BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DATA DAN ANALISIS DATA
|
|
- Hendri Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Data Dari kriteria informan yang telah ditetapkan yaitu berfokus pada dosen yang aktif memberikan kuliah yang dikhususkan dengan mata kuliah Fiqih atau Ushul Fiqih di IAIN Antasari Banjarmasin sebanyak Enam (6) orang dosen. Enam (6) orang dosen tersebut terdiri dari Dua (2) orang dosen Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Satu (1) orang dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan Tiga (3) orang dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Adapun Enam (6) orang dosen yang dijadikan informan dan penerapan masingmasing tersebut sebagai berikut : 1. Informan Pertama a. Identitas Informan Nama Umur Jenis Kelamin : Drs. A. Gzl, M. Hum : 56 tahun. : Laki-laki. Pendidikan Terakhir : S2. Pekerjaan Mata Kuliah Keahlian : Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi. : Fiqh dan Ushul Fiqh. 32
2 33 Alamat : Jl. Margasari Permai. Blok B. No. 7. RT. 04/02 Kertak Hanyar Km. 7. b. Uraian Data Informan ini terlebih dahulu memberikan batasan tentang profesi yaitu semua jenis profesi atau pekerjaan (halal dan baik) yang menuntut keahlian dan bernilai ekonomis seperti guru/dosen, dokter, advokat, PNS, politikus, dan lain-lain wajib dikeluarkan zakatnya, hal ini disertakan dengan profesi yang dalam pelaksanaannya mendapat bayaran (gaji/honorarium), sistem kerjanya terjadwal/sistematis, dan bekerja sesuai dengan bidang keahlian. Mengenai zakat profesi menurut informan ini ada yang menyatakan tidak wajib dan ada yang menyatakan wajib. Pendapat yang menyatakan tidak wajib dengan alasan karena tidak ada satu ayat atau hadis yang mewajibkan zakat profesi. Selain itu ketidakwajiban zakat profesi tersebut disebabkan karena zakat dipahami sebagai ibadah mahdah, di mana dalam ibadah mahdah mempunyai kaidah tidak ada wewenang untuk berijtihad. Adapun pendapat yang menyatakan wajib menurut informan karena berpijak dari ijtihad para ulama terhadap zakat padi. Kalau objek zakat gandum bisa diganti dengan padi (hal ini termasuk ijtihad), kenapa zakat profesi tidak ada wewenang untuk ijtihad. Sedangkan menurut informan sendiri zakat profesi itu hukumnya wajib, dengan mengemukakan dalil Al-Qur an surah Al-Baqarah/2: 267 yang berbunyi :.
3 34 Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dalam ayat tersebut menurut informan bermakna wajib karena menggunakan fi il amar. Dan di sana bermakna nafkah wajib yaitu zakat. Sedangkan pada kalimat berarti usaha yang mencakup semua jenis pekerjaan. Selain dalil Al-Qur an informan juga mengemukakan hadis Nabi yang berbunyi : ت ؤ خ ذ م ن أ غ ن ي ائ ه م و ز د ع ل ى ف ق ر ا ئ ه م Zakat itu diambil dari orang-orang kaya dan diberikan kepada fakir miskin. Selanjutnya mengenai perhitungan zakat profesi informan mengkategorikan dalam zakat tija>rah di mana nisabnya sebesar 93,6 gram. Hitungan nisab tersebut diperoleh dari pendapatan total dikurangi pengeluaran untuk berbagai macam keperluan maka akan diperoleh hasil bersih. Pendapatan total yang informan maksud adalah jumlah seluruh pendapatan baik yang tetap (gaji dan tunjangan) ataupun tambahan lainnya (honorarium). Jadi, dari hasil bersih itu apabila mencapai 93,6 gram emas, maka wajib dikeluarkan zakat. Adapun haulnya menurut informan 1 tahun, sedangkan kadarnya 2,5%. Dalam penerapannya, informan berzakat dengan kadar 2,5% dari pendapatan bersih yang informan terima, namun pembayaran atau perhitungan zakat tersebut informan lakukan setiap bulan dengan mengumpulkannya dan baru menyalurkannya atau menyerahkannya kepada mustahiq zakat setelah genap satu tahun.
4 35 2. Informan Kedua a. Identitas Informan Nama Umur Jenis Kelamin : Fhm Hmd, Lc., MA. : 42 tahun. : Laki-laki. Pendidikan Terakhir : S2. Pekerjaan Mata Kuliah Keahlian Alamat : Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. : Fiqh. :Jl. Mahligai Km. 7 Komp. Al-Faza Banjarmasin. b. Uraian Data Informan kedua ini terlebih dahulu menyatakan bahwa profesi itu adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang berdasarkan keahlian maupun tidak. Sedangkan hubungan profesi dengan zakat profesi adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang baik dengan keahlian atau tidak yang menghasilkan pendapatan melebihi nisab padi. Berkenaan dengan zakat profesi informan menyatakan hukumnya adalah wajib dengan memberikan argumen, yaitu petani yang penghasilannya diperoleh dengan bekerja keras mulai dari membersihkan ladang, menanam, merawat, memupuk hingga memetik hasil. Semua itu dilakukan dari pagi hingga sore di bawah terik matahari yang panas dan kadangkala mereka diguyur hujan, mereka dikenakan kewajiban zakat dari yang telah mereka usahakan tersebut. Kalau dibandingkan dengan penghasilan yang diperoleh seseorang melalui pekerjaan atau profesi dengan sedikit mudah untuk mendapatkan hasil tanpa harus bekerja keras sebagaimana layaknya seorang petani.
5 36 Oleh karena, itu menurut informan sangat wajar untuk menetapkan kewajiban zakat terhadap profesi (pekerjaan) seseorang dengan kriteria apabila penghasilannya melebihi nisab padi. Adapun dasar atau rujukan yang dikemukakan informan terhadap alasan wajib zakat tersebut adalah surah Al-Baqarah/2: 267. Informan memberikan penekanan terhadap kalimat (usaha) yang menurut informan maksud usaha dalam ayat tersebut mengandung pengertian umum. Apapun jenis usaha yang dilakukan seseorang baik itu berdasarkan keahlian ataupun tidak apabila telah mencapai atau melebihi nisab padi maka terkena kewajiban zakat, begitu pula halnya dengan profesi. Mengenai perhitungan zakat profesi dapat digolongkan dalam perhitungan zakat pertanian. Dengan demikian zakatnya pun ada kemungkinan 5% atau 10%. Untuk pekerjaan atau usaha yang dilakukan seseorang karena berdasarkan keahlian tertentu (sangat khusus) seperti dokter spesialis, advokat, arsitek dan lain-lain yang keahlian itu diperoleh melalui biaya yang besar pula, maka dikenakan zakat sebesar 5%. Adapun bagi mereka yang melakukan pekerjaan bukan karena keahlian khusus dan tidak memerlukan biaya yang besar maka bagi mereka dikenakan zakat sebesar 10%. Sedangkan haulnya karena perhitungan zakatnya mengacu kepada zakat pertanian, maka haulnya pun pada saat seseorang mendapatkan hasil. Dan nisabnya liter gabah padi atau 930 liter beras. Ketika menjelaskan mengenai sikap informan yang berkenaan dengan pengeluaran zakat profesi, informan mengatakan bahwa penghasilan bersih yang informan terima
6 37 selama 1 tahun tidak mencapai nisab pertanian. Namun demikian, informan setiap bulannya tetap mengeluarkan sejumlah uang sebesar Rp ,- dalam bentuk sada>qah. Hal tersebut menurut informan dilakukan dalam rangka mensyukuri nikmat dan karunia dari Allah swt. 3. Informan Ketiga a. Identitas Informan Nama Umur Jenis Kelamin : Prof. Dr. H. Ahd Hsn, MH. : 55 tahun. : Laki-laki. Pendidikan Terakhir : S3. Pekerjaan Mata Kuliah Keahlian : Dosen Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam. : Fiqh. Alamat : Kmp. Bumi Bangun Banua No. 29 Rt. 10 Pemurus Baru Banjarmasin. b. Uraian Data Informan ketiga ini menyatakan tentang wajib zakat untuk semua jenis profesi, yaitu semua pekerjaan atau usaha yang menghasilkan fee (nilai ekonomis). Sedangkan mengenai hukum zakat profesi menurut informan wajib. Dengan dasar rujukan dalam surah Al-Baqarah/2: 267. Alasan informan adalah dalam surah ayat tersebut terdapat kalimat yang maksudnya menurut informan adalah semua jenis usaha. Jenis usaha apapun yang menghasilkan nilai ekonomis dan mencapai nisab wajib dikeluarkan
7 38 zakatnya dengan ketentuan telah dikeluarkan semua keperluan hidup baik berupa sandang, pangan, papan serta kebutuhan pokok lainnya yang tidak bisa diabaikan. Selanjutnya informan menjelaskan bahwa memang tidak ada nash yang khusus membahas tentang zakat profesi. Namun informan cenderung membandingkan dengan kewajiban zakat bagi para petani. Menurut informan sangat tidak wajar kalau petani untuk mendapatkan hasil pertaniannya melalui kerja keras kena kewajiban zakat, kenapa pekerjaan lain yang mendapatkan penghasilan yang sama atau bahkan lebih tidak kena kewajiban zakat. Mengenai zakat profesi walaupun informan membandingkan dengan zakat pertanian, namun dalam perhitungannya menggunakan zakat tija<rah yaitu nisabnya 93,6 gram emas yang hitungannya diperoleh dari pendapatan total dikurangi pengeluaran atau berbagai keperluan, maka akan memperoleh pendapatan bersih. Pendapatan bersih itulah apabila mencapai nisabnya maka kena kewajiban zakat. Mengenai haulnya 1 tahun dengan kadar 2,5%. Informan juga menambahkan alangkah baiknya bagi seseorang yang memperoleh penghasilan walaupun tidak sampai nisab, tetap menyisihkan 2,5% dari penghasilan totalnya dalam rangka mensyukuri nikmat atau karunia Allah swt. Anjuran yang informan kemukakan tersebut, sesuai dengan apa yang informan lakukan. Informan tetap mengeluarkan zakat profesi walaupun penghasilan bersih (satu haul) yang informan terima tidak mencapai nisab 93,6 gram emas. Pengeluaran zakat yang dilakukan oleh informan menggunakan kadar 2,5%, tapi pengeluaran tersebut diambil dari pendapatan kotor beliau setiap bulannya. Jadi, informan tidak menunggu sampai
8 39 nisab dan sampai haul sebagaimana pendapat informan sebelumnya. Hal tersebut menurut informan dilakukan karena menyadari bahwa dari harta yang diperoleh masih ada hak orang lain. 4. Informan Keempat a. Identitas Informan Nama Umur Jenis Kelamin : Dra. Hj. Mshnh Hnf, MA. : 63 tahun. : Perempuan. Pendidikan Terakhir : S2. Pekerjaan Mata Kuliah Keahlian Alamat : Dosen Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam. : Fiqh. : Jl. Raya Beruntung Jaya No. 52 Banjarmasin. b. Uraian Data Dalam penjelasannya informan keempat ini menyatakan bahwa profesi adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang berdasarkan keahliannya. Profesi yang dimaksudkan beliau dalam hubungannya dengan zakat profesi adalah pekerjaan tertentu seperti dokter, advokat, konsultan, dan lain-lain diperkirakan dapat memperoleh penghasilan yang sangat besar. Informan mengakui dan mengetahui adanya pendapat yang menyatakan adanya kewajiban terhadap zakat profesi, dan informan sendiri menyatakan bahwa zakat profesi itu wajib hukumnya. Dengan dalil surah Al-Baqarah/2: 267. Akan tetapi dalam menafsirkan kalimat (usaha) yang apabila dikaitkan dengan zakat profesi
9 40 maka usaha di sana diartikan pekerjaan yang dilakukan seseorang dan mendapatkan penghasilan yang sangat besar. Dengan demikian menurut informan pegawai negeri tidak bisa dikategorikan sebagai profesi yang dikenai wajib zakat. Karena penghasilan pegawai negeri tidak terlalu besar apabila dibandingkan dengan seorang dokter atau advokat. Selain itu, penghasilan seorang pegawai negeri dalam bentuk gaji sudah dikenakan banyak potongan-potongan, yang hal tersebut sangat memungkinkan untuk tidak sampai nisabnya. Oleh karena itu, informan tidak mengeluarkan zakat profesi. Sedangkan mengenai perhitungan zakat profesi nisabnya 93,6 gram emas dan kadarnya 2,5%, adapun waktu pengeluarannya dibayar pada setiap mendapatkan penghasilan. Pendapat informan yang menyatakan bahwa dikeluarkannya zakat profesi itu pada saat memperoleh penghasilan tidak dengan perhitungan haulnya selama 1 tahun, disebabkan karena informan berpandangan seandainya dikeluarkan menunggu 1 tahun, maka hal itu dimungkinkan masuk dalam kategori zakat simpanan atau tabungan. 5. Informan Kelima a. Identitas Informan Nama Umur Jenis Kelamin : M. Ysf, MA. : - tahun. : Laki-Laki. Pendidikan Terakhir : S2. Pekerjaan : Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Mata Kuliah Yang Diasuh : Ilmu Fiqh.
10 41 Alamat : Jl. Karang Paci Gg. Pintu Air No. 40 Rt. V Banjarmasin. b. Uraian Data Informan kelima ini menyatakan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang dilakukan seseorang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Contohnya pengacara (advokat), dokter dan lain-lain. Sedangkan pegawai negeri menurut beliau termasuk pembantu.(عامل) Jadi, tidak ada kewajiban zakat profesi bagi para pegawai. Mengenai zakat profesi informan menyatakan mengetahui adanya pendapat yang mewajibkan terhadap zakat profesi tersebut. Pendapat yang menyatakan wajib menurut informan dimungkinkan adanya kiyas terhadap zakat tanaman atau pertanian. Namun informan sendiri secara tegas menyatakan bahwa zakat profesi itu tidak wajib, karena tidak ada nash atau dalil, baik yang berasal dari Al-Qur an maupun hadis yang menjelaskan tentang zakat profesi dan juga tidak ada kitab-kitab tradisional (klasik) yang mengupas masalah zakat profesi tersebut. Dari ketegasan informan menyatakan bahwa zakat profesi itu tidak wajib, maka dengan sendirinya perhitungan zakatnya pun tidak ada. Berdasarkan pendapat tersebut, informan menyatakan tidak mengeluarkan zakat profesi. Namun informan sependapat pada satu hal bahwa bagi orang yang mempunyai penghasilan yang lebih dalam artian melebihi keperluan pokok, maka orang itu sangat dianjurkan untuk membersihkan harta yang dimilikinya itu dengan bersedekah, berwakaf ataupun berinfaq, sebab harta itu merupakan anugerah dan karunia dari Allah swt. yang harus disyukuri.
11 42 6. Informan Keenam a. Identitas Informan Nama Umur Jenis Kelamin : M. Rsd, M.Pd. : - tahun. : Laki-Laki. Pendidikan Terakhir : S2. Pekerjaan : Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Mata Kuliah Yang Diasuh : Ilmu Fiqh. Alamat : Jl. Simpang Pangambangan Rt. 11 No. 34. Banjarmasin. b. Uraian Data Informan keenam ini menyatakan bahwa profesi adalah pekerjaan yang memberikan hasil karena keahliannya. Menurut informan mengenai zakat profesi memang ada pendapat yang menyatakan bahwa zakat profesi tersebut hukumnya wajib. Pendapat tersebut menurut informan dikarenakan adanya pengembangan terhadap surah Al-Baqarah/2: 267 dalam kalimat (usaha) apabila dihubungkan dengan kalimat sebelumnya akan mengandung pengertian bahwa wajib zakat bagi segala jenis usaha yang mendatangkan penghasilan. Selain itu menurut informan zakat profesi lebih banyak dikembangkan oleh Yusuf Qara>d}awi, sedangkan dalam Al-Qur an maupun hadis tidak pernah ditemukan adanya keterangan mengenai zakat profesi tersebut.
12 43 Menanggapi hal tersebut informan sendiri tidak berani menyatakan bahwa zakat profesi itu wajib, karena kalau dinyatakan wajib akan menimbulkan konsekuensi hukum yang harus dilakukan dan apabila tidak dilakukan maka akan mendapat dosa besar. Walaupun demikian informan tidak juga menyatakan bahwa zakat profesi itu tidak wajib, tetapi informan lebih memandang bahwa pengenaan terhadap zakat profesi karena dilihat dari kebutuhan sosial dan kesadaran untuk menolong sesama. Sesuai dengan pandangan informan tersebut, walaupun informan tidak mengeluarkan zakat profesi secara khusus namun informan tetap mengeluarkan sebagian dari penghasilan yang diterima setiap bulannya tapi informan tidak menyebutkan kadar atau banyaknya. Akan tetapi pengeluran tersebut tidak dalam bentuk zakat profesi. B. Analisis Data 1. Informan Pertama Informan yang berinisial Drs. A. Gzl, M. Hum, memberikan batasan profesi yaitu semua jenis profesi atau pekerjaan (halal dan baik) yang menuntut keahlian dan bernilai ekonomis seperti guru/dosen, dokter, advokat, PNS, politikus, dan lain-lain wajib dikeluarkan zakatnya, hal ini disertakan dengan profesi yang dalam pelaksanaannya mendapat bayaran (gaji/honorarium), sistem kerjanya terjadwal/sistematis, dan bekerja sesuai dengan bidang keahlian. Mereka itu, menurut informan kena kewajiban zakat profesi apabila penghasilan bersih yang mereka peroleh mencapai nisab 93,6 gram emas. Adapun dalil yang informan pergunakan adalah surah Al-Baqarah/2: 267. Sedangkan untuk perhitungan zakat profesi informan menggunakan perhitungan untuk
13 44 zakat tija>rah (perdagangan), dengan nisab 93,6 gram emas, haulnya satu tahun dan kadarnya 2,5%. Batasan profesi yang informan kemukakan sangatlah tepat, karena batasan tersebut sesuai batasan yang dikemukakan dalam berbagai literatur. Seperti pendapat Muhammad Ja far dalam bukunya Tuntunan Zakat Puasa dan Haji, yaitu suatu pekerjaan dengan keahlian khusus sebagai mata pencaharian, seperti: arsitek, pelukis, dokter, olahragawan, pejabat Negara dan sebagainya. 1 Selanjutnya mengenai pendapat informan yang mewajibkan zakat profesi dengan dalil surah Al-Baqarah/2: 267 adalah benar. Hal itu pun senada dengan pernyataan Masjfuk Zuhdi dalam bukunya Masail Fiqhiyah Kapita Selekta Hukum Islam yang menyebutkan bahwa semua macam penghasilan terkena wajib zakat, berdasarkan surah Al-Baqarah/2: 267 juga. Kata menurut informan adalah termasuk kata yang mengandung pengertian umum, yang artinya apa saja, jadi artinya sebagian dari hasil (apa saja) yang kamu usahan yang baik-baik. Maka jelaslah bahwa semua macam penghasilan (gaji, honorarium dan lain-lainnya) terkena wajib zakat. 2 Adapun mengenai perhitungan zakat profesi yang informan kategorikan dalam perhitungan zakat tija>rah, juga sesuai dengan keterangan Masjfuk Zuhdi dalam 1 Muhammad Ja far, Tuntunan Zakat, Puasa, dan Haji, (Jakarta: Kalam Mulia, 1990), h ), h Majfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah Kapita Selekta Hukum Islam, (Jakarta: CV. Haji Masagung,
14 45 bukunya yang sama bahwa perhitungan yang digunakan adalah 93,6 gram emas, dengan kadar 2,5%, dan haul satu tahun. 3 Mengenai sikap informan dalam penerapannya, informan berzakat dengan kadar 2,5% dari pendapatan bersih yang informan terima, namun pembayaran atau perhitungan zakat tersebut informan lakukan setiap bulan dengan mengumpulkannya dan baru menyalurkannya atau menyerahkannya kepada mustahiq zakat setelah genap satu tahun, menurut penulis tidak sesuai dengan ketentuan yang telah disebutkan dalam berbagai literatur. Sebab kalau praktiknya seperti itu dimungkinkan adanya kemiripan dengan zakat tabungan (simpanan) walaupun ada perbedaan antara keduanya. Akan tetapi penulis memahami bahwa yang demikian itu dilakukan responden dalam rangka memudahkan terhadap perhitungan zakat profesi. 2. Informan Kedua Informan yang berinisial Fhm Hmd, Lc., MA menyatakan bahwa profesi adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang baik dengan keehlian atau tidak yang menghasilkan pendapatan melebihi nisab padi. Informan juga mewajibkan atas zakat profesi berdasarkan surah Al-Baqarah/2: 267, dengan memberikan penekanan terhadap kalimat (usaha-usaha mereka). Namun dalam masalah perhitungan informan cenderung menggunakan perhitungan zakat pertanian, dengan nisab liter gabah padi (652,8 kg gabah) atau 3 Ibid.
15 liter beras (520 kg beras) dengan kadar 5% atau 10% dan haulnya pada saat seseorang itu mendapat hasil. Batasan profesi yang informan kemukakan menurut penulis sangat bersifat umum, karena semua pekerjaan dapat dikategorikan dalam profesi, sedangkan yang diketahui bahwa profesi itu adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang berdasarkan keahlian (keprofesionalan). Dalam konsep perhitungan zakatnya, pendapat informan juga tepat karena perhitungan tersebut sesuai pula dengan pendapat dari Syaikh Muhammad Al-Ghazali yang menganalogikan zakat profesi dengan zakat hasil pertanian. Baik dalam nisab maupun presentase zakatnya, yaitu 5% atau 10% dari sisa pendapatan bersih atau pendapatan kotor dikurangi biaya yang diperlukan untuk keperluan layak. 4 Demikian pula pendapat M. Dawam Raharjo bahwa zakat profesi tergantung dari produktifitas bidang pekerjaan tersebut, lebih tepat jika dianalogikan dengan zakat pertanian, sebab sifat pekerjaan pertanian sama dengan industri, dalam arti keduanya sama-sama memproduksi sesuatu bahkan lebih produktif dari pertanian. 5 4 M. Baqir Al-Habsyi, Fiqh Praktis Menurut Al-Qur an, As Sunnah dan Pendapat Para Ulama, (Bandung: Mizan, 1999), h M. Dawan Raharjo, Islam dan Trasformasi Sosial Ekonomi, (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF), 1999), h. 519.
16 47 3. Informan Ketiga Informan yang berinisial Prof. Dr. H. Ahd Hsn, MH. menyatakan tentang wajib zakat untuk semua jenis profesi yaitu semua pekerjaan atau usaha yang menghasilkan fee (nilai ekonomis). Dan informan berpendapat bahwa zakat profesi itu wajib hukumnya, dengan mengemukakan dalil surah Al-Baqarah/2: 267 sebagaimana informan-informan sebelumnya. Adapun perhitungan zakatnya, juga dikategorikan dalam perhitungan zakat tija>rah (perdagangan) dengan nisab 93,6 gram emas dan kadarnya 2,5%. Dalam memberikan penjelasan mengenai profesi, menurut penulis informan cenderung sepaham dengan Yusuf Qara>d}awi yang mengelompokkan pekerjaan seseorang itu ke dalam 2 kelompok. Pertama adalah pekerjaan yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung kepada orang lain dan kedua pekerjaan yang dikerjakan seseorang untuk pihak/orang lain, dengan harapan mendapatkan penghasilan atau imbalan. 6 Sedangkan dalil yang informan kemukakan juga benar, karena kalimat (usaha), mengandung makna yang umum, dari makna yang umum itu bisa mencakup kepada makna yang khusus. Adapun tentang perhitungan zakat profesi yang informan kategorikan dalam perhitungan zakat perdagangan, maka hal itu pun benar. Karena kalau dalam perdagangan objek yang diperjualbelikan itu berupa barang atau benda sedangkan dalam profesi yang diperjualbelikan itu berupa jasa. Pada penerapannya informan tetap 6 Yusuf al-qardhawi, Fiqhuz Zakat, diterjemahkan oleh Dr. Salman Harun, et al, dengan judul Fiqh Zakat, (Bogor: Pustaka Mizan, 1996), h. 459.
17 48 mengeluarkan zakat profesi walaupun penghasilan bersih (satu haul) yang beliau terima tidak mencapai nisab (pengeluaran tersebut diambil dari pendapatan kotor setiap bulannya). Jadi, informan tidak menunggu sampai nisab dan haul. Di sini penulis menyatakan bahwa apa yang dikeluarkan oleh informan tersebut tidak dapat dikategorikan dengan zakat akan tetapi hanya pada konsep infak atau sada>qah karena tidak terpenuhinya rukun dalam mengeluarkan zakat yaitu mencapai nisab dan haul. 4. Informan Keempat Informan yang berinisial Dra. Hj. Mshnh Hnf, MA. menjelaskan bahwa profesi adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang berdasarkan keahlian. Adapun profesi yang dimaksud informan dalam hubungannya dengan zakat profesi adalah pekerjaan tertentu seperti dokter, advokat, konsultan dan lain-lain diperkirakan dapat memperoleh penghasilan yang sangat besar. Informan ini menyatakan wajib hukumnya zakat profesi apabila penghasilan bersih seseorang itu mencapai nisab 93,6 gram emas. Dilihat dari batasan profesi dan hubungannya dengan zakat profesi yang informan kemukakan sudah tepat karena sesuai dengan apa yang dikemukakan Yusuf Qara>d}awi maka seorang dokter, advokat, insinyur, pengusaha, pekerja dan sebangsanya wajib mengeluarkan zakat dari pendapatannya yang besar. 7 Selanjutnya informan juga menyatakan bahwa para pegawai negeri sangat memungkinkan untuk tidak kena kewajiban zakat profesi dengan alasan sudah banyak potongan terhadap gaji yang mereka terima, selain itu apabila pendapatan tersebut 7 Yusuf Qardhawi, Fiqhuz Zakat, Op. Cit., h. 480.
18 49 dikurangi keperluan-keperluan hidup lainnya akan menyebabkan penghasilan bersihnya tidak mencapai nisab. Pernyataan informan tersebut menurut penulis tidak sepenuhnya benar, sebab boleh jadi penghasilan atau gaji yang diperoleh para pegawai tersebut walaupun mengalami potongan-potongan akan tetapi tidak menutup kemungkinan sampai nisab. Jadi, dalam penerapannya informan keempat tidak mengeluarkan zakat profesi. Selanjutnya mengenai perhitungan zakat profesi yang informan kemukakan adalah dengan nisab 93,6 gram emas dan kadar 2,5% dan haulnya ketika memperoleh hasil. Pernyataan yang responden kemukakan sesuai dengan fatwa MUI dalam buku Tuntunan Praktis Tentang Zakat, Infaq dan Shadaqah Informan Kelima Informan yang berinisial M. Ysf, MA. menyatakan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang dilakukan seseorang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya, seperti advokat, dokter dan lain-lain. Informan menyatakan bahwa zakat profesi itu tidak wajib dengan alasan tidak ada dalil baik Al-Qur an maupun hadis yang menjelaskan tentang zakat profesi. Profesi yang informan jelaskan sudah tepat, hal tersebut sesuai dengan pendapat Muhammad Ja far dalam bukunya Tuntunan Zakat Puasa dan Haji, yaitu suatu 8 Majelis Ulama Indonesia, Tuntunan Praktis Tentang Zakat, Infaq dan Shadaqah, (Banjarmasin: Bidang Urusan Agama Islam Kanwil Depag Kal-Sel dan Bazis, 1999), h. 17.
19 50 pekerjaan dengan keahlian khusus sebagai mata pencaharian, seperti: arsitek, pelukis dan sebagainya. 9 Selanjutnya penjelasan informan bahwa zakat profesi itu tidak wajib menurut penulis tidak bisa disalahkan, karena memang dalam kitab-kitab fiqh klasik hal tersebut tidak pernah dibahas, serta tidak adanya dalil-dalil khusus yang mewajibkan zakat profesi. Namun sekali lagi penulis tegaskan bahwa dalam perkembangan masyarakat dewasa ini keadaan sosial telah berubah banyak. Perkembangan sosial tersebut telah melahirkan profesi dalam berbagai bidang pekerjaan dan penghasilan yang diperoleh dari berbagai profesi tersebut seringkali mencapai jumlah yang sangat besar, jauh melampaui nisab harta-harta lainnya yang wajib dikeluarkan zakatnya. Bahkan kalau menurut Yusuf Qara>d}awi, siapa yang mempunyai pendapatan tidak kurang dari penghasilan seorang petani yang wajib zakat, maka ia wajib mengeluarkan zakat yang sama dengan zakat petani tersebut. 10 Jadi menurut hemat penulis, pemikiran yang dikemukakan oleh Yusuf Qara>d}awi tersebut tidak bisa diabaikan, karena zakat profesi merupakan salah satu sumber dana bagi zakat apabila dilihat dari kebutuhan sosial. 6. Informan Keenam Informan yang berinisial M. Rsd, M.Pd. menjelaskan bahwa profesi adalah pekerjaan yang memberikan hasil karena keahliannya. Adapun mengenai zakat profesi, 9 Muhammad Ja far, Tuntunan Zakat, Puasa, dan Haji, (Jakarta: Kalam Mulia, 1990), h Yusuf Qardhawi, Fiqhuz Zakat, Op. Cit., h. 480.
20 51 informan tidak berani menyatakan bahwa zakat profesi itu wajib, dengan alasan kalau dinyatakan wajib akan menimbulkan konsekuensi hukum yang harus dilakukan dan apabila tidak dilakukan maka akan mendapat dosa besar. Sedangkan mengenai perhitungan zakatnya informan kurang mengetahui. Penjelasan profesi yang diberikan oleh informan ini sudah tepat. Mengenai ketidakberanian informan dalam menyatakan bahwa zakat profesi itu wajib, karena lebih didasarkan pada konsekuensi hukum. Menurut penulis hal tersebut dilakukan karena informan sangat hati-hati dalam menetapkan suatu hukum, sebab penetapan hukum memang akan menimbulkan suatu konsekuensi hukum dan informan tidak ingin kalau konsekuensi hukum tersebut ditanggung oleh informan sendiri, jadi informan lebih memilih untuk tidak memberikan pernyataan mengenai hal tersebut. Pola pikir yang informan tunjukkan tersebut bisa dimaklumi, akan tetapi pola pikir seperti itu tidak selamanya benar. Sebab dalam hal penetapan hukum khususnya terhadap kewajiban zakat profesi masih termasuk masalah ijtihad yang perlu dikaji dengan seksama menurut pandangan hukum syariah dengan memperhatikan hikmah zakat dan dalil-dalil syar i yang berkaitan dengan masalah zakat. Zakat profesi merupakan problema hukum yang menimbulkan perbedaan pendapat dan masih memerlukan kajian-kajian yang lebih, terutama oleh intelektual-intelektual akademis seperti beliau ini. Berdasarkan uraian-uraian analisis di atas, maka penulis dapat mengambil dua kategori yaitu:
21 52 Pertama, berdasarkan pendapat dan alasan yang menjadi dasar pendapat tersebut informan pertama, kedua, ketiga, dan keempat menyatakan bahwa zakat profesi itu wajib hukumnya dengan berdasarkan surah Al-Baqarah/2: 267, dalam ayat tersebut terdapat kalimat bermakna wajib karena menggunakan fi il amar. Dan di sana bermakna nafkah wajib yaitu zakat. Sedangkan pada kalimat berarti usaha yang mencakup semua jenis pekerjaan. Sedangkan informan kelima menyatakan bahwa zakat profesi itu hukumnya tidak wajib, pernyataan ini dikarenakan tidak adanya nash atau dalil, baik yang berasal dari Al-Qur an maupun hadis yang menjelaskan tentang zakat profesi dan juga tidak ada kitab-kitab tradisional (klasik) yang mengupas masalah zakat profesi tersebut. Lalu, informan keenam tidak berani menyatakan status hukum zakat profesi, hal ini dikarenakan tidak adanya nash atau dalil, baik yang berasal dari Al-Qur an maupun hadis yang menjelaskan tentang zakat profesi dan kalau dinyatakan wajib akan menimbulkan konsekuensi hukum yang harus dilakukan dan apabila tidak dilakukan maka akan mendapat dosa besar. Dan dalam penganalogian zakat profesi di sini, informan pertama dan informan keempat menganalogikan zakat profesi kepada zakat tija>rah (perdagangan), dengan nisab 93,6 gram emas dan kadarnya 2,5%, sedangkan informan kedua dan informan ketiga menganalogikan zakat profesi kepada zakat pertanian dengan nisab liter gabah padi (653 kg gabah) atau 930 liter beras (520 kg beras) dengan kadar 5% atau 10% dan haulnya pada saat seseorang itu mendapat hasil. Akan tetapi, informan ketiga walaupun menganalogikan
22 53 dengan zakat pertanian, namun dalam perhitungannya menggunakan zakat tija<rah yaitu nisabnya 93,6 gram emas dan kadarnya 2,5%. Kedua, berdasarkan penerapannya informan pertama (dari penghasilan bersih dengan haul satu tahun) dan informan ketiga (dari penghasilan kotor tanpa menunggu sampainya nisab) mengeluarkan zakat profesi dengan nisab 93,6 gram emas dan kadarnya 2,5%. Sedangkan informan kedua (penghasilan bersih satu tahun tidak mencapai nisab pertanian), informan keempat (gaji sudah dikenakan potongan sehingga tidak mencapai nisabnya), informan kelima (tidak wajib zakat profesi), dan informan keenam (tidak berani menyatakan hukum zakat profesi), mereka tidak mengeluarkan zakat profesi akan tetapi tetap menyisihkan atau mengeluarkan dari sebagaian gaji mereka untuk berinfak dan bersedekah. Dan dalam penelitian ini penulis juga lebih cenderung untuk menganalogikan perhitungan zakat profesi dengan perhitungan zakat pertanian. Sebab kemungkinan untuk membebaskan orang-orang yang tidak terlalu besar pendapatannya akan terjadi, lantaran nisab zakat perdagangan lebih besar dibandingkan dengan nisab zakat pertanian. Dalam perhitungan dengan menggunakan nisab zakat pertanian, (umpama harga beras/kg Rp ,-) 520 kg beras x Rp ,- berjumlah Rp ,-. Maka 10% dari Rp ,- = Rp ,- (setiap kali panen). Maka apabila pendapatan bersih setiap menerima gaji atau selama satu tahun mencapai jumlah Rp ,- dikenakan baginya zakat profesi sebesar Rp ,-. Kalau dihitung perbulan maka setiap bulannya minimal memperoleh pendapatan bersih sekitar Rp ,-. Akan tetapi apabila menggunakan perhitungan zakat perdagangan dengan
23 54 nisab 85 gram emas diumpamakan harga emas Rp /gram maka 85 gram x Rp ,- jumlahnya Rp ,-. Jadi 2,5% dari Rp ,- akan dikeluarkan zakatnya sebesar Rp ,-. Disini terlihat jelas perbedaan nisab yang lumayan besar yakni Rp ,- (nisab zakat pertanian) dan Rp ,- (nisab zakat perdagangan), maka menurut penulis alangkah tepatnya seandainya perhitungan nisab zakat pertanian dianalogikan kepada nisab zakat profesi, sebab kemungkinan untuk mencapai nisab sangat besar kalau dibandingkan dengan ketentuan dalam nisab zakat perdagangan. Oleh karena itu, menurut pengamatan penulis, sebagian informan takut atau tidak mau untuk mengeluarkan zakat profesi sehingga mereka menganalogikannya kepada zakat yang mempunyai nisab sangat besar sehingga akan terlepas dari kewajiban membayar zakat. Mengapa demikian? karena pada waktu penulis mewawancarai informan ada sebagian yang mengatakan tidak mencapai nisab karena banyak pengeluaran seperti membayar kredir motor atau mobil sedangkan menurut penulis itu hanya kebutuhan sekunder bukan kebutuhan primer. Dan dalam penelitian ini, penulis menyatakan bahwasanya zakat profesi itu wajib dikeluarkan ketika menerima hasil atau gaji dan mencapai nisab, tanpa memandang ada atau tidaknya pemotongan atau pengeluaran kebutuhan pokok. Karena dalam kenyataannya, konsep zakat pertanian tidak ada mengatur tentang pengeluaran kebutuhan pokok para petani, hanya kadar yang berbeda (5% atau 10%) dalam penyesuaian berapa besar biaya pada waktu pemeliharaan tanaman.
BAB I PENDAHULUAN. masih banyak kita saksikan. Sebagian masyarakat hidup dalam serba kekurangan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan kita sekarang ini kesenjangan sosial merupakan keadaan yang masih banyak kita saksikan. Sebagian masyarakat hidup dalam serba kekurangan, sedangkan
Lebih terperinciZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN
23 ZAKAT PENGHASILAN Majelis Ulama Indonesia, setelah FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN MENIMBANG : a. bahwa kedudukan hukum zakat penghasilan, baik penghasilan
Lebih terperinciالحكمة ضالة الموافي انما وجدها اخذها "
BAB IV ANALISIS KOMPARASI PENDAPAT YU>SUF QARD}A>WI> DAN MUH{AMMAD AL-GAZA>LI TENTANG PENENTUAN PROSENTASE ZAKAT PROFESI A. Persamaan antara Yu>suf Qard}a>wi> dengan Muh}ammad al-gaza>li> 1. Tipologi Berfikir
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI <AH (TABUNGAN HAJI) DI BANK BPRS BAKTI MAKMUR INDAH KRIAN
BAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI
Lebih terperinciZAKAT LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Disusun oleh DAVID SATRIA I
ZAKAT LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Disusun oleh DAVID SATRIA I 000 060 001 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA A. Analisis Dari Segi Penerimaan Zakat Zakat melalui sms (short message service)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UUD RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdimensi sosial ekonomi dan dengan zakat, di samping ikrar tauhid (syahadat)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah salah satu rukun yang bercorak sosial ekonomi dari lima rukun Islam. Seorang mukmin diakui sebagai saudara seagama apabila telah menunaikan zakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karunia dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Orang yang tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ajaran agama Islam, waktu yang tersedia hendaknya diisi dengan kegiatan melaksanakan ibadah kepada Allah dan kegiatan mencari rezeki, sebagai karunia dari
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ZAKAT PERDAGANGAN DENGAN MODAL HUTANG DI USAHA DAGANG LIMA LAPAN SAMPANG
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ZAKAT PERDAGANGAN DENGAN MODAL HUTANG DI USAHA DAGANG LIMA LAPAN SAMPANG A. Analisis Terhadap Pelaksanaan Zakat Perdagangan Dengan Modal Hutang di Usaha Dagang Lima
Lebih terperinciZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN
ZAKAT PENGHASILAN الر ح يم الر ح من االله ب س م Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG MENGINGAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN : a. bahwa kedudukan hukum
Lebih terperinciProsiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:
Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 Analisis Pemikiran Yusuf Qardhawi tentang Zakat Profesi dalam Kitab Fiqhuz Zakat terhadap Pelaksanaan di Baznas Provinsi Jawa Barat Yusuf Qardhawi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para pemeluknya. Keduanya disebut dengan dua kalimat hablum minallah wa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam menganjurkan, ada dua tata hubungan yang harus dipelihara oleh para pemeluknya. Keduanya disebut dengan dua kalimat hablum minallah wa hablum minan nas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka berusaha dengan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia mendambakan kehidupan yang makmur dan bahagia.hal ini sudah menjadi fitrah manusia hidup di dunia.untuk memperoleh semua itu mereka berusaha
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF QARDAWI DAN PERTIMBANGAN HUKUM PENETAPAN ZAKAT ASET PERUSAHAAN
72 BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF QARDAWI DAN PERTIMBANGAN HUKUM PENETAPAN ZAKAT ASET PERUSAHAAN A. Analisis Pertimbangan Hukum Yang Dipakai Yusuf Qardawi Dalam Penetapan Zakat Aset Perusahaan Dalam penetapan
Lebih terperinciFATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)
24 Penggunaan Dana Zakat Untuk Istitsmar (Inventasi) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan 1. Kondisi Geografis Desa Sedayulawas memiliki luas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipatuhi tetapi juga tauhid, akhlak dan muamalah, misalnya ketika seseorang ingin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam adalah agama yang universal mempunyai ajaran sempurna, mengatur segala aspek kehidupan manusia guna menuju kebahagiaan yang abadi. Islam tidak hanya mengatur
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA Bedasarkan penjelasan yang terdapat pada bab sebelumnya, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan ibadah dan kewajiban sosial bagi para aghniya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan ibadah dan kewajiban sosial bagi para aghniya (hartawan) setelah kekayaannya memenuhi batas minimal (nisab) dan rentang waktu tertentu (haul). Tujuannya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI
BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI A. Analisis Perhitungan Iddah Perempuan Yang Berhenti Haid Ketika
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO Setelah memberikan gambaran tentang praktik pengupahan kulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemeluknya, yaitu : h{ablum minallah wa hablum min al-na>s (hubungan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam ajaran Islam, ada dua tata hubungan yang harus dipelihara oleh para pemeluknya, yaitu : h{ablum minallah wa hablum min al-na>s (hubungan manusia dengan
Lebih terperinciBAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH
90 BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH A. Tinjauan Tentang Jual Beli Sepatu Solid di Kecamatan Sedati Sidoarjo Dengan mengikuti empat mazhab fiqh
Lebih terperinciISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK
Modul ke: ISLAM DAN TOLERANSI Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Fakultas TEHNIK MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA Program Studi TEHNIK INFORMATIKA www.mercubuana.ac.id ق ل ي أ ي ھ ا ٱل
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia disebut sebagai makhluk sosial. Islam mengajarkan kita untuk saling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang sempurna, dalam kehidupannya manusia tidak lepas dari bantuan orang lain, oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN Hutang piutang antara petani tambak dengan tengkulak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari bentuk kegiatan muamalah adalah utang-piutang untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu dari bentuk kegiatan muamalah adalah utang-piutang untuk menutup kebutuhan. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman ke arah yang lebih modern,
Lebih terperinciPENGERTIAN TENTANG PUASA
PENGERTIAN TENTANG PUASA Saumu (puasa), menurut bahasa Arab adalah menahan dari segala sesuatu, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya. Menurut istilah
Lebih terperinciBAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah
BAB IV ANALISIS MAKNA DUKHA>N ANTARA AL-RA>ZI> DAN T}ANT}A>WI> JAWHARI> A. Analisis Makna Dukha>n Perspektif al-ra>zi> Al-Ra>zi> adalah seorang ulama yang memiliki pengaruh besar, baik di kalangan penguasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sesuatu yang penting dan dianggap pokok dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu sangat wajar dan tepat kalau bidang pendidikan termasuk hal yang sangat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU
BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU A. Analisis Pendapat Tokoh NU Sidoarjo Tentang Memproduksi Rambut Palsu Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia melainkan seluruh makhluk ciptaan-nya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai salah satu rukun Islam, zakat hukumnya fardu ain dan merupakan kewajiban yang bersifat ta abudi. Dalam Al Qur an perintah zakat sama dengan perintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan tantangan utama yang dihadapi negara-negara. Asia-Afrika. Jika menggunakan indikator Bank Dunia, yang mematok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan tantangan utama yang dihadapi negara-negara Asia-Afrika. Jika menggunakan indikator Bank Dunia, yang mematok penghasilan penduduk di bawah US$ 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang. Sebaliknya seseorang dianggap tidak berhasil bila ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman ini, harta telah menjadi simbol keberhasilan hidup seseorang. Sebaliknya seseorang dianggap tidak berhasil bila ia kekurangan harta. Tak heran, bila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agama Islam. Dia juga telah menjelaskan di dalam al-qur'an dan sunnah, prinsipprinsip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah swt., telah mengutus Nabi Muhammad saw., untuk menyampaikan agama Islam. Dia juga telah menjelaskan di dalam al-qur'an dan sunnah, prinsipprinsip Islam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI
59 BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA
Lebih terperinciMateri Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan
03-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Kesalahan Besar Di Bulan Ramadhan Al-Bukhari 1799-1801 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah
Lebih terperinciMateri Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan
30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradapan manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif
Lebih terperinciPENDIDIKAN ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA PEDAGAN SAYUR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN (STUDI KASUS KEPADA IBU PEDAGANG SAYUR)
PENDIDIKAN ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA PEDAGAN SAYUR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN (STUDI KASUS KEPADA IBU PEDAGANG SAYUR) OLEH RINI AMELIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M /
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di tingkat sekolah merupakan pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral, etika,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN 1. Analisis Terhadap Diskripsi Pinjam Meminjam Uang Dengan Beras di Desa Sambong Gede
Lebih terperinciMateri Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan
29-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Iftor Al-Bukhari 1818-1822 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk membantu
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 9 UU NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 9 UU NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kitab Allah yang diturunkan ke dunia yang harus diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu rukun iman yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembiayaan pembangunan di Indonesia pajak merupakan sumber pendapataan yang terbesar. Pajak adalah iuran wajib kepada negara 1 yang terutang oleh orang pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 : yang rukuk. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang di dalamnya terdapat unsur ibadah, sosial dan ekonomi, yang mana setiap orang muslim mempunyai kewajiban melaksanakan sesuai
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh 4 (empat) kasus
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Kasus Perkasus Dari hasil penelitian dilapangan yang telah penulis lakukan melalui wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kekayaan mereka tersedia hak peminta-minta dan orang-orang yang hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam al-qur an ada petunjuk yang secara terbuka kami diingatkan bahwa: Dalam kekayaan mereka tersedia hak peminta-minta dan orang-orang yang hidup serba kekurangan.
Lebih terperinciMateri Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di
16-06-2017 21 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Kewajiban Zakat Fitrah Al-Bukhari 1407-1413 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial dalam berbagai aktifitas kehidupannya, guna memenuhi kehidupan sehari-hari terkadang tidak dapat dicukupkan dengan harta benda yang
Lebih terperinciPERAN LEMBAGA AMIL ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH MUHAMMADIYAH (LAZISMU) BANYUMAS DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN KAUM DHUAFA
PERAN LEMBAGA AMIL ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH MUHAMMADIYAH (LAZISMU) BANYUMAS DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN KAUM DHUAFA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Memperoleh Derajat S-1 Oleh : Nama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan segala sesuatunya di dunia ini dengan berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah diciptakan-nya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG ZAKAT INVESTASI
BAB IV ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG ZAKAT INVESTASI A. Analisis Pendapat Yusuf Qardhawi tentang Zakat Investasi Jika kita melihat kembali bagaimana zakat itu difungsikan sebagai sarana vital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Al- Qur an dirumuskan sebagai kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut dianjurkan karena orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puasa sunnah sebagaimana yang di ketahui adalah puasa yang dianjurkan bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut dianjurkan karena orang yang mengerjakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri
BAB IV ANALISIS DATA A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri Pertukaran merupakan bagian aktifitas terpenting dalam masyarakat dan merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. 1 Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. 1 Pendidikan itu sendiri
Lebih terperinciPAKET FIQIH RAMADHAN (ZAKAT FITRAH)
PAKET FIQIH RAMADHAN (ZAKAT FITRAH) Zakat fitrah berfungsi untuk menyucikan orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan ucapan kotor dan untuk memberi makan orang-orang miskin. Diriwayatkan dari Ibnu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP A. Deskripsi akad jasa pengetikan skripsi dengan sistem paket di Rental Biecomp Jemurwonosari Surabaya
Lebih terperinciFATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang
Fatwa Pedoman Asuransi Syariah 1 FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang PENGEMBALIAN KONTRIBUSI TABARRU BAGI PESERTA ASURANSI YANG BERHENTI SEBELUM MASA PERJANJIAN BERAKHIR ا ا رل
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Persepsi Masyarakat Petani Desa Trembulrejo Tentang Zakat Pertanian Mencermati keterangan narasumber dari hasil wawancara dari 15 petani, banyak petani yang mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat
Lebih terperinciAdab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.
ADAB ISLAMI : ADAB SEBELUM MAKAN Manusia tidak mungkin hidup tanpa makan. Dengan makan manusia dapat menjaga kesinambungan hidupnya, memelihara kesehatan, dan menjaga kekuatannya. Baik manusia tersebut
Lebih terperinciBAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI
63 BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI A. Analisis Mekanisme Pengupahan Pemolong Cabe Di Desa Bengkak Kecamatan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah. 1. Pendapat Ulma Tentang Zakat Atas Tambak Garam.
53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah penulis bahas pada bab-bab sebelumnya, akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah yang dapat ditarik dari uraian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntunan dalam tuntutan dinamika realitas masyarakat dari segala kompleksitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku kehidupan umat muslim dalam segala aspeknya diatur oleh hukum Islam. Bahkan, hukum Islam mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai tuntunan dalam
Lebih terperinciMakalah Syar u Man Qoblana
Makalah Syar u Man Qoblana Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah : Ushul Fiqih Dosen Pengampu : Misbah Khoirudin Zuhri, MA. Di Susun Oleh: 1. Ludia Nur Annisa (1604026142) 2. Dina Zulfahmi (1604026152) PROGRAM
Lebih terperinciHILMAN FAJRI ( )
HILMAN FAJRI (10220053) PRAKTIK MURÂBAHAH DI KOPERASI SERBA USAHA UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH ALHAMBRA KANTOR CABANG KEDUNG BARUK NO 58 RUNGKUT SURABAYA (Prespektif Fatwa Dewan Syariah Nasional No.4 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah masalah yang penting untuk diperhatikan bersama oleh semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat. Pendidikan merupakan suatu
Lebih terperinciFATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH
FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH Pertanyaan Dari: H. Mufti Muhammadi, muftimuhammadi@yahoo.co.id, SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun (Disidangkan pada hari
Lebih terperinciMatan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
- Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah Nama : aan jumeno Tempat tgl lahir : sragen. 02 01 1967 Alamat : jl. Kelud selatan III/3 smg Status : k 2 Nama Isteri : Deasy Ariyanti Anak : M. Hanif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam zakat terdapat dua unsur, yaitu ta abbudi dan ta aqquli.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat, di samping membina hubungan dengan Allah, juga akan menjembatani dan mendekatkan hubungan kasih sayang antara sesama manusia dan mewujudkan kata-kata bahwa Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, pendidikan merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi kehidupan. Dimana pendidikan mempunyai peranan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat merupakan komponen pokok bagi tegaknya pondasi perekonomian umat. Selain itu zakat termasuk rukun islam yang ketiga dari kelima rukunnya dan wajib dikeluarkan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Pendidikan yaitu mengajarkan segala sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya, maupun terhadap ketajaman
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan
67 BAB IV ANALISIS A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan Verstek pada Perkara Nomor: 1884/Pdt.G/VERZET/2012/PA.Kab.Mlg Terhadap formulasi putusan penulis mengacu pada
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:
SYARIAH - IBADAH KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi Syariah dan Rukun Islam Menganalisis fungsi masing-masing unsur dari Rukun Islam bagi kehidupan umat Islam INDIKATOR: Mendeskripsikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan. Rukun Islam dimaksud mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi umat Islam ada Rukun Islam yang wajib untuk dilaksanakan sesuai dengan kemampuan. Rukun Islam dimaksud mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji.
Lebih terperinciMENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM
15 MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 8 Rabi ul Akhir 1402 H, bertepatan dengan tanggal 2 Februari
Lebih terperinciMateri Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar
14-06-2017 19 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar Al-Bukhari 1876-1880, 1884 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi
Lebih terperinciPERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN TESIS Oleh: FADLIYANUR NIM. 1202520950 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ANTASARI PASCASARJANA
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS IV DI MIN 4 KOTA BANJARMASIN
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS IV DI MIN 4 KOTA BANJARMASIN OLEH DEWI FITRIANI NAVIRI NIM. 1201291032 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H i
Lebih terperinciZAKAT SEBAGAI PENGURANG PAJAK PENGHASILAN MENURUT PENGUSAHA KABUPATEN TANAH LAUT SKRIPSI
ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PAJAK PENGHASILAN MENURUT PENGUSAHA KABUPATEN TANAH LAUT SKRIPSI OLEH FERA YOLANDA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/ 1438 H i ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PAJAK
Lebih terperinciKAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf
KAIDAH FIQH ت ب د ل س ب ب ال م ل ك ك ت ب د ل ال ع ي Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf Publication: 1437 H_2016 M Perubahan
Lebih terperinciPENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133
PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah fundamental dalam pembangunan bangsa dan merupakan bekal yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda agar kelak dapat menghadapi
Lebih terperincis}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENENTUAN BAGI HASIL SIJANGKA MUD{Arabah Ketentuan bagi hasil dalam
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam
1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Islam telah mengatur mengenai jual-beli dalam Al-Quran dan hadis, dari zaman ke zaman jual-beli mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Baik dari segi teori maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan akhirat yang kekal abadi. Namun demikian, nasib seseorang di akhirat nanti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam memandang bahwa hidup manusia di dunia ini hanyalah sebagian kecil dari perjalanan kehidupan manusia, karena setelah kehidupan di dunia ini masih ada lagi
Lebih terperinciMas}laha<t atau kemaslahatan merupakan tujuan inti
62 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENENTUAN NOMINAL INFA>Q BAGI PNS DI BAZ KABUPATEN GRESIK A. Analisis Praktek Penentuan Nominal Infa>q Bagi Karyawan / Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikannya akal kepada manusia. Dengan akal itulah manusia dapat berpikir sesuai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan sempurna dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain. Diantara kesempurnaannya adalah dengan diberikannya akal
Lebih terperinciMateri Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan
26-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Qodho Puasa Yang Ditinggalkan Bukhari 310, 1814, 1815 Muslim 508 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat
Lebih terperinciYANG HARAM UNTUK DINIKAHI
YANG HARAM UNTUK DINIKAHI حفظه هللا Ustadz Kholid Syamhudi, Lc Publication : 1437 H_2016 M RINGHASAN FIKIH ISLAM: Yang Haram Untuk Dinikahi حفظه هللا Oleh : Ustadz Kholid Syamhudi Disalin dari web Beliau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara orang lain agar mereka saling tolong-menolong dan tukar-menukar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah SWT masing-masing saling berhubungan antara orang lain agar mereka saling tolong-menolong dan tukar-menukar keperluan dalam segala urusan
Lebih terperinciMODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG
MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam
Lebih terperinci