IMPLEMENTASI LOAD BALANCING PEER CONNECTION CLASSIFIER (PCC) PADA JARINGAN INTERNET DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRABUMULIH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI LOAD BALANCING PEER CONNECTION CLASSIFIER (PCC) PADA JARINGAN INTERNET DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRABUMULIH"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI LOAD BALANCING PEER CONNECTION CLASSIFIER (PCC) PADA JARINGAN INTERNET DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRABUMULIH Alan fauzi 1, Alex Wijaya 2, Irman Effendy 3 Mahasiswa Universitas Bina Darma 1, Dosen Universitas Bina Darma 2 Jalan Jenderal Ahmad Yani No.03 Palembang alanfauzi70@yahoo.com 1, alexwijaya@mail.binadarma.ac.id 2, Irman.effendy@mail.binadarma.ac.id 3 Abstract: Load balancing is a technique to distribute the traffic load on two or more lines in a balanced connections, so that traffic can run optimally, maximize throughput, minimize response time and avoid overload on a single connection point, where the density of the track became the first in the division calculation can bandwidth.router distributes traffic across multiple paths to the same destination, balance the load on different network resources. A server load balancing, on the contrary distribute traffic between the server resources of the network resources. PCC is a grouping of traffic engineering in connection with or out of the router into groups that are distinguished by src-address, dst-address, src-port and dst-port. In order for the router gateway will remember the path through which the traffic at the beginning of the connection. Keywords : Load Balancing, PCC, Router Abstrak: Load Balancing merupakan teknik untuk mendistribusikan beban traffic pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar traffic dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada satu jalur koneksi, dimana kepadatan pada jalur menjadi perhitungan pertama dalam pembagian bandwidth.router dapat mendistribusikan lalu lintas di beberapa jalur ke tujuan yang sama, menyeimbangkan beban di sumber jaringan yang berbeda. Sebuah penyeimbangan beban server, pada sebaliknya mendistribusikan lalu lintas antar sumber daya server dari pada jaringan sumber daya. PCC adalah teknik dalam pengelompokan traffic koneksi yang melalui atau keluar masuk router menjadi beberapa kelompok yang dibedakan berdasarkan src-address, dst-address, src-port dan dst-port. Agar pada router akan mengingat jalur gateway yang dilewati diawal traffic koneksi. Kata Kunci : Load Balancing, PCC, Router. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Load balancing merupakan teknik untuk mendistribusikan beban traffic pada jalur atau lebih dari dua jalur koneksi secara seimbang, agar traffic dapat berjalan secara optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari kegagalan pada salah satu jalur koneksi. Solusi jaringan ini untuk mendistribusikan lalu lintas masuk antara server hosting konten aplikasi yang sama. Dengan menyeimbangkan permintaan aplikasi di beberapa server, menyeimbangkan beban untuk mencegah server aplikasi dari titik kegagalan, sehingga meningkatkan

2 ketersediaan aplikasi secara keseluruhan dan responsif. Peer Connection Classifier (PCC) adalah suatu teknik dalam pengelompokan traffic koneksi yang keluar masuk melalui router menjadi beberapa kelompok. untuk dibedakan berdasarkan src-address, dst-address, src-port ss dan dst-port. Router dapat mengingat jalur gateway yang dilewati dari awal traffic koneksi, sehingga paket-paket selanjutnya yang masih berkaitan dengan koneksi awal akan dilewatkan pada jalur gateway yang sama. Kelebihan dari PCC dapat menjawab banyaknya keluhanan sering terjadi putusnya koneksi pada teknik load balancing lainya sebelum adanya PCC karena perpindahan gateway. Dalam mengatasi kelebihan beban pada server hal yang paling utama dengan meningkatkan kualitas atau kecangihan sebuah server misalnya meng-upgrade cpu dan menambah memori. menggunakan lebih dari satu server dengan harga dan kualitas rata-rata seringkali jauh lebih dari efektif dan menguntungkan dari pada menggunakan II. METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan pengembangan system, penulis akan menggunakan metode Network Development Life Cycle (NDLC) sebuah server mahal yang berkinerja tinggi. Namun solusi banyak server ternyata bukan tanpa masalah. Maka dari itu akan diterapkan sistem load balancing. Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih merupakan salah satu institusi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Karyawan serta staff rumah sakit lainnya telah memanfaatkan jaringan internet sebagai media pendukung dalam kegiatan institusi mereka, seperti pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia. Namun dengan kebutuhan akan proses informasi yang cepat, maka berdampaklah pada banyaknya beban (traffic) serta permintaan (request), sehingga broadcast dalam suatu jaringan semakin meningkat dan akan berdampak pada optimalnya kinerja dari jaringan itu sendiri. Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis akan membahas penelitian dengan judul Implementasi Load Balancing Peer Connection Classfier (PCC) Pada Jaringan Internet di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih. NDLC mempunyai beberapa alur kerja dalam mengembangkan sistem jaringan ini, berikut alur kerja dari NDLC : untuk mengimplementasikan konsep Load Balancing Peer Connection Classifier (PCC) pada jaringan internet di RSUD prabumulih.

3 Gambar 1. Metodologi NDLC 2.1 Analisis Tahapan awal yang dilakukan dalam menganalisis adalah analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang ada, analisa keinginan user, dan analisa topologi jaringan yang sudah ada, bisa dibilang tahapan ini adalah tahapan pengumpulan data yang dibutuhkan untuk perumusan masalah dalam menyelesaikan kendala yang ada. Dengan mengidentifikasi sistem yang sedang berjalan lalu mencoba untuk menganalisa suatu pengembangan sistem seperti apa yang akan diterapkan pada sistem tersebut. Gambar 2. Topologi jaringan RSUD Setelah mengetahui 8 website yang sering diakses oleh pengguna, penulis juga menggunakan tool dari mikrotik, yaitu apa aplikasi monitoring torch. Tool ini akan menangkap IP address dan port-port yang sering digunakan pengguna. Torch digunakan pada aplikasi winbox dengan pilih menu tools lalu pilih torch. Berikut tampilan dari tool torch Analisis Sistem yang Berjalan Pada tahapan awal penulis melakukan observasi tentang penggunaan teknologi yang saat ini digunakan di Rumah Sakit Umum Gambar 3. Monitoring Tourch Daerah Prabumulih. Jaringan yang tersedia meliputi 2 pc untuk server dan 16 client. Berikut gambar topologi jaringan Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih Sfesisikasi Sofware dan Hardware Setelah mengetahui load balancing peer connection classifier yang akan di implementasikan, selanjutnya untuk menganalisa dan menentukan software dan

4 hardware apa saja yang digunakan dalam membangun sistem load balancing peer connection classifier (pcc). Berikut tabel yang menjelaskan tentang software dan hardware yang digunakan dalam implementasi load balancing peer connection classifier (pcc). No Sofware Keterangan 1 Mikrotik Router OS ver Microsoft Windows 7 3 Mikrotik winbox Loader v Alat dan Bahan Sistem Operasi pada Mikrotik Sistem Operasi untuk Admin dan client Software GUI pada Mikrotik Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah: Perangkat lunak (Software) a. Processor Intel Pentium b. RAM 2 GB c. HDD 500 GB d. Printer Canon IP237 memberikan gambaran jelas tentang projet yang akan dibangun, penelitian ini penulis menggunakan aplikasi Mirosoft Visio untuk memperbaharui desain topologi yang lama menjadi desain topologi yang baru Perancangan Fisik Merupakan struktur jaringan yang berhubungan langsung dengan paralatan yang akan digunakan dalam pembentuk sebuah topologi jaringan. Agar bermaksud dalam pengimplementasian load balancing peer connection classifier (pcc) akan mudah dipahami dan dapat digunakan untuk penyelesaian masalah pada jaringan. Berikut topologi jaringan yang akan dibangun dengan 2 Pc sebagai admin/server dan 16 sebagai client. Perangkat keras (Hardware) a. Sistem Operasi Windows Design Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahapan desain ini penulis akan membuat desain gambar topologi jaringan komputer yang akan dibangun Desain ini dapat dapat berupa desain struktur topologi, alur proses, dan tata layout perkabelan, akan Gambar 3. Topologi Jaringan dengan Load Balancing 4.1 Simulation Prototyping

5 Beberapa pengembangan jaringan yang akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan tools khusus dibidang network seperti Boson, Packet Tracert, Netsim. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja dari network yang akan dibangun dan menjadi bahan presentasi dan sharing dengan pengembangan system jaringan. Namun karna memiliki keterbatasan alat bantu program simulator VMware Worstation versi 7 karna dapat membuat virtul machine yang seolaholah mempunyai fisik dan fungsi yang sama dengan system nyata dan Microsoft Office Visio untuk pengembangan skema topologi yang akan dibuat dan diagram alur kerja dari load balancing Proses Pengiriman Paket pada Load Balancing Peer Connection Classifier Melalui proses pengiriman paket ini peneliti mendeskripsikan langkah-langkah pengujian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada gambar berikut ini: 5.1 Implementation Ditahapan ini akan sedikit memakan waktu lama. dalam melakukan implementasi, penulis telah menerapakan semua yang direncanakan dan dirancang sebelumnya. Pada tahapan ini akan terlihat bagaimana system load balancing yang akan dibangun akan memberikan pengaruh terhadap system yang ada Tahapan Topologi Jaringan Langkah awal yang dilakukan penulis adalah mengumpulkan dan memasang seluruh hardware yang diperlukan dalam mengimplementasi load balancing peer connetion classifier (pcc) yang sesuai dengan rancangan topologi yang penulis buat ditahapan desain. Kemudian penulis melakukan konfigurasi pada hardware Inisialisasi Interface Mikrotik Inisialisasi berguna untuk memudahkan penulis dalam melakukan tahapan pengembangan sistem dangan cara memberikan nama pada tiap-tiap interface sesuai dengan fungsinya. Perintah-perintah yang dilakukan sebagai berikut: Gambar 4. Proses Pengiriman Paket Load Balancing Pcc III. HASIL DAN PEMBAHASAN Perintah pada set 1 merupakan konfigurasi interface ether 2 yang terdapat di mikrotik dengan perintah menghidupkan interface dan memberikan nama interface yaitu ISP-1.

6 5.1.3 Pemberian Alamat IP Address Pada tahapan ini penulis akan memberikan alamat IP address pada setiap interface yang ada pada ruang IT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prabumulih, baik pada router maupun pada mikrotik pada sisi client. Berikut tahapan pada topologi jaringan yang akan diberikan IP address. Pengaturan Access Point ke pc client agar dapat terhubung dengan wireless yang telah berjalan, berikut perintah yang digunakan. Supaya pc client dapat melakukan koneksi ke internet, harus merubah IP privat client ke IP publik yang ada di interface publik yaitu ether1 dan ether2. Tahapan koneksi client, penulis menggunakan wireless pada wlan2 dengan range IP client sampai netmask , dimana IP yang dipasang pada wlan2 digunakan sebagai gateway dan dns server dari client. Jika menggunakan DNS dari salah satu isp, maka akan ada tambahan pengaturan mangle. Setelah konfigurasi IP dan DNS sudah benar, maka harus memasangkan default route ke tiap IP gateway isp agar router meneruskan semua traffic yang tidak terhubung pada gateway tersebut. Penulis menggunakan fitur check-gateway yang berguna disaat salah satu gateway terputus, maka otomatis koneksi akan dibelokan ke gatawey lainnya. Sampai tahapan ini, router dan pc client telah terkoneksi dan sudah bisa menggunakan internet. Lakukan ping baik pada router maupun pc client ke intenet Konfigurasi Mangle Mangle adalah tahapan dimana paket data yang datang dari suatu interface yang akan diproses. Fungsi yang terdapat di mangle adalah untuk menandai paket agar dapat diarahkan sesuai dengan rule routing yang ada. Di tahapan ini penulis akan menerapkan aturan mangle dari load balancing peer connection classifier (pcc). Berikut ini adalah perintah-perintah yang ada pada tahapan pengaturan mangle. Di tahapan ini penulis akan menerapkan aturan mangle dari load balancing peer connection classifier (pcc). Penulis akan menjelaskan teori dasar mengenai variable dari peer connection classifier (pcc).

7 1. Every: Angka every adalah jumlah kelompok yang ingin dihasilkan. Jadi bila administrator ingin membagi alur koneksi yan menjadi 2 kelompok nantinya akan di load balance ke 2 koneksi yang ada. 2. Packet: Angka packet adalah jumlah koneksi yang ditandai atau di mangle. Jika ingin membuat 2 kelompok, tentunya harus membuat mangle rules. Pada mangle rules tersebut angka untuk every haruslah sama, namun untuk angka packet harus berubah dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu angka packet untuk 2 rules tersebut adalah 1 dan Counter: Sering disebut penghitung atau pencecar biner yang mulai dari mikrotik versi 3.x. nilai counter tidak didefinisikan langsung oleh administrator. Setiap rules memiliki counter sendiri, ketika rules menerima packet maka counter akan otomatis bertambah satu. jika nilai counter telah sama dengan nilai every, maka paket akan dicocokan dan counter akan diatur ke nilai awal. Keterangan diatas dimaksudkan agar untuk mudah memahami penentuan nilai variabel yang ada di Load Balancing peer connection classifier (PCC). Berikut ini adalah perintah-perintah pada tahapan mangle: Perintah diatas merupakan penandaan sebelum paket data yang masuk kedalam kebijakan routing. Dimana interface LOKAL dengan destination 80 diberikan connection mark lb_1 dengan nilai pcc 2,1 yang bearti nilai every=2 dan nilai packet=1. Lalu ditambah dengan perintah passthrough=yes yaitu comment pada baris awal yang diteruskan dengan perintah ke rule baris berikutnya. Pada baris kedua, dijelaskan bahwa paket data yang berada di interface LOKAL dengan perlengkapan connection mark lb_1 akan ditandai dengan routing mark dengan nama route_1. Setelah selesai rule yang pertama, akan dilanjutkan pada rule kedua. Command yang digunakan juga sama pada rule pertama.

8 Sama seperti sebelumnya, interface LOKAL dengan destination port 80 diberikan connection mark kali ini dengan nama lb_2 dengan nilai peer connection classifier(pcc) yaitu 2,2 yang berarti nilai every=2 dan nilai packet=2. Lalu ditambah perintah passrhrough=yes yaitu command pada baris awal akan diteruskan ke rule berikutnya. Pada baris kedua, dijelaskan bahwa paket a=data yang ada berada di interface LOKAL dengan atribut connection mark lb_2 akan ditandai dengan routing mark dengan nama route_2. Perintah yang dibuat diatas adalah untuk penandaan pada antrian paket data yang berada di interface LOKAL. Setiap paket data yang akan diberikan tanda oleh peer connection classifier (pcc) secara beruntun dan berulang-ulang. Agar dapat melakukan pembagian traffic jaringan secara merata. Namun penulis hanya menerapkan rule tersebut untuk client yang ingin mengakses port 53 saja. Dimaksudkan agar aplikasi seperti facebook maupun traffic HTTPS yang menggunakan port 80 dan port 140 tidak mengalami diskoneksi yang disebkan oleh load balancing yang berbeda-beda IP address Konfigurasi Routing Untuk meneruskan paket yang telah ditandai dengan proses mangle, maka harus dibuat aturan baru pada routing tabel agar pada tahapan mangle. Berikut membuat aturan pada routing table: Pada baris pertama diperintahkan untuk setiap kali routing mark dengan nama route_1 akan melalui gateway dan untuk setiap routing dangan nama route_2 akan selalu melalui gateway Perintah selanjutnya yaitu dengan menambahkan lagi gateway tanpa routing mark dan gateway untuk semua traffic yang tidak melalui proses load balancing. Dimaksud untuk mencegah aplikasi facebook atau semua traffic HTTPS maupun SSL mangalami diskoneksi. Karna menggunakan satu gateway, maka aplikasi tersebut tetap akan menggunakan satu IP public tanpa berubah-ubah dikarnakan proses load balancing. dapat melewatkan paket data ke gatawey ISP yang sesuai dengan marking paket yang dibuat

9 6.1 Monitoring Setelah diimplementasi, tahapan monitoring merupakan tahapan penting agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan penulis pada tahap awal analisis. Penulis akan menggunakan tool yang ada di mikrotik yang berfungsi untuk memonitor lalu lintas dengan membuat grafik dan meng-capture untuk mengukur ukuran besar penyebab paket pada tiap-tiap ISP. Dengan menggunakan aplikasi berbayar di untuk mengukur kecepatan bandwidth. Kemudian membandingkan dengan sistem sebelum dan sesudah diterapakan load balancing pada jaringan tersebut. 7 Management Management salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah kebijakan yaitu dalam hal aktivitas, pengelolaan dan pemeliharaan pada tahapan ini. Kebijakan perlu dibuat untuk membuat dan mengatur supaya sistem yang telah dibangun dapat berjalan dengan baik dan berlangsung lama agar unsur reability terjaga. 7.1 Membuat Pengaturan fail over Fail over dalam pengertian load balancing adalah dimana salah satu gateway sedang di diskoneksikan, maka gateway lainya otomatis akan menjadi default gateway yang menampung semua traffic jaringan. Berikut adalah perintahnya Pengujian Efektifitas Penyetaraan Beban pada Gateway ISP Pada tahapan ini penulis memonitoring sistem jaringan yang menggunakan aplikasi atau tools yang ada pada winbox. Hasil monitoring pada menu interface list, berikut ini hasil monitoring nya. Gambar 5. Grafik Koneksi Setiap Gateway Sesuai perintah utama dari fail over terdapat pada pendefinisian distance=2. Pada perintah routing, gateway diberikan distance=1 yang paling kecil dahulu. Lalu perintah add check gateway=ping berarti gateway akan selalu dilihat dengan cara melakukan ping, apakah dalam keadaan hidup diskonek. Jika gateway tidak merapley, maka router akan menganggap gateway tersebut dalam keadaan down dan akan menjadi gateway sebagai gateway dengan koneksi tunggal. Berikut ini gambar tampilan jika salah satu koneksi dalam keadaan mati.

10 connection speed yang hampir sama agar di saat browsing tidak terjadi lambat dikarnakan respon time yang berbeda disetiap ISP. Gambar 6. Teknik fail over IV. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Penerapan load balancing pcc telah memberikan bandwidth yang optimal, namun load balancing tidak dapat mengakumulasi bandwidth kedua koneksi b. Penerapan load balancing pcc telah membagi beban traffic secara seimbang pada ISP-1 dan ISP-2 pada Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih. c. Penerapan teknik fail over dapat menjadikan salah satu gateway sebagai koneksi tunggal jika gateway yang lain keadaan mati. b. Disarankan agar di tambahkan perancangan Bandwidth Queue agar dapat memudahkan kita dalam pembagian bandwidth ke setiap jaringan komputer. c. Menjalankan fitur lain yang ada di mikrotik yaitu management bandwidth agar dapat membagi bandwidth sesuai dengan jumlah client yang memakai. DAFTAR RUJUKAN Nurul Fadilah Zamazami, Implementasi Load Balancing dan Failover Menggunakan Mikrotik RouterOS Berdasarkan Multihomed Gateway pada Warung Intenet DIGA. Politeknik Telkom, Bandung(2009). Mohd Siddik, Yopi Hendro, Zulfian Azmi, Load Balance dan Pembagian Bandwidth Jaringan LAN Menggunakan Mikrotik Router Board RB 750. STMIK Triguna Dharma, Medan(2015). 2. Saran a. Dalam pemilihan ISP, diusahakan yang memiliki kualitas bandwidth dan

BAB I PENDAHULUAN. harinya menggunakan media komputer. Sehingga banyak data yang disebar

BAB I PENDAHULUAN. harinya menggunakan media komputer. Sehingga banyak data yang disebar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Data mempunyai peranan yang sangat penting bagi orang yang setiap harinya menggunakan media komputer. Sehingga banyak data yang disebar melalui media jaringan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk menunjang pelayanan informasi maka PT.XYZ menggunakan 2 jalur internet dari 2 ISP yang berberbeda. Jalur internet tersebut digunakan secara bergantian. Dengan

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 29 Bab 4 Hasil dan Pembahasan Metode load balance yang digunakan sebelum penelitian yaitu dengan NTH load balance yang menggunakan 2 jaringan yaitu 2 jaringan Telkom Speedy. Pada NTH load balance 2 jalur

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Skenario Uji Coba Dengan rancangan jaringan yang telah dibuat, perlu dilakukan uji coba untuk membuktikan bahwa rancangan load balancing dan failover tersebut dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan 2 router yang

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan 2 router yang BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Dalam sistem perancangan ini awal mula dibuat perancangan topologi jaringan. Topologi jaringan terdiri dari 3 client, 1 server, dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN /24 dan lainnya bisa berkoneksi dengan internet / ISP.

BAB IV PEMBAHASAN /24 dan lainnya bisa berkoneksi dengan internet / ISP. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Mikrotik sebagai Gateway Mikrotik sebagai gateway merupakan salah satu bentuk implementasi yang paling banyak di pakai. Tujuannya agar client, semisal dengan IP 192.168.199.3/24 dan

Lebih terperinci

Cara Setting MikroTik sebagai Gateway dan Bandwidth Management

Cara Setting MikroTik sebagai Gateway dan Bandwidth Management Cara Setting MikroTik sebagai Gateway dan Bandwidth Management Artikel ini melanjutkan dari artikel sebelumnya mengenai instalasi mikrotik. Dalam artikel ini akan coba dijelaskan mengenai bagaimana mensetting

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Implementasi adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam membangun suatu jaringan. Dalam membangun jaringan load balancing dan failover ada beberapa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi, aktivitas bertukar informasi menjadi salah satu kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini kemudian membutuhkan

Lebih terperinci

Aplikasi load-balancer yang akan digunakan oleh aplikasi saat melakukan koneksi ke sebuah system yang terdiri dari beberapa back-end server.

Aplikasi load-balancer yang akan digunakan oleh aplikasi saat melakukan koneksi ke sebuah system yang terdiri dari beberapa back-end server. Load balancing adalah mengoptimal kan bandwidth yang tersedia pada 2 buah jalur koneksi internet atau lebih secara merata dan membagi beban kumulatif pada sebuah network. Aplikasi load-balancer yang akan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3 OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3 1 Program Studi Teknik Telekomunikasi DIV, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang)

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang) Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang) Sindung Hadwi Widi Sasono, Thomas Agung Setiawan, Lutfi Nur Niswati Jurusan

Lebih terperinci

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang)

Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang) Optimalisasi Load Balancing dan Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Routerboard 715G (Studi Kasus di PT. Campus Data Media Semarang) Sindung Hadwi Widi Sasono, Thomas Agung Setiawan, Lutfi Nur Niswati Jurusan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1. Implementasi Pada bab 5 ini akan dibahas mengenai implementasi dan pengujian terhadap firewall yang telah dibuat pada perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Topologi Jaringan Hotspot Perancangan arsitektur jaringan hotspot secara fisik dapat dilihat seperti Gambar 3.1. Gambar 3.1 Skema rancangan jaringan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Load balancing adalah proses pendistribusian beban terhadap sebuah servis yang ada pada sekumpulan server atau perangkat jaringan ketika ada permintaan dari pemakai.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Untuk dapat melakukan implementasi maka diperlukan perangkat Hardware dan Software yang digunakan. Hardware - Router Wifi Mikrotik RB951 - Modem ISP Utama

Lebih terperinci

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK FUTRI UTAMI 1), HJ. LINDAWATI 2), SUZANZEFI 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Program Studi D IV Teknik Telekomunikasi,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Topologi Jaringan Topologi jaringan yang digunakan dalam sistem adalah sebagai berikut: Gambar 3 Topologi Jaringan Dalam topologi ini router yang digunakan adalah router yang

Lebih terperinci

Load Balance menggunakan Metode PCC

Load Balance menggunakan Metode PCC Load Balance menggunakan Metode PCC Load balance pada mikrotik adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan

Lebih terperinci

Lalu bagai mana dengan solusinya? apakah kita bisa menggunakan beberapa line untuk menunjang kehidupan ber-internet? Bisa, tapi harus di gabung.

Lalu bagai mana dengan solusinya? apakah kita bisa menggunakan beberapa line untuk menunjang kehidupan ber-internet? Bisa, tapi harus di gabung. Tutorial Mikrotik Load Balancing Oleh: Green Tech Community Konsep Awal: Di beberapa daerah, model internet seperti ini adalah bentuk yang paling ekonomis dan paling memadai, karena dibeberapa daerah tidak

Lebih terperinci

Load Balancing. Cara 1 :

Load Balancing. Cara 1 : Load Balancing Cara 1 : Originally Posted by dagocan Load balancing leh juga tuh kmaren gw load balancing pake speedy ama wireless gak isa2 malah ancur hiksssssss coba pake cara ini gan, Spoiler for LB:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, internet sangat berperan besar. Internet digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini, internet sangat berperan besar. Internet digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di masa sekarang ini, internet sangat berperan besar. Internet digunakan untuk mencari informasi, artikel, pengetahuan, atau bahkan untuk chatting. Bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 47 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Perangkat Keras Perangkat keras atau hardware terpenting yang dipakai untuk membuat perubahan pada topologi jaringan SMA St. Kristoforus

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Data Implementasi Sistem Berikut ini adalah hasil dump dari routing rule yang diimplementasikan pada sistem # jan/24/2013 22:20:59 by RouterOS 5.21 # perangkat lunak id =

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 PERALATAN YANG DIBUTUHKAN Pada tahap ini dilakukan implementasi sistem yang meliputi spesifikasi sistem untuk perangkat keras dan perangkat lunak pada sistem jaringan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PER CONNECTION CLASSIFIER DENGAN FAILOVER DAN FITUR NOTIFIKASI

IMPLEMENTASI METODE PER CONNECTION CLASSIFIER DENGAN FAILOVER DAN FITUR NOTIFIKASI IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 IMPLEMENTASI METODE PER CONNECTION CLASSIFIER DENGAN FAILOVER DAN FITUR NOTIFIKASI EMAIL Risandy Wiratman 1, Septian Ari Purnomo 2, Dedy Hermanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Biaya yang harus dikeluarkan untuk berlangganan jalur koneksi internet melalu ISP (Internet Service Provider) yang relatif mahal untuk pengusaha Warnet karena sebagian

Lebih terperinci

BAB 3 IMPLEMENTASI LOAD BALANCING

BAB 3 IMPLEMENTASI LOAD BALANCING BAB 3 IMPLEMENTASI LOAD BALANCING 3.1 Implementasi Load Balancing di Mikrotik Router Load balancing pada Mikrotik adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara

Lebih terperinci

Perancangan Jaringan LAN dan WLAN Berbasis Mikrotik Pada Sekolah Menengah Kejuruan

Perancangan Jaringan LAN dan WLAN Berbasis Mikrotik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Perancangan Jaringan LAN dan WLAN Berbasis Mikrotik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Jimmy Arifin Program Studi Teknik Informatika STMIK Buddhi Jl. Imam Bonjol No. 41 Karawaci Ilir Tangerang, Banten jimmyarifin01@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. penggunaan bandwidth. Solusi yang sering dilakukan adalah

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. penggunaan bandwidth. Solusi yang sering dilakukan adalah BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Analisis Kebutuhan Sering kali permasalahan dalam sebuah jaringan computer adalah proses pengiriman data lambat, rusak, dan tidak sampai ke tujuan. Permasalahan muncul

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan sistem Virtual Private Network (VPN) site-to-site berbasis L2TP ( Layer 2 Tunneling Protocol) dan IPSec (Internet Protocol Security),

Lebih terperinci

hanya penggunakan IP saja yang berbeda. Berikut adalah cara menghubungkan station 2. Tentukan interface yang akan difungsikan sebagai station

hanya penggunakan IP saja yang berbeda. Berikut adalah cara menghubungkan station 2. Tentukan interface yang akan difungsikan sebagai station 92 Agar antar gedung dapat terhubung dengan jaringan yang ada menggunakan wireless, maka mikrotik di setiap gedung harus difungsikan sebagai station. Seperti yang kita katakan di atas, bahwa semua gedung

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi sistem Dalam membangun jaringan pada PT. BERKAH KARYA MANDIRI dibutuhkan beberapa pendukung baik perangkat keras maupun perangkat lunak. 4.1.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Metodologi 47 48 Dari kerangka yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa metodologi dimulai dengan melakukan analisa sistem yang sedang berjalan yaitu melihat

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Sistem Jaringan Pada tahap implementasi sistem, dilakukan semua konfigurasi perangkat keras untuk membangun jaringan manajemen bandwidth didukung dengan akses data

Lebih terperinci

Penerapan Virtual Routing Forwarding dan Route Leaking untuk Routing IP Address dan Subnet yang sama pada Mikrotik di STMIK Musirawas Lubuklinggau

Penerapan Virtual Routing Forwarding dan Route Leaking untuk Routing IP Address dan Subnet yang sama pada Mikrotik di STMIK Musirawas Lubuklinggau Penerapan Virtual Routing Forwarding dan Route Leaking untuk Routing IP Address dan Subnet yang sama pada Mikrotik di STMIK Musirawas Lubuklinggau STMIK MUSIRAWAS LUBUKLINGGAU, Jln. Besar H.M. Soeharto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanfaatan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data hingga saat ini semakin meningkat, terutama pada jaringan internet (interconnection networking)

Lebih terperinci

Konfigurasi Mikrotik Sebagai Router Gateway Internet

Konfigurasi Mikrotik Sebagai Router Gateway Internet MODUL 1 Konfigurasi Mikrotik Sebagai Router Gateway Internet - PENGERTIAN MIKROTIK MikroTik RouterOS adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING PCC DAN FAILOVER PADA PT. AGRO BOGA UTAMA

PERANCANGAN JARINGAN MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING PCC DAN FAILOVER PADA PT. AGRO BOGA UTAMA PERANCANGAN JARINGAN MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING PCC DAN FAILOVER PADA PT. AGRO BOGA UTAMA Feisal Adel Ramadhan Muchammad Bagir Rifqie Wizhan Awie Rudi Tjiptadi Dipl.Ing Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

LOAD BALANCE DAN PEMBAGIAN BANWIDTHPADA JARINGAN LAN MENGGUNAKANMIKROTIK ROUTER BOARD RB 750

LOAD BALANCE DAN PEMBAGIAN BANWIDTHPADA JARINGAN LAN MENGGUNAKANMIKROTIK ROUTER BOARD RB 750 LOAD BALANCE DAN PEMBAGIAN BANWIDTHPADA JARINGAN LAN MENGGUNAKANMIKROTIK ROUTER BOARD RB 750 Mohd. Siddik #1,Yopi Hendro #2 Zulfian Azmi #3 # Program Studi Sistem Informasi, STMIK Triguna Dharma Jl. A.

Lebih terperinci

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI. Berikut ini adalah peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam implementasi

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI. Berikut ini adalah peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam implementasi 55 BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut ini adalah peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam implementasi simulasi rt/rw wireless net pada Perumahan Sunter Agung Podomoro : 1 buah

Lebih terperinci

PERANCANGAN FAILOVER DAN LOAD BALANCING PADA PT. MICROAD INDONESIA

PERANCANGAN FAILOVER DAN LOAD BALANCING PADA PT. MICROAD INDONESIA PERANCANGAN FAILOVER DAN LOAD BALANCING PADA PT. MICROAD INDONESIA David Tanady 1 ; Ricky Ng 2 ; Samuel Yudianto 3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara Jln. K. H.

Lebih terperinci

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut :

Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. topologi jaringan yang telah penulis rancang. dibutuhkan, diantaranya adalah sebagai berikut : 51 Bab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dikarenakan biaya, waktu dan tempat yang tidak memungkinkan untuk dapat mengimplementasikan perancangan penulis secara langsung, maka penulis mensimulasikan jaringan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai perencanaan internet protocol virtual private network (IP VPN) dan network management untuk efisiensi koneksi internet dengan sistem intranet menggunakan

Lebih terperinci

TEKNIK MARK PACKET DAN MARK CONNECTION UNTUK MANAJEMEN BANDWITH DENGAN PENDEKATAN TOP-DOWN

TEKNIK MARK PACKET DAN MARK CONNECTION UNTUK MANAJEMEN BANDWITH DENGAN PENDEKATAN TOP-DOWN TEKNIK MARK PACKET DAN MARK CONNECTION UNTUK MANAJEMEN BANDWITH DENGAN PENDEKATAN TOP-DOWN Sandy Kosasi STMIK Pontianak Jl. Merdeka No. 372 Pontianak, Kalimantan Barat e-mail: sandykosasi@yahoo.co.id dan

Lebih terperinci

Kebutuhan atas penggunaan bersama resources yang ada dalam jaringan baik. tingginya tingkat kebutuhan dan semakin banyaknya pengguna jaringan yang

Kebutuhan atas penggunaan bersama resources yang ada dalam jaringan baik. tingginya tingkat kebutuhan dan semakin banyaknya pengguna jaringan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data hingga saat ini semakin meningkat, terutama pada jaringan internet (interconnection networking)

Lebih terperinci

RANCANGAN LOAD BALANCING DAN FAILOVER MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTER OS BERDASARKAN MULTIHOMED GATEWAY PADA WARUNG INTERNET DIGA

RANCANGAN LOAD BALANCING DAN FAILOVER MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTER OS BERDASARKAN MULTIHOMED GATEWAY PADA WARUNG INTERNET DIGA RANCANGAN LOAD BALANCING DAN FAILOVER MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTER OS BERDASARKAN MULTIHOMED GATEWAY PADA WARUNG INTERNET DIGA ARIS SANTOSO 43A87006110472 GINANJAR WILUJENG 43A87006110230 SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metodologi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Pada bab ini akan menjelaskan metode yang diterapkan dalam skripsi ini. Metode yang digunakan adalah metode Network Development Life Cycle (NDLC), yaitu Analysis, Design,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Implementasi Implementasi adalah suatu pelaksanaan atau penerapan perancangan aplikasi yang disusun secara matang dan terperinci. Biasanya dilakukan implementasi

Lebih terperinci

CARA SETTING LOAD BALANCE MIKROTIK (2 MODEM DI GABUNGKAN DALAM SATU MIKROTIK ROUTER) DALAM BENTUK GUI

CARA SETTING LOAD BALANCE MIKROTIK (2 MODEM DI GABUNGKAN DALAM SATU MIKROTIK ROUTER) DALAM BENTUK GUI CARA SETTING LOAD BALANCE MIKROTIK ( MODEM DI GABUNGKAN DALAM SATU MIKROTIK ROUTER) DALAM BENTUK GUI ALAT DAN BAHAN : ANGGOTA KELOMPOK : Buah MODEM : Speddy dan AHA Buah Router RB70 Buah Switch Buah Komputer

Lebih terperinci

MIKROTIK SEBAGAI ROUTER DAN BRIDGE

MIKROTIK SEBAGAI ROUTER DAN BRIDGE MODUL PELATIHAN NETWORK MATERI MIKROTIK SEBAGAI ROUTER DAN BRIDGE OLEH TUNGGUL ARDHI PROGRAM PHK K1 INHERENT UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2007 Pendahuluan Routing memegang peranan penting dalam suatu network

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1. Rancangan Topologi 4.1.1. Topologi Jaringan Pada Bagian Umum dan Pengadaan Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Desain topologi jaringan komputer yang digunakan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM ROUTING STATIK

PRAKTIKUM ROUTING STATIK PRAKTIKUM ROUTING STATIK A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa memahami konsep gateway 2. Siswa memahami skema routing 3. Siswa memahami cara kerja router 4. Siswa mampu melakukan konfigurasi static routing

Lebih terperinci

CARA MENJALANKAN PROGRAM

CARA MENJALANKAN PROGRAM CARA MENJALANKAN PROGRAM 4.1.1 Konfigurasi Router Dalam konfigurasi Wireless Distribution System (WDS) setiap mikrotik wireless dikonfigurasi sama dan saling terhubung yang sedikit berbeda hanya pada mikrotik

Lebih terperinci

Gambar 1 Rancangan Penelitian.

Gambar 1 Rancangan Penelitian. Prosedur Menjalankan Program Desain Sistem Internet Gambar 1 Rancangan Penelitian. User end device seperti laptop atau komputer akan mengirimkan request menuju ke server melalui beberapa proses. Pengiriman

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. mengeluh karena koneksi yang lambat di salah satu pc client. Hal ini dikarenakan

BAB IV PEMBAHASAN. mengeluh karena koneksi yang lambat di salah satu pc client. Hal ini dikarenakan 44 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah Kebutuhan akses internet sangat berperan dalam produktifitas kineja pegawai dalam melakukan pekerjaan, namun sering dijumpai pegawai yang mengeluh karena koneksi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MIKROTIK PADA SEBUAH ROUTER INTERNET DENGAN DUA JALUR ISP

IMPLEMENTASI MIKROTIK PADA SEBUAH ROUTER INTERNET DENGAN DUA JALUR ISP IMPLEMENTASI MIKROTIK PADA SEBUAH ROUTER INTERNET DENGAN DUA JALUR ISP 1 Bambang Pujiarto, 2 Nuryanto 1,2 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Magelang 1 amadheos@yahoo.com,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dilakukan analisis kebutuhan dan perancangan dalam pembuatan proyek akhir Implementasi load balancer dan fail over pada email server. Berikut adalah analisis

Lebih terperinci

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Pada bab ini, berisikan tentang perancangan IDS Snort dan metode yang digunakan dalam melakukan proses investigasi serangan. Metode yang digunakan adalah model proses

Lebih terperinci

BAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover

BAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover BAB 4 Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover 4.1 Implementasi Network Pada tahap implementasi, akan digunakan 2 protokol routing yang berbeda yaitu BGP dan OSPF tetapi pada topologi network yang

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN UJI COBA. untuk menghadapi permasalahan yang ada pada jaringan BPPT adalah dengan

BAB 4 PERANCANGAN DAN UJI COBA. untuk menghadapi permasalahan yang ada pada jaringan BPPT adalah dengan BAB 4 PERANCANGAN DAN UJI COBA 4.1 Perancangan Prototype Jaringan Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang ada pada jaringan BPPT adalah

Lebih terperinci

BAB 3. Analisis Routing Protokol BGP & OSPF

BAB 3. Analisis Routing Protokol BGP & OSPF BAB 3 Analisis Routing Protokol BGP & OSPF 3.1 Existing Network PT. Orion Cyber Internet memiliki dua network besar, yaitu network Core dan network POP. Network core meliputi network inti yang akan menghubungkan

Lebih terperinci

ROUTER DAN BRIDGE BERBASIS MIKROTIK. Oleh : JB. Praharto ABSTRACT

ROUTER DAN BRIDGE BERBASIS MIKROTIK. Oleh : JB. Praharto ABSTRACT ROUTER DAN BRIDGE BERBASIS MIKROTIK Oleh : JB. Praharto ABSTRACT Sistem yang digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan. Perangkat yang berfungsi dalam komunikasi WAN atau menghubungkan dua network

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga saat ini semakin meningkat, terutama pada jaringan internet

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga saat ini semakin meningkat, terutama pada jaringan internet BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanfaatan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data hingga saat ini semakin meningkat, terutama pada jaringan internet (interconnection networking)

Lebih terperinci

BAB 4. PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan, simulasi dan uji coba pertama bagaimana fitur Hot Standby Router Protocol pada router Cisco dalam menjaga avaibility jaringan komputer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Analisis Permasalahan Dari hasil wawancara dan observasi objek penelitian maka ditemukan beberapa permasalahan yang muncul, diantaranya : a) Terdapat

Lebih terperinci

Certified Network Associate ( MTCNA ) Modul 6

Certified Network Associate ( MTCNA ) Modul 6 Certified Network Associate ( MTCNA ) Modul 6 Firewall Firewall Sebuah layanan keamanan jaringan yang melindungi jaringan Internal dari jaringan Eksternal. Contoh : Internet Berposisi ditengah tengah antara

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Pada sub bab ini, dituliskan informasi tentang perangkat keras dan perangkat lunak yang akan digunakan. 4.1.1. Perangkat Keras 1. MikroTik RouterBoard

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Hasil Karya dan Implementasi Proses implementasi failover jaringan dua ISP dilakukan menggunakan tiga buah router mikrotik series (RB951Ui-2Hnd). Router satu sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM DAN UJI COBA

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM DAN UJI COBA 78 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM DAN UJI COBA 4.1 Perancangan 4.1.1 Topologi Gambar 4.1 Usulan Perancangan Topologi Baru Pada usulan perancangan topologi jaringan baru pada PT. PROMEXX Inti Corporatama, sebelum

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCE DUA ISP MENGGUNAKAN MIKROTIK DENGAN METODE ROUND ROBIN. Naskah Publikasi

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCE DUA ISP MENGGUNAKAN MIKROTIK DENGAN METODE ROUND ROBIN. Naskah Publikasi ANALISIS DAN IMPLEMENTASI LOAD BALANCE DUA ISP MENGGUNAKAN MIKROTIK DENGAN METODE ROUND ROBIN Naskah Publikasi disusun oleh Agus Heriyanto 05.11.0727 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN RT/RW-NET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD 750 DAN TP-LINK MR3420 SEBAGAI ACCESS POINT

PERANCANGAN JARINGAN RT/RW-NET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD 750 DAN TP-LINK MR3420 SEBAGAI ACCESS POINT PERANCANGAN JARINGAN RT/RW-NET MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTERBOARD 750 DAN TP-LINK MR3420 SEBAGAI ACCESS POINT Latar Belakang Walaupun internet sudah menjadi suatu kebutuhan bagi para penggunanya. Namun,

Lebih terperinci

Perbandingan Kinerja RouterOS Mikrotik dan Zeroshell pada Mekanisme Load Balancing Serta Failover

Perbandingan Kinerja RouterOS Mikrotik dan Zeroshell pada Mekanisme Load Balancing Serta Failover Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 7, Juli 2018, hlm. 2689-2697 http://j-ptiik.ub.ac.id Perbandingan Kinerja RouterOS Mikrotik dan Zeroshell pada Mekanisme

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Pada tahap ini akan dilakukan analisa untuk menentukan software dan hardware yang dibutuhkan dalam mebangun sistem load balancing dua ISP. Berikut ini

Lebih terperinci

TUTORIAL SETTING MIKROTIK UNTUK SETTING IP, DHCP, GATEWAY, DNS.

TUTORIAL SETTING MIKROTIK UNTUK SETTING IP, DHCP, GATEWAY, DNS. TUTORIAL SETTING MIKROTIK UNTUK SETTING IP, DHCP, GATEWAY, DNS. Pertama-tama kita cek hardware dulu. Disini kita akan memberi PC Mikrotik dengan 2 network adapter. Network Adapter I sebagai NAT untuk ke

Lebih terperinci

BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Management

BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Management BGP-Peer, Memisahkan Routing dan Bandwidth Management Dalam artikel ini, akan dibahas cara untuk melakukan BGP-Peer ke BGP Router Mikrotik Indonesia untuk melakukan pemisahan gateway untuk koneksi internet

Lebih terperinci

BAB 3. ANALISA SISTEM 3.1. Analisa Masalah Rumah dan toko Buanjar Photocopy terdapat koneksi internet dengan kecepatan 10 Mbps dari ISP (Internet Service Provider) Indihome. Semua user yang berada di tempat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP)

IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP) Jurnal Ilmiah Informatika Volume 1 No. 1 / Desember 26 IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP) Juwanda Natali 1), Fajrillah 2), T.M.Diansyah

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Sistem Jaringan Multiple ISP Menggunakan Load Balancing PCC dengan Failover

Perancangan dan Implementasi Sistem Jaringan Multiple ISP Menggunakan Load Balancing PCC dengan Failover Perancangan dan Implementasi Sistem Jaringan Multiple ISP Menggunakan Load Balancing PCC dengan Failover (Studi kasus : Analisa jaringan LTE Dusun Bantar Kec. Bringin) Artikel Ilmiah Oleh: Agung Wijaya

Lebih terperinci

Bandwidth Limiter RB750

Bandwidth Limiter RB750 Bandwidth Limiter RB750 Firman Setya Nugraha Someexperience.blogspot.com Firmansetyan@gmail.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi adalah internet. Menurut (Porter, 2005) internet membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi adalah internet. Menurut (Porter, 2005) internet membuat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini informasi berperan sangat penting dalam kehidupan di era globalisasi. Setiap aktivitas dan kehidupan kita sangat didasarkan oleh informasi. Peranan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Router merupakan sebuah alat yang berfungsi menghubungkan jaringan yang berbeda agar bisa melakukan komunikasi antar device di dalam jaringan tersebut. Router bekerja

Lebih terperinci

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal

Gambar.3.2. Desain Topologi PLC Satu Terminal BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Desain Topologi Jaringan Gambar.3.1 Desain Topologi Sharring File Topologi diatas digunakan saat melakukan komunikasi data digital secara peer to peer sehingga PLC ataupun

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sarana Simulasi Uji coba dilakukan untuk membuktikan apakah sistem jaringan yang sudah dirancang dapat berjalan dengan baik. Namun, dikarenakan pihak kantor PT Synergy Adhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakana dalam penulisan skripsi ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakana dalam penulisan skripsi ini adalah 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakana dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data a. Studi Pustaka Mencari dan mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 MikroTik MikroTik adalah sebuah perusahaan yang berpusat di kota Riga, Latvia yang didirikan pada 1995, yang bergerak dalam bidang pengembangan perangkat router dan sistem ISP

Lebih terperinci

REDESIGN MANAJEMEN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE NETWORK DEVELOPMENT LIFE CYCLE (NDLC) PADA PERUSAHAAN AIRNAV INDONESIA CABANG PALEMBANG

REDESIGN MANAJEMEN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE NETWORK DEVELOPMENT LIFE CYCLE (NDLC) PADA PERUSAHAAN AIRNAV INDONESIA CABANG PALEMBANG REDESIGN MANAJEMEN JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE NETWORK DEVELOPMENT LIFE CYCLE (NDLC) PADA PERUSAHAAN AIRNAV INDONESIA CABANG PALEMBANG Muzakir 1, Irwansyah 2, Andri 3 Mahasiswa Universitas Binadarma

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Pada tahap ini dilakukan implementasi sistem yang meliputi spesifikasi sistem untuk perangkat keras dan perangkat lunak pada sistem jaringan PT. Smailling

Lebih terperinci

UJI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN - PAKET 2

UJI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN - PAKET 2 MODUL PEMBAHASAN MATERI UJI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN - PAKET 2 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 1 SMK TARUNA PEKANBARU Jl.Rajawali Sakti No.90 Panam (0761) 566947 Pekanbaru 28293 email: www.smktaruna98_pku@yahoo.com

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LOAD BALANCING DAN FAIL OVER UNTUK MENDUKUNG PRAKTIKUM JARKOM

IMPLEMENTASI LOAD BALANCING DAN FAIL OVER UNTUK MENDUKUNG PRAKTIKUM JARKOM IMPLEMENTASI LOAD BALANCING DAN FAIL OVER UNTUK MENDUKUNG PRAKTIKUM JARKOM 2 TUGAS AKHIR Disusun Oleh : SAYYYIDUL AQRI 201110150511012 PROGRAM STUDI D3 ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal,

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal, BAB III PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan jaringan komputer lokal, dimana jaringan komputer ini menggunakan NAT Server yang berada dalam fitur Router OS Mikrotik,

Lebih terperinci

Modul 3. Praktikkum Subnetting. A. Tujuan

Modul 3. Praktikkum Subnetting. A. Tujuan Modul 3 Praktikkum Subnetting A. Tujuan Setelah Praktikum ini mahasiswa di harapkan dapat : 1 ) Memahami Koneksi dan Implementasi Subnet berikut konsep IPV 4 dan kelasnya 2 ) Membangun Koneksi antar Subnet

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. dan pengamatan yang dilakukan terhadap analisis bandwidth dari sistem secara

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. dan pengamatan yang dilakukan terhadap analisis bandwidth dari sistem secara BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN Pengujian dan pengamatan yang dilakukan penulis merupakan pengujian dan pengamatan yang dilakukan terhadap analisis bandwidth dari sistem secara keseluruhan yang telah

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Virtual Private Network (VPN) Menggunakan Protokol EoIP

Implementasi Jaringan Virtual Private Network (VPN) Menggunakan Protokol EoIP Vol. 19, No. 1, January 2017 Implementasi Jaringan Virtual Private Network (VPN) Menggunakan Protokol EoIP Herman Kuswanto Teknik Informatika STMIK Nusa Mandiri Jl. Damai No.8 Warung Jati Barat (Margasatwa)

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. rancangan jaringan baru yang sesuai dengan kebutuhan PT. Cakrawala Lintas Media.

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. rancangan jaringan baru yang sesuai dengan kebutuhan PT. Cakrawala Lintas Media. 32 BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN Berdasarkan hasil analisis di Bab III, kami mencoba untuk membuat simulasi rancangan jaringan baru yang sesuai dengan kebutuhan PT. Cakrawala Lintas Media. 4.1 Rancangan Topologi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Sistem yang akan dibangun adalah sebuah sistem. jaringan didalamnya ada empat jaringan yang dipisahkan oleh

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Sistem yang akan dibangun adalah sebuah sistem. jaringan didalamnya ada empat jaringan yang dipisahkan oleh BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Sistem yang akan dibangun adalah sebuah sistem jaringan didalamnya ada empat jaringan yang dipisahkan oleh tempat berbeda dengan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB 3. ANALISA SISTEM & PERANCANGAN 3.1. Analisa Masalah Permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran khususnya TIK, yang memerlukan akses internet adalah penggunaan internet yang tidak

Lebih terperinci

Konfigurasi Bandwidth Limitter Menggunakan MikroTik RB 750

Konfigurasi Bandwidth Limitter Menggunakan MikroTik RB 750 Konfigurasi Bandwidth Limitter Menggunakan MikroTik RB 750 Abdul Mustaji abdulmustaji@gmail.com http://abdulwong pati.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci