Bunga lili (Lilium spp.) merupakan salah satu komoditas
|
|
- Handoko Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Agus Sutisna: Teknik mempercepat pembungaan lili dengan pemberian dan aplikasi hari panjang 19 Buletin Teknik Pertanian Vol. 15, No. 1, 2010: TEKNIK MEMPERCEPAT PEMBUNGAAN LILI (Lilium spp.) DENGAN PEMBERIAN DAN APLIKASI HARI PANJANG Agus Sutisna Teknisi Litkayasa Nonkelas pada Balai Penelitian Tanaman Hias Jalan Raya Ciherang, Segunung, Pacet, Cianjur 43253, Kotak Pos 8 Sindanglaya, Telp. (0263) , Faks. (0263) balithi@litbang.deptan.go.id Bunga lili (Lilium spp.) merupakan salah satu komoditas tanaman hias penghasil bunga potong yang penting di dunia. Lili termasuk bunga potong yang mempunyai pasar tertinggi di Eropa bersama-sama dengan mawar, tulip, krisan, dan gerbera (Nainggolan 1995). Bunga lili sering digunakan sebagai simbol kesucian dan kemurnian sehingga banyak dimanfaatkan dalam acara perkawinan, ritual keagamaan, maupun upacara kenegaraan (Hoesen dan Widjaja 1985; Sugeng 2003). Salah satu kendala dalam budi daya lili secara tradisional adalah produktivitas tanaman yang rendah akibat pertumbuhan dan pembungaan yang tidak seragam. Pada budi daya lili skala produksi, penanaman umbi hanya dilakukan sekali dan bila batang utama telah dipanen, umbi mini/anakan diharapkan dapat dipanen berikutnya tanpa menyeleksi umbi/ anakan. Ketidakseragaman umbi mini ini mengakibatkan pertumbuhan batang sejati tidak seragam, karena umbi mini memerlukan waktu untuk mencapai ukuran tertentu untuk tumbuh dan membentuk batang sejati dan berbunga (van Tuyl 1983). Kondisi ini mengakibatkan selain dibutuhkan bahan tanaman produktif yang tinggi untuk menghasilkan bunga potong dengan kuantitas yang memadai, ketidakseragaman pembungaan juga menyebabkan pengelolaan tanaman menjadi lebih rumit. Induksi pembungaan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keseragaman pembungaan pada tanaman. Induksi dapat dilakukan secara eksogen dengan beberapa cara, antara lain dengan modifikasi panjang hari (fotoperiodesitas). Induksi pembungaan melalui modifikasi fotoperiodesitas telah berhasil dilakukan untuk mengatur masa pembungaan (panen bunga) pada beberapa tanaman, seperti krisan (Langton 1987), kalanchoe (Harder 1958), dan poisenttia (Chockshull et al. 1995). Pada lili, belum diketahui secara pasti respons pembungaan lili yang telah beradaptasi baik di daerah tropis seperti lili lokal Sukabumi, walaupun beberapa spesies asli lili dilaporkan menunjukkan respons pembungaan terhadap fotoperiodesitas terutama hari panjang/long day (Wilkins dan Dole 1997). Selain modifikasi fotoperiodesitas, beberapa jenis zat pengatur tumbuh (ZPT) seperti juga diketahui dapat meningkatkan keseragaman pembungaan pada beberapa tanaman. Aplikasi dilaporkan dapat menstimulasi pembungaan pada tanaman dieffenbachia (Henny 1980), spathyphyllum (Henny 1981), aglaonema (Henny 1983), calalily (Tjia 1987), homalomena (Henny 1988), anthurium (Henny dan Hamilton 1992), dan philodendron (Chen et al. 2003) dengan konsentrasi yang bervariasi antara ppm. Sehubungan dengan hal tersebut, percobaan ini dilaksanakan untuk mengetahui teknik mempercepat pembungaan lili dengan berbagai ukuran umbi dengan pemberian hari panjang dan. BAHAN DAN METODE Percobaan dilaksanakan di rumah plastik kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Segunung, Cianjur, Jawa Barat, pada ketinggian ± m di atas permukaan laut dari bulan September 2006 hingga Mei Tanaman lili yang digunakan adalah lili lokal Sukabumi yang termasuk anggota L. longiflorum (Gambar 1a). Faktor pertama adalah jenis induktan eksogen, yaitu hari panjang (16 jam/hari) dan Gambar 1. Bunga lili lokal Sukabumi (a) dan umbi dengan berbagai ukuran (b) yang digunakan dalam penelitian, kebun percobaan Balithi, Segunung, Cianjur,
2 20 Agus Sutisna: Teknik mempercepat pembungaan lili dengan pemberian dan aplikasi hari panjang penyemprotan (Mad Gib 20% - New Bridge Chemical Co.) dengan konsentrasi 200 ppm ditambah kontrol (tanpa aplikasi dan dipelihara dalam kondisi hari netral). Faktor kedua adalah ukuran umbi yang sesuai dengan klasifikasi Doss (1986), yaitu ukuran umbi dengan keliling > 14 cm (D1), cm (D2), dan < 10 cm (D3) seperti yang disajikan pada Gambar 1 b. Semua perlakuan diulang tiga kali dengan tata letak petak percobaan seperti disajikan pada Gambar 2. Tanah pada lokasi percobaan diolah sempurna sedalam kira-kira 30 cm dan diberakan selama satu minggu. Selanjutnya bahan tanah organik berupa campuran sekam padi dan pupuk kandang diberikan sebanyak 3 m 3 /100 m 2 lalu diolah kembali untuk membentuk bedengan. Tanah kemudian disterilisasi dengan menggunakan Basamid (40 g/m 2 ) dan ditutup dengan plastik selama tiga minggu. Setelah itu, tutup plastik dibuka dan tanah diberi air yang disertai dengan pengolahan tanah ringan untuk membuang efek racun yang masih tertinggal pada tanah. Bahan tanaman berupa umbi mini lili dengan berbagai ukuran sesuai perlakuan direndam dalam larutan fungisida dan bakterisida selama 15 menit. Setelah dikeringanginkan selama 5 menit, umbi ditanam sesuai dengan desain percobaan pada lubang-lubang tanam yang sebelumnya telah diberi pupuk NPK dengan takaran 5 g/lubang. Tanaman selanjutnya dipelihara dalam kondisi hari normal (netral) hingga berumur 30 hari. Perlakuan induksi dilakukan pada saat tanaman minimal telah mempunyai 5-7 daun. Perlakuan hari panjang dilakukan dengan memberi cahaya tambahan pada malam hari dengan menggunakan lampu pijar berdaya 100 watt dengan jarak antartitik lampu 2 m dan tinggi 1,50 m dari atas permukaan bedengan. Aplikasi cahaya lampu dilaksanakan dengan durasi 5 jam sehari (± 16 jam hari terang per hari) yang diatur dengan menggunakan pewaktu (timer) dari pukul hingga dini hari selama 30 hari. Perlakuan diberikan dengan menyemprotkan larutan ke bagian tajuk tanaman satu kali dengan volume ± 50 ml/ tanaman. Formulasi larutan dicampur dengan 0,05% Tween 20. Setelah perlakuan hari panjang dan, tanaman dikondisikan pada hari netral dan dipelihara hingga berbunga. Pemupukan susulan dilakukan berkala setiap 2 minggu sejak saat tanam pada semua petak perlakuan dengan menggunakan NPK sebanyak 2 g/m 2, KCl 30 g/m 2, urea 4,40 g/m 2, MgSO 4 2,80 g/m 2, dan Ca(NO 3 ) 2 3 g/m 2. Aplikasi pestisida ditujukan untuk mencegah serangan organisme Plastik hitam tidak tembus cahaya setinggi 3 m (black out) 50 cm t t D1 D3 D2 D2 D3 D1 D1 D3 D2 I 75 cm D2 D1 D3 D3 D1 D2 D2 D1 D3 II 75 cm D3 D2 D1 D1 D2 D3 D3 D2 D1 III Aplikasi Aplikasi hari panjang Kontrol (200 ppm) (16 jam/hari) D1 = umbi dengan keliling > 14 cm D2 = umbi dengan keliling cm D3 = umbi lili dengan keliling < 10 cm Gambar 2. Tata letak percobaan teknik percepatan pembungaan tanaman lili dengan aplikasi dan hari panjang, kebun percobaan Balithi, Segunung, Cianjur,
3 Agus Sutisna: Teknik mempercepat pembungaan lili dengan pemberian dan aplikasi hari panjang 21 pengganggu tanaman dan dilakukan dua kali seminggu. Pemberian air irigasi dilakukan tiga kali seminggu atau bergantung pada kondisi tanaman. Pengamatan dilakukan terhadap waktu inisiasi bunga, tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah bunga per tanaman. Waktu inisiasi bunga ditentukan saat pertumbuhan vegetatif tanaman tidak lagi membentuk daun baru yang ditandai menggelembungnya bagian apikal karena pembentukan dasar bunga. Pengamatan tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah bunga per tanaman dilakukan pada saat semua bunga pada tanaman telah mekar sempurna. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan menggunakan mistar, dari atas permukaan tanah hingga bagian tertinggi tanaman. Pengukuran diameter batang dilakukan dengan menggunakan jangka sorong pada sepertiga bagian tengah batang sejati. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Jenis Induktan Eksogen dan Ukuran Umbi terhadap Waktu Inisiasi Bunga, Tinggi Tanaman, dan Diameter Batang Pengaruh perlakuan jenis induktan pembungaan eksogen dan ukuran umbi terhadap waktu inisiasi bunga, tinggi tanaman, dan diameter batang tanaman lili disajikan pada Tabel 1. Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa secara umum tanaman lili yang diinduksi untuk berbunga, baik melalui aplikasi maupun hari panjang, memperlihatkan waktu berbunga yang lebih cepat. Kecepatan waktu inisiasi bunga pada tanaman lili yang diberi perlakuan dan hari panjang berkisar antara hari dibandingkan kontrol. Namun, tanaman lili yang diberi perlakuan induksi juga memperlihatkan tinggi tanaman dan diameter batang yang lebih rendah dibandingkan kontrol pada setiap ukuran umbi yang dicoba. Tanaman lili yang berasal dari daerah subtropis dan umumnya berbunga pada periode mendekati musim panas (Wilkins dan Dole 1997), ternyata masih dapat diinduksi pembungaannya dengan perlakuan hari panjang. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman lili masih memiliki sifat genetis yang memberi respons pembungaan terhadap hari panjang walaupun telah beradaptasi dengan baik di daerah tropis Indonesia. Percepatan pembungaan tanaman lili yang diberi perlakuan (Tabel 1) juga menunjukkan bahwa perlakuan hari panjang bukanlah satu-satunya faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pembungaan tanaman lili. Walaupun belum Tabel 1. Pengaruh jenis induktan eksogen dan ukuran umbi terhadap waktu inisiasi bunga, tinggi tanaman dan diameter batang serta jumlah bunga per tanaman lili, Balithi, Segunung, Cianjur, 2007 Jenis induktan eksogen Ukuran umbi/keliling (cm) < > 14 Waktu inisiasi bunga (HST) Kontrol 183,46 165,72 134,62 48,49 47,75 40,33 Hari panjang 50,91 47,41 46,08 Tinggi tanaman (cm) Kontrol 85,27 87,73 92,47 58,86 62,16 64,23 Hari panjang 63,84 65,28 70,03 Diameter batang (cm) Kontrol 0,72 1,24 1,76 0,63 0,81 1,15 Hari panjang 0,65 1,03 1,28 Jumlah bunga per tanaman Kontrol 2,02 3,74 5,03 2,21 3,87 5,34 Hari panjang 2, ,47 HST = hari setelah tanam diketahui secara pasti jenis giberelin endogen yang terkandung pada lili, percepatan waktu inisiasi bunga pada tanaman lili yang diberi perlakuan diduga berasal dari perlakuan secara eksogen yang selanjutnya berinteraksi dengan giberelin endogen dalam tanaman dan menginduksi aktivitas giberelin endogen tersebut untuk memacu pembungaan. Menurut Balode (1996), kesesuaian antara giberelin endogen dan eksogen merupakan faktor yang menentukan keberhasilan induksi. Suatu jenis tanaman sering kali tidak memberikan respons berbunga terhadap aplikasi suatu jenis giberelin walaupun kandungan dan aktivitas giberelin endogen terdeteksi meningkat pada saat pembungaan (Lieth dan Carpenter 1990). Data pada Tabel 1 juga menunjukkan bahwa tinggi dan diameter batang tanaman lili yang diberi perlakuan hari panjang dan lebih kecil dibandingkan dengan tanaman kontrol pada setiap ukuran umbi yang dicoba. Hal ini memperlihatkan bahwa percepatan waktu inisiasi bunga tanaman lili yang diberi perlakuan hari panjang dan ternyata tidak diikuti oleh meningkatnya kualitas pertumbuhan tanaman lainnya, seperti tinggi tanaman dan diameter batang. Pertumbuhan tinggi tanaman pada tanaman yang diberi perlakuan hari panjang dan merupakan salah satu gejala reaksi tanaman terinduksi ke fase generatif. Pertumbuhan tinggi ini berasal dari pemanjangan internode batang sebelum terbentuknya inisiasi bunga, yang juga berarti mempercepat berakhirnya pertumbuhan vegetatif batang
4 22 Agus Sutisna: Teknik mempercepat pembungaan lili dengan pemberian dan aplikasi hari panjang pada bagian apikal pucuk (Roh 1996). Pemanjangan internode ini diduga menciptakan kompetisi penggunaan fotosintat yang terbatas karena tidak adanya pembentukan daun baru sebagai penghasil fotosintat akibat pertumbuhan vegetatif pucuk berhenti lebih cepat. Sel-sel internode yang berkembang memanjang mengakibatkan pembentukan sel-sel baru pada buku dan perbesaran sel untuk pertumbuhan sekunder batang cenderung menurun (Fisher et al. 1996). Sebaliknya pada tanaman kontrol (tanpa induksi), percepatan pertumbuhan ke fase generatif tidak terjadi, sehingga pertumbuhan tinggi dan diameter batang tanaman lebih diakibatkan oleh pertumbuhan vegetatif dengan durasi yang lebih lama. Pengaruh Ukuran Umbi terhadap Jumlah Bunga per Tanaman Jumlah bunga per tanaman pada berbagai ukuran umbi disajikan pada Tabel 1. Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah bunga yang lebih banyak dihasilkan oleh tanaman lili dengan ukuran umbi yang lebih besar. Jumlah bunga per tanaman cenderung menurun seiring dengan makin kecilnya ukuran umbi yang ditanam. Lebih banyaknya jumlah bunga pada tanaman lili yang berasal dari umbi yang berukuran lebih besar menunjukkan bahwa pembentukan bunga tanaman lili sangat dipengaruhi oleh ukuran umbi. Umbi yang lebih besar diduga mempunyai sisik yang lebih banyak. Sisik umbi merupakan akumulasi kandungan karbohidrat sebagai cadangan energi pada saat pembentukan batang utama dan bunga (Lee dan Yang 2006). Dengan demikian, umbi yang lebih besar mempunyai cadangan energi yang lebih besar untuk pembentukan bunga. Sebaliknya pada tanaman dengan umbi yang lebih kecil, akumulasi karbohidrat lebih terbatas untuk memasok kebutuhan energi yang tinggi, terutama pada saat pembentukan bunga, sehingga jumlah bunga per tanaman yang dihasilkan pun lebih rendah (Wang dan Robert 1983). KESIMPULAN DAN SARAN Tanaman lili yang diberi induktan eksogen baik hari panjang maupun memperlihatkan percepatan waktu inisiasi bunga, namun tinggi dan diameter tanaman lebih rendah dibandingkan kontrol pada hampir semua ukuran umbi yang dicoba. Jumlah bunga per tanaman lili dipengaruhi oleh ukuran umbi. Secara umum, tanaman yang berasal dari umbi yang berukuran lebih besar menghasilkan bunga per tanaman yang lebih banyak. Berdasarkan percobaan ini, disarankan untuk melakukan percobaan lanjutan aplikasi induktan eksogen terhadap jenis lili yang lain seperti varietas lili Asiatik dan Oriental yang mempunyai nilai komersial tinggi. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.Ir. Yusdar Hilman, MS dan Ir. Kurniawan Budiarto MSc, peneliti Balai Penelitian Tanaman Hias, yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan kepada penulis untuk terlibat dalam penelitian dan memanfaatkan data hasil penelitian untuk dipergunakan dalam tulisan ini. DAFTAR PUSTAKA Balode, A Lili breeding and introduction in moderate climates. Acta Horticulturae 414: Chen, J., R.J. Henny, D.B. McConnell, and R.D. Caldwell Gibberellic acid affects growth and flowering of Philodendron Black Cardinal. Plant Growth Regulator 41(1): 1-6. Chockshull, K.E., F.A. Langton, and C.R.J. Cave Differential effects of different DIF treatments on chrysanthemum and poisenttia. Acta Horticulturae 378: Doss, W.G Lilies for American Garden. Penguin, New York and London. p Fisher, P.R., J.H. Lieth, and R.D. Heins Modelling flower bud elongation in Eastern Lili (Lilium longiflorum Thunb.) in response to temperature. Hort. Sci. 31(3): Harder, R Vegetative and reproductive development of Kalanchoe blossfeldiana as influenced by photoperiodism. Symposium on Society of Experimental Biology 2: Henny, R.J Gibberellic acids ( ) induces flowering in Dieffenbachia maculata Perfection. Hort. Sci. 15: 613. Henny, R.J Promotion of flowering in spathypillum Mauna Loa with gibberellic acids. Hort. Sci. 16: Henny, R.J Flowering of Aglaonema commutatum Treubii following treatment with gibberellic acids. Hort. Sci. 18: 374. Henny, R.J Inducing flowering of Homalomena lindenii (Rodigas) Ridley with gibberellic acids. Hort. Sci. 23(4): Henny, R.J. and R.L. Hamilton Flowering of anthurium following treatment with gibberellic acids. Hort. Sci. 27(12): Hoesen, D.S.H. dan D.G. Widjaja Lili bunga pegunungan. Buletin Kebun Raya 6(6): Langton, F.A Apical dissection and light integral monitoring as methods to determine when long day interruption should be
5 Agus Sutisna: Teknik mempercepat pembungaan lili dengan pemberian dan aplikasi hari panjang 23 given in chrysanthemum growing. Acta Horticulturae 197: Lee, Y.J. and C.M. Yang Effect of bulb size on growth, flowering and daughter-generation bulb formation of Lilium formosanum Wall. J. Agric. Association of New Chinese Series 172: Lieth, J.H. and P. Carpenter Modeling stem elongation and leaf unfolding of lili during greenhouse forcing. Scientiae Horticulturae 44: Nainggolan, K Analisis peluang bisnis florikultura. Seminar Nasional PERHORTI, 20 September hlm. Roh, M.S New production technology of Lilium - A review on propagation and forcing. Acta Horticulturae 414: Sugeng Lili Bunga Multifungsi yang Kian Digandrungi. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Jakarta. hlm Tjia, B.O Growth regulator effect on growth and flowering of Zantedeschia rehmanii hyb. Hort. Sci. 22(3): Van Tuyl, J.M Effect of temperature treatment on the scale propagation of Lilium longiflorum White European and Lilium x Entachment. Hort. Sci 18(5): Wang, T.Y. and A.N. Robert Influence of air and soil temperature on the growth and development of Lilium longiflorum Thumb during different growth phases. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 108: Wilkins, H.F. and J.M. Dole The physiology of flowering in lilium. Acta Horticulturae 430:
Bunga lili termasuk bunga potong yang memiliki nilai
Buletin 16 Teknik Pertanian Vol. 16, No. 1, 2011: 16-20 Abdul Muhit: Teknik pengujian tingkat suhu dan lama penyimpanan umbi terhadap pembungaan lili TEKNIK PENGUJIAN TINGKAT SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN
Lebih terperinciTeknologi Budidaya Untuk Menghasilkan Bunga Krisan yang Berkualitas dan Berdaya Saing Secara Komersial
Teknologi Budidaya Untuk Menghasilkan Bunga Krisan yang Berkualitas dan Berdaya Saing Secara Komersial Krisan merupakan salahsatu bunga potong dengan nilai ekonomi yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN KRISAN PADA VARIABEL WARNA CAHAYA LAMPU LED
ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN KRISAN PADA VARIABEL WARNA CAHAYA LAMPU LED Syafriyudin, Novani Thabita Ledhe Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Lebih terperinciPENGARUH KERAPATAN TANAM DAN KUALITAS BENIH KRISAN BUNGA POTONG TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT KARAT DAN HAMA PENGGOROK DAUN
PENGARUH KERAPATAN TANAM DAN KUALITAS BENIH KRISAN BUNGA POTONG TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT KARAT DAN HAMA PENGGOROK DAUN Wahyu Handayati dan D.Sihombing Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium dan kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Segunung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tempat
Lebih terperinciPENGARUH VARIABEL WARNA LAMPU LED TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KRISAN
Proseding Seminar Nasional Teknik Industri Sustainable Manufacturing 3 September 2015 PENGARUH VARIABEL WARNA LAMPU LED TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KRISAN Syafriyudin, Sigit Priyambodo, Siti Saudah, Novani
Lebih terperinciPeningkatan Keberhasilan Dalam Penyediaan Bibit Anggrek
Peningkatan Keberhasilan Dalam Penyediaan Bibit Anggrek Potensi ekonomi anggrek sebagai salah satu komoditas tanaman hias telah banyak dimanfaatkan dan dikembangkan oleh banyak negara. Di Indonesia, potensi
Lebih terperinciPENYIAPAN BIBIT UBIKAYU
PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila
Lebih terperinciKentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori
TEKNIK PENGAMATAN PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK MAJEMUK DAN TUNGGAL PADA BEBERAPA VARIETAS KENTANG Engkos Koswara 1 Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori dan mineral yang penting bagi pemenuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman hias mempunyai peran sangat penting dalam perdagangan komoditas pertanian dan akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut Sari (2008), komoditas agribisnis
Lebih terperinciPengaruh Cara Tanam dan Metode Pinching terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bunga Potong Anyelir
Wuryaningsih, S. et al.: Pengaruh Cara Tanam dan Metode Pinching thd. Pertumbuhan... J. Hort. 18(2):135-140, 2008 Pengaruh Cara Tanam dan Metode Pinching terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bunga Potong
Lebih terperinciKAJIAN KERAGAAN PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN PENAMPILAN BUNGA BEBERAPA VARIETAS DAN GENOTIP SEDAP MALAM DI DATARAN MEDIUM
KAJIAN KERAGAAN PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN PENAMPILAN BUNGA BEBERAPA VARIETAS DAN GENOTIP SEDAP MALAM DI DATARAN MEDIUM Donald Sihombing, Wahyu Handayati dan R.D. Indriana Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciPENGARUH PEMUPUKAN N, P, DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.)
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 74 Jurnal Agrotek Tropika 1(1):74-79, 2013 Vol. 1, No. 1: 74 79, Januari 2013 PENGARUH PEMUPUKAN N, P, DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus
Lebih terperinciTeknologi Perbenihan untuk Menghasilkan Benih Krisan Bermutu
AgroinovasI Teknologi Perbenihan untuk Menghasilkan Benih Krisan Bermutu Di Indonesia tanaman krisan merupakan komoditas andalan dalam industri florikultura. Krisan tersebut merupakan salah satu bunga
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung
25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kesejahteraan masyarakat dari waktu ke waktu mengakibatkan peningkatan permintaan akan tanaman hias baik segi jumlah maupun mutunya. Beberapa produk hortikultura
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciRESPON DUA KULTIVAR TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum morifolium) PADA BERBAGAI LAMA PENAMBAHAN CAHAYA BUATAN
RESPON DUA KULTIVAR TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum morifolium) PADA BERBAGAI LAMA PENAMBAHAN CAHAYA BUATAN RESPONSE OF TWO CHRYSANTEMUM CULTIVARS (Chrysanthemum morifolium) AT VARIOUS ADDITIONAL OF ARTIFICIAL
Lebih terperinciCurcuma alismatifolia Berbunga di Indonesia
Curcuma alismatifolia Berbunga di Indonesia Kunyit yang disebut dalam bahasa latin Curcuma longa Linn atau Curcuma domestica Val merupakan salah satu bahan jamu maupun bumbu yang hampir tidak terpisahkan
Lebih terperinciSTUDI LAMA SIMPAN UMBI PADA KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN Hippeastrum hybridum hort. Oleh Siti Fatimah Hanum 1
STUDI LAMA SIMPAN UMBI PADA KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN Hippeastrum hybridum hort. Oleh Siti Fatimah Hanum 1 Abstract: Hippeastrum at bali botanical garden is one of point interest for visitor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubikayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubikayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan ketiga sebagai sumber karbohidrat bagi masyarakat Indonesia.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Gambar 2. Bibit Caladium asal Kultur Jaringan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di MJ Flora, desa JambuLuwuk, Bogor dengan curah hujan 3000 mm/tahun. Lokasi penelitian berada pada ketinggian tempat kurang lebih 700 meter di atas
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium Penelitian, lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciPenanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk
Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak
Lebih terperinciIII. ANALISIS PERCABANGAN DAN MODEL TAJUK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PENDAHULUAN
III. ANALISIS PERCABANGAN DAN MODEL TAJUK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Analysis of branches and shoot model of Jatropha curcas L. Abstract The objective of this research was to analyze pattern of branching,
Lebih terperinciII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,
II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI, Kecamatan Tanjung Karang Barat. Kota Bandar Lampung, mulai bulan Mei sampai
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada areal pertanaman jeruk pamelo di lahan petani Desa Bantarmara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan ketinggian tempat
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Bahan dan Alat
23 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Lebih terperinciKETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN
KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN Oleh : Sri Lestari Utami, Pejabat Fungsional Pengawas Benih Tanaman Madya Abdul Mutholib A. selaku Petani
Lebih terperinciiptek hortikultura VIOLETA
iptek hortikultura VIOLETA Ê» «²¹¹«² ««³ ± ¾ ¼ ¼ Î ¾ Anthurium merupakan salah satu tanaman yang tergolong dalam famili Araceae dan sangat potensial dikembangkan sebagai tanaman hias. Selain sebagai bunga
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Pisang Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Sudah lama buah pisang menjadi komoditas buah tropis yang sangat populer
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium
14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas
24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciPENGARUH WARNA CAHAYA TAMBAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN TIGA VARIETAS TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum morifolium) POTONG
PENGARUH WARNA CAHAYA TAMBAHAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN TIGA VARIETAS TANAMAN KRISAN (Chrysanthemum morifolium) POTONG THE EFFECT OF ADDITIONAL LIGHT COLOR ON GROWTH AND FLOWERING THREE VARIETIES
Lebih terperinciPadi hibrida merupakan tanaman F1 yang berasal dari
TEKNIK PRODUKSI BENIH UNTUK KEPERLUAN UJI DAYA HASIL PADI HIBRIDA Sukirman, Warsono, dan Maulana 1 Padi hibrida merupakan tanaman F1 yang berasal dari persilangan dua galur murni yang berbeda. Di beberapa
Lebih terperinciPERSIAPAN BAHAN TANAM TEH
PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinci5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek
5. PEMBAHASAN Pembahasan mengenai pengaruh waktu pemberian Giberelin (GA 3 ) terhadap induksi pembungaan dan pertumbuhan tanaman leek (Allium ampeloprasum L.) meliputi umur berbunga, tinggi tanaman, jumlah
Lebih terperinci3. METODE DAN PELAKSANAAN
3. METODE DAN PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UKSW Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Persiapan hingga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong yang berpotensi untuk dibudidayakan secara intensif. Prospek agribisnis
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV,
16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV, Gedung Meneng Bandar Lampung dari bulan Desember 2011 sampai bulan
Lebih terperinciMANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA
Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola
Lebih terperinciPENGARUH DIAMETER PANGKAL TANGKAI DAUN PADA ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS KAKO ABSTRAK
Media Litbang Sulteng IV (1) : 01 07, Juni 2011 ISSN : 1979-5971 PENGARUH DIAMETER PANGKAL TANGKAI DAUN PADA ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS KAKO Oleh : Nyoman Mertade 1) dan Zainuddin Basri 2) ABSTRAK
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari 2009 sampai Juni 2009. Bahan
Lebih terperinciPengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit
J. Hort. 18(2):155-159, 2008 Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit Sutapradja, H. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban
Lebih terperinciBUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI
BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)
III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten
Lebih terperinciPengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
Pengaruh ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) The Effects of (6-Benzylaminopurine) and Nitrogen Fertilizer to Growth and Production
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingginya minat masyarakat terhadap agribisnis berbagai tanaman hias. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman hias merupakan salah satu komoditas potensial yang dapat dikembangkan baik dalam skala kecil maupun besar terbukti dari semakin tingginya minat masyarakat terhadap
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Gedung Hortikultura, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni Permata yang diproduksi PT East West Seed Indonesia, gula aren, dedak
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Sukamarga Rajabasa Induk Kecamatan Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni 2011. 3.2. Bahan dan Alat
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Agromedia Buku Pintar.Tanaman Hias. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Adiyoga. 2004. Profil Komoditas Kentang. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Pusat Penelitian dan Pengembangan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Petanian. Tidak diterbitkan Adnyesuari,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak
Lebih terperinciTHE EFFECT OF SEEDS GENERATION ON GROWTH AND FLOWERING OF CHRYSANTHEMUM (Chrysanthemum) RHINO VARIETIES
JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH GENERASI BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN KRISAN (Chrysanthemum) VARIETAS RHINO THE EFFECT OF SEEDS GENERATION ON GROWTH
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan
I. BAHAN DAN METODE 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran pada bulan Mei sampai September 2011. 1.2 Bahan dan Alat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu komoditi tanaman
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Perumusan Masalah Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang telah lama dibudidayakan petani, bahkan pada lokasi yang telah
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman Dari (tabel 1) rerata tinggi tanaman menunjukkan tidak ada interaksi antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan pemangkasan menunjukan
Lebih terperinciMANIPULASI TUMBUHAN MENGGUNAKAN HORMON PERTUMBUHAN TANAMAN
MANIPULASI TUMBUHAN MENGGUNAKAN HORMON PERTUMBUHAN TANAMAN Sebagai organisme yang bersifat sesil tumbuhan tidak dapat pindah dari habitatnya. Tumbuhan harus mampu mengatasi kondisi di sekitarnya termasuk
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY
Plumula Volume 1 No.1 Januari 2012 ISSN : 2089 8010 PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY Ifluence of Plant Media and Consentration
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan utama ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Ubi kayu yang berasal dari Brazil,
Lebih terperinciRESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON
RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON 1) KETUT TURAINI INDRA WINTEN 2) ANAK AGUNG GEDE PUTRA 3) I PUTU WISARDJA Fakultas Pertanian
Lebih terperinciDAMPAK LAMA PENYINARAN DAN METODE NIGHT-BREAK PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KRISAN (Chrisanthemum sp.)
Plumula Volume 5 No.1 Januari 2016 ISSN : 2089 8010 DAMPAK LAMA PENYINARAN DAN METODE NIGHT-BREAK PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KRISAN (Chrisanthemum sp.) Long Exposures Impact and Method of Night-Break
Lebih terperinciPENGARUH TUMPANGSARI SELADA DAN SAWI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.)
J Agrotek Tropika ISSN 2337-4993 Sabtaki et al: Pengaruh Tumpangsari Selada dan Sawi 61 Vol 1, No 1: 61 65, Januari 2013 PENGARUH TUMPANGSARI SELADA DAN SAWI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau sweet corn ialah salah satu tanaman pangan yang mempunyai prospek penting di Indonesia. Hal ini disebabkan jagung
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :
PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI Oleh : BP3K KECAMATAN SELOPURO 2016 I. Latar Belakang PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.
I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Agustus 2013 sampai Oktober
Lebih terperinciSISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH
SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman hias khususnya bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman hias khususnya bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura yang cukup diperhitungkan. Selain memiliki fungsi estetika, bunga juga mendatangkan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Parung Farm yang terletak di Jalan Raya Parung Nomor 546, Parung, Bogor, selama satu bulan mulai bulan April sampai dengan Mei 2011. Bahan
Lebih terperinciBawang merah (Allium ascalonicum) mempunyai prospek
TEKNIK PENGKAJIAN TUMPANG SARI BAWANG MERAH DAN CABAI MERAH SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN HAMA TIKUS Budiono 1 Bawang merah (Allium ascalonicum) mempunyai prospek yang cukup baik untuk meningkatkan
Lebih terperinciTentang Kultur Jaringan
Tentang Kultur Jaringan Kontribusi dari Sani Wednesday, 13 June 2007 Terakhir diperbaharui Wednesday, 13 June 2007 Kultur Jaringan Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih
BAHAN DAN METODE Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang penapisan galur-galur padi (Oryza sativa L.) populasi RIL F7 hasil persilangan varietas IR64 dan Hawara Bunar terhadap cekaman besi ini dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai penghias meja kerja dalam bentuk vas bunga, dan dapat dikombinasikan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bisnis bunga pot menjadi salah satu usaha yang banyak dikembangkan karena memiliki daya tarik. Bunga pot dapat dijadikan sebagai penghias dalam ruangan,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciKAJIAN FREKUENSI DAN LAMA PEMAPARAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA FASE GENERATIF TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS BUNGA KRISAN (Crhysantemum)
KAJIAN FREKUENSI DAN LAMA PEMAPARAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA FASE GENERATIF TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS BUNGA KRISAN (Crhysantemum) (Study of Frequency and Duration of Electromagnetic Field Exposure
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai nilai estetika
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai nilai estetika tinggi. Bisnis anggrek di Indonesia sangat prospektif. Keindahan bunga anggrek memang menimbulkan
Lebih terperinciAgroteknologi Tanaman Rempah dan Obat
Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.
21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan
Lebih terperinciPENGARUH UMUR BIBIT DAN KONSENTRASI GA3 TERHADAP PEMBUNGAAN TANAMAN KRISAN STANDAR (CHRYSANTHEMUM MORIFOLIUM R) ABSTRAK
PENGARUH UMUR BIBIT DAN KONSENTRASI GA3 TERHADAP PEMBUNGAAN TANAMAN KRISAN STANDAR (CHRYSANTHEMUM MORIFOLIUM R Libria Widiastuti (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Islam Batik Surakarta ABSTRAK
Lebih terperinciRESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK (Vanda douglas L.) TERHADAP PEMBERIAN HORMON TUMBUH ROOT-UP
Jurnal Ilmiah UNKLAB Vol. 18, No. 1, Juni, 214, hal. 1-9 ISSN: 1411-4372 RESPON PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK (Vanda douglas L.) TERHADAP PEMBERIAN HORMON TUMBUH ROOT-UP Max Sahetapy 1 Marki S.
Lebih terperinciPERBAIKAN TEKNOLOGI PRODUKSI TSS (TRUE SHALLOT SEED) UNTUK MENINGKATKAN PEMBUNGAAN DAN PEMBIJIAN BAWANG MERAH
PERBAIKAN TEKNOLOGI PRODUKSI TSS (TRUE SHALLOT SEED) UNTUK MENINGKATKAN PEMBUNGAAN DAN PEMBIJIAN BAWANG MERAH NANI SUMARNI SUWANDI NENI GUNAENI SARTONO PUTRASAMEJA PENDAHULUAN. Selain dengan umbi bibit,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung mulai bulan Juli September 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Secara umumm planlet anggrek Dendrobium lasianthera tumbuh dengan baik dalam green house, walaupun terdapat planlet yang terserang hama kutu putih Pseudococcus spp pada
Lebih terperinci