PENGARUH PENGGUNAAN PASIR BESI PADA HEAT ABSORBER PLATE TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLARDESTILLATION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENGGUNAAN PASIR BESI PADA HEAT ABSORBER PLATE TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLARDESTILLATION"

Transkripsi

1 PENGARUH PENGGUNAAN PASIR BESI PADA HEAT ABSORBER PLATE TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLARDESTILLATION Mietra Anggara 1, Denny Widhiyanuriyawan 2, Mega Nur Sasongko 3 Program Studi Teknik Mesin, Universitas Brawijaya Malang Mayjend Haryono 167, Malang 65145, Indonesia Phone : mietraanggara@gmail.com Abstrak Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Kelangkaan dan kesulitan mendapatkan air bersih serta layak pakai mulai muncul dibanyak tempat, salah satunya menimpa masyarakat yang tinggal didaerah pesisir pantai. Dibutuhkan suatu peralatan yang sederhana dan biaya operasi yang murah untuk mengatasi masalah tersebut. Destilasi merupakan salah satu proses pengolahan air laut menjadi air tawar yang relative murah dengan memanfaatkan energi surya. Berbagai penelitian tentang pelat penyerap destilasi air laut tenaga surya (solar destillation) telah dilakukan dalam meningkatkan produktifitas dan efisiensi.dari penelitian sebelumnya meneliti tentang analisa pasir besi dalam meningkatkan efisiensi pelat penyerap panas radiasi matahari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelat penyerap radiasi matahari pada pasir besi memiliki temperatur dan efisiensi lebih tinggi. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian pada pelat penyerap dari bahan pasir besi dengan menggunakan pelat penyerap jenis sirip (fins) dan pelat datar pada solar destillation.hasil penelitian menunjukkan bahwa produktifitas air tawar dan efisiensi solar destillationtertinggi terdapat pada pengujian pelat penyerap pasir besi jenis sirip. Jumlah air tawar yang produksi sebesar 3,7 L/m 2.hari dan efisiensi sebesar 53,55 %. Sedangkan pada pengujian pelat penyerap datar pasir besi jumlah air yang diproduksi sebesar 2,4 L/m 2.hari dan efisiensi sebesar 35,70 % dengan radiasi harian matahari sebesar MJ/m 2.hari. Kualitas air tawar yang dihasilkan sudah memenuhi standar baku air minum, sehingga layak untuk dikonsumsi. Kata kunci : Destilasi, pelat penyerap pasir besi, produktifitas, efisiensi 1. PENDAHULUAN Di Indonesia dibeberapa daerah terjadi kekurangan air bersih pada musim kemarau. Kelangkaan dan kesulitan mendapatkan air bersih serta layak pakai menjadi permasalahan yang mulai muncul dibanyak tempat yang menimpa masyarakat. Sehingga untuk mengatasi kelangkaan air bersih diperlukan metode pengolahan air laut menjadi air tawar yang dikenal dengan proses desalinasi.desalinasi adalah proses pemisahan yang digunakan untuk mengurangi kandungan garam terlarut dari air garam hingga level tertentu sehingga air dapat digunakan [1]. Proses desalinasi yaitu umpan berupa air garam (air laut), menghasilkan air tawar dan garam [2]. Proses pemurnian air laut menjadi air tawar seperti multi-efek penguapan, multi stage distilation, reverse osmosis, dan elektrodialisis. Metode-metode tersebut masih menggunakan biaya operasi yang mahal, sehingga dibutuhkan peralatan yang sederhana dan biaya operasi yang murah yaitu dengan metode destilasi. Destilasi merupakan salah satu proses pengolahan air laut menjadi air tawar yang relative murah dengan memanfaatkan energi surya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada musim kemarau tersedia intensitas radiasi matahari paling besar dalam satu tahun [3]. Tenaga matahari Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

2 merupakan solusi yang menjanjikan untuk menghemat biaya. Selain itu, Indonesia merupakan negara yang memiliki intensitas radiasi matahari yang berlimpah, yaitu rata -rata 1,4 kwh/m 2.hari [4].Dalam penelitian lain, Indonesia memiliki intensitas radiasi matahari rata-rata sebesar 880 W/m 2. Sistem kolektor surya berfungsi untuk mengumpulkan energi radiasi matahari dan mengubahnya menjadi energi panas. Kinerja sistem sangat bergantung pada banyak faktor, antara lain: ketersediaan energi, suhu udara lingkungan sekitar, karakteristik dan bentuk bahan absorber [5]. Pada sistem destilasi air laut yang memanfaatkan tenaga surya sebagai sumber energi, pelat penyerap merupakan salah satu komponen yangsangat berperan penting karena berfungsi menyerap intensitas radiasi matahari dan mengkonversikannya menjadi energi panas serta memindahkannya ke air laut yang berada disampingnya. Kemudian air laut yang dipanaskan akan menguap dan menjadi uap air yang akan menempel pada dinding bawah kaca penutup. Karena posisi kaca penutup yang miring maka uap air akan turun melalui saluran penampung air tawar. Dalam penyerapan dan pemindahan panas pada pelat penyerap dipengaruhi oleh bentuk permukaan, luas permukaan, ketebalan, warna dan bahan dasar yang digunakan dari pelat penyerap. Salah satu penelitian yang dilakukan pada pengujian beberapa bentuk permukaan destilator surya pelat datar dengan luasan yang berbeda. Hasil yang didapatkan bahwa destilator dengan luasan yang paling besar yang menghasilkan penguapan yang tinggi [6]. Dalam penelitian lainnya, meneliti performansi destilasi air laut. Pada penelitian ini membandingkan pelat penyerap bergelombang dengan dilapisi batu krikil, pelat gelombang dan pelat datar. Hasil penelitian menunjukkan produktifitas air kondensat dan efisiensi solar still lebih tinggi pada pelat penyerap bergelombang dilapisi batu kerikil yaitu 1295 ml dan 12,55 % dibandingkan pelat penyerap gelombang yaitu 1250 ml dan 12,33 % dan pelat datar yaitu 755 ml dan 8,48 %. Hal ini disebabkan karena luasan dan nilai koefisien absortifitas dari pelat gelombang yang dilapisi batu kerikil lebih besar dibandingkan dengan pelat datar. Selain itu, intensitas radiasi matahari juga sangat mempengaruhi energi masuk kolektor [7]. Dalam mengembangkan kinerja solar still khususnya pada pelat penyerap, kinerja pelat penyerap solar still dengan membandingkan pelat penyerap jenis fin (sirip), pelat penyerap gelombang dan pelat datar. Seluruh permukaan pada pelat penyerap dilapisi dengan cat hitam untuk meningkatkan absortifitas. Hasil penelitian menunjukkan kinerja efisiensi terbaik pada pelat penyerap jenis fin (sirip) dengan efisiensi sebesar 47,5% dibandingkan dengan pelat penyerap gelombang dengan efisiensi 41% dan pelat datar dengan efisiensi 35%. Hal ini disebabkan karena luasan permukaan pada pelat penyerap jenis fin mampu menyerap radiasi matahari yang lebih besar dan laju perpindahan panas ke fluida kerja yang baik dibandingkan dengan pelat penyerap gelombang dan pelat datar [8]. Pada penggunaan bahan penyerap panas juga mempunyai peran penting dalam meningkatkan produktifitas dan efisiensi solar still. Penelitian dilakukan dengan menggunakan tiga bahan penyerap berbeda. Bahan penyerap (a) logam dilapisi busa, (b) logam dilapisi spons liat dan (c) batuan vulkanik hitam. Solar still keempat digunakan sebagai acuan tanpa bahan penyerap. Hasil menunjukkan dengan bahan penyerap memberi produktifitas yang lebih baik dari pada solar still yang tidak menggunakan bahan penyerap panas. Produktifitas yang dihasilkan di batu hitam adalah 50% sedangkan untuk logam dilapisi spons 28 % dan logam dilapisi spons liat 43%. Namun terdapat masalah korosi di logam yang dilapisi spons [9]. Penelitian selanjutnya tentang analisa pasir besi untuk meningkatkan efisiensi pelat penyerap panas radiasi matahari. Dalam penelitian ini peneliti membandingkan pelat penyerap pasir besi tanpa campuran dengan pelat penyerap beton cor dengan campuran pasir besi serta pelat penyerap beton cor tanpa campuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelat penyerap radiasi matahari pada pasir besi tanpa campuran memiliki temperatur dan efisiensi lebih tinggi dibandingkan dengan pelat penyerap beton cor dengan campuran pasir besi dan pelat penyerap beton cor tanpa campuran. Hal ini disebabkan karena nilai absorbsifitas yang tinggi pasir besi dan kepadatan pelat penyerap sehingga mampu menyerap radiasi matahari pada seluruh permukaan pelat penyerap sehingga mengakibatkan peningkatan pada efisiensinya. Namun perlu pengembangan penelitian lebih lanjut dari pasir besi untuk 346 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

3 mengetahui pengaruhi penyerapan radiasi matahari baik digunakan pada solar still atau water heater [10]. Dari latar belakang permasalahan diatas maka perlu dilakukan pengembangan penelitian selanjutnya mengenai bagaimanakah pengaruh penggunaan pasir besi pada heat absorber plate terhadap produktifitas dan efisiensi solardestillation. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan dasar dari pasir besi dalam meningkatkan produktifitas air tawar dan efisiensi solar destillationserta kualitas air yang dihasilkan. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental skala laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pasir besi pada heat absorber plate terhadap produktifitas dan efisiensi solardestillation. 2.1 Bahan dan Alat Penelitian Bahan Penelitian Bahan penelitian yang digunakan air laut yang diubah menjadi air tawar dengan pemanfaatan energi matahari. Selain itu untuk pelat penyerap sirip digunakan dari bahan pasir besi. Alat Penelitian Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah solar still dengan pelat penyerap jenis sirip. Spesifikasi alat sebagai berikut : Pelat penyerap jenis sirip dengan panjang pelat penyerap : 60 cm, lebar pelat penyerap : 40 cm, tinggi dinding bagian depan : 15 cm, tinggi dinding bagian belakang :34 cm. Kaca penutup satu sisi tebal 3 mm dengan orientasi menghadap utara-selatan. Isolator dari bahan styreofoam dengan ketebalan 5 cm. Sudut kemiringan kaca penutup 18 o. Dinding menggunakan kaca bening 5 mm. Tandon penampung air laut dan air kondensat. 2.2 Variabel Penelitian Pada penelitian ini terdapat 3 variabel penelitian yang digunakan, yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel terkontrol. Variabel bebas adalah pelat penyerap jenis sirip dan pelat datar dari bahanpasir besi. Variabel terikatnya adalah energi berguna pelat penyerap (Qu), produksi air kondensat (m p ), dan efisiensi solar still (%). Sedangkan variabel terkontrolnya adalah air laut yang diambil di pantai Sendang Biru Kabupaten Malang. Campuran pasir besi dan semen dalam pembuatan pelat penyerap yaitu 1 : 3 (1 takaran semen dan 3 takaran pasir) dan air dalam perbandingan campuran yang tepat. 2.3 Instalasi Penelitian Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

4 Gambar 1. Instalasi Penelitian 2.3 Prosedur Pengambilan Data Pengamabilan data dimulai pada pukul sampai dengan pukul WIB dalam kondisi cuaca cerah dengan prosedur sebagai berikut. Tahap awal meletakkan 2 buah alat solar still dibawah radiasi matahari secara langsung, dan memposisikannya sesuai dengan arah matahari untuk daerah Malang dengan posisi 7,95 LS dan 112,06 BT untuk tanggal 18 hingga 29 April Posisi matahari akan cenderung pada lintang utara, sehingga alat solar still diposisikan menghadap utara - selatan. Kemudian menuangkan air laut ke dalam alat solar still dengan jumlah yang yang sudah ditentukan yaitu 4 liter, tidak dilakukan penambahan air dalam jangka waktu satu hari. Untuk mengetahui berapa liter air tawar yang dapat dihasilkan dalam waktu satu hari. Selanjutnya melakukan pengukuran bertahap setiap selang waktu 5 menit terhadap intensitas radiasi matahari, temperatur lingkungan, temperatur permukaan kaca, temperatur air laut, dan temperatur pelat penyerap. Kemudian mengukur jumlah air tawar yang dihasilkan selama satu hari. Tahap akhir melakukan pengulangan pengujian untuk mendapatkan hasil yang optimal. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Intensitas Radiasi Matahari Total Radiasi Total (W/m 2 ) :00:15 8:25:15 8:50:15 9:15:15 9:40:15 10:05:15 10:30:15 10:55:15 11:20:15 11:45:15 12:10:15 12:35:15 13:00:15 13:30:15 13:55:15 14:20:15 14:45:15 Waktu (Menit) Rad. Total (W/m2) Rad. Total (W/m2) Rad. Total (W/m2) Rad. Total (W/m2) Gambar 2. Hubungan intensitas radiasi matahari total terhadap waktu 348 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

5 Radiasi matahari yang direkam oleh data logger menggunakan pyranometer selama pengujian cukup bervariasi, namun membentuk pola yang sama. Radiasi total yang diterima mulai pukul WIB naik perlahan-lahan kemudian akan mencapai puncaknya antara pukul sampai dengan pukul Setelah itu radiasi matahari yang diterima mengalami penurunan secara perlahan hingga pukul Radiasi matahari total yang diterima oleh pyranometer bervariasi yaitu 252,34 W/m 2 pada pagi hari, 928,07 W/m 2 pada siang hari dan 258,63W/m 2 pada sore hari. Proses penguapan terjadi karena intensitas radiasi matahari diserap oleh pelat penyerap kemudian memanaskan air laut didalam basin, sehingga air laut menjadi uap air. Intensitas radiasi matahari untuk setiap waktunya berbeda (gambar 2), hal ini disebabkan kondisi cuaca berawan atau mendung. Intensitas radiasi matahari yang diterima oleh solar still berpengaruh terhadap produksi air kondensat dan efisiensi solar still. Karena semakin besar intensitas radiasi matahari yang diserap oleh pelat penyerap menunjukkan semakin besar energi yang diterima oleh pelat penyerap yang digunakan untuk menguapkan air laut didalam basin. Sehingga dengan peningkatan intensitas radiasi matahari dapat meningkatkan produksi air kondensat dan efisiensi solar still. 3.2 Perbandingan energi berguna pada pelat penyerap terhadap intensitas radiasi matahari Untuk dapat mengetahui kemampuan penyerapan panas radiasi matahari yang dilakukan oleh kedua alat solar still. Dapat kita tinjau melalui radiasi matahari yang diterima diubah menjadi energi panas pada pelat penyerap. Energi panas yang diubah tersebut menjadi energi berguna yang digunakan untuk menguapkan air laut menjadi uap air dapat kita lihat pada gambar dibawah ini. Energi Berguna (Qu, Watt) Intensitas Matahari(W/m 2 ) Energi Berguna (Qu, Watt) :00:15 8:30:15 9:00:15 9:30:15 10:00:15 10:30:15 11:05:15 11:35:15 12:05:15 12:35:15 13:05:15 13:35:15 14:05:15 14:35:15 Waktu (Menit) Plat Penyerap Fin pasir besi Intensitas Matahari (a) (b) Plat Datar Pasir Besi 8:00:15 8:30:15 9:00:15 9:30:15 10:00:15 10:30:15 11:05:15 11:35:15 12:05:15 12:35:15 13:05:15 13:35:15 14:05:15 14:35:15 Waktu (Menit) Pelat penyerap Fin pasir besi Intensitas Matahari Plat Datar Pasir Besi Intensitas Matahari (W/m2) Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

6 Energi Berguna (Qu, Watt) Intensitas Matahari (W/m2) 8:00:15 8:30:15 9:00:15 9:30:15 10:00:15 10:30:15 11:05:15 11:35:15 12:05:15 12:35:15 13:05:15 13:35:15 14:05:15 14:35:15 Pelat penyerap Fin pasir besi Intensitas Matahari Waktu (Menit) Plat datar Pasir Besi (c) Gambar 3. Hubungan perbandingan energi berguna pelat penyerap pasir besi. (a) 22 April 2016, (b) 25 April 2016, dan (c) 29 April Energi berguna merupakan energi panas yang dihasilkan pelat penyerap dari radiasi matahari untuk memanaskan air laut yang berada disampingnya selama proses. Pada gambar 3. (a), (b) dan (c) menunjukkan bahwa rata-rata panas yang digunakan untuk mengubah air laut menjadi uap air mengalami pola yang sama dengan intensitas radiasi matahari. Karena intensitas radiasi matahari penyebab utama dalam mempengaruhi naik turunnya kalor yang diterima oleh pelat penyerap. Dari ketiga grafik energi berguna diatas yang ditunjukkan gambar 3. (a), (b) dan (c), terlihat bahwa energi berguna pelat penyeraptype fin pasir besi lebih besar dibandingkan dengan pelat penyerap datar pasir besi. Hal ini disebabkan oleh pengaruh dari energi masuk pelat penyerap dan keluar pelat penyerap. Dimana dalam energi masuk dipengaruhi oleh permukaan pelat penyerap type fin yang mampu menyerap radiasi matahari dan memindahkan ke fluida kerja dengan baik. karena luasan permukaan pada pelat penyerap typefin mampu menyerap radiasi matahari yang lebih besar dan laju perpindahan panas ke fluida kerja yang baik. Selain itu pada pelat penyerap pasir besi yang padat serta jumlah dan luas lubang pori yang sedikit dapat menyebabkan perpindahan panas dari permukaan pasir besi menuju bagian tengah dan bawah lebih sempurna, karena cenderung tanpa rongga. Dengan demikian panas pada seluruh bagian pelat penyerap pasir besi cenderung merata.sehingga energi berguna yang didapatkan mampu memproduksi air tawar tertinggi yang dihasilkan solar still.pada pelat penyerap type fins besar rata-rata energi berguna yang dihasilkan 117,04 Watt dengan produksi air tawar sebesar 3,7 L/m 2. Sedangkan pada pelat penyerap datar besar rata-rata energi berguna yang dihasilkan 98,24 Watt dengan produksi air tawar sebesar 2,4 L/m Pengaruh Pelat Penyerap Type FinDan Datar Pasir Besi Terhadap Produksi Air Tawar. Dari tabel perhitungan produksi air tawar dapat dibuat gambar 4. pengaruh ukuran butir pasir besi dan volume air laut terhadap produksi air tawar sebagai berikut: 350 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

7 Produktifitas Air Tawar (L/m 2 ) Pelat Penyerap 1. Pelat Fin 2. Pelat Datar Gambar 4. Pengaruh pelat penyerap fins dan datar pasir besi terhadap produksi air tawar. Pada gambar 4. terlihat perlakuan pada pelat penyerap type fins dengan intensitas radiasi harian matahari yang cukup tinggi menghasilkan air tawar yang lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan pelat penyerap datar. Kondisi demikian disebabkan oleh penyerapan panas padapelat penyerap yang tinggi sehingga mampu memanaskan air laut dalam basin.tingginya temperatur pelat penyerap pasir besi dalam menyerap panas radiasi matahari disebabkan oleh kepadatan, jumlah dan luas lubang pori. Pada pelat penyerap pasir besi yang padat serta jumlah dan luas lubang pori yang sedikit dapat menyebabkan penyerapan dan perpindahan panas dari permukaan pasir besi menuju bagian tengah dan bawah serta air laut yang berada disamping lebih sempurna, karena cenderung tanpa rongga. Dengan demikian panas pada seluruh bagian pelat penyerap pasir besi cenderung merata. Sifat dari pasir besi dalam menerima panas dan kemudian mentranfer panas keseluruh bagian pasir besi relatif cepat karena memiliki konduktifitas termal yang cukup tinggi karena porositasnya kecil. Sehingga air laut yang dipanaskan akan menguap menjadi uap air yang menempel dipermukaan bagian bawah kaca penutup. Adanya hembusan angin pada permukaan kaca penutup mengakibatkan perbedaan temperatur antara kaca penutup dengan udara sekitar semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh laju perpindahan panas secara konveksi dari permukaan kaca penutup ke udara sekitar bertambah cepat. Perbedaan temperatur antara kaca penutup dengan uap air yang menempel pada permukaan bagian bawah kaca penutup menyebabkan terjadinya proses kondensasi. Proses kondensasi menyebabkan tekanan uap air dipermukaan bagian bawah kaca penutup menurun sehingga menjadi butir-butir air yang mengalir ke penampung yang telah disiapkan. Pada pengujian pelat penyeraptype fins dan pelat penyerap datar dengan radiasi harian matahari yang sama sebesar 16,071 MJ/m 2.hari menghasilkan air tawar yang berbeda. Produksi air tawar tertinggi yang dihasilkan solar still menggunakan pelat penyerap type finsdengan memproduksi air tawar sebesar 3,7L/m 2.hari sedangkan pada produksi air tawar pada pelat penyerap datar sebesar 2,4L/m 2.hari. 3.4 Pengaruh Pelat Penyerap Type Fins Dan Datar Pasir Besi Terhadap Efisiensi Solar Still Dari tabel perhitungan efisiensi dapat dibuat gambar 5. pengaruh ukuran butir pasir besi dan volume air laut terhadap efisiensi solar still sebagai berikut : Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

8 Efisiensi Solar Still (%) Pelat Penyerap Pasir Besi 1. Pelat Fins 2. Pelat Datar Gambar 5. Pengaruh pelat penyerap fins dan datar pasir besi terhadap Efisiensi Solar Still. Efisiensi solar still merupakan perbandingan energi panas yang diserap oleh pelat penyerap terhadap besar radiasi matahari yang diterima oleh solar still melalui luasan permukaan pelat penyerap. Sehingga efisiensi solar still merupakan kemampuan alat untuk menghasilkan air tawar. Pada gambar 5. diatas terlihat pada pengujian pelat penyeraptypefins dan pelat datar dengan radiasi harian matahari yang sama menghasilkan efisiensi solar still yang berbeda. Efisiensi solar still tertinggi yaitu pada pelat penyeraptype finssebesar 53,55% sedangkan pada pelat penyerap datar sebesar 35,70%. Hal ini disebabkan pelat penyerap type fins pasir besi lebih optimal dalam menyerap radiasi matahari yang diubah menjadi energi panas dan konduktifitas termal yang tinggi dalam memindahkan panas ke fluida kerja yang berada disampingnya. Maka mengakibatkan terjadinya proses evaporasi dan kondesasi dalam menghasilkan air tawar sehingga dapat meningkatkan efisiensi solar still. Adapun untuk mengetahui kinerja sistem destilasi dalam pengolahan air laut menjadi air tawar, perlu diketahui kualitas air umpan berupa air laut dan air destilasi yang dihasilkan. Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa kualitas air destilasi yang dihasilkan telah memenuhi baku mutu air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 [11], untuk parameter temperatur, ph, salinitas, konduktivitas, turbiditas, klorida, TDS, besi, kesadahan dan E.coli. Penurunan kandungan garam dalam air asin terjadi secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari parameter konduktivitas, klorida, salinitas dan TDS. Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa sistem destilasi air laut yang diusulkan dalam penelitian ini layak untuk diaplikasikan sebagai instalasi pengolahan air laut. Tabel 1. Kualitas air dalam proses destilasi Parameter Satuan Air Laut Air Destilasi Baku mutu Temperatur o C 24,6-42,5 23,7-31,6 - Kekeruhan NTU 10-5 Rasa - Asin Tidak berasa - Warna TCU 140 0,4 15 ph - 8,79-6,5-8,5 Salinitas % 30,8 - - Konduktifitas µs/cm 194,2 47,3 - Turbitas NTU 42,3-5 Klorida mg/l TDS mg/l Besi (Fe) mg/l - - 0,3 352 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

9 Kesadahan Ca, Mg mg/l Kesadahan Total mg/l E.coli Jmlh/100 ml Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Semakin tinggi intensitas radiasi matahari maka semakin tinggi temperatur pelat penyerap dan temperatur air dalam basin, sehingga dapat meningkatkan laju penguapan dalam memproduksi uap air pada sistem solar still. 2. Pelat penyerap type fins pasir besi berpengaruh terhadap peningkatan produktifitas air tawar dan efisiensi solar still. 3. Produktifitas air tawar dan efisiensi solar still tertinggi terdapat pada pelat penyerap typefinmemproduksi air tawar sebesar 3,7L/m 2.hari dan efisiensi sebesar 53,55 %. Sedangkan pada pelat penyerap datar memproduksi air tawar sebesar 2,4 L/m 2.hari dan efisiensi sebesar 35,70 % dengan radiasi harian matahari sebesar MJ/m 2.hari. 4. Kualitas air tawar yang dihasilkan sudah memenuhi standar baku air minum, sehingga layak untuk dikonsumsi. DAFTAR PUSTAKA [1] Yilmaz, Ibrahim Halil & Soylemez, Mehmet Sait Design and Computer Simulation on MultiEffect Evaporation Seawater Desalination System Using Hybrid Renewable Energy Sources in Turkey. Desalination 291 (2012) [2] Chen, Z., Xie, G., Chen, Z., Zheng, H., Zhuang, C Field Test of A Solar Seawater Desalination Unit with Triple Effect Falling Film Regeneration in Northern China. Solar Energy 86 (2012) [3] Sudjito dan P. Rahardja Prospek aplikasi teknologi distilasi air laut tenaga matahari. Jurnal Ilmu-Ilmu Teknik (Engineering). Vol. 13, No. 2, hlm [4] Astawa, K Pengaruh Penggunaan Pipa Kondensat Sebagai Heat Recorvery Pada Basin Type Solar Still Terhadap Efisiensi, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cakram, Vol 2, No.1, [5] Rahardjo, I., I. Fitriana (2002), Analisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia, Seminar Strategi Penyediaan Listrik Nasional Dalam Rangka Mengantisipasi Pemanfaatan PLTU Batu Bara Skala Kecil, PLN, dan Energi Terbarukan. [6] Sugeng, A., 2005, Pemanfaatan Destilator Tenaga Surya (Solar Energy) untuk Memproduksi air tawar dari air laut.laporan Penelitian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. [7] Astawa, K. & Sucipta, M Analisa Performansi Destilasi Air Laut Tenaga Surya Menggunakan Penyerap Radiasi Surya Tipe Bergelombang Berbahan Dasar Beton, jurnal ilmiah teknik mesin cakram. Vol. 5 no. 1 april 2011 (7-13). [8] Omara ZM, Mofreh Hamed H, & Kabeel AE Performance of finned and corrugated absorbers solar stills under Egyptian conditions. Desalination 2011;277: [9] Abdallah Salah, Mazen Abu-Khader M, & Badran Omar Effect of various absorbing materials on the thermal performance of solar stills. Desalination 2009;242: [10] Pratama, dkk Analisa Pasir Besi Untuk Meningkatkan Efisiensi Pelat Penyerap Panas Radiasi Matahari. Jurnal Proton, Vol 5 No. 2 / Hal [11] Baku Mutu Peraturan Menteri Kesehatan No.492 tahun 2010 tentang air minum. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

PENGARUH UKURAN BUTIR PASIR BESI DAN VOLUME AIR LAUT PADA ABSORBER TYPE FINS SOLAR DISTILLATION TERHADAP PRODUKTIVITAS AIR TAWAR

PENGARUH UKURAN BUTIR PASIR BESI DAN VOLUME AIR LAUT PADA ABSORBER TYPE FINS SOLAR DISTILLATION TERHADAP PRODUKTIVITAS AIR TAWAR Jurnal Rekayasa Mesin Vol.7, No.3 Tahun 16:135-143 ISSN 2477-6041 PENGARUH UKURAN BUTIR PASIR BESI DAN VOLUME AIR LAUT PADA ABSORBER TYPE FINS SOLAR DISTILLATION TERHADAP PRODUKTIVITAS AIR TAWAR Mietra

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN JENIS PLAT PENYERAP KACA DAN PAPAN MIKA TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS AIR MINUM PADA PROSES DESTILASI ENERGI TENAGA SURYA

PENGARUH PERBEDAAN JENIS PLAT PENYERAP KACA DAN PAPAN MIKA TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS AIR MINUM PADA PROSES DESTILASI ENERGI TENAGA SURYA PENGARUH PERBEDAAN JENIS PLAT PENYERAP KACA DAN PAPAN MIKA TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS AIR MINUM PADA PROSES DESTILASI ENERGI TENAGA SURYA Adhie Wisnu Pratama 1*, Juli Nurdiana 2, Ika Meicahayanti

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR LAUT MENJADI AIR BERSIH DAN GARAM DENGAN DESTILASI TENAGA SURYA

PENGOLAHAN AIR LAUT MENJADI AIR BERSIH DAN GARAM DENGAN DESTILASI TENAGA SURYA PENGOLAHAN AIR LAUT MENJADI AIR BERSIH DAN GARAM DENGAN DESTILASI TENAGA SURYA Oleh : Mulyanef, Burmawi dan Muslimin K. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta Jl. Gajah

Lebih terperinci

Kaji Eksperimental Pemisah Garam dan Air Bersih Dari Air LAut Mengunakan Kolektor Plat Alumunium Dengan Mengunakan Energi Surya

Kaji Eksperimental Pemisah Garam dan Air Bersih Dari Air LAut Mengunakan Kolektor Plat Alumunium Dengan Mengunakan Energi Surya Kaji Eksperimental Pemisah Garam dan Air Bersih Dari Air LAut Mengunakan Kolektor Plat Alumunium Dengan Mengunakan Energi Surya Dino Sinatra, Mulyanef dan Burmawi Jurusan Teknik Mesin,FTI.UBH. Email: dinosinatra@yahoo.com

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE Studi Eksperimental Pengaruh Perubahan Debit Aliran... (Kristian dkk.) STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE Rio Adi

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT PENGOLAHAN AIR LAUT MENGGUNAKAN ENERGI SURYA UNTUK MEMPRODUKSI GARAM DAN AIR TAWAR

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT PENGOLAHAN AIR LAUT MENGGUNAKAN ENERGI SURYA UNTUK MEMPRODUKSI GARAM DAN AIR TAWAR KAJI EKSPERIMENTAL ALAT PENGOLAHAN AIR LAUT MENGGUNAKAN ENERGI SURYA UNTUK MEMPRODUKSI GARAM DAN AIR TAWAR Mulyanef *, Rio Ade Saputra, Kaidir dan Duskiardi Jurusan Teknik Mesin Universitas Bung Hatta

Lebih terperinci

PRESTASI SISTEM DESALINASI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN BERBAGAI TIPE KACA PENUTUP MIRING

PRESTASI SISTEM DESALINASI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN BERBAGAI TIPE KACA PENUTUP MIRING PRESTASI SISTEM DESALINASI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN BERBAGAI TIPE KACA PENUTUP MIRING Mulyanef Jurusan Teknik Mesin Universitas Bung Hatta Jalan Gajah Mada No.19 Padang, Telp.754257, Fax. 751341 E-mail:

Lebih terperinci

SISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING

SISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING SISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING Mulyanef 1, Marsal 2, Rizky Arman 3 dan K. Sopian 4 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin Universitas Bung Hatta,

Lebih terperinci

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap BAB III METODE PENELETIAN Metode yang digunakan dalam pengujian ini dalah pengujian eksperimental terhadap alat destilasi surya dengan memvariasikan plat penyerap dengan bahan dasar plastik yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BB III METODOLOGI PENELITIN Metode yang digunakan dalam pengujian ini adalah pengujian eksperimental terhadap lat Distilasi Surya dengan menvariasi penyerapnya dengan plastik hitam dan aluminium foil.

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA KOLEKTOR PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN TURBULENCE ENHANCER

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA KOLEKTOR PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN TURBULENCE ENHANCER ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA KOLEKTOR PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN TURBULENCE ENHANCER Nizar Ramadhan 1, Sudjito Soeparman 2, Agung Widodo 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup Edo Wirapraja, Bambang

Lebih terperinci

Studi Alat Destilasi Surya Tipe Basin Tunggal Menggunakan Kolektor Pemanas

Studi Alat Destilasi Surya Tipe Basin Tunggal Menggunakan Kolektor Pemanas Studi Alat Destilasi Surya Tipe Basin Tunggal Menggunakan Kolektor Pemanas Mulyanef Jurusan Teknik Mesin Universitas Bung Hatta, Padang-Indonesia Email : smulyanef@yahoo.com Abstract Experimental investigation

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat Pengering Surya Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada perancangan dan pembuatan alat pengering surya (solar dryer) adalah : Desain Termal 1.

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan ini terus dilakukan beberapa usaha penghematan energi fosil dengan pengembangan energi alternatif yang ramah lingkungan. Salah satunya yaitu dengan pemanfaatan

Lebih terperinci

PENGARUH PELAT PENYERAP GANDA MODEL GELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLECTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER SEDERHANA Ismail N.

PENGARUH PELAT PENYERAP GANDA MODEL GELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLECTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER SEDERHANA Ismail N. PENGARUH PELAT PENYERAP GANDA MODEL GELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLECTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER SEDERHANA Ismail N.R * Abstrak Telah banyak dilakukan usaha meningkatkan kinerja solar water

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-204 Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Coba Lapang Paremeter suhu yang diukur pada penelitian ini meliputi suhu lingkungan, kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi produktivitas

Lebih terperinci

UPAYA PENGADAAN AIR BERSIH BAGI KELOMPOK USAHA BERSAMA NELAYAN PANTAI BOOM DI KELURAHAN KEPATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI

UPAYA PENGADAAN AIR BERSIH BAGI KELOMPOK USAHA BERSAMA NELAYAN PANTAI BOOM DI KELURAHAN KEPATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI Jurnal Pengabdian Masyarakat J-DINAMIKA, Vol., No. 1, Juni 017, P-ISSN: 503-1031, E-ISSN: 503-111 UPAYA PENGADAAN AIR BERSIH BAGI KELOMPOK USAHA BERSAMA NELAYAN PANTAI BOOM DI KELURAHAN KEPATIHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP PRODUKTIVITAS AIR KONDENSAT PADA PERALATAN DESTILASI

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP PRODUKTIVITAS AIR KONDENSAT PADA PERALATAN DESTILASI ISSN 2087-3581 PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP PRODUKTIVITAS AIR KONDENSAT PADA PERALATAN DESTILASI ABSTRACT Hendro Maxwell Sumual 1 With the condition of water shortage in some areas that occurred in

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PERMUKAAN ABSORBER RADIASI MATAHARI PADA SOLAR STILL DAN APLIKASINYA SEBAGAI ALAT DESTILASI AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR

KARAKTERISTIK PERMUKAAN ABSORBER RADIASI MATAHARI PADA SOLAR STILL DAN APLIKASINYA SEBAGAI ALAT DESTILASI AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR J. Sains MIPA, Desember 27, Vol. 13, No. 3, Hal.: 21-25 ISSN 1978-1873 KARAKTERISTIK PERMUKAAN ABSORBER RADIASI MATAHARI PADA SOLAR STILL DAN APLIKASINYA SEBAGAI ALAT DESTILASI AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR

Lebih terperinci

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penggunaan Kolektor Terhadap Suhu Ruang Pengering Energi surya untuk proses pengeringan didasarkan atas curahan iradisai yang diterima rumah kaca dari matahari. Iradiasi

Lebih terperinci

Pengaruh Jumlah Tahapan Penyulingan Terhadap Kualitas Produksi Air Dan Garam

Pengaruh Jumlah Tahapan Penyulingan Terhadap Kualitas Produksi Air Dan Garam 13 Pengaruh Jumlah Tahapan Penyulingan Terhadap Kualitas Produksi Air Dan Garam Johan Andi Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Nusantara PGRI Kediri Jalan K.H.Ahmad Dahlan No. 76 Kediri

Lebih terperinci

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM Vol. 4 No.1. April 2010 (7-15) Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap I Gst.Ketut Sukadana, Made Sucipta & I Made Dhanu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Desain Termal 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T

Lebih terperinci

PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI

PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

Analisa Performansi Destilasi Air Laut Tenaga Surya Menggunakan Penyerap Radiasi Surya Tipe Bergelombang Berbahan Dasar Beton

Analisa Performansi Destilasi Air Laut Tenaga Surya Menggunakan Penyerap Radiasi Surya Tipe Bergelombang Berbahan Dasar Beton Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 5 No.1. April 2011 (7-13) Analisa Performansi Destilasi Air Laut Tenaga Surya Menggunakan Penyerap Radiasi Surya Tipe Bergelombang Berbahan Dasar Beton Ketut Astawa, Made

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Pemanfaatan energi surya memakai teknologi kolektor adalah usaha yang paling banyak dilakukan. Kolektor berfungsi sebagai pengkonversi energi surya untuk menaikan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) VIII

Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) VIII M5-15 Pemanfaatan Arang Untuk Absorber Pada Destilasi Air Enegi Surya I Gusti Ketut Puja Jurusan Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus III Paingan Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI PADA SOLAR WATER HEATER MENGGUNAKAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN

OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI PADA SOLAR WATER HEATER MENGGUNAKAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN Optimalisasi Penyerapan Radiasi Matahari Pada Solar Water Heater... (Sulistyo dkk.) OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI PADA SOLAR WATER HEATER MENGGUNAKAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN Agam Sulistyo *,

Lebih terperinci

ATAP DESALINASI SEBAGAI SOLUSI PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DI DAERAH PESISIR

ATAP DESALINASI SEBAGAI SOLUSI PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DI DAERAH PESISIR ATAP DESALINASI SEBAGAI SOLUSI PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DI DAERAH PESISIR Ulvi Pri Astuti* Jurusan Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya * *e-mail: ulvipriastuti@gmail.com

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terdiri dari tiga proses, yaitu perancangan,

3. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terdiri dari tiga proses, yaitu perancangan, 3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Desember 2010. Kegiatan penelitian ini terdiri dari tiga proses, yaitu perancangan, pembuatan,

Lebih terperinci

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan Mahasiswa Program S1 Fisika Bidang Fisika Energi Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP PANAS YANG DIHASILKAN SOLAR WATER HEATER (SWH)

PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP PANAS YANG DIHASILKAN SOLAR WATER HEATER (SWH) TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP

Lebih terperinci

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 4 No.2. Oktober 2010 (88-92) Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip Made Sucipta, I Made Suardamana, Ketut Astawa Jurusan

Lebih terperinci

PENYEDIAAN AIR TAWAR DARI PENYULINGAN ENERGI SURYA MENGGUNAKAN TEKNIK REFLEKTOR CERMIN CEKUNG

PENYEDIAAN AIR TAWAR DARI PENYULINGAN ENERGI SURYA MENGGUNAKAN TEKNIK REFLEKTOR CERMIN CEKUNG PENYEDIAAN AIR TAWAR DARI PENYULINGAN ENERGI SURYA MENGGUNAKAN TEKNIK REFLEKTOR CERMIN CEKUNG Muhammad Edisar 1), Usman Malik Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau 28293, Indonesia 1) e-mail : edisar_m@yahoo.com

Lebih terperinci

DESTILATOR TIPE ATAP SETENGAH BOLA (HEMISPHERE) SEBAGAI SUMBER POTENSIAL BAGI PENGADAAN AIR MINUM

DESTILATOR TIPE ATAP SETENGAH BOLA (HEMISPHERE) SEBAGAI SUMBER POTENSIAL BAGI PENGADAAN AIR MINUM DESTILATOR TIPE ATAP SETENGAH BOLA (HEMISPHERE) SEBAGAI SUMBER POTENSIAL BAGI PENGADAAN AIR MINUM Samlawi, Iwan Sanwani, Nikmah Dwiyani Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Kebutuhan Air Tawar Siklus PLTU membutuhkan air tawar sebagai bahan baku. Hal ini dikarenakan peralatan PLTU sangat rentan terhadap karat. Akan tetapi, semakin besar kapasitas

Lebih terperinci

Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar

Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar Philip Kristanto Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin - Universitas Kristen Petra Yoe Kiem San Alumnus Fakultas

Lebih terperinci

Performansi Kolektor Surya Pemanas Air dengan Penambahan External Helical Fins pada Pipa dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor

Performansi Kolektor Surya Pemanas Air dengan Penambahan External Helical Fins pada Pipa dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor B-68 Performansi Kolektor Surya Pemanas Air dengan Penambahan External Helical Fins pada Pipa dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor Dendi Nugraha dan Bambang Arip Dwiyantoro Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOLEKTOR PELAT DATAR SEBAGAI PEMANAS AIR ENERGI SURYA DENGAN JUMLAH PENUTUP SATU LAPIS DAN DUA LAPIS

PEMBUATAN KOLEKTOR PELAT DATAR SEBAGAI PEMANAS AIR ENERGI SURYA DENGAN JUMLAH PENUTUP SATU LAPIS DAN DUA LAPIS PEMBUATAN KOLEKTOR PELAT DATAR SEBAGAI PEMANAS AIR ENERGI SURYA DENGAN JUMLAH PENUTUP SATU LAPIS DAN DUA LAPIS D. Hayati 1, M. Ginting 2, W. Tambunan 3. 1 Mahasiswa Program Studi S1 Fisika 2 Bidang Konversi

Lebih terperinci

PERFORMANSI DESTILASI AIR BENTUK DASAR, REFLEKTOR DAN PARABOLA

PERFORMANSI DESTILASI AIR BENTUK DASAR, REFLEKTOR DAN PARABOLA PERFORMANSI DESTILASI AIR BENTUK DASAR, REFLEKTOR DAN PARABOLA Daniel Parenden, Purwoko Slamet dparenden@yahoo.com Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus ABSTRAK Performansi suatu alat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KAPASITAS PEMANAS AIR KOLEKTOR PEMANAS AIR SURYA PLAT DATAR DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENYIMPAN KALOR

PENINGKATAN KAPASITAS PEMANAS AIR KOLEKTOR PEMANAS AIR SURYA PLAT DATAR DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENYIMPAN KALOR Peningkatan Kapasitas Pemanas Air Kolektor Pemanas Air Surya PENINGKATAN KAPASITAS PEMANAS AIR KOLEKTOR PEMANAS AIR SURYA PLAT DATAR DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENYIMPAN KALOR Suharti 1*, Andi Hasniar 1,

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE-V

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE-V STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE-V Oleh : REZA ARDIANSYAH 2015 100 033 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. DJATMIKO ICHSANI, M.Eng OUTLINE LATAR BELAKANG PERUMUSAN, batasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan air panas pada saat ini sangat tinggi. Tidak hanya konsumen rumah tangga yang memerlukan air panas ini, melainkan juga rumah sakit, perhotelan, industri,

Lebih terperinci

Preparasi pengukuran suhu kolektor surya dan fluida kerja dengan Datapaq Easytrack2 System

Preparasi pengukuran suhu kolektor surya dan fluida kerja dengan Datapaq Easytrack2 System Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. XI No.1 Mei 2011 Preparasi pengukuran suhu kolektor surya dan fluida kerja dengan Datapaq Easytrack2 System Handjoko Permana a, Hadi Nasbey a a Staf Pengajar

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL PENGUJIAN dan PENGOLAHAN DATA

BAB IV. HASIL PENGUJIAN dan PENGOLAHAN DATA BAB IV HASIL PENGUJIAN dan PENGOLAHAN DATA Data hasil pengukuran temperatur pada alat pemanas air dengan menggabungkan ke-8 buah kolektor plat datar dengan 2 buah kolektor parabolic dengan judul Analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Matahari adalah sumber energi tak terbatas dan sangat diharapkan dapat menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di Indonesia masih

Lebih terperinci

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 5 No.1. April 2011 (98-102) Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap Made Sucipta, Ketut

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) B-62 Studi Eksperimental Pengaruh Laju Aliran Air terhadap Efisiensi Thermal pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Penambahan External Helical Fins pada Pipa Sandy Pramirtha dan Bambang Arip Dwiyantoro

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS

TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS Ayu Wardana 1, Maksi Ginting 2, Sugianto 2 1 Mahasiswa Program S1 Fisika 2 Dosen Bidang Energi Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Pengaruh Sudut Kemiringan Kolektor Surya Pelat Datar terhadap Efisiensi Termal dengan Penambahan Eksternal Annular Fin pada Pipa

Pengaruh Sudut Kemiringan Kolektor Surya Pelat Datar terhadap Efisiensi Termal dengan Penambahan Eksternal Annular Fin pada Pipa JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (215 ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print B-31 Pengaruh Sudut Kemiringan Kolektor Surya Pelat Datar terhadap Efisiensi Termal dengan Penambahan Eksternal Annular Fin pada Pipa

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN Studi Eksperimental Pengaruh Sudut Kemiringan... (Nabilah dkk.) STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN Inas Nabilah

Lebih terperinci

DESTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN PEMANAS MATAHARI DENGAN REFLEKTOR CERMIN CEKUNG

DESTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN PEMANAS MATAHARI DENGAN REFLEKTOR CERMIN CEKUNG DESTILASI AIR LAUT MENGGUNAKAN PEMANAS MATAHARI DENGAN REFLEKTOR CERMIN CEKUNG Fanrico Sanjaya Tambunan*, Muhammad Edisar, Juandi M Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI UAP PADA SISTEM MED PLANT. Engkos Koswara Teknik Mesin Universitas Majalengka Abstrak

ANALISIS PRODUKSI UAP PADA SISTEM MED PLANT. Engkos Koswara Teknik Mesin Universitas Majalengka Abstrak ANALISIS PRODUKSI UAP PADA SISTEM MED PLANT Engkos Koswara Teknik Mesin Universitas Majalengka ekoswara.ek@gmail.com Abstrak MED plant merupakan sebuah bagian dari PLTU yang berfungsi untuk mengubah air

Lebih terperinci

PENGARUH SOLAR DISTILLATION BERTINGKAT TERHADAP PRODUKTIFITAS AIR TAWAR DAN KUALITAS GARAM

PENGARUH SOLAR DISTILLATION BERTINGKAT TERHADAP PRODUKTIFITAS AIR TAWAR DAN KUALITAS GARAM PENGARUH SOLAR DISTILLATION BERTINGKAT TERHADAP PRODUKTIFITAS AIR TAWAR DAN KUALITAS GARAM Nova Risdiyanto Ismail 1), Dadang Hermawan 2) ABSTRAK Berbagai teknologi distilasi telah dikembangkan, namun teknologi

Lebih terperinci

4-41. Kata kunci: air asin, desalinasi, tekanan vakum, efisiensi distilator

4-41. Kata kunci: air asin, desalinasi, tekanan vakum, efisiensi distilator DESALINASI AIR ASIN DENGAN PROSES DISTILASI MENGGUNAKAN ENERGI MATAHARI DALAM KONDISI VAKUM SALINE WATER DESALINATION WITH DISTILLATION PROCESS USING SOLAR ENERGY IN VACUUM CONDITION Riana Ayu Kusumadewi

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3845 PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

Lebih terperinci

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik TAMBA GURNING NIM SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik TAMBA GURNING NIM SKRIPSI KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH INTENSITAS CAHAYA DAN LAJU ALIRAN TERHADAP EFISIENSI TERMAL DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR ENERGY DEMONSTRATION TYPE LS-17055-2 DOUBLE SPOT LIGHT SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Tanpa Beban Untuk mengetahui profil sebaran suhu dalam mesin pengering ERK hibrid tipe bak yang diuji dilakukan dua kali percobaan tanpa beban yang dilakukan pada

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS KACA PENUTUP DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER SEDERHANA ABSTRAK

PENGARUH JENIS KACA PENUTUP DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER SEDERHANA ABSTRAK PENGARUH JENIS KACA PENUTUP DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER SEDERHANA Eko Nurhadi 1), Nova R.Ismail 2), Naif Fuhaid 3) ABSTRAK Pemanas air merupakan salah satu peralatan

Lebih terperinci

PENGARUH BESAR LAJU ALIRAN AIR TERHADAP SUHU YANG DIHASILKAN PADA PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN PIPA TEMBAGA MELINGKAR

PENGARUH BESAR LAJU ALIRAN AIR TERHADAP SUHU YANG DIHASILKAN PADA PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN PIPA TEMBAGA MELINGKAR Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 PENGARUH BESAR LAJU ALIRAN AIR TERHADAP SUHU YANG DIHASILKAN PADA PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN PIPA TEMBAGA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONVERSI ENERGI SURYA MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN MODEL ELEVATED SOLAR TOWER

RANCANG BANGUN KONVERSI ENERGI SURYA MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN MODEL ELEVATED SOLAR TOWER RANCANG BANGUN KONVERSI ENERGI SURYA MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN MODEL ELEVATED SOLAR TOWER Oleh: Zainul Hasan 1, Erika Rani 2 ABSTRAK: Konversi energi adalah proses perubahan energi. Alat konversi energi

Lebih terperinci

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas Azridjal Aziz Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK PLAT KOLEKTOR MATAHARI TERHADAP PRODUKSI KONDENSAT

PENGARUH BENTUK PLAT KOLEKTOR MATAHARI TERHADAP PRODUKSI KONDENSAT PENGARUH BENTUK PLAT KOLEKTOR MATAHARI TERHADAP PRODUKSI KONDENSAT Sugiyarta 1), Yohanes Suyoko 2), Joko Sukarno 3) Teknik Mesin dan Teknik Otomotif Politeknik Pratama Mulia Surakarta ABSTRACT The effect

Lebih terperinci

SISTEM PERPINDAHAN PANAS SINGLE BASIN SOLAR STILL DENGAN MEMVARIASI SUDUT KEMIRINGAN KACA PENUTUP. Irfan Santosa ABSTRAK

SISTEM PERPINDAHAN PANAS SINGLE BASIN SOLAR STILL DENGAN MEMVARIASI SUDUT KEMIRINGAN KACA PENUTUP. Irfan Santosa ABSTRAK SISTEM PERPINDAHAN PANAS SINGLE BASIN SOLAR STILL DENGAN MEMVARIASI SUDUT KEMIRINGAN KACA PENUTUP Irfan Santosa ABSTRAK Alat distilator surya tipe basin merupakan alat yang berfungsi sebagai pengubah air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis sumber daya energi dalam jumlah yang cukup melimpah. Letak Indonesia yang berada pada daerah khatulistiwa, maka

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR...xii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK DAN OPTIMASI LUASAN PERMUKAAN PELAT PENYERAP TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER ABSTRAK

PENGARUH BENTUK DAN OPTIMASI LUASAN PERMUKAAN PELAT PENYERAP TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER ABSTRAK PENGARUH BENTUK DAN OPTIMASI LUASAN PERMUKAAN PELAT PENYERAP TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER Arief Rizki Fadhillah 1, Andi Kurniawan 2, Hendra Kurniawan 3, Nova Risdiyanto Ismail 4 ABSTRAK Pemanas

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN ANGIN DAN WARNA PELAT KOLEKTOR SURYA BERLUBANG TERHADAP EFISIENSI DI DALAM SEBUAH WIND TUNNEL

PENGARUH KECEPATAN ANGIN DAN WARNA PELAT KOLEKTOR SURYA BERLUBANG TERHADAP EFISIENSI DI DALAM SEBUAH WIND TUNNEL PENGARUH KECEPATAN ANGIN DAN WARNA PELAT KOLEKTOR SURYA BERLUBANG TERHADAP EFISIENSI DI DALAM SEBUAH WIND TUNNEL Irwin Bizzy, Dendi Dwi Saputra, Muhammad Idris Dwi Novarianto Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

Pengaruh Jarak Pitch Longitudinal Pengganggu Aliran Tersusun Staggered Terhadap Performa Kolektor Surya Pemanas Udara Made Sucipta *, I Putu Surya Pandita, Ketut Astawa Jurusan Teknik Mesin, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan. Metode pengawetan dengan cara pengeringan merupakan metode paling tua dari semua metode pengawetan yang ada. Contoh makanan yang mengalami proses pengeringan ditemukan

Lebih terperinci

ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR

ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR TUGAS AKHIR ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1) Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP RANCANG BANGUN ALAT PENGERING IKAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA PLAT GELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN CYCLONE UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS ALIRAN UDARA PENGERINGAN Lingga Ruhmanto Asmoro NRP. 2109030047 Dosen

Lebih terperinci

ANALISIS KOLEKTOR SEDERHANA BERGELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER

ANALISIS KOLEKTOR SEDERHANA BERGELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER ANALISIS KOLEKTOR SEDERHANA BERGELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER Sutrisno 1), Mustafa 2) 1),2) Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun email : sutrisno_wb@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

SKRIPSI / TUGAS AKHIR SKRIPSI / TUGAS AKHIR ANALISIS PEMANFAATAN GAS BUANG DARI TURBIN UAP PLTGU 143 MW UNTUK PROSES DESALINASI ALBERT BATISTA TARIGAN (20406065) JURUSAN TEKNIK MESIN PENDAHULUAN Desalinasi adalah proses pemisahan

Lebih terperinci

Analisa performansi kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi kecepatan udara

Analisa performansi kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi kecepatan udara Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. No., Juli 2016 (1 6) Analisa performansi kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi kecepatan udara I Kadek Danu Wiranugraha, Hendra Wijaksana dan Ketut

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Sistem Kondensasi Uap Hasil Evaporasi pada Sistem Desalinasi Tenaga Matahari

Studi Eksperimental Sistem Kondensasi Uap Hasil Evaporasi pada Sistem Desalinasi Tenaga Matahari Studi Eksperimental Sistem Kondensasi Uap Hasil Evaporasi pada Sistem Desalinasi Tenaga Matahari Oleh: Khilmi Affandi NRP. 4211106016 Dosen Pembimbing 1: Sutopo Purwono Fitri, S.T., M.Eng, Ph.D NIP : 1975

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Sistem Kondensasi Uap Hasil Evaporasi pada Sistem Desalinasi Tenaga Matahari

Studi Eksperimental Sistem Kondensasi Uap Hasil Evaporasi pada Sistem Desalinasi Tenaga Matahari Studi Eksperimental Sistem Kondensasi Uap Hasil Evaporasi pada Sistem Tenaga Matahari Khilmi Affandi 1) Sutopo P.F. 2) Alam Baheramsyah 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya 60111,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) G-184

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) G-184 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-184 Analisa Kinerja Termal Solar Apparatus Panel pada Alat Destilasi Air Payau dengan Sistem Evaporasi Uap Tenaga Matahari

Lebih terperinci

ANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA

ANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA ANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA Walfred Tambunan 1), Maksi Ginting 2, Antonius Surbakti 3 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Pekanbaru 1) e-mail:walfred_t@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisa Kinerja Alat Destilasi Penghasil Air Tawar dengan Sistem Evaporasi Uap Tenaga Surya

Analisa Kinerja Alat Destilasi Penghasil Air Tawar dengan Sistem Evaporasi Uap Tenaga Surya 1 Analisa Kinerja Alat Destilasi Penghasil Air Tawar dengan Sistem Evaporasi Uap Tenaga Surya Dewi Jumineti 1) Sutopo Purwono Fitri 2) Beni Cahyono 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS,

Lebih terperinci

PEMBUATAN PENGKONVERSI SINAR SURYA MENJADI PANAS GUNA PENYEDIAAN AIR PANAS DALAM RUMAH TANGGA. Suharto. Jurusan Fisika, Universitas Gadjah Mada

PEMBUATAN PENGKONVERSI SINAR SURYA MENJADI PANAS GUNA PENYEDIAAN AIR PANAS DALAM RUMAH TANGGA. Suharto. Jurusan Fisika, Universitas Gadjah Mada Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 PEMBUATAN PENGKONVERSI SINAR SURYA MENJADI PANAS GUNA PENYEDIAAN AIR PANAS

Lebih terperinci

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan TINJAUAN PUSTAKA A. Pengeringan Tipe Efek Rumah Kaca (ERK) Pengeringan merupakan salah satu proses pasca panen yang umum dilakukan pada berbagai produk pertanian yang ditujukan untuk menurunkan kadar air

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK PLAT ARBSORBER PADA SOLAR WATER HEATER TERHADAP EFISIENSI KOLEKTOR. Galuh Renggani Wilis ST.,MT. ABSTRAK

PENGARUH BENTUK PLAT ARBSORBER PADA SOLAR WATER HEATER TERHADAP EFISIENSI KOLEKTOR. Galuh Renggani Wilis ST.,MT. ABSTRAK PENGARUH BENTUK PLAT ARBSORBER PADA SOLAR WATER HEATER TERHADAP EFISIENSI KOLEKTOR Galuh Renggani Wilis ST.,MT. ABSTRAK Energi fosil di bumi sangat terbatas jumlahnya. Sedangkan pertumbuhan penduduk dan

Lebih terperinci

Pengaruh variasi jenis pasir sebagai media penyimpan panas terhadap performansi kolektor suya tubular dengan pipa penyerap disusun secara seri

Pengaruh variasi jenis pasir sebagai media penyimpan panas terhadap performansi kolektor suya tubular dengan pipa penyerap disusun secara seri Jurnal Energi dan Manufaktur Vol 9. No. 2, Oktober 2016 (161-165) http://ojs.unud.ac.id/index.php/jem ISSN: 2302-5255 (p) ISSN: 2541-5328 (e) Pengaruh variasi jenis pasir sebagai media penyimpan panas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI

RANCANG BANGUN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI RANCANG BANGUN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH CHRIST JULIO BANGUN

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Desalinasi Energi Surya Menggunakan Absorber Bentuk Separo Elip Melintang

Rancang Bangun Sistem Desalinasi Energi Surya Menggunakan Absorber Bentuk Separo Elip Melintang Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan ISSN 1693 4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya lam Indonesia Yogyakarta, 22 Februari 2011 Rancang Bangun Sistem Desalinasi Energi

Lebih terperinci

SUDUT PASANG SOLAR WATER HEATER DALAM OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI DI DAERAH CILEGON

SUDUT PASANG SOLAR WATER HEATER DALAM OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI DI DAERAH CILEGON SUDUT PASANG SOLAR WATER HEATER DALAM OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI DI DAERAH CILEGON Caturwati NK, Agung S, Chandra Dwi Jurusan Teknik Mesin Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jend. Sudirman

Lebih terperinci

Pengaruh penggunaan pipa kondensat sebagai heat recovery pada basin type solar still terhadap efisiensi

Pengaruh penggunaan pipa kondensat sebagai heat recovery pada basin type solar still terhadap efisiensi Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM Vol. 2 No. 1, Juni 28 (34 41) Pengaruh penggunaan pipa kondensat sebagai heat recovery pada basin type solar still terhadap efisiensi Ketut Astawa Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

PERFORMANCE ANALYSIS OF FLAT PLATE SOLAR COLLECTOR WITH ADDITION OF DIFFERENT DIAMETER PERFORATED FINS ARE COMPILED BY STAGGERED

PERFORMANCE ANALYSIS OF FLAT PLATE SOLAR COLLECTOR WITH ADDITION OF DIFFERENT DIAMETER PERFORATED FINS ARE COMPILED BY STAGGERED PERFORMANCE ANALYSIS OF FLAT PLATE SOLAR COLLECTOR WITH ADDITION OF DIFFERENT DIAMETER PERFORATED FINS ARE COMPILED BY STAGGERED Author Guidance : Agus Junianto : Ketut Astawa, ST., MT Ir. Nengah Suarnadwipa,

Lebih terperinci

STUDI PERFORMANSI ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR STUDY OF WATER HEATER PERFORMANCE USING FLAT PLAT SOLAR COLLECTOR

STUDI PERFORMANSI ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR STUDY OF WATER HEATER PERFORMANCE USING FLAT PLAT SOLAR COLLECTOR STUDI PERFORMANSI ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR STUDY OF WATER HEATER PERFORMANCE USING FLAT PLAT SOLAR COLLECTOR Darwin 1*), Hendri Syah 1), Sujan Yadi 1) 1) Program Studi

Lebih terperinci

Pengaruh jumlah haluan pipa paralel pada kolektor surya plat datar absorber batu kerikil terhadap laju perpindahan panas

Pengaruh jumlah haluan pipa paralel pada kolektor surya plat datar absorber batu kerikil terhadap laju perpindahan panas Dinamika Teknik Mesin 6 (2016) 127-133 Pengaruh jumlah haluan pipa paralel pada kolektor surya plat datar absorber batu kerikil terhadap laju perpindahan panas M. Wirawan*, R. Kurniawan, Mirmanto Teknik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA ALAT DESTILATOR AIR LAUT MENGGUNAKAN ENERGI LISTRIK JURNAL

RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA ALAT DESTILATOR AIR LAUT MENGGUNAKAN ENERGI LISTRIK JURNAL RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA ALAT DESTILATOR AIR LAUT MENGGUNAKAN ENERGI LISTRIK JURNAL Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh: ANDI GORA PRASETYA 105060407111007 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan Variasi bahan dan warna atap bangunan untuk Menurunkan Temperatur Ruangan akibat Pemanasan Global Nasrul Ilminnafik 1, a *, Digdo L.S. 2,b, Hary Sutjahjono 3,c, Ade Ansyori M.M. 4,d dan Erfani M 5,e 1,2,3,4,5

Lebih terperinci

POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA KMT-8 Marwani Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, Palembang Prabumulih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis Energi Unit Total Exist

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang   Jenis Energi Unit Total Exist 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari, misalnya dalam bidang industri, dan rumah tangga. Saat ini di Indonesia pada umumnya masih menggunakan

Lebih terperinci

Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar

Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar JURNA TEKNIK MESIN Vol. 3, No. 2, Oktober 2001: 52 56 Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik

Lebih terperinci