BAN-S/M Ketua Sekretaris Anggota. BAP-S/M Ketua Sekretaris Anggota. UPA-S/M Koordinator Staf Pendukung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAN-S/M Ketua Sekretaris Anggota. BAP-S/M Ketua Sekretaris Anggota. UPA-S/M Koordinator Staf Pendukung"

Transkripsi

1 Akreditasi sekolah/madrasah dilaksanakan oleh suatu badan nonstruktural yang dibentuk pemerintah, bersifat nirlaba dan mandiri serta bertanggung jawab kepada Mendiknas. Kelembagaan akreditasi terdiri dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah (BAN-S/M) dan Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/Madrasah (BAP-S/M). Apabila diperlukan BAP-SM dapat membentuk Unit Pelaksana Akreditasi Sekolah/ Madrasah (UPA-S/M) Kabupaten/Kota. BAN-S/M berkedudukan di ibukota negara, BAP-S/M berkedudukan di ibukota provinsi, UPA-S/M dibentuk oleh BAP-S/M sesuai keperluan dan kondisi pada masing-masing provinsi. Struktur organisasi lembaga akreditasi sekolah/madrasah seperti ditunjukkan pada diagram Gambar 1.1 berikut. BAN-S/M Ketua Sekretaris Anggota Staf Operasional Sekretariat BAP-S/M Ketua Sekretaris Anggota Staf Operasional Sekretariat Asesor UPA-S/M Koordinator Staf Pendukung Gambar 1.1: Struktur Organisasi Lembaga Akreditasi Sekolah/madrasah Diagram Gambar 1.1 di atas memperlihatkan bahwa pada prinsipnya struktur organisasi lembaga akreditasi sekolah/madrasah terdiri atas tiga tingkat yaitu tingkat nasional, disebut BAN-S/M, tingkat provinsi disebut BAP-S/M, dan tingkat Kabupaten/ Kota disebut UPA-S/M. hal. 14

2 A. Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja BAN-S/M 1. Visi, Misi, dan Moto BAN-S/M Visi BAN-S/M adalah: terwujudnya lembaga akreditasi sekolah/madrasah yang profesional dan terpercaya. Misi BAN-S/M adalah: (a) (b) (c) (d) (e) (f) mengembangkan sistem penyelenggaraan akreditasi yang efektif dan efisien sebagai bagian dari penjaminan mutu pendidikan nasional; mengembangkan perangkat akreditasi dan mekanisme yang tepat dan bermutu; mengembangkan integritas dan kompetensi pengelola dan pelaksana akreditasi; mengembangkan jejaring akreditasi dengan berbagai pemangku kepentingan; mengembangkan sistem informasi akreditasi sebagai bagian dari akuntabilitas publik dan mendukung pengambilan keputusan; serta mengembangkan jejaring dan kemitraan dengan institusi akreditasi negara lain. Moto BAN-S /M adalah profesional, terpercaya, dan terbuka. profesional artinya akreditasi sekolah/madrasah dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi; terpercaya artinya akreditasi dilakukan dengan menggunakan instrumen yang teruji, proses yang adil dan obyektif sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan; dan terbuka artinya proses akreditasi dilakukan secara transparan dan hasilnya dapat diakses oleh semua pihak. 2. Keanggotaan, Masa Jabatan, dan Pergantian Anggota BAN-S/M Keanggotaan, masa jabatan, dan pergantian anggota BAN-S/M tertuang dalam Permendiknas Nomor 29 Tahun (a) Anggota BAN-S/M berjumlah gasal paling sedikit 11 orang dan paling banyak 15 orang [pasal 3 ayat (2)]. (b) Anggota BAN-S/M terdiri atas ahli-ahli di bidang evaluasi pendidikan, kurikulum, manajemen pendidikan, dan unsur masyarakat pendidikan yang memiliki wawasan, pengalaman, dan komitmen untuk peningkatan mutu pendidikan [Pasal 4 ayat (1)]. (c) Keanggotaan BAN-S/M ditetapkan oleh Menteri [Pasal 4 ayat (4)]. hal. 15

3 (d) (e) (f) Masa jabatan keanggotaan BAN-S/M dalam satu periode selama lima tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali periode berikutnya [Pasal 4 ayat (5)]. Dalam hal terjadi pergantian keanggotaan BAN-S/M karena habis masa jabatannya, Menteri mengangkat kembali minimal empat orang dari anggota BAN-S/M yang habis masa jabatannya untuk menjadi anggota BAN-S/M periode berikutnya [Pasal 4 ayat (6)]. Penggantian keanggotaan BAN-S/M dapat dilakukan antara lain karena: mengundurkan diri; meninggal dunia; menjalani hukuman; tidak sehat jasmani dan/atau rohani; dan berhalangan tetap. (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) 3. Tugas dan Fungsi BAN-S/M Dalam Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005 pasal 7 ayat (1) dinyatakan bahwa BAN- S/M memiliki tugas merumuskan kebijakan operasional, melakukan sosialisasi kebijakan, dan melaksanakan akreditasi sekolah/madrasah. Pada pasal 7 ayat (2) disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas tersebut, BAN-S/M mempunyai fungsi untuk: merumuskan kebijakan dan menetapkan akreditasi sekolah/madrasah; merumuskan kriteria dan perangkat akreditasi sekolah/madrasah untuk diusulkan kepada Menteri; melaksanakan sosialisasi kebijakan, kriteria, dan perangkat akreditasi sekolah/madrasah; melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah; memberikan rekomendasi tentang tindak lanjut hasil akreditasi; mengumumkan hasil akreditasi sekolah/madrasah secara nasional; melaporkan hasil akreditasi sekolah/madrasah kepada Menteri, dan melaksanakan ketatausahaan BAN-S/M. Dala m menjalankan tugasnya BAN-S/M dapat mengangkat tim ahli, tim asesor, dan panitia ad-hoc sesuai kebutuhan seperti tercantum pada pasal 7 ayat (6). 4. Hak dan Kewajiban Anggota BAN-S/M Setiap anggota BAN-S/M memiliki hak sebagai berikut. hal. 16

4 (a) (b) (c) Hak suara, hak mengeluarkan pendapat, dan hak untuk memilih serta hak untuk dipilih. Hak untuk mengikuti kegiatan, dan Hak untuk memperoleh layanan dan fasilitas sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Kewajiban anggota BAN-S/M adalah sebagai berikut. (a) Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik badan akreditasi. (b) Memegang teguh kebenaran dan objektivitas. (c) Mengikuti kegiatan dengan penuh tanggung jawab dan disiplin. (d) Mentaati dan melaksanakan semua ketentuan dan peraturan yang berlaku. 5. Prinsip dan Tata Cara Pembentukan BAN-S/M BAN-S/M dibentuk berdasarkan prinsip transparan, akuntabel, dan demokratis. Transparan, artinya BAN-S/M dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan, proses sosialisasi oleh panitia persiapan, kriteria calon anggota, proses seleksi calon anggota, pengumuman calon anggota, proses pemilihan, dan penyampaian hasil pemilihan. Akuntabel, berarti bahwa panitia persiapan hendaknya menyampaikan laporan pertanggungjawaban kinerjanya kepada pihak-pihak yang relevan. Demokratis, berarti bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan musyawarah mufakat. Tata cata pembentukan BAN-S/M diatur dalam Permendiknas Nomor 29 tahun 2005 pasal 4 ayat (2) dan (3), yang menjelaskan hal-hal berikut. (a) Pemilihan keanggotaan BAN-S/M dilakukan melalui seleksi oleh suatu tim yang terdiri dari: (1) Sekretaris Jenderal sebagai ketua merangkap anggota; (2) Sekretaris Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai Sekretaris merangkap anggota; (3) Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai anggota; (4) Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai Anggota; (5) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan sebagai anggota; (6) Sekretaris Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebagai anggota; dan (7) Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan sebagai anggota. hal. 17

5 (b) Tim Seleksi mengusulkan calon anggota BAN-S/M sebanyak dua kali jumlah anggota maksimal kepada Menteri [Permendiknas No. 29 Tahun 2005 Pasal 4, ayat (3)]. Pasal 5 ayat (1) menjelaskan bahwa persyaratan keanggotaan BAN-S/M adalah: (a) warga negara indonesia (WNI); (b) berbadan sehat; (c) berkelakuan baik; (d) tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan; dan (e) memiliki wawasan, pengalaman, dan komitmen untuk meningkatkan mutu sekolah/madrasah. 6. Tata Cara Pemilihan Ketua dan Sekretraris BAN-S/M Pada pemilihan Ketua dan Sekretaris BAN-S/M, untuk pertama kali rapat pleno BAN- S/M dipimpin oleh seorang anggota tertua dan didampingi oleh seorang anggota termuda, masing-masing bertindak sebagai pejabat sementara Ketua dan Sekretaris BAN-S/M. Pejabat sementara Ketua BAN-S/M bertugas memimpin rapat pleno untuk memilih Ketua dan Sekretaris BAN-S/M. Berdasarkan Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005 pasal 3 ayat (3) Ketua dan Sekretaris BAN-S/M dipilih oleh dan dari anggota berdasarkan suara terbanyak. 7. Susunan Organisasi BAN-S/M Sesuai Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005 pasal 3 ayat (1) BAN-S/M memiliki susunan organisasi yang terdiri dari: (a) Ketua merangkap anggota; (b) Sekretaris merangkap anggota; dan (c) Anggota. (a) Tugas pokok Ketua, Sekretaris, dan Anggota BAN-S/M adalah menyusun: kebijakan akreditasi; sistem dan mekanisme akreditasi/madrasah; perangkat akreditasi untuk semua jenjang dan jenis sekolah/madrasah; dan program kerja kegiatan akreditasi. (b) Tugas pokok Ketua BAN-S/M adalah: mengelola pelaksanaan tugas BAN-S/M; bertindak untuk dan atas nama BAN-S/M; memimpin rapat rapat anggota BAN-S/M; dan melakukan penandatanganan surat-surat atas nama BAN-S/M. hal. 18

6 (c) Tugas pokok Sekretaris BAN-S/M adalah: memimpin Sekretariat BAN-S/M; mewakili tugas-tugas ketua dalam hal ketua berhalangan; bertindak untuk dan atas nama ketua, bilamana ketua karena sesuatu hal berhalangan tetap sampai akhir masa jabatannya; menyimpulkan keputusan rapat BAN-S/M; dan melaksanakan tugas-tugas pengawasan internal BAN-S/M. 8. Sekretariat BAN-S/M Dalam Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005 pasal 3 ayat (4) dinyatakan bahwa untuk mendukung BAN-S/M dibentuk sebuah sekretariat, dan dalam ayat (5) disebutkan bahwa Kepala Sekretariat BAN-S/M dijabat oleh Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional. Sekretariat BAN-S/M bertugas memberikan dukungan kesekretariatan kepada Ketua, Sekretaris, dan Anggota BAN-S/M dalam melaksanakan tugas pengembangan dan pelaksanaan akreditasi sesuai dengan kewenangannya, meliputi urusan ketatausahaan, administrasi, keuangan, pengolahan data hasil akreditasi sekolah/madrasah, publikasi hasil akreditasi serta monitoring dan evaluasi. Sekretariat BAN-S/M terdiri atas: (a) Seksi Umum dan (b) Seksi Administrasi dan keuangan. (a) Tugas pokok Kepala Sekretariat adalah: menyusun program kerja kesekretariatan dan mempersiapkan penyusunan program kerja BAN-S/M; melaksanakan administrasi kesekretariatan BAN-S/M; melaksanakan administrasi keuangan BAN-S/M; melaksanakan administrasi kerumah tanggaan BAN-S/M; melaksanakan administrasi kepegawaian BAN-S/M; melaksanakan publikasi, dokumentasi, dan informasi; dan menyusun laporan kesekretariatan dan mempersiapkan laporan BAN-S/M. (b) Tugas pokok Seksi Umum adalah: menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program kerja BAN-S/M; mengelola data akreditasi; mengelola informasi dan publikasi akreditasi; mengkoordinasikan penggandaan bahan dan dokumen akreditasi; mengelola dan memelihara sarana dan fasilitas kantor; melaksanakan urusan kehumasan dan kerja sama kelembagaan; dan menyiapkan bahan laporan pelaksanaan program kegiatan. hal. 19

7 (c) Tugas pokok Seksi Administrasi dan Keuangan adalah: menyusun rencana anggaran; melaksanakan dan mengadministrasikan anggaran; melaksanakan administrasi persuratan; memfasilitasi administrasi kegiatan; menyusun kebutuhan, penempatan, dan pengelolaan pegawai; mengkoordinasikan pengembangan dan pembinaan pegawai; dan menyusun laporan pelaksanaan anggaran. BAN-S/M dapat membentuk Tim Teknis yang diangkat oleh Ketua BAN-S/M guna membantu secara teknis pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah. Tugas pokok Tim Teknis adalah: menyiapkan dan merumuskan kebijakan teknis akreditasi; mengolah data akreditasi; melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan akreditasi; memberikan bantuan teknis kepada BAP-S/M; dan menyusun laporan teknis akreditasi. 9. Rapat Pleno BAN-S/M Rapat pleno BAN-S/M diselenggarakan untuk memutuskan dan menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan, perubahan mekanisme, keanggotaan, dan laporan pelaksanaan kegiatan akreditasi sekolah/madrasah. Prosedur pelaksanaan rapat pleno BAN-S/M adalah sebagai berikut. (a) Undangan dan bahan rapat disampaikan kepada anggota BAN-S/M selambatlambatnya satu minggu sebelum jadwal pelaksanaan rapat. (b) Setiap anggota BAN-S/M yang hadir menandatangani daftar hadir. (c) Rapat pleno dianggap sah apabila memenuhi kuorum yaitu lebih dari separuh jumlah anggota. (d) Apabila dalam waktu satu jam kuorum belum tercapai, maka rapat ditunda satu minggu berikutnya, dan rapat secara otomatis dinyatakan sah. (e) Keputusan rapat pleno diambil sedapat mungkin atas dasar musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila tidak dapat tercapai mufakat, keputusan diambil atas dasar pemungutan suara atau voting. hal. 20

8 B. Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja BAP-S/M Pelaksanaan akreditasi pada dasarnya dilakukan pada tingkat sekolah/madrasah oleh BAN-S/M. Dalam pelaksanan akreditasi tersebut BAN-S/M dibantu oleh BAP-S/M, sesuai Permendiknas Nomor 29 Tahun Untuk keperluan tersebut, maka dibentuk BAP-S/M pada setiap provinsi. 1. Keanggotaan, Masa Jabatan, dan Pergantian Anggota BAP-S/M (a) Idealnya anggota BAP-S/M berjumlah gasal, paling sedikit 9 orang dan paling banyak 15 orang disesuaikan dengan kondisi setempat seperti luas wilayah serta besarnya sasaran akreditasi atau banyaknya satuan pendidikan formal di provinsi yang bersangkutan. (b) Panitia seleksi memilih dan mengusulkan calon anggota BAP-S/M kepada Gubernur sebanyak dua kali jumlah anggota yang akan diangkat dan dikukuhkan. (c) Gubernur mengangkat, menetapkan, dan mengukuhkan keanggotaan BAP-S/M melalui Surat Keputusan. (d) Masa jabatan BAP-S/M satu periode selama lima tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali periode berikutnya. (e) Untuk periode keanggotaan BAP-S/M pertama, dapat diangkat kembali maksimal empat orang anggota dari badan akreditasi provinsi periode sebelumnya. (f) Pergantian keanggotaan BAP-S/M dilakukan oleh Gubernur apabila: berakhir masa jabatan; mengundurkan diri; meninggal dunia; menjalani hukuman; tidak sehat jasmani dan/atau rohani; berhalangan tetap; dan dipromosikan menjadi pejabat struktural. Bila terjadi hal tersebut, BAP-S/M disarankan menyampaikan laporan kepada Gubernur. 2. Tugas BAP-S/M Dalam Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005 pasal 7 ayat (4) dinyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas akreditasi sekolah/madrasah, BAN-S/M dibantu oleh BAP- S/M. Adapun tugas BAP-S/M meliputi: hal. 21

9 (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k) (l) melakukan sosialisasi kebijakan dan pencitraan lembaga BAN-S/M dan BAP-S/M kepada pemerintah Provinsi, Kantor Wilayah Departemen Agama (Kanwil Depag), Kabupaten/Kota, Kantor Departemen Agama (Kandepag), satuan pendidikan, dan masyarakat pendidikan pada umumnya; merencanakan program akreditasi sekolah/madrasah yang menjadi sasaran; menugaskan asesor untuk melakukan visitasi; mengadakan pelatihan asesor sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh BAN-S/M; menetapkan hasil peringkat akreditasi melalui Rapat Pleno Anggota BAP-S/M; menyampaikan laporan pelaksanaan program dan pelaksanaan akreditasi serta rekomendasi tindak lanjut kepada BAN-S/M dengan tembusan disampaikan kepada Gubernur; menyampaikan laporan hasil akreditasi dan rekomendasi tindak lanjut kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi, Kanwil Depag, dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP); menyampaikan laporan hasil akreditasi dan rekomendasi tindak lanjut kepada masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan satuan pendidikan dalam rangka penjaminan mutu sesuai lingkup kewenangan masingmasing; mengumumkan hasil akreditasi kepada masyarakat, baik melalui pengumuman maupun media massa; mengelola sistem basis data akreditasi; melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan akreditasi secara terjadwal; melaksanakan kesekretariatan BAP-S/M; (m) membuat tugas pokok dan fungsi sesuai kerangka tugas pokok BAP-S/M; dan (n) melaksanakan tugas lain sesuai kebijakan BAN-S/M. 3. Hak dan Kewajiban Anggota BAP-S/M Setiap anggota BAP-S/M memiliki hak sebagai berikut. (a) (b) (c) Hak suara, hak mengeluarkan pendapat, dan hak untuk memilih serta hak untuk dipilih. Hak untuk mengikuti kegiatan. Hak untuk memperoleh layanan dan fasilitas sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. hal. 22

10 Kewajiban anggota BAP-S/M adalah sebagai berikut. (a) (b) (c) (d) Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik badan akreditasi sekolah/madrasah. Memegang teguh kebenaran dan objektivitas. Mengikuti kegiatan dengan penuh tanggung jawab dan disiplin. Mentaati dan melaksanakan semua ketentuan dan peraturan yang berlaku. 4. Tata Cara Pembentukan BAP-S/M Tata cara pembentukan BAP-S/M dilakukan melalui suatu proses sebagai berikut. (a) Kepala Disdik Provinsi memprakasai pembentukan panitia seleksi yang anggotanya terdiri atas unsur: Disdik Provinsi, Kanwil Depag, dan LPMP. (b) Panitia melakukan penjaringan calon anggota BAP-S/M diumumkan melalui media massa, Perguruan Tinggi, Disdik Kabupaten/Kota, dan Kandepag. Hal-hal yang perlu dilakukan berkenaan dengan penjaringan adalah: (1) Calon anggota BAP-S/M terdiri atas ahli-ahli di bidang Evaluasi Pendidikan, Kurikulum, Manajemen Pendidikan, dan keahlian bidang pendidikan lainnya. (2) Calon anggota BAP-S/M berasal dari unsur: dosen/guru; widyaiswara; pengawas sekolah/madrasah; organisasi profesi kemasyarakatan yang bergerak di bidang pendidikan; dan unsur masyarakat pendidikan yang memiliki wawasan, pengalaman serta komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan. (3) Syarat calon anggota BAP-S/M adalah: warga negara indonesia (WNI); berpendidikan minimal sarjana (S1); bukan pejabat struktural di tingkat provinsi; berbadan sehat; berkelakuan baik; memiliki wawasan, pengalaman, dan komitmen untuk meningkatkan mutu sekolah/madrasah; dan memperoleh ijin tertulis dari institusi tempat kerja bagi yang terikat oleh hubungan kerja. hal. 23

11 5. Susunan Organisasi BAP-S/M (a) Susunan organisasi BAP-S/M (1) Susunan organisasi BAP-S/M meliputi: seorang Ketua merangkap anggota; seorang Sekretaris merangkap anggota; anggota; sekretariat; UPA-S/M Kabupaten/Kota; dan kelompok asesor. (2) Ketua dan Sekretaris BAP-S/M dipilih oleh anggota berdasarkan suara terbanyak dalam suatu rapat pleno Anggota. (3) Sekretariat BAP-S/M terdiri dari: Kepala Sekretariat; Staf urusan administrasi dan keuangan; serta Staf urusan informasi dan pendataan. (4) Unsur Sekretariat BAP-S/M terdiri dari unsur LPMP, Disdik Provinsi, dan Kanwil Depag. Kepala Sekretariat dijabat oleh unsur dari Disdik Provinsi. (5) UPA-S/M Kabupaten/Kota terdiri dari: Seorang Koordinator; Seorang Sekretaris; dan Staf sesuai dengan kebutuhan. (6) Kelompok asesor terdiri dari kelompok profesional yang sesuai dengan kriteria asesor yang dapat ditugaskan oleh BAP-S/M melalui UPA-S/M Kabupaten/Kota. (b) Tugas pokok Ketua, Sekretaris, dan Anggota BAP-S/M adalah: (1) menyusun kelengkapan organisasi untuk melaksanakan tugas setiap satuan/bagian struktur organisasi BAP-S/M; (2) menetapkan hasil akreditasi TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan SLB; dan (3) menyusun program kerja untuk pelaksanaan akreditasi; (c) Tugas pokok Ketua BAP-S/M adalah: (1) mengelola pelaksanaan tugas BAP-S/M; (2) memimpin rapat rapat anggota BAP-S/M; dan (3) melakukan penandatanganan surat-surat atas nama BAP-S/M. hal. 24

12 (d) Tugas pokok Sekretaris BAP-S/M adalah: (1) memimpin Sekretariat BAP-S/M; (2) mewakili tugas-tugas ketua dalam hal ketua berhalangan; (3) bertindak untuk dan atas nama Ketua, bilamana ketua karena sesuatu hal berhalangan tetap sampai akhir masa jabatannya; (4) menyimpulkan keputusan rapat BAP-S/M; dan (5) melaksanakan tugas-tugas pengawasan internal BAP-S/M; 6. Sekretariat BAP-S/M Sekretariat BAP-S/M terdiri dari: (a) Kepala Sekretariat; (b) Staf urusan administrasi dan keuangan; dan (c) Staf urusan informasi dan pendataan. Unsur Sekretariat BAP-S/M terdiri dari unsur LPMP, Disdik Provinsi, dan Kanwil Depag. Kepala Sekretariat dijabat oleh unsur dari Disdik Provinsi. 7. Rapat Pleno BAP-S/M Rapat pleno BAP-S/M diselenggarakan untuk memutuskan dan menetapkan hal-hal yang terkait dengan kebijakan, perubahan tata kerja, keanggotaan, laporan pelaksanaan program, dan pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah. Prosedur pelaksanaan rapat pleno BAP-S/M adalah sebagai berikut. (a) Undangan dan bahan rapat disampaikan kepada anggota BAP-S/M selambatlambatnya satu minggu sebelum jadwal pelaksanaan rapat. (b) Setiap anggota BAP-S/M yang hadir menandatangani daftar hadir. (c) Rapat pleno dianggap sah apabila memenuhi kuorum yaitu lebih dari separuh jumlah anggota. (d) Apabila dalam waktu satu jam kuorum belum tercapai, maka rapat ditunda satu minggu berikutnya, dan rapat secara otomatis dinyatakan sah. (e) Keputusan rapat pleno diambil sedapat mungkin atas dasar musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila tidak dapat tercapai mufakat, keputusan diambil atas dasar pemungutan suara atau voting. C. UPA-S/M Jika diperlukan BAP-S/M dapat membentuk UPA-S/M Kabupaten/Kota atau satu UPA- S/M untuk lebih dari satu kabupaten/kota, yang bertugas membantu BAP-S/M dalam hal: hal. 25

13 1. sebagai penghubung antara BAP-S/M dengan Disdik Kabupaten/Kota dan Kandepag untuk mendapatkan data sekolah/madrasah yang akan diakreditasi; 2. menerima usul akreditasi dari BAP-S/M untuk diumumkan secara terbuka kepada sekolah/madrasah; 3. mengusulkan jumlah asesor yang dibutuhkan untuk kabupaten/kota yang bersangkutan; 4. menyusun data sekolah/madrasah yang telah dan akan diakreditasi di tingkat kabupaten/kota; 5. mengkoordinasikan sasaran penugasan asesor; 6. mengkoordinasikan jadwal pemberangkatan asesor; 7. menyiapkan perangkat akreditasi dan administrasi bagi asesor; 8. menyusun bahan laporan BAP-S/M yang bersifat administratif; dan 9. melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh BAP-S/M. UPA-S/M tidak diberikan wewenang untuk menetapkan hasil akreditasi. D. Asesor Asesor adalah tenaga profesional yang telah memenuhi persyaratan untuk diangkat dan ditugasi oleh BAN-S/M sebagai lembaga akreditasi untuk melakukan penilaian dan visitasi di sekolah/madrasah sebagai bagian dari proses akreditasi. 1. Tanggung jawab asesor Tanggung jawab asesor meliputi: (a) melaksanakan tugas secara sungguh-sungguh dengan berpedoman kepada norma-norma pelaksanaan visitasi, sehingga hasil akreditasi yang diberikan kepada sekolah/madrasah benar-benar mencerminkan tingkat kelayakan sekolah/madrasah yang sesungguhnya; dan (b) menjaga kerahasiaan hasil visitasi dan melaporkannya secara objektif kepada BAP-S/M. 2. Wewenang asesor Wewenang asesor meliputi: (a) menilai satuan pendidikan di tingkat TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan SLB yang terdiri dari TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota; dan (b) menggali data dan infomasi dari berbagai sumber di sekolah/madrasah melalui wawancara, penyebaran instrumen, mengcopi, dan menelaah dokumen yang diperlukan untuk proses akreditasi. hal. 26

14 3. Tata cara perekrutan asesor Tata cara perekrutan calon asesor dilakukan melalui suatu proses sebagai berikut. (a) Ketua BAP-S/M memprakasai pembentukan panitia seleksi calon asesor yang anggotanya terdiri atas orang-orang yang memiliki kemampuan untuk menyeleksi calon-calon asesor yang berkualitas. (b) Panitia melakukan penjaringan calon asesor diumumkan melalui media massa, Perguruan Tinggi, Disdik Provinsi, Disdik Kabupaten/Kota, Kanwil Depag, Kandepag, Dewan Pendidikan, BMPS, LPMP dan/atau instansi terkait. Hal-hal yang perlu dilakukan berkaitan dengan penjaringan calon asesor adalah sebagai berikut. (1) Calon asesor memiliki latar belakang atau pengalaman di bidang evaluasi pendidikan, kurikulum, manajemen pendidikan, teknologi pendidikan, dan bidang pendidikan lainnya. (2) Calon asesor berasal dari unsur: dosen/guru; widyaiswara; pengawas sekolah/madrasah; organisasi profesi kemasyarakatan yang bergerak di bidang pendidikan; dan unsur masyarakat pendidikan yang memiliki wawasan, pengalaman serta komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan. (3) Syarat asesor: memiliki pengetahuan tentang sekolah/madrasah; memiliki etika moral dengan menjunjung tinggi kejujuran; memiliki kemampuan, kompetensi, dan integritas diri serta komitmen untuk melaksanakan tugas; berpengalaman minimal lima tahun dalam pelaksanaan dan/atau pengelolaan pendidikan, dengan reputasi baik yang dibuktikan dengan keterangan atau rekomendasi unit kerja yang relevan; kualifikasi pendidikan sekurang-kurangnya adalah sarjana (S1) atau yang sederajat. Dalam kasus-kasus khusus, untuk jenjang SLB dan SMK dapat mengangkat tenaga profesional dalam bidang tertentu yang bukan berpendidikan S1; berusia maksimal 65 tahun; berbadan sehat; hal. 27

15 tidak sedang menduduki jabatan struktural di lingkungan Disdik dan Kanwil Depag; tidak sedang menjadi anggota BAP-S/M; memahami dan menguasai konsep serta prinsip-prinsip dasar akreditasi sekolah/madrasah termasuk mekanisme pelaksanaan visitasi; mampu menggunakan berbagai perangkat akreditasi secara benar; memiliki kemampuan untuk menggali berbagai data dan informasi yang esensial, akurat, dan valid serta komprehensif untuk menggambarkan kelayakan sekolah/madrasah; telah mengikuti pendidikan dan pelatihan, serta berhasil memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh BAN-S/M dan ditandatangan Ketua BAP-S/M. (4) Sertifikat asesor sertifikat asesor diberikan kepada mereka yang telah lulus mengikuti pelatihan asesor; sertifikat asesor berlaku sesuai dengan satuan dan/atau program pendidikan; sertifikat asesor diterbitkan oleh BAP-S/M; sertifikat asesor berlaku selama 3 tahun. (5) Masa tugas asesor Masa tugas asesor sesuai dengan surat keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh BAP-S/M. E. Tata Hubungan Kerja Lembaga Akreditasi Sekolah/Madrasah Tata hubungan kerja lembaga yang terkait dengan akreditasi sekolah/madrasah ini digunakan sebagai acuan untuk membentuk dan menjalankan tugas serta kewenangan organisasi BAP-S/M. Tata hubungan kerja antara Mendiknas, Gubernur, Bupati/Walikota serta dengan Menteri Agama dan jajarannya sampai ke daerah dengan BAN-S/M, BAP-S/M mengikuti alur seperti ditunjukkan pada diagram Gambar 1.2 berikut. hal. 28

16 MENAG MENDIKNAS DITJEN PENDIS DITJEN MANDIKDASMEN DITJEN PMPTK BALITBANG BAN-S/M BSNP GUBERNUR KANWIL DEPAG DISDIK PROV LPMP BAP-S/M BUPATI/ WALIKOTA ASESOR KANDEPAG DISDIK KAB/KOTA UPA-S/M KAB/KOTA MADRASAH SEKOLAH Keterangan: Instruksi Koordinasi Koordinasi dan Konsultasi Konsultasi Alur Akreditasi Gambar 1.2: Tata Hubungan Kerja Akreditasi Sekolah/Madrasah Pelimpahan dan pembagian kewenangan pengelolaan pendidikan jalur sekolah/ madrasah sesuai jenjang dan jenis pendidikan baik sekolah negeri maupun swasta, telah diatur melalui perundang-undangan dan perangkat peraturan yang mengikutinya. Selain itu, penyelenggaraan akreditasi sekolah/madrasah dilaksanakan oleh BAN-S/M, BAP-S/M serta instansi yang terkait sesuai kewenangannya. Dengan demikian terbentuk struktur, tatanan, dan hubungan baik vertikal maupun horisontal yang jelas antara badan akreditasi dengan instansi lain. Hubungan-hubungan tersebut bisa berupa koordinasi atau instruksi, konsultasi, serta kerjasama dalam pelaksanaan akreditasi seperti tergambar pada diagram Gambar 1.2. hal. 29

17 Berikut ini akan dijelaskan tata hubungan kerja BAN-S/M dengan institusi lainnya. 1. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Mandikdasmen) Hubungan kerja antara BAN-S/M dengan Ditjen Mandikdasmen dalam rangka koordinasi dan konsultasi pelaksanaan tugas akreditasi di lingkungan sekolah yang berada di bawah pembinaan Ditjen Mandikdasmen. Masukan BAN-S/M ke Ditjen Mandikdasmen dapat dijadikan bahan program pembinaan pendidikan dasar dan menengah. 2. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) Hubungan kerja antara BAN-S/M dengan Ditjen PMPTK adalah meningkatkan kebermanfaatan akreditasi sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Masukan BAN-S/M ke Ditjen PMPTK dapat dijadikan bahan pembinaan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. 3. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Hubungan kerja antara BAN-S/M dengan Ditjen Pendis Depag dalam rangka koordinasi dan konsultasi dalam melaksanakan tugas akreditasi di lingkungan madrasah yang berada di bawah pembinaan Ditjen Pendidikan Islam Depag. Masukan BAN-S/M ke Ditjen Pendidikan Islam dapat dijadikan bahan masukan dalam pembinaan madrasah. 4. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Hubungan kerja dengan Balitbang dalam rangka koordinasi dan konsultasi khususnya berkaitan dengan penyusunan program, penganggaran, pelaporan, dan penelitian/pengembangan akreditasi sekolah/madrasah. 5. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Sesuai peran BSNP dalam hal pengembangan Standar Nasional Pendidikan, BAN-S/M melakukan koordinasi dan konsultasi dalam rangka aplikasi Standar Nasional Pendidikan untuk pengembangan instrumen akreditasi. 6. Gubernur Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 87 ayat (2), Gubernur berwenang membentuk BAP-S/M. Di sisi lain, BAP-S/M mempunyai tugas membantu BAN-S/M untuk melakukan akreditasi sekolah/madrasah. BAPhal. 30

18 S/M di samping melaporkan ke BAN-S/M juga mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada Gubernur. 7. Disdik Provinsi BAP-S/M melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Disdik Provinsi dalam menyiapkan data sekolah yang akan diakreditasi, serta penyampaian tindak lanjut hasil akreditasi untuk bahan pembinaan sekolah di provinsi yang bersangkutan. 8. Kanwil Depag BAP-S/M melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Kanwil Depag dalam menyiapkan data madrasah yang akan diakreditasi, serta penyampaian tindak lanjut hasil akreditasi untuk bahan pembinaan madrasah di provinsi yang bersangkutan. 9. LPMP Sesuai dengan Peraturan Mendiknas Nomor 7 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPMP, BAP-S/M memberikan masukan hasil akreditasi untuk kepentingan pemetaan mutu dan penjaminan mutu pendidikan. 10. Bupati/Walikota BAP-S/M melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Bupati/Walikota dalam persiapan dan pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah serta pemberian informasi tentang hasil akreditasi dan tindak lanjut di kabupaten/kota yang bersangkutan. 11. Disdik Kabupaten/Kota BAP-S/M melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Disdik Kabupaten/Kota dalam menyiapkan data sekolah yang akan diakreditasi, serta penyampaian tindak lanjut hasil akreditasi untuk bahan pembinaan sekolah di kabupaten/kota yang bersangkutan. 12. Kandepag BAP-S/M melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Kandepag dalam menyiapkan data madrasah yang akan diakreditasi, serta penyampaian tindak lanjut hasil akreditasi untuk bahan pembinaan madrasah di kabupaten/kota yang bersangkutan. hal. 31

19 13. Sekolah/Madrasah Hasil dan rekomendasi tindak lanjut akreditasi yang disampaikan kepada sekolah/madrasah menjadi masukan penjaminan mutu untuk satuan pendidikan yang bersangkutan. hal. 32

20 Penggunaan logo BAN-S/M, kop surat, dan stempel untuk keperluan ketatalaksanaan administrasi kegiatan akreditasi sekolah/madrasah mengacu pada ketentuan yang telah diberlakukan oleh BAN-S/M. Penetapan logo BAN-S/M, kop surat, dan stempel ini ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan BAN-S/M Nomor 01/BAN-SM/LL/VII/ 2008, tanggal 2 Juli A. Logo, Cover, dan Publikasi Umum BAN-S/M 1. Logo BAN-S/M Makna logo BAN-S/M adalah sebagai berikut. (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) BAN-S/M merupakan singkatan dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah. Lingkaran bermakna keutuhan seluruh aspek yang dinilai. Delapan garis berwarna putih bermakna delapan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan. Warna merah pada checklist bermakna obyektif, komprehensif, adil, transparan, dan akuntabel. Warna biru pada lingkaran bermakna sebagai bagian dari Sisdiknas yang memberikan layanan secara profesional. Tanda checklist bermakna BAN-S/M sebagai penilai kelayakan sekolah/ madrasah terhadap standar; dan Warna kuning pada tulisan BAN-S/M bermakna harapan masa depan yang lebih cerah dan lebih baik. hal. 33

21 2. Cover terbitan BAN-S/M BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH Kompleks Ditjen Mandikdasmen, Depdiknas, Gedung F Lantai 2 Jl. RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan Telepon & Fax (021) Website: info@ban-sm.or.id 2009 hal. 34

22 3. Publikasi umum BAN-S/M PELATIHAN UNTUK PELATIH (TOT) ASESOR AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH (SD/MI DAN SMP/MTs) TINGKAT NASIONAL TAHUN 2009 B. Kop Surat dan Stempel Petunjuk penggunaan logo dalam kop surat dan stempel adalah sebagai berikut. 1. Kop surat BAN-S/M dan BAP-S/M. (a) (b) (c) (d) Kop surat memuat logo BAN-S/M, alamat, dan garis penutup. Alamat lengkap dicetak pada baris terakhir. Kop surat BAN-S/M ditutup dengan menggunakan garis tebal. Contoh kop surat seperti berikut. Contoh 1: Kop surat BAN-S/M BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH Kompleks Ditjen Mandikdasmen, Gedung F Lantai 2 Jl. RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan, Telepon/Fax: (021) Website: info@ban-sm.or.id Contoh 2: Kop surat BAP-S/M BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SULAWESI SELATAN Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar 90245, Sulawesi Selatan Telp. (0411) ; Fax. (0411) hal. 35

23 Berikut ini beberapa ketentuan terkait dengan Kode Surat BAN-S/M. (a) Setiap surat yang dikeluarkan oleh BAN-S/M dan BAP-S/M harus menggunakan kode surat yang terdiri atas Jabatan, Kode Unit, dan Kode Perihal. Apabila surat tersebut bersifat rahasia diberi kode RHS. (b) Kode Jabatan merupakan tanda jabatan dari pejabat atau pengurus BAN- S/M DAN BAP-S/M yang menandatangani surat. (c) Kode Unit merupakan tanda unit kerja BAN-S/M dan BAP-S/M yang membuat atau mengeluarkan surat. (d) (e) Kode perihal merupakan tanda perihal atau subyek surat. Kode Jabatan untuk Ketua BAN-S/M digunakan BAN-SM dan untuk Ketua BAP-S/M digunakan BAP-SM, sedangkan untuk Sekretaris BAN-S/M digunakan BAN-SM-1 dan untuk Sekretaris BAP-S/M digunakan BAP-SM-1. (f) Kode Surat ditulis setelah nomor urut surat dengan urutan kode Jabatan, Kode Unit, Kode RHS (apabila bersifat rahasia), Kode Perihal, bulan pembuatan surat dalam angka Romawi dan tahun pembuatan surat yang penulisannya masing-masing dibatasi dengan garis miring. (g) Surat yang ditandatangani oleh Sekretaris BAN-S/M atas nama Ketua BAN-S/M atau Sekretaris BAP-S/M atas nama Ketua BAP-S/M dengan penyebutan a.n. menggunakan Kode Jabatan Ketua BAN-S/M atau Ketua BAP-S/M, dibatasi tanda titik dan diikuti Kode Unit kerja penandatangan surat. (h) Surat yang ditandatangani oleh Kepala Sekretariat atas nama Sekretaris BAN-S/M atau Sekretaris BAP-S/M dengan penyebutan a.n. menggunakan Kode Jabatan Sekretaris, dibatasi tanda titik dan diikuti Kode Unit kerja penandatangan surat. (i) Kode Perihal berisi kode yang memuat isi surat sesuai dengan sistem pengkodean yang berlaku di Depdiknas. Contoh kode perihal seperti pada daftar berikut. Perihal Hubungan Masyarakat Kerjasama Luar Negeri Organisasi dan Tata Kerja Perlengkapan Perencanaan Kode HM LN OT LK PR hal. 36

24 Ketatausahaan Kepegawaian Keuangan Hukum Pengawasan Pendidikan Dasar Perihal Pendidikan Menengah Kelembagaan Pendidikan Tinggi Pendidikan dan Pengajaran (Dikti) Prasarana dan Sarana Akademik (Dikti) Penelitian (Dikti) Pengabdian pada Masyarakat (Dikti) Kuliah Kerja Nyata Pengembangan Kepustakaan (Karya Ilmiah) Kemahasiswaan Pendidikan Masyarakat Pembinaan Keolahragaan Pengembangan Generasi Muda Pendidikan Tenaga Teknis (Diklusepora) Permuseuman Kesenian Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kepustakaan dan Perbukuan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Pembinaan Penghayat Kepercayaan Kesejahteraan dan Nilai Tradisional Penelitian dan Pengembangan Teknologi Komunikasi Pendidikan Kegrafikan Lain-lain Kode TU KP KU HK WS DS MN KL PP PS PL PM KN PK KM MS OR GM TT MM KS PB PT SP BH SN PG TP KG LL Contoh pemberian kode surat dinas: (a) Surat yang dibuat dan ditandatangani oleh Ketua BAN-S/M 5 / BAN-SM / LL / IV / 2009 Nomor Urut Surat Keluar Kode Jabatan Ketua BAN-S/M Kode Perihal Organisasi dan Tata Kerja Bulan Pembuatan Surat Tahun Pembuatan Surat hal. 37

25 (b) Surat yang dibuat dan ditandatangani oleh Sekretaris BAN-S/M 6 / BAN-SM-1 / KU / V / 2009 Nomor Urut Surat Keluar Kode Jabatan Sekretaris BAN-S/M Kode Perihal Keuangan Bulan Pembuatan Surat Tahun Pembuatan Surat 2. Stempel (a) Contoh (spesimen) stempel BAN-S/M. BAN-SM / Spesimen stempel BAN-S/M (b) Contoh (spesimen) stempel BAP-S/M. BAP-SM / Sul awesi Sel at an Spesimen stempel BAP-S/M hal. 38

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH DAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

DRAF PEDOMAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH 2018

DRAF PEDOMAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH 2018 DRAF PEDOMAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH 2018 Kompleks Kemdikbud, Gedung F Lantai 2 Jl. RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan 12001 Telepon & Fax (021) 75914887 Situs web: bansm.kemdikbud.go.id Email:

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKANNASIONAL REPUBLIK INDONESIA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKANNASIONAL REPUBLIK INDONESIA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PENDIDIKANNASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2005 BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1290, 2014 KEMENDIKBUD. Program Studi. Perguruan Tinggi. Akreditasi. Pencabutan. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

Langkah Ke-1 PENETAPAN SASARAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH Langkah Ke-2 PENETAPAN SEKOLAH/MADRASAH SASARAN VISITASI DAN PENUGASAN ASESOR...

Langkah Ke-1 PENETAPAN SASARAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH Langkah Ke-2 PENETAPAN SEKOLAH/MADRASAH SASARAN VISITASI DAN PENUGASAN ASESOR... Langkah Ke-1 PENETAPAN SASARAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH... 1 Langkah Ke-2 PENETAPAN SEKOLAH/MADRASAH SASARAN VISITASI DAN PENUGASAN ASESOR... 5 Langkah Ke-3 VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH... 13 Langkah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI DENGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN TATA KELOLA POKJA AKREDITASI PAUD DAN PNF KABUPATEN/KOTA

PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN TATA KELOLA POKJA AKREDITASI PAUD DAN PNF KABUPATEN/KOTA SAMBUTAN KETUA BADAN AKREDITASI NASIONAL Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF) memiliki peran yang sangat besar dalam memenuhi hak pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

Pedoman Akreditasi BAN-SM 2014 (15x22) isi set8.indd 1

Pedoman Akreditasi BAN-SM 2014 (15x22) isi set8.indd 1 Pedoman Akreditasi BAN-SM 2014 (15x22) isi set8.indd 1 06-May-14 3:29:49 PM PEDOMAN AKREDITASI Akreditasi Bermutu untuk Pendidikan Bermutu Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah Tahun 2014 Tim Penyusun:

Lebih terperinci

PEDOMAN AKREDITASI Sekolah/Madrasah Tahun 2016

PEDOMAN AKREDITASI Sekolah/Madrasah Tahun 2016 PEDOMAN AKREDITASI Sekolah/Madrasah Tahun 2016 Tim Penyusun: Dr. Abdul Mu ti, M.Ed. (Ketua) Syamsir Alam, M.A. (Sekretaris) Anggota: Dr. Usman Radiana, M.Pd. Soeharto, Ed.D. Dr. Tita Lestari, M.Pd., M.Si.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS AKREDITASI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 53 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

A. Lingkup Akreditasi Sekolah/Madrasah

A. Lingkup Akreditasi Sekolah/Madrasah A. Lingkup Akreditasi Sekolah/Madrasah Berdasarkan Peraturan Mendiknas Nomor 29 Tahun 2005 Pasal 1 ayat (3) dan (4), lingkup satuan pendidikan formal yang diakreditasi meliputi: 1. Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012 Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab-014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

K O M I S I I N F O R M A S I

K O M I S I I N F O R M A S I K O M I S I I N F O R M A S I PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN TATA TERTIB KOMISI INFORMASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Komisi Informasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA, PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR: 03/Kpts/KPU-Prov-010/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 INSTRUMEN AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) 1. Periksalah kelengkapan Perangkat

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BAHAN UJI PUBLIK 12 MARET 2015 RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH, KOMISI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA, TATA CARA PENGANGKATAN, PENGGANTIAN, DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.104, 2014 KESRA. Dewan Jaminan Sosial Nasional. Susunan Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI

Lebih terperinci

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG 11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tam

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tam No.1731, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPP. Kelompok Ahli. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KELOMPOK AHLI BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL SALINAN MENTERI SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL, a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

A. Tujuan Pelatihan Asesor

A. Tujuan Pelatihan Asesor Pelatihan asesor akreditasi sekolah/madrasah yang selanjutnya disebut sebagai pelatihan asesor adalah serangkaian kegiatan pelatihan bagi para calon asesor yang akan melaksanakan visitasi ke sekolah/madrasah

Lebih terperinci

PENGUMUMAN SELEKSI CALON ANGGOTA BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE Nomor : 421/14063

PENGUMUMAN SELEKSI CALON ANGGOTA BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE Nomor : 421/14063 PEMERINTAH DAERAH DAREAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Jalan Cendana 9 Yogyakarta 5566 Telepon (074) 54, 5005, Fax : (074) 5 e-mail : dikpora@jogjaprov.go.id

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN SERTA PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN SERTA PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA Lampiran I KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3/Kpts/KPU-Kab-012.329455/2015 TANGGAL : 18 APRIL 2015 TENTANG : PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN SERTA

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BADAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH (BAP-S/M) D.I. YOGYAKARTA. PENGUMUMAN SELEKSI CALON PESERTA PELATIHAN ASESOR AKREDITASI (Jenjang SD/MI)

BADAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH (BAP-S/M) D.I. YOGYAKARTA. PENGUMUMAN SELEKSI CALON PESERTA PELATIHAN ASESOR AKREDITASI (Jenjang SD/MI) Syarat Pendaftar : BADAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH (BAP-S/M) D.I. YOGYAKARTA PENGUMUMAN SELEKSI CALON PESERTA PELATIHAN ASESOR AKREDITASI (Jenjang SD/MI) 1. Pendidikan minimal Sarjana (S1)/ sederajat/diutamakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.353, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Organisasi. Tata Kerja. Majelis Kehormatan Disiplin. Kedokteran PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru. PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR UU No 14 Tahun 2005 Tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

Pengembangan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah dan Madrasah Melalui Proses Akreditasi

Pengembangan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah dan Madrasah Melalui Proses Akreditasi Pengembangan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah dan Madrasah Melalui Proses Akreditasi Sri Haryati Universitas Tidar Magelang Abstract: The quality of education in Indonesia is still far from being

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 18 TAHUN 2006 SERI : E PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 18 TAHUN 2006 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pemilihan umum

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL NOMOR 7293 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL NOMOR 7293 TAHUN 2015 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL NOMOR 7293 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENJARINGAN, PEMBERIAN PERTIMBANGAN DAN PENYELEKSIAN REKTOR/KETUA PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM NEGERI PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 02/Kpts/KPU-Wng-012329512/2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA, TATA CARA PENGANGKATAN, PENGGANTIAN, DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan No.1799, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. LPK. Akreditasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELATIHAN KERJA

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TATA KERJA KOMISI INFORMASI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

TANTANGAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH 1

TANTANGAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH 1 TANTANGAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH 1 Oleh: Ir. Hendarman, M.Sc. Ph.D 2 Pendahuluan Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, akreditasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM, PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 03/Kpts-K/KPU-Kab-012.329506/2013 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DAN TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka membangun Kompolnas

Lebih terperinci

: Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum pada tanggal 23 Januari 2013;

: Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum pada tanggal 23 Januari 2013; 2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 4. Undang-Undang

Lebih terperinci

PANDUAN REKRUTMEN DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN AKREDITASI PROVINSI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NON FORMAL SAMBUTAN KETUA

PANDUAN REKRUTMEN DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN AKREDITASI PROVINSI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NON FORMAL SAMBUTAN KETUA SAMBUTAN KETUA BADAN AKREDITASI NASIONAL Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF) memiliki peran yang sangat besar dalam memenuhi hak pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PELAKSANAAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH Tahun 2017

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PELAKSANAAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH Tahun 2017 PROFESIONAL TEPERCAYA TERBUKA Akreditasi Bermutu untuk Pendidikan Bermutu PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PELAKSANAAN AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH Tahun 2017 BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

- 2 - Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Toba Samosir Tahun 2015; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu

- 2 - Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Toba Samosir Tahun 2015; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu - 2 - Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Toba Samosir Tahun 2015; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Lebih terperinci

2014, No.38 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pela

2014, No.38 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pengelolaan Zakat adalah kegiatan perencanaan, pela LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.38, 2014 KESEJAHTERAAN. Zakat. Pengelolaan. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5508) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006

PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006 Tentang Pelaksanaan Permendiknas No. 22 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; dan Permendiknas No. 23 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 96 TAHUN 2013 TENTANG BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 96 TAHUN 2013 TENTANG BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2013 TENTANG BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG MEKANISME PENDIRIAN BADAN HUKUM PENDIDIKAN YANG MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN DASAR DAN/ATAU MENENGAH DAN PENGAKUAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA S A L I N A N KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOMOR : 49/PP.02.3-Kpt/74/Prov/IX/2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014... TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA, TATA CARA PENGANGKATAN, PENGGANTIAN, DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Panduan Rapat Program Akreditasi Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal

KATA PENGANTAR. Panduan Rapat Program Akreditasi Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal KATA PENGANTAR Upaya pemerataan layanan, pemerataan mutu, dan peningkatan mutu pendidikan terus dikembangkan di Indonesia melalui berbagai strategi, salah satunya melalui akreditasi satuan dan program,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 22 ayat (1)

Lebih terperinci

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS)

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS) Jl. Parangkusumo No.51 Purwosari - Surakarta Jawa Tengah 57147 Telp & Fax (0271) 716657 e-mail : lp2kssolo@gmail.com KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 151 TAHUN 2000 (151/2000) TENTANG TATACARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Prosedur operasional standar

Prosedur operasional standar POS Prosedur operasional standar Pelaksanaan Akreditasi sekolah/madrasah Tahun 2015 PROFESIONAL TEPERCAYA TRANSPARAN Akreditasi Bermutu untuk Pendidikan Bermutu badan Akreditasi nasional sekolah/madrasah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 101, 2011 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUBU RAYA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUBU RAYA KABUPATEN KUBU RAYA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUBU RAYA NOMOR : 12/Kpts/KPU-Kab-019.964931/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN NOMOR: 20/Kpts/KPU-Kab/005.435316/Pilbup/Tahun 2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA KERJA PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jakarta, Desember 2011. Tim Penyusun

Kata Pengantar. Jakarta, Desember 2011. Tim Penyusun Kata Pengantar Dalam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai hasil belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, guru wajib

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

SELEKSI ANGGOTA MAJELIS AKREDITASI DAN DEWAN EKSEKUTIF BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI TAHUN 2016

SELEKSI ANGGOTA MAJELIS AKREDITASI DAN DEWAN EKSEKUTIF BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI TAHUN 2016 SELEKSI ANGGOTA MAJELIS AKREDITASI DAN DEWAN EKSEKUTIF BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI TAHUN 2016 Sesuai dengan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dinyatakan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT S A L I N A N KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR : 17/HK.03.1-Kpt/61/Prov/VIII/2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI PROVINSI

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS NOMOR 6/Kpts/KPU-Kab-019.435667/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI

PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI PERATURAN YAYASAN SLAMET RIJADI NOMOR 01/YSR/2007 Tentang SISTEM DAN TATACARA PEMILIHAN CALON REKTOR UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2007-2011 PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD DAN PNF TAHUN 2018 BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL

KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD DAN PNF TAHUN 2018 BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD DAN PNF TAHUN 2018 BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL Cakupan Materi 1. Landasan Yuridis 4. Mekanisme Akreditasi 2. Kelembagaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.300, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM. Panitia Pemilihan. Pemungutan Suara. Luar Negeri. Pembentukan Tata Kerja. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

- 1 - BAB I PENDAHULUAN - 1 - SALINAN LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BUTON TENGAH NOMOR:12/Kpts/KPU-Kab.026.419168/TAHUN 2016 TENTANG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BUTON TENGAH TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci