Pengaruh Penggunaan Ekstrak Biji Bengkuang Terhadap Jumlah Hidup...Andi Nurhakim
|
|
- Inge Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PENGGUNAAN EKSTRAK BIJI BENGKUANG TERHADAP JUMLAH HIDUP Tribolium castaneum DAN SUSUT BERAT DEDAK PADI DALAM PENYIMPANAN THE EFFECT OF YAM SEED S EXTRACT USAGE ON TOTAL LIFE NUMBER OF Tribolium castaneum AND WEIGHT LOSS OF RICE BRAN IN STORAGE Andi Nurhakim*, Rachmat Wiradimadja, Iman Hernaman Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran greenlight.nurhakim@gmail.com ABSTRAK Penggunaan insektisida sintetik sebagai pembasmi hama bahan pakan berpengaruh buruk terhadap lingkungan dan residu yang tertinggal dalam pakan dapat membunuh ternak bahkan manusia. Bengkuang merupakan tanaman yang mempunyai bahan aktif rotenon yang dapat dimanfaatkan sebagai insektisida nabati yang aman bagi lingkungan dan perlu diteliti potensinya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jumlah hidup Tribolium castaneum dan susut berat dedak padi yang disemprot dengan ekstrak biji bengkuang dalam penyimpanan selama tujuh hari. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdapat lima perlakuan konsentrasi ekstrak biji bengkuang yaitu P 1=0%; P 2=2%; P 3=4%; P 4=6%, dan P 5=8%. Setiap perlakuan diulang empat kali. Hasil penelitian diolah menggunakan metode sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak biji bengkuang dengan konsentrasi 8% berpengaruh nyata (P<0,05) menekan jumlah hidup Tribolium castaneum dan memperlihatkan hasil penyusutan dedak padi yang terendah. Kata Kunci: ekstrak biji bengkuang, Tribolium castaneum, jumlah hidup, susut berat, dedak padi. ABSTRACT The application of synthetic insecticide as feed material disinfectant have bad effect for environment and the left behind residue in material can kill animals even humans. Yam seed is containing rotenon active material plant that can be used as vegetative insecticide which safe for environment and should be research for its potency. This study was aimed to find out total life number of Tribolium castaneum and rice bran weight loss which are sprayed with yam seed s extract within seven days of storage. This study used experimental method with Complete Randomized Design (CRD). There were 5 yam treatment on yam seed's extract concentration: (1) P 1=0%, (2) P 2=2%, (3) P 3=4%, (4) P 4=6%, and (5) P 5=8%. Each treatment was repeated four times. The result of this experiment was processed using analysis of variance (ANOVA) and continued with Duncan's Multiple Range Test (DMRT). The result showed that the usage of yam seed's extract with 8% concentration was obviously confluenced (P<0,05) in suppresing total life number of Tribolium castaneum and showed minimum weight loss of rice bran. Keywords: yam seed's extract, Tribolium castaneum, total life number, weight loss, rice bran
2 Pendahuluan Penggunaan insektisida sintetik sebagai pembasmi hama bahan pakan yang berlebihan dan tidak ramah lingkungan dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap lingkungan. Residu yang tertinggal dalam pakan, dapat membunuh ternak bahkan manusia. Beberapa pengaruh negatif yang akan timbul akibat penggunaan insektisida sintetik dapat menyebabkan resistensi hama, dan peledakan hama sekunder serta pencemaran lingkungan. Antisipasi terhadap dampak negatif penggunaan insektisida sintetik menjadi faktor utama yang diupayakan untuk mencari alternatif senyawa-senyawa insektisida yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, makhluk hidup lain dan mempunyai sifat yang mudah terurai sehingga tidak berbahaya serta mampu mengendalikan hama bahan pakan. Tanaman sebenarnya kaya bahan aktif yang berfungsi sebagai alat pertahanan alami terhadap pengganggunya. Bahan insektisida yang berasal dari tanaman yang menggunakan bahan hasil metabolit sekunder tanaman sebagai bahan aktifnya dan menjamin keamanan bagi lingkungan karena cepat terurai di tanah serta tidak berbahaya terhadap ternak dan manusia. Perkembangan bahan aktif asal tanaman akhir-akhir ini mulai diteliti kembali pemanfaatannya. Pemanfaatan insektisida nabati perlu diteliti potensi dan permasalahan pengembangannya. Tanaman yang memiliki potensi sebagai insektisida nabati diantaranya biji bengkuang yang mengandung bahan aktif rotenon. Rotenon adalah racun pencernaan dan racun kontak, mekanisme kerjanya mengganggu respirasi sel, selain itu rotenon juga merupakan racun saraf. Insektisida nabati dari biji bengkuang diharapkan efektif mengendalikan hama. Efektivitas kerja insektisida dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis insektisida, jenis serangga dan level insektisida. Penggunaan insektisida diharapkan dapat membasmi hama yang ada dalam bahan pakan. Dedak padi sudah umum dikenal oleh peternak baik sebagai bahan pakan ternak unggas maupun sebagai bahan pakan konsentrat untuk ternak ruminansia. Dedak padi merupakan hasil samping penggilingan padi, yang merupakan salah satu bahan dalam menyusun ransum untuk ternak ruminansia maupun non-ruminansia. Namun, akibat cara penyimpanan yang tidak ideal, dedak padi sangat mudah diserang oleh kumbang. Jenis kumbang yang paling sering ditemukan adalah Tribolium castaneum. Kerugian yang ditimbulkan akibat Tribolium castaneum dalam penyimpanan adalah kehilangan berat, penurunan kualitas dedak padi dan menjadi inang cacing pita yang dapat menyebabkan berbagai gangguan pencernaan serta kerugian ekonomis. Tribolium castaneum mempunyai kontribusi yang besar terhadap kerusakan bahan pakan, baik kerusakan fisik maupun kehilangan kandungan zat nutrien. Aktivitas metabolik Tribolium castaneum menyebabkan peningkatan kadar air, suhu bahan pakan, menimbulkan efek toksik dan alergik. Kerusakan secara fisik terjadi akibat kontaminasi bahan pakan oleh kotoran, jaringan, bagian tubuh dan bau kotoran. Tribolium castaneum memakan dan merusak struktur fisik bahan pakan dan memicu pertumbuhan mikroorganisme lain.
3 Bahan dan Metode Penelitian Delapan ratus gram biji bengkuang dioven hingga diperoleh berat keringnya enam ratus lima puluh gram. Biji diblender sampai menjadi tepung dan diayak agar didapat tepung biji bengkuang yang halus, kemudian tepung biji bengkuang sebanyak 500 g dilarutkan dan didiamkan dengan 1 liter alkohol 95% selama satu hari. Penyaringan terhadap larutan dengan kertas saring, ditampung dalam gelas beker. Maserat diuapkan dengan evaporator putar pada suhu diatas 40 o C untuk memisahkan bahan aktif dari pelarutnya. Ekstrak hasil penguapan diletakkan dalam wadah dan dibiarkan terbuka pada suhu ruangan untuk menguapkan sisa pelarut. Ekstrak biji bengkuang ditambahan pelarut air untuk menghasilkan 25 ml larutan ekstrak biji bengkuang dengan konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6%, 8%, kemudian disimpan ke dalam botol yang diberi label, ditutup rapat-rapat dan disimpan dalam refrigerator. Dedak padi yang telah diayak diambil sebanyak 70 g dimasukkan ke dalam oven untuk dijadikan sampel bahan kering dan mengukur kadar airnya. Kadar air diukur untuk memperoleh berat bahan kering awal dan mengupayakan berat bahan kering mencapai optimal, lalu dimasukkan ke dalam toples sebanyak 50 g untuk setiap sampelnya. Siapkan ekstrak biji bengkuang dengan konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%. Setelah itu ekstrak biji bengkuang disemprotkan sebanyak 2 ml secara perlahan pada setiap sampel dedak padi sambil diaduk menggunakan batang pengaduk dengan pola adukan membentuk angka delapan. Setelah proses penyemprotan, dedak padi diinokulasikan dengan Tribolium castaneum sebanyak 50 ekor tiap sampel, untuk memastikan jumlah Tribolium castaneum 50 ekor tiap sampelnya digunakan kaca pembesar. Toples ditutup dengan kain furing yang sudah disiapkan, pastikan tidak ada celah untuk Tribolium castaneum keluar dan lolos dari toples. Setelah itu sampel disimpan dengan kondisi penyimpanan terhindar dari sinar matahari. Penyemprotan ekstrak biji bengkuang terhadap dedak padi yang diinokulasi Tribolium castaneum dilakukan selama satu minggu dengan dua kali penyemprotan. Setelah itu dilakukan perhitungan jumlah hidup Tribolium castaneum dan Setelah diketahui berapa sisa jumlah hidup Tribolium castaneum maka dilanjutkan dengan menghitung susut berat pada dedak padi pasca penelitian. Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan analisis ragam, untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan dilakukan uji Duncan.
4 Hasil dan Pembahasan Jumlah Hidup Tribolium castaneum Tabel 1. Rataan jumlah hidup Tribolium castaneum yang diperoleh dari hasil Pengamatan disajikan pada Tabel 1. Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Jumlah Hidup Tribolium castaneum Ulangan Tribolium Perlakuan castaneum awal P 1 P 2 P 3 P 4 P 5..Ekor.....% Total Rata-rata Keterangan : P 1= Kontrol, tanpa pemberian ekstrak biji bengkuang P 2= Pemberian ekstrak biji bengkuang konsentrasi 2% P 3= Pemberian ekstrak biji bengkuang konsentrasi 4% P 4= Pemberian ekstrak biji bengkuang konsentrasi 6% P 5= Pemberian ekstrak biji bengkuang konsentrasi 8% Jumlah hidup Tribolium castaneum yang diberi penyemprotan ekstrak biji bengkuang dalam penyimpanan (Tabel 1) menunjukkan bahwa perlakuan tanpa pemberian ekstrak biji bengkuang diperoleh rataan jumlah hidup Tribolium castaneum 100%, begitu pula untuk perlakukan dengan pemberian ekstrak biji bengkuang dengan konsentrasi 2% (P 2) dan pemberian ekstrak biji bengkuang dengan konsentrasi 4% (P 3) menghasilkan jumlah hidup Tribolium castaneum yang sama. Untuk perlakuan dengan pemberian ekstrak biji bengkuang dengan konsentrasi 6% (P 4) menghasilkan jumlah hidup Tribolium castaneum sebesar 97%, sementara untuk perlakuan dengan pemberian ekstrak biji bengkuang dengan konsentrasi 8% (P 5) menghasilkan jumlah hidup Tribolium castaneum sebesar 8%. Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan metode sidik ragam diperoleh bahwa tingkat penggunaan ekstrak biji bengkuang berpengaruh nyata terhadap jumlah hidup Tribolium castaneum. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan (Tabel 2). Tabel 2. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Tribolium castaneum Perlakuan Rataan Persentase Hidup (%) Signifikasi 5% P 5 92 a P 4 97 b P b P b P b Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata. Hidup Membuktikan bahwa rataan jumlah hidup Tribolium castaneum dengan penyemprotan ekstrak biji bengkuang pada tingkat konsentrasi 8% (P 5) nyata lebih rendah (P<0,05) dibandingkan dengan
5 pengaruh penyemprotan ekstrak biji bengkuang pada perlakuan P 2 sampai dengan P 4, yaitu pada perlakuan penyemprotan ekstrak biji bengkuang 2, 4, dan 6%. Demikian pula bila dibandingkan dengan perlakuan tanpa penyemprotan tanpa ekstrak biji bengkuang (0%). Artinya efektifitas tingkat penggunaan ekstrak biji bengkuang terhadap penurunan jumlah hidup Tribolium castaneum terjadi pada perlakuan P 5 yaitu dengan tingkat konsentrasi ekstrak biji bengkuang 8%. Penggunaan ekstrak biji bengkuang di bawah 8% belum efektif menurunan jumlah hidup Tribolium castaneum. Perlakuan P 5 yaitu penggunaan ekstrak biji bengkuang dengan konsentrasi 8% merupakan tingkat yang memiliki mortalitas tertinggi yaitu sekitar 8% dari total jumlah hidup awal, tingginya kematian yang diakibatkan oleh ekstrak biji bengkuang dimungkinkan adanya senyata aktif yang terkandung di dalam ekstrak biji bengkuang yaitu rotenon, yang dapat menyebabkan kematian pada serangga karena efek farmakologis dari rotenan adalah mencegah kemampuan Tribolium castaneum untuk menggunakan oksigen pada proses metabolisme. Rotenon merupakan inhibitor kuat elektron transpor yaitu antara NAD+ dengan koenzim Q, oksidasi suksinat dan sitokrom oksidase pada mitokondria (Krisna, 2002). Rotenon yang mempunyai sistem kerja sebagai racun kontak dan racun pencernaan terhadap beberapa larva serangga serta mempunyai sifat mudah terurai dalam sinar matahari dan udara terbuka (Oka, 1993). Insektisida nabati menunjukkan tingkat keamanan dan kesehatan yang lebih baik karena bahan aktif yang diperoleh dari tanaman tidak memiliki risiko dan efek samping di dalam penggunaannya sehingga aman untuk digunakan. Penyusutan Dedak Padi Banyaknya Tribolium castaneum dalam pakan akan berpengaruh terhadap jumlah pakan yang dikonsumsinya. Hasil penelitian mengenai jumlah susut berat dedak padi yang tercemar Tribolium castaneum dalam penyimpanan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Persentase Jumlah Susut Bahan Kering Dedak Padi yang Tercemar Tribolium castaneum dalam Penyimpanan Ulangan Berat Awal Perlakuan P 1 P 2 P 3 P 4 P 5..g.....% ,38 1,32 1,33 0,35 0, ,88 1,17 0,25 0,55 0, ,47 1,52 0,62 0,58 0, ,27 1,44 0,54 0,86 0,41 Total 5 5,45 2,74 2,34 1,66 Rata-rata 1,25 1,36 0,68 0,58 0,41 Keterangan : P 1= Kontrol, tanpa pemberian ekstrak biji bengkuang P 2= Pemberian ekstrak biji bengkuang konsentrasi 2% P 3= Pemberian ekstrak biji bengkuang konsentrasi 4% P 4= Pemberian ekstrak biji bengkuang konsentrasi 6% P 5= Pemberian ekstrak biji bengkuang konsentrasi 8%
6 Tabel 3, menunjukkan nilai rataan persentase penyusutan dedak padi dengan peningkatan penggunaan ekstrak biji bengkuang secara berurutan dari tingkat terendah hingga tertinggi dicapai oleh perlakuan yang diberi penyemprotan konsentrasi ekstrak biji bengkuang 8% (P 5), penyemprotan ekstrak biji bengkuang 6% (P 4), ekstrak biji bengkuang 4% (P 3), ekstrak biji bengkuang 2% (P 2) dan tanpa pemberian ekstrak biji bengkuang (P 1). Berdasarkan uji statistik bahwa penggunaan ekstrak biji bengkuang berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap penyusutan dedak padi dalam penyimpanan. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan (Tabel 4) menunjukkan bahwa rataan persentase penyusutan dedak padi dengan tingkat konsentrasi pemberian ekstrak biji bengkuang 8% (P 5) nyata lebih rendah (P<0,05) dibandingkan dengan pengaruh penyemprotan ekstrak biji bengkuang pada tingkat konsentrasi 6% (P 4), 4% (P 3), 2% (P 2), dan tanpa perlakuan ekstrak biji bengkuang (P 1). Tabel 4. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Persentase Penyusutan Dedak Padi Rataan Persentase Perlakuan Penyusutan (%) Signifikasi 5% P 5 0,41 a P 4 0,58 b P 3 0,68 c P 1 1,25 d P 2 1,36 d Keterangan: Angka yang diikuti dengan dua huruf yang berbeda menunjukkan tidak berbeda nyata Pengaruh tingkat konsentrasi pemberian ekstrak biji bengkuang 6% (P 4) nyata lebih rendah dibandingkan dengan pengaruh penyemprotan ekstrak biji bengkuang pada tingkat konsentrasi 4% (P 3), 2% (P 2), dan tanpa perlakuan ekstrak biji bengkuang (P 1). Pengaruh tingkat konsentrasi pemberian ekstrak biji bengkuang 4% (P 3) nyata lebih rendah dibandingkan dengan tingkat konsentrasi pemberian ekstrak biji bengkuang 2% (P 2) dan tanpa perlakuan ekstrak biji bengkuang (P 1). Perbedaan yang terjadi pada perlakuan tersebut, dikarenakan perbedaan jumlah hidup Tribolium castaneum yang memerlukan makanan. Alanko, dkk. (2000) menyatakan bahwa komponen dedak yang dikonsumsi oleh Tribolium castaneum adalah pati. Kebutuhan makanan yang banyak pula dapat menunjang Tribolium castaneum untuk berkembang biak. Persentase susut berat padi yang terendah diperoleh pada perlakuan P5 hal ini terkait dengan jumlah Tribolium castaneum yang paling sedikit. Jumlah yang rendah memungkinkan kesempatan mengkonsumsi dedak padi juga menjadi rendah, begitu pula pada perlakuan P 4 jumlah Tribolium castaneum lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Adapun untuk perlakuan P 3, P 1 dan P 2 terjadi perbedaan, meskipun jumlahnya sama (Tabel 4), diduga Tribolium castaneum yang digunakan memiliki umur yang berbeda yang akan terkait dengan ukuran tubuh, hal ini berpengaruh terhadap jumlah makanan yang dikonsumsi. Dalam penelitian ini besar ukuran tubuh, status fisiologis dan produktifitas Tribolium castaneum tidak diperhitungkan karena sulit dalam penentuannya.
7 Konsumsi pakan merupakan sejumlah pakan yang dapat dikonsumsi ternak pada periode waktu tertentu, dan merupakan faktor penting yang akan menentukan aras, fungsi, dan respon ternak serta penggunaan nutrien yang ada di dalam pakan (Van Soest, 1994). Jumlah konsumsi pakan merupakan salah satu tanda terbaik dari produktivitas ternak dan juga faktor esensial yang menjadi dasar untuk hidup dan menentukan produksi (Arora, 1995). Tinggi rendahnya konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal (lingkungan), faktor internal (kondisi ternak itu sendiri) dan pakan yang diberikan (Parakkasi, 1998). Hal ini juga berpengaruh terhadap Tribolium castaneum, besar ukuran Tribolium castaneum berbanding lurus dengan tingkat konsumsi pakannya. Makin besar ukuran tubuh, makin tinggi pula konsumsi terhadap pakan. Kesimpulan Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan ekstrak biji bengkuang pada tingkat konsentrasi 8% memperlihatkan hasil yang dapat menekan jumlah hidup Tribolium castaneum. Persentase susut berat dedak padi terendah diperoleh pada tingkat konsentrasi ekstrak biji bengkuang 8%. Saran Disarankan bahwa pengaruh pakan yang telah disemprot ekstrak biji bengkuang pada konsentrasi 8% sudah dapat mengurangi jumlah hidup Tribolium castaneum dan susut berat dedak padi dalam penyimpanan. Perlu dilakukan penelitian penggunaan ekstrak biji bengkuang dengan tingkat konsentrasi lebih dari 8%, dan perlu dilakukan evaluasi penggunaan dedak padi yang telah disemprot dengan ekstrak biji bengkuang untuk melihat dampaknya terhadap performa ternak. Daftar Pustaka Arora, S.P Pencernaan Mikrobia pada Ruminansia. Cetakan ke-2. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Krisna S. L. S., Eka Studi Pengaruh Ekstrak Biji Bengkuang (Pachyrhizus erosus) terhadap Perkembangan Larva Nyamuk (Aedes aegypti).skripsi. Fakultas kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Oka, I. M Penggunaan, Permasalahan serta Prospek Pestisida Nabati dalam Pengendalian Hama Terpadu. Prosding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Parakkasi, A Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. University Indonesia Press, Bogor.
8 Van Soest, P. J Nutritional Ecology of The Ruminant. 2 nd ed. Comstock Publishing Associates A Division of Cornell University Press. Ithaca and London.
TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian dan Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program Studi
Lebih terperinciPengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707
Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707 Dede Risnajati 1 1Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Bandung Raya Jalan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN KONVERSI PAKAN ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA KOMBINASI PAKAN KOMERSIAL DENGAN DEDAK PADI, ONGGOK DAN POLLARD
PERTUMBUHAN DAN KONVERSI PAKAN ULAT TEPUNG (Tenebrio molitor L.) PADA KOMBINASI PAKAN KOMERSIAL DENGAN DEDAK PADI, ONGGOK DAN POLLARD SKRIPSI RISNA HAIRANI SITOMPUL PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI PETERNAKAN
Lebih terperinciI. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
I. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.Waktu pelaksanaan bulan Maret sampai
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.Waktu pelaksanaan bulan Maret sampai
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelaksanaan dimulai bulan April
Lebih terperinciAfriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**
PENGARUH PENAMBAHAN KIJING TAIWAN (Anadonta woodiana, Lea) DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**,
Lebih terperinciEFEKTIVITAS BEBERAPA INSEKTISIDA NABATI TERHADAP PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Sitophilus oryzae L. PADA SIMPANAN BERAS
ISSN 1410-1939 EFEKTIVITAS BEBERAPA INSEKTISIDA NABATI TERHADAP PERKEMBANGAN POPULASI HAMA Sitophilus oryzae L. PADA SIMPANAN BERAS [THE AFFECTIVITY OF BIO-INSECTICIDES ON THE GROWTH OF Sitophilus oryzae
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG BUAH MENGKUDU (Morinda Citrifolia L.) DALAM RANSUM TERHADAP RETENSI KALSIUM DAN FOSFOR PADA PUYUH PETELUR (Coturnix Coturnix Japonica) Trisno Marojahan Aruan*, Handi Burhanuddin,
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan pada bulan September 2017. B. Bahan
Lebih terperinciUJI EFEKTIFITAS EKSTRAK NIKOTIN FORMULA 1 (PELARUT ETHER) TERHADAP MORTALITAS Aphis gossypii (HOMOPTERA; APHIDIDAE)
AGROVIGOR VOLUME 5 NO. 1 MARET 2012 ISSN 1979 5777 47 UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK NIKOTIN FORMULA 1 (PELARUT ETHER) TERHADAP MORTALITAS Aphis gossypii (HOMOPTERA; APHIDIDAE) Sujak dan Nunik Eka Diana Balai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan
31 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola post test only control group design.
Lebih terperinciPENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER
PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta ABSTRACT This research was conducted to investigate
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS
PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS EFFECT OF EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DOSAGE ADDED IN DRINKING WATER ON BODY WEIGHT OF LOCAL CHICKEN
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH
PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) Oleh: Ani Nihayah 1), Asep Ginanjar 2), Taufik Sopyan 3) 1) Alumni Prodi.Pend.Biologi
Lebih terperinciABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BIJI NIMBA (Azadirachta indica A. Juss) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP NYAMUK AEDES AEGYPTI
ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BIJI NIMBA (Azadirachta indica A. Juss) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP NYAMUK AEDES AEGYPTI Evelyn Susanty Siahaan, 2009 Pembimbing I : Endang Evacuasiany, Dra., Apt., MS.,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun
36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012
11 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012 bertempat di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan Agroteknologi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi
A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi dosis pestisida
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang hijau adalah tanaman budidaya palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat: Penelitian dilakukan di Green House Kebun Biologi, Fakultas. 2. Waktu: Bulan Desember Februari 2017.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat: Penelitian dilakukan di Green House Kebun Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Waktu:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kubis merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi karena berbagai manfaat yang terdapat di dalam kubis. Kubis dikenal sebagai sumber vitamin A, B, dan
Lebih terperinciPengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh
PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler Abstrak Oleh Sri Rikani Natalia Br Sitepu, Rd. HerySupratman, Abun FakultasPeternakanUniversitasPadjajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan dimana masing masing ulangan terdiri dari
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Pemberian Kombinasi Tepung Limbah Udang dan Tepung Kayambang (Salvinia molesta) Terfermentasi Terhadap Produktifitas Itik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Entomologi BALITKABI-Malang pada bulan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Entomologi BALITKABI-Malang pada bulan April-Agustus 2010. Kegiatan penelitian terdiri dari penyiapan alat, bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. atau percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4. A1 = Daun Tembelekan Konsentrasi 3%
45 3.1 Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimental atau percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 kali ulangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). B. Waktu dan Tempat Penelitian
Lebih terperinciTOKSISITAS FRAKSI EKSTRAK METANOL BIJI Barringtonia asiatica L. (KURZ.) (LECYTHIDACEAE) TERHADAP LARVA Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE)
1 TOKSISITAS FRAKSI EKSTRAK METANOL BIJI Barringtonia asiatica L. (KURZ.) (LECYTHIDACEAE) TERHADAP LARVA Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) Oleh: Dr. Danar Dono, Ir., M.Si. Teddy Budiyansyah
Lebih terperinciEVALUASI PERTUMBUHAN JANGKRIK KALUNG (Gryllus bimaculatus) YANG DIBERI PAKAN DENGAN CAMPURAN DEDAK HALUS SKRIPSI AMELIA L. R.
EVALUASI PERTUMBUHAN JANGKRIK KALUNG (Gryllus bimaculatus) YANG DIBERI PAKAN DENGAN CAMPURAN DEDAK HALUS SKRIPSI AMELIA L. R. HUTABARAT PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.
13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013. Tempat penelitian adalah Laboratorium Botani dan Laboratorium Biologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jambu biji (Psidium guajava L.) adalah salah satu komoditas buah yang prospektif. Tanaman jambu biji telah menyebar luas, terutama di daerah tropik. Saat
Lebih terperinciPengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)
Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher) The Effect of Continued Substitution of Tofu on Basal Feed (BR-2) on The
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi,
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. post test only controlled group design. Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini besifat eksperimental dengan rancangan penelitian the post test only controlled group design. B. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pelaksanaan penelitian mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Pembuatan pakan dilaksanakan di CV. Indofeed. Analisis Laboratorium dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciUji Toksisitas Potensi Insektisida Nabati Ekstrak Kulit Batang Rhizophora mucronata terhadap Larva Spodoptera litura
Sidang TUGAS AKHIR, 28 Januari 2010 Uji Toksisitas Potensi Insektisida Nabati Ekstrak Kulit Batang Rhizophora mucronata terhadap Larva Spodoptera litura Nama : Vivid Chalista NRP : 1505 100 018 Program
Lebih terperinciBAB III METODE. kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, masing-masing perlakuan
BAB III METODE A. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan design Penelitian Eksperimen yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, masing-masing perlakuan terdapat lima kali pengulangan.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012
26 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012 yang bertempat di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT PADA PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI Oleh : 060810228 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR
EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR (Kaempferia galanga Linn) PADA RANSUM AYAM BROILER RENDAH ENERGI DAN PROTEIN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER, KADAR KOLESTROL, PERSENTASE HATI DAN BURSA FABRISIUS SKRIPSI
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green House untuk melakukan fermentasi dari urin kelinci dan pengomposan azolla, dilanjutkan dengan pengaplikasian pada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Hama 1. Mortalitas Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai fase dan konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap mortalitas hama
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan April sampai dengan bulan November 2011 di Laboratorium Kimia Hasil Hutan dan Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu
Lebih terperinciOleh: Nur Alindatus Sa Diyah
PROPOSAL TUGAS AKHIR - SB 091351 UJI POTENSI EKSTRAK DAUN BINTARO (Cerbera odollam) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) DENGAN MEDIA DAUN CABAI RAWIT (Capsicum
Lebih terperinci1 Muhammad Syaifullah Hiola, , Rida Iswati, Fahria Datau, Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
UJI EFEKTIFITAS KULIT JERUK MANIS (Citrus sinensis) SEBAGAI PESTISIDA NABATI DALAM MENEKAN SERANGAN HAMA KUMBANG BERAS (Sitophylus oryzae L.) Muhammad Syaifullah Hiola (1), Rida Iswati (2), Fahria Datau
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Kasa Sentral Pengembangan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Kasa Sentral Pengembangan Pertanian (SPP) Fakultas Pertanian Universitas Riau, Laboratorium Hama Tumbuhan selama tiga
Lebih terperinciVI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP
PEMBUATAN PESTISIDA NABATI VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP MODUL-06 Department of Dryland Agriculture Management, Kupang State Agriculture Polytechnic
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan
20 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 1) Kulit Pisang Nangka Kulit pisang nangka berfungsi sebagai bahan pakan tambahan dalam ransum domba. Kulit pisang yang digunakan berasal dari pisang
Lebih terperinciUJI EFEKTIFITAS EKSTRAK RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) SEBAGAI INSEKTISIDA ORGANIK HAMA KUTU BERAS (Sitophilus oryzae L.)
2 UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) SEBAGAI INSEKTISIDA ORGANIK HAMA KUTU BERAS (Sitophilus oryzae L.) SKRIPSI Oleh : Rofi ah Sahara 20120210020 Program Studi Agroteknologi
Lebih terperinciPengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler
Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler Tampubolon, Bintang, P.P. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail : ktgmusical@yahoo.co.id
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering
30 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering Kecernaan adalah banyaknya zat makanan yang tidak dieksresikan di dalam feses. Bahan pakan dikatakan berkualitas apabila
Lebih terperinciMETODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai pada bulan September hingga bulan Desember 2008 dan berlokasi di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi
Lebih terperinciKAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG
KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG (Study on Molasses as Additive at Organoleptic and Nutrition Quality of Banana Shell Silage) S. Sumarsih,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian untuk kegiatan fraksinasi daun mint (Mentha arvensis
Lebih terperinciInsektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk
AgroinovasI FLORA RAWA PENGENDALI HAMA SERANGGA RAMAH LINGKUNGAN Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk mengendalikan hama serangga karena hasilnya cepat terlihat dan mudah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)
TINJAUAN PUSTAKA 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Gambar 1: Telur, larva, pupa dan imago S. oryzae S. oryzae ditemukan diberbagai negara di seluruh dunia terutama beriklim panas.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized
III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri dari 4 perlakuan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Prosedur
MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2009 di Laboratorium Pemulian Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, sedangkan analisis
Lebih terperinciPERUBAHAN TERHADAP KADAR AIR, BERAT SEGAR DAN BERAT KERING SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI
PERUBAHAN TERHADAP KADAR AIR, BERAT SEGAR DAN BERAT KERING SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI Change of Water Content, Fresh Weight and Dry Weight of Complete Feed Silage
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasy-eksperiment dengan desain after only control group design yaitu mengamati variabel hasil pada saat yang sama
Lebih terperinciABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN PARE ( Momordica charantia ) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP AEDES AEGYPTI
ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN PARE ( Momordica charantia ) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP AEDES AEGYPTI Dwi Iriani Sutami, 2007 Pembimbing I : Budi Widyarto Lana, dr. Pembimbing II: Lusiana darsono, dr.,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Green House Kebun Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di
22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Ekstraksi daun cengkeh
Lebih terperinciPENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.
PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN Wa Ode Rosmiati 1, Natsir Sandiah 2, dan Rahim Aka 2 1 Mahasiswa Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciEFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.
EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM S.N. Rumerung* Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115 ABSTRAK
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitiandilakukan di Laboratorium Penelitian dan Lahan Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan waktu pelaksanaan selama 3 bulan dimulai
Lebih terperinciPengaruh Pemakaian Urea Dalam Amoniasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro
Pengaruh Pemakaian Urea Dalam Amoniasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro (Influence of using Urea in pod cacao amoniation for dry matter and organic digestibility
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di antaranya disebabkan serangan hama tanaman. Banyak hama yang menyerang tanaman kubis, salah satunya
Lebih terperinciUJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER
UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER (Test of Different Mesh Size on the Quality of Coffee Bean In Multifucer Grinder) Johanes Panggabean 1, Ainun Rohanah 1, Adian Rindang
Lebih terperinciSTUDI POTENSI RODENTISIDA NABATI BIJI JENGKOL UNTUK PENGENDALIAN HAMA TIKUS PADA TANAMAN JAGUNG
STUDI POTENSI RODENTISIDA NABATI BIJI JENGKOL UNTUK PENGENDALIAN HAMA TIKUS PADA TANAMAN JAGUNG Terry Pakki 1), Muhammad Taufik 1),dan A.M. Adnan 2) 1). Jurusan Agroteknologi, Konsentrasi Hama dan Penyakit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang. berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty. Menurut Wijana, (1982) Ae. aegypty adalah satu-satunya
Lebih terperinciJ. Agrisains 10 (1) : 28-34, April 2009 ISSN :
J. Agrisains 10 (1) : 28-34, April 2009 ISSN : 1412-3657 UJI PENDAHULUAN PENGGUNAAN TEPUNG DAUN SEREH (Andropogon nardus) DAN DRINGO (Acorus calamus) TERHADAP MORTALITAS Sitophilus zeamais (Motschulsky)
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mortalitas dan Kecepatan Kematian. Tingkat mortalitas walang sangit pada aplikasi kontak dengan konsentrasi
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mortalitas dan Kecepatan Kematian Hasil penelitian menunjukkan perlakuan konsentrasi ekstrak daun picung kontak dan anti-feedant berpengaruh nyata terhadap mortalitas
Lebih terperinciJOURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA
e-journal Penelitan Pendidikan IPA JOURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA http://jurnal.unram.ac.id/index.php/jpp-ipa Vol 1, No, 2 Juli 2015 PENGARUH EKSTRAK BIJI BENGKUANG TERHADAP WALANG SANGIT (Leptocorisa
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL THE EFFECT OF TOFU WASTE MEAL IN RATIONS ON SLAUGHTER WEIGHTS, CARCASS WEIGHTS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman
8 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan Januari hingga April
Lebih terperinciPengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.
Sains Peternakan Vol. 9 (2), September 2011: 77-81 ISSN 1693-8828 Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower Dede Risnajati Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di
9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di Laboratorium Teknologi Pakan serta Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian
Lebih terperinciAGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017
175 PEMANFAATAN CHLORELLA DALAM PAKAN YANG DISUBTITUSI TEPUNG ISI RUMEN TERHADAP PERSENTASE KARKAS AYAM PEDAGING Dhandy Koesoemo Wardhana 1), Mirni Lamid 2), Ngakan Made Rai W 3) 1)Departemen Kesehatan
Lebih terperinciYunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.
Jurnal Agribisnis Peternakan, Vo.1, No.1, April 2005 Performans Ayam Broiler yang Diberi Berbagai Tingkat Protein Hewani Dalam Ransum (Performance of Broiler Applied by Various Levels of Animal Protein
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan. Pemeliharaan
Lebih terperinciConcentrations Test Of Tuba Root Powder (Derris elliptica Benth) Against Aphis glycines Matsumura (Homoptera: Aphididae) Mortality on Soybean Plants
Uji Beberapa Konsentrasi Tepung Akar Tuba (Derris elliptica Benth) Terhadap Mortalitas Kutu Daun Aphis glycines Matsumura (Homoptera : Aphididae) pada Tanaman Kedelai Concentrations Test Of Tuba Root Powder
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Januari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Vektor demam berdarah adalah Aedes aegypti dan Aedes Albopictus.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Vektor demam berdarah adalah Aedes aegypti dan Aedes Albopictus. Ciri yang khas dari species ini adalah bentuk abdomen nyamuk betina yang lancip ujungnya dan memiliki
Lebih terperinciPENGARUH AKAR GINSENG ( Wild ginseng ) DALAM RANSUM MENCIT ( Mus musculus) TERHADAP JUMLAH ANAK DAN PERTUMBUHAN ANAK DARI LAHIR SAMPAI DENGAN SAPIH
PENGARUH AKAR GINSENG ( Wild ginseng ) DALAM RANSUM MENCIT ( Mus musculus) TERHADAP JUMLAH ANAK DAN PERTUMBUHAN ANAK DARI LAHIR SAMPAI DENGAN SAPIH KADARWATI D24102015 Skripsi ini merupakan salah satu
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2008. Pembuatan biomineral dilakukan di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi, sedangkan pemeliharaan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS SUBSTITUSI KONSENTRAT DENGAN DAUN MURBEI PADA PAKAN BERBASIS JERAMI PADI SECARA IN VITRO SKRIPSI OCTAVIANI NILA PERMATA SARI
EFEKTIVITAS SUBSTITUSI KONSENTRAT DENGAN DAUN MURBEI PADA PAKAN BERBASIS JERAMI PADI SECARA IN VITRO SKRIPSI OCTAVIANI NILA PERMATA SARI PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode eksperimental karena adanya manipulasi terhadap objek penelitian dan adanya kontrol
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TEMPE TERHADAP KINERJA UTERUS TIKUS OVARIEKTOMI ADRIEN JEMS AKILES UNITLY
EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TEMPE TERHADAP KINERJA UTERUS TIKUS OVARIEKTOMI ADRIEN JEMS AKILES UNITLY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 2 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di
22 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB 3 BAHAN DAN METODE
BAB 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Metode Penelitian Penelitian: Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis O. F Muller Dengan Penambahan Vitamin C Pada Media CAKAP dilaksanakan pada bulan Mei 2010 di Laboratorium
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Parung Farm yang terletak di Jalan Raya Parung Nomor 546, Parung, Bogor, selama satu bulan mulai bulan April sampai dengan Mei 2011. Bahan
Lebih terperinciPEMANFAATAN EKSTRAK KLOROFORM KULIT BATANG TUMBUHAN NYIRI BATU (Xylocarpus moluccensis (Lamk) M. Roem.) (Meliaceae) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA
PEMANFAATAN EKSTRAK KLOROFORM KULIT BATANG TUMBUHAN NYIRI BATU (Xylocarpus moluccensis (Lamk) M. Roem.) (Meliaceae) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA UTILIZATION CHLOROFORM EXTRACT of PLANT NYIRI BATU BARK (Xylocarpus
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Rekayasa
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Rekayasa Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN OVEN GELOMBANG PADA BERBAGAI TINGKATA DAYA DAN WAKTU TERHADAP MORTALITAS Tribolium castaneum Herbst DAN KANDUNGAN TEPUNG TAPIOKA
PENGARUH PERLAKUAN OVEN GELOMBANG PADA BERBAGAI TINGKATA DAYA DAN WAKTU TERHADAP MORTALITAS Tribolium castaneum Herbst DAN KANDUNGAN TEPUNG TAPIOKA Oleh RAMDHAN NURBIANTO F14103066 2008 DEPARTEMEN TEKNIK
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli
Lebih terperinciPengaruh Halusan Biji Sirsak ( Annona muricata L.) Terhadap Angka Kematian Larva Nyamuk Culex sp. Riyanto *) Abstrak
Pengaruh Halusan Biji Sirsak ( Annona muricata L.) Terhadap Angka Kematian Larva Nyamuk Culex sp. Riyanto *) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh halusan biji sirsak terhadap angka
Lebih terperinci