknipsi (Tidak diterbitkan) Depok: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Wresniwiro, M. (2004). Narkoba musuh bangsa. Jakarta: Yayasan Mitra Bintibmas. Basuki, H. (2006). Penelitian kualitatif : Untuk ilmu-ilmu kemanusiaan dan budaya. Jakarta: Universitas Gunadarma. BNN. (2004). Pencegahan penyalahgunaan narkoba bagi pemuda. Jakarta: BNN. Frankl, V. E. (1968). The doctor and the soul : From psychotherapy through logoterapi. New York: Alfred A. Knopft. Frankl, V. E. (1985). Man s search for meaning. New York: Washington Square Press. Hawari, D. (2006). Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif). Balai

MAKNA HIDUP PADA MANTAN PENGGUNA NAPZA. Oleh : Junaiedi

MAKNA HIDUP PADA MANTAN PENGGUNA NAPZA. Oleh : Junaiedi MAKNA HIDUP PADA MANTAN PENGGUNA NAPZA Oleh : Junaiedi ABSTRAK Selama ini banyak pengguna NAPZA ingin melepaskan diri dari ketergantungan. Kehidupan yang mereka alami telah dikendalikan oleh narkoba, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebermaknaan Hidup 1. Pengertian Kebermaknaan Hidup Kebermaknaan hidup merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap individu. Ketidakmampuan manusia dalam mencapai makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang NAPZA adalah singkatan untuk Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Narkotika disebut juga sebagai obat-obatan yang dipakai untuk anastesi yang dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN Putri Eka Hidayati, Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini, semakin banyak saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam masyarakat. Diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba telah menjadi permasalahan dunia yang tidak mengenal batas Negara, juga menjadi bahaya global yang mengancam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa transisi merupakan faktor risiko utama timbulnya masalah kesehatan pada usia remaja. Masa transisi pada remaja meliputi transisi emosional, transisi sosialisasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Narkoba Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya. Adapun istilah lainnya yaitu Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat dewasa ini menimbulkan banyak masalah yang mengancam berbagai aspek kehidupan masyarakat terutama generasi muda. Salah satunya adalah penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan kenakalan remaja di negara kita beberapa tahun belakangan ini telah memasuki titik kritis. Selain frekuensi dan intensitasnya terus meningkat, kenakalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini peredaran dan penggunaan narkoba di kalangan masyarakat Indonesia nampaknya sudah sangat mengkhawatirkan dan meningkat tiap tahunnya. Kepala Badan Narkotika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat jika masuk kedalam tubuh manusia akan memengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, secara garis besar masalah kesehatan jiwa. Masalah psikososial membutuhkan kemampuan penyesuaian dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, secara garis besar masalah kesehatan jiwa. Masalah psikososial membutuhkan kemampuan penyesuaian dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan jiwa di masyarakat sedemikian luas dan kompleks, saling berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia. Mengacu pada UU no. 23 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

DAMPAK PERILAKU PENGGUNAAN MINUMAN KERAS DI KALANGAN REMAJA DI KOTA SURAKARTA

DAMPAK PERILAKU PENGGUNAAN MINUMAN KERAS DI KALANGAN REMAJA DI KOTA SURAKARTA DAMPAK PERILAKU PENGGUNAAN MINUMAN KERAS DI KALANGAN REMAJA DI KOTA SURAKARTA S K R I P S I Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : NUARI YAMANI

Lebih terperinci

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK E A T Volume7, Nomor 1, Juni 2016 Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 7 (1) Jurnal Kesehatan Medika Saintika http://jurnal.syedzasaintika.ac.id KARAKTERISTIK INDIVIDU PENGGUNA DAN POLA PENYALAHGUNAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman berakohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif yang akan menyebabkan penurunan kesadaran bagi seseorang yang mengkonsumsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih mudah dengan berbagai macam kepentingan. Kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih mudah dengan berbagai macam kepentingan. Kecepatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktu, sehingga segala aspek kehidupan manusia tidak memiliki batas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecakapan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kecakapan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Informasi mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba kini mengintai setiap generasi muda khususnya para pelajar, masyarakat, keluarga, dan sekolah memikul tanggung jawab untuk menjaga para pelajar dari ancaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkoba (Narkotika dan obat-obat terlarang) atau Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang penggunaannya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak menuju masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pergaulan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pergaulan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pergaulan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat. Hal ini disebabkan oleh tingginya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) di Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat komplek dan urgent, permasalahan ini menjadi marak

Lebih terperinci

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA Oleh : Wahyu Beny Mukti Setiyawan, S.H., M.H. Fakultas Hukum Universitas Surakarta Hp : 0857-2546-0090, e-mail : dosenbeny@yahoo.co.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI Nama : Kartika Pradita Andriani NPM : 13510847 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Dr. AM. Heru

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak orang dan terus menerus dibicarakan dan dipublikasikan. Bahkan,

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak orang dan terus menerus dibicarakan dan dipublikasikan. Bahkan, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah penyalahangunaan narkoba saat ini menjadi banyak perhatian banyak orang dan terus menerus dibicarakan dan dipublikasikan. Bahkan, masalah penyalahgunaan menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyebab sepertiga kematian pada anak-anak muda di beberapa bagian

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyebab sepertiga kematian pada anak-anak muda di beberapa bagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tak kurang dari 320.000 orang antara usia 15-29 tahun meninggal setiap tahun karena berbagai penyebab terkait alkohol. Jumlah ini mencapai sembilan persen

Lebih terperinci

Faktor Penyebab dan Peranan Orang Tua terhadap Remaja Penyalahguna Narkoba di Yayasan Lantera Minangkabau. Oleh: Melyulida Putri

Faktor Penyebab dan Peranan Orang Tua terhadap Remaja Penyalahguna Narkoba di Yayasan Lantera Minangkabau. Oleh: Melyulida Putri Faktor Penyebab dan Peranan Orang Tua terhadap Remaja Penyalahguna Narkoba di Yayasan Lantera Minangkabau Oleh: Melyulida Putri Marwisni Hasan Yusnetti Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat termasuk penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lain (NAPZA), tetapi juga meliputi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan alkohol dalam masyarakat sangat mengkhawatirkan dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada penggunaan alkohol dilingkungan

Lebih terperinci

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Korban dari penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) atau yang biasa dikenal sebagai NARKOBA (Narkotika dan Obat berbahaya)

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika Oleh Frans simangunsong, S.H., M.H

Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika Oleh Frans simangunsong, S.H., M.H Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika Oleh Frans simangunsong, S.H., M.H A. Pendahuluan Perkembangan peredaran dan penyalahgunaan narkoba akhir-akhir ini, telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya (BNN, 2007). Narkoba atau napza adalah obat, bahan, atau zat, dan bukan tergolong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan obat-obatan terlarang). Kepolisian dan masyarakat, sekarang sedang gencargencarnya

BAB I PENDAHULUAN. dan obat-obatan terlarang). Kepolisian dan masyarakat, sekarang sedang gencargencarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Akhir-akhir ini banyak sekali kita mendengar kasus narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang). Kepolisian dan masyarakat, sekarang sedang gencargencarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba, khususnya di Indonesia, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba, khususnya di Indonesia, saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah penyalahgunaan narkoba, khususnya di Indonesia, saat ini telah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Jumlah pengguna dan pecandu narkoba dari tahun ke tahun

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PERILAKU PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA WANITA DEWASA Skripsi Untuk memenuhi persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang untuk melepaskan ketergantungan kepada orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA (Narkotika dan bahan/obat berbahaya)

Lebih terperinci

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA Elisa Putri D. Siahaan*, Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi masalah baru di negara kita. Melalui The World Program of Action for

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi masalah baru di negara kita. Melalui The World Program of Action for BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) bukan menjadi masalah baru di negara kita. Melalui The World Program of Action for Youth on Drug, badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah mereka yang mengalami masa transisi (peralihan) dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12-24 tahun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan alkohol bagi remaja sangat mengkhawatirkan dikarenakan mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat dan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya bagaikan gunung es (ice berg) artinya yang tampak dipermukaan lebih kecil dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk dilaksanakan bagi pengguna narkoba. Zat yang terkandung dalam obat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk dilaksanakan bagi pengguna narkoba. Zat yang terkandung dalam obat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Say no to drug adalah suatu istilah yang mudah diucapkan tetapi susah untuk dilaksanakan bagi pengguna narkoba. Zat yang terkandung dalam obat tersebut ternyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada program pengalihan narkoba, yaitu program yang mengganti heroin yang. dipakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih aman.

BAB I PENDAHULUAN. pada program pengalihan narkoba, yaitu program yang mengganti heroin yang. dipakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih aman. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terapi rumatan metadon adalah sebuah terapi dimana terdapat substitusi yang mengantikan narkotika jenis heroin yang menggunakan jarum suntik yang berbentuk cair yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan peredaraan dan penyalahgunaan obat-obatan. mengkhawatirkan. Badan Narkotika Nasional (2008) sendiri setidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan peredaraan dan penyalahgunaan obat-obatan. mengkhawatirkan. Badan Narkotika Nasional (2008) sendiri setidaknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan peredaraan dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau narkoba di Indonesia telah menunjukkan titik yang sangat mengkhawatirkan. Badan Narkotika Nasional

Lebih terperinci

STUDI KASUS REMAJA GANGGUAN PENYALAHGUNAAN ZAT AMPHETAMINE ABUSE DI JAKARTA

STUDI KASUS REMAJA GANGGUAN PENYALAHGUNAAN ZAT AMPHETAMINE ABUSE DI JAKARTA C.02 STUDI KASUS REMAJA GANGGUAN PENYALAHGUNAAN ZAT AMPHETAMINE ABUSE DI JAKARTA Rilla Sovitriana Fakultas Psikologi, UPI YAI rilla.sovitriana@gmail.com Abstraksi. Subjek (A) adalah seorang remaja putri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah narkoba tergolong belum lama, istilah narkoba ini muncul sekitar tahun 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang yang termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja sejak dahulu dianggap sebagai masa pertumbuhan yang sulit, dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun orang tua. Masa

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN PERILAKU ASERTIF UNTUK PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA. Kata kunci: narkoba; asertif; bimbingan kelompok

MENGEMBANGKAN PERILAKU ASERTIF UNTUK PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA. Kata kunci: narkoba; asertif; bimbingan kelompok MENGEMBANGKAN PERILAKU ASERTIF UNTUK PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA Rahmi Sofah, Harlina, Rani Mega Putri, Vira Afriyanti Universitas Sriwijaya E-mail: rani@konselor.org ABSTRAK Narkoba adalah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan

BAB I PENDAHULUAN. jika masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lain) adalah bahan/zat/obat jika masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah pecandu narkoba di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Humas Badan Narkotika Nasional RI (2016) telah mengungkap 807 kasus narkoba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rokok merupakan salah satu faktor risiko dari berbagai penyakit. Menurut WHO (2002), tembakau yang terdapat dalam rokok menyebabkan 100.000.000 orang meninggal selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya kecanduan alkohol, obat-obatan terlarang, Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan alkohol dan

BAB I PENDAHULUAN. misalnya kecanduan alkohol, obat-obatan terlarang, Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan alkohol dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang unik, penuh teka-teki, dilematis dan sangat rentan. Pada masa ini seorang remaja mengalami perubahan fisik dan kimiawi/hormonal yang

Lebih terperinci

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK BERHENTI MENGGUNAKAN NARKOBA PADA MANTAN PECANDU NARKOBA DI WILAYAH DENPASAR

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK BERHENTI MENGGUNAKAN NARKOBA PADA MANTAN PECANDU NARKOBA DI WILAYAH DENPASAR UNIVERSITAS UDAYANA PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK BERHENTI MENGGUNAKAN NARKOBA PADA MANTAN PECANDU NARKOBA DI WILAYAH DENPASAR MERY S. AFRIANI 1220025078 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang unik. Remaja bukan lagi anak-anak, namun

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang unik. Remaja bukan lagi anak-anak, namun 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah individu yang unik. Remaja bukan lagi anak-anak, namun belum dapat dikategorikan dewasa. Masa remaja merupaka masa transisi dari masa kanak-kanak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akronim dari NARkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akronim dari NARkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahgunaan narkoba adalah sebuah permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia, bahkan negara-negara lainnya. Istilah NARKOBA sesuai dengan Surat Edaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini, masalah penyalahgunaan narkoba meningkat luas, tidak hanya di kota besar namun juga di kota-kota kecil dan pedesaan di Indonesia.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S -1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik (sulit disembuhkan) yang berulang kali kambuh yang hingga

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik (sulit disembuhkan) yang berulang kali kambuh yang hingga BAB I PENDAHULUAN Permasalahan penyalahgunaan narkoba mempunyai dimensi yang luas dan kompleks, dari sudut medik psikiatrik, kesehatan jiwa, maupun psiko sosial (ekonomi politik, sosial budaya, kriminalitas

Lebih terperinci

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U VIEWED FROM DIFFERENT LEARNING MOTIVATION OF STUDENTS IN FAMILY ECONOMIC STATUS Meriam Yuliana Undergraduate Program, Faculty of Psychology Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: motivation

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENYEBAB DENGAN KEKAMBUHAN PADA PENYALAHGUNA NARKOBA DI YAYASAN MAHA KASIH KUNINGAN TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENYEBAB DENGAN KEKAMBUHAN PADA PENYALAHGUNA NARKOBA DI YAYASAN MAHA KASIH KUNINGAN TAHUN 2013 P-ISSN : 2549-9629 E-ISSN : 2549-9866 Tersedia online di http://stikesbanisaleh.ac.id/jnh/index.php HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENYEBAB DENGAN KEKAMBUHAN PADA PENYALAHGUNA NARKOBA DI YAYASAN MAHA KASIH KUNINGAN

Lebih terperinci

PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYALAHANGUNAAN NARKOBA DI SMK KUSUMA BANGSA BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO. Wiwit Widyawati

PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYALAHANGUNAAN NARKOBA DI SMK KUSUMA BANGSA BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO. Wiwit Widyawati PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYALAHANGUNAAN NARKOBA DI SMK KUSUMA BANGSA BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO Wiwit Widyawati 1211010139 Subject : Persepsi, Remaja, Narkoba DESCRIPTION Masalah penyalahgunaan narkoba

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, kasus peredaran dan penyalahgunaan narkoba saat ini semakin marak terjadi di Indonesia. Indonesia merupakan negara yang berpenduduk sekitar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga

BAB II LANDASAN TEORI. Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga BAB II LANDASAN TEORI II.A. MAKNA HIDUP II.A.1. Definisi Makna Hidup Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan

Lebih terperinci

efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012).

efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena penggunaan narkoba di kalangan generasi muda semakin mencemaskan. Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pasti akan mengalami perkembangan dan perubahan. Perkembangan sendiri pada dasarnya melibatkan pertumbuhan yang berarti bertambahnya usia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus penggunaan narkoba pada remaja sudah sering dijumpai di berbagai media. Maraknya remaja yang terlibat dalam masalah ini menunjukkan bahwa pada fase ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. coba-coba (bereksperimen) untuk mendapatkan rasa senang. Hal ini terjadi karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyalahguna narkoba saat ini sudah mencapai 3.256.000 jiwa dengan estimasi 1,5 % penduduk Indonesia adalah penyalahguna narkoba. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

MAKALAH. ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD) Bahaya Narkoba Bagi Remaja. Teknik Komputer Golongan B Muh. An im Fatahna D

MAKALAH. ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD) Bahaya Narkoba Bagi Remaja. Teknik Komputer Golongan B Muh. An im Fatahna D MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD) Bahaya Narkoba Bagi Remaja Teknik Komputer Golongan B Muh. An im Fatahna D3407267 POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2008-2009 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puja dan

Lebih terperinci

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta A. Pendahuluan Penyalahgunaan narkoba di Indonesia semakin meningkat dan permasalahan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. sekedar untuk, misalnya bersenang-senang, rileks atau relaksasi dan hidup mereka tidak

BAB 1 : PENDAHULUAN. sekedar untuk, misalnya bersenang-senang, rileks atau relaksasi dan hidup mereka tidak BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang apabila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bilamana disalahgunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA (Narkotika, alkohol dan zat

BAB I PENDAHULUAN. Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA (Narkotika, alkohol dan zat BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA (Narkotika, alkohol dan zat adiktif) atau juga yang lebih dikenal dengan sebutan NARKOBA di Indonesia terus mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peredaran narkoba secara tidak bertanggungjawab sudah semakin meluas dikalangan masyarakat. Hal ini tentunya akan semakin mengkhawatirkan, apalagi kita mengetahui yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia telah mencapai angka yang cukup tinggi sebagaimana dipaparkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia telah mencapai angka yang cukup tinggi sebagaimana dipaparkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah pengguna NAPZA (Narkoba, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) di Indonesia telah mencapai angka yang cukup tinggi sebagaimana dipaparkan oleh BNN (Badan Narkotika

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahgunaan NAPZA merupakan salah satu ancaman yang cepat atau lambat dapat menghancurkan generasi muda. Negara Indonesia merupakan negara yang tidak lepas dari

Lebih terperinci

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H A. PENDAHULUAN Narkoba sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia, narkoba sudah menjadi momok bagi orang tua

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pendahuluan

KATA PENGANTAR. Pendahuluan KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Bahaya Narkoba Bagi Remaja dan dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat

Lebih terperinci

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang  2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Narkotika adalah zat adiktif yang menyebabkan kehilangan kesadaran dan ketergantungan bagi penggunanya. Narkotika meningkatkan daya imajinasi manusia dengan merangsang

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini ingin mengetahui gambaran pola asuh yang diberikan oleh orang tua pada remaja yang melakukan penyalahgunaan narkoba. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT REMAJA DAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Disampaikan pada Program Parenting di SMP IT Abdurrab Pekanbaru) Oleh: H. BAHRIL HIDAYAT, M. Psi ALUCYANA, M. Psi RAIHANA, MA.

Lebih terperinci

Hubungan Self Hypnotherapy pada Persentase Relapse (kekambuhan) Pengguna NAPZA

Hubungan Self Hypnotherapy pada Persentase Relapse (kekambuhan) Pengguna NAPZA Hubungan Self Hypnotherapy pada Persentase Relapse (kekambuhan) Pengguna NAPZA Muhammad John Elang Lanang Sismadi, Muhammad Ardiansyah 2 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMY, 2 Bagian Syaraf FKIK UMY Abstrak

Lebih terperinci

Saat ini penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif. (NAPZA) makin merebak di tengah-tengah masyarakat. Banyak keluarga yang

Saat ini penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif. (NAPZA) makin merebak di tengah-tengah masyarakat. Banyak keluarga yang BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA) makin merebak di tengah-tengah masyarakat. Banyak keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyalahgunaan narkoba merupakan penyakit endemik dalam masyarakat modern, dapat dikatakan bahwa penyalahgunaan narkoba merupakan penyakit kronik yang berulang kali

Lebih terperinci

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENAHULUAN A. Latar Belakang Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika merupakan permasalahan global yang sudah menjadi ancaman serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Saat ini, penyalahgunaan

Lebih terperinci

PENERIMAAN DIRI ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

PENERIMAAN DIRI ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH PENERIMAAN DIRI ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH Disusun Oleh Nama : Auliya Karimah NPM : 10507030 Pembimbing : Wahyu Rahardjo, S.Psi., M.si Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah penyalahgunaan Narkoba di Indonesia saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah penyalahgunaan Narkoba di Indonesia saat ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyalahgunaan Narkoba di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan berbagai kalangan dan telah menjadi ancaman nasional yang perlu mendapatkan perhatian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adiktif). Guna menanggulangi hal tersebut maka para pelaku pelanggaran

BAB I PENDAHULUAN. adiktif). Guna menanggulangi hal tersebut maka para pelaku pelanggaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kasus pelanggaran hukum yang terjadi di Indonesia banyak jenisnya, salah satunya penyalahgunaan NAPZA (narkotika, psikotropika dan zat adiktif). Guna menanggulangi

Lebih terperinci

MAKNA HIDUP WANITA LANSIA TANPA ANAK YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA SKRIPSI. OLEH : Tjhaij Siufong NRP:

MAKNA HIDUP WANITA LANSIA TANPA ANAK YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA SKRIPSI. OLEH : Tjhaij Siufong NRP: MAKNA HIDUP WANITA LANSIA TANPA ANAK YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA SKRIPSI OLEH : Tjhaij Siufong NRP: 7103011039 Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 2014 MAKNA HIDUP WANITA LANSIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan zat adiktif lainnya BNN (2006). Narkoba pada awalnya digunakan untuk keperluan medis, pemakaiannya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makna hidup (the meaning of life) adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Makna hidup (the meaning of life) adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makna hidup (the meaning of life) adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan

Lebih terperinci

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet SKRIPSI Oleh : Bayhaqqi 201210515003 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia 14 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi ini semakin banyak masalah yang dihadapi oleh negara, baik negara maju maupun negara berkembang, tak terkecuali dengan negara kita. Salah satu

Lebih terperinci

STUDI FENOMENOLOGI: PENERIMAAN DIRI PADA KETURUNAN DARI PERNIKAHAN CINA-JAWA SKRIPSI

STUDI FENOMENOLOGI: PENERIMAAN DIRI PADA KETURUNAN DARI PERNIKAHAN CINA-JAWA SKRIPSI STUDI FENOMENOLOGI: PENERIMAAN DIRI PADA KETURUNAN DARI PERNIKAHAN CINA-JAWA SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata I Psikologi DINY SUKMAWATI

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia salah satunya ditentukan oleh kualitas upaya kesehatan pada setiap periode kehidupan sepanjang siklus hidup, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya akan dapat melemahkan ketahanan nasional. bius (Chloric Ether atau Chloroform), yang dipergunakan hingga sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya akan dapat melemahkan ketahanan nasional. bius (Chloric Ether atau Chloroform), yang dipergunakan hingga sekarang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Penjelasan Umum Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika disebutkan bahwa narkotika merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat dan diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN. data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk remaja adalah bagian dari penduduk dunia dan memiliki sumbangan teramat besar bagi perkembangan dunia. Remaja dan berbagai permasalahannya menjadi perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia akhir-akhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan dan berdampak pada hilangnya satu generasi bangsa

Lebih terperinci

ABSTRAK KUALITAS HIDUP KLIEN TERAPI METADON DI PTRM SANDAT RSUP SANGLAH

ABSTRAK KUALITAS HIDUP KLIEN TERAPI METADON DI PTRM SANDAT RSUP SANGLAH ABSTRAK KUALITAS HIDUP KLIEN TERAPI METADON DI PTRM SANDAT RSUP SANGLAH Latar Belakang: Kualitas merupakan indikator penting dari keberhasilan sebuah terapi. Program terapi metadon adalah salah satu pilihan

Lebih terperinci