BAB II KAJIAN PUSTAKA Tinjauan Tentang Eksistensi dan Perkembangan. Menurut Danik, eksistensi artinya kehadiran, keberadaan yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA Tinjauan Tentang Eksistensi dan Perkembangan. Menurut Danik, eksistensi artinya kehadiran, keberadaan yang"

Transkripsi

1 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1. Tinjauan Tentang Eksistensi dan Perkembangan Menurut Danik, eksistensi artinya kehadiran, keberadaan yang mengandung unsur bertahan (dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2002: 139). Ada pula arti lain menurut menurut Zul Fahri, eksistensi artinya keberadaan, adanya (dalam Yunus, 2010: 7). Arti yang lain dari eksistensi adalah proses atau gerak untuk menjadi ada kemudian melakukan suatu hal untuk tetap menjadi ada ( dalam diakses Sabtu 11 Mei 2013 pukul 03.35). Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa eksistensi adalah keberadaan suatu hal kemudian melakukan tindakan demi keberlangsungan hal tersebut. Terkait dengan penelitian ini eksistensi yang dimaksud adalah eksistensi industri kerajinan Aneka Rotan dimana suatu hal yang dilakukan demi keberlangsungan industri kerajina Aneka Rotan dari tahun 2002 hingga dapat bertahan sampai sekarang (2013). Sementara itu, perkembangan menurut Van dan Deale mengatakan bahwa istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman (dalam Hurlock, 1980: 2). Perkembangan yaitu proses yang dilakukan agar mengalami kemajuan dari waktukewaktu. Perkembangan yang dimaksudkan ialah suatu proses adanya kemajuan akibat keinginan menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan pengalaman yang diperoleh. Dengan tujuan agar kedepannya suatu produk yang dihasilkan berbeda

2 10 dari hasil produksi sebelumnya, beraneka ragam jenis dan memiliki keunikan sehingga dapat menarik perhatian para konsumen. Perkembangan itu dapat terjadi apabila pengrajin dapat menambah pengetahuan dan mampu meningkatkan skill yang dimiliki dalam mengolah bahan, yang didukung dengan ketersediaan alat dan bahan yang memadai. Terkait dengan penelitian, perkembangan yang dimaksud adalah suatu proses perubahan karena adanya keinginan menjadi lebih baik. Teori perkembangan ini digunakan untuk melihat perubahan yang terjadi pada industri kerajinan Aneka Rotan, yang mencakup perubahan bahan baku yang digunakan, hasil produk, jumlah tenaga kerja dan pemasaran dari hasil produk tersebut Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Eksistensi dan Perkembangan Industri Faktor Produksi Menurut Daryanto (2011: 41), produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen, hasil itu dapat berupa barang dan jasa. Pengertian lain menurut Danik (2002: 419) produksi artinya hasil, barang-barang yang dibuat atau dihasilkan. Adapun pengertian lain menurut Fahmi (2012: 2), produksi adalah suatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan baik bentuk barang maupun jasa dalam suatu priode waktu selanjutnya dihitung sebagai nilai tambah bagi perusahaan. Berdasarkan pengertian produksi di atas, maka peneliti menggunakan hal tersebut untuk melihat produksi atau barang-barang yang dihasilkan pada industri kerajinan Aneka Rotan.

3 Faktor Permintaan dan Penawaran Kasmir (2012:173) mengartikan bahwa permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Sedangkan penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang ditawarkan produsen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Berdasarkan uraian tersebut, permintaan dan penawaran yaitu adanya interaksi untuk menentukan harga barang atau jasa yang akan diperjual-belikan. Biasanya produsen sudah menetapkan harga tertentu terhadap sebuah produk. Konsumen dapat melakukan penawaran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki namun produsen tidak akan menjual barang tersebut jika akan mengalami kerugian. Demikian halnya yang diamati peneliti pada produk yang dihasilkan oleh industri kerajinan Aneka Rotan Faktor Aksesibilitas Tamim (dalam Herliani, 2003: 27) menyatakan bahwa yang menjadi ukuran dalam aksesibilitas adalah: Aksesibilitas dapat dinyatakan dengan jarak, apabila suatu tempat berdekatan dengan tempat lainnya, dikatakan bahwa aksesibilitas antara kedua tempat tersebut tinggi. Sebaliknya apabila kedua tempat tersebut berjauhan, aksesibilitas antara keduanya rendah. Namun, meskipun jarak berjauhan apabila sistem transportasi antara kedua tempat tersebut baik dan untuk waktu tempuh bisa lebih singkat, maka waktu tempuh tersebut menjadi ukuran yang lebih baik dan sering digunakan untuk aksesibilitas ( dalam diakses Sabtu 11 Mei 2013 pukul 03.35). Black (1981) mengemukakan bahwa aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan lokasi tata guna lahan berinteraksi satu dengan yang

4 12 lain dan mudah atau sulitnya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi, (dalam diakses 23 Juni 2013 pukul 00.45). Berdasarkan uraian di atas, aksesibilitas yang dimaksud pada penelitian ini adalah jarak antara industri kerajinan Aneka Rotan di Desa Luwo o Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo dengan pusat kota Gorontalo. Hal ini berguna dalam mengkategorikan aksesibilitas industri kerajinan tersebut Faktor Pemasaran Kotler (2009: 6) mengemukakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pengertian lain menurut Kasmir (2012: 171), pemasaran adalah usaha untuk memenuhi keiginan dan kebutuhan konsumen melalui penciptaan suatu produk, baik barang maupun jasa yang kemudian dibeli oleh mereka yang memiliki kebutuhan melalui suatu penukaran. Arti yang lain menurut Muchtar (2010: 114) pemasaran (marketing) adalah merupakan kegiatan yang membuat konsumen menyadari adanya produk dan jasa serta keuntungan yang ditawarkan. Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, pemasaran adalah suatu upaya untuk menciptakan dan menjual produk maupun jasa yang bernilai kepada pihak lain dengan tujuan tertentu. Dalam sebuah industri, pemasaran sangat berperan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Hal ini digunakan peneliti untuk melihat apakah pemasaran yang dilakukan oleh industri

5 13 kerajinan Aneka Rotan, sudah sampai keluar daerah Gorontalo atau bahkan keluar negeri Faktor Kebijakan Pemerintah Mubyarto (1989: 243) mengemukakan bahwa salah satu kekuatan yang berpengaruh pada bekerjanya gaya-gaya ekonomi adalah pemerintah. Tidak ada satu negarapun pada saat ini dimana pemerintah tidak memainkan peranan dalam perekonomian. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa salah satu peran pemerintah dalam sebuah industri adalah kemudahan untuk memperoleh izin usaha. Hal ini akan berdampak pada kemudahan memperoleh fasilitas kredit maupun bantuan dari industri/instansi yang lebih besar guna penambahan modal untuk pengembangan usaha. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti melihat bentuk kebijakan seperti apa yang diberikan pemerintah terhadap keberlangsungan industri kerajinan Aneka Rotan Tinjauan Tentang Industri Pengertian Industri Definisi industri menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan merancang bangun dan perekayasaan industri (dalam Iryadini, 2010:31). Menurut Wignjosoebroto (2006: 2) bahwa industri biasa diartikan sebagai suatu lokasi/tempat dimana aktivitas produksi akan diselengagarakan.

6 14 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, industri merupakan suatu tempat untuk kegiatan ekonomi dalam melakukan aktivitas produksi. Industri dalam penelitian ini adalah industri kerajinan Aneka Rotan yang merupakan suatu tempat diselenggarakannya aktivitas produksi Klasifikasi Industri Menurut Kristanto (2004:157) industri dapat diklasifikasi menjadi : a. Industri primer yaitu industri yang mengubah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, misalnya pertanian dan pertambangan. b. Industri sekunder yaitu industri yang mengubah barang setengah jadi menjadi barang jadi. c. Industri tersier yaitu industri yang sebagian besar meliputi industri jasa dan perdagangan atau industry yang mengolah bahan industri sekunder. Menurut Sanusi (2012: 198) industri rotan dalam pengolahan bahan baku dapat dikelompokkan menjadi industri primer dan sekunder. Industri primer yaitu yang mengolah bahan baku rotan bulat menjadi bahan setengah jadi. Industri sekunder yaitu yang mengolah lebih lanjut hasil olahan industri primer berupa produk setengah jadi menjadi produk barang jadi. Berdasarkan teori tentang klasifikasi industri di atas, peneliti mengamati klasifikasi industri kerajinan Aneka Rotan berdasarkan bahan baku yang diolah pada industri tersebut Industri Kecil Menurut Saleh (1986: 4), mengungkapkan bahwa industri kecil adalah unit usaha industri yang mempekerjakan antara 5 sampai dengan 19 orang tenaga kerja. Sedangkan menurut Akmal (2006:24) bahwa industri kecil adalah suatu

7 15 usaha dalam perekonomian yang merupakan proses yang bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa. Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa, industri kecil yaitu suatu proses dalam perekonomian dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang untuk menghasilkan barang atau jasa. Sehubungan dengan penelitian ini, maka peneliti melihat apakah industri kerajinan Aneka Rotan termasuk pada industri kecil berdasarkan jumlah tenaga kerja pada industri tersebut. Sementara itu Departemen Perindustrian dan Perdangangan Provinsi Gorontalo (2012), menggolongkan industri kecil berdasarkan produk yaitu: a. Industri kecil pangan b. Industri kecil sandang c. Industri kecil kimia dan bahan bangunan d. Industri kecil logam dan elektronika e. Industri kecil kerajinan Berdasarkan penggolongan industri tersebut, dapat disimpulkan bahwa industri kerajinan Aneka Rotan masuk dalam kategori industri kecil kerajinan. Hal ini didukung oleh nama yang digunakan oleh industri tersebut yaitu industri kerajinan Aneka Rotan. Menurut Saleh (1986: 50) industri kecil di Indonesia dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu: a. Industri Lokal Kelompok industri kecil yang menggantungkan hidupnya kepada pasar setempat yang terbatas serta relatif tersebar dari segi lokasinya, skala usaha kelompok ini umumnya sangat kecil dan mencerminkan suatu pola pengusahaan yang bersifat subsistem, dalam hal itu target pemasarannya yang sangat terbatas telah menyebabkan kelompok ini pada umumnya hanya menggunakan sarana transportasi yang sederhana, adapun karena pemasaran hasil produksinya ditangani

8 16 sendiri, maka pada kelompok industri lokal ini jasa pedagang perantara boleh dikatakan kurang menonjol. b. Industri Sentra Kelompok industri dari segi usahanya mempunyai skala yang sangat kecil, tetapi membentuk suatu pengelompokkan kawasan produksi yang terdiri dari kelompok unit usaha yang menghasilkan barang sejenis, ditinjau dari segi target pemasarannya umumnya menjangkau pasar yang lebih luas dari pada kategori pertama, sehingga peranan pedagang perantra atau pedagang pengumpul menjadi cukup menonjol. c. Industri Mandiri Kelompok industri yang masih mempunyai sifat industri kecil, namun telah berkemampuan mengadaptasi teknologi produksi yang cukup canggih. Kelompok ini relatif tidak tergantung pada peranan pedagang perantara, pada dasarnya kelompok industri mandiri ini tidak sepenuhnya dapat dikategorikan sebagai bagian dari industri kecil, mengingat kemampuannya yang tinggi dalam mengakomodasi beragam aspek moderenitas, hanya atas dasar skala penyerapan tenaga kerja maka kelompok ini termasuk kedalam kategori industri kecil. Berdasarkan kategori industri di atas, maka peneliti menggunakan hal tersebut sebagai dasar untuk mengamati industri kerajinan Aneka Rotan berdasarkan jangkauan pemasaran yang dilakukan oleh industri tersebut Lokasi Industri Kasmir (2012:140) mendefinisikan bahwa lokasi merupakan tempat melayani konsumen, dapat pula diartikan sebagai tempat untuk memajang barangbarang dagangannya. Salah satu keuntungan dengan memilih lokasi yang tepat yaitu kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diiginkan. Purnomo (2004: 141) mengemukakan bahwa dalam penentuan lokasi yang harus dipertimbangkan, antara lain ketersedian sumber bahan baku, tenaga kerja, lokasi pemasaran, dan keuntungan relatif lain dibanding daerah lainnya. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa lokasi merupakan tempat dimana terdapat barang dagangan sehingga terjadi interaksi antara

9 17 produsen dan konsumen. Demikian halnya dengan industri kerajinan Aneka Rotan yang berlokasi di Desa Luwo o Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo, lokasi industri tersebut merupakan tempat memajang barang-barang dagangannya sekaligus tempat aktivitas produksi dan transaksi jual beli Tinjauan Tentang Kerajinan Pengertian Kerajinan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Seminar Nasional Seni Kriya, (2009: 153) istilah kerajinan berasal dari bahasa jawa yang berarti (1) hal/sifat dan sebagainya; (2) kegetolan; industri; perusahaan membuat sesuatu; kerajinan tangan; pekerjaan tangan bukan dengan mesin; barang-barang kerajinan; barang-barang hasil kerajinan tangan. Menurut Danik (dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2002: 433) kerajinan artinya kegiatan, barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (seperti tikar, anyaman dan sebagainya). Ada pula pengertian lain dari kerajinan menurut Suptandar bahwa kerajinan diproduksi mengutamakan bahan-bahan yang layak terdapat di daerah sekitarnya dan alat yang digunakan serba sederhana, dikerjakan secara terampil, penuh dedikasi serta unsur pribadi pengrajin juga menentukan keberhasilan karya yang dihasilkan (dalam Wahyuningsih, Seminar Nasional Seni Kriya; 2009: 153). Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kerajinan adalah suatu barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan bukan mesin yang dibuat dengan penuh dedikasi dan menggunakan alat serba sederhana dengan bahan-

10 18 bahan yang ada di sekitarnya. Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan dan kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai. Berdasarkan pengertian kerajinan tersebut, dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa industri kerajinan Aneka Rotan mengolah barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan. Hal ini disimpulkan dari nama yang digunakan pada industri tersebut yaitu industri kerajinan Aneka Rotan Macam-Macam Kerajinan Kerajinan Ukir Menurut Saputra (2008:2) kerajianan ukir adalah barang-barang ukiran atau hiasan yang dihasilkan oleh seseorang yang dalam perwujudannya memerlukan ketekunan, keterampilan, dan perasaan seni dengan cara di toreh/dipahat di atas batu, logam, kayu. Menurut Soehardi (2009:329) bahwa jenis ukiran ini dapat dikategorikan menjadi 3 tingkatan yaitu ukiran datar, ukiran dalam dan ukiran tembus. Teknik dalam membuat ukiran yaitu dengan pembuatan hiasan yang menggunakan alat berupa tatah/pahat ukir. Pahat yang digunakan bermacammacam jenis dan untuk hiasan yang digunakan biasanya menggunakan motif diantaranya motif geometris, tumbuhan dan hewan. Jenis, bentuk dan bahan yang digunakan sangat beragam. Dari urain di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerajinan ukiran merupakan hasil dari keterampilan tangan yang berupa barang-barang ukiran atau hiasan dengan cara ditoreh atau dipahat. Bahan-bahan yang dapat digunakan

11 19 untuk ukiran seperti batu, kayu logam dan sejenisnya dengan menggunakan bermacam-macam pahat serta hasil dari ukiran tersebut dapat memiliki jenis ukiran yang berbeda. Sehubungan dengan penelitian ini, industri kerajinan Aneka Rotan tidak memproduksi kerajinan ukir karena dapat dilihat dari nama yang digunakan pada industri tersebut, sebagai penghasil kerajinan berbahan rotan Kerajianan Keramik Menurut Ruci (2007: 4) bahwa keramik berasal dari bahasa Yunani yaitu ceramkos dari kata ceramos. Keramik diartikan sebagai suatu benda yang terbuat dari bahan non-logam dan anorganik yang dibuat melalui proses pembakaran. Adapun pengertian lain menurut Khoirunnisa (2012:6), keramik adalah karya seni tiga demensi yang di buat dari bahan tanah liat dan di bakar. Karya ini diciptakan sejak zaman nenek moyang sebagai kebutuhan sehari-hari. Keramik diproduksi untuk benda-benda hias atau benda pakai dengan beragam variasi bentuk, misalnya guci, pot bunga, vas bunga, piring dan sebagainya. Bahan baku yang lazim digunakan dalam pembuatan keramik adalah tanah liat yang plastis. Keramik dibentuk dengan berbagai teknik, antara lain teknik cetak, pijit, dan teknik pilin. Setelah dibentuk, kemudian diberi hiasan, setelah melalui proses pengeringan selanjutnya melakukan pembakaran dengan suhu tertentu. Dari urain tersebut dapat disimpulkan bahwa keramik merupakan suatu benda yang dibuat dari tanah liat yang mudah dibentuk dan melalui proses pembakaran dengan suhu tertentu. Dalam penelitian ini, industri kerajinan Aneka Rotan tidak memproduksi kerajinan keramik karena dapat dilihat dari nama yang

12 20 digunakan pada industri tersebut, sehingga bahan dan teknik yang digunakanpun berbeda Kerajinan Anyam Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia dilengkapi dengan EYD (2002:52), menganyam adalah mengatur (bilah, daun dan sebagainya) tindihmenindih dan silang-menyilang (seperti pembuatan tikar dan bakul). Menurut Agustien Nyo & Subandi (1980:100), anyaman adalah bukan suatu tenunan, tetapi dibuat dari suatu susunan bahan yang dipersilangkan miring dari kiri ke kanan dan kembali. Anyaman dikerjakan dengan tangan dan bahan yang biasa digunakan ialah rotan, plastik, bambu, dan tumbuh-tumbuhan lain. Adapun pengertian lain dari Sugiarti (1982: 7) anyaman ialah merangkai bahan kerajinan anyaman sedemikian rupa, sehingga menjadi benda-benda yang dapat memenuhi kebutuhan hidup kita sehari-hari. Bahan-bahan yang biasa digunakan yaitu bambu, rotan, daun-daunan (daun lontar, mendong, janur, dan pandan), palstik, maupun kertas. Adapun barang-barang kebutuhan hidup seharihari yang dihasilkan dari anyaman misalnya: topi, tas, tikar, kipas, dan sejenisnya. Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa anyaman adalah suatu keterampilan tangan dengan menjalin atau menyilangkan bahan dengan saling tindih menindih sehingga menjadi sebuah benda yang dapat digunakan dalam memenuhi kehidupan sehari-hari. Bahan yang digunakan untuk menganyam yaitu dari bahan alami maupun bahan sintetis. Terkait dengan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kerajinan anyaman merupakan salah satu kerajinan yang dihasilkan oleh industri kerajinan Aneka Rotan, karena nama

13 21 industri tersebut sudah menggunakan salah satu bahan anyaman yang alami yaitu rotan Jenis-Jenis Anyaman Jenis-jenis anyaman yang biasa digunakan oleh para pengrajin dalam membuat suatu produk kerajinan mungkin saja memiliki jenis anyaman yang sama atau berbeda dan jenis anyaman tersebut berbeda cara mengerjakannya. Jenis anyaman yang biasa digunakan para pengrajin yaitu sebagai berikut: a. Jenis Anyaman Sasak Jenis anyaman sasak yaitu anyaman yang dikerjakan dengan cara mengangkat satu helai bahan dan meninindis/menyisip satu helai bahan berikut begitu seterusnya. Anyaman ini biasa disebut dengan anyaman angkat satu dan tindih satu. Seperti pada gambar berikut ini: b. Jenis Anyaman Kepang Gambar 1. Anyaman sasak Sumber: Margono, 1997: 17 Foto Repro: Peneliti, 17 Maret 2011

14 22 Jenis anyaman kepang yaitu yang dikerjakan dengan cara mengangkat dua helai bahan dan meninindis/menyisip dua helai bahan berikut begitu seterusnya. Anyaman ini biasa disebut dengan anyaman angkat dua dan sisip dua. c. Jenis Anyaman Pita Gambar 2. Anyaman kepang Sumber: Anton Gerbono 2009: 39 Foto Repro: Peneliti, 17 Maret 2013 Jenis anyaman pita yaitu melipat berbentuk huruf V satu hingga sampai empat bahan kemudian ambil bahan yang tidak dilipat lalu sisipkan pada setiap helai bahan yang telah dilipat seperti huruf V tersebut. Anyaman ini disebut dengan anyaman pengunci atau anyaman pinggir. Gambar 3. Anyaman pita Sumber: Anton Gerbono 2009: 41 Foto Repro: Peneliti, 17 Maret 2013

15 23 Berdasarkan macam-macma jenis anyaman tersebut di atas, maka peneliti menggunakan hal tersebut untuk mengamati jenis anyaman yang digunakan pada industri kerajinan Aneka Rotan Bahan-Bahan Anyaman Bahan Plastik Menurut Sugiarti (1982:S 9) plastik mempunyai sifat yang elastis, tidak mudah putus dan tahan lama, namun anyaman plastik ini tidak tahan api. Plastik yang sudah dibersihkan kemudian dipipih ataupun digulung-gulung kecil dapat dianyam untuk membuat suatu produk kerajinan sehingga memiliki nilai jual. Produk kerajinan anyaman plastik contohnya tas belanja, tas sekolah dan dompet Bahan Kertas Sugiarti (1982:9-10) menjelaskan bahwa kertas adalah suatu barang yang diciptakan manusia berwujud lembaran-lembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret. Walaupun demikian kertas bisa digunakan sebagai bahan anyaman dan paling mudah didapatkan. Menurut Sofyan (1997:10) cara kerja anyaman kertas ini sama halnya dengan anyaman plastik, hasil dari anyaman kertas tidak hanya dibuat sebagai hiasan dinding, bisa dibuat juga sebagai tempat bertutup dan keranjang Bahan Mendong Gerbono dan Djarijah (2009: 9-27) menjelaskan bahwa mendong merupakan tanaman asli Asia Tengara termasuk Indonesia yang kini tersebar luas dari kawasan Asia Selatan (India) sampai Asia Timur (Cina). Tanaman mendong

16 24 banyak dijumpai di dataran rendah ataupun di dataran tinggi (pada ketinggian m dpl), di pinggiran sawah, danau, waduk atupun lebak dan rawa dengan panjang kurang lebih 1 meter. Menurur Sugiarti (1982:9) bahwa mendong memiliki sifat yang lemas dan kuat. Sehingga mendong dapat dianyam untuk dijadikan suatu kerajinan seperti tikar, tas, topi, sandal, tempat tisu dan sajadah Bahan Bambu Menurut Margono (1997: 1-6), bambu adalah tumbuhan yang sebangsa dengan rumput, tetapi bukan rumput sembarang rumput. Tumbuhan bambu juga dapat digunakan untuk bahan kerajinan tangan, terutama untuk barang anyaman. Bahan bambu yang digunakan sebaiknya tidak terlalu tua dan muda sehingga mudah untuk dianyam. Karena bambu yang terlalu tua mudah patah dan pecah. Menurut Anton dan Abbas (2005: 58) bahwa hasil kerajinan anyaman bambu yang paling banyak dan disukai konsumen adalah kipas, bakul nasi, dan topi koboi Bahan Rotan Menurut G. Margono (1997: 5) rotan adalah jenis palm yang merambat panjangnya sampai 100 meter. Dengan nama latin rotan yaitu calamus sp itu termasuk suku Nibung-nibung bangsa Palmae. Pengertian lain menurut Sanusi (2012: 3), rotan merupakan tumbuhan khas daerah tropis dengan penyebaran terbanyak di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Jawa, dan Irian Jaya. Januminro (200: ) mengemukakan bahwa tumbuhan rotan mempunyai akar serabut, berwarna keputih-putihan atau kekuningkuningan serta kehitam-hitaman. Batang tanaman rotan selalu tumbuh keatas dan berusaha menuju kearah sinar matahari, beruas banyak dan panjang, tidak berongga dan berbentuk silinder. Tanaman rotan berdaun

17 25 majemuk dan pelepah daun yang duduk pada buku dan menutupi permukaan ruas batang. Daun rotan ditumbuhi duri yang berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora, sekaligus membantu pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Tumbuhan rotan siap panen apabila daun dan durinya sudah patah, warna duri sudah berubah menjadi hitam atau kuning kehitaman, dan sebagian batangnya sudah tidak dibalut oleh pelepah daun dan telah berwarna hijau. Rotan yang baru saja ditebang memiliki kadar air tinggi, batang berwarna hijau daun dan mudah diserang oleh jamur biru. Tumbuhan rotan merupakan jenis tanaman yang elastis dan kenyal, memiliki keunikan dan ciri khas yang berfungsi sebagai tali pengikat yang ulet dan kuat yang ternyata tidak dimiliki oleh jenis tumbuhan lainnya. Sugiarti (1982: 8) mengemukakan bahwa rotan memiliki sifat yang kuat dan kokoh, sehingga sangat awet untuk bahan anyaman atau meubel. Menurut Sanusi (2012: 5), penanganan rotan yang lepas panen melalui pembersihan pelepah, pengorengan, pencucian, pengosokan, dan pengeringan untuk memperbaiki warna rotan menjadi kuning terang dan mutu rotan menjadi baik. Adapun proses pengolahan rotan menurut Januminro (200: ) adalah sebagai berikut: Proses pertama adalah pengolahan bahan rotan asalan dengan beberapa langkah seperti pemotongan, perendaman dalam air, pencucian disertai penggosok an, peruntian, pengikisan, penjemuran, pengawetan/pemutihan rotan, pengasapan, sortasi kualitas, pengikatan, penimbangan dan pembungkusan. Adapun hasil dari pengolahan rotan tersebut adalah rotan bulat, rotan belahan, dan kulit rotan yang masih memiliki ukuran lebih kecil dari ukuran sebelumnya. Dari hasil pengolahan tersebut maka dapat digunakan sebagai bahan kerajinan, melalui proses pembuatan yaitu perakitan dan pengikatan bahan baku dan diakhiri dengan finishing.

18 26 Proses kedua adalah pengolahan bahan rotan setengah jadi yang merupakan proses pengolahan lanjutan dari pengolahan rotan mentah/asalan. Pengolahan ini melalui olahan rotan amplas, olahan kulit rotan, hingga menjadi rotan fitri. Adapun proses pembuatannya dengan mengikat ataupun dianyam untuk selanjutnya melakukan finishing. Hasil pengolahan rotan ini lebih mudah untuk dibentuk dari hasil pengolahan sebelumnya. Proses ketiga adalah pengolahan bahan rotan jadi/siap pakai. Dimana hasil dari pengolahan bahan mentah maupun bahan setengah jadi ini selanjutnya diproses dengan melakukan perancangan, pembentukan/pembuatan dan finishing kemudian menjadi produk yang siap dipasarkan Bahan Eceng Gondok Eceng gondok merupakan salah satu tumbuhan air yang mengapung dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tinggi tumbuhan ini sekitar sekitar 0,4-0,8 meter. Tidak mempunyai batang, daunnya tunggal dan berbentuk oval. Tumbuhan ini memiliki ciri khusus, yaitu memiliki tangkai daun yang menggelembung (berongga) yang berfungsi untuk mengapung di permukaan air. (Rita Maria, dalam Gondok.com, diakses Sabtu 11 Mei 2013). Marianto (Dalam Seminar Nasional Seni Kriya, 2009: ) mengemukakan bahwa: Tanaman eceng gondok adalah tanaman gulma atau jenis tanaman liar di air. Orang lebih mengenal eceng gondok (Eichhornia Crassipes) dari suku Pontederianceae sebagai gulma air atau tanaman penggangu yang mudah sekali tumbuh dan sangat sulit untuk diberantas. Tanaman eceng gondok jika dilihat secara sekilas merupakan tanaman pengganggu dan tidak berguna. Keberadaan tanaman ini yang tumbuh di rawa-rawa dan danau yang menyebabkan perairan air dapat tersumbat. Namun jika tanaman itu

19 27 berada di tangan orang kreatif dengan adanya sentuhan seni, maka tanaman tersebut dapat berguna dan memiliki nilai jual. Tanaman eceng gondok setelah berada ditangan orang yang kreatif dengan sentuhan seni dapat dibuat menjadi suatu produk kerajinan. Produk kerajinan tersebut seperti tas, sandal, tempat tisu, alas duduk bahkan kursi. Tumbuhan ini bila berada ditangang orang yang kreatif dengan sentuhan seni maka dapat menghasilkan suatu produk kerajinan dengan nilai jual yang cukup tinggi. Selain itujuga bisa menjadi suatu mata pencaharian bagi pengrajin dan dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran serta tersumbatnya perairan air di danau maupun dirawa-rawa. Berdasarkan macam-macam bahan anyaman tersebut di atas, maka peneliti menggunakan hal tersebut sebagai dasar untuk mengamati bahan anyaman yang digunakan oleh industri kerajinan Aneka Rotan dalam memproduksi produkproduk kerajinan.

BAB I PENDAHULUAN. (1997: 5) tumbuhan rotan merupakan jenis tanaman yang merambat panjangnya

BAB I PENDAHULUAN. (1997: 5) tumbuhan rotan merupakan jenis tanaman yang merambat panjangnya 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai jenis tumbuhtumbuhan. Berbagai jenis tumbuhan tersebut memiliki manfaat bagi kehidupan manusia, salah satu jenis

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka. Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dan

BAB II Tinjauan Pustaka. Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dan 6 2.1 Tinjauan Tentang Biografi 2.1.1 Pengertian Biografi BAB II Tinjauan Pustaka Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dan graphien yang berarti tulis. Dengan kata lain biografi

Lebih terperinci

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM TUGAS PRAKARYA KERAJINAN DARI BAHAN ALAM Oleh: NAMA : FARHAN ARIYANDI SAPUTRA KELAS : VII D SMP YKPP DUMAI T.A 2015/2016 I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tasikmalaya merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang lokasinya sekitar 120 KM dari Kota Bandung ibu kota Propinsi Jawa Barat. Tasikmalaya, terutama pada

Lebih terperinci

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Secara Umum, Pengertian Seni Kriya adalah sebuah karya seni yang dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan Kerajinan dari Bahan Alam Oleh Maria Etik Sulistiyani Pembuatan Produk Kerajinan dari bahan alam Tanah Liat Serat Kayu Bambu Kulit Logam Batu Rotan Kemasan Produk Berdasarkan teknik, bahan, alat, dan prodesur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk dan motif yang bevariasi sehingga bentuk dan motif tidak kelihatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk dan motif yang bevariasi sehingga bentuk dan motif tidak kelihatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anyaman 2.1.1 Pengertian Anyaman Kerajinan anyaman merupakan kerajinan tradisional yang masih ditekuni sampai saat ini. Di samping banyak kegunaannya juga karena unsur kemudahaannya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri dan Indusri Kerajinan Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan, pengertian industri adalah sebagai berikut. Industri adalah suatu kegiatan ekonomi mengolah

Lebih terperinci

2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok

2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok 2.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produsen Produsen adalah orang atau suatu badan perusahaan yang melakukan kegiatan dalam menaikan nilai guna suatu barang atau jasa, sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Industri Kerajinan Aneka Rotan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Industri Kerajinan Aneka Rotan 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Industri Kerajinan Aneka Rotan Industri kerajinan Aneka Rotan terletak di Desa Luwo o, yakni salah satu desa di Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten

Lebih terperinci

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII 1. Arti dari kata kerajinan adalah? a. Kreativitas pada suatu barang melalui ketrampilan tangan. b. Kreativitas pada suatu barang dari bahan alam. c. Barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Pasca Perang Dunia II, industri kerajinan tangan dengan berbagai keunggulan seni dan budayanya menjadi perhatian serius dari berbagai negara. 10 Juni 1964,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kerajinan anyam di Indonesia sudah banyak digemari oleh para turis dalam dan luar negeri. Karena kerajinan anyam ini sudah berkembang, bentuk kerajinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerajinan tradisional merupakan salah satu produk unggulan dalam mengembangkan usaha perekonomian mikro di Tasikmalaya. Kelompok usaha tersebut berupa home industry

Lebih terperinci

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY Materi yang disampaikan dalam rangka memberi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Rotan adalah salah satu jenis tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) yang memiliki peranan ekonomi yang sangat penting (FAO 1997). Sampai saat ini rotan telah dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan perekonomian dunia serta meningkatnya dampak pemanasan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan perekonomian dunia serta meningkatnya dampak pemanasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan perekonomian dunia serta meningkatnya dampak pemanasan global yang mengindikasikan pengaruh buruk sentra-sentra perekonomian khususnya perindustrian terhadap

Lebih terperinci

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buangan yang disebut sampah atau limbah. Laju produksi limbah akan terus

BAB I PENDAHULUAN. buangan yang disebut sampah atau limbah. Laju produksi limbah akan terus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengingat perekonomian Indonesia yang mengalami pasang surut, menuntut masyakarat agar lebih berusaha keras untuk lebih keras mencari nafkah guna mencukupkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan pangan berupa makanan, sandang berupa pakaian, dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass

I. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass (rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain produk menjadi hal yang penting dalam mempertahankan serta menjaga minat beli konsumen maupun pasar. Produk yang terkesan monoton dan tidak variatif akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak lepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll. SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI 1. PEMBAGIAN BERDASARKAN DIMENSI Pengertian dimensi adalah ukuran yang meliputi panjang, lebar, dan tinggi. Karya seni rupa yang hanya memiliki panjang dan lebar disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istilah keramik tradisional. Keramik gerabah dikenal sebagai produk benda pakai

BAB I PENDAHULUAN. istilah keramik tradisional. Keramik gerabah dikenal sebagai produk benda pakai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keramik merupakan salah satu kerajinan rakyat yang dikembangkan secara turun temurun diciptakan dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia, terutama berfungsi sebagai peralatan

Lebih terperinci

Studi Penggunaan Material Anyam Kulit Perkamen sebagai Material Substitusi dan Kombinasi pada Desain Furnitur Rotan

Studi Penggunaan Material Anyam Kulit Perkamen sebagai Material Substitusi dan Kombinasi pada Desain Furnitur Rotan Studi Penggunaan Material Anyam Kulit Perkamen sebagai Material Substitusi dan Kombinasi pada Desain Furnitur Rotan Dody Hadiwijaya Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas Cikarang E-mail : dodydp@yahoo.com

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Nama Sekolah : SMP Lab School Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa) Kelas/Semester : VIII / 1 Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasikan diri melalui karya seni rupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti pakaian dan alat-alat rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. seperti pakaian dan alat-alat rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memerlukan beraneka macam kebutuhan demi keberlangsungan hidupnya, baik secara pokok yaitu berupa makan, minum, serta kebutuhan lainnya seperti pakaian

Lebih terperinci

Kerajinan Fungsi Hias

Kerajinan Fungsi Hias Kerajinan Fungsi Hias KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan

Lebih terperinci

BAB II KERAJINAN MENDONG TASIKMALAYA

BAB II KERAJINAN MENDONG TASIKMALAYA BAB II KERAJINAN MENDONG TASIKMALAYA 2.1. Pengertian Umum Kerajinan Tangan Kerajinan tangan diartikan sebagai pekerjaan yang dilakukan dengan tangan dan membutuhkan keterampilan tertentu. Dalam Ensiklopedi

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Kompetensi guru Pedagogik Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran keterampilan. Memahami berbagai teori belajar

Lebih terperinci

Kisi-kisi dan Format Soal Pilihan Ganda

Kisi-kisi dan Format Soal Pilihan Ganda Indikator utir Soal Kunci Jawaban menjelaskan pengertian kerajinan menjelaskan pengertian alam. apa bahan bahanbahan alam yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan dengan benar. bahanbahan alam yang

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES DAN PELAKSANAAN PROGRAM. dilakukan. Hal pertama yang dilakukan adalah melihat kondisi sekitar

BAB III DINAMIKA PROSES DAN PELAKSANAAN PROGRAM. dilakukan. Hal pertama yang dilakukan adalah melihat kondisi sekitar BAB III DINAMIKA PROSES DAN PELAKSANAAN PROGRAM A. Proses Pendampingan 1. Inkulturasi Tahapan awal yang dilakukan yaitu inkulturasi. Melakukan observasi langsung ke tempat tujuan dimana proses pendampingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, akan tetapi luas tanah yang semakin menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan kerajinan rumah tangga.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I. PENDAHULUAN1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kriya merupakan seni kerajinan tangan yang menghasilkan sebuah karya yang memiliki manfaat dan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Kriya sebagai media ekspresi,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Barat antara Bujur Timur, Sebelah Timur

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Barat antara Bujur Timur, Sebelah Timur BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN A. Lokasi Penelitian 1. Kabupaten Majalengka a. Batas Wilayah Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Majalengka di bagian Timur wilayah Provinsi Jawa Barat. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah yang menyelenggarakan dan mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan

Lebih terperinci

PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA

PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA Desi Trisnawati, Ranelis, Wendra, Lucy Prasilia Prodi Desain Komunikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah yang diteliti. Agar penelitian lebih terarah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya, kekayaan budaya yang dimiliki bangsa ini terdapat disetiap daerah terdiri dari keragaman

Lebih terperinci

Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga.

Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga. Bambu memiliki cabang-cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia Tenggara dan dilalui oleh garis khatulistiwa, sehingga Negara Indonesia memiliki iklim tropis. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia selama hidupnya akan selalu berpikir dan bekerja agar kebutuhan hidupnya terpenuhi. Karena setiap manusia memiliki kebutuhan yang berbedabeda. Manusia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Wayang Rumput (Wayang Suket) Menurut berbagai sumber, pada mulanya Wayang Rumput (Wayang

BAB V PENUTUP. 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Wayang Rumput (Wayang Suket) Menurut berbagai sumber, pada mulanya Wayang Rumput (Wayang 133 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Menurut berbagai

Lebih terperinci

PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR

PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR PKMM-1-10-1 PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR A. Syamsul Asti, Andi Fajar Asti, Supriadi, R Universitas Negeri Makassar, Makassar ABSTRAK

Lebih terperinci

Desain dan Mutu Kria ( Kerajinan Tangan) Eceng Gondok Drs Yaya Sukaya,M.pd Nip

Desain dan Mutu Kria ( Kerajinan Tangan) Eceng Gondok Drs Yaya Sukaya,M.pd Nip Desain dan Mutu Kria ( Kerajinan Tangan) Eceng Gondok Drs Yaya Sukaya,M.pd Nip 131944917 Jurusan pedidikan Seni Rupa,FPBS Universitas Pendidikan Indonesia 2002 Makalah Desain dan mutu Kerajinan Eceng Gondok

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan, yaitu pemilihan bahan baku bambu petung diolah menjadi bambu laminasi. Bambu laminasi merupakan

Lebih terperinci

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

Lebih terperinci

MAGANG KEWIRAUSAHAAN PADA INDUSTRI MENDONG BAGI MAHASISWA PGSD UPI SEBAGAI TINDAK LANJUT PROGRAM KWU. HODIDJAH, dkk

MAGANG KEWIRAUSAHAAN PADA INDUSTRI MENDONG BAGI MAHASISWA PGSD UPI SEBAGAI TINDAK LANJUT PROGRAM KWU. HODIDJAH, dkk MAGANG KEWIRAUSAHAAN PADA INDUSTRI MENDONG BAGI MAHASISWA PGSD UPI SEBAGAI TINDAK LANJUT PROGRAM KWU HODIDJAH, dkk ABSTRAKSI Dalam upaya meningkatkan kemandirian mahasiswa, diperlukan program yang menumbuhkan

Lebih terperinci

Buchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok

Buchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok PENINGKATAN MUTU PRODUK KELOMPOK USAHA PENGRAJIN ECENG GONDOK DI DESA SEMULA JADI KEC. DATUK BANDAR TIMUR KOTA TANJUNG BALAI DENGAN PERBAIKAN TEKNOLOGI PRODUKSI PADA PROSES FINISHING PRODUK Buchari, Afan

Lebih terperinci

PENERAPAN ORNAMEN PADA KERAJINAN ANYAMAN ECENG GONDOK DI DESA LUWOO KECAMATAN TELAGA JAYA KABUPATEN GORONTALO

PENERAPAN ORNAMEN PADA KERAJINAN ANYAMAN ECENG GONDOK DI DESA LUWOO KECAMATAN TELAGA JAYA KABUPATEN GORONTALO 1 PENERAPAN ORNAMEN PADA KERAJINAN ANYAMAN ECENG GONDOK DI DESA LUWOO KECAMATAN TELAGA JAYA KABUPATEN GORONTALO ARTIKEL Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN 6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK MENGANYAM Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik menganyam, desain dan prinsip teknik menganyam, jenis

Lebih terperinci

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT 4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengetahuan bahan dan alat kriya tekstil. Setelah mempelajari pengetahuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai penduduk terbesar di dunia. Masalah kependudukan merupakan salah satu masalah dalam pembangunan secara nasional di

Lebih terperinci

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art 10 METODE PENELITIAN Metode penelitian digunakan untuk memahami objek penelitian dan dapat mengarahkan peneliti dalam melakukan analisis, sehingga dapat memberikan solusi dalam menjawab persoalan penelitian

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN (KERAJINAN) SMA/MA. Paket 04

UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN (KERAJINAN) SMA/MA. Paket 04 DOKUMEN NEGARA 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN (KERAJINAN) SMA/MA Paket 04 SMA...... DINAS PENDIDIKAN PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tasikmalaya telah lama dikenal sebagai penghasil barang-barang kerajinan tradisional. Salah satu produk khas yang menjadi andalan pengrajin Tasikmalaya adalah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Pemanfaatan tumbuhan yang di anyam untuk keperluan sebagai bahan baku produk, sangatlah di minati oleh para kalangan masyarakat Indonesia contohnya

Lebih terperinci

Kerajinan Tangan Hasil Pengolahan Tumbuhan Hutan Oleh Masyarakat Desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu

Kerajinan Tangan Hasil Pengolahan Tumbuhan Hutan Oleh Masyarakat Desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu Kerajinan Tangan Hasil Pengolahan Tumbuhan Hutan Oleh Masyarakat Desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu Muhammad Syukur Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email : msyukur1973@yahoo.co.id

Lebih terperinci

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akar wangi merupakan tumbuhan jenis rumput yang memiliki banyak manfaat dan BAB 1 PENDAHULUAN dikenal dengan aromanya yang khas. Akar tumbuhan yang termasuk dalam jenis rumput yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Furniture adalah istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga yang berfungsi sebagai tempat penyimpan barang, tempat duduk, tempat tidur, tempat mengerjakan

Lebih terperinci

Indikator Esensial Mengindentifikasi tahapan dalam membuat benda kerajinan

Indikator Esensial Mengindentifikasi tahapan dalam membuat benda kerajinan KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL KETRAMPILAN (KERAJINAN) Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi) 1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang meliputi apresiasi dan membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Dewasa ini pemberdayaan manfaat dari serat alami telah banyak dikembangkan, mulai dari kerajinan sebagai hiasan, pembuatan tas, hingga dalam dunia Industri Tesktil Interior

Lebih terperinci

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian, Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada

Lebih terperinci

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik dan mental dalam menggambar! 2 Sebutkan dan jelaskan dua komposisi dalam menggambar! 3 Sebutkan contoh

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH LADA

PENGOLAHAN BUAH LADA PENGOLAHAN BUAH LADA Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN Lada memiliki nama latin Piper nigrum dan merupakan family Piperaceae. Lada disebut juga sebagai raja dalam kelompok rempah

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN GURU SMPLB DALAM MEMANFAATKAN KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA KREASIKHAS KOTA GARUT. Mudjiati

PENDAMPINGAN GURU SMPLB DALAM MEMANFAATKAN KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA KREASIKHAS KOTA GARUT. Mudjiati PENDAMPINGAN GURU SMPLB DALAM MEMANFAATKAN KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA KREASIKHAS KOTA GARUT Mudjiati Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Garut merupakan merupakan

Lebih terperinci

REKAYASA TEKNOLOGI MESIN PENGANYAM MENDONG DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS INDUSTRI TIKAR MENDONG DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA

REKAYASA TEKNOLOGI MESIN PENGANYAM MENDONG DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS INDUSTRI TIKAR MENDONG DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA REKAYASA TEKNOLOGI MESIN PENGANYAM MENDONG DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS INDUSTRI TIKAR MENDONG DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA Iman Hilman Program Studi Pendidikan Geografi, Universitas

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Tema 8 : Bumi dan Alam Semesta Nama :... Kelas : III (tiga)

LATIHAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Tema 8 : Bumi dan Alam Semesta Nama :... Kelas : III (tiga) LATIHAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 a. museum b. planetarirum c. auditorium d. podium 5. Daerah yang dekat dengan laut atau pantai adalah dataran... a. rendah b. tinggi

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia BAB 4 PENUTUP Tembikar merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang penting dalam mempelajari kehidupan manusia masa lalu. Berbagai informasi dapat diperoleh dari artefak berbahan tanah liat ini, mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Neolithikum diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM 1000 SM.

BAB I PENDAHULUAN. Neolithikum diperkirakan rentang waktunya mulai dari 2500 SM 1000 SM. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya dengan media yang mempunyai rupa atau wujud yang bisa ditangkap dengan indera penglihatan dan dapat dirasakan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24),

BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24), BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi a. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejalagejala muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN

4 GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN 4 GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN 4.1 Perkembangan Industri Rotan di Indonesia Sebagai negara penghasil bahan baku rotan terbesar di dunia, produk jadi rotan Indonesia tidak menunjukkan tingkat ekspor yang

Lebih terperinci

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) GEOGRAFI ANALISIS LOKASI INDUSTRI 1. Pengertian industri: Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini sektor industri merupakan salah satu penggerak utama dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Meningkatnya kemampuan sektor industri merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. The Concise Colombia Encyclopedia 1995, kata keramik berasal dari

BAB II KAJIAN TEORITIS. The Concise Colombia Encyclopedia 1995, kata keramik berasal dari 8 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Gerabah The Concise Colombia Encyclopedia 1995, kata keramik berasal dari bahasa Yunani (greeak) keramikos menunjuk pada pengertian gerabah; keramos menunjuk pada

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada barang-barang

Lebih terperinci

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) 1 Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan proses pembuatan bahan bakar padat berbasis eceng gondok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti berbagai peralatan dapur, rumah tangga, bahan bangunan, benda benda perlengkap interior

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii i ii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii RINGKASAN... iv BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Judul Penelitian... 1 1.2 Latar Belakang Masalah... 1 1.3 Rumusan Masalah... 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia keramik sudah dikenal sejak jaman dahulu. Keramik disebut juga gerabah, termasuk bata dan genteng. Bata dan genteng sudah digunakan sejak jaman majapahit. Terbukti dari beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bambu merupakan keluarga rumput, dan memiliki sebutan pula sebagai

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bambu merupakan keluarga rumput, dan memiliki sebutan pula sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bambu merupakan keluarga rumput, dan memiliki sebutan pula sebagai rumput raksasa The Giant Grass. Sebagai sebuah tanaman tumbuh tercepat di dunia, bambu pun memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi lainnya yang berperan meningkatkan perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi lainnya yang berperan meningkatkan perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dilaksanakan pada hakekatnya untuk mensejahterakan masyarakat. Sektor industri menjadi penggerak pertumbuhan sektor ekonomi lainnya yang berperan

Lebih terperinci

Bahan Baku Peralatan dan Proses Pembuatan Gerabah II Oleh: Drs. I Made Mertanadi, M.Si., Dosen PS Kriya Seni

Bahan Baku Peralatan dan Proses Pembuatan Gerabah II Oleh: Drs. I Made Mertanadi, M.Si., Dosen PS Kriya Seni Bahan Baku Peralatan dan Proses Pembuatan Gerabah II Oleh: Drs. I Made Mertanadi, M.Si., Dosen PS Kriya Seni (8) Pisau raut Pisau raut yaitu suatu alat berbentuk pisau kecil terbuat dari lempengan besi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dianggap cukup representatif dalam memberdayakan ekonomi masyarakat. Dalam

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dianggap cukup representatif dalam memberdayakan ekonomi masyarakat. Dalam II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pola Kemitraan Dalam suasana persaingan yang semakin kompetitif, keberadaan usaha mikro kecil dituntut untuk tetap dapat bersaing dengan pelaku usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan banyak sumber kekayaan alam. Sebagai salah satu negara yang dilewati oleh garis khatulistiwa, Indonesia termasuk dalam wilayah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni rupa adalah salah satu dari cabang seni yang dapat dilihat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni rupa adalah salah satu dari cabang seni yang dapat dilihat dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni rupa adalah salah satu dari cabang seni yang dapat dilihat dan dirasakan dengan rabaan. Seni rupa memiliki dua fungsi antara lain seni rupa murni (fine art) dan

Lebih terperinci

KRIYA KULIT. Oleh : B Muria Zuhdi

KRIYA KULIT. Oleh : B Muria Zuhdi KRIYA KULIT Oleh : B Muria Zuhdi PENGERTIAN KRIYA KULIT Kriya kulit ialah suatu ilmu yang mempelajari cara-cara kerja pembuatan benda yang mempunyai nilai fungsional maupun hias dengan menggunakan bahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean China Free Trade Area (AC-FTA) yang terjadi saat ini sungguh sangat mengkhawatirkan bagi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Sepanjang Januari 2015, tercatat 32 kasus pohon tumbang dan 14 pohon sempal di wilayah Jakarta. Beberapa jenis pohon yang tumbang adalah angsana,

Lebih terperinci