KATA PENGANTAR. Surakarta, 01 Januari 2015 STIKes Kusuma Husada Surakarta Ketua. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Surakarta, 01 Januari 2015 STIKes Kusuma Husada Surakarta Ketua. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si."

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Dengan mengaucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa maka Jurnal Kesehatan Kusuma Husada (Jurnal KesMaDaSka) STIKes Kusuma Husada Surakarta yang memuat publikasi ilmiah ilmu-ilmu kesehatan khususnya bidang Keperawatan dan Kebidanan telah selesai dicetak. Perkembangan ilmu pengetahuan di lingkup kesehatan terkait bidang keperawatan dan kebidanan berupa informasi ilmiah melalui kajian kepustakaan maupun ulasan ilmiah lain berdasarkan hasil penelitian sangat diperlukan. Berdasarkan hal tersebut maka STIKes Kusuma Husada Surakarta melalui Jurnal KesMaDaSka memberikan wadah bagi para Dosen ataupun Peneliti sesuai bidang kompetensinya untuk mempublikasikan artikel ilmiahnya. Penerbitan Jurnal Ilmiah KesMaDaSka ini, diharapkan mampu menambahan khasanah ilmu pengetahuan tentang kesehatan khususnya bidang keperawatan dan kebidanan serta meningkatkan motivasi bagi para Dosen ataupun Peneliti. Atas nama civitas akademika STIKes Kusuma Husada Surakarta, saya mengucapkan selamat atas terbitnya Jurnal Ilmiah Kesehatan Kusuma Husada. Semoga Jurnal ini bermanfaat bagi kita semua. Surakarta, 01 Januari 2015 STIKes Kusuma Husada Surakarta Ketua Dra. Agnes Sri Harti, M.Si.

2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA KERJA DAN KINERJA DOSEN DI POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 1 Siti Lestari 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMILIHAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU HAMIL DI KELURAHAN MARGAWATI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASUNDAN KABUPATEN GARUT Erlina Windyastuti, Sheizi Prista Sari, Mamat Lukman, Ahmad Yamin 8 HUBUNGAN SIKAP DAN PERILAKU KADER MENURUT IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TERHADAP FREKUENSI PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU KECAMATAN TERAS BOYOLALI Estri Kusumawati, Ernawati, Dheny Rohmatika 17 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HIV/AIDS DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI PMTCT (PREVENTION-MOTHER-TO-CHILD-TRANSMISSION) DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Mei Lina Fitri Kumalasari, Oktavianus 23 PENGARUH KONSELING GIZI DAN PEMBERIAN TABLET ZAT BESI TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER II Hutari Puji Astuti Wijayanti 27 ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III MENUJU PROSES MENYUSUI Rahajeng Putriningrum, Annisaul Khoiriyah, Tresia Umarianti 30 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA WUS DI SURAKARTA JAWA TENGAH Arista Apriani, Mei Lina Fitri Kumalasari 33 STUDI FENOMENOLOGIS MANAJEMEN LAKTASI PADA IBU PRIMIPARA YANG MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF Anita Istiningtyas, Alfyana Nadya Rachmawati 38 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRESS KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD SUKOHARJO 43 Atiek Murharyati, Joko Kismanto 43 PENGARUH MICROFIBER TRIANGLE PILLOW TERHADAP KEJADIAN ULKUS DEKUBITUS PADA PASIEN IMMOBILISASI DI RUANG PERAWATAN RSUD SUKOHARJO i iii

3 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2014 PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDA DHARMA BAKTI KASIH SURAKARTA BIOSUPLEMEN SINBIOTIK (PROBIOTIK DAN PREBIOTIK) DALAM SOYGHURT SEBAGAI IMUNOSTIMULAN DAN PENURUN KOLESTEROL Eni Rumiyati, Anis Nurhidayati 61 PEDOMAN PENULISAN NASKAH 65 -oo0oo- iii

4

5 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2014 GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA KERJA DAN KINERJA DOSEN DI POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA Siti Lestari 1) 1 Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Surakarta * lestaristi@yahoo.com ABSTRAK Mutu suatu organisasi dipengaruhi banyak aspek, tidak hanya mahasiswa akan tetapi juga tenaga pendidik. Selanjutnya, pemimpin juga memiliki unsur penting dalam suatu organisasi. Setiap pemimpin mempunyai gaya berbeda dalam memimpin. Agar organisasi sehat, biasanya mempunyai budaya organisasi. Budaya organisasi memiliki aspek-aspek seperti values, rituals, heroes, dan symbols yang diyakini mempengaruhi kinerja perusahaan. Budaya organisasi yang dikembangkan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta mencakup cepat, akurat, kredibel dan tanggap. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya kepemimpinan di lingkungan Politeknik Kesehatan Surakarta, untuk mengetahui pemahaman budaya organisasi, faktor penghambat dan penunjangnya serta untuk mengetahui kinerja dosen lingkungan Politeknik Kesehatan Surakarta. Metode kualitatif dengan 15 narasumber yang diambil secara purposive sampling. Analisa data dilakukan dengan model Miles dan Huberman, yang meliputi data reduksi, penyajian dan konklusion. Hasil menunjukkan gaya kepemimpinan yang dilakukan pemimpin di lingkungan Politeknik Kesehatan Surakarta adalah gaya situasional, kombinasi dari berbagai macam gaya kepemimpinan yang ada. Pemahaman budaya organisasi sudah baik dan index kinerja dosen sudah lebih dari 3,0 (skala 0-4). Kata kunci: gaya kepemimpinan, budaya kerja, kinerja dosen ABSTRACT Furthermore, the leaders also have an important element in an organization. Every leader has a different style of leadership. To be healthy organization, usually have the organizational culture. Organizational culture has aspects such as values, rituals, heroes, and symbols that are believed to affect the performance of the company. Organizational culture developed Health Polytechnic of Surakarta include fast, accurate, credible and responsive. This study aimed to describe the style of leadership in the Health Polytechnic of Surakarta, to determine the understanding of organizational culture, and supporting and inhibiting factors to determine the environmental performance of lecturers Health Polytechnic of Surakarta. Qualitative methods with 15 samples who were taken by purposive sampling. Data analysis was done by Miles and Huberman models, which include data reduction, presentation and konklusion. The results showed that leadership style do leaders in the Health Polytechnic of Surakarta is situational style, a combination of various styles of leadership exist. Understanding organizational culture is good and faculty performance index has more than 3.0 (scale 0-4). Keywords: leadership style, work culture, lecturer performance 1

6 Jurnal KesMaDaSka - Januari PENDAHULUAN Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan RI, yang mempunyai tugas menyiapkan peserta didik untuk menjadi tenaga kesehatan profesional bidang kesehatan yang beriman dan bertaqwa, kreatif, inovatif, dan memiliki daya saing kuat. Visi Politeknik Kesehatan Surakarta adalah menjadi institusi pendidikan yang unggul, kompetitif dan bertaraf internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, Politeknik Kesehatan Surakarta telah mencanangkan penjaminan mutu sejak tahun Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu tersebut bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan mutu perguruan tinggi secara berkelanjutan, guna mewujudkan visi dan misinya, serta untuk memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mutu sebuah Perguruan Tinggi ditentukan oleh banyak aspek. Selain mahasiswa yang menjalani pendidikan di perguruan tinggi, aspek lainnya adalah kualitas dosen dan tenaga kependidikan. Dosen, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penjaminan mutu tersebut harus mampu menunjukkan kinerja yang baik, di ketiga bidang tersebut. Kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tingkat kinerja karyawann cenderung dipengaruhi oleh budaya organisasi yang berlaku (Gibson, 2003; Robbins, 2001). Menurut Ilyas (1999), interaksi yang kompleks dari ki nerja sejumlah individu dalam organisasi mempengaruhi kinerja organisasi tersebut. Widodo (2005) mengemukakan bahwa kinerja individu dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat. Pencapaian tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakkan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku dalam pencapaian tujuan organisasi tersebut. Penelitian Kotter dan Heskett seperti dikutip Soetjipto dan Firmanzah (2006) menyatakan bahwa budaya amat berpengaruh pada kinerja jangka panjang perusahaan. Budaya organisasi memiliki aspek-aspek seperti values, rituals, heroes, dan symbols yang diyakini mempengaruhi kinerja perusahaan. Menurut Bratakusumah (2002), nilai-nilai (values) adalah ukuran yang mengandung kebenaran dan kebaikan tentang keyakinan dan perilaku organisasi yang paling dianut dan digunakan sebagai budaya kerja dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan misi dan visi organisasi. Budaya kerja yang dikembangkan oleh Politeknik Kesehatan Surakarta untuk menciptakan budaya organisasi yang mendukung tercapainya visi dan misi yaitu menjadi institusi pendidikan yang unggul, kompetitif dan bertaraf internasional mencakup cepat, akurat, kredibel dan tanggap (Politeknik Kesehatan Surakarta, 2010). Maka seharusnya seluruh pegawai di politeknik Kesehatan termasuk dosen dapat mengimplementasikan budaya organisasi ke dalam perilaku bekerja yang mencerminkan tata nilai tersebut dalam melaksanakan tugasnya. Disamping itu, kepemimpinan merupakan unsur penting di dalam sebuah institusi atau lembaga, sebab tanpa adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin maka suatu institusi tersebut akan mengalami kemunduran. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin atau sering disebut dengan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain sesuai dengan keinginannya itu dipengaruhi oleh sifat pemimpin itu sendiri. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang baik akan menciptakan motivasi yang tinggi di dalam diri setiap bawahan, sehingga dengan motivasi tersebut akan timbul semangat kerja yang dapat meningkatkan kinerja dari bawahan itu. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaiamanakah gaya kepemimpinan, budaya kerja dan kinerja dosen di Politeknik Kesehatan Surakarta? Tujuan penelitian untuk (a) mengetahui gaya kepemimpinan di lingkungan Politeknik Kesehatan Surakarta (b) mengetahui implementasi budaya organisasi di lingkungan Politeknik Kesehatan Surakarta beserta faktor penghambat dan penunjangnya (c) mengetahui kinerja dosen lingkungan Politeknik Kesehatan Surakarta. 2

7 Jurnal KesMaDaSka - Januari PELAKSANAAN a. Lokasi Penelitian Tempat penelitian di lingkungan Politeknik Kesehatan Surakarta b. Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah 15 orang yang terdiri atas 10 orang dosen dan 5 Ketua Jurusan di lingkungan Politeknik Kesehatan Surakarta c. Teknik Sampling Teknik sampel yang digunakan purposive sampling, dengan kecenderungan peneliti untuk memilih sumber yang dianggap mengetahui informasi dan masalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Instrumen penelitian yang utama adalah peneliti sendiri. Akan tetapi setelah fokus penelitian menjadi jelas maka dikembangkan instrumen penelitian (alat bantu atau guide interview) yang akan mempertajam hasil penelitian. Alat bantu lain yang digunakan adalah kamera, kaset, tape recorder dan buku catatan lapangan. Pengembangan validitas (kesahihan) data yang diperoleh pada penelitian ini dengan cara triangulasi. Triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan kredibilitas dalam penelitian kualitatif. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, teknik triangulasi yang dipakai yaitu triangulasi sumber dan triangulasi waktu. 3. METODE PENELITIAN Metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif pada hakekatnya bertujuan untuk menjelaskan pengalaman dan activitas secara natural (Rice dan Ezzy, 2001).Dengan digunakan metode kualitatif, maka data yang didapat lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gaya Kepimpinan Hasil penelitian gaya kepemimpinan dan budaya kerja terhadap 10 dosen dan 5 ketua jurusan di lingkungan Politeknik Kesehatan Surakarta sebagaimana tercantum dalam tabel berikut: Hasil penelitian di lima jurusan berkaitan dengan gaya kepemimpinan didapatkan gambaran sebagai berikut a. Motivasi Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan ketua jurusan dalam memotivasi dosen. Sebagian besar dosen mengatakan bahwa karyawan atau pegawai perlu diberi motivasi. Menurut Marquis dan Huston, 2008, motivasi merupakan tindakan yang dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi Selanjutnya, produktivitas dipengaruhi oleh motivasi dan etos kerja, keterampilan dan kualitas tenaga kerja, pengupahan dan jaminan sosial. Oleh karena itu, berbagai macam cara dilakukan pimpinan tingkat jurusan dalam memotivasi para pegawainya. 3

8 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2015 Selanjutnya untuk memelihara agar tetap termotivasi, para pimpinan tingkat jurusan juga selalu memotivasi bawahan de ngan mengingatkan visi misi. Visi merupakan cita cita atau impian sebuah organisasi yang i ngin dicapai di masa depan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang, sehingga dapat berfungsi sebagai pedoman bagi kegiatan, organisasi serta tujuan apakah yang hendak dicapai suatu organisasi tersebut. Dengan selalu ingat visi misi,serta tugas pokok dan fungsi, pemusatan kegiatan organisasi akan lebih terarah dan karyawan tentunya akan memahami apa yang harus dan apa yang harus tidak dilakukan (Handoko, 1993) dengan demikian kegiatan TriDharma Perguruan Tinggi yang dilakukan oleh dosen selalu diarahkan atau diproyeksikan untuk mencapai visi misi tersebut. b. Kerjasama Hasil penelitian menggambarkan bahwa bentuk kerja sama antara pimpinan dan bawahan di Jurusan bermacam-macam, seperti komunikasi, delegasi, terbuka dan menghargai bawahan. Kerja sama merupakan salah satu unsur fundamental dalam sebuah organisasi. Agar kerjasama dalam tim dapat efektif, sangat diperlukan komunikasi dua arah antara pimpinan dan bawahan. Komunikasi merupakan salah satu aspek penting yang mempunyai kontribusi terhadap perubahan minat, motivasi, sikap maupun perilaku. Fredich seperti dikutip oleh Marquis dan Houston, 2010, menjelaskan bahwa komunikasi manager lini pertama terhadap pegawai mempengaruhi sikap pegawai terhadap organisasi. Dalam hal ini, manager lini pertama identik dengan ketua jurusan, Hasil penelitian menunjukkan narasumber dengan keterbukaan dalam berkomunikasi dengan pimpinan menunjukkan kinerja yang baik. Hal tersebut nampaknya sejalan dengan pendapat Nursalam, 2002 bahwa mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubung an dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, maka pegawai akan mudah dimotivasi kerjanya. Selain komunikasi bentuk kerjasama yang lain berupa pendelegasian. Delegasi merupakan penyelesaian tugas melalui orang lain atau mengarahkan tugas kepada satu orang atau lebih untuk mencapai tujuan organisasi (Marquis dan Houston, 2010). Dalam pendelegasian, pejabat pimpinan membatasi diri pada pemberian pengarahan pada bawahannya dan menyerahkan pelaksanaan kepada para bawahannya tersebut tanpa banyak campur tangan lagi (Siagian,2006). Ada beberapa alasan yang mendasari kenapa para pimpinan memberikan delegasi kepada bawahan, yang pertama adalah rasa percaya pimpinan kepada bawahan, pimpinan meng anggap bawahan mampu melakukan tugas yang akan diberikan. Menurut Siagian, 2006, untuk bawahan dengan tingkat kematangan yang mampu dan mau atau yakin, maka delegasi merupakan pilihan yang tepat. karena orang/bawahan seperti ini adalah mampu melaksanakan tugas dan mau/yakin. Dengan gaya delegasi ini pimpinan sedikit memberi pengarahan maupun dukungan, karena dianggap sudah mampu dan mau melaksanakan tugas atau tanggung jawabnya. Mereka diperkenankan untuk melaksanakan sendiri dan memutuskannya tentang bagaimana, kapan dan dimana pekerjaan mereka harus dilaksanakan. Kurangnya pendelegasian sering disebabkan oleh pimpinan yang ingin menyelesaikan pekerjaan sendiri atau kurangnya kepercayaan pimpianan terhadap kemampuan bawahan. Kedua, pendelegasian sebagai proses atau sarana pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada pegawai untuk meningkatkan ki nerja. Ketiga pendelegasian mampu meningkatkan produktivitas bawahan, seperti yang dijelaskan oleh Marquis dan Houston, 2010 bahwa pegawai yang tidak didelegasikan tanggungjawab dapat menjadi bosan, tidak produktif dan tidak efektif. Jadi dengan pendelegasian diharapkan akan meningkatkan kinerja dosen. Lingkungan dan suasana santai, akrab dan kekeluargaan, merupakan benuk lain dalam kerjasama di beberapa jurusan di Po- 4

9 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2014 liteknik Kesehatan Surakarta. Lingkungan kerja yang baik akan memberikan kenyamanan pribadi maupun organisasi dalam membangkitkan semangat kerja pegawai sehingga dapat mengerjakan tugas-tugas dengan baik. Disamping itu pegawai akan lebih senang dan nyaman dalam bekerja apabila fasilitas yang diperlukan terpenuhi sehingga akan menjamin kelancaran tugas-tugas. c. Gaya pengambilan keputusan Pengambilan keputusan merupakan hal yang pokok bagi pimpinan. Pimpinan akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbedabeda sesuai perbedaan kondisi dan situasi yang ada. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pimpinan melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan. Hal tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Handoko, 1993 bahwa pimpinan membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan mengumpulkan gagasan atau ide dan saran mereka dalam suatu pertemuan kelompok. Keputusan yang dihasilkan dapat atau tidak mencerminkan masukan atau perasaan bawahan. 4.2 Budaya Kerja a. Pemahaman budaya kerja Budaya pelayanan kerja Poltekkes Surakarta adalah cepat, akurat, kredibel dan tanggap. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa sebagian narasumber memandang budaya cepat sebagai kegiatan yang harus segera dilakukan dan tepat waktu, sesuai dengan perencanaan. Hal tersebut sudah kan oleh Poltekkes Surakarta. Sedangkan pemahaman tentang akurat,digambarkan sebagai pekerjaan yang dilakukan haruslah tepat, sesuai keperluan atau yang dibutuhkan. Selanjutnya, kredibel digambarkan sebagai kemampuan seseorang yang erat kaitannya dengan kompeten. Seorang dosen yang kredibel adalah dosen yang kompeten di bidangnya., selain itu beberapa narasumber mengatakan bahwa kredibel adalah jujur, menyampaikan segala sesuatu apa adanya. Hal tersebut nampaknya sudah sesuai dengan pengertian budaya kinerja di Politeknik Kesehatan Surakarta. Budaya kerja yang terakhir adalah tanggap. Sebagian besar nara sumber, tanggap diartikan sebagai keadaan dimana para dosen sangat responsive, tahu apa yang dibutuhkan oleh orang lain, artinya tanpa harus dikatakan, seorang dosen mesti nya tahu apa yang diperlukan.selain itu, tanggap dimaknai sebagai jemput bola, seorang dosen harus aktif untuk menjemput bola, tidak harus menunggu datangnya bola, tetapi hendaknya aktif mencari bola. Nampaknya hal tersebut sesuai dengan makna. Jadi dapat disimpulkan pemahaman para narasumber tentang budaya kerja cukup baik. b. Faktor penghambat dalam implementasi budaya kerja Berbagai faktor dapat berpengaruh dalam keberhasilan implementasi budaya kerja yang baru di launching beberapa bulan yang lalu. Faktor penghambat yang dirasakan baik oleh para dosen maupun ketua jurusan adalah sebagai berikut: 1. Keterbatasan sumber daya manusia Keterbatasan SDM dirasakan sebagian kecil jurusan, dan hal tersebut dianggap sebagai faktor penghambat dalam implementasi budaya kerja. Sebagaimana diketahui bersama bahwa sumber daya manusia dalam hal ini dosen merupakan asset institusi yang sangat vital, karena peran dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya menjadi tidak bermakna, sehingga keterbatasan dalam jumlah tenaga dianggap sebagai salah satu factor penghambat dalam implementasi budaya kerja. 2. Budaya lama Budaya kerja yang di launching beberapa bulan yang lalu merupakan salah satu bentuk perubahan yang direncanakan oleh Poltekkes Surakarta Adanya per- 5

10 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2015 ubahan tersebut disikapi dengan berbagai macam cara. Narasumber mengatakan ada sebagian kecil kelompok dosen yang kurang cepat dan kurang mudah beradaptasi dengan situasi yang baru tersebut. Nursalam, 2007 bahwa, ada faktor-faktor yang menghambat dalam suatu perubahan, diantaranya adalah persepsi yang kurang tepat dan toleransi untuk berubah rendah, masih terpaku pada budaya lama. 3. Belum dibakukannya standart Belum diberlakukannya standart dilihat sebagai salah satu faktor penghambat dalam mengimplementasi budaya kerja. Hal tersebut karena manual sedang dalam proses penyusunan (Jamintu Poltekes, 2011). c. Fakor penunjang 1. Loyalitas terhadap pekerjaan Loyalitas pegawai terhadap organisasi memiliki makna kesediaan, seseorang untuk melenggangkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun. Kesediaan anggota untuk mempertahankan diri bekerja dalam organisasi adalah hal yang pen ting untuk menunjang komitmen anggota terhadap organisasi dimana mereka bekerja. Hal ini dapat diupayakan jika anggota merasakan adanya keamanan dan kepuasan di dalam organisasi tempat ia bergabung untuk bekerja. 2. Berpikir positif tal yang melibatkan proses memasuk an pikiran-pikiran, kata-kata, dan gambaran-gambaran yang konstruktif (membangun) bagi perkembangan pikiran. Berpikir positif juga merupakan sikap mental yang mengharapkan hasil yang baik serta menguntungkan. Dengan keyakinan bahwa budaya kerja dapat dilakukan dengan baik dan akan membuahkan hasil yang baik pula. Oleh karena itu seluruh komponen organisasi sebaiknya memiliki pemikiran positif. Menurut Marquis dan Houston, 2010, para pemimpin hendaknya memandang perubahan secara positif dan memberikan pandangan ini kepada bawahannya. Para pimpinan harus yakin bahwa bawahan dapat membuat sesuatu yang berbeda. 3. Dukungan atau support top manager Penelitian menggambarkan bahwa support pimpinan merupakan salah satu factor penunjang dalam implmentasi budaya kerja. Hal tersebut sejalan dengan semboyan tutwuri handayani, yang berari pimpinan harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral dari pimpinan ini sangat dibutuhkan oleh orang - orang di sekitar kita menumbuhkan motivasi dan semangat. 4. SDM masih muda, energik Seperti disampaikan dalam wawancara, bahwa sumber daya manusia merupakan asset penting dalam suatu organisasi. Sumber daya manusia yang masih muda dan energik tentu saja 4.3 Faktor penghambat dan penunjang dalam implementasi budaya kerja Berkaitan dengan faktor penghambat maka sebagian besar narasumber mengatakan bahwa setiap perubahan pasti ada penghambatnya, baik factor internal maupun external. Faktor internal misalnya faktor individu itu sendiri berupa kesadaran pribadi, motivasi individu dan faktor eksternal bias dikarenakan kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM), belum diberlakukannya standart secara baku, budaya lama dan resistensi. Dilain pihak, factor pendorong juga ada. Sebagian besar narasumber mengatakan bahwa faktor penunjang keberhasilan implementasi budaya kerja berupa loyalitas pegawai terhadap pekerjaan, adanya pemikiran positif baik pada pimpinan maupun dosen, pembinaan, support atau dukungan pimpinan dan sebaginya. Secara rinci kedua faktor tersebut secara skema sebagai berikut: 6

11 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2014 mengatakan sudah melakukan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, walau prosentasenya belum 100% karena masih ada sedikit dosen yang harus selalu di dorong dan di dukung. Selanjutnya hasil penilaian index kinerja dosen rata-rata sudah lebih dari 3,0 ( pada skala 4). Kinerja Dosen Selain dengan wawancara, hasil penelitian tentang kinerja dilakukan dengan melihat data evaluasi kinerja dosen yang ada di masing-masing Jurusan. Indek kinerja dosen sudah mencapai angka minimal 3,0 (pada skala 4). 5. KESIMPULAN Gaya kepemimpinan yang dilakukan pimpin an di lingkungan Politeknik Kesehatan Surakarta merupakan gaya situasional, kombinatif dari berbagai macam gaya kepemimpinan yang ada. Dari gaya memotivasi, kerja sama dan menilai pencapaian hasil berbeda beda. Pemahaman budaya kerja diperoleh informasi bahwa rata-rata narasumber dalam penelitian ini cenderung mengatakan budaya kerja cepat, tepat, akurat dan kredibel secara benar. Dalam implementasi budaya kerja ditemukan adanya factor penghambat yaitu keterbatasan SDM, personal / individu, budaya lama, faktor individu atau pribadi kurang motivasi dan belum adanya standart yang diberlakukan. Sedangkan faktor penunjangnya adalah loyalitas terhadap pekerjaan,berpikir positif, pembinaan dan support top manager, adanya alur yang jelas, sdm yang masih muda, dan keep person. Secara deskriptif kinerja dosen sudah cukup baik, yang diukur melalui 3 komponen yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Hal itu ditandai dengan rata-rata narasumber 6. REFERENSI Bratakusumah, D.S.(2002). Kajian manajemen Stratejik. Modul Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II. Buku 2. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Latihan. Gibson, J.L., Ivancevich,J.M. dan Donelly, J.H. (1997). Organisasi: Perilaku, Struktur dan Proses, Jilid 1 Ed kelima. Jakarta: Erlangga Ilyas, Y. (1999). Kinerja, Teori Penilaian dan Penelitian. Jakarta: FKM UI. Marquis,B.L. dan Huston,C.J. (2010). Leadership Roles and Management Function in Nursing: Thepry and Aplication. 4Ed. Lippincott: William and Wilkins. Moleong, L.J. (2006). Metodologi Pendekatan Kualitatif (Edisi revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika. Patton, M.Q. (1980). Qualitative Evaluation Method. Beverly Hill, CA: Sage Publication Rice, P.I dan Ezzy,D.(2001). Qualitative Research Methods: A Health Focus. New York: Oxford University Press. Siagian, P (2006). Manejemen Sumber Daya Manusia, Cetakan ketigabelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono (2002). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabetha Widodo, J. (2005). Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Malang: Bayumedia Publishing. -oo0oo- 7

12 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMILIHAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU HAMIL DI KELURAHAN MARGAWATI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASUNDAN KABUPATEN GARUT Erlina Windyastuti 1), Sheizi Prista Sari 2), Mamat Lukman 3), Ahmad Yamin 4) 1 Mahasiswa Magister Keperawatan Komunitas, Universitas Padjadjaran Bandung 2,3,4 Staff Dosen Keperawatan Komunitas Universitas Padjadjaran Bandung 1 erlinawindy@gmail.com ABSTRAK Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan salah satu strategi untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Data dari Puskesmas Pasundan, cakupan pertolongan persalinan oleh paraji di Kelurahan Margawati masih tinggi yaitu 67% pada tahun Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan ibu hamil di kelurahan Margawati wilayah kerja Puskesmas Pasundan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain cross sectional study. Populasi penelitian adalah ibu hamil di Kelurahan Margawati pada bulan November tahun Pengambilan sampel secara total sampling, yaitu sebanyak 60 ibu hamil. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan rumus Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% ibu memilih pertolongan persalinan tidak tepat dan 25% tepat. Ada hubungan yang bermakna antara penghasilan keluarga (p=0,000) dan pendidikan (p=0,000) dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan yang tepat oleh ibu hamil. Tidak ada hubungan yang bermakna antara usia ibu hamil (p=0,179), tempat pemeriksaan kehamilan (p=0,560) dan dukungan suami (p=0,560) dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan yang tepat oleh ibu hamil. Kesimpulan adalah penghasilan keluarga dan pendidikan memiliki peran penting dalam penentuan rencana pertolongan persalinan ibu hamil di Kelurahan Margawati. Sebagai tenaga kesehatan, perawat perlu memberikan perhatian dan motivasi lebih terhadap ibu hamil yang memiliki penghasilan keluarga dan pendidikan rendah agar dapat memilih tempat persalinan yang tepat. Kata kunci: Pertolongan persalinan, ibu hamil, Kelurahan Margawati. 8 ABSTRACT Delivery by health personnel is one of strategic to solve mother and child health problem in Indonesia. Based on data from Pasundan health center, delivery by traditional attendants in Margawati village are still very high at 67% in The purpose of this study was to determine the factors of associated with the selection of delivery helper of pregnant woman in Margawati village, in Pasundan Health Center.This research is a quantitatif research applying cross sectional study. The population are pregnant woman in Margawati village in November Sample taken by total sampling amounted to 60 pregnant womant. Data collection by using a questionnaire and was tested with chi square.the result showed relationship between the economic status (p=0,000) and the level education (p=0,000) in selection of of pregnant woman (p=0,179), the place of antenatal care (p=0,560) and husband support (p=0,560) in

13 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2014 selection of delivery helper by exactly of pregnant woman.the conclusion are economic status and the level of education have a role in selection of delivery helper by pregnant woman in Margawati village. As a health personnel, the nurse must be give more attention and motivation to pregnant woman with the low economic status and the low level of education for in selection of delivery helper by appropriate. Keywords: delivery helper, pregnant womant, Margawati village 1. PENDAHULUAN Status kesehatan maternal merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kesakitan dan kematian ibu merupakan indikator yang penting dalam menggambarkan status kesehatan maternal. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium (Millenium Development Goals) yang ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah 108/ Dari hasil survei yang dilakukan, AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus. Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan program yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Tujuan program ini adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang dilakukan diantaranya melalui peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan peningkat an dekteksi dini resiko tinggi/ komplikasi, baik oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat oleh kader dan dukun bayi, serta penanganan dan peng amatan secara terus menerus (Depkes RI, 2002) Di Kabupaten Garut, kasus AKI dan AKB yaitu untuk kasus AKI yaitu 184,5 per KH dari target MDGs 2015 sebesar 102/ KH, dan AKB 68,37/1.000 KH dari target MDGs 23/1.000 KH (Dinkes Garut, 2013). Artinya hal ini masih jauh dari target mengenai insidensi Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Kasus AKI di wilayah kerja Puskesmas Pasundan berdasarkan laporan Kohort Ibu pada tahun 2013 sejumlah 7 orang, antara lain di kelurah an Kota Kulon 3 orang, kelurahan Margawati 1 orang, dan kelurahan Cimuncang 3 orang (Puskesmas Pasundan, 2013). Penyebab angka kematian 1 ibu di kelurahan Margawati pada tahun 2013 disebabkan karena perdarahan postpartum yang sebelumnya tindakan persalinan awal oleh non Kesehatan (Paraji) meski diketahui kehamilan tersebut dengan resiko tinggi yaitu usia ibu hamil >35 tahun (Hasil wawancara penulis dengan bidan desa setempat). Penolong persalinan merupakan salah satu indikator kesehatan terutama yang berkaitan de ngan tingkat kesehatan ibu dan anak serta pelayanan kesehatan secara umum. Dilihat dari kesehatan ibu dan anak maka persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (Nakes) seperti bidan dan dokter dianggap lebih baik dari persalinan yang ditolong oleh Tenaga non Nakes seperti dukun, keluarga atau lainnya. Pemilihan penolong persalinan merupakan salah satu hak reproduksi perorangan. Hak reproduksi perorangan dapat diartikan bahwa setiap orang baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama dan lain-lain) mempunyai hak yang sama untuk memutuskan secara bebas dan bertanggungjawab (kepada diri, keluarga dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta untuk menentukan waktu kelahiran anak dan dimana anak akan dilahirkan (Depkes RI, 2001). Persalinan yang aman dapat dicapai melalui pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan profesional dan ketersediaan peralatan yang memadai untuk menangani komplikasi obstetrik dan neonatal. Saat ini angka persalinan oleh tenaga kesehatan masih rendah. Persentase kelahiran pada tahun 2013 di wilayah Puskesmas Pasundan yang ditangani oleh tenaga medis terdapat sekitar 67% (Lokakarya Mini Puskesmas Pasundan, 2014). 9

14 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2015 Masalah yang dihadapi saat ini adalah bahwa di kelurahan Margawati pertolongan persalinan oleh paraji masih tinggi dan merupakan pilihan pertolongan persalinan yang diminati oleh masyarakat. disebabkan oleh karena adat istiadat dan tradisi setempat. Paraji bagi orang Sunda merupakan orang yang mampu membuka pintu kehidupan bagi janin ataupun anak. Paraji dipercaya mampu memperkirakan bayi lahir dengan meraba perut ibu hamil, dan bisa juga membuat perkiraan bayi yang dikandung apakah berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan tanpa reka memberikan pelayanan secara sabar kepada ibu dari hamil sampai selesai masa nifas. Tetapi disisi lain, angka kematian ibu masih tinggi. Derajat kesehatan individu, kelompok atau masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama yai- politik dan sebagainya), perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan (Bloom, 1974). Perilaku sebagai determinan kesehatan adalah bentuk respon seseorang terhadap stimulus yang berupa sakit dan penyakit, makanan dan minuman, lingkungan dan juga pelayanan kesehatan. Semua masalah kesehatan mempunyai aspek perilaku sebagai faktor resiko (Notoadmojo, 2010). Perilaku ibu hamil dalam rencana pemilihan pertolongan persalinan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang langsung dari dalam diri ibu maupun dari luar. Faktor-faktor tersebut diantaranya meliputi karakteristik ibu (umur, pendidikan, pekerjaan, paritas), riwayat pemeriksaan kehamilan, pengetahuan, sikap, persepsi terhadap jarak ke pelayanan kesehatan, persepsi terhadap biaya persalinan, riwayat penolong persalinan dalam keluarga dan dukungan atau pengaruh orang-orang terdekat seperti suami/ keluarga Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan rencana pemilih an pertolongan persalinan ibu hamil di kelurahan Margawati Kabupaten Garut. 2. PELAKSANAAN a. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Margawati wilayah Kerja Puskesmas Pasundan Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut pada bulan November b. Populasi dan sampel penelitian Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu hamil yang tinggal di wilayah Kelurahan Margawati pada bulan November 2014 yaitu sejumlah 60 orang. Sampel pada penelitian ini adalah semua anggota populasi penelitian yang diambil secara total sampling yaitu ibu hamil yang tinggal di wilayah Kelurahan Margawati pada bulan November METODE PENELITIAN Desain dan Variabel Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study yaitu observasi variable dependen (Rencana Pemilihan Pertolongan Persalinan pada Ibu Hamil) dan variable independen (usia, tempat pemeriksaan kehamilan, pendidikan, penghasilan keluarga dan dukungan suami) pada waktu yang bersamaan. Penulis memilih rancangan cross sectional study dengan alasan waktu yang digunakan dalam penelitian cukup singkat. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan berupa data primer yang diperoleh dengan menggunakan alat yang berupa daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden yaitu kuesioner dengan sumber data ibu yang hamil pada bulan November 2014 di Kelurahan Margawati wilayah kerja Puskesmas Pasundan Kabupaten Garut. Teknik Pengambilan Data Data yang diperoleh dikumpulkan melalui kuesioner yang diberikan kepada responden, pengisian kuesioner yang diisi sendiri oleh responden dan dibantu oleh bidan desa dan kader di masing-masing RW. Pengumpulan data primer ini dilakukan pada bulan November Sebelum dilakukan pengambilan data, responden diberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan pengambilan data serta responden diberikan kesempatan untuk bertanya kepada peneliti jika ada pertanyaan yang kurang dimengerti atau kurang jelas. 10

15 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2014 Analisis Data Data yang diperoleh lalu dianalisis dalam bentuk analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk menghasilkan distribusi frekuensi dari variable independen dan variable dependen. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat kemaknaan atau keeratan hubungan antara variable dependen dengan variable independen (Dharma, 2011). Uji yang digunakan adalah dengan menggunakan Chi Square dengan menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan alpha 0, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Univariat Pada analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan distribusi frekuensi setiap variable yang akan diteliti a. Usia Ibu Hamil Tabel 1 Distribusi Responden menurut Usia Ibu Hamil di Kelurahan Margawati pada bulan November 2014 Usia Ibu Hamil Jumlah Presentase Tidak beresiko 32 51,7% Beresiko 29 48,3% Jumlah % Dari tabel 1 menunjukkan bahwa usia tidak beresiko (20 35 tahun) pada ibu hamil lebih banyak dibandingkan usia yang beresiko (< 20 tahun dan > 35 tahun). b. Tempat pemeriksaan kehamilan Tabel 2 Distribusi Responden menurut Tempat Pemeriksaan Kehamilan di Kelurahan Margawati pada bulan November 2014 Tempat Pemeriksaan Kehamilan Jumlah Presentase Tepat % Tidak Tepat 0 0% Jumlah % Dari tabel 2 menunjukkan bahwa seluruh ibu hamil di kelurahan Margawati melakukan pemeriksaan kehamilan di fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia. c. Tingkat Pendidikan Tabel 3 Distribusi Responden menurut Tingkat Pendidikan Ibu Hamil di Kelurahan Margawati pada bulan November 2014 Tempat Pendidikan Ibu Hamil Jumlah Presentase SD 27 45% SLTP 19 31,7% SMA 11 18,3% PT 3 5% Jumlah % Dari tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil yang berpendidikan rendah (SD-SLTP) lebih banyak dibandingkan ibu hamil yang berpendidikan cukup (SMA-PT). d. Penghasilan keluarga Tabel 4 Distribusi Responden Penghasilan Keluarga Ibu Hamil di Kelurahan Margawati pada bulan November 2014 Usia Ibu Hamil Jumlah Presentase < ,3% > ,7% Jumlah % Dari tabel 4 menunjukkan bahwa penghasilan keluarga ibu hamil di kelurahan Margawati lebih banyak < e. Dukungan Suami Tabel 5 Distribusi Responden menurut Dukungan Suami di Kelurahan Margawati pada bulan November 2014 Usia Ibu Hamil Jumlah Presentase Tidak ada 2 3,3% Ada 58 96,7% Jumlah % Dari tabel 5 menunjukkan bahwa ada peran dari dukungan suami dalam pemilihan pertolongan persalinan lebih banyak dibandingkan dengan tidak ada dukungan suami dalam rencana pemilih an pertolongan persalinan. 11

16 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2015 f. Rencana Persalinan Ibu Hamil Tabel 6 Distribusi Responden menurut Rencana Persalinan Ibu Hamil di Kelurahan Margawati pada bulan November 2014 Usia Ibu Hamil Jumlah Presentase Tidak Tepat 45 75% Tepat 15 25% Jumlah % Dari tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil yang memilih rencana persalinan dengan tidak tepat (dengan non tenaga kesehatan dan tidak dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan) lebih banyak dibandingkan dengan memilih rencana persalinan yang tepat (dengan tenaga kesehatan dan dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan). 4.2 Analisis Bivariat Pada analisis bivariat, dilakukan tabulasi silang antar variable dependen terhadap variable independen (usia ibu hamil, pendidikan, tempat pemeriksaan kehamilan, penghasilan keluarga dan dukungan suami). a. Usia Ibu hamil Tabel 7 Hubungan antara Usia Ibu Hamil dengan Rencana Pemilihan Pertolongan Persalinan pada Ibu Hamil di Kelurahan Margawati bulan November tahun 2014 Umur Rencana Pemilihan Petolongan Persalinan Total Tidak Tepat tepat n % N % n % P Value Tidak beresiko 21 67, , ,179 Beresiko 24 82,8 5 17, Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa nilai statistic chi square 0,179 > 0,05, maka disimpulkan untuk menerima hipotesis nol dan menolak hipotesis alternative yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara usia ibu hamil dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan. Hasil uji statistic untuk menganalisis hubung an usia ibu hamil terhadap rencana pemilihan pertolongan persalinan pada tabel 7 menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara usia ibu hamil dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan dengan p=0,179 (p>0,005). Dari hasil penelitian 60 responden ibu hamil proporsi yang merencanakan pertolongan persalinan secara tepat pada kelompok usia beresiko adalah 17,2% dari 29 ibu hamil dan pada kelompok usia tidak beresiko 32,2% dari 31 ibu hamil. Usia mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan ibu. Usia yang kemungkinan tidak resiko tinggi pada saat kehamilan dan persalinan yaitu umur tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan, mental sudah matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya. Sedangkan pada umur < 20 tahun dan > 35 tahun merupakan usia yang resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan. Dengan demikian diketahui bahwa usia ibu pada saat melahirkan turut berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas ibu maupun anak yang dilahirkan. Ibu yang berusia kurang dari 20 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya belum siap untuk menerima kehamilan dan cenderung kurang perhatian terhadap kehamilannya. Ibu yang berusia tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya sudah siap untuk menerima dan diharapkan untuk memperhatikan kehamilannya. Ibu yang berumur lebih dari 35 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya fungsinya sudah mulai menurun dan kesehatan ibu tidak sebaik saat usia tahun. Berdasarkan hasil pengkajian, diperoleh data masih ada ibu hamil yang memiliki resiko tinggi yaitu 2 orang ibu hamil berusia tahun dan 8 orang berusia tahun. Tentunya, hal ini akan memiliki resiko terhadap kondisi kehamilan dan persalinan ibu dan bayi. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hutapea (2012) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara usia ibu hamil dengan pemilihan penolong persalinan. Dari hasil penelitian 124 responden proporsi yang memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan 72,7% berada pada kelompok beresiko dan kelompok usia yang tidak beresiko sebesar 70,3%. 12

17 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2014 b. Tempat pemeriksaan kehamilan Tabel 8 Hubungan antara Tempat Pemeriksaan Kehamilan dengan Rencana Pemilihan Pertolongan Persalinan pada Ibu Hamil di Kelurahan Margawati bulan November tahun 2014 Tempat Pemeriksa an Ke hamilan Rencana Pemilihan Petolongan Persalinan Tidak tepat Tepat Total P Value n % N % n % Tidak tepat ,560 Tepat 44 74, , Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa nilai statistic chi square 0,560 > 0,05, maka disimpulkan untuk menerima hipotesis nol dan menolak hipotesis alternative yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tempa pemeriksaan kehamilan dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan. Hasil analisis hubungan pada tabel 8 menyatakan tidak ada hubungan bermakna antara tempat pemeriksaan kehamilan oleh ibu hamil dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan dengan p=0,560 (p>0,05). Berdasarkan data penelitian didapatkan bahwa ibu hamil yang melaksanakan pemeriksaan kehamilan di tempat yang tepat (fasilitas pelayanan kesehatan) memilih rencana pertolongan persalinan yang tepat dengan proporsi 30,6% dari 59 ibu hamil dan ibu hamil yang melaksanakan pemeriksaan kehamilan di tempat yang tidak tepat (bukan di fasilitas pelayanan kesehatan) sebanyak 0% dari 1 ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan adalah pemeriksaan, pengawasan, pemeliharaan dan perawatan yang diberikan pada ibu selama masa kehamilan. Pemeriksaan dan pengawasan kehamilan yang teratur akan menentukan kelancaran dari proses persalinan nantinya. Pemeriksaan kehamilan dikatakan lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar. Frekuensi pemeriksaan kehamilan adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu sebagai berikut: (1)minimal 1 kali pada trimester I, (2)minimal 1 kali pada trimester kedua dan (3) minimal 2 kali pada trimester III. Standar pemeriksaan kehamiln tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini factor resiko, pencegahan dan penanganan komplikasi (Depkes RI, 2009). Dapat disimpulkan bahwa ibu hamil yang melaksanakan pemeriksaan kehamilan yang tepat (oleh tenaga kesehatan dan dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan) tidak menjamin bahwa akan merencanakan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan di fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya kepercayaan/ budaya bahwa ibu hamil di wilayah kecamatan Garut melaksanakan persalinan di Paraji karena memiliki kedudukan yang sangat penting yaitu merupakan orang yang mampu membuka pintu kehidupan bagi janin atau anak (Dewi, 2012). Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Su- Cibadak menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubung an yang bermakna antara riwayat pemeriksaan kehamilan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan dengan p=1,000 (p>0,05) dengan proporsi sebesar 96% pemeriksaan kehamilan tidak sesuai standar dan 4% sesuai standar. c. Pendidikan ibu hamil Tabel 9 Hubungan antara Pendidikan Ibu Hamil dengan Rencana Pemilihan Pertolongan Persalinan pada Ibu Hamil di Kelurahan Margawati bulan November tahun 2014 Pendidikan ibu Hamil Rencana Pemilihan Petolongan Persalinan Tidak Tepat tepat Total P Value n % N % n % SD 26 96,3 1 3, ,000 SLTP 16 84,2 3 15, SMA 3 27,3 8 72, PT Hasil uji statistic memperlihatkan bahwa nilai statistic chi square 0,000 < 0,05, maka disimpulkan untuk menolak hipotesis nol dan meerima hipotesis alternative yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu hamil dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan. 13

18 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2015 Hasil analisis hubungan pada tabel 9 menyatakan ada hubungan bermakna antara pendidikan dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan dengan p=0,000 (p<0,05). Proporsi ibu hamil dengan tingkat pendidikan SD memilih rencana persalinan yang tepat 3,7 % dari 27 ibu hamil, ibu hamil dengan tingkat pendidikan SLTP dengan proporsi 15,8% dari 19 ibu hamil, ibu hamil dengan pendidikan SMA dengan proporsi 72,7 % dari 11 ibu hamil dan ibu hamil yang berpendidikan Perguruan Tinggi (PT) dengan proporsi 100% dari 3 ibu hamil. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi terhadap seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional dan turut menentukan cara berpikir seseorang dalam menerima sikap dan perilaku baru. Oleh karena itu, orang yang berpendidikan akan lebih mudah dalam menerima gagasan yang baru. Hal ini bisa disimpulkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, diharapkan semakin tinggi tingkat pemahaman dan semakin mudah dalam menerima informasi baru yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat pendidikan yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam menyerap informasi dan sebaliknya seseorang yang memiliki tingkat pendidikan tingg akan lebih terbuka dalam menerima gagasan baru. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Asriani (2009) menunjukkan bahwa memang tingkat pendidikan mempengaruhi ibu terhadap pemilihan pertolongan persalinan di tenaga kesehatan dengan p=0,000 (p<0,05). Hasil penelitian data diperoleh 90,5% dari 21 ibu yang berpendidikan cukup (SLTA-PT) dan 39% dari 118 ibu yang berpendidikan kurang (SD-SLTP) memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. d. Penghasilan keluarga ibu hamil Hasil uji statistick memperlihatkan bahwa nilai statistic chi square 0,000 < 0,05, maka disimpulkan untuk menolak hipotesis nol dan menerima hipotesis alternative yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara penghasilan keluarga ibu hamil dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan. Tabel 10 Hubungan antara Penghasilan Keluarga Ibu Hamil dengan Rencana Pemilihan Pertolongan Persalinan pada Ibu Hamil di Kelurahan Margawati bulan November tahun 2014 Pendidikan ibu Hamil Rencana Pemilihan Petolongan Persalinan Tidak Tepat tepat Total P Value n % N % n % < ,4 5 10, > , , Hasil analisis hubungan pada tabel 10 menyatakan ada hubungan bermakna antara penghasilan keluarga pada ibu hamil dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan dengan p=0,000 (p<0,05). Berdasarkan data penelitian didapatkan bahwa penghasilan keluarga < memilih rencana pertolongan persalinan yang tepat dengan proporsi 10,6% dari 47 ibu hamil dan penghasilan keluarga ibu hamil > sebanyak 76,9% dari 13 ibu hamil. Faktor ekonomi menjadi penentu dalam pelaksanaan perawatan kehamilan dan persalinan. Keluarga dan ekonomi yang cukup dapat melaksanakan perawatan kehamilannya dengan rutin, merencanakan perawatan kehamilan kepada tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Responden dengan penghasilan < cenderung tidak memiliki pendapatan keluarga yang cukup memadai untuk memenuhi biaya pelayanan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini terjadi karena biaya persalinan di paraji lebih murah dibandingakn di fasilitas pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Asriani (2009) diperoleh hasil bahwa responden yang memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan ditinjau dai kemampuan ekonomi sebanyak 58,7% dari 46 ibu yang memiliki ekonomi cukup dan 40,9% ibu dari 93 ibu yang memiliki ekonomi kurang. Hasil analisis statistic menunjukkan bahwa p=0,047 (p<0,05) yang berarri bahwa ada hubungan antara status ekonomi 14

19 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2014 dengan pemilihan penolong persalinan, karena makin tingginya kemampuan ekonomi diharapkan semakin mampu membayar jasa pe layanan kesehatan khususnya dalam hal persalinan. e. Peran dukungan suami Tabel 11 Hubungan antara Peran Dukungan Suami dengan Rencana Pemilihan Pertolongan Persalinan pada Ibu Hamil di Kelurahan Margawati bulan November tahun 2014 Peran tokoh masyarakat Rencana Pemilihan Petolongan Persalinan Tidak tepat Tepat Total P Value n % N % n % Tidak ada ,133 Ada 44 74, , Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa nilai statistic chi square 0,560 > 0,05, maka disimpulkan untuk menerima hipotesis nol dan menolak hipotesis alternative yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan. Hasil analisis hubungan pada tabel 11 menyatakan tidak ada hubungan bermakna antara dukungan suami dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan dengan p=0,560 (p>0,05). Berdasarkan data penelitian didapatkan bahwa ibu hamil yang mendapatkan dukungan suami memilih rencana pertolongan persalinan yang tepat dengan proporsi 25,4% dari 59 ibu hamil dan ibu hamil yang tidak mendapatkan dukungan dari suami sebanyak 0% dari 1 ibu hamil. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Hutapea tahun 2012 yang menyatakan kungan suami dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan dengan p=0,000 (p<0,05). Seseorang dari sekelompok anggota keluarga yang bertanggungjawab atas kebutuhan sehari-hari atau orang yang ditunjuk sebagai kepala rumah tangga adalah kepala keluarga. Dukungan moril dari suami/ keluarga dapat memberikan perasaan aman dalam menjalani proses kehamilan dan persalinan. System pemungkin utama untuk memberikan perawatan langsung pada keadaan sehat maupun sakit adalah keluarga (Cherawaty KESIMPULAN a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 60 responden yang merencanakan pertolongan persalinan yang tepat sebesar 25% dan 75% memilih rencana pertolongan persalinan yang tidak tepat. b. Faktor yang berhubungan dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan di Kelurah an Margawati yaitu tingkat pendidikan ibu hamil dan penghasilan keluarga ibu hamil, sedangkan factor yang tidak berhubungan dengan rencana pemilihan pertolongan persalinan yaitu usia ibu hamil, tempat pemeriksaan kehamilan serta dukungan suami. SARAN a. Pelayanan Keperawatan Diharapkan perawat dapat menerapkan strategi pendekatan budaya dalam solusi pemecahan pemilihan pertolongan persalinan dimana 75% ibu hamil memilih rencana pertolongan persalinan tidak tepat (paraji) sebagai salah satu pilihan intervensi dalam melakukan asuhan keperawatan b. Pelayanan Tenaga Kesehatan Lain Diharapkan kepada tenaga pelayanan kesehatan untuk dapat meningkatkan pe layanan kesehatan ibu yang berkualitas sesuai dengan standar pelayanan, semakin besar presentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan ini memungkinkan untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. c. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Mengupayakan dalam menyediakan tenaga kesehatan yang professional dan berkualitas untuk pelayanan kesehatan pada ibu hamil serta optimalisasi berfungsinya desa siaga dalam merencanakan persalinan serta persiap an dalam menghadapi komplikasi sehingga ibu dan bayi lahir dengan sehat dan selamat. 15

20 Jurnal KesMaDaSka - Januari REFERENSI Asriani Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemilihan Penolong Persalinan oleh Ibu Bersalin di wilayah Kerja Puskesnas Barombong Kelurahan Barombong. Jurnal Kesehatan: Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alaudin Makassar. Depkes Garut paten Garut Tahun Garut Depkes RI Pedoman Praktis Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Stiker. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Dewi, Willa S Pengaruh Penyuluhan Kesehatan tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) terhadap Pemilihan Penolong Persalinan oleh Ibu Hamil di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabuoaten Garut Provinsi Jawa Barat. Jakarta: Universitas Indonesia. Dinkes Jabar Jawa Barat Tahun Bandung: Dinkes Jabar. Hutapea, Ellyana Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas- Cibungbulang Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor Jawa Barat tahun Universitas Indonesia: Jakarta. Puskesmas Pasundan Pasundan Tahun Garut: Puskesmas Pasundan. Puskesmas Pasundan Lokakarya Mini Puskesmas Pasundan Tahun Disampaikan pada hari Rabu, 29 Oktober Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan di Puskesmas Cibadak Provinsi Banten tahun Universitas Indonesia: Jakarta. -oo0oo- 16

21 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2014 HUBUNGAN SIKAP DAN PERILAKU KADER MENURUT IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TERHADAP FREKUENSI PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU KECAMATAN TERAS BOYOLALI Estri Kusumawati 1), Ernawati 2), Dheny Rohmatika 3) 1,2,3 Prodi D-III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK Di dalam Renstra Kementrian Kesehatan dan Instruksi Presiden No 3 tahun 2010 telah ditetapkan bahwa tahun 2014 sekurangnya 80% anak ditimbang secara teratur di Posyandu. Pencapaian kegiatan pemantauan pertumbuhan pada tahun 2011 adalah 71,4% dan beberapa provinsi telah mencapai di atas 80%, sedangkan di sebagai propinsi masih dibawah 80%, di Jawa Tengah presentase kunjungan balita ke posyandu adalah 79,2%. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan sikap dan perilaku kader menurut ibu yang mempunyai balita terhadap frekuensi penimbangan balita ke Posyandu kecamatan Teras Boyolali. Jenis penelitian merupakan explanatory research. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional. Sampel yang digunakan adalah ibu yang mempunyai balita di Posyandu Kecamatan Teras Boyolali sejumlah 65 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil analisis data menunjukkan ada hubungan antara sikap kader dengan frekuensi penimbangan balita. Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa nilai X 2 hitung (3,968) > X 2 tabel (3,481), dengan (df=2-1=1) dan nilai sig.(0,049) square menunjukkan bahwa nilai X 2 hitung (6,764) > X 2 tabel (3,481), dengan (df=2-1=1) dan nilai sig. balita. Hasil nilai Nagelkerke sebesar 0,167 yang berarti 16,7 persen variasi dari frekuensi penimbangan balita dapat dijelaskan oleh sikap dan perilaku kader, sedangkan sisanya sebesar 83,3% diterangkan oleh variabel lain di luar variabel penelitian ini. Kata kunci : sikap, perilaku,kader, frekuensi, penimbangan balita ABSTRACT In the Ministry of Health Strategic Plan and Presidential Instruction No. 3 of 2010 has established that by 2014 at least 80% of children were weighed regularly in Health Care. Achievement of growth monitoring activities in 2011 was 71.4% and some provinces have achieved above 80%, whereas in a province is still below 80%, in Central Java, the percentage of visits to neighborhood health center infants was 79.2%. The aim of research to determine the relationship of attitudes and behavior of cadres according to mothers with toddlers on a child s weight to neighborhood health center subdistrict Teras,Boyolali. This type of research is an explanatory research. The approach used is Cross Sectional. The samples used were mothers with infants in Health Care, Teras Boyolali District of the 65 respondents. The instrument used was a questionnaire previously tested the validity and reliability. The results of data analysis showed no relationship between attitude cadre with frequency child s weight. The results of chi square analysis showed that the value of X2 count (3,968)> X2 tabel (3.481), with of cadres with a child s weight. The results of chi square analysis showed that the value of X2 count 17

22 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2015 the attitude of cadres and cadres of the frequency behavior of a child s weight. Results Nagelkerke value of 0.167, which means 16.7 percent of the variation of the frequency of a child s weight can be explained by the attitude and behavior of cadres, while the remaining 83.3% is explained by other variables outside of the study variables. Keywords: attitude, behavior, candidat, frequency, weighing tod 1. PENDAHULUAN Salah satu sasaran Rencana Jangka Mengengah Nasional (RPJMN) dan Sasaran Pembangunan Milenium (MDG 2005) adalah menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita menjadi di bawah 15% pada tahun Strategi untuk menurunkan prevalensi gizi kurang adalah meningkatkan kegiatan pencegahan melalui pemantauan pertumbuhan anak di posyandu. Posyandu adalah sebagai pusat kegiatan masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat, dengan dukungan teknik dari petugas kesehatan (bidan) dalam rangka pencapaian NKKB (Norma Keluarga Kecil Berkualitas). Salah satu peran utama posyandu adalah penimbangan balita setiap bulan. Pencapaian kegiatan pemantauan pertumbuhan pada tahun 2011 adalah 71,4% dan beberapa provinsi telah mencapai di atas 80%, sedangkan di sebagai propinsi masih dibawah 80%, di Jawa Tengah presentase kunjungan balita ke posyandu adalah 79,2%. Pada tahun 2005 di Jawa Tengah menunjukkan jumlah balita yang ada sebanyak dari jumlah tersebut balita yang datang dan ditimbang di posyandu sebanyak Akan tetapi, peningkatan jumlah ini tidak diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan. Oleh karena itu dikeluarkan surat Gubernur Jawa Tengah Nomor 411.3/ tanggal 10 Mei 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Revitalisasi Posyandu yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan kinerja posyandu. Kunci keberhasilan revitalisasi posyandu terletak pada kegiatan penimbangan dan pencatatan pertumbuhan berat badan anak di KMS serta peningkatan kemampuan kader posyandu. Upaya pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia dilakukan oleh bidan yaitu dengan menyegarkan posyandu dan selanjutnya menghidupkan rujukan pelayanan di tingkat polindes, dokter praktek, puskesmas dan rumah sakit dengan manajemen pelayanan bidan di posyandu yang baik, diharapkan pelayanan posyandu lebih meningkat. Bidan dapat dengan mudah melaksanakan peranan yang makin multi kompleks bersama pemimpin masyarakat yang ada disekitarnya (Haryono, 2000). Dalam kaitan ini banyak sekali media penyuluhan dikembangkan untuk menunjang layanan posyandu. Bidan disarankan paling tidak harus dapat menangkap aspirasi masyarakat. Akan tetapi, pada kenyataan masih banyak bidan yang belum melakukan prosedur pelaksanaan posyandu yang benar terutama pada tahap penyuluhan yang cenderung hanya terfokus pada permasalahan yang dialami oleh balita tanpa memberitahu ibu-ibu akan pentingnya kunjungan balita secara rutin. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah hubungan sikap kader dan perilaku menurut ibu yang mempunyai balita terhadap frekuensi penimbangan di posyandu kecamatan teras Boyolali. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan sikap dan perilaku kader menurut ibu yang mempunyai balita terhadap frekuensi penimbangan balita ke posyandu kecamatan teras Boyolali. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ibu ibu balita agar dapat memperhatikan kunjungan ke Posyandu. 2. PELAKSANAAN a. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu kecamatan Teras Boyolali pada Juni b. Alat dan Bahan Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu balita yang menimbangkan balitanya di posyandu kecamatan teras boyolali. Penelitian ini terdiri dari 3 variabel yaitu variabel bebas dalam penelitian ini adalah 18

23 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2014 parilaku (X 1 ) dan sikap kader (X 2 ) menurut ibu yang menimbangkan balita dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah frekuensi penimbangan balita di posyandu kecamatan teras boyolali. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan data primer berupa hasil pengisian kuesioner tentang perilaku dan sikap kader yang mempunyai balita terhadap frekuensi penimbangan balita di posyandu kecamatan teras Boyolali.Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner tentang sikap dan perilaku kader. Uji instrument penelitian tentang sikap dan perilaku kader dilakukan pada Mei Uji validitas dilakukan pada 25 responden r tabel (0,361). Kuesioner tentang sikap kader terdiri dari 30 item pernyataan dari hasil tabel uji validitas semua item valid. kemudian dilakukan uji reliabilitas diperoleh nilai Cronbach s alpha (0,943), maka hal ini menunjukkan bahwa 30 item pernyataan tersebut reliabel untuk dijadikan instrument penelitian. Kuesioner tentang perilaku terdiri dari 12 item pernyataan yang semuanya valid. Kemudian item pernyataan tentang perilaku yang valid dilakukan uji reliabilitas diperoleh nilai Cronbach s alpha (0,914), maka hal ini menunjukkan bahwa 12 item pernyataan tersebut reliabel untuk dijadikan instrument penelitian. Uji statistik dasar dilakukan pertama kali untuk menentukan deskriftif data selanjutnya tehnik analisis data 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 1. Sikap kader Tabel 1. Distribusi Sikap Kader di Posyandu Kecamatan Teras Boyolali Tahun 2014 No. Sikap Jumlah Persentase (%) 1 Baik 56 86,2 2 Cukup 9 13,8 3 Kurang 0 0 Jumlah Data tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas sikap kader kategori baik sebanyak 56 ibu (86,2%), dan sikap kader kategori cukup sebanyak 9 ibu (13,8%). 2. Perilaku Kader Tabel 2. Distribusi Perilaku Kader di posyandu Kecamatan Teras Boyolali Tahun 2014 No. Perilaku Jumlah Persentase (%) 1 Baik 47 72,3 2 Cukup 15 23,1 3 Kurang 3 4,6 Jumlah Data tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas perilaku kader dalam kategori baik sebanyak 47 ibu (72,3%), perilaku kader dalam kategori cukup sebanyak 15 ibu (323,1%), dan perilaku kader dalam kategori kurang sebanyak 3 ibu (4,6%). 3. Frekuensi Penimbangan Tabel 3. Distribusi Frekuensi Penimbangan Balita di Posyandu Kecamatan Teras Boyolali Tahun 2014 No Frekuensi Jumlah Persentase (%) 1 Aktif 41 63,1 2 Tidak Aktif 24 36,9 Jumlah Data tabel 3 menunjukkan bahwa frekuensi penimbangan balita dalam kategori aktif sebanyak 41 (63,1%), dan frekuensi penimbangan balita dalam kategori tidak aktif sebanyak 24 anak (36,9%). 4.2 Pengujian Hipotesis 1. Analisis Chi Square Tabel 4. Hasil Uji Chi Square antara sikap kader dengan frekuensi penimbangan balita di Desa Bangsalan Teras, Boyolali, Tahun 2014 Sikap Frekuensi Penimbangan Kader Aktif Tidak Aktif Total Baik Cukup Kurang Chi Square 3,968 Sig. 0,049 Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa nilai X 2 hitung (3,968) > X 2 tabel (3,481), 19

24 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2015 Maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga ada hubungan antara sikap kader dengan frekuensi penimbangan balita. Tabel 5 Hasil Uji Chi Square antara perilaku kader dengan frekuensi penimbangan balita di Desa Bangsalan Teras, Boyolali, Tahun 2014 Perilaku Frekuensi Penimbangan Kader Aktif Tidak Aktif Total Baik Cukup Kurang Chi Square 6,764 Sig. 0,034 Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa nilai X 2 hitung (6,764) > X 2 tabel (3,481), Maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga ada hubungan antara perilaku kader dengan frekuensi penimbangan balita. 4.3 Hubungan sikap kader terhadap frekuensi penimbangan balita Peran kader pada hari buka posyandu sangat besar karena lancar tidaknya kegiatan posyandu ditentukan oleh sejauh mana kemampuan dan peran serta kader untuk melaksanakan fungsinya serta membangun kerjasama yang baik sesama kader, maupun terhadap pembina dan kelompok sasaran posyandu yaitu bayi, balita, ibu hamil dan pasangan usia subur. Data tabel 1. menunjukkan bahwa mayoritas sikap kader kategori baik sebanyak 56 ibu (86,2%), dan sikap kader kategori cukup sebanyak 9 ibu (13,8%). Hal ini dikarenakan besarnya kesadaran kader terhadap kesehatan balitanya, penimbangan balita secara aktif dapat menjadi evaluasi bagi ibu tentang kondisi kesehatan balitanya. Hasil tabulasi silang antara sikap kader dengan frekuensi penimbangan balita menunjukkan bahwa mayoritas sikap kader kategori baik, sebanyak 38 ibu aktif dalam penimbangan balita. Sedangkan 18 lainnya tidak aktif dalam penimbangan balita. Hal ini dikarenakan pembentukan sikap dilator belakangi oleh pendidikan, pengalam an masa lalu, dan lainnya. Tingkat pendidikan dapat memberikan pengaruh terhadap pemahaman tentang sebuah pengalaman dan rangsang yang diberikan melalui belajar dan media lainnya dimana semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi pula tingkat keterampilan dalam hubungan interpersonal serta semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai seseorang, maka besar keinginan untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan. Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa nilai X 2 hitung (3,968) > X 2 tabel (3,481), Maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga ada hubungan antara sikap kader dengan frekuensi penimbangan balita. Hasil tersebut sesuai dengan teori Notoatmodjo, (2007) bahwa sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulant atau objek. Setiap tindakan selalu diawali oleh proses yang cukup kompleks. Sebagai titik awal penerimaan suatu stimulus, sementara dalam individu terjadi perasaan, perhatian, dan pengambilan keputusan. Hasil analisa penelitian ini antara sikap kader dan frekuensi penimbangan memiliki hubungan bagian dari tindakan, sehingga ketika seseorang memiliki sikap yang baik dalam memberi pelayanan kepada masyarakat, maka tindakan seseorang tersebut cenderung akan positif. 4.4 Hubungan perilaku kader terhadap frekuensi penimbangan balita Kader Posyandu tidaklah bekerja dalam suatu ruangan yang tertutup, namun mereka itu bekerja dan berperan sebagai seorang pelaku dari sebuah sistem kesehatan, karena itulah mereka harus dibina, dituntun serta didukung oleh para pembimbing yang lebih terampil dan berpengalaman. Hal ini bertujuan agar kader posyandu dapat melakukan fungsinya dengan baik. Oleh karena itu perilaku kader harus mencerminkan tujuan dari pelayanan. Ketika kader memberi contoh perilaku yang baik, maka masyarakat seyogyanya akan mengikuti perilaku kader posyandu tersebut. Data tabel 2. menunjukkan bahwa mayoritas perilaku kader dalam kategori baik sebanyak 47 ibu (72,3%), perilaku kader dalam kategori cukup sebanyak 15 ibu (23,1%), dan perilaku kader 20

25 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2014 dalam kategori kurang sebanyak 3 ibu (4,6%). Perilaku kader dilatarbelakangi beberapa faktor, diantaranya pengetahuan. Semakin tinggi pengetahuan ibu, semakin sering hadir ke posyandu untuk menimbang dan memantau pertumbuhan balitanya. Perubahan perilaku ini dimulai dengan adanya pengetahuan atau pengalaman belajar yang didapat kemudian timbul terhadap objek yang dikenalkan, selanjutnya terbentuklah sikap yang merupakan dorongan yang terjadinya perubahan perilaku. Disamping itu ibu-ibu yang tidak mau membaca informasi ada beberapa sumber informasi tentang posyandu mempunyai kecenderungan tidak menimbang dan memantau pertumbuhan balitanya ke posyandu. Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa nilai X 2 hitung (6,764) > X 2 tabel (3,481), Maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga ada hubungan antara perilaku kader dengan frekuensi penimbangan balita. Hal ini sesuai dengan (Departemen Kesehatan RI, 2002) bahwa pengembangan Posyandu, petugas kesehatan atau pihak puskesmas diharapkan merupakan pendamping yang akan memotivasi masyarakat untuk pelaksana kegiatan posyandu. Oleh hal ini maka kader sudah seharusnya memberi role mode bagi masyarakat, dalam hal ini adalah berperilaku baik sesuai dengan tugas mereka di posyandu yang mendukung frekuensi penimbangan balita khususnya di Desa Bangsalan Teras, Boyolali. 4.5 Hubungan sikap kader dan perilaku kader terhadap frekuensi penimbangan balita Permasalahan gizi di Indonesia merupakan masalah yang cukup berat dan komplit, pada hakekatnya disebabkan keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya pengetahuan tentang nilai gizi dari makanan yang ada. Upaya peningkatan status gizi pada balita di posyandu dilaksanakan oleh kader posyandu di lingkungan tersebut dengan dibantu pihak puskesmas setempat. Kader posyandu merupakan kelompok yang paling sering berinteraksi dengan masyarakat sehingga mempunyai kedudukan yang sangat strategis dan sarana yang efektif dalam mengkomunikasikan pesan-pesan yang berhubungan dengan masalah kesehatan baik di posyandu maupun di lingkungan sekitarnya, untuk itu diperlukan sikap dan perilaku yang mendukung. Hasil nilai Nagelkerke sebesar 0,167 yang berarti 16,7 persen variasi dari frekuensi penimbangan balita dapat dijelaskan oleh sikap dan perilaku kader, sedangkan sisanya sebesar 83,3% diterangkan oleh variabel lain di luar variabel penelitian ini. Hasil analisis tersebut menyimpulkan bahwa tindakan ibu dalam melakukan pe nimbangan secara aktif dipengaruhi oleh sikap dan perilaku kader dalam memberikan pe layanan posyandu. Semakin baik sikap dan perilaku kader, maka akan mendorong ibu balita dalam melakukan penimbangan secara aktif. Meskipun tidak yang baik dari kader mampu meningkatkan semangat dan antusias masyarakat untuk mengetahui kondisi balitanya melalui penimbang an yang sesuai jadwal. Hasil analisa regresi logistik diperoleh nilai bahwa sikap kader mempunyai hubungan posi- penimbangan balita, karena nilai sig.(0,106) > menandakan bahwa perilaku kader mempunyai pengaruh positif terhadap frekuensi penimbangan balita. Dari sini dapat dikatakan bahwa semakin baik perilaku kader maka akan berdampak pada frekuensi penimbangan yang aktif. Hasil odd ratio menunjukkan bahwa, sikap kader memiliki peluang 4,6 kali lipat meningkatkan tindakan ibu dalam melakukan penimbangan balita secara aktif. Sedangkan sikap kader memiliki peluang 1,6 kali lipat meningkatkan tindakan ibu dalam melakukan penimbangan balita secara aktif. 5. KESIMPULAN a. Ada hubungan antara sikap kader dengan frekuensi penimbangan balita. Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa nilai X 2 hitung (3,968) > X 2 tabel (3,481), dengan b. Ada hubungan antara perilaku kader dengan frekuensi penimbangan balita. Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa nilai X 2 hitung (6,764) > X 2 tabel (3,481), dengan 21

26 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2015 c. Ada hubungan antara sikap kader dan perilaku kader terhadap frekuensi penimbang an balita. Hasil nilai Nagelkerke sebesar 0,167 yang berarti 16,7 persen variasi dari frekuensi penimbangan balita dapat dijelaskan oleh sikap dan perilaku kader, sedangkan sisanya sebesar 83,3% diterangkan oleh variabel lain di luar variabel penelitian ini. SARAN a. Bagi responden Hasil penelitian ini dapat memberi informasi dan menambah pengetahuan, khususnya ibuibu balita untuk melakukan penimbangan sesuai yang telah dijadwalkan. b. Bagi Kader Posyandu Hasil penelitian ini dapat memberikan pendidikan kesehatan yang optimal pada masyarakat serta meningkatkan partisipasi ibu untuk berkunjung ke posyandu. c. Bagi Peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat sebagai masukan dan memotivasi peneliti lain dalam meneliti tentang frekuensi penimbangan balita dengan faktor lain yang berbeda diluar penelitian ini. 6. REFERENSI Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta. Azwar, S Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Budioro Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang: FKM Undip Depkes R.I Keadaan Gizi. From =jumlah+fre kuensi+penimbangan+balita+di+posyandu+ DINKES+Semarang&btnG=Telusuri+deng an+dengan+google&meta. Dinas PMKB Pedoman Pelaksanaan Revitalisasi Posyandu. Jawa Tengah Jawa Tengah tahun Semarang : Dinkes Budiarto, E Biostatistik Kesehatan. Jakarta : EGC Ghozali, I. (2004). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Green, L Health Promotion Planning and Educational Enviromental Approach. Se- USA. Notoatmodjo Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Rineka Cipta Notoatmodjo Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Sugiyono Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta. Supariasa Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC -oo0oo- 22

27 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2014 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HIV/AIDS DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI PMTCT (PREVENTION-MOTHER-TO-CHILD-TRANSMISSION) DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Mei Lina Fitri Kumalasari 1), Oktavianus 2) 1 Prodi D-III Kebidanan, STIkes Kusuma Husada Surakarta meilinav3@gmail.com 2 Prodi D-III Kebidanan, STIkes Kusuma Husada Surakarta oktavianus_nurse@yahoo.co.id ABSTRAK Pandemi HIV / AIDS selalu meningkat setiap tahunnya. Transmisi ibu ke anak merupakan salah satu risiko tinggi HIV / AIDS. Salah satu program pemerintah dalam mengatasi kasus seperti ini layanan PMTCT, tapi motivasi ibu hamil untuk PMTCT ikuti masih terhambat oleh beberapa hal, seperti pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang HIV / AIDS dengan motivasi ibu untuk mengikuti PMTCT di Rumah Sakit Dr.Moewardi Surakarta. Jenis penelitian merupakan observasional analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu hamil di Rumah Sakit Dr. Moewardi. Sampel terdiri dari 22 ibu hamil diambil dengan menggunakan accidental sampling. Data dianalisis dengan menggunakan regresi linier sederhana dengan menggunakan SPSS versi 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan sakit Dr.Moewardi Surakarta (p = 0,01). Ada hubungan positif antara pengetahuan ibu tentang HIV / AIDS dan motivasi untuk mengikuti PMTCT di Rumah Sakit Dr.Moewardi Surakarta Kata kunci: pengetahuan, motivasi, HIV, AIDS, PMTCT ABSTRACT HIV/AIDS pandemic always increases over years.mother to child transmission is one of the high risk of HIV / AIDS. One of the government programs in coping with such the case is PMTCT services, but the motivation of pregnant women for PMTCT follow still hampered by several things, such as knowledge. This study aims to analyze the relationship between knowledge about HIV / AIDS with maternal motivation to follow PMTCT in Dr.Moewardi Surakarta hospital. This study is a quantitative analytic observational with cross sectional approach. The study population was pregnant women in Dr.Moewardi Hospital. The sample consisted of 22 pregnant women were taken using accidental sampling. The data was analyzed using simple linear regression using SPSS AIDS with the following motivation PMTCT in hospitals Dr.Moewardi Surakarta (p = 0.01). There is a positive relationship between maternal knowledge about HIV / AIDS and motivation to follow PMTCT Dr.Moewardi Surakarta Hospital Keywords: knowledge, motivation, HIV, AIDS, PMTCT 23

28 Jurnal KesMaDaSka - Januari PENDAHULUAN HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang mendapatkan perhatian khusus dunia kesehatan. Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan HIV/AIDS. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini, namun pandemi HIV/AIDS dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan secara global (Bappenas, 2004). Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Tahun 2005 ditemukan kasus HIV sebanyak 859 kasus dan kasus AIDS sebanyak kasus, namun laporan triwulan kedua pada tahun 2013 angka kejadian HIV meningkat menjadi kasus dan AIDS sebanyak 780 kasus (Depkes RI, 2013). Angka kejadian HIV/AIDS di Jawa Tengah pada tahun 2005 ditemukan sebanyak 47 kasus HIV, sedangkan dari bulan Januari sampai Juni 2013 ditemukan sebanyak 765 kasus HIV dan 175 kasus AIDS. Jawa Tengah pada Januari sampai Juni 2013 menempati posisi penderita HIV terbanyak nomor 6 dan AIDS peringkat 1 di Indonesia (Depkes RI, 2013). Faktor resiko AIDS banyak terjadi pada penasun, heteroseksual, homoseksual, biseksual, donor darah dan produk darah lainnya serta dari ibu ke anak. Pada bulan Januari sampai dengan Juni 2013 ditemukan 36 kasus AIDS yang ditularkan dari ibu ke anak. Departemen Kesehatan RI memperkirakan jika di Indonesia setiap tahun terdapat ibu hamil positif HIV yang melahirkan bayi, berarti akan lahir sekitar bayi dengan HIV positif tiap tahun. Ini akan terjadi jika tidak ada intervensi. Resiko penularan HIV dari ibu ke bayi berkisar 24-25%. Namun, resiko ini dapat diturunkan menjadi 1-2% dengan tindakan intervensi bagi ibu hamil HIV positif, yaitu melalui layanan konseling dan tes HIV sukarela, pemberian obat antiretroviral, persalinan sectio caesaria, serta pemberian susu formula untuk bayi (Depkes RI, 2008). Program pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi dapat melalui layanan PMTCT (Prevention-Mother-To-Child-Transmission). Kegiatan dari program tersebut antara lain konseling dan tes HIV sukarela, pemberian obat antiretroviral, persalinan yang aman, dan pemberian makanan bayi (KPA, 2010). Sedangkan fasilitas pelayanan tersebut di Surakarta terdapat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, RS Dr. Oen Surakarta dan Puskesmas Manahan, Puskesmas Sangkrah, Puskesmas Stabelan dan BBKPM Surakarta (Depkes RI, 2013). Pemanfaatan PMTCT akan berjalan dengan baik apabila pemerintah dan tenaga kesehatan dapat mengetahui apa saja yang menjadi hambatan dalam motivasi ibu hamil mengikuti PMTCT. Apabila PMTCT dapat berjalan dengan baik, maka HIV/AIDS akan lebih dapat dikurangi. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubung an antara pengetahuan tentang HIV. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menurunkan angka kejadian HIV/AIDS pada penularan dari ibu hamil ke bayinya melalui peningkatan program PMTCT. 2. PELAKSANAAN a. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di Poliklinik Kebidanan Dan penyakit Kandungan RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Waktu penelitian dilaksanakan selama 6 bulan. b. Alat dan Bahan Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memerikdsakan kehamilan di RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Penelitian ini menggunakan accidental sampling. Jumlah sampel yang didapatkan adalah 22 ibu hamil. 3. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil tentang HIV/AIDS, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah motivasi mengikuti PMTCT. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Kuesioner 24

29 Jurnal KesMaDaSka - Januari 2014 tentang pengetahuan tentang HIV/AIDS terdiri dari 35 item pernyataan dan dari hasil uji validitas menunjukkan 28 pernyataan yang valid. Kuesioner tentang motivasi mengikuti PMTCT menunjukkan terdapat 17 pernyataan yang valid. Uji reliabilitas instrumen ini peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Pernyataan kuesioner tentang pengetahuan yang valid dilakukan uji reliabilitas diperoleh nilai Cronbach s alpha (0,939), kuesioner motivasi mengikuti PMTCT mempunyai nilai Cronbach s alpha (0,940) maka hal ini menunjukkan bahwa kuesioner tersebut reliabel untuk dijadikan instrument penelitian. Analisis data yang digunakan adalah Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan variabel penelitian secara deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel penelitian. Analisis menggunakan uji statistik regresi linier sederhana. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Tabel 1 Karakteristik Responden No. Variabel Keterangan % 1. Pengetahuan 13-17,67 17,68-22,35 22,36-27 Rendah Cukup Tinggi 13(59,09) 3 (13,64%) 6( 27,27%) 2. Motivasi 26-37,67 37,68-49,35 49,36-61 Rendah Cukup Tinggi 5 (22,73%) 10(45,45) 7 (31,82%) Tabel 1 menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan dalam kategori rendah (59,09%) dengan rata-rata 18,5 dalam kategori cukup. Sebagian besar responden (45,45%) mempunyai motivasi dalam karegori cukup dengan rata-rata sebesar 45,90 dalam kategori cukup. Sebelum melakukan uji regresi linier sederhana harus memenuhi uji normalitas dan multikolinieritas. Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Motivasi Mengikuti PMTCT Adjusted R Square Sig CI Pengetahuan Tabel 2 menunjukkan bahwa pengetahuan motivasi mengikuti PMTCT dengan nilai sig- dalam penelitian ini variabel pengetahuan dapat menjelaskan variabel motivasi sebesar 27,70%, sedangkan sisanya 72,30% dijelaskan ooleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 4.2 Hubungan antara Pengetahuan tentang HIV/AIDS Dengan Motivasi Mengikuti PMTCT Menurut Alan dalam Khairurrahman (2009), pemanfaatan pelayanan kesehatan salah satunya dipengaruhi oleh faktor dari konsumen yang berupa pengetahuan. Tahapan pengetahuan, me- 25

GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA KERJA DAN KINERJA DOSEN DI POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA KERJA DAN KINERJA DOSEN DI POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA KERJA DAN KINERJA DOSEN DI POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA Siti Lestari 1) 1 Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Surakarta * lestaristi@yahoo.com ABSTRAK Mutu suatu organisasi

Lebih terperinci

Mahasiswa Magister Keperawatan Komunitas, Universitas Padjadjaran Bandung 2,3,4. Staff Dosen Keperawatan Komunitas Universitas Padjadjaran Bandung

Mahasiswa Magister Keperawatan Komunitas, Universitas Padjadjaran Bandung 2,3,4. Staff Dosen Keperawatan Komunitas Universitas Padjadjaran Bandung FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENCANA EMILIHAN ERTOLONGAN ERSALINAN ADA IBU HAMIL DI KELURAHAN MARGAWATI WILAYAH KERJA USKESMAS ASUNDAN KABUATEN GARUT Erlina Windyastuti 1), Sheizi rista Sari 2),

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi:

Lebih terperinci

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIPAHUTAR KECAMATAN SIPAHUTAR KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2012 Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara di dunia memiliki konsep pemeriksaan kehamilan yang berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU Rita Afni Kebidanan STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Lebih terperinci

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU HAMIL MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA TRIMESTER II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR Rini Nari Pasandang 1, Ernawati 2, Sri Wahyuni

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR

HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR The Relationship of Leadership Quality on the Worker Performance at Public Health Center of Tamalanrea Makassar

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti HUBUNGAN SIKAP BU HAMIL TENTANG KUNJUNGAN KEHAMILAN DENGAN KELENGKAPAN KUNJUNGAN ANC PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Kartika Dewi

Lebih terperinci

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III (Motivation and Obedience of Antenatal Care (ANC) Visit of 3rd Trimester Pregnant Mother) Ratna Sari Hardiani *, Agustin

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ENNY ANGGRAENY 201210201017

Lebih terperinci

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU Zulkarnain STIKES Bhakti Husada Bengkulu Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Telp (0736) 23422 Email : stikesbh03@gmail.com

Lebih terperinci

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Factors That Cause Colostrum Giving Women In The Postpartum Camar I Arifin Achmad Province Riau *Dosen STIKes Hangtuah Pekanbaru,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 16 Artika Dewie Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur (Alamat korespondensi dewieartika@gmail.com/82446545) ABSTRAK Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal tergolong

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG THE CORRELATION BETWEEN HUSBAND S SUPPORT WITH FREQUENCY OF PUERPERIAL REPEATED VISITATION IN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan dari Pembangunan Kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan

Lebih terperinci

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb Prodi Kebidanan Bangkalan Poltekkes Kemenkes Surabaya dwwulan1@gmail.com ABSTRAK Setiap jam terdapat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016 HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan. HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS BERUNTUNG RAYA BANJARMASIN Ika Mardiatul Ulfa 1, Hariadi Widodo 2, Siti Zulaiha 2 1 AKBID Sari

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN FACTORS AFFECTING THE OCCURRENCE OF ANEMIA IN PREGNANT WOMEN IN THE VILLAGE OF KONANG

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN FACTORS AFFECTING THE OCCURRENCE OF ANEMIA IN PREGNANT WOMEN IN THE VILLAGE OF KONANG

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014 Suhrawardi 1, Vonny Khresna Dewi 2, Hj. Norlena 3 123 Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rabiatunnisa 1610104257 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG Correlation Between Behavior of Pregnant Women with Antenatal Care Utilization in Puskesmas Antang Nurul Miftah

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013. BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013 Bahtiar, Yusup Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Ranti Lestari 1, Budiman 2 1.Dosen Akademi Kebidanan Cianjur Email : Ranti

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012 Yeti Yuwansyah*, Suyanti**, Aris Wahyuni*** * Dosen Program Studi DIII

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI Dian Pratitis, Kamidah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG. 50 GIZIDO Volume 5 No. 1 Mei 013 Hubungan Pengetahuan Ibu Els Ivi Kulas HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG

Lebih terperinci

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TM III TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN DENGAN PROGRAM JAMPERSAL DI BPM SRI HANDAYANI WELAHAN JEPARA Ummi Haniek 1 INTISARI Salah satu di antara beberapa penyebab terlambatnya

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014 http://jurnal.fk.unand.ac.id 635 Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014 Selvi Indriani Nasution 1, Nur Indrawati Liputo 2, Mahdawaty

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sinergis dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sinergis dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai tingkat derajat kesehatan masyarakat di suatu negara (Depkes

Lebih terperinci

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN: JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH STIKES AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: 2502-4825 E-ISSN: 2502-9495 KECEMASAN DALAM MENJELANG PERSALINAN DITINJAU DARI PARITAS, USIA DAN

Lebih terperinci

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK EFEKTIVITAS PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN P4K PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS KARANGNONGKO KLATEN Sri Wahyuni,

Lebih terperinci

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta ANALISIS AKTOR-AKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN PERSALINAN II PADA MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK JALUR REGULER DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA 3 NASKAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan masa yang sangat sensitif dalam kehidupan wanita, yaitu rentan terhadap timbulnya gangguan secara fisik dan mental. Perawatan kesehatan ibu selama

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT Puji Hastuti Poltekkes Kemenkes Semarang E-mail: pujih75@gmail.com Abstract: The purpose of this cross-sectional research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Pelayanan antenatal care adalah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai standar pelayanan antenatal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu dari 8 tujuan pembangunan millenium atau MDG s (Millenium Development Goals) yang terdapat pada tujuan ke 5 yaitu

Lebih terperinci

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : , HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA - TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN K4 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG Sri Rahayu Universitas Singaperbangsa Karawang 1,2 Jl. HS Ronggowaluyo Teluk Jambe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan dalam siklus kehidupan seorang perempuan karena sepanjang masa kehamilannya dapat terjadi

Lebih terperinci

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KELUHAN FISIOLOGIS MASA KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN FREKUENSI ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI BPS KARTIYEM KULON PROGO 1 Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati

Lebih terperinci

**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl Nakula I N Semarang ABSTRACT

**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl Nakula I N Semarang ABSTRACT HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) OLEH BIDAN DI POLI KIA PUSKESMAS DEMPET KABUPATEN DEMAK TAHUN 2016 Juli Sara*), Sri Andarini Indreswari**)

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA Oleh M. Kusumastuty 1, O. Cahyaningsih 2, D.M. Sanjaya 3 1 Dosen Prodi D-III Kebidanan STIKES

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU Jurnal Kesmas Volume 1, No 1, Januari-Juni 2018 e-issn : 2599-3399 HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU Yusmaharani Program Studi

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia Berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik (2008), pada hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Atik Purwandari, Freike Lumy, Feybe Polak Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R.W. Mongisidi Malalayang II Manado ABSTRAK Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011 ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011 Titik Wijayanti, Atik Setiyaningsih & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1 HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1 Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Melakukan penelitian Bidang Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha dalam meningkatkan pelayanan kebidanan dan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari Kesehatan Sedunia tahun 1997, WHO menyatakan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Tika Febriyani*, Ahmad Syahlani 1, Agus Muliyawan 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN An Nadaa, Vol 1 No.2, Desember 2014, hal 72-76 ISSN 2442-4986 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN The Associated

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL Jurnal maternal Dan Neonatal, 12/12 (2016), Hal 1-7 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL Heni Triana,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 Endang Wahyuningsih Latar Belakang Penelitian, Asupan makanan

Lebih terperinci

Alfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK

Alfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK HUBUNGAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN KEPALA RUANG DENGAN MOTIVASI PERAWAT PELAKSANA DALAM MEMBERIKAN LAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KOTA SEMARANG Relationship Management Function Of The

Lebih terperinci

GAMBARAN IBU HAMIL RISIKO TINGGI DI DESA ROWOSARI, KECAMATAN TEMBALANG, KOTA SEMARANG BIMA UTAMA

GAMBARAN IBU HAMIL RISIKO TINGGI DI DESA ROWOSARI, KECAMATAN TEMBALANG, KOTA SEMARANG BIMA UTAMA GAMBARAN IBU HAMIL RISIKO TINGGI DI DESA ROWOSARI, KECAMATAN TEMBALANG, KOTA SEMARANG LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: ARTGA MILA ARDHITA 080201044 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TEMPAT BERSALIN PADA IBU HAMIL (Studi Kasus di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TEMPAT BERSALIN PADA IBU HAMIL (Studi Kasus di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TEMPAT BERSALIN PADA IBU HAMIL (Studi Kasus di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI KESMAS, Vol.7, No.2, September 2013, pp. 55 ~ 112 ISSN: 1978-0575 83 PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI Lina Handayani Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: MUTIARA THEO THERRA AWK 080201146 PROGRAM

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC Jurnal Keperawatan & Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC Nuris Kushayati Program Studi Keperawatan, Akademi Keperawatan Dian Husada

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG Ninda Ayu Pangestuti *), Syamsulhuda BM **), Aditya Kusumawati ***) *)Mahasiswa

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP PENTINGNYA PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS NAMTABUNG KEC. SELARU KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Fasiha (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI PUSKESMAS LINGGA KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014 NUR ANNISA NIM I31110024 Program

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA PENELITIAN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA Sutarmi*, Mardiana Zakir** WHO memperkirakan resiko klematian akibat kehamilan dan persalinandi usia 15 sampai 19 tahun 2 kali

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA Retno Setyo Iswati Tenaga Pengajar Prodi DIII Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI USIA 0-6 BULAN PADA IBU BEKERJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN SEMARANG Disusun Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komitmen Indonesia untuk mencapai MDG s (Millennium Development Goals) mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan memberikan kontribusi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Sariyanti 201410104095 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rien Ariani 201510104286 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PADA INFORMASI MP-ASI DI BUKU KIA DENGAN PEMBERIAN MP-ASI BALITA USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN BANDARHARJO SEMARANG UTARA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, kesehatan menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, serta

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN USIA IBU DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PESAN-PESAN GIZI (PEMBERIAN MP-ASI) DI BUKU KIA DI DESA BULUSULUR KABUPATEN WONOGIRI Disusun Oleh : SRI REJEKI J 300 090 022

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN ANC DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN ANC DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN ANC DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN Shelly Oktavia Mufida*, Virgianti**, Aripal Aris***.....ABSTRAK....... Pelayanan antenatal adalah pelayanan

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN Niken Grah Prihartanti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN Faizatul Ummah.......ABSTRAK....... Perawatan kehamilan yang baik dapat mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE Work Motivation Relationship with Nurse Satisfaction in Inpatient Units of Majene General Hospital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil Kesepakatan Kepala Negara dan Perwakilan dari 189 Negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu masalah penting pencapaian pembangunan kesehatan dunia. Pencapaian program KIA dapat dilihat dari Laporan Pemantauan Wilayah

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013 Jurnal Ilmiah Solusi Vol. 1 No.1 Januari Maret 2014: 55-63 FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013 Sri Rahayu dan Nelly Apriningrum Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM SUMMARY FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN 2012 Tri Rahyani Turede NIM 841409074 Program Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan Keperawatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penurunan AKB (Angka Kematian Bayi) di Indonesia memang mengalami kemajuan yang cukup bermakna, namun demikian tingkat kematian bayi di Indonesia masih tergolong

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN Hesteria Friska Armynia Subratha 1, Ni Wayan Manik Kartiningsih 1 1 Prodi D III Kebidanan, Stikes Advaita

Lebih terperinci

DETERMINAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)

DETERMINAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DETERMINAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) Sri Kustiyati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta (atik.nian@gmail.com,

Lebih terperinci

59 KEPUASAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA PADA IBU HAMIL

59 KEPUASAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA PADA IBU HAMIL Hal: 59-65 Kepuasan dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Usia pada Ibu Hamil 59 KEPUASAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA

Lebih terperinci

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

Muhammadiyah Semarang   ABSTRAK ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG PERAN SERTA TENAGA KESEHATAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PNEUMONIA PADA IBU BALITA USIA 0 5 TAHUN DI PUSKESMAS NGESREP KOTA SEMARANG THE CORRELATION BETWEEN MOTHER S PERCEPTIONS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komplikasi masa kehamilan, persalinan dan nifas merupakan masalah kesehatan yang penting, jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan kematian ibu yang tinggi.tragedi

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL 32 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017 TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL Tri Budi Rahayu 1 1 Stikes Guna Bangsa Yogyakarta,

Lebih terperinci

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMBERIAN ASI DI DESA KENOKOREJO POLOKARTO SUKOHARJO Sri Handayani 1), Wahyuningsih Safitri 2), Wahyu Rima Agustin 2) 1) Program

Lebih terperinci

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA PARITY RELATIONSHIP WITH ANXIETY LEVEL TRIMESTER PREGNANT WOMEN AT III IN HEALTH TEGALREJO YOGYAKARTA

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Suyanti ABSTRAK Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 Hj. Norlena 1, Vonny Khresna Dewi 2, Suhrawardi 3 ABSTRAK Program pengembangan Desa

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Univariat Analisis univariat ini dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel independen maupun varibel dependen.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION OF HIV (PMTCT) OLEH IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA KOTA SEMARANG Dhenok Hajeng Prihestu Leksono, Siti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator utama yang menggambarkan kesejahteraan suatu negara. AKI dipengaruhi faktor-faktor seperti terbatasnya pelayanan

Lebih terperinci