BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Ratna Sucianty Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI (EFI), DAN PERKEMBANGAN SISTEM INJEKSI Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang dikembangkan untuk diterapkan pada kendaraan. Tipe injeksi sebenarnya sudah diterapkan pada sepeda motor dala jumlah terbatas pada tahun 1980-an, dimulai dari sistem injeksi mekanis kemudian berkembang menjadi sistem injeksi elektronis. Sistem injeksi mekanis juga disebut dengan sistem continue (K-jetronic) karena injektor menyemprotkan secara terus menerus kesetiap saluran masuk (intake/manifold) sedangkan sistem injeksi elektronis atau yang di kenal dengan Electronic Fuel Injection (EFI) volume dan waktu penyemprotannya dilakukan secara elektronik. Sistem EFI juga sering disebut dengan EGI (Electronic Gasoline injection), EPI (Electronic Petrol Injection), PGM-FI (Programmed Fuel Injection) dan Engine Management. Penggunaan sistem bahan bakar injeksi pada sepeda motor komersil di Indonesia sudah mulai dikembangkan. Dan pada saat ini banyak kendaraan beroda dua yang sudah menggunakan teknologi injeksi. Istilah sistem EFI pada Yamaha adalah YMJET-FI (Yamaha Mixture Jet Fuel Injection) atau sistem bahan bakar yang telah terprogram secara umum. Pergantian sistem bahan bakar secara 1
2 konfensional ke sistem EFI dimaksudkan agar dapat unjuk kerja dan tenaga mesin (power) yang lebih baik, akselarasi yang lebih baik pada setiap putaran mesin. Pemakaian bahan bakar yang ekonomis (irit) dan menghasilkan kandungan racun (emisi gas buang) yang lebih sedikit sehingga lebih ramah terhadap lingkungan di sekitar. Selain itu keunggulan dari mesin berbahan bakar injeksi lebih mudah dihidupkan saat lama tidak digunakan serta tidak pengaruh pada temperatur di lingkungannya. Gambar 2.1 : sistem injeksi konvensional ( ultraspeed.bloger.com) 2.2 KONTRUKSI DASAR EFI Secara umum, kontruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian atau sistem utama yaitu; 1. Sistem bahan bakar (Fuel System) 2. Sistem kontrol elektronik (Electronic Control System) 3. Sistem induksi/pemasukan uadara (Air Induction System) 2
3 Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada EFI bisa berbeda pada setiap jenis kendaraan bermotor. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan, tentu kesrja sistem EFI akan lebih baik, sehingga lebih optimal pula. Dengan lengkapnya komponen-komponen sistem EFI (misalnya sensor-sensor) maka pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan udara yang sesuai dengan kerja mesinakan semakin sempurna. 2.3 PRINSIP KERJA SISTEM EFI Istilah sistem bahan bakar berteknologi EFI dapat digambarkan sebagai suatu sistem yang menyalurkan bahan bakarnya dengan menggunakan pompa pada tekanan tertentu untuk mencampurnya dengan udara yang masuk kedalam ruang bakar. Pada sistem teknologi EFI berbahan bakar bensin, pada umumnya proses penginjeksian dilakukan pada ujung intake/manifold masuk sebelum inlet valve (katup/klep masuk) pada saat inlet valve tebuka yaitu pada lankah hisap udara yang masuk keruang bakar sudah tercampur dengan bahan bakar. Secara ideal sistem teknologi EFI harus dapat mensuplai bahan bakar yang disemprotkan agar dapat becampur dengan udara, dalam perbandingan yang tepat sesuai kondisi putaran dan beban mesin, kondisi suhu keja mesin dan suhu atmosfir saat itu. Sistem harus dapat mensuplai jumlah bahan bakar yang bervariasi, agar perubahan kondisi kerja mesin tersebut dapat di capai dengan unjuk kerja mesin yang optimal. ( gunadi Pengaruh waktu pengapian terhadap gas buang dengan sistem elektronik fuel injeksi, penerbit UNY yogyakarta ) 3
4 Gambar 2.3 : prinsip kerja sistem EFI. (Ariefpoetrayunar.blogspot.com) EMISI GAS BUANG Emisi zat pencemar udara yang berasal dari kendaraan bermotor bersumber dari: 1. Blow by gas merupakan gas yang lolos kedalam ruang engkol melalui celah antara ring piston dan silinder ketika terjadi langkah kompresi. - Berupa gas Hidrocarbon (HC) - Bila dibiarkan didalam engkol bisa merusak kualitas oli / pelumas pada mesin - Dimasukkan lagi kedalam ruang bakar melalui PCV valve 2. Evaporated fuel merupakan penguapan bensin dari dalam tangki maupun ruang pelampung dalam karburator - Berupa gas Hidrocarbon (HC) - Bisa dimasukkan kedalam saluran intake untuk dibakar didalam mesin melalui EVAP system 4
5 3. Emisi gas buang merupakan gas hasil pembakaran di dalam mesin dan dikeluarkan melalui saluran pembuangan (knalpot) - Gas buang: CO 2, H 2 O, O 2, HC, CO, NOx, Pb, SOx dll - Emisi: HC (Hidrcarbon), CO (Carbonmonoxide), NOx (NitrogeOxide), CO2 (Carbondioksida) Zat pencemar udara utama yang terkandung dalam gas buangan kendaraan bermotor pada umumnya terdiri dari: - Karbon Monoksida (CO) - Karbon Dioksida (CO 2 ) - Hidrokarbon (HC) - Nitrogen Oksida (NOx) - Partikulat Sedang zat pencemar udara lainnya, seperti sulfur oksida (SOx) dan senyawa timah hitam (Pb) biasanya berasal dari bahan bakar yang digunakan oleh kendaraan bermotor tersebut. Untuk menghasilkan tenaga pada kendaraan bermotor maka memerlukan reaksi kimia pembakaran senyawa hidrokarbon. Hidrokarbon yang biasa digunakan adalah oktana, pada dasarnya reaksi yang terjadi adalah; C8H ,502 = 8CO2 + 9H2O. Ini adalah pembakaran yang terjadi secara sempurna walaupun masih terdapat polutan, yaitu karbon dioksida (CO2). Tetapi pada prakteknya pembakaran yang terjadi tidaklah sempurna, yaitu karbon yang tidak berkaitan sempurna dengan oksigen, sehingga terdapat sisa karbonmonoksida (CO) yang menjadi polutan berbahaya. 5
6 Pada negara-negara yang memiliki standar emisi gas buang yang ketat, ada 5 unsur dalam kendaran yang akan diukur yaitu senyawa HC, CO, O2, CO2, dan senyawa NOx. Sedangkan pada negara-negara yang standar emisinya tidak terlalu ketat, hanya ada 4 unsur dalam gas buang yaitu senyawa HC,CO,O2,CO2 termasuk Indonesia. Beberapa unsur gas yang akan dibahas dalam penelelitian ini adalah ; a. Hidrokarbon(HC) Bahan bakar adalah senyawa hidrokarbon, jadi setiap HC yang diperoleh atau didapat di gas buang kendaraan menunjukkan adanya bahan bakar yang tidak terbakar dan terbuang bersama sisa pembakaran. Apabila senyawa hidrokarbon terbakar sempurna (bereaksi dengan oksigen) maka hasil pembakaran tersebut adalah karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Walaupun rasio perbandingan antara udara dan bensin (AFR = Air to Fuel Ratio) sudah tepat dan didukung oleh desain ruang bakar mesin yang saat ini mendekati ideal, tetapi tetap saja sebagian dari bahan bakar seolah-olah tetap bersembunyi dari api saat terjadinya proses pembakaran dan menyebabkan emisi HC pada ujung kenalpot sangatlah tinggi mencapai 2000 ppm. b. Karbon monoksida (CO) Gas karbon monoksida adalah gas yang relatif tidak stabil dan cenderung dengan unsur lain. Karbon monoksida dapat diubah dengan mudah menjadi CO2 dengan bantuan oksigen dan panas saat mesin bekerja dengan AFR yang tepat, emisi pada ujung knalpot sekitar 0,5% sampai dengan 2% untuk mesin dengan teknologi injeksi, atau sekitar 2,5% untuk mesin yang masih 6
7 menggunakan sistem karburator (konvensional). Dengan bantuan air injection sistem atau CC, maka CO dapat dibuat serendah mungkin mendekati 0% emisi pada ujung knalpot sistem injeksi. c. Karbon dioksida (CO 2 ) Karbon dioksida (CO 2 ) merupakan hasil pembakaran antara bahan bakar dengan udara di ruang bakar. Karbon dioksida selalu terbentuk disepanjang proses pembakaran berlangsung. Dan karbondioksida pada umumnya hanya mencapai 12% sampai 15%, jika hasil kurang dari 12% maka pembakaran pada kendaraan tidaklah stabil dan jika melebihi dari 15% maka pembakaran pada kendaraan sangatlah tidak bagus dan menibulkan pousi udara. d. Nitrogen Oksida (NOx) Nitrogen oksida (NOx) dihasilkan senyawa nitrogen dan oksida yang terkandung di udara dari capuran udara-bahan bakar. Kedua unsur tersebut bersenyawa jika temperatur didalam ruang bakar diatas 1.800OC. 95 ppm dari Nox yang terdapat pada gas buangan berupa nitric oxide (NO) yang terbentuk di dalam ruang bakar, dengan reaksi kimia beriku: N 2 + O 2 2NO Nitric oxide ini selanjutnya bereaksi dengan oksigen diudara membentuk nitrogen dioksida (NO 2 ). Dalam kondisi normal, nitrogen (N 2 ) akan stabil berada diudara atmosfer sebesar hampir 80 ppm, namun dalam keadaan temperatur tinggi (diatas sekitar C) dan pada konsentrasi oksigen yang tinggi, maka nitrogen bereaksi dengan oksigen membentuk NOx. Pada kondisi ini maka konsentrasi NOx justru akan semakin besar pada proses pembakaran yang sempurna. (Darmono hal 24) 7
8 2.3.2 Dampak Emisi Gas Buang Terhadap Lingkungan Tidak semua senyawa yang terkandung di dalam gas buang kendaraan bermotor diketahui dampaknya terhadap lingkungan selain manusia. Beberapa senyawa yang dihasilkan dari pembakaran sempurna seperti CO 2 yang tidak beracun, belakangan ini menjadi perhatian orang. Senyawa CO 2 sebenarnya merupakan komponen yang secara alamiah banyak terdapat di udara. Oleh karena itu CO 2 dahulunya tidak menepati urutan pencemaran udara yang menjadi perhatian lebih dari normalnya akibat penggunaan bahan bakar yang berlebihan setiap tahunnya. Pengaruh CO 2 disebut efek rumah kaca dimana CO 2 diatmosfer dapat menyerap energi panas dan menghalangi jalanya energi panas tersebut dari atmosfer ke permukaan yang lebih tinggi. Keadaan ini menyebabkan meningkatnya suhu rata -rata di permukaan bumi dan dapat mengakibatkan meningginya permukaan air laut akibat melelehnya gunung-gunung es, yang pada akhirnya akan mengubah berbagai sirklus alamiah. Pengaruh pencemaran CO 2 terhadap lingkungan telah banyak diketahui. Pada tumbuhan, daun adalah bagian yang paling peka terhadap pencemaran CO 2, dimana akan terdapat bercak atau noda putih atau coklat merah pada permukaan daun. Dalam beberapa hal, kerusakan pada tumbuhan dan bangunan disebabkan karena CO dan CO 2 di udara, yang masing-masing membentuk asam sulfit dan asam sulfat. Suspensi asam di udara ini dapat terbawa turun ke tanah bersama air hujan dan mengakibatkan air hujan bersifat asam. Sifat asam dari air hujan ini dapat menyebabkan korosif pada logam-logam dan rangka -rangka bangunan, merusak bahan pakian dan tumbuhan. Oksida nitrogen, NO dan NO x berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Pengaruh NOx yang utama terhadap lingkungan adalah dalam pembentukan smog. NOx dan NO 2 dapat memudarkan warna dari serat-serat rayon dan menyebabkan warna bahan putih menjadi kekuning-kuningan. Kadar NO x sebesar 25 ppm 8
9 yang pada umumnya dihasilkan adari emisi industri kimia, dapat menyebabkan kerusakan pada banayak jenis tanaman. Kerusakan daun sebanyak 5 % dari luasnya dapat terjadi pada pemajanan dengan kadar 4-8 ppm untuk 1 jam pemajanan. Tergantung dari jenis tanaman, umur tanaman dan lamanya pemajanan, kerusakan terjadi dapat bervariasi. Kadar NOx sebesar 0,22 ppm dengan jangka waktu pemajanan 8 bualan terus menrus, dapat menyebabkan rontoknya daun berbagai jenis tanaman. (darmono Lingkungan hidup dan pencemaran Jakarta, penerbit universitas Indonesia) 2.4 PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA KENDARAAN BERMOTOR Berbagai pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh zat pencemar dari kendaraan bermotor, sangat merugikan kehidupan manusia. Karena alasan itu maka berbagai usaha untuk memahami lebih jauh serta pengendalian pencemaran udara tersebut terus dilakukan berbagai pihak. Pemahaman dan pengendalian pencemaran uadar dari kendaraan bermotor dapat didekati dari 3 aspek yang dilaksanakan secara simultan, yakni: 1. Penerapan teknologi pengendalian sumber pencemar. Dengan mengasumsikan bahwa sumber pencemar dapat dikendalikan atau direduksi hingga berada pada tingkat yang telah ditentukan sebelumnya, untuk memenuhi suatu regulasi dan nilai ambang batas yang diinginkan. 2. Penggunaan bahan bakar yang berkadar pencemaran rendah. 3. Pengendalian transportasi dan lalu lintas yang optimal Teknologi Pengendalian Sumber Pencemar Besarnya konsentrasi zat pencemar dari kendaraan bermotor didalam udara sangat dipengaruhi oleh besarnya zat pencemar yang dihasilkan oleh masing-masing kendaraan 9
10 bermotor yang bersangkutan serta banyaknya kendaraan bermotor yang menyeburkan zat pencemar pada suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, penggunaan kendaraan bermotor yang mengeluarkan zat pencemar besar, berarti denagn sengaja memberikan konstribusi peningkatan konsentrasi pencemaran udara di wilayah yang bersangkutan. Usaha pengunaan teknologi motor yang lebih baik, penggunaan bahan bakar berkualitas lebih baik, peningkatan kualitas perawatan serta pengendalian pencemaran uadra dari kendaraan bermotor perlu segera dilakukan oleh semua pihak. Oleh karena itu, para pakar otomotif cenderung melakukan kegiatan rancang bangun dan rekayasa motor yang mengarah kepada teknologi yang kompak, ringan, menghasilkan daya motor yang tinggi dengan zat pencemar yang rendah, serta irit bahan bakar. Untuk itu beberapa pakar otomotif telah mengembangkan berbagai teknologi kendaraan bermotor, anatar lain, penyempurnaan sistem pembakaran, penggunaan peralatan elektronik, pemilihan / penggunaan bahan bakar kualitasnya lebih baik, melaksanakan perawatan dengan baik, melaksanakan pengujian terhadap setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan dijalan dan lain sebagainya. Namun demikian, memilih teknologi yang tepat dalam rangka menurunkan dan / atau mengendalikan zat pencemar kendaraan bermotor kadang-kadang mengalami kesulitan, karena usaha penurunan kadar polutan tersebut biasanya diikuti oleh penurunan tenaga motor dan /atau konsumsi bahan bakar bertambah boros dan / atau memerlukan biaya yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh korelasi yang sangat erat antara faktor satu dengan faktor lainnya, sedemikian rupa sehingga memperbaiki parameter yang satu dapat memperburuk parameter yang lain. Mengingat kebutuhan yang sangat mendesak, semua pihak diharuskan untuk menurunkan kadar polutan gas buangan kendaraan bermotor meskipun perlu diikuti pengorbanan, berupa penurunan tenaga mesin, pemakaian bahan bakar yang lebih poros maupun biaya relatif lebih tinggi. Oleh 10
11 karena itu, banyak para ahli teknologi kendaraan bermotor bekerja keras untuk mengembangkan cara yang lebih efektif dan efisien untuk mengendalikan zat pencemar gas buangan kendaraan bermotor dengan pengorbanan sekecil-kecilnya Penggunaan Bahan Bakar Berkadar Pencemaran Rendah 1. Dari sekian jenis zat pencemar dari kendaraan bermotor terdapat jenis zat Pencemar yang keberadaannya sangat ditentukan oleh kualitas atau unsur-unsur yang terkandung dalam bahan bakar yang digunakan. Zat pencemar dimaksud adalah timah hitam dan sulfur. 2. Timah hitam yang dihirup masuk ke paru-paru sangat membahayakan kesehatan manusia. Zat ini sengaja ditambahkan ke dalam bensin dalam bentuk tetra-ethyl lead atua tetra methyl lead, karena merupakan cara paling murah untuk menaikkan bilangan oktan bensin. 3. Dalam proses pembakaran, timah hitam tidak tertinggal di ruang bakar, tetapi diemisikan ke udara bersama-sama dengan gas buangan kendaraan bermotor. 4. Bahan bakar bensin yang tidak mengandung timah hitam, namun tetap mempunyai bilangan oktan tinggi telah digunakan dan dikembangkan di beberapa negara. Oleh karena itu, para pakar otomotif telah mengembangkan rancang bangun dan rekayasa motor modern dengan menggunakan bahan bakar bebas timah hitam. 5. Penggunaan bahan bakar gas (BBG) sebagai bahan bakar alternatif kendaaan bermotor merupakan salah satu jawaban terhadap permasalahan pengendalian pencemaran uadra dari kendaraan bermotor. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan bakar jenis ini mampu meredusir kadar pencemaran sebesar lebih 90% bila dibandingkan dengan bensin. Namun, penurunan kadar emisi gas buangan tersebut diikuti dengan penurunan daya 11
12 sekitar 10 17%. Walaupun demikian, penggunaan bahan bakar alternatif jenis ini perlu ditingkatkan. 6. Disamping itu, masih banyak energi alternatif lain yang membantu kebijaksanaan udara bersih, antara lain penggunaan energi listrik, hidrogen, energi matahari, dan lain sebagainya. Namun energi jenis ini masih dalam penelitian dan percobaan negara maju (Arifin z Hal 12) 2.5 PENGENDALIAN SYSTEM TRANSPORTASI LALU LINTAS SECARA OPTIMAL a. Konsentrasi zat pencemar udara dari kendaraan bermotor sanagt bergantung pada kadar zat pencemar yang diemisikan oleh masing-masing kendaraan bermotor serta jumlah kendaraan bermotor yang dioperasikan paad suatu wilayah/ daerah dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, pengendalian system transportasi dan lalu lintas secara optimal merupakan salah satui cara untuk mengurangi konsentrasi zat pencemar tersebut. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah masalah pemilihan sarana angkutan yang tepat, optimalisasi pemanfaatan ruas jalan, mengemudikan kendaraan bermotor secara baik dan benar, kondisi lingkungan transportasi dan lalu lintas, kelancaran lalu lintas sistem pengaturan dan pengendalian dan lain sebagainya. b. Pemilihan sarana angkutan umum yang bersifat massal merupakan salah satu usaha untuk memanfaatkan ruas jalan secara optimal. Pemilihan sarana angkutan massal tersebut disamping dapat memecahkan masalah transportasi, juga sangat membantu penataan kondisi lalu lintas yang lebih lancar, menghemat pemakaian energi per penumpang / ton barang, tarif yang relatif murah, mengurangi banyaknya konsentrasi zat pencemar di udara, dan lain 12
13 sebagainya. Untuk itu, Departemen Perhubungan telah menetapkan kebijaksanaan yang mengarahkan penggunaan sarana pengangkutan yang bersifat massal ini. c. Keterampilan serta tingkah laku pengemudi kendaraan bermotor juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya zat pencemar yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor bahwa ada hubungan yang sangat erat antara cara mengemudikan kendaraan bermotor dengan besarnya zat pencemar yang dihasilkannya. - Gas CO meningkat, jika kendaraan bermotor diperlambat atau dalam keadaan idling. - Gas HC meningkat pada saat terjadinya penggantian persneling dan kendaraan bermotor mengalami perlambatan. - Gas NOx meningkat pada saat kendaraan bermotor dipercepat. (putranto, L.S Hal 44) 13
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SISTEM BAHAN BAKAR GAS ALAM DAN SISTEM BAHAN BAKAR KONVENSIONAL( PREMIUM/BENSIN) Sistem bahan bakar tipe GAS ALAM merupakan langkah inovasi yang sedang dikembangkan untuk diterapkan
Lebih terperinciTEKNOLOGI TRANSPORTASI BERWAWASAN LINGKUNGAN IR. NURHASMAWATY POHAN. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
TEKNOLOGI TRANSPORTASI BERWAWASAN LINGKUNGAN IR. NURHASMAWATY POHAN Fakultas Teknik Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Pada dekade terakhir ini muncul masalah lingkungan
Lebih terperinciANALISA GAS BUANG MESIN BERTEKNOLOGI EFI DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM
81 INFO TEKNIK, Volume 13 No. 1, Juli 212 ANALISA GAS BUANG MESIN BERTEKNOLOGI EFI DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM Mustafa Bakeri, Akhmad Syarief, Ach. Kusairi S Abstrak - Perkembangan ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT
NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 130 ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT Muhammad Arsyad Habe, A.M. Anzarih, Yosrihard B 1) Abstrak: Tujuan penelitian ini ialah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 ANALISA PADA PERTAMAX 4.1.1 Pengujian Pertamax Pada Gear 1 Analisa perbandingan emisi gas buang CO,HC,CO2 dan NOx pada sepeda motor dengan kapasitas 150 cc dengan bahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Polusi udara Polusi udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Udara
Lebih terperinciANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL
FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepage jurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL Sadar Wahjudi 1
Lebih terperinciKONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T
KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T Pendahuluan Tujuan dari penggunaan sistem kontrol pada engine adalah untuk menyajikan dan memberikan daya mesin yang optimal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas buang motor bensin mengandung nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO 2 ) (NO 2 dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri,
Lebih terperinciPengaruh variasi celah reed valve dan variasi ukuran pilot jet, main jet terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha F1ZR tahun 2001
Pengaruh variasi celah reed valve dan variasi ukuran pilot jet, main jet terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha F1ZR tahun 2001 Ahmad Harosyid K.2599014 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Komposisi dan Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung
Lebih terperinciBAB III DATA DAN PEMBAHASAN
BAB III DATA DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengujian yang dilakukan, dengan adanya proses penambahan gas hydrogen maka didapat hasil yaitu berupa penurunan emisi gas buang yang sangat signifikan. 3.1 Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dari waktu ke waktu mengalami kemajuan yang sangat pesat terutama dalam bidang transportasi khususnya kendaraan bermotor. Dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kontribusi emisi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya berkisar antara 10-15%. Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang digerakan
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL
ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM ELEKTRONIK (CDI) DAN Ir. Adnan Surbakti MT Dosen Tetap ATI Immanuel Medan Abstrak Sistem pengapian CDI (capacitor discharge ignition) merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini mobil telah menjadi lebih penting, mobil telah menjadi faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kemajuan dalam bidang otomotif kian berkambang. Berbagai terobosan-terobosan dikembangkan serta diupayakan guna menciptakan sebuah mesin yang memiliki
Lebih terperinciek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ANALISA KINERJA MESIN BENSIN BERDASARKAN HASIL UJI EMISI Awal Syahrani * Abstract Analysis of engine performance based on emission test is to understand effective process
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan fisik kota yang ditentukan oleh pembangunan sarana dan prasarana. Lahan yang seharusnya untuk penghijauan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN 4..1. Analisis Reaksi Proses Proses Pembakaran 4.1.1 Perhitungan stoikiometry udara yang dibutuhkan untuk pembakaran Untuk pembakaran diperlukan udara. Jumlah udara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 ANALISA PADA BAHAN BAKAR KONVENSIONAL (BENSIN) 4.1.1 Pengujian Bahan Bakar Konvensional Premium (Bensin) Pada 2 RPM Analisa perbandingan emisi gas buang CO,HC,CO2, dan NOx
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat dimana terjadi perubahan cuaca dan iklim lingkungan yang mempengaruhi suhu bumi dan berbagai pengaruh
Lebih terperincikesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Beiakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara
Lebih terperinciPENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K
PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K Adi Purwanto 1, Mustaqim 2, Siswiyanti 3 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber energi dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, baik sumber energi yang terbarukan (renewable erergy) ataupun tidak terbarukan (unrenewable energy). Pemenuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari saluran pembuangan kendaraan bermotor, sehingga industri industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor merupakan alat transportasi yang paling banyak digunakan pada saat ini, seiring dengan kemajuan industri otomotif dunia berpacu untuk menginovasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi dan Lingkungan Kebutuhan akan transportasi timbul karena adanya kebutuhan manusia. Transportasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang memungkinkan terjadinya
Lebih terperinciUPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA MELALUI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MOTOR BENSIN DAN EMS. Disampaikan oleh Sutiman Dosen Teknik Otomotif FT UNY
UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA MELALUI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MOTOR BENSIN DAN EMS Disampaikan oleh Sutiman Dosen Teknik Otomotif FT UNY A. Pendahuluan Pencemaran udara merupakan masalah yang memerlukan
Lebih terperinciPENGARUH LETAK MAGNET TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION PADA SEPEDA MOTOR ABSTRAK
PENGARUH LETAK MAGNET TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION PADA SEPEDA MOTOR Sugiharto 1, Nova Risdiyanto Ismail 2, Akhmad Farid 3 ABSTRAK Peningkatan efisiensi
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE
STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE Darwin R.B Syaka 1*, Ragil Sukarno 1, Mohammad Waritsu 1 1 Program Studi Pendidikan Teknik Mesin,
Lebih terperinciOleh : Gunadi, S.Pd NIP
HASIL PENELITIAN PENGARUH WAKTU PENGAPIAN (IGNITION TIMING) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOBIL DENGAN SISTEM BAHAN BAHAN BAKAR INJEKSI (EFI) Oleh : Gunadi, S.Pd NIP. 19770625 200312 1 002 Dibiayai oleh
Lebih terperinciAPA ITU GLOBAL WARMING???
PEMANASAN GLOBAL APA ITU GLOBAL WARMING??? Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan Bumi selama beberapa kurun waktu. Atau kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut
Lebih terperinciVARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN
VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN Wachid Yahya, S.Pd, M.Pd Mesin Otomotif, Politeknik Indonusa Surakarta email : yahya.polinus@gmail.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR
PENGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR 110cc SILINDER TUNGGAL/MENDATAR DENGAN SISTEM PENGAPIAN DC (Direct Current) Nur Musfirah 1, Bualkar Abdullah 1, Sri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu campuran komplek antara hidrokarbon-hidrokarbon sederhana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara yang diakibatkan oleh gas buang kendaraan bermotor pada akhir-akhir ini sudah berada pada kondisi yang sangat memprihatinkan dan memberikan andil yang
Lebih terperinciberbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah campuran gas yang merupakan lapisan tipis yang meliputi bumi dan merupakan gas yang tidak kelihatan, tidak berasa dan tidak berbau. Pencemaran udara datang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, jumlah penduduk dunia semakin meningkat. Beragam aktifitas manusia seperti kegiatan industri, transportasi, rumah tangga dan kegiatan-kegiatan
Lebih terperinciPENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH
PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH Pradana Aditya *), Ir. Arijanto, MT *), Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl.
Lebih terperinciJulius Hidayat, Agus Suyatno,Suriansyah, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 23-29
PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET 1000 Julius Hidayat (1) Agus Suyatno (2).Suriansyah (3) ABSTRAK Emisi gas buang adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif saat ini, menunjukan bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dunia otomotif saat ini, menunjukan bahwa kendaraan dirancang selain untuk transportasi juga dirancang untuk kenyamanan pengendara. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang semakin lama semakin beraneka ragam dan kemampuan yang semakin tinggi membuat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin modern
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran udara merupakan masalah yang memerlukan perhatian khusus, terutama pada kota-kota besar. Pencemaran udara berasal dari berbagai sumber, antara lain asap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dengan perkembangannya ilmu teknologi membuat manusia untuk menciptakan hal baru dalam teknologi seperti pergembangan teknologi kendaraan sistem EFI (Elektronik Fuel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sangat pesat terjadi di segala bidang, terutama bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat mempengaruhi berjalannya suatu proses pekerjaan meliputi
Lebih terperinciPENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1)
Widya Teknika Vol.18 No.2; Oktober 2010 ISSN 1411 0660 : 50-54 PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET 1000 Suriansyah Sabaruddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpacu untuk menginovasi produk produk kendaraan yang mereka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor merupakan alat transportasi yang paling banyak digunakan pada saat ini, seiring dengan kemajuan industri otomotif dunia berpacu untuk menginovasi
Lebih terperinciBAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2. 1 Sistem Pengapian Sistem pengapian sangat berpengaruh pada suatu kendaraan bermotor, karena berfungsi untuk mengatur proses pembakaran campuran antara bensin dan udara di dalam ruang
Lebih terperinciGenerated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.
KONTRIBUSI ASAP KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA JAMBI Meyliana Santy, Nova Srikandi * ABSTRAK Perencanaan transportasi mutlak diperlukan untuk mendukung aktivitas masyarakat perkotaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN LITERATUR
BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas
Lebih terperinciTeknologi Motor Injeksi YMJET-FI
Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI Apakah YMJET-FI itu? YMJET FI singkatan dari Yamaha Mixture JET-Fuel Injection adalah teknologi Fuel Injection yang yang dimiliki Yamaha Motor dalam mengembangkan teknologi
Lebih terperinciJournal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)
Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE) Pengaruh Penggunaan Panas Gas Hasil Pembakaran Terhadap Penguraian Gas CO (Karbon Monoksida) Menjadi C (Karbon) dan O 2 (Oksigen)
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar
Lebih terperinciPENGUJIAN EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN EMPAT TAK SATU SILINDER MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN ETANOL
PENGUJIAN EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN EMPAT TAK SATU SILINDER MENGGUNAKAN CAMPURAN PREMIUM DENGAN ETANOL Ika Kusuma Nugraheni 1, Robby Haryadi 2 1) Staf Pengajar Jurusan Mesin Otomotif, Politeknik Negeri
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia. Dewasa ini, penurunan kualitas lingkungan menjadi bahan petimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami
Lebih terperinciPemanfaatan Elektrolisis Sebagai Alternatif Suplemen Bahan Bakar Motor Diesel Untuk Mengurangi Polusi Udara
Pemanfaatan Elektrolisis Sebagai Alternatif Suplemen Bahan Bakar Motor Diesel Untuk Mengurangi Polusi Udara Joko Suwignyo Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, IKIP Veteran Semarang Email: jokosuwignyu@gmail.com
Lebih terperinciTUGAS. MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04)
TUGAS MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04) 4. Fajar setyawan (09) 5. M. Nidzar zulmi (20) Kelas : XII
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Senyawa Acetone Pada Bahan Bakar Bensin Terhadap Emisi Gas Buang
LJTMU: Vol. 03, No. 02, Oktober 2016, (61-66) ISSN Print : 2356-3222 ISSN Online: 2407-3555 http://ejournal-fst-unc.com/index.php/ljtmu Pengaruh Penambahan Senyawa Acetone Pada Bahan Bakar Bensin Terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Apabila meninjau mesin apa saja, pada umumnya adalah suatu pesawat yang dapat mengubah bentuk energi tertentu menjadi kerja mekanik. Misalnya mesin listrik,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin serta mencari refrensi yang memiliki relevansi terhadap judul
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tinggi dan selalu mengalami peningkatan (Husen, 2013). Saat ini Indonesia membutuhkan 30 juta
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Hasil Pengujian Pada Honda Supra X 125 Injeksi
BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN 4.1. Hasil Pengujian Pada Honda Supra X 125 Injeksi Adapun hasil yang diperoleh dari setiap pengujian dapat dilihat pada data berikut : 4.1.1. Hasil Pengujian Konsumsi
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup manusia karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kebutuhan energy di Indonesia merupakan masalah yang serius dalam kehidupan manusia.energy merupakan komponen penting bagi kelangsungan hidup manusia karena
Lebih terperinciPENGUJIAN PENGARUH PENGGUNAAN OCTANE BOOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH
PENGUJIAN PENGARUH PENGGUNAAN OCTANE BOOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH Oleh : Pande Gede Ganda Kusuma Dosen Pembimbing : Ainul Ghurri, ST.,MT.Ph.D I Made Astika, ST.,M.Erg.,MT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dengan perkembangannya ilmu teknologi membuat manusia untuk menciptakan hal baru dalam teknologi seperti pergembangan teknologi kendaraan sistem EFI (Elektronik Fuel
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA. tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan
5 II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi dan Lingkungan Transportasi secara umum diartikan sebagai perpindahan barang atau orang dari satu tempat ke tempat yang lain. Sedangkan menurut Sukarto (2006), transportasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mesin pada mulanya diciptakan untuk memberikan kemudahan bagi manusia dalam melakukan kegiatan yang melebihi kemampuannya. Umumnya mesin merupakan suatu alat yang berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sarana dan prasarana fisik seperti pusat-pusat industri merupakan salah satu penunjang aktivitas dan simbol kemajuan peradaban kota. Di sisi lain, pembangunan
Lebih terperinciPENGARUH MEDAN ELEKTROMAGNET TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK 1 SILINDER
PENGARUH MEDAN ELEKTROMAGNET TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK 1 SILINDER Suriansyah 1) ABSTRAK Semakin menipisnya persediaan bahan bakar serta mahalnya harga bahan bakar ini di Indonesia,
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun
BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun berkembang dengan cukup baik. Terbukti dari banyaknya produsen otomotif mancanegara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bisa membeli tidak bisa merawat itulah gambaran umum para individu pemilik sepeda motor pada masyarakat luas di Indonesia, mereka karena sesuatu dan lain hal menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari dan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dan strategis. Seiring
Lebih terperinciBEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA 1. Kontaminan Adalah semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk ke atmosfer yang bersih. 2. Cemaran (Pollutant) Adalah kontaminan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. produksi minyak per tahunnya 358,890 juta barel. (www.solopos.com)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut lembaga Kajian untuk Reformasi Pertambangan, Energi, dan Lingkungan Hidup (ReforMiner Institute) bahwa cadangan minyak bumi Indonesia akan habis 11 tahun lagi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gas-gas pencemar dari gas buang kendaraan bermotor seperti gas CO dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat hemoglobin darah
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Analisa Temperatur Panas pada Saluran Emisi gas buang Kendaraan
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Analisa Temperatur Panas pada Saluran Emisi gas buang Kendaraan Pada proses pembakaran tentu di perlukan oksigen, dan oksigen ini didapat dari udara bebas. Para pakar telah mengidentifikasikan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
116 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Satuan Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam dan Kompetensi Kejuruan Topik : Limbah di Lingkungan Kerja Kelas/Semester :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu mengenai pencemaran lingkungan terutama udara masih hangat diperbincangkan oleh masyrakat dan komunitas pecinta lingkungan di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan sepeda motor di Indonesia mencapai 1 juta unit per tahun, jumlah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sepeda motor di Indonesia mencapai 1 juta unit per tahun, jumlah populasi kendaraan bermotor akan berbanding lurus. Estimasinya, pertumbuhan terjadi sekitar
Lebih terperincib. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.
1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik
Lebih terperinciJurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014
Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 STUDI KOMPARASI DARI ZAT ADITIF SINTETIK DENGAN ZAT ADITIF ALAMI TERHADAP PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN GENSET MOTOR BENSIN 4-LANGKAH
Lebih terperinciAPLIKASI TEKNOLOGI INJEKSI BAHAN BAKAR ELEKTRONIK (EFI) UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR. Beni Setya Nugraha, S.Pd.T.
APLIKASI TEKNOLOGI INJEKSI BAHAN BAKAR ELEKTRONIK (EFI) UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. * Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Motor pembakaran dalam (internal combustion engine) adalah motor
BAB II LANDASAN TEORI Motor pembakaran dalam (internal combustion engine) adalah motor bakar yang fluida kerjanya dihasilkan di dalam pesawat itu sendiri. Motor jenis ini banyak digunakan sebagai sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini teknologi merupakan sudah menjadi kebutuhan manusia, dikarenakan dikarenakan adanya teknologi dapat membantu dan mempermudah pekerjaan manusia. Oleh karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengembangan teknologi di Indonesia untuk lebih mengoptimalkan sumber daya potensial yang ada di lingkungan sekitar masih terus digalakkan, tak terkecuali di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan akan menyebabkan kualitas lingkungan menurun karena tingginya aktivitas manusia. Perkembangan kota seringkali diikuti
Lebih terperinciJurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Makassar 2
PENGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR BERDASARKAN TAHUN PEMBUATAN DENGAN SISTEM PENGAPIAN AC DAN DC Satriyani 1,Bualkar Abdullah 1, Sri Suryani 1, Abdul
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR Komponen sistem pengapian dan fungsinya
BAB II TEORI DASAR 2.1 Teori Dasar Pengapian Sistem pengapian pada kendaraan Honda Supra X 125 (NF-125 SD) menggunakan sistem pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition) yang merupakan penyempurnaan dari
Lebih terperinciANALISA PENGARUH CAMPURAN PREMIUM DENGAN KAPUR BARUS (NAPTHALEN) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN SUPRA X 125 CC
AALISA PEGARUH CAMPURA PREMIUM DEGA KAPUR BARUS (APTHALE) TERHADAP EMISI GAS PADA MESI SUPRA X 125 CC Tinus Ginting ST, MT Dosen Akademi Teknologi Industri Immanuel Medan Abstrak Tujuan dari penelitian
Lebih terperinciSUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO
SUMMARY ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO Oleh : Yuliana Dauhi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN
KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN Riccy Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, Jakarta Jalan Jenderal Sudirman 51 Jakarta 12930
Lebih terperinciMa ruf Ridwan K
1 Pengaruh penambahan kadar air dalam bahan bakar solar dan tekanan pengabutan terhadap emisi kepekatan asap hitam motor diesel donfenk Oleh : Ma ruf Ridwan K 2502009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA BAHAN BAKAR TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA BAHAN BAKAR TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR Indah Dwi Endyani 1), Toni Dwi Putra ) ABSTRAK Teknologi Otomotif di Indonesia semakin berkembang, mengikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat transportasi sebagai moda penggerak berbagai bidang dimana terjadi perpindahan orang maupun barang dari suatu tempat ke tempat lain. Kebutuhan akan alat transportasi
Lebih terperinciMAKALAH AGEN PENYAKIT NITROGEN DIOKSIDA. Oleh : Tutut Adi Dwi Cahyani Gresi Amarita Rahma
MAKALAH AGEN PENYAKIT NITROGEN DIOKSIDA Oleh : Tutut Adi Dwi Cahyani 25010113140382 Gresi Amarita Rahma 25010113140400 Indana Aziza Putri 25010113130406 Aprilia Putri Kartikaningsih 25010113130415 FAKULTAS
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI LARUTAN WATER INJECTION PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR
PENGARUH VARIASI LARUTAN WATER INJECTION PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR Dedi Antoni 1, M. Burhan Rubai Wijaya 2, Angga Septiyanto 3 123 Jurusan Pendidikan Teknik
Lebih terperinci