PENGEMBANGAN STOP PASSING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN STOP PASSING"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN STOP PASSING SEBAGAI MODIFIKASI DARI PERMAINAN SEPAKBOLA UNTUK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V ABSTRAK Oleh: Didi Darmadi STKIP UNIDARMA Segeran Juntinyuat Indramayu Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan produk permainan sepakbola untuk pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar, serta mengetahui keefektifan model modifikasi permainan stop passing bola bagi siswa dan guru pendidikan jasmani. Berdasarkan uji skala luas terhadap produk, penggunaan produk model permainan sepakbola bagi siswa dapat meningkatkan denyut nadi sebesar 30% dari 126 siswa. (1) Aspek psikomotor dari 126 siswa, yang termasuk kategori baik berjumlah 85 atau 67%, kategori sedang berjumlah 35 siswa atau 28% dan kategori kurang berjumlah 5 siswa atau 6%. (2) Aspek kognitif dari 126 siswa, yang termasuk kategori baik berjumlah 57 atau 45%, kategori sedang berjumlah 63 siswa atau 50% dan kategori kurang berjumlah 4 siswa atau 3%. (3) Aspek afektif dari 126 siswa, yang termasuk kategori baik berjumlah 121 atau 96%, kategori sedang berjumlah 1 siswa atau 1% dan kategori kurang berjumlah 4 siswa atau 3%. Dapat disimpulkan bahwa model modifikasi permainan sepakbola untuk siswa sekolah dasar menghasilkan suatu produk yaitu permainan stop passing bola yang efektif dan dapat diterima dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Kata Kunci: Pengembangan; Permainan Stop passing; Penjasorkes; Siswa Sekolah Dasar. PENDAHULUAN Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup yang diajarkan di sekolah dasar memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Bermain merupakan aktivitas yang disenangi dan berpengaruh terhadap kehidupan dan juga merupakan kebutuhan hakiki bagi setiap individu, (I Putu Panca Adi, 2006). Proses pembelajaran menjadi faktor penting dalam tujuan belajar di sekolah, bahwa belajar dipandang sebagai suatu proses hasil dan fungsi. Sebagai suatu proses apabila siswa mengalami suatu pengalaman edukatif untuk mencapai tujuan, Slamet Raharjo (2007). Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang aman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual artinya proses belajar terjadi dalam individu sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya. Ruang lingkup pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) di jenjang sekolah dasar, menurut kerangka dasar kurikulum adalah kelompok mata pelajaran dengan wilayah pengembangan fisik, penanaman sportivitas dan pola hidup sehat. Adapun ruang lingkup mata pelajaran penjaskes pada jenjang sekolah dasar sesuai KTSP terdiri dari berbagai aktivitas jasmani, seperti : (1) Aktivitas permainan dan olahraga, yaitu meliputi : olahraga tradisional, keterampilan 1

2 GEMA WIRALODRA VOL.VII No.1 JUNI 2015 lokomotor, non lokomotor, manipulatif, atletik, kasti, rounders, sepak bola, bola kecil, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan bela diri serta aktivitas lainnya. (2) Aktivitas pengembangan, meliputi : mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk poostur tubuh serta aktivitas lainnya. (3) Aktivtas senam, meliputi : ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai serta aktivitas lainnya. (4) Aktivitas ritmik, meliputi : gerak bebas, senam pagi, senam kesegaran jasmani dan senam aerobik, serta aktivitas lainnya. (5) Aktivitas air, meliputi ; Permainan di air, keselamatan di air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainya. (6) Pendidikan luar kelas, meliputi : karya wisata (study tour) pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah dan aktivitas lainnya. (7) Kesehatan meliputi: penanaman hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang berkaitan dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cedera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Karakteristik anak usia sekolah dasar tidak hanya itu. Menurut Sumantri dan Sukmadinata dalam Wardani (2012), karakteristik anak usia sekolah dasar yaitu: (1) senang bermain; (2) senang bergerak; (3) senang bekerja dalam kelompok; dan (4) senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dalam pembelajaran permainan bola besar atau sepakbola siswa diharapkan mampu mempraktikkan gerakan mengontrol bola, mengoper bola, menstop bola, menendang bola, menggiring bola, berlari, dll. Contoh permainan bola besar atau sepakbola (yang menggunakan bola sepak) yang sudah ada yaitu : Sepak bola, Sepak bola mini, futsal, dll. Sebagiaan besar di sekolah dasar mengajarkan salah satu permainan bola besar tersebut, dalam proses pembelajaran bola besar khususnya permainan sepak bola, ada sedikit kendala ketika siswa mempraktikkan gerak dasar seperti mengontrol bola, kesulitan menstop bola, kemana bola akan ditendang, kurangnya kerjasama, emosi yang berlebihan, sehingga menyebabkan efektifitas permainan bola besar ini masih dirasa kurang. Penyebab dari kurangnya kemampuan siswa tersebut, dikarenakan dalam proses pembelajaran, guru dalam menyampaikan materi dan praktek kurang sesuai dengan rancangan pembelajaran, kurang kreatif dalam mengemas pembelajaran bola besar serta kurang menarik perhatian siswa, sehingga kadang siswa menjadi jenuh kadang pula ada siswa yang merasa sudah mengerti dan paham tentang materi yang akan di ajarkan. Kejenuhan tersebut dapat berdampak terhadap tingkat penguasaan teknik dasar stop passing pada pembelajaran dasar sepak bola dalam materi pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (Penjasorkes). Untuk mengetahui lebih lanjut tingkat penguasaan teknik stop passing siswa sekolah dasar kelas V, maka peneliti melakukan penelitian pendahuluan di sekolah dasar. Pada penelitian pendahuluan ini peneliti mengambil sampel siswa sekolah dasar kelas V dengan rincian 7 siswa putra dan 7 siswa putri, untuk uji coba sekala kecil dilakukan di SDN Kertasemaya I mengambil sampel kelas V yang berjumlah 37 siswa, sedangkan untuk uji coba sekala luas peneliti mengambil sampel 126 siswa di 3 sekolah dasar yaitu SDN Kertasemaya I, SDN Tulungagung III dan SDN Pilangsari I dengan jenjang kriteria umur tahun. Ketiga sekolah dasar tersebut semuanya berada di kabupaten Indramayu. Sepakbola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan cara menyepak yang mempunyai tujuan untuk memasukan bola kegawang lawan dengan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan bola (Muhajirin, 2004). Kemampuan dasar bermain sepak bola harus dikuasai. Dasar-dasar bermain sepakbola antara lain: menggiring (dribbling), mengoper (passing), menembak (shooting), menyundul bola (heading), menimang bola (juggling), menghentikan bola (trapping), dan lemparan ke dalam (throw-in), (Danny Mielke 2007). Menurut Kurniawan, (2011) Mengoper Bola (Passing) Operan (passing) bisa dilakukan dengan menggunakan beragam sisi kaki, dapat dilakukan dengan memakai kaki bagian dalam, kaki bagian luar, bagian ujung kaki, bagian tumit, atau bagian sisi bawah. Namun yang paling baik adalah menggunakan kaki bagian dalam (inside of the foot) dengan arah mendatar. Operan ini memiliki akurasi paling baik dibanding yang lainnya. Operan (passing) merupakan teknik dasar menendang bola yang berperan penting dalam permainan sepakbola. Melalui passing yang cermat 2

3 dan akurat akan meningkatkan kualitas permainan suatu tim. Kerjasama tim yang kompak dibutuhkan kemampuan passing yang baik dari setiap pemainnya. Lebih lanjut Danny Mielke, (2007) menyatakan Passing (operan) adalah seni memindahkan momentum bola dari satu pemain ke pemain lain. Menurut Irawan, (2009) Keberhasilan operan (passing) ditentukan oleh kualitas dari : keras, akurat dan mendatar. Menurut Kurniawan, (2011) Operan passing bisa dilakukan dengan menggunakan beragam sisi kaki, dapat dilakukan dengan memakai kaki bagian dalam, kaki bagian luar, bagian ujung kaki, bagian tumit, atau bagian sisi bawah. Namun yang paling baik adalah menggunakan kaki bagian dalam (inside of the foot) dengan arah mendatar. Operan ini memiliki akurasi paling baik dibanding yang lainnya. Operan (passing) merupakan teknik dasar menendang bola yang berperan penting dalam permainan sepakbola. Melalui passing yang cermat dan akurat akan meningkatkan kualitas permainan suatu tim. Kerjasama tim yang kompak dibutuhkan kemampuan passing yang baik dari setiap pemainnya. Lebih lanjut Danny Mielke, (2007) menyatakan Passing (operan) adalah seni memindahkan momentum bola dari satu pemain ke pemain lain. Menurut Irawan, (2009) Keberhasilan operan (passing) ditentukan oleh kualitas dari : keras, akurat dan mendatar. Menurut Sucipto, dkk (2000) tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan memudahkan umtuk passing.bagian kaki yang biasa digunakan untuk manghentikan bola adalah kaki bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki, dan telapak kaki. Menurut Danny Mielke (2003) dribbling adalah keterampilan dasar dalam sepakbola karena semua pemain harus mampu menguasai bola saat sedang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan operan. Menurut Sucipto, dkk (2000) menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan sama dengan kaki yang dipergunkan untuk menendang bola. Menurut Komarudin (2011) tujuan dari mendribbling bola adalah untuk melewati lawan, mengarahkan bola ke ruang/ tempat yang kosong. Permainan stop passing bola merupakan salah satu alternatif permainan sepak bola yang menitik beratkan pada teknik sepak bola khususnya pada teknik dasar menstop bola dan mengoper bola, tujuan permainan ini adalah agar siswa tidak merasa bosan/ jenuh ketika mempelajari materi dasar sepak bola, dan di karenakan sebagian besar siswa menginginkan langsung bermain sepak bola. Sebelum Penelitian, peneliti melakukan penelitian pendahuluan terlebih dahulu di 3 sekolah dasar yaitu SDN Kertasemaya I, SDN Tulungagung III dan SDN Pilangsai I. Untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran teknik dasar sepakbola diajarkan dan apakah siswa terlihat antusias dalam pembelajaran tersebut, pada penelitian ini sangat di perlukan validasi ahli tujuannya tidak lain yaitu untuk member masukan, saran serta lebih menspesifikasi bentuk permaian yang akan dikembangkan oleh peneliti. Produk yang akan di kembangkan adalah pengembangan stop passing sebagai modifikasi dari permaian sepakbola untuk pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan bagi siswa sekolah dasar kelas V. Adapun ahli Penjasorkes dalam penelitian ini adalah Dr. Sulaiman, M.Pd serta tiga orang guru Penjasorkes sekolah dasar yaitu Aditia Firmansyah S.Pd, Supriyatno, S.Pd dan Kurnia Imam Susanto, S.Pd METODE PENELITIAN Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010). Rancangan penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan prosedural, karena model ini bersifat deskriptif, yaitu suatu prosedur yang menggambarkan langkah-langkah yang harus diikuti dalam menghasilkan produk. Menurut Wasis (2004) dalam setiap pengembangan dapat memilih dan menemukan langkah yang paling tepat bagi penelitiannya berdasarkan kondisi dan kendala yang dihadapi. Penelitian dan pengembangan berupaya untuk menghasilkan suatu komponen dalam sistem pendidikan melalui langkah-langkah pengembangan dan validasi. Seperti dijelaskan oleh Borg & Gall (1983) yang dikutip oleh Samsudin (2005) dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan dapat digunakan untuk mengembangkan model 3

4 GEMA WIRALODRA VOL.VII No.1 JUNI 2015 pembelajaran, materi dan bahan pembelajaran, media pembelajaran, model-model kurikulum, manajemen pendidikan dan lainnya. Selanjutnya disebutkan bahwa prosedur penelitian dan pengembangan pada dasarnya memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) mengembangkan produk (2) menguji ke-efektifan produk dalam mencapai tujuan. Prosedur yang digunakan dalam pengembangan permaian stop passing bola untuk pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan siswa sekolah dasar meliputi lima tahap, yaitu: (1) Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan. (2) Mengembangkan produk awal model permainan stop passing bola, diantaranya merancang dan menyusun spesifikasi permaian stop passing bola, menentukan luas daerah permainan, menetukan bentuk gawang, menetukan jumlah pemain, merancang aturan bermain yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar. (3) Validasi ahli,desain awal stop passing bola sebelum diuji cobakan dalam uji skala kecil, terlebihdahulu dilakukan uji coba secara khusus dan skaligus dilakukan validasi oleh ahli yang sesuai dengan bidangnya. Untuk memvalidasi produk yang akan dihasilkan, peneliti akan melibatkan ahli, yaitu ahli permainan sepakbola dan ahli pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. (4) Uji coba Produk, uji coba skala kecil dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan produk awal yang dibuat, setelah dilakukan revisi produk akan dilanjutkan pada uji coba skala besar (5) Revisi produk, hasil uji coba secara khusus yang dilakukan oleh para ahli dengan hasil saran dan masukannya dilakukan perbaikan produk guna mendapatkan model permainan stop passing bola yang sesuai harapan, setelah dilakukan revisi produk maka tahap terakhir adalah hasil akhir produk berupa model permainan stop passing bola untuk siswa sekolah dasar. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara yang berupa kritik, saran dari ahli penjas dan nara sumber secara lisan maupun tulisan sebagai masukan konstruktif untuk bahan revisi produk. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari tes pengukuran ketepatan stop passing jarak 1 meter ke diding, tes tersebut dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran, apakah ada pengaruh penggunaan produk dan menghasilkan kemajuan keterampilan siswa. Instrumen yang digunakan dalam pengembangan produk berupa, wawancara, observasi, kuesioner, dokumentasi, tes stop passing bola. Wawancara digunakan untuk mencari dan mengumpulkan informasi secara sistematis dan terarah (para ahli dan narasumber). Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan proses pembelajaran penjasorkes. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan informasi dan para ahli, dosen, guru Penjasorkes untuk memberikan masukan dan saran tentang produk yang dihasilkan dan siswa sebagai pengguna produk. Kuesioner yang digunakan oleh siswa berupa sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dengan alternatif jawaban Ya dan Tidak. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan denyut nadi dari 126 siswa sebelum mengikuti pembelajaran Penjasorkes melalui media permainan stop passing bola dan sesudah mengikuti pembelajaran memberikan pengaruh terhadap peningkatan denyut nadi siswa sebesar 30 % dari 126 siswa, dengan rincian sebagai berikut : (1) denyut nadi minimal sebelum mengikuti pembelajaran penjasorkes melalui media permainan stop passing bola sebesar 60, denyut nadi maksimal sebelum mengikuti pembelajaran Penjasorkes melalui media permainan stop passing bola sebesar 94, ratarata denyut nadi sebelum mengikuti pembelajaran penjasorkes melalui media stop passing bola 76 dan (2) denyut nadi minimal sesudah mengikuti pembelajaran penjasorkes melalui media permainan stop passing bola sebesar 107, denyut nadi maksimal sesudah mengikuti pembelajaran Penjasorkes melalui media permainan stop passing bola sebesar 140, rata-rata denyut nadi sesudah mengikuti pembelajaran penjasorkes melalui media stop passing bola 122. Tabel 1. Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah Pembelajaran Stop Passing Bola Siswa Minimal Maksimal Rata-Rata Sebelum Pembelajaran Sesudah Pembelajaran

5 Hasil perhitungan menunjukan rata-rata denyut nadi dari 126 siswa mengalami peningkatan dari sebelum sampai sesudah mengikuti pembelajaran Penjasorkes melalui media stop passing bola. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pengembangan permainan stop passing bola terhadap peningkatan denyut nadi siswa dilakukan uji-t amatan ulang. Uji-t dilakukan menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS seri 16, dengan taraf signifikansi sebesar 0,05. berdasarkan hasil perhitungan uji-t, di dapat hasil bahwa β=0.000 < 0,05 dan t-hitung = 39, 954. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara denyut nadi sebelum mengikuti pembelajaran permainan stop passing bola dan sesudah mengikuti pembelajaran stop passing bola. Respon siswa terhadap aspek psikomotorik, kognitif dan afektif setelah menggunakan model permainan stop passing dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki kategori baik. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada aspek psikomotor, kognitif dan afektif dapat disimpulkan bahwa: (1) pada aspek psikomotor dari 126 siswa yang termasuk kategori baik berjumlah 85 Siswa, kategori sedang berjumlah 35 siswa, dan kategori kurang berjumlah 6 (2) pada aspek kognitif dari 126 siswa yang termasuk kategori baik berjumlah 57 Siswa, kategori sedang berjumlah 63 siswa, dan kategori kurang berjumlah 4. (3) pada aspek afektif dari 126 siswa yang termasuk kategori baik berjumlah 121 Siswa, kategori sedang berjumlah 1 siswa, dan kategori kurang berjumlah 4. Tabel 2. Respon 126 Siswa Terhadap Aspek Psikomotorik, Kognitif dan Afektif Psikomotorik Kognitif Afektif F % F % F % Baik Sedang Kurang Rata-Rata Berdasarkan pengambilan data tentang minat/ ketertarikan siswa terhadap model pengembangan stop passing bola juga di dapat dari wawancara sederhana dan pengamatan. Dengan dilihat dari jawaban bahwa siswa bersedia atau meminta untuk dilakukan pembelajaran lagi, juga dari antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Minat dan ketertarikan siswa sangat diperlukan untuk peningkatan kesegaran jasmani, dengan melakukan aktivitas tanpa paksaan akan menghasilkan peningkatan kesegaran jasmani secara optimal. Tahap revisi yang dilalui dalam proses pembuatan model permainan stop passing bola antara lain: pemilihan alat yang digunakan, penyusunan draf awal model permainan stop passing, revisi tahap I, revisi tahap II (akhir). Usaha pengembangan model permainan sepakbola yang dilakukan ini dengan menggunakan perubahan pada aturan sekunder, seperti ukuran lapangan, berat atau jenis peralatan, ukuran alat, aturan permainan, atau model penilaian (Siedintop 1994).Berikut ini adalah bagian dari produk yang telah direvisi dalam pengembangan model permainan stop passing bola. 5

6 GEMA WIRALODRA VOL.VII No.1 JUNI 2015 Tabel 3. Proses Revisi Produk Model Permainan Stop Passing Bola. Perlengkapan Draft Revisi I Uji Coba Skala Kecil Revisi II Skala Luas Bola Bola plastik atau karet Bola Karet Bola karet berukuran 4 Gawang Menggunakan Meja Gawang Mini Gawang tanpa penjaga gawaang P = 200cm T = 100cm Waktu 10 Menit 12 Menit 2X15 Menit (disesuaikan) Lapangan Halaman sekolah, Belum ada ketentuan luas lapangan Luas lapangan P = 20 m dan L = 10 m Jumlah Pemain 4 Pemain 4 pemain dan 2 pemain pengganti Peraturan Di utamakan Bola keluar lapangan menggunakan out, dimainkan lagi teknik stop dan dengan cara di passing passing, maksimal 3 dari sisi lapangan kali meyentuh bola kemudian di passing Luas alapangan P = 30m dan L = 15m 5 pemain dan 2 pemain pengganti Ada pinalti, pemain yg sudah diganti boleh dimainkan lagi Hasil akhir dalam penelitian dan pengembangan ini, yang berupa model permainan stop passing, diharapkan dapat digunakan oleh guru Penjasorkes di sekolah dasar, dalam penyampaian materi permainan sepak bola. Setiap penyampaian materi dalam pembelajaran Penjasorkes tidaklah lepas dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau yang lebih dikenal dengan RPP. Pembuatan contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang didalamnya mencakup materi permainan stop passing bola. SIMPULAN Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka pengembangan stop passing bola sebagai modifikasi dari permainan sepakbola dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Telah dihasilkan model permainan yang dapat meningkatkan kemampuan teknik dalam menghentikan dan mengoper bola pada pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang bernama permainan Stop Passing Ball. (2) Bentuk permainan Stop passing bola dapat memberikan dampak atau pengaruh terhadap meningkatnya denyut nadi siswa dan kemampuan teknik menstop dan mengoper bola. (3) Ketertrimaan produk pengembangan permainan stop passing bola ini di tinjau dari tiga unsur ranah penjas kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek psikomotor dari 126 siswa yang termasuk kategori baik berjumlah 85 Siswa, kategori sedang berjumlah 35 siswa, dan kategori kurang berjumlah 6. Aspek kognitif dari 126 siswa yang termasuk kategori baik berjumlah 57 Siswa, kategori sedang berjumlah 63 siswa, dan kategori kurang berjumlah 4. Aspek afektif dari 126 siswa yang termasuk kategori baik berjumlah 120 Siswa, kategori sedang berjumlah 2 siswa, dan kategori kurang berjumlah 4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model permainan stop passing bola yang dikembangkan dapat diterima dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah dasar. Pengembangan permainan stop passing bola sebagai produk yang telah dihasilkan dari penelitian dan telah melalui tahapan-tahapan yang sesuai dengan kaidan penelitian pengembangan 6

7 dan diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif materi pembelajaran permainan sepakbola untuk siswa sekolah dasar usia 10 sampai 12 tahun. Beberapa saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan pemanfaatan produk: (1) Dengan adanya permaian stop passing bola ini permaian sepakbola akan lebih bervariatif dan beranekaragam serta lebih menarik lagi. (2) Bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah dasar bisa mencoba menggunakan produk pengembangan stop passing ini dan diharapkan dapat mengembangkan lagi model-model permainan sepakbola yang lebih menarik. (3) Peneliti sangat mengharapkan berbagai masukan baik dari pembaca maupun pengguna model permaian stop passing bola, untuk dapat lebih menyempurnakan lagi model permaian stop passing bola tersebut. DAFTAR PUSTAKA Borg and Gall Educational Research, An Introduction. New York and London. Longman Inc. Danny Mielke Dasar-Dasar Sepakbola (terjemahan). Bandung: Pakar Raya. Gay, L.R. (1991). Educational Evaluation and Measurement: Competencies for Analysis and Application. Second edition. New York: Macmillan Publishing Compan. Irianto, Djoko Pekik Pedoman Praktis Berolahraga Untuk Kebugaran dan Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset. Kurniawan, Feri Buku Pintar Olahraga: Mens Sana In Corpore Sano.Jakarta: Laskar Aksara. Mardiyanto Pengembangan Peraturan Permainan Sepakbola Berbasis Karakteristik Anak Usia SD. Jurnal IPTEK Olahraga, Volume 11 No.4. Hal 325. Muhajir Pendidikan Jasmani Teori dan Kesehatan. Bandung: CV. Angkasa. Rusli Lutan Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Jakarta: Depdiknas. Samsudin Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/Mi. Jakarta.PT.Fajar Putra Grafika. Siedentop, D Sport Education: Quality PE Thourgh Positive Sport Experiences.USA-Human Kinetics. Sucipto, dkk Sepak Bola. Jakarta: Depdiknas. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta. Sukintaka Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes. Jakarta.Depdikbud. Wasis D. Dwiyogo Konsep Penelitian dan Pengembangan. Pusat Kajian Kebijakan Olahraga LEMLIT UM Penelitian Keolahragaan. Universitas Negeri Malang. Yudha dan Husdarta Perkembangan Peserta Didik. Depdikbud Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. 7

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani. Pendidikan Jasmani seringkali tersampingkan oleh pendidikan akademis lainnya, padahal aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan olahraga sering kali terkalahkan oleh pendidikan akademis lainya, padahal aspek kesehatan jasmani merupakan aspek penting guna mendukung pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan serta untuk

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan

Lebih terperinci

Pengembangan Model Permainan Futsal Siswa SMA Se-Kota Metro Lampung Tahun Riyan Jaya Sumantri. Universitas Negeri Semarang.

Pengembangan Model Permainan Futsal Siswa SMA Se-Kota Metro Lampung Tahun Riyan Jaya Sumantri. Universitas Negeri Semarang. Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014 Pengembangan Model Permainan Futsal Siswa SMA Se-Kota Metro Lampung Tahun 2014. Riyan Jaya Sumantri Universitas Negeri Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan mengarah pada tujuan pendidikan nasional itu sendiri, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAK BOLA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

PENGARUH METODE PEMBELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAK BOLA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI PENGARUH METODE PEMBELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAK BOLA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan kehidupan manusia tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok,

Lebih terperinci

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C A. Deskripsi Dalam buku pedoman bentuk latihan ini berisikan tentang variasivariasi

Lebih terperinci

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) 85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

Lebih terperinci

PENGARUH METODE BELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015

PENGARUH METODE BELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 PENGARUH METODE BELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE DEMONSTARSI PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 2 SATU ATAP PATUMBAK TAHUN AJARAN 2016/2017

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,

Lebih terperinci

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani di dalam sekolah memiliki peranan penting terhadap perkembangan perilaku siswa, yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MODIFIKASI PERMAINAN SEPAKBOLA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR. Oleh DWI SUPRIYANTO

PENGEMBANGAN MODEL MODIFIKASI PERMAINAN SEPAKBOLA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR. Oleh DWI SUPRIYANTO PENGEMBANGAN MODEL MODIFIKASI PERMAINAN SEPAKBOLA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR Oleh DWI SUPRIYANTO Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu model modifikasi permainan sepakbola

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA BASKET RING BALL SISWA SMP SE-KECAMATAN LUBUK RAJA OKU. Oleh: Daryono (Dosen Universitas PGRI Palembang)

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA BASKET RING BALL SISWA SMP SE-KECAMATAN LUBUK RAJA OKU. Oleh: Daryono (Dosen Universitas PGRI Palembang) PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA BASKET RING BALL SISWA SMP SE-KECAMATAN LUBUK RAJA OKU Oleh: Daryono (Dosen Universitas PGRI Palembang) Abstrak Permasalahan penelitian ini adalah model permainan bola

Lebih terperinci

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1 82. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Pendidikan

Lebih terperinci

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA BASKET RING BALL SISWA SMP SE KECAMATAN LUBUK RAJA OKU

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA BASKET RING BALL SISWA SMP SE KECAMATAN LUBUK RAJA OKU PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA BASKET RING BALL SISWA SMP SE KECAMATAN LUBUK RAJA OKU ABSTRAK Permasalahan penelitian ini adalah model permainan bola basket Ring Ball sebagai olahraga yang baru diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan dan kualitas individu, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

PERBEDAAN KETEPATAN SHOOTING MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI ANTARA PEMAIN DEPAN DENGAN PEMAIN TENGAH DI KLUB SEPAKBOLA PS KUDA LAUT PACITAN

PERBEDAAN KETEPATAN SHOOTING MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI ANTARA PEMAIN DEPAN DENGAN PEMAIN TENGAH DI KLUB SEPAKBOLA PS KUDA LAUT PACITAN Artikel Skripsi PERBEDAAN KETEPATAN SHOOTING MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI ANTARA PEMAIN DEPAN DENGAN PEMAIN TENGAH DI KLUB SEPAKBOLA PS KUDA LAUT PACITAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Lebih terperinci

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu olahraga permainan yang sudah dimainkan sejak lama di berbagai Negara, meskipun menggunakan istilah yang berbeda. Semua permainan

Lebih terperinci

Ontong Sinaga Surel:

Ontong Sinaga Surel: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TEMBAK KALENG SEBAGAI ALTERNATIF VARIASI PERMAINAN BOLA KECIL DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 TEBING TINGGI Ontong Sinaga Surel: ontongsinaga222@gmail.com

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SYAMSUL MA ARIF NPM

SKRIPSI. Oleh : SYAMSUL MA ARIF NPM Artikel Skripsi PENGARUH METODE PEMBELAJARAN GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 1 PLOSOKLATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

Nuri Sri Widi Astuti SDN Gedong 03 UPTD Pendidikan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Abstrak

Nuri Sri Widi Astuti SDN Gedong 03 UPTD Pendidikan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Abstrak Pembelajaran Pendidikan Jasmani Melalui Permainan Tradisional Bolgrang Siswa Kelas V SDN Gedong 03 Uptd Pendidikan Kecamatan Banyubiru Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 Nuri Sri Widi Astuti SDN Gedong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan mengarahkan peserta didik pada perubahan tingkah laku yang diinginkan. Pengertian ini

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR (SD) MODEL TERPADU MADANI

PENGEMBANGAN PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR (SD) MODEL TERPADU MADANI PENGEMBANGAN PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR (SD) MODEL TERPADU MADANI HENDRIK MENTARA¹, MARHADI², CHRISTIAN KUNGKU³ Staf Pengajar Program

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 4 (11) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENGEMBANGAN PERMAINAN BOLBAKDOR UNTUK PEMBELAJARAN GERAK DASAR PADA SISWA

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dengan dilatar belakangi oleh pribadi yang sangat menyukai olahraga sepakbola peneliti selalu memperhatikan semua kegiatan sepakbola dimanapun itu dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendididikan memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornament yang ditempel pada program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam permaianan beregu, permainan sepak bola ini terdiri dari sebelas pemain yang berada dilapangan

Lebih terperinci

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd.

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd. Sepakbola Oleh: Rano Sulisto,S.Pd Untuk bermain bola dengan baik pemain harus dibekali dengan teknik dasar yang baik. Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik pemain tersebut cenderung dapat bermain

Lebih terperinci

Journal of Physical Education and Sports

Journal of Physical Education and Sports JPES 1 (2) (2012) Journal of Physical Education and Sports http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes PENGEMBANGAN HOLE BALL SEBAGAI PERMAINAN BOLA KECIL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA

Lebih terperinci

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK

Lebih terperinci

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL Oleh MAIZUL HENDRI FAUZI 1103183/2011 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN WALLPASS TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING PERMAINAN SEPAKBOLA PADA MAHASISWA PENJASKESREK. (Jurnal) Oleh CHOIRUL UMAM

PENGARUH LATIHAN WALLPASS TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING PERMAINAN SEPAKBOLA PADA MAHASISWA PENJASKESREK. (Jurnal) Oleh CHOIRUL UMAM PENGARUH LATIHAN WALLPASS TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING PERMAINAN SEPAKBOLA PADA MAHASISWA PENJASKESREK (Jurnal) Oleh CHOIRUL UMAM PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN SEPAKBOLA MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN SELAT BALL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

MODEL PEMBELAJARAN SEPAKBOLA MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN SELAT BALL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR JPES 3 (2) (2014) JOURNAL OF PHYSICAL EDUCATION AND SPORTS http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes MODEL PEMBELAJARAN SEPAKBOLA MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN SELAT BALL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR Yudesta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan proses yang sangat berperan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui proses pendidikan manusia dididik dan dibina

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN GUIDE DISCOVERY

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN GUIDE DISCOVERY PENGARUH METODE PEMBELAJARAN GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA PUTRA SD NEGERI JAMBEWANGI 02 SELOPURO BLITAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 3 (2) (2014) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PASSING BOLABASKET MENGGUNAKAN KARTU TUGAS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HOLE BALL SEBAGAI PERMAINAN BOLA KECIL DALAM PEMBELAJARANPENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAGI SISWA SD KELAS V

PENGEMBANGAN HOLE BALL SEBAGAI PERMAINAN BOLA KECIL DALAM PEMBELAJARANPENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAGI SISWA SD KELAS V PENGEMBANGAN HOLE BALL SEBAGAI PERMAINAN BOLA KECIL DALAM PEMBELAJARANPENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAGI SISWA SD KELAS V Slamet Santoso Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas

Lebih terperinci

Pendapat lain diutarakan oleh Rosdiani (2013, hlm. 72)yang menyatakan

Pendapat lain diutarakan oleh Rosdiani (2013, hlm. 72)yang menyatakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang pada Pendidikan jasmani merupakan salahsatu program pendidikan yang berpacu aktivitas jasmani dan dirancang secara sistematis untuk meningkatkan kebugaran tubuh,kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN. Tujuan dilakukan analisis kebutuhan adalah untuk mengetahui

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN. Tujuan dilakukan analisis kebutuhan adalah untuk mengetahui BAB IV HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Penyajian Data Uji Coba 4.1.1 Analisis Kebutuhan Tujuan dilakukan analisis kebutuhan adalah untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Pendidikan Jasmani Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani adalah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIK DALAM PEMBELAJARAN INVASION GAMES DI SEKOLAH DASAR. Oleh: Yudanto

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIK DALAM PEMBELAJARAN INVASION GAMES DI SEKOLAH DASAR. Oleh: Yudanto IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIK DALAM PEMBELAJARAN INVASION GAMES DI SEKOLAH DASAR Oleh: Yudanto Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK Permainan merupakan salah satu materi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan prestasi. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini paradigma pendidikan sudah semakin berkembang dari pendekatan tradisional dimana siswa hanyalah sebagai objek pendidikan, kurang aktif di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam kegiatan belajar mengajar agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan

Lebih terperinci

Oleh Kusbani. Abstrak

Oleh Kusbani. Abstrak PENGEMBANGAN MODEL MODIFIKASI PERMAINAN BOLA TANGAN DAN BASKET UNTUK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Oleh Kusbani Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola Lusye SD Negeri Tanamodindi, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Jati Waluyaningsih 5. Kata Kunci : pendidikan jasmani, bola voli, modifikasi bola voli mini.

Jati Waluyaningsih 5. Kata Kunci : pendidikan jasmani, bola voli, modifikasi bola voli mini. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI BOLA VOLI MINI SISWA KELAS IV SDN KLATAKAN 02 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Jati Waluyaningsih 5 Abstrak.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini olahraga menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat, jika diamati kegiatan-kegiatan olahraga yang ada di lingkungan masyarakat sekarang ini, telah cukup tumbuh

Lebih terperinci

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA ISSN 2527-760X (Print) ISSN 2528-584X (Online) PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA Novri Gazali Universitas Islam Riau novri.gazali@edu.uir.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap individu, baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan mengikuti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 2 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting di dalam kehidupan suatu bangsa karena melalui pendidikan, suatu bangsa dapat mempersiapkan masa depannya dengan

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 1 (4) (2012) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu proses yang wajib diikuti dalam kehidupan setiap individu dan memiliki fungsi serta peranan penting bagi pembentukan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuda Muhammad Awaludin, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuda Muhammad Awaludin, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sepakbola adalah permainan yang menekankan kerjasama antar anggota tim yang terdiri dari penjaga gawang, striker, defender, gelandang. Permainan sepakbola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan disekolah - sekolah yang sama kedudukan dan pentingnya dengan mata pelajaran yang

Lebih terperinci

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. 57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Demikian juga di Indonesia bahkan mendapat

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR ANDI NURABADI Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 4 (10) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAKBOLA DENGAN PERMAINAN BALANGKA DALAM

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 2 (5) (2013) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr MODEL PENGEMBANGAN PERMAINAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Namun selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : RIYANTO NPM :

SKRIPSI. Oleh : RIYANTO NPM : PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PART AND WHOLE TERHADAP HASIL BELAJAR SERVICE BAWAH PADA PERMAINAN BOLAVOLI SISWA KELAS VIII NEGERI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS. Popi Indrayani Nainggolan Sabar Surbakti

PENERAPAN IPTEKS. Popi Indrayani Nainggolan Sabar Surbakti UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR DRIBBLING KAKI BAGIAN LUAR DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN GAYA MENGAJAR KOMANDO PADA SISWA KELAS X SMA SWASTA METHODIST- 8 MEDAN Popi Indrayani Nainggolan Sabar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di seluruh belahan dunia. Demikian juga di Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan via gerak insani (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Permainan Sepak Bola Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh dunia. Sepakbola adalah suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING

PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING JURNAL PENINGKATAN KETERAMPILAN DRIBBLING DAN PASSING DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI BENTUK LATIHAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SEKARPUTIH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS IV - SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS IV - SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS IV - SEMESTER 2 1 Standar Kompetensi : 6. Mempraktikkan gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya 6.1.Mempraktikkan gerak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DAN PANJANG LENGAN DENGAN JAUH LEMPARAN KEDALAM (throw-in) PADA PEMAIN U 16 SSB TARUNA MUDA DESA KETRO TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DAN PANJANG LENGAN DENGAN JAUH LEMPARAN KEDALAM (throw-in) PADA PEMAIN U 16 SSB TARUNA MUDA DESA KETRO TAHUN 2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DAN PANJANG LENGAN DENGAN JAUH LEMPARAN KEDALAM (throw-in) PADA PEMAIN U 16 SSB TARUNA MUDA DESA KETRO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : TRI SUTRISNO NPM :

SKRIPSI. Oleh : TRI SUTRISNO NPM : HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA EKSTRAKULIKULER SMP NEGERI 3 KOTA KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

JURNAL SURVEI KETERAMPILAN DRIBBLING, SHOOTNG, HEADING DAN THROW IN PADA SSB YUDHA BHIRAWA U-14 KECAMATAN TUGU TRENGGALEK

JURNAL SURVEI KETERAMPILAN DRIBBLING, SHOOTNG, HEADING DAN THROW IN PADA SSB YUDHA BHIRAWA U-14 KECAMATAN TUGU TRENGGALEK JURNAL SURVEI KETERAMPILAN DRIBBLING, SHOOTNG, HEADING DAN THROW IN PADA SSB YUDHA BHIRAWA U-14 KECAMATAN TUGU TRENGGALEK SURVEY DRIBBLING SKILL, SHOOTING, HEADING AND THROW IN THE SSB YUDHA BHIRAWA U-14

Lebih terperinci

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra SEPAK BOLA III Untuk dapat bermain sepak bola dengan baik seorang pemain harus dibekali dengan skill/teknik dasar yang baik, tidak hanya sekedar bisa menendang bola tapi juga diperlukan keahlian dalam

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : X/Satu : Permainan Bola Besar ( Sepak Bola) : 2 x 3 JP (6 X 45

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PENJAS DENGAN MODEL PERMAINAN SEPAKBOLA STOP PASSING, EKO S, GAWANG TIANG TUNGGAL TERHADAP ASPEK PSIKOMOTOR SISWA SD KELAS V

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PENJAS DENGAN MODEL PERMAINAN SEPAKBOLA STOP PASSING, EKO S, GAWANG TIANG TUNGGAL TERHADAP ASPEK PSIKOMOTOR SISWA SD KELAS V PERBANDINGAN PEMBELAJARAN PENJAS DENGAN MODEL PERMAINAN SEPAKBOLA STOP PASSING, EKO S, GAWANG TIANG TUNGGAL TERHADAP ASPEK PSIKOMOTOR SISWA SD KELAS V PJKR, FPIPSKR, Universitas PGRI Semarang Pandu_Kresnapati@yahoo.co.id

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02. Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penggunaan metode dalam penelitian adalah syarat mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari sebuah permasalahan. Ketepatan penggunaan metode dalam penelitian

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN SHORT PASS DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BONOSARI KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015

TINGKAT KETERAMPILAN SHORT PASS DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BONOSARI KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015 TINGKAT KETERAMPILAN SHORT PASS DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BONOSARI KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015 SKILL SHORT PASS THE FOOTBALL GAME IN CLASS V SD NEGERI BONOSARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepak bola adalah olahraga yang sangat di gemari oleh setiap kalangan terutama siswa sekolah dasar, siswa SDN Pasirimpun Kecamatan Situraja Kabupaten sumedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan aktifitas fisik yang mana tujuan olahraga adalah mencapai prestasi setinggi tingginya dengan semaksimal mungkin bagi mereka baik yang dia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan suatu olahraga permainan yang menggunakan bola lapangan dan dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu disebut dengan kesebelasan. Permainan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA Aba Sandi Prayoga, M.Or. Penjaskesrek STKIP MODERN Ngawi aba_sandy@yahoo.com Abstrak Penelitian ini mempunyai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Pendidikan Jasmani Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain. Sepakbola adalah permainan yang sangat

Lebih terperinci

Oleh : MUHAMMAD NUR SOLIKIN

Oleh : MUHAMMAD NUR SOLIKIN PENGARUH EFEKTIFITAS LATIHAN LARI ZIG-ZAG DAN SHUTTLE RUN TERHADAP KELINCAHAN SISWA SSB BEKISAR MERAH KELOMPOK UMUR 10-12 TAHUN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2015 S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010

Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010 Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010 Sumber referensi: Graham, G., Holt/Hale, S.A., and Parker, M. (2010). Children moving: a reflective approach for teaching physical education. 8 th ed. Boston:

Lebih terperinci