BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam situasi yang bertujuan memperdayakan diri. 1 Pendidikan
|
|
- Glenna Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang bertujuan memperdayakan diri. 1 Pendidikan identik dengan output SDM, dan SDM yang berkualitas hanya dapat terbentuk bilamana terdapat proses pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas ini selanjutnya hanya bertumpu pada lembaga pendidikan yang tidak hanya membekali kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga pada kemampuan afektif dan psikomotorik. Lembaga pendidikan juga sebagai wadah mempersiapkan anak didik untuk mampu mempersiapkan SDM yang memiliki kompetensi didalam memanfaatkan peluang kerja di era globalisasi. 2 Pendidikan agama Islam adalah unsur terpenting dalam pendidikan moral dan pengembangan mental. Karena itu, dalam pendidikan agama harus dilaksanakan dalam praktek hidup pergaulan sehari-hari disamping pengertian agama dan moral, secara teoritis dalam wacana kognitif. 3 Pendidikan itu benar-benar memberikan perubahan tingkah laku dan kepribadian bagi anak didik di sekolah. Tidak jarang bila sering terjadi tawuran antar pelajar yang menyebabkan kerugian mendasar bagi dunia 1 Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm Isjoni, Memajukan Bangsa dengan Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm Zakiah Darajat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Bulan Bintang, Jakarta, 1998, hlm. 72 1
2 2 pendidikan yang pada hakikatnya mempunyai tanggung jawab untuk membina anak didik menjadi generasi potensial dan berkepribadian luhur. 4 Dalam dunia pendidikan, tugas seorang pendidik sesungguhnya tidak hanya untuk selalu mengembangkan peningkatan wacana intelektual, tetapi juga bagaimana mendidik dan membina mereka agar nanti mempunyai bekal dalam menghadapi tantangan yang lebih kompleks. Tugas seorang pendidik juga berkewajiban memberikan nasihat dan perhatian secara khusus dalam membentuk kepribadian mereka. Sehingga benar-benar menjadi generasi berkualitas dari segi pengetahuan maupun spiritual. Menyikapi kemerosotan pendidikan moral, seorang pendidik tidak sekedar memberikan bakal mental-spiritual, tetapi juga berkaitan dengan kematangan dalam menghadapi tantangan global yang di warnai dengan era kemewahan dan pergaulan bebas. 5 Dalam pembinaan moral di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan berusaha menanamkan tingkah laku yang baik menurut Pendidikan Agama Islam kepada peserta didik dengan menanamkan aqidah,akhlak dan syariat. Di dalam pembinaan moral peran Guru PAI dalam proses pembelajaran juga mengajarkan menanamkan sikap yang baik kepada peserta didik, yang di lakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan cara menanamkannya dengan memberikan contoh sikap yang membina moral peserta didik yang masih ada sangkut 4 Muhammad Takdir Illahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm Ibid, hlm. 20
3 3 pautnya dengan materi yang sedang diajarkan contohnya peserta didik yang suka berantem sama teman sebangku, kemudian di arahkan oleh Guru PAI tersebut. Dengan adanya kegiatan pembinaan moral saat proses pembelajaran berlangsung peserta didik jadi lebih mengetahui akhlak yang baik dan buruk. Kemudian mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak harus dilakukan. Pembinaan moral tesebut bertujuan agar perilaku amoral tidak akan memunculkan kerusuhan, keonaran, penyimpangan dan lain-lain yang menyebabkan kehancuran suatu bangsa. Mereka tidak memilki pegangan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Oleh karena itu nilai perlu di ajarkan agar generasi sekarang dan yang akan datang mampu berperilaku sesuai dengan moral yang diharapkan. SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan merupakan satu-satunya lembaga sekolah di desa Jetaklengkong yang ada di Kecamatan Wonopringgo, lokasi yang berada di tengah-tengah masyarakat tenu memerlukan kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan masyarakat. Dimana telah berbagai upaya dilakukan oleh Guru PAI, salah satunya dalam pembinaan moral peserta didik. Adanya pembinaan moral di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan wonopringgo Kabupaten Pekalongan, Guru PAI khawatir pada generasi muda pada zaman sekarang karena takut terjerumus ke dalam perilaku yang menyimpang. Guru PAI ini berperan penting dalam mengubah perilaku peserta didik dalam pergaulan, sehingga pola perilaku peserta didik menjadi terdidik dan terarah pada moral yang baik pula.
4 4 Salah satu wujud nyata untuk menangani bencana moral peserta didik tersebut yaitu peran Guru PAI membina moral peserta didik yang di padukan dengan pendidikan agama. Selain itu juga dimaksudkan agar peserta didik dapat menumbuhkan moral yang baik, sehingga dapat menanamkan tingkah laku yang baik menurut Pendidikan Agama Islam kepada peserta didik yang mencakup penanaman akidah, akhlaq, dan syariat. Dari urain diatas mendorong penulis untuk mengadakan penelitian terhadap masalah ini dengan judul skripsi Peran Guru PAI Dalam Pembinaan Moral Peserta Didik Di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Adapun alasan yang mendorong penulis untuk memilih judul di atas adalah sebagai berikut: 1. Penulis ingin mengetahui Peran Guru PAI dalam membina moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. 2. Pembinaan moral adalah bimbingan lahir-batin secara bulat dan utuh untuk mencapai kesempurnaan kepribadian manusia, yang dapat dimanisfestasikan dalam wujud perangai, kata-kata dan perbuatan untuk dirinya dan untuk orang lain atas dasar suara hati yang jujur dan benar.
5 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan diatas, dapat di rumuskan sabagai berikut: 1. Bagaimana moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan? 2. Bagaimana Peran Guru PAI dalam pembinaan moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan? 3. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat Peran Guru PAI dalam pembinaan moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan? Dengan demikian yang dimaksud judul skripsi diatas adalah Peran Guru PAI Dalam Pembinaan Moral Peserta Didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. C. Tujuan Penelitian Melihat pokok permasalahan di atas, sebagai arahan yang tepat dalam penulisan maka peneliti bertujuan : 1. Untuk mendeskripsikan moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. 2. Untuk mendeskripsikan Peran Guru PAI dalam pembinaan moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan.
6 6 3. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat Peran Guru PAI dalam pembinaan moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. D. Kegunaan Penelitian 1. Secara teoritis, mencakup: a. Dapat menambah dan memperkaya khasanah keilmuan dalam dunia pendidikan. b. Dapat mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan. 2. Secara praktis, mencakup: a. Bagi peserta didik. Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan guna meningkatkan Peran Guru PAI dalam pembinaan moral, terutama perilaku siswa di SD Negeri Jetaklengkong Kecamnatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. b. Bagi sekolah. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada pihak sekolah untuk lebih memperhatikan perkembangan moral, sehingga akan lebih memudahkan dalam mewujudkan keseimbangan antara intelektual dan moral peserta didik.
7 7 E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teoritis dan Penelitian yang Relevan a. Analisis Teoritis Menurut Widjaja dalam buku yang berjudul Dasar-dasar Pendidikan Moral, mengatakan bahwa persoalan moral di hubungkan dengan etik membicarakan tentang tata susila dan sopan santun. Tata susila mendorong untuk berbuat baik, karena hati kecilnya mengatakan baik, yang dalam hal bersumber dari hati nuraninya, lepas dari hubungan dan pengaruh orang lain. Tata sopan santun mendorong untuk berbuat baik, terutama bersifat lahiriah, tidak bersumber dari hati nurani, untuk sekedar menghargai orang lain dalam pergaulan. Dengan demikian kata sopan santun lebih terkait dengan konteks lingkungan sosial, budaya, adat istiadat dan sebagainya. 6 Menurut aristoteles dalam buku yang berjudul Dasar-dasar Pendidikan Moral, hidup secara baik merupakan aktualisasi fungsifungsi moral yang khas insani. 7 Menurut Al-Ghozali dalam buku yang berjudul Dasar-dasar Pendidikan Moral, mengemukakan pengertian akhlak, sebagai padanan kata moral, sebagai perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan sumber timbulnya perbuatan 6 Muchson, Samsuri, Dasar-dasar Pendidikan Moral (Yogyakarta: Ombak,2013), hlm Ibid, hlm. 10
8 8 tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perlu difikirkan dan di rencanakan sebelumnya. 8 Menurut Lawrence Kohlberg, seorang teoretisi tentang moral yang sangat terkemuka, yang di sebut moral adalah bagian dari penalaran. Maka ia pun menamakannya penalaran moral (moral reasoning). Dengan demikian, orang yang bertindak sesuia dengan moral adalah orang yang mendasarkan tindakannya atas penilaian baik-buruknya sesuatu. Karena sifatnya yang merupakan penalaran, maka perkembangan moral menurut Kohlberg juga mengikuti perkembangan nalar sebagaimana di kemukakan oleh Piaget. Makin tinggi tingkat penalaran seseorang menurut tahap-tahap perkembangan piaget tersebut, makin tinggi pula tingkat penalaran seseorang. 9 Dalam buku karya Zakiah Daradjat yang berjudul Ilmu Jiwa Agama, disebutkan bahwa perkembangan agama pada masa anak, terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, di sekolah dan dalam masyarakat lingkungan. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama, dan semakin banyak unsur agama, maka sikap, tindakan, kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama. Setiap orang tua dan semua guru ingin membina anak menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat dan akhlak yang terpuji. Semuanya itu dapat di usahakan melalui pendidikan, baik yang formal 8 Ibid, hlm. 1 9 Ibid, hlm. 15
9 9 maupun yang informal. Setiap pengalaman yang di lalui anak, baik melalui penglihatan, pendengaran, maupun perlakuan yang diterimanya akan menentukan pembinaan pribadinya. Sikap anak terhadap guru agama dan pendidikan agama di sekolah sangat dipengaruhi oleh sikap orang tuanya terhadap agama dan guru agama khususnya. 10 Menurut Sarlito W. Sarwono dalam bukunya Psikologi Remaja, disebutkan bahwa moral dan religi merupakan bagian cukup penting dalam jiwa remaja. Sebagian orang yang berpendapat bahwa moral dan religi bisa mengendalian tingkah laku anak yang beranjak dewasa ini sehingga ia tidak melakukan hal-hal yang merugikan atau bertentangan dengan kehendak atau pandangan masyarakat. Di sisi lain tiadanya moral dan religi ini sering kali dituding sebagai faktor penyebab meningkatnya kenakalan remaja. 11 b. Peneltian yang relevan Sebelum peneilitian ini dilakukan memang sudah ada penelitian-penelitian sejenis, akan tetapi dalam hal tertentu penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan. Berikut ini beberapa penelitianpenelitian sebelumnya yang dapat penulis dokumentasikan sebagai kajian penelitian: 10 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), hlm Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Cet ke-16 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm.109
10 10 Penelitian yang berjudul Peran Guru PAI Dalam Membentuk Perilaku Terpuji siswa MA Nurul Hidayah Majalangu Kec. Watukumpul Kab. Pemalang yang di tulis oleh Royanah ( ), tahun Hasil penelitian menunjukan bahwa guru PAI berperan dalam pembentuk perilaku siswa di MA Nurul Hidayah Majalangu Kec. Watumpul Kab. Pemalang. Dalam pembentukan perilaku terpuji siswa guru PAI menggunakan pendiikan keteladanan dan pembiasaan kepada siswa pendidikan keteladanan dan pembiasaan dilakukan dalam berbagai aspek di antaranya kedisiplinan, sopan santun, serta dalam peningkatan keimanan dan ketakwaan melalui ibadah. Dalam pelaksanaannya terdapat keteladanan yang belum maksimal pada penerapannya yaitu dalam sopan santun masih ada beberapa siswa yang kurang sopan dalam berbicara kepda gurunya, dalam disiplin waktu juga masih ada siswa yang belum menjadikan guru yang tepat waktu sebagai teladan dan menirunya untuk di biasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembiasaan beberapa sudah berhasil seperti pembiasaan. 12 Selanjutnya penelitian yang berjudul Implentasi Nilai- nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Moral Peserta Didik d SMP Negeri 17 Pekalongan yang di tulis oleh Irma Novitawati ( ), tahun 2010 dalam penelitiannya yang telah di lakukan di 12 Royanah( ), Peran Guru PAI Dalam Membentuk Perilaku Terpuji siswa MA Nurul Hidayah Majalangu Kec. Watukumpul Kab. Pemalang, Skripsi ( Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2010), hlm. Vii
11 11 SMP Negeri 17 Pekalongan dapat disimpulkan bahwa nilai- nilai pendidikan agama islam yang diimplementasikan dalam pembinaan moral peserta didik di SMP 17 Pekalongan telah mencakup tiga nilai utama yaitu nilai aqidah, nilai pendidikan agama islam sangat mempengaruhi moral pserta didik. Ketiga nilai tersebut pada intinya bertujuan untuk membentuk karakter siswa yang berilmu., beriman dan berakhlakul karimah yang mampu mengaktualisasikan diri dalam masyarakat. 13 Sedangkan penelitian yang ditulis dalam skripsi ini yang berjudul Peran Guru PAI dalam Pembinaan Moral Peserta Didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan akan mengulas bagaimana Guru PAI dalam membina moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. 2. Kerangka Berfikir Berdasarkan teori yang di ungkapkan oleh Widjaja diatas, maka dapat dikatakan hati nurani dapat disebut sebagai unsur batin manusia, perasaan manusia yang paling dalam, yang secara kodrati mendapatkan cahaya dari tuhan. Hati nurani menyimpan potensi moral dan setiap manusia dengan bantuan akal budinya mampu membedakan anatara halhal yang baik dan buruk. 13 Irma Novitawati ( ), Implentasi Nilai- nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Moral Peserta Didik d SMP Negeri 17 Pekalongan, Skripsi (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2010), hlm. Vii
12 12 Tujuan pendidikan moral di sekolah adalah membantu peserta didik meningkatkan tingkat pertimbangan moral, pemikiran dan penalaran moralnya. Kematangan moral menuntut penalaran-penalaran yang matang pula dalam arti moral. Sesuatu keputusan bahwa sesuatu itu baik barangkali dianggap tepat, tetapi keputusan itu baru disebut matang bila dibentuk oleh suatu proses penalaran yang matang. Oleh sebab itu tujuan dari pendidikan moral adalah sesuatu yang harus dikembangkan, maka seharusnya para guru dan pendidik moral mengetahui proses perkembangan dan cara-cara membantu perkembangan moral tersebut. Moralitas merupakan aspek kepribadian yang di perlukan seseorang dalam kaitannya dengan kehidupan sosial secara harmonis, adil, dan seimbang. Perilaku moral dimuka bumi terwujudnya kehidupan yang damai penuh keteraturan, ketertiban dan keharmonisan. Proses pendidikan moral (pedagogi moral) merupakan bagaiman seorang anak diberi pengetahuan dan pemahaman. Pertama tama, anak harus dimasukkan kedalam bahasa moral, anak harus diajar untuk menguasai konsep konsep dan anak harus mempelajari aturan aturan. Yang kedua, anak harus didorong untuk bertindak sesuai dengan aturan aturan. Anak harus didorong untuk mengatakan yang benar, memegang janji dan mempertimbangkan orang lain. Jadi membuat anak anak bertindak dalam cara cara yang dapat diterima secara moral, mematuhi kode moral dari masyarakat dan bertindak sesuai dengan harapan harapan kebiasaan masyarakat.
13 13 F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian a. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang lebih menekankan analisis proses penyimpulan serta analisis terhadap dinamika fenomena yang diamati dengan menggunakan metode logika ilmiah. 14 b. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian ini dilakukan dalam kancah yang sebenarnya, dimana penelitian lapangan mempunyai tujuan memecahkan masalahmasalah praktis dalam kehidupan sehari-hari. 15 Lokasi penelitian ini adalah di SD Nergeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. 2. Sumber Data Sumber data adalah penelitian adalah subyek asal data dapat diperoleh. Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam menentukan metode penulisan data. Sumber data 14 Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan ( Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm Mardalis, Metode Penelitian ( Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 28
14 14 merupakan sumber yang diperoleh untuk mengumpulkan data yang kita perlukan dalam penelitian. 16 a. Sumber data primer Sumber data primer adalah sumber data utama pokok dalam pendidikan. 17 Yang termasuk dalam sumber data primer adalah Guru PAI dan Peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah sumber kajian pendukung atau bahan kajian yang bukan dari pihak yang hadir, sumber data sekunder di peroleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian. 18 Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah kepala sekolah buku-buku pendidikan dan refrensi lain yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. 16 Etta Mamang Sangadji & Sopiah, Metodologi Penelitian Praktis dalam Penelitian (Yogyakarta : Andi Offset, 2010), hlm Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana pendidikan (Jakarta: Grafindi, 1995),hlm Noeng Muhajirin, Metode Penelian Kualitatif ( Yogyakarta : Rake Surasin, 1998), hlm. 72
15 15 Adapun metode-metode yang digunakan adalah: a. Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang dengan melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari orang lain dengan mengajukan pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. 19 adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam, yakni peneliti melakukan tanya jawab atau dialog kepada subjek penelitian peserta didik untuk mendapatkan informasi secara mendalam tentang yang pertama moral peserta didik, yang kedua pembinaan moral pserta didik Di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang Peran Guru PAI Di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. b. Observasi Observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Metode observasi ( pengamatan ) merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu dan keadaan tertentu. Dalam melakukan kegiatan pengamatan, peneliti terlibat secara pasif. Artinya, peneliti tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan subjek penelitian dan 19 Dedy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu komunikasi Dan Ilmu sosial Lainnya ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 180
16 16 tidak berinteraksi dengan mereka secara langsung. Peneliti hanya mengamati interaksi sosial yang mereka ciptakan, baik dengan sesama subjek penelitian maupun dengan pihak luar. Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran umum yang berkaitan dengan Peran Guru Pai Di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatifdengan melihat atau menganilisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. 20 Metode ini digunakan untuk mengetahui data-data sekolah seperti letak geografis, sejarah berdirinya, Visi dan Misi, struktur kepengurusan, keadaan pendidikan dan peserta didik, keadaan sarana dan prasarana di SD Negeri Jetaklengkong Kec. Wonopringgo Kab. Pekalongan untuk melengkapi penyusunan skripsi ini. 4. Teknis Analisis Data Analisis data merupakan suatu proses penyelidikan dan pengaturan sacara sistematis transkip wawancara, catatan lapangan dan materiil lainnya yang penelitia kumpulkan untuk meningkatkan pemahaman peneliti sendiri tentang data, dan memungkinkan peneliti untuk 20 M. Djunaidi Ghony & Fauzan al-mansur, Metode Penelitian Kualitatif ( Yogyakarta : Ar- Ruzz Media, 2012), hlm. 165
17 17 Hlm. 126 mempresentasikan apa-apa yang telah ditemukan pada orang lain sebagai subjek penelitian. 21 Untuk menganalisis dan interprestasi data, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif yang bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis. 22 Dalam analisis kualitatif ini, teknik analisis datanya dengan cara mendeskripsikan bagaimana Peran Guru PAI dalam pembinaan moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan agar menjadi peserta didik yang berkualitas secara intelektual, emosional, maupun spiritual pasca kelulusan sekolah. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis Miller Huberman, dengan langkah sebagai berikut. a. Pengumpulan Data Pengumpulan Data yaitu proses pencarian data yang di lakukan melalui wawncara, observasi, dan dokumentasi. b. Penyajian Data Penyajian Data adalah deskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melakukan interprestasi data, penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data dalam penelitian ini akan sajikan dalam bentuk teks naratif. 21 M. Djunaidi Ghony & Fauzan, Op. Cit, hlm Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Cet. Ke-1 ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998).
18 18 c. Penarikan kesimpulan Sejak permulaan pengumpulan data, peneliti akan mencari makna dari setiap gejala yang diperoleh di lapangan, pencatatan keteraturan, pola, tema, konfirgurasi, alur kausalitas dan proposisi. Selama penelitian masih berlangsung, setiap kesimpulan yang ditetapkan akan menerus diverifikasi hingga dapat diperoleh konklusi yang validitasnya dapat dipertanggung jawabkan. 23 G. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yang masingmasing bab terdapat sub-sub bab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan. Bab II : Peran Guru PAI dalam Pembinaan Moral Peserta Didik. Ini akan dibahas dua sub bab, yaitu: Pertama peran guru PAI, meliputi: Pengertian Guru PAI, Tugas-tugas Guru PAI, Peranan Guru PAI, Syarat menjadi Guru PAI. Kedua Pembinaan Moral, meliputi: Pengertian Moral, Sumber Moral, Tahap-Tahap Perkembangan Moral, Faktor-faktor yang mempengaruhi Moral, Metode Pembinaan Moral. 23 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D ( Bandung : Alfabeta, 2008), hlm
19 19 Bab III : Peran Guru PAI dalam Pembinaan Moral Peserta Didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan., berisi sub bab pertama keadaan umum SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan, meliputi letak geografis, sejarah berdirinya, Visi dan Misi, struktur kepengurusan, keadaan pendidik dan peserta didik, keadaan sarana dan prasarana di SD Negeri Jetaklengkong Kec. Wonopringgo Kab. Pekalongan,. Sub bab kedua moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan,. Sub bab ketiga, peran guru PAI di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Sub bab ke empat faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Bab IV : Analisis Peran guru PAI dalam pembinaan moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan, yang meliputi Sub bab pertama, analisis moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan,. Sub bab kedua, analisis peran guru PAI dalam pembinaan moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kec. Wonopringgo Kab. Pekalongan.sub bab. Ketiga analisis faktor pendukung dan penghambat dalam
20 20 pembinaan moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Bab V : Penutup, meliputi kesimpulan dan saran.
BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memupuk nilai-nilai kebaikan dalam diri siswa nilai-nilai itu, seperti:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi lingkungan sosial yang penuh kontradiksi, membuat guru (dan tentu saja pendidik yang lain) akan mengalami kesulitan dalam memupuk nilai-nilai kebaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pengertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat penting. Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern. Globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua manusia. Pendidikan selalu menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Barnawi M Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, hlm. 45.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi sebuah pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan dan watak anak bangsa yang bermartabat sesuai dengan ajaran agama, sebagaimana yang tertuang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang pokok dan sangat penting didapat oleh setiap orang. Dengan pendidikan tersebut manusia selalu berproses menuju ke arah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuju terbentuknya kepribadian yang utama. 1 Omar Muhammad At Toumi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kepribadian terdapat empat aspek yaitu: Qalb (angan-angan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepribadian dalam kehidupan manusia merupakan hal yang sangat penting, sebab kepribadian merupakan cerminan bagi seorang individu. Baik buruknya seseorang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penulisan Dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termotivasi dalam belajar dan mendapat prestasi yang baik. 1. Pendidikan yang kedua yaitu pendidikan di sekolah, sekolah sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi setiap anak. Dimana dalam pendidikan, anak memperoleh ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi masa depannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup tidak bisa lepas dari pendidikan karena manusia diciptakan bukan sekedar untuk hidup.ada tujuan yang lebih mulia dari sekedar hidup yang mesti diwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan
Lebih terperinciRajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan dan menyelaraskan pembangunan dan kemajuan, maka nilai akhlak harus tetap dilestarikan dan ditanamkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya hidup manusia, kenyataan semacam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab antara keluarga,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tanggung jawab antara keluarga, masyarakat dan pemerintahan. Sehingga orang tua tidak boleh menganggap bahwa pendidikan anak hanyalah tangung
Lebih terperincikognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama seharusnya memang sejak dini sudah mulai diberikan kepada anak karena perkembangan jiwa anak telah mulai tumbuh sejak kecil, sesuai dengan fitrahnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan kebiasaan-kebiasaan dan pengulangan kegiatan secara rutin dari hari ke hari. Di dalam kegiatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar yang diciptakan oleh hubungan antara guru dengan peserta didik.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya dalam sistem pendidikan harus ada tata tertib pada masing-masing sekolah, Karena kedisiplinan diperlukan dalam semua aspek kehidupan termasuk didalamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya pendidikan, maka tentunya akan menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan tersebut dilaksanakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan, karena manusia tidak bisa menjalankan kehidupannya secara normal tanpa memiliki pendidikan. Dengan pendidikan, maka manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin kompleks. Kompleksitas kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian yang mapan dari kehidupan masyarakat, sebagian demi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas. Hal ini bertujuan untuk membentuk kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak ketika dilahirkan di dunia dalam keadaan lemah tanpa pertolongan orang lain, terutama orang tuanya mereka tidak bisa berbuat banyak. Di balik keadaan yang lemah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2005), hlm Jalaluddin, Psikologi Agama, edisi revisi 2005, (Jakarta: Raja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana dipahami bahwa usia remaja mempunyai fungsi-fungsi jiwa yang saling terpengaruh secara organik. Oleh karena itu dalam masa perkembangannya membutuhkan bimbingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia merupakan hal yang sangat mendasar, karena itu nilai ini harus senantiasa ditanamkan sejak dini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam proses pendidikan, yang mengedepankan proses pematangan kejiwaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidik atau guru merupakan komponen vital dan fundamental dalam proses pendidikan, yang mengedepankan proses pematangan kejiwaan, pola pikir dan pembentukan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN
77 BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab tiga, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi, menjadi tantangan serius bagi dunia pendidikan yang memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi, menjadi tantangan serius bagi dunia pendidikan yang memiliki fungsi membimbing serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keharusan dan keberhasilan pendidikan tersebut akan ditentukan oleh beberapa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengingat pentingnya peran pendidikan bagi suatu Negara, maka pemerintah Indonesia berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menciptakan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moral merupakan suatu peraturan yang sangat penting ditegakkan pada suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta pelindung bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha manusia untuk mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi terhadap segala sesuatu yang menarik perhatiannya. 1 Tidak diragukan. pendidikan yang mempengaruhinya. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk unik, ia menjadi subjek dan objek kajian sekaligus. Ia bertindak selaku subjek karena memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap segala
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG
BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG Pendidikan adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia, sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang penting dalam pembangunan bangsa. Karakter suatu bangsa dibangun melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang bermutu, suatu bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam kesuksesan kegiatan pembelajaran. Guru adalah pendidik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kegiatan belajar mengajar guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam kesuksesan kegiatan pembelajaran. Guru adalah pendidik profesional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan figure seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm Ibid., hlm. 15.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai proses pembinaan dan bimbingan yang dilakukan seseorang secara terus-menerus kepada anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan pendidikan moral. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka moral merupakan sesuatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah kompleks, salah satunya karena lemahnya pemahaman para generasi muda sebagai generasi penerus bangsa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Semua negara membutuhkan pendidikan berkualitas untuk mendukung kemajuan bangsa, termasuk Indonesia.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sukardi, metode penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, terkontrol
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian membutuhkan data yang obyektif, pembahasan penelitian dibahas secara teoritis dan empiris. Pembahasan teoritis bersumber pada kepustakaan yang merupakan karangan ahli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan sepanjang rentang kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan dan harapan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru dan siswa dalam dunia pendidikan merupakan dua komponen penting,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru dan siswa dalam dunia pendidikan merupakan dua komponen penting, hal ini yang menyebabkan adanya interaksi antara keduanya, karena satu sama lain saling membutuhkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah fieldresearch atau penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum 2013 kini sedang hangat dibicarakan oleh para guru, wali murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada beragam pernyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Offset, 2014, hlm Ibid, hlm Helmawati, Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat esensial dalam kehidupan manusia untuk membentuk insane yang dapat memecahkan permaslahan dalam kehidupannya. Tiga tempat pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelembagaan Agama Islam: Jakarta, 1995, hlm. 48.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang telah dibekali dengan sejumlah kelengkapan fisik dan psikis yang memiliki kecenderungan ke arah yang baik dan buruk. Kelengkapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara berkembang seperti Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam diikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua. Manusia mengalami proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merosotnya moralitas bangsa terlihat dalam kehidupan masyarakat dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, kesetiakawanan sosial (solidaritas),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhlak adalah gambaran kondisi yang menetap di dalam jiwa. Semua perilaku yang bersumber dari akhlak tidak memerlukan proses berfikir dan merenung. Perilaku baik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang begitu pesat akibat dari pengaruh globalisasi yang melanda diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kondisi bangsa Indonesia yang sudah pada tingkat mengkhawatirkan seperti sekarang ini tentu tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya. Didalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. negara (Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2013: 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting bagi manusia dalam kehidupannya. Dengan adanya pendidikan, diharapkan seorang manusia mampu melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia dimuka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral, dalam arti fungsi-fungsi jiwanya saling mempengaruhi secara organik. Karenanya sepanjang perkembangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pembelajaran sangatlah dibutuhkan oleh setiap manusia. Pendidikan dan pembelajaran dapat diberikan ketika masih kecil sampai ketahap dewasa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Saat ini, pendidikan di Indonesia dinilai oleh banyak kalangan tidak bermasalah dengan peran pendidikan dalam mencerdaskan para peserta didiknya, namun kurang
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari
BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu proses kegiatan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberhasilan dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan pribadi dan strata sosial anak. Dengan demikian, anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar serta dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu disiapkan Sumber Daya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG
77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea 4 dinyatakan bahwa negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan tersebut, setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini dinilai sarat dengan muatanmuatan pengetahuan dan tuntutan arus global yang mana mengesampingkan nilai-nilai moral budaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap individu yang terlibat di dalam pendidikan itu dituntut untuk mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Era globalisasi ini, melihat realitas masyarakat baik kaum muda maupun tua banyak melakukan perilaku menyimpang dan keluar dari koridor yang ada, baik negara, adat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional dalam UU Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian yang mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam - macam materi yang terdapat dalam kepustakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator salah satunya, lulusan dari sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini sedang dihadapkan kepada situasi yang kurang menguntungkan. Kondisi ini terjadi sejalan dengan semakin banyaknya kenyataan
Lebih terperinci