MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN NILAI VSWR DAN DTF MENGGUNAKAN SITE MASTER TYPE ANRITSU S331D
|
|
- Teguh Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN NILAI VSWR DAN DTF MENGGUNAKAN SITE MASTER TYPE ANRITSU S331D Bagus A¹, Ir. Sudjadi, MT.² ¹Mahasiswa dan ²Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto S.H Tembalang, Semarang Abstrak VSWR dan DTF merupakan salah satu parameter BTS dalam bentuk gelombang sinusoida yang dipakai untuk mengetahui kemampuan perangkat BTS dalam bekerja pada frekuensi tertentu. Di PT. Indosat Tbk telah menentukan limit nilai VSWR berada pada amplitude under 1.2 sedangkan DTF berada pada amplitude under 1.03 VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) adalah perbandingan tegangan maksimum dan tegangan minimum gelombang berdiri pada system transmisi. Atau bisa diartikan kemampuan suatu antenna untuk bekerja pada frekuensi yang diinginkan. DTF (Distance To Fault) adalah titik- titik kerusakan atau pelemahan pada kabel saluran transmisi. Jika kabel atau konektor pada saluran transmisi mengalami kerusakan maka penetrasi signal yang dihasilkan akan semakin lemah dan daya pancar tidak optimal sehingga performance BTS akan mengalami degraded. Kata kunci : VSWR,DTF I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era kehidupan yang semakin modern kita dituntut untuk mengikuti perkembangan jaman ini, terutama dalam bidang telekomunikasi. Awalnya dimulai dari telpon kabel yang proses pensakalrannya masih konvensional yang masih menggunakan tenaga operator manusia, atas dasar itulah mulai dikembangkannya suatu sistem komunikasi yang mempunyai kompatibilitas yang tinggi yang menunjang kebutuhan hidup manusia, dengan semakin tingginya tuntutan kebutuhan manusia dalam telekomunikasi guna mendapatkan kualitas komunikasi yang memadahi maka muncul suatu sistem jaringan telekomunikasi yang berbasis digital seperti GSM (Global System for Mobile), yang waktu itu banyak digunakan oleh negara negara di dataran Eropa, karena perbedaan kualitas dengan sistem analog salah satunya kelebihan yang dimiliki jaringan GSM adalah GSM mempunya kualitas suara yang jernih dan mempunyai tingkat sekuritas yang tinggi sehingga sulit sekali disadap. Pada tahun 1992, jaringan GSM sudah mulai dirintis dimana pada tahun 1993 salah satu perusahaan telekomunikasi mulai didirikan, seperti PT. Indosat Tbk yg sebelumnya bernama PT. Satelindo Tbk. PT. Indosat Tbk adalah perusahaan penyedia layanan telekomunikasi yang terkemuka di Indonesia yang terkemuka dengan memberi kepuasan pelanggan melalui pelayanan cepat, akurat dan handal. Dengan upaya-upaya yang disertai inovasiinovasi yang dilakukan secara maksimal baik dari sisi marketing maupun dari sisi pemeliharaan jaringan sudah dipastikan bahwa PT. Indosat selalu menjaga agar
2 pelanggan puas dengan pelayanan yang diberikan. Karena bagi PT. Indosat pelanggan merupakan aset penting untuk berlangsungnya dan semakin majunya perusahaan. Untuk mendukung hal tersebut maka Indosat selalu menjaga kualitas jaringan yang disediakan. Divisi yang bertanggung jawab menangani jaringan telekomunikasi di PT. Indosat Tbk ini adalah divisi Network Operation and Maintenance (NOM). Dimana pada divisi ini bertanggungjawab untuk selalu menjaga keutamaan pada cakupan wilayah (coverage), kapasitas sambungan (capasity) maupun mutu jaringan (quality ). Dalam Divisi Network Operation and Maintenance (NOM) tersebut terbagi menjadi beberapa depertement dan sub departement di bawahnya. Salah satunya yaitu Project and Quality Improvement (ProQI) dimana departement ini yang bertanggung jawab menjaga kualitas performance jaringan. Divisi ProQI ini bertugas melaksanakan dan mengevaluasi mutu jaringan dan pelayanan kepada pelanggan, menjaga dan meningkatkan performance jaringan, mengoptimalisasikan BTS, redimesioning network, dan drive test, serta memonitor dan menganalisa kecurangan baik intern maupun ekstern. Sesuai dengan tanggungjawabnya yaitu menjaga kualitas jaringan, maka sudah semestinya ProQI mencari berbagai inovasi dan berbagai cara agar kualitas jaringan tetap baik. Salah satu upayanya yaitu dengan dilakukukan analisis performance yang dilakukan secara rutin. Hal ini dilakukan untuk mengatahui sedini mungkin apabila terjadi penurunan performance akibat gangguan atau kerusakan jaringan dan selalu termonitornya performance. Untuk mendukung hal tersebut perlu dibuatlah suatu laporan atau report yang menginformasikan suatu kondisi jaringan yang dibuat seara teratur, baik laporan harian, bulanan, mingguan, bahkan tahunan. Sehingga kualitas jaringan dapat selalu terkontrol. Hal tersebut diupayakan agar PT.Indosat Tbk tetap selalu mengutamakan kualitas dan ketersediaan kapasitas jaringan serta menyediakan jasa pelayanan yang terbaik pada pelanggannya. 1.2 Tujuan a. Untuk Mengetahui Sistem dan lingkungan kerja di PT. Indosat, Tbk Semarang. Dengan demikian penulis diharapkan mampu mempraktekkan apa yang telah dipelajari selama kuliah, sehingga dapat memperoleh pengalaman secara nyata. b. Melatih dan memperluas wawasan dalam pengembangan kreativitas dan pemecahan permasalahan dalam bidang elektronika dan ketenagalistrikan c. Melatih untuk bisa bekerja sama dengan orang lain diluar disiplin ilmu Teknik Elektro. 1.3 Batasan Masalah 1. Pengenalan secara umum mengenai PT.INDOSAT Tbk. 2. Mempelajari secara umum sistem GSM. 3. Mempelajari cara penggunaan site master dan implementasi di lapangan. II. VSWR DAN DTF 2.1 Diskripsi VSWR dan DTF VSWR dan DTF merupakan salah satu parameter BTS dalam bentuk gelombang sinusoida yang dipakai untuk mengetahui kemampuan perangkat BTS dalam bekerja pada frekuensi tertentu. Di PT. Indosat Tbk telah menentukan limit nilai VSWR berada pada amplitude under 1.2 sedangkan DTF berada pada amplitude under Pengertian VSWR
3 VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) adalah perbandingan tegangan maksimum dan tegangan minimum gelombang berdiri pada system transmisi. Atau bisa diartikan kemampuan suatu antenna untuk bekerja pada frekuensi yang diinginkan. High VSWR terjadi ketika ada sebuah penghalang yang tidak cocok pada alat sistem RF. "Mismatched" dalam konteks ini, berarti bahwa satu bagian alat mempunyai penambah atau pengurang dari penghalang daripada bagian dari peralatan yang disambungkan. VSWR bisa disebabkan oleh sinyal RF yang direfleksikan pada suatu poin impedance mismatch pada alur sinyal. VSWR menyebabkan kehilangan titik balik, dimana dapat diartikan sebagai kehilangan energi penerus melalui suatu sistem untuk mematikan energi yang direfleksikan kembali menuju transmitter. Bila akhir dari penghalang pada sebuah koneksi tidak cocok, maka jumlah maximum dari energi yang ditransmisikan tidak akan diterima oleh antena. Ketika bagian dari sinyal RF direfleksikan kembali menuju transmitter, level sinyal pada berbagai variansi garis lainnya akan tetap. Variansi ini merupakan indikator dari VSWR. 2.4 Site Master Site master adalah alat yang berfurngsi untuk mengukur nilai kerusakan dan nilai pelemahan pada sistem transmisi pemancar frekuensi (antenna, konektor, feeder). Di dalam alat ini terdapat beberapa instrument pendukung untuk melakukan pengukuran di antaranya kabel jumper, kalibrator, konektor dan kunci pas Kalibrasi Site Master 2.3 Pengertian DTF DTF (Distance To Fault) adalah titik- titik kerusakan atau pelemahan pada kabel saluran transmisi. Jika kabel atau konektor pada saluran transmisi mengalami kerusakan maka penetrasi signal yang dihasilkan akan semakin lemah dan daya pancar tidak optimal sehingga performance BTS akan mengalami degraded. Beberapa penyebab terjadinya High VSWR dan DTF adalah Konektor kabel feeder kendor atau tidak presisi Konektor dan feeder kemasukan air Kabel feeder rusak atau penyok Faktor alam (hujan, panas, terbakar) Gambar 4.1 Site master dan Tools pendukung Adapun cara melakukan kalibrasi dan men-setting site master : 1. Tekan tombol ON untuk menghidupkan site master. Di display akan muncul perintah : PRESS ENTER TO CONTINUE 2. Tekan tombol ENTER. 3. Pasang calibrator di port RF out. 4. Tekan tombol MODE untuk memilih Measurement Mode ( FREQ-
4 SWR)/(DTF-SWR) misal kita memilih menu FREQ-SWR lalu tekan ENTER. 5. Atur frekuensi yang ditentukan dengan cara tekan tombol F1 dan F2 untuk menentukan nilai batasan. Frekuensi Indosat dapat dilihat pada table dibawah : Tabel 4.1 Frekuensi Band Indosat 6. Tekan tombol Amplitudo untuk menentukan limit frequency untuk Indosat VSWR = Tekan tombol "START CAL" untuk memulai kalibrasi Di layar akan muncul perintah : CONNECT OPEN TO RF Out PORT, PRESS ENTER 8. Tekan ENTER Di layar akan muncul perintah. CONNECT SHORT TO RF Out PORT, PRESS ENTER 9. Tekan ENTER Di layar akan muncul perintah. CONNECT LOAD TO RF Out PORT, PRESS ENTER 10. Tekan ENTER Setelah itu di layar akan muncul indikasi bahwa kalibrasi sudah CAL ON 11. Tekan tombol SAVE SETUP untuk menyimpan settingan yg telah dikalibrasi 12. Beri nama settingan kalibrasi tadi sesuai freq yang di kalibrasi(informatif ). Misal beri nama 890MHz-960MHz 13. Tekan ENTER, proses kalibrasi selesai Cara peng-kalibrasian DTF hampir sama dengan kalibrasi VSWR, hanya dibedakan ketika memilih mode kalibrasinya Pengukuran VSWR Sebelum melakukan pengukuran, maka Block BTS yang akan dilakukan pengukuran site master. Berikut beberapa tahapan dalam pengukuran VSWR : 1. Lepas konektor BTS yang akan dilakukan pengukuran VSWR/DTF 2. Pasang konektor pada port RF Out site master (sesuai type konektor BTS). 3. Hidupkan site master dengan menekan tombol ON 4. Tekan tombol RECALL SETUP untuk memilih frequensi mana yang akan diukur. Di layar akan mencul MODE PARAMETERS Dimana, didalamnya terdapat menu settingan dar hasil kalibrasi yang sudah ON. Misal : Memilih H OSL SWR MHz tekan ENTER. Berarti kita sudah memilih frequency GSM Indosat untuk pengukuran. 5. Amati layar, disitu akan muncul gelombang frequency ( MHz)Frequency GSM adalah Uplink (890MHz-900MHz) Downlink (935MHz-945MHz). 6. Setelah frequency gelombang tampil di layar.beri tanda (marker) untuk nilai uplink dan downlink serta limit untuk amplitudonya. 7. Tekan tombol Amplitudo untuk memberi marker amplitudo VSWR kemudian pilih menu SINGLE LIMIT ketik 1.20 lalu ENTER 8. Tekan tombol MARKER untuk menandai limitan frequency gelombang GSM. M1 = 890MHz M5 = Marker to Peak for Uplink M2 = 900MHz M6 = Marker to Peak for Downlink
5 M3 = 935MHz M4 = 945MHz 9. Setelah pe-marker-an selesai, simpan hasil pengukuran tersebut dengan cara tekan tombol SAVE DISPLAY. Misal yang diukur adalah site Ngrembel1 maka dapat diberi nama: Ngrembel1A 10. Tekan ENTER, hasil pengukuran yang telah disimpan dapat dilihat dengan cara tekan tombol RECALL DISPLAY dan di layar akan muncul list dari hasil pengukuran yang telah disimpan Pengukuran DTF 1. Tekan tombol RECALL SETUP untuk memilih menu untuk pengukuran DTF. Di layar akan mencul MODE PARAMETERS. Dimana, didalamnya terdapat menu settingan dar hasil kalibrasi yang sudah ON. Misal memilih : DTF 80, itu bearrti batasan nilai DTF untuk kabel feeder hanya muncul sampai nilai 80 meter. Tekan ENTER 2. Di layar akan muncul gelombang sinusoida dari pngukuran. Pastikan nilai D1=0, D2 80 untuk tower yang tingginya 80 Misal tinggi tower hanya 50m dapat diatur denga menekan tombol FREQ/DIST 3. Tekan AMPLITUDO Untuk memberi limit amplitudonya ketik 1.03 lalu ENTER 4. Tekan tombol MARKER untuk menandai gelombang per connectornya dan nilai DTF yang melebihi limit 1.03 M1 = konektor di Anritsu ( 0 m ) M2 = konektor setelah M2 M3 = konektor setelah M3 M4 = konektor setelah M3 (konektor antenna) M5 & M6 untuk memarker nilai DTF yang melebihi limit Setelah me-marker limit DTF, M1- M4 maka simpan hasil pengukuran DTF dengan cara tekan tombol SAVE DISPLAY Misal yang dikur site Karangawen 2A Bisa kita beri nama KARANGAWEN2A 6. Tekan ENTER Hasil pengukuran yang telah disimpan dapat dilihat dengan cara tekan tombol RECALL DISPLAY, Di layar akan muncul list dari hasil pengukuran yang telah disimpan. 2.5 Pengukuran VSWR Dan DTF BTS GEBANGSARI_PL Berikut salah satu contoh hasil pengukuran dan penanganan problem BTS GEBANGSARI_PL1. Pada tanggal 29 April 2012, performance BTS GEBANGSARI_PL1 mengalami degraded yaitu adanya penurunan nilai KPI Call Drop Rate (CDR )dan Call Setup Succes Rate (CSSR). Sebagaimana yang telah disepakati dan ditetapkan KPI CDR sebesar 2% dan CSSR sebesar 98%. Diamati pada daily statistic, gambarnya sebagai berikut : Gambar 4.2 Performance BTS GEBANGSARI PL 29 April 2012 Berikut hasil pengukuran VSWR dan DTF sebelum dilakukan perbaikan : VSWR GEBANGSARI_PL1 :
6 Gambar 4.3 Nilai VSWR BTS GEBANGSARI_PL1 Sebelum Diperbaiki DTF GEBANGSARI_PL1 : Gambar 4.4 Nilai DTF BTS GEBANGSARI_PL1 Sebelum Diperbaiki Gambar 4.5 Feeder Kemasukan Air Untuk memperbaiki konektor feeder tersebut dapat dilakukan dengan cara membuka konektor feeder kemudian dibersihkan dengan air spirtus dan dikeringkan. Setelah 1 jam pengeringan konektor dipasang kembali kemudian dilakukan kembali pengukuran VSWR dan DTF Berikut hasil pengukuran VSWR dan DTF setelah dilakukan perbaikan : VSWR GEBANGSARI_PL1 : Gambar diatas menunjukan bahwa nilai VSWR dan DTF BTS GEBANGSARI_PL1 berada diatas limit VSWR 1,2 dan DTF 1,03 sehingga berkontribusi dalam penurunan performance BTS GEBANGSARI_PL Trobleshooting BTS GEBANGSARI_PL1 Setelah didapat hasil pengukuran VSWR dan DTF berada diatas limit, maka selanjutnya melakukan analisa untuk mengetahui penyebab terjadinya problem. Analisa menyimpulkan problem terjadi akibar konektor feeder yang kemasukan air. Lihat gambar dibawah ini : Gambar 4.6 Nilai VSWR BTS GEBANGSARI_PL1 Setelah Diperbaiki
7 DTF GEBANGSARI_PL1 : Gambar 4.7 Nilai DTF BTS GEBANGSARI_PL1 Setelah Diperbaiki Setelah didapat pengukuran VSWR dan DTF kembali normal, maka selanjutnya melakukan monitoring performance BTS untuk mengetahui KPI CDR dan CSSR pada tanggal 1 Mei Berikut gambar performance BTS GEBANGSARI_PL1 pada tanggal 30 April 2012 : Gambar 4.6 Performance BTS GEBANGSARI PL 30 April 2012 Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa performance BTS GEBANGSARI_PL1 sudah kembali pada standart KPI yang sudah ditentukan (CDR sebesar 2% dan CSSR sebesar 98%. ). Dengan demikian problem HIGH VSWR pada BTS GEBANGSARI_PL sudah solving. IV. PENUTUP Kesimpulan 1. Pelaksanaan KP (Kerja Praktek) memiliki peranan penting dalam membantu menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, produktif dan komponen khususnya dalam kerja. 2. VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) adalah perbandingan tegangan maksimum dan tegangan minimum gelombang berdiri pada system transmisi. Atau bisa diartikan kemampuan suatu antenna untuk bekerja pada frekuensi yang diinginkan. 3. VSWR bisa disebabkan oleh sinyal RF yang direfleksikan pada suatu poin impedance mismatch pada alur sinyal. VSWR menyebabkan kehilangan titik balik, dimana dapat diartikan sebagai kehilangan energi penerus melalui suatu sistem untuk mematikan energi yang direfleksikan kembali menuju transmitter. Bila akhir dari penghalang pada sebuah koneksi tidak cocok, maka jumlah maximum dari energi yang ditransmisikan tidak akan diterima oleh antena. Saran 1. Memberikan bimbingan serta penjelasan yang lebih baik pada saat Kerja Praktek sehingga diharapkan mahasiswa tersebut mampu memahami dan mengerti tentang seluk beluk dunia kerja pada umumnya 2. Memberikan kesempatan lebih banyak kepada mahasiswa untuk mencoba serta menganalisa lebih lanjut mengenai halhal yang berkaitan dengan bidang masalah yang ada pada industri tersebut. 3. Mempermudah prosedur dalam pelaksanaan Kerja Praktek sehingga mahasiswa dapat lebih mudah untuk melaksanakan Kerja Praktek. 4. Mempermudah prosedur dalam pelaksanaan Kerja Praktek sehingga mahasiswa dapat lebih mudah untuk melaksanakan Kerja Praktek.
8 DAFTAR PUSTAKA [1] NSS Team,1998, INTRODUCTION TO NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM OVERVIEW, PT. Indosat Tbk. [2] [3] [4] [5] k2.jpg [6] Rahmad Fauzi, Suherman Jaringan Telekomunikasi. Medan
9 BIODATA PENULIS Bagus Aditya (L2F607013) dilahirkan di Semarang 30 Agustus 1988, menempuh seluruh pendidikan dari SD sampai SMA di Semarang dan saat ini sedang melanjutkan studi S1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang konsentrasi Elektronika Telekomunikasi Semarang, Februari 2010 Mengetahui dan Mengesahkan, Dosen Pembimbing Ir. Sudjadi, MT NIP
Month day, year. Site Master
Month day, year Site Master Site Master Site master adalah alat yang berfurngsi untuk mengukur nilai kerusakan dan nilai pelemahan pada sistem transmisi pemancar frekuensi (antenna). Di dalam alat ini
Lebih terperinciPENGUKURAN VSWR MENGGUNAKAN SITE MASTER ANRITSU TYPE S332B
PENGUKURAN VSWR MENGGUNAKAN SITE MASTER ANRITSU TYPE S332B TUJUAN: Dalam Workshop ini memberikan pemahaman dasar dalam melakukan pengukuran VSWR, Return Loss, Distance to Fault dan Cable Loss. Setelah
Lebih terperinciAnalisa Empiris Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) dan Distance to Fault (DTF) pada Feeder Base Transceiver Station GSM 900 MHz
Analisa Empiris Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) dan Distance to Fault (DTF) pada Feeder Base Transceiver Station GSM 900 MHz Subuh Pramono Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang E-mail :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi yang cenderung memerlukan data rate tinggi, hal ini terlihat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan trafik dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring trend berkomunikasi yang cenderung memerlukan data rate tinggi, hal ini terlihat dari kepuasan pelanggan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian. Penelitian ini dilakukan berdasarkan langkah-langkah sistematis seperti ditunjukkan oleh Gambar 3.4. Metode penelitian digunakan sebagai pedoman dalam
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Oleh: Chairunnisa Adhisti Prasetiorini (L2F008021) Jurusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
42 BAB IV HASIL DAN ANALISA Untuk memecahkan masalah yang ada maka diperlukan pengolahan dan analisa terhadap data-data yang telah dikumpulkan, untuk menemukan suatu solusi yang tepat. Data-data tersebut
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 54 LAMPIRAN 1 Pengukuran VSWR Gambar 1 Pengukuran VSWR Adapun langkah-langkah pengukuran VSWR menggunakan Networ Analyzer Anritsu MS2034B adalah 1. Hubungkan antena ke salah satu port, pada Networ
Lebih terperinciPENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG
ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.1, No.2 Agustus 2015 Page 1322 PENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG Interference Problem Solving On 2G
Lebih terperinciBAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European
BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DESKRIPTIF IMPLEMENTASI GFP
BAB IV ANALISIS DESKRIPTIF IMPLEMENTASI GFP 4.1 HASIL DARI PEMASANGAN FILTER 4.1.1 TANPA PEMASANGAN FILTER Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Interferensi GSM 2G Pra Pemasangan Filter [15] No. GSM Rx Before Measurement
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat akhir-akhir ini sangat mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for Mobile Communications) yang
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3000 MEDAN ELEKTROMAGNETIK II. Kontribusi : Dr.-Ing. Chairunnisa
PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3000 MEDAN ELEKTROMAGNETIK II Kontribusi : Dr.-Ing. Chairunnisa PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2017
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN ANALISA
BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1 Umum Setelah menjalani proses perancangan, pembuatan, dan pengukuran parameter - parameter antena mikrostrip patch sirkular, maka proses selanjutnya yaitu mengetahui hasil pengukuran
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI, PENGUKURAN DAN ANALISA Simulasi Parameter Antena Mikrostrip Patch Circular Ring
BAB IV HASIL SIMULASI, PENGUKURAN DAN ANALISA 4.1. Simulasi Parameter Antena Mikrostrip Patch Circular Ring Setelah memperoleh dimensi antenna yang akan dibuat, disimulasikan terlebih dahulu beberapa antenna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks seperti noise, fading, dan interferensi. Permasalahan tersebut merupakan gangguan yang
Lebih terperinciANALISA KELAYAKAN IMPLEMENTASI AMR PADA TEKNOLOGI 2G UNTUK OPTIMALISASI BIAYA (STUDI KASUS: PT. INDOSAT ) Tesis
ANALISA KELAYAKAN IMPLEMENTASI AMR PADA TEKNOLOGI 2G UNTUK OPTIMALISASI BIAYA (STUDI KASUS: PT. INDOSAT ) Tesis Oleh VENY ELZA SUSRIANTI NPM. 0606003676 MANAJEMEN TELEKOMUNIKASI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciPENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,
Makalah Seminar Kerja Praktek PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Heri Setio Jatmiko (L2F 009 051), Ajub Ajulian Zahra M, ST. MT (197107191998022001)
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA 4.1 Umum Dalam bab ini membahas tentang pengukuran antena mikrostrip patch rectangular yang dirancang, pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui kinerja apakah antena yang
Lebih terperinciANALISIS MODERNISASI BTS+ GSM SIEMENS DENGAN BTS GSM FMR PADA PT. INDOSAT MEDAN
ANALISIS MODERNISASI + GSM SIEMENS DENGAN GSM FMR PADA PT. INDOSAT MEDAN Edward CLP. Pasaribu, Rahmad Fauzi Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyesuaian impedansi (matching impedance) adalah suatu upaya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyesuaian impedansi (matching impedance) adalah suatu upaya untuk menyesuaikan impedansi antena dengan impedansi karakteristik saluran.agar transfer energi dari pemancar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perubahan regulasi frekuensi CDMA 1900 MHz oleh pemerintah melalui KM (Keputusan Menteri) Kominfo No.20/2006 tanggal 6 Januari 2006 perihal penetapan alokasi frekuensi
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR
ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR (PERFORMANCE ANALYSIS REHOMMING BR-9.0 EVOLUSION BSC (ebsc) IN GSM NETWORK ON PT. TELKOMSEL MAKASSAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Blok diagram sistem radar [2]
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi begitu pesat, dari generasi ke generasi lahir berbagai inovasi yang merupakan objek pembaharuan penunjang kehidupan manusia. Di bidang komunikasi
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA ANTENA MIKROSTRIP. mejelaskan secara tepat mengingat sangat banyaknya faktor yang
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA ANTENA MIKROSTRIP 4.1 Pendahuluan Metoda teori dan simulasi merupakan penyederhanaan dan idealisasi dari kenyataan yang sebenarnya, karena merupakan suatu hal yang tidak mungkin
Lebih terperinciBAB III IMPLEMENTASI GLOBAL FREQUENCY PLANNING
BAB III IMPLEMENTASI GLOBAL FREQUENCY PLANNING 3.1 STRATEGI PRA IMPLEMENTASI Pada implementasi GFP ini diperlukan suatu strategi pembebasan kanal yang disebabkan karena dampak interferensi uplink yang
Lebih terperinciBAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL
BAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL Proses pengukuran dan pemantauan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas dari jaringan GSM yang ada, Kemudian ditindak lanjuti dengan
Lebih terperinciKata kunci : GSM (Global System Mobile), KPI, CDR, seluler
Makalah Seminar Kerja Praktek PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL DROP RATE (CDR) PERFORMANCE PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Hutama Arif Bramantyo (L2F 009 015), Ajub Ajulian Zahra M, ST. MT (197107191998022001)
Lebih terperinciOptimasi BTS Untuk Peningkatan Kualitas Jaringan CDMA 2000
Optimasi BTS Untuk Peningkatan Kualitas Jaringan CDMA 2000 Sulistyaningsih P2 Elektronika dan Telekomunikasi LIPI sulis@ppet.lipi.go.id Folin Oktafiani P2 Elektronika dan Telekomunikasi LIPI folin@ppet.lipi.go.id
Lebih terperinciBab IV Pemodelan, Simulasi dan Realisasi
BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1 Hasil Simulasi Setelah dilakukan proses simulasi pada Ansoft HFSS 13 maka diperoleh hasil sebagai berikut: 4.1.1 SWR dan Bandwidth a. State 1 (switch 1,
Lebih terperinciSIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI
SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI Zulkha Sarjudin, Imam Santoso, Ajub A. Zahra Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan performa pada jaringan telekomunikasi. diharapkan akan diikuti semakin tingginya jumlah trafik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia telekomunikasi belakangan ini semakin pesat, diikuti dengan meningkatnya jumlah pengguna dan tuntutan akan jaringan telekomunikasi yang berkualitas,
Lebih terperinciThis PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version -
This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com 1 KATA PENGANTAR Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat-nya hingga saya dapat menyelesaikan
Lebih terperinciPerancangan Penyesuai Impedansi antara RF Uplink dengan Antena Pemancar pada Portable Transceiver Satelit Iinusat-01
Perancangan Penyesuai Impedansi antara RF Uplink dengan Antena Pemancar pada Portable Transceiver Satelit Iinusat-01 Adib Budi Santoso 1), Prof. Ir. Gamantyo H., M.Eng, Ph.D 2), Eko Setijadi, ST., MT.,
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS RF PADA JARINGAN SELULER 2G & 3G DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR
ANALISIS KUALITAS RF PADA JARINGAN SELULER 2G & 3G DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Elektro Oleh : Nama : Fitrah Ferdianto
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK METODE PENGUJIAN
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk
ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN GSM PT. INDOSAT, Tbk Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1)
Lebih terperinciM O D U L W O R K S H O P P E N G U K U R A N A N T E N A
M O D U L W O R K S H O P P E N G U K U R A N A N T E N A LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424 Telepon : (021) 7270077,
Lebih terperinciARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE
Makalah Seminar Kerja Praktek ARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE 900 Faris Fitrianto (L2F006038) faris.fitrianto@gmail.com Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telkom Flexi merupakan salah satu penyedia layanan telekomunikasi yang berkembang dengan pesat dengan memanfaatkan jaringan CDMA 2000 1x yang pada awalnya bekerja di
Lebih terperinciPERBANDINGAN EFEKTIFITAS BTS BERBASIS ANTENA SINGLE- BAND DAN MULTI-BAND UNTUK MENDUKUNG KESTABILAN JARINGAN
PERBANDINGAN EFEKTIFITAS BTS BERBASIS ANTENA SINGLE- BAND DAN MULTI-BAND UNTUK MENDUKUNG KESTABILAN JARINGAN Adith I.S 1, Agnes E.T 2, Basuki R.H 3, Ahmad S 4, Binti M 5 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, 4,5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini dan bertambah ketat persaingan diantara operator telepon bergerak membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin bertambahnya penggunaan layanan komunikasi bergerak dewasa ini dan bertambah ketat persaingan diantara operator telepon bergerak membuat para operator telepon
Lebih terperinciANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE
ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) 802.11b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE Dontri Gerlin Manurung, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan
Lebih terperinciSITE XXX. Indoor Walk Test Overview
LAPORAN PERCOBAAN PERBANDINGAN PENGGUNAAN LINE AMPLIFIER 33 dbm dengan 26 dbm SITE XXX Pendahuluan Percobaan perbandingan kedua Line Amplifier ini adalah karena adanya kebutuhan dari Operator Sellular
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET 3200 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 4 Antena dan propagasi gelombang. Kontribusi : Dr.-Ing.
PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET 3200 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 4 Antena dan propagasi gelombang Kontribusi : Dr.-Ing. Chairunnisa PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN
Lebih terperinciBAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP
BAB III PENGUKURAN UNJUK KERJA ELT RESCUE 99 DAN ELT ADT 406 AF/AP Pada BAB 2 telah dijelaskan terdapat dua tipe ELT yaitu Portable ELT dan Fixed ELT dan juga ELT yang hanya bekerja pada dua frekuensi
Lebih terperinciANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN
ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN Donny Panggabean (1), Naemah Mubarakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek
Makalah Seminar Kerja Praktek FUNGSI PIM-PIE (PROGRAM INPUT MONITORING-PROGRAM INPUT EQUIPMENT) DALAM SISTEM TRANSMISI SIARAN PADA STASIUN RELAY TRANS TV SEMARANG Oleh : M. Azwar Abdul Ghaffar N. L2F008055
Lebih terperinciBAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)
BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR) 2.1. Sejarah AMR Pada bulan Oktober 1997, ETSI (European Telecommunications Standards Institute) memulai suatu program standarisasi untuk mengembangkan sistem pengkodean
Lebih terperinciANALISIS GANGGUAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO PADA JARINGAN GSM PT. INDOSAT, Tbk" (Studi Penanganan Kasus Pada Balai Monitor)
ANALISIS GANGGUAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO PADA JARINGAN GSM PT. INDOSAT, Tbk" (Studi Penanganan Kasus Pada Balai Monitor) Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN ANTENA
BAB IV PENGUKURAN ANTENA 4.1 METODOLOGI PENGUKURAN PARAMETER ANTENA Parameter antena yang diukur pada skripsi ini adalah return loss, VSWR, diagram pola radiasi, dan gain. Ke-empat parameter antena yang
Lebih terperinciBAB IV PENERAPAN DAN ANALISIS HASIL. Pengamatan awal dilakukan dengan capture RTWP menggunakan LMT
BAB IV PENERAPAN DAN ANALISIS HASIL 4.1 Pengamatan Awal Pengamatan awal dilakukan dengan capture RTWP menggunakan LMT browser pada sisi RNC untuk mengetahui real time RTWP dan Selanjutnya pengamatan dengan
Lebih terperinciBAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM
BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan
Lebih terperinciDiajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :
TUGAS AKHIR MENGATASI ADJACENT CHANNEL INTERFERENCE 3G/WCDMA PADA KANAL 11 & 12 MILIK OPERATOR AXIS DENGAN MENGUNAKAN BAND PASS FILTER STUDI KASUS SITE PURI KEMBANGAN Diajukan guna melengkapi sebagian
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL SIMULASI
BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI Bab ini akan membahas tentang hasil analisa dari proses pengukuran Drive Test dengan menggunakan TEMS Investigation 8.0.4, akan dibahas juga hasil analisa coverage plot dengan
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO
ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO Alfin Hikmaturokhman 1, Ali Muayyadi 1, Irwan Susanto 2, Andi Ulva T Wello 2 1 Program Magister Teknik Telekomunikasi IT Telkom Bandung
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Dan Perbaikan Jaringan GSM Pada BSC Operator H3I (THREE)
Analisis Kinerja Dan Perbaikan Jaringan GSM Pada BSC Operator H3I (THREE) Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : INTAN KUMALASARI TANJUNG 41412110018
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis manajemen..., Lestari Pragusvita, FT UI, 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi di dunia terjadi dengan sangat pesat karena kebutuhan berkomunikasi menjadi sebuah sarana yang diperlukan bagi masyarakat banyak
Lebih terperinciMENYEMPURNAKAN SIARAN TELEVISI MOBIL DENGAN INOVASI ANTENA
MENYEMPURNAKAN SIARAN TELEVISI MOBIL DENGAN INOVASI ANTENA Roni Kartika Pramuyanti Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Elektro Universitas Semarang Email: ronikartika@ymail.com ABSTRAK Memperhatikan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN Dibuat untuk Memenuhi SAP Mata Kuliah Praktek Saluran pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi Oleh: Martinus Mujur Rose, S.T., M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan sistem PLC web server sebagai sistem kontrol coal crushing plant merupakan sistem yang mampu mengontrol dan memberikan informasi keadaan plant secara real-time,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi telekomunikasi semakin lama semakin berkembang, hal ini dibuktikan dengan hadirnya teknologi baru yang mempunyai kualitas jaringan telekomunikasi khususnya
Lebih terperinciBAB III DATA FAST TRAFFIC HANDOVER
BAB III DATA FAST TRAFFIC HANDOVER 3.1 Pemilihan Cell Untuk melihat perubahan yang terjadi dengan menggunakan fitur fast traffic handover ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penelitian pada salah
Lebih terperinciBAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang
BAB II PENGENALAN SISTEM GSM 2.1 Umum Di era modernisasi dan pembangunan yang terus meningkat menuntut tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang industri, perbankan, pendidikan,
Lebih terperinciModul 6 Drive Test 4G LTE
Modul 6 1. TUJUAN a. Mahasiswa mampu mengoperasikan software Genex Probe dan beberapa tool lainnya untuk melakukan drive test jaringan 4G LTE b. Mahasiswa mampu mengukur beberapa parameter KPI jaringan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR RANCANG BANGUN ANTENA BIQUAD DIPOLE UNTUK APLIKASI 3G
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN ANTENA BIQUAD DIPOLE UNTUK APLIKASI 3G Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciSTUDI TENTANG RADIO FREQUENCY PHASE SHIFTER PADA SMART ANTENNA
STUDI TENTANG RADIO FREQUENCY PHASE SHIFTER PADA SMART ANTENNA Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Sub Konsentrasi
Lebih terperinciAUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI
Makalah Seminar Kerja Praktek AUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI Fabianus Marintis Dwijayatno ( 21060110110067 ) Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciKUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)
KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA 2000 1x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO) Eva Yovita Dwi Utami, Peni Listyaningsih KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA 2000 1x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO) Eva Yovita
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SENSOR MEKANIK KETINGGIAN LEVEL AIR Transduser adalah alat yang mengubah suatu energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Sebuah tranduser digunakan untuk mengkonversi suatu besaran
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS ANTENA
BAB 4 HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS ANTENA Pengukuran terhadap antena dilakukan setelah antena dirancang. Pengukuran dilakukan untuk dua buah antena yaitu antena mikrostrip array elemen dan antena mikrostrip
Lebih terperinci# CDMA1900, khususnya kanal 12 untuk 3G/WCDMA. Dengan penataan ulang yang dilakukan oleh pihak regulator berdampak juga terhadap pengguna komunikasi s
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kemajuan teknologi terus meningkat dalam penggunaan perangkat telekomunikasi, terutama telekomunikasi selular. Beberapa operator telekomunikasi selular gencar
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PENGUKURAN PERFORMAN IMPLEMENTASI WI-FI OVER PICOCELL
33 BAB IV ANALISA PENGUKURAN PERFORMAN IMPLEMENTASI WI-FI OVER PICOCELL 4. 1 Pengambilan Data Penggunaan Wi-Fi Over PICOCELL Pengambilan data implementasi Wi-Fi Over Picocell dilakukan di Departemen Information
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Indoor BTS (Base Transceiver Station) BTS (Base Transceiver Station) adalah perangkat seluler yang pertama kali berhubungan langsung dengan handset kita. Beberapa BTS
Lebih terperincisinyal yang dihasilkan pada berbagai tahap. RF amplifier adalah perangkat luar yang harus dipasang sangat dekat dengan antena untuk mengurangi kerugia
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi sistem jamming Sistem jamming dirancang untuk memberikan sinyal noise yang dapat dikonversi menjadi sinyal RF dari berbagai bandwidth sampai 36 MHz. Persyaratan untuk menjamming
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH 3.1 Blok Diagram Koneksi Antena Kaleng Setiap access point memiliki jarak maksimum pentransmisian sinyal. Seberapa jauh sinyal dapat ditransmisikan tergantung dari
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G
TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh : Nama : Dyan Tri
Lebih terperinciPENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER
PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI YUYUN SITI ROHMAH, ST,.MT //04 OUTLINES A. Pendahuluan B. Frequency Reuse C. Handoff D. Channel Assignment Strategies //04 A. Pendahuluan
Lebih terperinciANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM
ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM Kevin Kristian Pinem, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departement Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi yang semakin pesat di berbagai belahan dunia, membuat semua orang ingin berkomunikasi tanpa terbatasi adanya jarak dan kecepatan. Saat ini manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman kebutuhan manusia akan bidang telekomunikasi juga semakin meningkat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman kebutuhan manusia akan bidang telekomunikasi juga semakin meningkat, khususnya dalam bidang seluler. Peningkatan jumlah pengguna
Lebih terperinciANALISIS TRAFIK SUARA DAN UNJUK KINERJA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE
ANALISIS TRAFIK SUARA DAN UNJUK KINERJA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE Imelda Sricavitry Sihaloho, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciGlobal System for Mobile Communication ( GSM )
Global System for Mobile Communication ( GSM ) Pulung Ajie Aribowo, 31257-TE Radityo C. Yudanto, 31261-TE Anugerah Adiputra, 31310 - TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 Pendahuluan Global
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN, PEMBUATAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SIRKULAR UNTUK APLIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK
BAB III PERANCANGAN, PEMBUATAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SIRKULAR UNTUK APLIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK 31 Umum Pada tugas akhir ini akan dirancang sebuah antena mikrostrip patch sirkular yang dapat
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGIEMPAT TRIPLE-BAND (2,3 GHz, 3,3 GHz dan 5,8GHz) Disusun Oleh : RAMLI QADAR NIM :
RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGIEMPAT TRIPLE-BAND (2,3 GHz, 3,3 GHz dan 5,8GHz) Disusun Oleh : RAMLI QADAR NIM : 110422007 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
Lebih terperinciABSTRACT RF POWER AND SWR METER USING ARDUINO UNO ASEP KURNIAWAN 10/303292/DPA/03545
ABSTRACT RF POWER AND SWR METER USING ARDUINO UNO ASEP KURNIAWAN 10/303292/DPA/03545 In a radio frequency communications, we need an instrument for measuring the mismatch between the transmission line
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian ini akan dijelaskan mengenai struktur kerja penelitian, data-data yang diperlukan, metode pengumpulan data serta hasil yang diharapkan. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi GSM (Global System for Mobile) merupakan salah satu teknologi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Teknologi GSM juga merupakan sistem dengan jaringan
Lebih terperinciDESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG PERIODIC DIPOLE ARRAY (LPDA) PADA RENTANG FREKUENSI MHZ
DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG PERIODIC DIPOLE ARRAY (LPDA) PADA RENTANG FREKUENSI 412-810 MHZ LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 oleh : ANA INGIN
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA OPTIMASI COVERAGE AREA NODE B CIANGSANA BOJONG DI TELKOMSEL
TUGAS AKHIR ANALISA OPTIMASI COVERAGE AREA NODE B CIANGSANA BOJONG DI TELKOMSEL Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh : Nama : Ryan Yudha Prama
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN
ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1)
Lebih terperinciLAPORAN LAB TEKNIK HF DAN ANTENNA
LAPORAN LAB TEKNIK HF DAN ANTENNA Pengukuran Pola Radiasi Antenna Dipole Oleh: Kelompok 1/Kelas 3B1 1. Roni Cahyadi / 141331059 2. Alifan Ramadhan / 151331034 3. Andre Alhidayat / 151331035 4. Andri Noor
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A.
76 BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA Pada Bab IV ini akan disajikan hasil penelitian analisa performansi kinerja radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A. Pada penelitian
Lebih terperinciPEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL
PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL Oleh : Zurnawita Dikky Chandra Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Serial data transmission
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Trafik Secara umum trafik dapat diartikan sebagai perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui jaringan telekomunikasi. Besaran dari suatu trafik telekomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi secara real time, dimana keterbatasan jarak, waktu dan ruang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak terlepas dari interaksi antara manusia sebagai kehidupan social dengan teknologi sebagai media yang digunakan oleh manusia. Kemampuan teknologi
Lebih terperinciGambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station
2.2 Skema 2 nd Generation Network Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network Keterangan dari gambar diatas adalah : 1) MS : Mobile Station 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16
SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Alfa Anindita. [1], Sudjadi [2], Darjat [2] Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang,
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER 2 OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL
Lebih terperinci