ISSN No Media Bina Ilmiah 7
|
|
- Ridwan Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISSN No Media Bina Ilmiah 7 AQUATIC PLANT TREATMENT TANAMAN PAKU AIR AZOLLA PINNATA TERHADAP PENURUNAN KADAR NITRAT DAN NITRIT PADA AIR LIMBAH INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN KEKALIK KECAMATAN SEKARBELA NUSA TENGGARA BARAT Oleh : Yunan Jiwintarum, Zainal Fikri Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Mataram Jurusan Analis Kesehatan Mataram Abstrak : Limbah tahu merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya penurunan kualitas air, terutama karena produk yang dihasilkan dari limbah tahu yang merupakan hasil oksidasi bahan organik secara mikrobiologis menghasilkan zat kimia berbahaya seperti Nitrat dan Nitrit, seperti limbah tahu yang dihasilkan oleh Industri Tahu di daerah Kekalik Kota Mataram Nusa Tenggara Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi Aquatic Plant Treatment menggunakan tanaman paku air Azolla pinnata terhadap penurunan kadar Nitrat dan Nitrit pada air limbah industri tahu di Kelurahan Kekalik Kecamatan Sekarbela, Nusa Tenggara Barat. Jenis penelitian ini pra eksperiment dengan rancangan the one group pretest-postest design, jumlah sampel yang digunakan 15 industri tahu, variabel bebas tanaman paku air Azolla pinata dan variabel terikatnya kadar Nitrat dan Nitrit. Kadar rata rata nitrat sebelum (15.26 mg/l) dan setelah (6.46 mg/l) Menggunakan Tanaman Paku Air Azolla pinnata, terdapat penurunan kadar nitrat sebesar 8.8 mg/dl (57.67 %) dan kadar rata rata nitrit sebelum (0.346 mg/l) dan setelah (0.046 mg/l) Menggunakan Tanaman Paku Air Azolla pinnata. Terdapat penurunan kadar nitrit sebesar 0.3 mg/dl (86.7 %). Terdapat penurunan kadar amoniak sebelum dan setelah Menggunakan Tanaman Paku Air Azolla pinnata, hal ini di buktikan dari hasil uji statistik Paired-T test probabilitas (0.000) < α (0.05). Kata Kunci : Azolla Pinnata, Nitrat, Nitrit, Air Limbah Industri Tahu PENDAHULUAN Air yang digunakan dalam kehidupan masyarakat harus memenuhi syarat kualitas kesehatan, baik dari segi sifat fisika, kimia dan mikrobiologis. Kualitas air yang baik ini tidak selamanya tersedia di alam. Adanya perkembangan industri dan pemukiman mengancam kelestarian air bersih. Bahkan di daerah daerah tertentu, air yang tersedia tidak memenuhi syarat kesehatan secara alam sehingga diperlukan upaya perbaikan secara sederhana menggunakan biota hayati sehingga mudah didapat masyarakat dan tidak menimbulkan efek lain yang justru dapat merusak lingkungan sekitar, seperti menggunakan bahan bahan kimia. Di Indonesia, penduduk yang masih tergantung pada air alam masih banyak tersebar di seluruh pelosok. Bahkan di antara mereka juga menggunakan air yang tidak berkualitas, seperti air sumur tidak terlindungi dan air sungai. Menurut data RISKESDAS tahun 2010 sumber utama air untuk keperluan rumah tangga di berbagai provinsi di Indonesia ada yang menggunakan sumur gali tak terlindungi, penampungan air hujan, dan air sungai/danau/irigasi. Menurut data RISKESDAS 2010 rumah tangga di provinsi NTB yang jenis sumber utama air untuk keperluan rumah tangga 15,4 % sumur gali tak terlindungi, 1,6 % mata air tak terlindungi dan 2,6 % menggunakan air sungai/danau/irigasi (Riskesdas,2010). Hal ini terpaksa mereka lakukan karena keterbatasan pengetahuan dan sarana penunjang penyediaan air bersih, teutama bagi masyarakat sekitar daerah industri, seperti industri tahu. Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan provinsi di beberapa daerahnya merupakan daerah industri tahu. Industri pembuatan tahu yang ada di NTB salah satunya adalah yang berada di Kelurahan Kekalik, Kecamatan Sekarbela, Kabupaten Kota Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Industri tahu ini merupakan industri rumah tangga dan berlokasi ditengah-tengah pemukiman, sehingga apabila terjadi pencemaran dampaknya akan dirasakan langsung oleh masyarakat. Limbah tahu yang dihasilkan dari industri rumah tangga mengandung protein, karbohidrat yang merupakan zat yang mudah terfermentasi oleh bakteri air, hasil fermentasi dan perombakan limbah tahu cair oleh bakteri air menghasilkan senyawa senyawa kimia seperi amoniak, nitrit dan nitrat.
2 8 Media Bina Ilmiah ISSN No Senyawa senyawa ini menghasilkan bau yang menyengat. Limbah tahu yang dihasilkan dari industri tahu rumah tangga tersebut sebagian dibuang ke sungai Ancar, sebagian lagi dibuang melalui saluran air yang bermuara ke sungai Ancar yang perembesan limbahnya melalui sumber air tanah seperti air sumur gali. Sehingga memungkinkan terjadinya pencemaran air sumur gali dan air sungai disekitar pembuangan limbah tahu tersebut. Apabila air buangan limbah tahu ini dialirkan langsung ke saluran air atau sungai, tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu maka akan menurunkan kualitas air sumur gali dan air sungai, sehingga lama-kelamaan akan merusak air tersebut dan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya penurunan kualitas air. Fenomena ini disebabkan karena produk yang dihasilkan dari limbah tahu yang merupakan hasil oksidasi bahan organik secara mikrobiologis menghasilkan zat kimia berbahaya seperti Nitrat dan Nitrit. Nitrat (NO 3 ) merupakan bentuk senyawa nitrogen yang merupakan senyawa yang stabil. Nitrat adalah salah satu unsur penting untuk sintesa protein hewan dan tumbuh tumbuhan Nitrat juga adalah salah satu jenis senyawa kimia yang sering ditemukan di alam, seperti dalam tanaman dan air. Sebenarnya nitrat tidak toksik terhadap manusia, namun komsumsi dalam jumlah yang berlebihan dan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan keracunan, karena dengan bantuan bakteri usus nitrat akan direduksi menjadi nitrit yang 10 kali lebih toksik dari nitrat. Selanjutnya, ion nitrit diserap dalam darah, dan bila terjadi kontak dengan eritrosit, nitrit akan mengoksidasi Fe 2+ dalam haemoglobin (Hb) menjadi Fe 3+ membentuk methaemoglobin (MetHb). Kandungan MetHb dalam darah 30% - 40% dapat menimbulkan gejala klinis, dan bila kandungannya mencapai 80% - 90% akan menyebabkan kematian. Dosis letal dari nitrat pada orang dewasa adalah 4 30 gram. Dosis 2 9 gram dapat mengakibatkan methemoglobinemia, dengan dosis yang lebih kecil akan membahayakan neonatus karena langsung mengalami methemoglobinemia setelah minum air formula yang tinggi nitrat. Kadar nitrat yang tinggi dapat dijumpai pada air minum yang berasal dari sungai atau sumur yang dekat dengan lahan pertanian dan buangan limbah industri (Thompson B, 2004). Nitrit (NO 2 ) adalah ion organik alami, yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah dan limbah organik yang mengandung nitrogen organik pertama tama menjadi amoniak, kemudian dioksidasi menjadi nitrit. Nitrit dalam air merupakan pengurai biologik dari zat organik, sehingga disebut Volume 7, No. 3, Mei 2013 sebagai petunjuk pencemaran organik. Dalam air minum keberadaan nitrit memiliki dampak negatif seperti diare campur darah, koma, dan bila tidak ditolong akan meninggal. Keracunan kronis menyebabkan gangguan umum, sakit kepala, dan gangguan mental. Nitrit akan bereaksi dengan haemoglobin membentuk Methaemoglobin. Pada bayi jika terjadi methaemoglobinemia akan keracunan dan kekurangan oksigen maka muka tampak membiru. Efek lain nitrit dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah karena efek vasodilatasi. Pada keracunan berat korban dapat tidak sadar, koma atau kejang dan kematian.disamping itu nitrit dapat juga menimbulkan nitrosamin pada air buangan limbah tertentu, nitrosamine tersebut merupakan zat karsinogen yang dapat menyebabkan kanker (Thompson B, 2004). Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dilakukan suatu usaha untuk menurunkan parameter pencemar dan pengolahan secara fisik, kimia, dan biologi yaitu dengan memanfaatkan tanaman air. Tanaman air yang digunakan adalah paku air (Azolla pinnata). Paku air (Azolla pinnata) merupakan tumbuhan air yang tumbuh dengan baik di daerah tropis maupun sub tropis. Paku air dapat tumbuh di kolam, saluran air, maupun di areal pertanaman padi. Tumbuhan paku air ini mempunyai unsur hara, terutama nitrogen sangat tinggi. Oleh karena itu, pemanfaatan paku air sebagai produk organik akan menghemat penggunaan pupuk anorganik, disamping menjaga keseimbangan hara dalam air (Arifin,Z, 1996). Paku air hidup sekelompok mikroorganisme rhizosfera yang telah diketahui mampu menguraikan bahan-bahan organik yang ada didalam air buangan. Azolla pinnata akan menyerap hasil dekomposisi senyawa organik dalam limbah tahu yang didekomposisi oleh mikroorganisme dari protein berupa karbon, hidrogen, dan nitrogen melalui akar yang berguna bagi pertumbuhannya (Suriawiria, 1986). Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2007), Anabaena azollae masuk melalui bulu-bulu akar dan membentuk bintil pada bulu akar. Sangat sedikit diketahui bagaimana cara Anabaena azollae dan Azolla pinnata mengenal satu sama lain. Anabaena azollae diketahui berperan dalam memfiksasi nitrogen. Di dalam sel heterosis, Anabaena azollae mengandung enzim nitrogenase yang memfiksasi N 2 yang dihasilkan dari dekomposisi zat organik air buangan. Dengan enzim nitrogenase tersebut dapat mengubah nitrogen menjadi ammonia, sehingga dapat diangkut ke tumbuhan inang (Azolla pinnata). Proses ini mendekati proses nitrifikasi (pembentukan amonia dari dekomposisi protein), sehingga Azolla
3 ISSN No Media Bina Ilmiah 9 pinnata juga dapat menyerap nitrat, dan menjadikan nitrogen tersedia untuk Azolla pinnata dan untuk semua anggota ekosistem. Meskipun Azolla pinnata dapat menyerap ammonia dan nitrat dari air dari proses dekomposisi oleh mikroorganisme lain, Azolla pinnata juga dapat menyerap ammonia yang dikeluarkan Anabaena azollae (sejenis mikroorganisme yang bersimbiosis pada bintil akar tanaman kacang- kacangan) dalam lubang/rongga daun. Dengan demikian pemanfaatan tanaman air pada pengolahan air buangan tahu diharapkan akan menambah jumlah dekomposer yang berperan dalam penguraian bahan-bahan organik didalamnya dan menyerap bahan bahan hasil oksidasi zat organik seperti Amoniak, Nitrat dan Nitrit, sehingga pencemaran kualitas air dapat turun sampai tingkat yang aman atau bahkan negatif. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui potensi Aquatic Plant Treatment menggunakan tanaman paku air Azolla pinnata terhadap penurunan kadar Nitrat dan Nitrit pada air limbah industri tahu di Kelurahan Kekalik Kecamatan Sekarbela, Nusa Tenggara Barat. Tujuan Khusus yang diinginkan adalah (1). mengukur kadar Nitrat dan Nitrit pada air limbah industri tahu di Kelurahan Kekalik Kecamatan Sekarbela, Nusa Tenggara Barat sebelum Menggunakan Tanaman Paku Air Azolla pinnata; (2) Mengukur kadar Nitrat dan Nitrit pada air limbah industri tahu di Kelurahan Kekalik Kecamatan Sekarbela, Nusa Tenggara Barat setelah penambahan Aquatic Plant Treatment Menggunakan Tanaman Paku Air Azolla pinnata. (3) Menganalisis potensi Aquatic Plant Treatment menggunakan tanaman paku air Azolla pinnata terhadap penurunan kadar Nitrat dan Nitrit pada air limbah industri tahu di Kelurahan Kekalik Kecamatan Sekarbela, Nusa Tenggara Barat METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pra eksperiment di laboratorium, dengan menggunakan rancangan The One Group Pretest-Posttest Design. Sampel penelitian ini adalah limbah tahu cair yang berasal dari industri tahu didaerah disekitar industri Tahu di Kelurahan Kekalik, Kecamatan Sekarbela, Kabupaten Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan 15 sampel limbah tahu cair (jumlah ini berdasarkan hasil studi pendahuluan bahwa limbah tahu cair dari industri tahu yang bersedia diambil limbahnya adalah 15 rumah produksi), dari 56 industri tahu. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Pengukuran kadar Nitrat dan Nitrit sebelum dan setelah penambahan Aquatic Plant Treatment Menggunakan Tanaman Paku Air Azolla pinnata. Pengukuran kadar Nitrat dan Nitrit pada limbah tahu cair sebelum dan setelah penambahan Aquatic Air Azolla pinnata adalah seperti terlihat pada tabel 3.1. Tabel 1. Hasil pengukuran kadar Amoniak, Nitrat dan Nitrit sebelum dan setelah Menggunakan Tanaman Paku Air Azolla pinnata Kadar Nitrat Kadar Nitrit (mg/l) Kode (mg/l) Sebelum Setelah Sebelum Setelah A A A A A A A A A A A A A A A TOTAL RATA - RATA b. Potensi Aquatic Plant Treatment menggunakan tanaman paku air Azolla pinnata terhadap penurunan kadar Nitrat dan Nitrit pada air limbah industri tahu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata rata terdapat penurunan kadar nitrat dan nitrit pada limbah cair tahu sebelum sebelum dan setelah Menggunakan Tanaman Paku Air Azolla pinnata. Kadar rata rata nitrat sebelum (15.26 mg/l) dan setelah (6.46 mg/l) penambahan Aquatic Plant Treatment Menggunakan Tanaman Paku Air Azolla pinnata, terdapat penurunan kadar nitrat sebesar 8.8 mg/dl (57.67 %) dan kadar rata rata nitrit sebelum (0.346 mg/l) dan setelah (0.046 mg/l) penambahan Aquatic Plant Treatment Menggunakan Tanaman
4 10 Media Bina Ilmiah ISSN No Paku Air Azolla pinnata. Analisa statistik menggunakan Paired-T test menunjukkan terdapat penurunan kadar nitrat dan nitrit sebelum dan setelah Menggunakan Tanaman Paku Air Azolla pinnata (0.000) < α (0.05). Kemampuan Aquatic Plant Treatment menggunakan tanaman paku air Azolla pinnata disebabkan karena Azolla pinnata akan menyerap hasil dekomposisi senyawa organik dalam limbah tahu yang didekomposisi oleh mikroorganisme dari protein berupa karbon, hidrogen, dan nitrogen melalui akar yang berguna bagi pertumbuhannya sehingga meningkatkan kadar oksigen terlarut yang secara tidak langsung dapat menurunkan BOD. Menurut Wardhana (2004), karbon bereaksi dengan oksigen membentuk karbondioksida yang kemudian diserap oleh tanaman. Dengan penyerapan tersebut membuat tanaman melakukan fotosintesis berakibat pada peningkatan kadar oksigen terlarut dalam air. Hal ini disebabkan oleh masuknya oksigen dari hasil fotosintesis ke dalam air. Nitrogen juga merupakan unsur hara yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Azolla pinnata diketahui bersimbiosis dengan Endofitik cyanobacteria yang lebih dikenal dengan nama Anabaena azollae dan terdapat didalam rongga daun Azolla pinnata. Di dalam rongga daun terdapat rambut-rambut epidermal yang berfungsi untuk proses metabolisme Azolla pinnata dengan Anabaena azollae. Anabaena azollae mempunyai dua macam sel, yaitu sel vegetatif dan sel heterosis (Arifin, 1996). Anabaena azollae diketahui berperan dalam memfiksasi nitrogen. Di dalam sel heterosis, Anabaena azollae mengandung enzim nitrogenase yang memfiksasi N 2 udara yang dihasilkan dari dekomposisi zat organik air buangan. Dengan enzim nitrogenase tersebut dapat mengubah nitrogen menjadi ammonia, sehingga dapat diangkut ke tumbuhan inang (Azolla pinnata). Proses ini mendekati proses nitrifikasi (pembentukan amonia dari dekomposisi protein), sehingga Azolla pinnata juga dapat menyerap nitrat, dan menjadikan nitrogen tersedia untuk Azolla pinnata dan untuk semua anggota ekosistem. Meskipun Azolla pinnata dapat menyerap ammonia dan nitrat dari air dari proses dekomposisi oleh mikroorganisme lain, Azolla pinnata juga dapat menyerap ammonia yang dikeluarkan Anabaena azollae dalam lubang/rongga daun. PENUTUP a. Simpulan 1. Kadar rata rata nitrat sebelum (15.26 mg/l) dan setelah (6.46 mg/l) penambahan Aquatic Volume 7, No. 3, Mei 2013 Air Azolla pinnata, terdapat penurunan kadar nitrat sebesar 8.8 mg/dl (57.67 %) dan kadar rata rata nitrit sebelum (0.346 mg/l) dan setelah (0.046 mg/l) penambahan Aquatic Air Azolla pinnata. Terdapat penurunan kadar nitrit sebesar 0.3 mg/dl (86.7 %). 2. Terdapat penurunan kadar nitrat dan nitrit sebelum dan setelah penambahan Aquatic Air Azolla pinnata b. Saran Pentingnya pemanfaatan air tanah bagi penduduk untuk kebutuhan sehari-hari, maka sanitasi air limbah khususnya limbah tahu perlu dikelola dengan baik supaya tidak menimbulkan pencemaran terhadap air tanah 1. Penelitian lanjutan dengan tanaman Azolla pinnata pada ukuran yang lebih kecil atau yang lebih muda, diperkirakan dapat menyerap bahan organik yang terdapat pada limbah cair tahu lebih banyak lagi dan masa hidupnya akan lebih lama. 2. Untuk pengolahan limbah cair tahu dengan tanaman Azolla pinnata dengan membuat kolam stabilisasi dengan ukuran kolam dan kepadatan Azolla pinnata yang sesuai dengan volume limbah yang dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA Agung B.M,2010. Kajian penggunaan tanaman azolla pinnata Sebagai aquatic plant treatmentpada limbah industri tahu terhadap kualitas air di kelurahan kekalik jaya, kec. Sekarbela,nusa tenggara barat,skripsi. Alaerts, G dan Santika S. S., 1987, Metoda Penelitian Air, Usaha Nasional, Surabaya. Arifin, Z., 1996, Pembudidayaan dan Pemanfaatan Azolla, Penebar, Jakarta. Chatib, B., 1988, Pengelolaan Air Limbah, Institut Teknologi Bandung, Bandung. Dewi, I. R., 2007, Fiksasi N Biologis Pada Ekosistem Tropis, Tugas Makalah, Universitas Padjajaran, Bandung. Kemas Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Rajawali Pers. Jakarta.
5 ISSN No Media Bina Ilmiah 11 Kuesnaedi,2006. Mengolah Air Gambut Dan Air Kotor Untuk Air Minum.Penebar Swadaya.Depok. Lamina, 1989, Kedelai Dan Pengembangannya, Simplex, Jakarta. Mahida, 1984, Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri, Rajawali, Jakarta. Novel, Asngad A., dan Anif S., 1997, Pengolahan Limbah Tahu Cair Secara Biologi di Desa Plesan Kabupaten Sukoharjo, Lembaga Penelitian Unversitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Potter, C., Soepardi M., dan Gani A., 1994, Limbah Cair Berbagai Industri di Indonesia Serta Sumber Pengendalian Dan Baku Mutu, EMDI- Bapedal, Surakarta. Riskesdas,2010. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan R.I.Jakarta. Sugiharto, 1987, Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah, UI Press, Jakarta. Thompson B, Nitrates And Nitrites Dietary Exposure and Risk Assessment. Institut Of Environmenal Science & Research Limited. New Zaeland Tjitrosoepomo, G., 1991, Taksonomi Tumbuhan, Gajah Mada Press, Yogyakarta. Wardhana W. A., 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi Offset, Yogyakarta. Winarno, F. G., 1993, Pangan : Gizi, Teknologi, Dan Konsumen, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. perdagangan), sumber industri, dan pada saat tertentu tercampur dengan air
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Limbah Cair Industri Tahu Limbah cair merupakan gabungan atau campuran dari air dan bahanbahan pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan
biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kontribusi sektor industri terhadap
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman
Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman Dekomposisi material organik akan menyerap oksigen sehingga proses nitrifikasi akan berlangsung lambat atau bahkan terhenti. Hal ini ditunjukkan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik tahu merupakan industri kecil (rumah tangga) yang jarang memiliki instalasi pengolahan limbah dengan pertimbangan biaya yang sangat besar dalam pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat tertentu tidak dikehendaki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. lingkungan adalah industri kecil tahu. Industri tahu merupakan salah satu industri
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu industri kecil yang banyak mendapat sorotan dari segi lingkungan adalah industri kecil tahu. Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nitrogen (N) merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nitrogen (N) merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman. Dalam jumlah banyak nitrogen dibutuhkan untuk membentuk senyawa penting di dalam sel termasuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahu merupakan salah satu jenis makanan sumber protein dengan bahan dasar kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain mengandung gizi yang baik,
Lebih terperinci1 Asimilasi nitrogen dan sulfur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan tingkat tinggi merupakan organisme autotrof dapat mensintesa komponen molekular organik yang dibutuhkannya, selain juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan Menurut Odum (1971), pencemaran adalah perubahan sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air. Sedangkan menurut Saeni
Lebih terperinciPENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah selain menghasilkan air susu juga menghasilkan limbah. Limbah tersebut sebagian besar terdiri atas limbah ternak berupa limbah padat (feses) dan limbah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pembuatan tahu dalam setiap tahapan prosesnya menggunakan air dengan jumlah yang relatif banyak. Artinya proses akhir dari pembuatan tahu selain memproduksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Air Kualitas air secara biologis ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksin. Banyak mikroba yang sering bercampur
Lebih terperinciBuku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi jasa di DKI Jakarta, kualitas lingkungan hidup juga menurun akibat pencemaran. Pemukiman yang padat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah organik. Limbah industri tahu yang dihasilkan dapat berupa limbah padat dan cair, tetapi limbah
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selulosa yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum (Alwani et al., 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tentu sudah tidak asing lagi dengan produk olahan nata. Nata berasal dari Filiphina untuk menyebut suatu pertumbuhan menyerupai gel (agar-agar) yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroorganisme Lokal (MOL) Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah cair atau yang biasa disebut air limbah merupakan salah satu jenis limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. Sifatnya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup. Maka, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
Lebih terperinciUji Mikrobiologis Kompos Organik dari Sampah Organik dengan Penambahan Limbah Tomat dan EM-4 SKRIPSI
Uji Mikrobiologis Kompos Organik dari Sampah Organik dengan Penambahan Limbah Tomat dan EM-4 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Biologi Oleh:
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi Limbah Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Tahu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi Limbah Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Tahu Berdasarkan analisis ANAVA (α=0.05) terhadap Hubungan antara kualitas fisik dan kimia
Lebih terperinciBAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN
BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN 8.1. Fotosintesis Fotosintesis atau fotosintesa merupakan proses pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan
Lebih terperinciPENGARUH MACAM PUPUK & LIMBAH CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN Azolla pinnata R. Br. (Mata Lele)
Volume 15, Nomor 2, Hal. 15-19 Juli Desember 13 ISSN:0852-8349 PENGARUH MACAM PUPUK & LIMBAH CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN Azolla pinnata R. Br. (Mata Lele) Aulia Sanova Jurusan MIPA Fakultas Keguruan dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan
Lebih terperinciAnis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI
Kadar N dan P Limbah Cair Tahu Anis Artiyani PENURUNAN KADAR N-TOTAL DAN P-TOTAL PADA LIMBAH CAIR TAHU DENGAN METODE FITOREMEDIASI ALIRAN BATCH DAN KONTINYU MENGGUNAKAN TANAMAN HYDRILLA VERTICILLATA Anis
Lebih terperinciPERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK
PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK 1. Siklus Nitrogen Nitrogen merupakan limiting factor yang harus diperhatikan dalam suatu ekosistem perairan. Nitrgen di perairan terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan (akuakultur) saat ini telah berkembang tetapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan budidaya perikanan (akuakultur) saat ini telah berkembang tetapi terdapat kendala yang dapat menurunkan produksi berupa kematian budidaya ikan yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan. Limbah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lubang Resapan Biopori
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lubang Resapan Biopori LRB adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 30 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah (ground water), dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 2.368 juta km 3. Air terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan, dan salju. Air tawar terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota besar, semakin banyak didirikan Rumah Sakit (RS). 1 Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya yang mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan kemakmuran dan mobilitas
Lebih terperinciLampiran 7: Dokumentasi Gambar.. 73
Lampiran 7: Dokumentasi Gambar.. 73 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Sari Makmur merupakan desa transmigrasi perkebunan kelapa sawit yang terletak di Kecamatan Pangkalan Lesung, Kabupaten Pelalawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor seperti pariwisata, industri, kegiatan rumah tangga (domestik) dan sebagainya akan meningkatkan
Lebih terperinci1.PENDAHULUAN. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan oleh petani
1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Salah satu dari program intensifikasi pertanian adalah pemupukan. Pupuk yang banyak digunakan oleh petani adalah pupuk kimia. Dalam memproduksi pupuk kimia dibutuhkan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang The Earth Summit (KTT Bumi) 1992 di Rio de Janeiro adalah indikator utama semakin besarnya perhatian dan kepedulian dunia internasional pada masalah lingkungan serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang gurih. Selain itu ikan lele dumbo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air limbah dari proses pengolahan kelapa sawit dapat mencemari perairan karena kandungan zat organiknya tinggi, tingkat keasaman yang rendah, dan mengandung unsur hara
Lebih terperinciBAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan
BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran
Lebih terperinciKonsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling
Tabel V.9 Konsentrasi Seng Pada Setiap Titik Sampling dan Kedalaman Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling A B C A B C 1 0,062 0,062 0,051 0,076 0,030 0,048
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya pencemaran air di negara berkembang seperti Indonesia saat ini telah menunjukkan gejala cukup serius dan harus segera mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin besarnya limbah yang di hasilkan dari waktu ke waktu. Konsekuensinya adalah beban badan air selama
Lebih terperinciUJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform
UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai derajat Sarjana SI Program Studi Biologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan hampir-hampir 0,1% dari padanya berupa benda-benda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang pesat khususnya di kota-kota besar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang pesat khususnya di kota-kota besar, telah mendorong peningkatan kebutuhan akan perumahan. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya
Lebih terperinciNama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.
Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : 35410453 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.T TUGAS AKHIR USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas air memegang peranan penting dalam bidang perikanan terutama untuk kegiatan budidaya serta dalam produktifitas hewan akuatik. Parameter kualitas air yang sering
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting di Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang hijau masih kurang,
Lebih terperinciPupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budidaya tanaman merupakan kegiatan pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat maupun hasil panennya, misalnya budidaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sangat penting bagi kehidupan, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Seluruh metabolisme dalam tubuh berlangsung dalam media air. Air didalam kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki kondisi lingkungan, sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk pertanian. Kurang lebih tujuh
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton Ima Yudha Perwira, SPi, Mp Suhu Tinggi rendahnya suhu suatu badan perairan sangat mempengaruhi kehidupan plankton. Semakin tinggi suhu meningkatkan kebutuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Lingkungan Hidup Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disempurnakan dan diganti dengan Undang Undang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan
4 TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman (Hadisuwito, 2008). Tindakan mempertahankan dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air Kualitas hidup ikan akan sangat bergantung dari keadaan lingkunganya. Kualitas air yang baik dapat menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. organik disamping pupuk anorganik (Rubiyo dkk., 2003). Pupuk organik tersebut
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini sistem pertanian berkelanjutan yang berwawasan lingkungan sedang digalakkan. Semakin mahalnya pupuk anorganik dan adanya efek samping yang merugikan, memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air buangan merupakan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Jenis limbah cair ini dibedakan lagi atas sumber aktifitasnya,
Lebih terperinciMAKALAH KIMIA ANALITIK
MAKALAH KIMIA ANALITIK Aplikasi COD dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Disusun oleh : Ulinnahiyatul Wachidah ( 412014003 ) Ayundhai Elantra ( 412014017 ) Rut Christine ( 4120140 ) Universitas Kristen
Lebih terperincia.daur Air/H2O (daur/siklus hidrologi)
Daur Biogeokimia : - pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. - Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang. - Materi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keamanan pangan, dalam UU RI no 7 tahun 1996 didefinisikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Resirkulasi Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang sudah digunakan dengan cara memutar air secara terus-menerus melalui perantara sebuah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penelitian pembuatan pupuk organik cair ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Limbah Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Secara
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH DISTILASI BIOETANOL DENGAN PENAMBAHAN EFFECTIVE MICROORGANISM
PEMANFAATAN LIMBAH DISTILASI BIOETANOL DENGAN PENAMBAHAN EFFECTIVE MICROORGANISM (EM) PADA PERTUMBUHAN GELOMBANG CINTA (Anthurium plowmanii) PADA MEDIA COCOPEAT DAN PAKIS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri rumah tangga yang sering dipermasalahkan karena limbahnya yang berpotensi mencemari lingkungan yang ada di sekitarnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam sistem budidaya dapat dipengaruhi oleh kualitas air, salah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan dalam sistem budidaya dapat dipengaruhi oleh kualitas air, salah satu unsur yang dapat mempengaruhi kualitas air yakni unsur karbon (Benefield et al., 1982).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman dan kelangsungan hidup mahluk hidup. Karakteristik unsur-unsur dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan sumber daya alam yang mempunyai peranan penting dalam berbagai segi kehidupan manusia, hewan dan tanaman. Tanah mengandung banyak bahan organik dan
Lebih terperinciPembentukan Bintil Akar Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merrill) dengan Perlakuan Jerami pada Masa Inkubasi yang Berbeda
Pembentukan Bintil Akar Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merrill) dengan Perlakuan Jerami pada Masa Inkubasi yang Berbeda Ika Dyah Kumalasari, Endah Dwi Astuti, Erma Prihastanti Laboratorium Biologi Struktur
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Amonia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai dari parameter amonia yang disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik dapat diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius, penyebab dari pencemaran tadi tidak
Lebih terperinciAnalisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri
11 didinginkan. absorbansi diukur pada panjang gelombang 410 nm. Setelah kalibrasi sampel disaring dengan milipore dan ditambahkan 1 ml natrium arsenit. Selanjutnya 5 ml sampel dipipet ke dalam tabung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri tahu telah berkontribusi dalam penyediaan pangan bergizi,
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Industri tahu telah berkontribusi dalam penyediaan pangan bergizi, penyerapan tenaga kerja, dan pengembangan ekonomi daerah. Namun industri tahu juga berpotensi mencemari
Lebih terperincibarang tentu akan semakin beraneka ragam pula hasil buangan sampingnya. Dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin pesatnya pertumbuhan industri yang beraneka ragam sudah barang tentu akan semakin beraneka ragam pula hasil buangan sampingnya. Dari berbagai macam kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk hidup memerlukan air. Tanpa air tidak akan ada kehidupan. Demikian pula manusia tidak
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang
Lebih terperincitanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan bagian dari siklus logam berat. Pembuangan limbah ke tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan mengakibatkan pencemaran tanah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk dan pesatnya pembangunan menyebabkan sumber air bersih berkurang, khususnya di daerah perkotaan. Saat ini air bersih menjadi barang yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena
Lebih terperinciSNMPTN Mata Pelajaran : IPA Terpadu Tanggal : 3 Juli 2008 Kode Soal : 102 Wilayah : Solo, Yogyakarta, Denpasar, Manado, Semarang, Makassar, Pontianak, Samarinda, Surabaya. AMONIA SEBAGAI BAHAN DASAR PUPUK
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL Berdasarkan hasil pengamatan sarana pengolahan limbah cair pada 19 rumah sakit di Kota Denpasar bahwa terdapat
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut ini adalah hasil penelitian dari perlakuan perbedaan substrat menggunakan sistem filter undergravel yang meliputi hasil pengukuran parameter kualitas air dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pangan masyarakat antara lain dengan penganekaragaman pola makan sehari-hari
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pangan di Indonesia yaitu kualitas dan nilai gizi yang relatif masih rendah. Sehubungan dengan itu perlu dilakukan usaha peningkatan gizi pangan masyarakat antara
Lebih terperinciPENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik
Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik Murniaty Simorangkir Ratih Baiduri Idramsa Abstrak Program tanaman organik adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak dapat diubah menjadi pupuk organik yang bermanfaat untuk. pertanian yang dapat memberikan unsur hara dalam tanah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daur ulang limbah ternak berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, dan secara bersamaan juga meningkatkan produksi tanaman. Suatu hal yang cukup nyata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu yang sudah tidak memiliki nilai manfaat lagi, baik itu yang bersifat basah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah adalah sisa dari suatu usaha atau aktivitas yang dianggap sebagai suatu yang sudah tidak memiliki nilai manfaat lagi, baik itu yang bersifat basah maupun kering,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit Pencemaran air limbah sebagai salah satu dampak pembangunan di berbagai bidang disamping memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat. Selain itu peningkatan
Lebih terperinci