MODEL DINAMIKA PENYEBARAN POPULASI DIABETES TANPA DAN DENGAN KOMPLIKASI PENYAKIT LAIN JOKO HARTONO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL DINAMIKA PENYEBARAN POPULASI DIABETES TANPA DAN DENGAN KOMPLIKASI PENYAKIT LAIN JOKO HARTONO"

Transkripsi

1 MODEL DINAMIKA PENYEBARAN POPULASI DIABETES TANPA DAN DENGAN KOMPLIKASI PENYAKIT LAIN JOKO HARTONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Model Dinamika Penyebaran Populasi Diabetes Tanpa dan Dengan Komplikasi Penyakit Lain adalah benar-benar karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Juni 2011 JOKO HARTONO NRP G

3 ABSTRACT JOKO HARTONO. Spread of population dynamics model of diabetes without and with complications of other diseases.under direction of AGUS KARTONO and AKHIRUDDIN MADDU The incidence and prevalence of diabetes increases in Indonesia.Complications of diabetes constitute a burden for the individuals and the whole society.. In this paper, ordinary defferential equations and numerical approach is used to monitor population size and the complications of diabetes without other diseases. The simulation results of this model explains the predictive number of diabetics without complications and the number patient diabetes with other complications after to determine the number of patients in overall.model to predict the number of diabetics without and with complications of other diseases. Keywords: diabetes mellitus, numerical methods, mathematical models, prevalence

4 RINGKASAN JOKO HARTONO. Model Dinamika Penyebaran Populasi Diabetes Tanpa dan Dengan Komplikasi Penyakit Lain. Dibimbing oleh AGUS KARTONO dan AKHIRUDDIN MADDU Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat ketidakcukupan fungsi insulin. Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan atau produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Dirjen Bina Farmasi & ALKES, 2005). DM merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif atau absolut. Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat terjadi komplikasi metabolik akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati (Rini Tri Hastuti, 2008). Prevalensi DM di dunia mengalami peningkatan yang cukup besar, demikian juga di Indonesia. Data statistik organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2003 diperkirakan jumlah penderita diabetes di dunia sekitar 194 juta mewakili prevalensi global melebihi 3% dari populasi dunia dan diprediksikan akan mencapai 333 juta (6.3%) pada tahun Selain itu, untuk pertama kalinya, sebuah perkiraan 314 juta (8.2%) diberikan untuk orang-orang dalam tahap pradiabetes yang setidaknya sepertiga akan berkembang ke tahap diabetes setelah 10 tahun. Peningkatan dramatis terjadi di kedua prevalensi dan insiden diabetes secara global, terutama dengan batas baru yang diusulkan oleh komite ahli dalam diagnosis dan klasifikasi DM pada tahun 1997 dan diadopsi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Biaya pengobatan yang tepat untuk penderita diabetes tidak mudah untuk dijabarkan secara detail, tetapi perkiraan dapat diperoleh berdasarkan tiga tingkat, yaitu: 1. Biaya pengobatan langsung terkait dengan proses diagnosis dan manajemen (pengelolaan) penderita diabetes tanpa komplikasi. Ini termasuk rawat inap dan rawat jalan, cara pengobatan dengan insulin atau tablet dan peralatan kontrol diri (darah dan tes urin). 2. Biaya pengobatan yang diakibatkan oleh komplikasi diabetes dengan penyakit lain. Biaya pengobatan pada tahap ini sulit untuk diukur, karena diabetes terkait dengan penyakit mikro dan makrovaskular, seperti penyakit jantung, gagal ginjal, penyakit mata dan amputasi. Selain itu, biaya pengobatan diabetes bisa bertambah apabila biaya perawatan pada situasi yang tidak terkait dengan medis, seperti infeksi, kecelakaan dan pembedahan.

5 iv iii 3. Biaya pengobatan tidak langsung yang berhubungan dengan kualitas hidup dan produktivitas ekonomi yang dihubungkan dengan perkiraan tingkat kecacatan. Penelitian ini akan mengembangkan sebuah model epidemiologi dinamika penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain berdasrkan persamaan diferensial biasa (ODE) untuk melihat dinamika penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain. Penelitian ini juga bertujuan untuk mempelajari model sistem dinamika linier dan non-linier yang berlaku pada sistem penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain. Model ini diharapkan dapat memberikan prediksi penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain, sehingga biaya pengobatan penderita diabetes yang telah diuraikan di atas dapat diprediksikan dengan cukup baik, sehingga akan menunjang perekonomian negara. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa komputer Intel Pentium (R), 2 GB RAM. Software yang digunakan untuk proses komputasi adalah bahasa pemograman Matlab R2009a dari Mathwork Inc. Penelitian ini didukung oleh sumber referensi yang berupa jurnal dan buku (literatur), dan juga berbagai informasi yang diperoleh dari internet yang dapat diakses dari laboratorium. Pembuatan progam dengan menggunakan bahasa pemograman Matlab R2009a diperlukan untuk memudahkan perhitungan secara numerik dan juga memudahkan dalam pembuatan grafik, yaitu: grafik laju perubahan populasi pada model dinamika penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain. Pada kasus pertama, prediksi jumlah penderita diabetes tahun secara linier, prediksi jumlah penderita diabetes tanpa komplikasi lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain. Hal ini disebabkan oleh pengaruh nilai awal jumlah penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain lebih besar, dan juga ini dipengaruhi oleh nilai-nilai parameternya, yaitu: tingkat berkembangnya penderita diabetes menjadi komplikasi meningkat, sedangkan tingkat kesembuhan diabetes yang komplikasi menurun. Tingkat penambahan penderita diabetes pada kasus pertama ini dari tahun ke tahun cenderung stabil. Pada kasus kedua, prediksi jumlah penderita diabetes tahun secara liner, polanya sama seperti kasus pertama. Ini dikarenakan persamaan yang dipakai sama, sehingga hasil prediksinya sama, yaitu: jumlah peningkatan penderita diabetes dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang stabil. Jumlah penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain lebih besar dari jumlah penderita diabetes tanpa komplikasi. Karena ada pengaruh nilai awal dan nilainilai parameternya.diantaranya nialai parameter lamda (tingkat berkembang pederita diabetes menjadi komplikasi) menigkat dan nilai parameter gama (tingkat kesembuhan komplikasi) menurun.

6 v Pada kasus ketiga, prediksi jumlah penderita diabetes tahun secara non-linier, jumlah penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain dari tahun kedua sampai tahun keempat mengalami penurunan, hal ini disebabkan tingkat kesembuhan meningkat, sehingga mengurangi jumlah penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain. Prediksi jumlah penderita diabetes tanpa komplikasi penyakit lain dari tahun kedua sampai keempat mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan penambahan dari tingkat kesembuhan komplikasi yang meningkat. Pada kasus keempat, prediksi jumlah penderita diabetes tahun secara non-linier, polanya sama seperti kasus ketiga, karena persamaan yang dipakai sama. Prediksi penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain dari tahun kedua sampai tahun kelima mengalami penurunan, hal ini dikarenakan tingkat kesembuhan komplikasi mengalami peningkatan, sedangkan tingkat penderita diabetes menjadi komplikasi menurun. Jumlah penderita diabetes tanpa komplikasi pada tahun kedua sampai tahun kelima mengalami peningkatan yang cukup signifikan apabila dibandingkan dengan peningkatan tahun kelima dan seterusnya sampai tahun Hal ini dikarenakan tingkat berkembangnya diabetes menjadi komplikasi menurun sedangkan tingkat kesembuhan komplikasi meningkat. Perbedaan antara kasus linier dan non-linier adalah pada nilai lamda. Nilai lamda pada kasus linier bernilai konstan, sedangkan pada kasus non-linier nilai lamda bernilai tidak konstan. Hasil prediksi untuk kasus linier, penambahan jumlah penderita diabetes dari tahun ke tahun relatif stabil, sedangkan pada kasus nonlinier, perubahan jumlah penderita diabetes dari tahun ke tahun tidak stabil. Kata kunci: diabetes mellitus, prevalensi, model epidemiologi, linier, non-linier

7 Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruhnya karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

8 MODEL DINAMIKA PENYEBARAN POPULASI DIABETES TANPA DAN DENGAN KOMPLIKASI PENYAKIT LAIN JOKO HARTONO Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Biofisika SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

9 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Irmansyah, M. Si

10 HALAMAN PENGESAHAN Judul Tesis Nama N R P Program Studi : Model Dinamika Penyebaran Populasi Diabetes tanpa dan dengan Komplikasi Penyakit Lain. : JOKO HARTONO : G : BIOFISIKA Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Agus Kartono, M.Si Ketua Dr. Akhiruddin Maddu, M.Si Anggota Diketahui, Ketua Program Studi Biofisika IPB Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Agus Kartono, M.Si. Dr. Ir. Dahrul Syah, M. Sc. Agr Tanggal Ujian: 23 juni 2011 Tanggal Lulus:

11 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul Model dinamika penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain, yang dilakukan dalam rangka tugas akhir untuk menyelesaikan program pendidikan S2 Biofisika pada Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Syafrudin AK yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada penulis untuk belajar di IPB, kepada Bapak Dr. Agus Kartono, M.Si dan Bapak Dr. Akhirruddin Maddu, M.Si atas segala bimbingan dan motivasinya yang diberikan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Kepada umi Fitria Yulianti, SP yang sabar dan selalu memberikan dorongan semangat dan motivasi, kedua orang tua yang selalu mendoakan dan anak-anak saya Taqiy, Sulthan dan Quds, serta seluruh pihak yang telah membantu penulis, juga kepada semua teman-teman seperjuangan Biofisika. Semoga karya ilmiah ini akan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan. Bogor, Juni 2011 Joko Hartono

12 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sukoharjo pada tanggal 3 September 1977 dari seorang ayah bernama Yoso Wiyono dan ibu Sutini. Penulis merupakan putra ketiga dari lima bersaudara. Pendidikan sarjana ditempuh di program studi pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, lulus pada tahun Pada tahun 2009 mendapat kesempatan untuk melanjutkan ke program Magister Sains program studi Biofisika di Institut Pertanian Bogor melalui Beasiswa Unggulan Daerah Kabupaten Bulungan Propinsi Kalimantan Timur. Penulis bekerja sebagai guru di SMP Negeri 2 Tanjung Selor sejak tahun 2006 di Kabupaten Bulungan Propinsi Kalimantan Timur.

13 xvii DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i RINGKASAN... iii KATA PENGANTAR xiii RIWAYAT HIDUP xv DAFTAR ISI... xvii DAFTAR GAMBAR... xix DAFTAR LAMPIRAN... xxi PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Perumusan Masalah... 5 Tujuan Penelitian... 5 Manfaat Penelitian... 6 Ruang Lingkup... 6 TINJAUAN PUSTAKA... 7 Definisi Diabetes Mellitus... 7 Gejala Diabetes Mellitus... 8 Pengolongan Diabetes Mellitus... 8 Epidemiologi Model Dinamika Penyebaran Populasi Diabetes Tanpa dan dengan Komplikasi Penyakit Lain METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Peralatan Studi Pustaka Pembuatan Program Analisis Out Put... 19

14 xviii xviii HASIL DAN PEMBAHASAN Validasi Model Prediksi Model Kasus linier penyebaran populasi diabetes tahun dan Tahun Kasus Non-linier Penyebaran Populasi Diabetes pada tahun dan tahun Perbandingan Hasil Prediksi persamaan Epidemiologi Penyebaran Populasi Diabetes Linier dan Non-linier KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 33

15 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Model SIS (suscept, infect, suscept) Model SIR tak Dinamik (suscept, infect, remove) Model SIR Dinamik (suscept, infect, remove) Model matematika penyebaran populasi diabetes Prediksi tahun dari model linier (9), (10) dan (11) untuk dinamika penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain dengan D 0 = ; C 0 = ; N 0 = ; i = dan nilai-nilai parameter ν = 0,052; δ = 0,3; μ = 0,4; γ = 0,537; dan λ = 0, Prediksi tahun dari model linier (9), (10) dan (11) untuk dinamika penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain dengan D 0 = , C 0 = ; N 0 = ; i = dan nilai-nilai parameter ν = 0,05; δ = 0,3; μ = 0,4; γ = 0,537; dan λ = 0, Prediksi tahun dari model non linier (9),(10) dan (11) untuk dinamika penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain dengan D 0 = ; C 0 = ; N 0 = ; i = dan nilai-nilai parameter ν = 0,783; δ = 0,065; μ = 0,06; γ = 0,5; dan β = Prediksi tahun dari model non linier (9),(10)dan(11) untuk dinamika penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi Penyakit lain dengan D 0 = ; C 0 = ; N 0 = ; i = dan nilai-nilai parameter ν = 0,783; δ = 0,0644; μ = 0,06; γ = 0,5; dan β =

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Diagram Alir Penelitian Data Prevalensi Diabetes Tahun Data Prevalensi Diabetes Tahun Sintak plot grafik persamaan linier tahun Sintak plot grafik persamaan linier tahun Sintak plot grafik persamaan non-linier tahun Sintak plot grafik persamaan non-linier tahun

17 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif perlahan-lahan atau permanen. Apabila hal ini dibiarkan tidak terkendali akan dapat terjadi komplikasi metabolik akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati (Rini Tri Hastuti, 2008). Menurut Amerika Diabetes Association (ADA) 2005, DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Sedangkan WHO pada tahun 1980 mengatakan bahwa DM merupakan suatu penyakit yang tidak dapat dijelaskan dalam satu jawaban dengan jelas dan singkat, tetapi secara umum dapat dikatakan penyakit yang disebabkan oleh suatu kumpulan masalah anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana diperoleh informasi bahwa defisiensi insulin absolut atau relatif pada fungsi insulin terganggu (PERKENI, 2006). Prevalensi DM di dunia mengalami peningkatan yang cukup besar. Data statistik organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2003 diperkirakan jumlah penderita diabetes di dunia sekitar 194 juta mewakili prevalensi global melebihi 3% dari populasi dunia dan diprediksikan akan mencapai 333 juta (6,3%) pada tahun Selain itu, untuk pertama kalinya, sebuah perkiraan 314 juta (8,2%) diberikan untuk orang-orang dalam tahap pradiabetes yang setidaknya sepertiga akan berkembang ke tahap diabetes setelah 10 tahun. Peningkatan dramatis terjadi di kedua prevalensi dan insiden diabetes secara global, terutama dengan batas baru yang diusulkan oleh komite ahli dalam diagnosis dan klasifikasi DM pada tahun 1997 dan diadopsi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Secara umum, dua bentuk DM adalah:

18 DM tipe 1, penyakit ini juga dikenal sebagai Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). IDDM ini mempengaruhi orang di bawah usia 40 dan mewakili 10% sampai 15% dari populasi diabetes. 2. DM tipe 2, penyakit ini dikenal sebagai Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). NIDDM merupakan bagian utama dari populasi diabetes (85-90%). Sepuluh negara terkemuka dengan penderiata diabetes terbanyak ditunjukkan dalam Tabel 1. Obesitas (kegemukan) merupakan beban menantang bagi pemegang otoritas kesehatan di hampir semua negara sama, baik di negara dengan penghasilan tinggi maupun dengan penghasilan rendah, meskipun dengan beberapa variasi perbedaan di antara negara tersebut. Di Amerika Serikat, prevalensi obesitas telah meningkat dari 30% pada tahun enam puluhan menjadi 60% pada tahun 2000, proporsi anak-anak gemuk telah tumbuh dari 12% pada tahun 1990 menjadi 16% pada tahun Namun, perhatian khusus harus diberikan kepada efek kontras di negara-negara berkembang dimana obesitas sering berdampingan dengan populasi yang sama dengan kekurangan gizi kronis, beban kematian dan kecacatan disebabkan oleh penyakit tidak menular melebihi yang ditetapkan oleh penyakit menular. Ini disebabkan karena diabetes adalah: penyebab utama gagal ginjal stadium akhir dialisis atau transplantasi, penyebab utama kebutaan pada orang-orang usia kerja, penyebab utama amputasi, penyebab pertama dengan faktor risiko lain dari kematian dan morbiditas (pesakitan) dengan penyakit jantung.

19 3 Biaya Pengobatan Diabetes dan Komplikasi dengan Penyakit Lain Biaya pengobatan yang tepat untuk penderita diabetes tidak mudah untuk dijabarkan secara detail, tetapi perkiraan dapat diperoleh berdasarkan tiga tingkat, yaitu: 1. Biaya pengobatan langsung terkait dengan proses diagnosis dan manajemen (pengelolaan) penderita diabetes tanpa komplikasi. Ini termasuk rawat inap dan rawat jalan, cara pengobatan dengan insulin atau tablet dan peralatan kontrol diri (darah dan tes urin). 2. Biaya pengobatan yang diakibatkan oleh komplikasi diabetes dengan penyakit lain. Biaya pengobatan pada tahap ini sulit untuk diukur, karena diabetes terkait dengan penyakit mikro dan makrovaskular, seperti penyakit jantung, gagal ginjal, penyakit mata dan amputasi. Selain itu, biaya pengobatan diabetes bisa bertambah apabila biaya perawatan pada situasi yang tidak terkait dengan medis, seperti infeksi, kecelakaan dan pembedahan. 3. Biaya pengobatan tidak langsung yang berhubungan dengan kualitas hidup dan produktivitas ekonomi yang dihubungkan dengan perkiraan tingkat kecacatan. Studi di berbagai negara telah menunjukkan bahwa diabetes merupakan penyakit dengan biaya pengobatan mahal yang diperkirakan antara 2.5 dan 15% dari total pengeluaran kesehatan. Untuk kategori usia tahun, biaya langsung tahunan dunia diperkirakan lebih dari 153 miliar US Dolar dan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun Menurut Lembaga Nasional Diabetes dan Perencanaan Penyakit Ginjal (NIDDK) dan American Diabetes Association, diabetes penyebab utama kematian keenam pada tahun 1999 dengan biaya langsung 44 miliar US Dolar dan biaya tidak langsung sebesar 54 milyar US Dolar per tahun. Pada tahun 2002, biaya langsung dan tidak langsung mencapai 132 milyar US Dolar. Di Perancis, sebuah perkiraan sebesar 57 milyar US Dolar diberikan untuk biaya langsung diabetes, sedangkan biaya yang setara dengan 52 milyar Poundsterling mewakili sekitar 9% dari pelayanan Dinas Kesehatan Nasional (NHS), anggaran yang diberikan untuk Inggris pada tahun 2000.

20 4 4 Beban ini juga mempengaruhi negara-negara berkembang. Dalam hal ini, negara mencoba, sampai saat ini, secara luas meyakini bahwa pembangunan ekonomi adalah prasyarat penting untuk meningkatkan status kesehatan penduduk dan kesehatan sering diklasifikasikan sebagai sektor produktif. Pada saat ini, politisi dan pembuat kebijakan kesehatan mengakui bahwa berinvestasi dalam kesehatan masyarakat adalah kondisi yang diperlukan untuk pengembangan ekonomi namun keputusan energik yang diperlukan untuk kebutuhan mendesak dan konsekuen strategis. Kebutuhan strategi tersebut diperkuat oleh fakta bahwa faktor risiko seperti kolesterol, tekanan darah, dan obesitas tidak hanya terjadi di negara industri, tetapi ini menjadi lebih umum di negara berkembang, di mana mereka dua kali lipat beban penyakit menular yang selalu menimpa negara-negara miskin. ( Boutayeb et al, 2004) Penelitian ini mendiskripsikan model matematika linier dan non linier dari sistem dinamika penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain yang bertujuan memantau ukuran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain. Model matematika penyebaran populasi diabetes telah dilakukan oleh A Boutayeb pada tahun Perbedaan model epidemiologi diabetes dalam penelitian ini dengan model yang dikembangkan oleh Boutayeb adalah model Boutayeb terdapat empat persamaan yang terbagi menjadi dua bagian yang saling terkopel. Bagian pertama adalah persamaan D(t) jumlah penderita diabetes tanpa komplikasi terkopel dengan persamaan C(t) jumlah penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain, sedangkan bagian dua adalah persamaan C(t) jumlah penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain terkopel dengan persamaan N(t) total populasi penderita diabetes, dua bagian persamaan tersebut saling terpisah. Lebih jelasnya, model yang dikembangkan oleh Boutayeb berdasarkan model epidemiologi SIS, sedangkan model dalam penelitian ini terdapat tiga persamaan yang terkopel satu sama lain saling terkait dan saling mempengaruhi besar kecil nilainya. Tiga persamaan tersebut adalah D(t) jumlah penderita diabetes tanpa komplikasi, C(t) jumlah penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain dan N(t) total populasi penderita diabetes. Lebih jelasnya, model dalam penelitian ini berdasarkan model epidemiologi SIR dinamik yaitu gabungan dari model SIS dan model SIR tak dinamik.

21 5 Pada model ini, tiga persamaan differensial biasa (Ordinary Differensial Equation (ODE)) linier dan non linier terkopel yang membuat hipotesis lima parameter yaitu: μ, λ, γ, ν, δ yang mempengaruhi kondisi penyebaran diabetes sebagai fungsi waktu. μ adalah tingkat kematian alami penderita diabetes, λ adalah diabetes yang berkembang menjadi komplikasi, γ adalah tingkat dimana komplikasi sembuh, ν adalah tingkat dimana pasien dengan komplikasi yang akan sangat cacat karena komplikasi, δ adalah tingkat kematian karena komplikasi. Pada penelitian ini, model matemetika menggambarkan hubungan antara total populasi penderita diabetes, jumlah penderita diabetes tanpa komplikasi dan penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain yang dipengaruhi oleh lima parameter : μ, λ, γ, ν, dan δ. Model tersebut divalidasi dengan data hasil prediksi peneliti lain yang telah diterbitkan dalam artikel ilmiah atau jurnal. Hasil validasi antara model ini dan prediksi peneliti lain akan dapat diperoleh jumlah penderita diabetes tanpa komplikasi dan jumlah penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain, baik dengan model matematika linier dan non-linier, selanjutnya hasil dari model ini dibandingkan dan dianalisis. PERUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah bentuk model dan persamaan yang dapat menjelaskan sistem dinamika populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain? 2. Apakah model dinamika penyebaran diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain, memberikan hasil prediksi yang sesuai dengan kenyataan? TUJUAN PENELITIAN 1. Mempelajari dan menganalisis sistem dinamika penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain dengan model matematika dari Boutayeb. 2. Membuat dan menganalisis model sistem dinamika linier dan non-linier yang pada sistem penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain berdasarkan model epidemiologi SIR dinamik yaitu gabungan dari model SIS dan model SIR tak dinamik. 3. Membandingkan hasil prediksi model sistem dinamika linier dan non-linier.

22 6 6 MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini menjadi alternatif dasar teori tentang penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain. Hasil analisis penelitian ini diharapkan dapat memberi petunjuk bagaimana strategi yang efektif untuk bertindak dalam pembiayaan yang efisien untuk dikeluarkan pada penderita diabetes atau untuk mengendalikan perubahan sedikit demi sedikit ke tahap tanpa komplikasi dengan penyakit lain. RUANG LINGKUP Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi persamaan diferensial biasa (ODE), dan diagram model dinamika populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain. Kemudian dilanjutkan analisis diagram model perubahan terhadap waktu untuk populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain pada sistem dinamika persamaan diferensial biasa (ODE).

23 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat kekurangan fungsi insulin. Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan atau produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Dirjen Bina Farmasi & ALKES, 2005). Metabolisme tubuh bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan energi baik untuk membentuk sel yang baru maupun mengganti sel tubuh yang rusak. Sumber energi diperoleh dari asupan makanan yang terdiri atas karbohidrat, protein, dan lemak. Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut, kemudian di lambung dan dilanjutkan di usus. Makanan dipecah menjadi bahan dasarnya di dalam saluran pencernaan, karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino, dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus, kemudian masuk ke pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk digunakan sebagai energi. Agar dapat berfungsi sebagai energi, zat makanan harus masuk dulu ke dalam sel untuk diolah. Insulin memegang peranan penting dalam proses metabolisme, insulin bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel untuk diolah menjadi energi. Namun, ketersediaan insulin saja tidak cukup menjamin proses metabolisme dapat berlangsung normal. Hal ini juga bergantung pada kepekaan reseptor pada insulin yang terletak pada dinding sel sasaran. Ketidakpekaan reseptor insulin mengakibatkan insulin tidak dapat bekerja secara maksimal sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat. Keadaan ini mengakibatkan seseorang menderita penyakit diabetes. Berbagai proses patologis berperan dalam terjadinya DM, mulai dari kerusakan autoimun dari sel pankreas yang berakibat defisiensi insulin sampai kelainan yang menyebabkan resistensi terhadap kerja insulin. Kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein pada DM disebabkan kurangnya kerja insulin pada jaringan target (Adnyana et al., 2006).

24 8 8 Gejala Diabetes Mellitus Gejala utama diabetes yaitu polifagia (meningkatnya rasa lapar), polidipsia (meningkatnya rasa haus), dan poliuria (meningkatnya buang air kecil), serta kehilangan berat badan terutama pada diabetes tipe 1 (DiPiro et al., 2005). Gejala dan tanda-tanda penyakit DM dapat digolongkan menjadi gejala akut dan gejala kronis. Gejala akut penyakit DM pada tiap penderita tidaklah sama, bahkan hampir sama dengan gejala utama. Namun, bila keadaan tersebut tidak cepat diobati, lama-kelamaan mulai timbul gejala yang disebabkan oleh kurangnya insulin, yaitu: nafsu makan mulai berkurang bahkan kadang-kadang disusul dengan mual, mudah lelah bahkan penderita akan jatuh koma. Gejala kronis penyakit DM antara lain kesemutan, kulit terasa panas, terasa tebal di kulit, kram, lelah, mudah mengantuk, mata kabur, gatal di sekitar kemaluan, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun (Tjokroprawiro, 2006). Gejala-gejala ini harus mendapat perawatan yang memadai. Penderita DM tanpa perawatan memadai dalam jangka panjang dapat memicu berbagai komplikasi kronis, seperti: gangguan pada mata dengan potensi berakibat pada kebutaan, gangguan pada ginjal hingga berakibat pada gagal ginjal, gangguan kardiovaskular, gangguan pada sistem saraf sehingga terjadi disfungsi saraf autonom, kaki gangren, amputasi, dan gejala lain seperti dehidrasi, ketoasidosis, ketonuria, dan hiperosmolar non-ketotik yang dapat berakibat pada stupor dan koma. Penggolongan Diabetes Mellitus Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan Diabetes Mellitus (DM) menjadi tiga jenis: 1) Diabetes Mellitus tipe 1 Diabetes Mellitus tipe 1 (IDDM) yang dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa, merupakan diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat rusaknya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Lagerhans pankreas.

25 9 Pada saat ini, DM tipe 1 tidak dapat dicegah. Diet dan olah raga saja tidak bisa menyembuhkan ataupun mencegah DM tipe 1. Kebanyakan penderita DM tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal. Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada DM tipe 1 ialah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh. DM tipe 1 merupakan bentuk diabetes parah yang berhubungan dengan terjadinya ketosis apabila tidak diobati. Keadaan tersebut merupakan suatu gangguan katabolisme yang disebabkan karena hampir tidak terdapat insulin dalam sirkulasi, glukagon plasma meningkat, dan sel-sel beta pankreas gagal merespon semua stimulus insulinogenik. Oleh karena itu, perlu pemberian insulin eksogen untuk memperbaiki katabolisme, mencegah ketosis, dan menurunkan hiperglukagonemia, serta peningkatan kadar gukosa darah (Katzung, 2002). DM tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah. Pengobatan dasar DM tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, ialah penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetik ketoasidosis bisa menyebabkan koma bahkan bisa mengakibatkan kematian. Terapi juga diberikan dengan cara penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi insulin pada umumnya, juga dimungkinkan pemberian insulin melalui pompa, yang memungkinkan untuk pemberian masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis dari insulin yang dibutuhkan pada saat makan. 2) Diabetes Mellitus tipe 2 Diabetes Mellitus tipe 2 (NIDDM) merupakan tipe DM yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel beta, gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap

26 10 10 insulin serta yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia. Patogenesis dari DM tipe 2 sangat kompleks termasuk interaksi dari faktor genetik dan lingkungan. Latar belakang etnis, jenis kelamin, dan usia merupakan faktor penting dalam menentukan perkembangan risiko diabetes tipe ini. Pada tahap awal kelainan yang muncul ialah berkurangnya sensitivitas terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Hiperglisemia dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitivitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hati, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin. Obesitas ditemukan pada 90% dari pasien dunia dengan diagnosis diabetes tipe 2. Faktor lain meliputi faktor keturunan, walaupun pada beberapa dekade terakhir terus meningkat pengaruhnya pada remaja dan anak-anak. Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis. Diabetes tipe 2 biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga), diet (umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan pengurangan berat badan. Berdasarkan uji toleransi glukosa oral, penderita DM tipe 2 dapat dibagi menjadi 4 kelompok: a) Kelompok yang hasil uji toleransi glukosanya normal. b) Kelompok yang hasil uji toleransi glukosanya abnormal, disebut juga Diabetes Kimia (Chemical Diabetes). c) Kelompok yang menunjukkan hiperglikemia puasa minimal (kadar glukosa plasma puasa < 140 mg/dl). d) Kelompok yang menunjukkan hiperglikemia puasa tinggi (kadar glukosa plasma puasa > 140 mg/dl) (Dirjen Bina Farmasi dan ALKES, 2005).

27 11 3) Diabetes Mellitus Gestasional (GDM) Diabetes Mellitus yang muncul pada masa kehamilan, umumnya bersifat sementara, tetapi merupakan faktor risiko untuk DM tipe 2. Sekitar 4-5% wanita hamil diketahui menderita GDM, dan umumnya terdeteksi pada atau setelah trimester kedua (Dirjen Bina Farmasi dan ALKES, 2005). Pada pasien ini toleransi glukosa dapat kembali normal setelah persalinan. Epidemiologi Pada awalnya, epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakitpenyakit non infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada suatu makhluk hidup di dalam konteks lingkungannya, mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut. Di dalam batasan epidemiologi ini, sekurang-kurangnya mencakup 3 elemen yakni: a. Mencakup semua penyakit. Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non-infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi, kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan. b. Populasi. Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran dari penyakit-penyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit di suatu populasi atau kelompok. c. Pendekatan ekologi. Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada lingkungan fisik, biologis, maupun sosial dalam suatu populasi.

28 12 12 Pada epidemiologi biasanya timbul 3 pertanyaan, yakni: 1) Siapakah yang menjadi sasaran penyebaran penyakit itu? 2) Di mana penyebaran atau terjadinya penyakit? 3) Kapan penyebaran atau terjadinya penyakit tersebut? Jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini adalah merupakan faktorfaktor yang menentukan terjadinya suatu penyakit. Dengan perkataan lain, terjadinya atau penyebaran suatu penyakit ditentukan oleh 3 faktor utama yakni subjek yang berpenyakit, tempat dan waktu. Model dasar epidemiologi sendiri terdiri atas 3 model, yakni model SIS, model SIR tak dinamik dan model SIR yang dinamik (Hethcote, 1989). 1) Model SIS (Suspect-Infect-Suspect) Gambar 1. Model SIS Suatu model penyebaran penyakit yang tidak memperhitungkan adanya kekebalan suatu makhluk hidup pada suatu penyakit tapi masih ada pengaruh dari kelahiran dan kematian. Rumusnya sebagai berikut : (NS(t)) = μn λsni + γni μns...(1) (NI(t)) = λsni γni μni...(2) NS(0) = NS 0 > 0,NI(0) = NI 0 > 0,NS(t) + NI(t) = N 2) Model SIR (Suspect-Infect-Remove) tak dinamik Gambar 2. Model SIR tak dinamik

29 13 Suatu model penyebaran penyakit dimana kekebalan diperhitungkan, tetapi jumlah kelahiran dan kematian tidak diperhitungkan. Rumusnya sebagai berikut : (N(t)) = -λnsi...(3) (N(t)) = λsni γni...(4) (N(t)) = γni...(5) NS(0) = NS o > 0,NI(0) = NI o > 0,NR(0) = NR o 0 NS(t) + NI(t) + NR(t) = N 3) Model SIR (Suscept-Infect-Remove) dinamik Gambar 3. Model SIR dinamik Gabungan dari model SIS dan SIR yaitu baik pengaruh kekebalan, kelahiran dan kematian diperhitungkan semuanya, maka dirumuskan sebagai berikut: (N(t)) = μn λsni μns.... (6) (NI(t)) = λsni γni μni...(7) (NR(t)) = γni μnr...(8) NS(0) = NS o > 0,NI(0) = NI o > 0,NR(0) = NR 0 0 NS(t) + NI(t) + NR(t) = N Keterangan : NS = jumlah hewan suspect NI = jumlah hewan yang terinfeksi NR= jumlah hewan yang diobati λ = konstanta hewan yang terinfeksi γ = konstanta hewan yang pulih kembali μ = konstanta kelahiran atau kematian

30 14 14 Model Dinamika Penyebaran Populasi Diabetes Tanpa dan Dengan Komplikasi Penyakit Lain Gambar 4.Model Matematika Penyebaran Populasi Diabetes Sebuah representasi skematis model yang ditampilkan dalam gambar 5. Diagram menunjukkan kasus I didiagnosis dalam waktu interval t dan diasumsikan tidak memiliki komplikasi pada saat didiagnosis. Dalam interval waktu yang sama, jumlah pasien tanpa komplikasi D = D (t) berkurang dengan jumlah μd (kematian alami) dan λd (pasien diabetes yang berkembang menjadi komplikasi) dan meningkat dengan jumlah γc (pasien komplikasi yang sembuh). Selama interval ini, jumlah penderita diabetes dengan komplikasi meningkat dengan jumlah λd tetapi dikurangi dengan jumlah γc (pasien komplikasi yang sembuh), μc (kematian alami penderita diabetes dengan komplikasi), νc (pasien yang sangat cacat dan cacat yang tidak dapat disembuhkan) dan δc (penderita diabetes yang meninggal akibat komplikasi). Model ini akan memantau ukuran populasi diabetes dan akan memberikan jumlah penderita diabetes dengan komplikasi sebagai fungsi dari waktu. Kasus ketika probabilitas komplikasi diabetes diambil konstan maka model diklasifikasikan sebagai model linier dan kasus ketika probalitas diperbolehkan untuk bervariasi dengan perbandingan dengan fraksi penderita diabetes dengan komplikasi diklasifikasikan sebagai model non linier. (Boutayeb,et al, 2006).

31 15 Perubahan harga ini diformulasikan oleh persamaan diferensial biasa (Odes). D (t) = I (λ + μ ) D (t) + γ C (t)... 9 C (t) = λd(t) + λn(t) (γ + μ + ν + δ) C(t) Karena N(t) = D(t) + C(t),sehingga didapat: N (t) = D (t) + C (t), D (t ) = I λ D(t) μ D(t) + γ C(t) C (t) = λ D(t) + λ N(t) γ C(t) μ C(t) ν C(t) δ C(t) + N (t) = I λ D(t) μ D(t) + γ C(t) + λ D(t) + λ N(t) γ C(t) μ C(t) ν C(t) δ C(t) =I μ D(t) μ C(t) + λ N(t) ν C(t) δ C(t) =I ( D(t) + C(t) ) μ + λ N(t) ( ν + δ ) C(t) = I μ N(t) +λ N(t) ( ν + δ ) C(t), sehingga: N (t) = I + λ N(t) μ N(t) ( ν + δ ) C(t) N(0) = N 0 > 0, D(0) = D0 0, C(0) = C 0 0, Tabel 2. Variabel dan Parameter Variabel N = Jumlah penderita diabetes C = Jumlah penderita diabetes dengan komplikasi D = Jumlah penderita diabetes tanpa komplikasi I = Kejadian diabetes yang diasumsikan tidak memiliki komplikasi pada saat didiagnosis Parameter μ(n) = Kematian alami pada penderita diabetes μ(d) = Kematian alami pada penderita diabetes tanpa komplikasi μ(c) = Kematian alami pada penderita diabetes dengan komplikasi λ(n) = Probabilitas berkembangnya penderita diabetes menjadi komplikasi λ(d) = Probabilitas berkembangnya penderita diabetes tanpa komplikasi menjadi komplikai γ(c) = Tingkat dimana komplikasi disembuhkan δ(c) = Angka kematian akibat komplikasi ν(c) = Tingkat dimana pasien dengan komplikasi menjadi sangat cacat

32 16 16 Fenomena Penderita Diabetes di Indonesia Prevalensi diabetes mellitus di dunia mengalami peningkatan cukup besar. Berdasarkan estimasi yang dilakukan Hilary king dan kawan-kawan dalam Global Burden of Diabetes, (Hilary King et al, 1998). Populasi diabetes di Indonesia sebagaimana disebutkan pada tabel 3 : Tabel 3. Populasi Diabetes di Indonesia Tahun Populasi Data statistik organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun 2000 menunjukkan jumlah penderita diabetes di dunia sekitar 171 juta dan diprediksi akan mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46 juta dan diperkirakan akan meningkat 119 juta jiwa. Di Indonesia dari 8,4 juta tahun2000 diperkirakan menjadi 21,3 juta padatahun 2030 (Sarah Wild et al, 2004). Populasi penderita diabetes di Indonesia 2000 sampai 2030 sebagaimana disebutkan pada tabel 4 : Tabel 4. Populasi Diabetes di Indonesia Tahun Populasi Kedua data tersebut akan dijadikan pengujian bagi model epidemiologi dinamika penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain yang akan dibuat pada penelitian ini

33 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisika Teori, Departemen Fisika, Institut Pertanian Bogor di mulai pada bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan Mei Kegiatannya meliputi penelitian pendahuluan, pembuatan program, analisis output, pengolahan data dan penyusunan laporan. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini berupa komputer intel Pentium (R), 2 GB of RAM. Software yang digunakan untuk proses komputasi adalah bahasa pemrograman Matlab R2009a dari Mathwork, Inc. Untuk mendukung penelitian ini sumber referensi yang digunakan selain buku (literature), jurnal dan informasi yang di peroleh dari internet yang dapat diakses dari Laboratorium. Studi Pustaka Studi pustaka diperlukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah dicapai dalam bidang yang diteliti. Pembuatan Program Pembuatan program dengan bahasa pemrograman Matlab R2009a diperlukan untuk memudahkan perhitungan secara numerik dan juga memudahkan dalam pembuatan grafik solusi persamaan baik ruang fasanya maupun laju perubahan populasi pada model yang dibuat. Analisis Output Analisis output diperlukan untuk menguji apakah output yang didapat sesuai dengan teori yang ada dalam literatur.

34 HASIL DAN PEMBAHASAN Validasi Model Model simulasi yang dibuat harus kredibel atau dapat dipercaya. Representasi kredibilitas tersebut ditunjukkan oleh validasi model. Validasi merupakan proses penentuan apakah model konseptual yang dibuat telah merefleksikan sistem nyata dengan tepat (Harrell C, 2003). Prediksi Model Model epidemiologi yang dibuat telah sesuai untuk mengambarkan fenomena dinamika penyebaran populasi diabetes tahun dan tahun Model ini dapat digunakan untuk memprediksi dinamika penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain di Indonesia tahun dan tahun Kasus linier penyebaran populasi diabetes tahun dan tahun Melalui solusi numerik dengan menggunakan software Matlab R2009a,dengan cara mensubtitusikan nilai-nilai parameter ke persamaan (9), (10) dan (11) dapat diperoleh grafik hubungan populasi diabetes z terhapad waktu t. Tabel 5. Perbandingan populasi diabetes berdasarkan eksperimen tahun dengan hasil komputasi linier. Tahun Data sekunder ( Jiwa) Komputasi(N) ( Jiwa) Komputasi(D) ( Jiwa) Komputasi(C) ( Jiwa)

35 Populasi Diabetes ( juta) x d c n Waktu (tahun) Gambar 5. Hasil prediksi tahun dari model persamaan (9), (10) dan (11) untuk dinamika penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain (D 0 = ; C 0 = ; N 0 = ; i = ) dan nilai-nilai parameter (ν = 0,052; δ = 0,3; μ = 0,4; γ = 0,537; dan λ = 0,66). Gambar 5. Dari hasil prediksi model persamaan (9), (10) dan (11) dapat dilihat total penderita diabetes pada tahun 1995 adalah dan pada tahun 2025 adalah penderita. Artinya bahwa untuk mendapatkan nilai prediksi tersebut dalam simulasi ditentukan nilai awal untuk penderita diabetes tanpa komplikasi sebesar , nilai awal penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain sebesar , nilai awal total populasi penderita diabetes sebesar dan nilai kejadian diabetes yang diasumsikan tidak memiliki komplikasi saat didiagnosis sebesar Sedankan nilai tingkat dimana pasien dengan komplikasi menjadi sangat cacat sebesar 0,052; nilai angka kematian akibat komplikasi sebesar 0,3; nilai kematian alami sebesar 0,4; nilai tingkat dimana komplikasi disembuhkan sebesar 0,537 dan nilai berkembangnya penderita diabetes menjadi komplikasi sebesar 0,66. Nilai awal dan nilai-nilai parameter tersebut mempengaruhi nilai D(t), C(t) dan N(t). Ketika nilai parameter kita ubah maka nilai-niali D(t), C(t) dan N(t) akan juga berubah. Prediksi ini mendekati nilai data eksperimen, sehingga jumlah penderita diabetes tanpa komplikasi dan jumlah penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain dapat kita tentukan dari hasil prediksi ini.

36 21 Jumlah penderita diabetes tanpa komplikasi pada tahun 1995 adalah dan pada tahun 2025 adalah sedangkan jumlah penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain pada tahun 1995 adalah dan pada tahun 2025 adalah Pada kasus linier ini penambahan jumlah penderita diabetes dari tahun ketahun mengalami penambahan yang stabil.ini bisa kita lihat pada grafik gambar 6, gambar grafiknya berupa garis lurus. Jumlah penderita diabetes tanpa komplikasi dari tahun ketahun mengalami kenaikan yang stabil, demikian juga jumlah penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain dari tahun ketahun juga mengalami kenaikan yang stabil. Jumlah penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain lebih besar dibandingkan dengan jumlah penderita diabetes tanpa komplikasi. Karena nilai awal dari penderita diabetes dengan penyakit lain lebih besar dari nilai awal penderita diabetes tanpa komplikasi. Tabel 6. Perbandingan populasi diabetes berdasarkan eksperimen tahun dengan hasil komputasi linier. Tahun Data sekunder ( Jiwa) Komputasi(N) ( Jiwa) Komputasi(D) ( Jiwa) Komputasi(C) ( Jiwa)

37 Populasi Diabetes ( juta) x d c n Waktu (tahun) Gambar 6. Hasil prediksi tahun dari model persamman (9), (10) dan (11) untuk dinamika penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain (D 0 = ; C 0 = ; N 0 = ; i = ). dan nilai-nilai parameter (ν = 0,05; δ = 0,3; μ = 0,4; γ = 0,537 dan λ = 0,66) Gambar 6.Menunjukkan hasil prediksi model persamaan (9), (10) dan (11) untuk dinamika penyebaran populasi diabetes tanpa dan dengan komplikasi penyakit lain. Hasil total prediksi penderita diabetes pada tahun 2000 adalah sedangkan pada tahun 2030 adalah Artinya bahwa untuk mendapatkan nilai prediksi tersebut dalam simulasi ditentukan nilai awal untuk penderita diabetes tanpa komplikasi sebesar , nilai awal penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain sebesar , nilai awal total populasi penderita diabetes sebesar dan nilai kejadian diabetes yang diasumsikan tidak memiliki komplikasi saat didiagnosis sebesar Nilai tingkat dimana pasien dengan komplikasi menjadi sangat cacat sebesar 0,05; nilai angka kematian akibat komplikasi sebesar 0,3; nilai kematian alami sebesar 0,4; nilai tingkat dimana komplikasi disembuhkan sebesar 0,537 dan nilai berkembangnya penderita diabetes menjadi komplikasi sebesar 0,66. Nilai awal dan nilai-nilai parameter tersebut mempengaruhi nilai D(t), C(t) dan N(t).

38 23 Hasil prediksi ini dapat diketahui jumlah penderita diabetes tanpa komplikasi dari tahun , demikian juga dengan jumlah penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain dapat diketahui dari tahun Jumlah penderita diabetes dengan komplikasi penyakit lain pada tahun 2030 adalah ini lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah penderita diabetes tanpa komplikasi pada 2030 adalah Kasus non linier penyebaran populasi diabetes pada tahun dan pada tahun Melalui solusi numerik dengan menggunakan software Matlab R2009a dengan cara mensubtitusikan nilai-nilai parameter ke persamaan (9), (10) dan (11) dapat diperoleh grafik hubungan populasi diabetes z terhapad waktu t. Tabel 7. Perbandingan populasi diabetes berdasarkan eksperimen tahun dengan hasil komputasi non linier. Tahun Data sekunder ( Jiwa) Komputasi(N) ( Jiwa) Komputasi(D) ( Jiwa) Komputasi(C) ( Jiwa)

TINJAUAN PUSTAKA Definisi Diabetes Mellitus

TINJAUAN PUSTAKA Definisi Diabetes Mellitus TINJAUAN PUSTAKA Definisi Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang telah merambah ke seluruh lapisan dunia. Prevalensi penyakit ini meningkat setiap tahunnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan

Lebih terperinci

Definisi Diabetes Melitus

Definisi Diabetes Melitus Definisi Diabetes Melitus Diabetes Melitus berasal dari kata diabetes yang berarti kencing dan melitus dalam bahasa latin yang berarti madu atau mel (Hartono, 1995). Penyakit ini merupakan penyakit menahun

Lebih terperinci

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu) 14 (polidipsia), banyak kencing (poliuria). Atau di singkat 3P dalam fase ini biasanya penderita menujukan berat badan yang terus naik, bertambah gemuk karena pada fase ini jumlah insulin masih mencukupi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis, disebut juga penyakit gula merupakan salah satu dari beberapa penyakit kronis yang ada di dunia (Soegondo, 2008). DM ditandai

Lebih terperinci

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat sekresi insulin yang tidak adekuat, kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM). Diabetic foot adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat dalam yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh komplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI.... iv ABSTRAK v ABSTRACT. vi RINGKASAN.. vii SUMMARY. ix

Lebih terperinci

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Apakah diabetes tipe 1 itu? Pada orang dengan diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat membuat insulin. Hormon ini penting membantu sel-sel tubuh mengubah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan karakteristik adanya tanda-tanda hiperglikemia akibat ketidakadekuatan fungsi dan sekresi insulin (James,

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Katarak Asal kata katarak dari bahasa Yunani cataracta yang berarti air terjun. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata yang biasanya bening

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010,

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI DIABETES MELLITUS

EPIDEMIOLOGI DIABETES MELLITUS EPIDEMIOLOGI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus, DM diabaínein (bhs yunani): διαβαίνειν,, tembus atau pancuran air Mellitus (bahasa Latin): rasa manis dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing

Lebih terperinci

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada tiga bentuk diabetes mellitus, yaitu diabetes mellitus tipe 1 atau disebut IDDM (Insulin Dependent

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada tiga bentuk diabetes mellitus, yaitu diabetes mellitus tipe 1 atau disebut IDDM (Insulin Dependent BAB 1 PENDAHULUAN Hiperglikemia adalah istilah teknis untuk glukosa darah yang tinggi. Glukosa darah tinggi terjadi ketika tubuh memiliki insulin yang terlalu sedikit atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan kerusakan metabolisme dengan ciri hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme karbohidrat, lemak serta protein yang

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004). BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah pengidap diabetes di Indonesia menurut data WHO pada tahun 2009 mencapai 8 juta jiwa dan diprediksi akan meningkat menjadi lebih dari 21 juta jiwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ tubuh secara bertahap menurun dari waktu ke waktu karena

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Validasi Model Model simulasi yang dibuat harus kredibel atau dapat dipercaya. Representasi kredibilitas tersebut ditunjukkan oleh validasi model. Validasi merupakan proses penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus atau kencing manis salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan hormon insulin secara absolute atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dukungan Sosial Suami Dukungan adalah menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan oranglain. Dukungan juga dapat diartikan sebagai memberikan dorongan / motivasi atau semangat

Lebih terperinci

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tanya-Jawab seputar. Diabetes

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tanya-Jawab seputar. Diabetes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tanya-Jawab seputar Diabetes Diabetes adalah suatu kondisi di mana kadar gula (glukosa) dalam darah tinggi. Tubuh memproduksi insulin, suatu hormon yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi penyebab kematian yang lebih umum bila dibandingkan dengan penyakit akibat infeksi di negara sedang berkembang. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau

Lebih terperinci

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN LOKAL PADA PERUBAHAN POPULASI PENDERITA DIABETES MELITUS

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN LOKAL PADA PERUBAHAN POPULASI PENDERITA DIABETES MELITUS Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 135-142 PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN LOKAL PADA PERUBAHAN POPULASI PENDERITA DIABETES MELITUS Marisa Effendi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan munculnya hiperglikemia karena sekresi insulin yang rusak, kerja insulin yang rusak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus adalah penyakit yang terjadi apabila tubuh tidak dapat menggunakan energi dari glukosa yang ada, disebabkan karena tidak cukup memproduksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Diabetes Mellitus (DM) juga dikenal sebagai penyakit kencing manis, penyakit gula darah yang ditandai dengan hiperglikemi ( peningkatan kadar gula darah).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit dengan gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, terutama di beberapa daerah tertentu. Pertumbuhan ini juga diikuti dengan perubahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis gangguan metabolisme yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi nilai normal (hiperglikemia), sebagai akibat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus dan komplikasinya telah menjadi masalah masyarakat yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan, kematian, dan kecacatan di

Lebih terperinci

Diabetes Mellitus Type II

Diabetes Mellitus Type II Diabetes Mellitus Type II Etiologi Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau ketika pankreas berhenti memproduksi insulin yang cukup. Persis mengapa hal ini terjadi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang, baik mikroangiopati maupun

BAB I PENDAHULUAN. akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang, baik mikroangiopati maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang disebabkan ketidakmampuan pankreas mengeluarkan insulin. American Diabetes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004). Diabetes Mellitus merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data mengenai jumlah serta tingkat penderita diabetes di Indonesia didapat dari beberapa website berita dan pengetahuan di media internet : - www.nationalgeographic.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) atau disebut diabetes saja merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat meningkatkan dengan cepat prevalensi komplikasi kronis pada lansia. Hal ini disebabkan kondisi hiperglikemia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional maupun lokal.

Lebih terperinci

DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM

DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM DIAGNOSIS DM DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri. digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selain kematian, Diabetes Mellitus (DM) juga menyebabkan kecacatan, yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sampai saat ini penyakit Diabetes Mellitus (DM) masih merupakan salah satu penyakit yang ditakuti oleh masyarakat, mengingat banyaknya komplikasi yang dapat timbul

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit

I. PENDAHULUAN. cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit secara epidemiologi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus 1. Definisi Diabetes mellitus adalah suatu penyakit, di mana tubuh penderitanya tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) dimasukkan sebagai salah satu target SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu mengurangi sepertiga angka kematian dini dari Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis penyakit. Penyakit menular sudah digantikan oleh penyakit yang tidak menular seperti penyakit degeneratif, metabolik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM sudah banyak dicapai dalam kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan rangkaian proses yang terjadi secara alami

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan rangkaian proses yang terjadi secara alami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penuaan merupakan rangkaian proses yang terjadi secara alami setelah manusia mencapai usia dewasa di mana seluruh komponen tubuh berhenti berkembang dan mulai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung meningkat jumlahnya penyebab kesakitan dan kematian. Penyakit ini di tandai dengan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari gangguan produksi insulin atau gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau penyakit kencing manis telah menjadi beban besar sebagai suatu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh karena morbiditas DM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi dunia sekarang ini banyak ditemukan penyakit yang disebabkan karena pola hidup dibandingkan dengan penyakit infeksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah / hiperglikemia. Secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang dimanfaatkan sehingga menyebabkan hiperglikemia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan memicu krisis kesehatan terbesar pada abad ke-21. Negara berkembang seperti Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes melitus kini telah menjadi ancaman dalam kesehatan dunia. Jumlah penderita diabetes melitus tidak semakin menurun setiap tahunnya, namun justru mengalami

Lebih terperinci

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis, BAB 1 PENDAHULUAN Dewasa ini terjadi pergeseran pola makan di masyarakat. Kecenderungan untuk beralih dari makanan tradisional Indonesia dan mengkonsumsi makanan cepat saji dan berlemak tampak menggejala.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Diabetes mellitus (DM) didefenisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. mendukung Tugas Akhir ini, seperti : Literatur berupa media cetak yang berasal dari buku-buku referensi yang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. mendukung Tugas Akhir ini, seperti : Literatur berupa media cetak yang berasal dari buku-buku referensi yang BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Penulis menggunakan beberapa data literatur dan informasi guna mendukung Tugas Akhir ini, seperti : 2.1.1. Literatur Buku Literatur berupa media cetak yang berasal

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang disebabkan karena terjadinya gangguan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes diturunkan dari bahasa Yunani yaitu diabetes yang berarti pipa air melengkung (syphon). Diabetes dinyatakan sebagai keadaan di mana terjadi produksi urin

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki 5 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang melitus (DM) merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi yang dapat mengakibatkan kerusakan organ-organ tubuh dan menyebabkan kebutaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Keluarga 1.1 Definisi keluarga Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi (hiperglikemi) dan ditemukannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan jumlah penderita yang semakin meningkat tiap tahun. Menurut WHO pada tahun 2000, jumlah penderita diabetes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang mengacu pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang mengacu pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang mengacu pada sekumpulan gangguan metabolik yang disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. DM adalah gangguan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang terus mengalami peningkatan prevalensi dan berkontribusi terhadap peningkatan angka kematian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator utama tingkat kesehatan masyarakat adalah meningkatnya usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin banyak penduduk

Lebih terperinci

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

FREDYANA SETYA ATMAJA J. HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT TINGKAT KECUKUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK TOTAL DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUANG MELATI I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Skripsi Ini Disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan gaya hidup berdampak terhadap perubahan pola penyakit yang terjadi di masyarakat. Masalah kesehatan yang berhubungan dengan gaya hidup dan merupakan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2011 jumlah penyandang diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa, Indonesia menempati urutan keempat

Lebih terperinci

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai Gejala diabetes sering kali tidak terlihat secara jelas di awalnya. Kadang kita baru sadar atau terindikasi diabetes ketika sudah mengalami komplikasi diabetes.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terjadi di seluruh dunia dan terus menerus mengalami peningkatan yang signifikan.menurut Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan keluarga. Data dari studi global menunjukkan bahwa jumlah pasien DM pada tahun 2015 telah mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gaya hidup modern dengan kesibukan tinggi dan serba otomatisasi menyebabkan masyarakat cenderung lebih suka mengonsumsi makanan cepat saji dan kurang aktivitas fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang ditandai dengan adanya kenaikan kadar gula darah atau hiperglikemia. Penyakit DM dapat disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolisme yang ditandai oleh glukosa darah melebihi normal yang diakibatkan karena kelainan kerja insulin maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Diabetes melitus didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM seluruh dunia sebanyak 171 juta penderita pada Tahun 2000, dan meningkat, menjadi 366 juta pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan penurunan relatif insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009). Sedangkan menurut Chang, Daly,

Lebih terperinci