PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI SUHU DAN KELEMBABAN UNTUK BUDIDAYA JAMUR KUPING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI SUHU DAN KELEMBABAN UNTUK BUDIDAYA JAMUR KUPING"

Transkripsi

1 PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI SUHU DAN KELEMBABAN UNTUK BUDIDAYA JAMUR KUPING Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: FELIX AGNI GUNAWAN I JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH... iii SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR PROGRAM.xiv DAFTAR GRAFIK xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... I Perumusan Masalah... I Tujuan Penelitian... I Manfaat Penelitian... I Batasan Masalah... I Sistematika Penulisan... I-3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Penelitian... II Metode Budidaya Jamur Kuping... II Teori Suhu dan Kelembaban... II Teori Kelembaban... II Teori Suhu... II Pengertian Mikrokontrol... II Sensor Suhu dan Kelembaban... II-7 ix

3 2.6 HMI LCD... II-11 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahap Studi Awal... III Identifikasi Masalah... III Perumusan Masalah... III Penetapan Tujuan,Manfaat, dan Batasan... III Tahap Perancangan dan Ujicoba Alat... III Deskripsi Masalah... III Perancangan Konseptual... III Penerapan Rancangan... III Pengujian Hasil Rancangan... III Analisis dan Interprestasi... III Kesimpulan dan Saran... III-7 BAB IV PERANCANGAN DAN UJICOBA ALAT 4.1 Perancangan Konseptual... IV Identifikasi Kebutuhan... IV Perancangan Sistem Kerja Alat... IV Pemilihan Komponen... IV Penerapan Alat dan Sistem... IV Rangkaian IC Mikrokontrol... IV Rangkaian Sensor... IV Rangkaian Alat Pemanas dan Pendingin... IV Perancangan Sirkuit Elektronik... IV Perancangan Hardware... IV Pemrograman Alat.IV Perakitan Alat IV Cara Kerja Alat..IV Pengujian Rancangan Sistem Pengendali IV-28 BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL 5.1 Analisis Hasil Penelitian... V Analisis Ujicoba Mikrokontroler... V Analisis Ujicoba Alat... V-2 x

4 5.1.3 Analisis Hasil Produksi Jamur Kuping... V-4 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... VI Saran... VI-1 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

5 ABSTRAK Felix Agni Gunawan, NIM : I PERANCANGAN SISTEM PENGENDALI SUHU DAN KELEMBABAN UNTUK BUDIDAYA JAMUR KUPING. Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Juni 2012 Budidaya jamur kuping adalah salah satu sumber pangan yang baru. Budidaya ini memerlukan sistem pengendalian suhu dan kelembaban yang tepat untuk menghasilkan kualitas jamur kuping yang baik. Sekarang ini sudah banyak sistem pengendali suhu dan kelembaban untuk jamur baik secara manual ataupun otomatis, namun masih banyak kekurangannya seperti pemakaian alat yang mahal, kurang praktis perakitannya, dan pengoprasiannya tidak mudah. Penelitian ini bertujuan merancang dan membuat prototipe suatu sistem pengendali suhu dan kelembaban untuk budidaya jamur kuping yang lebih baik dari sistem-sistem pengendali yang sebelumnya. Metode penelitian ini dilakukan melalui 2 tahap utama yaitu perancangan konseptual dan perancangan alat dan sistem. Tahap perancangan konseptual meliputi identifikasi kebutuhan, perancangan sistem, dan pemilihan komponen. Tahap selanjutnya adalah penerapan alat dan sistem yang meliputi rangkaian mikrokontroler, sensor, alat pemanas, alat pendingin, perancangan sirkuit elektronik, hardware, pemrograman alat dan terakhir perakitan alat. Penelitian ini menghasilkan prototipe alat pengatur temperatur dan kelembaban dengan menggunakan mikrokontroler ATmega16, yang mampu meningkatkan kecepatan respon sistem pengendali temperatur pada budidaya jamur yang dilakukan secara otomatis, mudah dalam pengoperasian pengendali, praktis perakitannya, memiliki kemampu-rawatan yang mudah, dan memperbaiki realibilitas sistem terdahulu yang mana masih dilakukan secara manual. Alat pengatur temperatur dan kelembaban ini dapat membantu setiap petani jamur kuping baik yang sudah terlatih maupun belum. Hasil pemakaian alat ini dapat meningkatkan produktivitas hasil panen. Kata kunci : Mikrokontroler, ATMEGA16, jamur kuping, sistem pengendali suhu dan kelembaban. xvi + 72 halaman; gambar; 14 tabel; 2 lampiran. Daftar pustaka : 13 ( ).

6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memenuhi ketahanan pangan, manusia terus berupaya mengembangkan dan meneliti jenis sumber makanan baru. Dari berbagai macam jenis makanan baru yang telah ditemukan salah satunya adalah jamur, jamur yang dulunya berupa tanaman liar kini telah menjadi salah satu sumber makanan masyarakat yang digemari dan dikonsumsi oleh semua kalangan dan umur. Jamur juga merupakan sumber nutrisi yang tinggi dan dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan. Dari berbagai jenis jamur yang dapat dikonsumsi dan dibudidayakan salah satunya adalah jamur kuping. Penelitian ini akan membahas tentang jamur kuping karena merupakan jenis jamur yang banyak dibudidayakan selain jamur tiram sehingga tempat pembudidayaan jamur yang disebut kumbung jamur mudah ditemukan dan segi perawatannya mudah. Budidaya jamur kuping di daerah dataran rendah (suhu ±30 C) memerlukan pengontrolan suhu dan kelembaban pada kumbung jamur untuk mendapatkan pertumbuhan badan jamur yang optimal. Pada umumnya kondisi yang optimal untuk pertumbuhan jamur kuping dibedakan dalam dua fase, yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara C dengan kelembaban % RH dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara C (Jumran, 2009). Saat ini sistem pengaturan suhu dan kelembaban kumbung jamur dilakukan dengan cara manual dan otomatis. Penanganan secara manual dapat dilihat pada budidaya jamur kuping di daerah Mojolaban, Sukoharjo yaitu dilakukan dengan cara menyemprotkan air pada lantai dan dinding kumbung jamur apabila suhu udara diatas suhu yang diharapkan. Hal ini tidak efisien karena memerlukan operator untuk memperhatikan dan menjaga suhu dan kelembaban pada kumbung jamur secara terus menerus. Kelembaban juga tidak dapat dikontrol dengan baik karena tidak adanya alat ukur kelembaban. Selain secara manual penanganan suhu jamur telah dilakukan secara otomatis seperti pada penelitian yang merancang suatu sistem pengatur suhu dengan menggunakan sensor suhu SHT-10 dan I-1

7 berbasis mikrokontroler yang mengatur blower dan sprayer untuk menyempotkan butiran-butiran airnya (Budiawan, 2010). Penelitian yang lain menggunakan sensor suhu SHT-11, mikrokontroler ATM89C51 sebagai kontrol utama, serta untuk alat pemanas dan pendingin berupa motor stepper untuk membuka dan menutup jendela, mengaktifkan alat pemanas, dan kipas (Sofyan dan Winarso, 2005). Dari sistem otomatis yang telah dipaparkan, menggunakan sensor yang mahal dan alat-alat pengatur suhu yang perakitannya kurang praktis. Dari dua jenis pengaturan suhu dan kelembaban secara manual dan otomatis yang telah dipaparkan tersebut memiliki berbagai kekurangan sehingga diperlukan suatu sistem yang mampu mengendalikan suhu dan kelembaban yang mudah digunakan oleh petani, praktis mudah dibawa sehingga tidak memerlukan tempat yang besar dan mudah dirangkai, serta harganya yang lebih murah. 1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana merancang suatu sistem yang mampu mengendalikan suhu udara dan kelembaban pada budidaya jamur kuping yang dapat digunakan dengan mudah?. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Merancang suatu sistem pengatur suhu dan kelembaban untuk budidaya jamur kuping. 2. Membuat prototipe rancangan sistem pengatur suhu dan kelembaban pada budidaya jamur kuping. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Meningkatkan produktivitas jamur kuping. 2. Mengurangi biaya produksi budidaya jamur kuping. 1.5 Batasan Untuk memudahkan dalam pembahasan, maka perlu adanya pembatasan masalah, yaitu: I-2

8 1. Penelitian dilakukan di tempat budidaya jamur kuping desa Kloron RT:01/RW:01, Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo dengan ukuran kumbung jamur panjang 9m x lebar 3m x tinggi 2,5m. 2. Penelitian ini tidak mempertimbangkan kualitas jamur yang dihasilkan. 1.6 Sistematika Penulisan Penyusunan tugas akhir ini disusun secara sistematis dan berisi uraian pada setiap bab untuk mempermudah pembahasannya. Adapun dari pokok-pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi enam bab, seperti dijelaskan berikut ini. BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pengantar laporan penulisan tugas akhir yang menguraikan latar belakang masalah diadakannya penelitian, perumusan masalah bedasarkan latar belakang masalah penelitian yang diangkat, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi-asumsi dan sistematika penelitian. Pengantar penelitian yang dijabarkan dalam bab ini dimaksudkan untuk memberikan arah penelitian sesuai tujuan, manfaat dan asumsi yang diajukan dan untuk menjawab permasalahan yang diangkat dalam tugas akhir yaitu mengenai perancangan alat pengatur suhu dan kelembaban pada budidaya Jamur kuping. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang teori yang digunakan sebagai dasar pemikiran, wawasan dan acuan. Selain itu, bab ini juga memberikan penjelasan secara garis besar mengenai landasan yang digunakan sebagai kerangka pemecahan masalah. Sumber tinjauan pustaka pada bab ini berasal dari berbagai literatur tertulis, diantaranya buku, jurnal, maupun sumber lainnya. Teori yang dikemukakan berupa penjelasan mengenai Sensor, Mikrokontroler, software, komponen elektronik, serta alat pemanas dan pendingin yang digunakan dalam alat tersebut. I-3

9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Merupakan gambaran terstruktur yang disusun dalam bentuk flow chart dari pelaksanaan penelitian tugas akhir. Metodologi penelitian disusun mulai dari tahap pengumpulan dan pengolahan data, analisa hasil rancangan dan penarikan kesimpulan. BAB IV PERANCANGAN DAN UJI COBA ALAT Bab ini berisi pengumpulan data yang digunakan untuk memilih komponen yang diperlukan hingga diujicobakan sehingga hasilnya akan diolah untuk dianalisis. BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Tahap analisis dan interpretasi hasil berisi pembahasan permasalahan yang ada berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan tahap akhir penyusunan laporan penelitian yang berisi uraian pencapaian tujuan penelitian yang diperoleh dari analisis pemecahan masalah maupun hasil pengumpulan data. I-4

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang teori yang diperlukan untuk mendukung penelitian. Berikut diuraikan secara lengkap mengenai teori yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya adalah metode yang dilakukan untuk penelitian ini, metode budidaya jamur kuping secara sederhana atau yang kebanyakan dilakukan oleh petani saat ini, teori mengenai penanganan suhu dan kelembaban yang sudah ada dan hubungan antara suhu dengan kelembaban, kajian teori sistem kendali otomatis dengan mikrokontroler ATmega, teori mengenai sensor suhu dan kelembaban, dan teori mengenai Human Machine Interface berupa LCD. 2.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah: 1. Studi literature. Mencari dan mengumpulkan referensi serta dasar teori yang diambil dari berbagai buku dan jurnal penelitian untuk mendukung dalam merancang dan merealisasikan sistem akuisisi data suhu dan kelembaban udara menggunakan komputer. 2. Perancangan dan pengujian hardware dan software. Pada perancangan dan pengujian sistem alat, dilakukan dengan cara menghubungkan perangkat hardware yang terdiri dari komponen sensor suhu dan kelembaban, mikrokontroler ATmega, dan rangkaian kontrol. 2.2 Metode Budidaya Jamur Kuping Budidaya jamur kuping menggunakan substrat jerami dengan tahapan sebagai berikut: pembuatan media tanam dilakukan dengan memotong jerami menjadi berukuran 1-2 cm. Rendam jeraminya selama semalaman, setelah itu ditiriskan airnya sebelum ditambahkan dedak 10% dan kapur 1% sebagai zat hara pertumbuhan jamur. Semua bahan diaduk rata dan campuran bahan tadi dimasukkan ke dalam plastik yang commit tahan to panas user hingga terisi 2/3 bagian. Baru II-1

11 kemudian dipadatkan (dipukul-pukul dengan botol kaca). Setelah cukup padat, leher plastik bagian atas dimasukkan pipa paralon dan dibagian tengah media subtrat diberi lubang dan ditancapkan tips. Selanjutnya ditutupi dengan kapas lalu media substrat dilapisi dengan kertas dan diikat dengan karet. Media tersebut disterilisasi pada 121 C selama 20 menit di dalam autoklaf untuk memastikan bahwa tidak ada kontaminan yang tumbuh yang mungkin akan mengganggu pertumbuhan jamur. Setelah steril, media substrat dibuka secara aseptis, lalu tips di tengah-tengah media dan kapas diambil dengan pinset steril. Lubang yang terbentuk diisi dengan bibit jamur tiram yang ditumbuhkan pada biji sorgum pada botol (aseptis). Lalu media ditutup kapas lagi dan dibungkus dengan kertas. Media substrat diinkubasi pada suhu ruang selama beberapa minggu hingga tumbuh miselium. Setelah tumbuh miselium, kapas pada media dibuang dan media dibiarkan terbuka. Semprotkan air setiap hari pada tempat pertumbuhan jamur agar kondisi sekitar lembab dan mendukung pertumbuhannya. Tubuh buah jamur akan tumbuh secara perlahan-lahan ketika media lembab dalam waktu sekitar 1 bulan lebih. Tubuh buah yang sudah cukup besar diambil untuk dipanen dan ditimbang untuk diamati pertumbuhannya setiap minggu (Jumran, 2009). 2.3 Teori Suhu dan Kelembaban Teori Kelembaban Kelembaban merupakan suatu tingkat keadaan lingkungan udara basah yang disebabkan oleh adanya uap air. Tingkat kejenuhan sangat dipengaruhi oleh suhu. Grafik tingkat kejenuhan tekanan uap air terhadap suhu diperlihatkan pada Grafik 2.1. II-2

12 Grafik 2.1. Grafik Tingkat Kejenuhan Tekanan Uap Air Terhadap Suhu Jika tekanan uap parsial sama dengan tekanan uap air yang jenuh maka akan terjadi pemadatan. Secara matematis kelembaban relatif (RH) didefinisikan sebagai prosentase perbandingan antara tekanan uap air parsial dengan tekanan uap air jenuh. Kelembaban dapat diartikan dalam beberapa cara. Relative Humidity secara umum mampu mewakili pengertian kelembaban. Untuk mengerti Relative Humidity pertama harus diketahui Absolut Humidity. Absolut Humidity merupakan jumlah uap air pada volume udara tertentu yang dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. ah=217 ( ) Dimana : ah : absolute humidity (%AH) e : tekanan oleh uap air (kpa) t : suhu saat pengukuran ( C) Relative Humidity merupakan persentase rasio dari jumlah uap air yang terkandung dalam volume tersebut dibandingkan dengan jumlah uap air maksimal yang dapat terkandung dalam volume tersebut (terjadi bila mengalami saturasi). Relative Humidity juga merupakan persentase rasio dari tekanan uap air saat dilakukan pengukuran dan tekanan uap air saat mengalami saturasi. II-3

13 Dimana : ƒ : relative humidity (%RH) ƒ=100 h =100( h ) ah : absolute humidity saat pengukuran (%AH) as : absolute humidity saat saturasi (%AH) eh : tekanan uap air saat pengukuran (kpa) es : tekanan uap air saat saturasi (kpa) Pembacaan 100% RH berarti udara telah saturasi (udara penuh dengan uap air). Berkeringat merupakan upaya tubuh untuk menjaga suhu tubuh. Saat 100% RH, keringat tidak menguap ke udara, sehingga tubuh terasa lebih panas. Sebaliknya bila RH rendah, maka tubuh akan merasa lebih dingin. Contoh: Saat suhu udara 24 C dan kelembaban 0% RH maka tubuh akan merasa suhu udara seperti 21 C, tetapi bila suhu udara 24 C dan kelembaban 100% RH maka tubuh merasa suhu udara seperti 27 C. Biasanya besarnya RH yang dianggap nyaman sekitar 45% RH Teori Suhu Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekulmolekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda-benda lain atau menerima panas dari benda-benda lain tersebut. Dalam sistem dua benda, benda yang kehilangan panas dikatakan benda yang bersuhu lebih tinggi. Selama 24 jam, suhu udara selalu mengalami perubahan-perubahan. Di atas lautan perubahan suhu berlangsung lebih banyak perlahan-lahan dari pada di atas daratan. Variasi suhu pada permukaan laut kurang dari 1 C, dan dalam keadaan tenang variasi suhu udara dekat laut hampir sama. Sebaliknya diatas daerah pedalaman kontinental dan padang pasir perubahan suhu udara permukaan antara siang dan malam mencapai 20 C. Sedangkan pada daerah pantai variasinya tergantung dari arah angin yang bertiup. Variasinya besar bila angin bertiup dari atas daratan dan sebaliknya. Suhu pada umumnya diartikan sebagai besaran yang menyatakan derajat panas dinginnya suatu benda dan skala suhu yang biasa digunakan diantaranya celcius, kelvin, dan fahrenhait (Adiputra, 2009). II-4

14 2.3.3 Hubungan Suhu dengan Kelembaban Apabila dipanaskan udara akan memuai, udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga akan naik. Maka akibatnya, tekanan udara turun karena udaranya berkurang. Sedangkan volume berbanding terbalik dengan tekanan udara. Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara, angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik atau kelembapan relatif. Kelembapan absolut mendefinisikan massa dari uap air pada volume tertentu campuran udara atau gas, dan umumnya dilaporkan dalam gram per meter kubik (g/m3). Maka dapat disimpulkan dari penjelasan sebelumnya apabila suhu naik, tekanan udara akan turun (suhu dan tekanan berbanding terbalik). Lalu apabila tekanan udara turun, maka volume akan naik (suhu dan volume berbanding lurus). Karena kelembaban merupakan massa / volume maka jika volume naik, kelembaban udara akan turun (volume dan kelembaban udara berbanding terbalik). Kesimpulannya tekanan udara dan kelembaban berbanding lurus, tapi berbanding terbalik dengan suhu maka jika suhu naik, tekanan udara turun, kelembaban akan turun lalu jika suhu turun, tekanan udara naik, maka kelembaban akan naik (Adiputra, 2009). 2.4 Pengertian Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer terbaru yang hadir memenuhi kebutuhan pasar. Sebagai teknologi terbaru dengan teknologi semikonduktor yang mengandung transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang kecil sebagai wadah penempatannya dan dapat terjangkau oleh hampir seluruh kalangan masyarakat. Oleh karena itu, mikrokontroler sangat cocok diterapkan untuk mengontrol berbagai peralatanperalatan yang lebih canggih dibandingkan dengan komputer PC, karena dari efektivitas dan fleksibilitas yang tinggi. Sebagai contoh penerapan mikrokontroler pada umumnya adalah aplikasi mesin tiket dalam arena permainan, aplikasi dalam pengukuran jarak jauh, aplikasi mainan anak anak dan lain sebagainya, II-5

15 berdasarkan contoh-contoh aplikasi tersebut penulis sangat tertarik menggunakan mikrokontroler sebagai peralatan utama dalam pembuatan alat pengendali, karena hanya dengan menambahkan beberapa komponen luar, mikrokontroler sudah dapat bekerja sesuai dengan program yang diberikan padanya. Mikrokontroler adalah sebuah komponen yang berupa IC dimana akan bekerja jika kita isi dengan register-register perintah yang berupa bahasa mesin,dan ouputnya menjadi suatu pulsa yang dapat mengendalikan rangkaian kontrol. Proses pengisian register perintah ke dalam IC mikrokontroler umumnya menggunakan bahasa assembler, akan tetapi pada langkah pengisian register pada mikrokontroler diganti dengan menggunakan bahasa program C, dimana proses pengisian lebih sederhana dan lebih praktis daripada bahasa program assembler. 2.4 Mikrokontroler ATmega. Mikrokontroler saat ini sudah dikenal dan digunakan secara luas pada dunia industri. Banyak sekali penelitian atau proyek mahasiswa yang menggunakan berbagai versi ATmega yang dapat dibeli dengan harga yang relative murah dan mudah didapat. Mikrokontroler ATmega saat ini merupakan chip utama pada hampir setiap peralatan elektronika canggih. Alat-alat canggih pun sekarang ini sangat bergantung pada kemampuan mikrokontroler tersebut. ATmega diproduksi oleh perusahaan mikrokontroler Atmel dan saat ini perusahaan Atmel sudah mengeluarkan berbagai jenis seri dari mikrokontrolernya seperti ATmega8, ATmega16, ATmega32, ATmega8535, dan berbagai seri yang lainnya. Pada dasarnya yang membedakan masing- masing seri adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsiektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama (Lambok, 2011). Pada Tabel 2.1 dijelaskan perbandingan antara ATmega16 dan ATmega32, serta pada Gambar 2.1 dijelaskan mengenai keterangan pin-pin pada ATmega16. II-6

16 perpustakaan.uns.ac.id Tabel 2.1. Perbandingan Memori ATmega16 dan ATmega32 Sumber: ATMEL (2003) Gambar 2.1. Pin-Pin ATmega16 Sumber: ATmega16 DataSheet (2010) 2.5 Sensor Suhu dan Kelembaban Sensor yang dapat mengukur suhu dan kelembaban ada beberapa jenis di pasaran seperti HSM-20G, SHT 10, SHT 11, dan lain-lain. Sensor HSM-20G adalah sensor pengukur kelembaban (%RH) dan suhue ( C). Dimana wujud dari sensor humidity tersebut seperti Gambar 2.2. II-7

17 Gambar 2.2. Sensor HSM-20G Sumber: HSM 20G Module (2009) Sensor humidity HSM-20G dimana kelembaban relatif bisa di konversi ke tegangan keluaran yang standart. Macam- macam dari jenis aplikasi yang dapat digunakan oleh sensor ini adalah lembab,dan sangat lembab, untuk AC,data loggers kelembaban, automotive climate control, dll. Sensor ini mempunyai beberapa karekteristik dimana batas input tegangan DC 5±0.2 volt, batas output tegangan adalah sebesar DC 1-3volt, akurasi pengukuran ±5%RH, operasi arus maksimum 2mA, batas storage RH 0-99%RH, batas operasi RH 20-95% (100%RH intermittent), kondensasi transient <3%RH, batas storage suhu -20 C-70 C, batas operasi suhue 0 C-50 C, hysteresis (RH setiap 25 C) maksimal 2%RH, sangat linier, respon waktu (63% perubahan step) 1 menit. Semua standart alat ini berdasarkan variasi kelembaban di bawah 60%RH pada saat 25 C. Kelengkapan semua tes-tes yang ada, module ini akan melewati batas bawah nominal lingkungan dan juga kelembaban untuk 24 jam. Grafik 2.2. Kurva Respon HSM-20G Sumber: HSM 20G Module (2009) II-8

18 Pada Grafik 2.2 dapat terlihat jelas bagaimana hubungan antara nilai kelembaban dan tegangan keluaran yang membentuk garis linier karena kelembaban berbanding lurus dengan tegangan keluaran. Pada Grafik 2.1 diatas dapat dilihat batas untuk nilai kelembaban pada sensor ini sebagaimana terlihat bahwa nilai tegangan keluaran berbanding lurus dengan persentase kelembaban. Nilai yang tertera diatas bahwa nilai batas kelembaban maksimum 90%RH dan batas minimum 10%RH dengan tegangan 0,74 volt dan maksimal 3,19 volt (All Data Sheet, 2009). Gambar 2.3. Dimensi HSM 20G Sumber: HSM 20G Module (2009) SHT 11 adalah sebuah single chip sensor suhu dan kelembaban relatif dengan multi modul sensor yang outputnya telah dikalibrasikan secara digital. Dibagian dalamnya terdapat kapasitif polimer sebagai elemen untuk sensor kelembaban relative dan sebuah pita regangan yang digunakan sebagai sensor suhu. Output kedua sensor digabungkan dan dihubungkan pada ADC 14 bit dan sebuah interface serial pada satu chip yang sama. Sensor ini menghasilkan sinyal keluaran yang baik dengan waktu respon yang cepat. SHT 11 dikalibrasi pada ruangan dengan kelembaban yang teliti menggunakan hygrometer sebagai referensinya. Koefisien kalibrasinya telah di programkan kedalam OTP memory. Koefisien tersebut akan digunakan untuk mengkalibrasi keluaran dari sensor selama proses pengukuran 2-wire alat penghubung serial dan regulasi tegangan internal membuat lebih mudah dalam pengintegrasian sistem. Ukurannya yang kecil dan konsumsi daya yang rendah membuat sensor ini adalah pilihan yang II-9

19 tepat, bahkan untuk aplikasi yang paling menuntut. Didalam piranti SHT 11 terdapat suatu surface-mountable LLC (Leadless Chip Carrier) yang berfungsi sebagai suatu pluggable 4-pin single-in-line untuk jalur data dan clock, blok diagram chip SHT 11 dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar 2.4. Blok Diagram Pada Chip SHT 11 Sumber: HSM 20G Module (2009) SHT 11 membutuhkan supply tegangan 2.4 dan 5.5 V. SCK (Serial Clock Input) digunakan untuk mensinkronkan komunikasi antara mikrokontroller dengan SHT 11. DATA (Serial Data) digunakan untuk transfer data dari dan ke SHT 11 (Nurhadi dan Puspita, 2010). 2.6 HMI (Human Machine Interface) LCD (Liquid Crystal Display) LCD merupakan suatu alat penampil yang mendekodekan dari data digital menjadi bahasa yang dimengerti manusia (angka atau huruf). Biasanya LCD yang ada di pasaran sudah dikemas beserta dengan rangkaiannya. LCD digunakan untuk mempermudah mengamati hasil dan data yang nantinya dihasilkan dan dapat digunakan untuk pengolahan data. Dari berbagai jenis LCD yang ada dipasaran, yang mudah digunakan dan banyak dipakai adalah LCD 1602 seperti Gambar 2.5 dengan tampilan 2 baris dengan 16 karakter. Gambar commit 2.5. to LCD user 1602 Sumber: LCD 1602 Module (2008) II-10

20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini membahas model penelitian serta metodologi yang digunakan serta tiap tahapannya. Adapun metodologi penelitian yang digunakan adalah seperti dalam Gambar 3.1. Identifikasi Masalah Observasi Lapangan Tinjauan Pustaka Perumusan Masalah TAHAP AWAL Penetapan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Masalah Penelitian Perancangan Konseptual Identifikasi Kebutuhan Perancangan Sistem dan Kerja Alat Pemilihan Komponen Penerapan Alat dan Sistem Rangkaian IC Mikrokontroler Rangkaian Sensor Rangkaian Alat Pemanas dan Pendingin Perancangan Sirkuit Elektronik Perancangan Hardware Pemrograman Alat Perakitan Alat YES Apakah Pengujian Rancangan Sistem Pengendali Sukses? TAHAP PERANCANGAN DAN UJI COBA ALAT NO Analisa Hasil Uji Coba Alat F TAHAP ANALISIS DATA Gambar 3.1. Flowchart Metodologi Penelitian. III-1

21 F TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.1. Flowchart Metodologi Penelitian ( Lanjutan ) Tahap Studi Awal Identifikasi Masalah Seperti yang telah dijelaskan pada bagian latar belakang, penelitian dilaksanakan atas adanya kebutuhan sistem pengendali suhu udara dan kelembaban ruang budidaya jamur. Alat pengendali suhu ini berguna untuk menjaga dan mengendalikan suhu di dalam ruang budidaya jamur sehingga produksi jamur menjadi lebih lancar, hasilnya budidayanya lebih baik dan optimal. Berdasarkan pada alasan tersebut maka perlu dilakukan studi lapangan dan studi literatur terlebih dahulu untuk memperkuat konsep perancangan dan mengetahui kondisi aktual sistem produksi terkait. Hal ini juga dilakukan agar hasil rancangan benar dapat diaplikasikan secara nyata dan sesuai dengan konsep keteknikan yang ada. 1. Studi lapangan. Studi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data-data, informasi, dan gambaran mengenai kondisi sebenarnya dan permasalahan yang didapat dilapangan. Studi lapangan dilakukan dengan cara observasi langsung ke tempat budidaya jamur kuping. Data kualitatif dan kuantitatif yang didapatkan selanjutnya digunakan dan diolah untuk memperoleh informasi mengenai rancangan alat yang akan dibuat. Beberapa hal yang akan diobservasi pada studi lapangan ini, yaitu: Mengenai masalah yang sering didapat dilapangan terhadap penanganan suhu dan kelembaban tempat budidaya jamur kuping. Mengenai bentuk kumbung jamur yang digunakan. III-2

22 Memahami proses budidaya jamur kuping beserta penanganannya secara manual untuk acuan dalam proses penanganan secara otomatis. Mencari gambaran penempatan alat dan instalasi rangkaian motor air dan pemanas ruangannya. 2. Tinjauan Pustaka Studi literatur mendukung informasi yang sebelumnya didapatkan dari studi lapangan. Informasi dari literatur diperlukan agar pengetahuan tentang konsep perancangan produk serta sistem yang dimiliki lebih lengkap. Beberapa literatur yang digunakan berhubungan dengan teori perancangan dan pengembangan produk, bahasan mengenai jenis jamur, bahan buat tempat budidaya dan otomasi sistem produksi. Berdasarkan hasil studi yang telah diperoleh pada tahap awal penelitian ini, dapat dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya Perumusan Masalah Pada bagian ini lebih difokuskan pada penggalian kondisi aktual dimana sistem pengendali suhu dan kelembaban diaplikasikan. Cakupan langkahlangkahnya yaitu menentukan karakteristik sistem serta memperjelas tujuan rancangan yang diinginkan, sehingga dihasilkan beberapa keluaran, sebagai berikut: Mengetahui hambatan-hambatan yang ditimbulkan dari sistem pengendali suhu dan kelembaban jamur. Menentukan tujuan akhir atau keluaran yang diharapkan dari rancangan suhue control sistem Penetapan Tujuan, Manfaat Penelitian dan Batasan Masalah 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah bagaimana untuk meningkatkan kecepatan respon sistem pengendali suhu pada budidaya jamur yang dilakukan secara otomatis, mudah dalam pengoperasian pengendali, memiliki kemampu-rawatan yang mudah, dan memperbaiki realibilitas sistem terdahulu yang mana masih dilakukan secara manual. III-3

23 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dilakukan, adalah bagaimana alat dan sistem ini dapat membantu setiap petani jamur baik yang sudah terlatih maupun belum dapat memanfaatkannya sesuai dengan fungsinya dan dapat mengurangi biaya karyawan, untuk meningkatkan pengendalian yang mandiri, meningkatkan kemudahan dalam pengoperasian kendali sistem, mendapatkan rancangan pengendali suhu budidaya jamur yang reliabilitas dari sisi fungsionalnya dan ekonomis. 3. Batasan Masalah Penelitian Dalam pembuatan skripsi ini, diperlukan pengembangan konsep untuk memperoleh hasil perbaikan rancangan lebih sederhana, sehingga untuk batasan masalah yang diambil adalah bagaimana alat ini dapat bekerja secara baik namun tidak melihat pengaruhnya terhadap hasil kualitas dari jamur yang dihasilkan. 3.2 Tahap Perancangan dan Ujicoba Alat Deskripsi Masalah Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah bagaimana mendeskripsikan permasalahan yang ada. Observasi lapangan dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data secara langsung di lapangan, bagaimana kondisi aktual penanganan suhu jamur. Tinjauan pustaka dilakukan dengan mencari referensi untuk dijadikan dasar perhitungan kinerja perbaikan rancangan alat pengatur suhu udara dan kelembaban serta untuk melakukan pemilihan komponen yang tepat untuk kendali utamanya beserta alasan pemilihan komponen tersebut Perancangan Konseptual Perancangan konseptual dijelaskan mengenai konsep alat sesuai dengan kebutuhan petani. Kebutuhan petani yaitu dalam mengatasi permasalahan pengaturan suhu dan kelembaban di dalam kumbung jamur. Tahapan didalam perancangan konseptual dilakukan melalui tiga tahapan yaitu identifikasi kebutuhan, perancangan sistem kerja alat, dan pemilihan komponen. Identifikasi kebutuhan yang didapat pada permasalahan adalah merancang suatu alat yang dapat digunakan dengan mudah, praktis dalam perakitan dan mudah dibawa, serta harganya commit murah. to Perancangan user sistem kerja alat berupa III-4

24 desain sistem yang akan dijalankan oleh alat tersebut berupa kontrol panel, sensor, serta alat pemanas dan pendingin yang saling berkaitan. Sensor mendeteksi suhu dan kelembaban di dalam kumbung jamur, lalu memberikan hasilnya kepada rangkaian kontrol panel dimana terdapat IC mikrokontroler yang akan memproses data tersebut dan akan menentukan apabila suhu atau kelembaban yang didapat tidak masuk dalam standar maka akan mengaktifkan alat pemanas atau pendingin sesuai dengan program yang telah diberikan. Pemilihan komponen dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan alat untuk mengatasi pengaturan suhu dan kelembaban Penerapan Rancangan Penerapan rancangan dilakukan melalui tahapan penentuan komponen yang akan digunakan, Perancangan Sirkuit Elektronik, Perancangan Hardware, Pemrograman Alat, dan Perakitan Alat. Penentuan Sensor, IC Mikrokontroler, serta alat pemanas dan pendingin dengan cara membandingkan dengan alat yang sejenis dipasaran dari segi harga, kemudahan penggunaan, ketersediaan dipasaran, dan tingkat kepraktisan alat. Sehingga diperoleh data yang nantinya digunakan untuk penentuan alat-alat yang akan digunakan sesuai dengan kriteria alat yang telah disebutkan sebelumnya. Perancangan sirkuit listrik dan hardware berupa PCB untuk mikrokontrol, rangkaian kendali, LCD dan desain box panel yang praktis. Sehingga memudahkan alat tersebut untuk dibawa dan dirangkai di tempat kumbung jamur. Pemrograman alat dilakukan setelah rangkaian elektronik telah jadi dan pemilihan sensor dan IC mikrokontrol sudah didapat yang sesuai kebutuhan. Pemrograman menggunakan software yang mudah digunakan, dan banyak digunakan dipasaran. Perakitan alat dilakukan setelah semua komponen yang telah dipilih sesuai kriteria berupa kontrol panel, sensor, alat pemanas dan pendingin. Sehingga keseluruhan alat dapat berfungsi dengan baik Pengujian Hasil Rancangan Pengujian hasil rancangan alat pengendali suhu dan kelembaban jamur dilakukan secara langsung ke tempat budidaya jamur di daerah Mojolaban, Sukoharjo dengan ukuran kumbung commit jamurnya to user 9 meter x 3 meter. Tahap awal yaitu III-5

25 memilih suhu dan kelembaban yang dibutuhkan sesuai dengan karakteristik penanganan jamur kuping. Berikutnya penanganan suhu dan kelembaban dapat dilakukan dengan dua mode yaitu secara manual dan otomatis. Penanganan secara manual dilakukan dengan memilih mode manual yang ada di alat tersebut, sehingga dapat diatur sesuai kebutuhan. Sedangkan penanganan secara otomatis yaitu dengan memilih mode otomatis sehingga alat tersebut akan mengatur suhu dan kelembaban sesuai dengan program yang telah dimasukkan ke IC Mikrokontroler yaitu saat suhu dibawah standar maka alat akan mengaktifkan lampu untuk penghangat ruangan, sedangkan apabila suhu diatas standar maka akan mengaktifkan motor air sebagai pendingin. Penanganan pertama yaitu alat diujikan dengan kondisi suhu dan kelembaban yang sebenarnya pada kumbung yang diujikan, setelah itu akan dibuat kondisi yang ekstrim yaitu akan dikondisikan dibawah dari suhu dan kelembaban yang dibutuhkan begitu juga sebaliknya sehingga dapat dilihat keefektifitasan dari alat tersebut Tahap Analisis dan Interpretasi Hasil Analisis data dilakukan untuk memperkuat hasil penelitian. Analisis yang dilakukan meliputi analisis rancangan pengendali suhu jamur, analisis pengujiannya, serta analisis hasil perbaikan rancangan pengendali suhu. Perlu dipikirkan beberapa alternatif rancangan alat yang dapat diaplikasikan sebagai penyelesaian permasalahan sistem pengendali suhu jamur. Berikut bagaimana menunjukkan langkah yang harus dilakukan, yaitu: Menentukan batasan-batasan pengembangan penyelesaian, batasan yang dimaksudkan disini adalah hal-hal yang ditetapkan sebagai dasar kemunculan alternatif penyelesaian berupa pertimbangan konsep, biaya, dampak, dan/atau resiko yang mungkin muncul ketika suatu alternatif tertentu dipilih. Inilah yang menjadi tolak ukur peneliti sehingga alternatif yang dimunculkan tidak menyimpang dari permasalahan yang ada. Menguraikan beberapa alternatif penyelesaian yang potensial. Menyajikan alternatif penyelesaian yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Analisis sistem mencakup langkah pengujian terhadap nilai produk, penilaian terhadap alternatif. Adanya beberapa commit alternatif, to user dilakukan analisis perbandingan III-6

26 mengenai pemilihan kriteria yang ditentukan pada tahapan sebelumnya. Tahapan ini menekankan dasar dan kekuatan argumentasi yang melandasi penilaian terhadap kriteria setiap alternatif Tahap Kesimpulan dan Saran Langkah terakhir adalah bagaimana membuat kesimpulan dari hasil proses penelitian, dimana sangat diharapkan bahwa kesimpulan tersebut dapat menjawab semua tujuan dan manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti. Selain itu akan diberikan saran-saran yang terkait dengan perbaikan rancangan pengendali suhu suhu jamur. III-7

27 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasar dari seluruh tahap-tahap penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penelitian ini menghasilkan prototipe alat pengatur temperatur dan kelembaban dengan menggunakan mikrokontroler ATmega16, yang mampu meningkatkan kecepatan respon sistem pengendali temperatur pada budidaya jamur yang dilakukan secara otomatis, mudah dalam pengoperasian pengendali, memiliki kemampu rawatan yang mudah, dan memperbaiki realibilitas sistem terdahulu yang mana masih dilakukan secara manual. 2. Alat pengatur temperatur dan kelembaban ini dapat membantu setiap petani jamur baik yang sudah terlatih maupun belum, dapat memanfaatkannya sesuai dengan fungsinya dan dapat mengurangi biaya karyawan, untuk meningkatkan pengendalian yang mandiri, meningkatkan kemudahan dalam pengoperasian kendali sistem, mendapatkan rancangan pengendali temperatur budidaya jamur yang reliabilitas dari sisi fungsionalnya dan ekonomis. 6.2 Saran Saran yang dapat diberikan untuk langkah pengembangan selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Alat tersebut sebaiknya diujicobakan di tempat dengan temperatur yang ekstrim (temperatur terlalu tinggi dan rendah) untuk melihat tingkat keefektifitasan alat tersebut. 2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat pengaruh sebelum dan sesudah penggunaan alat tersebut terhadap hasil kualitas dari jamur kuping. VI-1

28 BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil perancangan dalam penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Analisis yang dibahas dalam penelitian ini terdiri dari kelebihan dan kelemahan sistem aplikasi dan hasil pengujian dari sistem aplikasi yang telah dibuat. 5.1 Analisis Hasil Penelitian Pada sub bab ini diuraikan mengenai analisis hasil perancangan dan analisis hasil pengujian. Analisis yang dilakukan adalah analisis ujicoba pemilihan komponen mikrokontroler, analisis ujicoba tingkat keefektifitasan alat terhadap perubahan suhu dan kelembaban di lokasi budidaya jamur Mojolaban, dan analisis keefektifitasan alat terhadap hasil produksi jamur kuping di Mojolaban Analisis Ujicoba Mikrokontroler Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hasil dari perancangan sistem pengendali suhu dan kelembaban jamur kuping. Perancangan alat ini pada awalnya menggunakan mikrokontroler ATMega8 namun pada tahap pemrograman dilakukan terjadi overmemory dimana memori pada mikrokontroler tidak mencukupi kapasitasnya karena memori yang diperlukan untuk pemrograman alat ini adalah 12 Kbyte sedangkan ATMega8 hanya memiliki kapasitas memori 8 Kbyte. Oleh karena itu diperlukan mikrokontroler dengan kapasitas yang lebih besar namun dengan kualitas dan harga yang tidak terlalu berbeda maka dipilih mikrokontroler ATMega16 dengan kapasitas memorinya 16 Kbyte. Berikut perbandingan keefektifitasan alat antara ATMega8 dengan ATMega16 saat digunakan pada perancangan alat, seperti pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Perbandingan Mikrokontroler terhadap kebutuhan alat. Perbandingan Mikrokontroler Aspek Pembanding ATMega8 ATMega16 Kemudahan Saat Pemrograman Mudah Mudah Kapasitas Memori Terhadap Alat Tidak Cukup Cukup V-1

29 5.1.2 Analisis Ujicoba Alat Pengujian dilakukan di tempat budidaya jamur kuping desa Kloron RT:01/RW:1, Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo dengan ukuran kumbung jamur panjang 9m x lebar 3m x tinggi 2,5m. Pengujian awal nilai suhu dan kelembaban didapatkan nilai suhu 29 C dan kelembaban 89 %RH seperti pada Gambar Setelah alat diaktifkan dan dipilih nilai suhu dan kelembaban yang diinginkan dengan menggunakan mode otomatis maka hasil perubahan suhu dan kelembaban akan terlihat seperti pada Tabel 5.1 dan Grafik 5.1. Tabel 5.2 Perubahan Suhu Ujicoba Alat Waktu Suhu ( C) Kelembaban (%RH) Kondisi Pompa Air 0:00: Aktif 0:00: Aktif 0:01: Aktif 0:01: Aktif 0:02: Aktif 0:02: Aktif 0:03: Aktif 0:03: Aktif 0:04: Aktif 0:04: Aktif 0:05: Aktif 0:05: Aktif 0:06: Tidak Aktif ( C) Grafik 5.1 Perubahan Suhu Ujicoba Alat Dari hasil ujicoba alat tersebut didapatkan data rata-rata perubahan suhu setelah menggunakan alat ini adalah 1 derajat setiap menit. Hasil ini lebih cepat V-2

30 apabila dibandingkan dengan metode manual (pekerja menyemprotkan selang secara manual) dimana perubahan dari suhu 29 C ke 24 C memerlukan waktu 10 menit dimana perubahan untuk 1 derajat memerlukan waktu sekitar 2 menit seperti pada Tabel 5.2 dan Grafik 5.2. Dari ujicoba dengan menggunakan alat dan manual didapat hasil apabila menggunakan alat ini akan lebih efisien dari segi waktu perubahan suhu. Tabel 5.3 Perubahan Suhu dengan Metode Manual Waktu Suhu ( C) Kelembaban (%RH) 0:00: :00: :01: :01: :02: :02: :03: :03: :04: :04: :05: :05: :06: :06: :07: :07: :08: :08: :09: :09: :10: V-3

31 ( C) Grafik 5.2 Perubahan Suhu Secara Manual Analisis Hasil Produksi Jamur Kuping dengan Menggunakan Alat Setelah dilakukan ujicoba alat dan dinilai efektif untuk mengatur suhu dan kelembaban maka alat langsung diujicobakan secara langsung pada periode 9 Januari 2012 sampai dengan 8 Februari 2012 dan pengecekan hasil produksi setiap 2 hari. Ujicoba ini dilakukan untuk mengetahui keefektifitasan alat untuk meningkatkan produksi jamur kuping. Pada ujicoba ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu pada tanggal 9 Januari Januari 2012 diamati hasil produksi jamur kuping dengan menggunakan metode manual atau alat belum dipasang dan hasilnya seperti pada Tabel 5.3. Tabel 5.4 Hasil Produksi Jamur Kuping dengan Metode Manual Sebelum Dipasang Alat Pengatur Suhu dan Kelembaban Tanggal Hasil Panen Jamur Kuping (Dalam Kg) 09 januari januari januari januari ,5 17 januari januari ,5 21 januari januari V-4

32 Setelah tahap pertama selesai maka dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu pada tanggal 25 Januari-8 Februari 2012 dengan menggunakan alat dan hasilnya seperti pada Tabel 5.4. Tabel 5.5 Hasil Produksi Jamur Kuping dengan Alat Pengatur Suhu dan Kelembaban Setelah Dipasang Alat Pengatur Suhu dan Kelembaban Tanggal Hasil Panen Jamur Kuping (Dalam Kg) 25 januari ,5 27 januari ,9 29 januari ,3 31 januari ,5 02 februari ,9 04 Februari ,2 6 februari ,3 8 februari ,4 Analisis yang didapat yaitu pada tahap pertama dengan menggunakan metode manual rata-rata produksinya adalah 6,25 kg dengan penyemprotan air rata-rata sebanyak 5-6 kali dalam sehari, sedangkan pada tahap kedua dengan menggunakan alat ini adalah 7,625 kg dengan rata-rata penyemprotan buih air hanya 2-3 kali sehari. Dari hasil ini maka pemakaian alat pengatur suhu dan kelembaban ini dinilai efektif dan mampu meningkatkan produksi jamur kuping. Pada Grafik 5.2 terlihat kenaikan hasil produksi jamur kuping. (kg) Grafik 5.3 Hasil commit Produksi to user Jamur Kuping. V-5

Performa (2013) Vol. 12, No. 1: 33-38

Performa (2013) Vol. 12, No. 1: 33-38 Performa (2013) Vol. 12, No. 1: 33-38 Perancangan Sistem Pengendali Suhu dan Kelembaban untuk Budidaya Jamur Kuping Felix Agni Gunawan 1), Irwan Iftadi 1), Wachid Ahmad Jauhari 2) Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

A. JUDUL PROGRAM Desain Alat Sistem Kontrol Suhu dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Pembuatan Tempe Pada Skala Industri Rumah Tangga

A. JUDUL PROGRAM Desain Alat Sistem Kontrol Suhu dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Pembuatan Tempe Pada Skala Industri Rumah Tangga 1 A. JUDUL PROGRAM Desain Alat Sistem Kontrol Suhu dan Kelembaban Untuk Optimasi Proses Pembuatan Tempe Pada Skala Industri Rumah Tangga B. LATAR BELAKANG Salah satu makanan tradisional Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK BERBASIS PID UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN. Monika Putri Dewi

PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK BERBASIS PID UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN. Monika Putri Dewi PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN BERBASIS PID Ultrasonic Cavitation Rate Settings to Adjust Indoor Humidity Based On PID Pembimbing: 1. Dr. Muhammad Rivai S.T., M.T.

Lebih terperinci

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A SISTEM INKUBATOR BAYI PORTABLE Deny Abdul Basit. Jl. Jati Raya RT 004 Rw 006 No.17 Ps.Minggu Jakarta Selatan (denny.abdul.basit@gmail.com) Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C51

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C51 LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C51 Oleh : PRIYO UTOMO NIM. 011903102002 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

AKHIR TUGAS OLEH: JURUSAN. Untuk

AKHIR TUGAS OLEH: JURUSAN. Untuk PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIRKULASI UDARA OTOMATIS MELALUI DETEKSI KADAR CO DAN CO2 BERLEBIH DALAM RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 LAPORAN PROYEK TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

SISTEM PEMBERIAN PUPUK TANAMAN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR. Oleh : BASUKO HERMAWANTYO

SISTEM PEMBERIAN PUPUK TANAMAN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR. Oleh : BASUKO HERMAWANTYO SISTEM PEMBERIAN PUPUK TANAMAN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR Oleh : BASUKO HERMAWANTYO 0534010180 BIDANG STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menitik beratkan pada pengukuran suhu dan kelembaban pada ruang pengering menggunakan sensor DHT21. Kelembaban dan suhu dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Pada saat kita mencuci pakaian baik secara manual maupun menggunakan alat bantu yaitu mesin cuci, dalam proses pengeringan pakaian tersebut belum

Lebih terperinci

PERANCANGAN INKUBATOR BAYI DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535

PERANCANGAN INKUBATOR BAYI DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 PERANCANGAN INKUBATOR BAYI DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 Christian F Ginting, *) Kurnia Brahmana, *) Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 36 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran ph makin dibutuhkan, bukan hanya oleh perusahaan berskala besar tetapi juga perusahaan berskala kecil misalnya tambak ikan dan udang milik warga perseorangan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1 Blok Diagram Rangkaian Untuk merealisasikan perancangan dan pembuatan alat sistem pengamatan cuaca berbasis Arduino Mega 2560, perlu adanya LCD agar dapat memonitor

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler

Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler Ayub Subandi 1, *, Muhammad Widodo 1 1 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS Sumartini Dana 1, Rochani 2, James Josias Mauta 3 Abstrak : Sistem komunikasi data saat ini bukan hanya secara fix cable

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Kipas Angin Saklar Otomatis Dengan Menggunakan Sensor Suhu Dan Inframerah Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega8

LAPORAN TUGAS AKHIR. Kipas Angin Saklar Otomatis Dengan Menggunakan Sensor Suhu Dan Inframerah Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega8 LAPORAN TUGAS AKHIR Kipas Angin Saklar Otomatis Dengan Menggunakan Sensor Suhu Dan Inframerah Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega8 Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Diploma 3 oleh :

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

Gambar : 1. Rumah Jamur (slave). [7]

Gambar : 1. Rumah Jamur (slave). [7] Hariyadi Singgih,Kajian Sistem Nirkabel, Hal 21-36 banyak tenaga dan waktu petani, karena harus membawa air dan menyiramkan secara rata setiap saat dipermukaan tanah. Hal ini amatlah tidak efisien. [7].

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

Alat Pengolah Kecambah Kacang Hijau Berbasis Mikrokontroler Diterapkan Pada Petani Di Desa Singosari Malang

Alat Pengolah Kecambah Kacang Hijau Berbasis Mikrokontroler Diterapkan Pada Petani Di Desa Singosari Malang Alat Pengolah Kecambah Kacang Hijau Berbasis Mikrokontroler Diterapkan Pada Petani Di Desa Singosari Malang Eko Nurcahyo 1,*, Ni Putu Agustini 1, Bambang Prio Hartono 1,Teguh Herbasuki 1 1 Program Studi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. LEMBAR JUDUL. LEMBAR HAK CIPTA. LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN..

DAFTAR ISI.. LEMBAR JUDUL. LEMBAR HAK CIPTA. LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL. LEMBAR HAK CIPTA. LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN.. i ii iii iv v vii ix xiii xvi xviii

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan alat penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir ini. memang sangat pesat, salah satunya adalah dalam bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir ini. memang sangat pesat, salah satunya adalah dalam bidang teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir ini memang sangat pesat, salah satunya adalah dalam bidang teknologi pertanian. Teknologi pertanian pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Masalah yang dihadapi adalah bagaimana untuk menetaskan telur ayam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang bersamaan. Karena kemampuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 5

DAFTAR ISI BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv PERSEMBAHAN.... v KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT... xv

Lebih terperinci

Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban pada Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroler

Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban pada Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroler Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban pada Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroler Heri Mulyono 1, Yuan Novandhya Yudistira 2 1,2 Program Studi Sistem Komputer STMIK Jayanusa Padang herimulyonoaja@gmail.com,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. elektronika menyebabkan rangkaian-rangkaian aplikasi elektronika menggantikan

BAB 1 PENDAHULUAN. elektronika menyebabkan rangkaian-rangkaian aplikasi elektronika menggantikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang demikian pesatnya, terutama dibidang elektronika menyebabkan rangkaian-rangkaian aplikasi elektronika menggantikan peran manusia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI...vi. KATA PENGANTAR...vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI...vi. KATA PENGANTAR...vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAKSI...vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR.... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 2 1.3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem otomasi di bidang pertanian kurangnya berkembang dan adanya beberapa kendala di bidang pertanian, sehingga mengakibatkan kurangnya hasil yang

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat di dunia industri saat ini, menuntut sebuah

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat di dunia industri saat ini, menuntut sebuah BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan yang pesat di dunia industri saat ini, menuntut sebuah perusahaan untuk memiliki peralatan produksi yang praktis dan efisien. Pada industri pangan seperti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Perancangan Perangkat Keras Hasil perancangan alat penetas telur berbasis Mikrokontroler ATMega8535 ini terbagi atas pabrikasi box rangkaian dan pabrikasi rangkaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cara mengatur suhu dan kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat yang digunakan dalam penelitian ini Didalam pembuatan alat prototype pengatur suhu dan kelembaban otomatis pada rumah jamur ini juga membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam skala besar, proses pemindahan air tidak mungkin dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam skala besar, proses pemindahan air tidak mungkin dilakukan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam skala besar, proses pemindahan air tidak mungkin dilakukan secara manual oleh manusia, perlu adanya sistem kontrol untuk proses tersebut. Proses ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai prinsip kerja dan beberapa hal yang mendasari terealisasikannya lemari pengering pakaian dengan moving hanger

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari analog ke sistem digital, begitu pula dengan alat ukur.

BAB I PENDAHULUAN. dari analog ke sistem digital, begitu pula dengan alat ukur. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi sebagai hasil peradaban manusia yang semakin maju dirasakan sangat membantu dan mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya di zaman modern seperti

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala peralatan elektronik. Akan tetapi, energi-energi tersebut berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala peralatan elektronik. Akan tetapi, energi-energi tersebut berbeda dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari - hari manusia menjalankan segala aktifitas yang padat, baik aktifitas yang berat maupun yang ringan. Sudah tentu akan memerlukan energi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termoelektrik merupakan material yang terbuat dari semikonduktor yang salah satu kegunaannya untuk keperluan pembangkit tenaga listrik. Material semikonduktor dapat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...v HALAMAN PERSEMBAHAN...vi KATA

Lebih terperinci

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, No.1-2013 PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Syahrul 1), Sri Nurhayati 2), Giri Rakasiwi 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Perancangan Pendeteksi Gabah Kering Dan Gabah Basah Perkembangan zaman yang semakin maju, membuat meningkatnya produk elektronika yang beredar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini, akan dibahas pengujian alat mulai dari pengujian alat permodul sampai pengujian alat secara keseluruhan serta pengujian aplikasi monitoring alat tersebut. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan di lingkungan, dalam suatu sistem elektronika, dalam industri, dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan di lingkungan, dalam suatu sistem elektronika, dalam industri, dalam bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran, pemantauan, dan tampilan nilai suhu adalah bagian sistem yang seringkali dibutuhkan di lingkungan, dalam suatu sistem elektronika, dalam industri, dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EDHRIWANSYAH NST

TUGAS AKHIR EDHRIWANSYAH NST PERENCANAAN DAN PEMBUATAN KENDALI MOTOR SEBAGAI PENGGERAK PINTU OTOMATIS MASUKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATIONS) BERBASIS MIKROKONTROLER AT90S2313 (HARDWARE) TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mikrokontroler merupakan pengontrol mikro atau disebut juga Single Chip

BAB I PENDAHULUAN. Mikrokontroler merupakan pengontrol mikro atau disebut juga Single Chip BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat khususnya kemajuan di dunia elektronika dan komputer menyebabkan banyak dihasilkannya suatu penemuanpenemuan yang dianggap

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENDINGIN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO

RANCANG BANGUN PENDINGIN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO RANCANG BANGUN PENDINGIN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO Intan Erlita Dewanti *, Jaenal Arifin, Danny Kurnianto Program Studi DIII Teknik Telekomunikasi, STT Telematika Telkom JL.

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hardware Sistem Kendali Pada ISD Pada penelitian ini dibuat sistem pengendalian berbasis PC seperti skema yang terdapat pada Gambar 7 di atas. Pada sistem pengendalian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sekarang ini terus melaju dan berkembang dengan pesat. khususnya teknologi di bidang instrumentasi. Teknologi instrumentasi sangat memegang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG

SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG Suhanto 1), Kustori 2) 1),2) Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Pengukur Kadar Air pada Gabah Dengan Mikrokontroler Atmega 8535

Rancang Bangun Alat Pengukur Kadar Air pada Gabah Dengan Mikrokontroler Atmega 8535 Rancang Bangun Alat Pengukur Kadar Air pada Gabah Dengan Mikrokontroler Atmega 8535 Muryono 1), Ir. Sulistyo M Buwono 2), Akuwan Saleh, SST 3) 1) Jurusan Teknik Telekomunikasi,PENS ITS Surabaya Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, Perkembangan teknologi berbasis mikrokontroler terjadi dengan sangat pesat dan cepat. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif, susu membantu pertumbuhan, sedangkan bagi yang lanjut usia, susu

BAB I PENDAHULUAN. produktif, susu membantu pertumbuhan, sedangkan bagi yang lanjut usia, susu BAB I 1.1. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur produktif, susu membantu pertumbuhan, sedangkan bagi yang lanjut usia, susu membantu menopang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dijelaskan tentang pengujian alat ukur temperatur digital dan analisa hasil pengujian alat ukur temperatur digital. 4.1 Rangkaian dan Pengujian Alat Ukur Temperatur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenyataannya sebagian besar rumah hanya dijadikan tempat peristirahatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. kenyataannya sebagian besar rumah hanya dijadikan tempat peristirahatan, 1 BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan yang pesat dibidang teknologi komputer, elektronik, telekomunikasi maupun mekanik telah menghasilkan berbagai aplikasi canggih dan cerdas yang merubah kehidupan manusia

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC Publikasi Jurnal Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam cuaca yang mendukung perkembangannya. Terdapat aspek-aspek yang. kelembaban udara, sirkulasi udara dan penyiraman

BAB I PENDAHULUAN. dalam cuaca yang mendukung perkembangannya. Terdapat aspek-aspek yang. kelembaban udara, sirkulasi udara dan penyiraman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum perawatan tanaman adalah bertujuan agar tanaman tumbuh dengan baik dan memperoleh hasil panen yang memuaskan. Agar tanaman tumbuh dengan baik harus diperhatikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi sekarang sangat memegang peranan penting. Teknologi yang modern harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi sekarang sangat memegang peranan penting. Teknologi yang modern harus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi sekarang sangat memegang peranan penting. Teknologi yang modern harus mencakup secara sinergi antara efisiensi biaya, sumber daya alam serta sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap alat-alat yang dapat bekerja secara otomatis dan aman

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap alat-alat yang dapat bekerja secara otomatis dan aman BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi elektronika digital menjadi faktor penting dan tidak dapat terpisahkan dalam usaha untuk peningkatan teknologi serta kesejahteraan setiap masyarakat. Seperti halnya

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC)

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC) SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC) Dida Permadani Septiningrum,Samsul Hidayatdan Heriyanto Jurusan Fisika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Elektrokardiogram (EKG) merupakan sinyal fisiologis yang dihasilkan oleh aktifitas kelistrikan jantung. Sinyal ini direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf.

Lebih terperinci

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER Ary Indah Ivrilianita Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Sistem pengendali lampu menggunakan mikrokontroler ATMega

Lebih terperinci

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No. 2 (2017), hal ISSN : X

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No. 2 (2017), hal ISSN : X RANCANG BANGUN PENJEMUR DAN PENGERING PAKAIAN OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER [1] Adnan Feriska, [2] Dedi Triyanto [1][2] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Jalan Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 I Nyoman Benny Rismawan 1, Cok Gede Indra Partha 2, Yoga Divayana 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya kompleksitas kehidupan manusia, menyebabkan karakteristik kehidupan manusia semakin memiliki mobilitas yang tinggi. Yang memungkinkan

Lebih terperinci

UPI YPTK Jurnal KomTekInfo Vol. 4, No. 2, Desember 2017, Hal ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

UPI YPTK Jurnal KomTekInfo Vol. 4, No. 2, Desember 2017, Hal ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang 0010 Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang PENGUKUR SUHU RUANGAN DENGAN SISTEM JENDELA OTOMATIS DAN AC OTOMATIS UNTUK PENDINGIN RUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR LM35 DILENGKAPI DENGAN PEMBERITAHUAN LCD 20 x

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini ialah dengan melakukan eksperimen secara

METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini ialah dengan melakukan eksperimen secara III. METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian ini ialah dengan melakukan eksperimen secara langsung, dengan melakukan percobaan dan tahap-tahap untuk mendapatkan hasil yang dibutuhkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termometer atau yang sudah kita kenal sebagai alat pengukur dan pendeteksi suhu merupakan sebuah alat yang sudah biasa digunakan sebagai alat acuan untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembuatan rangkaian dan program. Seperti pengambilan data pada pengujian emisi gas buang dengan

Lebih terperinci

APLIKASI KONTROL PROPORSIONAL INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 UNTUK PENGATURAN SUHU PADA ALAT PENGERING KERTAS

APLIKASI KONTROL PROPORSIONAL INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 UNTUK PENGATURAN SUHU PADA ALAT PENGERING KERTAS APLIKASI KONTROL PROPORSIONAL INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 UNTUK PENGATURAN SUHU PADA ALAT PENGERING KERTAS 1 Darjat, 2 Mohamad Syahadi, 3 Iwan Setiawan 1,2,3,4 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil, 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuisisi Data Akuisisi data merupakan sistem yang digunakan untuk mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data yang sedang berjalan, kemudian data tersebut diolah lebih lanjut

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PEMBUATAN SISTEM PENGUKURAN PH DAN DEBIT AIR PADA PENANAMAN TANAMAN HIDROPONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

IMPLEMENTASI DAN PEMBUATAN SISTEM PENGUKURAN PH DAN DEBIT AIR PADA PENANAMAN TANAMAN HIDROPONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 IMPLEMENTASI DAN PEMBUATAN SISTEM PENGUKURAN PH DAN DEBIT AIR PADA PENANAMAN TANAMAN HIDROPONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci