BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Warna Dalam Cahaya Warna dapat didefinisikan sebagai bagian dari pengaamatan indera pengelihatan, atau sebagai sifat cahaya yang dipancarkan. Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) kita hingga terlihatlah warna. Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna. Sebaliknya suatu benda berwarna putih karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna. Teori dan pengenalan warna telah banyak dipaparkan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut: Eksperimen James Clerck Maxwell ( ) Penemuan Young dan Helmholtz membuktikan bahwa terdapat hubungan antara warna cahaya yang datang ke mata dengan warna yang diterima di otak. Hal ini merupakan dukungan awal terhadap asumsi Newton tentang cahaya dan warna-warna benda. Asumsi Newton menyatakan bahwa 10

2 benda yang tampak berwarna sebenarnya hanyalah penerima, penyerap, dan penerus warna cahaya yang ada dalam spektrum. James Clerck Maxwell membuat serangkaian percobaan dengan menggunakan proyektor cahaya dan penapis (filter) berwarna. 3 buah proyektor yang telah diberi penapis (filter) warna yang berbeda disorotkan ke layar putih di ruang gelap. Penumpukkan dua atau tiga cahaya berwarna ternyata menghasilkan warna cahaya yang lain (tidak dikenal) dalam pencampuran warna dengan menggunakan tinta/cat/bahan pewarna. Penumpukkan (pencampuran) cahaya hijau dan cahaya merah, misalnya menghasilkan warna kuning. Hasil experimen Maxwell menyimpulkan bahwa warna hijau, merah dan biru merupakan warna- warna primer (utama) dalam pencampuran warna cahaya. Warna primer adalah warna- warna yang tidak dapat dihasilkan lewat pencampuran warna apapun. Melalui warna- warna primer cahaya ini (biru, hijau, dan merah) semua warna cahaya dapat dibentuk dan diciptakan. Jika ketiga warna cahaya primer ini dalam intensitas maksimum digabungkan, berdasarkan eksperimen 3 proyektor yang didemonstrasikan Maxwell, maka ditunjukkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Bentuk Percobaan Maxwell (Wikipedia.com) 11

3 Pencampuran warna dalam cahaya dan bahan pewarna menunjukkan gejala yang berbeda. Sekalipun begitu, dengan memperhatikan hasilnya secara seksama pada pencampuran masing- masing warna primer, dapatlah diperkirakan adanya suatu hubungan yang saling terkait satu sama lain. Warna kuning dalam cahaya ternyata dapat dihasilkan dengan menambahkan warna cahaya primer hijau pada cahaya merah. Cara menghasilkan warna cahaya baru dengan mencampurkan 2 atau lebih warna cahaya disebut pencampuran warna secara aditif (additive= penambahan). Warna- warna utama cahaya (merah, hijau, biru) selanjutnya kemudian dikenal juga sebagai warna- warna utama aditif (additive primaries). Pencampuran warna secara aditif hanya dipergunakan dalam pencampuran warna cahaya. Hasil pencampuran warna ini menunjukkan gejala yang berbeda bidang pencampuran warna seperti pada cat. Dengan pencampuran bahan pewarna (cat) warna cat merah dapat dihasilkan dengan mencampur cat warna primer magenta dan cat warna primer yellow. Mencampurkan 2 atau lebih cat berwarna pada hakekatnya adalah mengurangi intensitas dan jenis warna cahaya yang dapat terpantul kembali oleh benda/cat tersebut. Pencampuran warna serupa ini dengan menggunakan pewarna/cat kemudian disebut dengan pencampuran warna secara substraktif (substractive= pengurangan). Warna- warna utama dalam cat/bahan pewarna kemudian lazim disebut dengan warna-warna utama /primer substraktif (substractive primaries). 12

4 2.1.2 Teori Newton ( ) Pembahasan mengenai keberadaan warna secara ilmiah dimulai dari hasil temuan Sir Isaac Newton yang dimuat dalam bukunya Optics (1704). Ia mengungkapkan bahwa warna itu ada dalam cahaya. Hanya cahaya satu- satunya sumber warna bagi setiap benda. Asumsi yang dikemukan oleh Newton didasarkan pada penemuannya dalam sebuah eksperimen. Di dalam sebuah ruangan gelap, seberkas cahaya putih matahari diloloskan lewat lubang kecil dan menerpa sebuah prisma. Ternyata cahaya putih matahari yang bagi kita tidak tampak berwarna, oleh prisma tersebut dipecahkan menjadi susunan cahaya berwarna yang tampak di mata sebagai cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu, yang kemudian dikenal sebagai susunan spektrum dalam cahaya. Jika spektrum cahaya tersebut dikumpulkan dan diloloskan kembali melalui sebuah prisma, cahaya tersebut kembali menjadi cahaya putih. Jadi, cahaya putih (seperti cahaya matahari) sesungguhnya merupakan gabungan cahaya berwarna dalam spektrum. Gambar 2.2 Spektrum Cahaya pada Prisma (Wikipedia.com) Newton kemudian menyimpulkan bahwa benda- benda sama sekali tidak berwarna tanpa ada cahaya yang menyentuhnya. Sebuah benda tampak kuning karena fotoreseptor (penangkap/penerima cahaya) pada mata manusia 13

5 menangkap cahaya kuning yang dipantulkan oleh benda tersebut. Sebuah apel tampak merah bukan karena apel tersebut berwarna merah, tetapi karena apel tersebut hanya memantulkan cahaya merah dan menyerap warna cahaya lainnya dalam spektrum. Gambar 2.3 Mata Melihat Tomat Berwarna Merah Cahaya yang dipantulkan hanya merah, lainnya diserap. Maka warna yang tampak pada pengamat adalah merah. Sebuah benda berwarna putih karena benda tersebut memantulkan semua cahaya spektrum yang menimpanya dan tidak satupun diserapnya. Dan sebuah benda tampak hitam jika benda tersebut menyerap semua unsur warna cahaya dalam spektrum dan tidak satu pun dipantulkan atau benda tersebut berada dalam gelap. Cahaya adalah satu-satunya sumber warna dan benda-benda yang tampak berwarna semuanya hanyalah pemantul, penyerap dan penerus warna-warna dalam cahaya Warna Dalam Bentuk Gelombang Gelombang pada dasarnya adalah suatu cara perpindahan energi dari satu tempat ke tempat lainnya. Energi dipindahkan melalui pergerakan lokal 14

6 yang relatif kecil pada lingkungan sekitarnya. Energi pada sinar berjalan karena perubahan lokal yang fluktuatif pada medan listrik dan medan magnet, oleh karena itu disebut radiasi elektromagnetik. Panjang gelombang, frekuensi, dan kecepatan cahaya Setiap warna mempunyai panjang gelombang dan frekuensi yang berbeda. Bentuknya dapat ditunjukkan dalam suatu bentuk gelombang sinusoida. Berikut gambar gelombang dari berbagai macam frekuensi warna: Gambar 2.4 Gelombang Frekuensi Warna Cahaya Jika kita menggambarkan suatu berkas sinar sebagai bentuk gelombang, jarak antara dua puncak atau jarak antara dua lembah atau dua posisi lain yang identik dalam gelombang dinamakan panjang gelombang. Gambar 2.5 Panjang Gelombang Puncak- puncak gelombang ini bergerak dari kiri ke kanan. Jika dihitung banyaknya puncak yang lewat tiap detiknya, maka akan didapatkan frekuensi. Pakar fisika kebangsaan Jerman 15

7 Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali, lalu hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz). Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa gelombang yang terjadi satu kali per detik. Sebagai alternatif, dapat diukur waktu antara dua buah kejadian/ peristiwa (dan menyebutnya sebagai periode), lalu ditentukan frekuensi (f ) sebagai hasil kebalikan dari periode (T ), seperti nampak dari rumus di bawah ini:.. (2.1) dengan, T = perioda f = frekuensi Sinar oranye, mempunyai frekuensi sekitar 5 x 1014 Hz ( dapat dinyatakan dengan 5 x 108 MHz - megahertz). Artinya terdapat 5 x 1014 puncak gelombang yang lewat tiap detiknya. Sinar mempunyai kecepatan tetap pada media apapun. Sinar selalu melaju pada kecepatan sekitar 3 x 108 meter per detik pada kondisi hampa, dan dikenal dengan kecepatan cahaya. Terdapat hubungan yang sederhana antara panjang gelombang dan frekuensi dari suatu warna dengan kecepatan cahaya: 16

8 Hubungan ini artinya jika ki a menaikkan frekuensi, maka panjang gelombang akan berkurang. Sebagai contoh, jika kita mendapatkan sinar warna merah mempunyai panjang gelombang 650 nm, dan hijau 540 nm, maka dapat diketahui bahwa warna hijau memiliki frekuensi yang besar daripada warna merah. Spektrum Warna Warna yang kita lihat diinterpretasikan dalam bentuk spektrum warna atau spektrum sinar tampak. Berikut adalah gambaran spektrum sinar tampak: Gambar 2.6 Spektrum Cahaya Tabel 2.1 Tabel Spektrum Cahaya 17

9 Pada kenyataannya, warna saling bercampur satu sama lain. Spektrum warna tidak hanya terbatas pada warna- warna yang dapat kita lihat. Sangat mungkin mendapatkan panjang gelombang yang lebih pendek dari sinar ungu atau lebih panjang dari sinar merah. Pada spektrum yang lebih lengkap, akan ditunjukan ultra-unggu dan infra-merah, tetapi dapat diperlebar lagi hingga sinar-x dan gelombang radio, diantara sinar yang lain. Gambar berikut menunjukan posisi spektrum-spektrum tersebut. Gambar 2.7 Spektrum Gelombang Elektromagnetik (X-Rite.com) Atribut Warna Pada usia 23 tahun, Sir Isaac Newton, menemukan bahwa cahaya putih murni seperti cahaya matahari, terdiri dari beberapa warna yang dapat terlihat, tahun 1666 ia menemukan teori tersebut dengan melewatkan cahaya melalui prisma kaca. Dari percobaannya itu, ia mengambil kesimpulan adanya beberapa warna pokok yang ada yaitu: merah, orange, kuning, hijau, biru, indigo, dan ungu, walaupun sebenarnya lebih banyak warna yang 18

10 muncul karena hasil warna dari prisma itu bergradasi dari satu warna ke warna yang lain. Setiap warna memiliki keunikan tersendiri dan masing-masing warna memiliki penampilan yang berbeda dengan attribute yang berbeda pula. Didasarkan pada tiga elemen: Hue, Chroma dan Lightness setiap warna memiliki nilai yang berbeda pada ketiga elemen tersebut. Dengan menggambarkan warna menggunakan ketiga atribut, sehingga kita dapat secara akurat mengidentifikasi warna tertentu dan membedakannya dengan warna yang lain. Hue adalah atribut dari warna yang diasosiasikan dengan panjang gelombang yang dominan didalam campuran gelombang cahaya. Jika suatu obyek dikatakan biru, kuning, atau hijau, maka hue sudah dispesifikasikan. Dengan kata lain ini adalah atribut dari sensasi visual dimana sebuah area nampak mirip dengan warna merah, kuning, hijau, dan biru, atau kombinasi dari keduanya. Hue di identifikasikan sebagai kelompok warna atau nama dari warna itu sendiri seperti; merah, hijau, atau biru. Hue berhubungan langsung dengan panjang gelombang dari warna itu sendiri. Gambar 2.8 Simulasi Hue (Understanding Color Communication, X-rite.com) 19

11 Saturation atau disebut juga chroma adalah ukuran kemurnian dari warna atau seberapa tajam dan tumpul dari warna tersebut mengacu pada kemurnian yang relatif atau pencampuran cahaya putih dengan hue. Spektrum dari sebuah warna tersaturasi secara penuh, atau tidak tercampur dengan sinar putih. Warna pink (merah campur putih) dan lavender (ungu campur putih) adalah contoh yang sedikit tersaturasi, yang tingkat saturasinya berbanding terbalik dengan jumlah warna putih yang ditambahkan. Sebuah warna dapat di desaturasikan dengan menambah warna putih yang mempunyai semua energi pada semua panjang gelombang. Mark Fairchild, mengatakan bahwa Hue merupakan property dari sebuah warna yang dapat mendefinisikan sejauh mana tingkat kemiripan sebuah rangsangan visual dengan warna merah, kuning, hijau dan biru. Biasanya, warna dengan hue yang sama dibedakan dengan sifat mengacu lightness warna tersebut dan / atau kroma, seperti dengan "biru muda", "pastel biru", "biru terang". Pengecualian termasuk coklat yang merupakan oranye gelap. (C J Bartleson, "Brown". Color Research and Application,1976), (Color Appearance Models: Tutorial slides for IS&T/SID 12th Color Imaging Conference). 20

12 Gambar 2.9 Simulasi Chroma (Understanding Color Communication, X- rite.com) Lightness disebut juga Luminasi adalah gelap atau terangnya dari sebuah warna yang menggambarkan suatu area mengeluarkan lebih banyak atau sedikit cahaya. Karena persepsi dari brightness sangat komplek, maka Commission Internationale de L Eclairage (CIE) mendefinisikan jumlah yang lain sebagai luminance (Y) dimana tenaga radiasi dititik beratkan pada fungsi sensitivitas spektral yang merupakan karakteristik dari penglihatan mata manusia seperti halnya sebuah warna akan terlihat berbeda ketika dalam keadaan remang-remang atau dalam keadaan terang. Intensity merupakan sebuah pengukuran beberapa interval spektrum elektromagnetik, dimana aliran tenaga dari radiasi muncul, atau datang ke suatu permukaan. Satuan dari intensitas adalah watt/m2 (harkam.wordpress.com). Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap campuran tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang 21

13 digabungkan dalam komposisi tertentu. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta. Gambar 2.10 Simulasi Brightness (Understanding Color Communication, X- rite.com) 2.2 Teori Warna Teori warna merupakan sebuah panduan untuk mencampur warna dan mempelajari efek visual yang dihasilkan oleh campuran warna-warna tertentu. Pada awalnya warna diformulasikan dalam bentuk tiga warna dasar atau biasa disebut warna primer atau primitif, yaitu warna merah, kuning dan biru (RYB) hal ini dikarenakan bahwa ketiga warna-warna tersebut diyakini mampu dijadikan sebagai pencampur semua warna lain. Banyak teoritis warna telah mengasumsikan bahwa tiga warna primer murni dapat mencampur semua warna, dan bahwa kegagalan tertentu cat atau tinta untuk untuk sesuai standar adalah karena ketidaksempurnaan pewarna. Pada kenyataannya, hanya warna primer imajiner (warna cahaya) yang dapat digunakan dalam colorimetry dapat dicampurkan atau dapat dijadikan patokan perhitungan semua warna. Tapi untuk melakukan hal ini, warna imajiner dasar didefinisikan 22

14 sebagai berada di luar rentang warna yang terlihat; yaitu, mereka tidak dapat dilihat pada cat ataupun tinta. Setiap warna cat atau tinta yang hanya dapat mencampur beberapa warna atau terbatas, disebut gamut, yang berisi lebih sedikit warna dibandingkan rentang warna yang mampu dilihat oleh mata manusia. Karena banyak dari teori warna seni abad ke-19 tertinggal di belakang pemahaman ilmiah atau ditambah dengan buku-buku ilmu pengetahuan yang ditulis untuk masyarakat awam, khususnya Modern Chromatics (1879) oleh fisikawan Ogden Rood, dan awal warna Atlas dikembangkan oleh Albert Munsell (Munsell buku warna, 1915, lihat Munsell color sistem) dan Wilhelm Ostwald (warna Atlas, 1919). Kemajuan besar yang dibuat di awal abad 20 oleh seorang guru seniman bersama German Bauhaus, khususnya Wassily Kandinsky, Johannes Itten, Faber Birren dan Josef Albers, yang menulis tentang spekulasi campuran dengan demonstrasi empiris berdasarkan perinsip desain warna (Wikipedia.com). Diagram 2.1 Diagram Warna Primer, Sekunder dan Tersier (X-rite.com) Warna Komplementer Untuk mencampur cahaya berwarna, roda warna Newton sering digunakan untuk menggambarkan warna komplementer, yaitu warna yang 23

15 saling berlawanan satu sama lain warna untuk menghasilkan campuran cahaya achromatic (putih, abu-abu atau hitam). Newton mengemukakan bahwa warna tepat berlawanan satu sama lain pada lingkaran hue; konsep ini ditunjukkan lebih teliti pada abad ke-19. Teori ini membentuk dasar hukum Chevreul's tentang kontras, yaitu dimana warna yang muncul bersama-sama akan berubah seperti seolah-olah dicampur dengan warna komplementer lain. Sebagai contoh, sepotong kain kuning ditempatkan pada latar belakang biru akan muncul berwarna oranye, karena oranye adalah pendamping warna biru. Diagram 2.2 Diagram Komplementer Chevreul s (Wikipedia.com) 24

16 2.2.2 Warna Hangat dan Sejuk Hilangnya teori tentang warna hangat dan sejuk sangat terasa sejak abad ke 18. Teori tersebut secara umum tidak tercantum pada ilmu pengetahuan warna modern atau pun colorimetry sebagai referensi pewarnaan, tapi pada prakteknya masih digunakan hingga saat ini. Seperti yang tercantum dalam Oxford English Dictionary kontras sepertinya memiliki kaitan dengan pengamatan kontras pada cahaya. Antara warna hangat yang biasa disebutkan untuk warna langit pada saat menjelang terbenamnya matahari dan warna sejuk yang biasa disebutkan untuk warna abu-abu pada saat cuaca mendung. Warna hangat sering kali diterjemahkan sebagai rentang hue dari merah hingga kuning, sedangkan warna sejuk sering kali digunakan untuk rentang hue biru hingga hijau, dan pusat kontras berada pada merah oranye dan biru kehijauan(wikipedia.com). Gambar 2.11 Simulasi warna hangat dan sejuk (Wikipedia.com) Warna Akromatik Sebuah warna yang kurang kuat konten intensitasnya bisa disebut sebagai warna tak jenuh atau warna akromatik. Akromatik murni warna termasuk hitam, putih dan abu-abu. Warna yang dekat dengan warna netral termasuk coklat, tans, pastel dan warna yang lebih gelap. Warna netral dapat diperoleh dengan mencampurkan warna murni dengan warna putih, hitam atau abu-abu, atau dengan cara mencampur dua warna komplementer. Dalam 25

17 teori warna, warna-warna netral adalah warna dengan mudah diubah dengan mendekatan warna yang lebih jenuh. Di samping sofa merah cerah, dinding abu-abu akan muncul jelas kehijauan. Hitam dan putih telah lama dikenal untuk pencampuran warna baik dengan hamper semua warna lain; hitam meningkatkan kejenuhan warna yang dipasangkan dengannya, dan putih mengurangi kejenuhan semua warna untuk efek yang sama. Gambar 2.13 Skema Warna Kromatik 2.3 Skema Perhitungan Warna Telah diakui dan digunakan sejak lama oleh sebagian besar peneliti bahwa warna cahaya dapat ditentukan kedalam tiga dimensional matematika (nongeometris) namun terdapat banyak skema kordinasi berbeda dibawah tiga nilai yang dapat ditentukan tersebut. Dan dengan menguraikan spesifikasi sepenuhnya dari skema tersebut maka akan didapatkan color space atau ruang warna. Ada beberapa skema dasar dan masing-masing memiliki beberapa standar dengan bentuk yang spesifik, dan salah satunya adalah skema additive Sistem Munsell Color Scale Pada tahun 1905, seniman Albert H. membuat sebuah sekala warna yang disebut munsell. Pada awalnya skema Munsell berasal dari warna yang 26

18 sengaja ditampilkan sebagai sistem pemesanan sebuah objek dengan warna yang menyerupai dengan yang dikehendaki oleh pemesan. Namun sistem notasi warna Munsell terlalu signifikan apabila menggunakan penilaian dari perspektif individu yang melakukan pengamatan, karena system ini hanya berdasarkan pada persepsi manusia yang melihat warna. Selain itu, system Munsell diciptakan sebelum ditemukan nya instrumenta yang cukup mampu untuk mengukur dan menentukan warna. Sistem Munsell menggunakan nilai-nilai numerik untuk tiga property warna: hue, lightness dan chroma berdasarkan persepsi visual manusia, dengan cara kerja sampel warna yang berdekatan mewakili interval persepsi visual. Model dalam gambar 2.9 menggambarkan pohon notasi Munsell Color, yang menyediakan fisik sampel untuk menilai warna visual. Pada masa kini, sistem warna hanya bergantung pada instrumen yang memanfaatkan matematika untuk membantu dan mempermudah kita untuk menilai warna. Gambar 2.13 Munsell Color Sistem (Understanding Color Communication, X-rite.com) 27

19 2.5.2 CIE Color Sistem CIE, adalah kependekan dari nama lembaga khusus yang melakukan penelitian Commisione Internationale de l'eclairage (diterjemahkan sebagai Komisi Iluminasi Internasional), lembaga ini melakukan penelitian dan bertanggung jawab untuk memberikan rekomendasi internasional untuk fotometri dan colorimetri. Pada tahun 1931 CIE membuat sebuah sistem standar warna dengan 3 (tiga) dasar, yaitu: spesifikasi sumber cahaya (illuminants), pengamat dan metodologi yang digunakan untuk memperoleh nilai-nilai untuk mendeskripsikan warna. Sistem warna CIE memanfaatkan tiga Koordinat untuk menemukan warna dalam sebuah ruang warna. Ruang warna ini meliputi: CIE XYZ Dalam sebuah studi mengenai persepsi warna, ruang warna yang pertamakali berhasil untuk didefinisikan secara matematis adalah CIE XYZ (Introduction to Colour Science, William Andrew Steer & efg's Color Chromaticity Diagrams Lab Report and Delphi source), yang dibuat oleh CIE pada tahun Ruang warna CIE XYZ didapatkan dari serangkaian percobaan yang dilakukan pada akhir 1920-an oleh W. David Wright (CIE Color Space) dan John Guild, hasil eksperimen mereka dipadukan menjadi spesifikasi ruang warna CIE RGB, dari ruang warna CIE XYZ diturunkan. Pada model perhitungan XYZ, Y berarti luminasi, Z berarti quasi-equal stimulasi biru atau respon dari kerucut S, sedangkan X merupakan kombinasi linear dari respon kerucut yang bersifat orthogonal 28

20 terhadap iluminasi dan bernilai non-negatif. Atau dengan kata lain XYZ merupakan turunan dari parameter respon kerucut L (Panjang) M (Menengah) dan S (Pendek). Untuk mempresentasikan warna, standar ini menggunakan kombinasi penambahan nilai XYZ, kemudian ketiga nilai tersebut dikonversikan menjadi nilai RGB melalui matriks berikut: (2.3) Kelemahan warna pada standar ini adalah terlalu sulit apabila ingin mengatur brightness agar sesuai dengan yang diinginkan (Loy, 2002) Diagram 2.3 Diagram Ruang Warna CIE XYZ (Douglas A. Kerr, CIE XYZ and xyy Color Spaces) CIE L* a* b* Koordinat dari L 1948 Hunter, ruang, warna b adalah L, a, dan b. Namun, Lab sekarang lebih sering digunakan sebagai singkatan 29

21 informal untuk CIE 1976 (L *, a *, b *) ruang warna (atau CIELAB). Perbedaan antara Hunter dan warna CIE adalah bahwa koordinat koordinat CIELAB didasarkan pada komponen L(Luminance atau tingkat kecerahan) a (rentang warna dari hijau sampai merah), dan b (rentang warna dari biru sampai kuning). Tanda bintang (*) setelah L, a dan b adalah bagian dari nama lengkap, karena mereka mewakili L *, a * dan b *, untuk membedakan CIELAB dengan dari L Hunter (CIEXYZ). Karena model L * a * b * adalah model tiga dimensi, sehingga hanya dapat diwakili dengan baik dalam ruang tiga dimensi (3D representations of the L*a*b* gamut, Bruce Lindbloom). Dua dimensi penggambarannya adalah diagram Kromatisitas: bagian dari warna dengan lightness tetap. Dan satu dimensi lainnya digunakan untuk menentukan lightness. Penggunaan model ini masih memiliki kelemahan, bahwa representasi visual dari keseluruhan warna dalam model ini adalah masih belum akurat, karena hanya untuk membantu dalam memahami konsep. Pada standar ini sudah mulai menggambarkan semua warna yang dapat terlihat dengan mata manusia dan standar ini mulai digunakan untuk perhitungan pada instrument atau perangkat independen yang kemudian pada tahun perkembangan berikutnya akan digunakan sebagai referensi. 30

22 Diagram 2.4 Diagram Ruang Warna CIELAB ( CIE L* C* h* Perbedaan antara CIELAB dan CIELCH adalah CIELAB menggunakan kordinat Cartesian sedangkan CIELCH menggunakan kordinat polar. L* mempresentasikan Lightness, C* mempresentasikan Chroma, sedangkan h* mempresentasikan derajat hue dan pengukuran anguler. Dengan simulasi pengukuran sebagai berikut; Diagram 2.5 Diagram Ruang Warna CIE LCH (X-Rite.com) 31

23 2.4 Persepsi Visual Persepsi, menurut Rakhmat Jalaludin (1998), adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan Menurut Ruch (1967), persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk-petunjuk indrawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat kompleks, stimulus masuk ke dalam otak, kemudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi (Atkinson dan Hilgard, 1991). Mekanisme persepsi merupakan suatu peristiwa fisika dan proses eksternal yang membangkitkan persepsi yang mempengaruhi mata, saraf di bagaian visual korteks, yang memberikan efek ke lingkungan yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh susunan saraf pusat (Graham R, 1999). Persepsi Visual merupakan pengolahan citra oleh mata dan pengolahan lebih lanjut oleh otak. Persepsi visual dapat terjadi karena adanya sel-sel saraf yang terdapat pada mata dan otak yang disusun untuk merespon pola-pola tertentu dalam bentuk image pada retina mata. Sel yang sensitif terhadap cahaya dalam retina merupakan susunan lapisan sel saraf yang diterima mata kemudian dikirim ke otak. Terdapat 100 juta sel yang sensitif terhadap cahaya dalam retina yang meliputi lapisan sel saraf yang awalnya diterima mata kemudian dikirim ke otak. Sel pada korteks akan menerima input di daerah sekitar retina lalu beberapa input 32

24 akan menjadi warna yang jelas dibeberapa retina, misalnya warna putih meskipun yang lain hitam. Berikut merupakan contoh gambar proses penangkapan objek oleh mata. Gambar 2.14 Penengkapan Objek Oleh Mata Pada retina mata terdapat tiga jenis sel warna yang sensitif dengan tiaptiap sel merespon sesuai dengan kepentingannya pada level merah, hijau atau biru. Cahaya yang tampak pada sebuah objek secara ciri khas meliputi semua spektrum dari panjang gelombang, tapi pada kenyataannya retina hanya memiliki tiga jenis sel warna yang sensitif. Hal tersebut terjadi karena adanya kesan terhadap pencampuran dari ketiga warna tersebut yang dapat secara penuh mereproduksikan semua warna yang lain (Wolfram, 2002). Warna adalah persepsi yang dirasakan oleh sistem visual manusia terhadap panjang gelombang cahaya yang dipantulkan oleh objek. Setiap warna mempunyai panjang gelombang ( ) yang berbeda. Warna merah mempunyai panjang gelombang terpanjang, sedangkan warna ungu (violet) mempunyai panjang gelombang terpendek (Munir, 2004). Pada tahun 1988, Roderick W Donald (Color Measurements Comitee of The Society of Dyers and Colorist) dengan tim penelitinya mempelajari kecenderungan dan afeksi yang ditimbulkan oleh berbagai macam objek berwarna 33

25 mengemukakan sebuah penjelasan tentang warna, bahwa warna merupakan spectrum cahaya yang diterima oleh sebuah objek yang kemudian dipantulkan dan diserap oleh indera penglihatan kita yang kemudian didefinisikan oleh otak sebagai frekuensi cahaya yang memperlihatkan secara jelas warna dari objek yang kita amati. Warna yang diterima oleh mata dari sebuah objek ditentukan oleh warna sinar yang dipantulkan oleh objek tersebut. Sebagai contoh, suatu objek berwarna hijau karena objek tersebut memantulkan sinar hijau dengan panjang gelombang 450 sampai 490 nanometer. Warna sinar yang direspon oleh mata adalah sinar tampak dengan panjag gelombang berkisar dari 400 nm (biru) sampai 700 nm (merah). Gambar 2.15 Penggolongan Cahaya (Wikipedia.com) Warna-warna yang diterima oleh mata (sistem visual manusia) merupakan hasil kombinasi cahaya dengan panjang gelombang berbeda. Penelitian memperlihatkan bahwa kombinasi warna yang memberikan rentang warna yang paling lebar adalah red (R), green (G), dan blue (B). Ketiga warna tersebut dinamakan warna pokok, dan sering disingkat sebagai warna dasar RGB. Warnawarna lain dapat diperoleh dengan mencampurkan ketiga warna pokok tersebut 34

26 dengan perbandingan tertentu, sesuai dengan teori Young (1802) yang menyatakan bahwa sembarang warna dapat dihasilkan dari percampuran warna-warna pokok dengan persentase tertentu. Persepsi sistem visual manusia terhadap warna sangat relatif sebab dipengaruhi oleh banyak kriteria, salah satunya disebabkan oleh adaptasi yang menimbulkan distorsi. Misalnya bercak abu-abu di sekitar warna hijau akan tampak keunguan (distorsi terhadap ruang), atau jika mata melihat warna hijau lalu langsung dengan cepat melihat warna abu-abu, maka mata menangkap kesan warna abu-abu tersebut sebagai warna ungu (distorsi terhadap waktu) (Munir, 2004). Persepsi dan interpretasi tentang warna yang dilihat oleh seseorang masih dinilai sebagai sebuah penilaian yang subjektif. Factor kelelahan mata, usia dan factor psikologi lainnya dapat dengan mudah mempengaruhi persepsi warna seseorang sehingga apabila factor pertimbangan kondisi fisik diabaikan dapat disimpulkan bahwa masing-masing individu yang melakukan evaluasi akan mengambil kesimpulan hanya berdarsarkan referensi personal mereka, setiap orang menjelaskan kesimpulan berbeda dari setiap warna objek yang mereka amati. Sehingga pada akhirnya sulit untuk berkomunikasi secara objektif tentang warna tertentu kepada seseorang tanpa standar yang jelas. Dari permasalahan kompleks tersebut para peneliti berpendapat bahwa harus ada cara untuk membandingkan sebuah wana objek dengan yang lain secara akurat. Dan salah satu solusinya adalah harus ada instrument yang mengukur dan mengidentifikasi warna secara eksplisit. instrument tersebut harus mampu membedakan antara satu warna dengan warna yang lain kemudian mendeskripsikannya dengan nilai 35

27 numeric yang dapat diukur. Inilah awal dilakukannya penelitian untuk membuat spectrophotometer. 2.5 Spektrofotometer Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, mata memerlukan tiga hal untuk melihat warna: lampu sumber cahaya, objek dan pengamat. Hal yang sama berlaku juga pada instrumen yang akan digunakan untuk melihat warna. Spectrofotometer menerima warna dengan cara yang sama seperti indera penglihatan yaitu dengan mengumpulkan dan penyaringan gelombang cahaya tercermin dari objek. Spectrofotometer mendefinisikan panjang gelombang cahaya yang dipantulkan dari objek kedalam nilai-nilai numerik. Nilai-nilai ini tercatat sebagai poin di seluruh spektrum dan disebut spectrum data. Data spektral direpresentasikan sebagai kurva spektrum. Kurva ini bersifat unik seperti sidik jari pada manusia seperti pada gambar Gambar 2.1 Grafik Warna Sampel (X-rite.com) 36

28 Setelah mendapatkan kurva pantulan kemudian melakukan perhitungan matematika untuk memetakan warna kedalam grafik ruang warna. Ini dilakukan dengan cara mengambil kurva pantulan cahaya dan mengkalikan data tersebut dengan standar illuminant CIE. Illuminant adalah representasi grafis sumber cahaya di mana sampel dilihat. Setiap sumber cahaya memiliki kekuatan distribusi yang mempengaruhi bagaimana mata dapat melihat warna. Contoh illuminants yang berbeda adalah A-incandescent, D65-siang hari dan F02-Fluorescent. Dengan mengkalikan hasil perhitungan ini dengan standar CIE. Pada masa kini instrument utama yang digunakan untuk pengukuran warna adalah spectrophotometer. Spectrophotometer pertamakali dibuat pada tahun 1940 oleh Arnold J. Beckman bersama rekannya di National Technologies Laboratory, dan penelitiannya dipimpin oleh Howard H. Cary, sejak tahun 1935 (ehow.com). Pada awal tahun pertama dikenalkannya spectrophotometer, seluruh peneliti dan perusahaan yang sedang berkembang dalam bidang teknologi menjadi sangat tertarik untuk mempelajari karena kemudahan yang diberikan instrument tersebut yaitu mempersingkat proses pengambilan keputusan melalui data spectral dengan lebih konsisten dan akurat 99.99% dibandingkan persepsi manusia. Kemudian spectrophotometer dipergunakan untuk membuat standar warna pertama kali didunia untuk analisis kimia yang berkaitan dengan warna. Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, sedangkan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang di transmisikan atau yang di absorpsi. Pada awal masa penggunaanya, spektrofotometer merupakan suatu perangkat dengan metode analisa yang 37

29 didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan fototube detector. Menurut Cairns (2009), spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan atau warna yang terbentuk. Fitur penting dari spectrofotometer adalah spektrum bandwidth dan berbagai linier pengukuran daya serap atau kemampuan memantulkan cahaya dari sebuah objek. Penggunaan spectrofotometer meliputi berbagai bidang ilmiah, fisika, ilmu pengetahuan bahan, ilmu kimia, ilmu biokimia dan ilmu biologi molekuler. Mereka secara luas digunakan dalam banyak industri termasuk semikonduktor, laser dan manufaktur optik, pencetakan dan forensik pemeriksaan, juga di laboratorium untuk studi zat-zat kimia. Pada akhirnya, Spektrofotometer dapat melakukan pengukuran spektral, tergantung pada kontrol atau kalibrasi, bahanbahan yang menjadi objek pengamatan berapa banyak panjang gelombang cahaya diamati. Dalam kimia, Spektrofotometri adalah ilmu yang secara khusus mengulas tentang pengukuran kuantitatif terhadap sifat-sifat refleksi atau transmisi bahan sebagai fungsi dari panjang gelombang (Allen, D.Cooksey, C & Tsai, B. 2010, Spectrophotometry). Hal ini lebih spesifik daripada istilah umum spektroskopi elektromagnetik yaitu studi interaksi antara materi dan memancarkan energi. (Crouch, Stanley; Skoog, Douglas A. 2007, Principles of instrumental analysis). 38

30 Konsep ini diperluas sangat terdiri dari interaksi dengan fluks radiatif energi sebagai fungsi dari frekuensi atau panjang gelombang. Spektrofotometer biasanya digunakan untuk pengukuran transmittance atau kemampuan reflektif dari sebuah larutan, benda padat yang transparan atau buram, seperti kaca, atau gas. Namun mereka dapat juga dirancang untuk mengukur diffusitas pada salah satu cahaya dengan panjang gelombang yang berkisar antara 200nm 2500nm menggunakan kontrol dan kalibrasi yang berbeda dan baik (Schwedt, Georg The Essential Guide to Analytical Chemistry). Sebagai contoh percobaan penerapan spektrofotometri adalah penentuan konstanta kesetimbangan larutan. Reaksi kimia tertentu dalam larutan yang dapat terjadi dalam arah maju dan mundur di mana reaktan membentuk produk dan produk pecah menjadi reaktan. Di beberapa titik, reaksi kimia ini akan mencapai titik keseimbangan yang disebut titik equilibrium. Untuk menentukan konsentrasi masing-masing dari reaktan dan produk pada titik ini, transmisi cahaya dari larutan dapat diuji menggunakan Spektrofotometri. Jumlah cahaya yang melewati solusi dijadikan sebagai indikasi konsentrasi bahan kimia tertentu yang tidak dapat dilewati cahaya atau tidak tembus cahaya. Ada dua kelas utama spectrophotometer, yaitu : single beam dan double beam. Double beam spektrofotometer membandingkan intensitas cahaya antara dua buah celah cahaya, satu yang menuju referensi sampel dan celah cahaya yang lain berfungsi untuk sampel uji. Single beam spektrofotometer mengukur intensitas cahaya relatif lampu sebelum dan setelah sampel uji dimasukkan. Meskipun perbandingan pengukuran dari instrumen double beam lebih mudah dan lebih stabil, instrumen single beam dapat memiliki rentang dinamis dan optikal 39

31 lebih sederhana dan lebih kompak. Oleh sebab itu, beberapa instrumen khusus seperti mikroskop atau teleskop, memiliki instrument single beam spektrofotometer agar lebih praktis dan mudah digunakan. Gambar 2.16 Single Beam Spectrophotometer Instrumets (Wikipedia.org) Gambar 2.17 Double Beam Spectrophotometer (boomer.org) Komponen Spektrofotometer Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu: 1. Spherical Spherical sudah menjadi alat utama dalam instrument system formulasi warna selama lebih dari 50 (lima puluh) tahun selama penelitian dan pengukuran dilaksanakan. Dengan membuka kecil pintu light trap dalam "specular komponen"yang dikecualikan dari pengukuran. Dalam kebanyakan kasus, basis data untuk perumusan warna akan menjadi lebih akurat ketika komponen ini merupakan bagian dari pengukuran. Spechular 40

32 ini juga menjadi instrument pilihan ketika sampel yang akan dievaluasi memiliki tekstur, kasar, atau tidak teratur atau pendekatan kecemerlangan cermin. Produsen tekstil, pembuat atap atau bagian dalam alat music akustik pasti akan memilih sphere sebagai alat yang paling sesuai. Gambar 2.18 Spherical (X-Rite.com) 2. Sumber Cahaya Untuk radisi kontinyu : Untuk daerah UV dan daerah tampak : - Lampu wolfram (lampu pijar) menghasilkan spektrum kontinyu pada gelombang nm. - Lampu hidrogen atau deutrium ( nm) - Lampu gas xenon ( nm) Untuk daerah IR: Ada tiga macam sumber sinar yang dapat digunakan : - Lampu Nerst,dibuat dari campuran zirkonium oxida (38%) Itrium oxida (38%) dan erbiumoxida (3%) - Lampu globar dibuat dari silisium Carbida (SiC). 41

33 - Lampu Nkrom terdiri dari pita nikel krom dengan panjang gelombang 0,4 20 nm Spektrum radiasi garis UV atau tampak : - Lampu uap (lampu Natrium, Lampu Raksa) - Lampu katoda cekung/lampu katoda berongga - Lampu pembawa muatan dan elektroda (elektrodeless discharge lamp) - Laser Gambar 2.19 Iluminant (X-Rite.com) 3. Multiangle 0/45 Untuk menghilangkan efek mengkilap dari material yang akan dievalluasi sehingga membutuhkan alat pendukung spectrophotometer untuk membantu mengevaluasi warna pada derajat 0 sampai dengan

34 Gambar 2.20 Multi-angle (X-Rite.com) 4. Colorimeter Colorimeters adalah tristimulus (tiga-filter) yaitu perangkat yang menggunakan filter terhadap warna merah, hijau, dan biru yang meniru respon dari mata manusia terhadap cahaya dan warna. Dalam beberapa aplikasi pengendalian kualitas, alat-alat mampu menjadi solusi dengan biaya terendah. Pada awalnya, Colorimeters tidak memiliki toleransi untuk metamerism (pergeseran dalam tampilan sampel karena cahaya yang digunakan untuk menerangi permukaan) karena perangkat ini tidak merekam kemampuan memantulkan cahaya dari media yang diamati, mereka tidak dapat memprediksi pergeseran ini. Akan tetapi pada saat ini sudah ada software tambahan yang memungkinkan pectrophotometers mampu mengukur pergeseran ini, dan membuat spectrophotometers sebagai perangkat superior yang paling akurat dalam pengukuran warna berulang. 5. Detektor 43

35 Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital. Syarat-syarat ideal sebuah detektor : a)kepekan yang tinggi b) Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi c) Respon konstan pada berbagai panjang gelombang. d) Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi. e) Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi Prinsip Kerja Spektrofotometer Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Transmitan adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan ketika melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mulamula sebelum melewati sampel (Io). Persyaratan hukum Lambert Beer, antara lain: 1. Radiasi yang digunakan harus monokromatik, 2. Energi radiasi yang diabsorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia, 3. Sampel (larutan) yang mengabsorbsi harus homogen, 44

36 4. Tidak terjadi fluoresensi atau phosporesensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi larutan tidak pekat (harus encer). Urutan kerja dalam Spektrofotometer modern adalah sebagai berikut: 1. Sumber cahaya tergambar pada sampel 2. Sebagian kecil dari cahaya ditransmisikan atau tercermin dari sampel 3. Cahaya dari sampel tergambar atas celah masuk monochromator 4. Monochromator memisahkan gelombang cahaya dan berfokus masingmasing ke sensor cahaya secara berurutan. Gambar 2.21 Cara Kerja Spektrofotometer (X-rite.com) Jenis Spektrofotometer 1. Spektrofotometer UV-Vis Spektrofotometer UV-VIS adalah salah satu alat analisis kimia yang sering digunakan di laboratorium untuk analisis kimia Bahan Bakar Nuklir. Spektrofotometer ini merupakan gabungan antara spektrofotometer UV dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah 45

37 dapat digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna. 2. Spektrofotometer Infra merah Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0, µm atau pada Bilangan Gelombang cm -1. Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell.Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang sinar infra merah dibagi atas tiga daerah, yaitu: Daerah Infra Merah dekat. Daerah Infra Merah pertengahan. Daerah infra Merah jauh. 3. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam. SSA pertama kali diperkenalkan oleh Welsh (Australia) pada tahun Alat ini relatif sederhana, selektif, dan sangat sensitif. Teknik analisis SSA berdasarkan pada penguraian molekul menjadi atom (atomisasi) dengan energi dari api atau arus listrik. Penentuan kadar logam berat dengan Spektrofotometrik Serapan Atom (SSA) didasarkan pada hukum Lambert- Beer, yaitu absorbansi berbanding lurus dengan panjang nyala yang dilalui sinar dan konsentrasi uap atom dalam nyala (Anonim, 2003 dalam Azis, 2007). 46

38 4. Spektrofotometer Resonansi Magnetik (NMR) Spektrofotometri NMR sangat penting artinya dalam analisis kualitatif, khususnya dalam penentuan struktur molekul zat organik. Hal itu dikarenakan spektrum NMR mampu menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan inti atom yang spesifik. 5. Spektrofotometer Pendar Molecular (pendar fluor/pendar fosfor) Metode fluoresensi dan fosforesensi melibatkan penyerapan radiasi dan pengemisian radiasi yang umumnya lebih panjang gelombangnya atau lebih rendah energinya. Energi radiasi yang tidak teremisikan dalam bentuk radiasi kemudian diubah menjadi energi termal. Fluorosensi maupun fosforesensi berkaitan dengan perubahan energi vibrasi. 6. Spektrofotometer dengan metode hamburan cahaya(nefelometer, turbidimeter dan spektrofotometer Raman) Menurut temuan Raman tampak gejala pada molekul dengan struktur tertentu apabila dikenakan radiasi infra merah dekat atau radiasi sinar tampak, akan memberikan sebagian kecil hamburan yang tidak sama dengan radiasi semula. Hamburan yang berbeda dengan radiasi semula (sumber radiasi) tersebut berbeda dalam hal panjang gelombang, frekuensi serta intensitasnya dikenal sebagai hamburan Raman. Hamburan Raman tersebut memberikan garis Raman dengan intensitas tidak lebih dari 0,001% dari garis spektra sumber radiasinya Toleransi CMC Kurangnya memori warna, buta warna dan perbedaan kondisi pada saat melakukan pengamatan sangat mempengaruhi kemampuan mata manusia 47

39 dalam mengamati perbedaan warna. Pada kenyataanya rata-rata orang yang mengamati perbedaan warna akan melihat perbedaan pada hue pertama kali, kemudian kroma dan lightness. Akibatnya toleransi terhadap perbedaan warna yang dapat diterima membentuk tiga batas dimensional dengan nilai yang berbeda pada masing-masing individu. CMC merupakan system toleransi yang dikembangkan oleh komite Colour Measurement Committee of the Society of Dyers and Colourists di inggris pada tahun Perhitungan toleransi CMC menciptakan toleransi ellipsoid disekitar standar warna denan semi-axis yang berkorespondensi dengan hue, chroma dan lightness. Elips tersebut mempresentasikan volume penerimaan warna secara otomatis tergantung dari posisi warna standar pada ruang warna. Persamaan CMC memungkinkan untuk mem-variasikan ukuran keseluruhan dari elips dengan apa yang cocok secara visual sehingga dapat diterima. Dengan mem-variasikan factor komersial (cf) ellipsoid dapat dijadikan patokan besar atau kecilnya nilai yang diperlukan untuk mencocokan warna standard dan sampel. Secara visual, nilai cf=1 berarti AEE CMC kurang dari 1 akan berlaku, namun jika lebih maka akan ditolak (reject). Karena pada umumnya mata akan menerima perbedaan besar dalam lightness dibandingkan dengan kroma, maka rasio default untuk I:c adalah 2:1. Hal ini dijadikan keunggulan utama pada system toleransi CMC agar menjadi yang paling mendekati persepsi visual pada mata manusia. 48

40 Gambar 2.22 Elipsoid Tolerance for Comercial (X-Rite.com) Gambar 2.23 Toleransi Elipsoid (X-rite.com) 2.6 Sistem Manajemen Warna FMCA Masalah pencocokan warna menjadi salah satu alasan utama tertunda nya produksi disebuah perusahaan yang bekerjasama dengan supplier untuk membuat sebuah produk terstandarisasi. Tidak ada prosedur tetap untuk pencocokan warna 49

41 number dan konfirmasi warna yang akan digunakan. Terlebih lagi komunikasi dengan konsumen mengenai warna produk. Keputusan pemeriksaan visual hanya tergantung pada individu dan sangat subyektif. Hal ini menjadi sebab mengapa sering terjadi argumen tentang pencocokan warna yang mengganggu dan sangat membuang waktu dan seringkali berakhir dengan nuansa yang berbeda untuk satu warna untuk berbagai pabrik atau model sepatu yang berbeda. Seperti yang dikemukakan oleh Bob; Every factory has different shades of the same color, and if the main material is off shade, it causes re-work and re-orders to T2 s. T2 s are expected to match these off-shades with less lead time allowance. T2 s, T1 s and adidas need to agree to match to the adidas color standards/masters with T2 s support. (Bob Shorrock, Minutes from T2 Supplier Meeting 2004) material/ colors shades Supplier1 Supplier2 Supplier3 Supplier4 Supplier5 Diagram 2.6 Perbandingan Shades Per Supplier Sebelum diterapkannya system FMCA pada lingkup industry sepatu merek adidas, pengambilan keputusan release atau tidaknya warna material yang akan digunakan untuk memproduksi sepatu adalah sangat tergantung pada tim developer di perusahaan pembuat sepatu. Kondisi ini dinilai memiliki banyak kekurangan karena pada aplikasinya akan banyak warna berbeda untuk satu kode 50

42 warna yang diminta, sehingga kecenderungan terjadinya kesalahan atau reject menjadi lebih dominan dibandingkan dengan warna yang release. Simulasi seperti pada gambar Gambar 2.24 Aliran Matching Konvensional (adidas.org/fmca/training) Hal ini tentu sangat merugikan pemasok sebagai bagian dari rantai pasokan. Oleh karena itu dibuatlah sebuah color network yang memiliki standar tetap dan mengacu kepada kebijakan merek (adidas) sehingga mampu mengurangi terjadinya kesalahan persepsi dan pembatasan wewenang dalam pencocokan warna material. Lalu muncul gagasan untuk diadakannya divisi khusus dalam organisasi besar adidas yang terfokus untuk memberikan bantuan kepada pengusaha sepatu dan pemasok yang berhubungan dengan adidas. Dengan tujuan mengurangi kompleksitas status material release. Yaitu melalui perubahan pada level approval material dari level development oleh T1 (Pabrik sepatu) menjadi pada level development material pada masing-masing pemasok, peningkatan system informasi antara T1 (Pabrik Sepatu) dan Pemasok, dan ditambah dengan 51

43 otoritas dari kebijakan adidas atas warna yang telah approved dapat digunakan pada seluruh pabrik sepatu merek adidas. Penjelasan seperti pada gambar 2.32 Gambar 2.32 Aliran Matching FMCA (adidas.org/fmca/training) 2.7 Sejarah PDCA Pdca adalah suatu metode dalam sebuah system usaha yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kualitas dalam rangka meningkatkan daya saing atas produk yang dihasilkan. Sejak dulu, terutama Jepang dikembangkan konsep manajemen dan organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Salah satu factor keberhasilan industrialisasi dijepang adalah dengan adanya penerapan QCC secara efektif. System ini dilaksanakan melalui pemasayarakatan cara pandang, cara analisa, diagnose dan cara mencari solusi dari suatu masalah dilingkungan kerja perusahaan dengan metode pdca, sehingga dapat membentuk budaya kompetitif hamper diseluruh level perusahaan. Delapan langkah pengendalian mutu (roda PDCA) menurut Deming yaitu: 52

44 1. Planing, langkah perencanaan meliputi Langkah 1 : Menentukan pokok permasalahan Langkah 2 : Membahas penyebab Langkah 3 : Menguji penyebab Langkah 4 : Menyusun rencana penanggulangan 2. Do, berarti pelaksanaan meliputi proses pelaksanaan rencana perbaikan 3. Check, berarti pemeriksaan hasil yang didapatkan setelah perbaikan 4. Action, berarti tindakan lanjutan meliputi : Langkah 7 : Standarisasi Langkah 8 : Perbaikan pada masalaha berikutnya Manfaat Implementasi PDCA Melihat dari kisah-kisah sukses dari perusahan-perusahaan kelas dunia seperti; Toyota maka dapat disimpulkan beberapa manfaat yang menarik perusahaan-perusahaan ke PDCA; 1. Menghasilkan Sukses Berkelanjutan PDCA menciptakan keahlian dan budaya untuk terus menerus melanjutkan pertumbuhan perusahaan dan tetap menguasai pasar dengan menggunakan inovasi yang terus menerus dan restrukturisasi organisasi. 2. Mengatur Tujuan Kinerja Bagi Setiap Orang PDCA menggunakan kerangka kerja bisnis bersama antara proses dan pelanggan untuk menciptakan sebuah tujuan yang konsisten. 3. Memperkuat Nilai Kepada Pelanggan 53

45 Fokus pada pelanggan sebagai inti dari PDCA berarti mempelajari nilai apa yang berarti bagi para pelanggan, pelanggan yang prosfektif, dan merencanakan bagaimana mengirimkan produk kepada mereka secara profitabel. 4. Mempercepat Tingkat Perbaikan Dengan menggunakan alat-alat dan ide-ide dari banyak disiplin ilmu, PDCA membantu sebuah perusahaan untuk tidak hanya meningkatkan kinerjanya saja, akan tetapi juga meningkatkan perbaikan terus-menerus secara cepat dan radikal. 5. Mempromosikan Pembelajaran dan Cross-Pollination PDCA merupakan suatu pendekatan yang dapat meningkatkan dan mempercepat pengembangan dan penyebaran ide-ide baru di sebuah organisasi secara keseluruhan. Bahkan dalam sebuah perusahaan multi produk seperti General Electric, PDCA dinilai sebagai alat pembelajaran yang dinilai kritis. Orang-orang terlatih dengan keahlian dalam berbagai proses, bagaimana mengelolah dan memperbaiki proses, sehingga dapat dengan mudah dapat dipindahkan dari suatu bagian/departemen ke bagian/departemen lainnya (Cross-Pollination). Hasilnya bukan hanya kurva pembelajaran saja yang semakin pendek akan tetapi benar-benar di sertai dengan kemampuan untuk menerapkan proses dan ideide yang lebih baik dan cepat. 54

1.1 Intensitas. 1.2 Luminansi. 1.3 Lightness. 1.4 Hue. 1.5 Saturasi

1.1 Intensitas. 1.2 Luminansi. 1.3 Lightness. 1.4 Hue. 1.5 Saturasi 1.Definis Warna Dalam ilmu fisika warna didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik cahaya, sedangkan dalam bidang ilmu seni rupa dan desain warna didefinisikan sebagai pantulan tertentu dari cahaya

Lebih terperinci

Teori Warna. S1 Tekinik Informatika. Disusun Oleh Dr. Lily Wulandari

Teori Warna. S1 Tekinik Informatika. Disusun Oleh Dr. Lily Wulandari Teori Warna S1 Tekinik Informatika Disusun Oleh Dr. Lily Wulandari 1 Sejarah Warna Pada tahun 1672 Sir Isaac Newton menemukan bahwa cahaya yang dilewatkan pada sebuah prisma akan terbagi menjadi berbagai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Teori Warna

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Teori Warna BAB II DASAR TEORI 2.1 Teori Warna 2.1.1 Warna Dalam Cahaya Warna dapat didefinisikan sebagai bagian dari pengalamatan indera pengelihatan, atau sebagai sifat cahaya yang dipancarkan. Proses terlihatnya

Lebih terperinci

Spektrofotometer UV /VIS

Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optic dan elektronika

Lebih terperinci

MAKALAH Spektrofotometer

MAKALAH Spektrofotometer MAKALAH Spektrofotometer Nama Kelompok : Adhitiya Oprasena 201430100 Zulfikar Adli Manzila 201430100 Henky Gustian 201430100 Riyan Andre.P 201430100 Muhammad Khairul Huda 20143010029 Kelas : A Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN BAB IV HASIL PENGAMATAN 4.1 Absorbansi Panjang Gelombang Maksimal No λ (nm) Absorbansi 1 500 0.634 2 510 0.555 3 520 0.482 4 530 0.457 5 540 0.419 6 550 0.338 7 560 0.293 8 570 0.282 9 580 0.181 10 590

Lebih terperinci

Hukum Dasar dalam Spektrofotometri UV-Vis Instrumen Spektrofotometri Uv Vis

Hukum Dasar dalam Spektrofotometri UV-Vis Instrumen Spektrofotometri Uv Vis Spektrofotometri UV-Vis adalah salah satu teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) UV (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER)

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER) LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER) I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Spektrofotometer sangat berhubungan dengan pengukuran jauhnya pengabsorbansian energi cahaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Spektrofotometer Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu

Lebih terperinci

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA A. TUJUAN 1. Mempersiapkan larutan blanko dan sampel untuk digunakan pengukuran panjang gelombang maksimum larutan sampel. 2. Menggunakan

Lebih terperinci

Pengolahan citra. Materi 3

Pengolahan citra. Materi 3 Pengolahan citra Materi 3 Citra biner, citra grayscale dan citra warna Citra warna berindeks Subject Elemen-elemen Citra Digital reflectance MODEL WARNA Citra Biner Citra Biner Banyaknya warna hanya 2

Lebih terperinci

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi

Lebih terperinci

Grafik Komputer dan Pengolahan Citra. Pengolahan Citra : Representasi Citra. Universitas Gunadarma Pengolahan Citra : Representasi Citra 1/16

Grafik Komputer dan Pengolahan Citra. Pengolahan Citra : Representasi Citra. Universitas Gunadarma Pengolahan Citra : Representasi Citra 1/16 Pengolahan Citra : Representasi Citra Universitas Gunadarma 006 Pengolahan Citra : Representasi Citra /6 Representasi Citra dalam File (/3) Pertama-tama seperti halnya jika kita ingin melukis sebuah gambar,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu: PENDAHULUAN Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorbans suatu sampel yang dinyatakan sebagai fungsi panjang gelombang. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai

Lebih terperinci

COLOR SPACE. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

COLOR SPACE. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya COLOR SPACE Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Materi: 1. Konsep Warna 2. Standard Color Space RGB dan CMYK HSV CIE Lab, Luv, Yuv dan YCrCb 3. Color Gamut 4. Konversi Color Spaces KONSEP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini, analisis kimia dengan mempergunakan metoda fisik dalam hal identifikasi dari berbagai selektifitas fungsi polimer

Lebih terperinci

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya 1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung

Lebih terperinci

Aspek Interaksi Manusia dan Komputer

Aspek Interaksi Manusia dan Komputer HUMAN Manusia merasakan dunia nyata dengan menggunakan piranti yang lazim dikenal dengan panca indera -mata, telinga, hidung, lidah dan kulit- sehingga lewat komponen inilah kita dapat membuat model manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat membuat kurva kalibrasi 2. Mahasiswa mampu menganalisis sampel dengan menggunakan alat spektrofotometer 3. Mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

Grafika Komputer Pertemuan Ke-14. Pada materi ini akan dibahas tentang pencahayaan By: I Gusti Ngurah Suryantara, S.Kom., M.Kom

Grafika Komputer Pertemuan Ke-14. Pada materi ini akan dibahas tentang pencahayaan By: I Gusti Ngurah Suryantara, S.Kom., M.Kom Pada materi ini akan dibahas tentang pencahayaan By: I Gusti Ngurah Suryantara, S.Kom., M.Kom BAB-13 PENCAHAYAAN 13.1. WARNA Warna sebenearnya merupakan persepsi kita terhadap pantulan cahaya dari benda-benda

Lebih terperinci

PENGENALAN SPEKTROFOTOMETRI PADA MAHASISWA YANG MELAKUKAN PENELITIAN DI LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN USU KARYA TULIS ILMIAH.

PENGENALAN SPEKTROFOTOMETRI PADA MAHASISWA YANG MELAKUKAN PENELITIAN DI LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN USU KARYA TULIS ILMIAH. PENGENALAN SPEKTROFOTOMETRI PADA MAHASISWA YANG MELAKUKAN PENELITIAN DI LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN USU KARYA TULIS ILMIAH Oleh ELLIWATI HASIBUAN, S.Si, M.Si NIP. 196210172000032001 Pranata

Lebih terperinci

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA PRODI : IKA WARAZTUTY DAN IRA ASTUTI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK TGL PRATIKUM : 17 MARET 2015 TUJUAN

Lebih terperinci

SPEKTROFOTOMETRI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

SPEKTROFOTOMETRI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. SPEKTROFOTOMETRI Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. PENGERTIAN SPEKTROFOTOMETRI SPEKTROFOTOMETER JENIS SPEKTROFOTOMETER PRINSIP KERJA UV-Vis MENENTUPAN λ MAKSIMUM MEMBUAT KURVA STANDAR ANALISA SAMPEL

Lebih terperinci

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK =================================================

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Bila dalam kawat PQ terjadi perubahan-perubahan tegangan baik besar maupun arahnya, maka dalam kawat PQ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai menopang kehidupan manusia. Teknologi merupakan sebuah hasil

BAB I PENDAHULUAN. mulai menopang kehidupan manusia. Teknologi merupakan sebuah hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kebutuhan akan teknologi semakin meningkat seiring dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Kemajuan teknologi dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung

Lebih terperinci

1. Pendahuluan [7] 2. Dasar Teori 2.1 Warna Sir Isaac Newton

1. Pendahuluan [7] 2. Dasar Teori 2.1 Warna Sir Isaac Newton 1. Pendahuluan Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong manusia untuk melakukan otomatisasi dan digitalisasi pada perangkat-perangkat manual. Dalam bidang tertentu seperti pada perusahan

Lebih terperinci

Metamerisme dan Iluminan Isi

Metamerisme dan Iluminan Isi S O L U S I J A H I T C O AT S Metamerisme dan Iluminan Isi Pengantar Apa itu metamerisme? Jenis-Jenis Metarisme Pentingnya Cahaya dalam Metarisme Apa itu iluminan? Apa perbedaan antara sumber cahaya dengan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN WARNA FOOTWEAR MATERIAL COLOR APPROVAL MENGGUNAKAN METODE PDCA

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN WARNA FOOTWEAR MATERIAL COLOR APPROVAL MENGGUNAKAN METODE PDCA LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN WARNA FOOTWEAR MATERIAL COLOR APPROVAL MENGGUNAKAN METODE PDCA (Studi Kasus Pada PT. CHUN CHERNG INDONESIA) Diajukan Untuk Syarat Kelulusan Program

Lebih terperinci

SIFAT FISIK WARNA.. 10/6/2013

SIFAT FISIK WARNA.. 10/6/2013 WARNA sensasinya dengan karakteristik fisik lain seperti titik leleh, ukuran partikel, SG dll. Merupakan persepsi manusia terhadap penampakan dari sinyal yang diberikan oleh otak. Dipengaruhi oleh : Sejumlah

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada

Lebih terperinci

BAB 2 FAKTOR MANUSIA - PENGELIHATAN - PENDENGARAN - SENTUHAN. Interaksi Manusia dan Komputer Faktor Manusia 8

BAB 2 FAKTOR MANUSIA - PENGELIHATAN - PENDENGARAN - SENTUHAN. Interaksi Manusia dan Komputer Faktor Manusia 8 BAB 2 FAKTOR MANUSIA - PENGELIHATAN - PENDENGARAN - SENTUHAN Interaksi Manusia dan Komputer Faktor Manusia 8 BAB 2 FAKTOR MANUSIA PENDAHULUAN Sistem komputer terdiri atas 3 aspek, yaitu perangkat keras

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 7 3. Pengenceran Proses pengenceran dilakukan dengan menambahkan 0,5-1 ml akuades secara terus menerus setiap interval waktu tertentu hingga mencapai nilai transmisi yang stabil (pengenceran hingga penambahan

Lebih terperinci

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harfiah citra atau image adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa, mengidentifikasi, menentukan suatu zat dalam suatu cuplikan. Dalam menganalisa terdapat 3 aspek komprehensif

Lebih terperinci

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi.

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi. TEKNIK SPEKTROSKOPI Teknik Spektrokopi adalah suatu teknik fisiko-kimia yang mengamati tentang interaksi atom maupun molekul dengan radiasi elektromagnetik (REM) Hasil interaksi tersebut bisa menimbulkan

Lebih terperinci

Analisa AAS Pada Bayam. Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT

Analisa AAS Pada Bayam. Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT Analisa AAS Pada Bayam Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT AAS itu apa cih??? AAS / Spektrofotometer Serapan Atom adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk

Lebih terperinci

Intensity and Color. Pertemuan 12

Intensity and Color. Pertemuan 12 Intensity and Color Pertemuan 12 Warna Kemajuan teknik raster menjadikan teknik warna (grayscale dan warna) merupakan suatu konsep yang terintegrasi dalam teknologi komputer grafik Konsep warna melibatkan

Lebih terperinci

Dan kepintaran sang arsitek dalam mengkombinasikan antara satu warna dengan yang lain.

Dan kepintaran sang arsitek dalam mengkombinasikan antara satu warna dengan yang lain. Pengertian warna Warna Adalah Sebuah sensasi yang dihasilkan ketika suatu energi cahaya mengenai suatu benda, dimana cahaya tersebut akan di refleksikan atau di transmisikan secara langsung oleh benda

Lebih terperinci

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam. Cahaya dapat kita temui dimana-mana. cahaya bersifat gelombang dan

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam. Cahaya dapat kita temui dimana-mana. cahaya bersifat gelombang dan CAHAYA Pendahuluan Pelajaran tentang cahaya pada sekolah menengah pertama (SMP) merupakan mata pelajaran yang diberikan pada siswa kelas VIII dengan berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

Rifqi Baihaqi. Abstrak. Pendahuluan. proses oleh otak. warna juga. yang. copyright

Rifqi Baihaqi. Abstrak. Pendahuluan. proses oleh otak. warna juga. yang. copyright Mengenal Istilah Warna Rifqi Baihaqi rifqi..baihaqi@raharja.info Abstrak Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan berbagai warna yang sangat beraneka ragam. Tetapi, tahukah anda bahwa warna itu

Lebih terperinci

Penentuan Warna Gigi Tiruan

Penentuan Warna Gigi Tiruan Penentuan Warna Gigi Tiruan Sistem waran Munsell merupakan suatu system untuk menyesuaikan warna gigi tiruan dengan warna asli dalam kedokteran gigi. Untuk menetapkan suatu warana tanpa kesalahan perlu

Lebih terperinci

Adobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop

Adobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop Adobe Photoshop CS3 Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop Mengapa Photoshop? Adobe Photoshop adalah perangkat lunak yang menjadi standar dalam industri digital imaging. Sekarang, memiliki keahlian dalam menggunakan

Lebih terperinci

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Laporan Kimia Analitik KI-3121 Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 5 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 19 Oktober 2012 Tanggal Laporan : 2 November 2012 Asisten

Lebih terperinci

ANALISIS INSTRUMEN SPEKTROSKOPI UV-VIS

ANALISIS INSTRUMEN SPEKTROSKOPI UV-VIS ANALISIS INSTRUMEN SPEKTROSKOPI UV-VIS Oleh: SUSILA KRISTIANINGRUM & Siti Marwati siti_marwati@uny.ac.id Transmitansi T = P P 0 dan TRANSMITANSI DAN ABSORBANSI %T = T 100 P = kekuatan (intensitas) sinar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berupa material bening atau transparan yang biasanya dihasilkan dari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041 LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

Lebih terperinci

Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometer UV-Vis Spektrofotometer UV-Vis Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm)

Lebih terperinci

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama UJI KUANTITATIF DNA Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama A. PENDAHULUAN Asam deoksiribonukleat atau lebih dikenal dengan DNA (deoxyribonucleid acid) adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul

Lebih terperinci

Manusia pemroses informasi 1. Informasi diterima dan ditanggapi dengan proses masukankeluaran

Manusia pemroses informasi 1. Informasi diterima dan ditanggapi dengan proses masukankeluaran Pert 3 Manusia pemroses informasi 1. Informasi diterima dan ditanggapi dengan proses masukankeluaran 2. Informasi disimpan dalam ingatan (memory) 3. Informasi diproses, diinterpretasi, dan diaplikasikan

Lebih terperinci

Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL

Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL Abstrak Spektrofotometri: pengukuran dengan menggunakan prinsip spektroskopi / cahaya Cahaya terdiri dari banyak

Lebih terperinci

SIFAT DAN PERAMBATAN CAHAYA. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd

SIFAT DAN PERAMBATAN CAHAYA. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd SIFAT DAN PERAMBATAN CAHAYA Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd PERKEMBANGAN TEORI TENTANG CAHAYA Teori abad ke-10 Abu Ali Hasan Ibn Al-Haitham /Alhazen (965 sekitar 1040), menganggap bahwa sinar cahaya adalah

Lebih terperinci

Interaksi Manusia dan Komputer. Aspek Manusia dalam IMK

Interaksi Manusia dan Komputer. Aspek Manusia dalam IMK Interaksi Manusia dan Komputer Tujuan Perkuliahan Menjelaskan aspek-aspek manusia yang terkait dengan IMK Mengetahui pentingnya aspek manusia dalam merancang IMK Coba Diskusikan Hal Berikut ini: 1. Bagaimana

Lebih terperinci

INTERAKSI RADIASI DENGAN BAHAN

INTERAKSI RADIASI DENGAN BAHAN SPEKTROSKOPI DEFINISI Merupakan teknik analisis dengan menggunakan spektrum elektrtomagnetik Spektrum elektromagnetik meliputi kisaran panjang gelombang yang sangat besar Misal: sinar tampak: 380-780 nm

Lebih terperinci

Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri UV-Vis Spektrofotometri UV-Vis Prinsip Spektrometri Larutan sampel dikenai radiasi elektromagnetik, sehingga menyerap energi / radiasi terjadi interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan materi (atom/molekul)

Lebih terperinci

PEMBUATAN SENSOR WARNA SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN LDR DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535

PEMBUATAN SENSOR WARNA SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN LDR DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535 PEMBUATAN SENSOR WARNA SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN LDR DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Triponia Martini 1*, Made Rai Suci Shanti. N.A, 2 Suryasatriya Trihandaru, 2 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd DIMENSI WARNA DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd Warna panas: adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning Warna dingin, adalah kelompok

Lebih terperinci

Pengolahan Citra Warna 1 Semester Genap 2010/2011. Dr. Fitri Arnia Multimedia Signal Processing Research Group (MuSig) Jurusan Teknik Elektro-UNSYIAH

Pengolahan Citra Warna 1 Semester Genap 2010/2011. Dr. Fitri Arnia Multimedia Signal Processing Research Group (MuSig) Jurusan Teknik Elektro-UNSYIAH Pengolahan Citra Warna 1 Semester Genap 2010/2011 Dr. Fitri Arnia Multimedia Signal Processing Research Group (MuSig) Jurusan Teknik Elektro-UNSYIAH Outline Pengolahan warna penuh dan warna pseudo Penyajian

Lebih terperinci

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS PRINSIP DASAR HUKUM BEER INSTRUMENTASI APLIKASI 1 Pengantar Istilah-Istilah: 1. Spektroskopi : Ilmu yang mempelajari interaksi materi dengan

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN Tanggal Praktikum : Jumat, Oktober 010 Tanggal Pengumpulan Laporan : Jumat, 9 Oktober 010 Disusun oleh Nama : Annisa Hijriani Nim

Lebih terperinci

Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri. Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan

Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri. Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan Dr.Krishna P Candra Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan

Lebih terperinci

spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang

spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang spektrum merupakan suatu hal yang penting dalam ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur kimia secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur kimia secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Besi (Fe) dalam Air Tanah Aliran air tanah merupakan perantara goelogi yang memberikan pengaruh unsur-unsur kimia secara terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat Optik Bahan Pertanian Penilaian kualitas sensori produk bisa dilakukan dengan melihat bentuk, ukuran, kejernihan, kekeruhan, warna, dan sifat-sifat permukaan seperti kasar-halus,

Lebih terperinci

MODEL ATOM DALTON. Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat dimusnahkan & diciptakan

MODEL ATOM DALTON. Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat dimusnahkan & diciptakan MODEL ATOM MODEL ATOM DALTON Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat dimusnahkan & diciptakan MODEL ATOM DALTON Konsep Model Atom Dalton : 1. Setiap benda (zat)

Lebih terperinci

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd DIMENSI WARNA DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd Warna panas: adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning Warna dingin, adalah kelompok

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS OLEH NAMA : RAHMAD SUTRISNA STAMBUK : F1F1 11 048 KELAS : FARMASI A JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

MODUL V FISIKA MODERN RADIASI BENDA HITAM

MODUL V FISIKA MODERN RADIASI BENDA HITAM 1 MODUL V FISIKA MODERN RADIASI BENDA HITAM Tujuan instruksional umum : Agar mahasiswa dapat memahami tentang radiasi benda hitam Tujuan instruksional khusus : Dapat menerangkan tentang radiasi termal

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 14 Pemrosesan Warna. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 14 Pemrosesan Warna. Indah Susilawati, S.T., M.Eng. TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Kuliah 14 Pemrosesan Warna Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Informatika/Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2014

Lebih terperinci

Drawing, Viewport, dan Transformasi. Pertemuan - 02

Drawing, Viewport, dan Transformasi. Pertemuan - 02 Drawing, Viewport, dan Transformasi Pertemuan - 02 Ruang Lingkup Definisi Drawing Viewport Transfomasi Definisi Bagian dari grafik komputer meliputi: 1. Citra (Imaging) : mempelajari cara pengambilan dan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA PRODI : IKA WARAZTUTY DAN IRA ASTUTI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK TGL PRATIKUM : 17 MARET 2015 TUJUAN

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometer)

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometer) Nama : Kirana Patrolina Sihombing : Zakirullah Syafei Tanggal praktikum : 10 Maret 2015 Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometer) Tujuan Praktikum

Lebih terperinci

PENGUKURAN SUHU MENGGUNAKAN THERMOMETER INFRA MERAH

PENGUKURAN SUHU MENGGUNAKAN THERMOMETER INFRA MERAH SEMINAR LITERATUR PENGUKURAN SUHU MENGGUNAKAN THERMOMETER INFRA MERAH ZULFA 0503111062 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2009 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR

Lebih terperinci

Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala)

Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala) Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala) Nama : Ivan Parulian NIM : 10514018 Kelompok : 10 Tanggal Praktikum : 06 Oktober 2016 Tanggal Pengumpulan : 13

Lebih terperinci

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum a. Percobaan dasar spektrofotometri serapan atom. b. Penentuan konsentrasi sampel dengan alat spektrofotometri

Lebih terperinci

Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM

Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM NOVITA DEWI ROSALINA*), SUTRISNO, NUGROHO ADI PRAMONO Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

Fisika Modern (Teori Atom)

Fisika Modern (Teori Atom) Fisika Modern (Teori Atom) 13:05:05 Sifat-Sifat Atom Atom stabil adalah atom yang memiliki muatan listrik netral. Atom memiliki sifat kimia yang memungkinkan terjadinya ikatan antar atom. Atom memancarkan

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

Fluorimetri. Imam Santosa, MT

Fluorimetri. Imam Santosa, MT Fluorimetri Imam Santosa, MT Penjelasan Fluoresens (pendar-fluor) disebabkan oleh absorpsi (penyerapan) energi radiasi (energi menyinar) dan emisi-kembali (pemancaran kembali) sebagian dari energi ini

Lebih terperinci

PENGINDERAAN JAUH D. SUGANDI NANIN T

PENGINDERAAN JAUH D. SUGANDI NANIN T PENGINDERAAN JAUH D. SUGANDI NANIN T PENGERTIAN Penginderaan Jauh atau Remote Sensing merupakan suatu ilmu dan seni untuk memperoleh data dan informasi dari suatu objek dipermukaan bumi dengan menggunakan

Lebih terperinci

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang

Lebih terperinci

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

Pembentukan Citra. Bab Model Citra Bab 2 Pembentukan Citra C itra ada dua macam: citra kontinu dan citra diskrit. Citra kontinu dihasilkan dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya mata manusia dan kamera analog. Citra diskrit

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna

Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna Felix Terahadi - 13510039 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL UNTUK MENGGAMBAR PANJANG GELOMBANG SPEKTRUM BERBAGAI JENIS LAMPU KIND OF LAMPS

PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL UNTUK MENGGAMBAR PANJANG GELOMBANG SPEKTRUM BERBAGAI JENIS LAMPU KIND OF LAMPS PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL UNTUK MENGGAMBAR PANJANG GELOMBANG SPEKTRUM BERBAGAI JENIS LAMPU Bidayatul Armynah 1,*, Paulus Lobo Gareso 1, Hardiyanti Syarifuddin 1 Universitas Hasanuddin UTILIZATION DIGITAL

Lebih terperinci

LIGHT DEPENDENT RESISTANT (LDR) SEBAGAI PENDETEKSI WARNA

LIGHT DEPENDENT RESISTANT (LDR) SEBAGAI PENDETEKSI WARNA Yulian Mirza, Light Dependent Resistant (LDR) Sebagai 39 LIGHT DEPENDENT RESISTANT (LDR) SEBAGAI PENDETEKSI WARNA Yulian mirza 1, Ali Firdaus 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Cahaya

Fisika Umum (MA 301) Cahaya Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini (minggu 11) Cahaya Cahaya adalah Gelombang Elektromagnetik Apa itu Gelombang Elektromagnetik!!! Pendahuluan: Persamaan Maxwell Listrik dan magnet awalnya dianggap sebagai

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polimer Benzilkitosan Somorin (1978), pernah melakukan sintesis polimer benzilkitin tanpa pemanasan. Agen pembenzilasi yang digunakan adalah benzilklorida. Adapun

Lebih terperinci

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864 TEORI MAXWELL TEORI MAXWELL Maxwell adalah salah seorang ilmuwan fisika yang berjasa dalam kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang berhubungan dengan gelombang. Maxwell berhasil mempersatukan penemuanpenumuan

Lebih terperinci

CATATAN KULIAH PENGANTAR SPEKSTOSKOPI. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016

CATATAN KULIAH PENGANTAR SPEKSTOSKOPI. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 CATATAN KULIAH PENGANTAR SPEKSTOSKOPI Diah Ayu Suci Kinasih -24040115130099- Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 PENGANTAR SPEKTROSKOPI Pengertian Berdasarkan teori klasik spektoskopi

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Kesetimbangan energi dari interaksi cahaya yang masuk dengan sampel [13]

Gambar 2.1 Kesetimbangan energi dari interaksi cahaya yang masuk dengan sampel [13] 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Reflektansi Cahaya Spektroskopi reflektansi adalah studi tentang cahaya yang terpantul atau terhambur dari padat, cair atau gas sebagai fungsi panjang gelombang. Jika suatu

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS

JURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS JURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS Disusun Oleh : RENI ALFIYANI (14030194086 ) PENDIDIKAN KIMIA A 2014 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Lebih terperinci