MODIFIKASI PERMAINAN SOFTBALL UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODIFIKASI PERMAINAN SOFTBALL UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR"

Transkripsi

1 Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 6, Nomor 1, April 2009 Helmy Firmansyah Diterbitkan Oleh: Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta MODIFIKASI PERMAINAN SOFTBALL UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR Oleh Sridadi Universitas Negeri Yogyakarta Abstract Softball is a team sport modified from baseball which have been developed and popular in the USA. It is a modified games since it could previously be played by male. George Hancock was the one who started to modify baseball with the purpose was to make the game was playable in the winter by establishing written rules named indoor baseball. The effort to socialize this game to children should be done as early as possible. Elementary school is a good starting point to introduce this games. Through school physical education, children can be introduced by various games in order to enrich student movement. One of the effort is to provide modified softball. Several problems which will be explore are why softwall needs to be modified, what is the advantage of the modification, and what are the modified forms of softball? Kata kunci: Modifikasi, Softball, Sekolah Dasar PENDAHULUAN Manfaat Bermain bagi Anak Sekolah dasar adalah lingkungan pendidikan formal yang akan memberikan warna bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dari lingkungan keluarga yang sempit, anak akan memasuki dunia sekolah yang lebih luas yang tentunya situasinya akan berbeda sekali dengan keluarga. Memasuki dunia sekolah, anak akan dihadapkan pada peraturan sekolah, otoritas guru, disiplin sekolah, dan macam-macam tuntutan yang cukup ketat. Semua ini akan memberikan pengaruh dan pengalaman yang besar bagi perkembangan kepribadian anak. Melalui lingkungan sekolah ini pula, anak akan mendapatkan pengalaman-pengalaman menarik dalam bermain yang tentunya berbeda jika dibandingkan di rumah. Banyak ahli yang menyatakan bahwa usia anak sekolah dasr merupakan usia bermain. Aktivitas bermain bagi anak terkadang merupakan suatu kegiatan yang spontan sebagai keinginan yang perlu mendapatkan penyaluran. Keuntungan yang diperoleh dari aktivitas bermain menurut Mutohir (2004:104) Adalah (a) membuang ekstra energi, (b) mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh seperti tulang, otot, dan organorgan, (c) meningkatkan nafsu makan anak, (d) anak belajar mengontrol diri, (e) berkembangnya berbagai keterampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya, (f) meningkatkan daya kreatifitas, (g) mendapatkan kesempatan belajar untuk bergaul dengan anak lainnya, (j) kesmpatan untuk menjadi pihak yang kalah atau menang dalam bermain, (k) kesempatan untuk belajar mengikuti aturan-aturan, (l) dapat mengembangkan kemampuan intektualnya. Menurut Thompson (1992:56) bermain berarti menyediakan kesepatan untuk memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan. Sedangkan Pate menyatakan, anak-anak yang kurang berkesempatan untuk lebih awal berpartisipasi dalam bermain cenderung akan mengalami kesulitan untuk mempelajari penampilan motorik demhan tingkat yang lebih tinggi (1993:198). Dengan demikian bermain bagi seorang anak berarti anak akan belajar mengenal dan menguasai macam-macam benda, belajar memahami sifat-sifat benda, dan karena permainan, anak-anak akan mendapatkan rasa kepuasan dan kegembiraan. Dari kegiatan ini seorang anak akan belajar bergaul dan mengenal anak lain dalam kelompoknya, dan bekerja sama dalam berbagai kegiatan. 34 JPJI, Volume 6, Nomor 1, April 2009

2 Modifikasi Permainan Softball untuk Siswa Sekolah Dasar Berikut ini kutipan bebrapa manfaat yang dapat diperleh anak-anak melalui permainan menurut Morris (1976:2) diantaranya: (!) Games promoto physical growth and development, (2) Games promoto the socialization process, (3) Games aid in development of motor skill, (4) Games help develop emotional understanding between and within youngsters, (5) Games can use up excess energy on the part of youngster. Berdasarlkan kutipan di atas disebutkan bahwa, permainan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan proses sosialisasi, membantu perkembangan motor skill, membantu mengembangkan pengertian diantara anak-anak, dan dapat digunakan untuk menyalurkan energi yang merupakan bagian dari anak-anak. MODIFIKASI PERATURAN DAN PERALATAN SOFTBALL Softball merupakan salah satu bentuk permainan beregu yang dapat memberikan pengalaman bermain bagi anak-anak. Kelebihan energi yang merupakan salah satu ciri anak dapat disalurkan melalui kegiatankegiatan bermain bersama temansesama anggota kelompoknya. Dari permainan ini seseorang anak akan mendapatkan kegembiraan, belajar bekerja sama dengan anaka lain dalam kelompoknya, dan berusaha memahami peraturan yang ada. Sehingga perlu kiranya beberapa peraturan-peraturan yang bersifat terlalu mengikat dapat disederhanakan agar mudah dipahami. Menurut Thomson (1991:59) mengubah peraturan untuk disesuaikan dengan kemanpuan anak, justru akan dengan cepat meningkatkan proses belajar dan kegemaran melakukan aktivitas tersebut. Dengan kata lain, untuk memudahkan agar permainan tersebut dapat dikuasai dan dimengerti perlu kirannya modifikasi. Manfaat yang diperoleh dari bentuk modifikasi ini adalah untuk memudahkan pelaksanaan atau penguasaan sehingga diharapkan anaka akan menaruh minat mempelajari permainan ini dengan sungguh-sungguh. Menurut Ausie Sport (1993) dalam memodifikasi ada tiga unsur yang harus diperhatiakan guru atau pelatih, yaitu: (a) modifikasi ukuran lapangan, (b) modifikasi peralatan, (c) modifikasi lamanya permainan, (d) modifikasi peraturan permainan. Sedangkan menurut Mutohir (2004:107) dampak dari modifikasi lapangan, alat-alat yang digunakan serta aturan yang ada akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat bergerak dan berkreasi dalam melakukan penjas. Kemampuan motorik anak pada usia sekolah dasar sesungguhnya sudah mengalami perkembangan yang cukup baik. Sesuai denga teori perkembangan Hurlock (1991:159) mengemukakan bahwa kematangan koordinasi otot akan mengikuti arah hukum perkembangan sehingga keterampilan tangan dapat dipelajari lebih awal dari pada keterampilan kaki. Tentunya dari awal mempelajari keterampilan ini akan tampak gerakan-gerakan yang tidak terkoordinasi serta banyak melakukan gerakangerakan yang tidak perlu dilakukan. Namun dengan cara melakukan keterampilan itu beruang-ulang, maka keterampilan tersebut akan menjadi lebih baik. Sejaln dengan berkembangnya kemampuan motorik, biasanya akan diiringi dengan meningkatnya tingkat kecepatan, akurasi, kekuatan dan efisiensi gerakan. Peningkatan akurasi yang paling besar menurut Hurlock akan terjadi pada masa kanak-kanak sampai menjelang masa puber (1991:158). Gambar di bawah ini menunjukan gambaran perbedaan penampilan kemampuan melempar bola antara lakilaki dan perempuan antara usia 7 s.d. 17 tahun. Dari gambar di bawah ini ditunjukkan perbedaan kemampuan melempar bola antara laki-laki dan perempuan. Gambar 1. Kemampuan Melempar Bola Laki-Laki dan Perempuan Kerena perbedaan kemampuan melempar bola antara laki-laki dan perem[uan tidak begitu besar perbedaanya, maka dimungkinkan permainan ini JPJI, Volume 6, Nomor 1, April

3 Sridadi dapat dimainkan oleh laki-laki dan perempuan secara bersama-sama. Kemampuan melempar dalam permainan ini merupakan sesuatu hal yang penting, karena merupakan salah satu dari beberapa teknik dasar yang harus dikuasai. Penguasaan beberapa teknik dasar ini perlu diberikan sedini mungkin kepada anak-anak tingkat sekolah dasar untuk memberikan bekal dan pengayaan gerak. Namun demikian perlu dipikirkan penggunaan beberapa peralatan dan peraturan, sehingga dalam melaksanakan tidak mengalami kendala. Thompson (1993:58) berpendapat bahwa mengubah atau menyesuaikan teknik dan peralatan agar sesuai dengan kemampuan anak merupakan suatu hal yang dapat dilakukan. Oleh karena itu perlu ciri, sifat, dan bentuk permainan softball harus disesuaikan dengan sifat dan karakteristiknya anak pada usianya. Menurut Anarino (1980:133), karakteristik anak laki-laki dan perempuan kelas 5 dan 6 lebih menyukai permainan yang dinamis dan banyak bergerak. Sedangkan Kartini Kartono (1990:138)mengemukakan bahwa permainan yang digemari anak pada usia tersebut adalah yang bersifat menggembirakan. Sesuai dengan karakteristik anak seperti yang dikemukakan para ahli di atas, bila dicermati, sesungguhnya softball adalah permainan yang dapat memberikan kegembiraan di kalangan anak-anak dalam bermain. Gerakan-gerakan yang ada dalam permainan ini seperti memukul, melempar, mengkap, lari dan lompat akan selalu dan sering dijumpai. Sehingga secara tidak langsung, anak akan memperoleh berbagai macam pengalaman dan gerakan yang dapat membantu meningkatkan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental. Upaya untuk memodifikasi permainan softball ini sesungguhnya merupakan usaha yang bertujuan untuk memperkenalkan permainan ini di kalangan anak tingkat sekolah dasar. Sehingga selain untuk menambah pengayaan gerak pada usia tersebut, juga akan membantu pemasalan permainan ini dikalangan anak sekolah dasar. Permainan softball adalah jenis permainan beregu yang menuntut penguasaan keteramilan atau teknik individu secara baik. Untuk menguasainya, memerlukan proses waktu yang lama. Thompson (1992:115)berpendapat bahwa proses mempelajari ketangkasan atau skill adalah proses jangka panjang, sedangkan Pate (1993:197)menyatakan bahwa keterampilan gerak dapat diperoleh secara bertahap dan berurutan sebelum mencapai tingkat yang lebih tinggi. Menurut Bompa (1986:18-19), dasar menuju spesialisasi dan penguasaan keterampilan secara fungsional didasarkan pada pengembangan menyeluruh. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diartikan bahwa untuk mempelajari dan menguasai suatu keterampilan atau ketangkasan tidak cukup dicapai dalam waktu relatif singkat. Namun untuk menguasainya memerlukan waktu yang lama dan melalui tahap-tahap kemampuan yang sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan. Seorang guru atau pelatih harus mampu menahan adanya kecenderungan untuk mengembangkan aktivitas ke arah gerakan-gerakan yang lebih khusus dan sempit. Namun pengembangan kemampuan fisik yang lebih luas serta mendasar, khususnya persiapan fisik secara umum merupakan salah satu dasar tuntutan yang penting untuk mencapai tingkat penguasaan yang lebih tinggi. Gambar 2 menunjukan fase pokok dalam latihan yang mengambarkkan petinganya dasar-dasar penguasaan keterampilan sebelum mencapai prestasi yang tinggi. Gambar 2. Fase Pokok Latihan Olahraga Konsekuensi dari pengembangan menyeluruh, pada saat pertama kali seseorang anak memasuki suatu latihan atau belajar keterampilan, guru atau pelatih harus memiliki satu pendekatan yang diarahkan terhadap pengembangan fungsional tubuh secara tepat, sehingga bentuk-bentuk aktivitas dengan variasi gerakan yang beraneka ragam akan 36 JPJI, Volume 6, Nomor 1, April 2009

4 Modifikasi Permainan Softball untuk Siswa Sekolah Dasar menimbulkan rasa gembira dalam melakukan kegiatan. Dengan demikian akan mengurangi kebosanan dan perasaan jenuh dalam beraktivitas atau bermain. Menurut Pate, dkk (1993:119) sering kali keinginan untuk meminta anak bermain menggunakan aturan yang sesungguhnya justru mengakibatkan pengalaman pembelajaran tidak sesuai dengan tahap perkembangan. Sebagai cotoh, meminta anak berusia 8 tahun bermain basket di lapangan dengan yang sesungguhnya, menggunakan bola yang semestinya, dan tinggi keranjang 3,05 meter akan menyebabkan si pelaku meneubah pola gerak yang berkaitan dengan permainan, sehingga lebih jauh Pate dkk. Mengemukakan bahwa hasil dari pengaruh di atas akan menyebabkan: (1) Pelaku mejadi frustasi dengan kegagalan yang berturutan dan pada akhirnya kehilangan minat pada aktivitas yang dikerjakan, (2) Pola gerakan yang salah justru tertanam dan akan mempengaruhi secara negatif perkembangan keterampilan selanjutnya. Kendala yang ada adalah langka dan mahalnya alat dan peralatan yang digunakan, sehingga cukup sulit untuk dikembangkan di sekolah-sekolah. Oleh karena itu, atas dasar pemikiran tersebut perlu kiranya bentuk dan sifat permainan ini disederhanakan atau dimodifikasi. Menurut Thompson (1993:59) penggunaan alat dan peralatan yang terlalu besar dan berat justru akan menghambat cara belajar yang betul terhadap teknik-teknik dasar. MODIFIKASI PERMAINAN SOFTBALL Contoh modifikasi permainan softball yang dibuat oleh Morris (1976:73-74) sebagai berikut: (1) Pemain terdiri dari 2 regu yang terdiri dari 6 s.d 10 orang, (2) Perlengkapan yang diperlukan: bat, bola, 1 base dan 1 home plat, (3) Gerakan yang diperlukan, hitting, fielding, running, throwing, dan catching, (4) Bentuk atau pola permainan. Gambar 3. Contoh Modifikasi Permainan Softball Pelaksanaan Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengembangkan dasar-dasar keterampilan softball dan strategi base running. Pergantian dari regu jaga ke regu penyerang terjadi dua mati atau terjadi 5 run. Pitcher adalah guru atau pelatih, jarak antara pitcher dengan pemukul tidak ditentukan/dibatasi. Cara memukul sampai anak melakukan pukulan benar atau fair ball. Seorang pemukul dinyatakan mati apabila: (1) regu penjaga berhasil menagkap bola lambung, (2) regu penjaga mengatuk pelari dengan bola sebelum mencapai base atau home plate, (3) bola telah sampai di base sebelum pelari, (4) seorang pemukul melemparkan bat hingga keluar dari tempat melakukan pikulan (batter box). Jarak antara base dengan home plate Berdasarkan Gambaran contoh modifikasi di atas, penulis berusaha memberikan beberapa bentuk modifikasi permainan softball, sehingga dari bentuk modifikasi ini anak dapat dengan mudah melakukan permainan ini. Beberapa bentuk modifikasi tersebut antara lain sebagai berikut: Modifikasi untuk Mengembangkan Keterampilan Memukul dan Menangkap Bola Lambung Alat dan perlengkapan: bola kasti/tenis, batting tee, alat pemukul kasti atau rounders. Bentuk modifikasi: menyederhanakan peraturan dan meniadakan beberapa peralatan seperti glove, masker, leg guard, helmet. Aktivitas yang dikembangkan: memukul dan menangkap bola. Jumlah pemain: 10 s.d 15 orang setiap regu (1 kelas dibagi dua) yang dapat terdiri dari pemain putra dan putri. Pemain terdiri dari dua regu yang masing-masing regu dapat terdiri dari orang (1 kelas). Pelaksanaan: (1) Regu yang akan bermain dibagi dua: regu jaga dan regu penyerang, (2) Pergantian regu jaga ke regu penyerang jika terjadi 3 mati (out), (3) Cara memukul adalah dengan cara memukul bola diletakkan di atas batting tee samoai pukulan dianggap sah atau fair ball, (4) Pukulan dianggap sah atau fair ball jika bola hasil pukulan melambung sampai pada jarak 10 m dari batting tee, (5) Jika terjadi tiga kali berturut-turut hasil pukulan menyusur tanah, seorang pemukul dapat dinyatakan mati (out), (6) Poin 1 JPJI, Volume 6, Nomor 1, April

5 Sridadi diperoleh jika pukulan tidak dapat ditangkap oleh regu penjaga, (7) Cara mematikan dapat dilakukan dengan cara menangkap bola hasil pukulan Ketentuan umumnya adalah urutan pemukul dimulai dari nomor urut terkecil. Jika terjadi pergantian dari regu jaga ke regu penyerang atau sebaliknya, rutan memukul dilanjutkan dari urutan terakhir saat regu yang bersangkutan melakukan penyerangan sebelumnya dan jika hasil pukulan melambung dan jatuh di luar garis batas, pukulan diulang sampai dianggap benar. Bentuk dan pola permainan dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Bentuk dan Pola Permainan Modifikasi untuk Mengembangkan Keterampilan Memukul Bola, Lempar Tangkap, dan Meningkatkan Kemampuan Lari Alat dan perlengkapan yang diperlukan antara lain, bola kasti, tenis, pemukul kasti atau rounders, batting tee, dan keset (base). Bentuk modifikasi, menyederhanakan peraturan, dan meniadakan beberapa peralatan seperti glove, masker, dan leg guard. Pemain terdiri dari dua regu yang masingmasing dapat terdiri dari 10 s.d. 15 orang pemain putra dan putri. Aktivitas yang dikembangakn adalah memukul bola. Lari, dan menangkap, dan melempar bola. Pelaksanaan: (1) Regu dibagi menjadi dua, yakni regu jaga dan regu penyeran. Pergantian regu jika terjadi 3 mati (out), (2) Cara memukul adalah dengan cara memukul bola yang diletakkan di atas batting tee sampai pukulan dianggap sah atau fair ball, (3) Setelah melakukan pukulan dengan benar, seorang batter (pemukul) harus segera lari meninggalkan tempat memukul bola menuju base 1, dan bila mungkin dapat melanjutkan ke base di depannya, (4) Poin 1 atau nilai 1 dapat diperoleh bila seseorang pelari dapat berhasil selamat sampai di base, sehingga apabila seorang pemukul dapat kembali lagi sampai tempat memukul bola dengan melewati base 1, 2, 3 dan home mendapatkan nilai 4, (5) Cara mematikan dapat dilakukan dengan cara membakar base sebelum pelari sampai base, mengatuk pelari di tengah jalan, dan menangkap bola lambung. Ketentuan umumnya adalah jika terdapat pelari di base, setiap pukulan yang dilakukan merupakan lari keharusan sehingga pelari harus meninggalkan base untuk menuju base yang berada di depannya, setiap base hanya ditempati oleh satu orang pelari, seorang pemukul dinyatakan mati jika gagal melakukan pukulan 3 kali berturut-turut, pukulan dianggap sah jika hasil pukulan jatuh di daerah fair, dan urutan pemukul di mulai dari nomer urut terkecil. Jika terjadi pergantian dari regu jaga ke regu penyerang atau sebaliknya, urutan memukul dilanjutkan dari urutan terakhir saat regu yang bersangkutan melakukan penyerangan sebelumnya. KESIMPULAN Softball adalah permainan yang mimiliki berbagai bentuk gerakan yang dapat membantu merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakangerakan tersebut meliputi memukul, melempar, dan lari, Permainan ini pada pelaksanaannya memerlukan berbagai alat dan peralatan, dari bentuk dan ukurannya jelas tidak mungkin dapat digunakan oleh anak usia sekolah dasar. Untuk menyesuaikannya peru modifikasi alat, peralatan dan peraturan yang digunakan. Hal ini dianggap penting karena usia anak sekolah dasar merupakan usia bermain yang setiap saat selalu ingin memanfaatkan waktu dan kelebihan energinya. Keuntungan yang dapat diperoleh dari bentuk modifikasi permainan ini adalah dapat dimainkan oleh anak-anak usia sekolah dasar. Dengan pengertian, permainan ini tidak terbatas dimainkan dilingkungan sekolah, akan tetapi dapat juga dilakukan oleh anak-anak seusia tersebut di luar lingkungan sekolah. DAFTAR PUSTAKA Anarino, Anthony, dkk. (1980) Curikulum Theory and Design and Physical Education. St, Louis, Toronto, London,: The C. V. Mosby Company 38 JPJI, Volume 6, Nomor 1, April 2009

6 Modifikasi Permainan Softball untuk Siswa Sekolah Dasar Bomba, Tudor O. (1986) Theory and Methodology of Training. Dubuque, Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company. Hurlock, Elisabeth B. (1991) Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga Keogh, Jack: Sugden, David. (1985). Movement Skill Development. New York: Macmillan Publishing Company. Morris, G. S. Don. (1976) How to Change The Games Children Play. Minneapolis, Minnesota: Burgess Publishing Company. Mutohir, Toho Cholik: Gusril. (2004). Perkembangan Motorik Pada Anak-Anak. Jakarta: Dirjen Olagraga Deodiknas. Parno. (1991) Permainan Besar. Padang: Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pengurus Tinggi Depdikbud. Pate, Russell R., dll. (1993) Dasar-dasar Istilah Kepelatihan. Semarang: IKIP Semarang Press. Thompson, Peter J.L. (1991) Diterjemahkan PASI. (1993) Pengenaan Kepada Teori Latihan. Jakarta: Program Pendidikan dan Sistem Sertifikasi Pelatih Atletik PASI. JPJI, Volume 6, Nomor 1, April

Oleh: Ferry Himawan E. P. P., Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Ferry Himawan E. P. P., Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta Tingkat Kemampuan Melempar Menangkap... (Ferry Himawan E.P.P) 1 TINGKAT KEMAMPUAN MELEMPAR MENANGKAP DAN MEMUKUL BOLA KASTI SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR SE GUGUS 01 PUNDONG UPT PPD KECAMATAN PUNDONG

Lebih terperinci

2016 PERBANDINGAN LEMPARAN ATAS, LEMPARAN BAWAH, LEMPARAN SAMPING TERHADAP AKURASI DAN KECEPATAN DALAM OLAHRAGA SOFTBALL

2016 PERBANDINGAN LEMPARAN ATAS, LEMPARAN BAWAH, LEMPARAN SAMPING TERHADAP AKURASI DAN KECEPATAN DALAM OLAHRAGA SOFTBALL 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Softball adalah salah satu cabang olahraga yang cukup digemari di kalangan remaja Indonesia. Karena dalam permainannya yang menggunakan seragam dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Softball baik di kota-kota besar maupun di daerah-daerah yang rutin

BAB I PENDAHULUAN. Softball baik di kota-kota besar maupun di daerah-daerah yang rutin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Softball merupakan cabang olahraga permainan yang cukup populer dan digemari di Indonesia. Hal ini bisa kita lihat dengan didirikannya perkumpulanperkumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan disekolah - sekolah yang sama kedudukan dan pentingnya dengan mata pelajaran yang

Lebih terperinci

Modifikasi Permainan Softball di Sekolah Dasar

Modifikasi Permainan Softball di Sekolah Dasar Pengembangan Gerak Dasar Lari dan Lompat Melalui Pendekatan Bermain Di Sekolah Dasar Modifikasi Permainan Softball di Sekolah Dasar Waham Soetahir 1 Agus Susworo Dwi Marhaendro 2 1. Universitas Lambung

Lebih terperinci

Pada olahraga softball, bola dilempar dari bawah ke atas. Sedangkan Baseball dari atas lurus ke arah pemukul (Batter)

Pada olahraga softball, bola dilempar dari bawah ke atas. Sedangkan Baseball dari atas lurus ke arah pemukul (Batter) Mengenal Olahraga Softball Olahraga softball yang berasal dari Amerika, adalah salah satu cabang yang termasuk baru diperkenalkan di Indonesia. Sehingga umumnya beberapa orang belum terlalu mengenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Habibullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Habibullah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga permainan softball merupakan salah satu cabang olahraga yang mulai popular di Indonesia, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya didirikan klub-klub,

Lebih terperinci

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball Oleh: Rizka Melina F. (24/X MIA 5) SMA Negeri 1 Malang Jl. Tugu Utara No. 1 Telp (0341)366454 fax. (0341) 329487 Malang 65111 Website : http://www.sman1-mlg.sch.id

Lebih terperinci

Permainan Softball. sebagai berikut. 1. Panjang setiap sisinya 16,76 m. 2. Jarak dari home base ke tempat pelempar adalah 13,07 m.

Permainan Softball. sebagai berikut. 1. Panjang setiap sisinya 16,76 m. 2. Jarak dari home base ke tempat pelempar adalah 13,07 m. Permainan Softball Permainan Softball. Permainan ini diciptakan oleh George Hansock (Amerika Serikat) dan dimainkan pertama kali di Chicago. Peraturan permainan dibuat oleh Lewis Robert tahun 1906 dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Softball adalah olahraga beregu yang dimainkan dua tim, olahraga ini dimainkan dengan memukul bola yang dilempar oleh seorang pelempar bola dari tim yang berbeda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejumlah permainan seperti rounders, kelelawar, theque, kriket, kasti, stoolball, dan lain-lain merupakan olahraga yang mirip dengan baseball, sampai saat

Lebih terperinci

Journal of Sport Sciences and Fitness

Journal of Sport Sciences and Fitness JSSF 4 (1) (2015) Journal of Sport Sciences and Fitness http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf PERBEDAAN LAIHAN MELEMPAR DENGAN SASARAN BERPINDAH DAN LAIHAN LEMPARAN SAMPING DENGAN BERPASANGAN ERHADAP

Lebih terperinci

Perbedaan pengaruh latihan lemparan atas bola softball dengan jarak tetap dan jarak bertahap terhadap ketepatan lemparan atas bola softball

Perbedaan pengaruh latihan lemparan atas bola softball dengan jarak tetap dan jarak bertahap terhadap ketepatan lemparan atas bola softball Perbedaan pengaruh latihan lemparan atas bola softball dengan jarak tetap dan jarak bertahap terhadap ketepatan lemparan atas bola softball pada mahasiswa putra pembinaan prestasi softball JPOK FKIP UNS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan dimana saja berada. Olahraga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan rutin yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

THE ABILITY OF BASIC TECHNIC SOFTBALL OF EXTRACURICULER STUDENT AT SMA N 1 WATES 2015

THE ABILITY OF BASIC TECHNIC SOFTBALL OF EXTRACURICULER STUDENT AT SMA N 1 WATES 2015 KEMAMPUAN GERAK DASAR SOFTBALL PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER DI SMA N 1 WATES TAHUN 215 Kemampuan Gerak Dasar Softball... (Nikko Destaliandi i) 1 THE ABILITY OF BASIC TECHNIC SOFTBALL OF EXTRACURICULER

Lebih terperinci

SOFTBALL. Softball Kelas X Semster 1 Tahun 2015 design By Bramasto

SOFTBALL. Softball Kelas X Semster 1 Tahun 2015 design By Bramasto SOFTBALL A. Sejarah Permainan Softball Permainan Soft ball berasal dari Amerika Serikat yang diciptakan oleh George Hancoc di kota Chicago tahun 1887. Permainan soft ball ini merupakan penyesuaian dari

Lebih terperinci

2015 PENGARUH MODEL DIRECT INSTRUCTION DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

2015 PENGARUH MODEL DIRECT INSTRUCTION DAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup sehat sehari-hari yang mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup sehat sehari-hari yang mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh para siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) di samping mata pelajaran lain. Mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Yang membedakan pendidikan jasmani dengan mata pelajaran lain adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai faktor utama keberhasilan pengajaran dituntut kemampuannya untuk dapat menyampaikan bahan ajar kepada siswa dengan baik. Untuk itu guru perlu mendapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang memerlukan proses, waktu dan melibatkan banyak faktor serta

Lebih terperinci

Bisbol juga disebut sebagai hardball untuk membedakannya dengan sofbol.

Bisbol juga disebut sebagai hardball untuk membedakannya dengan sofbol. Bisbol juga disebut sebagai hardball untuk membedakannya dengan sofbol. Apa yg membedakan dg Softball, bagaimana dg lapangan, pembagian para pemain dilapangan & ukuran lapangan, dasar permainannya, dan

Lebih terperinci

Badminton dan Softball. Anggota kelompok: 1. Alvian Mubarok 2. Davendra Bayu Feri Anggriawan

Badminton dan Softball. Anggota kelompok: 1. Alvian Mubarok 2. Davendra Bayu Feri Anggriawan Badminton dan Softball Anggota kelompok: 1. Alvian Mubarok 2. Davendra Bayu Feri Anggriawan Softball Sejarah: Permainan softball lahir di Amerika Serikat, yang diciptakan di Gedung Olah Raga Farragut Boat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tuntutan jaman sekarang yang mengutamakan skill. Salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. pada tuntutan jaman sekarang yang mengutamakan skill. Salah satu sasaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi setiap individu karena tanpa pendidikan seseorang tidak akan memperolah pengetahuan dan keterampilan, terkhusus pada pada tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan gerak-gerak yang lebih kompleks. Gerak dasar itu sendiri dibagi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan gerak-gerak yang lebih kompleks. Gerak dasar itu sendiri dibagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerak dasar merupakan gerak yang bersifat umum yang apabila dikuasai oleh siswa sekolah dasar, akan menjadi landasan yang kukuh untuk dapat mengembangkan gerak-gerak

Lebih terperinci

PITOYO TEGUH SUBAGYA Sekolah Dasar Negeri 1 Pandanharum Uptd Pendidikan Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan

PITOYO TEGUH SUBAGYA Sekolah Dasar Negeri 1 Pandanharum Uptd Pendidikan Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BOLA KASTI MELALUI PERMAINAN KASBOLUN PADA SISWA KELAS V SEMESTER II SD NEGERI 1 PANDANHARUM KEC. BAGUS KAB. GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PITOYO TEGUH

Lebih terperinci

Keywords: ball throwing basic movement, game.

Keywords: ball throwing basic movement, game. THE ATTEMPT OF IMPROVING BALL THROWING BASIC MOVEMENT COMPETENCY BY APPLYING THE GAME LEARNING MODEL IN THE IV GRADERS OF SD MUHAMMADIYAH 6 KAMPUNG SEWU OF JEBRES SUBDISTRICT OF SURAKARTA Siti Ngaliyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal terpenting dan utama dalam kehidupan. Pendidikan merupakan suatu hak bagi setiap lapisan masyarakat di Indonesia. Pendidikan juga telah

Lebih terperinci

2014 KONTRIBUSI POWER

2014 KONTRIBUSI POWER BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Olahraga baseball merupakan olahraga yang sangat populer di Amerika dan mulai menjamur ke Asia khususnya di Indonesia. Di Indonesia sendiri olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilitian Firman Setiadi, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilitian Firman Setiadi, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilitian Permainan softball merupakan cabang olahraga yang cukup populer dan digemari di Indonesia. Hal ini bisa kita lihat bukan hanya di kota besar saja tetapi di

Lebih terperinci

Journal of Sport Sciences and Fitness

Journal of Sport Sciences and Fitness JSSF 4 (3) (2015) Journal of Sport Sciences and Fitness http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf PENGARUH UMPAN PITCHED BALL DAN SOFT TOSS BALL TERHADAP HASIL LATIHAN PUKULAN FLY BALL DAN GROUND BALL

Lebih terperinci

MOTIVASI BERMAIN KASTI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA

MOTIVASI BERMAIN KASTI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA Motivasi Bermain Kasti. (Sukawati Sutijo) 1 MOTIVASI BERMAIN KASTI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA MOTIVATION OF PLAYING

Lebih terperinci

PERMAINAN MENUJU CABANG OLAHRAGA SOFTBALL

PERMAINAN MENUJU CABANG OLAHRAGA SOFTBALL Permainan up PERMAINAN MENUJU CABANG OLAHRAGA SOFTBALL Tujuan: Melatih keterampilan melempar dan menangkap dari atas kepala dan samping badan. Peralatan: Satu bola softball perpasang, satu glove softball

Lebih terperinci

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan disekolah-sekolah yang sama kedudukan dan pentingnya dengan mata pelajaran lain.

Lebih terperinci

Oleh : Sridadi, M.Pd (Dosen Prodi PJKR FIK UNY)

Oleh : Sridadi, M.Pd (Dosen Prodi PJKR FIK UNY) SUMBANGAN TES KOORDINASI MATA, TANGAN, DAN KAKI YANG DIGUNAKAN UNTUK SELEKSI CALON MAHASISWA BARU PRODI PJKR TERHADAP MATA KULIAH PRAKTEK DASAR GERAK SOFTBALL Oleh : Sridadi, M.Pd (Dosen Prodi PJKR FIK

Lebih terperinci

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN 2011-2012 DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK Kemampuan motorik (motor ability) memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini sedang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini sedang berkembang di Indonesia. Olahraga softball merupakan pengembangan dari olahraga sejenis,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta ABSTRACT The purpose of this research was (1) to compare the difference

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilang Dwi Pangestu, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilang Dwi Pangestu, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan kasti merupakan salah satu permainan bola kecil yang dimainkan secara beregu atau kelompok. Ketika bermain kasti, maka secara teknis setiap pemain

Lebih terperinci

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 12 TAHUN ( 15 Model Permainan)

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 12 TAHUN ( 15 Model Permainan) MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 12 TAHUN ( 15 Model Permainan) A. Permainan Target (usia 12) 1. Permainan melempar bola ke sasaran Permainan ini sangat digemari oleh anak-anak karena pola permainannya

Lebih terperinci

Tingkat Keterampilan Dasar Melempar, Menangkap dan Mem... (Ahmad Ubaidilah)

Tingkat Keterampilan Dasar Melempar, Menangkap dan Mem... (Ahmad Ubaidilah) TINGKAT KETERAMPILAN DASAR MELEMPAR, MENANGKAP, DAN MEMUKUL BOLA ROUNDERS SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NEGERI DONOROJO KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016/2017 ABSTRAK Penelitian ini berasumsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian karena akan memberi petunjuk bagaimana penelitian harus dilaksanakan. Sugiyono (2013, hlm. 6)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan bagian pendidikan secara umum yang mengutamakan aktivitas gerak sebagai media dalam pembelajaran. Pendidikan jasmani (Penjas) mempunyai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP N 1 Klaten Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII / 1 (Ganjil ) Materi Pokok : Softball Alokasi Waktu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA GERAK DASAR LEMPAR DAN TANGKAP PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA GERAK DASAR LEMPAR DAN TANGKAP PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Volume 9 Nomor 2. SePTEMBER 2017 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA GERAK DASAR LEMPAR DAN TANGKAP PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bermain merupakan sarana untuk menuangkan semua kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu, karena dari setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010

Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010 Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010 Sumber referensi: Graham, G., Holt/Hale, S.A., and Parker, M. (2010). Children moving: a reflective approach for teaching physical education. 8 th ed. Boston:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LARI CEPAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LARI CEPAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LARI CEPAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ahmad Almunawar Dosen STOK Bina Guna Medan Abstrak In general, the purpose of this research and development was to produce a learning

Lebih terperinci

Ontong Sinaga Surel:

Ontong Sinaga Surel: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TEMBAK KALENG SEBAGAI ALTERNATIF VARIASI PERMAINAN BOLA KECIL DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 TEBING TINGGI Ontong Sinaga Surel: ontongsinaga222@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan softball merupakan cabang olahraga yang cukup populer Indonesia, hal ini terlihat dengan semakin banyaknya perkumpulan-perkumpulan softball di kota-kota

Lebih terperinci

LEMPAR TANGKAP BOLA MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN BOLA KASTI DI SDN 24 SENGKABANG

LEMPAR TANGKAP BOLA MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN BOLA KASTI DI SDN 24 SENGKABANG LEMPAR TANGKAP BOLA MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN BOLA KASTI DI SDN 24 SENGKABANG ARTIKEL ILMIAH OLEH TIKA ZINAWATI NIM F1102141023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN

Lebih terperinci

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI Oleh: Ni Kadek Nelly Paspiani, S.Pd TK Negeri Pembina Kotabaru, nelly_paspiani@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola Lusye SD Negeri Tanamodindi, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PERMAINAN DALAM PENJAS

PERMAINAN DALAM PENJAS AKTIVITAS PERMAINAN KONSEP DASAR Perbuatan atas kemauan sendiri yang dikerjakan dalam batas-batas, tempat dan waktu yang telah ditentukan, diiringi oleh perasaan senang dan merentangkan kesadaran berbuat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis. 2.1.1 Hakikat Permainan Kippers Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak akan terpisahkan dalam kehidupan dan akan selalu berdampingan dengan manusia seiring dengan perkembangannya karena pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Lompat Jauh Gaya Jongkok a. Pengertian Lompat Jauh Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau

Lebih terperinci

Hak Cipta 2016 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang

Hak Cipta 2016 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang Hak Cipta 2016 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Penulis Penyunting Materi Penyunting bahasa : Muhajir dan Budi Santosa : Sismadiyanto

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERMAINAN TEMBAK JARING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI UNTUK SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MALANG. Amjad Elfarabi

PENGEMBANGAN PERMAINAN TEMBAK JARING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI UNTUK SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MALANG. Amjad Elfarabi PENGEMBANGAN PERMAINAN TEMBAK JARING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI UNTUK SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MALANG Amjad Elfarabi Dosen Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan lainnya. Pendidikan jasmani di sekolah dapat diupayakan peranannya untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan kehidupan tidak lepas dari pendidikan. Pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan kedudukannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Sesuai dengan aktivitas yang di tekuni dan dilakukan seorang anak. Penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Sesuai dengan aktivitas yang di tekuni dan dilakukan seorang anak. Penguasaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerak merupakan kemampuan dasar yang dimiliki manusia dari sejak lahir ke dunia ini sampai akhir hayat, gerak merupakan inti dari aktivitas kehidupan. Gerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan pun dan dimana pun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

Oleh : DR. Yunyun Yudiana. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Oleh : DR. Yunyun Yudiana. Hal-hal yang perlu diperhatikan Oleh : DR. Yunyun Yudiana Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Filosofi bermain bola voli bagi anak usia SD 2. Keterampilan dalam permainan bola voli yang dapat dikembangkan 3. Strategi belajar mengajar/melatih

Lebih terperinci

MODUL 2 : MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENDAHULUAN

MODUL 2 : MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PENDAHULUAN 25 MODUL 2 : PENDAHULUAN MODIFIKASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Drs. Yoyo Bahagia, M. Pd Penyelenggaraan program pendidikan jasmani (Penjas) hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididikan memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permainan tenis lapangan merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua atau empat orang pemain yang saling berhadapan dengan menggunakan jaring (net) dan raket.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Mata Pelajaran : Sekolah Dasar Negeri Pajajaran Kota Bandung : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : 4 [ Empat ] / 2 [ dua ] Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Asia lebih tepatnya Asia Tenggara. Sepak takraw yaitu suatu permainan yang menggunakan bola yang terbuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, baik sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk

Lebih terperinci

Sejarah Singkat Tentang Softball

Sejarah Singkat Tentang Softball Sejarah Singkat Tentang Softball Permainan Softball tepatnya lahir di Amerika Serikat, yang diciptakan oleh George Hancoc di kota Chicago tahun 1887. Awalnya sofball dimainkan hanya untuk kegiatan rekreasi

Lebih terperinci

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 10 TAHUN (16 model permainan)

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 10 TAHUN (16 model permainan) A. Permainan Target (usia 10) MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 10 TAHUN (16 model permainan) 1. Permainan melempar bola ke sasaran Permainan ini bertujuan untuk melatih ketepatan dan koordinassi mata/tangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Secara disadari atau tidak sejak lahir hingga dewasa manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket semakin digemari kalangan pelajar di Indonesia terbukti banyak di adakan turnamen atar pelajar baik itu tingkat SLTP, SMU/SMA juga sampai

Lebih terperinci

ACUAN PEMBELAJARAN PERMAINAN SOFTBALL MODEL TGfU

ACUAN PEMBELAJARAN PERMAINAN SOFTBALL MODEL TGfU Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 5, Nomor 2, November 2008 Implementasi Pendekatan Taktik Dalam Pembelajaran Invasion Games Di Sekolah Dasar Diterbitkan Oleh: Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1895, William C. Morgan, seorang direktur YMCA di Holyke, Massachusetts, menemukan sebuah permainan yang bernama mintonette. Permainan aslinya dahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Namun selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan jaman yang semakin maju, menyebabkan pola pendidikan dituntut untuk lebih baik dan berkembang. Berbagai macam upaya dilakukan pemerintah agar mutu pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH : HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI DENGAN KELINCAHAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA ATLET SSB GALASISWA USIA 12-14 TAHUN KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

ANALISIS MINAT SISWA KELAS V SD SE-GUGUS WONOSOBO KECAMATAN SRONO KABUPATEN BANYUWANGI TERHADAP PERMAINAN TEE BALL

ANALISIS MINAT SISWA KELAS V SD SE-GUGUS WONOSOBO KECAMATAN SRONO KABUPATEN BANYUWANGI TERHADAP PERMAINAN TEE BALL ANALISIS MINAT SISWA KELAS V SD SE-GUGUS WONOSOBO KECAMATAN SRONO KABUPATEN BANYUWANGI TERHADAP PERMAINAN TEE BALL Fajar Furqon S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Lebih terperinci

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 11 TAHUN (13 Model Permainan)

MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 11 TAHUN (13 Model Permainan) MODEL PERMAINAN UNTUK ANAK USIA 11 TAHUN (13 Model Permainan) A. Permainan Target (usia 11) 1. Permainan melempar bola diantara 2 kerucut/botol secara berpasangan Permainan melempar bola diantara 2 kerucut

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan : SDI Al - Munawwarah Kelas / semester : VI / 1 Tema / topik : 1 / Selamatkan mahluk hidup Sub Tema 1 : Tumbuhan sumber kehidupan Pertemuan ke :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan olahraga perlu terus dilakukan untuk itu pembentukan sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. dan olahraga perlu terus dilakukan untuk itu pembentukan sikap dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia. Karena itu, upaya pembinaan bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan bolabasket selalu dipertandingkan baik antar mahasiswa, pelajar, atau club-club yang ada di Indonesia. Di kalangan pelajar permainan bolabasket cukup digemari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. siapa saja baik anak-anak atau orang dewasa, kaya atau miskin, laki-laki atau

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. siapa saja baik anak-anak atau orang dewasa, kaya atau miskin, laki-laki atau BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.2. Hakekat Permainan Permainan merupakan suatu kegiatan yang menjadikan orang senang melakukannya, dan dilakukan oleh seseorang atau

Lebih terperinci

MENINGKATKAN VARIASI GERAK DASAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS MELALUI PERMAINAN TARGET

MENINGKATKAN VARIASI GERAK DASAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS MELALUI PERMAINAN TARGET 91 S p o R T I V E, V o l u m e 2 N o m o r 1 T a h u n 2 0 1 7 MENINGKATKAN VARIASI GERAK DASAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS MELALUI PERMAINAN TARGET Tomi Ripandi ( tomi.ripandi@student.upi.edu

Lebih terperinci

KESESUAIAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR DAN MANIPULATIF ANAK USIA 4-5 TAHUN SEGUGUS II KECAMATAN GALUR

KESESUAIAN KETERAMPILAN GERAK LOKOMOTOR DAN MANIPULATIF ANAK USIA 4-5 TAHUN SEGUGUS II KECAMATAN GALUR 171 Keterampilan Gerak... (One Welly Rahajeng) KESESUAAN KETERAMPLAN GERAK LOKOMOTOR DAN MANPULATF ANAK USA 4-5 TAHUN SEGUGUS KECAMATAN GALUR SUTABLTY OF LOCOMOTOR AND MANPULATE SKLLS ON CHLDREN 4-5 YEARS

Lebih terperinci

MENGENAL OLAHRAGA SOFTBALL. Oleh: B. Suhartini Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY

MENGENAL OLAHRAGA SOFTBALL. Oleh: B. Suhartini Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY MENGENAL OLAHRAGA SOFTBALL Oleh: B. Suhartini Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY Abstrak Dalam dunia olahraga banyak sekali macam cabang olahraga Softball adalah salah satu cabang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

Program Studi : PJKR Mata Kuliah : Pengajaran Permainan Target dan Fielding Kode Mata Kuliah : PJM 213

Program Studi : PJKR Mata Kuliah : Pengajaran Permainan Target dan Fielding Kode Mata Kuliah : PJM 213 Fakultas : FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN Program Studi : PJKR Mata Kuliah : Pengajaran Permainan Target dan Fielding Kode Mata Kuliah : PJM 213 Sks : 2 SKS Semester : V Mata Kuliah Prasyarat Dosen : Permainan

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Atletik merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat diperlombakan atau dipertandingkan dalam kegiatan jalan, lari, lempar, lompat. Istilah atletik berasal

Lebih terperinci

BAB III PENILAIAN A. Benar-Salah. Petunjuk:

BAB III PENILAIAN A. Benar-Salah. Petunjuk: BAB III PENILAIAN Untuk membantu pemahaman para guru dalam mempelajari bahan pelatihan, maka dalam bab ini akan diberikan contoh-contoh soal yang dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh pemahaman guru

Lebih terperinci

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C A. Deskripsi Dalam buku pedoman bentuk latihan ini berisikan tentang variasivariasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program pendidikan jasmani (penjas) dan olahraga di sekolah diarahkan pada potensi aspek-aspek pembangunan utuh peserta didik. Prosesnya lebih mengutamakan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan, bimbingan, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Untuk mencapai

Lebih terperinci

merupakan olahraga pertama kali yang ada di dunia menurut Eddy Purnomo dimulai dari negara Yunani, negara negara dibenua Eropa sampai Amerika dan

merupakan olahraga pertama kali yang ada di dunia menurut Eddy Purnomo dimulai dari negara Yunani, negara negara dibenua Eropa sampai Amerika dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik merupakan olahraga tertua di dunia bahkan disebut juga Mother of Sports yaitu sebagai ibu atau induk dari olahraga, karena olahraga ini merupakan olahraga

Lebih terperinci