Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Jakarta Telp./Fax. (021) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Jakarta Telp./Fax. (021) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA"

Transkripsi

1 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 5-5 Jakarta 950. Telp./Fax. (0) Cover Pedoman PIH 0 Final.indd KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 0 //0 :6: PM

2 KATA PENGANTAR Penghargaan Industri Hijau merupakan bentuk apresiasi pemerintah kepada perusahaan industri yang telah memberikan kontribusi terhadap perekonomian negara, memberi manfaat pada masyarakat dan ikut berperan serta dalam menjaga kelestarian fungsi lingkungan melalui pemanfaatan sumber daya yang efisien dan penerapan proses produksi yang ramah lingkungan. Kementerian Perindustrian sebagai institusi pembina terus berupaya untuk mendorong terwujudnya industri hijau yang maju, berdaya saing, dan berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan memberikan penghargaan industri hijau, sehingga dapat lebih memotivasi perusahaan industri untuk meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kriteria industri hijau. Agar Penghargaan Industri Hijau dapat diberikan kepada perusahaan industri yang tepat dan melalui proses penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan, maka telah disusun Pedoman Penilaian Penghargaan Industri Hijau, yang menjadi acuan bagi semua pihak terkait sehingga memiliki pemahaman yang sama tentang ketentuan, tata cara penilaian dan mekanismenya, sehingga proses penilaian dapat berjalan secara sistematis, konsisten, transparan, akuntabel, adil dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan diterbitkannya pedoman ini, diharapkan pelaksanaan program Penghargaan Industri Hijau dapat berjalan lancar, efektif dan calon penerima Penghargaan Industri Hijau terseleksi dengan baik. Jakarta, 8 April 0 Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri ARRYANTO SAGALA i

3 ii

4 LANDASAN PERATURAN PEDOMAN PENILAIAN PENGANUGERAHAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU iii

5 iv

6 Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05/M-IND/PER//0 TENTANG PROGRAM PENGANUGERAHAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong motivasi perusahaan industri untuk mewujudkan industri hijau yang berwawasan lingkungan, efisien terhadap penggunaan sumber daya alam serta bermanfaat bagi masyarakat, dipandang perlu untuk memberikan penghargaan kepada perusahaan industri yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup; b. bahwa dalam rangka pemberian penghargaan industri hijau dimaksud perlu dilakukan seleksi dan penilaian; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian. v

7 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 05/M-IND/PER//0 Mengingat : Undang-Undang Nomor 5 Tahun 98 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 98 Nomor, Tambahan Lembaran Negara Nomor 7); Undang-Undang Nomor Tahun 009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 009 Nomor 0, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 986 tentang Kewenangan Pengaturan Pembinaan Dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 986 Nomor, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 0); Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor Tahun 00 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 00 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor ) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 00 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 00 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 8); Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8/P Tahun 009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II Periode Tahun 009-0; vi

8 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 05/M-IND/PER// Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 009 tentang Pembentukan Dan Organisasi Kementerian Negara; Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor Tahun 00 tentang Kedudukan,Tugas Dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 05/M- IND/PER/0/00 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian. Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PROGRAM PENGANUGERAHAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU Pasal dengan: Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud. Program penganugerahan penghargaan industri hijau adalah program pemberian penghargaan bagi perusahaan industri yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup sehingga dapat meminimalisasi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup akibat kegiatan industri.. Industri hijau adalah industri berwawasan lingkungan yang menyelaraskan pertumbuhan dengan kelestarian lingkungan hidup, vii

9 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 05/M-IND/PER//0 mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya alam serta bermanfaat bagi masyarakat.. Perusahaan industri adalah perusahaan yang melakukan kegiatan di bidang usaha industri yang berbentuk perorangan, badan usaha atau badan hukum dan berkedudukan di Indonesia.. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian. Pasal Program penganugerahan penghargaan industri hijau bertujuan mendorong kepedulian perusahaan industri dalam melakukan proses produksi yang ramah lingkungan dalam rangka mewujudkan industri hijau. Pasal () Penganugerahan penghargaan industri hijau kepada perusahaan industri dilakukan melalui tahap seleksi dan penilaian. () Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat () dapat dilakukan terhadap semua jenis kegiatan industri yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup. () Kegiatan industri sebagaimana dimaksud pada ayat () dikelompokkan ke dalam (tiga) kategori yaitu : a. Kategori Industri Besar (swasta); b. Kategori Industri Khusus Badan Usaha Milik Negara; c. Kategori Industri Kecil dan Menengah. viii

10 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 05/M-IND/PER//0 Pasal (). Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal ayat () terhadap perusahaan industri meliputi : a. Penerapan produksi bersih, termasuk penerapan proses reuse, recycle dan reduce; b. Kepatuhan terhadap kewajiban pemenuhan dokumen lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku termasuk pelaporan pelaksanaannya; c. Pengelolaan limbah padat, cair dan udara; dan d. Program kepedulian terhadap masyarakat sekitar. () Ketentuan dan tata cara penilaian penganugerahan penghargaan industri hijau diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri; Pasal 5 () Pelaksanaan seleksi dan penilaian terhadap perusahaan industri dilakukan oleh Tim Teknis. () Hasil evaluasi Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat () disampaikan kepada Dewan Pertimbangan. () Tim Teknis dan Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat () dan ayat () ditetapkan oleh Menteri. ix

11 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 05/M-IND/PER//0 Pasal 6 () Perusahaan industri yang akan menerima penganugerahan industri hijau ditetapkan oleh Menteri. () Perusahaan industri yang terpilih sebagai industri hijau diberikan penghargaan. () Penganugerahan penghargaan industri hijau sebagaimana dimaksud pada ayat () dilaksanakan setiap (satu) tahun sekali. Pasal 7 Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan penganugerahan penghargaan industri hijau dibebankan kepada Anggaran Badan Pengkajian Kebijakan Iklim Usaha dan Mutu industri. Pasal 8 Peraturan menteri ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 7 Januari 0 MENTERI PERINDUSTRIAN MOHAMAD S HIDAYAT x

12 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 05/M-IND/PER//0 Tembusan Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;. Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan;. Kepala BPKP;. Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian; 5. Inspektur Jenderal Kementerian Perindustrian; 6. Kepala Biro Keuangan dan Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Perindustrian; 7. Kepala KPKN; 8. Pertinggal xi

13 xii

14 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 5-5, Lantai 9 Jakarta 950 Kotak Pos : 58 JKSMG Telp , Fax PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI NOMOR : 6/BPKIMI/PER//0 TENTANG PERUBAHAN KEDUA LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI NOMOR 5/BPKIMI/PER/7/0 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENGANUGERAHAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI, Menimbang : a. bahwa kriteria penilaian penghargaan industri hijau yang tercantum dalam Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Nomor 5/BPKIMI/PER/7/0 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Nomor 8/BPKIMI/PER//0 dianggap masih memiliki beberapa kekurangan. b. bahwa untuk memberikan penilaian yang lebih objektif, adil dan dapat dipertanggung jawabkan perlu melakukan perubahan terhadap kriteria penilaian penghargaan industri hijau. c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri tentang Perubahan Kedua Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Nomor 5/BPKIMI/PER/7/0. Mengingat :. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 05/M-IND/PER/0/00 tentang Organisasi Tata Kerja Kementerian Perindustrian;.. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 05/M-IND/PER//0 tentang Program Penghargaan Industri Hijau; Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Nomor 8/BPKIMI/PER//0 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim Dan Mutu Industri Nomor 5/BPKIMI/PER/7/0 Tentang Pedoman Penilaian Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau. xiii

15 Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Nomor : 6/BPKIMI/PER//0 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TENTANG PERUBAHAN KEDUA LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI NOMOR 5/BPKIMI/PER/7/0 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENGANUGERAHAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU Pasal Melakukan perubahan kedua terhadap Lampiran Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Nomor 5/BPKIMI/PER/7/0 Tentang Pedoman Penilaian Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. Pasal Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 April 0 KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI, ARRYANTO SAGALA xiv

16 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI NOMOR : 6/BPKIMI/PER//0 TANGGAL : 8 April 0 PEDOMAN PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tujuan. Lingkup Penilaian TIM PELAKSANA PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU. Sekretariat. Tim Teknis. Dewan Pertimbangan PENGUSULAN DAN SELEKSI PESERTA. Tata Cara Pengusulan dan Seleksi Peserta. Dokumen Kelengkapan Peserta PENILAIAN. Kriteria Penilaian. Cara Penilaian. Kualifikasi Hasil Penilaian MEKANISME PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU. Sosialisasi. Pendaftaran Peserta. Seleksi Kelengkapan Administrasi xv

17 . Verifikasi Dokumen 5. Verifikasi Lapangan 6. Evaluasi Hasil Penilaian 7. Penyampaian Hasil Penilaian 8. Sanggahan Perusahaan dan Verifikasi Ulang 9. Penyampaian Hasil Penilaian kepada Dewan Pertimbangan 0. Review Hasil Penilaian. Penetapan Penerima Penghargaan Industri Hijau. Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau. Evaluasi Bab VI AGENDA KEGIATAN Lampiran :. Formulir Pendaftaran. Kriteria Penilaian Kategori Industri Besar. Kriteria Penilaian Kategori Industri Kecil Menengah (IKM). Panduan Teknis Penilaian KEPALA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI ARRYANTO SAGALA xvi

18 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Pembangunan industri mempunyai dampak positif dalam skala mikro dan makro terhadap ekonomi. Dampak positif skala mikro terlihat dari hasil-hasil pembangunan industri yang ditunjukkan dalam share PDB, share export, dan terciptanya peluang kerja. Peran strategisnya sebagai penyumbang PDB yang cukup signifikan ditunjukan dengan surplus ekspor terhadap impor selama satu dasawarsa terakhir. Sektor industri memberikan kontribusi PDB terbesar terhadap perekonomian nasional yaitu sebesar 0,85% pada tahun 0. Pertumbuhan sektor industri terus mengalami peningkatan, dimana sampai pada tahun 0 mencapai 6,0%. Sedangkan dampak positif skala makro adalah terjadinya percepatan pertumbuhan fisik dan terciptanya kesempatan kerja. Berdasarkan data bulan Agustus tahun 0, penyerapan tenaga kerja sektor industri mencapai lebih dari 5 juta orang. Selain peran strategisnya sebagai penyumbang PDB, sektor industri merupakan pengguna sumberdaya alam yang cukup besar. Disisi lain, adanya keterbatasan ketersediaan sumber daya alam dan keterbatasan daya dukung lingkungan dalam menerima limbah dan emisi industri, maka pembangunan industri yang berpedoman pada keberlangsungan nilai

19 ekonomi, keterlibatan sosial dan perlindungan terhadap kualitas lingkungan hidup atau yang dikenal dengan istilah industri hijau harus segera dilakukan. Industri hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong berkembangnya industri hijau, antara lain melalui pemberian Penghargaan Industri Hijau. Penghargaan Industri Hijau merupakan penghargaan yang diberikan kepada industri yang antara lain telah melakukan upaya penghematan penggunaan sumber daya alam dan penggunaan sumber daya alam yang ramah lingkungan dan terbarukan. Penghargaan Industri Hijau dilaksanakan melalui berbagai tahap seleksi dan verifikasi berdasarkan sistem penilaian yang akan dievaluasi secara berkala.

20 . TUJUAN Pedoman ini bertujuan memberikan acuan yang seragam bagi Tim Teknis, Dewan Pertimbangan, perusahaan industri yang akan mengikuti program penghargaan, dan pihak lain yang terkait dalam penilaian Penghargaan Industri Hijau sehingga proses penilaian dapat berjalan secara konsisten, transparan, akuntabel, adil dan dapat dipertanggungjawabkan.. LINGKUP PENILAIAN Lingkup penilaian dibagi menjadi (dua) kelompok sebagai berikut : a) Kategori Industri Kecil Menengah (IKM) b) Kategori Industri Besar

21 BAB II TIM PELAKSANA PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU. Sekretariat Sekretariat bertugas melakukan persiapan, penyebarluasan informasi, menerima pendaftaran, seleksi kelengkapan administrasi, entry database, pengaturan jadwal kegiatan, koordinasi dan hal-hal lain terkait dengan pelaksanaan kegiatan Penghargaan Industri Hijau.. Tim Teknis Tim Teknis bertugas melakukan verifikasi dokumen, verifikasi lapangan, dan penilaian. Tim Teknis terdiri dari wakil pemerintahan, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan instansi terkait lainnya. Kriteria anggota Tim Teknis antara lain adalah sebagai berikut : a) Memiliki pengetahuan dalam bidang proses produksi industri. b) Memiliki pengetahuan dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup. c) Memiliki pengetahuan tentang manajemen industri.. Dewan Pertimbangan Dewan Pertimbangan bertugas melakukan review dan memberi masukan terhadap hasil penilaian perusahaan industri peserta Penghargaan Industri Hijau yang dilakukan

22 oleh Tim Teknis serta menyampaikan calon penerima penghargaan kepada Menteri Perindustrian. Dewan Pertimbangan terdiri dari wakil pemerintahan, perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan instansi terkait lainnya. Kriteria anggota Dewan Pertimbangan adalah sebagai berikut : a) Memiliki pengetahuan dalam bidang proses produksi industri. b) Memiliki pengetahuan dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup. c) Memiliki pengetahuan tentang manajemen industri. d) Memiliki pengetahuan dalam bidang kebijakan publik, ekonomi, dan hukum. 5

23 BAB III PENGUSULAN DAN SELEKSI PESERTA. Tata Cara Pengusulan dan Seleksi Peserta a) Penghargaan Industri Hijau bersifat partisipatif, sehingga setiap perusahaan industri dapat mengajukan diri secara langsung. Selain itu pengusulan peserta dapat juga dilakukan oleh Asosiasi Industri dan instansi yang menangani pembinaan industri di daerah dan pusat; b) Pengajuan dan usulan peserta disampaikan kepada Sekretariat Penghargaan Industri Hijau; c) Sekretariat akan melakukan seleksi kelengkapan administrasi terhadap industri yang mendaftar; d) Sekretariat menyampaikan hasil seleksi kelengkapan administrasi peserta kepada Tim Teknis; Asosiasi Industri Pengusaha Industri Instansi Pembina Gambar. Mekanisme Pengusulan dan Seleksi Peserta Penghargaan Industri Hijau 6

24 . Dokumen Kelengkapan Peserta Dokumen yang wajib dilengkapi pada saat pendaftaran : ) Legalitas Industri (fotokopi Izin Usaha Industri atau Tanda Daftar Industri, HO dan NPWP); ) Fotokopi lembar pengesahan dokumen AMDAL atau UKL & UPL atau SPPL; ) Fotokopi laporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup tahun terakhir bagi industri yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL atau UKL & UPL; ) Deskripsi proses produksi yang dilengkapi dengan diagram alir; 5) Neraca massa/bahan, neraca energi dan neraca air; 6) Formulir pendaftaran yang telah dilengkapi. Seluruh data pendukung yang terkait dengan hal-hal tersebut diatas harus dilampirkan. 7

25 BAB IV PENILAIAN. Kriteria Penilaian Kriteria penilaian dibedakan antara industri besar dengan industri kecil menengah (IKM). Untuk industri besar, penilaian didasarkan pada hal-hal berikut : a) Proses Produksi, meliputi program efisiensi produksi, penggunaan material input, energi, air, teknologi proses, produk, sumber daya manusia dan lingkungan kerja. b) Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi, meliputi upaya penurunan emisi CO e, pemenuhan baku mutu lingkungan dan sarana pengelolaan limbah/emisi. c) Manajemen Perusahaan, meliputi sertifikasi, Corporate Social Responsibility, penghargaan yang pernah diterima dan kesehatan karyawan. Sedangkan untuk industri kecil menengah (IKM), penilaian didasarkan pada hal-hal berikut : a) Proses Produksi, meliputi program efisiensi produksi, penggunaan material input, energi, air, teknologi proses, produk, dan sumber daya manusia. b) Pengelolaan Lingkungan dan Kesehatan Kerja, meliputi pengelolaan limbah dan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (KL). 8

26 c) Manajemen Perusahaan, meliputi sertifikasi, Corporate Social Responsibility dan penghargaan yang pernah diterima. Kriteria penilaian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran dan Lampiran.. Cara Penilaian Cara penilaian untuk kategori industri besar : a) Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria sebagaimana tercantum pada Lampiran. b) Pemberian skor untuk masing-masing kriteria adalah 0-. c) Penilaian setiap aspek merupakan jumlah perolehan skor dari setiap aspek dibagi dengan skor maksimal dikali dengan bobot aspek. Bobot Aspek Proses Produksi = 70% (0,7) Skor Maksimal Aspek Proses Produksi= 96 Bobot Aspek Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi = 0% (0,) Skor Maksimal Aspek Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi =0 Bobot Aspek Manajemen Perusahaan = 0% (0,) Skor Maksimal Aspek Manajemen Perusahaan = d) Total Perolehan Nilai merupakan hasil penjumlahan dari masing-masing nilai setiap aspek dikali 00. 9

27 e) Contoh Perhitungan : Aspek Penilaian Tabel Contoh Perhitungan Penilaian Bobot Jumlah Perolehan Skor Jumlah Skor Maksimal Nilai Setiap Aspek Proses Produksi (A) Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi (B) Manajemen Perusahaan (C) Total Perolehan Nilai : (A+B+C) X 00 70% (75/96) x 0,7 =0,55 0% 5 0 (5/0) x 0, =0,5 0% 0 (0/) x 0, = 0,08 (0,55 + 0,5 + 0,08) x 00 =78 Cara penilaian untuk kategori industri kecil : a) Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria sebagaimana tercantum pada Lampiran. b) Pemberian skor untuk masing-masing kriteria adalah 0-. c) Penilaian setiap aspek merupakan jumlah perolehan skor dari setiap aspek dibagi dengan skor maksimal dikali dengan bobot aspek. Bobot Aspek Proses Produk = 70% (0,7) Skor Maksimal Aspek Proses Produksi= 68 Bobot Aspek Pengelolaan Lingkungan dan Kesehatan Kerja = 0% (0,) 0

28 Skor Maksimal Aspek Pengelolaan Lingkungan dan Kesehatan Kerja = Bobot Aspek Manajemen Perusahaan = 0% (0,) Skor Maksimal Aspek Manajemen Perusahaan = 6 d) Total Perolehan Nilai merupakan hasil penjumlahan dari masing-masing nilai setiap aspek dikali 00. e) Contoh Perhitungan : Tabel Contoh Perhitungan Penilaian Aspek Penilaian Bobot Jumlah Perolehan Skor Jumlah Skor Maksimal Nilai Setiap Aspek Proses Produksi (A) Pengelolaan Lingkungan dan Kesehatan Kerja (B) Manajemen Perusahaan (C) Total Perolehan Nilai : (A+B+C) X 00 70% (60/68) x 0,7 =0,6 0% 5 (5/) x 0, =0, 0% 0 6 (0/6) x 0, = 0,06 (0,6 + 0, + 0,06) x 00 = 8. Kualifikasi Hasil Penilaian a) Penghargaan Industri Hijau dibagi atas 5 (lima) Level berdasarkan rentang/interval nilai yang diperoleh.

29 Tabel Klasifikasi Penghargaan Industri Hijau Klasifikasi Penghargaan Interval Nilai Level 5 90, 00,0 Level 80, 90,0 Level 70, 80,0 Level 60, 70,0 Level 50,0 60,0 b) Program Penghargaan Industri hijau bersifat partisipatif dan sukarela (voluntary). Perusahaan industri yang mendaftarkan diri harus memahami setiap kriteria industri hijau. c) Perusahaan industri dapat dikategorikan memiliki komitmen terhadap lingkungan, jika dapat memenuhi paling sedikit 50% dari setiap aspek penilaian. Sedangkan perusahaan industri yang dapat memenuhi setiap aspek penilaian dengan persentase di atas 90%, dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang telah menerapkan prinsip industri hijau secara berkelanjutan.

30 BAB V MEKANISME PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU. Sosialisasi Sosialisasi Penghargaan Industri Hijau dilakukan mulai Maret 0 April tahun berjalan melalui seminar, media massa, poster, leaflet, website, dan lain-lain.. Pendaftaran Peserta : Waktu dan Tempat ) Pendaftaran terbuka bagi semua industri nasional. ) Pendaftaran akan berlangsung mulai April - Mei tahun berjalan dan diumumkan secara terbuka, melalui seminar, poster leaflet, dan website Kementerian Perindustrian. ) Tempat pendaftaran: Sekretariat Penghargaan Industri Hijau d/a : Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Kementerian Perindustrian Gedung Kementerian Perindustrian Lantai 0 Jalan Gatot Subroto Kav.5-5 Jakarta Selatan Telp/Fax : Website:

31 . Seleksi Kelengkapan Administrasi Seleksi dilakukan berdasarkan kelengkapan administrasi dan validitas dokumen pendaftaran yang telah disampaikan. Dokumen yang telah memenuhi administrasi selambatlambatnya disampaikan kepada Tim Teknis dalam waktu 5 (lima) hari kerja.. Verifikasi Dokumen Verifikasi dokumen dilakukan mulai 7 April Mei tahun berjalan, dengan melakukan evaluasi terhadap dokumen pendaftaran dan formulir pendaftaran, dan dikembalikan ke Sekretariat selambat-lambatnya dalam 5 (lima) hari kerja. 5. Verifikasi Lapangan Verifikasi lapangan dilakukan untuk mengevaluasi kesesuaian dokumen dengan kondisi di lapangan, mulai 5 April - 0 Juni tahun berjalan. Hasil penilaian selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah dilakukan verifikasi lapangan diserahkan kepada Sekretariat. 6. Evaluasi Hasil Penilaian Hasil penilaian terhadap seluruh peserta penghargaan industri hijau dibahas/dievaluasi oleh seluruh anggota Tim Teknis dalam rapat pleno.

32 7. Penyampaian Hasil Penilaian Hasil penilaian disampaikan oleh Sekretariat kepada seluruh industri peserta Program Penghargaan Industri Hijau selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah rapat pleno Tim Teknis. 8. Sanggahan Perusahaan dan Verifikasi Ulang Penyampaian hasil penilaian kepada perusahaan industri, penerimaan sanggahan dari perusahaan industri serta pelaksanaan verifikasi ulang akan dilaksnakan selama bulan Juni tehun berjalan, dengan tahapan sebagai berikut: ) Pihak industri diberi kesempatan untuk memberi sanggahan/klarifikasi terhadap hasil penilaian selama 5 (lima) hari kerja sejak penyampaian hasil penilaian. ) Sanggahan disampaikan kepada Sekretariat untuk dievaluasi oleh Tim Teknis. ) Bila sanggahan yang disampaikan pihak industri dinyatakan layak, dapat dilakukan verifikasi ulang oleh Tim Teknis dalam waktu 5 (lima) hari setelah dokumen sanggahan dinyatakan layak. ) Hasil verifikasi ulang disampaikan kepada Sekretariat paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah verifikasi ulang. 5

33 9. Penyampaian Hasil Penilaian Kepada Dewan Pertimbangan Hasil verifikasi, penilaian dan rekomendasi disampaikan oleh Sekretariat kepada Dewan Pertimbangan 5 (lima) hari setelah diterima dari Tim Teknis. 0. Review Hasil Penilaian ) Review hasil penilaian Tim Teknis dilakukan oleh Dewan Pertimbangan selambat-lambatnya selama 5 (lima) hari kerja. ) Dewan Pertimbangan menyampaikan hasil review yang merupakan hasil penilaian akhir kepada Menteri Perindustrian selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja.. Penetapan Penerima Penghargaan Industri Hijau Industri penerima Penghargaan Industri Hijau ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Perindustrian.. Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau kepada perusahaan industri akan dipublikasikan secara terbuka kepada publik dan stakeholder terkait. 6

34 . Evaluasi Agar program Penghargaan Industri Hijau dapat menjadi lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan maka akan dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi, khususnya mengenai industri yang mendapatkan peringkat terendah dan belum lolos seleksi awal akan disampaikan kepada direktorat terkait di lingkungan Kementerian sebagai bahan masukan dalam rangka pembinaan 7

35 8 Gambar. Mekanisme Penilaian Penghargaan Industri Hijau

36 BAB VI AGENDA KEGIATAN Kegiatan Penghargaan Industri Hijau dilaksanakan selama 0 (sepuluh) bulan, dengan jadwal sebagaimana tercantum pada Tabel. 9

37 Tabel. Jadwal Pelaksanaan Penghargaan Industri Hijau No. Kegi a ta n Sosialisasi Pendaftaran Peserta Seleksi Kelengkapan Administrasi Verifikasi Dokumen 5 Verifikasi Lapangan 6 Evaluasi Hasil Penilaian 7 Penyampaian Hasil Penilaian ke Perusahaan 8 Sanggahan Perusahaan 9 Verifikasi ulang dan Penilaian 0 Penyampaian Hasil Penilaian ke Dewan Pertimbangan Review dan Penyampaian Hasil Penilaian Penetapan Oleh Menteri Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau Evaluasi dan Pelaporan Ma ret Apri l Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 0

38 LAMPIRAN LEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN KEPADA: SEKRETARIAT PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU d/a : PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP Gedung Kementerian Perindustrian Lantai 0 Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav 5-5, Jakarta Selatan 950 Telepon/ Fax: industrihijau@gmail.com FORMULIR PENDAFTARAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU Nomor Pendaftaran (diisi oleh Sekretariat) Tanggal Terima (diisi oleh Sekretariat) Nama Perusahaan Jenis Industri Alamat Kontak Person: Nama No. Telp dan HP.Tanggal.Bulan Tahun Direktur Perusahaan, ( )

39 LEMBAR KEDUA UNTUK SEKRETARIAT KEPADA: SEKRETARIAT PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU d/a : PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP Gedung Kementerian Perindustrian Lantai 0 Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav 5-5, Jakarta Selatan 950 Telepon/ Fax: industrihijau@gmail.com FORMULIR PENDAFTARAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU Nomor Pendaftaran (diisi oleh Sekretariat) Tanggal Terima (diisi oleh Sekretariat) Nama Perusahaan Jenis Industri Alamat Kontak Person: Nama No. Telp dan HP.Tanggal.Bulan Tahun Direktur Perusahaan, (.. )

40 INFORMASI UMUM PERUSAHAAN. Nama Perusahaan :. Alamat Kantor : Telepon : Fax : Alamat Pabrik : Telepon : Fax : Website :. Jenis Industri :. Skala Usaha : Besar/Menengah/Kecil (*pilih salah satu) 5. Contact Person : Telepon dan HP :

41 KUESIONER PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU Petunjuk Pengisian. Untuk jawaban yang melebihi lembar yang tersedia, dapat ditambahkan pada lembar tersendiri.. Untuk pertanyaan pilihan ganda, beri tanda ( ) pada jawaban yang saudara pilih. Jawaban boleh lebih dari satu.. Untuk pertanyaan yang memerlukan data-data pendukung agar dilampirkan. A. PROSES PRODUKSI. Kebijakan Perusahaan Dalam Penerapan Efisiensi Produksi a) Apakah perusahaan Saudara memiliki kebijakan dalam rangka peningkatan efisiensi produksi? Ada komitmen top manajemen Ada perencanaan Sudah dilaksanakan Ada pemantauan/evaluasi b) Berapa persen dari komitmen yang sudah berhasil dicapai berdasarkan target yang ditetapkan perusahaan?...

42 . Material Input a) Lengkapi Informasi Material Input: No 5 dst Nama Bahan Kapasitas /tahun Bentuk Fisik ) Sifat Bahan ) Asal Bahan ) Sertifikasi bahan ) ) Bentuk fisik : padat, cair, serbuk/granular dan sebagainya ) Sifat bahan : beracun/korosif/mudah terbakar/higroskopis/logam berat/eksplosif/berbau/radioaktif/non toxic/tidak berbahaya dan sebagainya ) Asal bahan : impor atau lokal dan bila berupa galian/tambang/penebangan hutan/limbah dan sebagainya agar disebutkan ) Sertifikasi bahan : jenis sertifikasi atau izin yang dimiliki : SNI, izin penambangan, izin impor dan sebagainya b) Dalam kurun waktu tahun terakhir, apakah Saudara melakukan penggantian/substitusi material input? Ya Belum Jika Ya, sebutkan substitusi material input tersebut. No dst Material input semula (sebelum substitusi) Material input saat ini (setelah disubstitusi) 5

43 c) Terhadap bahan yang anda gunakan sebagaimana data pada No. huruf a), lengkapi data mengenai material input yang sudah dilengkapi dengan Material Safety Data Sheet (MSDS) atau spesifikasi bahan. No dst Jenis Material input Jenis Sertifikasi Bahan ) ) Jenis sertifikasi bahan : MSDS atau spesifikasi bahan Keterangan d) Standard Operating Procedure (SOP) material input yang dimiliki perusahaan : Pemesanan Penerimaan Penyimpanan Pengangkutan Penggunaan (Khusus untuk IKM) Penanganan material input yang Saudara lakukan : Ditempatkan di gudang/ruangan khusus untuk material input Dipisahkan berdasarkan jenis material Dilakukan pemantauan mutu material Menerapkan prinsip FIFO (first in first out) Belum ada upaya penanganan material input 6

44 . Energi a) Lengkapi Informasi Penggunaan Energi : No Sumber Energi Jumlah Penggunaan Tahun... dst Jumlah Penggunaan Tahun.. Jumlah Penggunaan Tahun.. b) Apakah perusahaan Saudara telah melakukan audit energi? Belum pernah melakukan audit energi Sudah melakukan audit energi tahun sekali Sudah melakukan audit energi tahun sekali Sudah melakukan audit energi tahun sekali. Air a) Lengkapi Informasi Penggunaan Air : No Sumber Air Jumlah Penggunaan Tahun.. dst Jumlah Penggunaan Tahun.. Jumlah Penggunaan Tahun.. b) Apakah perusahaan Saudara telah melakukan audit penggunaan air? Belum pernah melakukan audit penggunaan air 7

45 Sudah melakukan audit penggunaan air 6 bulan sekali Sudah melakukan audit penggunaan air tahun sekali Sudah melakukan audit penggunaan air tahun sekali 5. Teknologi Proses a) Dalam kegiatan proses produksi, apakah perusahaan Saudara telah melakukan upaya upaya berikut: Reduce (mengurangi pemakaian material input termasuk penggunaan energi, air, kemasan produk, dan lain-lain) Reuse (menggunakan kembali material input termasuk penggunaan energi, air, kemasan produk, dan lain-lain yang terbuang) Recycle (memanfaatkan kembali material input termasuk penggunaan energi, air, kemasan produk, dan lain-lain yang terbuang melalui proses daur ulang) b) Terhadap air buangan yang dihasilkan dari proses produksi, apakah Saudara telah melakukan : Air buangan dari proses produksi diolah secara terpisah dengan limbah domestik dan air hujan di IPAL Air buangan dari proses produksi diolah tercampur dengan limbah domestik dan air hujan di IPAL Belum ada pemisahan air buangan proses produksi dengan limbah domestik dan air hujan 8

46 c) Apakah Saudara melakukan penggantian atau modifikasi peralatan/mesin dalam rangka meningkatkan efisiensi proses produksi dalam tahun terakhir? Ya Belum Jika Ya, mohon dilengkapi tabel dibawah ini. No Jenis Penggantian atau Modifikasi Mesin/Peralatan Dampak Terhadap Efisiensi Proses Produksi d) Apakah saudara memiliki SOP untuk : Operasional mesin/peralatan Maintenance mesin/peralatan 6. Produk a) Lengkapi informasi jenis produk yang dihasilkan dan sertifikasi produk yang dimiliki. No. Jenis Produk Sertifikasi Produk ) dst ) Sertifikasi produk : tuliskan jenis sertifikasi yang dimiliki (contoh : SNI, Oeco-tex, dan lain sebagainya) 9

47 b) Apakah Saudara telah melakukan upaya inovasi terhadap produk yang dihasilkan sehingga menjadi lebih ramah lingkungan? Ya Belum Jika Ya, sudah sejauh mana upaya inovasi tersebut dilakukan? Masih dalam tahap kajian Sedang dalam tahap uji coba Sudah dipasarkan/komersial Sudah memiliki paten c) Berapa persen produk reject dan defect yang masih terjadi? % Jelaskan penyebabnya menurut Saudara.. d) Lengkapi informasi jumlah penggunaan material input serta jumlah produk yang dihasilkan dalam tahun terakhir : Tahun Jumlah Penggunaan Material input (kg atau ton) Jumlah Produk Yang Dihasilkan (kg atau ton) 7. SDM Lengkapi informasi tenaga kerja di industri Saudara. No. Uraian Jumlah (orang). Jumlah tenaga kerja keseluruhan. Jumlah tenaga kerja di proses produksi (manufaktur) 0

48 . Jumlah tenaga kerja manufaktur yang sudah mengikuti pendidikan dan/atau pelatihan. Jumlah tenaga kerja manufaktur yang sudah memiliki sertifikat kompetensi 8. Lingkungan Kerja dan Kesehatan Karyawan a) Apakah Saudara memiliki program pemantauan dan penilaian kinerja KL? Ya Belum Jika Ya, sebutkan frekuensinya? b) Apakah Saudara melakukan pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala? Ya Belum Jika Ya, sebutkan frekuensinya? (Khusus untuk IKM) Upaya apa yang telah Saudara lakukan dalam rangka meningkatkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan? Memasang rambu-rambu KL Menyediakan alat KL Menyediakan alat perlindungan diri (APD) Menerapkan sistem ventilasi yang baik di ruangan proses produksi

49 B. MANAJEMEN PERUSAHAAN. CSR a) Apakah perusahaan Saudara memiliki kegiatan yang memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar? Ya Belum Jika Ya, sudah sejauh mana pelaksanaannya?. Ada kebijakan CSR Program CSR sudah dilaksanakan Ada pemantauan Ada evaluasi dan pelaporan (Khusus untuk IKM) Apakah kegiatan CSR dilakukan secara periodik? Ya Belum Jika Ya, sebutkan frekuensinya?. b) Berapa persen dana perusahaan (dari keuntungan bersih) yang dialokasikan untuk melaksanakan kegiatan CSR?.... PENGHARGAAN TERKAIT INDUSTRI HIJAU YANG PERNAH DITERIMA Sebutkan penghargaan terkait yang pernah perusahaan Saudara terima selama (tiga) tahun terakhir, khususnya di bidang

50 produksi, baik di tingkat nasional maupun internasional?. SISTEM MANAJEMEN Sebutkan sertifikat sistem manajemen yang telah anda miliki : ISO 000s ISO 9000s SMK OHSAS GMP HACCP Lainnya, sebutkan... C. KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH / EMISI. Program Penurunan Emisi CO e Apakah perusahaan Saudara memiliki kebijakan dalam upaya penurunan emisi CO e? Ya Belum Jika Ya, sudah sejauh mana pelaksanaannya? Ada kebijakan Sudah mencapai target penurunan emisi Ada laporan pelaksanaan. Pemenuhan Baku Mutu Lingkungan a) Berapa persen pemenuhan baku mutu limbah cair perusahaan Saudara dalam tahun terakhir?

51 00% parameter >80% parameter >60% parameter >0% parameter >0% parameter b) Berapa persen pemenuhan baku mutu limbah gas dan debu perusahaan Saudara dalam tahun terakhir: 00% parameter >80% parameter >60% parameter >0% parameter >0% parameter. Sarana Pengelolaan Limbah dan Emisi a) Lengkapi informasi sarana pengelolaan limbah di Perusahaan Saudara. No Jenis Sarana Pengelolaan Limbah Pengoperasian ) IPAL Cerobong dan pelengkapnya (siklon, filter, dll) Bak sampah Incinerator 5 Lain-lain, sebutkan. ) Pengoperasian : dioperasikan secara kontinu selama jam; selama jam atau situasional (pilih salah satu )

52 b) Apakah kegiatan industri Saudara menghasilkan limbah B? No..... Ya Jika Ya, agar dilengkapi informasi berikut ini : Jenis Limbah B yang dihasilkan Perizinan yang dimiliki Tidak Sarana Pengelolaan (Khusus untuk IKM) D. PENGELOLAAN LINGKUNGAN c) Apakah ada upaya pengelolaan terhadap limbah yang dihasilkan perusahaan Saudara? Ya Belum Jika Ya, bentuk pengelolaan limbah yang dilakukan : Membuang sesuai ketentuan yang berlaku Melakukan pencatatan volume dan jenis limbah Memisahkan dan mengumpulkan limbah berdasarkan jenis Melakukan pengolahan limbah sesuai ketentuan d) Apakah ada upaya pemanfaatan limbah (padat dan cair) yang dihasilkan perusahaan Saudara? Ya Belum 5

53 Jika Ya, untuk apa limbah tersebut digunakan?... e) Apakah Saudara melakukan pengujian kualitas limbah yang dihasilkan perusahaan Saudara? Ya Belum Jika Ya, sebutkan frekuensinya. 6

54 PENJELASAN: MENGAPA PERUSAHAAN SAUDARA LAYAK UNTUK MENDAPATKAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU Keterangan :. Diisi oleh perusahaan, sebanyak-banyaknya (dua) halaman.. Data/bukti keterangan lain tertulis yang dapat menunjang penjelasan Saudara (pont.) dapat dilampirkan. Wakil Perusahaan,, 0 ( Nama Lengkap ) Jabatan: 7

55 8

56 NO ASPEK PENILAIAN A PROSES PRODUKSI ) Program efisiensi produksi LAMPIRAN KRITERIA PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU KATEGORI INDUSTRI BESAR KRITERIA BOBOT (%) INDIKATOR SKOR 70 a. Kebijakan perusahaan dalam penerapan efisiensi produksi - Ada komitmen manajemen puncak (top management), ada perencanaan (rencana kerja), dilaksanakan sesuai dengan rencana serta dilakukan pemantauan/evaluasi - Ada komitmen manajemen puncak (top management), ada perencanaan (rencana kerja), dilaksanakan sesuai dengan rencana, tapi tidak dilakukan pemantauan/evaluasi - Ada komitmen manajemen puncak (top management), ada perencanaan (rencana kerja), tapi belum dilaksanakan 9

57 NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT (%) b. Tingkat capaian penerapan program sesuai dengan komitmen perusahaan dalam meningkatkan efisiensi produksi ) Material Input a. Material input yang digunakan INDIKATOR SKOR - Ada komitmen manajemen puncak (top management) tapi belum tersedia program atau rencana kerja - Belum ada komitmen manajemen puncak (top management) 0 - >75% tercapai - >50% tercapai - >5% tercapai - % tercapai - Belum tercapai atau tidak ada program sama sekali - Menggunakan material yang terbarukan - Menggunakan material yang tidak terbarukan - Menggunakan material dari limbah 0 0

58 NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT (%) b. Rasio material input terhadap produk INDIKATOR SKOR - Menggunakan material yang akan dihentikan penggunaannya oleh ketentuan nasional dan/atau internasional - Menggunakan material yang dilarang oleh ketentuan nasional dan/atau internasional - Penggunaan material input menghasilkan per unit produk ratarata >98% - Penggunaan material input menghasilkan per unit produk ratarata >90% - Penggunaan material input menghasilkan per unit produk ratarata >80% - Penggunaan material input menghasilkan per unit produk ratarata >70% - Penggunaan material input menghasilkan per unit produk ratarata 70% 0 0

59 NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT (%) c. Substitusi material input d. Penanganan material input dan ketersediaan informasi MSDS/spesifikasi bahan INDIKATOR SKOR - Telah melakukan substitusi material input >75% - Telah melakukan substitusi material input >50% - Telah melakukan substitusi material input >5% - Telah melakukan substitusi material input >0% - Belum melakukan substitusi material input - 00% material input memiliki MSDS/spesifikasi bahan - >95% material input memiliki MSDS/spesifikasi bahan - >90% material input memiliki MSDS/spesifikasi bahan - >85% material input memiliki MSDS/spesifikasi bahan - 85% material input memiliki MSDS/spesifikasi bahan 0 0

60 NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT (%) e. SOP penanganan material input (pemesanan, penerimaan, penyimpanan, pengangkutan) f. Upaya efisiensi Penggunaan INDIKATOR SKOR - Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan dilakukan pengawasan - Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada tapi tidak dilakukan pengawasan - Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sebagian saja - Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, namun tidak dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ada - Belum ada SOP sama sekali 0 - Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) >5%

61 NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT (%) INDIKATOR SKOR Material Input - Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) >0% g. Sertifikasi/izin Material Input - Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) >5% - Telah melakukan efisiensi penggunaan material input (raw material index reduction) >0% - Belum melakukan upaya efisiensi penggunaan material input - 00% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin - >90% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin - >80% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin - >70% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin 0

62 NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT (%) h. Penggunaan Komponen Dalam Negeri (basis material input) ) Energi a. Upaya efisiensi energi INDIKATOR SKOR - 70% material input yang digunakan memiliki sertifikat/izin - Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input >80% - Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input >60% - Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input >0% - Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input >0% - Persentase Nilai penggunaan material lokal terhadap total material input <0% - Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) >0% - Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index 0 0 5

63 NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT (%) b. Upaya Penggunaan/Peman faatan Energi Terbarukan INDIKATOR SKOR reduction) >5% - Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) >,5% - Telah melakukan efisiensi penggunaan energi (energy index reduction) >0% - Belum ada upaya efisiensi energi 0 - Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi >5% - Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi >% - Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi >% - Rasio penggunaan energi terbarukan terhadap total penggunaan energi >0% - Belum ada penggunaan energi terbarukan 0 6

64 NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT (%) c. Melakukan audit energi secara berkala INDIKATOR SKOR - Melakukan audit energi setiap tahun - Melakukan audit energi tahun sekali - Melakukan audit energi tahun sekali - Melakukan audit energi > tahun sekali - Belum pernah melakukan audit energi 0 ) Air a. Upaya efisiensi air - Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) >5% b. Melakukan audit penggunaan air - Telah melakukan efisiensi penggunaan air (energy index reduction) >0% - Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) >5% - Telah melakukan efisiensi penggunaan air (water index reduction) >0% - Belum ada upaya efisiensi air 0 - Melakukan audit penggunaan air setiap 6 bulan 7

65 NO ASPEK PENILAIAN 5) Teknologi Proses KRITERIA BOBOT (%) INDIKATOR SKOR secara berkala - Melakukan audit penggunaan air tahun sekali a. Penerapan Reduce, Reuse, Recycle (R) - Melakukan audit penggunaan air tahun sekali - Melakukan audit penggunaan air > tahun sekali - Belum pernah melakukan audit penggunaan air - Melakukan Reduce, Reuse, Recycle (R) dalam kegiatan proses produksi 0 - Melakukan Reduce dalam kegiatan proses produksi - Melakukan Reuse dalam kegiatan proses produksi - Melakukan dalam Recycle kegiatan proses produksi - Belum melakukan Reduce, Reuse, Recycle (R) dalam kegiatan proses produksi 0 8

66 NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT (%) b. Pemisahan air buangan dari proses produksi c. Peningkatan Teknologi Proses dan Mesin/Peralatan INDIKATOR SKOR - Sudah melakukan pemisahan air buangan dari proses produksi dan pengolahan di IPAL sudah terpisah dengan air hujan dan limbah domestic - Sudah melakukan pemisahan air buangan dari proses produksi, namun pengolahan di IPAL masih bercampur dengan air hujan dan limbah domestic - Sudah ada fasilitas pemisahan air, namun belum/tidak beroperasi - Sudah ada perencanaan pemisahan air buangan - Belum ada perencanaan pemisahan air buangan - Melakukan penggantian teknologi/mesin/peralatan terbaru 0 - Implementasi Good House Keeping dan peningkatan manajemen proses 9

67 NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT (%) d. Penerapan SOP proses produksi (operasional mesin/peralatan, material input, maintenance mesin/peralatan) INDIKATOR SKOR - Melakukan modifikasi proses produksi/peralatan termasuk pemasangan dan perbaikan alat kontrol proses otomatis - Sudah ada perencanaan peningkatan teknologi proses dan mesin/peralatan - Belum ada perencanaan peningkatan teknologi proses dan mesin/peralatan - Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan dilakukan pengawasan - Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada tapi tidak dilakukan pengawasan - Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form Kerja dengan lengkap, dilaksanakan sebagian saja - Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form 0 50

68 NO ASPEK PENILAIAN 6) Sumber Daya Manusia KRITERIA BOBOT (%) e. Inovasi produk ramah lingkungan f. Tingkat produk reject dan defect terhadap total produk a. Peningkatan kapasitas SDM INDIKATOR SKOR Kerja dengan lengkap, namun tidak dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ada - Belum ada SOP sama sekali 0 - Sudah memperoleh paten - Komersial - Sedang dalam tahap uji coba - Masih dalam tahap kajian - Belum ada inovasi 0-0,5% - <% - <,5% - <% - % 0 - Peningkatan kapasitas SDM proses produksi >0% 5

69 NO ASPEK PENILAIAN 7) Lingkungan Kerja Pada Proses KRITERIA BOBOT (%) proses produksi dalam rangka peningkatan efisiensi produksi b Jumlah SDM yang sudah memiliki Sertifikat kompetensi Melakukan pemantauan dan INDIKATOR SKOR - Peningkatan kapasitas SDM proses produksi >0% - Peningkatan kapasitas SDM proses produksi >0% - Peningkatan kapasitas SDM proses produksi % - Belum ada upaya peningkatan kapasitas SDM - Jumlah SDM yang sudah memiliki Sertifikat kompetensi >5% - Jumlah SDM yang sudah memiliki Sertifikat kompetensi >0% - Jumlah SDM yang sudah memiliki Sertifikat kompetensi >5% - Jumlah SDM yang sudah memiliki Sertifikat kompetensi >0% - Belum ada SDM yang memiliki sertifikat kompetensi Ada program, dijalankan secara berkala setiap bulan sekali 5

70 NO ASPEK PENILAIAN Produksi penilaian kinerja KL KRITERIA BOBOT (%) B KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH / EMISI. Program Penurunan Emisi COe Upaya penurunan emisi COe 0 INDIKATOR SKOR - Ada program, dijalankan secara berkala setiap 6 bulan sekali - Ada program, dijalankan secara berkala setiap tahun sekali - Ada program, dijalankan secara berkala lebih dari tahun sekali - Belum ada program pemantauan dan penilaian kinerja KL 0 - Sudah ada kebijakan perusahaan, ada laporan penurunan emisi COe, dan memenuhi target yang diharapkan (pencapaian target 00%) - Sudah ada kebijakan perusahaan, ada laporan penurunan emisi COe, dan memenuhi target yang diharapkan (pencapaian target 75%) 5

71 NO ASPEK PENILAIAN. Pemenuhan Baku Mutu Lingkungan KRITERIA BOBOT (%) INDIKATOR SKOR - Sudah ada kebijakan perusahaan, ada laporan penurunan emisi COe, dan memenuhi target yang diharapkan (pencapaian target <75%) - Sudah ada kebijakan perusahaan, namun belum dilaksanakan - Belum ada kebijakan penurunan emisi COe 0 a. Limbah Cair - 00% memenuhi - >80% memenuhi - >60% memenuhi - >0% memenuhi - 0% memenuhi 0 5

72 NO ASPEK PENILAIAN. Sarana Pengelolaan Limbah / Emisi KRITERIA BOBOT (%) b. Limbah Gas dan Debu a. Operasional sarana pengelolaan limbah dan emisi (sesuai persyaratan yang berlaku) INDIKATOR SKOR - 00% memenuhi - >80% memenuhi - >60% memenuhi - >0% memenuhi - 0% memenuhi 0 - Sarana lengkap dan seluruhnya beroperasi dengan baik Sarana lengkap, tapi hanya beroperasi sebagian - Sarana tidak lengkap dan semua sarana beroperasi dengan baik - Sarana tidak lengkap dan tidak dioperasikan - 55

73 NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT (%) INDIKATOR SKOR - Belum ada sarana sama sekali 0 b. Pengelolaan Limbah B (perizinan dan prasarana sesuai persyaratan yang berlaku) - Terdapat sarana, beroperasi serta memiliki izin Terdapat sarana, beroperasi tapi tidak memiliki izin Terdapat sarana, memiliki izin tapi tidak beroperasi Terdapat sarana, tapi tidak memiliki serta izin dan tidak beroperasi - Belum ada sarana pengolahan sama sekali 0 C MANAJEMEN PERUSAHAAN 0 ) Sertifikasi a. Produk - 00% produk memiliki sertifikat - >80% produk memiliki sertifikat - >0% produk memiliki sertifikat - >0% produk memiliki sertifikat 56

74 NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT (%) INDIKATOR SKOR - Belum ada produk memiliki sertifikat 0 b. Sistem manajemen - Memiliki > sertifikat - Memiliki sertifikat - Memiliki sertifikat - Memiliki sertifikat - Belum ada sertifikat 0 ) CSR a. Penerapan CSR - Ada kebijakan CSR, dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi serta ada pelaporan - Ada kebijakan CSR, sudah dilaksanakan, dilakukan pemantauan dan evaluasi, tapi tidak ada pelaporan - Ada kebijakan CSR, sudah dilaksanakan, namun belum dilakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan - Ada kebijakan CSR namun belum dilaksanakan 57

75 NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT (%) INDIKATOR SKOR - Belum ada kebijakan CSR 0 b. Alokasi dana CSR - % dari keuntungan perusahaan - % dari keuntungan perusahaan - <% dari keuntungan perusahaan - <0,5% dari keuntungan perusahaan - Belum ada alokasi dana CSR 0 ) Penghargaan Penghargaan terkait bidang produksi dan pengelolaan lingkungan industri yang pernah diterima - > penghargaan - penghargaan - penghargaan - penghargaan - Belum ada penghargaan 0 ) Kesehatan karyawan Pemeriksaan kesehatan - Dilakukan secara periodik setiap bulan - Dilakukan secara periodik setiap 6 bulan - Dilakukan secara periodik setiap tahun 58

LEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN

LEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN LAMPIRAN 1 LEMBAR PERTAMA UNTUK PERUSAHAAN KEPADA: SEKRETARIAT PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU d/a : PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP Gedung Kementerian Perindustrian Lantai 20 Jl. Jenderal

Lebih terperinci

cost sekalipun dapat memberikan dampak besar bagi perusahaan KATA PENGANTAR

cost sekalipun dapat memberikan dampak besar bagi perusahaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) resmi diberlakukan sejak akhir Desember 05 yang lalu di tengah situasi ekonomi nasional yang dirundung mendung sebagai akibat dari situasi perekonomian global

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU

PEDOMAN PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU Sekretariat Penghargaan Industri Hijau Gedung Kementerian Perindustrian RI Lt. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 5-5 Jakarta Selatan Telp/Fax : () 5576 Email : industrihijaukemenperin@gmail.com www.kemenperin.go.id

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.224, 2014 KEMENPERIN. Izin Usaha. Izin Perluasan. Kawasan Industri. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05/M-IND/PER/2/2014 TENTANG TATA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93/M-IND/PER/11/2011 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN FASILITAS PEMBEBASAN ATAU PENGURANGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DI SEKTOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1220, 2013 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Lembaga Penilaian Kesesuaian. SNI. Mainan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52/M-IND/PER/10/2013 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA Disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Dalam acara Rapat Kerja Kementerian Perindustrian tahun

Lebih terperinci

2011, No Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republi

2011, No Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republi BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.769, 2011 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Pembebasan. Pengurangan. Pajak Penghasilan Badan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN 2 Desember 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Nomor 1 Seri E

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANTUL

Lebih terperinci

STUDI IMPLEMENTASI PENERAPAN INDUSTRI HIJAU PADA GALANGAN KAPAL BAJA. Oleh: Gangsar Anugrah Tirta P

STUDI IMPLEMENTASI PENERAPAN INDUSTRI HIJAU PADA GALANGAN KAPAL BAJA. Oleh: Gangsar Anugrah Tirta P STUDI IMPLEMENTASI PENERAPAN INDUSTRI HIJAU PADA GALANGAN KAPAL BAJA Oleh: Gangsar Anugrah Tirta P 4108100055 IKHTISAR Menjadikan galangan kapal menjadi industri yang mampu menerapkan konsep industri hijau.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1385, 2013 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Lembaga Penilaian Kesesuaian. SNI. Garam Komsumsi Beryodium PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/M-IND/PER/11/2013

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2011

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIBAKTI MINA BAHARI.

MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIBAKTI MINA BAHARI. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/212 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIBAKTI MINA BAHARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.146, 2015 Sumber Daya Industri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5708). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 Tahun 2015

Lebih terperinci

2 Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pupuk Anorganik Majemuk Secara Wajib; Mengingat : 1.

2 Penilaian Kesesuaian Dalam Rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pupuk Anorganik Majemuk Secara Wajib; Mengingat : 1. No.863, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Lembaga Penilaian Kesesuaian. SNI. Pupuk Anorganik Majemuk. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52/M-IND/PER/6/2014

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TRANSPARANSI PENDAPATAN NEGARA DAN PENDAPATAN DAERAH YANG DIPEROLEH DARI INDUSTRI EKSTRAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SIH Standar Industri Hijau

SIH Standar Industri Hijau SIH Standar Industri INDUSTRI SEMEN PORTLAND Daftar isi Daftar isi... 1 Prakata... 2 1 Ruang Lingkup... 3 2 Acuan Normatif... 3 3 Definisi... 3 4 Simbol dan Singkatan Istilah... 4 5 Persyaratan Teknis...

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1169, 2013 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Lembaga Penilaian Kesesuaian. SNI. Pendingin Ruangan. Lemari Pendingin. Mesin Cuci. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI PROFIL DINAS KABUPATEN WONOGIRI Alamat : Jln. Diponegoro Km 3,5 Bulusari, Bulusulur, Wonogiri Telp : (0273) 321929 Fax : (0273) 323947 Email : dinaslhwonogiri@gmail.com Visi Visi Dinas Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH CAIR BAGI USAHA MIKRO BATIK DENGAN INSTALASI PENGOLAH AIR LIMBAH KOMUNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TRANSPARANSI PENDAPATAN NEGARA DAN PENDAPATAN DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TRANSPARANSI PENDAPATAN NEGARA DAN PENDAPATAN DAERAH PERATURAN PRESIDEN NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TRANSPARANSI PENDAPATAN NEGARA DAN PENDAPATAN DAERAH YANG DIPEROLEH DARI INDUSTRI EKSTRAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.244,2012 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Lembaga Penilaian Kesesuaian. SNI. Baja. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/M-IND/PER/2/2012 TENTANG PENUNJUKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PERMENTAN/SR.140/10/2011 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PERMENTAN/SR.140/10/2011 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PERMENTAN/SR.140/10/2011 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 51 Lt. VI A. Telp. : 021-52901142 Fax. 021-52900925 Jakarta

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 351 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG KEPUTUSAN

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 351 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 351 TAHUN 2011 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PELAKSANA PENDIDIKAN DAN/ATAU PELATIHAN DI BIDANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 72/M-IND/PER/7/2011 TENTANG PENUNJUKAN LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN DALAM RANGKA PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penilai. Usaha Perkebunan. Persyaratan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penilai. Usaha Perkebunan. Persyaratan. No.251, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penilai. Usaha Perkebunan. Persyaratan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 36/Permentan/OT.140/7/2009 TENTANG PERSYARATAN PENILAI USAHA

Lebih terperinci

SIH Standar Industri Hijau

SIH Standar Industri Hijau SIH Standar Industri Hijau INDUSTRI UBIN KERAMIK Daftar isi Daftar isi... 1 Prakata... 2 1 Ruang Lingkup... 3 2 Acuan Normatif... 3 3 Definisi... 3 4 Simbol dan Singkatan Istilah... 4 5 Persyaratan Teknis...

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.864, 2012 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Lembaga Penilaian Kesesuaian. SNI. Selang Karet. Kompor Gas. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85/M-IND/PER/8/2012

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.242, 2012 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Lembaga Penilaian Kesesuaian. SNI. Korek Api Gas. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/M-IND/PER/2/2012 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1429, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dana Alokasi Khusus. Pemanfaatan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2013

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Penerbitan Izin Lingkungan; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 36/Permentan/OT.140/7/2009 TENTANG PERSYARATAN PENILAI USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 36/Permentan/OT.140/7/2009 TENTANG PERSYARATAN PENILAI USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 36/Permentan/OT.140/7/2009 TENTANG PERSYARATAN PENILAI USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 33/M-IND/Kep/1/2012 TENTANG TIM PERTIMBANGAN PELAYANAN INFORMASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 33/M-IND/Kep/1/2012 TENTANG TIM PERTIMBANGAN PELAYANAN INFORMASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 33/M-IND/Kep/1/2012 TENTANG 31 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 33/M-IND/Kep/1/2012

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.450, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Program Aksi. Reformasi Birokrasi. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.450, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Program Aksi. Reformasi Birokrasi. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.450, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Program Aksi. Reformasi Birokrasi. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59,2012 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

TATA CARA PENILAIAN KETAATAN DAN PENILAIAN KINERJA LEBIH DARI KETAATAN

TATA CARA PENILAIAN KETAATAN DAN PENILAIAN KINERJA LEBIH DARI KETAATAN LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP TATA CARA PENILAIAN KETAATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Pemanfaatan. DAK. Tahun Anggaran. 2012. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.13, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. IZIN USAHA. Industri. Ketentuan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.13, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. IZIN USAHA. Industri. Ketentuan. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.13, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. IZIN USAHA. Industri. Ketentuan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 41/M-IND/PER/6/2008 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

Account Representative

Account Representative Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi : Account Representative FASILITAS PEMBEBASAN ATAU PENGURANGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.67, 2014 KEMEN ESDM. Dekonsentrasi. Energi dan Sumber Daya Mineral. Gubernur. TA 2014. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN

Lebih terperinci

PEDOMAN PROGRAM PERCEPATAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI MELALUI DANA KEMITRAAN PENINGKATAN TEKNOLOGI INDUSTRI (DAPATI) TAHUN 2016

PEDOMAN PROGRAM PERCEPATAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI MELALUI DANA KEMITRAAN PENINGKATAN TEKNOLOGI INDUSTRI (DAPATI) TAHUN 2016 PEDOMAN PROGRAM PERCEPATAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI MELALUI DANA KEMITRAAN PENINGKATAN TEKNOLOGI INDUSTRI (DAPATI) TAHUN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI 1 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

2 dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Kalsium Karbida (CaC2) Secara Wajib; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindu

2 dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Kalsium Karbida (CaC2) Secara Wajib; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindu No.865, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Lembaga Penilaian Kesesuian. SNI. Kalsium Karbida. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54/M-IND/PER/6/2014 TENTANG PENUNJUKAN

Lebih terperinci

FORM PROFIL PERUSAHAAN PENYEDIA TEKNOLOGI LINGKUNGAN

FORM PROFIL PERUSAHAAN PENYEDIA TEKNOLOGI LINGKUNGAN FORM PROFIL PERUSAHAAN PENYEDIA TEKNOLOGI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis dan Peningkatan Kapasitas Asdep Urusan Standardisasi dan Teknologi Gd. A, Lt. 6 Jl.

Lebih terperinci

nvironesia environesia.co.id Agenda Pelatihan PT. Environesia Global Saraya Environesia Academy Semester II Tahun 2017 global saraya

nvironesia environesia.co.id Agenda Pelatihan PT. Environesia Global Saraya Environesia Academy Semester II Tahun 2017 global saraya Agenda Pelatihan Environesia Academy Semester II Tahun 2017 Ingat Pelatihan Invenstasi Terjangkau dengan Kualitas & Fasilitas Premium? Ingat Environesia! Agenda Pelatihan 2017 : info@ No. Jenis Pelatihan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa industri merupakan salah satu sektor pembangunan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR - 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH REGIONAL JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

SIH Standar Industri Hijau

SIH Standar Industri Hijau SIH Standar Industri Hijau INDUSTRI PENGASAPAN KARET (RIBBED SMOKED SHEET RUBBER) Daftar isi Daftar isi... 1 Prakata... 2 1 Ruang Lingkup... 3 2 Acuan... 3 3 Definisi... 3 4 Simbol dan Singkatan Istilah...

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PERAN MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG PEDOMAN UMUM IMPLEMENTASI KONSTRUKSI BERKELANJUTAN PADA PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 481, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Lembaga Penilaian Kesesuaian. SNI. Pupuk Anorganik. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/M-IND/PER/3/2013

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.272, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Program Aksi. Reformasi Birokrasi. Tahun 2014. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN TENTANG PROGRAM

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R No.272, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Program Aksi. Reformasi Birokrasi. Tahun 2014. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM

Lebih terperinci

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2012 LINGKUNGAN HIDUP. Bandar Udara. Pembangunan. Pelestarian. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

ORGANISASI, MEKANISME, DAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB I PENDAHULUAN

ORGANISASI, MEKANISME, DAN INSTRUMEN PENILAIAN BAB I PENDAHULUAN 2013, No.43 6 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIBAKTI MINA BAHARI ORGANISASI, MEKANISME,

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam No. 2005, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Dekonsentrasi. Pelimpahan dan Pedoman. TA 2017. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.868, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Lembaga Penilaian Kesesuaian. Pemberlakuan dan Pengawasan. SNI. Alumunium Sulfat. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57/M-IND/PER/6/2014

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32/M-DAG/PER/8/ TENTANG UNIT PELAYANAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32/M-DAG/PER/8/ TENTANG UNIT PELAYANAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32/M-DAG/PER/8/201010 TENTANG UNIT PELAYANAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.469, 2015 KEMENDIKBUD. Dana Alokasi Khusus. Bidang Pendidikan. Penggunaan. Pencabutan PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik In

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik In No.869, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Lembaga Penilaian Kesesuaian. SNI. Seng Oksida. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58/M-IND/PER/6/2014 TENTANG PENUNJUKAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/Permentan/SR.140/8/2011 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN PUPUK AN-ORGANIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/Permentan/SR.140/8/2011 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN PUPUK AN-ORGANIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/Permentan/SR.140/8/2011 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN PUPUK AN-ORGANIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.308, 2009 DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 86/M-IND/PER/9/2009 TENTANG STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN ` BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup

Lebih terperinci

Jenis Penanaman Modal : PMDN PMA. Skala Bisnis : Mikro Menengah (UU 20/2008) Kecil Besar

Jenis Penanaman Modal : PMDN PMA. Skala Bisnis : Mikro Menengah (UU 20/2008) Kecil Besar FORMULIR ISIAN PESERTA PENERIMA PENGHARGAAN PRIMANIYARTA TAHUN 2013 I. PROFIL PERUSAHAAN Nama Perusahaan : NPWP : SIUP : TDP : SITU atau ijin lainnya : Jenis Penanaman Modal : PMDN PMA Skala Bisnis : Mikro

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 127 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 127 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 127 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PELAYANAN PEMBERIAN IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA No. 242,2012 PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR : 27/M-IND/PER/2/2012 TENTANG PENUNJUKAN LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN DALAM RANGKA PEMBERLAKUAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.112, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Rekomendasi. Perusahaan. Kawasan Berikat. Penjualan. Daerah Pabean. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/M-IND/PER/1/2014

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.139, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHUB. Angkutan Laut untuk Penumpang Kelas Ekonomi. Pelayanan Publik. Penyelanggaraan. TA 2017. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2011, No Menetapkan Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); 3. Peraturan Menteri

2011, No Menetapkan Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); 3. Peraturan Menteri No.726, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Informasi Publik. Pelayanan. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 102 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, -1- -1- PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa pertambahan penduduk

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65,2012 PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG ENERGI DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 99/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1263, 2014 KEMENDIKBUD. Pengendalian Intern Pemerintah. Sistem. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa pengelolaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA TASIKMALAYA, : a. bahwa penanaman modal

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : Final 18 November 2011 PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BAJA BATANGAN UNTUK KEPERLUAN UMUM (BjKU) SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2011, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 te

2011, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 te No.503, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pajak Penghasilan Badan. Pembebasan. Pengurangan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/PMK.011/2011 TENTANG PEMBERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/ PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/201000000000000000 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG PERDAGANGAN KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1375, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Lembaga Penilaian Kesesuaian. SNI. Cermin Kaca. Lapis Perak. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77/M-IND/PER/9/2014 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.732, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Lembaga Penilaian Kesehatan. SNI. Kloset Duduk. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46/M-IND/PER/6/2014 TENTANG

Lebih terperinci