Ragam Hias Kain Celup Ikat
|
|
- Lanny Yuliani Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RAGAM HIAS KAIN CELUP IKAT 57 Ragam Hias Kain Celup Ikat A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari asal usul kain yang menggunakan teknik celup ikat, jenis ragam hias, serta daerah penghasil kain celup ikat Nusantara. Menurut sejarah, teknik celup berasal dari Tiongkok. Teknik ini kemudian berkembang sampai ke India dan wilayah-wilayah Nusantara. Karena itu, dalam bab ini akan dibahas pula peninggalan teknik celup dari Tiongkok, India, dan wilayah Nusantara. Teknik celup ikat diperkenalkan ke Nusantara oleh orang-orang India melalui misi perdagangan. Teknik ini mendapat perhatian besar terutama karena keindahan ragam hiasnya dalam rangkaian warna-warni yang menawan. Penggunaan teknik celup ikat dapat ditemui antara lain di Sumatera, khususnya Palembang, di Kalimantan Selatan, Jawa, dan Bali. Setiap daerah memiliki nama masing-masing untuk menyebutkan teknik celup ikat. Setiap daerah juga memiliki ciri khas dalam
2 58 TEKSTIL mengolah corak dengan teknik ini, sehingga memudahkan kita untuk mengenalinya. Di Palembang, Jawa dan Bali teknik celup ikat sering pula dipadukan dengan membatik, sehingga menambah variasi tampilan corak. Pengetahuan yang kita peroleh dalam bab ini diharapkan akan menumbuhkan penghayatan akan keanekaragaman kekayaan bangsa kita. Hal ini merupakan dasar acuan untuk membangun kesadaran dan toleransi akan adanya perbedaan berdasarkan keunikan budaya bangsa. B. TUJUAN Setelah mempelajari bab ini, kita diharapkan memiliki kemampuan dalam: 1. Memahami berbagai pengetahuan tentang sejarah, daerah penghasil, jenis dan ciri ragam hias celup ikat Nusantara. 2. Menghayati keragaman corak ragam hias pada kain celup ikat Nusantara. C. RAGAM HIAS KAIN CELUP IKAT NUSANTARA C.1 Sejarah Ragam Hias Celup Ikat Nusantara Membuat kain celup ikat sudah banyak dilakukan bangsa-bangsa di dunia. Sejarah asal usul teknik celup ikat diperkirakan berasal dari Tiongkok dan berkembang di wilayah India. Pengetahuan ini kemudian menyebar ke Asia Tenggara dan Afrika. Penyebarannya juga terjadi melalui Jalur Sutera, yaitu dari negeri Tiongkok sampai ke daratan Persia dan Roma. Berdasarkan berbagai peninggalan, diketahui bahwa teknik celup ikat telah digunakan pada masa Dinasti T ang pada abad ke-6. Pada masa inilah teknik celup ikat menyebar ke Jepang yang kala itu memanfaatkannya untuk menghias kain sutera bagi busana kaum bangsawan dan para pendeta. Namun setelah ditemukannya serat kapas, masyarakat mulai membuat kain katun dengan ragam hias dari teknik celup ikat.
3 RAGAM HIAS KAIN CELUP IKAT 59 Gambar 5.1: Kain pelangi dari India Gambar 5.2: Proses celup ikat dan kain Ikat dari Afrika Gambar 5.3: Kain celup Ikat dari Tibet Gambar 5.4: Baju kimono dari Jepang dengan ragam hias yang dibuat melalui teknik celup Ikat
4 60 TEKSTIL Tercatat lukisan gua di Ajanta, India dari abad ke-6, yang menggambarkan orang-orang tengah memakai kain dengan corak lingkaran berwarna putih yang disebut pelangi. Lukisan gua tersebut menggambarkan corak dengan lingkaran-lingkaran dalam berbagai ukuran. Lukisan tersebut juga menjelaskan proses pembuatan kain celup ikat. Ada gambar seorang gadis tengah melakukan pencelupan dalam zat pewarna alami. Thailand dan Kamboja juga mencatat adanya penemuan proses pembuatan kain celup ikat yang cukup lama. Di Nusantara terdapat sejumlah daerah penghasil kain celup ikat yang cukup menonjol. Masing-masing daerah memiliki nama tersendiri untuk teknik ini. Di Palembang, kain ragam hias celup ikat disebut kain pelangi atau cinde. Sementara itu, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kain dengan teknik ini dikenal dengan nama sasirangan. Di pulau Jawa, pembuatan kain celup ikat dikenal dengan nama jumputan atau tritik. Meski letak masingmasing daerah penghasil kain celup ikat tersebut saling berjauhan, pemasarannya tidak terbatas. Seringkali ditemukan kain pelangi buatan Palembang dipasarkan di daerah Yogyakarta, begitu pula sebaliknya. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat celup ikat terdiri dari kain, zat pewarna, tali untuk mengikat, serta alat bantu untuk proses pencelupan. Alat pengikat yang digunakan telah berubah. Dahulu menggunakan daun lontar, dan saat ini menggunakan tali rafia. Pada dasarnya Gambar 5.5: Kain Pelangi dari Palembang
5 RAGAM HIAS KAIN CELUP IKAT 61 keseluruhan tali pengikat haruslah menggunakan bahan yang kedap air. Hanya penggunaan zat pewarna yang kemudian disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Dulu teknik ini menggunakan zat pewarna alami. Kini celup ikat memanfaatkan zat pewarna sintetis seperti naphtol, indigosol, dan zat warna reaktif lainnya. Akhir-akhir ini kesadaran manusia telah kembali ke alam, maka zat pewarna alami mulai digunakan lagi. C.2 Warna Ragam Hias Celup Ikat Nusantara Dahulu zat pewarna yang digunakan berasal dari alam. Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi zat pewarna alami mulai ditinggalkan. Hal ini terjadi terutama karena pewarna sintetis memiliki jumlah warna yang hampir tak terbatas. Di samping itu, proses pewarnaan alam juga lebih rumit dibanding a b c d e f g h i Gambar 5.6: Proses pembuatan corak dengan teknik celup ikat
6 62 TEKSTIL pewarna sintetis. Meskipun demikian, keduanya memiliki keunggulan masing-masing. Di jaman sekarang ini beberapa daerah penghasil kain celup ikat menggunakan zat pewarna sintetis. Demikian pula halnya dengan serat atau tali pengikat bagian yang akan dirintang dari pewarnaan. Tali pengikat ini semula menggunakan serat alam, kini digantikan dengan tali sintetis yang kuat dan tahan air, seperti rafia misalnya. Namun demikian masih ada daerah yang tetap menggunakan pengikat serat alami, antara lain serat nanas, daun palem, atau pelepah pisang. Keunggulannya adalah efek celupnya berbeda dengan tali pengikat yang berbahan serat sintetis. C.3 Jenis Kain Sebagai Bahan Dasar Dalam celup ikat, jika kain menggunakan benang dari campuran a b c d e Gambar 5.7: Proses pembuatan corak dengan teknik celup ikat
7 RAGAM HIAS KAIN CELUP IKAT 63 Gambar 5.8: Kain-kain sasirangan dari Kalimantan Selatan serat yang berbeda, akan menghasilkan efek yang berbeda pula. Kain yang tipis dapat diikat dengan simpul-simpul kecil, sehingga ragam hias yang terbentuk lebih padat dan banyak. Makin tebal kain yang digunakan, makin sedikit jumlah ikatan yang bisa dibuat. Simpul akan menjadi terlalu besar, sehingga sulit untuk dikencangkan dengan rapat. Ikatan yang tidak rapat dapat mengakibatkan zat pewarna meresap, sehingga corak yang ingin ditampilkan hilang. Karena itu, kain-kain yang tebal biasanya menampilkan corak yang besar pula. Ada beberapa jenis kain yang berkualitas baik dan banyak digunakan dalam teknik celup ikat, antara lain katun dan sutera. Jenis kain-kain ini lembut dan memiliki daya serap yang tinggi, sehingga memudahkan proses pengikatan dan pencelupan. Beberapa jenis kain lainnya seperti kain dari benang rayon atau kain-kain sintetis tertentu memiliki sifat-sifat yang tidak cocok untuk proses celup ikat. Sifat-sifat itu antara lain adalah permukaan yang terlalu licin, kain yang terlalu kaku atau keras, atau tidak memiliki daya serap yang memadai.
8 64 TEKSTIL C.4 Teknik Dan Corak Celup Ikat Nusantara Meski teknik celup ikat mengalami perkembangan dari satu daerah ke daerah lainnya, namun proses pembuatannya pada dasarnya adalah sama. Mula-mula bagian-bagian tertentu dari permukaan kain dijelujur, dilipat atau dipilin, kemudian diikat hingga kedap air. Sering kali plastik digunakan untuk membungkus bagian kain yang tidak akan diwarnai. Kemudian, kain yang telah diikat dicelup ke dalam zat pewarna. Intensitas celupan serta lamanya waktu perendaman tergantung pada hasil warna yang diinginkan. Setelah proses pencelupan, kain digantung dan ditiriskan sebentar agar tetesan cairan pewarna habis. Kemudian ikatan dibuka dan kain dibentang. Corak-corak yang terbentuk karena adanya ikatan yang merintangi masuknya warna akan terlihat. Warna dari corakcorak ini memiliki gradasi sesuai dengan rembesan warna saat pencelupan. Teknik celup ikat mengenal beberapa variasi ikatan dan akan terus berkembang sesuai kreativitas para pembuatnya. Wujud keindahan dari kain celup ikat pada dasarnya tidak berasal dari jumlah ikatan yang dibuat. Keindahan kain celup ikat bersumber pada paduan warna dari berbagai corak karena ikatan yang digunakan. Kesemuanya itu menghasilkan keselarasan bentuk dan warna yang utuh pada sehelai kain. Banyak macam corak yang dapat Gambar 5.9: Kain sasirangan dengan corak Ombak Sinapur Karang
9 RAGAM HIAS KAIN CELUP IKAT 65 dihasilkan dari teknik ini. Keragaman ini dapat diperoleh dengan cara melipat, menjerat atau menyimpul kain, serta ikatan yang berbeda-beda. Secara umum corak celup ikat dapat dibagi dalam 5 jenis, yaitu ragam hias penuh, jelujur, lubang, lompatan, dan bungkusan. Masing-masing menggunakan teknik ikat yang berbeda. Di Nusantara ada beberapa nama corak yang dihasilkan dari teknik celup ikat, antara lain: ombak sinapur karang, bunga teratai, atau matahari bersinar. C.5 Kain Pelangi dari Palembang Ragam hias yang terdapat pada kain celup ikat pelangi terbentuk melalui proses jelujur sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Umumnya ragam hias pelangi berupa aneka corak bunga-bungaan, sulur atau paisley (corak dari Persia), wajit, serta titik-titik kecil sebagai pelengkap. Tidak jarang corak celup ikat Palembang ini diperkaya lagi dengan aneka sulaman dengan tambahan arguci (payet), manik-manik atau juga dengan prada (warna emas). Nuansa pelangi memiliki deretan warna kemerah-merahan, seperti merah ros, merah jingga, merah cabai, atau merah coklat. Di samping itu, terdapat pula nada-nada warna ke arah ungu, seperti violet, ungu kemerahan, ungu kebiruan, dan ungu muda yang dipadukan dengan merah ros. Warna kehijauan dan kecoklatan menjadi pilihan ketiga dan keempat bagi para pembuat kain celup ikat dari daerah sungai Musi ini. Gambar 5.10: Kain pelangi dari Palembang
10 66 TEKSTIL C.6 Kain Sasirangan dari Banjarmasin Kain Sasirangan adalah kain adat khas Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan sudah dikenal sejak abad 16. Sasirangan berasal dari kata sirang, artinya jahit jelulur. Corak-corak tertentu pada kain dibentuk dengan cara menjelujurnya terlebih dahulu. Secara tradisional bahan pewarna untuk kain sasirangan dihasilkan dari beberapa bagian tanaman, seperti daun, bunga dan akar. Warna kuning berasal dari kunir (kunyit), warna hitam dari buah labu, warna coklat dari kulit kayu damar, warna merah dari buah kesumba, dan banyak lagi warna-warna dari tetumbuhan lainnya. Ragam hias khas sasirangan berbentuk jalur dan garis berkelokkelok dengan berbagai warna seperti pelangi. Proses pembuatannya memerlukan ketekunan dan kesabaran yang tinggi. Karena itu, di masa lampau para pembuat kain sasirangan selalu menyelenggarakan selamatan sebelum mulai bekerja. Selain menampakkan citra artistik, ragam hias sasirangan juga mencuatkan kesan misteri. Kesan ini muncul karena bentuk coraknya yang seolah tidak jelas dan penuh nuansa. Bahkan kadang-kadang muncul efek tak terduga akibat ikatan atau jahitan yang tercelup warna berbeda. Warna dasar kain sasirangan biasanya lebih dominan daripada warna-warna coraknya. Gambar 5.11: Kain sasirangan dengan corak Naga Balimbur
11 RAGAM HIAS KAIN CELUP IKAT 67 Corak kain sasirangan pada dasarnya merupakan gambaran alam, tetumbuhan dan binatang. Ciri khas corak ini adalah garisgaris berliku-liku memanjang yang kaya warna dan nuansa. Corak ini berbeda dengan ragam hias lainnya yang umumnya lebih besar dalam bentuk wajit dan belah ketupat. Nama-nama ragam hiasnya adalah, antara lain naga balimbur, bintang bertabur, kembang cengkeh, daun kangkung, kembang tapuk manggis, awan beriring dan masih banyak lagi. Hal ini mengisyaratkan bahwa gagasan mencipta ragam hias pada kain sasirangan ditimba dari alam seperti juga proses kreatif karya-karya tradisional, khususnya di Nusantara. C.7 Jumputan dan Tritik dari Jawa Tengah dan Yogyakarta Jumputan adalah nama yang diberikan pada kain celup ikat yang dihasilkan di daerah-daerah yang tersebar di pedalaman Jawa Tengah dan Yogyakarta. Bahkan tidak jarang daerah-daerah di luar kedua propinsi ini mulai mengerjakan jenis kain-kain ini dengan keunikannya masing-masing. Perkembangan ini lahir atas dasar kebutuhan pasar terhadap produk tersebut, sehingga membangkitkan semangat berwirausaha. Jumputan sudah sejak lama menjadi salah satu produk kerajinan masyarakat secara turun temurun. Jenis kain celup ikat ini juga dibuat dengan memanfaatkan berbagai alat bantu, sehingga menghasilkan kain dengan ragam hias khas dalam aneka warna yang menarik. Bahan dasar yang digunakan adalah kain katun, blacu, mori, sutera dan akhir-akhir ini juga beberapa jenis kain dari benang serat sintetis. Pengikatan bagian-bagian kain disebut nali dan proses pembuatan selanjutnya sama seperti yang dilakukan pada pelangi dan sasirangan. Bagian-bagian yang memerlukan jumlah pewarnaan yang sedikit, dilakukan dengan cara colet. Colet adalah membubuhkan warna pada sebagian bidang saja tanpa mencelup seluruh kain. Hal ini dilakukan untuk mempersingkat waktu dalam menghasilkan aneka warna tambahan. Bagian yang sudah dicolet kemudian diikat hingga kedap zat air dan barulah seluruh kain dicelup. Pencoletan adakalanya dilakukan setelah seluruh proses pencelupan
12 68 TEKSTIL selesai, yaitu setelah ikatan dibuka. Bagian-bagian yang masih berwarna putih karena pada awalnya terikat, kemudian dicoleti warnawarna sesuai selera. Taburan warna-warni tersebut memberikan penampilan khas jumputan. Gambar 5.12: Selendangan dengan ragam hias yang dibuat dengan teknik jumputan Gambar 5.13: Kain dengan ragam hias yang dibuat melalui teknik jumputan dan colet C.8 Kain Tritik dari Jawa Tengah dan Yogyakarta Proses pembuatan tritik hampir sama dengan jumputan. Perbedaannya terletak pada cara mengikat permukaan kain dalam membentuk ragam hias. Karena sifat coraknya berbentuk silang kecil-kecil, tritik merupakan teknik merias kain yang sering digabungkan dengan beberapa teknik lain, seperti batik misalnya. Corak-corak kecil ini memang sering dimanfaatkan sebagai pengisi bidang-bidang kosong di antara corak utama. Taburan silangan kecil ini memang memberi nilai tambah pada kain. Pengikatan dilakukan dengan cara menjahit dan menyimpul secara menyilang bagian-
13 RAGAM HIAS KAIN CELUP IKAT 69 bagian tertentu pada latar kain. Bahan pengikatnya terbuat dari serat daun nanas. Kelebihan serat ini adalah daya tahannya terhadap panas sehingga tidak mudah memuai. Lain halnya dengan tali rafia yang mudah memuai bila terkena panas pada saat kain dicelup. Di samping itu, serat daun nanas ini memiliki kekuatan yang luar biasa dengan tingkat kelenturan yang amat rendah, sehingga ikatan lebih stabil dan kokoh. Gambar 5.14: Corak tritik Kompetensi Konsepsi Ragam Hias Kain Celup Ikat 1. Buatlah latihan yang bertujuan untuk memahami keterkaitan antara pola corak celup ikat (jumputan, sasirangan, kain pelangi dan lain-lain) pada kain, dengan teknik ikatan dan pola penataan ragam hiasnya. Kumpulkan gambar kain celup ikat (jumputan, sasirangan, pelangi, dan lain-lain) yang terdapat pada koran atau
14 70 TEKSTIL majalah bekas, Internet, foto, buku dan lain-lain. a. Amati setiap pola corak celup ikat dari setiap daerah dan temukan berbagai jenis corak yang terdapat di kain tersebut sesuai dengan teknik ikatannya. Buatkan gambar dan karangan tentang temuan ini. b. Tulis dan gambarkan perbedaan dan persamaan pola corak celup ikat (jumputan, sasirangan, kain pelangi dan lain-lain) pada kain, dengan teknik ikatan dan pola penataan ragam hias untuk setiap daerah. c. Pilihlah salah satu kain yang paling kamu senangi, kemudian ungkapkan pendapat dan perasaanmu tentang keterkaitan antara corak dengan teknik ikatan dan pola ragam hias pada kain tersebut. Kompetensi Apresiasi 2. Pilihlah kain yang dibuat dengan menggunakan teknik celup ikat yang terdapat di daerahmu. Perhatikan corak hasil ikatan dan warna pada kain tersebut. a. Uraikan bagaimana proses pembuatannya b. Uraikan penilaianmu tentang proses pembuatan kain celup ikat tersebut c. Ungkapkan perasaanmu tentang keindahan, keunikan corak dan warna kain celup ikat ini melalui puisi, atau cerita.
Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara
RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan
Lebih terperinciKain Sebagai Kebutuhan Manusia
KAIN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA 1 Kain Sebagai Kebutuhan Manusia A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari kain sebagai kebutuhan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta
Lebih terperinciMembuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar
MEMBUAT TEKSTIL DENGAN TEKNIK REKALATAR 87 Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari cara membuat ragam hias dengan teknik rekalatar. Melalui kegiatan ini
Lebih terperinciTEKNIK PEMBUATAN IKAT CELUP DAN PEWARNAAN
ABSTRAK Di Indonesia kain jumputan dikenal dengan nama nama yang berbedabeda, masyarakat Jawa menyebutnya Jumputan, di daerah Bali dikenal dengan nama Sangsangan, sedangkan di Palembang orang menamakannya
Lebih terperinciMaulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
PKMK-2-9-2 PENYULUHAN DAN PELATIHAN PENGRAJIN KAIN SASIRANGAN DI KELURAHAN SEBERANG MESJID KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH KOTA BANJARMASIN DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU DAN KUALITAS SASIRANGAN Maulana Achmadi,
Lebih terperinciRagam Hias Kain Sulam dan Terapan Lainnya
BAHAN DASAR TEKSTIL NUSANTARA 71 Ragam Hias Kain Sulam dan Terapan Lainnya A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari asal usul kain yang ragam hiasnya dibentuk dengan cara teknik sulam. Di samping
Lebih terperinciRagam Hias Tenun Songket Nusantara
RAGAM HIAS TENUN SONGKET NUSANTARA 115 Ragam Hias Tenun Songket Nusantara A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan mempelajari kebiasaan masyarakat Nusantara dalam membuat hiasan, khususnya menghias dengan
Lebih terperinciPENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017
PEMBUATAN BATIK JUMPUT DI DESA GLURANPLOSO KECAMATAN BENJENG KOTA GRESIK Nur Indah Rosyidah 1, Nurdiana Fatmawati 2, Novi Eka Styorini 3, Retno Wulan N.S 4, Siti Aisyah 5 1,2,3 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciPENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL
PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL TEKNIK RAGAM JENIS PENGERTIAN DAN HIAS SIFAT BAHAN TEKSTIL BAHAN PEWARNA TEKSTIL Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal di Indonesia. Batik ikat celup dalam bahasa Inggris disebut dengan tie-dye
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik Ikat celup merupakan ragam hias kain yang dibentuk melalui proses celup rintang. Teknik ini disebut juga dengan kerajinan batik yang sudah lama dikenal
Lebih terperinciMenata Pola Ragam Hias Tekstil
MENATA POLA RAGAM HIAS TEKSTIL 81 Menata Pola Ragam Hias Tekstil A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan belajar menata pola ragam hias tekstil. Sebelumnya kita telah memiliki pengetahuan tentang keragaman
Lebih terperinciPenerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu
37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Kain Karawo Di Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo terdapat empat kelompok pengrajin, kelompok pertama diketuai oleh Ibu Sarta Talib terdiri
Lebih terperinciGambar: 5. 5a. Pasar Bali
Kelompok lukisan yang secara utuh mengalami pembaharuan pada bidang tema, proporsi, anatomi plastis, pewarnaan, dan sinar bayangan dalam lukis Pita Maha Oleh: Drs. I Dewa Made Pastika a. Judul lukisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ikat celup merupakan upaya penciptaan ragam hias permukaan kain setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di Indonesia tersebar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Indonesia tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh wilayahnya. Setiap daerah di Indonesia memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik ikat celup sudah mendunia di berbagai Negara, Contohnya di Negara India mempunyai teknik Bandhni, Jepang dengan Shibori, dan Thailand dengan Mudmeenya
Lebih terperinciAlat dan Teknik Rekalatar Nusantara
ALAT DAN TEKNIK REKALATAR NUSANTARA 25 Alat dan Teknik Rekalatar Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan belajar tentang teknik rekalatar Nusantara dan beragam alatnya. Teknik rekalatar Nusantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan
Lebih terperinciBAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN
BAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN 3.1 Pengertian Pakaian Adat Pakaian adat yaitu semua kelengkapan yang dipakai oleh seseorang yang menunjukkan kebudayaan suatu
Lebih terperinciKriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana
Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu Netty Juliana Abstrak Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menciptakan kreasi baru ragam hias Gorga Desa Naualau namun tidak menghilangkan bentuk aslinya. Ornamen
Lebih terperinciUJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01
DOKUMEN SEKOLAH SANGAT RAHASIA UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Mata Pelajaran Tata Busana/Ketrampilan Paket 01/Utama Hari/Tanggal... Waktu 08.30 09.30 (60 menit) P - 01 PETUNJUK UMUM :
Lebih terperinciAlat dan Teknik Rekarakit Nusantara
ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA 101 Alat dan Teknik Rekarakit Nusantara A. RINGKASAN Dalam bab terdahulu kita telah mempelajari berbagai pengetahuan tentang teknik rekalatar, alat, dan bahan, beserta
Lebih terperinciBAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik
43 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Konsep Berkarya Pada tugas akhir penciptaan berjudul Padi sebagai Sumber Ide Penciptaan Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik secara
Lebih terperinciNama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya
Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya kerajinan batik,batik merupakan warisan budaya indonesia. kerajinan pahat, kerajinan yang membutuhkan ketekunan. kerajinan ukir, adalah
Lebih terperinciKreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi
Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi Oleh: Nyoman Tri Ratih Aryaputri Mahasiswa Program Studi Seni Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Denpasar Email: triratiharyaputri3105@gmail.com
Lebih terperinciKajian bentuk kain Donggala Netty Juliana ( ) Abstrak
Kajian bentuk kain Donggala Netty Juliana (2013-2014) Abstrak Kriya tekstil Indonesia sangat beranekaragam bentuknya seperti batik, bordir, jumputan, tritik, pelangi, pacth work, anyaman, tenun dan lain
Lebih terperinciSeni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)
Seni Rupa Bab 1 Pembelajaran Menggambar Flora, Fauna, dan Alam Benda Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri
BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah A. Perancangan Motif Batik Geometri Permasalahan: 1. Pemahaman konsep perancangan. 2. Perancangan motif batik Geometri 3. Visualisasi bentuk dan warna
Lebih terperinciDesain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014
Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia. Diantara berbagai jenis kain tradisional Indonesia lainnya yang dibuat dengan proses celup rintang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI. di masyarakat luas. Seni kerajinan ini berasal dari Negeri Matahari, Jepang.
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI 2.1 Sejarah Kirigami Seni kerajinan kertas kirigami merupakan salah satu varian dari kerajinan origami. Origami merupakan kerajinan kertas lipat yang terlebih dahulu
Lebih terperinciBAB IV Analisa Bentuk dan Makna Songket Palembang
BAB IV Analisa Bentuk dan Makna Songket Palembang 4.1 Tinjauan Songket Palembang di Wilayah Ki Gede Ing Suro Di Indonesia banyak menghasilkan produk-produk dari hasil kerajinan tradisional seperti kerajinan
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN IBU-IBU DI BABAKAN MADANNG SENTUL DENGAN PELATIHAN MEMBUAT PRODUK JUMPUTAN
PEMBERDAYAAN IBU-IBU DI BABAKAN MADANNG SENTUL DENGAN PELATIHAN MEMBUAT PRODUK JUMPUTAN Harsuyanti Lubis 1), Revrina Sukma Agusti 2), Dewi Suliyanthini 3) Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kain Tenun Ikat di Kampung Tenun (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat dengan Bahan Sutera Alam di Kampung Tenun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat
Lebih terperinciBahan Dasar Tekstil Nusantara
BAHAN DASAR TEKSTIL NUSANTARA 11 Bahan Dasar Tekstil Nusantara A. RINGKASAN Pembuatan kain tidak terlepas dari bahan, peralatan, dan proses pembuatannya. Bahan terdiri dari serat yang berasal dari alam,
Lebih terperinciGambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika
BAHAN AJAR BAGIAN III SEJARAH MODE PERKEMBANGAN BENTUK DASAR BUSANA DI NEGARA TIMUR A. Thailand Thailand adalah salah satu negara tetangga Indonesia sehingga busan antara kedua negara tersebut terdapat
Lebih terperinciBISNIS BATIK ONLINE STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Mata Kuliah Lingkungan Bisnis : AKHMAD DAHLAN NIM :
BISNIS BATIK ONLINE Mata Kuliah Lingkungan Bisnis NAMA KELAS : AKHMAD DAHLAN : 11-S1TI-01 NIM : 11.11.4658 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Seiring dengan perkembangan batik yang ada di Indonesia,
Lebih terperinciKERAJINAN DARI BAHAN ALAM
TUGAS PRAKARYA KERAJINAN DARI BAHAN ALAM Oleh: NAMA : FARHAN ARIYANDI SAPUTRA KELAS : VII D SMP YKPP DUMAI T.A 2015/2016 I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN A.
BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada
Lebih terperinciBAB III SURVEY LAPANGAN
BAB III SURVEY LAPANGAN 3.6 Perolehan Material Renda di Indonesia Renda yang banyak ditemukan di pasaran adalah jenis renda yang digunakan sebagai bahan dekorasi atau benda aplikasi. Biasanya renda digunakan
Lebih terperinciABSTRAK PENERAPAN HASIL BELAJAR MEWARNA PADA KAIN DAN SERAT DALAM PRAKTIKUM PEWARNAAN BATIK
ABSTRAK PENERAPAN HASIL BELAJAR MEWARNA PADA KAIN DAN SERAT DALAM PRAKTIKUM PEWARNAAN BATIK Kajian masalah penelitian ini mengenai penerapan hasil belajar Mewarna pada Kain dan Serat dalam praktikum pewarnaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah salah satu tekstil tradisi yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan tekstil di era modern seperti sekarang ini semakin dibutuhkan.batik adalah salah satu tekstil tradisi yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian
Lebih terperinci4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT
4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengetahuan bahan dan alat kriya tekstil. Setelah mempelajari pengetahuan
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal
BAB I GAMBARAN USAHA 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Seni batik di Indonesia usianya telah sangat tua, namun belum diketahui secara pasti kapan mulai berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa. Banyak negara
Lebih terperinciA. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna
BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Cetak Saring Desain Motif Karakter Visual Ragam Hias Flora Fauna Perancangan Desain Motif Tekstil Cinderamata dengan Penerapan Ragam hias relief candi
Lebih terperinciEdisi Oktober Batik Edition
Edisi Oktober 2016 Batik Edition Semangat Pagi Rekan-rekan BCL&Ders, Edisi keempat dengan tema Nusantara seputar Batik dan Lustrum BINUS yang ke-35. Dalam edisi kali ini, redaksi akan menyajikan beberapa
Lebih terperinciRagam Hias Kain Batik
RAGAM RIAS KAIN BATIK 45 Ragam Hias Kain Batik A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari ragam hias kain batik Nusantara. Batik merupakan cara menghias latar kain melalui teknik celup rintang. Cara
Lebih terperinciSOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII 1. Arti dari kata kerajinan adalah? a. Kreativitas pada suatu barang melalui ketrampilan tangan. b. Kreativitas pada suatu barang dari bahan alam. c. Barang
Lebih terperinciBuku Pelajaran Kesenian Nusantara Untuk Kelas VII TEKSTIL. Penulis : Cut Kamaril Wardhani Ratna Panggabean
Buku Pelajaran Kesenian Nusantara Untuk Kelas VII TEKSTIL Penulis : Cut Kamaril Wardhani Ratna Panggabean ii TEKSTIL Tekstil Buku Pelajaran Kesenian Nusantara Untuk Kelas VII Penulis: Cut Kamaril Wardhani
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Di zaman yang sudah modern saat ini dan masuknya budaya asing kedalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tetapi Di Indonesia gaya bohemian ini sangat
Lebih terperinciBAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk
BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI Menjahit secara umum digunakan untuk menyatukan dua atau lebih bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih bahan tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. kerajinan logam, kerajinan gerabah, dan kerajinan tenun.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam budaya dan karya seni, diantara beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. Beberapa seni kerajinan
Lebih terperinciWritten by Anin Rumah Batik Tuesday, 06 November :59 - Last Updated Tuesday, 06 November :10
Pada awalnya batik dibuat di atas bahan berwarna putih yang dibuat dari kapas (kain mori). Sekarang ini semakin berkembang dengan bahan-bahan semacam sutera, poliester, rayon, dan bahan sintetis lainnya.
Lebih terperinciRasjoyo MODEL. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ayo Belajar Batik. untuk Kelas VI SD dan MI PT TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SOLO
Rasjoyo MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ayo Belajar Batik untuk Kelas VI SD dan MI 3 Berdasarkan Kurikulum Muatan Lokal Pekalongan Tahun 2006 PT TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kain Tenun merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia, karena keberadaannya merupakan salah satu karya Bangsa Indonesia yang tersebar luas diseluruh kepulauan
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari sumber sebagai berikut: a. Literatur Didapat dari macam-macam buku baik cetak maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit jagung dan bulu ayam merupakan contoh limbah hasil pertanian dan peternakan yang jumlahnya sangat melimpah. Tanaman jagung dapat tumbuh hampir diseluruh daratan
Lebih terperinciDESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA
DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA Judul : Prada Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2010 Media : Batik di atas kain Dipamerkan pada acara Pameran Karya Seni Batik tingkat Nasional di Hall Rektorat UNY
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi akan diuraikan pada bab ini, yang
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi akan diuraikan pada bab ini, yang disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tentang Penerapan Hasil Belajar Kria
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas, timbul permasalahan dalam perancangan batik dengan sumber inspirasi makanan hidangan istimewa kampung. Pemahaman
Lebih terperinciBAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL
BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyrakatnya juga terkenal dengan handmade dan handicraftnya. salah satunya Koto
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Barat selain terkenal dengan keindahan alam dan keramah tamahan masyrakatnya juga terkenal dengan handmade dan handicraftnya. salah satunya Koto Gadang, Koto
Lebih terperinciBISNIS USAHA BATIK. : Nurrochim Kelas : NIM : Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis
BISNIS USAHA BATIK Nama : Nurrochim Kelas : 10.12.4579 NIM : 10.12.4579 Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2 April 2011 Abtrak Indonesia memiliki berbagai variasi batik, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Warna memiliki peranan dan fungsi penting dalam kehidupan yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Warna memiliki peranan dan fungsi penting dalam kehidupan yang dapat menciptakan nuansa keindahan saat diaplikasikan pada sebuah objek ataupun benda. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi negara yang kaya dengan keunikan dari masing-masing suku tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ragam hias merupakan ciri khas dari setiap suku yang memilikinya. Indonesia yang merupakan negara dengan suku bangsa yang beraneka ragam tentulah juga menjadi negara
Lebih terperinciBAB. III PROSES PENCIPTAAN. kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan
BAB. III PROSES PENCIPTAAN A. Data Acuan Penulis menjadikan pengalaman pribadi dalam menciptakan karya seni kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan pembuatan motif
Lebih terperinciBAB IV TEKNIS PERANCANGAN
85 BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 4.1 Teknis Perancangan Dalam prosesnya mandala dibuat dengan pola lingkaran sempurna, kemudain menentukan titik pusat dari lingkaran tersebut. Untuk mengisi bagianbagian mandala,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang
Lebih terperinciBAGIAN VII TEKNIK MENGHIAS KAIN
BAGIAN VII TEKNIK MENGHIAS KAIN Dalam seni menghias kain kita mengenal berbagai teknik menghias kain yang masing masing teknik mempunyai ciri-ciri tersendiri. Dengan ciri-ciri tersebut kita dapat membedakan
Lebih terperinciA. Bagan Pemecahan Masalah
39 BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan Merancang karya tekstil dengan eco printing yang maksimal dengan menggunakan potensi alam
Lebih terperinciKajian Batik Tulis Riau
Kajian Batik Tulis Riau Oleh : Ria Enita Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Universitas Telkom ABSTRAK Batik tulis adalah seni melukis yang di lakukan di atas kain dengan menggunakan lilin atau malam
Lebih terperinciKRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009
KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 TEKNIK PEMBUATAN BATIK TULIS ALAT 1. GAWANGAN 2. KUAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai angka yang sangat tinggi. Ada beberapa jenis kertas antara lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kertas merupakan bahan yang tipis dan rata yang biasanya terbuat dari kayu, sering digunakan untuk berbagai kepentingan misalnya untuk menulis, mencetak, menggambar,
Lebih terperinciOmbak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam
- Struktur bentuk pada bagian kepala kain (tumpal), terdapat ragam hias ombak 16 batang, tali air dan patah beras, umpak ayam, pucuk rebung kembang jagung, dan tawur sisik nanas. Ombak 16 batang Patah
Lebih terperinciMEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN
BAB II MEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN II.1 Batik Batik merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang sudah ada sejak lama. Pengertian batik itu sendiri adalah suatu proses teknik pembuatan
Lebih terperinciBAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL
digilib.uns.ac.id BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL Hasil uji coba/eksperimen dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi beberapa kategori sesuai dengan jenisnya yaitu tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik sudah dikenal sekitar abad ke-13, yang pada saat itu masih ditulis dan dilukis pada
Lebih terperinci1 I Made Bandem, Ensiklopedi Tari Bali, op.cit., p.55.
Tata Rias dan Busana Tari Legong Sambeh Bintang Kiriman Ni Wayan Ekaliani, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Tata rias dan busana dalam seni pertunjukan selain berfungsi memperindah, memperkuat karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan pangan berupa makanan, sandang berupa pakaian, dan kebutuhan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DESAIN. Ide dasar pedesain ialah mencoba untuk menjadikan suatu trend yang baru bagi dunia
BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Ide Dasar Ide dasar pedesain ialah mencoba untuk menjadikan suatu trend yang baru bagi dunia musik khususnya bagi pemilik instrument gitar dalam memilih suatu casing bagi instrument
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI
SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
Lebih terperinciKerajinan Batik Tulis
Kerajinan Batik Tulis Indonesia memiliki banyak warisan budaya yang menjadi Identitas bangsa salah satunya batik, pada tanggal 2 Oktober 2009 pengesahan batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Dalam perancangan produk clothing ini penulis melakukan analisa pada masing-masing produk yang akan
Lebih terperinciIbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON
IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON 1 Suryaningsih, 2 Febry Chrisdanty Abstrak Salah satu bentuk budaya yang saat ini sedang berkembang cukup pesat di Probolinggo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit adalah lapisan luar badan yang melindungi badan atau tubuh binatang dari pengaruh luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta
Lebih terperinciBUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai
BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY Materi yang disampaikan dalam rangka memberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Penjelasan Judul Perancangan Promo Eksplorasi Dan Aplikasi Ragam Hias Ulos Batak merupakan kegiatan rancangan kerja yang berlandaskan pada teknik eksplorasi dan aplikasi kain tenun
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan
BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Sintesis Perancangan sistem merupakan suatu kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan inti dari semua proses yang berhubungan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL
BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam
Lebih terperinciLAMPIRAN. Perangkat Pembelajaran. RPP Jobsheet Silabus
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Perangkat Pembelajaran RPP Jobsheet Silabus RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Lebih terperinciPengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya
Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Secara Umum, Pengertian Seni Kriya adalah sebuah karya seni yang dibuat dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu
Lebih terperinciBAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA
BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA IV. Kajian Estetika Feldman Kajian motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny menggunakan teori Estetika Feldman, untuk mengkaji objek
Lebih terperinciTeknik dasar BATIK TULIS
Teknik dasar BATIK TULIS Bandung, November 2009 Pengertian Batik 1. Batik adalah karya seni rupa pada kain dengan pewarnaan rintang, yang menggunakan lilin batik sebagai perintang. Menurut konsensus Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maknanya, dan teknik pembuatannya. Kalau kita menilik warnanya yang khas, dan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kain tenun songket Palembang ini, sangat menarik, ditelusuri sejarahnya, maknanya, dan teknik pembuatannya. Kalau kita menilik warnanya yang khas, dan motif hiasnya yang
Lebih terperinci