BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER HIZBUL WATHAN DALAM MEMBENTUK AKHLAK SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH PEKALONGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER HIZBUL WATHAN DALAM MEMBENTUK AKHLAK SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH PEKALONGAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER HIZBUL WATHAN DALAM MEMBENTUK AKHLAK SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III yang telah dipaparkan sebelumnya. Adapun analisis pada penelitian ini yaitu Analisis Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam Membentuk Akhlak Siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan yang meliputi analisis Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam Membentuk Akhlak Siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan serta anlisis faktor pendukung dan penghambat Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam Membentuk Akhlak Siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan. A. Analisis Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam Membentuk Akhlak Siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan. Kepanduan merupakan salah satu kegiatan yang hampir di setiap sekolahan selalu diselenggarakan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini menitikberatkan pengembangan kepribadian bagi para anggotanya melalui sejumlah kegiatan yang menarik yang dilakukan di alam terbuka. 89

2 90 1. Analisis Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathandalam Membentuk Akhlak Siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan. Instruksi Kwartir Wilayah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan tentang Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Kepanduan Hizbul Wathan pada Sekolah Muhammadiyah dan dari menindaklanjuti hasil Keputusan Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor: 08/KTN/I.4/F/2013 tentang Pembinaan Organisasi Otonom di Lembaga Pendidikan Muhammadiyah Bab II Pasal 3 ayat 2. Bahwa Hizbul Wathan adalah satu-satunya organisasi kepanduan di Lembaga Pendidikan Muhammadiyah merupakan dasar adanya ekstrakurikuler Hizbul Wathan yang dilaksanakan di setiap jenjang sekolah Muhammadiyah, termasuk di SMK Muhammadiyah Pekalongan. Pelaksanaan kegiatan Kepanduan Hizbul Wathan terutama sebagai bentuk implementasi kegiatan ekstrakurikuler wajib Kepramukaan di Sekolah Muhammadiyah adalah Kepanduan Hizbul Wathan sebagaimana pemberlakuan Kurikulum Selain itu adanya visi misi SMK Muhammadiyah Pekalongan juga memperkuat dibentuknya program ekstrakurikuler Hizbul Wathan. Tujuan kegiatan merupakan target yang ingin dicapai dalam proses kegiatan. Dalam rangka mencapai target tersebut, seorang pembina pasti akan berusaha dengan baik dan maksimal untuk menciptakan kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi para

3 91 siswanya. Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan ialah untuk mewujudkan visi misi SMK Muhammadiyah Pekalongan yaitu Insan Mulia Berkompeten, Disiplin dan Relegius. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Agus Arifiyanto: Tujuannya ya salah satunya membentuk karakter Islami karena kan salah satu visi misi sini adalah insan mulai berkompeten disiplin dan relegius Hal ini juga sejalan dengan tujuan dari Kepandun Hizbul Wathan yaitu menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda yang memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan berteknologi serta berakhlaq karimah dengan tujuan untuk terwujudnya pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader persyarikatan, umat, dan bangsa. 2 Salah satu langkah dalam pembuatan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah adalah perencanaan program. Dan Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah Pekalongan telah dipersiapkan dengan matang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah Pekalongan pada awalnya kepala sekolah memilih salah satu guru untuk menjadi pembina ekstrakurikuler Hizbul Wathan. Kemudian pihak sekolah dan pembina Hizbul Wathan menyusun program perencanaan pelaksanaan Hizbul Wathan yaitu program tahunan seperti kegiatan kemah bakti atau jambore oleh daerah dan wilayah, 1 AgusArifiyanto, Pembina EkstrakurikulerHizbulWathan SMK MuhammadiyahPekalongan, WawancaraPribadi, 27 Agustus AD-ART GerakanKepanduanHizbulWathan, hlm

4 92 untuk program mingguan seperti pelatihan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan yang dilaksanakan setiap 2 minggu sekali. Kepala SMK Muhammadiyah Pekalongan, Bapak Ghazali mengungkapkan:...program mingguan kegiatan Hizbul Wathan meliputi pelatihan rutin 2 minggu sekali. Program setiap tahun ada kemah bakti atau jambore oleh daerah dan beberapa tahun sekali oleh wilayah. 3 Keterangan lain juga disampaikan oleh Bapak Agus: Rencananya ada pelatihan hari Sabtu, Rabu, dan Jum at dari pukul Untuk perencanaan materi kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan tidak lepas dari kurikulum Kepanduan Hizbul Wathan dan juga buku ketrampilan kepanduan Hizbul Wathan. Di dalam kurikulum kepanduan Hizbul Wathan tidak hanya termuat materi mengenai kepanduan saja, tetapi juga termuat materi mengenai pendidikan agama Islam. Namun, untuk materi pendidikan agama Islam sudah disampaikan ketika KBM, jadi materi yang disampaikan ketika pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan hanya tentang kepanduan. Meskipun begitu, dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan tetap memasukkan nilai-nilai akhlak. Bapak Agus menuturkan: Untuk materi 3 Ghazali, Kepala SMK MuhammadiyahPekalongan, WawancaraPribadi, 27 Agustus AgusArifiyanto, Pembina EkstrakurikulerHizbulWathan SMK MuhammadiyahPekalongan, WawancaraPribadi, 4 September 2015

5 93 kita mengambil dari kurikulum dan ketrampilan Hizbul Wathan. Namun untuk materi seperti agama atau ibadah, kita sampaikan dalam KBM. 5 SMK Muhammadiyah Pekalongan telah melaksanakan perencanaan program ekstrakurikuler Hizbul Wathan dengan melibatkan banyak pihak. Pihak-pihak tersebut antara lain kepala sekolah, wakil kepala kesiswaan, pembina dan Brimob Kalibanger 407. Diharapkan dengan banyak pihak yang terlibat dalam proses perencanaan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan, maka dalam pelaksanaannya bisa berjalan dengan lancar. 2. Analisis Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam Membentuk Akhlak Siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan. Implementasi merupakan pelaksanaan atau penerapan. 6 Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler dapat diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. 7 Hizbul Wathan adalah sebuah organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak dibidang kepanduan untuk menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda yang memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan berteknologi serta berakhlaq karimah dengan tujuan untuk terwujudnya 5 AgusArifiyanto, Pembina EkstrakurikulerHizbulWathan SMK MuhammadiyahPekalongan, WawancaraPribadi, 4 September DepartemenPendidikanNasional, KamusBesarBahasa Indonesia PusatBahasa,EdisiKeempat (Jakarta: PT. GramediaPustakaUtama, 2008), h NovanArdyWiyani, MembumikanPendidikanKarakter di SD (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 108.

6 94 pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader persyarikatan, umat, dan bangsa dengan metode yang menarik, menantang dan menyenangkan. 8 Akhlak merupakan pranata perilaku manusia dalam segala aspek kehidupan. 9 Sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan adalah penerapan atau pelaksanaan kegiatan pendidikan kepanduan Hizbul Wathan sebagai kepanduan Islam yang bertujuan untuk membina anak untuk memiliki akhlak mulia. Tujuan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan SMK Muhammadiyah Pekalongan sudah sesuai dengan tujuan perencanaan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan yaitu membentuk karakter Islami dan tujuan tersebut sejalan dengan visi SMK Muhammadiyah Pekalongan Insan Mulia Berkompeten, Disiplin dan Relegius. Selain sesuai dengan tujuan kepanduan Hizbul Wathan itu sendiri, tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan SMK Muhammadiyah Pekalongan juga sesuai dengan tujuan Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah yaitu: Membentuk manusia muslim yang beriman, bertaqwa, dan berakhlaq mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, berdisiplin, bertanggung jawab, cinta tanah air, memajukan dan memperkembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan, dan beramal menuju terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT Muhammad Dzikron, KetrampilanKepanduanHizbulWathan, (Klaten: Kwartir Daerah Klaten, 2014), hlm.- 9 Beni Ahmad Saebanidan Abdul Khamid, IlmuAkhlak (Bandung: PustakaSetia, 2010), hlm Hamdan, ParadigmaBaruPendidikanMuhammadiyah, (Jogjakarta: R-Ruzz Media, 2009), hlm 86.

7 95 Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara kepada beberapa pihak di SMK Muhammadiyah Pekalongan, ditemukan data bahwa kegiatan ekstrakurikuer Hizbul Wathan telah dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler wajib yang harus diikuti oleh seluruh siswa kelas X. Kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan yang telah dilaksanakan setiap minggunya berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan. Hal ini dapat dibuktikan dari pernyataan salah seorang pembina Hizbul Wathan yang mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan terbagi menjadi 4 gelombang yang dilaksanakan setiap hari Sabtu, Rabu, dan Jum at mulai jam sampai pukul 16.00, peserta yang mengikuti adalah semua siswa kelas X, dengan pembina 2 orang serta ada 84 siswa sebagai pengampu. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Agus Arifiyanto:...Gelombang pertama hari Rabu terdiri untuk 4 kelas, gelombang kedua hari Sabtu ke-1 terdiri 3 kelas, gelombang ketiga hari Sabtu ke-2 terdiri 3 kelas, gelombang keempat hari Jum at terdiri 2 kelas Keterangan lain juga diungkapkan oleh anggota Hizbul Wathan, Nur Af idah mengatakan Sangat baik dan lancar mbak. Kegiatannnya sendiri biasanya dilaksanakan tiap hari Rabu, Sabtu dan Jum at AgusArifiyanto, Pembina EkstrakurikulerHizbulWathan SMK MuhammadiyahPekalongan, WawancaraPribadi, 27 Agustus NurAf idah, AnggotaEkstrakurikulerHizbulWathan SMK MuhammadiyahPekalongan, WawancaraPribadi, 9 September 2015

8 96 Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah Pekalongan, pembina dan pengampu dalam mengajar juga menggunakan metode kepanduan Hizbul Wathan. Hal ini sesuai dengan metode kepanduan Hizbul Wathan yaitu: 1) Pemberdayaan anak didik lewat sistem beregu; 2) Kegiatan dilakukan di alam terbuka; 3) Pendidikan dengan metode yang menarik, menyenangkan, dan menantang; 4) Penggunaan sistem kenaikan tingkat dan tanda kecakapan; 5) Sistem satuan dan kegiatan terpisah antara pandu putera dan pandu puteri. 13 Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat bagi peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan diharapkan mampu membentuk akhlak baik dan watak yang baik bagi siswa. bapak Agus menguungkapkan Salah satunya pembentukkan karakter, kedisiplinan, berakhlak mulia, dan yang terakhir adalah mempunyai tanggung jawab. 14 Bapak Sulistiono selaku wakil kepala kesiswaan juga menjelaskan manfaat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan bagi siswanya di SMK Muhammadiyah yaitu bahwa manfaat dari mengikuti ekstrakurikuler Hizbul Wathan itu menanamkan karakter yang baik, intinya sesuai dengan tujuan dari Muhammadiyah Bidang DIKLAT KwartirPusatHizbulWathan, BahanPelatihan Jaya MelatiII, (Yogyakarta: PusatPengadaanPerlengkapan HW KwartirPusatHizbulWathan), Hlm AgusArifiyanto, Pembina EkstrakurikulerHizbulWathan SMK MuhammadiyahPekalongan, WawancaraPribadi, 27 Agustus Sulistiono, WaklKesiswaan SMK MuhammadiyahPekalongan, WawancaraPribadi, 4 Agustus 2015

9 97 Agar pelaksanaan kegiatan ekstrakrurikuler Hizbul Wathan mencapai target, maka setiap anggota kepanduan Hizbul Wathan perlu diberikan bekal ataupun materi dengan berbagai ketrampilan. Adapun materi yang disampaikan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Untuk materi kepanduan Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah Pekalongan, pembina dan pengampu mengacu kepada kurikulum kepanduan Hizbul Wathan sesuai dengan tingkatannya. Di dalam kurikulum kepanduan Hizbul Wathan terdapat 2 bagian materi kepanduan Hizbul Wathan yaitu tentang agama Islam dan ketrampilan kepanduan. Untuk pelaksanaannya kepanduan Hizbul Wathan materi tentang agama Islam sudah disampaikan pada saat KBM, jadi materi yang disampaikan pada pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan hanya materi tentang ketrampilan kepanduan saja. Sedangkan dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan memasukkan nilai-nilai dari isi Undang-undang Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa. 16 Hal tersebut sesuai dengan aspek materi dalam kepanduan Hizbul Wathan yang terbagi dalam 4 kelompok yaitu 1) Kelompok aqidah (spiritual), 2) Kelompok akhlak (emosional), 3) Kelompok jamiyah (manajerial), 4) Kelompok muamalah (fisik) AgusArifiyanto, Pembina EkstrakurikulerHizbulWathan SMK MuhammadiyahPekalongan, WawancaraPribadi, 27 Agustus Bidang DIKLAT KwartirPusatHizbulWathan, BahanPelatihan Jaya MelatiII, (Yogyakarta: PusatPengadaanPerlengkapan HW KwartirPusatHizbulWathan), hlm 49-50

10 98 Untuk mencapai pelaksanaan ekstarkurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa, maka diperlukan berbagai macam strategi. Adapun strategi yang digunakan di SMK Muhammadiyah Pekalongan terbagi dalam 2 kelompok yaitu: kegiatan formal dan kegiatan nonformal. Pada kegiatan formal, pembentukan akhlak melalui KBM dengan cara memasukkan atau mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai akhlak di dalam setiap mata pelajarannya, kemudian menyisipkan kegiatan-kegiatan di dalam waktu KBM yang meliputi ada kegiatan harian, kegiatan mingguan dan kegiatan tahunan. Pada kegiatan nonformal yaitu kegiatan yang terpisah dengan KBM, kegiatannya seperti LDK 1 dan LDK 2, Gladi Fisik Mental, lomba-lomba dan masih banyak kegiatan lain yang pastinya dengan tujuan membentuk akhlak siswanya. Dan semua strategi tersebut termasuk menjadi program pembinaan karakter di sekolah. Seprti yang diungkapkan oleh Bapak Sulistiono Bapak Sulistiono menjelaskan: di SMK Muhammadiyah itu memiliki format dalam membentuk karakter itu dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu Kegiatan formal dan kegiatan nonformal Dan juga Bapak Ghazali mengungkapkan kalau ini bukan Hizbul Wathan saja, tapi ini sudah terintegrasi menjadi program pembinaan karakter di sekolah Strategi tersebut sesuai dengan metode pembinaan akhlak, bahwa dalam pembinaan akhlak selanjutnya dapat dianalisis pada muatan akhlak 18 Sulistiono, WakaKesiswaan SMK MuhammadiyahPekalongan, WwancaraPribadi, 4 Agustus Ghazali, Kepala SMK MuhammadiyahPekalongan, WawancaraPribadi, 27 Agustus 2015.

11 99 yang terdapat pada seluruh aspek ajaran Islam, Pembinaan akhlak dalam Islam juga terintegrasi dengan pelaksanaan rukun iman, Cara lain dalam pembinaan akhlak ini adalah pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu, Pembinaan akhlak melalui keteladanan, Pembinaan akhlak dengan cara senantiasa menganggap diri ini sebagai yang banyak kekurangan dari pada kelebihannya, Pembinaan akhlak dengan memperhatikan faktor kejiwaan sasaran yang akan dibina Analisis Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam Membentuk Akhlak Siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan. Dalam setiap kegiatan tentunya tidak terlepas dengan adanya evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa, dan kemampuan siswa pada saat proses pembelajaran maupun kegiatan yang telah dilaksanakan. Aspek evaluasi yang digunakan pembina dan pengampu pada saat proses implementasi kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa terbagi dalam 4 aspek meliputi absensi, materi, praktek, dan sikap. Bapak Agus menuturkan:...aspek yang dinilai yang pertama adalah absensi, kedua materi, ketiga praktek, yang terakhir adalah sikap/akhlak. 21 Evaluasi program pelaksanaan ekstrakurikuler Hizbul Wathan SMK Muhammadiyah Pekalongan dilakukan dengan evaluasi praktek ketika semua materi sudah tercapai disampaikan. Pelaksanaan evaluasi 20 Abuddin Nata, Op.cit., hlm AgusArifiyanto, Pembina EkstrakurikulerHizbulWathan SMK MuhammadiyahPekalongan, WawancaraPribadi, 27 Agustus 2015

12 100 dilaksanakan 2 kali di setiap akhir semesternya. Dengan demikian, siswa masih dapat berkonsentrasi pada evaluasi Hizbul Wathan. Sedangkan presensi atau abseni siswa direkapitulasi selama satu semester latihan rutin. Untuk penilaian sikap/akhlak akhlak dengan cara pengamatan yang dilakukan oleh pembina dan para pengampu. Dan hasil nilai tersebut akan dinyatakan ke dalam raport. SMK Muhammadiyah Pekalongan termasuk sekolah yang tegas dalam melaksanakan ekstrakurikuler Hizbul Wathan. Bagi siswa yang kurang aktif, nilai rapor akan dikosongi terlebih dahulu. SMK Muhammadiyah Pekalongan merupakan sekolah yang mewajibkan adanya ekstrakurikuler Hizbul Wathan pada siswa kelas X. Ada sanksi tegas yang diberlakukan pihak sekolah kepada semua siswa apabila tidak pernah mengikuti latihan rutin Hizbul Wathan. Hal tersebut bertujuan agar siswa dapat lebih aktif dalam mengikuti latihan rutin setiap minggunya. Dengan demikian proses evaluasi pada pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan pada saat kegiatan oleh siswa. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa dapat disimpulkan bahwa semua kegiatan lingkungan di sekolah dilakukan untuk membina dan membentuk akhlak mulia dan bertujuan agar siswanya memiliki keterampilan yang berguna bagi pribadi dan masyarakata dalam

13 101 kehidupan kesehariannya dengan pengajaran yang ada di kelas maupun dengan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam Membentuk Akhlak Siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan. Dari hasil penelitian, didapat beberapa mengenai faktor pendukung dan penghambat implementasi kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa SMK Muhammadiyah Pekalongan. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Faktor Pendukung Peneliti menemukan beberapa faktor-faktor pendukung dalam implementasi kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah Pekalongan yaitu sebagai berikut: a. Dukungan dari pihak sekolah Faktor pendukung implementasi kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa di SMK Muhammadiyah Pekalongan berasal dari dukungan pihak sekolah itu sendiri. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan yang diselenggarakan di SMK Muhammadiyah Pekalongan merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka memberikan fasilitas kepada siswa untuk mengembangkan potensinya. Hal itu merupakan bukti dukungan yang diberikan dari

14 102 pihak sekolah demi suksesnya kegiatan tersebut. Seperti penuturan dari Kepala SMK Muhammadiyah Pekalongan bahwa kontribusinya sangat penuh oleh karna itu pelaksanaan kegiatan Hizbul Wathan sepenuhnya disupport menjadi tanggungan SMK Muhammadiyah Pekalongan baik itu materiil maupun non materiil. b. Di bawah Persyarikatan Muhammadiyah Pelaksanaan kegiatan Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah Pekalongan berjalan dengan lancar karena Hizbul Wathan sendiri adalah kepanduan yang didirikan oleh Muhammadiyah. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Agus bahwa faktor pendukungnya karena kita berada di lembaga Muhammadiyah, sehingga mudah sekali menyelenggarakan disini dan tidak ada lembaga-lembaga lain yang menghalangi. c. Sarana prasarana yang memadai Pihak sekolah menyediakan sarana prasarana yang memadai guna mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan diantaranya adalah tenda, bendera, tali temali, tongkat dan peralatan P3K. Sarana prasarana yang telah disediakan tersebut sudah dimanfaatkan dengan baik dalam pelaksanaan Ekstrakurikuler Hizbul Wathan. Jika pelatihan yang berlangsung materinya membutuhkan alat, siswa diminta menggunakan alat-

15 103 alat yang telah tersedia. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Agus bahwa untuk alat-alat kita termasuk yang lengkap. d. Tersistem dan terjadwal Bahwa pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah Pekalongan sudah tersistem dan terjadwal dengan baik, sehingga diharapkan dalam pelaksanaannya akan berjalan dengan baik. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Sulistiono bahwa faktor pendukungnya dalam ekstrakurikuler Hizbul Wathan kegiatan ini sudah tersistem dan terjadwal serta nilai ekstrakurikuler Hizbul Wathan sebagai penentu untuk kenaikan kelas. e. Pembina yang berkompeten Agar pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan berjalan dengan lancar, maka diperlukan seorang pembina yang berkompeten dalam bidangnya yaitu kepanduan. Seperti yang dinyatakan oleh Bapak Sulitiono bahwa dari segi pelatih sudah juga sudah baik. f. Dukungan dari orang tua Dukungan orang tua siswa juga memberikan pengaruh besar terhadap terlaksananya kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan di SMK Muhammadiyah Pekalongan. Dengan adanya dukungan yang besar terhadap siswa maka akan tercipta motivasi yang tinggi pada anak untuk aktif mengikuti kegiatan

16 104 ekstrakurikuler Hizbul Wathan. Seperti yang diungkapkan oleh siswa yang bernama Dhia Asa bahwa faktor pendukungnya yang pertama dapat dukungan dari orang tua dan pihak sekolah. 2. Faktor Penghambat Faktor penghambat yang berhasil peneliti temukan dalam implementasi kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan dalam membentuk akhlak siswa SMK Muhammadiyah Pekalongan adalah sebagai berikut: a. Siswa memiliki anggapan yang tidak benar Bahwa siswa yang bersekolah di SMK Muhammadiyah Pekalongan tidak hanya dari persyarikatan Muhammadiyah saja, namun dari prsyarikatan atau organisasi agama lain. Jadi mereka yang bukan dari Muhammadiyah beranggapan bahwa tidak wajib mengikuti ekstrakurikuler Hizbul Wathan. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Agus bahwa untuk halangan menghambat karna salah satu yang belajar di SMK Muhammadiyah Pekalongan bukan semua anak warga Muhammadiyah sehingga seakan akan bahwasanya kepanduan Hizbul Wathan itu mencorakkan dia harus dari warga Muhammadiyah, b. Malasnya siswa Siswa cenderung mudah terpengaruh dengan siswa lain ketika satu tidak berangkat, yang lain ikut-ikutan tidak mau berangkat. Ini menjadi salah satu faktor atau kendala bagi guru

17 105 pembimbing kegiatan untuk mengajak mereka latihan.bapak Agus menjelaskan anak-anak yang tidak suka dengan kepnduan itu cenderung untuk bolos atau pura-pura sakit atau tidak berangkat pada harinya padahal kita sudah mengumumkan 2 sampai 3 ksli pengumuman sebelum hari H. c. Jumlah pengampu terbatas dan jumlah siswa banyak Hambatan juga datang dari ketidakseimbangan jumlah pembina dengan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathan. Di SMK Muhammadiyah Pekalongan hanya terdapat dua pembina. Meskipun SMK Muhammadiyah Pekalongan telah memiliki pasukan khusus Aqobah, namun mereka tidak semuanya terjun ikut membantu pada saat kegiatan karena kesibukan. Jumlah pembina ini sangat kurang jika dibandingkan dengan jumlah siswa peserta ekstrakurikuler Hizbul Wathan. minimnya tenaga pembina Hizbul Wathan ini membuat jalannya kegiatan kurang maksimal. Hal ini membuat kegiatan latihan kurang kondusif karena tidak maksimal dalam pendampingannya. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Sulistiono bahwa faktor penghambatnya yaitu karena jumlah siswanya itu banyak, sementara tenaga pendidik relatif masih terbatas sehingga tidak bisa setiap anak itu terjangkau atau maksimal pendampingannya.

18 106 d. Tidak tepat waktu Selanjutnya dari molornya jadwal pelaksanaan kegiatan yang seharusnya dilaksanakan pukul tetapi kegiatan kadang dilaksanakan terlambat itu merupakan suatu masalah. Hal ini menyebabkan kurang maksimalnya waktu latihan. Seperti yang diungkapkan oleh siswa yang bernama Wafa bahwa faktor penghambatnya itu kadang bosan dengan materinya, tidak tepat waktu. Selain beberapa faktor penghambat di atas yang telah disebutkan, masih ada beberapa faktor yang menjadi penghambat seperti materi yang disampaikan monoton jadi membuat para siswa yang mengikuti merasa bosan, terdapat ketidakseriusan dan disiplin oleh siswa, dan kurang tegasnya ketua dalam mengambil sikap atau keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. upaya sekolah dalam mendukung tujuan pendidikan nasional, Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. upaya sekolah dalam mendukung tujuan pendidikan nasional, Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah merupakan salah satu upaya sekolah dalam mendukung tujuan pendidikan nasional, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di. dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di. dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Setiap pendidikan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gambaran situasi masyarakat dan dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN PATRIOTISME DALAM GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 4 Sambi Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial. Ini berarti manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup secara berkelompok dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran nasionalisme yang pertama kali muncul di Indonesia adalah kesadaran etnis yang kemudian melahirkan keragaman. Keragaman ini selanjutnya dipersatukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dan rakyat Indonesia dewasa ini tengah gencar-gencarnya mengimplementasikan pendidikan karakter di institusi pendidikan. Pendidikan karakter yang diimplementasikan

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006 Oleh : Rini Rahmawati NIM K 7402135 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN A. Profil SD Muhammadiyah 8 Banjarmasin SD Muhammadiyah 8 Banjarmasin adalah salah satu sekolah swasta dengan akreditasi A. Sekolah ini memiliki NSS 104156002086. Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan untuk membentuk kepribadian peserta didik seperti yang dimaksud dalam tujuan gerakan pramuka tidak dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat secara sekaligus,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B) BAB I PENDAHULUAN Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B) rumusan masalah, (C) tujuan penelitian, (D) manfaat penelitian, (E) definisi operasional. Berikut ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan

BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI A. Pengertian Program Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran wajib yang merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran keikhlasan, kejujuran, keadilan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum berarti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupannya pada taraf hidup yang lebih baik.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjan S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjan S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PENANAMAN KARAKTER SEMANGAT KEBANGSAAN DAN CINTA TANAH AIR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER HIZBUL WATHAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (Studi Kasus SMP Muhammadiyah 4 Surakarta TahunPelajaran 2013/2014) NASKAH

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO 64 BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA YMI Wonopringgo, peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini.

BAB V PEMBAHASAN. Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini. BAB V PEMBAHASAN Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini. Pada pembahasan ini peneliti akan mendialogkan temuan penelitian di lapangan dengan teori atau pendapat para ahli.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PATROLI KEAMANAN SEKOLAH (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah di SMK Negeri 2 Sragen Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar bukan hanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar bukan hanya karena ukuran wilayahnya yang luas dan kondisi kekayaan alamnya yang melimpah melainkan juga bangsa Indonesia

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam hidup, karena pendidikan mempunyai peranan penting guna kelangsungan hidup manusia. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter sangat penting dalam membangun sebuah peradaban bangsa yang kuat dan berahlak mulia. Tanpa karakter sebuah bangsa yang dibangun atas seseorang dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BACA TULIS AL QUR AN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerakan pramuka sebagai satu-satunya wadah kegiatan kepanduan di sekolah merupakan tempat pendidikan bagi anak-anak yang dilaksanakan dengan penuh kegembiraaan, penuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara padu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan serta memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. MA Xaverius Kota bukittinggi. kesimpulan sebagai berikut: 1. Usaha Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Nilai Karakter yaitu

BAB V PENUTUP. MA Xaverius Kota bukittinggi. kesimpulan sebagai berikut: 1. Usaha Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Nilai Karakter yaitu BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi data dan analisis yang penulis lakukan tentang usaha guru PAI dan Kepala Sekolah dalam membina nilai karakter pada siswa MA Xaverius Kota bukittinggi.

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Guna terlaksananya kegiatan PPL dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan, berbagai persiapan telah dilakukan oleh mahasiswa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, memberi kekuatan hidup serta membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang semakin baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pembangunan nasional pada dasarnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Membangun dan membentuk masyarakat Indonesia untuk menjadi manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa dekadensi moral yang berakibat pada perilaku-perilaku

BAB I PENDAHULUAN. membawa dekadensi moral yang berakibat pada perilaku-perilaku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi yang membawa pengaruh budaya barat mulai semakin marak di negeri ini. Hal-hal yang negatif sudah hampir menjadi sesuatu yang tidak lagi tabu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Visi, Misi, dan Jumlah Siswa Tahun unggul, kompetitif, beriman, dan berakhlak mulia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Visi, Misi, dan Jumlah Siswa Tahun unggul, kompetitif, beriman, dan berakhlak mulia. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMK Negeri 1 Kendal Dalam penelitian ini gambaran umum yang disajikan secara rinci sebagai berikut : Visi, Misi, dan Jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Allah yang bersumber dari al-qur an dan as-sunnah yang pemahamannya. seperti dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Allah yang bersumber dari al-qur an dan as-sunnah yang pemahamannya. seperti dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai di dalam agama Islam dibagi menjadi dua yaitu nilai Ilahiyyah dan nilai Insaniyyah. Nilai Ilahiyyah merupakan nilai yang erat kaitannya dengan ketuhanan,

Lebih terperinci

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan dunia pendidikan. Pendidikan bukan hanya sebatas media menyalurkan ilmu dari pendidik kepada siswa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu negara berkembang seperti halnya Indonesia diperlukan adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu cara untuk membentuk SDM yang berkualitas

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Praktik mengajar merupakan kegiatan pokok pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), dimana mahasiswa ikut terlibat langsung dalam proses belajar mengajar

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional a Pendidikan d Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia baik fisik maupun moril, sehingga pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dewasa ini semakin berkembang. Pendidikan disebut sebagai kunci dari kemajuan Negara. Pendidikan dapat meningkatkan pola pikir seseorang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas. Hal ini bertujuan untuk membentuk kepribadian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan deskripsi hasil penelitian selama di lapangan dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terhadap anggota kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SMKN 1

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN SIKAP SISWA DALAM MENERIMA PELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2009/ 2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan melalui pendidikan sekolah. Kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates (munadlir@yahoo.co.id) ABSTRAK Pendidikan di sekolah sampai saat kini masih dipercaya sebagai media yang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL SDN SAMPARWADI 2. Samparwadi Ds. Puser RT/RW.001/002 Kec. Tirtayasa Kab. Serang-Banten. Berdiri

BAB II PROFIL SDN SAMPARWADI 2. Samparwadi Ds. Puser RT/RW.001/002 Kec. Tirtayasa Kab. Serang-Banten. Berdiri BAB II PROFIL SDN SAMPARWADI 2 A. Gambaran Umum SDN Samparwadi 2 SDN Samparwadi 2 merupakan sekolah dasar berstatus negeri, terlatak di Kp. Samparwadi Ds. Puser RT/RW.001/002 Kec. Tirtayasa Kab. Serang-Banten.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam memajukan peradaban suatu bangsa. Melalui pendidikan, manusia akan tumbuh dan berkembang membangun daya intelektualnya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Simpulan

BAB V PENUTUP Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Setelah dipelajari, dikaji serta dianalisis skripsi yang berjudul Implementasi Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1 PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN PPL Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) akan berjalan dengan baik maka diperlukan berbagai hal yang harus dipersiapkan, baik berupa

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PERANAN KEGIATAN MORNING SPIRITUAL GATHERING (MSG) DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB PADA GURU DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO (Studi Kasus di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu yang secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan mengikuti

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam 171 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam tesis ini maka penulis dapat mengemukakan isi dari keseluruhan inti penelitian berupa kesimpulan

Lebih terperinci

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin meluas menuntut masyarakat untuk turut serta berperan dalam kemajuan yang harus ditingkatkan. Dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan karakter penting bagi bangsa Indonesia, karena untuk melahirkan generasi bangsa yang tangguh. Bung Karno menegaskan bahwa bangsa ini harus dibangun dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH AWWALIYAH AL-HIDAYAH KOMPLEK TAMAN CIRUAS PERMAI KECAMATAN CIRUAS SERANG

BAB II GAMBARAN UMUM MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH AWWALIYAH AL-HIDAYAH KOMPLEK TAMAN CIRUAS PERMAI KECAMATAN CIRUAS SERANG BAB II GAMBARAN UMUM MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH AWWALIYAH AL-HIDAYAH KOMPLEK TAMAN CIRUAS PERMAI KECAMATAN CIRUAS SERANG A. Sejarah Madrasah Diniyah Takmiliyah Awwaliyah Al- Hidayah Madrasah Diniyah Takmiliyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang menempatkan pendidikan dalam posisi yang sangat vital. Oleh karena itu Muhammadiyah yang dikenal sebagai gerakan Islam modern di Indonesia, menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah dalam mengatasi dekadensi moral. Dekadensi moral terjadi di kalangan pelajar, berupa meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang sangat penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Islam ada tiga ajaran pokok yaitu akidah, ibadah, dan muamalah. Ibadah merupakan kewajiban utama manusia terhadap Allah SWT. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam kehidupan. Bangsa yang maju selalu diawali dengan kesuksesan di bidang pendidikan serta lembaga pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Pendidikan Full Day School di MTs Muhammadiyah Kebonan Kecamatan Batang Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kepramukaan menjadi salah satu bagian penting dalam insan pendidikan Indonesia yang berwujud pada gerakan pramuka. Gerakan pramuka adalah lembaga

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap implementasi pembelajaran pendidikan agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungan

Lebih terperinci

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia, yakni masalah pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis di SMK Negeri 1

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis di SMK Negeri 1 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis di SMK Negeri 1 Pogalan mengenai penanaman sikap disiplin dan tanggungjawab peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler

Lebih terperinci

KWARTIR DAERAH KABUPATEN JEPARA Jalan Raya Kelet Keling Jepara, /

KWARTIR DAERAH KABUPATEN JEPARA Jalan Raya Kelet Keling Jepara, / GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN KWARTIR DAERAH KABUPATEN JEPARA Jalan Raya Kelet Keling Jepara, 0219 579185/ 085725338777 No. : 002/EDR/Kwarda/E /I/2017 Jepara, 01 Muharram 1439 H Lamp. : 1 Bendel 21 September

Lebih terperinci

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang serta dapat

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor : 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa : Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka

BAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan manusia di dunia ini adalah sebagai wakil Allah SWT, sebagai pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka bumi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dalam negara. SDM yang akan mampu memajukan dan mengembangkan negara adalah SDM yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya. Betapa pentingnya pendidikan agama itu bagi setiap warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak mungkin terlepas dari kehidupan manusia. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan sumber

Lebih terperinci