ANALISIS KONSUMSI LISTRIK DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA
|
|
- Budi Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : ISSN ANALISIS KONSUMSI LISTRIK DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA ANALYSIS OF ELECTRICITY CONSUMPTION AND HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI) IN INDONESIA I Made Agus Dharma Susila dan Dwi Rahmasari Pribadi Puslitbangtek. Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Jl. Ciledug Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dekgus70@yahoo.com Abstrak Analisis konsumsi listrik dan indeks pembangunan manusia (IPM) di Indonesia dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis hubungan antara konsumsi listrik dengan indikator pembangunan sosial berupa IPM di Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam analisis ini adalah deskriptif analitik yang menggambarkan secara detail hubungan antara konsumsi listrik dari tiga sektor utama yaitu industri, rumah tangga dan komersial dengan indikator pembangunan sosial berupa dua indikator IPM yaitu umur harapan hidup dan angka melek huruf yang diwakili oleh lama sekolah. Sektor industri mempunyai pengaruh paling besar terhadap umur harapan hidup,dibandingkan dengan sektor komersial dan sektor rumah tangga. Konsumsi listrik total dan rasio elektrifikasi lebih mempengaruhi nilai indikator melek huruf dibandingkan dengan umur harapan hidup. Konsumsi listrik total berkorelasi sangat kuat dengan kedua indikator IPM yaitu umur harapan hidup dan angka melek huruf dan dengan IPM itu sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r 2 ) lebih dari 0,97. Korelasi anatara rasio elektrifikasi dengan IPM juga kuat yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r 2 ) di atas 0,95. Dapat disimpulkan bahwa konsumsi listrik dan rasio elektrifikasi di Indonesia mempunyai hubungan yang kuat dengan indikator indikator IPM. Kata kunci : konsumsi listrik, pembangunan sosial, Indeks Pembangunan Manusia Abstract An analysis on electricity consumption and human development index (HDI) in Indonesia was carried out to investigate correlation between electricity consumption and indicators of human development index. Methodology which is applied on the study is descriptive analytic to describe correlation between the electricity consumption per sector to the indicators of HDI such as life expectancy and education. Electricity consumption of industry sector has a larger influence to life expectancy and commercial and household compared to those of other sectors. The result of the study indicates that electricity consumption and social development in Indonesia has a strong correlation with correlation coefficient (r 2 ) more than A strong correlation is also shown by electrification ratio and HDI with correlation coefficient is about It is concluded that electricity consumption and electrification ratio have strong relationship with indicators of HDI. Key words: electricity consumption, social development, human development index PENDAHULUAN Dalam masyarakat modern, energi listrik sudah menjadi kebutuhan dasar yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Dalam konteks pembangunan sosial, Niu et al menyatakan bahwa energi listrik sangat diperlukan untuk peningkatan kesejahteraan yang meliputi peningkatan kesehatan, pendidikan, kenyamanan, peningkatan kualitas 61
2 Ketenagalistrikan dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : 61 Vol No. 1 Juni 2014 : lingkungan, dan peningkatan pengembangan diri bagi perempuan. Konsumsi listrik juga merupakan salah satu indikator yang mencerminkan tingkat pembangunan sosial suatu negara [1]. Kanagawa & Nakata juga menyatakan bahwa secara sosio ekonomi, peningkatan akses terhadap energi modern berupa energi listrik akan meningkatan kualitas hidup secara drastis [2]. Pada dasarnya, standar atau tingkat kesejahteraan manusia sebenarnya sulit untuk diukur tetapi saat ini ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukurnya. Yang paling sederhana adalah dengan menghitung produksi domestik bruto (PDB) per kapita yang menggambarkan nilai semua barang dan jasa yang diproduksi suatu wilayah dalam periode waktu tertentu per kapita. Indikator yang lebih maju adalah dengan menghitung indeks pembangunan manusia (IPM) atau human development index (HDI) yang mempertimbangkan umur harapan hidup, angka melek huruf, dan PDB [3]. Mengacu pada UNDP, umur harapan hidup atau angka harapan hidup adalah rata-rata perkiraan banyaknya tahun yang dapat ditempuh seseorang selama hidup. Sedangkan angka melek huruf atau rata-rata lama sekolah didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia 15 tahun keatas dalam menjalani pendidikan formal. Ada beberapa studi yang mempelajari hubungan antara konsumsi energi dan atau listrik dengan tingkat kesejahteraan manusia. Martinez & Ebenhack melalui studinya terhadap konsumsi energi per kapita dengan IPM di 120 negara menyatakan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara IPM dengan konsumsi energi. Disebutkan juga bahwa untuk Negara-negara miskin, peningkatan akses yang kecil terhadap energi akan meningkatkan pembangunan manusia yang luar biasa [4]. Pereira et al melalui studinya terhadap listrik pedesaan dan kemiskinan energi di Brasil menyimpulkan bahwa ada perubahan profil konsumsi energi dan listrik terhadap pengurangan kemiskinan energi [5]. Sebaliknya, melalui studinya terhadap konsumsi listrik di negara-negara industri, Mazur menyimpulkan bahwa peningkatan konsumsi energi dan listrik per kapita pada tiga dekade terakhir tidak berasosiasi atau berhubungan dengan peningkatan kualitas hidup [6]. Oudraogo menyatakan bahwa ada hubungan kointegrasi yang positif antara konsumsi listrik dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau human development index (HDI). Secara lebih detail disebutkan bahwa peningkatan konsumsi litrik per kapita sebesar 1% akan meningkatkan nilai IPM sebesar 0,22% [7]. Melalui studinya terhadap konsumsi energi, kesejahteraaan manusia dan pembangunan ekonomi di beberapa negara di Eropa Timur, Jorgenson et al menyatakan bahwa hubungan antara intesitas energikesejahteraan manusia dengan pertumbuhan ekonomi sangat kompleks dan berubah secara dramatis sepanjang waktu. Dan pada beberapa Diterima 62 : 23 April 2014, direvisi : 5 Mei 2014, disetujui terbit : 2 Juni 2014
3 Ketenagalistrikan Analisis Konsumsi dan Energi Listrik Terbarukan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : tahun terakhir rentang waktu studi, menunjukkan peningkatan hubungan yang berlanjut anatara intensitas energi kesejahteraan manusia dengan pembangunan ekonomi [8]. Bagaimana dengan tingkat kesejahteraan manusia dan kaitannya dengan konsumsi listrik di Indonesia? Mengacu pada data UNDP tahun 2012, dengan nilai IPM sekitar 0,929, Indonesia berada pada peringkat 121 dari 187 negara dan dikategorikan sebagai negara dengan pembangunan manusia menengah [9]. Sampai dengan tahun 2012, rasio elektrifikasi di Indonesia mencapai 76% yang artinya masih ada sekitar 24% rumah tangga yang belum mempunyai akses terhadap energi listrik. Pertumbuhan konsumsi listrik dari tahun 2004 sampai dengan 2012 sekitar 9% per tahun. Dan total konsumsi listrik Indonesia mencapai GWh dan masih didominasi oleh sektor rumah tangga dan industri, masing - masing 41% dan 35%. Selanjutnya adalah sektor komersil sebesar 18%. Sektor lainnya seperti sosial, penerangan dan bangunan pemerintah mengkonsusmsi sekitar 7% [10]. Sejauh ini, belum ditemukan studi yang mempelajari kaitan antara tingkat kesejahteraan manusia dan konsumsi listrik di Indonesia. Oleh karena itu, penulis termotivasi untuk melakukan studi yang berkaitan dengan hal tersebut di atas. Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis hubungan antara konsumsi listrik dengan indikator pembangunan sosial berupa IPM di Indonesia. Analisis dibatasi hanya pada dua komponen dari IPM yaitu umur harapan hidup angka melek huruf. Dilakukan juga analisis hubungan antara rasio elektrifikasi dengan dua komponen IPM yaitu angka harapan hidup dan lama sekolah. METODOLOGI Metodologi yang digunakan dalam studi ini adalah deskriptif analitik yang menggambarkan secara detail hubungan antara konsumsi listrik dengan indikator pembangunan sosial yaitu IPM. Saat ini, United Nations Development Programme (UNDP) menggunakan empat komponen indikator dalam menghitung IPM yaitu umur harapan hidup, angka melek huruf yang diwakili oleh lama sekolah yang diharapkan dan rata-rata lama sekolah serta daya beli yang dicerminkan oleh pendapatan nasional kotor per kapita [9]. Dalam studi ini yang digunakan dalam analisis hanya komponen umur harapan hidup dan angka melek huruf karena indikator ini secara luas sudah diterima sebagai indikator dari masyarakat yang baik dan sudah menjadi fokus banyak penelitian kesehatan masyarakat, demografi dan pendidikan masyarakat. Saat ini, indikator umur harapan hidup banyak digunakan dalam studi intensitas energi kesejahteraan mausia karena tepat, valid dan handal untuk analisis kesejahteraan manusia serta sudah mapan dalam berbagai penelitian [11]. Umur harapan hidup mengindikasikan rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anak yang masih hidup. Mengingat ketersediaan data dari lembaga nasional terbatas, maka data yang 63
4 Ketenagalistrikan dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : 61 Vol No. 1 Juni 2014 : dipergunakan mengacu pada beberapa lembaga internasional. Data umur harapan hidup diperoleh dari basis data Bank Dunia [12] dan disajikan dalam Tabel 1. Data lama sekolah dan IPM disajikan pada Tabel 2 berdasarkan laporan UNDP [9]. Tabel 1. Pendapatan nasional bruto per kapita dan umur harapan hidup Indonesia [12] Tahun GNI PPP per kapita (2005 US$) Umur harapan hidup , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Tabel 2. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia [9] Tahun Lama IPM sekolah (tahun) ,3 0, ,2 0, ,8 0, ,3 0, ,8 0,620 Data konsumsi listrik diperoleh dari basis data Badan Energi internasional atau International Energy Agency (IEA) [13] dan disajikan pada Tabel 3. Sedangkan data rasio elektrifikasi yang disajikan pada Tabel 4, diperoleh dari data KESDM. Rentang waktu data yang dianalisis adalah dari tahun 1990 sampai dengan tahun Tahun Tabel 3. Konsumsi listrik Indonesia Industri Konsumsi per kapita (kwh) Rumah tangga Komersial Total
5 Ketenagalistrikan Analisis Konsumsi dan Energi Listrik Terbarukan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : Tabel 4. Rasio elektrifikasi rata-rata Indonesia [10] Tahun Rasio elektrifikasi (%) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Korelasi antara umur harapan hidup dengan konsumsi listrik total dan tiap sektor diilustrasikan pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 4 di bawah ini. Gambar 2. Korelasi konsumsi listrik sektor industri per kapita terhadap umur harapan hidup Gambar 3.Korelasi konsumsi listrik sektor rumah tangga per kapita terhadap umur harapan hidup Gambar 1. Korelasi konsumsi listrik total per kapita terhadap umur harapan hidup Gambar 4. Korelasi konsumsi listrik sektor komersial per kapita terhadap umur harapan hidup 65
6 Ketenagalistrikan dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : 61 Vol No. 1 Juni 2014 : Korelasi antara konsumsi listrik per kapita dengan umur harapan hidup, lama sekolah dan IPM disajikan pada Gambar 5 sampai dengan Gambar 7 di bawah ini. Dan korelasi rasio elektrifikasi terhadap dua indikator IPM diilustrasikan pada Gambar 8 sampai dengan Gambar 10 di bawah ini. Gambar 5. Korelasi konsumsi listrik per kapita terhadap umur harapan hidup Gambar 8. Korelasi rasio elektrifikasi terhadap umur harapan hidup Gambar 6. Korelasi konsumsi listrik per kapita terhadap lama sekolah Gambar 9. Korelasi rasio elektrifikasi terhadap lama sekolah Gambar 7. Korelasi konsumsi listrik perkapita terhadap IPM Gambar 10. Korelasi rasio elektrifikasi terhadap IPM 66
7 Ketenagalistrikan Analisis Konsumsi dan Energi Listrik Terbarukan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : Pembahasan Secara umum, konsumsi listrik berkorelasi sangat kuat dengan umur harapan hidup seperti ditunjukkan pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 4. Korelasi yang paling kuat ditunjukkan oleh sektor rumah tangga, kemudian sektor industri dan terakhir sektor komersial. Walaupun demikian, melalui analisis sensitivitas dari konsumsi lisrik masing-masing sektor terhadap umur harapan hidup, mengindikasikan sektor yang paling mempunyai pengaruh paling besar adalah sektor industri, kemudian diikuti oleh sektor komersial dan sektor rumah tangga. Dengan menaikkan atau menurunkan nilai konsumsi listrik setiap sektor sebesar 10%, sektor industri memberikan pengaruh sebesar 0,79%, diikuti sektor komersial sebesar 0,75%, dan terakhir sektor rumah tangga sebesar 0,52%. Korelasi konsumsi listrik total dengan dua indikator IPM juga sangat kuat seperti ditunjukkan pada Gambar 5 sampai dengan Gambar 7. Terlihat bahwa konsumsi listrik total berkorelasi lebih kuat terhadap indikator umur harapan hidup dibandingkan terhadap indiator melek huruf. Akan tetapi jika dilakukan analisis sensitivitas untuk masing-masing indikator, justru indikator melek huruf lah yang lebih dipengaruhi oleh konsumsi listrik total. Dengan menaikkan atau menurunkan nilai konsumsi listrik sebesar 10%, indikator umur harapan hidup berubah sekitar 0.9% dan indikator melek huruf berubah sekitar 4.4%. Hal yang berbeda terjadi pada hubungan antara rasio elektrifikasi dengan dua indikator IPM seperti ditunjukkan pada Gambar 8 sampai dengan Gambar 10. Kedua indikator IPM tersebut mempunyai korelasi yang sangat kuat dengan rasio elektrifikasi dimana indikator melek huruf berkorelasi lebih kuat dibandingkan indikator umur harapan hidup. Rasio elektrifikasi juga lebih mempengaruhi nilai indikator melek huruf dibandingkan indikator umur harapan hidup. Dengan menaikkan atau menurunkan nilai rasio elektrifikasi sebesar 10%, nilai indikator melek huruf berubah sebesar 6,6% dan indikator umur harapan hidup berubah sekitar 1,2%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil pembahasan atas hasil studi ini maka dapat disimpulkan bahwa konsumsi listrik dan rasio elektrifikasi di Indonesia mempunyai hubungan yang kuat dengan indikator-indikator pembangunan manusia. Sektor industri mempunyai pengaruh paling besar terhadap umur harapan hidup, diikuti sektor komersial dan rumah tangga. Terkait dengan IPM, konsumsi listrik total dan rasio elektrifikasi lebih mempengaruhi nilai indikator melek huruf dibandingkan indikator umur harapan hidup. Saran Mengingat kondisi kelistrikan baik konsumsi listrik maupun rasio elektrifikasi dan pembangunan sosial di setiap wilayah berbedabeda maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut 67
8 Ketenagalistrikan dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan dan Energi Terbarukan Vol. 13 No. 1 Juni 2014 : 61 Vol No. 1 Juni 2014 : untuk membandingkan dan menggambarkan secara lebih detail kondisi setiap wilayah. DAFTAR PUSTAKA [1]. Niu, S., Y. Jia, W. Wang, R. He, L. Hu and Y. Liu Electricity consumption and human development level: A comparative analysis based on panel data for 50 countries. Electrical Power and Energy Systems. Vol. 53: [2]. Kanagawa, M. and T. Nakata Assessment of access to electricity and the socio-economic impacts in rural areas of developing countries. Energy Policy. Vol. 36: [3]. Center for Sustainable Systems, University of Michigan Social Development Indicators Factsheet. Pub. No. CSS08-15 [4]. Martinez, D. M. and B. W. Ebenhack Understanding the role of energy consumption in human development through the use of saturation phenomena. Energy Policy. Vol. 36: [5]. Pereira, M.G., M.A.V. Freitas and N.F. da Silva Rural electrification and energy poverty: Empirical evidences from Brazil. Renewable and Sustainable Energy Reviews. Vol. 14: [6]. Mazur, A Does increasing energy or electricity consumption improve quality of life in industrial nations Energy Policy. Vol. 39: [7]. Ouedraogo, N. S Energy consumption and human development: Evidence from a panel co-integration and error correction model. Energy. Vol. 63: [8]. Jorgenson, A. K., A. Alekseyko and V. Giedraitis Energy consumption, human well-being and economic development in central and eastern European nations: A cautionary tale of sustainability. Energy Policy. Vol. 66: [9]. United Nations Development Programme (UNDP) Human development Reports Tersedia pada [Diakses tanggal 25 Februari 2014 ] [10]. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Statistik Listrik. Tersedia pada [Diakses tanggal 28 Februari 2014]. [11]. Dietz, T., E. A. Rosa, and R. York Environmentally efficient well-being: Is there a Kuznets curve?. Applied Geography. Vo. 32: [12]. World Bank Human development Reports Tersedia pada [Diakses tanggal 25 Februari 2014 ] [13]. International Energy Agency (IEA) Report. Tersedia pada: [Diakses tanggal 25 Februari 2014] 68
BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini disebabkan oleh potensi sumber daya yang dimiliki daerah berbeda-beda. Todaro dan Smith (2012: 71)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pembangunan manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pada tahun 1990 UNDP (United Nations Development Programme) dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan definisi dan teori pembangunan manusia, pengukuran pembangunan manusia, kajian infrastruktur yang berhubungan dengan pembangunan manusia, dan kajian empiris
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG
HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG Oleh : TAN WEE YEN 110100464 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciPROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT & BANTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP
PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN 213-222 PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT & BANTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP Oding *), Susatyo Handoko, and Agung Nugroho Departemen Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciChapter 2 Comparative Economic Development
Chapter 2 Comparative Economic Development Karakter Umum dari Negara sedang Berkembang Tingkat yang rendah dari kehidupan dan produktivitas Tingkat rendah dari modal manusia Tingkat yang tinggi dari ketidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Indeks Pembangunan Manusia Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Pembangunan manusia menempatkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O15
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 0/07/Th. VIII, 1 Juli 016 PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN 011 - O15 Selama kurun waktu 011-015, IPM Kabupaten Ngada meningkat dari
Lebih terperinciModal Insani (Human Capital) dan Pembangunan Ekonomi
Modal Insani (Human Capital) dan Pembangunan Ekonomi Prof. H. Lincolin Arsyad, M.Sc., Ph.D Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Guru Besar FEB Universitas Gadjah Mada Disampaikan pada acara University
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan manusia merupakan paradigma baru yang menempatkan manusia sebagai kunci pembangunan. Pergeseran paradigma tersebut terjadi pada tahun 1960-an,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR SKRIPSI SISKA DEWI 130823014 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN
Lebih terperinciINDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN. Minggu 13
INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN Minggu 13 Continuum of family welfare Satiety Affluence Deprivation The common man Poverty TODAY S TOPICS Berapa ukuran pembangunan ekonomi: HDI GDI dan GEM GII HPI PMI
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh : RAHMA NURFIANI PRADITA
PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN/ KOTA DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED ORDINAL LOGISTIC REGRESSION SKRIPSI Disusun Oleh : RAHMA NURFIANI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang harus dicapai dalam pembangunan. Adapun salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan dalam pembangunan adalah
Lebih terperinciSINGKATAN DAN ISTILAH...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR SINGKATAN
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan. Gambar 1.1 Peta Dunia Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (2004). menengah. tinggi. data ( ) rendah (
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Topik tentang energi saat ini menjadi perhatian besar bagi seluruh dunia. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu hingga sekarang
Lebih terperinciVersi 27 Februari 2017
TARGET INDIKATOR KETERANGAN 7.1 Pada tahun 2030, menjamin akses universal 7.1.1* Rasio elektrifikasi Indikator nasional yang sesuai dengan indikator layanan energi yang global (Ada di dalam terjangkau,
Lebih terperinciPENGARUH PEMBANGUNAN MANUSIA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DI NEGARA BERKEMBANG. Ghulam Maulana Hilal
PENGAUH PEMANGUNAN MANUSIA TEHADAP PEMANGUNAN EKONOMI DI NEGAA EKEMANG Ghulam Maulana Hilal Ghulam.maulana@gmail.com Sukamdi Sukamdi@ugm.ac.id Abstract Human development becomes the focus of the development
Lebih terperinciPEMBANGUNAN WILAYAH YANG TIDAK SEIMBANG (UNEQUAL DEVELOPMENT OF REGIONS)
9 BAB 2 PEMBANGUNAN WILAYAH YANG TIDAK SEIMBANG (UNEQUAL DEVELOPMENT OF REGIONS) SEBAGAI SALAH SATU DAMPAK DARI PROSES MAKRO GLOBALISASI (MACROPROCESS OF GLOBALIZATION) 2.1 Globalisasi Munculnya arus migrasi
Lebih terperinciPENDIDIKAN DI INDONESIA DALAM HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI) YULIANI *) *) Dosen STKIP PGRI Tulungagung
PENDIDIKAN DI INDONESIA DALAM HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI) YULIANI *) *) Dosen STKIP PGRI Tulungagung ABSTRAK merupakan ukuran ringkasan untuk menilai kemajuan jangka panjang dalam tiga dimensi dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sementara pada waktu yang sama mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk yang besar akan menguntungkan bila diikuti dengan kualitas yang memadai. Artinya aspek kualitas penduduk menjadi sangat penting agar jumlah yang besar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyumas khususnya kota Purwokerto dewasa ini banyak melakukan pembangunan baik infrastuktur maupun non insfrastuktur dalam segala bidang, sehingga kebutuhan
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, KEBUGARAN FISIK DAN IMEJ TUBUH DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SMA Dl KOTA BANDA ACEH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, KEBUGARAN FISIK DAN IMEJ TUBUH DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SMA Dl KOTA BANDA ACEH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Azhari,1 Syafei lshak,2 Lestari Kanti Wilujengl ABSTRACT
Lebih terperinciPENDAHULUAN. hidup yang layak dibutuhkan pendidikan. Pendidikan dan kesehatan secara. dan merupakan jantung dari pembangunan. Negara-negara berkembang
BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan dasar dari pembangunan. Manusia dapat menikmati hidup dengan nyaman apabila sehat dan untuk dapat hidup yang layak dibutuhkan
Lebih terperinciIndikator Pembangunan. Pengantar Ekonomi Pembangunan
Indikator Pembangunan Pengantar Ekonomi Pembangunan Sub Pokok bahasan pertemuan ke-2 Perlunya Indikator Pembangunan Indikator Moneter Indikator Sosial Kelemahan Indikator pendapatan per kapita Indikator
Lebih terperinciSDG Goal 7 dan RPJMN
SDG Goal 7 dan RPJMN 2015-2019 Fabby Tumiwa Ins.tute for Essen.al Services Reform Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil untuk SDGs Jakarta, 6 Oktober 2015 1 Energi & Pembangunan Manusia (1) Energy services
Lebih terperinciANALISIS PENYEDIAAN DAN KEBUTUHAN ENERGI SEKTOR RUMAH TANGGA DI PROVINSI GORONTALO
ANALISIS PENYEDIAAN DAN KEBUTUHAN ENERGI SEKTOR RUMAH TANGGA DI PROVINSI GORONTALO Nona Niode Abstract An increase of the energy demand in household sector has made changes behavior of energy consumption
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk melihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk melihat kinerja perekonomian, baik di tingkat nasional maupun regional (daerah). Menurut Todaro (dalam Yunitasari,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, Human Development Index (HDI) atau yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan sebuah tolak ukur yang
Lebih terperinciPERKIRAAN KONSUMSI ENERGI LISTRIK 2013 HINGGA 2030 ACEH TAMIANG
Perkiraan Konsumsi Energi Listrik 2013 Hingga 2030 Aceh Tamiang PERKIRAAN KONSUMSI ENERGI LISTRIK 2013 HINGGA 2030 ACEH TAMIANG Rahmad Purnama 1, Ahmad Agus Setiawan 2, Suhanan 3 1 Magister Teknik Sistem
Lebih terperinciPENERAPAN ERGONOMI PADA PROSES AUDIT ENERGI DI BANK INTERNASIONAL INDONESIA (BII) KANTOR CABANG UDAYANA
PENERAPAN ERGONOMI PADA PROSES AUDIT ENERGI DI BANK INTERNASIONAL INDONESIA (BII) KANTOR CABANG UDAYANA TUGAS AKHIR Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan dalam rangka menyelesaikan pendidikan sarjana
Lebih terperinciPENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP KESENJANGAN UPAH GENDER
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP KESENJANGAN UPAH GENDER Dara Veri Widayanti 1 Nindy Sintya Indriani Rachman 2 Widya Mauretya 3 1,2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda
Lebih terperinciBeberapa prinsip dasar dalam penyusunan Indeks Pembanguan Manusia Kabupaten Banyuwangi tahun 2010 yaitu:
BAB II METODOLOGI 2. 1 PRINSIP DASAR PENYUSUNAN Prinsip dasar penyusunan publikasi ini masih merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya, yaitu tetap melakukan pengukuran terhadap kinerja pembanguan manusia
Lebih terperinci(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan
Dr. Hefrizal Handra Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang 2014 Deklarasi MDGs merupakan tantangan bagi negara miskin dan negara berkembang untuk mempraktekkan good governance dan komitmen penghapusan
Lebih terperinciANALISIS PROCRUSTES PADA INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH (STUDI KASUS IPM TAHUN 2008 DAN 2013)
ANALISIS PROCRUSTES PADA INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH (STUDI KASUS IPM TAHUN 2008 DAN 2013) SKRIPSI Disusun Oleh : BUNGA MAHARANI 24010211120008 JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. Dibandingkan dengan kondisi permintaan energi beberapa
Lebih terperinciPP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI Oleh : Kunaefi, ST, MSE
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: RUEKD, EBT, Pembangkit Listrik, Potensi Energi Daerah, Propinsi Jawa Tengah, Kabupaten Sragen.
TUGAS AKHIR RE1599 STUDI PENGEMBANGAN SERTA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI DAN KELISTRIKAN DAERAH DENGAN MEMANFAATKAN POTENSI ENERGI DAERAH DI KABUPATEN SRAGEN PROPINSI JAWA TENGAH Arya Gani Agusta NRP
Lebih terperinciDAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENGANGGURAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SIDOARJO
DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENGANGGURAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SIDOARJO Ardi Anindita Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo ardi.anindita@gmail.com
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU H.Nevi Hendri, S.Si Soreang, 1 Oktober 2015 Pendahuluan Metodologi IPM Hasil Penghitungan IPM Metode Baru Penutup Pendahuluan SEJARAH PENGHITUNGAN IPM 1990:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal manusia berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka modal manusia merupakan faktor
Lebih terperinciDIREKTORAT PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN, INVESTASI DAN HKI DIREKTORAT JENDERAL MULTILATERAL KEMENTERIAN LUAR NEGERI
DIREKTORAT PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN, INVESTASI DAN HKI DIREKTORAT JENDERAL MULTILATERAL KEMENTERIAN LUAR NEGERI 1 AKSELERASI INDUSTRIALISASI 2012-2014 2 RUANG LINGKUP KERJASAMA PERINDUSTRIAN INDONESIA
Lebih terperinciINDIKATOR PEMBANGUNAN DAERAH. Ekonomika Terapan
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAERAH Ekonomika Terapan PENDAHULUAN Deskripsi singkat Pokok bahasan ini membahas tentang indicator yang digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan maupun sebagai dasar pijakan
Lebih terperinciSISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA
9 LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan pada era 1950-an hanya berfokus pada bagaimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pembangunan pada era 1950-an hanya berfokus pada bagaimana suatu negara dapat meningkatkan pendapatannya guna mencapai target pertumbuhan. Hal ini sesuai
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama awal perkembangan literatur pembagunan, kesuksesan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama awal perkembangan literatur pembagunan, kesuksesan pembangunan diindikasikan dengan peningkatan pendapatan per kapita dengan anggapan bahwa peningkatan pendapatan
Lebih terperinciInclusive Business: Pendekatan Inovatif untuk mencapai Sustainable Energy for All (SEFA)
Inclusive Business: Pendekatan Inovatif untuk mencapai Sustainable Energy for All (SEFA) Verania Andria Programme Manager for Sustainable Energy UNDP Indonesia Jakarta, 4 Des 2012 Sustainable Energy for
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO)
ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO) Leni Martinna, 2006. Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes. Pembimbing II : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM.,
Lebih terperinciURBANISASI, INDUSTRIALISASI, PENDAPATAN, DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA Oleh : Al Muizzuddin Fazaalloh 1
URBANISASI, INDUSTRIALISASI, PENDAPATAN, DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA Oleh : Al Muizzuddin Fazaalloh 1 Abstrak Paper ini meneliti tentang dampak industrialiasi, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan
Lebih terperinciEKONOMI PEMBANGUNAN INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
EKONOMI PEMBANGUNAN INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN INDIKATOR : Merupakan alat untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan suatu masyarakat atau suatu bangsa diperlukan tolak ukur. Menurut Arsyad,
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR SINGKATAN... viii KATA PENGANTAR... ix ABSTRAK...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembangunan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara maka membutuhkan pembangunan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang belum ada menjadi ada atau membuat suatu perubahan yaitu membuat sesuatu menjadi lebih baik atau
Lebih terperinciPublikasi Statistik Modal Sosial 2014, 2016
BADAN PUSAT STATISTIK Publikasi Statistik Modal Sosial 2014, 2016 ABSTRAKSI Pembangunan merupakan proses transformasi jangka panjang untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan manusia. Selama ini, modal
Lebih terperinciALOKASI ANGGARAN DAERAH DALAM PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA Beryl Artesian Girsang
ALOKASI ANGGARAN DAERAH DALAM PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA 2001-2009 Beryl Artesian Girsang berylgirsang@gmail.com Tukiran tukiran@ugm.ac.id Abstract Human resources enhancement
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kuncoro (2014), dalam jurnal Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional dikenal adanya tujuan posisi manusia sebagai central dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah objek utama dalam perabadan dunia. Dalam skala internasional dikenal adanya tujuan posisi manusia sebagai central dalam pembangunan dan peradaban,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa depan bangsa sangat tergantung pada kondisi pendidikan karena pendidikan merupakan investasi masa depan bangsa dimana anak bangsa dididik agar bisa meneruskan
Lebih terperinci4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia
iv DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR SINGKATAN... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Batasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya melakukan perbaikan perbaikan untuk mencapai taraf hidup dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
Lebih terperinciProyeksi Kebutuhan dan Penyediaan Energi serta Indikator Energi - OEI 2014
Proyeksi Kebutuhan dan Penyediaan Energi serta Indikator Energi - OEI 214 Ira Fitriana 1 1 Perencanaan Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi E-mail: fitriana.ira@gmail.com, irafit_24@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2016 Indonesia dan Negara Asia Tenggara lainnya sudah memasuki masa MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Orang Indonesia tidak lagi bersaing hanya dengan orang
Lebih terperinciData Pokok Pembangunan 2014 PEMBANGUNAN MANUSIA
PEMBANGUNAN MANUSIA Proses pembangunan yang sedang dilaksanakan terutama pada Negara berkembang hakikatnya adalah pembangunan terhadap manusianya. Taraf kualitas kehidupan manusia merupakan tujuan utama
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjuan Penelitian Terdahulu Suliswanto (2010), Melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDRB) Dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Terhadap Angka Kemiskinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupannya yang meliputi pada aspek sosial, ekonomi maupun politik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Nasional merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara terus-menerus dalam rangka mencapai kesejahteraan bagi masyarakatnya. Pencapaian kesejahteraan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara, maka dibutuhkan pembangunan. Pada September tahun 2000, mulai dijalankannya Millennium Development
Lebih terperinciPERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DAN FAKTOR PENYEBABNYA
PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DAN FAKTOR PENYEBABNYA The Development of Total Poor Population and Its Causing Factor Sunaryo Urip Badan Pusat Statistik Jl. Sutomo, Jakarta Pusat ABSTRACT There is
Lebih terperinciPEMETAAN BAHAYA GENANGAN PASANG AIR LAUT DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR. Dimas Musa Sulistio Aulia El Hadi
PEMETAAN BAHAYA GENANGAN PASANG AIR LAUT DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR Dimas Musa Sulistio Aulia El Hadi musadimas@gmail.com Sukamdi sukamdi@ugm.ac.id ABSTRACT In recent years, the demographic
Lebih terperinciAda 5 (lima) macam ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam pembangunan yaitu:
Ada 5 (lima) macam ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam pembangunan yaitu: 1. Kekayaan rata-rata 2. Pemerataan pendapatan 3. Kualitas kehidupan 4. Kerusakan lingkungan 5. Keadilan
Lebih terperinciBAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI
BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI Indikator yang lazim digunakan untuk mendapatkan gambaran kondisi pemakaian energi suatu negara adalah intensitas energi terhadap penduduk (intensitas energi per kapita)
Lebih terperinciSecara lebih sederhana tentang IPM dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Angka harapan hidup pd saat lahir (e0)
Lampiran 1. Penjelasan Singkat Mengenai IPM dan MDGs I. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 1 Sejak 1990, Indeks Pembangunan Manusia -IPM (Human Development Index - HDI) mengartikan definisi kesejahteraan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara yang berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Teori yang dibahas dalam bab ini terdiri dari pengertian pembangunan ekonomi,
Lebih terperinciHUMAN DEVELOPMENT INDEX
HUMAN DEVELOPMENT INDEX Oleh : 1. ITRA MUSTIKA (135030201111117) 2. YUSRIN RIZQI FARADITA (135030201111119) 3. DINAR DWI PURNAMASARI (135030201111135) 4. ERVINGKA RAHMA Y.S (135030207111101) Jurusan Ilmu
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ANAK PUTUS SEKOLAH DI JAWA BARAT DENGAN REGRESI LOGISTIK
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ANAK PUTUS SEKOLAH DI JAWA BARAT DENGAN REGRESI LOGISTIK Tina Aris Perhati 1, Indahwati 2, Budi Susetyo 3 1 Dept. of Statistics, Bogor Agricultural University (IPB), Indonesia,
Lebih terperinciDAMPAK INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN MERAUKE TESIS MAGISTER. Oleh ROMANUS MBARAKA NIM
DAMPAK INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN MERAUKE TESIS MAGISTER Oleh ROMANUS MBARAKA NIM - 25498026 BIDANG KHUSUS PERENCANAAN WILAYAH PROGRAM MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH
Lebih terperinciPEMULIHAN SOSIO-EKONOMI BALI PASCA BOM BALI I DAN II MELALUI BALI REHABILITATION FUND ( ) SKRIPSI
PEMULIHAN SOSIO-EKONOMI BALI PASCA BOM BALI I DAN II MELALUI BALI REHABILITATION FUND (2003-2006) SKRIPSI Disusun Oleh: Ni Luh Damaitri Nusabangsa NIM. 0921105012 Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O14
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 02/10/Th. VII, 05 Oktober 2015 PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN 2010-2O14 (PENGHITUNGAN DENGAN MEMAKAI METODE BARU) Selama kurun
Lebih terperinci2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA
2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 2015 Copyright @2015 PT. INDO ANALISIS Hak Cipta dilindungi Undang-undang DAFTAR ISI I.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia merupakan kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai modal dasar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai modal dasar pembangunan. Tujuan dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyat untuk
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Proses pembangunan sebenarnya adalah merupakan suatu perubahan sosial
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Proses pembangunan sebenarnya adalah merupakan suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan agar
Lebih terperinciPendapatan Regional dan Pengeluaran
Pendapatan Regional dan Pengeluaran 10.1 Pendapatan Regional Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sektor/lapangan usaha yang melakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini memaparkan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Di dalam bab ini akan diuraikan prosedur dan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan..1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentu dapat menjadi penghambat bagi proses pembangunan. Modal manusia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara sedang berkembang, pada umumnya memiliki sumber daya manusia (SDM) yang melimpah namun dengan kualitas yang masih tergolong rendah. Hal ini tentu dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kekayaan suatu negara yang dijadikan sebagai modal dasar pembangunan. Pembangunan bertujuan untuk menciptakan lingkungan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT
ABSTRAK HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT (% BF) YANG DIUKUR DENGAN MENGGUNAKAN BOD POD DAN WAIST CIRCUMFERENCE (WC) SERTA CUT OFF POINT (COP) DAN ODDS RATIO (OR) COP WC PADA OBESITAS Dhaifina Alkatirie, 2010
Lebih terperinciKlasifikasi Pinjaman dan Hibah
LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI NOVEMBER 2015 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit eselon II
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER INSTRUCTION FLIP DAN FLIPPED CLASSROOM TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI
BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2016, Volume 9 No 1, 15-19 ISSN: 0853-2451 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER INSTRUCTION FLIP DAN FLIPPED CLASSROOM TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA
Lebih terperinciSTUDI PROSPEK PENINGKATAN PENDAPATAN PDAM DENGAN OPTIMALISASI AIR TERJUAL PADA PELANGGAN KELOMPOK RUMAH TANGGA (Studi Kasus : PDAM Kota Cianjur)
Nomor Urut: 1103 / 0304 / P LAPORAN TUGAS AKHIR TL-40Z0 PENELITIAN STUDI PROSPEK PENINGKATAN PENDAPATAN PDAM DENGAN OPTIMALISASI AIR TERJUAL PADA PELANGGAN KELOMPOK RUMAH TANGGA (Studi Kasus : PDAM Kota
Lebih terperinciIndeks Pembangunan Manusia. oleh Dr Zulkiply Omar. Fello Penyelidik Kanan. Institut Penyelidikan Ekonomi Malaysia (MIER) 1
Indeks Pembangunan Manusia oleh Dr Zulkiply Omar Fello Penyelidik Kanan Institut Penyelidikan Ekonomi Malaysia (MIER) 1 Pembangunan ekonomi adalah penting untuk pembangunan manusia. Namun perlu diingat
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh: SARITA BUDIYANI PURNAMASARI NIM
PEMILIHAN CLUSTER OPTIMUM PADA FUZZY C-MEANS (Studi kasus: Pengelompokan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah berdasarkan Indikator Indeks Pembangunan Manusia) SKRIPSI Disusun Oleh: SARITA BUDIYANI PURNAMASARI
Lebih terperinciPENGARUH INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH
J. Agroland 17 (1) : 63 69, Maret 2010 ISSN : 0854 641X PENGARUH INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH The Effect of Investment of Agricultural
Lebih terperinciHubungan antara Pengetahuan Siswa Tentang Konsep Ekologi dengan Ecological Footprint Berdasarkan Gender (Studi Korelasional di SMA Jakarta)
Hubungan antara Pengetahuan Siswa Tentang Konsep Ekologi dengan Ecological Footprint Berdasarkan Gender (Studi Korelasional di SMA Jakarta) Relationship between Student s Knowledge about Ecological Concepts
Lebih terperinciBAB XIII. PERBANDIGAN REGIONAL KARANGASEM GINI RATIO : 0,337 IPM : 64,01 JEMBRANA BANGLI BULELENG TABANAN
BAB XIII PERBANDIGAN REGIONAL TABANAN JEMBRANA GINI RATIO : 0,386 IPM : 68,67 BANGLI BULELENG GINI RATIO : 0,393 IPM : 69,16 KARANGASEM GINI RATIO : 0,337 IPM : 64,01 GINI RATIO : 0,329 IPM : 65,75 GINI
Lebih terperinciTESIS MAGISTER. Oleh : SETA KARTIKA NIM
KAJIAN EFEKTIVITAS PENYERAPAN DANA BANTUAN LUAR NEGERI TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI DAN UPAYA PEMODELAN PENILAIAN EFEKTIVITASNYA Studi Kasus : Bantuan Jepang TESIS MAGISTER Oleh : SETA KARTIKA NIM
Lebih terperinciIndeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia Kuliah Pengantar: Indeks Pembangunan Sub Bidang Pembangunan Perdesaan Di Program Studi Arsitektur, ITB Wiwik D Pratiwi, PhD Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia
Lebih terperinciBESAR SUBSIDI UNTUK DISTRIBUSI JAWA TIMUR TAHUN 2007 SEBESAR Rp.224,21/kWh
BESAR SUBSIDI UNTUK DISTRIBUSI JAWA TIMUR TAHUN 2007 SEBESAR Rp.224,21/kWh Dalam perkembangannya, untuk memenuhi keinginan dari permintaan calon pelanggan rumah tangga, PT.PLN mengeluarkan produk-produk
Lebih terperinci