Grade :... Subject : Information and Communication Technology / Basic Technology Education. School Year : 2011/2012 Teacher : F. Denie Wahana, S.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Grade :... Subject : Information and Communication Technology / Basic Technology Education. School Year : 2011/2012 Teacher : F. Denie Wahana, S."

Transkripsi

1 Textbook 4 Subject : / Basic Technology Education Grade : VII School Year : 2011/2012 Teacher : F. Denie Wahana, S.Kom Name :... Grade :... Number :...

2 1. STANDAR KOMPETENSI Setelah mempelajari modul ini diharapkan siswa dapat: a. memahami hubungan timbal balik antara perkembangan teknologi bahan kayu dan perubahan di masyarakat; b. memahami jenis dan sifat bahan kayu serta hubungannya dengan fungsi, manufaktur, dan perancangan suatu produk; c. memahami perancangan suatu produk; d. memahami pekerjaan teknik secara benar, aman, dan sadar lingkungan; e. memahami pembuatan produk teknik berdasarkan rancangan sendiri dan atau kelompok dengan menggunakan bahan kayu; dan f. mengevaluasi proses perencanaan pembuatan produk dari bahan kayu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

3 1. Kompetensi Dasar Setelah mempelajari modul ini siswa dapat: a. menunjukkan beberapa perkembangan teknologi bahan kayu dan pengaruh dalam kehidupan sehari-hari; b. mendeskripsikan perkembangan bahan kayu berdasarkan argumen terbuka dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Indikator Pencapaian hasil Belajar Setelah mempelajari modul ini siswa dapat: a. menjelaskan perkembangan teknologi bahan kayu; b. mendeskripsikan jenis dan sifat bahan kayu; c. mendeskripsikan fungsi bahan kayu yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari; d. menjelaskan cara mengolah kayu menjadi barang jadi dalam kehidupan sehari-hari; dan e. menjelaskan dampak limbah kayu terhadap pencemaran lingkungan hidup.

4 3. Materi Pembelajaran a. Pengolahan Bahan Kayu Setiap malam kita tidur dengan enak di tempat tidur yang terbuat dari kayu. Apakah kalian berpikir dari manakah tempat tidur dari bahan kayu tersebut? Benar dari hutan, lalu bagaimanakah kayu diolah hingga menghasilkan barang jadi? Siapakah yang terlibat dalam pekerjaan ini?. pohon-pohon yang ditebang di hutan. Di pabrik ini ia belajar bagaimana pisau gergaji dipasang. Didi seorang pengontrol kualitas dari kayu. Sebenarnya tidak ada jenis pohon yang sama persis. Kita bisa melihat perbedaan setiap jenis pohon dari potongan potongan kayu. Didi belajar mengenai macammacam kayu sewaktu bersekolah dulu. Dengan modal keterampilannya, ia bekerja di pabrik milik seorang teman. Ia membeli kayu-kayu tersebut kemudian dibawa ke pabrik penggergajian. Gambar: 1 Berpikir tentang kayu Joko adalah seorang pembibit hutan. Ia bekerja seharian di alam terbuka. Ia mempunyai hutan produksi. Kalian bisa menyebutnya sebagai petani penanam pohon di hutan. Ia mengenal macam-macam pohon di hutan. Bila pohon-pohon itu sudah cukup besar, ia menebangnya. Wawan seorang pekerja di pabrik penggergajian. Ia menggergaji Yahanto adalah seorang pengusaha kayu. Ia mengerti banyak hargaharga kayu. Ia membeli kayu-kayu tersebut dari seorang petani hutan atau kayu dari pabrik penggergajian, setelah itu, ia menjualnya kembali. Yudistiro adalah seorang pembuat tempat tidur dan mebel. Ia merancang pembuatan tempat tidur dan mebel-mebel. Semua itu Ia pelajari di Sekolah Menengah Kejuruan. Ia memahami bagaimana proses pembuatan tempat tidur dan mebel tersebut di pabrik. Setelah itu, barulah dijual di toko-toko.

5 Agus adalah seorang pedagang toko. Ia belajar di sekolah khusus dagang. Ia mengetahui harga-harga tempat tidur yang ada di tokonya. Tahukah Anda sekalian, berapa banyak profesi yang terlibat pengerjaan kayu? Ya..tentu banyak. Semuanya harus memahami perkayuan. Apakah Anda sekalian tertarik untuk memahami pekerjaan perkayuan? Kayu merupakan bahan bangunan alam. Artinya kayu dapat diperoleh di alam bebas atau yang disebut hutan. Hutan di Indonesia dikelola oleh pemerintah, termasuk penebangannya. Namun, sekarang ini penebangan kayu di hutan-hutan Indonesia banyak yang diserahkan kepada peru-sahaan penebangan swasta. Setelah memperoleh izin dari Departemen Kehutanan. Untuk menjaga kelestarian hutan agar tidak terjadi lahan atau hutan gundul akibat penebangan, dilakukan reboisasi oleh para penebang. Para penebang diwajibkan menanam kembali pohon pada lokasi penebangan. Gambar: 2 Hutan Kayu Kayu hasil penebangan dijual kepada pedagang dalam bentuk balok besar atau glondongan. Selanjutnya diolah kayu tersebut, diberi tanda cap dan tanggal penebangan. Untuk mengangkut kayu harus ada surat-surat lengkap dari Departemen Kehutanan. Pengolahan kayu mulai dari glondongan menjadi bahan kayu berupa balok dapat dilakukan di hutan dengan cara digergaji manual atau gergaji mesin. Bisa juga dibawa ke pabrik untuk diolah dengan mesin-mesin pengerjaan kayu. Gambar: Pengolahan Kayu Cara mengangkut kayu dari hutan ke pabrik pengolahan dilakukan

6 melalui darat dengan cara menggunakan tenaga binatang, seperti gajah, kuda atau dengan alat berat seperti traktor, kemudian diangkut oleh truk. Gambar: 5 Pengangkutan Kayu Kayu dapat juga diangkut melalui laut atau sungai. Bila melalui sungai, dilakukan dengan cara kayu dihanyutkan. Setelah kayu sampai di laut, kayu tersebut diangkut oleh kapal laut. Coba Anda sekalian perhatikan benda-benda yang ada di dalam kelas! Sebutkanlah benda-benda mana yang terbuat dari bahan Kayu?. b. Cara Penyimpanan dan Pengawetan Bahan Kayu Kayu yang sudah diolah dari glondongan hingga menjadi balok atau papan yang ada diperdagangan, harus disimpan atau dilindungi dengan baik guna menghindari cacat-cacat kayu seperti melengkung, busuk, retak dan sebagainya, sebelum dijual atau digunakan oleh konsumen. Cara pengawetan kayu bisa dilakukan dengan cara terlebih dahulu kayu dicelupkan ke dalam cairan kimia dalam tungku yang besar dengan tekanan tinggi, sehingga jamurjamur tidak akan hidup pada kayu yang sudah diawetkan. Cara penyimpanan kayu yaitu dengan cara disusun/ditumpuk dengan memberi ganjal balok kecil setiap lapisan, sekaligus untuk mempercepat proses pengeringan yang disebut kering udara. Gambar: 6 Perabot di kelas Gambar: 7 cara penyimpanan kayu

7 Kayu balok atau papan perlu pengeringan yang sempurna sebelum dipergunakan. Selain dengan pengeringan udara bisa juga dengan proses pengeringan oven. Caranya kayu balok atau papan dimasukan ke dalam oven yang besar, lalu disusun memakai ganjal balok kecil tiap-tiap lapisan, lalu dipanaskan dengan tenaga listrik kemudian suhu ruangan diatur sampai mendapatkan pengeringan yang sempurna. kerajinan tangan. Bila batang pohon ditebang, gelang-gelang tahunan dapat terlihat pada tampang melintang dan menunjukkan umur dari pohon. Lihat gambar struktur penampang batang. Tiap tahun terbentuk satu gelang tahunan. Pohon di Indonesia tumbuh lebih cepat pada musim hujan dibandingkan pada musim panas. Oleh karena itu, terjadi perbedaan warna pada batang dan gelang tahunan. Gambar: 8 pengeringan dengan Oven c. Struktur Kayu Penebangan pohon dilakukan bila pohon telah cukup umurnya, untuk mendapatkan mutu baik. Batang dari pohon merupakan bagian yang menghasilkan kayu untuk bahan bangunan. Bahan kayu keras yang diameternya tidak kurang dari 20 cm dan panjang bagian lurusnya minimal 1 m, masih dapat digunakan untuk bahan mebel dan Gambar: 9 Struktur Penampang Batang

8 d. Kegunaan Bahan Kayu Pada tahun 857 Masehi, Penduduk Indonesia membangun rumah dengan menggunakan bahan kayu, karena kebutuhan tempat untuk berteduh menghindari diri dari ancaman binatang buas, dan pengaruh cuaca. Manusia pada zaman dulu membangun rumah menggunakan batang-batang pohon. Peralatan yang digunakan berupa kapak, pahat, dan gergaji. Dengan peralatan tersebut, mereka menebang pohon dan menggergaji sesuai ukuran, batang-batang yang sudah dipotong tersebut dirakit menjadi sebuah rumah. Ini terbukti dari peninggalan nenek moyang kita yaitu rumah tradisional dari kayu. mebel seperti lemari pakaian, meja, kursi makan, tempat tidur bahkan untuk souvenir kerajinan tangan dan sebagainya. Gambar: 11 Perlengkapan rumah tangga Menurut jenisnya kayu ada yang keras dan ada pula yang lunak. Pada kayu yang lunak biasanya orang digunakan untuk perlengkapan rumah tangga dan sebagainya, sedangkan jenis kayu yang keras biasanya digunakan orang untuk jembatan, rangka atap bangunan, dan mebel seperti kursi, tempat tidur dan sebagainya. Jenis kayu yang keras selain kuat juga tahan lama jika dibanding jenis kayu lunak. Gambar: 10 Rumah dari kayu Kini selain kayu untuk membangun rumah, kayu juga dapat dibuat sebagai bahan baku pembuatan kertas, pensil, dan alat tulis lainya. Selain itu kayu dapat dibuat menjadi Gambar: 12 Jembatan dari kayu

9 1. Kompetensi Dasar Setelah mempelajari modul ini siswa dapat: a. memilih bahan sesuai dengan sifatnya serta hubungan dengan produk dalam kehidupan sehari-hari; dan b. Menjelaskan jenis-jenis bahan kayu dan menguji sifat-sifat bahan kayu untuk produk teknologi. 2.Indikator Pencapaian Hasil Belajar Setelah mempelajari modul ini siswa dapat: a. mengidentifikasi jenis dan kualitas bahan kayu untuk keperluan suatu produk; b. membedakan berbagai jenis dan kualitas bahan kayu untuk suatu produk; c. melakukan pengujian kualitas bahan dan menetapkan bahan kayu yang sesuai untuk suatu produk; d. membuat laporan hasil pengujian bahan kayu; dan e. memaparkan laporan hasil pengujian bahan kayu.

10 3. Materi Pembelajaran a. Jenis-jenis Kayu Indonesia merupakan negara penghasil kayu yang sangat banyak, baik jumlah maupun jenisnya, sehingga kayu mudah didapat dan relatif murah harganya. Oleh karena itu, penggunaan kayu sebagai bahan alat rumah tangga sampai dengan konstruksi bangunan bila ditinjau dari segi ekonomisnya sangatlah menguntungkan. Pohon yang baru ditebang masih berupa gelondongan atau dolken, kemudian dengan cara digergaji menghasilkan batang berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar yang dinamakan balok, dan dapat pula dibentuk menjadi lembaran lembaran tipis yang disebut papan. Kayu merupakan bahan bangunan alam, artinya dapat diperoleh di alam bebas tanpa harus dibuat atau diolah di pabrik. Setiap jenis kayu mempunyai ciri ciri khusus seperti bau, warna, pori, berat, keras, lunak dan sebagainya. Gambar: 14 Kayu Dolken (Glondongan) Gambar: 15 Kayu Balok. Gambar: 13 Pohon Kayu.

11 lain-lain. Berbagai macam keperluan membedakan jenis kayu olahan dalam pertimbangan ekonomis, teknis dan estetika yang tidak terlepas dari unsur-unsur pendukung lain seperti lem dan bahan finishing. Gambar: 16 Kayu bentuk papan. Semua jenis kayu akan menyusut bila dikeringkan. Karena pengaruh penyusutan, kayu dapat melengkung dan retak-retak. Balok atau papan perlu pengeringan yang sempurna. Bila balok atau papan tersebut sudah kering, balok dapat dikerjakan dan dipakai untuk berbagai kebutuhan bahan alat rumah tangga, konstruksi, atau sesuai tujuan penggunaannya. b. Kayu Olahan Seiring berkembangnya teknologi dan tuntutan kebutuhan manusia, kayu dapat diolah tidak hanya sekadar untuk kebutuhan membangun rumah saja, tetapi juga kini berkembang untuk berbagai sektor keperluan antara lain: Dinding partisi dan plafon rumah, penyekat kedap suara ruangan, daun pintu dan jendela rumah, furniture, bekesting (cetakan) konstruksi beton, peti kemas, dan Gambar: 17 Kayu Lapis Jenis Multiplek Jenis kayu olahan antara lain: Veneer, adalah lembaran kayu tipis yang dihasilkan dari penyayatan kayu massif. Plywood, terdiri dari susunan yang bersilangan serat. Block Board, adalah plywood yang bagian tengahnya dari batang kayu massif yang disusun sedemikian rupa. Particle Board, adalah kayu olahan yang dibuat serpihan- serpihan kecil dicampur dengan bahan pengikat yang dipres. Medium Density Fibre (MDF), adalah produk olahan dari serat-serat kayu berbentuk bubur yang dipres.

12 c. Kekuatan Kayu Lembaga Penelitian Hasil Hutan (LPHH) di Bogor telah melakukan penelitian mengenai kayu-kayu di Indonesia. Untuk berbagai keperluan, kayu-kayu tersebut dinilai menurut kekuatanya yang ditentukan dari tingkat dan pemakaian kayu. Untuk tingkat kekuatan kayu, di dilakukan pengujian kuat tarik, kuat lentur, dan kuat tekan, serta pengujian berat jenis kayu. Persyaratan untuk masing-masing tingkat menurut Den Berger ditentukan sebagai berikut: digunakan konstruksi berat terlindungi. Untuk tingkat IV (empat) diantaranya: kayu meranti, suren, Mahoni, sungkai, pinus, lame digunakan untuk konstruksi ringan dan tingkat V (lima) diantaranya: kayu albasia untuk pekerjaan keperluan sementara. Kayu adalah bahan elastis yang dapat dibebani, tidak akan patah bila dibebani dengan beban ringan, seperti gambar di bawah ini: Tingkat I II III IV V a. Kuat lentur dalam Kg / cm < 360 b. Kuat tekan dalam Kg / cm < 215 c. Berat Jenis dalam Kg / cm 3 0,9 0,6 0,4 0,3 < 0,3 Jenis kayu yang termasuk pada tingkat I (satu) diantaranya: kayu jati, merbau, bengkirai, resak, biasa digunakan pada konstruksi yang berat. Pada tingkat II (dua) diantaranya: kayu rasamala, merawan, digunakan untuk konstruksi berat terlindungi. Untuk tingkat III (tiga) diantaranya: kayu puspa, kamper, kemuning Apabila kayu dibebani dengan beban terlalu berat, maka kayu akan patah, seperti gambar di bawah ini:

13 Kuat Tekan: Kayu dapat ditekan searah/sejajar serat kayu dan juga tegak lurus arah serat kayu. Kayu lebih kuat menerima tekanan sejajar serat kayu dibandingkan arah tegak lurus serat kayu. Bila diberi beban melebihi kuat tekan kayu, kayu akan tertekuk dan patah. Kuat Tarik : Kayu dapat ditarik searah/sejajar serat kayu dan juga tegak lurus arah serat kayu. Kayu lebih kuat menerima tarikan sejajar serat kayu dibandingkan arah tegak lurus serat kayu.

14 Kuat Lentur: Kayu ditumpu pada dua titik dapat menerima beban dan akan lentur sampai batas kuat lentur kayu yang diijinkan, dan kayu akan patah bila melampaui kuat lentur yang diijinkan, seperti gambar berikut: d. Perusak Kayu Rayap, tubuhnya memang kecil, tetapi memiliki kekuatan yang dahsyat untuk menghancurkan sebuah bangunan. Belum banyak yang mengetahui cara pencegahan dan pengendaliannya. Karena semakin lama rayap dibiarkan dilingkungan anda, maka semakin besar kemungkinan mereka mengakibatkan kerusakan yang lebih jauh lagi. Beberapa faktor pendorong serangan rayap pada kayu, antara lain banyaknya kayu yang berhubungan langsung dengan tanah, dan kondisi biofisik yang menguntungkan kehidupan rayap. Secara umum penanggulangan bahaya rayap harus dimulai pada tahap prakonstruksi untuk mencegah masuknya rayap ke dalam bangunan gedung. Tindakan penanggulangan bahaya rayap prakonstruksi dapat dilakukan dengan pendekatan rancang bangunan gedung tahan rayap, penggunaan kayu awet atau diawetkan melalui tindakan pengawetan kayu, dan pemberian perlakuan tanah sebagai penghalang kimia. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah klasifikasi kayu sebagai bahan bangunan yang tahan terhadap serangan rayap, baik jenis kayunya maupun setelah jenis kayu tersebut diberi treatment khusus untuk menanggulangi bahaya serangan rayap.

15 1. Kompetensi Dasar Setelah mempelajari modul ini siswa dapat: a. mengidentifikasi dan menentukan hubungan dan sambungan pada konstruksi kayu; b. membuat gambar hubungan dan sambungan kayu; dan c. mempresentasikan hasil gambar kerja. 2. Indikator Pencapaian hasil belajar Setelah mempelajari modul ini siswa dapat: a. membuat gambar sambungan kayu secara isometris; b. menggambar tampak muka, samping, dan atas dari suatu sambungan; c. membaca gambar tampak dan potongan sambungan kayu; d. bekerjasama dalam kelompok untuk membuat gambar sambungan; dan e. menyajikan hasil rancangan gambar sambungan kayu.

16 3. Materi Pembelajaran a. Hubungan / Sambungan Kayu Beberapa dasar jenis sambungan sudut dan garis potong yang ingin dihasilkan apabila Anda sedang mencari jenis sambungan manakah yang paling cocok untuk desain furniture anda. Penggunaannya tergantung dengan posisi sambungan, fungsi komponen (sebagai struktur atau bukan), dan fasilitas yang tersedia. Masing-masing jenis sambungan memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyambungan pada pekerjaan kayu dapat dilakukan dengan cara sambungan menyudut, sambungan melebar, dan sambungan memanjang. Gambar: 18 Sambungan Biasa Sambungan Verstex Dari luar hanya kelihatan garis potong yang membagi dua kayu pada sudut yang sama. Sangat tepat dan baik untuk konstruksi bidang persegi atau bujursangkar yang mengutamakan estetika tampak luar. Sering digunakan pada frame, pintu atau top table. Jenis-jenis sambungan yang sering dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain: Sambungan Biasa Tampak luar akan terlihat berupa garis memotong bagian kayu di sudut yang lain. Detail penyambung bagian dalam bisa berupa pen & lubang tersembunyi atau dowel kayu. Dari sisi estetika, terutama produk indoor jenis, sambungan ini kurang diminati. Gambar: 19 Sambungan Verstex Sambungan Ekor Burung Sangat tepat untuk konstruksi dengan resiko beban searah dengan serat kayu. Konstruksi ini dari segi estetika juga tergolong baik apabila dibuat dengan sangat hati-hati dan teliti.

17 Gambar: 22 Sambungan Pen & Lubang Terbuka Gambar: 20 Sambungan Ekor Burung Sambungan Pen dan Lubang Salah satu konstruksi sambungan kayu yang mudah dan sederhana adalah pen & lubang. Dalam istilah bahasa Inggris disebut Tenon & Mortise. Konstruksi ini paling sering diterapkan dalam berbagai konstruksi sambungan kayu terutama kursi dan meja kayu solid. Sambungan Dowel Kayu Salah satu alternatif konstruksi kayu yang cepat dan mudah. Teknologi mesin untuk membuat konstruksi ini pun memberi kemudahan bagi pabrik untuk memilih jenis konstruksi ini. Beberapa prinsip dasar pengaturan konstruksi dowel kayu hampir sama dengan konstruksi pen & lubang. Gambar: 21 Sambungan Pen dan Lubang Sambungan Pen dan Lubang Terbuka Jenis sambungan ini lebih diperuntukkan menambah daya tahan terhadap tarikan dan putaran ke arah sisi lebar. Juga untuk memperluas bidang pengeleman. Gambar: 23 Sambungan Dowel Kayu

18 Sambungan Takikan Lurus Konstruksi sambungan yang sederhana dan mudah dibuat. Takikan dibuat dengan membagi dua tebal kayu. Untuk perkuatan diberi paku dan lem. Sambungan memanjang dapat dilakukan dengan: sambungan bibir lurus, sambungan bibir lurus berkait, dan sambungan bibir miring berkait. Gambar: 26 sambungan bibir lurus Gambar: 24 sambungan takikan lurus Sambungan Melebar Alur dan Lidah Dibutuhkan kayu lebih lebar untuk membuat 'lidah' konstruksi. Keuntungannya adalah sambungan lebih kuat karena bidang lem lebih luas dan apabila terjadi penyusutan tidak akan terjadi 'lubang tembus' pada garis penyambungan. Walaupun sambungan meregang, kondisi papan akan tetap tertutup. b. Alat Sambungan Untuk memperkuat sambungan dalam pekerjaan kayu ada beberapa alat sambung. Menyambung dengan cara memaku Panjang paku harus melebihi dari tebal bilah kayu. Peganglah paku dengan jari pada waktu memaku, lalu pukul paku tersebut dengan palu agar lebih dalam lagi. Gunakan palu dengan ukuran yang disesuaikan kebutuhannya, bila ingin mencabut paku itu kembali, gunakan catut atau pencabut paku. Gambar: 25 sambungan alur dan lidah

19 Menyambung dengan bantuan lem kayu Gambar: 27 Sambungan dengan Paku Menyambung dengan bantuan skrup Untuk membenamkan sekrup pada kayu gunakan obeng. Putar kepala sekrup tepat pada kepala sekrup. Agar proses penyekrupan lebih mudah sebaiknya kayu dilubangi dahulu dengan menggunakan bor yang ukuran mata bornya lebih kecil dari ukuran skrup yang akan dipasang. Untuk sambungan yang menggunakan dowel biasanya diperkuat dengan lem kayu. Olesi dowel dan lubang dowel dengan lem kayu tipis-tipis, lalu cara di klem dan jepitlah dengan tekanan merata. Biarkan beberapa saat hingga lem benar-benar kering dan melekat dengan sempurna. Bersihkan sisa-sisa lem yang masih basah. Gambar: 29 Sambungan dengan Lem Dan dowel. Gambar: 28 Sambungan dengan Sekrup.

20 1. Kompetensi Dasar Setelah mempelajari modul ini siswa dapat: a. menentukan jenis dan fungsi penggunaan alat untuk pekerjaan kayu; dan b. memanfaatkan peralatan untuk proses dalam pembuatan produk teknologi dengan menggunakan bahan kayu. 2. Indikator Pencapaian hasil Belajar Setelah mempelajari modul ini siswa dapat: a. memilih jenis peralatan kerja yang diperlukan; b. menyebutkan fungsi penggunaan peralatan kerja dengan prinsip kerja yang benar dan aman; c. memilih peralatan dasar yang diperlukan untuk pembuatan produk dari bahan kayu; d. menggunakan peralatan kerja dengan tepat dan benar; e. menyimpan peralatan kerja dengan aman; dan f. merawat peralatan kerja dengan benar.

21 3. Materi Pembelajaran a. Peralatan Pekerjaan Kayu Untuk melakukan pengerjaan kayu, tentunya memerlukan berbagai jenis peralatan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Untuk memudahkan mempelajari dan penguasaan penggunaan peralatan pekerjaan kayu, peralatan pekerjaan kayu dapat dikelompokan sebagai berikut: 2) Meteran Alat untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi suatu benda kerja biasanya menggunakan alat ukur meteran. Jenis meteran yang sering digunakan pada pekerjaan kayu adalah, mistar baja dan rol meter yang memiliki skala dalam satuan cm dan inchi. 1. Peralatan untuk menggambar, 2. Peralatan pengukur, 4. Peralatan untuk pengerjaan, 5. Peralatan pemutar, 6. Peralatan penjepit, 7. Peralatan finishing. Pada bagian ini akan dijelaskan peralatan tangan yang sering digunakan pada pekerjaan kayu. Peralatan tersebut adalah: 1) Alat tulis Untuk memberikan tanda dan gambar pada bahan kayunya, dapat digunakan pensil, spidol, atau kapur. Gambar: 30 Menunjukan cara mengukur suatu pekerjaan dengan menggunakan rol meter 3) Siku siku Untuk memeriksa kesikuan, kerataan, atau membuat sudut 45 dan 90 biasanya menggunakan alat siku siku.

22 Gergaji pembelah digunakan untuk membelah kayu. Arah menggergaji searah dengan arah serat kayu. Jenis lain yang digunakan adalah gergaji gerek, gergaji punggung. Gambar: 31 Menunjukan cara menggunakan siku-siku untuk memeriksa kesikuan dalam suatu pekerjaan. 4) Gergaji Gergaji dibagi menjadi dua macam yaitu gergaji pemotong dan gergaji pembelah. Gergaji potong digunakan untuk memotong kayu. Arah menggergaji tegak lurus arah serat kayu. Gambar: 32 Menunjukan cara memotong dengan gergaji pemotong. Gambar: 33 Menunjukan cara membelah dengan gergaji pembelah. 5) Ketam Tangan Ketam adalah alat untuk mengiris kayu, artinya untuk meratakan dan meluruskan serta menghaluskan permukaan kayu. Macam ketam yang sering digunakan adalah : a. Ketam dari kayu, b. Ketam dari besi, c. Mesin ketam. Jenis ketam berdasarkan fungsinya antara lain ketam blok (metal block plane), ketam kasar (metal jack plane), ketam penghalus (metal smooth plane).

23 Gambar: 34 Menunjukan cara mengetam kayu. 6) Pahat Kayu Dalam pekerjaan kayu, alat untuk melubang dapat menggunakan pahat kayu atau bor tangan. Pemahatan dilakukan dengan menggunakan palu kayu atau palu besi. Jenis pahat yang sering digunakan pada pekerjaan kayu adalah pahat lubang dan pahat tusuk. Pahat lubang digunakan dengan cara memukul tangkai pahat. Oleh karena itu, pada bagian ujung tangkai diperkuat dengan ring besi atau cincin besi agar tidak mudah retak atau pecah. Pahat tusuk digunakan untuk menghaluskan dan merapikan hasil pahatan. Gambar: 35 Menunjukan cara melubang dengan pahat kayu. 7) Bor Tangan Bor disebut juga penggerek, fungsinya untuk membuat lubang bulat pada benda pekerjaan. Bor tangan dilengkapi dengan tangkai pemutar atau engkol yang fungsinya menggerakkan mata bor. Jenis bor lain yang digunakan pada pekerjaan kayu adalah bor tangan listrik dan mesin bor. Gambar: 36 Menunjukan cara melubang dengan bor tangan.

24 8) Perusut Perusut merupakan alat bantu untuk melukis garis sejajar terhadap sisi bidang kayu memanjang yang sudah diketam. Seperti membuat garis untuk sponing, membuat dua garis untuk lubang yang akan di pahat. Tujuan dan fungsi pengecatan adalah : untuk memberi warna yang indah dan menarik, untuk melindungi dan menjaga agar benda yang dicat tidak mengalami proses pelapukan dan atau menjadi rusak, untuk melindungi kayu dari pengaruh cuaca. Gambar: 37 Menunjukan penggunaan alat perusut pada sisi kayu b. Finishing Kayu Sebagai bahan bangunan, cat harus memenuhi beberapa syarat di dalam penggunaannya. Syarat-syarat tersebut adalah : Cat harus dapat kering dalam waktu maksimal 30 jam. Pengecatan harus dapat menghasilkan lapisan yang lengket, rata, kenyal, melekat dengan baik, tidak menyerap debu, dan harus melekat dan menutup dengan benda yang dicat. Finishing merupakan tahap pengerjaan akhir yang sangat penting dan menentukan penampilan hasil kerja. Dengan memilih bahan finishing yang tepat serta cara pengerjaan yang benar, finishing akan menghasilkan barang/produk yang mempunyai nilai tambah. Pekerjaan finishing dapat dilakukan dengan pemberian lapisan penutup pada kayu dengan menggunakan bahan cat atau vernis pada kayu. Benda kerja yang akan di-finishing sebaiknya dihaluskan terlebih dahulu dengan kertas amplas yang kasar dan kemudian dengan amplas halus. Tutup pori-pori kayu dengan dempul dan amplas kembali hingga rata. Langkah berikutnya tinggal memilih bahan finishing cat atau vernis yang akan digunakan sesuai dengan keinginan, dengan cara dikuaskan, untuk cat dan vernis sebaiknya encer dan apabila kental tambahkan

25 minyak pengencer cat, hal ini adalah untuk memudahkan dalam penguasan. Gambar: 38 Menunjukan kuas sebagai Alat dalam mengecat Cara lain ialah dengan penyemprotan. Alat yang digunakan untuk penyemprotan adalah spray gun dan compessor. Spray gun digunakan untuk tempat campuran cat, plitur, atau vernis yang dicampur dengan bahan pengencer dengan perbandingan tertentu. Saat penyemprotan spray gun diberi tekanan udara dari compressor yang tekanan udaranya dapat diatur. Gambar: 39 Pengecatan dengan teknik penyemprotan Beberapa tips untuk memperoleh hasil pengecetan yang baik adalah: (1) Persiapan permukaan. Bersihkan permukaan yang akan dicat agar bebas dari air, minyak, karat, debu dan kotoran lainnya. Tahap ini adalah salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas hasil pengecatan; (2) Pilih sistem/jenis cat yang sesuai. Perhatikan lingkungan sekitar, lalu pilih cat yang memenuhi syarat. Bila benda akan terkena sinar mata hari atau hujan secara langsung, maka cat yang digunakan harus tahan cuaca. Bila benda berada di daerah dengan kelembaban tinggi, di lingkungan asam, atau terkena bahan kimia rumah tangga, maka harus memilih cat yang tahan bahan kimia; (3) Pilih metode aplikasi yang sesuai. Metode roller cocok untuk bidang datar yang lebar. Metode semprot/spray cocok untuk bidang lebar dan juga utuk benda yang lebih kompleks. Metode kuas cocok untuk benda-benda kecil dan bidang berdiameter kecil; (4) Perhatikan tahap yang dianjurkan oleh produsen cat. Tahap aplikasi sangat berpengaruh pada keberhasilan pengecatan. Alat yang digunakan hendaklah mengikuti ketentuan yang direkomendasikan oleh produsen cat.

26 Anda diminta untuk memilih tugas tambahan berikut ini. Tugas ini dikerjakan apabila tugas-tugas yang tercantum pada modul telah selesai dikerjakan sedangkan waktu pembelajaran masih tersedia.

27 Dalih.SA, Oja Sutirno. Petunjuk Pengerjaan Kayu I. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Depdikbud Felix Yap K.H. Konstruksi Kayu. Bandung: Penerbit Bina Cipta J. Feenstra. Techniek Construeren en Produceren MHV 2. Leiden: Educatieve Utgevers Spruyt, Van Mantgem & De Does bv Ruud Weber, Novherryon. Modul Pengerjaan Kayu. Jakarta: Direktorat Sekolah Swasta. Depdikbud Service Centre Propan. Petunjuk Praktis Pengecatan Mebel dan Bangunan, Bandung: Propan raya Sinaga, Reguel. Modul Teknik Pengecatan. Bandung: Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung Soedibyo, R. Soegiharjo. Ilmu Bangunan Gedung. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Depdikbud T.A. Prayitno. Teknologi Kayu. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Widjoyo,Sutopo Edi, Bhakti Probowo. Ilmu Bahan Bangunan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Depdikbud

28 Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar 38.

1. Kompetnsi Dasar. 2. Indikator Pencapaian hasil Belajar

1. Kompetnsi Dasar. 2. Indikator Pencapaian hasil Belajar STANDAR KOMPETENSI Memahami hubungan timbal balik antara perkembangan teknologi bahan kayu dan perubahan di masyarakat Memahami jenis dan sifat bahan kayu serta hubungannya dengan fungsi, manufaktur dan

Lebih terperinci

d. memahami pekerjaan teknik secara benar, aman, dan sadar lingkungan; e. memahami pembuatan produk teknik berdasarkan rancangan sendiri dan atau

d. memahami pekerjaan teknik secara benar, aman, dan sadar lingkungan; e. memahami pembuatan produk teknik berdasarkan rancangan sendiri dan atau KONSTRUKSI KAYU PENDAHULUAN STANDAR KOMPETENSI Setelah mempelajari modul ini diharapkan siswa dapat a. Memahami hubungan timbal balik antara perkembangan teknologi bahan kayu dan perubahan di masyarakat

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG

KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG 1 KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG LEMBAR INFORMASI Sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang. Sambungan

Lebih terperinci

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001 A DESKRIPSI PRODUK Simple Wall Shelf berukuran jadi 1.200 x 200 x 50 mm. Ukuran panjang dan lebar bisa ditambah/dikurangi sesuai dengan rencana penempatan anda. Varian ukuran panjang adalah 1.000 1.400mm,

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT LEMBAR INFORMASI Sambungan kayu menyudut atau yang sering kali disebut dengan hubungan kayu banyak digunakan pada pembuatan konstruksi kosen pintu, kosen jendela,

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn JENIS PAPAN KAYU Eko Sri Haryanto, M.Sn 1. Solid ( kayu utuh ) Kayu utuh yang tidak dibentuk dari sambungan atau gabungan, kayu solid yang cukup populer di Indonesia al; kayu jati, sungkai, nyatoh, ramin,

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu:

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu: Sambungan Kayu Sambungan Kayu: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk konstruksi yang sesuai dengan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU 1. Pendahuluan Oleh Nama: I Wayan Arissusila Nim : 201 121 001 Minat: Penciptaan Seni Seni kriya merupakan

Lebih terperinci

GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU

GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat akandapat : 1. Menjelaskan jenis-jenis gergaji tangan 2. Menjelaskan karakteristik gergaji

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Suryamas Lestari Prima adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam industri pembuatan daun pintu. PT. Suryamas Lestari Prima didirikan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia konstruksi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini, di berbagai tempat dibangun gedung-gedung betingkat, jembatan layang, jalan, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

2.6. Mesin Router Atas

2.6. Mesin Router Atas 2.6. Mesin Router Atas g f e d c b a Wolfgang Nutsch Dipl.-Ing, Verlag Gb.5.2.89: Over Head Router Bagian-bagian Mesin Router Atas: a. Pedal untuk menaikturunkan mata pisau b. Pedal rem untuk menghentikan

Lebih terperinci

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU A. Bagan Proses Penciptaan Ide Studi Literatur Eksplorasi - Observasi - Dokumentasi - Pemilihan Media - Teknik Improvisasi Perancangan Bentuk Proses Pembentukan

Lebih terperinci

Struktur dan Konstruksi II

Struktur dan Konstruksi II Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Material Struktur Bangunan Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi pertemuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Di negara Indonesia banyak berkembang usaha-usaha dalam industri mebel, dengan memanfaatkan bahan baku kayu hingga

Lebih terperinci

1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal

1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal 1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal 2. BELUM ADA SPESIFIKASI tentang FURNITUR KHUSUS KAPAL 3. PROSPEK dan PELUANG USAHA yang CERAH untuk PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MELAKSANAKAN PEKERJAAN SAMBUNGAN KONSTRUKSI KAYU DASAR MODUL / SUB-KOMPETENSI:

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar 7 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Dalam pembuatan suatu produk pastilah tidak terlepas dari pendekatan gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Perbedaan karya rancangan penulis dengan karya desainer lain berdasarkan riset yang penulis kumpulkan adalah desainer lain ada juga yang membuat rancangan meja

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan dengan

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) SMK SELEKSI TINGKAT PROPINSI BALI BIDANG LOMBA CABINET MAKING PEMERINTAH PROPINSI BALI

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) SMK SELEKSI TINGKAT PROPINSI BALI BIDANG LOMBA CABINET MAKING PEMERINTAH PROPINSI BALI LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) SMK SELEKSI TINGKAT PROPINSI BALI - 2012 BIDANG LOMBA CABINET MAKING PEMERINTAH PROPINSI BALI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA 2012 CABINET MAKING Module : Almari Kecil

Lebih terperinci

TEKNIK PERKAYUAN JILID 2

TEKNIK PERKAYUAN JILID 2 Budi Martono dkk TEKNIK PERKAYUAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen

Lebih terperinci

SIFAT MEKANIK KAYU. Angka rapat dan kekuatan tiap kayu tidak sama Kayu mempunyai 3 sumbu arah sumbu :

SIFAT MEKANIK KAYU. Angka rapat dan kekuatan tiap kayu tidak sama Kayu mempunyai 3 sumbu arah sumbu : SIFAT MEKANIK KAYU Angka rapat dan kekuatan tiap kayu tidak sama Kayu mempunyai 3 sumbu arah sumbu : Sumbu axial (sejajar arah serat ) Sumbu radial ( menuju arah pusat ) Sumbu tangensial (menurut arah

Lebih terperinci

A. Pasangan Dinding Batu Bata

A. Pasangan Dinding Batu Bata Perspektif dua titik lenyap digunakan karena bangunan biasanya mempunyai arah yang membentuk sudut 90. Sehubungan dengan itu, maka kedua garis proyeksi titik mata dari titik berdiri (Station Point = SP)

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DAFTAR ISI 13. Standar Operasional Prosedur Pemeliharaan Berkala

Lebih terperinci

Indah, Awet, dan Anti Rayap

Indah, Awet, dan Anti Rayap P E T U N J U K P E M A S A N G A N Indah, Awet, dan Anti Rayap KARAKTERISTIK Indah, bertekstur kayu. Awet, tidak lapuk, dan tahan terhadap cuaca. Anti rayap. Tidak mudah terbakar. Finishing dengan cat

Lebih terperinci

Belajar Konstruksi Kayu Langsung dari Tukang Bangunan

Belajar Konstruksi Kayu Langsung dari Tukang Bangunan Belajar Konstruksi Kayu Langsung dari Tukang Bangunan 2 6 Juni 2015 Tidak semua orang tinggal di bangunan baru. Kebanyakan orang membeli rumah yang sudah pernah ditinggali oleh seseorang dan memutuskan

Lebih terperinci

Kayu lapis untuk kapal dan perahu

Kayu lapis untuk kapal dan perahu Standar Nasional Indonesia Kayu lapis untuk kapal dan perahu ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah, definisi,

Lebih terperinci

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA BAG- TPK.002.A-57 70 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MENGGAMBAR TEKNIK BANGUNAN GEDUNG MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGGAMBAR SAMBUNGAN

Lebih terperinci

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998 KATA PENGANTAR Upaya para nelayan dalam mempertahankan

Lebih terperinci

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG Dalam bahasan laporan mingguan proses pengamatan pelaksanaan proyek ini, praktikan akan memaparkan dan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Material Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi

Lebih terperinci

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN Sebelum diuraikan mengenai pola dan tehnik pembelahan kayu bulat, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai urut-urutan proses menggergaji, dan kayu bulat sampai menjadi kayu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Proses Perancangan Dalam suatu pembuatan alat diperlukan perencanaan yang matang agar hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN DAFTAR ISI 01. PENGECATAN SECARA UMUM 77 02. PENGECATAN LANGIT-LANGIT GYPSUM. 80 03. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT DAN DINDING BETON EXPOSE. 81 04. PENGECATAN DINDING.. 82 05. PENGECATAN BESI. 84 06. PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap Gambar 12.1 Rencana Atap Rumah Tinggal 12.2 Menggambar Ditail Potongan Kuda-kuda dan Setengah Kuda- Kuda Gambar 12.2 Potongan Kuda-kuda dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Skema Alur Kerja Pembuatan - Skema proses pembuatan alat pneumatik transfer station adalah alur kerja proses pembuatan alat pneumatik transfer station

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR IV SAMBUNGAN MELEBAR DAN SUDUT PETI

KEGIATAN BELAJAR IV SAMBUNGAN MELEBAR DAN SUDUT PETI 50 KEGIATAN BELAJAR IV SAMBUNGAN MELEBAR DAN SUDUT PETI A. Sambungan Melebar Lidah dan Alur 1. Tujuan Akhir (Terminal Performance Objective) Setelah melakasanakan praktek para siswa memahami dan trampil

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR KAYU

PENGETAHUAN DASAR KAYU PENGETAHUAN DASAR KAYU Mata Kuliah Struktur Bangunan 1 Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang. Diperkirakan pada abad-abad yang akan datang kayu masih akan selalu dibutuhkan. Dari

Lebih terperinci

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N () TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 8 Bentuk-bentuk pahat Dibuat dari baja karbon

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Jenis kayu yang dipakai dalam penelitian ini adalah kayu rambung dengan ukuran sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU A. LEMBAR INFORMASI Bahan untuk kuda-kuda kayu ini harus dipilih dari kayu yang baik dan ukurannya mencukupi dengan ukuran yang dibutuhkan. Untuk kudakuda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. lain lain. Pendirian CV Surya Gemilang Jaya tidak bisa lepas dari peran bapak H.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. lain lain. Pendirian CV Surya Gemilang Jaya tidak bisa lepas dari peran bapak H. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV Surya Gemilang Jaya Semarang adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang mebel seperti meja,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian kekuatan sambungan tarik double shear balok kayu pelat baja menurut diameter dan jumlah paku pada sesaran tertentu ini dilakukan selama kurang lebih

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU BAG- TKB.001.A-74 63 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN Pilihan suatu bahan bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis, dan dari keindahan. Perlu suatu bahan diketahui sifat-sifat sepenuhnya. Sifat Utama

Lebih terperinci

PENGAWETAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

PENGAWETAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn PENGAWETAN KAYU Eko Sri Haryanto, M.Sn PENGERTIAN Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan dimana kayu akan digunakan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Perancangan rak buku yang dibuat memiliki orisinialitas sendiri berdasarkan sistematika dan pemilian warna yang contrast. Berbahan dasar multiplek, dan dilapisi

Lebih terperinci

REKAYASA JALAN REL. MODUL 5 : Bantalan PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

REKAYASA JALAN REL. MODUL 5 : Bantalan PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL REKAYASA JALAN REL MODUL 5 : Bantalan OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi bantalan dalam konstruksi jalan rel Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan tipe bantalan serta penggunaan yang tepat sesuai

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

TEKNIK PERKAYUAN JILID 2

TEKNIK PERKAYUAN JILID 2 Budi Martono dkk TEKNIK PERKAYUAN JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Tulangan Beton Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang berpenampang lingkaran yang digunakan untuk penulangan beton,yang diproduksi dari bahan baku billet

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair III. DATA PERANCANGAN A. TABEL DATA PERANCANGAN Sifat Data Manfaat Data Kesiapan Data Rincian Data Dalam Perancangan Sudah Belum Utama Penunjang Data Objek Dan Teknik Perancangan Spesifikasi Pedoman Membuat

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI Pasal 1 : Material Plafond 1. Material utama plafond adalah GYPSUM BOARD 9 MM DAN ACRILYC 5 MM dengan ukuran panel standard adalah 1220 mm x 2440 mm. 2. Material

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Iyus Susila 1,*, Fakhri Huseini 1 1 Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas, Bekasi

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Produk Sejenis Produk meja dan kursi belajar dari P kolino ini memiliki desain yang unik dengan meja dan kursi yang dapat menyatu. Pemilihan bentuk yang

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB XIII PENGECATAN A. BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM SNI 03-6798-2002 BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Tata cara ini meliputi prosedur pembuatan dan perawatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber 2.1.1 Definisi Cross Laminated Timber (CLT) pertama dikembangkan di Swiss pada tahun 1970-an. Produk ini merupakan perpanjangan dari teknologi rekayasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin BAB III METODE PROYEK AKHIR A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan dan perakitan mesin pemotong kerupuk ini di lakukan di Bengkel Kurnia Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin 2.1.1. Bubut Senter Untuk meningkatkan produksi, pada tahap pertama kita akan berusaha memperpendek waktu utama. Hal

Lebih terperinci

4. Behavioral ( Kebiasaan ) Saat bermain anak sangat aktif, senang berlarian, melompat, memiliki imajinasi yang kuat, tidak cepat lelah, dan tidak bisa diam dalam satu tempat. C. TUJUAN DAN MANFAAT 1.

Lebih terperinci

Kayu lapis dan papan blok bermuka kertas indah

Kayu lapis dan papan blok bermuka kertas indah Standar Nasional Indonesia Kayu lapis dan papan blok bermuka kertas indah ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

BAB XII DINDING KAYU DAN PLAFON

BAB XII DINDING KAYU DAN PLAFON A. Dinding Kayu BAB XII DINDING KAYU DAN PLAFON Bahan bangunan memiliki sifat-sifat teknis yang berbeda-beda. Jika pemilihan kayu sebagai bahan bangunan yang akan dipakai dalam konstruksi bangunan maka

Lebih terperinci

SNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA

SNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 03-3529 - 1994 UDC 691.024.15.035.3 MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN DAFTAR ISI Halaman 1. RUANG LINGKUP... 1 2. DEFiNISI... 1 3. ISTILAH... 1 4. KLASIFIKAS1...

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 6 Macam macam kikir Dibuat dari baja

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan pengujian alat yang selanjutnya akan di analisa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan untuk

Lebih terperinci

MACAM MACAM SAMBUNGAN

MACAM MACAM SAMBUNGAN BAB 2 MACAM MACAM SAMBUNGAN Kompetensi Dasar Indikator : Memahami Dasar dasar Mesin : Menerangkan komponen/elemen mesin sesuai konsep keilmuan yang terkait Materi : 1. Sambungan tetap 2. Sambungan tidak

Lebih terperinci

PEMANFAATAN POHON KELAPA LOKAL SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI ACEH UTARA

PEMANFAATAN POHON KELAPA LOKAL SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI ACEH UTARA PEMANFAATAN POHON KELAPA LOKAL SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DI ACEH UTARA I r h a m 1*, Arif Mardianto 2 1 Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe, Jln B. Aceh Medan Km 280 Buketrata Lhokseumawe.

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MELAKSANAKAN PEKERJAAN SAMBUNGAN BAJA DAN ALUMINIUM MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMBUAT

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat penelitian Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut : a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Bagi pengrajin furniture tradisional, rel pada sebuah laci memiliki peran yang penting sebagai penghubung antara laci dengan benda furniture yang memiliki ruang

Lebih terperinci

DIKTAT PENGERINGAN KAYU. Oleh: Efrida Basri

DIKTAT PENGERINGAN KAYU. Oleh: Efrida Basri 1 DIKTAT PENGERINGAN KAYU Oleh: Efrida Basri I. Konsep Dasar Pengeringan Kayu Pengeringan kayu adalah suatu proses pengeluaran air dari dalam kayu hingga mencapai kadar air yang seimbang dengan lingkungan

Lebih terperinci

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat akandapat : 1. Menjelaskan jenis-jenis alat-alat ukur dalam kerja bangku 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

International Quality Waterproofing

International Quality Waterproofing International Quality Waterproofing Hidup di negara tropis, kita dihadapkan pada cuaca yang cukup ekstrim yang datang silih berganti, yaitu panas matahari yang terik dan curah hujan yang tinggi. Menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat

BAB I PENDAHULUAN. jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan hasil sumber daya yang berasal dari hutan yang dapat di jadikan sumber pendapatan baik bagi negara ataupun masyarakat. Kayu dapat dijadikan bahan baku

Lebih terperinci

BAB VI PROSES PEMBUATAN MEBEL DAN KERAJINAN KAYU

BAB VI PROSES PEMBUATAN MEBEL DAN KERAJINAN KAYU BAB VI PROSES PEMBUATAN MEBEL DAN KERAJINAN KAYU Produk mebel dan kerajinan dan kavu banyak ragarnnya. seperti : mebel kantor rumah tangga kebun, mebel dan kerajinan ukiran, bubutan, patung, mainan anak-anak,

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM Membuat Pola Arianto Leman Soemowidagdo KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

MENGGAMBAR SAMBUNGAN KAYU

MENGGAMBAR SAMBUNGAN KAYU MENGGAMBAR SAMBUNGAN KAYU BAG- TGB.001.A-06 54 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan.

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan. BAB II METODOLOGI PERANCANGAN A. ORISINALITAS Metode perancangan ini mengacu kepada beberapa desain yang dikembangkan menjadi sebuah furniture yang berbeda dari sebuah desain dan material meja ruang tamu

Lebih terperinci

(trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman

(trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman DASAR-DASAR STRUKTUR KAYU A. MENGENAL KAYU 1. Pengertian kayu Kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan (dalam) alam dan termasuk vegetasi hutan. Tumbuh-tumbuhan yang dimaksud disini adalah

Lebih terperinci