PENGUJIAN AKURASI ALAT PENGUKUR SUHU DAN KELEMBABAN MENGUNAKAN SENSOR SHT11 DAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8 1. Oleh : Vivi Hastuti 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUJIAN AKURASI ALAT PENGUKUR SUHU DAN KELEMBABAN MENGUNAKAN SENSOR SHT11 DAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8 1. Oleh : Vivi Hastuti 2"

Transkripsi

1 PENGUJIAN AKURASI ALAT PENGUKUR SUHU DAN KELEMBABAN MENGUNAKAN SENSOR SHT11 DAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8 1 Oleh : Vivi Hastuti 2 Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkalibrasi pembuatan alat ukur suhu dan kelembaban, untuk memperoleh alat ukur yang mempunyai presisi yang baik dan tingkat akurasi yang tinggi. Sensor SHT11 terdiri dari polimer kapasitif yang men-sensing unsur untuk bandgap sensor suhu dan sensor kelembatan relatif. Sensor SHT11 dikalibrasi disebuah ruang kelembaban presisi. Koefisien-koefisien kalibrasi diprogram ke dalam memori OTP. Koefisien-koefisien ini digunakan secara internal selama pengukuran untuk mengkalibrasi sinyal dari sensor. Mikrokontroller AVR jenis ATMega8 akan berfungsi sebagai otak yang menjalankan instruksi-instruksi yang tersimpan dalam flash memorinya dengan kapasitas 8 Kbyte. Pembuatan perangkat lunak untuk pembuatan program yang akan dimasukkan kedalam mikrokontroler ATMega8. Program yang akan dimasukkan ke mikrokontroler dikembangkan dengan program BASCOM AVR versi full version, sedangkan untuk proses download program kedalam mikrokontroler digunakan software Pony prog Pemrograman sistem akan membahas program pengukuran sensor suhu dan kelembaban. Pin DATA sensor SHT11 dihubungkan pada Pin-Cl pada mikrokontroler. sensor yang telah selesai diolah oleh mikrokontroler akan ditampilkan ke LCD. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji-t diperoleh tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pengukuran suhu menggunakan sensor SHT11 dan thermometer dan kelembaban mengunakan sensor SHT dan hygrometer. Berdasar pada hasil analisis menggunakan taraf / interval kepercayaan 95% diperoleh tingkat signifikansi 0,000 baik untuk suhu maupun kelembaban. Hasil ini menujukan bahwa hasil pengukuran alat ukur sensor SHT11 dan suhu, sensor SHT11 dan hygrometer tidak ada bedanya dengan interval kepercayaan 95%. Kata Kunci : Sensor SHTII, Mikrokontroler ATMEGA 8, Suhu dan Kelembaban 1 Ringkasan hasil Penelitian 2 Dosen Pend. Fisika FKIP Universitas Halu Oleo

2 PENDAHULUAN Perkembangan peralatan elektronika pada saat ini sudah cukup pesat. Peralatan rumah tangga, kantor dan alat ukur sudah menggunakan perangkat elektornika. Dalam perkembangan peralatan elektronika semakin mudah pengoprasiannya dan semakin komplek kegunaannya. Khusus untuk alat ukur selalu memaksimalkan akurasi dan presisi alat ukur. Baik alat ukur analog maupun digital selalu memperhatikan akurasi dan presisi dari alat ukur. Walaupun alat ukur digital sudah menunjukan angaka tetap ada keterbatasannya. Penunjukan digit angkan merupakan keterbatasan maksimal yang mampu terbaca alat pada sekala ter besar dan terkecilnya. Berbagai peralatan ukur analog pada saat ini telah diganti dengan peralatan digital. Pergeseran peralatan dari analog kedigital diantanya disebabkan oleh: 1. kemudahan pembacaan pengukuran 2. skala terkecilnya lebihkecil disbanding analog 3. pengoperasiannya mudah 4. berbagai alat ukur dapat dikemas jadi satu alat ukur sesuai dengan keperluan. Banyaknya peralatan digital yang ada sekarang ini perlu suatu bekal kemampuan untuk memahami. Pemahaman dapat dari segi hardware dan software. Pemahaman keduanya hardware dan softwer akan dapat merancang alat sesuai sang dikehendaki atau dapat mereparasi alat. Dalam kehidupan ini tidak lepas dari pemanfaatan ilmu fisika. Kegiatan dalam aktifitas kehidupan selalu berkaitan dengan variabel fisis. Pengaruh langsung dari variabel fisis biasanya berusaha untuk dikendalikan. Berbagai penelitian dilakukan untuk melakukan pengendalian variabel fisis agar sesuai dengan kondisi yang diharapakan. Pengendalian variabel fisis bisa dalam skala lab atau sudah aplikasi dilapangan. Secara kecil-kecilan pengujian ada di lab kemudian diaplikasikan. Namun, untuk mengetahuhi ketepatan suatu perlakuan variabel fisis perlu diuji dilapangan (sesuai kebutuhan) karena bisa jadi variabel lain berpengaru lebih besar dibanding yang dikendalikan. Pengendalian variabel fisis ini tidak lepas dari peralatan. Baik peralatan analob maupun digital dapat digunakan. Perkembangan saat ini lebih banyak ke peralatan digital. Pengendalian variabel fisis ini yang dikendalikan adalah besarnya. Untuk mengetahui besarnya perlu pengukuran dengan alat ukur yang mempunyai akurasi dan presisi yang tinggi. Kualitas alat ukur dapat diketahui dengan melakukan kalibrasi dengan mengunakan alat ukur standar. Pengendalian variable fisis bisa dialakuakan lebih dari satu variabel. Penggunaan mikrokontroler dapat memerintah alat ukur secara otomatis melakukan pengendalian sesuai dengan kondisi yang diharakan. Ketika detektor variabel fisis yang satu menunjukan ambang batas bawah atau tinggi dengan peranan mikrokontroler untuk memerintah peralatanan bekerja mengembalikan kondisi sesuai yang diharapkan. Variabel fisis yang dapat dikendalikan salah satunya suhu dan kelembaban. Perlu pungukuran suhu dan kelembaban untung mengetahui apakah besarnya sesuai yang diinginkan atau tidak. Pengukuran suhu dan kelembaban dapat dilakukan dengan alat yang terpisah atau jadi satu. Penggunaan sensor SHT11 salah satu sensor yang tergabung memjadi satu. Sensor SHT11 saja tidak cukup untuk menampilkan besar dari suhu dan kelembaban. Perlu komponen elektonika yang lain agar sinyal dari sensor dapat ditampilkan. yaitu penambahan rangkaian mikrokontroler dan LCD. Pembuatan alat ukur suhu dan kelembaban dapat dibuat sendiri tanpa harus dibuat oleh pabrik. Pembuatan alat ukur suhu dan kelembaban perlu dikalibrasi dan diuji akurasi dan presisinya. Pada penelitian ini akan melakukan pengujian akurasi dari alat ukur suhu dan kelembaban yang menggunakan sensar SHT11 dan mikrokonroler ATMEGA 8. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakan masalah diangkat suatu permasalah penelitian yaitu: apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara alat ukur suhu dan kelembapan dengan alat ukur sekunder suhu dan kelembaban. TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengkalibrasi pembuatan alat ukur suhu dan

3 kelembaban, untuk memperoleh alat ukur yang mempunyai presisi yang baik dan tingkat akurasi yang tinggi. TINJAUAN PUSTAKA Sensor Suhu Dan Kelembaban SHTll SHT11 adalah suatu modul chip multi sensor suhu dan kelembaban relatif yang menghasilkan keluaran digital yang terkalibrasi. Sensor ini handal dan stabil, berupa polimer kapasitif yang men-sensing unsur untuk bandgap sensor suhu dan kelembaban relatif. Kedua sifatnya digabungkan tanpa lapisan dari 14bit analog pada konverter digital dan suatu rangkaian antarmuka serial pada chip yang sama. Sensor ini menggunakan antarmuka serial 2-wire dan regulasi tegangan internal, sehingga memudahkan dan mempercepat integrasi sistem. Sensor ini berukuran yang kecil dan konsumsi dayanya rendah, sehingga banyak dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi.. Berikut merupakan gambar blok diagram dari SHT11. Gambar 1. Blok Diagram Sensor SHT11 Spesifikasi Antarmuka Gambar 2. a. Pin Daya Rangkaian aplikasi sensor dengan mikrokontroler SHT11 membutuhkan tegangan antara 2,4 hingga 5,5 V. Setelah hidup alat ini membutuhkan waktu ll ms untuk mencapai kondisi "tidur". Tidak ada perintah yang harus dikirim sebelum waktu itu. Pin power suply (VDD, GND) dapat dipasang dengan suatu kapasitor l00 nf. b. Antarmuka Serial 2-wire (Dwiarah) Antarmuka serial dari SHT11 dioptimalkan untuk keluaran sensor dan konsumsi daya, SHTl1 tidak kompatibel dengan antarmuka 12C. 1) Serial Clock Input (SCK) SCK digunakan untuk mensinkronkan komunikasi antara mikrokontroller dan SHT11. Karena alat penghubung ini terdiri dari logika static sepenuhnya, maka tidak ada frekuensi SCK yang minimum. 2) Data Serial (DATA) Pin DATA tristate digunakan untuk transfer data masuk dan keluar dari alat. DATA berubah setelah penurunan dan berlaku pada kenaikan dari serial clock SCK. Selama transmisi, garis DATA harus tetap stabil saat SCK pada kondisi high. Untuk menghindari kekacauan sinyal, mikrokontroller hanya perlu pengarah DATA low. Sebuah resistor pull-up eksternal (contoh 10 kohm) diwajibkan untuk menarik sinyal high. (Lihat Gambar 2.12) Resistor pull-up biasanya sudah termasuk dalam rangkaian I/O dari mikrokontrollers. 3) Pengiriman Perintah Untuk memulai suatu transmisi, sekuensial "Transmission Start" harus dikeluarkan, yang terdiri dari suatu penurunan garis DATA saat SCK dalam keadaan high (berlogika 1), kemudian diikuti oleh suatu pulsa rendah (berlogika 0) di SCK dan mengangkat DATA kembali saat SCK masih dalam keadaan high (berlogika 1). Perintah berikutnya terdiri dari 3 bit alamat (bit "000") dan 5 bit perintah. SHT11 menunjukkan penerimaan yang tepat dari setiap perintah dengan menarik pin DATA low (ACK bit) setelah penurunan dari clock SCK ke-8. Garis DATA dilepaskan (dan menjadi high) setelah penurunan dari clock SCK ke-9.

4 Tabel 1. Daftar perintah SHT ll Command Code Reserved 0000x Measure Temperature Measure Humidity Read Status Register Write Status Register Reserved 0101x-1110x Soft reset, resets the interface, clears the status register to default values, wait minimum 11 ms before next command 4) Urutan Pengukuran Suhu dan Kelembaban (T dan RH) Setelah mengeluarkan perintah pengukuran (' ' untuk RH dan ' ' untuk Suhu) mikrokontroler harus menunggu untuk penyelesaian pengukuran. Hal ini membutuhkan rata-rata 11/55/210 ms untuk pengukuran 8/12/14 bit. Ketepatan waktu bervariasi hingga :1:15% dari kecepatan osilator internal. Untuk penyelesaian sinyal dari sebuah pengukuran, SHTll menurunkan garis data dan masuk pada mode idle. Mikrokontroler harus menunggu hingga sinyal "data ready" sebelum SCK memulai kembali untuk mengeluarkan data. Pengukuran data disimpan hingga dikeluarkan kembal. Selanjutnya, mikrokontroler dapat melanjutkan tugastugas berikutnya. Dua byte dari pengukuran dan satu byte dari CRC checksum yang kemudian akan dikirimkan. Mikrokontroler harus menjawab tiap byte dengan menarik garis DATA menjadi low. Semua nilai-nilai pertama adalah MSB (Contohnya SCK kelima adalah MSB untuk nilai 12bit dan untuk hasil 8bit, byte pertama tidak dipergunakan). Komunikasi berakhir setelah menjawab bit dari CRC data. Jika CRC - 8 checksum tidak digunakan, maka pengontrol akan mengakhiri komunikasi setelah pengukuran data LSB dengan menyimpan ACK high. Alat secara otomatis kembali pada mode "sleep" setelah pengukuran dan komunikasi telah berakhir. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 3. Contoh urutan pengukuran untuk nilai "0000'1001 '0011 '000' =2353=75.79%RH Liquid Crystaldisplay (LCD) SEIKO M1632 Seiko M1632 merupakan LCD dot matrix yang dapat menampilkan 16 karakter pada baris atas dan 16 karakter pada baris dibawahnya. Secara umum model LCD dot matrix yang dapat menampilkan 2 x 16 karakter dapat dilihat pada Gambar 4 Gambar 4. LCD Seiko M1632 Standar pin LCD dot matrix Seiko M1632 beserta fungsinya dijelaskan pada Tabel 2.7. Pin 15 hanya dimiliki tipe khusus yang digunakan untuk mengatur sorot cahaya dari dalam LCD (background light). Tabel 2. Fungsi pin-pin LCD PIN Nama Fungsi 1 Vss Ground 2 Vcc +5V 3 V EE Contrast 4 RS Register Select 0 = instruction Register (mode instruksi); 1 = Data Register (mode Data)

5 5 R/W Read/Write 0 = mode tulis (Write); 1 = mode baca (Read) 6 E Enable 0 = mulai mengunci data ke LCD; 1 = disable 7-14 DB7- Jalur data MSB-LSB DB0 15 BPL Black Plane Light 16 GND Ground voltage Arsitektur ATMega8 Mikrokontroler ini adalah generasi AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) dari keluarga ATMega yang memiliki fasilitas lengkap dengan arsitektur RICS (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit yang berdaya rendah (lowpower), dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bit word) dan sebagian dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock. 4. port C (PC0 PC5) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC 5. port D (PD0 PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial 6. reset merupakan pin yang digunakan untuk me reset mikrokontroler 7. PortC6/Reset, jika RSTDISBL diprogram, PC6 digunakan sebagai pin I/O. 8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clok eksternal 9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC, portc (3..0), dan ADC (7..6). Note; prtc (5..4) menggunakan suplai tegangan digital V CC. 10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC METODE PENELITIAN Perancangan Perangkat Keras (Hardware) Modul sensor suhu dan kelembaban SHT11 Mikrokontrol er AVR ATMega Catu 5V Daya Display LCD Seiko M1632 Gambar 5. pin ATMega8 Gambar 6. Blok diagram rancangan system control suhu dan kelembaban Dari gambar tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin ATMega8 sebagai berikut : 1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya 2. GND merupakan pin ground 3. port B (PB0 PB7)/xtal1/xtal2/tosc1/tosc2 merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yautu timer/counter, konparator analog. Tergantung pada penggabungan seting pilihan clock, PB6 dapat digunakan sebagai input ke penguat osilasi inversi dan input ke internal clock, PB7 dapat digunakan sebagai output penguat osilasi inversi. a. Developmen Stystem AVR ATMEGA8 Mikrokontroller AVR jenis ATMega8 akan berfungsi sebagai otak yang menjalankan instruksi-instruksi yang tersimpan dalam flash memorinya dengan kapasitas 8 Kbyte. Kornponen pendukung agar mikrokontroller bekerja dengan baik maka digunakan juga kristal dengan kapasitor keramik yang berfungsi sebagai pembangkit frekuensi (clock generator) dengan frekuensi MHz dan kaprsitor 22 pf. Pada pin 20 dan 21 yaitu AVCC dan AREF tidak dihubungkan ( Not Connected) karena sensor yang digunakan mempunyai keluaran digital,

6 sehingga ADC internal yang ada pada mikrokontroller tidak dipergunakan. b. Modul Sensor Suhu Dan Kelembaban SHT11 Sensor SHT11 terdiri dari polimer kapasitif yang men-sensing unsur untuk bandgap sensor suhu dan sensor kelembatan relatif. Sensor SHT11 dikalibrasi disebuah ruang kelembaban presisi. Koefisien-koefisien kalibrasi diprogram ke dalam memori OTP. Koefisienkoefisien ini digunakan secara internal selama pengukuran untuk mengkalibrasi sinyal dari sensor. Modul sensor suhu dan kelembaban SHT11 dari Parallax, terdiri dari resistor pull-up dan resistor pull-down sebagai proteksi. Hal tersebut dikarenakan sensor SHT11 dapat berpotensi menjadi output pada saat yang bersamaan dan pada saat yang berlawanan. Resistor pull-up dibutuhkan pada garis sinyal data, yang mana kolektor terbuka dan dapat dinyatakan oleh salah satu yaitu dari mikrokontroler atau sensor SHT11. Untuk mikrokontroler AVR ATMega8 dapat menggunakan resistor pull-up internal dengan cara men-seing port-c menjadi high. Resistor pull-down direkomendasikan pada garis sinyal Clock. Pin DATA sensor SHT11 dihubungkan pada Pin- Cl pada mikrokontroler sedangkan pin Clock dihubungkan pada Pin-C0. Sensor SHT11 membutuhkan catu daya 5 Volt. Gambar 7. Rangkaian modul SHT11 c. Modul LCD M1632 sensor yang telah selesai diolah oleh mikrokontroler akan ditampilkan ke LCD. Data dikirim melalui port D ke pin-pin data LCD, namun sebelumnya LCD harus diinisialisasi dengan instruksi tertentu terutama instruksi untuk menentukan lokasi penampil karakter. Pada perancangannya LCD yang dipakai menggunakan metode antarmuka 4 bit. Berikut merupakan koneksi pin LCD dengan mikrokontroler. Pada mode 4 bit, kondisi RS berlogika 0 menunjukkan proses penulisan data akan dikirim. Nible tinggi (bit 7 sampai bit 4) terlebih dahulu dikirimkan diawali pulsa logika 1 pada pin E. selanjutnya nible rendah (bit 3 sampai bit 0) dikirimkan diawali pulsa logika 1 pada pin E. Perancangan Perangkat Lunak (Software) Pembuatan perangkat lunak berupa program yang akan dimasukkan kedalam mikrokontroler ATMega8. Program ini dikembangkan dengan program BASCOM AVR versi full version, sedangkan untuk proses download program kedalam mikrokontroler digunakan software Pony prog Pemrograman sistem akan membahas program pengukuran sensor suhu dan kelembaban. Komunikasi dua arah antara sensor dan mikrokontroler harus terlebih dahulu direset, dengan memberikan sinyal high pada pin DATA dan memberikan clock pada pin SCK sebanyak 9 kali atau lebih. Reset sensor cukup dilakukan satu kali pada saat memulai program. a. Program Pengukuran Sensor Suhu dan Kelembaban Sebelum melakukan pengukuran suhu dan kelembaban maka terlebih dahulu harus ditentukan resolusi bit pengukuran sensor. Pada program ini resolusi bit dipilih 14 bit untuk suhu dan 12 bit untuk kelembaban, yang merupakan default dari resolusi pengukuran sensor SHT11. Perintah mulai dikirim untuk memulai program pengukuran suhu. Untuk pengukuran suhu maka akan dikirim perintah , pada pin DATA sensor. Pengukuran suhu dengan resolusi 14bit membutuhkan waktu 210 ms hingga pengukuran selesai. Untuk penyelesaian sinyal dari sebuah pengukuran, SHT11 menurunkan garis DATA dan masuk pada mode idle. Mikrokontroler harus menunggu sinyal data ready sebelum SCK memulai kembali untuk mengeluarkan data, selanjutnya data diterima dari sensor. Dua byte dari pengukuran, yaitu nilai MSB dan LSB dan satu byte dari CRC checksum yang kemudian akan dikirim. Mikrokontroler harus menjawab tiap byte dengan menarik garis DATA menjadi low, setelah itu dua byte hasil pengukuran data diolah pada rumus perhitungan suhu.

7 Suhu (T 0 C) = d1 + d2*so T Selanjutnya pengukuran kelembaban dimulai dengan mengirimkan perintah mulai yang disusul dengan perintah untuk mengukur kelembaban yaitu Pengukuran kelembaban dengan resolusi 12bit membutuhkan waktu 55 ms hingga pengukuran selesai. Selanjutnya penerimaan data pada pengukuran kelembaban sama dengan penerimaan data untuk pengukuran suhu, hanya saja data hasil pengukurannya berbeda. Hasil pengukuran data kemudian diolah pada rumus perhitungan kelembaban. RH linier = c1 + c2*so RH + c3*so RH 2 Mulai Konfigurasi Register & Clock Konfigurasi Lcd & pin Lcd Konfigurasi Tipe data variabel Konfigurasi data konstan Inisialisasi Port Deklarasi prosedur Reset sensor Subrutin akses sensor suhu Tampilkan di baris atas Subrutin akses sensor Kelembaban Kalkulasi hasil pembacaan data Konversi karakter numerik ke string Tampilkan di baris atas RH true = (T 0 C-25)*(t1 + t2*so RH ) + RH linier Hasil pengolahan rumus ditampilkan pada LCD. Sebelum menuju pada program selanjutnya, diberi delay sekitar 500 ms. Berikut diagram alir pengukuran suhu dan kelembaban. Kalkulasi hasil pembacaan data Konversi karakter numerik ke string Gambar 9. Diagram alir utama program pengukuran suhu dan kelembaban b. Diagram alir pengukuran suhu dan kelembaban Start C1 = -4 C2 = C3 = T1 =.01 T2 = Ddrb =225 Portb = 0 Mulai Konfigurasi Tipe data variabel Kirim sinyal start Kirim data akses sensor konfigurasi pin input Kirim sinyal klok Penunda konfigurasi pin output Kirim sinyal acknowledge konfigurasi pin input Ambil data dari sensor & salin ke databyte Geser ke kiri 8X nilai datavalue Ambil data dari sensor & salin ke databyte konfigurasi pin output Kirim sinyal acknowledge Selesai Cursor LCD Off Clear Screen LCD Tunda 10 mikrosekon Tidak Datavalue = Datavalue Or databyte Tampilan Pada LCD Data di terima semua oleh sensor? Ya Dataword = Datavalue Reset komunikasi 2 arah Gambar 8. Diagram alir awal program pengukuran suhu dan kelembaban Ambil data dari sensor & salin ke databyte Salin databyte ke datavalue konfigurasi pin output Kirim sinyal acknowledge konfigurasi pin input Gambar 10. Diagram alir sub rutin pengukuran suhu dan kelembaban c. Implementasi Rangkaian Berikut ini implementasi rangkaian mikrokontroler mrngunakan ATMEGA 8:

8 Gambar 11. Rangkaian Mikrokontroler Penulisan Program Program yang dimasukkan ke mikrokontroler ditulis dalam bahasa basic dengan menggunakan editor BASCOM AVR versi full version. BASCOM AVR adalah program BASIC compiler berbasis window untuk mikrokontroler keluarga AVR. BASCOM AVR merupakan pemrograman dengan bahasa tingkat tinggi BASIC yang dikembangkan dan dikeluarkan oleh MCS Electronic. Penggunaan bahasa tingkat tinggi BASIC memberikan bagi programmer untuk melakukan pemrograman juga dilengkapi dengan simulator yang memudahkan pengguna mensimulasikan hasil pemrograman. Gambar 12. Tampilan program BASCOM AVR Sebelum penulisan program dimulai. Gambar 13. Konfigurasi chip pada BASCOM AVR options HASIL DAN PEMBAHASAN Data Hasil Pengujian Pengukuran Suhu dan Kelembaban Tabel 3. Look up table dari pembacaan oleh ADC mikrokontrler dan pengukuran temperature menggunakan thermometer. ADC Mikrokontroler Termometer Tabel 4. Look Tabel IV.1 Look up table dari pembacaan oleh ADC mikrokontrler dan pengukuran temperature menggunakan thermometer (lanjutan) ADC Mikrokontroler Termometer Look up table dari pembacaan (lanjutan). ADC mikrokontroler Termometer (1) (2)

9 ADC mikrokontroler Termometer (1) (2) Tabel 5. Look up table dari pembacaan oleh ADC mikrokontrler dan pengukuran kelembaban mennggunakan hygrometer ADC Mikrokontroler Hygrometer Tabel 6. Look up table dari pembacaan oleh ADC mikrokontrler dan pengukuran kelembaban mennggunakan hygrometer (lanjutan). ADC Mikrokontroler Hygrometer Tabel 7. Look up table dari pembacaan oleh ADC mikrokontrler dan pengukuran kelembaban mennggunakan hygrometer (lanjutan). ADC mikrokontroler Pengolahan Data Hygrometer Pengolahan data dari hasil pengujian alat ukur dengan menggunakan uji t. Hasil pengujian sebagaimana pada lampiran 1. Selain itu untuk pengujian presisi dan tingkat akurasi alat ukur suhu dan kelembaban yaitu dengan menggunakan kaleidagraf. Grafik hubungan antara suhu, dan kelembaban pada akibat penyetelan sistem kontrol dan suhu serta kelembaban akibat pembacaan pada thermometer serta higrometer.

10 Grafik 1. hubungan antara temperatur dan waktu Grafik 2. hubungan antara kelembaban dan waktu PEMBAHASAN Data yang diperoleh untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dari kedua alat ukur sensor SHT11 dan termoeter untuk suhu, dan sensor SHT11 dan hygrometer dilakukan uji t. hasli uji t ditunjukan pada lampiran 1. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji-t diperoleh tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pengukuran suhu menggunakan sensor SHT11 dan thermometer dan kelembaban mengunakan sensor SHT dan hygrometer. Berdasar pada hasil analisis menggunakan taraf / interval kepercayaan 95% diperoleh tingkat signifikansi 0,000 baik untuk suhu maupun kelembaban. Hasil ini menujukan bahwa hasil pengukuran alat ukur sensor SHT11 dan suhu, sensor SHT11 dan hygrometer tidak ada bedanya dengan interval kepercayaan 95%. Grafik 1V.1 menunjukan hubungan antara temperatur dan waktu dengan alat ukur sensor SHT11 dan termometer. Grafik ini menunjuk respon sensor dan termometer terhadap sinyal. Respon sensor SHT11 lebih baik dibandingkan dengan termometer. Hal ini dapat ditunjukan dengan kehalusan grafik/ titik-titik cenderung mengumpul menbentuk garis. Semakin titik-titik mengumpul menbentuk garis menunjukan bahwa simpangan titik-titik data dari nilai sesungguhnya adalah kecil. Grafik yang sudah titik-titiknya mengumpul membentuk garis dapat dikatakan hasil ukurnya akurat atau mendekati nilai sebenarnya. Pada grafik IV.1 time respon sensor SHT dan termometer sama pada suhi yang tinggi yaitu sekitar 50 0 C. Hal ini menunjukan kedua alat ukur akan sama-sama segera merespon sinyal yang ada. Pada suhu rendah sensor SHT 11 lebih cepat merespon yang ditukjukan dengan data yang segera berubah ketika ada perubahan suhu. Grafik hubungan antara kelembaban dan waktu ditunjukan pada grafik IV.2. Perbandingan time respon antara sensor SHT11 dan hygrometer lebih baik sensor SHT11. Hal ini ditunjukan data yangdiperoleh segera berubah jika ada perubahan kelembaban. Grafik yang ditunjukan oleh sensor SHT11 lebih cenderung membentuk garis yang lebih mengumpul membentuk garis. Bentuk grafik yang cenderung lebih membentuk garis juga menunjukan hasil ukurnya lebih akurat. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji t tidak ada perbedaan yang signifikan antara sensor SHT11 dan thermometer, serta hasil ukur antara sensor SHT11 dengan hygrometer. DAFTAR PUSTAKA Anonim, (2008), Temperature and Hummidity Sensor SHT1x, Akses tanggal 30 April 2008

11 Anonim, (2008), Atmel 8bit AVR Mocrocontroler with 8K Bytes in System Programmable Flash ATMega8, Akses tanggal 30 April 2008 Rahmana D R, (2007), Prototipe Sistem Kendali Suhu dan Kelembaban pada Growth Chamber, Skripsi Jurusan Fisika UGM Wardhana L, (2006), Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535, Penerbit Andi, Yogyakarta

12

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk dapat membandingkan LM35DZ dengan DS18B20 digunakan sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga perbandinganya dapat lebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

Lebih terperinci

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III MIKROKONTROLER BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat uji kekuatan gigit oleh Noviyani Agus dari Poltekkes Surabaya pada tahun 2006 dengan judul penelitian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Inkubator bayi adalah alat yang digunakan untuk mempertahankan kondisi

BAB II DASAR TEORI. Inkubator bayi adalah alat yang digunakan untuk mempertahankan kondisi BAB II DASAR TEORI 2.1. Inkubator Bayi Inkubator bayi adalah alat yang digunakan untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang cocok untuk bayi baru lahir, terutama pada kelahiran prematur. Saat ini masalah

Lebih terperinci

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A SISTEM INKUBATOR BAYI PORTABLE Deny Abdul Basit. Jl. Jati Raya RT 004 Rw 006 No.17 Ps.Minggu Jakarta Selatan (denny.abdul.basit@gmail.com) Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Temperatur dan Kelembaban Temperatur dan kelembaban merupakan aspek yang penting dalam menentukan kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc

BAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller ATMega 8535 ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) keluarga ATMega. Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur 8 bit, dimana

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan alat ukur temperatur berbasis mikrokontroler. Pembuatan alat ukur

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras ini meliputi sensor

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram blok sistem secara umum Pada sub bab ini dibahas tentang uraian keseluruhan dari diagram blok sistem. Diagram blok sistem ini diperlihatkan pada gambar 3.1. Sensor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 29 BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1.Diagram Blok Sistem Power Supply LCD Sensor DHT22 Atmega8 Buzzer Gambar 3.1 Diagram Blok System 3.1.1.Fungsi-fungsi diagram blok 1. Blok Power Supply sebagai pemberi

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan keseluruhan sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah terdapat Mikroprosesor, I/O Pendukung, Memori

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sensor Optocoupler Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

PROTOTIPE SYSTEM TELEMETRI PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega 8535*) Husein dan Luh Sukariasih

PROTOTIPE SYSTEM TELEMETRI PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega 8535*) Husein dan Luh Sukariasih 1 PROTOTIPE SYSTEM TELEMETRI PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega 8535*) Husein dan Luh Sukariasih Jurusan PMIPA/Fisika FKIP Unhalu Kampus Bumi Tridharma Kendari 93232 Abstract:

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 Masriadi dan Frida Agung Rakhmadi Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mudah larut dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun dan berbahaya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1. Diagram Blok Sistem Suplly Display Card RF RFID Atmega328 Buzzer Driver motor Motor Gambar 3.1 Diagram blok system 3.1.1. Fungsi-fungsi diagram blok 1. Blok card

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul tugas akhir maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran adalah untuk mengetahui ketepatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem pada timbangan digital sebagai penentuan pengangkatan beban oleh lengan robot berbasiskan sensor tekanan (Strain Gauge) dibagi menjadi dua bagian yaitu perancangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system.

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. Dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang gas medis telah dilakukan oleh Oktavia Istiana (2005) dengan tampilan analog dan Rachmatul Akbar (2015) yang melakukan pembuatan alat

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan didalam menyelesaikan pembuatan alat elektrostimulator.perencanaan tersebut meliputi dua bagian yaitu perencanaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22 E.14 RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22 Arief Hendra Saptadi *, Danny Kurnianto, Suyani Program Studi DIII Teknik Telekomunikasi Sekolah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan pembuatan alat telemetri suhu tubuh.perencanaan dilakukan dengan menentukan spesfikasi system secara umum,membuat system blok

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan alat pendeteksi kadar alkohol pada buah-buahan untuk dikonsumsi ibu hamil menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Infus Infus merupakan suatu kegiatan memasukkan sesuatu ke bagian dalam, dalam bidang medis terdapat istilah cairan infus, dimana merupakan suatu cairan yang dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Perancangan Alat Ukur Kadar Alkohol Pada Minuman Tradisional Dalam melakukan pengujian kadar alkohol pada minuman BPOM tidak bisa mengetahui

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application Note AN73 Pengukur Jarak dengan Gelombang Ultrasonik Oleh: Tim IE Aplikasi ini membahas perencanaan dan pembuatan alat untuk mengukur jarak sebuah benda solid dengan cukup presisi dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 Isa Hamdan 1), Slamet Winardi 2) 1) Teknik Elektro, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 2) Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

DT-AVR Application Note

DT-AVR Application Note DT-AVR Application Note AN74 Econo Digital Thermometer Oleh: Tim IE DS1822 merupakan termometer digital buatan Dallas Semiconductor dengan antarmuka 1-Wire, divais ini hanya memerlukan 1 pin port I/O mikrokontroler.

Lebih terperinci

DT-SENSE. Temperature & Humidity Sensor

DT-SENSE. Temperature & Humidity Sensor DT-SENSE Temperature & Humidity Sensor Trademarks & Copyright AT, IBM, and PC are trademarks of International Business Machines Corp. Windows is a registered trademark of Microsoft Corporation. Pentium

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran Umum Perangkat keras dari proyek ini secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu perangkat elektronik dan mekanik alat pendeteksi gempa.perancangan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis F., dkk : Rancang Bangun Data.. RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis Fitriani, Didik Tristianto, Slamet Winardi Program Studi Sistem Komputer,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. baik pada perangkat keras maupun pada komputer. Buffer. Latch

BAB III METODE PENELITIAN. baik pada perangkat keras maupun pada komputer. Buffer. Latch BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam perancangan perangkat keras adalah studi kepustakaan berupa data-data literatur dari masing-masing komponen, informasi dari internet dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman DAFTAR LAMPIRAN... xviii DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut [4] tentang studi terbuka mengenai penggunaan blue light

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut [4] tentang studi terbuka mengenai penggunaan blue light BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Menurut [4] tentang studi terbuka mengenai penggunaan blue light terhadap pengobatan jerawat ringan hingga sedang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Gambar : 1. Rumah Jamur (slave). [7]

Gambar : 1. Rumah Jamur (slave). [7] Hariyadi Singgih,Kajian Sistem Nirkabel, Hal 21-36 banyak tenaga dan waktu petani, karena harus membawa air dan menyiramkan secara rata setiap saat dipermukaan tanah. Hal ini amatlah tidak efisien. [7].

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. 44 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. beberapa komponen utama yang digunakan pada simulasi Pengendali Lampu. Jarak Jauh dan Dekat pada Kendaraan Secara Otomatis.

BAB II TEORI DASAR. beberapa komponen utama yang digunakan pada simulasi Pengendali Lampu. Jarak Jauh dan Dekat pada Kendaraan Secara Otomatis. BAB II TEORI DASAR Pada bab ini akan dibahas secara singkat tentang sistem pengendalian dan beberapa komponen utama yang digunakan pada simulasi Pengendali Lampu Jarak Jauh dan Dekat pada Kendaraan Secara

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Perancangan Pendeteksi Gabah Kering Dan Gabah Basah Perkembangan zaman yang semakin maju, membuat meningkatnya produk elektronika yang beredar

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran yaitu mengetahui

Lebih terperinci