PROFIL KESEHATAN KABUPATEN REMBANG TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN REMBANG TAHUN 2014"

Transkripsi

1 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN REMBANG

2 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar belakang Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan diperlukan adanya kesadaran, kemauan dan kemampuan semua komponen bangsa untuk mewujudkan rakyat sehat sebagai sumber kekuatan dan ketahanan bangsa yang menjadi landasan dalam membentuk negara yang kuat. Negara yang kuat dari aspek kesehatan dapat diartikan sebagai NKRI yang memiliki ketahanan yang tangguh dengan basis utama dalam wujud semua rakyat yang sehat secara fisik, mental dan sosial serta memiliki produktivitas yang tinggi. Salah satu ukuran untuk menggambarkan tingkat pencapaian hasil pembangunan suatu negara, termasuk pembangunan bidang kesehatan digunakan suatu indikator yang dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index). HDI ditentukan oleh beberapa indikator berupa kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Dari segi kesehatan, indikator yang digunakan adalah indikator derajat kesehatan, indikator indonesia sehat dan indikator standart pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan. Dalam rangka menyediakan data dan informasi program pembangunan kesehatan di Kabupaten Rembang perlu diterbitkan Buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang. Buku Profil kesehatan Kabupaten merupakan buku statistik kesehatan untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di kabupaten Rembang. Profil ini berisi data / informasi yang menggambarkan derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan pencapaian indikator pembangunan kesehatan lainnya O 1 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

3 B. Sistematika Penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2014 ini terdiri dari 6 bab yaitu : Bab I : PENDAHULUAN. Menyajikan acuan diterbitkannya Profil Kesehatan ini serta sistematika penyajiannya. Bab II : GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK. Bab ini menyajikan gambaran umum Kabupaten Rembang yang meliputi uraian tentang letak geografis, demografis, dan informasi umum lainnya serta beberapa hal terkait kebijakan pembangunan kesehatan di kabupaten Rembang. Bab III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN. Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2014 yang mencakup tentang angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi. Bab IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN. Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2014, untuk tercapai dan berhasilnya program-program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan, perilaku hidup masyarakat dan keadaan lingkungan. Termasuk di dalamnya Indikator Kinerja Standar Pelayanan Kesehatan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan. Bab V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2014 mencakup keadaan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan yang ada serta anggaran kesehatan. Bab VI : KESIMPULAN O 2 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

4 BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK KABUPATEN REMBANG A. Gambaran Umum 1. Letak geografis Kabupaten Rembang terletak diantara bujur timur dan lintang selatan. Luas wilayah daratan sebesar ha, dan lautan sepanjang 62,5 km. Berada di posisi ujung timur propinsi Jawa Tengah dengan batas wilayah : Sebelah utara : Laut Jawa Sebelah selatan : Kabupaten Blora Jawa tengah Sebelah timur : Kabupaten Tuban Jawa timur Sebelah barat : Kabupaten Pati Jawa tengah Secara administrasi kabupaten Rembang terbagi menjadi 14 kecamatan, 287 desa dan 7 kelurahan. 2. Topografi Daerah Sebagian besar berupa dataran rendah (46,39 %) di bagian utara sedangkan bagian selatan relatif tinggi. Kemiringan bervariasi mulai dari bergelombang hingga sangat curam. Luas lahan yang relatif datar mencapai ha dan lahan curam sampai sangat curam seluas ha. 3. Geologi dan Iklim Keadaan tanah di Kabupaten Rembang sebagian besar adalah tanah tegalan (35 %) dan sawah (29 %). Sedangkan sisanya terbagi atas hutan (23 %), bangunan (8 %), tambak (1 %) dan lainnya (4 %). Keadaan iklim berjenis tropis dengan suhu maksimum tahunan sebesar 33 0 C dan suhu rata-rata 23 0 C dengan bulan basah selama 3 4 bulan sedangkan selebihnya termasuk kategori bulan kering. Curah hujan relatif rendah hanya sekitar 380,8 mm/ tahun. Kondisi wilayah umumnya dimanfaatkan untuk pertanian lahan O 3 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

5 kering terutama wilayah bagian selatan yang meliputi kecamatan Sumber, Bulu, Gunem, Sulang, Sale, Sedan dan Pamotan. 4. Kependudukan Jumlah penduduk di Kabupaten Rembang dari tahun ke tahun mengalami pertambahan hingga kini sebesar jiwa pada tahun 2014 dari sebelumnya pada tahun 2014 dengan kepadatan penduduk rata rata 608 jiwa/km 2. Sedangkan dilihat dari rasio penduduk laki laki dan perempuan di Kabupaten Rembang pada tahun 2014 sebesar 0,99 dengan jumlah penduduk laki laki sebesar jiwa dan jumlah penduduk perempuan jiwa. Untuk Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak dan kepadatan tertinggi ada di kecamatan Rembang sebanyak jiwa dengan kepadatan jiwa/ km 2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk paling kecil terdapat di kecamatan Bulu sebanyak jiwa dengan kepadatan 258,15 jiwa/ km 2. Untuk melihat struktur penduduk berdasarkan golongan umur di Kabupaten Rembang pada tahun 2014 dapat dilihat pada piramida penduduk di bawah ini. Grafik 2.1 Jumlah Penduduk Kab. Rembang menurut Umur & Jenis Kelamin Th Sumber data : BPS Kab. Rembang Dilihat dari Struktur penduduk tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbesar adalah usia produktif yaitu 20 th 44 tahun. berikut : Perempuan Laki- laki Untuk melihat jumlah penduduk menurut kecamatan dapat dilihat dalam peta O 4 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

6 Peta 2.1 Jumlah Penduduk di Kab. Rembang th KAL SUM Kab= Target REM SUL BUL SLU LAS PAN PAM GUN Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG KRA SED SAL SAR Jawa Timur LEGENDA < B. Pembangunan Kesehatan Kabupaten Rembang 1. Visi dan Misi Visi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang adalah Menjadi Institusi Kesehatan yang Handal dan Profesional Untuk Terwujudnya Rembang Sehat. Untuk dapat mewujudkan Visi tersebut, ditetapkan lima misi pembangunan kesehatan sebagai berikut : a. Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan. b. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. c. Menggerakkan kemitraan dan peran serta masyarakat dalam mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. d. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. e. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya. f. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan. g. Mewujudkan sistem pembiayaan kesehatan masyarakat O 5 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

7 2. Tujuan Tujuan yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang secara umum adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasilguna dan berdayaguna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Adapun tujuan khusus yang akan dicapai adalah : a. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit serta penanganan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana. b. Meningkatkan kualitas lingkungan. c. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta kemandirian individu, keluarga dan masyarakat di bidang kesehatan. d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia bidang kesehatan e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan. f. Menurunkan prevalensi gizi buruk pada anak balita. g. Meningkatkan pembinaan, pengendalian dan pengawasan dalam rangka ketersediaan, pemerataan, mutu dan pelayanan di bidang farmasi termasuk obat asli Indonesia, makanan minuman dan perbekalan kesehatan. h. Mengoptimalkan fungsi dinas kesehatan sebagai regulator dalam pengelolaan pelayanan kesehatan berbasis kinerja. i. Mewujudkan pembiayaan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat khususnya masyarakat miskin dan rentan. 3. Sasaran Sasaran strategis dalam pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai tujuan tersebut diatas yang akan dicapai dalam kurun waktu selama lima tahun (2010 s/d 2015), yaitu : a. Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit serta KLB. b. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang sehat O 6 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

8 c. Meningkatnya kemandirian dan peran serta masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. d. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia bidang kesehatan. e. Meningkatnya akses masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. f. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat. g. Meningkatnya ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan serta mutu dan pelayanan di bidang farmasi termasuk obat asli Indonesia, makanan minuman dan perbekalan kesehatan. h. Terwujudnya pelayanan kesehatan berbasis kinerja sesuai peraturan yang berlaku. i. Meningkatnya cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat khususnya masyarakat miskin dan rentan melalui Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). 4. Strategi Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran maka strategi yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang dalam periode adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan Mendorong kerjasama antar masyarakat, antar kelompok serta antar lembaga dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan, memantapkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai subjek atau penyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan, meningkatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat, menerapkan promosi kesehatan yang efektif, memobilisasi sektor lain untuk sektor kesehatan. b. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau dan berkeadilan, serta berbasis bukti dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif O 7 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

9 Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar kuratif termasuk layanan kesehatan rujukan bagi seluruh masyarakat yang didukung dengan kemudahan akses baik jarak maupun pembiayaan, mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan kualitas manusia yang sehat (fisik, mental, sosial) dan mengurangi angka kesakitan, meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan melalui kajian, penelitian, pengembangan dan penerapan, menyediakan biaya operasional untuk Puskesmas sehingga mampu melaksanakan pelayanan preventif dan promotif di Puskesmas, menuju inovasi upaya pelayanan kesehatan berkelanjutan melalui reformasi upaya kesehatan sehingga tercapai pelayanan kesehatan yang berdayaguna dan berhasil guna. c. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan Memantapkan penataan sub sistem pembiayaan kesehatan kearah kesiapan konsep, kelembagaan dan dukungan terhadap penerapan jaminan kesehatan sosial menuju universal coverage, menyusun perencanaan pembiayaan dengan menjamin ketersediaan data District Health Account (DHA) dan sinkronisasi kebijakan dan alokasi anggaran, menghimpun sumber sumber dana baik pemerintah pusat dan daerah, juga peningkatan peran masyarakat termasuk swasta untuk menjamin tersedianya pembiayaan kesehatan dalam jumlah cukup, utamanya dalam menjalankan upaya preventif dan promotif dan terlaksananya program program prioritas daerah. d. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan yang merata dan bermutu Pemenuhan SDM kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya, serta terdistribusi secara efektif sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara adil, mengedepankan upaya pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang berkualitas dan berdaya saing dengan lebih memantapkan Sistem Mutu (upaya pengawasan audit), standarisasi dan sertifikasi serta mempermudah akses SDM kesehatan terhadap pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan, mengembangkan kode etik profesi serta O 8 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

10 meningkatkan pembinaan dan pengawasan SDM kesehatan yang diringi dengan upaya mensejahterakan dalam rangka meningkatkan profesionalisme SDM kesehatan. e. Meningkatkan manajemen kesehatan yang dinamis, akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasil guna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung jawab Meningkatkan manajemen kesehatan melalui pembenahan perencanaan kebijakan dan pembiayaan serta hukum kesehatan dengan dukungan data dan informasi yang lengkap, akurat dan mutakhir, penerapan kebijakan pembangunan kesehatan juga meliputi swasta dan masyarakat, memantapkan penyelenggaraan Sistem Kesehatan Daerah, melaksanakan reformasi birokrasi dan good governance termasuk akuntabilitas pembangunan dan mengedepankan tata kelola yang efektif dan efisien. f. Program dan Kegiatan Mengacu pada visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi, maka program program Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang yang disusun untuk periode tahun , adalah sebagai berikut : 1. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. 2. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 4. Program Pengawasan Obat dan Makanan 5. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat 7. Program Pengembangan Lingkungan Sehat 8. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 9. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 10. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin 11. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya 12. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan 13. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 14. Program Peningkatan Kesehatan Lansia O 9 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

11 15. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak 16. Program Peningkatan Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan O 10 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

12 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Pada Bab III ini akan diuraikan hasil hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai pada tahun 2014 sebagai berikut : A. Angka Kematian (Mortalitas) Angka kematian (Mortalitas) berikut ini terdiri dari kematian bayi, kematian balita dan kematian ibu. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia 1 tahun. Angka Kematian Bayi adalah jumlah bayi berumur < 1 tahun yang meninggal selama kurun 1 tahun yang dinyatakan sebagai angka per kelahiran hidup. Pada tahun 2014, jumlah kelahiran hidup sebanyak bayi. Jumlah bayi yang meninggal sebanyak 125 bayi dengan Angka Kematian bayi (AKB) tahun 2014 sebesar 13,89 /1.000 KH. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, AKB di Kabupaten Rembang menurun dari 153 kasus (17,12/1000 KH) tahun 2013 menjadi 125 kasus (13,89/1000 KH) di tahun Peta 3.1 Jml Kematian Bayi Kab. Rembang th KAL 9 SUM 11 Kab= 125 Target REM1 REM2 2 4 SUL 6 BUL 3 SLU 4 LAS 9 PAN 8 PAM 12 GUN 6 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG KRA2 7 KRA1 5 SED 16 SAL 2 SAR 21 Jawa Timur LEGENDA < Jumlah terbanyak kematian bayi terdapat di wilayah Puskesmas Sarang sebanyak 21 bayi dan Puskesmas Sedan sebanyak 16 bayi. Sedangkan terendah ada di wilayah Puskesmas Sale dan Rembang I masing-masing 2 bayi O 11 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

13 Sumber Sarang Gunem Sedan Pamotan Pancur Kragan II Kaliori Lasem Sulang Sluke Kragan I Bulu Rembang II Sale Rembang I Kab. Untuk melihat angka kematian bayi dan jumlah kasus kematian bayi (AKB) menurut puskesmas tahun 2014 adalah sebagai berikut. Grafik Jumlah Kematian Bayi per Puskesmas di Kab. Rembang tahun ,0 % 20,0 % 15,0 % 10,0 % 5,0 % 0,0 % Jml Kematian AKB/1000KH Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat Sedangkan jumlah kematian bayi menurut kelompok umur secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut: Kelompok umur perinatal ( 0 6 hari) = 49,6 % ( 62 ks); Kelompok umur kematian neonatal 7 28 hr = 20,8 % ( 26 ks ) Kelompok umur kematian bayi 29 hr 11 bl = 29,6 % ( 37 ks). Data di atas menunjukkan bahwa kematian terbesar pada umur perinatal sehingga kondisi kematian bayi tahun 2014 erat kaitannya dengan kesehatan ibu dan janin di masa kehamilannya. Penyebab kematian bayi di Kabupaten Rembang pada tahun 2014 sebagian besar karena BBLR dan terendah karena ikterus dan kelainan saluran cerna serta karena penyebab lain lain. Rincian jumlah kematian bayi menurut penyebabnya adalah sebagai berikut O 12 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

14 Jumlah kematian Tabel 3.1 Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Rembang tahun 2014 No Penyebab Jumlah % 1 BBLR 36 28,8 2 Asfiksia 18 14,4 3 Kelainan Kongenental 11 8,8 4 Diare 5 4,0 5 Sepsis 4 3,2 6 Pneumonia 2 1,6 7 Ikterus 1 0,8 8 Kelainan saluran cerna 1 0,8 9 lain lain 47 37,6 Jumlah ,0 Adapun perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) selama lima tahun terakhir adalah sebagai berikut : Grafik 3.2 Kasus Kematian Bayi di Kab. Rembang th ,02 22,00 17,12 16,61 13, Jml Kematian AKB / LH 24,02 22,00 16,61 17,12 13,89 30,0 % 20,0 % 10,0 % 0,0 % Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat Grafik di atas menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir angka kematian bayi cenderung menurun dari tahun , hal ini berkaitan berbagai upaya / kegiatan telah dilaksanakan dalam rangka menekan angka kematian bayi diantaranya peningkatan kualitas SDM kesehatan ( Dokter, Bidan, Perawat) dengan pendidikan dan pelatihan manajemen ketrampilan BBLR, Penanganan neonatal dan asfeksia O 13 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

15 2. Angka Kematian Balita ( 0 59 bulan ) Kematian balita adalah jumlah kematian yang terjadi pada bayi dan anak balita ( 0 59 bl) di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Dilihat dari definisi tersebut diatas angka kematian Balita adalah jumlah kematian bayi dan anak balita dalam kurun waktu 1 tahun yang dinyatakan sebagai angka per kelahiran hidup. Pada tahun 2014, jumlah kematian balita sebesar 150 terdiri dari kematian bayi 125 kasus dan kematian anak balita (12 59 bln) sebanyak 25 kasus. Angka Kematian Balita sebesar 16,67/1.000 KH. Jumlah kematian balita terbanyak di puskesmas Sarang ( 22 anak) dan terendah di puskesmas Sale sebanyak 2 anak. Peta 3.2 Jml Kematian Balita Kab. Rembang th KAL 9 SUM 15 Kab= 150 Target REM1 REM2 3 4 SUL 9 BUL 4 SLU 7 LAS 12 PAN 11 PAM 13 GUN 6 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG KRA2 7 KRA1 8 SED 18 SAL 2 SAR 22 Jawa Timur LEGENDA < Dari peta tersebut diatas, terlihat bahwa kasus kematian balita sangat berkaitan dengan kasus kematian bayi, dimana untuk kasus kematian bayi ditemukan di semua Puskesmas tetapi untuk kasus kematian anak balita ada beberapa puskesmas yang tidak ditemukan kasus kematian anak balita yaitu : di puskesmas Gunem, Sale, Kaliori, Rembang II, Kragan II. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah kematian balita cenderung menurun dan statis dari tahun 2010 s/d Adapun perkembangan selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut : O 14 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

16 Jumlah kematian Grafik 3.3 Jumlah Kematian Balita di Kab. Rembang th Jml Kematian Kematian Ibu Maternal (AKI) Indikator Angka Kematian Ibu Maternal pada tingkat Kabupaten menggunakan satuan jumlah kasus bukan AKI karena rumus AKI menggunakan konstanta KH sedangkan jumlah lahir hidup di tingkat Kabupaten kurang dari Dengan demikian satuan AKI yang digunakan adalah jumlah kasus kematian ibu. Pada tahun 2014 jumlah kasus kematian ibu maternal di Kabupaten Rembang sebanyak 14 kasus. Jumlah ini menurun dari tahun sebelumnya yaitu 17 kasus pada tahun Kasus kematian ibu terbanyak terdapat di puskesmas Kaliori, Sedan, Sarang, Sluke, dan Kragan II denagn masing masing Puskesmas terdapat 2 kasus kematian ibu. Sedangkan untuk Puskesmas Rembang I, Rembang II, Lasem dan Pamotan masing masing terdapat 1 kasus kematian ibu dan Puskesmas lainnya yaitu Puskesmas Sumber, Sulang, Bulu, Gunem dan Sale tidak ada kematian ibu. Peta 3.3 Jml Kematian Ibu di Kab. Rembang tahun 2014 KAL 2 SUM 0 Kab= 14 Target REM1 REM2 1 1 SUL 0 BUL 0 SLU 2 LAS 1 PAN 0 PAM 1 GUN 0 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG KRA2 2 KRA1 0 SED 2 SAL 0 SAR 2 Jawa Timur LEGENDA < Sumber : Bidang Kesga DKK O 15 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

17 Jumlah kematian Adapun jumlah kematian ibu menurut penyebabnya adalah perdarahan sebanyak 3 ks (21,43% ), hipertensi dalam kehamilan sebanyak 3 ks (21,43%), gangguan peredaran darah berupa penyakit jantung, stroke dll sebanyak 3 ks (21,43% ) dan penyebab lain-lain sebanyak 5 ks ( 35,71%). Grafik 3.4 Penyebab Kematian Ibu di Kab. Rembang th Perdarahan Gangg pered drh(jantung dll) 3 Hipertensi Penyebab lain Perkembangan jumlah kasus kematian ibu selama lima tahun berturut turut di Kabupaten Rembang bersifat fluktuatif artinya kasus yang terjadi meningkat dan menurun. Untuk lebih jelasnya kasus kematian ibu selama lima tahun berturut turut dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 3.5 Jumlah Kematian Ibu di Kab. Rembang th Jml Kematian Untuk menekan kasus kematian ibu, Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang telah melakukan berbagai program dan kegiatan Pelayanan Kesehatan ibu di antaranya adalah : O 16 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

18 - Tindak lanjut penjaringan Pasangan Usia Subur (PUS) beriko tinggi dalam penanganan berbagai penyakit kronis dan perencanaan kehamilan. - Pemeriksaan dan penanganan resiko tinggi pada ibu hamil melalui kelas ibu hamil di tiap tiap puskesmas. - Pengoptimalan pelaksanaan kelas ibu hamil dan kelas ibu balita dalam penanganan kasus gizi buruk dan ibu hamil KEK. - Pemantapan regulasi tata laksana persalinan dengan diterbitkannya Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 441.8/739 tahun 2013 tentang Pelayanan Persalinan Tingkat Dasar di Kabupaten Rembang sebagai pedoman pelayanan persalinan tingkat dasar dalam upaya percepatan penurunan AKI dan AKB. B. Angka Kesakitan (Morbiditas) Angka kesakitan diperoleh dari facility based data yakni data diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin dan insidental. 1. TB Paru BTA + Pada tahun 2014, penemuan penderita baru TB paru BTA+ sebanyak 433 kasus dari perkiraan kasus sebanyak 652 kasus. Angka penemuan penderita atau Case Detection Rate (CDR) sebesar 66,4%. Cakupan CDR tertinggi adalah Puskesmas Rembang II (94,8%) dan terendah puskesmas di Puskesmas Gunem (34,62%). Capaian CDR TB Paru BTA + menurut puskesmas tahun 2014 adalah sebagaimana peta berikut ini. Peta O 17 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

19 Cakupan CDR TB Paru BTA+ di Kab. Rembang Tahun 2014 KAL 81,4 SUM 78,38 Kab= 66,5 % Target REM1 REM2 64,81 94,87 SUL 50 BUL 39,29 SLU 37,93 KRA2 LAS 53,13 82,35 KRA1 PAN 75,76 40 SED 48,21 PAM 43,75 GUN 36 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG SAL 46,15 SAR 47,76 Jawa Timur LEGENDA < 50,0 % 50,0 % 65,0 % Adapun perkembangan CDR penyakit TB Paru di Kabupaten Rembang dari tahun 2010 s/d tahun 2014 mengalami peningkatan dari 43,3% menjadi 66,5 % sebagaimana pada grafik berikut ini. Grafik 3.6 Cakupan Penemuan Kasus TB Paru BTA+ di Kab. Rembang th ,56% 80,00% 59,66% 70,00% ,76% 50,14% 43,30% 60,00% ,00% 40,00% ,00% ,00% 10,00% 0 0,00% BTA+ baru % CDR 43,30% 48,76% 50,14% 59,66% 66,56% Sumber : Bidang P2 Adapun persentase kesembuhan penderita TB paru BTA+ dihitung dari jumlah penderita yang diobati pada tahun 2013 sebanyak 390 orang dan penderita yang dinyatakan sembuh sebanyak 314 orang (kesembuhan 80,51%). Dibandingkan dengan tahun 2012, maka angka kesembuhan TB Paru menurun dari semula 84,31% (2012) menjadi 80,51% (2013). Sedangkan data pengobatan TB paru tahun 2014 masih dalam proses penyembuhan sehingga belum dihitung angka kesembuhannya. Berkaitan dengan persentase kesembuhan terdapat 3 puskesmas dengan presentase angka kesembuhan mencapai 100%, yaitu Puskesmas : Sumber, Gunem dan Lasem. Puskesmas yang lain telah mencapai lebih dari 70% kecuali puskesmas Bulu yang baru mencapai 50% O 18 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

20 Bulu Kragan II Rembang II Sluke Kragan I Pancur Rembang I Pamotan Sulang Sarang Sedan Sale Kaliori Sumber Gunem Lasem RSUD RSI KAB. Angka kesuksesan (Success Rate) diperoleh dari angka kesembuhan ditambah dengan cakupan pengobatan lengkap. Pada tahun 2014 angka kesuksesan sebesar 90,0% sedikit menurun dari tahun sebelumnya sebesar 91,88%. Grafik Persentase Kesembuhan Penderita TB Paru di Kab. Rembang tahun ,0 % 100,0 % 80,0 % 60,0 % 40,0 % 20,0 % 0,0 % Diobati Sembuh Persentase Sumber : Bidang P2 2. Accute Flaccid Paralysis (AFP) anak usia < 15 tahun Angka kesakitan AFP dihitung pada anak usia < 15 tahun per anak. Pada tahun 2014 ditemukan penderita AFP sebanyak 1 orang (AFP rate 0,62/ anak usia < 15 th). No Tabel 3.2 Jumlah kasus AFP di Kabupaten Rembang per Puskesmas Puskesmas Tahun Tahun Kumulatif Jml Kejadian Sarang Sumber Bulu Gunem O 19 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

21 No Puskesmas Tahun Kumulatif Jml Kejadian Sedan Pamotan Sale Pancur Rembang I Sulang Rembang II Kaliori Kragan I Kragan II Sluke Lasem JUMLAH Sumber : Bidang P2 DKK Rbg Tabel di atas menunjukkan bahwa perkembangan kasus AFP selama enam tahun terakhir berbeda-beda dari tahun ke tahun. Apabila diamati jumlah kasus AFP yang ditemukan dari tahun 2007 s.d maka tercatat puskesmas yang terbanyak kejadian adalah puskesmas Sarang (6 kasus). Sedangkan puskesmas yang belum ditemukan kasus AFP adalah puskesmas Kragan II, Sluke dan Lasem. Peta 3.5 Jumlah Kumulatif Kasus AFP di Kab. Rembang periode Kab= 32 Target KAL 1 SUM 3 DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG REM1 REM2 2 1 SUL 1 BUL 3 Kab. Blora SLU 0 LAS 0 PAN 2 PAM 3 GUN 3 KRA2 0 KRA1 1 SED 4 SAR 6 Jawa Timur SAL 2 LEGENDA < Balita dengan Pneumonia Pada tahun 2014 terdapat balita, sedangkan kasus pneumonia yang ditemukan sebanyak 16 kasus sedangkan perkiraan kasus ditemukan sebanyak kasus. Angka penemuan penderita pneumonia tahun 2014 sebesar 0,37 %. Adapun O 20 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

22 persentase penanganan mencapai 100%, semua kasus pneumonia yang ditemukan telah ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan medis. Tabel 3.3 Cakupan Penemuan dan Penanganan Kasus Pneumonia Balita di Kabupaten Rembang Tahun Tahun Pneumonia Balita ditemukan % Penemuan Kasus Pneumonia % Penanganan Kasus ,19 % 100 % ,13 % 100 % ,37 % 100 % Tabel di atas menunjukkan bahwa cakupan penemuan dan penanganan kasus pneumonia meningkat menjadi 0.37% pada tahun Sedangkan cakupan penanganan kasus mencapai 100 %. 4. HIV/ AIDS Pada tahun 2014 di Kabupaten Rembang ditemukan 54 kasus HIV/ AIDS dengan perincian kasus HIV sebanyak 19 kasus dan positif AIDS sebanyak 35 kasus. Keseluruhan kasus tersebut telah ditangani. Persebaran kasus HIV / AIDS pada tiap puskesmas di tahun 2014 adalah sebagaimana grafik berikut. Peta 3.6 Jumlah Penderita HIV / AIDS di Kab. Rembang tahun 2014 KAL 2 SUM 5 Kab= 54 Target REM1 REM2 2 2 SUL 4 BUL 3 SLU 2 LAS 14 PAN 3 PAM 0 GUN 1 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG KRA2 4 KRA1 4 SED 1 SAL 4 SAR 3 LEGENDA < Jawa Timur Kasus HIV/ AIDS di kabupaten Rembang ditemukan pada tahun 2004 dengan jumlah satu kasus AIDS. Dalam sepuluh tahun terakhir perkembangan kasus O 21 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

23 HIV/AIDS di kabupaten Rembang (th ) meningkat pesat menjadi 206 kasus dengan jumlah kematian 101 orang. Perkembangan kasus HIV/AIDS dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagaimana pada tabel berikut. NO TAHUN Tabel 3.4 Jumlah Kasus HIV AIDS Di Kabupaten Rembang Kasus HIV (+) Tahun 2004 s.d Kasus AIDS Jenis Kelamin TOTAL MENINGGAL L P Kumulatif Selama sepuluh tahun terakhir jumlah kasus meningkat dari tahun ke tahun termasuk jumlah kematian karena AIDS. Grafik 3.8 Jumlah Kasus HIV / AIDS di Kab. Rembang Th Jml HIV Jml AIDS Kematian Sumber : Bidang P O 22 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

24 Grafik di atas menunjukkan peningkatan kasus HIV/ AIDS mulai terjadi pada tahun 2008 dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 ditemukan 54 kasus terdiri dari HIV sebanyak 19 ks dan AIDS sebanyak 35 kasus. Sedangkan kematian HIV?AIDS pada tahun 2014 sebanyak 18 orang. Beberapa upaya yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang untuk menekan kasus HIV/AIDS diantaranya adalah: Sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS sasaran pada siswa SMA/MA/SMK di 25 sekolah se-kabupaten Rembang, Kader, Perangkat Desa, TOMA, TOGA dan masyarakat di 294 desa. Pertemuan Kelompok Dukungan Sebaya Sasono Suryo yaitu salah satu komunitas peduli HIV/AIDS di Kabupaten Rembang. Pendataan kelompok resti (usia th) dan pelacakan penderita HIV/ AIDS Sosialisasi pencegahan HIV/AIDS dan skrining HIV bagi resiko tinggi. 5. Kasus Diare yang Ditangani Penemuan penderita diare pada tahun 2014 di kabupaten Rembang sebanyak kasus dari perkiraan kasus dan semua telah ditangani. Adapun perkembangan angka penemuan kasus Diare tahun 2010 s/d tahun 2014 dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik 3.9 Angka Penemuan Kasus Diare di Kab. Rembang th ,0% 30,0% 15,0% 0,0% Penemuan kasus per 100 pdd sasaran 14,15% 16,32% 13,80% 12,12% ,60% ,15 16,32 13,80 12,12 44,60 Sumber : Bidang P2 6. Kusta O 23 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

25 Pada tahun 2014 penderita kasus baru cukup banyak ditemukan yaitu mencapai 68 kasus terdiri dari kusta PB (kusta kering) sebanyak 6 kasus dan kusta MB (kusta basah) sebanyak 62 kasus. Kasus penemuan penderita kusta tersebut ditemukan hamper di semua Puskesmas, hanya 3 puskesmas yang tidak ditemukan kasus kusta yaitu Puskesmas Bulu, Puskesmas Pancur dan Puskesmas Sulang. Angka penemuan kasus baru kusta tahun 2014 sebesar 11,02/100rb pendd. Dimana penderita terbanyak ditemukan di Sarang 21 kasus dan penemuan terendah 1 kasus di Pamotan dan Sluke. Adapun persebaran kasus kusta tahun 2014 adalah sebagaimana peta berikut ini. Peta 3.7 Jumlah Penderita Kusta di Kab. Rembang tahun 2014 KAL 2 SUM 7 Kab= 68 Target REM1 REM2 4 7 SUL 0 BUL 0 SLU 1 LAS 2 PAN 0 PAM 1 GUN 5 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG KRA2 3 KRA1 5 SED 4 SAL 6 SAR 21 LEGENDA < Jawa Timur 7. Demam Berdarah Dengue (DBD) Jumlah penderita demam berdarah pada tahun 2014 tercatat sebanyak 211 kasus dan meninggal 3 orang dengan Angka kejadian DBD / Insedent Rate sebesar 34,2/100rb penduduk dan CFR sebesar 1,4 %. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka kasus DBD di tahun 2014 menurun dari 358 kasus (IR 54,8/ pdd) pada tahun 2013 menjadi 211 kasus (IR 34,2/ pdd) pada tahun O 24 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

26 Jumlah kasus tertinggi masing-masing terdapat di puskesmas Lasem sebanyak 44 kasus dan Pamotan sebanyak 27 kasus. Sedangkan jumlah kasus terendah terdapat di puskesmas Sluke, Kragan II dan Sedan masing-masing 1 kasus. Persebaran kasus penyakit DBD dapat dilihat pada peta berikut. Peta 3.8 Jumlah Kasus DBD di Kab. Rembang tahun 2014 KAL 11 SUM 10 Kab= 211 Target REM1 REM SUL 13 BUL 22 SLU 1 LAS 44 PAN 9 PAM 27 GUN 2 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG KRA2 1 KRA1 2 SED 1 SAL 4 SAR 4 Jawa Timur LEGENDA < Sumber : Bidang P2 Adapun perkembangan jumlah kasus penyakit DBD selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 3.10 Perkembangan Penyakit DBD di Kab. Rembang Th , ,80 70,0 % ,90 34,20 60, ,0 % ,90 40, ,0 % , ,0 % 0 0,0 % Jml Kasus Meninggal IR/100rb 38,90 15,90 59,40 54,80 34,20 % CFR 3,54 2,84 1,54 1,12 1,40 Sumber : Bidang P O 25 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

27 Grafik di atas menunjukkan bahwa jumlah kasus DBD meningkat tajam pada tahun 2012 sebanyak 388 kasus dan menurun pada tahun berikutnya yaitu 358 kasus pada tahun 2012 dan 211 kasus pada tahun Berbagai upaya tetap dilakukan dalam rangka menekan kasus DBD diantaranya : Penguatan jejaring internal antara Rumah Sakit, Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten. Peningkatan upaya Pemberdayaan masyarakat dan anak sekolah dalam PSN Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini Pemenuhan peralatan laboratorium untuk pemeriksaan trombosit dan hematokrit. 8. Malaria Penyakit malaria di kabupaten Rembang sebagaimana tahun-tahun sebelumnya bukan berasal dari penduduk asli karena kabupaten Rembang bukan termasuk daerah endemis, namun berasal dari penduduk atau pendatang yang pernah tinggal dan tertular malaria dari daerah endemis misalnya adalah di luar jawa. Jumlah kasus malaria tahun 2014 tercatat sebanyak 17 kasus. Angka kesakitan malaria (API) tahun 2014 sebesar 0,03 / penduduk sedikit meningkat bila dibandingkan API 2013 sebesar 0,01/1.000 pddk. Sedangkan jumlah kematian karena malaria tidak ditemukan. Persebaran kasus malaria tahun 2014 adalah sebagai berikut : Peta 3.9 Jumlah Kasus Malaria di Kab. Rembang tahun 2014 KAL 0 SUM 0 Kab= 17 Target REM1 REM2 1 0 SUL 0 BUL 2 SLU 1 LAS 3 PAN 3 PAM 6 GUN 1 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG KRA2 0 KRA1 0 SED 0 SAL 0 SAR 0 LEGENDA < Jawa Timur O 26 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

28 Adapun perkembangan API di Kabupaten Rembang terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : selama lima tahun Tabel 3.5 Jumlah Kasus Penyakit Malaria di Kabupaten Rembang Periode Tahun Tahun Jml Penduduk Jumlah Kasus API/1000 Pddk Sumber: Bidang P ,070 0, ,060 0,04 0,07 0,09 0,01 0,03 C. STATUS GIZI BALITA Untuk mengetahui Status Gizi pada balita digunakan beberapa indicator diantaranya adalah : 1. Persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) BBLR adalah bayi dengan berat badan kategori rendah pada saat lahir yaitu kurang dari gram yang ditimbang pada saat kelahiran sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. BBLR di Kabupaten Rembang pada tahun 2014 mengalami penurunan dari 486 bayi ( 5,4%) pada tahun 2013 menjadi 443 bayi (4,9 %) pada tahun Masih tingginya kasus BBLR di kabupaten Rembang sangat berkaitan dengan masih O 27 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

29 % BBLR JML BBLR tingginya kasus Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil, dan kejadian anemi pada remaja putri. Persebaran BBLR tahun 2014 per puskesmas nampak pada peta berikut. Peta 3.10 Jumlah BBLR di Kab. Rembang tahun 2014 KAL 26 SUM 37 Kab= 443 Target REM1 REM SUL 22 BUL 22 SLU 14 LAS 20 PAN 37 PAM 50 GUN 22 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG KRA2 20 KRA1 27 SED 27 SAL 22 SAR 53 LEGENDA < Jawa Timur Adapun perbandingan kasus Bayi dengan BBLR selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik 3.11 Perkembangan BBLR di Kab. Rembang tahun Jml BBLR % BBLR 4,8% 4,20% 4,54% 5,44% 4,90% 6,0% 5,0% 4,0% 3,0% 2,0% 1,0% 0,0% Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat O 28 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

30 Dari grafik tersebut diatas terlihat bahwa selama lima tahun, kasus BBLR di Kabupaten Rembang tidak mengalami penurunan yang significant dan masih relatif cukup tinggi diatas 4 % dan tingginya kasus BBLR tersebut juga berkaitan erat dengan masih tingginya angka kematian bayi di Kabupaten Rembang. 2. Status Gizi Balita Pengukuran status gizi balita didapatkan dengan cara membandingkan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Pada akhir tahun 2014 di Kabupaten Rembang ditemukan balita gizi buruk (BB/TB) sebanyak 30 balita. Dari perkembangan gizi buruk (BB/TB) di Kabupaten Rembang pada akhir tahun 2013 tercatat jumlah balita gizi (BB/TB) sebanyak 21 balita, namun dalam perjalanan di tahun 2014 secara keseluruhan jumlah balita gizi buruk menjadi 70 balita. Dengan berbagai upaya dan intervensi untuk program penanggulangan gizi buruk maka pada akhir tahun 2014 balita gizi buruk tersisa 30 balita. Adapun untuk melihat sebaran gizi buruk balita pada akhir tahun 2014 menurut puskesmas dapat dilihat pada peta berikut : Peta 3.11 Jumlah Balita Gizi Buruk (BB/ TB) per Puskesmas di Kab. Rembang tahun 2014 Kab= 30 Target KAL 4 SUM 3 DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG REM1 REM2 4 0 SUL 0 BUL 3 Kab. Blora SLU 2 LAS 1 PAN 0 PAM 1 GUN 1 KRA2 2 KRA1 1 SED 6 SAR 2 Jawa Timur SAL 0 LEGENDA < Dari peta tersebut terlihat bahwa pada akhir tahun 2014 beberapa puskesmas sudah tidak ditemukan balita gizi buruk yaitu puskesmas Sulang, Rembang2, Pancur O 29 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

31 dan Sale. Sedangkan sisa gizi buruk yang terbanyak adalah di Puskesmas Sedan sebanyak 6 balita. Adapun perkembangan persentase kasus Balita Gizi Buruk dari tahun dapat dilihat pada grafik berikut ini. Grafik 3.12 Jumlah Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Kab. Rembang th ,06% ,07% ,08% ,06% ,08% Jml Balita Gizbur % Gizbur 0,06% 0,07% 0,08% 0,06% 0,08% 0,10% 0,08% 0,05% 0,03% 0,00% Sumber : Bidang Kesga & Masy. Intervensi dan upaya yang telah dilaksanakan untuk Balita penderita Gizi Buruk (BB/TB) oleh Dinas Kesehatan diantaranya adalah : 1. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan 180 hari terhadap balita gizi buruk 2. Pembinaan kelas ibu balita gizi buruk dan balita gizi kurang di Desa 3. Pemantapan system rujukan untuk balita gizi buruk antaralain : pemberian living cost pada keluarga penderita gizi buruk di Fasilitas kesehatan rujukan. Sedangkan untuk menekan balita gizi kurang agar tidak menjadi balita gizi buruk di Kabupaten Rembang diantaranya adalah : 1. Sosialisasi ASI Eksklusif 2. Pelatihan pemberian makanan bayi anak (PMBA) pada kader 3. Penanganan kasus BBLR secara lintas program dan lintas sektoral O 30 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

32 BAB IV UPAYA KESEHATAN Pada bab ini akan diuraikan berbagai upaya kesehatan yang telah dilaksanakan. untuk menggambarkan pencapaian upaya kesehatan tersebut dengan melihat capaian beberapa indicator dan dikelompokkan dalam sub bab antara lain pelayanan kesehatan, akses mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat serta keadaan kesehatan lingkungan. A. Pelayanan Kesehatan Upaya pelayanan kesehatan yang terus dilakukan di kabupaten Rembang dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. 1. Kunjungan ibu hamil Untuk melihat pelayanan pada ibu hamil salah satu indikator yang digunakan adalah cakupan kunjungan ibu hamil yang meliputi kunjungan ibu hamil K-1 dan Cakupan kunjungan ibu hamil k-4. Pada tahun 2014 jumlah sasaran ibu hamil di Kabupaten Rembang sebanyak bumil. Sedangkan ibu hamil yang berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan dan mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standart pertama kali pada masa kehamilannnya (K-1) sebanyak bumil (97,0 %). Dan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali pada masa kehamilannya (K-4) sebanyak bumil (86,0 %). Peta 4.1 % Kunjungan Ibu Hamil K4 di Kab. Rembang th 2014 KAL 85,4 SUM 84,6 Kab= 85,6 % Target REM1 REM2 86,4 75,1 SUL 84,9 BUL 90,2 SLU 84,1 KRA2 LAS 82,4 93 KRA1 PAN 101,5 85,5 SED PAM 83,8 81 GUN 91,1 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG SAL 90,7 SAR 80,9 Jawa Timur LEGENDA < 85,0 % 85,0 % 91,0 % O 31 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

33 Adapun persentase kunjungan K1 dan K4 di masing-masing puskesmas di Kabupaten Rembang tahun 2014 adalah sebagai berikut : Grafik ,0 % Cakupan Kunjungan K1 dan K4 di Kab. Rembang tahun ,0 % 80,0 % 60,0 % 40,0 % 20,0 % 0,0 % Sum Bul Gun Sal Sar Sdn Pam Sul Kal Rb1 Rb2 Pcr Kr1 Kr2 Slu Las Kab. % K 1 104,8 94,86 109,9 98,51 101,6 99,89 91,75 95,81 96,5 94,88 89,4 95,99 98,1 87,43 97,89 98,94 97,0 % K 4 84,6 90,2 91,1 90,7 80,9 83,8 83,5 84,9 85,4 86,4 75,1 85,5 102,5 83,9 86,5 93,0 86,0 Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat Persentase kunjungan K-1 pada sebagian besar puskesmas telah mencapai lebih dari 85% dan ada beberapa yang mencapai 100%. Sedangkan persentase kunjungan K-4 berkisar antara 75% hingga 100 %. Cakupan K4 tertinggi terdapat di Puskesmas Kragan I sebesar 102,5% dan terendah di Puskesmas Rembang II sebesar 75,1%. Adapun perkembangan cakupan kunjungan K1 dan K4 di Kabupaten Rembang selama kurun waktu dapat dilihat pada grafik di bawah ini : 120,0 % 100,0 % 80,0 % 60,0 % 40,0 % 20,0 % 0,0 % Grafik 4.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 & K-4 di Kab. Rembang th K-1 97,29 92,98 96,93 94,42 97,0 K-4 87,59 84,73 86,97 80,81 86,0 Sumber : Bidang Kesga & Masy. Grafik di atas nampak bahwa lima tahun terakhir cakupan kunjungan ibu hamil baik K1 maupun K4 cenderung statis sehingga sangat diperlukan upaya dalam O 32 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

34 rangka peningkatan cakupannya diantaranya melalui penyuluhan dan pemantapan pelaksanaan kelas ibu hamil. 2. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan /atau bayi. Adapun komplikasi kebidanan yang ditangani adalah Ibu hamil, bersalin dan nifas dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK). Jumlah ibu hamil di Kabupaten Rembang pada tahun 2014 sebanyak bumil, sedangkan yang terdeteksi mempunyai komplikasi kebidanan sebanyak bumil dan semua telah ditangani (100 %). Adapun persentase ibu hamil yang mempunyai komplikasi kebidanan menurut Puskesmas di Kabupaten Rembang dapat dilihat pada peta berikut. Peta 4.2 Persentase Komplikasi Kebidanan Ditangani Terhadap Perkiraan Tahun 2014 KAL 106,4 SUM 103,1 Kab= 74,5 Target REM1 REM2 67,4 96,5 SUL 96,5 BUL 77,1 SLU 95,1 KRA2 LAS 84,4 26,4 KRA1 PAN 102,7 108,8 SED 24,6 PAM 99,1 GUN 54,5 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG SAL 77,5 SAR 38,4 LEGENDA < 85,0 85,0 95,0 Jawa Timur Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat Persentase komplikasi kebidanan yang ditangani (terhadap sasaran) tertinggi di puskesmas Pancur (108,8%) dan terendah di puskesmas Sedan (24,6%). 3. Persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di Kabupaten Rembang pada tahun 2014 telah mencapai target yang ditetapkan yaitu O 33 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

35 85 %. Dari Ibu bersalin yang ada tercatat sebanyak ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan yang berkompeten (94,3 %). Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, cakupan pertolongan persalinan pada tahun 2014 meningkat menjadi 94,3 % dari sebelumnya 92,66% pada tahun Adapun cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten menurut Puskesmas dapat dilihat pada peta berikut. Peta 4.3 Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yg Berkompeten Th KAL 91,4 SUM 99 Kab= 94,3 % Target REM1 REM ,9 SUL 94,5 BUL 98,7 SLU 92,5 KRA2 LAS 87,2 102,8 KRA1 PAN 107,2 93,4 SED PAM 91 88,8 GUN 99,7 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG SAL 95,5 SAR 100,2 Jawa Timur LEGENDA < 85,0 % 85,0 % 90,0 % Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat Untuk melihat jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten menurut Puskesmas dan cakupannya dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Berkompeten di Kab. Rembang th Sum Bul Gun Sal Sar Sdn Pam Slg Kal Rb1 Rb2 Pcr Kr1 Kr2 Slu Lsm Kab. Salinakes ,0 % 98,9998,6699,6695,55100,291,0288,7794,47 91,4 91,9680,86 93,4 107,287,2392,48102,8 86, O 34 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

36 Cakupan terbesar persalinan oleh tenaga kesehatan berkompeten adalah puskesmas Kragan I sebesar 107,2 % dan terendah di puskesmas Rembang II sebesar 80,9 %. Sedangkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik 4.4 Jumlah dan Persentase Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Berkompeten di Kab. Rembang th ,85 110,0 % 93,27 91,92 92,66 94,3 100,0 % ,0 % ,0 % ,0 % 60,0 % ,0 % Bulin Linakes % 93,27 91,92 99,85 92,66 94,3 Sumber: Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa pada tahun 2014 ada peningkatan cakupan dari 92,66 % menjadi 94,3 %. Hal ini juga berkaitan dengan program peningkatan puskesmas menjadi puskesmas PONED dan puskesmas rawat jalan mampu persalinan. 4. Pelayanan Ibu Nifas Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari; pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI termasuk pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan dan atau pemasangan KB Pasca Persalinan. Cakupan pelayanan Ibu nifas di kabupaten Rembang pada tahun 2014 sebesar 90,9 % (8.699 bufas). Cakupan ini sedikit menurun bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 92,74% O 35 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

37 Peta 4.4 Persentase Pelayanan Ibu Nifas di Kab. Rembang Tahun 2014 KAL 89,2 SUM 93,1 Kab= 90,9 % Target REM1 REM ,5 SUL 95,2 BUL 90,6 SLU 92,3 KRA2 LAS 84,3 94,9 KRA1 PAN 101,8 91,4 SED 87,3 PAM 85,8 GUN 91,4 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG SAL 93,1 SAR 98,1 Jawa Timur LEGENDA < 85,0 % 85,0 % 90,0 % Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat Cakupan pelayanan ibu nifas tertinggi di puskesmas Kragan I sebesar 101,8 % dan terendah di puskesmas Rembang II sebesar 77,5 %. Adapun perkembangan cakupan pelayanan ibu nifas selama tahun di kabupaten Rembang adalah sebagaimana grafik berikut. Grafik 4.5 Persentase Pelayanan Ibu Nifas di Kab. Rembang th ,44% 100,0% ,74% 90,04% 90,90% 95,0% ,29% 90,0% ,0% ,0% Bufas YanBufas , % Yan Bufas 87,29% 90,04% 97,44% 92,74% 90,90% Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat 5. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi Neonatus komplikasi adalah Neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian, terdiri dari asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir rendah < gr), sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital. Sedangkan Neonatus komplikasi yang ditangani adalah neonatus komplikasi yang mendapatkan pelayanan oleh tenaga kesehatan di sarana O 36 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

38 pelayanan kesehatan. Pada tahun 2014 jumlah bayi lahir hidup sebanyak bayi. Sedangkan neonatus dengan komplikasi sebanyak 702 bayi ( 51,32% dari perkiraan by) dan keseluruhannya telah ditangani ( 100 %). Grafik Persentase Penemuan Komplikasi Neonatal di Kab. Rembang th Pcr Kal Rb2 Rb1 Slu Kr1 Pam Sum Sal Sar Kr2 Slg Sdn Bul Gun Lsm Kab. Neo Resti ditangani % 83,1076,6775,2768,4164,9163,8961,2657,7950,3545,0134,2533,2028,3528,2224,6619,4151,34 Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat Dari grafik tersebut diatas penemuan komplikasi neonatal tertinggi adalah di Puskesmas Rembang I dengan 80 kasus dan terendah adalah di Puskesmas Gunem dengan penemuan sebanyak 10 kasus. Adapun perkembangan penemuan komplikasi neonatal selama tahun menunjukkan bahwa cakupan penemuan kasus komplikasi neonatal masih di kisaran angka 50% dari jumlah kasus perkiraan. Semua kasus komplikasi neonatal di Kabupaten Rembang telah ditangani (100%) namun demikian masih perlu upaya peningkatan penemuan kasus sehingga tidak ada kejadian komplikasi neonatal yang lepas dari pemantauan. Rincian cakupan penemuan komplikasi neonatal tahun adalah sebagai berikut. Grafik O 37 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

39 Persentase Penemuan Komplikasi Neonatal di Kab. Rembang th Komp Neo % Penemuan Komp Neo 31,2 27,4 57,4 47,2 51,3 70,0 % 60,0 % 50,0 % 40,0 % 30,0 % 20,0 % 10,0 % 0,0 % 6. Cakupan Pemberitan Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita Cakupan Bayi yang mendapatkan kapsul vit A adalah cakupan bayi yang berumur 6 11 bln yang mendapatkan kapsul mendapat kapsul vitamin A dosis 100 µa 1 kali per tahun. Sedangkan cakupan anak balita mendapat kapsul Vit A 2 kali/ tahun adalah: Cakupan anak balita umur kapsul vitamin A dengan dosis µa 2 kali yang diberikan pada bulan Februari dan Agustus. Pada tahun 2014 jumlah bayi umur 6 11 bulan sebanyak bayi dan yang mendapat vitamin A sebanyak anak (77,9%). Sedangkan jumlah anak balita umur 1-4 tahun sebanyak anak dan yang mendapatkan vitamin A 2 x sebanyak (98,08 %). 160,0 % 140,0 % 120,0 % 100,0 % 80,0 % 60,0 % 40,0 % 20,0 % 0,0 % Grafik 4.8 Cakupan Pemberian Vit A pada Bayi & Balita di Kab. Rembang th 2014 Sum Bul Gun Sal Sar Sdn Pam Slg Kal Rb1 Rb2 Pcr Kr1 Kr2 Slu Lsm Kab. % Bayi (6-11 bl) 80,9473,8567,3879,4281,5377,4879,4373,9083,6771,2275,4475,3384,7381,3874,7678,4677,90 % Balita (12-59 bl) 104,097,1799,0999,5899,2197,38100,099,3498,3698,03101,299,71102,393,45138,362,5698,08 Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat Cakupan pemberitan vit A 2 x yang terbanyak adalah puskesmas Sluke (138,33 %) dan terendah di puskesmas Lasem (62,56%). Adapun perkembangan cakupan pemberian Vit A periode tahun adalah sebagai berikut O 38 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

40 Grafik 4.9 Persentase Pemberian Vit A pada Bayi dan Anak Balita di Kab. Rembang th ,0 % ,0 % 50 96,0 % 93,0 % ,0 % Vit A bayi (6-11 bl) Vit A an balita (12-59 bl) 99,8 99,9 99,4 103,3 77,9 99,7 99,4 100,0 100,0 98,1 Cakupan pada tahun 2014 mengalami penurunan sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan peningkatan cakupan pemberian vitamin A baik pada bayi maupun pada anak balita. 7. Persentase Peserta KB Baru dan KB Aktif Cakupan peserta Aktif KB adalah jumlah pasangan usia subur yang sedang menggunakan salah satu cara/ alat kontrasepsi baik MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang yang meliputi IUD, MOP/ MOW, dan implan) maupun non MKJP (metode kontasepsi bukan jangka panjang yang meliputi suntik, pil, kondom, dan obat vagina). Peserta KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/ alat kontrasepsi dan/ atau pasangan usia subur yang menggunakan kembali salah cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya. Persentase peserta KB Aktif dan KB baru tahun 2014 adalah sebagaimana pada tabel berikut : Tabel 4.1 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Puskesmas tahun 2014 JUMLAH PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF NO PUSKESMAS PUS JUMLAH % JUMLAH % Sumber , ,3 2 Bulu , ,9 3 Gunem , ,2 4 Sale , ,3 5 Sarang , ,3 6 Sedan , ,6 7 Pamotan , , O 39 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

41 8 Sulang , ,5 9 Kaliori , ,4 10 Rembang I Rembang II , Pancur , ,0 13 Kragan I Kragan II , Sluke , ,6 16 Lasem , ,4 68,9 84,6 90,0 82,3 KABUPATEN , ,7 Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat Sedangkan perkembangan cakupan peserta KB Aktif periode adalah sebagaimana grafik berikut. Grafik 4.10 Persentase Peserta KB Aktif di Kab. Rembang th Jml PUS Peserta KB Baru 12,10 14,10 11,90 12,80 77,90 Peserta KB Aktif 80,34 83,14 84,06 88,23 98,08 120,0 % 100,0 % 80,0 % 60,0 % 40,0 % 20,0 % 0,0 % 9. Kunjungan Neonatus dan Kunjungan Bayi Cakupan kunjungan neonatus meliputi KN 1 dan KN lengkap. KN 1 adalah Pelayanan kesehatan neonatal dasar, kunjungan ke-1 pada 6-24 jam setelah lahir. Sedangkan KN lengkap adalah Pelayanan kesehatan neonatal dasar meliputi ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B1 bila tidak diberikan pada saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada - 28 hari setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah. Adapun kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin O 40 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

42 Sumber Bulu Gunem Sale Sarang Sedan Pamotan Sulang Kaliori Rembang I Rembang II Pancur Kragan I Kragan II Sluke Lasem KAB. dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi : konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6 11 bulan. Pada tahun 2014, jumlah bayi sebanyak by dan cakupan kunjungan neonatus KN 1 sebesar 98,5 % dan kunjungan KN3 sebesar sejumlah bayi (97,2%). Sedangkan cakupan kunjungan bayi sebanyak by (94,59 %). Persentase kunjungan neo dan kunjungan bayi adalah seperti pada grafik berikut ini. 140,0 % 120,0 % 100,0 % 80,0 % 60,0 % 40,0 % 20,0 % 0,0 % Grafik 4.11 Persentase Kunjungan Neonatus & Kunjungan Bayi di Kab. Rembang tahun 2014 Kunj Neo Kunj Bayi Sedangkan perkembangan persentase kunjungan neonatal dan kunjungan bayi sebagaimana pada grafik berikut ini. Peta O 41 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

43 Persentase Kunjungan Neo dan Kunj. Bayi di Kab. Rembang th ,0 % 92,77 94,30 94,59 87,94 89,05 90,0 % 70,0 % 50,0 % 30,0 % % Kunj Neo 98,80 98,60 98,90 98,47 97,20 % Kunj Bayi 92,77 87,94 94,30 89,05 94,59 Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat Dari tabel di atas diketahui bahwa pada tahun 2014 ada peningkatan kunjungan bayi dari 89,05 % menjadi 94,59 %. 10. Pencapaian Cakupan Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Desa / Kelurahan UCI adalah Desa / Kelurahan dimana 80 % dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Cakupan Desa / Kelurahan UCI pada tahun 2014 meningkat menjadi 100,0% (294 desa/ kelurahan) dari tahun 2013 sebesar 99,66% (293 desa/ kelurahan). Data perkembangan cakupan desa / kelurahan UCI tahun dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik 4.13 Cakupan Desa / Kelurahan UCI di Kab. Rembang Th ,12 93,20 97,96 99,66 100, Jml Desa UCI % UCI 89,12 93,20 97,96 99,66 100,00 Sumber : Data Profil Kesehatan 11. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Ekslusif O 42 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

44 Bayi yang mendapat ASI Eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai dengan usia 6 bulan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2014 jumlah sasaran ASI bayi di kabupaten Rembang sebanyak bayi dan yang mendapatkan ASI Ekslusif sebanyak bayi (80,95 %). Persentase cakupan ASI eksklusif tertinggi adalah di Puskesmas Gunem (102,72 %) dan terendah di Puskesmas Sarang (37,38 %). Peta 4.5 Cakupan ASI Ekslusif di Kab. Rembang tahun 2014 KAL 99,6 SUM 86,64 Kab= 81 Target REM1 REM2 80,79 85,41 SUL 94,88 BUL 86,62 SLU 102,2 1 KRA2 LAS 80,24 77,78 KRA1 PAN 83,2 77,98 6 PAM 85,5 GUN 102,7 2 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG SED 90,22 SAL 76,52 SAR 37,38 LEGENDA < Jawa Timur Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat Adapun perkembangan cakupan ASI Ekslusif tahun adalah sebagai berikut. Grafik O 43 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

45 Cakupan ASI Ekslusif di Kab. Rembang Th ,95 60,22 45, Baduta ASI Eks % ASI Eks 45,89 60,22 80,95 100,0 % 80,0 % 60,0 % 40,0 % 20,0 % 0,0 % 12. Cakupan Penjaringan dan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas I SD/MI yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih lainnya termasuk guru dan dokter kecil. Pada tahun 2014, jumlah siswa kelas 1 SD/MI di Kabupaten Rembang sebanyak siswa, sedangkan yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak siswa ( 100 % ). Adapun perkembangan penjaringan kesehatan siswa kelas I SD/MI periode tahun adalah sebagai berikut. Grafik 4.15 Persentase Penjaringan Kesehatan Siswa SD/MI di Kab. Rembang th Jml siswa penjar kes % Penjar Kes 20,05 97,58 97,29 96, ,0 % 100,0 % 80,0 % 60,0 % 40,0 % 20,0 % 0,0 % 13. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Pelayanan kesehatan usia lanjut adalah: Pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman pada usia lanjut (60 tahun ke atas), di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu O 44 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

46 Pelayanan kesehatan bagi usia lanjut di Kabupaten Rembang tahun 2014 dilakukan terhadap orang (66,63 %) dari usila yang tercatat. Cakupan pelayanan kesehatan tertinggi di puskesmas Kragan I sebesar 118,57% dan terendah di puskesmas Gunem sebesar 13,39%. Peta 4.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan USILA di Kab. Rembang Tahun 2014 KAL 99,47 SUM 97,82 Kab= 66,6 % Target REM1 REM2 76,85 92,91 SUL 78,7 BUL 85,61 SLU 99,68 KRA2 LAS ,57 KRA1 PAN 118,57 58,52 SED 100 PAM 100 GUN 13,39 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG SAL 100 SAR 100 Jawa Timur LEGENDA < 55,0 % 55,0 % 75,0 % 14. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan Pelayanan Kesehatan (RS) di Kabupaten Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat level 1 adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki Dokter Umum on site (berada di tempat) 24 jam dengan kualifikasi GELS dan/atau ATLS + ACLS, serta memiliki alat trasportasi dan komunikasi. Pada tahun 2014 jumlah sarana pelayanan kesehatan dengan kemampuan gawat darurat level 1 sebanyak 2 buah yaitu di RS Dr. R. Soetrasno Rembang serta RSI Arofah Rembang. Disamping itu untuk memberi pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan maka pelayanan gawat darurat juga diberikan oleh puskesmas rawat inap sebanyak 11 puskesmas. 15. Penanganan Kejadian Luar Biasa ( KLB ) O 45 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

47 Kejadian luar biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa/kelurahan dalam waktu tertentu. Selama kurun waktu tahun 2014 tercatat ada 6 desa yang mengalami kejadian luar biasa (KLB). Jenis KLB yang terjadi adalah penyakit DBD di 3 desa, keracunan di 3 desa dan kasus Campak di 1 desa. Jumlah penduduk yang terancam pada saat KLB berlangsung diperkirakan total sebanyak orang dengan jumlah penderita sebanyak 61 orang. Adapun jumlah korban jiwa meninggal dalam kejadian ini sebanyak 6 orang dalam KLB DBD dan keracunan. Adapun periode waktu penanganan semua kejadian luar biasa telah ditangani kurang dari 24 jam. Perkembangan kasus KLB di Kabupaten Rembang selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 4.16 Jumlah Kejadian Luar Biasa di Kab. Rembang th DBD Kerac PD3I Sumber : Data Profil DKK Rembang Suspek Antraks Pada grafik di atas nampak bahwa jenis penyakit yang sering terjadi pada kejadian KLB adalah Keracunan makanan dan penyakit DBD. Sesuai dengan standar operasional bahwa semua kejadian KLB harus ditangani kurang dari 24 jam O 46 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

48 sehingga Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang segera menindaklanjuti KLB dalam waktu kurang dari 24 jam (100%). Hal ini dilakukan melalui koordinasi secara langsung dengan masyarakat secara lintas program maupun lintas sektor. B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 1. Cakupan Kepesertaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Dalam rangka meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan pada tahun 2014 di Kabupaten Rembang terdapat beberapa jaminan pemeliharaan kesehatan, diantaranya adalah melalui program Jamiman Kesehatan Nasional (JKN) yang meliputi : Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Non Penerima Bantuan Iuran ( Non PBI) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Jumlah peserta masingmasing jenis jaminan pemeliharaan kesehatan tersebut adalah sebagai berikut : NO Tabel 4.2 Jumlah Peserta Jaminan Kesehatan Pra Bayar Per Jenis Jaminan di Kabupaten Rembang pada akhir Desember 2014 JENIS JAMINAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN JUMLAH % Jaminan Kesehatan Nasional Penerima Bantuan Iuran (PBI) Non Penerima Bantuan Iuran (Non PBI) ,54 % Jamkesda ,46 % JUMLAH ,00 % Jumlah penduduk ,27 % O 47 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

49 Dari tabel tersebut terlihat bahwa cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat baik dari Program JKN maupun Jamkesda di Kabupaten Rembang adalah 78,27 %. Sedangkan masyarakat yang mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan dari Program JKN sebesar 84,54 % dan dari Program Jamkesda sebesar 15,46 %. Dari tabel tersebut terlihat baru 78,27 % masyarakat Kabupaten Rembang mendapatkan jaminan pemeliharaan kesehatan, namun berbagai upaya sosialisasi telah dilaksanakan untuk keikutsertaan dalam jaminan pemeliharaan kesehatan secara mandiri, Juga masih dilaksanakannnya program jamkesda untuk membantu masyarakat miskin yang belum termasuk dalam PBI yang didanai oleh APBD Kabupaten Rembang. 2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan dan Rawat Inap Masyarakat Miskin Pada tahun 2014 di Kabupaten Rembang jumlah masyarakat miskin yang tercatat dan mendapatkan jaminan kesehatan sebanyak 4 jiwa yang terdiri dari peserta Jamkesmas (PBI) sebanyak jiwa dan Jamkesda / JKRS sebanyak: jiwa. Dari jumlah peserta tersebut di atas yang mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar sebanyak kunjungan (54,87 %) terdiri dari kunjungan rawat jalan puskesmas kunj dan rawat inap puskesmas kunjungan. Adapun kunjungan di rumah sakit sebanyak kunjungan (1,44 %) terdiri dari rawat jalan kunjungan dan rawat inap kunjungan baik di RSUD Rembang maupun kunjungan rujukan di RS Propinsi. 3. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap pada tahun 2014 adalah hanya jumlah kunjungan di sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah yaitu di Puskesmas dan di RSUD Dr. R.Soetrasno. Sedangkan untuk sarana peleyanan milik swasta pada tahun 2014 belum mempunyai data. Pada tahun 2014 jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap mengalami kenaikan dari kunjungan pada tahun 2013 menjadi kunjungan di tahun 2014 yang terdiri dari kunjungan di Puskesmas sebanyak kunjungan O 48 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

50 dan Rumah sakit Dr. R. Soetrasno sebanyak kunjungan. Secara terinci jumlah kunjungan tersebut dapat dilihat pada table berikut : Tabel 4.3 Kunjungan Pasien di Puskesmas dan RSUD Rembang Tahun 2014 Jenis Kunjungan PUSKESMAS RSUD Dr. R. Soestrasno Rawat jalan kunj kunj Rawat inap kunj kunj Poned kunj -- JUMLAH kunj kunj Sedangkan kunjungan rawat jalan dan rawat inap per puskesmas serta kunjungan per jenis pembiayaan pada tahun 2014 adalah sebagaimana tabel di bawah ini. NO Tabel 4.4 Kunjungan Pasien Rawat Jalan, Rawat Inap dan PONED di Puskesmas se- Kabupaten Rembang Tahun 2014 PUSKESMAS Rawat Jalan Rawat Inap PONED JUMLAH 1 Sumber Bulu Gunem Sale Sarang Sedan Pamotan Sulang Kaliori Rembang Rembang Pancur Kragan O 49 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

51 14 Kragan Sluke Lasem JUMLAH Tabel 4.5 Kunjungan Pasien Menurut Jenis Pembiayaan di Puskesmas se Kabupaten Rembang Tahun 2014 NO PUSKESMAS UMUM JKN JKRS JUMLAH 1 Sumber Bulu Gunem Sale Sarang Sedan Pamotan Sulang Kaliori Rembang Rembang Pancur Kragan Kragan Sluke Lasem JUMLAH % 42,51% 56,30% 1,19% 100% Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase kunjungan terbesar adalah dari kunjungan JKN sebanyak 56,3%. Sedangkan pasien umum sebesar 1,19 % dan JKRS / Jamkesda sebesar kurang dari 42,51 %. 4. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Pelayanan kesehatan rujukan yang disediakan di kabupaten Rembang turut memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. RSUD Dr. R.Soetrasno Rembang dan RSI Arofah merupakan rumah sakit pilihan yang dapat dipergunakan masyarakat yang memerlukan perawatan lanjutan apabila perawatan dasar tidak mampu menangani. Indikator yang digunakan dalam melihat kinerja di Rumah sakit adalah BOR, LOS dan TOI dengan nilai sebagai berikut. Tabel O 50 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

52 Indikator Kinerja di Rumah Sakit Kabupaten Rembang Tahun 2014 Jumlah Pasien Jumlah Nama Rumah JML Pasien Keluar Hari No Pasien BOR BTO TOI Sakit a Tempat Keluar Mati ALOS Keluar Pera % (hari) (hari) Tidur (Hidup + 48 Jam Mati watan Mati) Dirawat RSUD Dr. R. Soetrasno ,6 70,31 1,27 3,7 2 RSI Arofah ,8 50,43 4,4 2,3 Keterangan : BOR : (Bed Occupancy Rate) Persentase pemakaian tempat tidur pada satu-satuan waktu tertentu LOS : (Length of Stay) Rata-rata lama rawatan (dalam satuan hari) seorang pasien TOI : (Turn Over Interval) Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT 1. Rumah tangga ber PHBS Indikator PHBS tatanan rumah tangga adalah suatu alat ukur atau merupakan suatu petunjuk yang membatasi fokus perhatian untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di rumah tangga. Indikator PHBS tatanan rumah tangga diarahkan pada aspek program prioritas yaitu KIA, Gizi, kesehatan lingkungan, Gaya Hidup dan Upaya Kesehatan Masyarakat. Indikator PHBS tatanan rumah tangga yang digunakan di Jawa Tengah terdapat 16 variabel terdiri dari 10 indikator nasional dan 6 indikator lokal Jawa Tengah. Keenambelas indikator PHBS tersebut meliputi: 1) Persalinan oleh Tenaga Kesehatan, 2) Memberikan ASI ekslusif, 3) Gizi seimbang, 4) Menggunakan air bersih, 5) Menggunakan jamban sehat, 6) Memeriksakan kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilan, 7) Lantai kedap air, O 51 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

53 8) Aktifitas fisik/olah raga, 9) Bebas asap rokok, 10) Kepesertaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, 11) Menimbang balita, 12) Membuang sampah, 13) Mencuci tangan pakai sabun, 14) Menggosok gigi, 15) Tidak menyalahgunakan Miras/Narkoba, dan 16) Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Hasil penilaian indikator PHBS rumah tangga dikategorikan menjadi empat strata yaitu sehat pratama, sehat madya, sehat utama dan sehat paripurna. Sedangkan rumah tangga sehat ber-phbs adalah rumah tangga dengan kriteria sehat utama ditambah sehat paripurna. Hasil survey indikator PBHS di kabupaten Rembang pada tahun 2014 terhadap rumah tangga diperoleh data bahwa rumah tangga ber-phbs sebanyak rumah tangga (73,4%). Peta 4.7 Cakupan Rumah Tangga ber PHBS Kab. Rembang Th.2014 KAL 62,3 SUM 73,7 Kab= 73,4 % Target REM1 REM2 57,7 79,4 SUL 54,2 BUL 61,5 SLU 71 LAS 69,9 PAN 83,8 PAM 94,5 GUN 75,9 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG KRA2 87 KRA1 90,8 SED 36,8 SAL 48,1 SAR 85,3 Jawa Timur LEGENDA < 65,0 % 65,0 % 75,0 % O 52 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

54 D. KEADAAN LINGKUNGAN Untuk menggambarkan keadaan kesehatan lingkungan, dilihat dari jumlah sarana yang diperiksa oleh petugas dengan jumlah yang memenuhi syarat (sehat), tetapi diharapkan cakupan tersebut telah dapat menggambarkan s/ menunjukkan cakupan pembinaan kesehatan lingkungan secara keseluruhan. Hasil pembinaan kesehatan lingkungan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Persentase Rumah Sehat Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (Kepmenkes No. 829/ Menkes/ SK/ VII/ 1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan). Jumlah seluruh rumah di Kabupaten Rembang sampai dengan tahun 2014 sebanyak rumah. Pada tahun 2014 dilakukan pembinaan terhadap rumah (73,77 %) dan yang memenuhi syarat sebanyak rumah (55,35%). Dari tahun 2013 dan tahun 2014 jumlah rumah yang memenuhi syarat sebanyak rumah (66,77 %) dan yang belum memenuhi syarat sebanyak rumah (33,22%) Untuk melihat persentase rumah yang memenuhi syarat menurut puskesmas di Kabupaten Rembang sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada peta berikut : Peta O 53 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

55 Cakupan Rumah Sehat di Kab. Rembang Tahun 2014 KAL 64,15 SUM 56,67 Kab= 66,77 % Target REM1 REM ,16 SUL 62,05 BUL 85,23 SLU 64,26 KRA2 LAS 81,05 43,97 KRA1 PAN 67,79 48,15 SED PAM 42,86 92,87 GUN 58,86 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG SAL 48,65 SAR 83,6 Jawa Timur LEGENDA < 50,00 % 50,00 % 65,00 % Dari peta tersebut terlihat bahwa rumah yang memenuhi syarat tertinggi adalah di Puskesmas Bulu dan terendah adalah di Puskesmas Sedan. Capaian persentase rumah yang memenuhi syarat ini sangat berkaitan dengan kinerja petugas, hal ini dikarenakan capaian nya adalah dari rumah yang diperiksa / dibina. 2. Persentase Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas Pada tahun 2014, jumlah penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas sebanyak jiwa (59,70%). Untuk melihat jenis sumber air minum untuk masayarakat di Kabupaten Rembang tahun 2014 dapat dilihat pada table berikut : Tabel 4.7 Jenis sumber air minum dan jumlah Penduduk yang mendapatkan Akses Terhadap Air Minum Di Kabupaten Rembang Tahun 2014 No. Jenis Sumber Air Minum Jumlah Sarana Jumlah Sarana Jml Pendk Pengguna Sarana Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Jml Pend Pengguna 1 Sumur Gali Terlindung Sumur Gali dg Pompa Sumur Bor dg Pompa Terminal Air Mata Air Penamp Air Hujan O 54 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

56 No. 7 Jenis Sumber Air Minum Perpipaan (PDAM,BPSPAM) Jumlah Sarana Jumlah Sarana Jml Pendk Pengguna Sarana Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Jml Pend Pengguna JUMLAH Pend Memiliki Akses Air Minum (Jiwa) (59,70 %) Sumber : Bidang P2 Dari table tersebut jenis sumber air minum yang terbanyak dipakai oleh masayarakat adalah perpipaan dan dan diikuti oleh sumur gali terlindung. Untuk melihat cakupan penduduk yang memiliki akses air minum menurut Puskesmas dapat dilihat pada peta berikut : Peta 4.9 Cak Penduduk Memiliki Akses Air Minum Memenuhi Syarat di Kab. Rembang Th 2014 KAL 31,05 SUM 88,04 Kab= 59,7 % Target REM1 REM ,74 SUL 73,01 BUL 58,18 SLU 34,23 KRA2 LAS 64 60,2 KRA1 PAN 72,75 52,04 SED 56,58 PAM 57,21 GUN 24,89 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG SAL 47,83 SAR 55,43 Jawa Timur LEGENDA < 50,0 % 50,0 % 60,0 % 2. Penduduk yang Memiliki Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak Jumlah sarana jamban di kabupaten Rembang tahun 2014 sebanyak buah. Penduduk yang menggunakan sarana tersebut sebanyak jiwa. Dari jumlah tersebut yang memenuhi syarat sebanyak buah dengan pengguna sebanyak jiwa (57,8 %) O 55 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

57 No. Jenis Sarana Jamban Tabel 4.8 Penduduk dengan Akses Sanitasi yang Layak Di Kabupaten Rembang Tahun 2014 Jumlah Sarana Jumlah Sarana Jml Pendk Pengguna Sarana Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Jml Pend Pengguna 1 Komunal Leher Angsa Cemplung Plengsengan JUMLAH JUMLAH Pend Akses Sanitasi Layak (57,8 %) Sedangkan untuk melihat cakupan penduduk yang memiliki jamban menurut puskesmas adalah sebagai berikut : Peta.4.10 Penduduk dengan Akses Sanitasi (Jamban) yang Layak Tahun 2014 KAL 57 SUM 52,9 Kab= 57,8 % Target REM1 REM2 88,9 95,8 SUL 46,8 BUL 77,3 SLU 49,2 KRA2 LAS 35,2 79,9 KRA1 PAN 49,7 34,5 SED 53 PAM 73,4 GUN 37,8 Kab. Blora DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG SAL 30,7 SAR 38,2 Jawa Timur LEGENDA < 40,0 % 40,0 % 50,0 % 4. Persentase Tempat-tempat Umum dan Pengolah Makanan (TUPM) Sehat Jumlah Tempat tempat umum dan tempat pengolah makanan (TUPM) di kabupaten Rembang tahun 2014 sejumlah 600 TTU dan TPM. Jumlah tersebut terdiri dari sarana pendidikan, sarana kesehatan, hotel, jasa boga, rumah makan/ restoran, depot air minum, serta makanan jajanan. Adapun hasil pemeriksaan sanitasi TUPM adalah sebagai berikut : O 56 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

58 Tabel 4.9 Persentase Tempat Tempat Umum dan Pengolah Makanan yang Sehat di Kabupaten Rembang tahun 2014 No Jenis TU & PM Jumlah Sarana Memenuhi Syarat Sarana Pendidikan (SD-SLTA) Sarana Kesehatan Hotel JUMLAH TTU ( 77,0 %) 4 TPM Jasa boga Rumah makan Depot air minum Makanan jajanan JUMLAH TPM ( 56,88 %) Sumber : Bidang P2 DKK JUMLAH TTU & TPM ( 58,67 %) O 57 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

59 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN Berbagai sumberdaya kesehatan diperlukan untuk mendukung keberhasilan pembangunan. Sumber daya di sini dikelompokkan dalam dua kategori yaitu Sarana Kesehatan dan Tenaga kesehatan. A. Sarana Kesehatan 1. Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan/ Pengelola Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau perlu sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang memadai. Sampai dengan tahun 2014, di kabupaten Rembang terdapat beberapa sarana pelayanan kesehatan baik yang dimiliki oleh Pemerintah maupun swasta. Adapun jumlah sarana dan prasarana pelayanan kesehatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 5.1 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Rembang Menurut Kepemilikan tahun 2014 NO FASILITAS KESEHATAN Jumlah Keterangan RUMAH SAKIT UMUM 2 Pem. Kab (1) swasta (1) 2 PUSKESMAS PERAWATAN 11 Pemkab 3 PUSKESMAS NON PERAWATAN 5 Pemkab 4 PUSKESMAS RAWAT JALAN MAMPU PERSALINAN 5 Pemkab 5 PUSKESMAS PEMBANTU 69 Pemkab 6 Klinik Utama Rawat Inap RUMAH BERSALIN 2 Swasta 7 Klinik Pratama Rawat Jalan BALAI PENGOBATAN / KLINIK 1 swasta 8 Klinik Pratama Rawat Inap 3 swasta 9 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 65 Swasta 10 POSKESDES 166 Swasta / peran serta masy 11 POSYANDU Swasta / peran serta masy 12 APOTEK 33 Pem. Kab (1) swasta (32) 13 TOKO OBAT 2 Swasta 14 GFK 1 Pemkab 15 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 3 Swasta O 58 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

60 2. Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan dan Memiliki 4 Spesialis Dasar Pada tahun 2014 sarana pelayanan kesehatan yang meliputi RSUD Dr. R. Soetrasno Rembang, RSI Arofah Rembang dan Puskesmas di kabupaten Rembang (16 puskesmas) telah memiliki Laboratorium, serta terdapat 3 (tiga ) laboratorium swasta yang terdapat di Rembang dan Lasem. Adapun pelayanan 4 jenis spesialis dasar (kandungan dan kebidanan, bedah, penyakit dalam dan anak) juga terdapat di RSUD Dr. R. Soetrasno Rembang dan RSI Arofah Rembang. 3. Posyandu menurut Strata Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, dan cakupan lima kegiatan utamanya (KIA, KB, Gizi, imunisasi dan penanggulangan diare) lebih dari 50% KK, dan sudah adanya program tambahan misalnya PMT bagi balita. Posyandu Mandiri adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah menjangkau 50% KK. Adapun posyandu aktif adalah Posyandu yang melaksanakan kegiatan hari buka dengan frekuensi > 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader bertugas 5 orang atau lebih, cakupan kegiatan utama (KIA, KB, Gizi, imunisasi dan penanggulangan diare) > 50%, dan sudah ada satu atau lebih program tambahan serta cakupan dana sehat < 50 % KK. Pada tahun 2014 jumlah posyandu di Kabupaten Rembang sebanyak buah. Dari jumlah tersebut yang termasuk kategori posyandu pratama sebanyak 117 psy (9,54 %); posyandu madya sebanyak 558 Psy (45,48 %); posyandu purnama sebanyak 453 Psy (36,92 %); dan posyandu mandiri sebanyak 99 Psy (8,07 %). Sedangkan persentase jumlah posyandu pada tiap kecamatan di kabupaten Rembang tahun 2014 adalah seperti pada grafik berikut : O 59 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

61 Sumber Bulu Gunem Sale Sarang Sedan Pamotan Sulang Kaliori Rembang I Rembang II Pancur Kragan I Kragan II Sluke Lasem KAB Sumber Bulu Gunem Sale Sarang Sedan Pamotan Sulang Kaliori Rembang I Rembang II Pancur Kragan I Kragan II Sluke Lasem KAB 75,0 % 74,6 % 76,1 % 75,0 % 75,0 % 75,5 % 75,2 % 75,4 % 75,4 % 75,2 % 75,4 % 75,5 % 75,6 % 75,5 % 74,6 % 75,0 % 75,2 % Grafik Persentase Strata Posyandu di Puskesmas Kab. Rembang tahun 2014 % Madya % Pratama % Purnama % Mandiri % AKTIF Sumber : Bidang Promosi Kesehatan DKK 4. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) Beberapa upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh masyarakat di kabupaten Rembang tahun 2014 diantaranya Posyandu, Desa Siaga dan Pos Kesehatan Desa (PKD). Jumlah desa siaga sebanyak 294 dari 294 desa/ kelurahan di kabupaten Rembang (100%). berjumlah buah. Poskesdes sebanyak 166 buah dan posyandu Grafik Jumlah Desa Siaga dan Poskesdes di Puskesmas Kab. Rembang tahun 2014 Jml PKD Jml Ds Siaga Sumber : Bidang Promosi Kesehatan DKK O 60 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

62 Tabel 5.2 Strata Desa Siaga di Kabupaten Rembang Tahun 2014 JUMLAH DESA/KELURAHAN SIAGA No PUSKESMAS DESA/ KELUR PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH % Sumber Bulu Gunem Sale Sarang Sedan Pamotan Sulang Kaliori Rembang I Rembang II Pancur Kragan I Kragan II Sluke Lasem B. Tenaga Kesehatan 1. Persebaran tenaga kesehatan menurut unit kerja Tenaga kesehatan yang diuraikan di sini meliputi tenaga medis, keperawatan dan bidan, tenaga kefarmasian dan gizi, kesehatan masyarakat, tenaga sanitasi serta keteknisian medis. Persentase jumlah tenaga terbanyak terdapat di Dinas Kesehatan Kabupaten termasuk puskesmas sejumlah 881 orang (63,06% ) dan di rumah sakit sebanyak 516 orang (36,94 %). Tabel 5.3 Jumlah dan jenis Tenaga Kesehatan Di Puskesmas, DKK & Rumah Sakit Kabupaten Rembang tahun 2014 Jenis Tenaga Sarana kesehatan NO JUMLAH Kesehatan Puskesmas RSUD & RSI Dinkes 1 Dokter umum Dokter Spesialis Drg/ Sp gigi Bidan Perawat Perawat GIgi Apoteker Ass apoteker O 61 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

63 NO Jenis Tenaga Sarana kesehatan JUMLAH 9 Gizi Keteknis Mds/ fisio Sanitasi Kes Mas Non Medis Jumlah % 56,69 36,94 6,37 Sumber: Sekretariat DKK, RSU dan RSI Rembang Adapun untuk melihat rasio tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit terhadap jumlah penduduk menurut jenis profesi tenaga kesehatan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut. Dokter = 9,40 / (Standart 40/ pddk) Dokter spesialis = 3,4 / (Standart 6/ pddk) Dokter gigi = 1,62 / (Standart 11/ pddk) Bidan = 59,17 / (Standart 100/ pddk) Perawat = 64,84 / (Standart 117,5 / pddk) Apoteker/ farmasi = 4,54 / (Standart 10 / pddk ) Kesehatan masy = 1,78 / ( Standard 40 / pddk ) Sanitasi = 2,59 / ( Standard 40 / pddk) Tenaga gizi = 3,08 / ( Standard 22 / pddk) 2. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter umum, spesialis, dokter gigi) di Sarana Kesehatan Jumlah tenaga medis di puskesmas dan rumah sakit pada tahun 2014 sebanyak 89 orang terdiri dari dokter spesialis 21 orang, dokter umum 58 orang dan dokter gigi 10 orang. Rasio tenaga medis terhadap jumlah penduduk diperhitungkan sesuai dengan spesialisasi dokter yaitu dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis. Rasio tenaga medis tahun 2014 sebesar 14,42 / penduduk yang terdiri dari dokter spesialis = 3,4 / penduduk. Dokter umum = 9,40 / penduduk serta dokter gigi = 1,62 / penduduk. 3. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (bidan dan perawat) di Sarana Kesehatan Pada tahun 2014 jumlah tenaga perawatan di puskesmas dan RS sebanyak 783 orang terdiri dari bidan 365 orang, perawat 400 orang, dan perawat gigi 18 orang. Jumlah bidan tersebut termasuk bidan PNS dan bidang PTT. Rasio tenaga perawat O 62 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

64 sebesar = 64,84 / penduduk sedangkan rasio tenaga bidan sebesar = 59,17 / penduduk. 4. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian (apoteker & asisten apoteker) di Sarana Kesehatan Tenaga kefarmasian yang bertugas di puskesmas dan rumah sakit sebanyak 28 orang. Rasio tenaga farmasi di sarana kesehatan sebesar 4,54/ penduduk (standart: 10/ pedd ) terdiri dari petugas di puskesmas 13 orang dan di rumah sakit 15 orang. 5. Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan Tenaga gizi di puskesmas dan rumah sakit tahun 2014 sebanyak 19 orang. Rasio tenaga gizi sebesar = 3,08/ penduduk (Standard 22/ pddk) terdiri dari petugas di puskesmas 9 orang dan di rumah sakit 10 orang. 6. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Tenaga Sanitasi di Kabupaten Tenaga kesehatan masyarakat berjumlah 15 orang terdapat di puskesmas 9 orang, rurmah sakit 1 orang dan DKK 6 orang. Rasio tenaga kesehatan masyarakat di sarana kesehatan sebesar = 1,78 / masih jauh dari standard 40/ penduduk. Sedangkan jumlah tenaga sanitasi sebanyak 19 orang, terdapat di puskesmas 12 orang, rumah sakit 4 orang dan DKK 3 orang dengan rasio tenaga sanitasi di sarana kesehatan sebesar 2,59/100 rb. ( Standard 40/ penduduk ). 7. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis di Sarana Kesehatan Tenaga keteknisian medis dan fisioterapi di puskesmas dan rumah sakit sebanyak 83 orang terdapat di puskesmas 21 orang terdiri dari tenaga rontgen 1 org, teknis elektromedis 1 org, analis 17 org dan rekam medis 2 org. Sedangkan sisanya di rumah sakit sebanyak 61 orang terdiri dari analis kesehatan 22 orang, teknis elektromedis 4 org, teknisi gigi 4 org, radiografer 13 orang. Sedangkan tenaga fisioterapy sebanyak 3 orang terdapat di rumah sakit daerah. Rasio tenaga keteknisian medis sebesar 9,4/100 rb sedangkan rasio tenaga fisioterapy sebesar 0,49/100 rb O 63 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

65 C. Pembiayaan Kesehatan 1. Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten Pada tahun anggaran 2014 alokasi anggaran kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang sebesar Rp ,- yang bersumber dari APBD kabupaten Rp ,- (termasuk DAK), APBD Propinsi Rp ,- dan dari APBN Rp ,-. Perkembangan jumlah dan persentase anggaran kesehatan terhadap APBD kabupaten pada tahun 2010 s.d 2014 adalah sebagai berikut. Grafik 5.3 Jml dan Persentase Anggaran DKK dari APBD Kab. terhadap APBD Kab. Rembang Th ,0 % 7,6 % 5,9 % 4,7 % 5,1 % 6,1 % 5,8 % anggaran (milyard) % thd Tot APBD 8,0 % 7,6 % 5,9 % 4,7 % 5,1 % 6,1 % 5,8 % 10,0 % 8,0 % 6,0 % 4,0 % 2,0 % 0,0 % Sumber : Sekretariat Anggaran kesehatan tahun 2014 cenderung meningkat dari segi jumlah namun menurun dari segi persentase terhadap total APBD Kabupaten. Anggaran kesehatan DKK Rembang tahun 2014 sebesar Rp ,- sedangkan persentase anggaran dari APBD kabupaten pada Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang hanya 5,83 % ( Rp ,- ) dari total APBD Kabupaten Rembang. Besarnya anggaran kesehatan per kapita sebesar Rp ,47. Adapun rincian alokasi anggaran pada tahun 2014 berdasarkan sumber dan pembiayaanya dapat dilihat pada tabel berikut ini O 64 O Profil Kesehatan Kab. Rembang th. 2014

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN REMBANG TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN REMBANG TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN REMBANG TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2013 telah dapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang. Dr. ALI SYOFII NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang. Dr. ALI SYOFII NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2013 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang H. SUTEDJO, SKM, MKes. Pembina Utama Muda NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang H. SUTEDJO, SKM, MKes. Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas Rachmat dan HidayahNya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2011 telah dapat diterbitkan. Profil Kesehatan Kabupaten Rembang

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN REMBANG TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN REMBANG TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN REMBANG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemudahan dari Alloh SWT atas Hidayah dan InayahNya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2015 telah

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012 PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman tingkat persaingan di bidang kesehatan semakin meningkat demikian

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGI 1. Visi Visi 2012-2017 adalah Mewujudkan GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan dengan penjelasan sebagai berikut : Sehat, adalah terwujudnya

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. pencapaian pembangunan kesehatan di kabupaten rembang.

KATA PENGANTAR. pencapaian pembangunan kesehatan di kabupaten rembang. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh SWT bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2010 telah dapat diterbitkan. Profil Kesehatan Kabupaten Rembang ini berisi

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu dan Capaian Renstra Evaluasi pelaksanaan RENJA tahun lalu ditujukan untuk mengidentifikasi sejauh mana kemampuan

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan diperlukan adanya kesadaran, kemauan dan kemampuan semua komponen bangsa untuk mewujudkan rakyat sehat sebagai sumber kekuatan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan Dinas Kesehatan Kabupaten Serang - Banten yang terletak di Jalan Ki Mas Jong No. 11 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN 3.1. TUJUAN UMUM Meningkatkan pemerataan, aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat terutama kepada masyarakat miskin dengan mendayagunakan seluruh

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Daerah Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2016-2021 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Gubernur

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 2018 mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD, sebagai berikut : A. Program

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku

Lebih terperinci

BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Undang Undang Kesehatan Nomor 36 memberikan batasan; Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PROGRAM KEGIATAN DINAS KESEHATAN KELUARGA SEHAT DAN LORONG SEHAT TAHUN dr. Hj. A. Naisyah Azikin, M.Kes KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR

PROGRAM KEGIATAN DINAS KESEHATAN KELUARGA SEHAT DAN LORONG SEHAT TAHUN dr. Hj. A. Naisyah Azikin, M.Kes KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR PROGRAM KEGIATAN DINAS KESEHATAN KELUARGA SEHAT DAN LORONG SEHAT TAHUN 2017 dr. Hj. A. Naisyah Azikin, M.Kes KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR PROFIL KOTA MAKASSAR LETAK GEOGRAFIS -Pantai Barat Pulau

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai Pasal 13 dan 14 huruf j Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dikatakan bahwa Kesehatan merupakan urusan wajib dan dalam penyelenggaraannya

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Mendasarkan pada permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1. VISI : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang mandiri untuk hidup sehat MISI I : Meningkatkan Kemandirian dalam Jaminan Kesehatan Nasional Pelayanan Kesehatan. Meningkatkan Masyarakat Miskin Cakupan

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015 Capaian Kinerja Capaian Kinerja Urusan Kesehatan diukur melalui beberapa indikator yang telah ditetapkan targetnya dalam RPJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016 sebagai berikut : Tabel Target dan Capaian

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN

POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN ESELON II POHON KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN ESELON III ESELON IV VISI MISI SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS NAMA PROGRAM SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM SASARAN

Lebih terperinci

Manggal Karya Bakti Husuda

Manggal Karya Bakti Husuda LAPORAN INDIKATOR INDONESIA SEHAT 2010 DAN PENETAPAN INDIKATOR KABUPATEN SEHAT SEBAGAI TARGET KABUPATEN POLEWALI MANDAR SEHAT (Keputusan Menkes RI No. 1202 /Menkes/SK/VIII/2003) Disajikan Dalam Rangka

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS KESEHATAN Jl. Pangeran Moehamad Amin Komplek Perkantoran Pemkab Musi Rawas Telp. 0733-4540076 Fax 0733-4540077 MUARA BELITI KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi : DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMENEP Visi Misi : : MASYARAKAT KABUPATEN SUMENEP SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasioanal dan Provinsi Telaahan terhadap kebijakan Nasioanal dan provinsi menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. VISI DAN MISI Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Kesehatan merupakan salah satu tahap penting penyusunan dokumen Renstra Dinas Kesehatan sebagai

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Rembang. geografis Kabupaten Rembang terletak pada garis koordinat

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Rembang. geografis Kabupaten Rembang terletak pada garis koordinat 45 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Gambaran Umum Kabupaten Rembang 2.1.1 Letak Geografis Kabupaten Rembang Kabupaten Rembang terletak di pesisir pantai utara Provinsi Jawa Tengah dan berbatasan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2016 SASARAN

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. Kabupaten Kota Baru sejak tanggal 8 April 2003 yang terdapat di propinsi

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. Kabupaten Kota Baru sejak tanggal 8 April 2003 yang terdapat di propinsi BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Kondisi Geografis Kabupaten Tanah Bumbu 3.1.1 Geografis Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu Kabupaten Pemekaran dari Kabupaten Kota Baru sejak tanggal 8 April 2003 yang

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

IV-55. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Banten

IV-55. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Banten IV-55 4.1 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS KESEHATAN Tabel. 4.1 TUJUAN, SASARAN, INDIKATOR SASARAN DAN TARGET KINERJA RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 2017 No. TUJUAN

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 06 TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Meningkatkan Meningkatkan Upaya Upaya Kesehatan Kesehatan Masyarakat melalui program melalui Program Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,

Lebih terperinci

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100. Berdasarkan uraian mengenai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah selama periode 2011-2015, maka telah ditetapkan target agregat untuk

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 S/D 2014 MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 S/D 2014 MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT MISI 1 : Tujuan : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 S/D 2014 MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Terwujudnya Mutu Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret Filosofi Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat UKM_Maret 2006 1 MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS Tujuan Pembangunan Millenium (MDG) yg meliputi : 1 Menghapuskan kemiskinan & kelaparan.

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA (BIDANG KESEHATAN) Disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI Jakarta, 23 November 2005 AGENDA PEMBANGUNAN AGENDA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi 7.1. Prinsip Dasar Pembangunan Kesehatan Pembangunan Bidang Kesehatan Banyuwangi merupakan bagian dari kebijakan dan program pembangunan kesehatan naional serta sistem kesehatan nasional (SKN). Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

TARGET INDIKATOR SATUAN MENINGKATKAN 1. INDIKATOR SASARAN CAPAIAN MISI TUJUAN SASARAN NO

TARGET INDIKATOR SATUAN MENINGKATKAN 1. INDIKATOR SASARAN CAPAIAN MISI TUJUAN SASARAN NO Tabel 4.2 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 Visi : "INSTITUSI YANG PROFESIONAL DALAM MEWUJUDKAN PARIPURNA DI JAWA TENGAH" MISI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan 2. URUSAN KESEHATAN Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA A. Kinerja Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

CAPAIAN MDGs BIDANG KESEHATAN

CAPAIAN MDGs BIDANG KESEHATAN CAPAIAN MDGs BIDANG KESEHATAN MENTERI KESEHATAN dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH SIMPOSIUM NASIONAL JHCC, Jakarta, 20 Desember 2010 CAPAIAN MDGs BIDANG KESEHATAN MENTERI KESEHATAN dr. Endang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran,

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci