BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang pada masa itu secara khusus memperlakukan wanita secara. konservatif. Meskipun banyak rintangan, Montessori adalah wanita
|
|
- Harjanti Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metode Montessori Sejarah Maria Montessori lahir pada tahun 1870 di Italia, sebuah negara yang pada masa itu secara khusus memperlakukan wanita secara konservatif. Meskipun banyak rintangan, Montessori adalah wanita Italia pertama yang menjadi dokter. Montessori mengajar di fakultas kedokteran Universitas Roma, dimana melalui klinik-klinik gratisnya, ia sering kali bertemu anak-anak dari kalangan kurang mampu. Dari pekerja annya itu, Montessori meyakini bahwa semua anak dilahirkan dengan potensi luar biasa, yang hanya bisa berkembang jika orang dewasa memberikan stimulasi yang tepat pada tahun-tahun pertama kehidupan mereka. Untuk membuktikan itu, pada tahun 1907 Montessori mulai menjadi pengawas di tempat penitipan bagi anak kaum buruh yang belum bersekolah. Berlokasi di salah satu perkampungan miskin di Roma, tempat ini menjadi Casa dei Bambini atau rumah anak pertama Montessori. Kondisi rumah anak tersebut sungguh buruk, dan kebanyakan anak-anak itu bersifat agresif, tidak sabar, dan suka melanggar aturan. Montessori memulai pekerjaannya dengan mengajarkan cara membuat pekerjaan sehari-hari pada anak yang lebih besar. Di luar 1
2 2 dugaan, anak-anak usia tiga dan empat tahun sangat senang mempelajari keterampilan hidup sehari-hari. Tidak lama kemudian anak-anak mulai merawat sekolah, membantu menyiapkan makanan, serta membantu memelihara kebersihan lingkungan. Perilaku mereka berubah dari anak jalanan yang liar menjadi teladan dari keramahan dan kesopanan. Montessori menyadari bahwa anak-anak kecil merasa frustasi di dalam dunia dengan ukuran untuk orang dewasa, sehingga Montessori menyiapkan wadah minum, mangkuk serta pisau yang sesuai ukuran tangan anak yang mungil. Setelah menghabiskan banyak waktu untuk mengamati dan berinteraksi dengan anak-anak, Montessori mengambil keputusan bahwa anak-anak melewati beberapa tahapan perkembangan, dan setiap tahap ditandai dengan kehendak, minat dan cara berpikir tertentu. Montessori juga menemukan bahwa anak-anak memiliki logika sendiri dalam setiap tahap perkembangan, dengan aktivitas kesukaan dan kecenderungan alami tertentu dalam berperilaku. Montessori mengamati cara anak-anak bereaksi terhadap lingkungan yang tenang dan teratur di mana semua benda memiliki tempat sendiri. Montessori melihat anak-anak belajar mengendalikan gerakan mereka dan menangkap ketidaksukaan mereka saat ketenangan itu terganggu bila ada yang tersandung atau menjatuhkan sesuatu. Montessori memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan kemandirian, dan menyadari adanya peningkatan
3 3 harga diri serta percaya diri pada anak-anak saat diajari dan diberi semangat untuk melakukan sesuatu bagi diri mereka sendiri Masa Peka Anak Montessori menyadari bahwa anak-anak menempuh tahapantahapan ketertarikan dan keingintahuan yang disebutnya masa-masa peka, di mana anak-anak tergugah dan terpikat oleh aspek-aspek khusus dari lingkungan mereka. Menurut Seldin (2007) ada beberapa masa-masa peka sejak lahir hingga enam tahun, yaitu : 1. Gerak (sejak lahir hingga satu tahun). Gerakan acak bayi jadi terkoordinasi dan terkontrol saat ia belajar meraih, menyentuh, memutar, menyeimbangkan diri, merangkak dan berjalan. 2. Bahasa (sejak lahir hingga enam tahun). Diawali dengan celotehan dan suara-suara, kemampuan bayi berkembang dari gumaman menjadi kata, frase lalu kalimat. 3. Benda kecil (usia satu tahun hingga empat tahun). Anak-anak menyukai benda-benda dan detail-detail kecil saat koordinasi mata-tangannya meningkat lebih baik dan akurat. 4. Keteraturan (usia dua hingga empat tahun). Segala sesuatu harus berada ditempatnya. Tahap ini ditandai dengan kecintaan terhadap rutinitas dan keinginan akan konsistensi dan pengulangan.
4 4 5. Musik (usia dua hingga enam tahun). Jika musik jadi bagian kehidupan sehari-hari, anak secara spontan akan tertarik pada perkembangan nada, ritme, dan melodi. 6. Masalah toilet (usia 18 bulan hingga tiga tahun). Saat sistem saraf berkembangan lebih baik dan terintegrasi, anak akan belajar untuk mengontrol aktivitas buang air kecil dan buang air besarnya. 7. Keramahan dan sopan santun (usia dua hingga enam tahun). Anak-anak suka meniru perilaku sopan santun dan baik budi yang nantinya akan turut membentuk karakter kepribadiannya. 8. Indra (usia dua hingga enam tahun). Pendidikan tentang indra dimulai sejak lahir, namun usia dua tahun anak akan takjub dengan pengalaman indranya (rasa, suara, sentuhan, dan bau). 9. Menulis (usia tiga hingga empat tahun). Montessori menemukan bahwa kemampuan menulis muncul lebih dulu daripada membaca dan diawali dengan usaha meniru huruf dan angka menggunakan pensil dan kertas. 10. Membaca (usia tiga hingga lima tahun). Anak-anak menunjukan ketertarikan spontan pada symbol dan suara yang mereka hasilkan-tak lama lagi mereka akan mengucapkan kata-kata.
5 5 11. Hubungan ruang (usia empat hingga enam tahun). Ketika anak mulai mengembangkan pemahamannya tentang ruang, anak akan semakin pandai menyusun puzzle yang rumit sekalipun. 12. Matematika (usia empat hingga enam tahun). Montessori menemukan cara untuk memberi anak pengalaman matematika yang nyata, dalam masa peka mereka terhadap angka dan jumlah. Montessori berpendapat bahwa anak yang merasa dihormati dan cakap secara emosi akan lebih berkembang daripada anak yang hanya disayang dan dimanja. Pengajar Montessori yakin bahwa keberhasilan disekolah terkait langsung dengan tingkat kepercayaan anak bahwa mereka adalah manusia yang mampu dan mandiri. Anak-anak di ajari cara menuang air, menulis huruf, dan penjumlahan. Anak-anak yang lebih besar diberitahu tehnik penelitian, cara mencari informasi di internet, dan bentuk penulisan yang lebih rumit. Kemudian dijelaskan bahwa ketika anak mengembangkan tingkat kemandirian yang berarti, mereka membentuk pola kebiasaan bekerja yang baik, disiplin diri, dan rasa tanggung jawab untuk sepanjang hidup (Seldin,2007) 2.2.Kemandirian Pengertian Kemandirian Dalam kamus psikologi, kemandirian berarti keadaan pengaturan diri atau kebebasan individu manusia untuk memilih, untuk menjadi
6 6 kesatuan yang bisa memerintah, menguasai dan menentukan dirinya sendiri (Chaplin, 2008) Menurut Lie dan Prasasti (2004) menjelaskan bahwa kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas sehari-sehari sendiri atau dengan sedikit bimbingan, sesuai dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya. Sementara itu, menurut Barnadib (dalam Mu tadin, 2002) menjelaskan bahwa kemandirian adalah perilaku yang mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Sejalan dengan pandangan Kartini dan Dali (1987, dalam Mu tadin, 2002) mengatakan bahwa kemandirian adalah hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri. Menurut Masrun (dalam Widyawatie, 2009) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak tanpa bantuan orang lain, maupun berpikir dan bertindak kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Kemandirian merupakan suatu sikap yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu pada akhirnya akan mampu bertindak dan berpikir sendiri. Untuk dapat mandiri, dukungan dan dorongan dari keluarga serta lingkungan disekitarnya, agar dapat mencapai otonomi atas diri sendiri. Peran orangtua dan respon dari lingkungan sangat diperlukan bagi anak
7 7 sebagai penguat bagi setiap perilakunya. Menurut Masrun (1986, dalam Widyawatie, 2009) kemandirian ditunjukkan dengan empat bentuk : 1. Tanggung jawab, memiliki kemampuan memikul tanggung, mampu mempertanggung jawabkan hasil kerjanya, kemampuan menjelaskan peranan baru, memiliki prinsip mengenai apa yang benar dan salah dalam berfikir dan bertindak. 2. Otonomi, ditunjukkan dengan mengerjakan tugasnya sendiri yaitu dengan suatu kondisi yang ditunjukkan dengan tindakan yang dilakukan atas kehendaknya sendiri dan bukan orang lain, tidak tergantung pada orang lain, memiliki rasa percaya diri dan kemampuan mengurus diri sendiri. 3. Inisiatif, ditunjukkan dengan kemampuan berfikir dan bertindak secara kreatif. 4. Kontrol diri yang kuat, ditunjukkan dengan pengendalian tindakan dan emosi mampu mengatasi masalah dan kemampuan melihat sudut pandang orang lain Fungsi Kemandirian Menurut Ariyanti (dalam Nurianti, 2009) kemandirian pada anak usia dini mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Mengarahkan diri sendiri dan mengambil keputusan, seperti dapat mengatur waktu kegiatannya sendiri dan memiliki jenis permainan sendiri. b. Sosial emosi, agar anak terbiasa menolong orang lain serta lebih bisa menghargai orang lain dan mau bermain dengan teman.
8 8 c. Pengelolaan diri, anak mengontrol dirinya sendiri ketika anak sedang berlari di depannya ada lubang maka anak akan dengan spontan berhenti karena ada kemampuan untuk mengelola diri sendiri, tidak menangis saat ditinggal pengasuh atau orang tua. d. Menemukan identitas diri, anak dapat lebih percaya diri dan terampil sehingga anak tidak ragu ataupun malu dalam melakukan setiap kegiatannya. e. Moral, anak dapat bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya. Kemandirian adalah kebutuhan yang harus dimiliki setiap anak karena kemandirian merupakan salah satu aktualisasi diri pada anak dan menjadi bekal yang akan kehidupan yang mendatang dalam menghadapi masalah yang akan di hadapinya Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian Anak merupakan pribadi yang berdiri sendiri terpisah dari orang tua, sehingga semenjak lahir anak berusaha untuk tidak bergantung pada orang lain. Semakin bertambah usia anak, kemampuan fisik dan psikisnya semakin berkembang sehingga anak mulai ingin memisahkan dirinya dengan demikian sikap bergantung semakin berkurang karena adanya pengertian akan kemandirian yang diberikan sedini mungkin, dimana anak diberikan kesempatan untuk memilih jalannya sendiri. Asrori (2005) berpendapat bahwa kemandirian tidak terbentuk dengan sendirinya, akan tetapi berkembang karena pengaruh beberapa faktor, yaitu:
9 9 a. Gen atau keturunan orang tua Ali & Asrori(2005) berpendapat bahwa orang tua yang memiliki sifat kemandirian yang seringkali menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga. Namun, faktor keturunan masih menjadi perdebatan karena adanya pendapat bahwa sesungguhnya bukan karena sifat kemandirian orang tua menurun tetapi lebih kepada bagaiman orang tua mendidik anaknya. b. Pola asuh orang tua Edwards (2006) menyatakan bahwa karakteristik individu mempengaruhi cara orang dewasa mengasuh anak-anak mereka, khususnya yang berhubungan dengan kedisplinan, kemandirian dan berusaha keras mengajarkan kepada anak-anak apa yang perlu mereka ketahui dan kerjakan agar menjadi orang yang bahagia, percaya diri dan bertanggung jawab di masyarakat. Lebih lanjut Edwards juga menjelaskan tujuan mengasuh anak adalah memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan anak agar mampu bermasyarakat, dimana orang tua dapat menanamkan nilai kepada anaknya untuk membantu mereka agar memiliki kejujuran, kerja keras, menghormati diri sendiri, memiliki perasaan kasih sayang dan tanggung jawab. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan pola asuh memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai pada anak sehingga anak akan memiliki sikap yang memang di harapkan oleh orang tua dan lingkungannya.
10 10 c. Metode pendidikan di sekolah Garungan (2004) menjelaskan bahwa dalam beberapa penelitian mengenai pengaruh sekolah terhadap perkembangan pribadi siswa menunjukkan bahwa pada umumnya pendidikan di sekolah meningkatkan taraf intelegensi akan tetapi peranan sekolah jauh lebih luas dalam pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan. Berdasarkan penelitian Hetzer (dalam Garungan, 2004) peranan kelas dan metode guru menjamin kemajuan perkembangan anak, makin kecil kelasnya maka semakin maju para siswa yang diajarinya, di samping itu metode yang digunakan merupakan metode yang paling unggul. Proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan demokratisasi akan menghambat perkembangan kemandirian anak dan begitu juga sekolah yang menekankan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman. Sebaliknya, proses pendidikan yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, pemberian reward dan penciptaan kompetensi positif akan mengembangkan kemandirian anak. Berdasarkan uraian di atasa dapat disimpulkan bahwa metode pendidikan yang digunakan oleh sekolah berpengaruh dalam perkembangan kemandirian anak terutama kemandirian dalam pengambilan sikap dan tanggung jawab.
11 11 d. Sistem kehidupan di masyarakat Pengalaman di luar sekolah yang dimiliki anak yang tinggal di kota dengan yang tinggal di pedesaan berbeda karena berbedanya ragam masyarakatnya. Masyarakat memberikan pengaruh yang berlainan terhadap peserta didik sehingga tiap peserta didik memiliki kepribadian yang berbeda-beda (Depag RI, 2005: 49) Anak UsiaPra-sekolah Menurut Enger (1999) Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia antar 3-6 tahun. Lebih lanjut, menurut Biechler dan Snowman (1993), mereka biasanya mengikuti program pra-sekolah baik di taman kanak-kanak, kelompok bermain maupun tempat penitipan anak. Erikson (dalam Santrock, 2007) menjelaskan perkembangan manusia dari masa bayi (tahun pertama) hingga masa dewasa akhir (60 tahun keatas). Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Sujiono, 2009). Usia prasekolah juga disebut sebagai usia emas (golden age) dimana anak mengalami pertumbuhan dan pengembangan yang pesat. Makanan yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
12 Teori Perkembangan Kemandirian Anak Erikson (1968 dalam Santrock, 2007) menjelaskan perkembangan manusia dari masa bayi (tahun pertama) hingga masa dewasa akhir (60 tahun keatas). Bagi Erikson motivasi utama manusia bersifat sosial dan mencerminkan suatu keinginan untuk berhubungan dengan orang lain. Setiap tahap terdiri atas tugas perkembangan yang mempertemukan individu dengan sebuah krisis. Lebih lanjut Erikson menjelaskan setiap krisis bukanlah suatu bencana, melainkan merupakan titik balik dari kerentanan yang semakin meningkat dan potensi yang semakin tinggi. Semakin berhasil individu menyelesaikan setiap krisis, semakin sehat individu tersebut secara psikologis karena setiap tahap memiliki nilai positif dan negatifnya. Namun, peneliti hanya berfokus pada perkembangan anak usia 3-5 tahun dimana menurut teori Erikson ada pada tahapan Initiative vs guilt. 1. Masa Kanak-kanak awal (tahun prasekolah, 3-5 tahun). Inisiatif versus rasa bersalah (initiative vs guilt). Tahap perkembangan kedua yang berlangsung pada masa bayi dan baru mulai berjalan (1-3) tahun. Anak memasuki masa prasekolah, anak memasuki dunia sosial yang lebih luas, mereka menghadapi lebih banyak tantangan daripada ketika mereka bayi. Perilaku yang aktif dan bertujuan diperlukan untuk menghadapi tantangan ini. Setelah memperoleh rasa percaya kepada pengasuh mereka, bayi mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah atas kehendaknya.
13 13 Mereka mulai menyadari kemauan mereka dengan rasa mandiri dan otonomi mereka. Bila mereka dibatasi maka cenderung akan berkembangnya rasa malu dan keraguan. Pada usia ini, anak-anak sudah mulai mengenal dunia dengan cara merangkak, berjalan dan sering sekali harus menghadapi konflik dengan orang dewasa di sekitarnya. Sering munculnya berbagai kemauan anak setelah memperoleh kepercayaan dari pengasuh. Mereka menegaskan otonomi atau kemandirian mereka Kerangka Berfikir Masa kanak-kanak merupakan periode khas dan tahapan terpenting bagi perkembangan anak selanjutnya Masa kanak-kanak ini juga merupakan masa pra-sekolah dimana anak belajar untuk mandiri Pola pengasuhan berpengaruh terhadap kemandirian anak (Ruhidawan, 2005) Dan menurut Garungan (2004) kemandirian anak dapat juga dikembangkan melalui pendidikan formal (pendidikan anak usia dini) Salah satu metode pendidikan anak usia dini yang berkembang di Indonesia yaitu Metode Montessori
14 14 Metode Montessori memberikan kebebasan dan dukungan penuh pada kemandirian anak melalui observasi dan intervensi dengan membiarkan anak memilih kegiatan sendiri dan saat anak tertarik serta konsentrasi dengan tugasnya Hal ini berbeda dengan pendekatan pembelajaran yang tidak menggunakan metode Montessori yaitu metode bermain dimana menurut Semiawan (2002) pendidikan bagi anak usia dini adalah belajar sambil bermain. Dengan bermain secara bebas dan berekspresi serta bereksplorasi dapat mengembangkan potensi fisik maupun mental Perbedaan kemandirian anak usia pra-sekolah yang menggunakan metode semi Montessori dan sekolah regular.
15
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian yang didapatkan, yaitu:
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Simpulan Kesimpulan dari penelitian yang didapatkan, yaitu: 1. Subyek memiliki usia antara tiga tahun sampai enam tahun dengan rasio usia 3 tahun sebanyak 15 siswa,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Anak adalah makhluk sosial sama seperti dengan orang dewasa. Anak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah makhluk sosial sama seperti dengan orang dewasa. Anak terlahir dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa sehingga membutuhkan orang dewasa dalam membantu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Konsep Albert Bandura (dalam Ashord & LeCroy, 2010) dikembangkan dari social learning theory menjadi Social Cognitive Theory
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Self-Efficacy 2.1.1 Definisi Self-Efficacy Konsep Albert Bandura (dalam Ashord & LeCroy, 2010) tentang selfefficacy dikembangkan dari social learning theory menjadi Social Cognitive
Lebih terperinciPeran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa
Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa 125120307111012 Pendahuluan Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak. Karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian anak usia prasekolah 1. Pengertian Subrata (1997), berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kemandirian anak pasekolah yaitu kemampuan anak untuk melakukan aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap anak dilahirkan bersamaan dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Merupakan tugas orang tua dan guru sebagai pendidik untuk dapat menemukan potensi tersebut.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan satu kesatuan jasmani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini sering disebut anak prasekolah, memiliki masa peka dalam perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespons
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Usia Dini merupakan aset bangsa yang akan menentukan baik buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak
Lebih terperinciPeran Orang Tua dalam Menanamkan Keagamaan pada Anak Usia Dini Afitria Rizkiana, Pendahuluan Usia dini merupakan masa yang sangat
Peran Orang Tua dalam Menanamkan Keagamaan pada Anak Usia Dini Afitria Rizkiana, 125120307111008 Pendahuluan Usia dini merupakan masa yang sangat penting sepanjang hidup, karena pada masa ini adalah masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia 4-6 tahun merupakan waktu paling efektif dalam kehidupan manusia untuk mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Kemandirian Anak Usia Dini 1. Pengertian Kemandirian Anak Usia Dini Menurut Sitti Hartinah (2011:36) perkembangan sosial mengandung makna pencapaian suatu kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun, dilakukan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak awal biasanya dikenal dengan masa prasekolah. Pada usia ini, anak mulai belajar memisahkan diri dari keluarga dan orangtuanya untuk masuk dalam lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan momen yang amat penting bagi tumbuh kembang anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu masa dimana semua
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. Anak memiliki karakteristik yang khas dan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek penting dalam perkembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan koloni terkecil di dalam masyarakat dan dari keluargalah akan tercipta pribadi-pribadi tertentu yang akan membaur dalam satu masyarakat. Lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia 6 tahun. Secara alamiah perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya
4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses tiada henti sejak manusia dilahirkan hingga akhir hayat. Bahkan banyak pendapat mengatakan bahwa pendidikan sudah dimulai sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah yang diberikan Tuhan pada setiap umat
BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan anugerah yang diberikan Tuhan pada setiap umat manusia. Setiap anak dilahirkan dengan berbagai kemampuan, bahkan ketika ia dilahirkan. Orang
Lebih terperinciMEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina
MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prasekolah, serta merupakan wadah pendidikan pertama di jalur formal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan prasekolah, serta merupakan wadah pendidikan pertama di jalur formal yang memiliki fungsi sebagai peletak
Lebih terperinciPENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI I. Pengertian Dan Karakteristik Anak Usia Dini Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan dan juga penghargaan. Tanpa didukung oleh
7 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemandirian Anak 2.1.1 Pengertian Kemadirian Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu proses pendidikan yang berlangsung di Indonesia yang terdiri dari pendidikan formal dan non formal. Di samping itu pendidikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian Kemandirian Menurut teori psychological needs Murray 1994 (Yulianti, 2009: 8) perilaku psikologis manusia digerakkan oleh sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, termasuk dalam hal pendidikan. Orangtua berharap anaknya bisa mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah berkembang ditengah pesatnya kemajuan zaman. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia adalah menuju pembangunan manusia seutuhnya yang meliputi dari berbagai faktor kehidupan termasuk pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa ini merupakan masa kritis dimana anak membutuhkan rangsanganrangsangan yang tepat untuk mencapai
Lebih terperinciBERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI
BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI Asep Ardiyanto PGSD FIP Universitas PGRI Semarang ardiyanto.hernanda@gmail.com Abstrak Bermain bagi anak usia dini adalah sesuatu yang sangat
Lebih terperinciMengembangkan Bakat Anak
A. Artikel Mengembangkan Bakat Anak Oleh: Andi Sri Suriati Amal Setiap anak dipercaya memiliki bakat sendiri-sendiri. Namun bakat anak ini tidak bisa langsung terlihat begitu saja. Karenanya orang tua
Lebih terperinciPERANAN ORANGTUA DALAM MENANAMKAN DISIPLIN ANAK USIA DINI. DAMAIWATY RAY Dosen PG PAUD FIP Unimed
PERANAN ORANGTUA DALAM MENANAMKAN DISIPLIN ANAK USIA DINI DAMAIWATY RAY Dosen PG PAUD FIP Unimed Email : damaiwaty@gmail.com ABSTRAK Salah satu aspek yang penting yang harus di bentuk dan dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,
19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa mempunyai tujuan agar siswa terampil berbahasa yang meliputi keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan membaca dan keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas kesejahteraan anak menduduki posisi sangat strategis dan sangat penting dalam pembangunan masyarakat Indonesia, sehingga anak prasekolah merupakan
Lebih terperinciPendidik. Pengertian. Pendidik. Hakekat PAUD-KBK PAUD-SPN AKD-NON. Oleh: Dra. OCIH SETIASIH, M.Pd
Pengertian Pendidik Hakekat PAUD-KBK PAUD-SPN AKD-NON Pendidik Oleh: Dra. OCIH SETIASIH, M.Pd Pengertian PENDIDIKAN Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara sengaja oleh orang dewasa untuk membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang khas, dikatakan memiliki karakteristik yang khas dikarenakan mempunyai rasa ingin tahu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. begitu saja terjadi sendiri secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak merupakan masa yang menyenangkan, karena sebagian besar waktunya untuk bermain. Anak dapat berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara, karena pendidikan dapat memberdayakan sumber daya manusia yang berkualitas dan diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai orang tua harus mempersiapkan
Lebih terperinciPERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH PADA SEKOLAH YANG MENGGUNAKAN METODE SEMI MONTESSORI DAN SEKOLAH REGULAR
PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH PADA SEKOLAH YANG MENGGUNAKAN METODE SEMI MONTESSORI DAN SEKOLAH REGULAR Nadya Muthi Azmi nadyamuthi@hotmail.com Antonina Pantja Juni Wulandari, S.Sos., M.Si
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek berasal dari bahasa inggris intellect yang menurut Chaplin (dalam Asrori, 2007:36) diartikan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI
UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S1 Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
Lebih terperinciKarakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya untuk mendidik, yaitu:
II. Faktor Pendidik Pendidik adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk mendidik. Pendidik meliputi orang dewasa, guru, orang tua, pemimpin masyarakat dan pemimpin agama. Karakteristik yang harus dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini sebagai fase pertama sistem pendidikan seumur hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia anak adalah dunia bermain, karena selama rentang perkembangan usia dini anak melakukan kegiatan dengan bermain, mulai dari bayi, balita hingga masa kanak-kanak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Sebagai bagian dari pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak pada rentang usia 4-6 tahun merupakan bagian dari tahapan anak usia dini yang memiliki kepekaan dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia TK adalah anak yang berusia 4-6 tahun dan musik memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan pribadi anak yang harmonis dalam logika, rasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya karena merupakan masa peka dan masa emas dalam kehidupan anak.
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012
46 HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 Oleh : Siti Dewi Rahmayanti dan Septiarini Pujiastuti STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi ABSTRAK Pola asuh orang
Lebih terperinciErikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap. psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai
Teori Psikososial, Erik Erikson ( 1902-1994 ) Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai manusia tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah hal yang perlu diperhatikan lagi di negara ini. Pendidikan juga dibuat oleh pemerintah
Lebih terperinciMASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th
MASA KANAK-KANAK AWAL By FH Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a) Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik secara ukuran (pertumbuhan) maupun secara perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu hidup akan melalui tahapan pertumbuhan dan perkembangan, yaitu sejak masa embrio sampai akhir hayatnya mengalami perubahan ke arah peningkatan baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian manusia yang tidak dapat berdiri sendiri, artinya terkait dengan aspek kepribadian yang lain dan harus dilatihkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan anak usia dini, secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik intelegensi, bakat, minat, kreativitas, kematang emosi, kepribadian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin kompleks. Kompleksitas kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian yang mapan dari kehidupan masyarakat, sebagian demi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. peranan adalah untuk mengatur perilaku seseorang pada batas-batas tertentu.
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peranan Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status). Pentingnya peranan adalah untuk mengatur perilaku seseorang pada batas-batas tertentu. Dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya. Untuk memenuhi kebutuhan
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN MASALAH 1. Latar Belakang Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sangat tergantung pada bantuan orang-orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa kanak-kanak, anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang sangat pesat. Hurlock (1997) mengatakan bahwa masa golden age atau masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang disengaja untuk membantu, membina, dan mengarahkan manusia mengembangkan segala kemampuannya yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga PAUD yang selama ini dikenal oleh masyarakat luas salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri
Lebih terperinciMEMBENTUK BUAH HATI MENJADI PRIBADI TANGGUH DAN PERCAYA DIRI
MEMBENTUK BUAH HATI MENJADI PRIBADI TANGGUH DAN PERCAYA DIRI Banyak hal penting yang harus diperhatikan semua orang tua dalam mendampingi tumbuh kembang anaknya. Masa kanak-kanak adalah masa pertumbuhan
Lebih terperinci5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)
Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kritis untuk menganalisis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kritis untuk menganalisis masalah; dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini atau pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa merupakan isu yang mengemuka di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan budaya dan karakter bangsa merupakan isu yang mengemuka di masyarakat saat ini. Korupsi, tindakan asusila, kekerasan, perkelahian massa, pelanggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan saat seseorang mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat dalam kehidupannya. Perkembangan dan pertumbuhan pada anak usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia emas atau golden age adalah masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam pendidikan dasar,
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR Guru TK ABA 010 Cabang Kuok Kabupaten Kampar email: herlinaher@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak khususnya anak usia dini merupakan masa yang paling optimal untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan melakukan apapun untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah 1. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menurut Child (dalam Sylva dan Lunt, 1998) adalah keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) merupakan pendidikan yang paling
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) merupakan pendidikan yang paling fundamental karena perkembangan anak di masa selanjutnya akan sangat ditentukan oleh berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa
26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan manusia. Pada fase inilah seorang pendidik dapat menanamkan prinsip-prinsip yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah anak selalu aktif bergerak, dan cenderung menyumbang pada perkembangan, baik terhadap fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Meta Nurlaela, 2014 Meningkatkan kedisiplinan anak melalui pemberian teknik token
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini memiliki peranan sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal di Indonesia merupakan rangkaian jenjang pendidikan yang wajib dilakukan oleh seluruh warga Negara Indonesia, di mulai dari Sekolah Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai
Lebih terperinci