PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DINAS KESEHATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DINAS KESEHATAN"

Transkripsi

1 PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DINAS KESEHATAN Komplek Perkantoran Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Gedung C2 Lantai 2 dan 3 Dompak Laut Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau mail@dinkesprovkepriorg Website : wwwdinkesprovkepriorg KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR : 1048/SK-DINKES/VI/2014 TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Menimbang : a bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan publik sesuai dengan asas penyelenggaraan pemerintahan yang baik, dan guna mewujudkan kepastian hak dan kewajiban berbagai pihak yang terkait dengan penyelenggaraan, setiap penyelenggara publik wajib menetapkan Standar ; b bahwa untuk memberikan acuan dalam penilaian ukuran kinerja dan kualitas penyelenggaraan dimaksud huruf a, maka perlu ditetapkan Standar pada Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dengan Keputusan Kepala Dinas; Mengingat : 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2 Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 Tentang Publik; 3 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 36 Tahun 2012, tentang Petunjuk Teknis Penyusunan, Penetapan, dan Penerapan Standar ; MEMUTUSKAN Menetapkan : KESATU KEDUA KETIGA : Standar pada Dinas Kesehattan Provinsi Kepulauan Riau sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini; : Standar pada Satuan Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau meliputi ruang lingkup administrasi rekomendasi perizinan dan nonperizinan; : Standar sebagaimana terlampir dalam Lampiran Keputusan ini wajib dilaksanakan oleh penyelenggara/ dan sebagai acuan dalam penilaian kinerja oleh pimpinan penyelenggara, aparat 1

2 pengawasan, dan masyarakat dalam penyelenggaraan publik KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan di dalam penetapan keputusan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya Ditetapkan di Tanjungpinang Pada tanggal : Juli 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU H TJETJEP YUDIANA, SKM, MKes NIP

3 Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Nomor : 1048/SK-Dinkes/VII/2014 Tanggal : 02 Juli 2014 PENETAPAN STANDAR PELAYANAN PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU A PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu instansi teknis dalam membantu Gubernur Kepulauan Riau melaksanakan kegiatan pemerintahan Adapun kedudukan, tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 04 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Dinas Daerah Provinsi Kepulauan Riau adalah sebagai berikut : a Dinas Kesehatan merupakan unsur Pemerintah Provinsi di bidang kesehatan sesuai dengan kewenangan Pemerintah Provinsi serta peraturan perundang-undangan; b Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah Gubernur dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah; c Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian kewenangan desentralisasi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan sesuai dengan lingkup tugasnya B STANDAR PELAYANAN 1 Jenis Jaminan Kesehatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau No KOMPONEN URAIAN 1 Dasar Hukum Peraturan Gubernur Kepulauan Riau No 1 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Dukungan Jaminan Kesehatan Daerah Program Penanggulangan Kemiskinan Di Provinsi Kepulauan Riau 2 Persyaratan 3 Sistem, mekanisme dan prosedur Surat Permohonan dari pemohon Surat Pengantar Dari Dinas Kesehatan Kab/ Kota Setempat Kartu Tanda Penduduk Kartu Keluarga Surat Keterangan Tidak Mampu 1 Pemohon membawa berkas persyaratan jamkesda dan diberikan ke verifikator Jamkesda 2 Verifikator jamkesda menerima berkas dari pemohon untuk diverifikasi apabila lengkap dibuatkan Surat Jaminan Jamkesda dan diberikan kepada kepala seksi JPKM untuk diparaf, bila tidak lengkap dikembalikan ke pemohon 3 Kepala Seksi JPKM memeriksa berkas pemohon, bila disetujui Surat Jaminan diberi paraf dan selanjutnya diberikan kepada kepala bidang yankes, jika tidak disetujui dikembalikan kepada verifikator 4 Kepala Bidang yankes memberi paraf dan selanjutnya diberikan kepada Kepala Sekretariat 5 Kepala sekretariat memberi paraf dan selanjutnya diberikan kepada kepala dinas kesehatan 6 Kepala Dinas kesehatan menandatangani Surat Jaminan 4 dan kemudian diserahkan kepada

4 7 Verifikator Memberikan Surat jaminan jamkesda kepada pemohon dan selanjutnya diberikan kepada pemohon dan didokumentasikan 8 Pemohon Menerima Surat Jaminan untuk digunakan difasilitas kesehatan yang ditunjuk Prosedur Jaminan Kesehatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau 4 Jangka waktu penyelesaian Jangka waktu Jaminan Kesehatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau maksimal 3 hari kerja 5 Biaya/tariff Tidak dipungut biaya 6 Produk 7 Sarana, prasarana dan/atau fasilitas 8 Kompetensi Pelaksana 9 Pengawasan Internal Surat Jaminan 1 Berkas Persyaratan 2 Surat Jaminan 1 Memahami prosedur Jaminan Kesehatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2 Mampu memverivikasi berkas persyaratan pemohon 1 Dilakukan oleh Atasan Langsung, 2 Konsisten dalam memberikan teguran dan sanksi 10 Penanganan pengaduan, saran, dan masukan 11 Jumlah 1 orang 1 Melalui kotak saran, 2 Dibentuk tim/petugas khusus pengaduan, saran, dan masukan 5

5 13 Jaminan keamanan dan keselamatan 14 Evaluasi kinerja didukung oleh petugas yang berkompeten di bidang tugasnya dengan perilaku yang terampil, cepat, tepat, dan santun 1 Prosedur sesuai dengan peraturan yang berlaku 2 Surat Jaminan dibubuhi tanda tangan, sehingga dijamin keasliannya; 3 Kompetensi verivikator yang ditugaskan dijamin kehandalannya Evaluasi kinerja dilakukan melalui pengukuran penerapan 14 komponen standar yang dilakukan sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) tahun 2 Jenis Penerbitan Rekomendasi Perizinan Cabang Penyalur Alat Kesehatan (PAK) No KOMPONEN URAIAN 1 Dasar Hukum Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Peraturan Menteri Kesehatan No 1189/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Produksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Peraturan Menteri Kesehatan No 1190/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Izin Edar Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Peraturan Menteri Kesehatan No 1191/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Penyaluran Alat Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2014 tentang Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB) 2 Persyaratan Surat Permohonan ditujukan kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kepulauan Riau dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota (disesuaikan dengan Permenkes Nomor 1191/Menkes/Per/VIII/2010 dan bermaterai) Rekomendasi dari Dinkes Kab/Kota atau dari PTSP Berita Acara pemeriksaan dari Dinkes Kab/Kota Akte Pendirian perusahaan yang berbentuk badan hukum yang telah disahkan oleh Kemenkum HAM (tercantum usaha bidang alat kesehatan) Fotocopy NPWP Fotocopy SIUP dan TDP (mencantumkan perdagangan dibidang alkes) Fotocopy izin usaha dari BKPM (yang PMA) mencantumkan usaha di bidang perdagangan alkes UUG/HO(sesuai ketentuan daerah) Surat keterangan domisili perusahaan Peta lokasi dan denah bangunan (mencantumkan ukuran dan peruntukannya sesuai dengan jenis alkes yang disalurkan, jika menyalurkan Alkes Elektromedik harus mencantumkan denah bengkel) Status bangunan sewa atau milik sendiri disertai dengan bukti pendukungnya (jika sewa minimal 2 tahun, jika milik sendiri disertai dengan surat pernyataan tidak keberatan bangunan digunakan 6

6 3 Sistem, mekanisme dan IMB) Daftar jenis alat kesehatan yang akan diedarkan Brosur/katalog alkes yang akan diedarkan Daftar peralatan di gudang Daftar peralatan bengkel (khusus yang menyalurkan elektromedik jika tidak memiliki bengkel sendiri maka perusahaan dapat bekerjasama dengan PAK lain atau produsen alkes dalam negeri yang memiliki bengkel dengan melampirkan surat kerjasama bengkel dan fotokopi izin PAK/sertifikat produksi) Surat pernyataan jaminan purna jual (khusus yang menyalurkan elektromedik dan atau instrument produk DIV ditanda tangani oleh pimpinan perusahaan) Struktur organisasi Uraian tugas tiap pegawai KTP Direktur KTP dan Ijazah Penanggung jawab Teknis (minimal SMF atau sederajat sesuai dengan alkes yang akan diedarkan, jika KTP PJT dikeluarkan oleh Kab/Kota/Daerah yang berbeda dengan lokasi Cabang PAK maka PJT harus melampirkan surat keterangan domisili) Surat pernyataan PJT bekerja fulltime (bermaterai) Surat Perjanjian PJT dengan perusahaan (dilegalisir oleh notaris) Daftar nama teknisi dan ijazah teknisi (khusus Alkes Elektromedik dan atau instrumen produk DIV, fotocopy KTP dan surat pernyataan sebagai tenaga teknisi perusahaan tersebut) Daftar Petugas proteksi radiasi dan Salinan surat izin kerja (jika menyalurkan alkes elektromedik radiasi) Contoh administrasi Daftar kepustakaan Fotocopy izin PAK yang sudah dilegalisir 1 PTSP menyerahkan berkas permohonan izin cabang PAK kepada tim teknis perizinan (TTP) 2 TTP menerima dan memeriksa berkas permohonan Jika memenuhi persyaratan akan dilakukan pemeriksaan bersama ke sarana, jika tidak akan dikembalikan kepada PTSP untuk disampaikan ke pemohon agar diperbaiki 3 TTP menyerahkan berkas kepada tim pemeriksaan bersama (TTB) untuk melakukan pemeriksaan sarana dan prasarana cabang PAK 4 TTP menerima dan mengevaluasi hasil pemeriksaan sarana dan prasana dari TTB dan membuat draft surat rekomendasi izin cabang PAK dan menyerahkannya kepada Kasi 5 Kasi memeriksa draft surat rekomendasi izin cabang PAK Jika setuju memberi paraf dan menyerahkan kepada kabid Jika tidak mengembalikan kepada TTP untuk diperbaiki 6 Kabid memberi paraf dan menyerahkan kepada Sekretaris 7 Sekretaris memberi paraf dan menyerahkan kepada Kadis 8 Kadis menandatangani surat rekomendasi izin cabang PAK dan menyerahkan kepada Kasi untuk didokumentasikan 9 Kasi memerintahkan tim teknis perizinan untuk mendokumentasikan surat rekomendasi izin cabang PAK 10 TTP mendokumentasikan surat rekomendasi izin cabang PAK dan menyerahkan surat rekomendasi izin cabang PAK ke PTSP 7

7 Prosedur Penerbitan perizinan Cabang Penyalur Alat Kesehatan (PAK) 4 Jangka Waktu 10 (sepuluh) hari kerja Penyelesaian 5 Biaya/Tarif Tidak Dipungut Biaya 6 Produk 7 Sarana, Prasarana 8 Kompetensi 9 Pengawasan Internal 10 Penanganan pengaduan Rekomendasi Izin Cabang PAK Komputer yang dilengkapi program kerja, ATK Memahami peraturan yang terkait dengan Penyaluran Alat Kesehatan Memahami peraturan yang terkait dengan CDAKB Pengawasan oleh Atasan langsung secara berjenjang 1 Melalui kotak saran 2 Dibentuk tim/petugas khusus pengaduan, saran, dan masukan 8

8 11 Jumlah 12 Jaminan 13 Jaminan Keamanan dan Keselamatan 14 Evaluasi kinerja 3 orang TTP Diwujudkan dalam kualitas proses layanan yang didukung oleh petugas yang berkompeten di bidang tugasnya dengan perilaku yang terampil, cepat, tepat, dan santun 1 Prosedur sesuai dengan peraturan yang berlaku 2 Surat Jaminan dibubuhi tanda tangan, sehingga dijamin keasliannya; 3 Kompetensi TTP yang ditugaskan dijamin kehandalannya Evaluasi kinerja dilakukan melalui pengukuran penerapan 14 komponen standar yang dilakukan sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) tahun 3 Jenis Pemberian Surat Rekomendasi Pengakuan PBF Cabang No KOMPONEN URAIAN 1 Dasar Hukum Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Peraturan Menteri Kesehatan No 1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi Peraturan Menteri Kesehatan No 34 Tahun 2014 tentang Perubahan Permenkes No 1148/Menkes/Per/VI/2011 Peraturan Kepala Badan POM RI No : HK TAHUN 2012 tentang Petunjuk Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) 2 Persyaratan Surat permohonan yang ditanda tangani oleh Kepala Cabang dan Calon APJ bermaterai ditujukan kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kepulauan Riau dengan tembusan Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Kepala Balai POM Batam Rekomendasi dari Dinkes Kab/Kota Rekomendasi dari Balai POM Fotocopy KTP Kepala Cabang Akte Pendirian Cabang Perusahaan Berbadan Hukum yang disahkan oleh Kemenkum HAM Fotocopy NPWP Struktur organisasi cabang Surat Pernyataan Kepala Cabang tidak pernah terlibat baik langsung atau tidak langsung dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang farmasi dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir Fotocopy KTP Calon APJ (jika KTP APJ dikeluarkan oleh Kab/Kota/Daerah yang berbeda dengan lokasi PBF Cabang maka APJ harus melampirkan surat keterangan domisili) Fotocopy Ijazah dan STRA Penanggung jawab (legalisir) Surat Pernyataan bekerja full time dari APJ (bermaterai) Perjanjian kerjasama antara APJ dengan Perusahaan (legalisir notaris) Domisili Perusahaan, SIUP, TDP, Peta lokasi dan Denah Bangunan disertai ukuran dan peruntukannya Status bangunan 9 (jika sewa melampirkan surat sewa

9 sertifikat bangunan dan IMB) Fotocopy surat izin PBF Pusat dilegalisir Daftar kepustakaan Contoh Administrasi (kwitansi, faktur, PO, kartu stok dll) Daftar macam/bentuk obat yang diedarkan Surat penunjukan dari Kepala Cabang sebagai APJ 3 Sistem, mekanisme dan Prosedur 1 terpadu satu pintu menyerahkan berkas permohonan kepada tim teknis perizinan 2 Tim teknis perizinan menerima dan memeriksa berkas permohonan Jika memenuhi persyaratan membuat draft surat rekomendasi izin cabang PBF dan menyerahkannya kepada kepala seksi farmasi makanan dan minuman, jika tidak akan dikembalikan kepada terpadu satu pintu untuk disampaikan ke pemohon agar diperbaiki 3 Kepala seksi Farmasi Makanan dan minuman memeriksa draft surat rekomendasi izin cabang PBF Jika setuju memberi paraf dan menyerahkan kepada kabid Kesehatan dan Farmasi Makanan dan Minuman Jika tidak mengembalikan kepada tim teknis perizinan untuk diperbaiki 4 Kepala bidang Yankes dan Farmamin memberi paraf dan menyerahkan kepada sekretaris 5 Sekretaris memberi paraf dan menyerahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 6 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau menanda tangani surat rekomendasi izin cabang PBF dan menyerahkan kepada Kepala Seksi Farmamin 7 Kepala seksi memerintahkan tim teknis perizinan untuk mendokumentasikan surat rekomendasi izin cabang PBF 8 Tim Teknis perizinan mendokumentasikan surat rekomendasi izin cabang PBF dan menyerahkan surat rekomendasi izin cabang PBF Ke terpadu satu pintu 9 Terpadu satu pintu menerima surat rekomendasi izin cabang PBF 10

10 Prosedur Pemberian Surat Rekomendasi Izin Cabang Pedagang Besar Farmasi (PBF) 4 Jangka 10 (sepuluh) hari kerja Waktu Penyelesaian 5 Biaya/Tarif Tidak Dipungut Biaya 6 Produk 7 Sarana, Prasarana 8 Kompetensi Surat Rekomendasi Izin Cabang PBF Komputer yang dilengkapi program kerja, ATK Memahami peraturan yang terkait dengan Pedagang Besar Farmasi Memahami peraturan yang terkait dengan CDOB Memahami peraturan yang terkat dengan narkotika 9 Pengawasan Internal 10 Penanganan pengaduan Pengawasan oleh Atasan langsung secara berjenjang 1 Melalui kotak saran 2 Dibentuk tim/petugas khusus pengaduan, saran, dan masukan Jumlah Jaminan Jaminan Keamanan dan Keselamatan 3 orang TTP Diwujudkan dalam kualitas proses layanan yang didukung oleh petugas yang berkompeten di bidang tugasnya dengan perilaku yang terampil, cepat, tepat, dan santun 1 Prosedur sesuai dengan peraturan yang berlaku 2 Surat Jaminan dibubuhi tanda tangan, sehingga dijamin keasliannya; 11

11 14 Evaluasi kinerja Evaluasi kinerja dilakukan melalui pengukuran penerapan 14 komponen standar yang dilakukan sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) tahun 4 Jenis Pemberian Rekomendasi Izin Industri Bahan Baku Farmasi No KOMPONEN URAIAN 1 Dasar Hukum Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Peraturan Menteri Kesehatan No 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi Peraturan Kepala Badan POM RI No : HK TAHUN 2012 tentang Petunjuk Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) 2 Persyaratan Surat permohonan ditujukan kepada Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang ditanda tangani oleh Direktur Utama dan Apoteker Penanggung Jawab Pemastian Mutu dengan tembusan kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kepri Rekomendasi kelengkapan Administrasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepri/PTSP Berita Acara Pemeriksaan dari Dinas Kesehatan Provinsi Akte pendirian perusahaan yang berbadan hukum disahkan oleh Kemenkum HAM Fotocopy NPWP Fotocopy Persetujuan Prinsip Industri Farmasi Surat Persetujuan Penanaman Modal untuk Industri Farmasi dalam rangka Penanaman Modal Asing atau Penanaman Modal Dalam negeri Fotocopy SIUP dan TDP, Fotocopy Domisili Usaha Daftar peralatan dan mesin-mesin yang digunakan Jumlah tenaga dan kualifikasinya Fotocopy sertifikat upaya pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan/Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Daftar peralatan laboratorium Peta Lokasi, Denah Bangunan Daftar Buku Kepustakaan seperti Farmakope Indonesia edisi terakhir Asli Surat Pernyataan kesediaan bekerja penuh dari masing-masing apoteker penanggung jawab produksi, apoteker penangung jawab pengawasan mutu, apoteker penanggung jawab pemastian mutu Fotocopy surat pengangkatan masing-masing Apoteker penanggung jawab produksi, apoteker penanggung jawab pengawasan mutu dan apoteker penangung jawab pemastian mutu Fotocopy ijazah dan STRA dari masing-masing apoteker penanggung jawab (legalisir) Surat pernyataan komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak langsung dalam pelanggaran perundang-undangan di bidang kefarmasian 3 Sistem, mekanisme dan Prosedur 1 terpadu satu pintu menyerahkan berkas permohonan kepada tim teknis perizinan 2 Tim teknis perizinan menerima dan memeriksa berkas permohonan Jika memenuhi persyaratan akan dilakukan pemeriksaan bersama ke sarana, jika tidak akan dikembalikan kepada terpadu satu pintu untuk disampaikan ke pemohon agar diperbaiki 3 Tim teknis 12 perizinan menyerahkan berkas kepada tim

12 sarana dan prasarana Industri Bahan Baku Farmasi 4 Tim teknis perizinan menerima dan mengevaluasi hasil pemeriksaan sarana dan prasana dari tim pemeriksaan bersama dan membuat draft surat rekomendasi izin Industri Bahan Baku Farmasi dan menyerahkannya kepada kepala seksi 5 Kepala seksi memeriksa draft surat rekomendasi izin Industri Bahan Baku Farmasi Jika setuju memberi paraf dan menyerahkan kepada kabid Jika tidak mengembalikan kepada tim teknis perizinan untuk diperbaiki 6 Kepala bidang memberi paraf dan menyerahkan kepada sekretaris 7 Sekretaris memberi paraf dan menyerahkan kepada kepala dinas 8 Kepala dinas menanda tangani surat rekomendasi izin Industri Bahan Baku Farmasi dan menyerahkan kepada kepala seksi untuk didokumentasikan 9 Kepala seksi memerintahkan tim teknis perizinan untuk mendokumentasikan surat rekomendasi izin Industri Bahan Baku Farmasi 10 Tim Teknis perizinan mendokumentasikan surat rekomendasi izin IndustriBahan Baku Farmasi dan menyerahkan surat rekomendasi izin Industri Bahan Baku Farmasi Ke terpadu satu pintu 11 Terpadu satu pintu menerima surat rekomendasi izin Industri Bahan Baku Farmasi Prosedur Pemberian Surat Rekomendasi Izin Industri Bahan Baku Farmasi 13

13 4 Jangka 10 (sepuluh) hari kerja Waktu Penyelesaian 5 Biaya/Tarif Tidak Dipungut Biaya 6 Produk 7 Sarana, Prasarana 8 Kompetensi Surat Rekomendasi Izin Industri Bahan Baku Farmasi Komputer yang dilengkapi program kerja, ATK Memahami peraturan yang terkait industri Farmasi Memahami peraturan yang terkait dengan CDOB 9 Pengawasan Internal 10 Penanganan pengaduan Pengawasan oleh Atasan langsung secara berjenjang 1 Melalui kotak saran 2 Dibentuk tim/petugas khusus pengaduan, saran, dan masukan Jumlah Jaminan 3 orang TTP Diwujudkan dalam kualitas proses layanan yang didukung oleh petugas yang berkompeten di bidang tugasnya dengan perilaku yang terampil, cepat, tepat, dan santun 14

14 Keamanan dan Keselamatan berlaku 2 Surat Jaminan dibubuhi tanda tangan, sehingga dijamin keasliannya; 3 Kompetensi TTP yang ditugaskan dijamin kehandalannya 14 Evaluasi kinerja Evaluasi kinerja dilakukan melalui pengukuran penerapan 14 komponen standar yang dilakukan sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) tahun 5 Jenis Pemberian Rekomendasi Izin Industri Farmasi No KOMPONEN URAIAN 1 Dasar Hukum Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Peraturan Menteri Kesehatan No 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi Peraturan Kepala Badan POM RI No : HK TAHUN 2012 tentang Petunjuk Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) 2 Persyaratan Surat permohonan ditujukan kepada Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang ditanda tangani oleh Direktur Utama dan Apoteker Penanggung Jawab Pemastian Mutu dengan tembusan kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kepri Rekomendasi kelengkapan Administrasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepri/PTSP Berita Acara Pemeriksaan dari Dinas Kesehatan Provinsi Akte pendirian perusahaan yang berbadan hukum disahkan oleh Kemenkum HAM Fotocopy NPWP Fotocopy Persetujuan Prinsip Industri Farmasi Surat Persetujuan Penanaman Modal untuk Industri Farmasi dalam rangka Penanaman Modal Asing atau Penanaman Modal Dalam negeri Fotocopy SIUP dan TDP, Fotocopy Domisili Usaha Daftar peralatan dan mesin-mesin yang digunakan Jumlah tenaga dan kualifikasinya Fotocopy sertifikat upaya pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan/Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Daftar peralatan laboratorium Peta Lokasi, Denah Bangunan Daftar Buku Kepustakaan seperti Farmakope Indonesia edisi terakhir Asli Surat Pernyataan kesediaan bekerja penuh dari masing-masing apoteker penanggung jawab produksi, apoteker penangung jawab pengawasan mutu, apoteker penanggung jawab pemastian mutu Fotocopy surat pengangkatan masing-masing Apoteker penanggung jawab produksi, apoteker penanggung jawab pengawasan mutu dan apoteker penangung jawab pemastian mutu Fotocopy ijazah dan STRA dari masing-masing apoteker penanggung jawab (legalisir) Surat pernyataan komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak langsung dalam pelanggaran perundang-undangan di bidang kefarmasian 3 Sistem, mekanisme 1 terpadu satu pintu menyerahkan berkas permohonan 15kepada tim teknis perizinan

15 permohonan Jika memenuhi persyaratan akan dilakukan pemeriksaan bersama ke sarana, jika tidak akan dikembalikan kepada terpadu satu pintu untuk disampaikan ke pemohon agar diperbaiki 3 Tim teknis perizinan menyerahkan berkas kepada tim pemeriksaan bersama untuk melakukan pemeriksaan sarana dan prasarana Industri Farmasi 4 Tim teknis perizinan menerima dan mengevaluasi hasil pemeriksaan sarana dan prasana dari tim pemeriksaan bersama dan membuat draft surat rekomendasi izin Industri Farmasi dan menyerahkannya kepada kepala seksi 5 Kepala seksi memeriksa draft surat rekomendasi izin Industri Bahan Baku Farmasi Jika setuju memberi paraf dan menyerahkan kepada kabid Jika tidak mengembalikan kepada tim teknis perizinan untuk diperbaiki 6 Kepala bidang memberi paraf dan menyerahkan kepada sekretaris 7 Sekretaris memberi paraf dan menyerahkan kepada kepala dinas 8 Kepala dinas menanda tangani surat rekomendasi izin Industri Farmasi dan menyerahkan kepada kepala seksi untuk didokumentasikan 9 Kepala seksi memerintahkan tim teknis perizinan untuk mendokumentasikan surat rekomendasi izin Industri Farmasi 10 Tim Teknis perizinan mendokumentasikan surat rekomendasi izin Industri Farmasi dan menyerahkan surat rekomendasi izin Industri Farmasi Ke terpadu satu pintu 11 Terpadu satu pintu menerima surat rekomendasi izin Industri Farmasi Prosedur Pemberian Surat Rekomendasi Izin Industri Farmasi 16

16 4 Jangka 10 (sepuluh) hari kerja Waktu Penyelesaian 5 Biaya/Tarif Tidak Dipungut Biaya 6 Produk 7 Sarana, Prasarana 8 Kompetensi Surat Rekomendasi Izin Industri Farmasi Komputer yang dilengkapi program kerja, ATK Memahami peraturan yang terkait industri Farmasi Memahami peraturan yang terkait dengan CDOB 9 Pengawasan Internal 10 Penanganan pengaduan Pengawasan oleh Atasan langsung secara berjenjang 3 Melalui kotak saran 4 Dibentuk tim/petugas khusus pengaduan, saran, dan masukan Jumlah Jaminan Jaminan Keamanan dan Keselamatan 3 orang TTP Diwujudkan dalam kualitas proses layanan yang didukung oleh petugas yang berkompeten di bidang tugasnya dengan perilaku yang terampil, cepat, tepat, dan santun 4 Prosedur sesuai dengan peraturan yang berlaku 5 Surat Jaminan dibubuhi tanda tangan, sehingga dijamin keasliannya; 6 Kompetensi TTP yang ditugaskan dijamin kehandalannya 17

17 dilakukan sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) tahun 6 Jenis Pemberian Rekomendasi Izin Produksi Kosmetika Gol A No KOMPONEN URAIAN 1 Dasar Hukum Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Peraturan Menteri Kesehatan No 1175/Menkes/Per/VII/2010 tentang Izin Produksi Kosmetika Peraturan Menteri Kesehatan No 1176/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Notifikasi Kosmetika Peraturan Kepala Badan Pom No Hk Tahun 2010 tentang Petunjuk Operasional Pedoman tata Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik 2 Persyaratan Surat permohonan ditujukan kepada Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (mencantumkan alamat jelas dan No Telp/Fax) dengan tembusan ke Kepala Badan Penanaman Modal dan Terpadu Satu Pintu Provinsi, Badan POM dan Balai POM setempat Fotocopy izin usaha industri/tanda Daftar Industri Fotocopy KTP/KITAS Direktur/pengurus Surat pernyataan direksi/pengrus tidak terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang farmasi (dibuat diatas materai) Fotocopy akte pendirian perusahaan Fotocopy NPWP, Denah bangunan yang disahkan oleh Kepala BPOM Bentuk dan jenis kosmetika yang dibuat Daftar peralatan yang tersedia Surat pernyataan kesediaan bekerja sebagai penanggung jawab, Fotocopy ijazah penanggung jawab (Apoteker), Fotocopy STRA penanggung jawab yang dilegalisir 3 Sistem, mekanisme dan Prosedur 1 terpadu satu pintu menyerahkan berkas permohonan kepada tim teknis perizinan 2 Tim teknis perizinan menerima dan memeriksa berkas permohonan Jika memenuhi persyaratan akan dilakukan pemeriksaan bersama ke sarana, jika tidak akan dikembalikan kepada terpadu satu pintu untuk disampaikan ke pemohon agar diperbaiki 3 Tim teknis perizinan menyerahkan berkas kepada tim pemeriksaan bersama untuk melakukan pemeriksaan sarana dan prasarana Industri Kosmetika Gol A 4 Tim teknis perizinan menerima dan mengevaluasi hasil pemeriksaan sarana dan prasana dari tim pemeriksaan bersama dan membuat draft surat rekomendasi izin Industri Kosmetika Gol A dan menyerahkannya kepada kepala seksi 5 Kepala seksi memeriksa draft surat rekomendasi izin Industri Kosmetika Gol A Jika setuju memberi paraf dan menyerahkan kepada kabid Jika tidak mengembalikan kepada tim teknis perizinan untuk diperbaiki 6 Kepala bidang memberi paraf dan menyerahkan kepada sekretaris 7 Sekretaris memberi paraf dan menyerahkan kepada kepala dinas 8 Kepala dinas menanda tangani surat rekomendasi izin Industri Kosmetika Gol A dan menyerahkan kepada kepala seksi untuk didokumentasikan 9 Kepala seksi memerintahkan tim teknis perizinan untuk 18

18 10 Tim Teknis perizinan mendokumentasikan surat rekomendasi izin Industri Kosmetika Gol A dan menyerahkan surat rekomendasi izin Industri Kosmetika Gol A Ke terpadu satu pintu 11 Terpadu satu pintu menerima surat rekomendasi izin Industri Kosmetika Gol A Prosedur Pemberian Surat Rekomendasi Izin Industri Kosmetika Gol A 19

19 4 Jangka 10 (sepuluh) hari kerja Waktu Penyelesaian 5 Biaya/Tarif Tidak Dipungut Biaya 6 Produk 7 Sarana, Prasarana 8 Kompetensi Surat Rekomendasi Izin Industri Kosmetika GolA Komputer yang dilengkapi program kerja, ATK Memahami peraturan yang terkait industri kosmetika Memahami peraturan yang terkait dengan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik 9 Pengawasan Internal 10 Penanganan pengaduan Pengawasan oleh Atasan langsung secara berjenjang 1 Melalui kotak saran 2 Dibentuk tim/petugas khusus pengaduan, saran, dan masukan Jumlah Jaminan Jaminan Keamanan dan Keselamatan Evaluasi kinerja 3 orang TTP Diwujudkan dalam kualitas proses layanan yang didukung oleh petugas yang berkompeten di bidang tugasnya dengan perilaku yang terampil, cepat, tepat, dan santun 1 Prosedur sesuai dengan peraturan yang berlaku 2 Surat Jaminan dibubuhi tanda tangan, sehingga dijamin keasliannya; 3 Kompetensi TTP yang ditugaskan dijamin kehandalannya Evaluasi kinerja dilakukan melalui pengukuran penerapan 14 komponen standar yang dilakukan sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) tahun 7 Jenis Pemberian Izin Produksi Kosmetika Gol B 20

20 No KOMPONEN URAIAN 1 Dasar Hukum Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Peraturan Menteri Kesehatan No 1175/Menkes/Per/VII/2010 tentang Izin Produksi Kosmetika Peraturan Menteri Kesehatan No 1176/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Notifikasi Kosmetika Peraturan Kepala Badan POM No HK Tahun 2011 tentang Bentuk dan Jenis Sediaan Kosmetika tertentu yang dapat diproduksi Oleh Industri Kosmetika yang memiliki Izin Produksi Gol B Peraturan Kepala Badan Pom No Hk Tahun 2010 tentang Petunjuk Operasional Pedoman tata Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik 2 Persyaratan Surat permohonan ditujukan kepada Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (mencantumkan alamat jelas dan No Telp/Fax) dengan tembusan ke Kepala Badan Penanaman Modal dan Terpadu Satu Pintu Provinsi, Badan POM dan Balai POM setempat Fotocopy izin usaha industri/tanda Daftar Industri Fotocopy KTP/KITAS Direktur/pengurus Surat pernyataan direksi/pengrus tidak terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang farmasi (dibuat diatas materai) Fotocopy akte pendirian perusahaan Fotocopy NPWP Denah bangunan yang disahkan oleh Kepala BPOM, Bentuk dan jenis kosmetika yang dibuat Daftar peralatan yang tersedia Surat pernyataan kesediaan bekerja sebagai penanggung jawab Fotocopy ijazah penanggung jawab (DIII Farmasi) Fotocopy STRTTK penanggung jawab yang dilegalisir 3 Sistem, mekanisme dan Prosedur 1 terpadu satu pintu menyerahkan berkas permohonan kepada tim teknis perizinan 2 Tim teknis perizinan menerima dan memeriksa berkas permohonan Jika memenuhi persyaratan akan dilakukan pemeriksaan bersama ke sarana, jika tidak akan dikembalikan kepada terpadu satu pintu untuk disampaikan ke pemohon agar diperbaiki 3 Tim teknis perizinan menyerahkan berkas kepada tim pemeriksaan bersama untuk melakukan pemeriksaan sarana dan prasarana Industri Kosmetika Gol B 4 Tim teknis perizinan menerima dan mengevaluasi hasil pemeriksaan sarana dan prasana dari tim pemeriksaan bersama dan membuat draft surat rekomendasi izin Industri Kosmetika Gol B dan menyerahkannya kepada kepala seksi 5 Kepala seksi memeriksa draft surat rekomendasi izin Industri Kosmetika Gol B Jika setuju memberi paraf dan menyerahkan kepada kabid Jika tidak mengembalikan kepada tim teknis perizinan untuk diperbaiki 6 Kepala bidang memberi paraf dan menyerahkan kepada sekretaris 7 Sekretaris memberi paraf dan menyerahkan kepada kepala dinas 8 Kepala dinas menanda tangani surat rekomendasi izin Industri Kosmetika Gol B dan menyerahkan kepada 21

21 mendokumentasikan surat rekomendasi izin Industri Kosmetika Gol B 10 Tim Teknis perizinan mendokumentasikan surat rekomendasi izin Industri Kosmetika Gol B dan menyerahkan surat rekomendasi izin Industri Kosmetika Gol B Ke terpadu satu pintu 11 Terpadu satu pintu menerima surat rekomendasi izin Industri Kosmetika GolB 22

22 Prosedur Pemberian Surat Rekomendasi Izin Industri Kosmetika Gol B 4 Jangka 10 (sepuluh) hari kerja Waktu Penyelesaian 5 Biaya/Tarif Tidak Dipungut Biaya 6 Produk 7 Sarana, Prasarana 8 Kompetensi Surat Rekomendasi izin Industri Kosmetika GolB Komputer yang dilengkapi program kerja, ATK Memahami peraturan yang terkait industri kosmetika Memahami peraturan yang terkait dengan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik 9 Pengawasan Pengawasan oleh Atasan langsung secara berjenjang Internal 10 Penanganan 1 Melalui kotak saran 23

23 Jumlah Jaminan Jaminan Keamanan dan Keselamatan Evaluasi kinerja 3 orang TTP Diwujudkan dalam kualitas proses layanan yang didukung oleh petugas yang berkompeten di bidang tugasnya dengan perilaku yang terampil, cepat, tepat, dan santun 1 Prosedur sesuai dengan peraturan yang berlaku 2 Surat Jaminan dibubuhi tanda tangan, sehingga dijamin keasliannya; 3 Kompetensi TTP yang ditugaskan dijamin kehandalannya Evaluasi kinerja dilakukan melalui pengukuran penerapan 14 komponen standar yang dilakukan sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) tahun 8 Jenis Pemberian Rekomendasi Izin Industri Obat Tradisional-IEBA No KOMPONEN URAIAN 1 Dasar Hukum Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Peraturan Menteri Kesehatan No 006 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional Peraturan Menteri Kesehatan No 007 Tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No 35 Tahun 2013 tentang Tata Cara Sertifikasi Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik 2 Persyaratan 3 Sistem, mekanisme dan Prosedur Surat permohonan ditujukan kepada Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dengan tembusan kepada Badan Penanaman Modal dan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kepri dan Badan POM dan Kepala Balai POM setempat Surat Persetujuan prinsip dari Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Daftar peralatan dan mesin yang digunakan Daftar jumlah tenaga kerja serta tempat penugasannya Diagram/alur proses produksi masing-masing bentuk sediaan obat tradisional/ ekstrak yang akan dibuat Fotocopy sertifikat Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan Upaya Pemantauan lingkungan Hidup/Analisis mengenai dampak lingkungan hidup Surat rekomendasi pemenuhan CPOTB dari Kepala Badan POM dengan melampirkan BAP dari Kepala Balai POM Surat rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/PTSP 1 terpadu satu pintu menyerahkan berkas permohonan kepada tim teknis perizinan 2 Tim teknis perizinan menerima dan memeriksa berkas permohonan Jika memenuhi persyaratan akan dilakukan pemeriksaan bersama ke sarana, jika tidak akan dikembalikan kepada terpadu satu pintu untuk disampaikan ke pemohon agar diperbaiki 3 Tim teknis perizinan menyerahkan berkas kepada tim pemeriksaan bersama untuk melakukan pemeriksaan sarana dan prasarana Industri Obat Tradisional/Industri Ekstrak Bahan Alam 4 Tim teknis perizinan menerima dan mengevaluasi hasil 24

24 Industri Obat Tradisional/Industri ekstrak Bahan Alam dan menyerahkannya kepada kepala seksi 5 Kepala seksi memeriksa draft surat rekomendasi izin Industri Obat Tradisional/Industri Ekstrak Bahan Alam Jika setuju memberi paraf dan menyerahkan kepada kabid Jika tidak mengembalikan kepada tim teknis perizinan untuk diperbaiki 6 Kepala bidang memberi paraf dan menyerahkan kepada sekretaris 7 Sekretaris memberi paraf dan menyerahkan kepada kepala dinas 8 Kepala dinas menanda tangani surat rekomendasi izin Industri Obat Tradisional/Industri Ekstrak Bahan Alam dan menyerahkan kepada kepala seksi untuk didokumentasikan 9 Kepala seksi memerintahkan tim teknis perizinan untuk mendokumentasikan surat rekomendasi izin Industri Farmasi 10 Tim Teknis perizinan mendokumentasikan surat rekomendasi izin Industri Obat Tradisional/Industri ekstrak Bahan Alam dan menyerahkan surat rekomendasi izin Industri Obat Tradisional/Industri Ekstrak Bahan Alam Ke terpadu satu pintu 11 Terpadu satu pintu menerima surat rekomendasi izin Industri Obat Tradisional/ Industri Ekstrak Bahan Alam Prosedur Pemberian Surat Rekomendasi Izin Industri Obat Tradisional/ Industri Ekstrak Bahan Alam 25

25 4 Jangka 10 (sepuluh) hari kerja Waktu Penyelesaian 5 Biaya/Tarif Tidak Dipungut Biaya 6 Produk 7 Sarana, Prasarana 8 Kompetensi Surat Rekomendasi Izin Industri Obat Tradisional/Industri Ekstrak Bahan Alam Komputer yang dilengkapi program kerja, ATK Memahami peraturan yang terkait dengan Industri dan Usaha Obat Tradisional Memahami peraturan yang terkait dengan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik 9 Pengawasan Internal 10 Penanganan pengaduan 11 Jumlah 12 Jaminan Pengawasan oleh Atasan langsung secara berjenjang 1 Melalui kotak saran 2 Dibentuk tim/petugas khusus pengaduan, saran, dan masukan 3 orang TTP Diwujudkan dalam kualitas proses layanan yang didukung oleh petugas yang berkompeten di bidang tugasnya 26

26 13 Jaminan Keamanan dan Keselamatan 14 Evaluasi kinerja 1 Prosedur sesuai dengan peraturan yang berlaku 2 Surat Jaminan dibubuhi tanda tangan, sehingga dijamin keasliannya; 3 Kompetensi TTP yang ditugaskan dijamin kehandalannya Evaluasi kinerja dilakukan melalui pengukuran penerapan 14 komponen standar yang dilakukan sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) tahun 9 Jenis Pemberian Rekomendasi Izin Penyalur Alat Kesehatan No KOMPONEN URAIAN 1 Dasar Hukum Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Peraturan Menteri Kesehatan No 1189/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Produksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Peraturan Menteri Kesehatan No 1190/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Izin Edar Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Peraturan Menteri Kesehatan No 1191/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Penyaluran Alat Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2014 tentang Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB) 2 Persyaratan Surat Permohonan ditujukan kepada Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dengan tembusan Kepala Badan Penanaman Modal dan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kepulauan Riau sesuai dengan Permenkes 1191/Menkes/Per/VIII/2010 Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepri/ Terpadu Satu Pintu Berita Acara pemeriksaan dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Akte Pendirian perusahaan yang berbentuk badan hukum yang telah disahkan oleh Kemenkum HAM (tercantum usaha bidang alat kesehatan) Fotocopy NPWP Fotocopy SIUP dan TDP (mencantumkan perdagangan di bidang alkes) Fotocopy izin usaha dari BKPM (yang PMA) mencantumkan usaha di bidang perdagangan alkes UUG/HO (sesuai ketentuan daerah) Surat keterangan domisili perusahaan, peta lokasi dan denah bangunan (disertai dengan ukuran dan peruntukannya sesuai dengan jenis alkes yang disalurkan) Status bangunan sewa atau milik sendiri disertai dengan bukti pendukungnya (jika sewa minimal 2 tahun, jika milik sendiri disertai dengan surat pernyataan tidak keberatan bangunan digunakan sebagai penyalur alat kesehatan, baik sewa maupun milik sendiri melampirkan akte bangunan, PBB dan IMB) Daftar jenis alat kesehatan yang akan diedarkan Brosur/katalog alkes yang akan diedarkan Daftar peralatan di gudang Daftar peralatan bengkel (khusus yang menyalurkan elektromedik jika tidak memiliki bengkel sendiri maka perusahaan dapat bekerjasama dengan PAK lain atau produsen alkes 27 dalam negeri yang memiliki bengkel

27 Surat pernyataan jaminan purna jual (khusus yang menyalurkan elektromedik dan atau instrumen produk DIV di tanda tangani oleh pimpinan perusahaan) Struktur organisasi Uraian tugas tiap pegawai KTP Direktur (WNA melampirkan KITAS) KTP Penanggung Jawab Teknis (jika KTP PJT dikeluarkan oleh Kab/Kota/Daerah yang berbeda dengan lokasi PAK maka PJT harus melampirkan surat keterangan domisili) Fotocopy ijazah PJT (minimal DIII sesuai dengan alkes yang akan diedarkan) Surat pernyataan PJT bekerja fulltime Surat perjanjian PJT dengan perusahaan (dilegalisir oleh notaris) Daftar nama teknisi khusu alkes elektromedik dan atau instrument produk DIV, fotokopy KTP dan surat pernyataan sebagai tenaga teknisi perusahaan tersebut, ijazah teknisi Petugas proteksi radiasi, salinan surat izin kerja (jika menyalurkan alkes elektromedik radiasi), Contoh administrasi Daftar kepustakaan 3 Sistem, mekanisme dan Prosedur 1 terpadu satu pintu menyerahkan berkas permohonan izin PAK kepada tim teknis perizinan 2 Tim teknis perizinan menerima dan memeriksa berkas permohonan Jika memenuhi persyaratan akan dilakukan pemeriksaan bersama ke sarana, jika tidak akan dikembalikan kepada terpadu satu pintu untuk disampaikan ke pemohon agar diperbaiki 3 Tim teknis perizinan menyerahkan berkas kepada tim pemeriksaan bersama untuk melakukan pemeriksaan sarana dan prasarana Penyalur Alat Kesehatan 4 Tim teknis perizinan menerima dan mengevaluasi hasil pemeriksaan sarana dan prasana dari tim pemeriksaan bersama dan membuat draft surat rekomendasi izin PAK dan menyerahkannya kepada kepala seksi 5 Kepala seksi memeriksa draft surat rekomendasi izin PAK Jika setuju memberi paraf dan menyerahkan kepada kabid Jika tidak mengembalikan kepada tim teknis perizinan untuk diperbaiki 6 Kepala bidang memberi paraf dan menyerahkan kepada sekretaris 7 Sekretaris memberi paraf dan menyerahkan kepada kepala dinas 8 Kepala dinas menanda tangani surat rekomendasi izin PAK dan menyerahkan kepada kepala seksi untuk didokumentasikan 9 Kepala seksi memerintahkan tim teknis perizinan untuk mendokumentasikan surat rekomendasi izin PAK 10 Tim Teknis perizinan mendokumentasikan surat rekomendasi izin PAK dan menyerahkan surat rekomendasi izin PAK Ke terpadu satu pintu 11 Terpadu satu pintu menerima surat rekomendasi izin PAK Prosedur Pemberian Surat Rekomendasi Izin Penyalur Alat Kesehatan (PAK) 28

28 4 Jangka 10 (sepuluh) hari kerja Waktu Penyelesaian 5 Biaya/Tarif Tidak Dipungut Biaya 6 Produk 7 Sarana, Prasarana 8 Kompetensi 9 Pengawasan Internal 10 Penanganan pengaduan Surat Rekomendasi Izin Penyaluran Alat Kesehatan Komputer yang dilengkapi program kerja, ATK Memahami peraturan yang terkait dengan Penyaluran Alat Kesehatan Memahami peraturan yang terkait dengan CDAKB Pengawasan oleh Atasan langsung secara berjenjang 1 Melalui kotak saran 2 Dibentuk tim/petugas khusus pengaduan, saran, dan masukan 11 Jumlah 12 Jaminan 13 Jaminan Keamanan dan Keselamatan 3 orang TTP Diwujudkan dalam kualitas proses layanan yang didukung oleh petugas yang berkompeten di bidang tugasnya dengan perilaku yang terampil, cepat, tepat, dan santun 1 Prosedur sesuai dengan peraturan yang berlaku 2 Surat Jaminan dibubuhi tanda tangan, sehingga dijamin keasliannya; 29

29 14 Evaluasi kinerja Evaluasi kinerja dilakukan melalui pengukuran penerapan 14 komponen standar yang dilakukan sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) tahun 10 Jenis Pemberian Surat Rekomendasi Izin PBF Khusus Narkotika No KOMPONEN URAIAN 1 Dasar Hukum Undang-undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Peraturan Menteri Kesehatan No 1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi Peraturan Kepala Badan POM RI No : HK Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) 2 Persyaratan 3 Sistem, mekanisme dan Prosedur Surat permohonan ditujukan kepada Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dengan tembusan kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kepri dan Kepala Balai POM Batam Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepri/PTSP Fotocopy KTP Direktur Akte pendirian perusahaan yang disahkan oleh Kemenkum HAM Fotocopy NPWP Susunan dewan komisaris, direksi dan anggota Surat pernyataan dewan komisaris, Direksi dan anggota tidak pernah terlibat pelanggaran UU di bid kefarmasian Fotocopy KTP Apoteker penanggung jawab (jika KTP APJ dikeluarkan oleh Kab/Kota/Daerah yang berbeda dengan lokasi PBF maka APJ harus melampirkan surat keterangan domisili) Fotocopy ijazah APJ dan STRA yang dilegalisir Surat Pernyataan APJ bekerja full time (bermaterai) Fotocopy surat perjanjian kerjasama antara APJ dengan Perusahaan Surat keterangan domisili perusahaan Peta lokasi dan Denah bangunan disertai ukuran dan peruntukannya Status bangunan (sewa/milik sendiri) dan bukti pendukungnya, jika sewa melampirkan perjanjian sewa menyewa minimal 2 tahun, jika milik sendiri melampirkan Sertifikat Bangunan/IMB Fotocopy SIUP dan TDP (mencantumkan perdagangan di bidang farmasi) Berita Acara Pemeriksaan Balai POM Rekomendasi pemenuhan CDOB dari Balai POM Surat lolos butuh APJ Daftar obat yang akan disalurkan 1 terpadu satu pintu menyerahkan berkas permohonan kepada tim teknis perizinan 2 Tim teknis perizinan menerima dan memeriksa berkas permohonan Jika memenuhi persyaratan membuat draft surat rekomendasi izin PBF Khusus Narkotika dan menyerahkannya kepada kepala seksi farmasi makanan dan minuman, jika tidak akan dikembalikan kepada terpadu satu pintu untuk disampaikan ke pemohon agar diperbaiki 3 Kepala seksi Farmasi Makanan dan minuman memeriksa 30 draft surat rekomendasi izin PBF Khusus

30 kepada kabid Kesehatan dan Farmasi Makanan dan Minuman Jika tidak mengembalikan kepada tim teknis perizinan untuk diperbaiki 4 Kepala bidang Yankes dan Farmamin memberi paraf dan menyerahkan kepada sekretaris 5 Sekretaris memberi paraf dan menyerahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 6 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau menanda tangani surat rekomendasi PBF Khusus Narkotika dan menyerahkan kepada Kepala Seksi Farmamin 7 Kepala seksi memerintahkan tim teknis perizinan untuk mendokumentasikan surat rekomendasi PBF Khusus Narkotika 8 Tim Teknis perizinan mendokumentasikan surat rekomendasi PBF Khusus Narkotika dan menyerahkan surat rekomendasi PBF Khusus Narkotika Ke terpadu satu pintu 9 Terpadu satu pintu menerima surat rekomendasi PBF Khusus Narkotika Prosedur Pemberian Surat Rekomendasi Izin Pedagang Besar Farmasi (PBF) Khusus Narkotika 31

31 4 Jangka 10 (sepuluh hari kerja Waktu Penyelesaian 5 Biaya/Tarif Tidak Dipungut Biaya 6 Produk 7 Sarana, Prasarana 8 Kompetensi Surat Rekomendasi Izin PBF Khusus Narkotika Komputer yang dilengkapi program kerja, ATK Memahami peraturan yang terkait dengan Pedagang Besar Farmasi Memahami peraturan yang terkait dengan CDOB 9 Pengawasan Internal 10 Penanganan pengaduan Jumlah Jaminan Pengawasan oleh Atasan langsung secara berjenjang 1 Melalui kotak saran 2 Dibentuk tim/petugas khusus pengaduan, saran, dan masukan 3 orang TTP Diwujudkan dalam kualitas proses layanan yang didukung oleh petugas yang berkompeten di bidang tugasnya dengan perilaku yang terampil, cepat, tepat, dan santun Jaminan Keamanan dan Keselamatan Evaluasi kinerja 1 Prosedur sesuai dengan peraturan yang berlaku 2 Surat Jaminan dibubuhi tanda tangan, sehingga dijamin keasliannya; 3 Kompetensi TTP yang ditugaskan dijamin kehandalannya Evaluasi kinerja dilakukan melalui pengukuran penerapan 14 komponen standar yang dilakukan sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) tahun 11 Jenis Pemberian Surat Rekomendasi Izin PBF No KOMPONEN URAIAN 1 Dasar Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Hukum Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Peraturan Menteri Kesehatan No 1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi Peraturan Menteri Kesehatan No 34 Tahun 2014 tentang Perubahan Permenkes No 1148/Menkes/Per/VI/2011 Peraturan 32Kepala Badan POM RI No :

32 Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) 2 Persyaratan 3 Sistem, mekanisme dan Prosedur Surat permohonan ditujukan kepada Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dengan tembusan kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kepri dan Kepala Balai POM Batam Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepri/PTSP Fotocopy KTP Direktur Akte pendirian perusahaan yang disahkan oleh Kemenkum HAM Fotocopy NPWP Susunan dewan komisaris, direksi dan anggota Surat pernyataan dewan komisaris, Direksi dan anggota tidak pernah terlibat baik langsung atau tidak langsung dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang kefarmasian dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir Fotocopy KTP Apoteker penanggung jawab (jika KTP APJ dikeluarkan oleh Kab/Kota/Daerah yang berbeda dengan lokasi PBF maka APJ harus melampirkan surat keterangan domisili) Fotocopy ijazah APJ dan STRA yang dilegalisir Surat Pernyataan APJ bekerja full time (bermaterai), Fotocopy surat perjanjian kerjasama antara APJ dengan Perusahaan (legalisir notaris) Surat keterangan domisili perusahaan Peta lokasi dan Denah bangunan disertai ukuran dan peruntukannya Status bangunan (sewa/milik sendiri) dan bukti pendukungnya, jika sewa melampirkan perjanjian sewa menyewa, jika milik sendiri melampirkan Sertifikat Bangunan/IMB Fotocopy SIUP dan TDP (mencantumkan usaha perdagangan di bidang farmasi) Berita Acara Pemeriksaan Balai POM dan Rekomendasi pemenuhan CDOB Daftar obat yang akan disalurkan 1 terpadu satu pintu menyerahkan berkas permohonan kepada tim teknis perizinan 2 Tim teknis perizinan menerima dan memeriksa berkas permohonan Jika memenuhi persyaratan akan dilakukan pemeriksaan bersama ke sarana, jika tidak akan dikembalikan kepada terpadu satu pintu untuk disampaikan ke pemohon agar diperbaiki 3 Tim teknis perizinan menyerahkan berkas kepada tim pemeriksaan bersama untuk melakukan pemeriksaan sarana dan prasarana Pedagang Besar Farmasi 4 Tim teknis perizinan menerima dan mengevaluasi hasil pemeriksaan sarana dan prasana dari tim pemeriksaan bersama dan membuat draft surat rekomendasi izin PBF dan menyerahkannya kepada kepala seksi 5 Kepala seksi memeriksa draft surat rekomendasi izin PBF Jika setuju memberi paraf dan menyerahkan kepada kabid Jika tidak mengembalikan kepada tim teknis perizinan untuk diperbaiki 6 Kepala bidang memberi paraf dan menyerahkan kepada sekretaris 7 Sekretaris memberi paraf dan menyerahkan kepada kepala dinas 8 Kepala dinas menanda tangani surat rekomendasi izin PBF dan menyerahkan kepada kepala seksi untuk didokumentasikan 9 Kepala seksi memerintahkan tim teknis perizinan untuk mendokumentasikan surat rekomendasi izin PBF 33

H.TJETJEP YUDIANA, SKM, M.Kes NIP : Prosedur Pemberian Surat Rekomendasi Izin Cabang PAK

H.TJETJEP YUDIANA, SKM, M.Kes NIP : Prosedur Pemberian Surat Rekomendasi Izin Cabang PAK DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Nomor SOP : /SOP/Dinkes/2014 Tanggal Pembuatan : 01 Oktober 2014 Tanggal Revisi : - Tanggal Efektif : 01 Januari 2015 Disahkan Oleh : KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI

Lebih terperinci

Jangka waktu penyelesaian adalah 4 hari kerja, jika berkas lengkap. Izin Usaha Kecil Obat Tradisional (IUKOT)

Jangka waktu penyelesaian adalah 4 hari kerja, jika berkas lengkap. Izin Usaha Kecil Obat Tradisional (IUKOT) 1. Izin Usaha Kecil Obat Tradisional (IUKOT) Surat permohonan bermeterai Rp. 6.000,- ditujukan kepada Gubernur NTT Cq. Kepala KPPTSP Provinsi NTT dengan tembusan Kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

: PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 34 Tahun 2016 TANGGAL : 9 Agustus 2016 SOP BIDANG KESEHATAN

: PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 34 Tahun 2016 TANGGAL : 9 Agustus 2016 SOP BIDANG KESEHATAN LAMPIRAN I : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 34 Tahun 2016 TANGGAL : 9 Agustus 2016 SOP BIDANG KESEHATAN KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU (KPPTSP) PROVINSI NTT Nomor SOP : SOP.KES.01/KPPTSP/2016

Lebih terperinci

- 3 - BAB I PENDAHULUAN

- 3 - BAB I PENDAHULUAN -2- - 3 - LAMPIRAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN NOMOR HK.02.03/I/770/2014 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN IZIN PENYALUR ALAT KESEHATAN PEDOMAN PELAYANAN IZIN PENYALUR ALAT KESEHATAN

Lebih terperinci

S O P DAN PERSYARATAN IZIN PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PKRT

S O P DAN PERSYARATAN IZIN PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PKRT S O P DAN PERSYARATAN IZIN PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PKRT Nomor SOP Tgl. Pembuatan Tgl. Revisi Tgl. Efektif Disahkan oleh : Direktur Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

i Daftar Isi User Manual Aplikasi Regalkes VERSI 1.0

i Daftar Isi User Manual Aplikasi Regalkes VERSI 1.0 i Daftar Isi User Manual Aplikasi Regalkes VERSI 1.0 ii Daftar Isi Daftar Isi Pendahuluan... 3 Alur Proses Registrasi Regalkes... 4 Petunjuk Penggunaan Aplikasi... 5 Halaman Utama Aplikasi Regalkes...

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PUBLIK GERAI PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SEKTOR KESEHATAN

STANDAR PELAYANAN PUBLIK GERAI PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SEKTOR KESEHATAN STANDAR PUBLIK GERAI PERIZINAN TERPADU SEKTOR KESEHATAN NO 1 2 3 4 5 6 IZIN 9 hari kerja Tdak dipungut 1 Surat Izin Bidan (SIB) Surat Izin Bidan (SIB) kepada Kepala Dinas Kesehatan Pemohon datang sendiri

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin Penyalur Alat Kesehatan dengan data-data sebagai berikut

Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin Penyalur Alat Kesehatan dengan data-data sebagai berikut Formulir 1 Nomor Lampiran. lembar Perihal Permohonan Izin Penyalur Alat Kesehatan. Kepada Yth, Direktur Jenderal... Kementerian Kesehatan RI JI. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 di - JAKARTA. Bersama ini

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1175/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1175/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1175/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 1191/MENKES/SK/IX/2002

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 1191/MENKES/SK/IX/2002 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 1191/MENKES/SK/IX/2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 918/MENKES/PER/X/1993 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI MENTERI KESEHATAN Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN PUBLIK SERTIFIKASI PRODUKSI ALAT KESEHATAN (ALKES) DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)

PEDOMAN PELAYANAN PUBLIK SERTIFIKASI PRODUKSI ALAT KESEHATAN (ALKES) DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT) PEDOMAN PELAYANAN PUBLIK SERTIFIKASI PRODUKSI ALAT KESEHATAN (ALKES) DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT) Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Direktorat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Kosmetika. Izin Produksi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Kosmetika. Izin Produksi. No.396, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Kosmetika. Izin Produksi. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1175/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIKA

Lebih terperinci

CEK LIST PERMOHONAN PINDAH ALAMAT APOTIK (SIA BERUBAH)

CEK LIST PERMOHONAN PINDAH ALAMAT APOTIK (SIA BERUBAH) CEK LIST PERMOHONAN PINDAH ALAMAT APOTIK (SIA BERUBAH) Apotik lama baru No. Telp. APA No. SIPA No. Syarat Permohonan 1 Surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kabupaten Sukoharjo (asli bermaterai

Lebih terperinci

Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Izin Pedagang Besar Farmasi dengan data sebagai berikut:

Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Izin Pedagang Besar Farmasi dengan data sebagai berikut: Formulir 1 Nomor : Perihal : Permohonan Izin Pedagang Besar Farmasi Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di - JAKARTA Bersama ini kami mengajukan

Lebih terperinci

PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK

PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK CEK LIST PERSYARATAN PERMOHONAN / PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK Nama Apotik Alamat No. Telp. Nama APA No. STRA No. SIPA :.. :.. :.. :.. :.. :.. Cek Kelengkapan Ada Tidak

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.442, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Industri Farmasi. Perizinan. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa pengaturan tentang Industri Farmasi yang komprehensif

Lebih terperinci

CEK LIST PERSYARATAN PERMOHONAN / PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK

CEK LIST PERSYARATAN PERMOHONAN / PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK CEK LIST PERSYARATAN PERMOHONAN / PERPANJANGAN SURAT IZIN APOTIK Nama Apotik Alamat No. Telp. Nama APA No. STRA No. SIPA :.. :.. :.. :.. :.. :.. No. Syarat Permohonan 1 Surat permohonan yang ditujukan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SERTIFIKASI ALAT KESEHATAN DAN PKRT

SERTIFIKASI ALAT KESEHATAN DAN PKRT SERTIFIKASI ALAT KESEHATAN DAN PKRT Drs. Masrul, Apt Kepala Sub Direktorat Penilaian Alat Kesehatan Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan DASAR HUKUM 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009

Lebih terperinci

Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin Apotek dengan data data sebagai berikut :

Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin Apotek dengan data data sebagai berikut : Nomor :, Lampiran : 1 ( satu ) berkas Hal : Permohonan Izin Apotek Baru Kepada Yth : Walikota Cq. Kepala DPM&PTSP Kota Di - Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin Apotek dengan data

Lebih terperinci

Formulir 1 PERMOHONAN PERSETUJUAN PRINSIP INDUSTRI OBAT TRADISIONAL/INDUSTRI EKSTRAK BAHAN ALAM Nomor Lampiran Permohonan Persetujuan Prinsip Industri Obat Tradisional/Industri Ekstrak Bahan Alam Yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TAHUN 2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TAHUN 2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1191/MENKES/PER/VIII/2010 TAHUN 2010 TENTANG PENYALURAN ALAT KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG BESAR FARMASI

PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG BESAR FARMASI PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG BESAR FARMASI DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2011 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Panduan Pelaksanaan Sistem Pelayanan Terpadu (SIMPEDU) Perizinan Kefarmasian

BAB I PENDAHULUAN. Buku Panduan Pelaksanaan Sistem Pelayanan Terpadu (SIMPEDU) Perizinan Kefarmasian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reformasi Birokrasi yang digulirkan oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan pemerintahan bersih sudah merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. Sehingga semua Satuan

Lebih terperinci

1. Izin Usaha Industri (IUI) Besar

1. Izin Usaha Industri (IUI) Besar 1. Izin Usaha Industri (IUI) Besar A. Proses Penyampaian 1. Persyaratan 2. Sistem Mekanisme Dan Prosedur Surat Permohonan bermeterai Rp. 6.000,- ditujukan kepada Gubernur NTT C.q. Kepala KPPTSP Prov. NTT

Lebih terperinci

PERMOHONAN SERTIFIKAT PRODUKSI ALAT KESEHATAN / PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

PERMOHONAN SERTIFIKAT PRODUKSI ALAT KESEHATAN / PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA Formulir 1 PERMOHONAN SERTIFIKAT PRODUKSI ALAT KESEHATAN / PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA Saya yang bertanda tangan di bawah ini mengajukan permohonan Sertifikat Produksi Alat Kesehatan / Perbekalan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATAM TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PADA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATAM TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN PADA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PEMERINTAH KOTA BATAM BADAN PENANAMAN MODAL Jl. Engku Putri No. 1 Telp. (0778) 461814, 470335 Fax. (0778) 470335 Email : penanamanmodal@batamkota.go.id BATAM CENTRE - BATAM KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENANAMAN

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA CARA SERTIFIKASI SARANA DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN

PEDOMAN TATA CARA SERTIFIKASI SARANA DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN PEDOMAN TATA CARA SERTIFIKASI SARANA DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN 2013

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 26/Permentan/HK.140/4/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 26/Permentan/HK.140/4/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 26/Permentan/HK.140/4/2015 TENTANG SYARAT, TATA CARA DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN REKOMENDASI TEKNIS IZIN USAHA DI BIDANG PERTANIAN DALAM

Lebih terperinci

2 bidang pertanian secara transparan, terukur, perlu menetapkan syarat, tata cara, dan standar operasional prosedur dalam pemberian rekomendasi teknis

2 bidang pertanian secara transparan, terukur, perlu menetapkan syarat, tata cara, dan standar operasional prosedur dalam pemberian rekomendasi teknis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.680, 2015 KEMENTAN. Izin Usaha. Pertanian. Penanaman Modal. Rekomendasi Teknis. SOP. Tata Cara. Syarat. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/Permentan/HK.140/4/2015

Lebih terperinci

Blitar,... Nomor :... Kepada : Lampiran : 1 ( satu ) berkas Yth. Kepala KP2T Kota Blitar Perihal : Permohonan SIA Jl. Jawa No.

Blitar,... Nomor :... Kepada : Lampiran : 1 ( satu ) berkas Yth. Kepala KP2T Kota Blitar Perihal : Permohonan SIA Jl. Jawa No. 00/Form-37/KP2T/2016 Blitar,... Nomor :... Kepada : Lampiran : 1 ( satu ) berkas Yth. Kepala KP2T Kota Blitar Perihal : Permohonan SIA Jl. Jawa No. 64b di - Blitar Bersama ini kami mengajukan permohonan

Lebih terperinci

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera, serta memperkuat perekonomian negara dan daya saing bisnis

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera, serta memperkuat perekonomian negara dan daya saing bisnis Nawa Cita Inpres Nomor 6 Tahun 2016 Nomor 5: Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia Nomor 6: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional Nomor 7: Mewujudkan kemandirian

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lebih terperinci

TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP) TERLAMPIR PEMERINTAH KOTA CILEGON DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PELAYANAN PERIZINAN JASA USAHA

TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP) TERLAMPIR PEMERINTAH KOTA CILEGON DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PELAYANAN PERIZINAN JASA USAHA LAMPIRAN NOMOR SOP 32 SK KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA CILEGON NOMOR : 503/ /DPMPTSP/2017 TANGGAL JUNI 2017 KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL SURAT IJIN APOTIK (SIA)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL SURAT IJIN APOTIK (SIA) 1. Dasar Hukum a. Undang-undang RI mor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; b. Undang-undang RI mor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; c. Undang-undang RI mor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika ; d. Undang-undang

Lebih terperinci

CEK LIST PERMOHONAN PERGANTIAN APOTEKER

CEK LIST PERMOHONAN PERGANTIAN APOTEKER CEK LIST PERMOHONAN PERGANTIAN APOTEKER Apotik :.. lama :.. No. Telp. :.. APA Lama :.. No. SIPA :.. APA Baru :.. No. STRA :.. No. Syarat Permohonan 1 Surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Dinas

Lebih terperinci

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

PERMOHONAN PERSETUJUAN PRINSIP INDUSTRI OBAT TRADISIONAL/INDUSTRI EKSTRAK BAHAN ALAM

PERMOHONAN PERSETUJUAN PRINSIP INDUSTRI OBAT TRADISIONAL/INDUSTRI EKSTRAK BAHAN ALAM 2012, No.225 20 Formulir 1 PERMOHONAN PERSETUJUAN PRINSIP INDUSTRI OBAT TRADISIONAL/INDUSTRI EKSTRAK BAHAN ALAM Nomor Lampiran Permohonan Persetujuan Prinsip Industri Obat Tradisional/Industri Ekstrak

Lebih terperinci

PERMOHONAN PERSETUJUAN PRINSIP INDUSTRI OBAT TRADISIONAL/INDUSTRI EKSTRAK BAHAN ALAM

PERMOHONAN PERSETUJUAN PRINSIP INDUSTRI OBAT TRADISIONAL/INDUSTRI EKSTRAK BAHAN ALAM Formulir 1 PERMOHONAN PERSETUJUAN PRINSIP INDUSTRI OBAT TRADISIONAL/INDUSTRI EKSTRAK BAHAN ALAM Nomor Lampiran Permohonan Persetujuan Prinsip Industri Obat Tradisional/Industri Ekstrak Bahan Alam Yang

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM. Pasal 1

KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi

Lebih terperinci

IKATAN APOTEKER INDONESIA

IKATAN APOTEKER INDONESIA FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI IJIN PRAKTIK KERJA IKATAN APOTEKER INDONESIA (isi dengan huruf kapital) Kepada Yth. Ketua PC IAI Badung Untuk Permohonan Sebagai Apoteker di Industri Farmasi & Pedagang

Lebih terperinci

IZIN USAHA PERUBAHAN PENANAMAN MODAL

IZIN USAHA PERUBAHAN PENANAMAN MODAL LAMPIRAN NOMOR SOP SK KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA CILEGON NOMOR : 0/ /DPMPTSP/0 TANGGAL JUNI 0 KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PEMERINTAH

Lebih terperinci

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ( No.276, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Apotek. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

PERAN DINAS KESEHATAN PROVINSI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT BINA PRODUKSI INDUSTRI KEFARMASIAN

PERAN DINAS KESEHATAN PROVINSI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT BINA PRODUKSI INDUSTRI KEFARMASIAN PERAN DINAS KESEHATAN PROVINSI DALAM PELAKSANAAN PROSES PERIZINAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT BINA PRODUKSI INDUSTRI KEFARMASIAN Disampaikan Pada Rapat Konsultasi Teknis Direktorat Bina Produksi dan Distribusi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Industri Farmasi. Perizinan. Penyelenggaraan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Industri Farmasi. Perizinan. Penyelenggaraan. No.721, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Industri Farmasi. Perizinan. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 006 TAHUN 2012 TENTANG INDUSTRI DAN USAHA OBAT TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 006 TAHUN 2012 TENTANG INDUSTRI DAN USAHA OBAT TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 006 TAHUN 2012 TENTANG INDUSTRI DAN USAHA OBAT TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Alat Kesehatan. Rumah Tangga. Produksi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Alat Kesehatan. Rumah Tangga. Produksi. No.399, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Alat Kesehatan. Rumah Tangga. Produksi. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1189/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PRODUKSI

Lebih terperinci

MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESiA PERA TURAN MENTERI KESEHA TAN REPUBLIK NOMOR 1175/MENKES/PERNIII/2010 TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIKA

MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESiA PERA TURAN MENTERI KESEHA TAN REPUBLIK NOMOR 1175/MENKES/PERNIII/2010 TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIKA MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESiA PERA TURAN MENTERI KESEHA TAN REPUBLIK NOMOR 1175/MENKES/PERNIII/2010 INDONESIA TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHA TAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KESEHATAN. Industri. Usaha Obat. Tradisional. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KESEHATAN. Industri. Usaha Obat. Tradisional. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA No.225, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Industri. Usaha Obat. Tradisional. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 006 TAHUN 2012 TENTANG INDUSTRI

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN INDUSTRI FARMASI

PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN INDUSTRI FARMASI PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN INDUSTRI FARMASI DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2011 KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

PEDAGANG BESAR FARMASI. OLEH REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

PEDAGANG BESAR FARMASI. OLEH REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt PEDAGANG BESAR FARMASI OLEH REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt Obat / Bahan Obat Ketersediaan Keterjangkauan Konsumen Aman Mutu Berkhasiat PBF LAIN PBF: Obat BBF INDUSTRI FARMASI 2 DASAR HUKUM Undangundang UU

Lebih terperinci

NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN

Lebih terperinci

IZIN USAHA PERLUASAN PENANAMAN MODAL

IZIN USAHA PERLUASAN PENANAMAN MODAL LAMPIRAN NOMOR SOP SK KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA CILEGON NOMOR : 03/ /DPMPTSP/2017 TANGGAL JUNI 2017 KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG M MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR IZIN USAHA JASA PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 05/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 11 JULI 2007

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 05/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 11 JULI 2007 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 05/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 11 JULI 2007 I. DOKUMEN PERMOHONAN PERSETUJUAN SEBAGAI PUSAT REGISTRASI 1. MODEL FORMULIR

Lebih terperinci

IZIN USAHA KESEHATAN

IZIN USAHA KESEHATAN IZIN USAHA KESEHATAN DINAS PENANAMAN MODAL PERIJINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN JAYAPURA IZIN PRAKTEK DOKTER UMUM 1 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004

Lebih terperinci

RANCANGAN, 19 DESEMBER 2016 PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

RANCANGAN, 19 DESEMBER 2016 PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG Masukan dapat disampaikan kepada Direktorat Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen melalui email subdit_standarkosmetik@yahoo.com, telp/fax 021-4241038 paling lambat 22 Desember

Lebih terperinci

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAHUK NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAHUK NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAHUK NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN DI KABUPATEN CILACAP

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN DI KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.123, 2015 KEMENAKER. Izin Usaha. Penyediaan Jasa Pekerja/Buruh. Pelayanan Satu Pintu. BKPM. Penerbitan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6

Lebih terperinci

FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT PRODUKSI ALAT KESEHATAN / PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT PRODUKSI ALAT KESEHATAN / PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT PRODUKSI ALAT KESEHATAN / PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA Saya yang bertanda tangan di bawah ini mengajukan permohonan Sertifikat Produksi Alat Kesehatan / Perbekalan Kesehatan

Lebih terperinci

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PENDIRIAN APOTIK ( Perubahan Nama Apotik )

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PENDIRIAN APOTIK ( Perubahan Nama Apotik ) ( Perubahan Nama Apotik ) Dengan ini mengajukan permohonan untuk perubahan / penggantian Nama Apotik : Nama Apotik Lama :.... Nama Apotik Baru :.... 1. Surat Izin Apotik yang Lama (Asli) 2. Pas foto berwarna

Lebih terperinci

KOTA PONTIANAK KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PONTIANAK NOMOR 22 TAHUN 2015

KOTA PONTIANAK KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PONTIANAK NOMOR 22 TAHUN 2015 KOTA PONTIANAK KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PONTIANAK NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PONTIANAK KEPALA DINAS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2015 KEMENAKER. Izin Usaha. Pelatihan Kerja. Pelayanan Satu Pintu. BKPM. Standar Operasional Prosedur. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 NOMOR 28 SERI E PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 NOMOR 28 SERI E PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 NOMOR 28 SERI E PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

1. Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP)

1. Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) 1. Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) A. Proses Penyampaian 1. Persyaratan 2. Sistem Mekanisme Dan Prosedur Surat Permohonan bermeterai Rp. 6.000,- ditujukan kepada Gubernur NTT c.q. Kepala KPPTSP Prov.

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 8 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 8 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERSYARATAN ASOSIASI PERUSAHAAN YANG DIBERIKAN KEWENANGAN VERIFIKASI DAN VALIDASI AWAL PERMOHONAN SERTIFIKAT BADAN USAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN RUMAH TANGGA ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN PERIZINAN

Lebih terperinci

BIDANG PERDAGANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR DINAS KOPERASI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

BIDANG PERDAGANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR DINAS KOPERASI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN LUWU TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR DINAS KOPERASI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BIDANG PERDAGANGAN Nomor SOP 001 Tgl Pembuatan 13 Nopember 014 Tgl Revisi - Tgl Pengesahan 15 Nopember 014 Disahkan

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PERIZINAN PIRT (PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PERIZINAN PIRT (PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA) 1. Dasar Hukum a. Undang-Undang RI mor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; b. Undang-Undang RI mor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; c. Undang-Undang RI mor 7 Tahun 1996 tentang Pangan; d. Undang-Undang

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN WALIKOTA MAGELANG NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN WALIKOTA MAGELANG NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA MAGELANG PERATURAN WALIKOTA MAGELANG NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BIDANG PERIZINAN DAN NON PERIZINAN YANG DIKELOLA OLEH BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA CARA SERTIFIKASI PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PKRT

PEDOMAN TATA CARA SERTIFIKASI PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PKRT PEDOMAN TATA CARA SERTIFIKASI PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PKRT KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN 2013

Lebih terperinci

MENTERI KESEHATAN NOMOR : 918/MENKES/PER/X/1993 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI

MENTERI KESEHATAN NOMOR : 918/MENKES/PER/X/1993 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 1191/MENKES/SK/IX/2002 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 918/MENKES/PER/X/1993 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI MENTERI KESEHATAN Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 56.B TAHUN 2015 TENTANG PENYEDERHANAAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR IZIN GANGGUAN, SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DAN TANDA DAFTAR

Lebih terperinci

Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu

Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu VISI, MISI Visi : Mewujudkan pelayanan prima dalam mendorong investasi Misi : 1. Meningkatkan kenyamanan pelayanan 2. Meningkatkan penata usahaan administrasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN NOMOR SOP TANGGAL DISAHKAN OLEH

LAMPIRAN NOMOR SOP TANGGAL DISAHKAN OLEH LAMPIRAN NOMOR SOP 24 SK KEPALA PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA CILEGON NOMOR : 503/ /DPMPTSP/2017 TANGGAL JUNI 2017 KEPALA PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PEMERINTAH

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA CARA SERTIFIKASI PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PKRT

PEDOMAN TATA CARA SERTIFIKASI PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PKRT PEDOMAN TATA CARA SERTIFIKASI PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PKRT KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN 2013

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.907, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Sertifikasi. Pembuatan Obat. Tradisional. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

4. Izin lokasi, persyaratan bangunan dan ruangan, prasarana, peralatan dan ketenagaan.

4. Izin lokasi, persyaratan bangunan dan ruangan, prasarana, peralatan dan ketenagaan. IZIN OPERASIONAL KLINIK PRATAMA/UTAMA/RAWAT INAP PERSYARATAN 1. Surat Permohonan izin klinik 2. Fotokopi pendirian badan usaha bagi klinik utama dan klinik pratama yang menyelenggarakan rawat inap. 3.

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 18/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA OBAT HEWAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 18/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA OBAT HEWAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 18/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA OBAT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.121, 2015 KEMENAKER. Izin Usaha Jasa. Penempatan Tki. Dalam Negeri. Pelayanan Satu Pintu. BKPM. Standar Operasional Prosedur. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR BINA PEMAGANGAN NOMOR KEP. 991/LATTAS-MAG/IX/2013 TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN PADA DIREKTORAT BINA PEMAGANGAN

KEPUTUSAN DIREKTUR BINA PEMAGANGAN NOMOR KEP. 991/LATTAS-MAG/IX/2013 TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN PADA DIREKTORAT BINA PEMAGANGAN KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta Selatan 12950 Telp.62-21-52961311 Fax.52960456 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.739, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN. Pengawasan. Bahan Obat. Obat Tradisional. Suplemen Kesehatan. Pangan. Pemasukan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002 / PP.IAI/1418/IX/2016

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002 / PP.IAI/1418/IX/2016 SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 002 / PP.IAI/1418/IX/2016 PERATURAN ORGANISASI TENTANG REKOMENDASI SURAT IZIN PRAKTIK APOTEKER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS

Lebih terperinci

KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN

KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN PERATURAN KETUA DEWAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM/BINTAN/KARIMUN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1189/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1189/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1189/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG PRODUKSI ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.04/MEN/2012 TENTANG OBAT IKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PERIZINAN DI KECAMATAN

BUPATI WONOGIRI PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PERIZINAN DI KECAMATAN BUPATI WONOGIRI PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PERIZINAN DI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan kelancaran

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha No.712, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. LPK. Perizinan. Pendaftaran. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PERIZINAN

Lebih terperinci