BAB II PERJANJIAN KERJASAMA PEMASANGAN IKLAN MELALUI RADIO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PERJANJIAN KERJASAMA PEMASANGAN IKLAN MELALUI RADIO"

Transkripsi

1 BAB II PERJANJIAN KERJASAMA PEMASANGAN IKLAN MELALUI RADIO A. Perjanjian Kerjasama dalam Praktek 1. Perjanjian Kerjasama Penafsiran Perjanjian disebutkan Jika terjadi sengketa antara para pihak dan atas sengketa tersebut tidak ada pengaturan yang jelas dalam perjanjian disepakati para pihak, bukan berarti perjanjian belum mengikat para pihak atau dengan sendirinya batal demi hukum. Karena pengadilan dapat mengisi kekosongan hukum tersebut melalui penafsiran untuk menemukan hukum yang berlaku bagi para pihak yang berlaku bagi para pihak yang membuat perjanjian. 46 Pasal 1313 KUH Perdata memberikan definisi tentang perjanjian sebagai berikut: Perjanjian adalah suatu perbuatan, dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Dengan demikian perjanjian merupakan kesepakatan antara dua orang atau dua pihak, mengenai hal-hal pokok yang menjadi objek dari perjanjian. Kesepakatan itu timbul karena adanya kepentingan dari masing-masing pihak yang saling membutuhkan. Perjanjian juga dapat disebut sebagai persetujuan, karena dua pihak tersebut setuju untuk melakukan sesuatu. Perjanjian kerjasama dalam suatu bisnis bisa dilakukan secara formal maupun informal, hal ini disesuaikan dengan jenis 46 Suharnoko Hukum, 2004, Perjanjian Teori dan Kasus Predana, Media Grup, Jakarta, hlm.15 28

2 29 kerjasama yang hendak dilakukan. Selain itu, pembuatan perjanjian kerjasama bisa disesuaikan dengan kesepakatan semua pihak yang terlibat didalamnya. Sebagaimana telah diutarakan di atas, timbulnya perjanjian standar di dalam lalu lintas hukum kontrak Nasional dan Internasional dilandasi oleh kebutuhan akan pelayanan yang efektif dan efisien kegiatan transaksi. Oleh karena itu, karakter utama dari sebuah perjanjian standar adalah pelayanan yang cepat (efisien) terhadap kegiatan transaksi yang tinggi namun tetap dapat memberikan kekuatan serta kepastian hukum (efektif). Agar perjanjian standar dapat memberi pelayanan yang cepat, isi dan syarat (conditional) perjanjian standar harus ditetapkan terlebih dahulu secara tertulis dalam bentuk formulir, kemudian digandakan dalam jumlah tertentu sesuai dengan kebutuhan. Formulir-formulir tersebut kemudian ditawarkan kepada para konsumen secara massal, tanpa memperhatikan perbedaan kondisi mereka satu yang lain. Karakter tersebut di atas menyebabkan para konsumen dapat melakukan tawar-menawar mengenai isi perjanjian. Dengan kata lain, pada konsumen tidak memiliki posisi tawar-menawar yang sama dengan produsen. Dalam banyak hal para konsumen hanya dapat menerima atau menolak isi perjanjian yang ditetapkan sepihak oleh produsen secara keseluruhan atau secara utuh. Mengenai hal ini Hood Philips, 47 menyatakan sebagai berikut. 47 Hood Philips, 1960, First Book of English Law, hlm. 268.

3 30 "Kontrak-kontrak (kontrak standar) adalah dari jenis-cuti-itu, karena di sini pelanggan tidak dapat bar di atas syarat-syarat:satunya pilihan adalah untuk menerima dalam toto atau menolak layanan sama sekali." Dalam uraian di atas, karakter dari suatu perjanjian standar dapat dikemukakan secara berurutan sebagai berikut. 1. Isi kontrak telah ditetapkan secara tertulis dalam bentuk formulir yang digandakan. 2. Penggandaan kontrak dimaksudkan untuk melayani permintaan para konsumen yang berfrekuensi tinggi sering dan banyak/massal). 3. Konsumen dalam banyak hal menduduki posisi tawar-menawar (kedudukan transaksional) yang lebih rendah daripada produsen. Dari karakter-karakter tersebut di atas, akhirnya dirumuskan bahwa pengertian kontrak standar itu adalah perjanjian yang isinya telah ditetapkan terlebih dahulu secara tertulis berupa formulir-formulir yang digandakan dalam jumlah tidak terbatas, untuk ditawarkan kepada para konsumen tanpa memperhatikan perbedaan kondisi para konsumen. 48 Fungsi kontrak dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi yuridisi dan fungsi ekonomis. Fungsi yuridis kontrak adalah dapat memberikan kepastian hukum bagi para pihak, sedangkan fungsi ekonomis adalah menggerakkan (hak 48 Syahmin, 2005, Hukum Kontrak Internasional, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 142.

4 31 milik) sumber daya dari nilai penggunaan yang lebih rendah menjadi nilai yang lebih tinggi. Mark Zimmerman juga mengemukakan pandangan orang Barat tentang fungsi kontrak, Ia mengemukakan bahwa: "Bagi orang-orang Barat, kontrak adalah dokumen hukum yang mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari para pihak yang membuatnya. Apabila terjadi perselisihan mengenai pelaksanaan perja di antara para pihak, dokumen hukum itu akan dirujuk untuk penyelesaian perselisihan itu. Apabila perselisihan tidak dapat diselesai dengan mudah melalui perundingan di antara para pihak sendiri (karena memakan waktu dan tenaga yang tidak sedikit), mereka akan menylesaikan melalui proses litigasi di pengadilan. Isi kontrak itu yang akan dijadikan dasar oleh hakim untuk menyelesaikan pertikaian itu " Sutan Remy Sjahdeini 49. Di samping itu, menurut Abdullah kontrak berfungsi untuk mengamankan transaksi bisnis. Suatu kontrak dalam bisnis sangatlah penting, karena dari kontrak itu paling tidak dapat diketahui: 1. Perikatan apa yang dilakukan, kapan, dan di mana kontrak tersebut dilakukan; 2. Siapa saja yang saling mengikatkan diri dalam kontrak tersebut; 3. Hak dan kewajiban para pihak, apa yang harus, apa yang boleh, dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para pihak; 4. Syarat-syarat berlakunya kontrak tersebut; 5. Cara-cara yang dipilih untuk menyelesaikan perselisihan dan pilihan domisili hukum yang dipilih bila terjadi perselisihan antara para pihak; 49 Ibid.

5 32 6. Kapan berakhirnya kontrak atau hal-hal apa saja yang mengakibatkan berakhirnya kontrak tersebut; 7. sebagai alat kontrol bagi para pihak, apakah masing-masing pihak telah menunaikan kewajiban atau prestasinya atau belum ataukah malah telah melakukan suatu wanprestasi; 8. sebagai alat bukti bagi para pihak apabila di kemudian hari terjadi perselisihan di antara mereka, misalnya salah satu pihak wanprestasi. Termasuk juga apabila ada pihak ketiga yang mungkin keberatan dengan suatu kontrak dan mengharuskan kedua belah pihak untuk membuktikan hal-hal yang berkaitan dengan kontrak dimaksud. Apabila kita perhatikan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa fungsi utama dari kontrak adalah fungsi yuridis. Fungsi yuridis dari kontrak adalah: 1. mengatur hak dan kewajiban para pihak; 2. mengamankan transaksi bisnis; dan 3. mengatur tentang pola penyelesaian sengketa yang timbul antara kedua belah pihak. Mengingat pentingnya suatu kontrak dalam suatu transaksi bisnis maka tentunya dalam pembuatan kontrak bisnis diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu sehingga kontrak bisnis tersebut tetap berada dalam koridor aturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam praktik di Indonesia dan juga negara-

6 33 negara yang menganut sistem civil law, proses pembuatan kontrak bisnis civillaw melibatkan notaris. Pada dasarnya setiap pembuatan perjanjian memerlukan biaya, biayabiaya tersebut meliputi: 1. biaya penelitian, meliputi biaya penentuan hak milik yang mana yang diinginkan dan biaya penentuan bernegosiasi; 2. biaya negosiasi, yang meliputi biaya penyiapan, biaya penulisan kontrak, dan biaya tawar-menawar dalam uraian yang rinci; 3. biaya monitoring, yaitu biaya penyelidikan tentang objek; 4. biaya pelaksanaan, meliputi biaya persidangan dan arbitrase; dan 5. biaya kekeliruan hukum, yang merupakan biaya sosial. Biaya ini akan muncul apabila hakim membuat kesalahan dalam memutus suatu kasus. Hal ini akan membuat kesalahan pada kasus-kasus berikutnya. 50 a. Pihak-Pihak Dalam Perjanjian Pemasangan Iklan Munir Fuady berpendapat agar suatu perjanjian oleh hukum dianggap sah sehingga mengikat kedua belah pihak, maka kontrak tersebut haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu 51 Bentuk dari kontrak dapat dibedakan menjadi dua 50 H. Salim, dkk, 2008, Perancangan Kontrak & Memorandum of Understanding (MOU), Sinar Grafika, Jakarta, hlm Munir Fuady, 2001, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis), Citra aditya Bakti, Bandung, hlm. 33.

7 34 macam,yaitu tertulis dan lisan perjanjian tertulis adalah perjanjian yang dibuat oleh para pihak dalam bentuk tulisan. 52 Selanjutnya dalam doktrin ilmu hukum yang berkembang digolongkan ke dalam: 1. Dua unsur pokok yang menyangkut subyek yang mengadakan perjanjian (unsur Subyektif) 2. Dua unsur pokok lainnya yang berhubungan langsung dengan obyek perjanjian (unsur Obyektif). 53 Perjanjian yang tidak memenuhi syarat subyektif yaitu tidakadanya kesepakatan mereka yang membuat perjanjian dan kecakapan membawa konsekuensi perjanjian yang dibuatnya itu dapat dibatalkan oleh pihak yang merasa dirugikan namun selama yang dirugikan tidak mengajukan gugatan pembatalan maka perjanjian yang dibuat itu tetap berlaku terus. Apabila syarat subyektif tidak dipenuhi yaitu tidak adanya hal tertentu dan sebab yang halal, perjanjian yang dibuat para pihak sejak dibuatnya perjanjian telah batal atau batal demi hukum. Dalam melakukan pemasangan iklan perlu adanya perjanjian atas kesepakatan para pihak yang melakukan hal tersebut. Pihak pihak yang melakukan pemasangan iklan tersebut yaitu Stasiun Radio atau lembaga 52 Salim HS, 2005, Perkembangan Hukum Kontrak di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, hlm Kartini Mulyadi & Gunawan Widjaya, 2005, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 93.

8 35 penyiaran terhadap pemasang iklan apakah pribadi atau organisasi dan badan hukum. b. Kerjasama Pemasangan Iklan Hukum Perjanjian bersifat terbuka dan dapat dikatakan mempunyai suatu asas kebebasan berkontrak, artinya kebebasan yang diberikan seluas-luasnya kepada siapapun juga untuk mengadakan perjanjian yang berisi apa saja asalkan tidak melanggar undang-undang, ketertiban umum, dan kesusilaan. Mereka boleh membuat ketentuan-ketentuan sendiri yang menyimpang dari pasal-pasal dalam hukum perjanjian, sedangkan pasal-pasal dari hukum perjanjian merupakan hukum pelengkap, yang berarti pasal-pasal tersebut dapat dikesampingkan manakala dikehendaki oleh pihak-pihak yang membuat suatu perjanjian. Berdasarkan jenis perjanjian tersebut, maka perjanjian kerjasama tentang pemasangan iklan di lembaga penyiaran radio termasuk perjanjian konsensuil, karena perjanjian dianggap sah setelah terjadi konsensus atau sepakat antara para pihak yang membuat perjanjian, yaitu antara pihak lembaga penyiaran radio dengan produsen pemasang iklan. Menurut Pasal 1319 KUH Perdata, perjanjian dibedakan menjadi 2(dua) macam, yaitu: 54 1) Perjanjian Bernama (nominaat) Perjanjian bernama adalah perjanjian-perjanjian yang diatur dandiberi nama oleh pembentuk undang-undang, berdasarkan tipe yang paling 54 Salim H.S., Op.Cit, hlm 47.

9 36 banyak terjadi sehari-hari. Perjanjian ini terdapat dalam Bab V-Bab XVIII KUH Perdata. 55 2) Perjanjian Tidak Bernama (innominaat) Perjanjian tidak bernama yaitu perjanjian yang tidak diatur dalam KUH Perdata, tetapi tumbuh di masyarakat. Lahirnya perjanjianini disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan pihak-pihak yang mengadakannya, seperti perjanjian kerjasama, perjanjian pemasaran, perjanjian pengelolaan. 56 Berdasarkan uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa perjanjian kerjasama tentang pemasangan iklan di lembaga penyiaran radio termasuk Perjanjian Tidak Bernama (innominaat). Menurut Pasal 1319 KUH Perdata, baik perjanjian yang bernama maupun tidak bernama (semua perjanjian baik yang diatur dalam KUH Perdata Buku III Bab V sampai dengan Bab XVIII dan yang terdapat di luar Buku III KUHPerdata) tunduk pada ketentuan-ketentuan umum dari KUH Perdata Buku III Bab I dan Bab II. 57 Subyek perjanjian adalah para pihak yang membuat perjanjian. Adapun subyek perjanjian dalam perjanjian kerjasama ini adalah: 1. Lembaga penyiaran radio sebagai pemberi pelayanan penyiaran iklan kepada konsumen. 2. Produsen sebagai pemasang iklan di lembaga penyiaran radio. Sedangkan yang dimaksud dalam obyek perjanjian adalah prestasi. Prestasi dalam perjanjian kerjasama ini adalah pelayanan kamar bagi Konsumen. 55 Mariam Darus Badrulzaman, 2001, Kompilasi Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm Ibid. 57 Salim H.S., Op.cit., hlm 47.

10 37 Berdasarkan Pasal 1601 KUH Perdata selain perjanjian-perjanjianuntuk melakukan sementara jasa-jasa, yang diatur oleh ketentuan-ketentuan yang khusus untuk itu dan oleh syarat-syaratyang diperjanjikan, dan jika itu tidak ada, oleh kebiasaan, maka adalah dua macam perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk melakukan pekerjaan bagi pihak yang lainnya dengan menerima upah. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa perjanjian kerjasama ini merupakan perjanjian untuk melakukan pekerjaan. Pada dasarnya suatu perjanjian tidak harus dibuat dalam suatu bentuk tetentu, artinya dapat dibuat dalam bentuk tertulis dan dapat juga juga dalam bentuk yang tidak tertulis. Akan tetapi ada beberapa jenis perjanjian yang oleh undang-undang diharuskan dibuat dalam bentuk tertulis. Mengenai bentuk perjanjian yang dibuat secara tertulis dapat berbentuk akta notaris dan akta dibawah tangan. Akta di bawah tangan dapat berupa perjanjian baku (Perjanjian standar) dan bentuk perjanjian bukan standar. Khusus untuk perjanjian yang tidak termasuk dalam perjanjian yang diisyaratkan undang-undang untuk dibuat dalam bentuk tertulis, jika dibuat alam bentuk tertulis (akta) hanya dimaksudkan untuk memudahkan dalam pembuktian apabila terjadi sengketa di kemudian hari. Dalam prakteknya, perjanjian kerjasama tentang pemasangan iklan di lembaga penyiaran radio adalah dalam bentuk akta dibawah tangan. Perjanjian kerjasama dalam hal ini dinyatakan sah dan dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh kedua belah pihak yang terkait di atas meterai.

11 38 Akta mempunyai fungsi formil (formalitas causa) dan fungsi sebagai alat bukti (probationis causa). Akta sebagai fungsi formil artinya bahwa suatu perbuatan hukum akan menjadi lebih lengkap apabila dibuat suatu akta. Fungsi akta lainnya adalah sebagai alat pembuktian. Dibuatnya akta oleh para pihak yang terikat dalam suatu perjanjian ditujukan untuk pembuktian dikemudian hari. Akta otentik merupakan alat pembuktian yang sempurna bagi kedua belah pihak dan ahli warisnya serta sekalian orang yang mendapat hak darinya tentang apa yang dimuat dalam akta tersebut (vide Pasal 165 HIR, Pasal 285 Rbg, dan Pasal 1870 KUHPerdata). Akta otentik merupakan bukti yang mengikat yang berarti kebenaran dari hal-hal yang tertulis dalam akta tersebut harus diakui hakim, yaitu akta tersebut dianggap sebagai benar selama kebenarannya itu tidak ada pihak lain yang dapat membuktikan sebaliknya. Sebaliknya, akta dibawah tangan dapat menjadi alat pembuktian yang sempurna terhadap orang yang menandatangani serta para ahli warisnya dan orang-orang yang mendapat hak darinya hanya apabila tandatangan dalam akta dibawah tangan tersebut diakui oleh orang terhadap siapa tulisan itu hendak dipakai. (vide Pasal 1857 KUHPerdata). Apabila suatu akta dibawah tangan tidak disangkal oleh para pihak, berarti mereka mengakui dan tidak menyangkal kebenaran apa yang tertulis pada akta dibawah tangan tersebut, sehingga sesuai pasal 1857 KUHPerdata akta dibawah tangan tersebut memperoleh kekuatan pembuktian yang sama dengan akta otentik.

12 39 B. Pelaksanaan Perjanjian Siaran Iklan melalui Radio 1. Perjanjian Siaran Iklan Perjanjian siaran iklan yang dilakukan oleh PT. Java Festival Production yang berkedudukan di Jakarta dengan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara di Medan dimulai dengan adanya kehendak dari pihak PT. Java Festival Production untuk mendukung terlaksananya acara Java Soulnation Festival (JSF) yaitu sebuah Festival Musik yang akan diselenggarakan di Istora Senayan Jakarta. Bahwa untuk melaksanakan event tersebut, PT. Java Festival Production perlu mendapat dukungan media elektronik, yaitu radio untuk mempromosikan kegiatan tersebut melalui iklan. 58 Menurut Mohammad Ridwan 59, PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan menjadi pilihan, karena dua sebab : a. PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan merupakan media yang tepat yang dianggap memenuhi target pendengar paling banyak di Medan, yaitu kaum muda. b. PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan mempunyai tarif iklan yang relatif dapat dijangkau oleh PT. Java Festival Production. 58 Perjanjian kerjasama antara PT. Java Festival Production dengan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara No. 0006/PKS-MP/JSF-RKISS/IX/ Mohammad Ridwan, Radio Promotion PT. Java Festival Production, wawancara melalui telephon

13 40 Dengan dua alasan di atas tersebut, maka PT. Java Festival Production mulai mengadakan perjanjian siaran iklan dengan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan. Proses negosiasi perjanjian penyiaran iklan antara PT. Java Festival Production dengan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan dimulai dengan PT. Java Festival Production menyatakan maksudnya untuk mempromosikan kegiatannya kepada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan selama enam minggu untuk wilayah Medan sekitarnya, dengan jenis iklan radio spot promo versi teaser dengan durasi 60, radio spot promo versi 1 dengan durasi 60, serta adlib promo. PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan setelah mendengar maksud dan keinginan PT. Java Festival Production, kemudian menghitung total biaya dari iklan PT. Java Festival Production tersebut.kemudian PT. Java Festival Production mengusahakan penurunan harga dan pihak PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan mempertimbangkan, kemudian tercapai kesepakatan biaya iklan antara PT. Java Festival Production dengan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan. Proses selanjutnya adalah pembuatan perjanjian kerjasama iklan atau dikenal dengan Surat Perjanjian Kerjasama yang dilaksanakan di kantor PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan pada tanggal 15 September 2010.Pada saat penandatanganan surat perjanjian iklan, PT. Java Festival Production diwakili oleh Dewi A.L Gontha sebagai Direktur Utama PT. Java Festival

14 41 Production dan pihak PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan diwakili oleh Beldi Abas sebagai Station Manager. Penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama antara PT. Java Festival Production dengan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan merupakan bukti kesepakatan-kesepakatan yang ada dalam proses negosiasi. Pembuatan sebuah perjanjian kerjasama bukan sekedar ditujukan untuk menghindari masalah atau pula untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul. Namun ada beberapa hal lain yang menjadi tujuan dibuatnya sebuah perjajian kerjasama pada berbagai macam aktivitas manusia yang melibatkan hubungan dua pihak atau lebih pada sebuah transaksi. adalah: Beberapa tujuan pembuatan perjanjian kerjasama tersebut diantaranya 1. Sebagai acuan dalam proses kegiatan, dengan demikian semua aktivitas yang akan dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam proses kerjasama, harus mengacu pada ketentuan yang sudah diatur dalam surat perjanjian kerjasama. 2. Kepastian transaksi, dengan adanya surat perjanjian tersebut akan memberikan ketenangan semua pihak dalam transaksi tersebut. Hal ini mengingat di dalam surat perjanjian kerjasama biasanya tercantum mengenai ketentuan bagi mereka yang tiak menepati ketentuan yang sudah disepakati dalam proses kerjasama. 3. Indikator tingkat transaksi. Semakin detail dan resmi sebuah surat perjanjian kerjsama dibuat, menunjukkan bahwa nilai transaksi yang menjadi objek kerjasama semakin tinggi, sehingga hal ini bisa menjadi sebuah penilaian awal bagi pihak-pihak yang ingin menjalin kerjasama. 4. Panduan untuk menyelesaikan permasalahan yang mungkin timbul. Dalam surat perjanjian kerjasama pasti disebutkan mengenai proses

15 42 yang akan diambil apabila pihak-pihak yang terlibat kerjasama terdapat perbedaan sehingga menimbulkan perselisihan. 60 Perjanjian kerjasama tentang pemasangan iklan di lembaga penyiaran radio merupakan perjanjian kontraktual yang dilakukan dibawah tangan (bukan merupakan perjanjian notarial). 61 Dalam perjanjian kerjasama ini, secara sepihak lembaga penyiaran radio telah menetapkan sejumlah kewajiban bagi mitranya demi mengamankan kepentingan usahanya, sekaligus membatasi sedemikian rupa hak-hak lainnya tersebut. Berbagai klausula eksonerasi (exoneration clause) dirumuskan di dalamnya, sehingga tampak seolah-olah pihak lembaga penyiaran radio tidak mempunyai kewajiban yang cukup berarti. Dengan demikian, asas keseimbangan dalam hukum perjanjian tidak terakomodasi dalam hal ini, yang selanjutnya juga kurang mencerminkan asas keadilan. Dibuatnya perjanjian kerjasama tentang pemasangan iklan di lembaga penyiaran radio tersebut dalam bentuk akta di bawah tangan didasarkan oleh efesiensi waktu dan biaya. Dalam merancang perjanjian pihak lembaga penyiaran radio menggunakan standar kontrak, dimana hal-hal yang menyangkut pelaksanaan perjanjian kerjasama pemasangan iklan merupakan ketentuan standar yang telah ditetapkan oleh lembaga penyiaran radio. Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan syarat dan kondisi yang sama dalam setiap perjanjian kerjasama pemasangan iklan kepada setiap produsen sebagai 60 Anne Ahira, Membuat Perjanjian Kerjasama. AnneAhira.com, diakses tanggal 30 Oktober Hasil Wawancara dengan Beldi Abas, Station Manager PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara pada tanggal 2 September 2011 di Medan.

16 43 mitra. Sehingga tidak terdapat diskriminasi perlakuan syarat dan kondisi dalam perjanjian kerjasama pemasangan iklan yang harus dipatuhi oleh pihak mitra. 62 Setiap kontrak kerjasama pemasangan iklan dibuat terdiri dari 2 (dua) rangkap yang sama isi dan kekuatan hukumnya, masing-masing bermeterai cukup dan ditanda tangani oleh para pihak terkait. 63 Dari perjanjian kerjasama pemasangan iklan tersebut diatas dapat disimpulkan pihak produsen sebagai pemasang iklan tinggal menandatangani perjanjian tersebut tanpa negosiasi yang berarti. Sehingga prinsip taked or lived yang biasa terjadi dalam suatu perjanjian standar berlaku juga terhadap perjanjian kerjasama pemasangan iklan, walaupun sebenarnya perjanjian pengadaan kerjasama pemasangan iklan bukanlah perjanjian baku atau standar karena pihak pemasang iklan mempunyai hak untuk ikut serta dalam merumuskan perjanjian. Pihak pemasang iklan cendrung mengabaikan mekanisme perancangan kontrak, isi kontrak dan akibat-akibat hukumnya. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil penelitian lapangan, pihak pemasang iklan hanya berorientasi kepada penjualan produk, sedangkan permasalahan kontrak kerjasama pemasangan iklan yang akan ditandatangani dilakukan tanpa negosiasi lebih lanjut. 64 Hal ini merupakan indikator lemahnya posisi tawar pihak pemasang iklan dalam pembuatan perjanjian kerjasama pemasangan iklan. Salah satu bagian yang terpenting dalam suatu perjanjian adalah isi perjanjian itu sendiri. 62 Loc, cit. 63 Loc, cit. 64 Hasil Wawancara dengan Mohammad Ridwan.

17 44 Dari ketentuan-ketentuan yang termuat dalam suatu isi perjanjian dapat menggambarkan kondisi dan informasi tentang apa yang disepakati oleh para pihak yang membuatnya baik secara tersurat maupun tersirat. Dalam kerjasama yang dilakukan oleh PT.Radio Prapanca Buana Suara Medan dengan PT. Deli Media Televisi dimana kedua belah pihak mengadakan kesepakatan membuat suatu perjanjian dibawah tangan dengan bermaterai cukup dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak tanpa ada saksi dan dibuat dalam rangkap dua. 2. Hak dan Kewajiban Para Pihak Mengenai hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian siaran iklan antara PT. Java Festival Production dengan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, PT. Deli Media Televisi dengan PT. Prapanca Buana Suara yang terdapat dalam Surat Perjanjian Kerjasama, dapat diuraikan sebagai berikut : a. Pihak Pemberi Pesanan PT. Java Festival Production dan PT. Deli Media Televisi 1) Hak pemberi pesanan dapat dibagi 2 (dua) bagian yaitu : a) Hak utama, yaitu menerima hasil pesanan secara utuh dan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dalam Surat Perjanjian Kerjasama. Maksudnya adalah hasil pesanan, yaitu siaran iklan, telah

18 45 disiarkan sesuai dengan keinginan pihak pemberi pesan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat dengan pihak penerima pesanan dan diselesaikan dengan pihak penerima pesanan sesuai dengan jadwal yang juga telah disepakati. b) Hak tambahan, adalah berupa : 1. Mengetahui jalannya pelaksanaan perjanjian siaran iklan. 2. Mengadakan pemantauan jalannya pelaksanaan perjanjian penyiaran iklan apakah sudah sesuai dengan perjanjian atau tidak. 2) Kewajiban pemberi pesanan, dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu : a) Kewajiban utama adalah melakukan pembayaran sesuai dengan nilai kesepakatan. b) Kewajiban tambahan yaitu : (1) Memberi materi iklan yang akan disiarkan. b. Pihak Penerima Pesanan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, PT.Radio Prapanca Buana Suara 1) Hak pihak penerima pesanan dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu : a) Hak utama adalah menerima pembayaran sebesar nilai kesepakatan dengan pihak pemberi pesanan. b) Hak tambahan adalah mendapat materi iklan yang akan disiarkan. 2) Kewajiban pihak penerima pesanan dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :

19 46 a) Kewajiban utama adalah menyelesaikan pekerjaan yang telah disepakati dalam Surat Perjanjian Kerjasama, yaitu menyiarkan iklan dari pihak pemberi pesanan. b) Kewajiban tambahan antara lain meliputi : 1. Mentaati dan melaksanakan ketentuan umum yang berlaku tentang perjanjian pada umumnya. 2. Mengadakan perencanaan yang baik agar pelaksanaan siaran iklan pesanan dari pihak pemesan dapat dilaksanakan dengan benar dan tepat pada waktunya sesuai dengan kesepakatan. 3. Membuat laporan kepada pihak pemesan apabila terjadi wanprestasi atau keadaan memaksa sehingga tidak dapat dilakukan penyiaran iklan pihak pemesan. Dilihat dari perjanjian yang dibuat oleh PT. Java Festival Production dengan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, PT. Deli Media Televisi dengan PT. Prapanca Buana SuaraMedan yang tercantum dalam Surat Perjanjian Kerjasama, terlihat adanya unsur perjanjian, yaitu : a) Adanya para pihak Para pihak dalam perjanjian ini disebut sebagai subjek perjanjian. Subjek perjanjian dalam perjanjian siaran iklan ini adalah berupa badan hukum, yaitu PT. Java Festival Production di Jakarta denganpt. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan. PT. Deli Media Televisi dengan PT. Prapanca Buana Suara Medan

20 47 PT. Java Festival Production, PT. Deli Media Televisi dalam hal ini bertindak sebagai pihak pemberi pesanan iklan kepada pihak penerima pesanan iklan, yang dalam perjanjian ini adalah PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, PT. Prapanca Buana Suara Medan b) Adanya persetujuan para pihak Dalam perjanjian siaran iklan ini, sebelum ditandatangani pada tanggal 15 September 2010 telah terjadi perundingan yang membicarakan mengenai syarat-syarat subjek dan objek perjanjian. Penandatanganan persetujuan pada tanggal 15 September 2010 tersebut merupakan bukti persetujuan penerimaan syarat oleh kedua belah pihak, bahwa apa yang telah ditawarkan oleh pihak PT. Java Festival Production telah diterima oleh pihak PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan demikian juga sebaliknya. Begitu juga halnya PT. Deli Media Televisi dengan PT. Prapanca Buana Suara Medan yang penanda tangananya di Medan tanggal 19 April c) Adanya tujuan yang hendak dicapai Dimaksud dengan tujuan yang hendak dicapai disini terutama adalah memenuhi kebutuhan para pihak. Kebutuhan pihak hanya akan dicapai atau dipenuhi jika mengadakan perjanjian dengan pihak lain. Dalam perjanjian ini terjadi antara dua pihak yaitu PT. Java Festival Production Jakarta dengan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, PT. Deli Media Televisi dengan PT. Prapanca Buana Suara Medan Pihak PT. Java

21 48 Festival Production dan PT. Deli Media Televisi mempunyai tujuan untuk mempromosikan kegiatan mereka kepada masyarakat Medan dengan memanfaatkan media radio. Sedangkan pihak PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan dan PT. Prapanca Buana Suara Medan tujuannya adalah jelas, dengan menerima pesanan menyiarkan iklan maka akan memberi keuntungan secara finansial yang akan berguna untuk membiayai kerja perusahaan radio tersebut. Tujuan PT. Java Festival Production dan PT. Deli Media Televisi untuk mempromosikan kegiatan mereka kepada masyarakat Medan khususnya, juga secara jelas terlihat tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban umum. d) Adanya prestasi yang akan dilaksanakan Persetujuan perjanjian siaran iklan ini jelas akan menimbulkan kewajiban pemenuhan prestasi yang harus dipenuhi oleh masing-masing pihak. Secara umum telah dikemukakan diatas, bahwa kewajiban dari pihak PT. Java Festival Production dan PT. Deli Media Televisi adalah membayar sejumlah biaya yang telah disepakati untuk menyiarkan iklan. Sedangkan pihak PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan berkewajiban menyiarkan iklan sesuai dengan kesepakatan dengan PT. Java Festival Production:

22 49 i) Sebanyak 80 (delapan puluh) radio spot promo versi teaser dengan durasi 60 yang ditayangkan sebanyak 4 (empat) kali per hari pada periode 20 September 2010 s/d 10 Oktober ii) Sebanyak 80 (delapan puluh) radio spot promo versi 1 dengan durasi 60 yang ditayangkan sebanyak 4 (empat) kali per hari pada periode 11 Oktober 2010 s/d 30 Oktober iii) Sebanyak 60 (enam puluh) adlib promo yang ditayangkan sebanyak 3 (tiga) kali per hari pada periode 11 Oktober 2010 s/d 30 Oktober PT. Prapanca Buana Suara Medan berkewajiban menyiarkan iklan sesuai dengan kesepakatan dengan PT. Deli Media Televisi: i) Memberikan adlips sebanyak 80 spot di radio Trijaya FM dan radio dangdut Indonesia yang merupakan satu grup, PT. Deli Media Televisi berkewajiban: (a) Menyelenggarakan event fun Walk di lapangan merdeka tgl 08 Mei 2011 (b) Membayar izin dan pajak umbul-umbul di lapangan Merdeka (c) Media promosi :10 kali terbit di Harian Sindo Medan, 80 spot DeliTV (d) Logo di1200 kaos, 20 umbul-umbul, 20 spanduk dan backdrop.

23 50 e) Adanya bentuk tertentu tulisan Pentingnya bentuk tertentu ini karena undang-undang yang menyebutkan bahwa hanya dengan bentuk tertentu akan mempunyai kekuatan mengikat dan dapat sebagai bukti yang kuat. Dalam hal ini, bentuk tulisan dari perjanjian siaran iklan antara PT. Java Festival Production dengan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan adalah Surat Perjanjian Kerjasama yang telah ditandatangani pada tanggal 15 September Begitu juga PT. Deli Media Televisi dengan PT.Prapanca Buana Suara Medan penanda tanganan dilakukan dimedan tanggal 19 April f) Adanya syarat-syarat tertentu sebagai sahnya perjanjian Syarat-syarat tersebut diatas sebenarnya merupakan isi dari perjanjian, karena dari syarat-syarat tersebut dapat diketahui hak dan kewajiban masing-masing pihak. Syarat-syarat mengenai perjanjian siaran iklan antara PT. Java Festival Production dengan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, PT. Deli Media Televisi dengan PT. Prapanca Buana Suara Medan tercantum dalam Surat Perjanjian Kerjasama. Sesuai dengan Pasal 1320 KUH Perdata, bahwa syarat sahnya suatu perjanjian diperlukan 4 (empat) syarat yaitu : a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri; b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; c. Suatu hal tertentu;

24 51 d. Suatu sebab yang halal. 4 (empat) hal di atas juga yang menjadi dasar dalam perjanjian siaran iklan antara PT. Java Festival Production dengan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, PT. Deli Media Televisi dengan PT. Prapanca Buana Suara Medan yang tercantum dalam Surat Perjanjian Kerjasama. 1) Sepakat mereka yang mengikatkan diri; Kesepakatan yang terjadi antara PT. Java Festival Production dengan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan mengenai perjanjian siaran iklan tercantum dalam Surat Perjanjian Kerjasama yang ditanda tangani oleh kedua pihak pada tanggal 15September 2010 di kantor PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan. Pada penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama tersebut, pihak PT. Java Festival Production diwakili oleh Dewi A.L. Gontha sebagai Direktur Utama, dan pihak PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan diwakili oleh Beldi Abas sebagai Direktur Utama media tersebut. PT. Deli Media Televisi dengan PT. Prapanca Buana Suara Medan mengenai perjanjian siaran iklan tercantum dalam Surat Perjanjian Kerjasama yang ditanda tangani oleh kedua pihak padatanggal 15 September 2010 di kantor PT. Prapanca Buana Suara Medan tanggal 19 April 2003 Pada penandatanganan Surat Perjanjian Kerjasama tersebut, pihak PT. Deli Media Televisi diwakili oleh Chairman sebagai Kepala

25 52 Biro Medan PT. Prapanca Buana Suara Medan diwakili oleh Iskandar sebagai Stasion Manager. Dalam perjanjian siaran iklan ini, Surat Perjanjian Kerjasama merupakan bentuk kata sepakat oleh kedua belah pihak, setelah mereka melakukan negosiasi baik mengenai harga, durasi, periode penyiaran dan syarat-syarat lainnya. 2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan Pembuat perjanjian adalah orang-orang yang memang cakap dalam bertindak. Dalam perjanjian siaran iklan antara PT. Java Festival Production dan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, kedua pihak telah diwakili oleh orang-orang yang memang mempunyai tugas untuk melakukan atau mewakili para pihak dalam membuat perjanjian. Dari uraian di atas, telah diketahui bahwa kedua orang yang mewakili perusahaan adalah cakap untuk bertindak mewakili masing-masing pihak. 3) Suatu hal tertentu; Syarat ketiga dari syarat sahnya suatu perjanjian adalah suatu hal tertentu. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hal tertentu, perlu melihat kepada Pasal 1333 KUH Perdata, yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari Pasal 1320 ayat (3) KUH Perdata dalam huruf, yaitu mengenai :

26 53 a) Suatu persetujuan harus mempunyai pokok suatu barang yang paling sedikit dapat ditentukan jenisnya; b) Jumlah barang yang tidak tertentu tidak menjadi masalah, asalkan jumlah tersebut dapat ditentukan atau dihitung. Telah dikemukakan di atas, suatu hal tertentu, adalah menyangkut pokok suatu barang yang paling sedikit dapat ditentukan jenisnya dan jumlah barang tidak menjadi masalah asal jumlah tersebut dapat ditentukan atau dihitung. Perjanjian siaran iklan adalah penjualan jasa. Dimana radio sebagai pihak yang menyiarkan iklan akan menawarkan atau menerima tawaran dari pihak lain yang akan menyiarkan iklan. Karena perjanjian penyiaran radio ini adalah perjanjian dengan materi jasa, maka suatu hal tertentu terlihat dalam hal: a. Sejumlah biaya penyiaran iklan yang telah disepakati oleh pihak PT. Java Festival Production dengan PT Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan. b. Jenis iklan yang dipesan oleh PT. Java Festival Production adalah jenis iklan spot promo 4 x per hari dan adlib 3x perhari. c. Jenis iklan spot adalah jenis iklan dengan durasi 30 detik atau 60 detik per spot. Pihak PT. Java Festival Production memesan dengan durasi 60 detik per spot.

27 54 d. Periode dan hari siar. Periode penyiaran iklan PT. Java Festival Production yang akan disiarkan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan adalah 20 September sampai dengan 30 Oktober 2010 setiap hari, dengan hari siar antara Senin sampai dengan Minggu. 4) Suatu sebab yang halal. Dimaksud dengan sebab yang halal dalam Pasal 1320 KUH Perdata bukanlah sebab dalam arti yang menyebabkan atau yang mendorong orang membuat perjanjian, melainkan sebab dalam artiisi perjanjian itu sendiri, yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai oleh para pihak. Sesuai dengan Pasal 1337 KUH Perdata, bahwa suatu sebab yang terlarang adalah yang bertentangan dengan undang-undang, berlawanan dengan kesusilaan, dan ketertiban umum. Program kegiatan PT. Java Festival Production yang telah disiarkan oleh PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, sepanjang pengetahuan dan penjelasan baik oleh PT. Java Festival Production dan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, tidaklah bertentangan dengan Pasal 1337 KUHPerdata, karena hanya memuat uraian-uraian yang memancing konsumen atau masyarakat Medan untuk mengikuti eventevent yang dilakukan dan membeli tiket Festival yang akan dilaksanakan di Jakarta.

28 55 Keempat syarat tersebut diatas, terbagi atas syarat subyektif dan syarat objektif. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan hal berbeda pula, yaitu : a. Syarat Subjektif, adalah yang menyangkut subjek perjanjian, dalam hal ini ada dua pihak yaitu PT. Java Festival Production dan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan. Kedua pihak tersebut dapat dinilai apakah dalam perjanjian siaran iklan ada kata sepakat untuk mengikatkan diri dan masing-masing pihak cakap untuk membuat perjanjian. Dari penelitian yang dilakukan, syarat subjektif telah terpenuhi. b. Syarat Objektif, dalam hal ini menyangkut objek dari perjanjian, yaitu adanya hal tertentu dan suatu sebab yang halal. Dari yang telah dikemukakan di atas, syarat objektif dalam perjanjian iklan antara PT. Java Festival Production dengan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan juga telah terpenuhi. c. Mengenai Asas-Asas dalam Perjanjian Dalam perjanjian siaran iklan radio, antara PT. Java Festival Production dengan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, ada beberapa asas hukum yang berlaku seperti sebuah perjanjian. 1) Asas Kebebasan Berkontrak Asas ini terdapat dalam Pasal 1338 KUH Perdata, yang berarti persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Maksud semua dalam pasal tersebut

29 56 meliputi seluruh perjanjian baik yang sudah maupun belum diatur dalam undang-undang. Dengan adanya asas kebebasan berkontrak, maka dapat disimpulkan bahwa sistem hukum perjanjian adalah terbuka, yaitu para pihak boleh mengadakan perjanjian dengan pihak siapa sajadan apa saja, meskipun belum diatur dalam KUH Perdata. Dalam perjanjian siaran iklan, PT. Java Festival Production, telah melakukan asas kebebasan berkontrak. Hal tersebut terlihat, bahwa PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, yang menjadi pilihan bebas untuk mengadakan perjanjian siaran iklannya. Menurut pihak marketing PT. Java Festival Production, PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan menjadi pilihannya karena : a. PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan merupakan media yang dianggap PT. Java Festival Production mempunyai jumlah pendengar kaum muda paling banyak di wilayah Medan. b. PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan mempunyai tarif iklan yang relatif dapat dijangkau oleh PT. Java Festival Production. 2) Asas Konsensuil Kata konselsuilisme berasal dari bahasa latin consensus, yang berarti sepakat. Jadi yang dimaksud asas konsensuil adalah perjanjian siaran iklan antara PT. Java Festival Production dengan PT. Radio Kidung

30 57 Indah Selaras Suara Medan terjadi karena adanya kata sepakat dan kehendak yang bebas dari para pihak yang membuat perjanjian siaran iklan terebut, yaitu Surat Perjanjian Kerjasama. 3) Asas Pacta Sunt Servanda Asas Pacta Sunt Servanda adalah asas yang berarti perjanjian yang dibuat oleh para pihak secara sah telah mengikat para pihak dalam perjanjian atau berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuat perjanjian tersebut. Maka bila terjadi sengketa, isi perjanjian yang akan dijadikan sarana untuk menyelesaikan sengketa tersebut. Maka perjanjian siaran iklan antara PT. Java Festival Production dengan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan yang tertuang dalam Surat Perjanjian Kerjasama, adalah berlaku seperti undangundang bagi kedua belah pihak. Bila terjadi sengketa antara PT. Java Festival Production dan PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, yang menyangkut perjanjian siaran iklan tersebut, maka isi perjanjian yang tertuang dalam Surat Perjanjian Kerjasama yang dijadikan sarana untuk menyelesaikan masalah. 4) Asas Itikad Baik Pasal 1338 KUH Perdata menyatakan bahwa semua perjanjian wajib dibuat dan dilakukan dengan itikad baik. Itikad baik disini mempunyai arti :

31 58 a. Pengertian subyektif yaitu kejujuran dalam melakukan perbuatan hukum. b. Pengertian objektif yaitu pelaksanaan perjanjian itu harus didasarkan pada norma kepatutan atau apa yang dirasa patut dalam masyarakat. Perjanjian kerjasama antara PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan dengan PT. Java Festival Production dibuat dengan akta tertulis di bawah tangan. Perjanjian tersebut berfungsi sebagai alat bukti sah dan dapat dipergunakan untuk melakukan tuntutan apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi. Namun, apabila disangkal oleh para pihak, maka pihak yang tidak menyangkal harus membuktikan kebenaran mengenai apa yang tertulis pada akta dibawah tangan tersebut. Hal ini tentu merupakan salah satu risiko dari suatu akta dibawah tangan. Dalam perjanjian kerjasama antara PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan dengan PT. Java Festival Production dituntut sejelas mungkin tentang hak dan kewajiban, sanksi, waktu berlakunya perjanjian kerjasama, dan hal-hal yang perlu dilakukan dan disepakati bersama. Tanpa adanya kejelasan dari isi dalam perjanjian kerjasama dapat merugikan salah satu pihak merupakan kelemahan suatu perjanjian dan isi dalam perjanjian kerjasama tersebut harus dipenuhi atau dilaksanakan oleh kedua belah pihak, apabila tidak maka pihak yang tidak memenuhi perjanjian tersebut harus bertanggung jawab Djulmiaji, F.X., 2001, Perjanjian Kerja, Bumi Aksara, Jakarta, hal. 58.

32 59 Adapun maksud dipersyaratkannya perjanjian tertulis dalam suatu kerjasama, karena hubungan kerjasama yang mempunyai prinsip saling memerlukan dan menguntungkan itu diikat dalam suatu perjanjian dengan akta dibawah tangan untuk memberikan dasar atau landasan dalam hubungan kerjasama tersebut. Dengan demikian, bahwa dasar hubungan antara PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan dengan PT. Java Festival Production adalah suatu perjanjian kerjasama yang berisi hak dan kewajiban para pihak. Perjanjian pemasangan iklan yang terjadi antara PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan dengan PT. Java Festival Production dikategorikan sebagai perjanjian tidak bernama yaitu perjanjian yang muncul seiring dengan perkembangan masyarakat. Perjanjian kerjasama ini tidak diatur di dalam KUHPerdata, tetapi terdapat di dalam masyarakat. Jumlah perjanjian ini tidak terbatas dengan nama yang disesuaikan dengan kebutuhan pihak-pihak yang mengadakannya, seperti perjanjian kerjasama iklan. Perjanjian tidak bernama menurut J. Satrio merupakan perjanjianperjanjian yang belum mendapat pengaturannya secara khusus dalam undangundang. 66 Demikian pula dengan perjanjian kerjasama ini, tidak mempunyai nama tertentu dan tidak diatur secara khusus. Dalam buku ke-iii KUHPerdata kita dapat mencari dasar hukumnya dari perbuatan perjanjian kerjasama yaitu dengan menafsirkan buku ke-iii KUHPerdata tersebut sebagai penganut asas kebebasan berkontrak. Dalam hal memuat suatu perjanjian, tegasnya dapat dilihat dalam pasal 66 J. Satrio, Op.Cit, hal. 149.

33 ayat 1 KUHPerdata yang menyatakan : Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Berpedoman pada ketentuan tersebut, maka perjanjian apa saja yang dibuat menurut persyaratan yang telah ditentukan oleh undang-undang adalah sah dan mempunyai kekuatan hukum untuk mengikat para pihak yang telah mengadakannya. Sebenarnya yang dimaksud dengan pasal tersebut tidak lain adalah menyatakan bahwa orang bebas membuat segala bentuk perjanjian yang disukainya, asal tidak melanggar ketentuan dari pasal 1320 KUHPerdata. Perjanjian kompensasi yang dilakukan oleh PT. Prapanca Buana Suara Medan dengan dengan para klien secara pembayaran penuh dan barter, seperti kompensasi barter dengan pihak hotel dengan membayar setengah harga ditambah dengan voucher, kaos, stiker, dalam contoh lainya kompensasi terhadap Chevrolet Spark dimana selama satu tahun pengiklanan pembayaran dengan memberikan satu unit mobil Chevrolet.

BAB II PERJANJIAN KERJASAMA PENJUALAN VOUCHER HOTEL ANTARA PT. EKA SUKMA TOUR DENGAN HOTEL JW MARRIOT MEDAN

BAB II PERJANJIAN KERJASAMA PENJUALAN VOUCHER HOTEL ANTARA PT. EKA SUKMA TOUR DENGAN HOTEL JW MARRIOT MEDAN 32 BAB II PERJANJIAN KERJASAMA PENJUALAN VOUCHER HOTEL ANTARA PT. EKA SUKMA TOUR DENGAN HOTEL JW MARRIOT MEDAN A. Perjanjian Kerjasama dalam Praktek Travel 1. Perjanjian Kerjasama Perjanjian merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan Suatu perjanjian

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK

TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK Sularto MHBK UGM PERISTILAHAN Kontrak sama dengan perjanjian obligatoir Kontrak sama dengan perjanjian tertulis Perjanjian tertulis sama dengan akta Jadi antara istilah kontrak,

Lebih terperinci

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING A. Pelaksanaan Jual Beli Sistem Jual beli Pre Order dalam Usaha Clothing Pelaksanaan jual beli sistem pre order

Lebih terperinci

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA 25 BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA A. Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Hukum perjanjian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampai sekarang pembuatan segala macam jenis perjanjian, baik perjanjian khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman pada KUH Perdata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak untuk saling mengikatkan diri. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali

BAB I PENDAHULUAN. pihak untuk saling mengikatkan diri. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan bisnis tentunya didasarkan pada suatu perjanjian atau kontrak. Perjanjian atau kontrak merupakan serangkaian kesepakatan yang dibuat oleh para pihak untuk

Lebih terperinci

HUKUM PERJANJIAN & PERIKATAN HUBUNGAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM.

HUKUM PERJANJIAN & PERIKATAN HUBUNGAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM. HUKUM PERJANJIAN & PERIKATAN HUBUNGAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM. PERIKATAN & PERJANJIAN Perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang berdasarkan mana yang satu berhak menuntut hal dari

Lebih terperinci

BAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK

BAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK BAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK A. Kekuatan Hukum Memorandum Of Understanding dalam Perjanjian Berdasarkan Buku III Burgerlijke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN 2.1 Perjanjian 2.1.1 Pengertian Perjanjian Definisi perjanjian diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Selanjutnya

Lebih terperinci

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan KEDUDUKAN TIDAK SEIMBANG PADA PERJANJIAN WARALABA BERKAITAN DENGAN PEMENUHAN KONDISI WANPRESTASI Etty Septiana R 1, Etty Susilowati 2. ABSTRAK Perjanjian waralaba merupakan perjanjian tertulis antara para

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN A. Pengertian Perjanjian Di dalam Buku III KUH Perdata mengenai hukum perjanjian terdapat dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis

Lebih terperinci

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN Rosdalina Bukido 1 Abstrak Perjanjian memiliki peran yang sangat penting dalam hubungan keperdataan. Sebab dengan adanya perjanjian tersebut akan menjadi jaminan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN A. Pengertian Perjanjian Dalam Pasal 1313 KUH Perdata, bahwa suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku, meskipun di dalam praktek kehidupan sehari-hari masyarakat tersebut telah membubuhkan tanda tangannya

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas. BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA A. Tinjauan Umum tentang Jual Beli 1. Pengertian Jual Beli Sebelum membahas mengenai aturan jual beli saham dalam perseroan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan kebutuhan manusia pada umumnya dan pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan kebutuhan manusia pada umumnya dan pengusaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kebutuhan manusia pada umumnya dan pengusaha khususnya yang semakin meningkat, menyebabkan kegiatan ekonomi yang juga semakin berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, globalisasi ekonomi guna mencapai kesejahteraan rakyat berkembang semakin pesat melalui berbagai sektor perdangangan barang dan jasa. Seiring dengan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu BAB I PENDAHULUAN Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan, demikianlah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DUALISME AKAD PEMBIAYAAN MUD{ARABAH MUQAYYADAH DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB IV ANALISIS DUALISME AKAD PEMBIAYAAN MUD{ARABAH MUQAYYADAH DAN AKIBAT HUKUMNYA BAB IV ANALISIS DUALISME AKAD PEMBIAYAAN MUD{ARABAH MUQAYYADAH DAN AKIBAT HUKUMNYA A. Analisis Dualisme Akad Pembiayaan Mud{arabah Muqayyadah Keberadaaan suatu akad atau perjanjian adalah sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial, oleh karenanya manusia itu cenderung untuk hidup bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat ini

Lebih terperinci

PERBEDAAN ANTARA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DENGAN KONTRAK NO MEMORANDUM OF UNDERSTANDING KONTRAK

PERBEDAAN ANTARA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DENGAN KONTRAK NO MEMORANDUM OF UNDERSTANDING KONTRAK PERBEDAAN ANTARA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DENGAN KONTRAK NO MEMORANDUM OF UNDERSTANDING KONTRAK 1. Pengertian Nota kesepahaman yang dibuat antara subjek hukum yang satu dengan subjek hukum lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh terhadap semakin banyaknya kebutuhan masyarakat akan barang/ jasa tertentu yang diikuti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN DAN PENGEMBANG PERUMAHAN

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN DAN PENGEMBANG PERUMAHAN BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN DAN PENGEMBANG PERUMAHAN 2.1 Pengertian Perjanjian Buku III KUHPerdata Indonesia mengatur tentang Perikatan, terdiri dari dua bagian yaitu peraturan-peraturan umum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti 17 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN 2.1 Pengertian Perjanjian Pengangkutan Istilah pengangkutan belum didefinisikan dalam peraturan perundangundangan, namun banyak sarjana yang mengemukakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKTA NOTARIIL. Istilah atau perkataan akta dalam bahasa Belanda disebut acte atau akta

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKTA NOTARIIL. Istilah atau perkataan akta dalam bahasa Belanda disebut acte atau akta BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKTA NOTARIIL 2.1 Pengertian Akta Istilah atau perkataan akta dalam bahasa Belanda disebut acte atau akta dan dalam bahasa Inggris disebut act atau deed. Secara etimologi menurut

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2 BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Wanprestasi 1. Pengertian Wanprestasi Wanprestasi adalah tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara kreditur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN.  hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia dalam era globalisasi ini semakin menuntut tiap negara untuk meningkatkan kualitas keadaan politik, ekonomi, sosial dan budaya mereka agar

Lebih terperinci

BAB II PENGERTIAN UMUM PERJANJIAN BAKU. A. Pengertian Perjanjian dan Syarat-Syarat Sah Suatu Perjanjian

BAB II PENGERTIAN UMUM PERJANJIAN BAKU. A. Pengertian Perjanjian dan Syarat-Syarat Sah Suatu Perjanjian BAB II PENGERTIAN UMUM PERJANJIAN BAKU A. Pengertian Perjanjian dan Syarat-Syarat Sah Suatu Perjanjian Menurut pasal 1313 KUHPerdata: Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Hampir seluruh hubungan hukum harus mendapat perlindungan dari hukum. Oleh karena itu terdapat

Lebih terperinci

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2 ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana ketentuan hukum mengenai pembuatan suatu kontrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan salah satu hal yang penting bagi setiap individu. Keinginan masyarakat untuk dapat memiliki tempat

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. terwujud dalam pergaulan sehari-hari. Hal ini disebabkan adanya tujuan dan

BAB II PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. terwujud dalam pergaulan sehari-hari. Hal ini disebabkan adanya tujuan dan BAB II PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA A. Pengertian Perjanjian Hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya selalu terwujud dalam pergaulan sehari-hari. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Sebagaimanatelahdiketahuinyakeabsahan perjanjian jual beli yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Sebagaimanatelahdiketahuinyakeabsahan perjanjian jual beli yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Sebagaimanatelahdiketahuinyakeabsahan perjanjian jual beli yang dibuat melalui media elektronik berdasarkan Buku III KUHPerdata dan Undang-Undang No. 11 Tahun

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan A. Pengertian Perjanjian Jual Beli BAB II PERJANJIAN JUAL BELI Jual beli termasuk dalam kelompok perjanjian bernama, artinya undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan pengaturan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, kata rumah menjadi suatu kebutuhan yang sangat mahal, padahal

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perjanjian Dalam Pasal 1313 KUH Perdata, bahwa suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia telah memasuki era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia telah memasuki era globalisasi, BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis di Indonesia telah memasuki era globalisasi, sehingga dunia usaha dituntut untuk berkembang semakin pesat. Hal ini dimulai dengan perdagangan bebas Asean (AFTA)

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PERJANJIAN KELOMPOK I DWI AYU RACHMAWATI (01) ( )

KLASIFIKASI PERJANJIAN KELOMPOK I DWI AYU RACHMAWATI (01) ( ) PENGERTIAN PERJANJIAN KLASIFIKASI PERJANJIAN KELOMPOK I DWI AYU RACHMAWATI (01) (166010200111038) FANNY LANDRIANI ROSSA (02) (166010200111039) ARLITA SHINTA LARASATI (12) (166010200111050) ARUM DEWI AZIZAH

Lebih terperinci

KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM

KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM 1 KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING ANTARA KEJAKSAAN TINGGI GORONTALO DENGAN PT. BANK SULAWESI UTARA CABANG GORONTALO DALAM PENANGANAN KREDIT MACET RISNAWATY HUSAIN 1 Pembimbing I. MUTIA CH. THALIB,

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA A. Pengertian Perjanjian Jual Beli Menurut Black s Law Dictionary, perjanjian adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara hukum, dimana Negara hukum memiliki prinsip menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum yang berintikan kepada kebenaran dan

Lebih terperinci

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i4 ( )

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i4 ( ) PENERAPAN PASAL 1320 KUHPERDATA TERHADAP JUAL BELI SECARA ONLINE (E COMMERCE) Herniwati STIH Padang Email: herni@yahoo.co.id Submitted: 22-07-2015, Rewiewed: 22-07-2015, Accepted: 23-07-2015 http://dx.doi.org/10.22216/jit.2014.v8i4.13

Lebih terperinci

Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017 KEDUDUKAN DAN KEKUATAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DITINJAU DARI SEGI HUKUM KONTRAK DALAM KUHPERDATA (PENERAPAN PASAL 1320 JO PASAL 1338 KUHPERDATA) 1 Oleh: Adeline C. R. Dille 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA. 2.1 Pengertian Perjanjian Kerjasama dan Tempat Pengaturannya

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA. 2.1 Pengertian Perjanjian Kerjasama dan Tempat Pengaturannya 36 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA 2.1 Pengertian Perjanjian Kerjasama dan Tempat Pengaturannya Perjanjan memiliki definisi yang berbeda-beda menurut pendapat para ahli yang satu dengan

Lebih terperinci

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS CACAT TERSEMBUNYI PADA OBJEK PERJANJIAN JUAL BELI MOBIL YANG MEMBERIKAN FASILITAS GARANSI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK WETBOEK JUNCTO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi. dengan memperdayakan secara maksimal sumber-sumber dana yang

BAB I PENDAHULUAN. dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi. dengan memperdayakan secara maksimal sumber-sumber dana yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam rangka pembangunan ekonomi suatu negara dibutuhkan dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi dengan memperdayakan secara maksimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alat transportasi yang banyak dibutuhkan oleh manusia adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini menjadi salah satu

Lebih terperinci

Hukum Kontrak Elektronik

Hukum Kontrak Elektronik Kontrak Elektronik (E-Contract) Hukum Kontrak Elektronik Edmon Makarim menggunakan istilah kontrak online (online contract) bagi kontrak elektronik (e-contract) dan mendefinisikan kontrak online sebagai:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, PERJANJIAN BAKU DAN KREDIT BANK Pengertian Perjanjian dan Dasar Hukumnya

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, PERJANJIAN BAKU DAN KREDIT BANK Pengertian Perjanjian dan Dasar Hukumnya 16 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, PERJANJIAN BAKU DAN KREDIT BANK 2.1 Perjanjian 2.1.1 Pengertian Perjanjian dan Dasar Hukumnya Dalam bahasa Belanda, perjanjian disebut juga overeenkomst dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN 2.1 Perjanjian secara Umum Pada umumnya, suatu hubungan hukum terjadi karena suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensinya di dunia. Naluri self preservasi selalu. mengatasi bahaya-bahaya yang dapat mengancam eksistensinya.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensinya di dunia. Naluri self preservasi selalu. mengatasi bahaya-bahaya yang dapat mengancam eksistensinya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki naluri self preservasi yaitu naluri untuk mempertahankan eksistensinya di dunia. Naluri self preservasi selalu berhadapan dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI. 2.1 Pengertian dan Pengaturan Perjanjian Jual Beli

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI. 2.1 Pengertian dan Pengaturan Perjanjian Jual Beli BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI 2.1 Pengertian dan Pengaturan Perjanjian Jual Beli Sebelum membahas tentang pengertian dan pengaturan juali beli, terlebih dahulu perlu dipahami tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN. dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN. dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN A.Pengertian Perjanjian Suatu perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu

Lebih terperinci

KEDUDUKAN HUKUM DARI M.O.U DITINJAU DARI HUKUM KONTRAK

KEDUDUKAN HUKUM DARI M.O.U DITINJAU DARI HUKUM KONTRAK BAB III KEDUDUKAN HUKUM DARI M.O.U DITINJAU DARI HUKUM KONTRAK A. Pengertian Memorandum of Understanding (M.O.U) Memorandum adalah suatu peringatan, lembar peringatan, atau juga suatu lembar catatan. 29

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM A. Segi-segi Hukum Perjanjian Mengenai ketentuan-ketentuan yang mengatur perjanjian pada umumnya terdapat dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata pada Buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan serta cita-cita bangsa, termasuk di dalamnya

Lebih terperinci

Asas asas perjanjian

Asas asas perjanjian Hukum Perikatan RH Asas asas perjanjian Asas hukum menurut sudikno mertokusumo Pikiran dasar yang melatar belakangi pembentukan hukum positif. Asas hukum tersebut pada umumnya tertuang di dalam peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan dengan tegas, dalam Pasal 1 angka 3, bahwa Indonesia adalah Negara yang berdasarkan

Lebih terperinci

Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015

Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015 KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DITINJAU DARI SEGI HUKUM PERIKATAN 1 Oleh: Gerry Lintang 2 Abstrak Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kedudukan dan kekuatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum, 19 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN 2.1 Perjanjian Pembiayaan Konsumen 2.1.1 Pengertian Perjanjian Pembiayaan konsumen Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Dari ketentuan pasal di atas, pembentuk Undang-undang tidak menggunakan

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Dari ketentuan pasal di atas, pembentuk Undang-undang tidak menggunakan BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA A. Pengertian Perjanjian Dalam Pasal 1313 KUH Perdata bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan itu berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi 142 PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT Deny Slamet Pribadi Dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Samarinda ABSTRAK Dalam perjanjian keagenan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjanjian merupakan permasalahan penting yang perlu mendapat perhatian, mengingat perjanjian sering digunakan oleh individu dalam aspek kehidupan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis media di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini karena

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis media di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis media di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini karena semakin banyak peluang usaha yang diciptakan. Selain itu orang Indonesia semakin sadar bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sains dan teknologi membawa dampak yang signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah membawa kontribusi yang begitu domain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah kehendak untuk bersikap adil (recht ist wille zur gerechttigkeit).

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah kehendak untuk bersikap adil (recht ist wille zur gerechttigkeit). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan secara tegas bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Mochtar Kusumaatmadja mengatakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Uraian Teori Beberapa teori akan dipakai sebagai acuan dalam penelitian ini, yaitu pengertian perjanjian, pembiayaan leasing dan teori fidusia. 2.1.1. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian

Lebih terperinci

HUKUM PERJANJIAN. Aspek Hukum dalam Ekonomi Hal. 1

HUKUM PERJANJIAN. Aspek Hukum dalam Ekonomi Hal. 1 HUKUM PERJANJIAN Ditinjau dari Hukum Privat A. Pengertian Perjanjian Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain/lebih (Pasal

Lebih terperinci

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI ELECTRONIC BILL PRESENTMENT AND PAYMENT DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BW JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK A. Perlindungan

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh:

AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh: AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh: Abuyazid Bustomi, SH, MH. 1 ABSTRAK Secara umum perjanjian adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berjanji atau membuat suatu perjanjian merupakan perbuatan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Lebih terperinci

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016 KAJIAN YURIDIS TENTANG PERJANJIAN BAKU ANTARA KREDITUR DAN DEBITUR MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN 1 Oleh : Glen Wowor 2 ABSTRAK Penelitian ini dialkukan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, dan kehidupan. bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, dan kehidupan. bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar. Tanah mempunyai peranan yang penting karena tanah merupakan sumber kesejahteraan, kemakmuran, dan kehidupan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan masyarakat yang akan mengajukan pinjaman atau kredit kepada bank. Kredit merupakan suatu istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang pesat telah menghasilkan berbagai jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan dikonsumsi. Barang dan atau

Lebih terperinci

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015 PEMBERLAKUAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK MENURUT HUKUM PERDATA TERHADAP PELAKSANAANNYA DALAM PRAKTEK 1 Oleh : Suryono Suwikromo 2 A. Latar Belakang Didalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia akan selalu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Dalam Pasal 1233 KUH Perdata menyatakan, bahwa Tiap-tiap perikatan dilahirkan

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Dalam Pasal 1233 KUH Perdata menyatakan, bahwa Tiap-tiap perikatan dilahirkan BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Perjanjian Dalam Pasal 1233 KUH Perdata menyatakan, bahwa Tiap-tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan, baik karena undang-undang, ditegaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan, oleh karena itu dapat dikatakan hukum tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA BISNIS BERBENTUK PERJANJIAN DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA BISNIS BERBENTUK PERJANJIAN DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA BISNIS BERBENTUK PERJANJIAN DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS 2.1 Perjanjian Pada Umumnya 2.1.1 Pengertian Perjanjian dan Pola Perjanjian Kerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak berkembang usaha-usaha bisnis, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak berkembang usaha-usaha bisnis, salah satunya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak berkembang usaha-usaha bisnis, salah satunya adalah usaha jasa pencucian pakaian atau yang lebih dikenal dengan jasa laundry. Usaha ini banyak

Lebih terperinci

BAB II ASPEK HUKUM TENTANG MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DAN PERJANJIAN

BAB II ASPEK HUKUM TENTANG MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DAN PERJANJIAN BAB II ASPEK HUKUM TENTANG MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DAN PERJANJIAN A. Dasar Hukum Memorandum Of Understanding Berdasarkan Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi : Kemudian daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat indah membuat investor asing berbondong-bondong ingin berinvestasi di

BAB I PENDAHULUAN. sangat indah membuat investor asing berbondong-bondong ingin berinvestasi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan tanah saat ini sangat meningkat karena tanah tidak hanya digunakan sebagai tempat hunian tetapi juga digunakan sebagai tempat untuk membuka usaha. Banyaknya

Lebih terperinci

Penerapan Pasal 1320 KUHPerdata terhadap jual beli secara online (e commerce) Herniwati, SH, MH. Dosen STIH Padang. Abstrak

Penerapan Pasal 1320 KUHPerdata terhadap jual beli secara online (e commerce) Herniwati, SH, MH. Dosen STIH Padang. Abstrak Penerapan Pasal 1320 KUHPerdata terhadap jual beli secara online (e commerce) Herniwati, SH, MH Dosen STIH Padang Abstrak Pasar 1320 KUHPerdata mengatur tentang syarat-syarat sah perjanjian. Ketentuan

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. tentang Pembuktian dan Kadaluwarsa/Bewijs en Verjaring.

BAB II PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. tentang Pembuktian dan Kadaluwarsa/Bewijs en Verjaring. 28 BAB II PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA A. Pengertian Perjanjian Hukum perjanjian diatur dalam Buku III KUH Perdata sebagai bagian dari KUH Perdata yang terdiri dari IV buku. Buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama

BAB I PENDAHULUAN. berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama BAB I PENDAHULUAN Perjanjian berkembang pesat saat ini sebagai konsekuensi logis dari berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama bisnis dilakukan oleh pelaku bisnis dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK 44 BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK 3.1 Hubungan Hukum Antara Para Pihak Dalam Perjanjian Kartu Kredit 3.1.1

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 11

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. 11 BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA A. Pengertian Perjanjian Dalam Pasal 1313 KUH Perdata bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dinyatakan bahwa Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat) yang bersumber pada Pancasila dan bukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT. Perjanjian kredit merupakan salah satu jenis perjanjian yang segala

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT. Perjanjian kredit merupakan salah satu jenis perjanjian yang segala BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT A. Perjanjian Kredit Perjanjian kredit merupakan salah satu jenis perjanjian yang segala ketentuan umumnya didasarkan pada ajaran umum hukum perikatan yang terdapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perikatan merupakan hubungan hukum yang tercipta karena adanya peristiwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perikatan merupakan hubungan hukum yang tercipta karena adanya peristiwa 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian dan Syarat Sah Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Perikatan merupakan hubungan hukum yang tercipta karena adanya peristiwa hukum antara para pihak yang melakukan perjanjian.

Lebih terperinci

KAJIAN YURIDIS KEKUATAN HUKUM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG DIBAWAH TANGAN

KAJIAN YURIDIS KEKUATAN HUKUM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG DIBAWAH TANGAN KAJIAN YURIDIS KEKUATAN HUKUM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG DIBAWAH TANGAN IDA AYU WINDHARI KUSUMA PRATIWI WAYAN SUARDANA I KADEK ADI SURYA Fakultas Hukum Universitas Tabanan Email :wiendh_26gal@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa BAB I PENDAHULUAN Salah satu perwujudan dari adanya hubungan antar manusia adalah dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa saling percaya satu dengan lainnya. Perjanjian

Lebih terperinci

TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN

TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan tingkat hukum yang ketat, aman dan meningkat, serta terwujud

BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan tingkat hukum yang ketat, aman dan meningkat, serta terwujud BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan di berbagai aspek kehidupan juga ikut berkembang. Hal ini merupakan petanda baik bagi Indonesia, jika dalam perkembangan

Lebih terperinci

KEDUDUKAN DAN KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM SISTEM HUKUM KONTRAK ABSTRACT

KEDUDUKAN DAN KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM SISTEM HUKUM KONTRAK ABSTRACT KEDUDUKAN DAN KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM SISTEM HUKUM KONTRAK Disusun Oleh : Cyntia Citra Maharani, Fitri Amelia Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta (amelia_fitri25@yahoo.com)

Lebih terperinci

Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa

Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa... 473 Kewajiban pihak yang satu adalah menyerahkan barangnya untuk dinikmati oleh pihak yang lain, sedangkan kewajiban pihak yang terakhir ini adalah membayar harga

Lebih terperinci

BAB II PROSEDUR PERALIHAN HAK GUNA USAHA MELALUI PERIKATAN JUAL BELI SEKALIGUS ALIH FUNGSI PENGGUNAAN TANAH

BAB II PROSEDUR PERALIHAN HAK GUNA USAHA MELALUI PERIKATAN JUAL BELI SEKALIGUS ALIH FUNGSI PENGGUNAAN TANAH BAB II PROSEDUR PERALIHAN HAK GUNA USAHA MELALUI PERIKATAN JUAL BELI SEKALIGUS ALIH FUNGSI PENGGUNAAN TANAH A. Pengaturan tentang Perikatan Jual Beli Pasal 1233 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (selanjutnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MEMORANDUM OF UNDERSTANDING 2.1 Memorandum Of Understanding 2.1.1 Pengertian Memorandum Of Understanding Istilah memorandum of understanding berasal dari dua kata, yaitu memorandum

Lebih terperinci