HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER I PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN TAHUN AKADEMIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER I PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN TAHUN AKADEMIK"

Transkripsi

1 HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER I PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN TAHUN AKADEMIK 2013/2014 Dadang Kusbiantoro ABSTRAK Motivasi belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi mahasiswa dalam mendayahgunakan potensi-potensi yang ada didalam dan diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. Rendahnya motivasi merupakan masalah dalam belajar karena memberikan dampak bagi ketercapaian hasil belajar. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar Lamongan. Desain penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 179 mahasiswa dengan sampel 169 mahasiswa yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan data prestasi belajar mahasiswa. Data dianalisa dengan menggunakan uji Spearman, dengan taraf signifikasi p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruhnya Lamongan mempunyai motivasi belajar cukup, Hampir seluruhnya Lamongan memiliki prestasi belajar sangat memuaskan. Dari uji statistik diperoleh hasil ada hubungan Motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan Tahun Akademik 2013/2014 dengan tingkat signifikasi 0,037 (p < 0,05). Melihat hasil penelitian ini upaya yang perlu dilakukan adalah meningkatkan motivasi belajar mahasiswa serta dukungan keluarga sehingga dapat mencapai prestasi belajar optimal. Keyword : Motivasi belajar, Prestasi Belajar PENDAHULUAN... Pendidikan nasional merupakan pendidikan yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia Tahun Menurut Undang- Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Departemen Pendidikan Nasional, 2003). Prestasi belajar merupakan nilai prestasi yang mencerminkan tingkat mahasiswa sejauh mana telah daat mencapai tujuan yang ditetapkan setiap mata kuliah (Arikunto, Suharsimi, 2000). Dari Hasil penelitian M Soni Irda Nofina (2009) diperoleh data prestasi belajar mahasiswa Stikes Muhammadiyah Lamongan Program Studi S1 Keperawatan semester V didapatkan sebagian besar (60,3%) indeks prestasi mahasiswa antara 2,00-2,75 yaitu dengan kategori memuaskan, hampir sebagian (30,7 %) indeks prestasi antara 2,76-3,50 dengan kategori sangat memuaskan dan tidak satupun (0 %) indeks prestasi antara 3,51-4,00 tergolong dalam kategori pujian (cumlaude). SURYA 28 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

2 Dari survei awal terhadap 10 Keperawatan didapatkan sebagian besar (70 %) mengatakan kuliah di jurusan keperawatan atas keinginan sendiri, dan hampir sebagian (30 %) karena dukungan orang tua. Latar belakang pendidikan hampir seluruhnya (80 %) dari Sekolah Menengah atas dan sebagian kecil (20 %) dari sekolah menengah kejuruan. Hasil ujian tengah semester sebagian besar (60 %) mendapatkan rata-rata nilai baik hampir sebagian (30 %) mendapatkan rata-rata nilai cukup dan sebagian kecil (10 %) mendapatkan nilai rata-rata kurang. Berdasarkan data tersebut menunjukkan masih ada mahasiswa yang mempunyai nilai akademik kurang. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibagi menjadi dua yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern berasal dari dalam diri mahasiswa sendiri seperti motivasi belajar, minat, cara belajar, kesehatan, intelegensi dan bakat. Faktor ekstern berasal dari kukungan orang tua, masyarakat, lingkungan sekitar, faktor dosen, bahan bacaan, kurikulum, kondisi sarana dan prasarana kampus. Motivasi menunjuk pada proses gerakan termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut. Motivasi belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri individu (peserta didik) yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberi arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai. Adanya keinginan dan kebutuhan pada diri individu itu memotivasi individu tersebut untuk memenuhinya (Sunaryo, 2004). Menurut Suciati, Irawan P, (2005). menjelaskan motivasi dari pandangan kognitif. Menurut pandangan ini motivasi didefinisikan sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya. Seorang mahasiswa yang percaya bahwa dirinya mempunyai kemampuan yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas, akan termotivasi untuk melakukan tugas tersebut. Konsep diri yang positif ini menjadi motor penggerak bagi kemauannya. Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu. Mahasiswa akan berusaha mencapai suatu tujuan karena dirangsang oleh manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh. Dalam proses belajar motivasi mahasiswa tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang oleh banyak kesulitan. Motivasi mahasiswa juga ditunjukkan dari intensitas unjuk kerja dalam menyelesaikan suatu tugas. Tidak banyak mahasiswa yang menyadari kesulitan belajar yang dialaminya. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan bahkan kegagalan seperti tidak lulus ujian atau mendapat angka yang buruk dalam ujian. Sebagian besar mahasiswa yang berulang kali mengalami kegagalan dalam studinya akan menimbulkan kejengkelan, kemarahan, kemalasan yang pada akhirnya mahasiswa akan meninggalkan bangku kuliahnya dengan segala macam kerugian berupa gangguan mental, kerugian biaya, dan kehancuran masa depannya. Upaya untuk memperbaiki cara belajar sangat diperlukan untuk menghindari kegagalan belajar. Upaya yang dapat dilakukan adalah mengenal sedini mungkin jenis kesulitan belajar dan mencari sumber penyebab utama dan penyerta yang menimbulkan kesulitan belajar. Penataan dan pembinaan lembaga pendidikan yang bersifat strategik perlu disusun dan dilaksanakan. Pengembangan kurikulum yang mengacu pada kurikulum nasional, bentuk pembelajaran yang relevan, dan pengembangan sumber daya pendidikan yang diperlukan, serta pembinaan dan pengembangan karir harus terus dilakukan oleh lembaga pendidikan Peran dosen dan tenaga kependidikan sebagai motivator hendaknya mampu mengembangkan pola interaksi yang edukatif sehingga dapat menumbuhkan dan SURYA 29 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

3 meningkatkan motivasi belajar sehingga prestasi belajar dapat dicapi secara optimal. Pengajar atau dosen merupakan orang yang sangat berperan dalam proses pembelajaran. Seorang dosen harus mampu mengambangkan berbagai model pembelajaran yang inovatif karena kesuksesan belajar mahasiswa juga dipengaruhi oleh cara dosen mengelola proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin melakukan pendekatan untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar Mahasiswa semester I program studi S1 keperawatan Stikes Muhammadiyah lamongan tahun akademik 2013/2014. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analitik yaitu mencari keterkaitan antara dua variabel, pendekatannya cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam,2003). Adapun jumlah sampel sebanyak 169 mahasiswa semester I Program Studi S1 Lamongan Tahun Akademik 2013/2014. HASIL.PENELITIAN 1. Data Umum 1) Karakteristik Responden (1) Karakteristik Umur mahasiswa Tabel 1. Distribusi frekuensi umur mahasiswa semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 No. Umur Frekuensi Prosentase tahun 3 1, tahun 74 43, tahun tahun 12 7, tahun 1 0, tahun 1 0,59 Jumlah % Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa hampir sebagian (46,16%) mahasiswa semester 1 berumur 19 tahun dan sebagian kecil (0,59%) berumur 21 dan 22 tahun (2) Karakteristik latar belakang pendidikan mahasiswa Tabel 2. Distribusi frekuensi latar belakang pendidikan mahasiswa semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 No. Pendidikan Frekuensi Prosentase 1. SMK 32 18,94 2. SMA ,06 Jumlah % Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (81.06%) mahasiswa semester 1 memiliki latar belakang pendidikan SMA dan sebagian kecil (18,94%) mahasiswa semester 1 mempunyai latar belakang pendidikan SMK. SURYA 30 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

4 (3) Karakteristik Jenis kelamin Mahasiswa Tabel 3. Distribusi frekuensi jenis kelamin No. Jenis kelamin Frekuensi Prosentase 1. Laki-laki Perempuan Jumlah Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini sebagian besar (68%) mahasiswa berjenis kelamin perempuan 2. Data Khusus 1). Motivasi Belajar Mahasiswa Tabel 4 Distribusi frekuensi motivasi belajar No. Motivasi Frekuensi % 1. Baik 64 37,87 2. Cukup 92 54,44 3. Kurang 13 7,69 Jumlah Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar (54,44%) mahasiswa mempunyai motivasi belajar cukup dan sebagian kecil (7,69%) mahasiswa mempunyai motivasi belajar kurang 2). Prestasi belajar mahasiswa Tabel 5 Distribusi frekuensi prestasi belajar No. Indeks prestasi Frekuensi % 1. Memuaskan 1 0,6 2. Sangat memuaskan ,2 3. Dengan Pujian 29 17,2 Jumlah Dari tabel 5 dapat menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (82,2%) mahasiswa semester 1 mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan dan sebagian kecil (0,6%) mahasiswa mempunyai prestasi belajar memuaskan. 3). Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Tabel 6 Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 Motivasi Indeks Prestasi Total No M SM P 1 Kurang 0 (0%) 13 (100%) 0 (0%) 13 (100%) 2 Cukup 1 (1,1%) 3 Baik 0 (0%) Jumlah 1 (0,6%) P = 0, (83,7%) 49 (76,6%) 139 (82,2%) 14 (15,2%) 15 (23,4%) 29 (17,2%) 92 (100%) 64 ((100%) 169 (100%) Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa mahasiswa yang mempunyai motivasi kurang seluruhnya (100 %) mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan, mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar cukup Hampir seluruhnya (83,7%) mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan dan mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar baik hampi seluruhnya (76,6%) mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan SPSS for windows versi 18,0 dan menggunakan uji statistik Rank Spearman dengan hasil t p = 0,037 dimana p 0,05 sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014. PEMBAHASAN.. 1. Motivasi belajar Mahasiswa Semester 1 Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar (54,44%) mahasiswa mempunyai motivasi belajar cukup dan sebagian kecil (7,69%) SURYA 31 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

5 mahasiswa mempunyai motivasi belajar kurang Keberadaan motivasi sangatlah diperlukan dalam belajar karena motivasi merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki dalam belajar (Ngalim, Purwanto, 2007). Motivasi belajar juga dipengaruhi oleh usia, dimana Hampir sebagian (43,79%) mahasiswa berusia 18 tahun dan hampir sebagian (46,16 %) mahasiswa berusia 19 tahun. Usia tersebut termasuk usia remaja lanjut. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menjadi dewasa dimana batas usia pada masing-masing tahap perkembangan tidak berbatas tegas karena setiap tahapan tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan (Soetjiningsih, (1995). Mahasiswa yang mengalami kegagalan dalam studinya bukanlah sematamata karena mahasiswa yang malas untuk belajar akan tetapi mahasiswa tersebut kurang mempunyai motivasi. Mahasiswa yang malas belajar namun sudah mempunyai kecerdasan dalam intelegensi kemungkinan besar akan mendapatkan prestasi belajar yang baik, namun seua itu tidak akan berjalan dengan mulus tanpa adanya motivasi dari mahasiswa tersebut untuk mengikuti proses belajar. Motivasi merupakan pendorong seseorang untuk memperoleh sesuatu, jadi jika motivasi itu tidak ada maka tidak akan tercapai hal yang diharapkan oleh orang tersebut. Motivasi belajar yang rendah dapat mengakibatkan individu merasa cemas terusmenerus menghadapi informasi tentang dirinya yang tidak dapat diterimanya dengan baik. Harapan orang yang mempunyai motivasi rendah terhadap dirinya sangat sedikit, mereka menganggap dirinya tidak bisa melakukan sesutu yang berharga baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Dengan motivasi yang tinggi walaupun nanti hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, orang tersebut akan merasa bahwa dirinya masih berharga untuk orang lain dan orang tersebut dapat menerima keadaan dirinya dengan baik. Tidak diperolehnya motivasi yang tepat bisa mengakibatkan bakat seseorang tidak berkembang, jika seseorang mendapatkan motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa dari orang tersebut sehingga tercapai hal-hal yang tidak terduga (Ngalim Purwanto, 2007). Motivasi dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi mahasiswa dalam mendayahgunakan potensi-potensi yang ada didalam dan diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. Rendahnya motivasi merupakan masalah dalam belajar karena memberikan dampak bagi ketercapaian hasil belajar (Aunurrahman, 2009). Motivasi belajar mahasiswa yang tinggi ini juga berhubungan dengan teknik belajar, dimana teknik belajar yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar, hasil belajar yang baik dapat meningkatkan motivasi belajar (Haris Mujiman, 2009). Salah satu teori motivasi yang terkenal adalah Maslow, (1943), Maslow percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhankebutuhan tertentu dan kebutuhan kebutuhan inilah yang memotivasi tingkah laku seseorang (Slameto, 2003). 2. Prestasi belajar mahasiswa semester 1 Program Studi S1 keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 Berdasarkan tabel 5 dapat menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (82,2%) mahasiswa semester 1 mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan dan sebagian kecil (0,6%) mahasiswa mempunyai prestasi belajar memuaskan Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf, maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh anak pada periode tertentu. Dalam tahap tumbuh kembang mahasiswa semester 1 berada pada tahap masa remaja lanjut (late adolescence) yaitu usia tahun. Pada usia ini remaja mempunyai kebutuhan untuk berprestasi atau SURYA 32 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

6 need of achievement (yang dikenal dengan N-Ach ) yang berkembang karena didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan sekaligus menunjukkan kemampuan psikofisis (Mansur, Herawati, 2011). Prestasi belajar mahasiswa semester 1 Program Studi 1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 didukung oleh adanya perubahan metode penilaian dari A, B, C, D, E menjadi A, AB, B, BC, C, D, E membawa pengaruh besar terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa. Prestasi belajar tidak hanya berguna untuk menunjukkan kemampuan seseorang sebagai hasil dari proses belajar, akan tetapi juga berguna untuk masa depan orang tersebut. Tuntutan steak holder yang menghendaki Indeks Prestasi Kumulatif pada skala tertentu membawa pengaruh yang besar. Jika indeks prestasi kumulatif (IPK) rendah maka akan sulit bersaing dalam dunia kerja, sebaliknya indeks prestasi kumulatif yang tinggi akan memudahkan atau memperbesar kesempatan diterima dalam dunia kerja. Prestasi belajar mahasiswa semester 1 juga dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dimana hampir selurunya berlatarbelakang pendidikan SMA dan sebagian kecil berlatar belakang pendidikan SMK. Bagi mahsiswa dengan latar belakang pendidikan SMK diwajibkan mengikuti program matrikulasi sehingga prestasi belajarnya tidak tertinggal dari mahasiswa yang bertalar belakang pendidikan SMA. Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh motivasi dan kemampuan dasar seseorang. Terdapat tiga kemungkinan prestasi seseorang terkait dengan motivasi dan kemampuan dasar seseorang. Yaitu bahwa seseorang yang tidak memiliki kemampuan dasar yang cukup tidak akan mencapai prestasi yang tinggi jika tidak diberi motivasi yang kuat dan tepat. Bahwa seseorang yang memiliki kemampuan dasar yang tidak cukup tidak akan mencapai prestasi yang tinggi sekalipun diberi motivasi yang kuat dan tepat. Dan bahwa seseorang hanya akan mencapai prestasi yang tinggi jika memiliki kemampuan dasar yang kuat dan diberi motivasi yang kuat dan tepat (Abdorrakhman Gintings, 2008). 3. Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar Mahasiswa semester 1 Program studi S1 keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan Tahun Akademik 2013/2014 Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa mahasiswa yang mempunyai motivasi kurang seluruhnya (100 %) mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan, mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar cukup Hampir seluruhnya (83,7%) mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan dan mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar baik hampi seluruhnya (76,6%) mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan SPSS for windows versi 18,0 dan menggunakan uji statistik Rank Spearman dengan hasil t p = 0,037 dimana p 0,05 sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Hasil ini didukung oleh beberapa penelitian tentang prestasi belajar mahasiswa yang menunjukkan bahwa motivasi sebagai faktor yang banyak berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar mahasiswa. Diantaranya adalah penelitian dari MC Clelland, (1985), Bandura (1977), Bloom (1980), Weiner (1986), Fyans and Maerh ((1987) melakukan berbagai penelitian tentang peranan motivasi dalam belajar dan menemukan hasil yang menarik. Fyans dan Maerh (1987), menemukan 3 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu keluarga, kondisi atau konteks sekolah dan motivasi. Faktor motivasi merupakan prediktor yang paling baik untuk prestasi belajar. Walberg (1983), menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai kontribusi antara % terhadap prestasi belajar. Studi yang SURYA 33 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

7 dilakukan Suciati (1990), menyimpulkan bahwa kontribusi motivasi sebesar 36 %. Sedangkan Mc Clelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation) mempunyai kontribusi 64 % terhadap prestasi belajar (Suciati, Presetya Irawan, 2005). Berdasarkan hasil diatas dosen dapat mempertimbangkan untuk melakukan intervensi dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Dosen tidak boleh berasumsi bahwa motivasi belajar mahasiswa merupakan masalah mahasiswa itu sendiri dan mahasiswalah yang bertanggung jawab untuk mengusahakan agar mempunyai motivasi yang tinggi. Namun sebenarnya dosen dapat berusaha untuk menerapkan prinsip-prinsip motivasi dalam proses dan cara mengajar, untuk merangsang, meningkatkan dan memelihara motivasi mahasiswa dalam belajar. ARCS merupakan salah satu model yang dapat digunakan. ARCS mempunyai 4 kategori kondisi motivasional yang harus diperhatikan oleh dosen dalam usaha menghasilkan perkuliahan yang menarik, bermakna, dan memberikan tantangan bagi mahasiswa. Keempat kondisi tersebut adalah perhatian (attention), relevansi (relevance), kepercayaan diri (Confidence), dan kepuasan (satisfaction). Dengan menggunakan model tersebut dosen diharapkan dapat menyusun rencana perkuliahan yang mampu memotivasi mahasiswa secara optimal sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang optimal pula (Suciati, Presetya Irawan, 2005). Prestasi belajar adalah hasil dari berbagai upaya dan daya yang tercermin dari partisipasi belajar. Partisipasi belajar bergantung pada seberapa kuat motivasinya dalam belajar. Semakin kuat motivasi tersebut semakin kuat pula upaya dan daya yang dikerahkan untuk berpartisipasi dalam belajar. Sebaliknya, lemahnya motivasi akan melemahkan upaya dan daya untuk belajar. Terdapat korelasi yang kuat antara kinerja dan prestasi. Hubungan ini juga berlaku dalam proses belajar mengajar yaitu prestasi belajar berhubungan dengan kinerja belajarnya. Karena motivasi belajar berkorelasi dengan kinerja belajar, sedangkan kinerja belajar berkorelasi dengan prestasi belajar (Abdorrakhman Gintings, 2008). Adnil Edwin Nurdin, (2011) menjelaskan motivasi sebagai pendorong perilaku. Seseorang melakukan suatu perbuatan bila mengharapkan sesuatu yang menyenangkan akibat perbuatannya. Artinya setiap perilaku didorong oleh motivasi. PENUTUP 1. Kesimpulan 1) Sebagian besar mahasiswa semester I Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 memiliki motivasi belajar cukup baik 2) Hampir seluruhnya mahasiswa semester I Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan tahun akademik 2013/2014 mempunyai prestasi belajar sangat memuaskan 3) Terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa semester I Program Studi S1 2. Saran Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk memberikan motivasi kepada mahasiswa agar dicapai prestasi belajar yang optimal. Dosen hendaknya mampu mendesain pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan bagi mahasiswa sehingga mahasiswa termotivasi untuk belajar. Salah satunya adalah model ARCS. Perlu dikembangkan kurikulum yang melibatkan mahasiswa aktif dan amampu menjawab tantangan masa depan DAFTAR PUSTAKA Abdorrakhman Gintings, (2008). Esensi Praktis Belajar Dan Pembelajaran Disiapkan Untuk Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru Dosen. Bandung : Humaniora SURYA 34 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

8 Adnil Edwin Nurdin, (2011). Tumbuh Kembang Perilaku Manusia. Jakarta : EGC Arikunto, Suharsimi. (2000). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Aunurrahman, (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Departemen Pendidikan Nasional, (2003). Himpunan peraturan Tentang Pendidikan Tinggi di Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan Proyek Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi. Haris Mujiman, (2009). Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Mansur, Herawati. (2011). Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika M. Ngalim Purwanto, (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya M Soni Irda Nofina, (2009). Motivasi instrinsik dan prestasi belajar mahasiswa semester V prodi S1 Keperawatan. Skripsi : Stikes Muhammadiyah Lamongan Nursalam, (2003), Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Slameto, (2003). Belajar Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta Soetjiningsih, (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC Suciati, Irawan P, (2005). Teori Belajar Dan Motivasi Buku 1.03 Pekerti. Jakarta : Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan Dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sunaryo, (2004), Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC SURYA 35 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Sartika Tolingguhu NIM :

Sartika Tolingguhu NIM : Summary HUBUNGAN TINGKAT MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA (Suatu Penelitian Mahasiswa Semester IV di Jurusan S1 Keperawatan UNG) Sartika Tolingguhu NIM : 841 409

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diupayakan untuk tanggap terhadap perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dalam Hari (2003:30) menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan sektor pendidikan mutlak dilakukan, karena secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan sektor pendidikan mutlak dilakukan, karena secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sektor pendidikan mutlak dilakukan, karena secara langsung akan berpengaruh tehadap hidup dan kehidupan umat manusia. Pendidikan secara hakiki menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TOLERANSI STRES DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK JALUR ANVULEN DI STIKES ASIYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA TOLERANSI STRES DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK JALUR ANVULEN DI STIKES ASIYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 2 HUBUNGAN ANTARA TOLERANSI STRES DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK JALUR ANVULEN DI STIKES ASIYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh: DZUL ISTIQOMAH HASYIM NIM : 201110104187

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional. Melalui

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH ANATOMI DI AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PRABUMULIH PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH ANATOMI DI AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PRABUMULIH PALEMBANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TERHADAP MATA KULIAH ANATOMI DI AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PRABUMULIH PALEMBANG Citra Ayuh Darty * Akademi Kebidanan Budi Mulia Prabumulih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015 HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh: Deis Isyana Nur Putri ABSTRAK Motivasi dapat membuat seseorang berbuat demi mencapai tujuan,

Lebih terperinci

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: SRI BANDIYAH A

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: SRI BANDIYAH A PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI JURUSAN IPS SMA N 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk sebagai negara yang sedang berkembang. Dalam mencapai tujuan nasional perlu adanya pembangunan dari segala bidang. Untuk tercapainya tujuan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan berlangsung melalui tahaptahap berkesinambungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013

HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013 HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013 HUBUNGAN LINGKUNGAN KAMPUS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN

Lebih terperinci

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam usahanya meningkatkan kualitas dan martabat hidupnya, ia akan selalu berusaha meningkatkan kemampuan dirinya. Usaha terpenting yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN II MAHASISWA SEMESTER III

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN II MAHASISWA SEMESTER III HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN II MAHASISWA SEMESTER III Fitriana Ikhtiarinawati F* dan Dwi Tria Khoirunnisa** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tempat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran cukup penting untuk mencetak masyarakat yang cerdas dan berwawasan yang luas. Sebagaimana dengan tujuan dan fungsi pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi negara Indonesia, pendidikan merupakan hal yang sangat penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Meningkatkan kecerdasan akan lebih mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup ditengah-tengah masyarakat, apalagi dengan perkembangan reformasi yang menuntut perubahan disegala

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi.

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 GIRIMARTO TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan jaman yang semakin maju dibidang ilmu maupun teknologi akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia sangat dibutuhkan oleh setiap negara baik untuk negara yang sudah maju maupun yang sedang berkembang. Oleh karena itu, agar menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Karena pendidikan merupakan sarana yang paling penting untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Di samping itu, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagaimana dalam Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagaimana dalam Undang-Undang RI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusianya. Untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas, maka diperlukan suatu tujuan pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak kemajuan diberbagai bidang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL Oleh: MARET ADI PURWANTO 08503244036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu ilmu yang mendidik yang harus ada dan dimiliki setiap manusia, agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan

Lebih terperinci

Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Dan Pendidikan Orang Tua Terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa

Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Dan Pendidikan Orang Tua Terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Dan Pendidikan Orang Tua Terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Siti Nasirotun (11120060-ST) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang agar mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat luas penggunannya tanpa kita sadari semua bidang kegiatan yang dilakukan sehari-hari melibatkan

Lebih terperinci

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berdasar kepada Pancasila dan UUD 1945 ditujukan untuk meningkatkan kecerdasan, harkat dan martabat bangsa Indonesia. Sarjono dalam Yetty Sarjono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan terus menerus di Negara Indonesia secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan Sumber Daya Manusia terdidik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mengembangkan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN Ihda Mauliyah ABSTRAK Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil

BAB 1 PENDAHULUAN. fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa meraih

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KESULITAN BELAJAR PADA MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN MAKASSAR

ABSTRAK GAMBARAN KESULITAN BELAJAR PADA MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN MAKASSAR ABSTRAK GAMBARAN KESULITAN BELAJAR PADA MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN MAKASSAR Wahyuddin 1, Habibie 1, Andi Arnoli 2 1 School Of Health Science (STIK) Makassar, Indonesia 2 Rumah Sakit TK.II Pelamonia

Lebih terperinci

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012 PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012 Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN. HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN Lilis Maghfuroh.......ABSTRAK....... Stimulasi merupakan kegiatan merangsang secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya mencerdaskan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam kaitan ini pendidikan dapat dipandang sebagai public goods yang dapat dinikmati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan memiliki tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa depannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting untuk menunjang kemajuan suatu bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari penyelenggaraan pendidikan yang diadakan

Lebih terperinci

Journal of Health (JoH) Vol.2 No.2 Juli 2015

Journal of Health (JoH) Vol.2 No.2 Juli 2015 HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JALUR UMUM PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG Endang Astiriyani Jurusan Kebidanan POLTEKKES Kemenkes Tasikmalaya email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembelajaran untuk menunjang kelancaran jalannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui pendidikan kita semua sebagai masyarakat dapat mengetahui kearah mana negaranya akan dibawa, untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya suatu negara diukur melalui sistem pendidikannya, pendidikan juga tumpuan harapan bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan pada hakikatnya adalah salah suatu proses pembinaan sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek pribadi peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan yang semakin luas di era modern saat ini, menuntut adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, sehingga mendorong timbulnya kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi segala bidang. Berbagai perkembangan itu semakin kuat sejalan dengan tuntutan reformasi dan globalisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan melalui pendidikan sekolah. Kualitas

Lebih terperinci

ARTIKEL/JURNAL OLEH ROBIATUL AINI RRA

ARTIKEL/JURNAL OLEH ROBIATUL AINI RRA ARTIKEL/JURNAL HUBUNGAN MINAT BACA SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS VIISMP NEGERI 30 MUARO JAMBI OLEH ROBIATUL AINI RRA1109069 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI DUSUN KAKAT DESA KAKAT PENJALIN KECAMATAN NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN. Ida Safitri * Sulistiyowati **

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN. Ida Safitri * Sulistiyowati ** HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN Ida Safitri * Sulistiyowati **.......ABSTRAK....... Konsep diri merupakan salah satu penyebab

Lebih terperinci

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pemberdayaan peserta didik, membangun sumber daya manusia yang berkualitas, serta mengembangkan kreativitas peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai faktor penentu tercapainya tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maka dibutuhklan kesadaran dalam diri kita masing-masing untuk bertekat

BAB I PENDAHULUAN. Maka dibutuhklan kesadaran dalam diri kita masing-masing untuk bertekat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting di dalam perkembangan bangsa dan negara. Karena pendidikan merupakan tolak ukur maju atau tidaknya suatu bangsa serta perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah faktor yang sangat mempengaruhi tingkah laku dan kehidupan manusia, karena pendidikan adalah investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah, 1 BAB I PENDAHULUAN Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi istilah. 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan, karena tanpa pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia, yang bertujuan untuk membentuk

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR EKONOMI KELAS VII SMP NEGERI 2 MOJOSONGO BOYOLALI TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang yang harus diutamakan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang yang harus diutamakan oleh setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bidang yang harus diutamakan oleh setiap negara, karena menyangkut kehidupan dan masa depan bangsa. Setiap warga negara membutuhkan

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 4 (3) (2015) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA BIMBINGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karna itu dari waktu ke waktu selalu dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang berkualitas. Manusia berkualitas berarti manusia yang mampu berpikir kritis, logis, kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan peningkatan mutu sumber daya manusia pada masa yang akan datang, bangsa Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas. tertanam dalam diri pribadi sangatlah berperan penting.

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas. tertanam dalam diri pribadi sangatlah berperan penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi kini sedang terjadi, teknologi informasi bahkan semakin hari semakin berkembang dengan pesat diberbagai bidang kehidupan. Salah satunya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program pembangunan nasional, karena pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan pembangunan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan setiap individu dapat meningkatkan potensi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan setiap individu dapat meningkatkan potensi yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mewujudkan pembangunan nasional. Dengan pendidikan yang baik maka dapat menciptakan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokrasi sehingga bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokrasi sehingga bertanggung jawab. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradapan bangsa yang bermartabat. untuk terus-menerus belajar. Seorang mahasiswa dalam meraih tujuan

BAB I PENDAHULUAN. peradapan bangsa yang bermartabat. untuk terus-menerus belajar. Seorang mahasiswa dalam meraih tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat seberapa maju pendidikan yang dimiliki. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Oleh ABSTRAK. Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Disiplin Belajar, Motivasi Belajar, Indeks Prestasi Kumulatif

Oleh ABSTRAK. Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Disiplin Belajar, Motivasi Belajar, Indeks Prestasi Kumulatif Pengaruh Kecerdasan Emosional, Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat Oleh Filma Alia Sari Mahasiswa

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK SEMESTER V DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK SEMESTER V DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK SEMESTER V DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Ummy Safinah M 201410104019 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan manusia agar mampu mandiri, menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna untuk ikut serta

Lebih terperinci