Rancang Bangun Alat Pengkondisi Udara Pada Ruangan Menggunakan Sensor CO dan Temperatur
|
|
- Suparman Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Rancang Bangun Alat Pengkondisi Udara Pada Ruangan Menggunakan Sensor CO dan Temperatur R.F. Talumewo, S.R.U.A. Sompie, D.J. Mamahit, B.S. Narasiang, Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115, Abstrak - Perkembangan penggunaan rokok saat ini sudah semakin pesat, dimana rokok sudah dianggap biasa oleh masyarakat. Pada ruangan tertutup juga banyak orang yang merokok, padahal dalam asap rokok terdapat kandungankandungan gas yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Untuk membuat kenyamanan dalam suatu ruangan, maka di buatlah alat yang bisa mengkondisikan ruangan terhadap asap rokok dan suhu. Untuk mendeteksi asap rokok di gunakan sensor TGS 2600, dimana sensor ini bisa mendeteksi berbagai senyawa kimia gas polutan, seperti CO 2, H 2, CH 4, CO, HCN. Dan untuk mendeteksi suhu pada ruangan digunakan sensor LM35. Keluaran dari kedua sensor tersebut berupa fan. Dalam sistem ini yang menjadi pengendali adalah mikrokontroler ATMega 16. Untuk mengkondisikan ruangan terhadap asap rokok dan suhu, waktu yang di butuhkan tidak terlalu lama, sehingga kenyamanan dalam suatu ruangan bisa terjaga dengan baik. Kata kunci : sensor TGS 2600, Sensor LM 35, asap rokok, suhu banyak hasil pembakaran tembakau dibandingkan pada asap utama. Asap ini mengandung Karbon Monoksida 5 kali lebih besar, Tar dan Nikotin 3 kali lipat, Amonia 46 kali lipat, Nikel 3 kali lipat, dan Nitrosamina (zat penimbul kanker) yang kadarnya mencapai 50 kali lebih besar pada asap sampingan dibanding dengan kadar pada asap utama. Demikian juga zatzat racun lainnya dengan kadar yang lebih tinggi terdapat pada asap sampingan. Salah satu cara untuk mengurangi asap rokok agar tidak mengganggu orang lain yang tidak merokok, terutama dalam ruangan yang tidak memiliki area khusus untuk merokok, dibuatlah suatu alat yang dapat membantu mengontrol udara dalam ruangan terhadap polusi asap rokok. Alat ini diharapkan dapat mengatasi solusi tentang masalah polusi asap rokok yang terdapat dalam suatu ruangan. Dan alat ini juga dapat mengkondisikan suhu pada suatu ruangan. 1 I. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Kebutuhan masyarakat akan perangkat-perangkat rumah tangga kini semakin meningkat, maka terciptalah begitu banyak perangkat dengan teknologi yang begitu inovatif sebagai penunjang kebutuhan masyarakat itu sendiri. Sekarang ini konsumsi rokok oleh msyarakat semakin pesat, dimana hampir di semua tempat kita menemui orang yang mengonsumsi rokok. Kondisi pencemaran udara karena asap rokok akan berpengaruh bagi kesehatan manusia. Pengaruh yang paling utama berupa penularan penyakit bersifat airborne diseases (penyakit yang ditularkan melalui udara). Pencemaran udara ini akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Di Indonesia, perokok relative bebas mengisap rokok dimana saja. Kawasan bebas rokok di negeri ini masih amat minim, itupun masih mungkin di langgar karena sanksinya bisa dikatakan tidak ada. Sebagian perokok tidak memahami sikap toleransi pada ketidaknyamanan perokok pasif yang terpaksa mengisap asap rokok. Perokok pasif harus mencium bau bakaran tembakau sampai merasa sesak napas. Bahkan, pada sebagian perokok pasif yang sensitif akan langsung batuk-batuk saat itu juga. Analisis WHO (World Health Organization), badan organisasi kesehatan dunia menunjukan bahwa efek buruk asap rokok lebih besar bagi perokok pasif dibandingkan perokok aktif. Ketika perokok membakar sebatang rokok dan menghisapnya, asap yang dihisap oleh perokok disebut asap utama (mainstream) dan asap yang keluar dari ujung rokok (bagian yang terbakar) dinamakan asap sampingan (side steam). Asap sampingan ini terbukti mengandung lebih II. LANDASAN TEORI A. Asap Rokok Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahan-bahan yang dapat menimbulkan kanker (karsinogen). Bahan berbahaya dan racun dalam rokok tidak hanya mengakibatkan gangguan kesehatan pada orang yang merokok (perokok aktif), namun juga pada orang-orang disekitarnya yang tidak merokok (perokok pasif). Perokok pasif mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita kanker paruparu dan penyakit jantung. Zat-zat berbahaya dalam sebatang rokok dapat dilihat pada gambar 1. Ada dua macam asap rokok yang mengganggu kesehatan, yaitu asap utama (main stream) dan asap sampingan (side stream). Asap utama (main stream) adalah asap yang dihisap oleh si perokok. Asap sampingan (side stream) adalah asap yang merupakan pembakaran dari ujung rokok yang kemudian menyebar ke udara. Asap sampingan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi, karena tidak melalui proses penyaringan yang cukup, dengan demikian pengisap asap sampingan memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita gangguan kesehatan akibat rokok (Basha, Adnil, 2004:12) B. Temperatur Udara Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis lembab, temperatur udaranya rata-rata cukup tinggi, yaitu berkisar antara 27 o C-32 o C. Kenyamanan termal untuk daerah tropis lembab dapat dicapai dengan batas-batas 24 o C-26 o C dengan kelembaban 40%-60%. Pada umumnya orang merasa nyaman pada temperatur ruangan sekitar 29 o C dan mulai tidak nyaman pada temperatur di atas 32 o C. Namun nilai ini tidak mutlak karena setiap orang memiliki ketahanan dan
2 2 Gambar 1 Kandungan zat-zat Berbahaya dalam Asap Rokok Gambar 2 Bentuk Fisik TGS 2600 kemampuan adaptasi tubuh yang berbeda-beda (Satwiko, 2004:28).. Temperatur udara dalam ruangan tidak selalu tetap, melainkan dapat mengalami penurunan atau peningkatan. Faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya temperatur ruangan yaitu: 1. Faktor dari luar seperti pengaruh panas matahari. 2. Faktor dari dalam antara lain: lampu-lampu, peralatan-peralatan yang dioperasikan serta jumlah penghuni dan jenis aktifitasnya C. Sensor TGS 2600 Sensor adalah suatu piranti yang mengubah suatu besaran (Isyarat/energi) fisik menjadi besaran fisik lain, yang dalam hal ini pengubahan ke bentuk besaran elektrik. Pada sistem ini digunakan sensor gas yaitu sensor gas Figaro TGS2600. Sensor ini mendeteksi senyawa kimia gas polutan, seperti CO 2, H 2, CH 4, CO, HCN dan lain-lain. Sensor tersebut dibuat dari plat baja nikel, kepala penutupnya terbuat dari plat baja NiCu. Bentuk fisik dari sensor TGS 2600 dapat dilihat pada gambar 2. Rangkaian dasar sensor gas disajikan pada gambar 3. Tegangan (Vc) digunakan memberi energi elemen sensor yang mempunyai hambatan (Rs) antara dua elektroda sensor dan terhubung secara serial dengan resistor (RL). Sinyal sensor diukur secara tidak langsung melalui perubahan tegangan yang melewati hambatan RL Sensor ini mempunyai nilai hambatan Rs yang akan berubah bila terkena gas dan juga mempunyai sebuah pemanas (heater) yang digunakan untuk membersihkan ruangan sensor dari kontaminasi udara luar. Tegangan pada hambatan RL diambil sebagai masukan untuk mikroprosesor. Nilai hambatan RL dipilih agar konsumsi daya Daya pada sensor bernilai di bawah batas 15 miliwatt. D. Sensor LM35 LM35 adalah sensor suhu berskala celsius yang presisi, dimana tegangan keluarannya berbanding linier dengan derajat celsius. LM35 tidak memerlukan kalibrasi eksternal dari keluarannya untuk mendapatkan skala derajat celsius yang sesuai. LM35 mudah diaplikasikan dengan antarmuka karena impedansi keluarannya yang rendah dan keluarannya linier. a Struktur Sensor TGS 2600 b Rangkaian Sensor TGS 2600 Gambar 3 Rangkaian Dasar Sensor Gas TGS 2600 Karena LM35 hanya menarik arus 60 µa dari catu daya, maka pemanasan dirinya rendah, kurang dari 0.1 o C pada udara yang diam. LM35 mempunyai rentang sensing suhu dari 0 o C sampai +100 o C. LM35 mudah untuk digunakan, sama dengan sensor suhu lainnya yang dikemas menjadi rangkaian terintegrasi. LM35 dapat direkatkan atau di-cor pada permukaan dan suhunya hanya sekitar 0.01 o C dari permukaan. Ini menunjukkan bahwa suhu udara lingkungan hampir sama dengan suhu permukaan; jika suhu udara jauh lebih tinggi atau lebih rendah dari permukaan, suhu sebenarnya dari IC LM35 akan berada pada rata-rata diantara suhu permukaan dan suhu udara, bentuk fisik dari sensor LM 35 dapat dilihat pada gambar 4.. Hal ini dikarenakan kemasan plastik TO-92, namun kawat tembaga adalah jalur termal sebenarnya yang menyalurkan kalor ke dalam IC, sehingga suhunya lebih dekat dengan suhu udara dibandingkan suhu permukaan. Untuk meminimalisir masalah ini, pastikan pengawatan LM35, dijaga pada suhu yang sama dengan suhu yang diinginkan. Cara paling mudah untuk melakukan ini adalah dengan menutupi kawat ini dengan epoxy yang akan memastikan kawat dan terminal IC berada pada suhu yang sama dengan permukaan yang diinginkan, dan suhu IC LM35 tidak akan dipengaruhi oleh suhu udara. Fitur-fitur dari LM35 antara lain: Terkalibrasi langsung dalam skala derajat Celsius Faktor skala linier mv/ o C
3 3 LCD Elemen peltier Sisi dingin Gambar 4 Sensor Suhu LM 35 DZ Sensor Suhu Mikrokon Driver Fan FAN DC 1 troler Sensor Asap Driver Fan FAN DC 2 Gambar 6. Diagram Blok Rangkaian Gambar 5 DI Smart AVR Atmega 16 Mikrokontroler berfungsi sebagai pusat pengolahan data dan pengendali bagi perangkat lain seperti sensor. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) standar memilki arsitektur 8 bit, semua instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), AVR dapat dikelompokan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATTINY, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, pheripheral, dan fungsinya. Akurasi dijamin pada 0.5 o C Range suhu keseluruhan untuk semua tipe dari -55 o C sampai +150 o C Cocok untuk aplikasi jarak jauh Bekerja pada 4 sampai 30 volt Arus catu kurang dari 60 µa Pemanasan diri rendah, 0.08 o C pada udara yang diam Persentase non-linier hanya + ¼ o C Impedansi keluaran rendah, 0.1 Ω untuk beban 1 ma E. MikrokontrolerAVR Atmega 16 Mikrokontroler adalah sebuah sistem microprosesor di mana di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainya yang sudah saling terhubung dan terorganisai (terlamati) dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai.sehingga kita tinggal memprogram isi ROM sesuai aturan penggunaan oleh pabrik pembuatnya. (Ardi Winoto, Mikrokontroler AVR ATmega8/ 16/ 32/ 8535 dan Pemogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR). III. PERANCANGAN SISTEM A. Skema Perancangan Sistem Pada gambar 6 dapat di jelaskan sebagai berikut 1. Sensor asap TGS 2600 berfungsi untuk mendeteksi senyawa karbonmonoksida (CO) dalam asap rokok yng berada pada ruangan 2. Sensor suhu LM 35 berfungsi untuk mendeteksi suhu yang berada pada ruangan 3. Mikrokontroler ATMega 16 merupakan komponen utama dalam sistem, yang berfungsi sebagai pusat pengendali berbagai macam peripheral yang terhubung pada sistem ini, yaitu, sensor asap TGS 2600, Sensor suhu LM 35, LCD dan fan dc. Komponen ini bekerja sesuai dengan perintahperintah yang telah di program sebelumnya. 4. Driver Fan berfungsi sebagai rangkaian untuk mengendalikan aktif tidaknya fan dc, yang di picu dari sinyal output mikrokontroler 5. Pada sisi dingin dari elemen peltier di tempelkan Fan dc 1 yang berfungsi sebagai pongkondisi suhu pada ruangan apabila suhu sudah melebihi set point suhu yang telah di atur. 6. Fan dc 2 berfungsi sebagai pembuangan asap rokok
4 4 LCD 2x16 karakter 5 V DC Vss Vcc Vee Rs Rw E D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 LED+ LED PORT A0 Ground +5Vdc PortD.0 Gambar 7. Skema rangkaian untuk mengfungsikan sensor TGS 2600 PortD.1 PORT A1 PortD.2 PortD.4 PortD.5 PortD.6 PortD.7 Gambar 9. Rangkaian Skematik LCD Gambar 8. Skema Rangkaian Sensor Suhu B. Perancangan Sensor Asap Pada perancangan sistem ini, sensor yang digunakan untuk mendeteksi asap rokok adalah sensor gas tipe TGS2600 produksi FIGARO dimana dalam perancangan ini sensor mendeteksi gas polutan yang dikeluarkan oleh asap rokok. Rangkaian dasar sensor gas disajikan pada gambar 7. Tegangan (Vc) digunakan memberi energi elemen sensor yang mempunyai hambatan (Rs) antara dua elektroda sensor dan terhubung secara serial dengan resistor (RL). Sinyal sensor diukur secara tidak langsung melalui perubahan tegangan yang melewati hambatan RL. Nilai Rs diperoleh dari persamaan (1). Dalam hal ini, (1) R L = hambatan antara kedua elektroda pada sensor (Ohm) V C = tegangan rangkaian (Volt) V RL = tegangan keluaran (Volt) R S = hambatan variabel sensor (Ohm). Pada prinsipnya penggunaan sensor TGS 2600 menggunakan prinsip pembagi tegangan untuk tegangan outputnya, ini dikarenakan sensor TGS 2600 merespon kadar karbonmonoksida dalam asap rokok dengan perubahan tahanan yang terjadi pada sensor. Oleh sebab itu, rangkaian pengkondisian sinyal berprinsip sebagai rangkaian pengkondisian sinyal. Di bawah ini merupakan rangkaian pengkondisian sinyal dari sensor TGS Pada gambar 7 terdapat beberapa titik hubungan yaitu Vc, V H, GND dan V RL. Titik-titik ini mempunyai fungsi masingmasing, berikut fungsi-fungsinya : 1. V C merupakan suplai tegangan untuk sirkuit sensor dan membutuhkan tegangan DC maksimum 24 volt, tetapi tegangan DC yang di gunakan sebesar 5 Volt DC. 2. V H merupakan suplai tegangan untuk heater dan membutuhkan DC stabil sebesar 5 volt DC atau AC dengan toleransi tegangan 0,2. 3. V RL merupakan titik output tegangan analog dari sensor 4. R S merupakan resistansi sensor, yang akan berubah apabila sensor mendeteksi adanya senyawa karbonmonoksida 5. R L merupakan resistansi beban, yang berfungsi sebagai pembagi tegangan C. Perancangan Sensor Suhu Sensor yang digunakan adalah IC LM35DZ yang dapat mendeteksi perubahan suhu dan merubahnya menjadi sinyal listrik berupa tegangan dc sebesar 10 mv per derajat celcius. D. Perancangan Tampilan LCD Tampilan LCD telah menjadi bentuk kit dengan 16 pin. Pinpin ini nantinya dihubungkan ke mikrokontroler sebagai monitor dari rangkaian input. Berdasarkan hubungan pin dari LCD ke mikrokontroler dapat diklasifikasikan sifat pin tersebut, dimana pin D4-D7 adalah sebagai data, pin 4-6 adalah kontrol dan pin 1-3 adalah catu daya. Pin15 dan 16 adalah kaki anoda dan katoda dari LED yang menentukan tingkat kecerahan dari LCD. (Gambar 9)
5 5 TABEL I PENGUKURAN SENSOR ASAP TGS 2600 Konsentrasi CO (PPM) Tegangan Keluaran Sensor (V) 70 2, , , , , ,43 Gambar 10. Rangkaian Driver Fan. E. Perancangan Driver Fan Untuk mengendalikan kerja kipas, perintah dari mikrokontroler dimasukkan terlebih dahulu ke dalam rangkaian driver berupa transistor switching. Berdasarkan gambar 10 dapat dilihat dimana digunakan satu buah driver fan yang digunakan sebagai switch pada kipas. Rangkaian driver fan dapat dilihat pada gambar 10. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengukuran Sensor Asap (TGS2600) Sensor TGS 2600 memiliki parameter sebagai acuan untuk memfungsikan sensor tersebut, dimana sensor ini membutuhkan tegangan kerja sirkuit (V C ), tegangan pemanas (V H ), dan tahanan beban (R L ). Untuk memfungsikan sensor TGS 2600 ini harus menurut spesifikasi sebagai berikut : V C = 5 V DC V H = 5 V DC R L = 10 KΩ Dari spesifikasi tersebut yang di gunakan sebagai tegangan masukan dari sensor dan tahanan beban, maka tegangan yang keluar dari sensor tersebut akan berubah-ubah sesuai dengan kadar CO yang di deteksi oleh sensor. Kemudian tegangan yang keluar dari sensor tersebut di hubungkan pada input ADC dari mikrokontroler ATMega 16, dan kemudian akan di tampilkan pada LCD. Tabel I adalah tabel hasil pengukuran tegangan keluaran pada sensor berdasarkan konsentari gas yang di tampilkan pada LCD. B. Pengukuran Sensor Suhu (LM35) Untuk pengukuran sensor suhu, dilakukan pengukuran terhadap tegangan keluaran dari sensor dengan tampilan suhu pada LCD. Pengukuran ini dilakukan pada kisaran 30 0 C sampai 40 0 C. Keluaran tegangan IC sensor suhu LM 35 adalah tegangan DC sebesar 10mV/ 0 C, oleh karena itu T pada sensor dapat ditentukan melalui V OUT sensor/10mv. Hasil pengukuran sensor suhu dapat dilihat pada tabel II. TABEL II PENGUKURAN SENSOR SUHU T ( 0 C) V OUT (mv) C. Pengukuran Sensor Asap terhadap Fan Fan merupakan output dari sistem ini, dimana ketika sensor mendeteksi adanya senyawa CO maka sensor akan mengirimkan sinyal ke mikrokontroler, dan kemudian di proses, apabila kadar CO yang di deteksi melebihi batas aman yang di tentukan maka dan akan berputar untuk membuang asap dari ruangan. Dari data pada tabel III dapat dilihat bahwa, pada saat kadar CO kurang dari 80 PPM, maka fan belum bekerja, setelah kadar CO lebih dari 80 PPM makan fan akan berputar, tetapi putaran fan tidak terlalu cepat, karena masih dalam batas aman, ketika sensor mendeteksi kadar CO lebih dari 100 PPM maka fan akan berputar dengan cepat, karena kadar CO sudah melebihi batas aman untuk kesehatan manusia. Sedangkan waktu yang di perlukan untuk mengkondisikan ruangan dapat di liihat pada tabel IV, dimana untuk mengkondisikan ruangan terhadap gas CO hanya membutuhkan waktu yang singkat.
6 6 TABEL III PENGUKURAN SENSOR ASAP TERHADAP PUTARAN FAN Kadar CO (PPM) V Fan (V) Putaran Fan (RPM) 70 0, , , , , , TABEL IV WAKTU YANG DI PERLUKAN UNTUK MENGKONDISIKAN RUANGAN Kadar CO (PPM) Waktu (S) TABEL V PENGUKURAN SENSOR SUHU TERHADAP PUTARAN FAN Suhu ( o C) V Fan (V) 30 10, , , , , , , , , , , , , , , ,81 D. Pengukuran Sensor Suhu terhadap Fan Pada pengukuran ini kecepatan putaran dari fan tidak berubah-ubah, jadi ketika suhu pada ruangan lebih dari 30 o C maka fan akan berputar dengan cepat untuk mengkondisikan ruangan pada suhu yang nyaman. Hasil pengukuran sensor suhu terhadap putaran fan dapat dilihat pada tabel V. DAFTAR PUSTAKA [1] Figaro Engineering Incorporatio,. Version Change Of FIC93619A to FIC02667, tersedia di: Tanggal akses 09November 2009 [2] C.D.Giancoli, Fisika, edisi kelima, jilid 1, terjemahan Dra. Hanum, Yuhilza, M. Eng. Jakarta: Erlangga [3] P.A.Malvino, Ph.D, Prinsip-Prinsip Elektronik, Jilid 1, terjemahan M. Barmawi dan M. O Tjian, Ph. D, PT. Erlangga, Jakarta, [4] P.A. Malvino, Ph.D, Prinsip-Prinsip Elektronika, Edisi Ketiga, PT. Erlangga, Jakarta, [5] R.M. Umami, Perancangan dan pembuatan alat pengendali Asap rokok berbasis mikrokontroler at89s8252, Malang, [6] R. Umboh, Perancangan alat pendinginan portable menggunakan elemen peltier, Manado, [7] A. Winoto, Mikrokontroler AVR ATmega8/16/32/8535 dan Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR, Bandung: Informatika, V. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang alat pengkondisi udara pada ruangan dapat disimpulkan bahwa: 1. Perbandingan antara konsentrasi gas CO dengan tegangan keluaran sensor bersifat linear, dimana semakin banyak konsentrasi gas CO, maka tegangan keluaran sensor akan semakin besar. 2. Perbandingan antara suhu dan tegangan keluaran sensor suhu bersifat linear, dimana 1 o C setara 10 mv. 3. Fan yang menjadi output dari sensor asap TGS 2600, akan berputar dengan cepat ketika kadar gas CO lebih dari 100 PPM, sedangkan fan yang menjadi output dari sensor suhu LM 35 akan berputar ketika suhu lebih dari 30 o C. 4. Waktu yang di butuhkan untuk membersihakan ruangan terhadap gas CO dengan konsentrasi gas 80 PPM adalah 1,04 detik, 90 PPM adalah 13,45 detik, 100 ppm adalah 24,88 detik, 110 PPM adalah 29,74 detik, 120 PPM adalah 37,81 detik
RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI KADAR ASAP PADA SMOKING AREA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SKRIPSI
RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI KADAR ASAP PADA SMOKING AREA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SKRIPSI Disusun oleh : MUHAMAD HUDI NPM. 0834010188 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGENDALI ASAP ROKOK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S8252
155 Jurnal Neutrino Vol. 2, No. 2 April 2010 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGENDALI ASAP ROKOK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S8252 Riza Mega Umami 1 Abstrak : Telah dibuat alat pengendali asap okok dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan naskah tugas akhir ini berdasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan dan realisasi alat agar dapat bekerja sesuai dengan perancangan dengan
Lebih terperinciAPLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK
APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Oleh Ade Silvia Handayani Email: ade_silvia_armin@yahoo.co.id; armin.makmun@londonsumatra.com ABSTRAK Informasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar
28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperincie-journal Teknik Elektro dan Komputer (2013)
Perancangan Alat Ukur Kadar Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO 2 ) dan Hidro Karbon (HC) Pada Gas Buang Kendaraan Bermotor Victor V. Kosegeran (1), Elia Kendekallo, MSc. (2), Sherwin R. U. A. Sompie,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk dapat membandingkan LM35DZ dengan DS18B20 digunakan sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga perbandinganya dapat lebih
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan
Lebih terperinciPengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A
SISTEM INKUBATOR BAYI PORTABLE Deny Abdul Basit. Jl. Jati Raya RT 004 Rw 006 No.17 Ps.Minggu Jakarta Selatan (denny.abdul.basit@gmail.com) Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.
BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang
Lebih terperinciBAB III. Perencanaan Alat
BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Karbon monoksida adalah zat pencemar dengan rumus CO yang merupakan jumlah karbon monoksida yang dihasilkan dari proses pembakaran dalam ruang bakar mesin kendaraan yang dikeluarkan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM
42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ALAT PEMANTAU MUTU UDARA DENGAN MIKROKONTROLER AT89C51
PENGEMBANGAN ALAT PEMANTAU MUTU UDARA DENGAN MIKROKONTROLER AT89C51 Farid Thalib 1 Ferdi Hardian 2 1, 2 Laboratorium Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 1.1 Hasil dan Pembahasan Secara umum, hasil pengujian ini untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan. Pengujian
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).
BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI MASALAH
BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram
Lebih terperinciMAKALAH BENGKEL ELEKTRONIKA PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM355. Oeh:
MAKALAH BENGKEL ELEKTRONIKA PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM355 Oeh: Fatimah N. H. Kusnanto Mukti W. Edi Prasetyo M0209025 M0209031 M0210019 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN
Lebih terperinciPerancangan Alat Ukur Kekeruhan Air Menggunakan Light Dependent Resistor Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535
E-Journal Teknik Elektro dan Komputer (2013) 1 Perancangan Alat Ukur Kekeruhan Air Menggunakan Light Dependent Resistor Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535 Filemon J. Ginting Drs. Elia K. Allo, Msc Dringhuzen
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan
BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM PENGAMAN KEBAKARAN OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
RANCANG BANGUN SISTEM PENGAMAN KEBAKARAN OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Fansuri Jurusan Teknik Elektro, Universitas Gunadarma Depok Kelapa Dua Email: fansuri_ari@yahoo.com ABSTRAKSI Rangkaian
Lebih terperinciPerancangan Alat Pendinginan Portable Menggunakan Elemen Peltier
Perancangan Alat Pendinginan Portable Menggunakan Elemen Peltier R. Umboh, J. O. Wuwung, E. Kendek Allo, B. S. Narasiang, Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-911, Email: umboh.ronald@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dewasa ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, Perkembangan teknologi berbasis mikrokontroler terjadi dengan sangat pesat dan cepat. Kemajuan
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan
BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan
Lebih terperinciseorang bayi yang baru dilahirkan harus membutuhkan suhu antara 35,5 C - 37 C Inkubator bayi memiliki beberapa parameter yaitu temperature, kelembaban
MINIATUR PEMANTAU SUHU INKUBATOR BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 DAN JARINGAN NIRKABEL M.RIDHO APRIYADI Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma,
Lebih terperinciMONITORING KANDUNGAN KARBONDIOKSIDA (CO 2 ) DALAM SEBUAH MODEL RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535
MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR MONITORING KANDUNGAN KARBONDIOKSIDA (CO 2 ) DALAM SEBUAH MODEL RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Dian Arintya Rahmi 1, Sumardi, ST, MT 2, Iwan Setiawan, ST, MT 2 Jurusan
Lebih terperinciPROCEEDING. sepeti program untuk mengaktifkan dan PENERAPAN AUTOMATIC BUILDING SYSTEM DI PPNS. menonaktifkan AC, program untuk counter
PROCEEDING PENERAPAN AUTOMATIC BUILDING SYSTEM DI PPNS (Sub Judul:MONITORING SISTIM PENGKONDISIAN UDARA DI LABORATORIUM REPARASI LISTRIK) Dengan meningkatnya dan semakin kompleknya persoalan penggunaan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM
BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus
Lebih terperinciRANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16
Enis F., dkk : Rancang Bangun Data.. RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis Fitriani, Didik Tristianto, Slamet Winardi Program Studi Sistem Komputer,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino
BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembuatan rangkaian dan program. Seperti pengambilan data pada pengujian emisi gas buang dengan
Lebih terperinciSistem Monitoring Suhu dan Kelembaban pada Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroler
Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban pada Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroler Heri Mulyono 1, Yuan Novandhya Yudistira 2 1,2 Program Studi Sistem Komputer STMIK Jayanusa Padang herimulyonoaja@gmail.com,
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Perancangan Alat Ukur Kadar Alkohol Pada Minuman Tradisional Dalam melakukan pengujian kadar alkohol pada minuman BPOM tidak bisa mengetahui
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan
23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciSISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER
SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER Ary Indah Ivrilianita Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Sistem pengendali lampu menggunakan mikrokontroler ATMega
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung pada bulan Desember 2013 sampai
Lebih terperinciPengatur Suhu Ruangan Otomatis Berbasis Mikrokontroler ARM Cortex M0 NUMICRO NUC140VE3CN
Pengatur Suhu Ruangan Otomatis Berbasis Mikrokontroler ARM Cortex M0 NUMICRO NUC140VE3CN Abdul Hakim dan Wisnu Pratama Teknik Komputer, STMIK Jakarta STI&K Jl. BRI Radio Dalam, Jakarta 12140 hakim@jak-stik.ac.id,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro
22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega16
RANCANG BANGUN ALAT UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega16 Muhamad Deby Feriyanto. (1), Supriyono. (2), Purwiyanto. (3) (1) (2) (3) Program Studi Teknik Elektronika
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.
Lebih terperinciA. JUDUL PROGRAM Desain Alat Sistem Kontrol Suhu dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Pembuatan Tempe Pada Skala Industri Rumah Tangga
1 A. JUDUL PROGRAM Desain Alat Sistem Kontrol Suhu dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Pembuatan Tempe Pada Skala Industri Rumah Tangga B. LATAR BELAKANG Salah satu makanan tradisional Indonesia yang
Lebih terperinciSISTEM KENDALI SIRKULASI UDARA BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR UNTUK KENYAMANAN RUANGAN
SISTEM KENDALI SIRKULASI UDARA BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR UNTUK KENYAMANAN RUANGAN Robby Candra 1, Muhammad Subchan Karim 2 1,2 Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dwi Harjono, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia memiliki potensi sumber daya alamnya yang kaya akan mineral. Perkembangan sektor industri memacu pertumbuhan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas
BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang
Lebih terperinciPERANCANGAN INKUBATOR BAYI DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535
PERANCANGAN INKUBATOR BAYI DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 Christian F Ginting, *) Kurnia Brahmana, *) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran sistem Gambaran cara kerja sistem dari penelitian ini adalah, terdapat sebuah sistem. Yang didalamnya terdapat suatu sistem yang mengatur suhu dan kelembaban pada
Lebih terperinciJurnal Elektro ELTEK Vol. 3, No. 1, April 2012 ISSN:
Perancangan dan Pembuatan Sistem Proteksi Kebocoran Air Pada Pelanggan PDAM Dengan Menggunakan Selenoid Valve dan Water Pressure Switch Berbasis ATMEGA 8535 Zanuar Rakhman dan M. Ibrahim Ashari Jurusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUJIAN ADC Program BASCOM AVR pada mikrokontroler: W=get ADC V=W/1023 V=V*4.25 V=V*10 Lcd V Tujuan dari program ini adalah untuk menguji tampilan hasil konversi dari tegangan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PADA MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BERBASIS ATmega328
RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PADA MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BERBASIS ATmega328 Pande Made Agus Yudi Adnyana 1, I B Alit Swamardika 2, Pratolo Rahardjo 3 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN ALAT
BAB IV PEMBAHASAN ALAT Pada bab pembahasan alat ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian dan analisa prototipe. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul terlebih dahulu penulis akan menguraikan
Lebih terperinciJurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51
PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 Yudhi Gunardi 1,Firmansyah 2 1,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller ATMega 8535 ATMega 8535 adalah mikrokontroller kelas AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) keluarga ATMega. Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur 8 bit, dimana
Lebih terperinciTERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535
TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535 Denny Wijanarko 1, Harik Eko Prasetyo 2 1); 2) Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember, Jember. 1email: dennywijanarko@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3. Perancangan Perangkat Keras Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam merealisasikan alat maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan perangkat
Lebih terperinciBAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah
BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat
Lebih terperinci(b) Gambar 3.1 (a) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Pengirim Data. (b) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Penerima Data
39 Penerima FM Demodulator FSK Level Converter PC Gambar 3.1 (a) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Pengirim Data (b) (b) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Penerima Data 3.2 Perancangan Perangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termometer atau yang sudah kita kenal sebagai alat pengukur dan pendeteksi suhu merupakan sebuah alat yang sudah biasa digunakan sebagai alat acuan untuk menentukan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang gas medis telah dilakukan oleh Oktavia Istiana (2005) dengan tampilan analog dan Rachmatul Akbar (2015) yang melakukan pembuatan alat
Lebih terperinciPemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu
Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan
Lebih terperincimelakukan hal yang mudah ini karena malas, lupa dan sebagainya, sehingga membiarkan kipas angin menyala, dan tidak hemat listrik. Untuk itu, dibutuhka
RANCANG BANGUN ALAT PENDINGIN RUANGAN OTOMATIS BERBASIS KEBERADAAN MANUSIA DAN SUHU RUANGAN Taufik Hidayat Jl. Merpati Blok Z No.5, Mekarsari, Cimanggis, Depok. Hidayato@ymail.com ABSTRAK Penghematan energi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN
BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi
Lebih terperinciPemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber
1 Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber Septian Ade Himawan., Ir. Nurussa adah, MT., Ir. M. Julius St., MS. Abstrak Abstrak Sel merupakan kumpulan materi paling sederhana dan unit penyusun semua
Lebih terperinciPENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN
Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, No.1-2013 PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Syahrul 1), Sri Nurhayati 2), Giri Rakasiwi 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu
Lebih terperinciBAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar
BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi
Lebih terperinciBAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan
BAB III PEMILIHA KOMPOE DA PERACAGA ALAT Pada bab ini berisi mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. Serta perancangan
Lebih terperinciSISTEM KEAMANAN RUANG SERVER MENGGUNAKAN TEKNOLOGI RFID DAN PASSWORD
SISTEM KEAMANAN RUANG SERVER MENGGUNAKAN TEKNOLOGI RFID DAN PASSWORD Saeful Bahri, Suhardiyanto, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Suhardiyanto.hardi@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciSEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535
3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen
BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen didalamnya termasuk adalah pengambilan data dan membangun sistem kontrol temperatur.
Lebih terperinciSISTEM SIRKULASI UDARA DAN PENCAHAYAAN OTOMATIS DI DALAM RUMAH
SISTEM SIRKULASI UDARA DAN PENCAHAAN OTOMATIS DI DALAM RUMAH [1] Hirzen Hasfani, [2] Dedi Triyanto, [3] Fatma Agus Setyaningsih [1][2][3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Dalam perancangan alat pengendali kipas angin menggunnakan mikrokontroler ATMEGA8535 berbasis sensor suhu LM35 terdapat beberapa masalah yang
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN ANALISA
BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1 Hasil Perancangan Berikut ini adalah hasil perancangan universal gas sensor menggunakan analog gas detector gas MQ-2 dan arduino uno r3 ditampilkan pada LCD 16x2. Gambar 4.1
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Dalam bab ini akan dijelaskan hasil pengujian alat uji emisi kendaraan roda empat berbahan bakar bensin yang dilakukan terhadap hardware dan software yang telah dibuat. Pengujian
Lebih terperinciUPI YPTK Jurnal KomTekInfo Vol. 4, No. 2, Desember 2017, Hal ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang
0010 Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang PENGUKUR SUHU RUANGAN DENGAN SISTEM JENDELA OTOMATIS DAN AC OTOMATIS UNTUK PENDINGIN RUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR LM35 DILENGKAPI DENGAN PEMBERITAHUAN LCD 20 x
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6
Lebih terperinciRancang Bangun Alat Penentu 16 Arah Mata Angin Dengan Keluaran Suara
1 Rancang Bangun Alat Penentu 16 Arah Mata Angin Dengan Keluaran Suara Dedi Selong Paputungan, Elia Kendek Allo, Sherwin R. U. A. Sompie, Janny O. Wuwung, Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November
23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,
Lebih terperinciInput ADC Output ADC IN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil yang diperoleh dari pengujian alat-alat meliputi mikrokontroler, LCD, dan yang lainnya untuk melihat komponen-komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTIM PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER
RANCANG BANGUN SISTIM PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER 1 Dickky Chandra, 2 Muhammad Irmansyah, 3 Sri Yusnita 123 Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang Kampus Unand Limau Manis Padang Sumatera
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM DETEKTOR ASAP ROKOK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN SENSOR GAS TGS Skripsi
RANCANG BANGUN SISTEM DETEKTOR ASAP ROKOK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN SENSOR GAS TGS 2600 Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika Jurusan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PROTOTYPE PENDETEKSI KADAR CO SEBAGAI INFORMASI KUALITAS UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER
RANCANG BANGUN PROTOTYPE PENDETEKSI KADAR CO SEBAGAI INFORMASI KUALITAS UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER [1] Leonard Agustinus, [2] Fatma Agus Setyaningsih, [3] Tedy Rismawan [1][2][3] Jurusan Sistem Komputer,
Lebih terperinciPROTOTIPE SISTEM PENDETEKSI DINI KEBAKARAN DENGAN SMS SEBAGAI MEDIA INFORMASI BERBASIS MIKROKONTROLER
PROTOTIPE SISTEM PENDETEKSI DINI KEBAKARAN DENGAN SMS SEBAGAI MEDIA INFORMASI BERBASIS MIKROKONTROLER 1 H.Lukman Abdul Fatah M.Si.,M.T, 2 Rudi Alimudin 1,2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK LPKIA
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 RANCANGAN PERANGKAT KERAS 3.1.1. DIAGRAM BLOK SISTEM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Thermal Chamber Mikrokontroler AT16 berfungsi sebagai penerima input analog dari sensor
Lebih terperinci