BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Interaksi Manusia dan Komputer Seseorang yang bekerja dengan komputer, akan melakukan interaksi dengan komputer. Cara yang lazim digunakan adalah pengguna memberikan suatu perintah kepada komputer dan komputer menanggapi dengan mencetak atau menulis tanggapan tersebut pada layar monitor. Agar pengguna dan komputer dapat saling berinteraksi diperlukan suatu media yang memungkinkan interaksi tersebut dapat berlangsung. Menurut Santosa (1997) dalam Khoiruddin (2011) kita sering mendengar istilah WYSIWYG (What You See Is What You Get). Kemudian timbul pertanyaan Sebenarnya apa yang dimaksud dengan istilah ramah dengan pengguna, WYSIWYG?. Istilah ramah dengan pengguna digunakan untuk menunjuk kemampuan yang dimiliki oleh perangkat lunak atau program yang mudah dioperasikan, dan mempunyai sejumlah kemampuan lain sehingga pengguna merasa betah dalam pengoperasian program tersebut. Beberapa hal interaksi manusia dan komputer: a. Antarmuka Grafis (Graphical User Interface) Graphical User Interface (GUI) adalah suatu antarmuka yang memanfaatkan berbagai macam gambar untuk melakukan komunikasi atau berdialog dengan komputer. Untuk mendapatkan suatu predikat ramah-tamah dengan pengguna maka antarmuka berbasis grafis tersebut harus mempunyai antarmuka yang bagus, mudah dipelajari dan mudah dioperasikan oleh pengguna.

2 7 b. Ragam Dialog Ragam dialog merupakan cara yang digunakan untuk mengorganisasikan berbagai teknik dialog. Antarmuka yang menggunakan berbagai teknik dialog pada dasarnya adalah untuk mendapatkan suatu kriteria yang sangat penting dalam mengoperasikan sebuah program aplikasi, yaitu aspek ramah dengan pengguna. Ragam dialog yang digunakan adalah manipulasi langsung (direct manipulation) sehingga aktivitas tersebut akan dikerjakan oleh sistem komputer. 2.2 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia. Kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal, dalam pandangan manusia adalah cerdas. Menurut Rich dan Knight (1991) kecerdasan buatan adalah sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia (Kusrini, 2006). Ada tiga tujuan kecerdasan buatan, yaitu : membuat komputer lebih cerdas, mengerti tentang kecerdasan, dan membuat mesin lebih berguna. Yang dimaksud kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar atau mengerti dari pengalaman, memahami pesan yang kontradiktif dan ambigu, menanggapi dengan cepat dan baik atas situasi yang baru, menggunakan penalaran dalam memecahkan masalah serta menyelesaikan dengan efektif (Arhami, 2005). 2.3 Sistem Pakar Menurut Martin dan Oxman (1998) dalam Kusrini (2006) sistem pakar adalah sebuah program komputer yang mencoba meniru atau mensimulasikan pengetahuan (knowledge) dan ketrampilan (skill) dari seorang pakar pada area tertentu. Pada umumnya pengetahuan sistem pakar berusaha menirukan metodologi dan kinerja dari

3 8 seorang manusia yang pakar dalam domainnya. Tujuan dari sistem pakar sebenarnya bukan untuk menggantikan peran manusia, tetapi untuk mensubstitusikan pengetahuan manusia ke dalam bentuk sistem sehingga dapat digunakan oleh orang banyak. Keuntungan yang didapat dari sistem pakar adalah tidak terbatas karena dapat digunakan kapan pun juga. Pengetahuannya bersifat konsisten, kecepatan untuk memberikan solusi lebih cepat daripada manusia dan biaya yang dikeluarkan sedikit. Berbeda dengan manusia yang membutuhkan istirahat, pengetahuannya bersifat variabel dan dapat berubah-ubah tergantung situasi. Kecepatan untuk menemukan solusi sifatnya bervariasi dan biaya yang harus dikeluarkan untuk konsultasi biasanya mahal (Hartati, et al., 2008). Biasanya sistem pakar hanya digunakan untuk memecahkan masalah yang memang sulit untuk dipecahkan dengan pemrograman biasa, mengingat biaya yang diperlukan untuk membuat sistem pakar jauh lebih besar dari pada pembuatan sistem biasa. Ada beberapa alasan mendasar mengapa sistem pakar dikembangkan untuk menggantikan seorang pakar (Kusrini, 2006), di antaranya: 1. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi. Dapat menggantikan tugas-tugas dari pakar hanya dengan sebuah sistem, tanpa harus seorang pakar bekerja ditempat tersebut. 2. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar. Bagi para ahli sistem ini dapat digunakan sebagai asisten yang berpengalaman. 3. Seorang pakar akan pergi atau pensiun. Seorang pakar tidak selamanya dapat bekerja dan memecahkan suatu masalah. 4. Konsultasi dengan pakar mahal. Semakin banyak data yang diberikan, semakin mahal biaya untuk berkonsultasi. 5. Sistem pakar dapat digunakan oleh semua orang dimana saja dan kapan saja.

4 Ciri-Ciri Sistem Pakar Berikut ini adalah ciri-ciri sistem pakar (Kusrini, 2006): 1. Dapat memberikan penalaran untuk data yang tidak lengkap atau tidak pasti. 2. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami. Sistem dapat memberikan alasan atau nasihat yang sederhana dapat dimengerti oleh pengguna. 3. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu. Sebuah sistem pakar mempunyai aturan dalam pembuatannya. 4. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap. Sistem pakar dapat terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. 5. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran. Keluaran dari aplikasi sistem pakar berisi solusi yang konsisten dan berguna untuk pengguna. 6. Output tergantung dari dialog dengan user. Keluaran dari sistem tergantung dari apa yang di input oleh user dalam memecahkan suatu masalah Keuntungan Sistem Pakar Sistem pakar (expert system) merupakan paket perangkat lunak atau paket program komputer yang ditujukan sebagai penyedia nesehat dan sarana bantu dalam memecahkan masalah dibidang-bidang spesialisasi tertentu seperti sains, perekayasaan, matematika, pertanian, kedokteran, dan sebagainya. Berikut ini adalah keuntungan sistem pakar (Kusrini, 2006): 1. Membuat seorang yang awam dapat bekerja seperti layaknya seorang pakar. Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah tertentu baik rumit maupun tidak sekalipun tanpa bantuan dari para ahli dalam bidang tersebut. 2. Meningkatkan output dan produktivitas. Sistem pakar dapat bekerja lebih cepat dari manusia. Keuntungan ini berarti mengurangi jumlah pekerja yang dibutuhkan, dan akhirnya akan mereduksi biaya. 3. Meningkatkan kualitas. Sistem pakar dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan user.

5 10 4. Sistem pakar menyediakan nasihat yang konsisten dan dapat mengurangi tingkat kesalahan. Solusi dari sistem pakar berasal dari pakar itu sendiri, sehingga solusi yang diberikan pasti benar. 5. Membuat peralatan yang kompleks lebih mudah dioperasikan karena sistem pakar dapat melatih pekerja yang tidak berpengalaman. Sistem dapat digunakan oleh semua orang bahkan dapat digunakan karena aplikasinya yang user friendly. 6. Handal (reliability). Bagi para ahli, sistem pakar dapat sebagai alat bantu untuk membantu tugasnya. 7. Sistem pakar tidak dapat lelah atau bosan. Juga konsisten dalam memberi jawaban dan selalu memberikan perhatian penuh. 8. Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang kompleks. Sistem memiliki basis data yang mampu menampung banyak pengetahuan yang diberikan dari pakar Kelemahan Sistem Pakar Di samping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiki beberapa kelemahan (Arhami, 2005), antara lain : 1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan dimana pengetahuan tidak selalu bisa didapatkan dengan mudah karena kadangkala pakar dari masalah yang dibuat tidak ada, dan kalaupun ada kadang-kadang pendekatan yang dimiliki oleh pakar berbeda-beda walaupun dari bidang yang sama. 2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan dan pemeliharannya. 3. Boleh jadi sistem tidak dapat membuat keputusan. Kemungkinan ada sistem yang tidak menghasilkan jawaban yang tepat, di karenakan sistem mungkin tidak dikembangkan. 4. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun seorang tetap tidak sempurna atau tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan. Dalam hal ini peran manusia tetap merupakan faktor dominan.

6 Karakteristik Sistem Pakar Sistem pakar mempunyai beberapa karakteristik dasar yang membedakan dengan program komputer biasa umumnya, yaitu: 1. Mempunyai kepakaran Dalam menyelesaikan masalah bukan hanya mendapatkan solusi yang benar saja, namun juga bagaimana mendapatkan pemecahan dengan cepat dan mahir. 2. Domain tertentu Sistem pakar mengutamakan kedalaman mengenai bidang tertentu. 3. Memiliki kemampuan mengolah data yang mengandung ketidakpastian kadangkadang data yang tersedia tidak lengkap sistem harus dapat memberikan pemecahan sesuai data yang tersedia dengan memberikan pertimbangan, saran atau anjuran sesuai dengan kondisi yang ada. 4. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap program komputer dirancang untuk memberikan jawaban yang tepat setiap waktu. Sedangkan sistem pakar dirancang untuk berlaku sebagai seorang pakar, kadang memberikan jawaban yang benar, dan suatu saat mungkin tidak tepat (Expert system makes mistake). Sistem pakar hanya sebagai alat bantu dalam memecahkan masalah, keputusan yang benar akurat hanya ada ditangan pakar, tetapi apabila sistem tidak dikembangkan maka mungkin ada keluaran jawaban yang tidak tepat Arsitektur Sistem Pakar Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. Komponenkomponen sistem pakar dalam kedua bagian tersebut dapat dilihat dalam Gambar 2.1.

7 12 Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar (Hartati, 2008) Keterangan: Pakar merupakan seseorang yang ahli di bidang tertentu. 1. Penambahan pengetahuan merupakan penerimaan atau perolehan pengetahuan yang dapat diperoleh dari seorang pakar, buku teks, laporan penelitian dengan dukungan dari seorang perekayasa pengetahuan. 2. Perekayasa pengetahuan yaitu seorang spesialis sistem yang menerjemahkan pengetahuan yang dimiliki seorang pakar menjadi pengetahuan yang akan tersimpan dalam basis pengetahuan pada sebuah sistem pakar. 3. Basis pengetahuan, terdiri dari dua jenis, yaitu fakta (situasi dan teori) dan rule atau aturan. 4. Perbaikan, yakni mereka dapat menganalisis pengetahuannya sendiri dan kegunaannya, belajar darinya, dan meningkatkannya untuk konsultasi mendatang. 5. Mesin inferensi merupakan otak dari sistem pakar. Komponen ini sebenarnya adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan.

8 13 6. Workspace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory). Workspace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan kesimpulan yang dicapai. 7. Fasilitas penjelasan adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran sistem kepada pemakai. 8. Antarmuka (Interface), Sistem pakar haruslah user friendly dan berorientasi pada masalah dalam hal antarmukanya. Pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima instruksi dan informasi (input) dari pemakai, juga memberikan informasi (output) kepada pemakai. 9. Aksi yang direkomendasikan, merupakan saran atau solusi untuk permasalahan yang sedang dihadapi oleh user. 10. Pemakai, umumnya pemakai yang dimaksud ini adalah: a. Client (yaitu bukan pakar) yang menginginkan advice (nasihat). Di sini sistem pakar bertindak seperti seorang konsultan atau penasehat. b. Learner (pelajar) untuk mempelajari bagaimana sistem pakar menyelesaikan permasalahan. Di sini sistem pakar bertindak sebagai seorang instruktur. c. Pembangun sistem adalah seseorang yang dapat membuat antarmuka pengguna (user interface), merancang bentuk basis pengetahuan (knowledge base) secara deklaratif dan mengimplementasikan mesin inferensi (inference engine). d. Pakar adalah seseorang yang dapat menyelesaikan masalah yang sedang diusahakan untuk dipecahkan oleh sistem. 2.4 Metode Case Based Reasoning (CBR) Case Based Reasoning merupakan salah satu teknik dalam bidang kecerdasan buatan yang menggunakan analogi kasus dalam memecahkan suatu permasalahan. Dalam CBR, pengetahuan pakar direpresentasikan dalam bentuk kasus-kasus dan untuk mencari solusi terhadap kasus baru digunakan fungsi kemiripan (Abdiansyah, 2014).

9 14 Case Based Reasoning juga merupakan metode pemecahan masalah yang memberikan prioritas kepada pengalaman masa lalu untuk memecahkan masalah saat ini. Solusi untuk masalah saat ini dapat ditemukan dengan menggunakan kembali atau mengadopsi solusi dari masalah yang telah berhasil diselesaikan (Ahmed, et al., 2008). Dalam terminologi Case Based Reasoning, sebuah kasus biasanya menunjukkan situasi masalah sebelumnya, yang telah dipelajari dengan cara dapat digunakan kembali dalam pemecahan masalah masa depan, disebut sebagai kasus masa lalu, kasus sebelumnya, kasus yang disimpan, atau kasus yang dipertahankan. Sejalan dengan itu, kasus baru atau kasus yang belum terpecahkan adalah deskripsi masalah baru yang harus dipecahkan. Penalaran berbasis kasus berlaku proses siklus dan terintegrasi memecahkan masalah, pelajaran dari pengalaman ini, serta memecahkan masalah baru (Aamodt, et al., 1994) Tipe Metode Case Based Reasoning Paradigma Case Based Reasoning (CBR) mencakup berbagai metode yang berbeda untuk mengatur, mengambil, memanfaatkan dan mengindeks pengetahuan dalam kasus-kasus masa lalu. Kasus dapat disimpan sebagai pengalaman nyata, atau bagian kasus serupa dapat membentuk kasus umum. Kasus dapat disimpan sebagai unit pengetahuan yang terpisah, atau didistribusikan dalam struktur pengetahuan. Solusi dari kasus sebelumnya dapat langsung diterapkan pada masalah ini, atau dimodifikasi sesuai dengan perbedaan antara dua kasus. Pencocokan kasus, adaptasi solusi, dan belajar dari pengalaman dapat dipandu dan didukung oleh model yang mendalam pengetahuan domain umum. Beberapa metode CBR menganggap jumlah yang cukup besar secara luas didistribusikan sebuah kasus dalam basis kasusnya, sementara yang lain didasarkan pada satu bagian yang lebih terbatas. Kasus masa lalu dapat diambil dan dievaluasi secara berurutan atau paralel. Istilah yang terkait dengan penalaran berbasis kasus (Aamodt, et al., 1994) yaitu:

10 15 1. Penalaran Berbasis Perusahaan. Ini adalah spesialisasi penalaran berbasis yang menjadi sintaks pendekatan Case Based Reasoning. Representasi dari contoh sederhana biasanya (misalnya vektor fitur), karena fokus utama adalah untuk mempelajari secara otomatis dalam sebuah siklus. Penalaran berbasis perusahaan berfungsi untuk membedakan lebih dari metode berbasis yang ada contoh pendekatan pengetahuan intensif. 2. Penalaran Berbasis Memori. Pendekatan ini menekankan pada kasus dalam memori yang besar, dan penalaran sebagai proses untuk mengakses dan mencari di dalam memori ini. Organisasi memori dan akses adalah fokus dari metode penalaran berbasis kasus. Pemanfaatan teknik pemrosesan paralel merupakan karakteristik dari metode ini, dan membedakan pendekatan ini dari metode yang lain. Akses dan penyimpanan metode dapat mengandalkan kriteria murni sintaksis. 3. Penalaran Berbasis Kasus. Metode penalaran berbasis kasus memiliki beberapa karakteristik yang membedakan mereka dengan pendekatan lain. Pertama, kasus yang khas biasanya diasumsikan memiliki tingkat tertentu kekayaan informasi yang terkandung di dalamnya, dan kompleksitas tertentu sehubungan dengan organisasi internalnya. Artinya, vektor fitur memegang beberapa nilai dan kelas yang sesuai. Metode berbasis kasus yang khas juga memiliki properti karakteristik lain yaitu mereka mampu memodifikasi, atau mengadaptasi, solusi diambil saat diterapkan dalam konteks pemecahan masalah yang berbeda. Metode berbasis kasus paradigmatik juga menggunakan latar belakang pengetahuan umum meskipun tingkat representasi eksplisit, dan peran dalam proses Case Based Reasoning bervariasi. 4. Penalaran Berbasis Analogi. Istilah ini digunakan sebagai sinonim untuk kasus berbasis penalaran, untuk menggambarkan khas berbasis kasus pendekatan yang baru saja dijelaskan. Namun, juga sering digunakan dalam mengkarakterisasi metode untuk memecahkan masalah baru berdasarkan kasus-kasus masa lalu dari domain yang berbeda, sementara metode berbasis kasus fokus pada pencocokan strategi untuk kasus tunggal domain.

11 Representasi Kasus Sebuah berbasis kasus sangat tergantung pada struktur dan isi koleksi dari kasus yang sering disebut sebagai memori kasus. Karena masalah ini diselesaikan dengan mengingat pengalaman sebelumnya, cocok untuk memecahkan masalah baru, pencarian kasus dan proses pencocokan harus baik efektif dan cukup efisien dalam waktu. Selanjutnya, karena pengalaman dari masalah ini dipecahkan dalam beberapa cara, persyaratan tersebut juga berlaku untuk metode mengintegrasikan kasus baru ke dalam memori. Perwakilan di Case Based Reasoning terutama dalam menyimpan kedalam sebuah kasus, depat menemukan sebuah struktur yang tepat untuk menggambarkan isi kasus, dan memutuskan bagaimana memori kasus harus diatur dan diberi indeks untuk pengambilan dan penggunaan kembali yang efektif. Masalah lainnya adalah bagaimana mengintegrasikan struktur memori kasus menjadi model pengetahuan domain umum, sejauh mana pengetahuan tersebut dimasukkan dapat dilihat pada Gambar 2.2 (Aamodt, et al., 1994) Tahapan Case Based Reasoning (CBR) Pada case based reasoning yang menjadi basis pengetahuan adalah fakta-fakta berupa kasus-kasus sebelumnya yang pernah ada dan serangkaian alur untuk memeriksa, menghitung, serta menyimpulkan suatu solusi dari permasalahan yang diberikan. Tahapan pada case-based reasoning ada 4 yaitu: retrieve, reuse, revise dan retain. Pada saat terjadi permasalahan baru, pertama-tama sistem akan melakukan proses retrieve. Proses retrieve akan melakukan dua langkah pemrosesan, yaitu pengenalan masalah dan pencarian persamaan masalah. Setelah proses retrieve selesai dilakukan, selanjutnya sistem akan melakukan proses reuse. Di dalam proses reuse, sistem akan menggunakan informasi permasalahan sebelumnya yang memiliki kesamaan untuk menyelesaikan permasalahan yang baru. Selanjutnya pada proses revise, informasi tersebut akan dievaluasi, dan diperbaiki kembali untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang terjadi pada permasalahan baru. Pada proses terakhir, sistem akan melakukan proses retain. Proses retain akan mempertahankan solusi baru

12 17 setelah di validasi, yang mungkin berguna untuk memecahkan masalah di masa yang akan datang. Gambar 2.2 Siklus Case Based Reasoning (Aamodt & Plaza, 1994) Retrieve (Memperoleh Kembali) Mendapatkan/memperoleh kembali kasus yang paling menyerupai/relevan (similar) dengan kasus yang baru. Tahap retrieval ini dimulai dengan menggambarkan/ menguraikan sebagian masalah, dan diakhiri jika ditemukannya kecocokan terhadap masalah sebelumnya yang tingkat kecocokannya paling tinggi. Bagian ini mengacu pada segi identifikasi, kecocokan awal, pencarian dan pemilihan serta eksekusi Reuse (Menggunakan Kembali) Pada tahap ini dilakukan perhitungan nilai similarity kemiripan setiap kasus tertinggi yang sebelumnya telah dilakukan pencocokan yang paling relevan dari kasus baru ke dalam kasus yang lama, sehingga dari hasil perhitungan nilai persamaan (similarity) didapatkan usulan solusi dari kasus yang telah ada dimana mungkin diperlukan untuk memecahkan masalah kasus baru atau dengan kata lain menggunakan ulang solusi kasus lama untuk menangani kasus baru yang serupa. Nilai similarity setiap kasus diperoleh dari jumlah nilai gejala similar terpilih dikali dengan bobot dan dibagi dengan total nilai bobot (Kusuma, et al., 2014).

13 Revise (Meninjau) Mengadaptasi solusi untuk menyelesaikan masalah baru. Terdapat dua tugas utama dari tahapan ini yaitu: a. Evaluasi solusi, yaitu bagaimana hasil yang didapatkan setelah membandingkan solusi dengan keadaan yang sebenarnya. b. Memperbaiki kesalahan suatu kasus meliputi pengenalan kesalahan dari solusi yang dibuat dan mengambil penjelasan tentang kesalahan tersebut Retain (Mempertahankan) Proses retain yaitu mempertahankan solusi baru setelah di validasi, yang mungkin berguna untuk memecahkan masalah di kasus yang akan datang (Ernawati, et al., 2012). 2.5 Penerapan Algoritma K-Nearest Neighbor Pada Metode Case Based Reasoning Algoritma k-nearest neighbor (KNN) merupakan sebuah metode untuk melakukan klasifikasi terhadap objek berdasarkan data pembelajaran yang jaraknya paling dekat dengan objek tersebut. KNN termasuk algoritma supervised learning dimana hasil dari query instance yang baru diklasifikan berdasarkan mayoritas dari kategori pada KNN. Algoritma k- nearest neighbor menggunakan klasifikasi ketetanggaan (neighbor) sebagai nilai prediksi dari query instance yang baru. Ketepatan algoritma K-Nearest Neighbor sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya fitur-fitur yang tidak relevan atau jika bobot fitur tersebut tidak setara dengan relevansinya terhadap klasifikasi. Riset terhadap algoritma ini sebagian besar membahas bagaimana memilih dan memberi bobot terhadap fitur agar performa klasifikasi menjadi lebih baik (Alfarisi, et al., 2013). K-Nearest Neighbor adalah algoritma untuk mencari kasus dengan menghitung kedekatan antara kasus baru dengan kasus lama, yaitu berdasarkan pada pencocokan bobot. Misalkan diinginkan untuk mencari solusi terhadap sebuah tipe

14 19 kepribadian baru dengan menggunakan solusi dari tipe kepribadian yang terdahulu. Untuk mencari kasus tipe kepribadian mana yang akan digunakan, maka dihitung kedekatan kasus ciri kepribadian baru dengan kasus semua ciri kepribadian lama. Kasus tipe kepribadian lama dengan kedekatan terbesarlah yang akan diambil solusinya untuk digunakan pada kasus tipe kepribadian baru. Gambar 2.3 Ilustrasi Kedekatan Kasus K-Nearest Neighbor (Ernawati, 2012) Seperti tampak pada gambar 2.3 ada dua ciri kepribadian A dan B, ketika ada ciri kepribadian baru, maka tipe kepribadian yang akan diambil adalah ciri kepribadian terdekat dari ciri kepribadian baru. Seandainya d1 adalah kedekatan antara ciri kepribadian baru dan ciri kepribadian A, sedangkan d2 adalah kedekatan antara ciri kepribadian baru dengan ciri kepribadian B. Karena d2 lebih dekat dari d1, maka tipe kepribadian B lah yang akan digunakan. Langkah-langkah menghitung metode nearest neighbor adalah: 1. Menentukan nilai kemiripan antara kasus yang lama dengan kasus yang baru. 2. Melakukan pembobotan yang telah diberikan oleh pakar. 3. Menghitung nilai kemiripan (similarity) dengan bobot yang telah diberikan. Rumus untuk menghitung bobot kemiripan (similarity) dengan nearest neighbor adalah: Similarity ( T, S) s1 w1 s2 w2... sn wn w1 w2... wn dimana: S = similarity (nilai kemiripan) yaitu 1 (sama) dan 0 (beda) W = weight (bobot yang diberikan).

15 Konsep Kepribadian Kepribadian berasal dari kata personality yang berasal dari kata persona (latin) yang berarti topeng. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang. Hal ini dilakukan oleh karena terdapat ciri-ciri yang khas yang hanya dimiliki oleh seseorang tersebut baik dalam arti kepribadian yang baik ataupun yang kurang baik (Sujanto, 1984). Penggolongan manusia berdasarkan beberapa kriteria tertentu sangatlah sulit. Kendalanya terletak pada heterogenitas dan keunikan sifat manusia. Tidak ada satu manusia pun yang dapat dianggap memiliki sifat yang sama kemudian dikelompokkan berdasarkan suatu sifat. Selain itu manusia bersifat dinamis dan berubah-ubah sesuai hasil belajar dan kondisi lingkungan. Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri kita. Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya bentukan dari keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan yang dibawa sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebenarnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan dan juga yang bersifat fisik (Ahmadi, 2009). Galenus menyempurnakan ajaran Hippocrates, dan membeda-bedakan kepribadian manusia atas dasar keadaan proporsi campuran. Berdasarkan aspek biologis, Hippocrates-Galenus membagi kepribadian menjadi 4 kelompok besar dengan fokus pada cairan tubuh yang mendominasi dan memberikan pengaruh kepada individu tersebut. Adapun pembagiannya menurut Hippocrates dalam (Lukas, et al., 2004) yaitu : 1. Sanguinis (darah) adalah kepribadian popular cocok untuk tipe ini. Orang berkepribadian Sanguinis adalah orang yang berenergi besar, suka bersenangsenang, supel, suka mencari perhatian, memerlukan kasih sayang, dukungan, dan perhatian dari lingkungan sekelilingnya. Individu yang suka hura-hura dan optimis ini akan membawa kegembiraan dalam situasi apapun. Namun mereka tidak biasa teratur, emosional, dan hipersensitif tentang apa kata orang terhadap mereka.

16 21 2. Flegmatis (cairan lendir) adalah kepribadian yang damai, yang tidak merasa harus mengubah dunia atau mengusiknya. Bagi orang yang mempunyai dorongan kuat, orang-orang Plegmatis tampaknya lebih lamban dari yang lain. Ini bukanlah karena mereka tidak secerdas yang lain, justru karena mereka lebih cerdas dari yang lain. Mereka tidak suka resiko, tantangan, dan kejutan, dan akan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan. Kurangnya disiplin dan motivasi seringkali membuat mereka menunda-nunda kalau tidak ada pemimpin yang kuat. 3. Melankolis (empedu hitam) yaitu banyak yang menyebutnya perfeksionis (orang sempurna). Biasanya mereka adalah orang yang pemikir, pendiam, teratur, berhatihati, terorganisasi, dan mengejar kesempurnaan dalam segala yang penting bagi mereka. Karena kebutuhan akan kesempurnaan ini, orang Melankolis sering mengalami kekecewaan, membuat mereka kritis/pesimis, tertekan akan pemenuhan standar tinggi, dan bahkan depresi disebabkan oleh hasil yang kurang sempurna. Mereka membutuhkan ruang dan ketenangan di mana mereka dapat berpikir sebelum mereka berbicara, menulis, atau bertindak. 4. Koleris (empedu kuning) yaitu orang berkepribadian Koleris memiliki kepribadian yang kuat, yang secara alami berorientasi pada sasaran, yang hidupnya dicurahkan untuk berprestasi, dan cepat mengorganisasikannya. Kepribadian ini menuntut loyalitas dan penghargaan dari sesama atas diri mereka. Disiplin diri serta kemampuan mereka untuk fokus membuat mereka menjadi pemimpin-pemimpin yang kuat. Ajaran Hippocrates yang kemudian disempurnakan oleh Galenus ini tahan uji sampai berabad-abad, pendapatnya lama sekali diikuti oleh para ahli, hanya dengan variasi yang berbeda-beda. Bahkan sampai dewasa ini pun pengaruh itu masih sangat terasa (Suryabrata, 2000).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resep Elektronik Sistem resep elektronik adalah pemanfaatan sistem elektronik untuk menfasilitasi dan meningkatkan komunikasi urutan resep atau obat, membantu pilihan, administrasi

Lebih terperinci

Untung Subagyo, S.Kom

Untung Subagyo, S.Kom Untung Subagyo, S.Kom Keahlian ahli/pakar pengalihan keahlian Mengambil keputusan Aturan kemampuan menjelaskan Keahlian bersifat luas dan merupakan penguasaan pengetahuan dalam bidang khusus yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, sedangkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT ANJING

IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT ANJING IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING UNTUK SISTEM DIAGNOSIS PENYAKIT ANJING Fransica Octaviani S. (1) Joko Purwadi (2) Rosa Delima (3) foctas@yahoo.com jokop@ukdw.ac.id rosa@ukdw.ac.id Abstraksi Penalaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pakar Definisi Pakar (Human Expert) adalah seseorang yang telah mempelajari fakta- fakta, buku teks, dan pengetahuan bidangnya, serta mengembangkan pengetahuan yang telah terdokumentasi

Lebih terperinci

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Maria Shusanti F Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandar Lampung

Lebih terperinci

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli Sistem Pakar Dasar Ari Fadli fadli.te.unsoed@gmail http://fadli84.wordpress.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan

Lebih terperinci

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR (Sistem Pakar) Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR Kecerdasan Buatan adalah salah satu bidang ilmu komputer yang mendayagunakan komputer sehingga dapat berperilaku cerdas seperti manusia. Cabang-cabang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. Di dalam bidang kecerdasan buatan, termasuk

Lebih terperinci

Struktur Sistem Pakar

Struktur Sistem Pakar Sistem Pakar Struktur Sistem Pakar Kelas A & B Jonh Fredrik Ulysses jonh.fredrik.u@gmail.com Definisi Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Kulit Penyakit kulit adalah penyakit infeksi yang paling umum, terjadi pada orang-orang dari segala usia. Gangguan pada kulit sering terjadi karena ada faktor peyebabnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan hingga tumbuh dewasa manusia diciptakan dengan kecerdasan yang luar biasa, kecerdasan juga akan berkembang dengan pesat. Kecerdasan tersebut yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Empiris Ada beberapa penelitian terkait yang pernah dilakukan mengenai Penerapan Metode Probabilitas Bayesian dan Nearest Neighbour dalam Sistem Pakar Berbasis Case

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS SISTEM PAKAR Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS Defenisi Sistem Pakar 1. Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengapdosi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR. Jurusan Teknik Informatika

SISTEM PAKAR. Jurusan Teknik Informatika SISTEM PAKAR Jurusan Teknik Informatika DEFENISI SISTEM PAKAR DEFINISI SISTEM PAKAR (EXPERT SYSTEM): Sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paru-paru sebagai pompa satu-satunya untuk sistem pernapasan adalah organ yang sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan. Namun masih banyak orang yang kurang peduli

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Sry Yunarti Program Studi Sistem Informasi STMIK Profesional Makassar yeye_rumbu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30)

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30) BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Konsep Dasar Sistem Pakar Sistem pakar adalah program komputer cerdas yang menggunakan pengetahuan dan prosedur-prosedur inferensi untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi 1 MODEL HEURISTIK N. Tri Suswanto Saptadi 2 Capaian Pembelajaran Mahasiswa dapat memahami dan mampu mengaplikasikan model Heuristik untuk menyelesaikan masalah dengan pencarian solusi terbaik. 1 3 Model

Lebih terperinci

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR DEFINISI System yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli. ES dikembangkan

Lebih terperinci

By: Sulindawaty, M.Kom

By: Sulindawaty, M.Kom By: Sulindawaty, M.Kom 1 Kata Pengantar Sistem Pakar adalah mata kuliah yang mendukung untuk membuat aplikasi yang dapat memecahkan masalah dengan pengetahuan seorang pakar yang di dimasukkan dalam komputer.

Lebih terperinci

Gambar 7. Tahapan Proses penelitian

Gambar 7. Tahapan Proses penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alur Penelitian Secara umum, metode penelitian yang digunakan tersusun dalam suatu diagram alur penelitian yang dapat disajikan Gambar 7. Diagram alur tersebut memperlihatkan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Visualisasi Sistem Pakar Dalam Menganalisis Tes Kepribadian Manusia (Empat Aspek Tes Kepribadian Peter Lauster) Sri Winiarti

Lebih terperinci

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 05, No.03 (2017), hal ISSN : X

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 05, No.03 (2017), hal ISSN : X IMPLEMENTASI CASE BASED REASONING SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT ANAK BERBASIS WEB Tri Rezki Maulidia 1, Tedy Rismawan 2, Syamsul Bahri 3 1,2,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji 1 SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Agam Krisna Setiaji Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro,

Lebih terperinci

Pengenalan Sitem Pakar

Pengenalan Sitem Pakar Pengenalan Sitem Pakar Sistem Pakar (Expert System) Diderifasikan dari term Sistem Pakar Berbasis Pengetahuan (Knowledgebased expert System) Merupakan sebuah sistem mengunakan pengetahuan manusia dan mengimplementasikannya

Lebih terperinci

MENGENAL SISTEM PAKAR

MENGENAL SISTEM PAKAR MENGENAL SISTEM PAKAR Bidang teknik kecerdasan buatan yang paling popular saat ini adalah system pakar. Ini disebabkan penerapannya diberbagai bidang, baik dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan terutama

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR

BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 3.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah suatu program komputer cerdas yang menggunakan knowledge (pengetahuan) dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun sistem informasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan

Lebih terperinci

Rima Nurasmi Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan ABSTRAK

Rima Nurasmi Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan ABSTRAK IMPLEMENTASI CASE BASE REASONING PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KESEHATAN UNTUK PENANGANAN DINI PADA KECELAKAAN DENGAN METODE HERBAL Studi Kasus Dalam Rumah Tangga Rima Nurasmi Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING 1 Diah Malis Oktaviani (0089), 2 Tita Puspitasari (0365) Program Studi Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana mengadopsi cara seorang pakar berpikir dan bernalar dalam menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DALAM MEMBANGUN SUATU APLIKASI

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DALAM MEMBANGUN SUATU APLIKASI PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DALAM MEMBANGUN SUATU APLIKASI Muhammad Dahria Program Studi Sistem Informasi, STMIK Triguna Dharma m.dahria@gmail.com ABSTRACT: Expert system is one branch of AI (Artificial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang berbahaya dan penyebab kematian nomor satu di dunia jika tidak ditangani dengan baik. Di Indonesia

Lebih terperinci

P12 AI, ES & DSS. A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta

P12 AI, ES & DSS. A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta P12 AI, ES & DSS A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta 1 AI Artifical Intellegence Kecerdasan buatan Adalah aktifitas penyediaan mesin seperti komputer yang memiliki kemampuan menampilkan perilaku

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT SYSTEMS-DSS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT SYSTEMS-DSS) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT SYSTEMS-DSS) Adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer dan keputusan yang harus dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar. Gizi buruk banyak dialami oleh bayi dibawah lima tahun (balita).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyakit Jantung adalah sebuah otot yang memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot jantung mati sewaktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah sistem berbasis pengetahuan memiliki dua elemen utama yaitu basis pengetahuan/knowledge based dan kemampuan penalaran/reasoning. Basis pengetahuan merupakan

Lebih terperinci

CASE-BASED REASONING (CBR) PADA SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN SINGKONG DALAM USAHA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN

CASE-BASED REASONING (CBR) PADA SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN SINGKONG DALAM USAHA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN CASE-BASED REASONING (CBR) PADA SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN SINGKONG DALAM USAHA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN Oleh: Minarni, Indra Warman, Wenda Handayani Jurusan Teknik

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB INHIL)

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB INHIL) SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB INHIL) Armansyah, Dwi Yuli Prasetyo Program Studi Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer yang

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Case Based Reasoning

Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Case Based Reasoning Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Case Based Reasoning Diki Andita Kusuma 1, Chairani 2 1,2 Jurusan Teknik Informatika, IBI Darmajaya 1,2 Jl. A. Pagar Alam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membeli buah tomat di pasar, selain faktor harga jual buah tomat tersebut. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. membeli buah tomat di pasar, selain faktor harga jual buah tomat tersebut. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Masalah Kesegaran buah tomat merupakan salah satu pertimbangan pembeli dalam membeli buah tomat di pasar, selain faktor harga jual buah tomat tersebut. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

Case Base Reasoning Penentuan Harga Rumah Dengan Menggunakan Metode Tversky (Studi Kasus: Kota Pontianak)

Case Base Reasoning Penentuan Harga Rumah Dengan Menggunakan Metode Tversky (Studi Kasus: Kota Pontianak) Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2017) 1 Case Base Reasoning Penentuan Harga Rumah Dengan Menggunakan Metode Tversky (Studi Kasus: Kota Pontianak) Hendra 1, Tursina 2, Rudy

Lebih terperinci

BAB 1. Interaksi Manusia dan Komputer Pemahaman IMK 1

BAB 1. Interaksi Manusia dan Komputer Pemahaman IMK 1 BAB 1 PEMAHAMAN INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER - PENDAHULUAN - ANTAR MUKA MANUSIA DAN KOMPUTER - BIDANG STUDI YANG TERKAIT - PIRANTI BANTU PENGEMBANGAN SISTEM Interaksi Manusia dan Komputer Pemahaman IMK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perlengkapan penanganan bahan merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap usaha industri modern. Dalam setiap perusahaan proses produksi secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Komputer telah berkembang sebagai alat pengolah data, penghasil informasi dan turut berperan dalam pengambilan keputusan. Bahkan para ahli komputer masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Bahan bangunan merupakan salah satu faktor yang penting untuk membuat sebuah rumah, untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Bahan bangunan merupakan salah satu faktor yang penting untuk membuat sebuah rumah, untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Bahan bangunan merupakan salah satu faktor yang penting untuk membuat sebuah rumah, untuk menghitung kebutuhan bahan bangunan seperti semen, besi,

Lebih terperinci

PEMAKAI SISTEM PAKAR UTHIE

PEMAKAI SISTEM PAKAR UTHIE SISTEM PAKAR KONSEP sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database TAKARIR artificial intelligence backward chaining Data Flow Diagram (DFD) Database Decision Tree expert system forward chaining Flowchart Hardware Input Interface knowladge base Login Logout Output kecerdasan

Lebih terperinci

PENENTUAN TIPE KEPRIBADIAN BERBASIS ANDROID DENGAN METODE CASE BASED REASONING (CBR) SKRIPSI TIANY DWI LESTARI

PENENTUAN TIPE KEPRIBADIAN BERBASIS ANDROID DENGAN METODE CASE BASED REASONING (CBR) SKRIPSI TIANY DWI LESTARI PENENTUAN TIPE KEPRIBADIAN BERBASIS ANDROID DENGAN METODE CASE BASED REASONING (CBR) SKRIPSI TIANY DWI LESTARI 131421062 PROGRAM STUDI EKSTENSI S-1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

APLIKASI WEB PADA SISTEM PAKAR FORWARD CHAININGUNTUK DETEKSI KERUSAKAN PC (PERSONAL COMPUTER)

APLIKASI WEB PADA SISTEM PAKAR FORWARD CHAININGUNTUK DETEKSI KERUSAKAN PC (PERSONAL COMPUTER) APLIKASI WEB PADA SISTEM PAKAR FORWARD CHAININGUNTUK DETEKSI KERUSAKAN PC (PERSONAL COMPUTER) Khulaeshi Arjaz Al Falasany, Mc. Chambali, B.Eng.E.E, M.Kom Ginanjar Wiro S., M.Kom, Rais, S.Pd D3 Teknik Komputer

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Pakar Untuk Informasi Kebutuhan Energi Menggunakan Metode Forward Chaining

Penerapan Sistem Pakar Untuk Informasi Kebutuhan Energi Menggunakan Metode Forward Chaining Penerapan Sistem Pakar Untuk Informasi Kebutuhan Energi Menggunakan Metode Forward Chaining Dodi Siregar Jurusan Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik Harapan-Medan Email: dodidodi.siregar@gmail.com

Lebih terperinci

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS Agus Sasmito Aribowo Teknik Informatika. UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari no 2 Tambakbayan 55281

Lebih terperinci

BAB VI SISTEM PAKAR. Bahan Ajar Kecerdasan Buatan

BAB VI SISTEM PAKAR. Bahan Ajar Kecerdasan Buatan BAB VI SISTEM PAKAR 6.1 Pendahuluan Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengapdosi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hewan ternak yang paling banyak diternakkan adalah unggas. Unggas memberikan banyak manfaat dan keuntungan, antara lain dapat dimanfaatkan dagingnya,

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PERTUMBUHAN BALITA BERBASIS WEB DENGAN METODE CASE BASED REASONING

SISTEM PAKAR PERTUMBUHAN BALITA BERBASIS WEB DENGAN METODE CASE BASED REASONING ISSN : 2338-4018 SISTEM PAKAR PERTUMBUHAN BALITA BERBASIS WEB DENGAN METODE CASE BASED REASONING Mukhammad Shaid (sahid48@gmail.com) Wawan Laksito YS (wlaksito@yahoo.com) Yustina Retno Utami (yustina.retno@gmail.com)

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN SEPEDA MOTOR NON MATIC

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN SEPEDA MOTOR NON MATIC SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN SEPEDA MOTOR NON MATIC Cholil Jamhari 1*, Agus Kiryanto 2, Sri Huning Anwariningsih 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Sahid Surakarta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pakar 2.1.1 Definisi Sistem Pakar Sistem pakar (expert system) adalah salah satu bagian dari intelegensia semu(artificial intelligence), dimana definisi dari Intelegensia

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan knowledge

BAB II DASAR TEORI. Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan knowledge BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pakar 2.1.1 Pengertian Sistem Pakar Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan knowledge based system yaitu suatu aplikasi komputer yang ditujukan untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakannya, komputer difungsikan sebagai alat hitung atau mengolah data yang ada untuk menghasilkan informasi dalam pengambilan keputusan. Seiring dengan

Lebih terperinci

Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya

Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya Sistem Pakar Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya Referensi Giarrantano, J. and G.Riley bab

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR ( EXPERT SYSTEM )

SISTEM PAKAR ( EXPERT SYSTEM ) SISTEM PAKAR ( EXPERT SYSTEM ) System pakar (expert system ) merupakan paket perangkat lunak atau paket program komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasehat dan sarana bantu dalam memecahkan masalah

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FORWARD CHAINING ISSN : 2338-4018 SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FORWARD CHAINING Level Perdana (lev.earthmover@gmail.com) Didik Nugroho (didikhoho@gmail.com) Kustanto (Kus_sinus@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan teknologi begitu pesat terutama dalam bidang komputer, sehingga tidak berlebihan apabila komputer dijadikan alat untuk memperingan beban

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 16 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Pakar Sistem pakar adalah suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik. Jenis program

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom

SISTEM PAKAR. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom SISTEM PAKAR Entin Martiana, S.Kom, M.Kom EXPERT SYSTEM (SISTEM PAKAR) Definisi : Sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar

Lebih terperinci

Jurnal Komputasi. Vol. 1, No. 1, April Pendahuluan. Hal 1 dari 90

Jurnal Komputasi. Vol. 1, No. 1, April Pendahuluan.  Hal 1 dari 90 Pengembangan Sistem Pakar Berbasis Web Mobile untuk Mengidentifikasi Penyebab Kerusakan Telepon Seluler dengan Menggunakan Metode Forward dan Backward Chaining 1 Wamiliana 2 Aristoteles 3 Depriyanto 1

Lebih terperinci

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi Siapakah pakar/ahli Expert System Seorang pakar atau ahli adalah: seorang individu yang memiliki kemampuan pemahaman superior dari suatu masalah By: Uro Abdulrohim, S.Kom, MT Definisi Program komputer

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat.

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat. BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat. 3.1. Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi

Lebih terperinci

SISTEM PENENTUAN PEMASANGAN SALURAN AIR PDAM KOTA CIMAHI DENGAN MENGGUNAKAN CBR DAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBORS

SISTEM PENENTUAN PEMASANGAN SALURAN AIR PDAM KOTA CIMAHI DENGAN MENGGUNAKAN CBR DAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBORS SISTEM PENENTUAN PEMASANGAN SALURAN AIR PDAM KOTA CIMAHI DENGAN MENGGUNAKAN CBR DAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBORS ABSTRAKS Feri Frasetiyono 1, Gunawan Abdillah 2, Asep Id Hadiana 3 Program Studi Informatika,

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PAKAR DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN HETEROASSOCOATIVE MEMORY UNTUK MENDETEKSI TINGKAT DEPRESI SESEORANG

RANCANGAN SISTEM PAKAR DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN HETEROASSOCOATIVE MEMORY UNTUK MENDETEKSI TINGKAT DEPRESI SESEORANG RANCANGAN SISTEM PAKAR DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN HETEROASSOCOATIVE MEMORY UNTUK MENDETEKSI TINGKAT DEPRESI SESEORANG Jasmir, S.Kom, M.Kom Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak Depresi

Lebih terperinci

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma ABSTRAK Hampir tidak ada penyakit anak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan ilmu komputer semakin meluas ke berbagai bidang, salah satunya di bidang kesehatan. Hal ini mendorong para ahli untuk semakin mengembangkan komputer agar

Lebih terperinci

Fungsi Similaritas Pada Sistem Berbasis Kasus Penyelesaian Masalah Akademik Mahasiswa

Fungsi Similaritas Pada Sistem Berbasis Kasus Penyelesaian Masalah Akademik Mahasiswa Fungsi Similaritas Pada Sistem Berbasis Kasus Penyelesaian Masalah Akademik Mahasiswa Syaiful Hendra, Sri Kusumadewi 2 Jurusan Teknik Informatika STMIK Adhi Guna Jl. Undata No. 3 Palu Sulawesi Tengah Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pakar 2.1.1 Definisi Sistem Pakar Kecerdasan buatan adalah salah satu bidang ilmu komputer yang mendayagunakan komputer sehingga dapat beperilaku cerdas seperti manusia.

Lebih terperinci

Model Interaksi Manusia dengan Komputer. model interaksi antara manusia dan komputer (ragam dialog/antarmuka)

Model Interaksi Manusia dengan Komputer. model interaksi antara manusia dan komputer (ragam dialog/antarmuka) Model Interaksi Manusia dengan Komputer Pemrograman Visual (TH22012 ) by Kartika Firdausy 081.328.718.768 kartikaf@indosat.net.id kartika@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf kartikaf.wordpress.com Tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 18 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai landasan teori yang terdiri dari definisi sistem pakar, pengertian Microsoft Visual Basic 6.0, model proses perangkat lunak serta kamus data.

Lebih terperinci

Jonh Fredrik Ulysses

Jonh Fredrik Ulysses Kelas A & B Jonh Fredrik Ulysses jonh.fredrik.u@gmail.com STMIK Palangkaraya - 2012 - JFU Tujuan Mahasiswa mampu memahami konsep-konsep sistem pakar (expert system) dan mampu mengimplementasikannya baik

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Website Website adalah layanan internet yang paling banyak memiliki tampilan grafis dan kemampuan link yang bagus. Website dapat menghubungkan dari sembarang tempat dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yang rentan akan penyakit. Pada bidang teknologi kesehatan semua

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yang rentan akan penyakit. Pada bidang teknologi kesehatan semua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal penting bagi manusia karena manusia memiliki tubuh yang rentan akan penyakit. Pada bidang teknologi kesehatan semua kebutuhan yang dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik indvidu yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik indvidu yang menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gordon Allport dalam Alwisol (2006 : 15) merumuskan kepribadian sebagai suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik indvidu yang menentukan tingkah laku dan

Lebih terperinci

SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT MUSANG DENGAN METODE CASE BASED REASONING BERBASIS WEB

SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT MUSANG DENGAN METODE CASE BASED REASONING BERBASIS WEB SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT MUSANG DENGAN METODE CASE BASED REASONING BERBASIS WEB Muhamad Rheza, Herfina, Adriana Sari Aryani. Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan Jl. Pakuan Po. Box 452

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT CABAI PAPRIKA BERBASIS ANDROID

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT CABAI PAPRIKA BERBASIS ANDROID PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT CABAI PAPRIKA BERBASIS ANDROID Resi Resmiati¹, Asep Deddy Supriatna 2 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR (SP) Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, M.AB

SISTEM PAKAR (SP) Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, M.AB SISTEM PAKAR (SP) Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, M.AB KONSEP DASAR SP Definisi: Sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi merupakan salah satu penyakit yang dapat menyerang semua orang, namun di sisi lain jumlah dokter gigi di Indonesia masih sangat sedikit

Lebih terperinci

inferensi yang dimiliki oleh komputer dalam memanfaatkan pengetahuan yang

inferensi yang dimiliki oleh komputer dalam memanfaatkan pengetahuan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cabang dari ilmu komputer yang sekarang mulai populer adalah Artificial Intelligence atau sering disebut sebagai kecerdasan buatan. Secara garis besar kecerdasan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID Imas Siti Munawaroh¹, Dini Destiani Siti Fatimah² Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor

Lebih terperinci

MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS Raymond McLeod, Jr. and George Schell

MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS Raymond McLeod, Jr. and George Schell MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS Raymond McLeod, Jr. and George Schell Sistem Pakar Disajikan dalam Kuliah SIM Program Sarjana Magister Universitas Gunadarma Oleh Lily Wulandari 1 Pendahuluan Subsistem CBIS

Lebih terperinci

DESAIN APLIKASI HELPDESK TROUBLESHOOTING HARDWARE DAN SOFTWARE. Tugas Matakuliah Interaksi Manusia dan Komputer. Narti Prihartini, S.T.

DESAIN APLIKASI HELPDESK TROUBLESHOOTING HARDWARE DAN SOFTWARE. Tugas Matakuliah Interaksi Manusia dan Komputer. Narti Prihartini, S.T. DESAIN APLIKASI HELPDESK TROUBLESHOOTING HARDWARE DAN SOFTWARE Tugas Matakuliah Interaksi Manusia dan Komputer Oleh: Mutammimah Rahayu Wulandari Siti Fajarwati H. Dellyla Hermanidiya Agus Gatot Purwanto

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pakar Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas AI pada pertengahan tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General Purpose Problem Solver (GPS)

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI KONSELING MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING. Syaiful Hendra 1*, Sri Kusumadewi 2

PERANCANGAN APLIKASI KONSELING MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING. Syaiful Hendra 1*, Sri Kusumadewi 2 PERANCANGAN APLIKASI KONSELING MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING Syaiful Hendra 1*, Sri Kusumadewi 2 1 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Adhi Guna Jl. Undata No 3 Palu, Sulawesi Tengah

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER Aprilia Sulistyohati, Taufiq Hidayat Laboratorium Sistem Informasi dan Perangkat Lunak Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan manusia dibanding makhluk lainnya terletak pada kecerdasannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan manusia dibanding makhluk lainnya terletak pada kecerdasannya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keunggulan manusia dibanding makhluk lainnya terletak pada kecerdasannya. Dengan kecerdasan ini manusia dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan pengetahuan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autis merupakan gangguan perkembangan fungsi otak yang mencakup bidang sosial, komunikasi verbal (bahasa) dan non-verbal, imajinasi, fleksibilitas, lingkup minat, kognisi

Lebih terperinci

Sistem Informasi Jadwal Perkuliahan dengan Metode Sistem Pakar

Sistem Informasi Jadwal Perkuliahan dengan Metode Sistem Pakar 57 Sistem Informasi Jadwal Perkuliahan dengan Metode Sistem Pakar Heru Nurwarsito Abstract Pengaturan ruang kuliah adalah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh tata usaha jurusan atau Fakultas,

Lebih terperinci

RANCANGAN CASE-BASED REASONING MENGGUNAKAN SORENSON COEFFICIENT

RANCANGAN CASE-BASED REASONING MENGGUNAKAN SORENSON COEFFICIENT RANCANGAN CASE-BASED REASONING MENGGUNAKAN SORENSON COEFFICIENT Murien Nugraheni Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Jl. Prof. Dr. Soepomo, S.H., Warungboto, Janturan,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KLINIS UNTUK MENGEFISIENKAN DIAGNOSA PENYAKIT KEJIWAAN MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KLINIS UNTUK MENGEFISIENKAN DIAGNOSA PENYAKIT KEJIWAAN MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KLINIS UNTUK MENGEFISIENKAN DIAGNOSA PENYAKIT KEJIWAAN MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING 1 Nur Kahfi Ibrahim, 2 Sri Winiarti (0516127501) 1,2 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci