LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
|
|
|
- Suharto Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) PNo. 63 Th Juli Nomer : 16 / DPRD-GR / DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG ROYONG KABUPATEN BADUNG Menetapkan ; Peraturan daerah sebagai berikut : Peraturan Daerah Kabupaten Badung Tentang Lambang Daerah Kabupaten Badung. B A B. I. KETENTUAN ARTI LAMBANG. Pasal Lambang Daerah Kabupaten Badung berbentuk segi lima sama sisi, dengan warna dasar biru laut dengan garis pingir hitam. 2. motto : Çura Dharma Raksaka artinya kewajiban Pemerintah adalah melindungi kebenaran ( rakyat ). 3. didalam segi lima sama sisi tersebut terdapat lukisan2 yang merupakan unsur2 lambang sebagai berikut : a. Segilima sam sisi. ~ Dasar dengan bentuk segi lima sama sisi berarti/mencerminkan bahwa Dasar Negara Republik Indonesia adalah Pancasila sebagai falsafah hidup Bangsa Indonesia. ~ Warna Dasar biru laut menunjukan bahwa Kabupaten Badung khususnya, Propinsi Bali pada umumnya berbatasan dengan lautan.
2 b. Padmasana Pura Jagatnata. ~Pura Jagatnata melambangkan bahwa Daerah Kabupaten Badung mempunyai sifat2 yang chas atau dalam arti modern Jagatnata berarti tempat Pemerintahan / Penguasa, jadi dengan demikian Badung adalah merupakan pusat Pemerintahan. ~ Warna putih, Padmasan Pura Jagatnata berarti tempat Suci untuk pemujaan kepada Sang Hiang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa. c. K e r i s. ~ Kereis melambangkan jiwa/mentalitas keperwiraan yang lazim disebut Kesatria. ~ Keris menyimpulkan pula schema peta Kabupaten Badung dimana Kecamatan Petang/batas utara Kabupaten Badung, gagangnya zasira Bukit, serta tanah gentingnya adalah WEWER batas selatan Daerah Kabupaten Badung. ~ Warna hitam berarti ketegasan. d. PADI dan KAPAS dirangkai oleh seratus tali sembilan (9) tali gulungan. ~ Padi dan Kapas melambangkan pangan dan sandang adalah wujud cita2 kemakmuran rakyat dan Daerah Kabupaten Badung adalah pusat perekonomian. ~ Untaian padi terdiri dari 20 biji-tali pengikat 9 kali gulungan, serta jumlah buah kapas 6 buah, adalah simbul dari tgl. 20 bulan September, merupakan hari bersejarah dari Kerajaan Badung yaitu hari Puputan Badung. ~ Tali pengikat berwarna hitam. Dahulu Kerajaan Badung pernah bernama Kerajaan Numbangan atau Bandanapura. ~ Tali berarti : Tambang sedangkan warna hitam maksudnya ketegasan. Ketentuan warna. Pasal Dasar Lambang biru aut. 2. Padmasana Pura Jagatnata yang berwarna putih. 3. Keris berwarna hitam dengan ditengah-tengahnya berwarna merah. 4. Buah padi berwarna kuning emas. 5. Bunga kapas berwarna putih dengan dibawahnya hijau. 6. Tali pengikat pada kapas berwarna hitam.
3 7. Dasar tulisan pada pita berwarna putih. 8. Tulisan / motto Cura Dharma Raksasa berwarna merah Pasal 3. Arti Warna 1. Warna Dasar biru laut mengandung arti bahwa daerah Kabupaten Badung mempunyai bagian2 daerah yang berbatasan dengan lautan. 2. Warna kuning emas mengandung arti luhur / Agung. 3. Warna merah mengandung arti keperwiraan / keberanian. 4. Warna putih mengandung arti suci. 5. Warna hitam mengandung arti ketegasan, kuat tahan uji. 6. Warna hijau mengandung arti harapan, subur. Pasal 4. Perbandingan ukuran Lambang adalah sebagai tercantum gambar lambang Daerah Kabupaten Badung terlampir, yang perbandingan ukuran antara wadah dan lukisan-lukisan dalam wadah gambar itu serasi satu sama lain sesuai dengan kebutuhan. B A B II. Pengunaan Lambang Daerah Pasal Lambang sebagaimana ditetapkan dalam perturan daerah ini dipasang pada : a. Rumah2 Jawatan Tingkat Kabupaten. b. Didalam ruangan kerja Bupati Kepala Daerah, Ketua/Wakil Ketua, Ketua D.P.R.D. G.R., anggota B.P.H. kabupaten, Sekretaris Daerah Kabupaten dan Kepala2 Dinas tingkat Kabupaten. c. Gedund-gedung yang dipergunakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Badung, Kantor Jawatan Kabupaten Badung. 2. Ukuran Lambang Daerah termaksud dalam ayat 1, harus sesuai dengan besar kecilnya gedung2 dan ruangan2 tersebut dengan memperhatikan pertimbangan ukuran sebagaimana dimaksud dalam pasal Bilamana pada tempat2 atau benda dimaksud dalam ayat 1, menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku harus memakai Lambang Negara, maka besarnya Lambang Daerah seperti tersebut dalam ayat 2 tidak boleh melebihi ukuran Lambang Negara dimaksud.
4 Pasal Dengan mengikat serta memperhatikan perbandingan ukuran sebagai dimaksud dalam pasal 4 Lambang Daerah boleh dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat dilukiskan dan digunakan : A. Dalam bentuk Kepala surat : a. Lembaran Daerah Kabupaten Badung. b. Tanda penghargaan, surat2 keterangan, tanda jasa oleh atau atas nama Pemerintah Daerah kabupaten Badung. c. Buku2, majalah2 dan penerbitan lainnya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Badung. B. Sebagai cap dinas dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Kabupaten Badung. C. Sebagai tanda kendaraan, tanda2 milik lainnya dari Daerah kabupaten Badung. 2. Warna Lambang Daerah termaksud dalam ayat 1 dapat dipakai satu warna. 3. Surat2 lainnya dari Pemerintah Daerah Kabupaten Badung dapat memakai Lambang Daerah yang ukuran bentuk dan warnanya sesuai seperti tersebut pada ayat 1 dan 2. Pasal 7. oleh : Lambang Daerah dalam bentuk lencana dipakai secara perseorangan a. Pejabat pejabat Daerah Kabupaten Badung. b. Anggota2 D.P.R.D.G.R. Kabupaten Badung. c. Pegawai2 Daerah Kabupaten badung. Pasal Lambang Daerah dalam bentuk panji dapat mempergunakan dasar Kuning tua. 2. Lambang Daerah dalam bentuk panji dapat digunakan : a. Oleh rombongan kesenian, kebudayaan, keolahragaan, dan sebagainya jika mewakili Daerah Kabupaten Badung atau dimana daerah Kabupaten Badung ada hubungannya. b. Dalam upacara2 resmi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Badung. c. Dalam rapat2 yang diselenggarakan baik oleh Pemerintah Daerah Kabupaten maupun Dinas2 Kabupaten Badung.
5 B A B III. Pengunaan dan Pembuatan Lambang Daerah oleh Umum. Pasal 9. Pengunaan dan Pembuatan Lambang Daerah oleh umum tidak diperbolehkan, kecuali setelah mendapat ijin dari Bupati Kepala Daerah Kabupaten Badung. B A B IV. Tentang Larangan dan Ancaman Hukuman Pasal dilarang mengunakan Lambang Daerah yang bertentangan dengan ketentuan dalam peraturan Daerah ini. 2. Pada Lambang2 Daerah dilarang menaruh huruf, kalimat, angka, gambar atau tanda2 lainyan. 3. Dilarang menggunakan lambang Daerah sebagai cap dagang, reklame perdagangan atau propaganda politik dengan cara apapun juga beserta penggunaan Lambang Daerah yang merendahkan kedudukannya sebagai Lambang Daerah Kabupaten Badung. Pasal 11. Lambang untuk perseorangan, perkumpulan, organisasi, atau perusahaan Swasta tidak boleh sama atau pokoknya menyerupai Lambang Daerah Kabupaten Badung. Pasal 12. Barang siapa melanggar ketentuan-ketentuan tersebut dalam pasal 9, 10 dan 11 dihukum dengan hukuman kurungan setinggi-tingginya 6 (enam) bulan, atau denda sebanyak2nya Rp ,- ( sepuluh ribu rupiah ). B A B V. Ketentuan Penutup. Pasal 13. Peraturan Daerah ini disebut : Peraturan Daerah Tentang Lambang Daerah Kabupaten Badung dan mulai berlaku pada hari pertama sesudah pengundangannya.
6 Mengetahui : Bupati Kepala Daerah Kabupaten B a d u n g t.td. ( I Wayan Dhana ) Ditetapkan :di Denpasar. Tanggal : 18 Juni Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Kabupaten Badung K e t u a, t.t.d. ( I Nyoman Kaler Adnjana ) Diundangkan di Denpasar Pada tanggal 20 Juni Sekretaris Daerah Prop. Bali t.td. Drs. Sembah Subhakti DISAHKAN : Keputusan Menteri Dalam Negeri 17 Juli 1971 No. Pemda.10/20/ Direktur Pemerintah Daerah t.td. ( Drs. Machmuddin Noor )
7 P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG No. 16/D.P.R.D.G.R./1971 T E N T A N G LAMBANG DAERAH KABUPATEN BADUNG I. U m u m. Sampai saat ini Pemerintah Daerah Kabupaten Badung belum mempunyai Lambang Daerah. Berkenaan dengan itu, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Badung mempunyai hasrat yang sangat besar untuk menetapkan Lambang Daerah bagi Daerahnya. Sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh Menteri Dalam Negeri dengan suratnya tertanggal No. 45/1/27, maka suatu Lambang bagi suatu Daerah harus dilukiskan secara sederhana, mudah dilihat dari dekat maupun dari jauh dan mudah pula diartikan. Selanjutnya setiap goresan yang ada dalam lukisan harus mempunyai arti serta harus dapat mencerminkan keadaan alam, sifat2 chas dari Daerah tersebut, adat istiadat dan lain-lainnya yang sesuai dengan rasa keindahan bagi rakyat didaerah. Demikian Lambang DaerahKabnupaten Badung dengan bentuk yang sederhana yang bersegi lima, dengan warna dasar biru laut dengan terdapat didalamnya unsur2 sebagai bentuk : Padmasana Pura Jagatnata yang ditengah2-nya terdapat keris berwarna hitam dengan warna merah ditengah-tengah. Padmasan dimaksud dilingkari oleh padi dan kapas yang mengambarkan kemakmuran serta Kabupaten Badung merupakan pusat perekonomian di Daerah Propinsi Bali ini. II. Pasal demi Pasal. Pasal 1 ayat 1 dan 3a : bentuk segi lima dengan warna dasar biru laut, melambangkan dasar falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia Pancasila. Pasal 1 ayat 2 s/d 11 : cukup jelas. Pasal 12 ayat 1 : dengan denda sebanyak-banyaknya Rp ,- (sepuluh ribu rupiah). Pasal 13 ayat2 : cukup jelas. III. Untuk lebih memperjelas pengertian tentang Lambang Daerah Kabupaten Badung yang telah disyahkan ini, bersama ini dilampiri dengan naskah penjelasannya secara mendetail.
8 N O R M A2 U K U R A N G A M B A R U m u m : Ada 2 titik lingkaran yaitu : 1. Lingkaran segi lima. 2. Lingkaran pdi & kapas dan pita motto. Titik linkaran segi lima 2 cm dibawah titik lingkaran padi dan kapas dan pita motto. K h u s u s : I. S e g i l i m a : P o s i s i : Paling atas adalah sudut puncak sedang paling bawah (dasar) adalah sisi dasar. U k u r a n : Lingkaran yang menyinggung sisi2 (bukan sudut2), ber-jari /2 cm. II. Jagatnata / Padmasana : P o s i s i : Tepat pada garis tegak lurus dari sudut puncak segi lima pada sisi dasar segi lima. U k u r a n : 1. tinggi dari dasar ( garis dasar ) Bedawang Nala h ingga kepuncak Bentala adalah 19 cm. 2. Lebar dasar ( garis Dasar ) Bedawang Nala cm. 3. jarak dari puncak Bentala dengan sudut puncak segi lima 2 1 /4 cm. 4. jarak dari dasar ( garis dasar ) Bedawang Nala hingga garis/sisi dasar (bawah) segi lima 8 1 /2 cm. 5. ASTHA COSALI : Padma sana terdiri dari 3 bagian : a. Kepala/Katil beserta Bentala. b. Badan/Pengawak, terdiri dari 5 palih (tingkat). c. Dasar.
9 Sedang dibawah Padmasana adalah Kura2 Raksasa/Empas yaitu Bedawang Nala. III. K e r i s dengan Luk Tiga : P o s i s i : Ujung keris diatas dan gagang (Danganan) dibawah juga tepat berada pada garis tegak lurus dari sudut puncak segi lima pada sisi dasar segi lima. U k u r a n : 1. Jarak dari sudut puncak segi lima ke ujung Keris adalah 9 cm. 2. Jarak ujung pegangan (Danganan) ke sisi dasar segi lima adalah 7 cm. 3. Panjang besi Keris 10 1 /2 cm. 4. Panjang gagang + wower (cicin Keris) 3 cm. IV. PADI DAN KAPAS SERTA TALI PENGIKAT : P o s i s i : Padi disebelah kiri Padma sana melingkar ( 1/ 2 lingkaran ) dan disambung kesebelah kanan Padma Sana dengan Kapas juga melingkar ( 1/ 2 lingkaran ) dimana perpaduan tangkai masing2 diikat oleh seratus tali, dimana gulungan tali kelima tepat berada pada garis tegak lurus dari sudut puncak segi lima. U k u r a n : 1. Garis lingkaran Padi dan Kapas bergaris tengah 19 cm. 2. Ditarik garis dari ujung Padi ke ujung Kapas, maka jarak dari sudut puncak segi lima tegak lurus ke garis tersebut adalah 7 1/ 2 cm. 3. Ditarik garis sejajar dengan garis dasar segi lima dari kedua sudut samping segi lima maka jarak antara buah padi yang terkena garis dengan sudut samping kiri segi lima dan jarak antara buah kapas yang terkena garis dari sudut samping kanan segi lima masing2 5 cm. 4. jarak antara gulungan tali yang satu dengan yang lainnya adalah 1 cm, sedang tebal tangakai padi dan kapas yang terpadu/terangkai adalah 1/ 2 cm. V. PITA DAN TULISAN MOTTO : P o s i s i : Dibawah rangkaian Padi dan Kapas melintang merupakan bagian setengah lingkara dengan masing2 ujung ada tekukannya. U k u r a n :
10 1. Jari2 lingakaran dari garis pita sebelah atas adalah 11 1/ 2 sedangkan setengah tekukannya adalah 12 1/ 2 cm. 2. Tebal pita 2 cm. 3. Jarak dari puncak kiri ke puncak kanan ujung tekukan atas padabagian sisi atas pita adalah 13 1/ 2 cm. 4. Ditarik garis sejajar dengan sisi dasar segi lima dari ujung pita kiri dan kanan (belahan bawah) ke sisi kiri dan ujung kanan segi lima (sisi yang bawah) maka jarak antara ujung pita belahan bawah tersebut ke sisi2 tsb. masing2 1 1 /4 cm. Hormat kami t.td. B I M A Ç A K T I. NASKAH PENJELASAN GAMBAR II. Ad. 1. Segi lima. ~ Dasar dengan bentuk pingir segi lima samasisi mencerminkan dasar Negara Republik Indonesia ialah Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia. ~ Warnadasar biru laut, adalah warna lautan bahwa pulau Bali pada umumnya dan Kabupaten Badung khususnya mempunyai bagian2 daerah yang berbatasan dengan lautan. Ad. 2. Padmasana Pura Jagatnata. ~ Daerah Badung sebagaimana juga umumnya daerah Bali lainnya mempunyai sifat2 kesenian/kebudayaan yang chas terutama dibidang seni bangunan berdasarkan pepacak2 asta Kosali merupakan manifestasi dari Hinduisme ialah agama yang dipeluk oleh rakyat Bali pada umumnya.
11 ~ Jagatnata dalam pengupasannya ialah bahwa Jagat berarti dunia/bumi/daerah sedang nata bererti Raja/Pemerintahan, Penguasa. Jadi Daerah Pemerintah/Penguasa atau tempat Pemerintah/Penguasa apa yang dinamakan oleh tata- Pemerintahan modern sebagai Ibu Kota artinya adalah pusat Pemerintahan sebagaimana fungsi kota Denpasar (Daerah Kabupaten Badung) sekarang. ~ Warna putih ialah oleh karena Pura Jagatnata adalah tempat suci/pemujaan kepada Sang Hiang Widi Wasa. Ad. 3. K e r i s. Keris dimaksud adalah senjata yang dipakai untuk berperang oleh orang2 Bali Hindu Kuno. ~ Keris melambangkan jiwa/mentalitas keperwiraan yang lazim disebut dengan kesatria. ~ Keris terdiri dari tiga unsur yang disebut : Sang Hyang Tiga Sakti ialah Rai Roro, Pucuk Sinunggal. Artinya dua buah mata keris dan sebuah ujungnya dan adalah hakekat dari pada penciptaan serta peleburan, inilah hakekat dari segala-galanya. Luk Tiga menyimpulkan Tri Kinanggeh sattria artrinya tiga hal yang mewujudkan sifat kesatria ialah : 1. Arta, benda, kekayaan materiil. 2. Otot kekuatan physik Kesehatan tubuh. 3. Kepradnyanan, ilmu pengetahuan. ~ Dalam gambar skets, keris menyimbulkan pula bentuk batas2 Daerah dari skhema Peta Kabupaten Badung dimana hulunya (puncaknya keris) adalah kecamatan Petang ( Batas utara Kabupaten Badung ), sedang danganannya ( gagangnya ) adalah jasirah Bukit serta tanah gentingnya adalah :wewer ( cincin ) batas Selatan Kabupaten Badung dari Keris tersebut. ~ Warna hitam berarti ketegasan. Jiwa keperwiraan ini terbukti dengan perang puputan Badung, tatkala keluarga Raja Badung beserta rakyatnya berperang habis2an (puputan) melawan kolonialis Belanda pada 20 September Sdangkan warna merah melambangkan tidak kenal menyerah. Ad. 4. Padi dan Kapas dirangkai oleh seutas tali sembilan (9) kali gulungan.
12 ~ Padi dan Kapas melambangkan pangan dan Sandang adalah wujud cita2 kemakmuran bhw Badung adalah pusat perekonomian. ~ Untaian padi terdiri dari 20 biji tali pengikat 9 kali gulungan serta jumlah bauh kapas 6 buah, adalah simbul dari tanggal 20 bulan September tahun (1906), merupakan hari bersejarah dari Kerajaan Badung yaitu Hari Puputan Badung. Pada tanggal 20 September 1906 keluarga Raja beserta rakyatnya melkukan perang habis2an melawan kolonialisme Belanda. ~ Tali Pengikat berwarna hitam. Dahulu Kerajaan Badung pernah bernama Kerajaan Nambangan atau Bandanapura. ~ Tali berarti tambang sedangkan warna hitam maksudnya adalah ketegasan. Tambang lalu menjadi Nambangan. Kerajaan Nambangan adalah nama Lain dari Kerajaan Badung. Demikian pula dengan Bandanapura Bandana berarti tali, pura berarti Negeri. Ad. 5. Motto Çura Dharma Raksaka. ~ Çura berarti keberanian, berani. Dharma berarti kebenaran berdasarkan kewajiban. Raksaka berarti yang bertanggung jawab, penjaga. Çura Dharma Raksaka berarti orang yang bertanggung jawab sebagai penjaga dengan berani akan menjalankan kewajibannya untuk menegakkan kebenaran atau hakekatnya Kewajiban Pemerintah adalah melindungi kebenaran rakyat (Pemerintah sebagai pelindung kebenaran rakyat). ~ Tulisan motto berwarna merah diatas sehelai pita berwarna putih adalah simbolis dari Berani karena Benar, isi hakiki dari jiwa puputan Badung. Hormat kami Bima Çakti.
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 26 Tahun 1974 1 April 1974 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TABANAN. NOMOR ; 3/DPRD./1972.- MENETAPKAN PERATURAN DAERAH
BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang Mengingat : a. bahwa nilai sosial
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR : 9/DPRD-GR/1967 TENTANG NAMA DAN LAMBANG DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR : 9/DPRD-GR/1967 TENTANG NAMA DAN LAMBANG DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG ROYONG KABUPATEN MUARA ENIM Memperhatikan 1. bahwa
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. :18/1969. 2 Mei 1969 No.5/DPRD-GR/1966 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI Menetapkan Peraturan Daerah sebagai
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG HARI JADI DAERAH, LOGO DAERAH, MOTTO DAERAH DAN MARS DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SERTA PENGUNAANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 43 Tahun 1970 1 September 1970 No: 8/P/LK/DPRD-GR/1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN KARANGASEM Menetapkan
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
1 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN
LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BEKASI
LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BEKASI NOMOR : 03 TAHUN 1998 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BEKASI NOMOR : 1 TAHUN 1998 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAN MOTTO DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Menimbang : PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAN MOTTO DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI KEPULAUAN RIAU, a. bahwa
I. MODEL PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DI LINGKUNGAN
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BADUNG 1 NOMOR : 4 TAHUN 2013 TANGGAL : 2 JANUARI 2013 TENTANG : PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG I. MODEL PAKAIAN DINAS PEGAWAI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa untuk menentukan jati diri dan identitas suatu
LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2000 SERI C NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA PALU
LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2000 SERI C NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA PALU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU, Menimbang :
LEMBARAN DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT
LEMBARAN DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT No. 1 25 Januari 1962 ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH ----------------------------------------------------------------
PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kabupaten Jembrana
BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR,
PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2001 TENTANG LOGO / LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR,
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA Dan BUPATI KAYONG UTARA MEMUTUSKAN :
PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA SERANG
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 66 tahun 1970 20 November 1970 No: 11/DPRD-GR/A/Per/29 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 1 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 1 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang Mengingat : a. bahwa Kota Tasikmalaya perlu mempunyai
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 01 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 01 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan inspirasi dan motivasi kepada
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang:
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAERAH, MOTTO DAERAH DAN HARI LAHIR KABUPATEN SUMBAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAN MOTTO KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN, Menimbang : a. bahwa dengan dimekarkannya Kabupaten Pasaman berdasarkan Undang-Undang
PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU
PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa dalam
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 12 Th. 1971 17 Maret 1971. No : 22/DPRD-GR/1969. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG ROYONG KABUPATEN BADUNG : Menetapkan Peraturan
BUPATI BENER MERIAH QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR : 15 TAHUN 2005 T E N T A N G LAMBANG DAERAH KABUPATEN BENER MERIAH
BUPATI BENER MERIAH QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR : 15 TAHUN 2005 T E N T A N G LAMBANG DAERAH KABUPATEN BENER MERIAH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI KABUPATEN BENER MERIAH Menimbang Mengingat
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA PEKALONGAN
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a.
2017, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No
No.736, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BMKG. Panji. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PANJI BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 149 Tahun Desember 1974.
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 149 Tahun 1974. 31 Desember 1974. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GIANYAR No. 21/PD/DPRD/1972. MENETAPKAN PERATURAN
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DPRD KABUPATEN PANGANDARAN
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DPRD KABUPATEN PANGANDARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN, Menimbang :
WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINANN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG IDENTITAS DAERAH
WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINANN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG IDENTITAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pemerintah
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN WAKATOBI BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2005
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Bahwa perlu diadakan peraturan tentang penggunaan Lambang Negara Republik
PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang : a. bahwa Kota Tangerang
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 2 TAHUN 2006 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 01 TAHUN 2003 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAERAH DAN LAGU MARS KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa dengan terbentuknya
BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 11 Th. 1971 17 Maret 1971. No : 21/DPRD-GR/1969. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG ROYONG KABUPATEN BADUNG Menetapkan Peraturan
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 2 Tahun 1985 Seri D No. 1 Pada Tanggal 3 Januari 1985 S A L I N A N
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor : 2 Tahun 1985 Seri D No. 1 Pada Tanggal 3 Januari 1985 S A L I N A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK. II BADUNG NOMOR 9 TAHUN 1984 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR : 02/Perda/I/DPRD/ TENTANG PENGGUNAAN LAMBANG DAERAH PROPINSI LAMPUNG
PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR : 02/Perda/I/DPRD/ 1971-1972 TENTANG DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI LAMPUNG Memperhatikan : a. Surat Keputusan Dewan
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 1 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 1 TAHUN 2005
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 1 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 1 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor : 2 Tahun1982 Seri A Nomor 2
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor : 2 Tahun1982 Seri A Nomor 2 S A L I N A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 9 TAHUN 1980 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA KALI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LOGO DAERAH, BENDERA DAERAH DAN BENDERA JABATAN BUPATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT Menimbang Mengingat : a.
-2- Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan
-2-2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058);
LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 3 TAHUN 2011 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 3 TAHUN 2011 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA SUNGAI PENUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM,
PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang a. bahwa dengan terbentuknya Kota Batam sebagai Daerah Otonom,
PEMERINTAH KABUPATEN KAIMANA
PEMERINTAH KABUPATEN KAIMANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAIMANA NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN KAIMANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAIMANA, Menimbang : a. bahwa dengan
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 40 th. 1971. 17 Mei 1971. No : 19/PD/DPRD-GR/1969. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG ROYONG PROPINSI BALI Menetapkan Peraturan
TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR : 2 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SOLOK SELATAN, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 12 TAHUN 2010
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TORAJA UTARA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1968 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG "JALASENA" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1968 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG "JALASENA" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menghargai kesetiaan, kemampuan, kebijaksanaan dan
NOMOR 10 TAHUN 1980 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG BUDAYA PARAMA DHARMA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1980 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG BUDAYA PARAMA DHARMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perlu mengadakan
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang Mengingat
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG LAMBANG DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG LAMBANG DAERAH BAGIAN HUKUM DAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,
7 PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kota Serang perlu mempunyai identitas
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 34 Th Maret 1972.
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 34 Th. 1972 1 Maret 1972. No. : 23/DPRD-GR 1971. DEWAN PERWAK1LAN RAKYAT DAERAH GOTONG ROYONG KABUPATEN BADUNG Menetapkan Peraturan
BUPATI MEMPAWAH, PROVINSI KALIMANTAN BARAT
SALINAN BUPATI MEMPAWAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MEMPAWAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN MEMPAWAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MEMPAWAH, Menimbang
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 27 Tahun 1974 1 April 1974 No. : 7/P.D./DPRD-GR/1970. Turunan. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG ROYONG KABUPATEN GIANYAR MENETAPKAN
LAMBANG DAERAH KOTA BALIKPAPAN
PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 19 TAHUN 2002 T E N T A N G LAMBANG DAERAH KOTA BALIKPAPAN PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 19 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA BALIKPAPAN DENGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LOGO DAERAH, BENDERA DAERAH, DAN BENDERA JABATAN BUPATI
Yogyakarta, 18 September LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor 7 Tahun 1980 Seri C
Yogyakarta, 18 September 1980. LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor 7 Tahun 1980 Seri C PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (PERDA KOTA
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 59 Th April No. : I/DPRD. GR
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 59 Th. 1972 1 April 1972. No. : I/DPRD. GR. 1971.- DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG ROYONG KABUPATEN TABANAN Menetapkan Peraturan
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI WILAYAH KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyelenggarakan otonomi daerah,
PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR :
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 1 TAHUN : 2002 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : TENTANG LAMBANG KOTA CIMAHI BAGIAN HUKUM DAN HUMAS SEKRETARIAT DAERAH KOTA CIMAHI LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN PELACURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN PELACURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha meningkatkan keamanan dan ketentraman
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
2018, No Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2011 tentang Universitas Pertahanan sebagai Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh Pemerintah;
No.83, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Logo, Kop, dan Cap Dinas UNHAN. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG LOGO, KOP, DAN CAP DINAS UNIVERSITAS PERTAHANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 1 TAHUN 1978 TENTANG
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 1 TAHUN 1978 TENTANG KARTU KELUARGA, KARTU TANDA PENDUDUK DAN PERUBAHAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DENGAN RAHMAT TUHAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh prajurit Tentara
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1963 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG JASA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1963 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG JASA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa perlu mengadakan suatu Tanda Kehormatan untuk menghargai jasa-jasa yang besar terhadap Nusa dan Bangsa
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1994
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG DENGAN
LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROVINSI BALI ) No. 7 Tahun 1972 17 Januari 1972 Nomer : 16/DPRD-GR/1969. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG ROYONG KABUPATEN BADUNG Menetapkan
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA PENDIDIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA PENDIDIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guru dan pamong belajar sebagai pendidik mempunyai
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1959 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA PERINTIS PERGERAKAN KEMERDEKAAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1959 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA PERINTIS PERGERAKAN KEMERDEKAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perlu mengadakan tanda
PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 1 TAHUN 1971 TENTANG BENTUK LAMBANG DAERAH PROVINSI LAMPUNG
PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 1 TAHUN 1971 TENTANG BENTUK LAMBANG DAERAH PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Memperhatikan : 1. Surat Keputusan DPRD Provinsi
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh prajurit
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1959 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA PEMBANGUNAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1959 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA PEMBANGUNAN PRESIDEN, Menimbang : Bahwa perlu mengadakan tanda kehormatan Satyalancana Pembangunan untuk menghargai warga-negara
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR : 14 TAHUN : 1982 SERI : D NOMOR : 14 SALINAN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR : 14 TAHUN : 1982 SERI : D NOMOR : 14 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK. II BADUNG NOMOR : 2 TAHUN 1982 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA KALI
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1971 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG YUDHA DHARMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1971 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG YUDHA DHARMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa adakalanya terjadi seorang anggota Angkatan
LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35 Tahun 2010 TANGGAL : 12 Februari 2010 MEDALI KEPELOPORAN KETERANGAN :
LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35 Tahun 2010 TANGGAL : 12 Februari 2010 MEDALI KEPELOPORAN KETERANGAN : A. URAIAN GAMBAR Sebuah Medali bersudut lima dibuat dari logam kuningan
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA PENDIDIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA PENDIDIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guru dan pamong belajar sebagai pendidik mempunyai
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA PENDIDIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA PENDIDIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guru dan pamong belajar sebagai pendidik mempunyai
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 59 Tahun 1973 8 Agustus 1973 No. : 4/DPRD.GR./1971.- PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH DHARMA
PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG LOGO KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MESUJI PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MESUJI NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI MESUJI PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MESUJI NOMOR 02 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MESUJI NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 70 TAHUN 1958 TENTANG PENETAPAN UNDANG-UNDANG DARURAT NO. 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG (LEMBARAN-NEGARA TAHUN 1958 NO. 41), SEBAGAI UNDANG-UNDANG
PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR 3 TAHUN 1991 T E N T A N G PARIWISATA BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR 3 TAHUN 1991 T E N T A N G PARIWISATA BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I BALI, Menimbang : a. bahwa kepariwisataan
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 203 TAHUN 1961 TENTANG SATYALANCANA "SATYA DASAWARSA" BAGI PARA ANGGOTA-ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 203 TAHUN 1961 TENTANG SATYALANCANA "SATYA DASAWARSA" BAGI PARA ANGGOTA-ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dengan diangkatnya
Nomor : Tahun : 1993 Seri : Nomor :
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MALUKU TENGGARA Nomor : Tahun : 1993 Seri : Nomor : PERATURAN DAERAH TINGKAT II KABUPATEN MALUKU TENGGARA 1 / 24 NOMOR 01 TAHUN 1991 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN
2018, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemil
No.183, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DKPP. Logo, Pataka dan Pakaian Dinas. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG LOGO, PATAKA, DAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG PENERTIBAN PENEBANGAN POHON DAN BAMBU DI LUAR KAWASAN HUTAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG PENERTIBAN PENEBANGAN POHON DAN BAMBU DI LUAR KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR : 01 TAHUN 2003 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR : 01 TAHUN 2003 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 03 TAHUN 2001 T E N T A N G BENTUK DAN TATA CARA PENGGUNAAN LAMBANG DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 123, 2003 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4333) NOMOR 55 TAHUN 2003 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG PRESIDEN, Menimbang : 1.bahwa masa satu windu, sejak saat diresmikan berdirinya Angkatan Perang Republik Indonesia pada
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1971 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 1971 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG YUDHA DHARMA MENJADI UNDANG-UNDANG