BAB II PERATURAN MENGENAI REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DALAM PASAR MODAL INDONESIA. A. Instrumen-instrumen Hukum Reksa Dana Berbentuk Perseroan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PERATURAN MENGENAI REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DALAM PASAR MODAL INDONESIA. A. Instrumen-instrumen Hukum Reksa Dana Berbentuk Perseroan"

Transkripsi

1 BAB II PERATURAN MENGENAI REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DALAM PASAR MODAL INDONESIA A. Instrumen-instrumen Hukum Reksa Dana Berbentuk Perseroan Reksa Dana sebagai salah satu instrumen dalam aktivitas investasi di pasar modal Indonesia, diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, serta peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya. 32 a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal 33 Bab Pasal Perihal IV Pasal 18, 19, 20 Bentuk Hukum dan Perizinan IV Pasal 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 Pengelolaan V Pasal 41, 42 Pedoman Perilaku b. Peraturan Pemerintah 34 Nomor Peraturan Bab/Pasal Perihal PP Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal Bab III, Pasal 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 Reksa Dana c. Keputusan Menteri Keuangan 35 Nomor Keputusan Nomor 646/KMK.010/1995 Perihal Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana oleh Investor Asing 32 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Op.cit, hal Ibid. 34 Ibid. 35 Ibid., hal. 229.

2 d. Keputusan Ketua Bapepam 36 No. Nomor Peraturan Tentang Nomor Keputusan Tanggal 1. II.F.4 Pemeriksaan Reksa Dana Kep 01/PM/ Jan II.F.14 Pedoman Uji Kepatuhan Kep 08/PM/ Okt 2003 Reksa Dana 3. IV.A.1 Tata Cara Permohonan Izin Kep 17/PM/ Jan 1996 Usaha Reksa Dana Berbentuk Perseroan 4. IV.A.2 Pedoman Anggaran Dasar Kep 18/PM/ Jan 1996 Reksa Dana Berbentuk Perseroan 5. IV.A.3 Pedoman Pengelolaan Kep 19/PM/ Jan 1996 Reksa Dana Berbentuk Perseroan 6. IV.A.4 Pedoman Kontrak Kep 20/PM/ Jan 1996 Pengeloalaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan 7. IV.A.5 Pedoman Kontrak Kep 21/PM/ Jan 1996 Penyimpanan Kekayaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan 8. IV.C.2 Nilai Pasar Wajar dari Efek Kep 24/PM/ Agt 2004 dalam Portofolio Reksa Dana 9. IV.C.3 Pedoman Pengumuman Kep 08/PM/ Apr 1997 Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka 10. IV.D.1 Pedoman Tentang Iklan Kep 19/PM/ Apr 2004 Reksa Dana 11. IV.D.2 Profil Pemodal Reksa Dana Kep 20/PM/ Apr V.A.3 Perizinan Perusahaan Efek Kep-47/BL/ Des 2009 yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Manajer Investasi 13. V.B.3 Pendaftaran Agen Penjual Kep-10/BL/ Agt 2006 Reksa Dana 14. V.B.4 Perilaku Agen Penjual Efek Kep-11/BL/ Agt 2006 Reksa Dana 15. V.G.1 Perilaku yang Dilarang Kep 31/PM/ Jan 1996 Bagi Manajer Investasi 16. V.G.3 Pedoman Pencatatan Dalam Kep 32/PM/ Jan 1996 Rangka Pengambilan Keputusan Oleh Manajer Investasi 17. VI.A.1 Persetujuan Bank Umum Sebagai Kustodian Kep 34/PM/ Jan Ibid., hal

3 18. VI.A.3 Rekening Efek Pada Kep 48/PM/ Des 1997 Kustodian 19. VIII.G.8 Pedoman Akuntansi Reksa Kep 21/PM/ Mei 2004 Dana 20. VIII.G.9 Informasi Dalam Ikhtisar Kep 99/PM/ Mei 1996 Keuangan Singkat Reksa Dana 21. IX.C.4 Pernyataan Pendaftaran Kep 52/PM/ Jan 1996 Dalam Rangka Pernawaran Umum Reksa Dana Reksa Dana Berbentuk Perseroan 22. IX.C.6 Pedoman Bentuk dan Isi Kep 22/PM/ Mei 2004 Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum 23. X.D.1 Laporan Reksa Dana Kep 06/PM/ Feb X.N.1 Laporan Kegiatan Bulanan Manajer Investasi Kep 83/PM/ Jan 1996 e. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 37 Pasal Pasal 1618 Pasal 1317 Pasal 1320, 1337, 1338 Perihal Persekutuan Perdata Janji Untuk Pihak Ketiga Perjanjian f. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Berdasarkan Pasal 114 Undang-Undang Pasar Modal, dengan berlakunya Undang-undang ini, maka semua peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan sebelum berlakunya Undang-undang ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini atau belum diatur yang baru berdasarkan Undang-undang ini. 38 Sebagai suatu Perseroan, maka Reksa Dana yang berbentuk Perseroan juga tunduk pada peraturan umum tentang Perseroan yang terdapat pada Undang-Undang Perseroan Terbatas Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Hukum Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 39 Asril Sitompul, Op.cit., hal. 42.

4 B. Peraturan Mengenai Reksa Dana Berbentuk Perseroan Dalam Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Reksa Dana di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) mulai Pasal 18 sampai dengan Pasal Bentuk Hukum dan Perizinan. a. Bentuk Reksa Dana Dalam Pasal 18 UUPM ditegaskan: (1) Reksa Dana dapat berbentuk: a. Perseroan Reksa Dana berbentuk Perseroan adalah Emiten yang kegiatan usahanya menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis Efek yang diperdagangkan di Pasar Modal dan pasar uang. b. Kontrak Investasi Kolektif Kontrak investasi kolektif adalah kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif. (Penjelasan UU R.I No.8/1995) 40 Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Op.cit., hal. 3.

5 (2) Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dapat bersifat terbuka dan tertutup. Reksa Dana terbuka adalah Reksa Dana yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan, sedangkan Reksa Dana tertutup adalah Reksa Dana yang tidak dapat membeli kembali saham-saham yang telah dijual kepada pemodal. (penjelasan Pasal 18 ayat (2)) (3) Yang dapat menjalankan usaha Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam. (4) Persyaratan dan tata cara perizinan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Yang dimaksud dengan persyaratan dan tata cara perizinan dalam ayat ini adalah ketentuan mengenai, antara lain (penjelasan Pasal 18 ayat (5)): a. Izin usaha; b. Ketentuan yang wajib diatur dalam anggaran dasar; c. Kepengurusan; d. Permodalan. 41 b. Pemegang Saham Reksa Dana Berkenaan dengan pemegang saham Reksa Dana dalam Pasal 19 UUPM, ditegaskan: 41 C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Op.cit., hal

6 (1) Pemegang saham Reksa Dana terbuka dapat menjual kembali sahamnya kepada Reksa Dana. (2) Dalam hal pemegang saham melakukan penjualan kembali, Reksa Dana terbuka wajib membeli saham-saham tersebut. (3) Pengecualian ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) hanya dapat dilakukan apabila: a. Bursa Efek di mana sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana diperdagangkan ditutup; Yang dimaksud dengan sebagian besar dalam huruf ini adalah sejumlah nilai tertentu yang dapat mempengaruhi secara material perhitungan nilai portofolio dan nilai aktiva bersih per saham Reksa Dana. Perhitungan nilai portofolio dan aktiva bersih per saham berdasarkan harga Efek-Efek di Bursa Efek di mana portofolio Reksa Dana diperdagangkan. Apabila Bursa Efek tersebut ditutup, tidak ada harga bagi Efek yang menjadi dasar perhitungan nilai portofolio dan nilai aktiva bersih per saham dari Reksa Dana. b. Perdagangan Efek atas sebagian besar Portofolio Efek Reksa Dana di Bursa Efek dihentikan; Yang dimaksud dengan sebagian besar dalam huruf ini adalah sebagaimana dimaksud dalam huruf a. Apabila suatu Efek yang menjadi bagian portofolio Reksa Dana dihentikan perdagangannya di Bursa Efek, maka tidak ada harga bagi Efek tersebut. c. Keadaan darurat; atau

7 Yang dimaksud dengan keadaan darurat dalam huruf ini adalah sebagaimana dimaksud dalam penjelasan Pasal 5 huruf k. 42 Yang dimaksud dengan keadaan darurat dalam huruf ini adalah suatu keadaan memaksa di luar kemampuan Pihak sebagai akibat, antara lain, adanya perang, peristiwa alam seperti gempa bumi atau banjir, pemogokan, sabotase atau huru-hara, turunnya sebagian besar atau keseluruhan harga Efek yang tercatat di Bursa Efek sedemikian besar dan material sifatnya yang terjadi secara mendadak (crash), atau kegagalan sistem perdagangan atau penyelesaian transaksi. (penjelasan Pasal 5 huruf k Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995). 43 d. Terdapat hal-hal lain yang ditetapkan dalam kontrak pengelolaan investasi setelah mendapat persetujuan Bapepam. Ketentuan dalam huruf ini dimaksudkan untuk mengantisipasi perkembangan Pasar Modal yang memungkinkan adanya situasi di luar huruf a, huruf b, dan huruf c yang lazimnya diatur berdasarkan kontrak para Pihak berdasarkan prinsip kebebasan berkontrak sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Oleh karena itu, bila ada hal-hal lain di luar huruf a, huruf b, dan huruf c tersebut, perlu persetujuan terlebih dahulu dari Bapepam sebelum kontrak berlaku dan mengikat para Pihak Ibid., hal Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 44 C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Op.cit., hal. 88.

8 2. Pengelolaan a. Pengelolaan Reksa Dana yang Berbentuk Perseroan Pengelolaan Reksa Dana, baik yang berbentuk Perseroan maupun yang berbentuk kontrak investasi kolektif, dilakukan oleh Manajer Investasi berdasarkan kontrak (pasal 21 ayat (1) UUPM). Yang dimaksud dengan pengelolaan Reksa Dana adalah pengelolaan dana Reksa Dana oleh Manajer Investasi. (penjelasan Pasal 21 ayat (1)) Pasal 21 ayat (2) UUPM menyatakan bahwa kontrak pengelolaan Reksa Dana berbentuk Perseroan dibuat oleh Direksi dengan Manajer Investasi. Yang dimaksud dengan kontrak pengelolaan dalam ayat ini, antara lain memuat (penjelasan Pasal 21 ayat (2)): a. rencana diversifikasi portofolio di pasar uang dan di Pasar Modal; b. rencana diversifikasi Efek dalam obligasi dan saham; c. rencana diversifikasi investasi dalam bidang industri; dan d. larangan investasi dalam bidang-bidang tertentu. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut oleh Bapepam. Ketentuan yang akan diatur lebih lanjut oleh Bapepam dalam ayat ini, antara lain mengenai (penjelasan Pasal 21 ayat (4)): a. pedoman penyusunan kontrak pengelolaan investasi; dan b. tata cara penyampaian rancangan kontrak pengelolaan investasi. 45 Sebagai salah satu jenis efek dalam berinvestasi, Reksa Dana mempunyai ciri-ciri yang unik apabila dibandingkan dengan jenis-jenis investasi lainnya. Dalam Reksa Dana, para investor membeli efek yang 45 Ibid., hal

9 dikelola oleh Manajer Investasi yang sudah ahli, dengan tujuan mendapat keuntungan. Dana investor digunakan oleh Manajer Investasi untuk mengelola portofolio investasi efek, untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian hasil keuntungan tersebut didistribusikan kembali kepada investor. Manajer Investasi yang diberi kewenangan untuk mengelola dana hanya dapat menginvestasikan kembali dana-dana tersebut dalam bentuk portofolio efek yang telah disepakati sebelumnya dan diizinkan oleh Bapepam. Jadi, di sini Manajer Investasi adalah sebagai pengelola sekuritas, yaitu membeli dan menjual efek-efek yang diterbitkan perusahaan lain guna kepentingan investor 46. b. Kewajiban Manajer Investasi Reksa Dana Pasal 22 UUPM menyatakan bahwa Manajer Investasi Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan dan kontrak investasi kolektif wajib menghitung nilai pasar wajar dari Efek dalam portofolio setiap hari bursa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam. Nilai pasar wajar suatu efek adalah harga pasar atau kurs Efek itu sendiri apabila Efek tersebut secara aktif diperdagangkan di Bursa Efek. Namun nilai pasar wajar dapat berbeda dengan harga pasar apabila transaksi atas Efek tersebut tidak aktif atau tidak ditransaksikan dalam kurun waktu tertentu. Dalam hal demikian, kriteria penentuan nilai pasar wajar diperhitungkan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam. Adapun yang dimaksud dengan hari bursa dalam Pasal ini adalah hari 46 Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Op.cit.,, hal. 4.

10 dimana Bursa Efek melakukan kegiatan (Penjelasan Pasal 22). 47 Manajer melalui Bank Kustodian wajib menghitung nilai aktiva bersih dan mengumumkannya. 48 Nilai saham Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan dan nilai Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif ditentukan berdasarkan nilai aktiva bersih (Pasal 23). Yang dimaksud dengan nilai aktiva bersih dalam Pasal ini adalah nilai pasar yang wajar dari suatu Efek dan kekayaan lain dari Reksa Dana dikurangi seluruh kewajibannya (Penjelasan Pasal 23). 49 c. Larangan Bagi Reksa Dana Pasal 24 UUPM menegaskan Reksa Dana dilarang menerima dan atau memberikan pinjaman secara langsung. Larangan dalam ketentuan ini tidak termasuk dalam hal Reksa Dana membeli obligasi, Efek lain yang bersifat utang, dan atau menyimpan dana di bank. Reksa Dana dilarang membeli saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana lainnya. Pembatasan investasi Reksa Dana diatur lebih lanjut oleh Bapepam. 50 Hal-hal yang berkaitan dengan pembatasan investasi, antara lain mengenai (penjelasan Pasal 24 ayat (3)) 51 : a. jumlah investasi dalam satu jenis Efek; b. batasan dalam investasi pada Efek di luar negeri; dan 47 C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Op.cit., hal Mohamad Samsul, Op.cit., hal Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal 50 C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Op.cit., hal Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

11 c. jenis-jenis instrumen yang dilarang dibeli oleh Reksa Dana. d. Kekayaan Reksa Dana Pasal 25 UUPM menyatakan bahwa semua kekayaan Reksa Dana wajib disimpan pada Bank Kustodian. Kekayaan Reksa Dana terdiri dari uang kas dan Efek, antara lain sertifikat deposito, surat berharga komersial, saham, obligasi, dan tanda bukti utang. Kewajiban penyimpanan kekayaan Reksa Dana pada Bank Kustodian dimaksudkan untuk mengamankan kekayaan Reksa Dana. Oleh karena itu, perlu adanya pemisahan fungsi penyimpanan yang dilakukan oleh Bank Kustodian dan fungsi pengelolaan yang dilakukan oleh Manajer Investasi. Bank Kustodian dilarang terafiliasi dengan Manajer Investasi yang mengelola Reksa Dana. Untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan dalam pengelolaan dana Reksa Dana, kewenangan Manajer Investasi dan Bank Kustodian perlu dibatasi. Manajer Investasi hanya bertindak sebagai pengelola, sedangkan Bank Kustodian menyimpan dan mengadministrasikan kekayaan Reksa Dana. Untuk menjamin hal tersebut Manajer Investasi dilarang terafiliasi dengan Bank Kustodian. Reksa Dana wajib menghitung nilai aktiva bersih dan mengumumkannya. Nilai aktiva bersih Reksa Dana terbuka dihitung dan diumumkan setiap hari bursa. Nilai aktiva bersih Reksa Dana tertutup dihitung dan diumumkan sekurang-kurangnya sekali dalam seminggu C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Op.cit., hal. 91.

12 e. Kontrak Penyimpanan Kekayaan Reksa Dana Pasal 26 UUPM menyebutkan bahwa kontrak penyimpanan kekayaan Reksa Dana berbentuk Perseroan dibuat oleh Direksi Reksa Dana dengan Bank Kustodian. Direksi Reksa Dana bertindak mengawasi pelaksanaan pengelolaan Reksa Dana, termasuk penyimpanan kekayaan Reksa Dana. Oleh karena itu, Direksi wajib membuat kontrak penyimpanan kekayaan Reksa Dana dengan Bank Kustodian. 53 Pasal 26 ayat (3) UUPM menyatakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Bapepam. Yang dimaksud dengan ketentuan yang akan diatur lebih lanjut oleh Bapepam dalam ayat ini, antara lain mengenai (penjelasan Pasal 26 ayat (3)) 54 : a. pedoman penyusunan kontrak penyimpanan; dan b. tata cara penyampaian rancangan kontrak penyimpanan kekayaan investasi kolektif. f. Kewajiban Manajer Investasi Berdasarkan Pasal 27 UUPM, Manajer Investasi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin sematamata untuk kepentingan Reksa Dana. Mengingat semua dana yang dikelola oleh Manajer Investasi adalah dana masyarakat, perlu adanya pengamanan maksimal dengan mewajibkan Manajer Investasi untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin untuk kepentingan Reksa Dana. 53 Ibid. 54 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

13 Dalam hal Manajer Investasi tidak melaksanakan kewajibannya, Manajer Investasi tersebut wajib bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul karena tindakannya. Manajer Investasi berdasarkan ayat ini dibebani tanggung jawab atas kerugian Reksa Dana yang timbul karena pengelolaan yang tidak dilakukan dengan itikad baik dan tidak dengan penuh tanggung jawab untuk kepentingan Reksa Dana. 55 g. Saham Reksa Dana Terbuka Karena Reksa Dana juga menawarkan saham kepada masyarakat, maka Reksa Dana diwajibkan juga melakukan penawaran umum dan juga mengajukan pernyataan pendaftaran, membuat prospektus, dan untuk Reksa Dana tertutup juga mencatat sahamnya di Bursa Efek. 56 Saham Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan diterbitkan tanpa nilai nominal. Nilai saham Reksa Dana adalah cerminan dari nilai bersih portofolionya. Setiap ada perubahan nilai portofolio, maka nilai aktiva bersih per saham berubah pula. Pemodal membeli atau menjual saham Reksa Dana sesuai dengan nilai aktiva bersih per saham. Baik pada pertama kali didirikan maupun setelah beroperasi harga saham Reksa Dana selalu sama dengan nilai aktiva bersih per saham, hanya saja nilai aktiva bersih per saham itu selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan nilai portofolionya. Oleh karena itu, saham Reksa Dana diterbitkan tanpa nilai nominal. 55 C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Op.cit., hal Munir Fuady, Op.cit., hal. 106.

14 Pada saat pendirian Reksa Dana berbentuk Perseroan, paling sedikit 1% (satu perseratus) dari modal dasar Reksa Dana telah ditempatkan dan disetor. Penyetoran modal pada waktu pendirian Reksa Dana berbentuk Perseroan oleh pendiri, hanya dimaksudkan untuk merintis pendirian Reksa Dana dimaksud. Untuk itu, pendiri cukup diwajibkan untuk melakukan pemenuhan modal ditempatkan dan disetor pada waktu Reksa Dana tersebut didirikan sekurangkurangnya 1% (satu perseratus) dari modal dasar Reksa Dana. Pemenuhan modal selanjutnya sampai dengan modal dasar akan dilakukan melalui Penawaran Umum karena Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek. Pelaksanaan pembelian kembali saham Reksa Dana berbentuk Perseroan dan pengalihan lebih lanjut saham tersebut dapat dilakukan tanpa mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. Persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham tidak diperlukan karena pembelian kembali saham-sahamnya yang telah dikeluarkan oleh Reksa Dana dan pengalihan lebih lanjut saham tersebut dapat terjadi setiap saat dalam hal pemegang saham Reksa Dana menjual kembali saham dimaksud. Dana yang digunakan untuk membeli kembali saham Reksa Dana berbentuk Perseroan berasal dari kekayaan Reksa Dana. Dana yang dimaksud dalam ayat ini, antara lain, adalah kas dan hasil penjualan portofolio Reksa Dana. Reksa Dana tidak mempunyai pinjaman dari Pihak ketiga. Oleh karena itu, tidak diperlukan dana cadangan untuk melindungi dana Pihak ketiga. Akan

15 tetapi, untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai investasinya, Reksa Dana dapat membentuk dana cadangan (Pasal 28 UUPM). 57 h. Dana Cadangan Reksa Dana yang Berbentuk Perseroan Reksa Dana yang berbentuk Perseroan tidak diwajibkan untuk membentuk dana cadangan. Dalam hal Reksa Dana membentuk dana cadangan, besarnya dana cadangan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam. Pada dasarnya semua keuntungan yang diperoleh Reksa Dana akan dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham Reksa Dana. 58 C. Peraturan Mengenai Reksa Dana Berbentuk Perseroan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal Perusahaan Reksa Dana berbentuk Perseroan diwajibkan mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin usaha ke Bapepam sebelum memulai usahanya. 59 Pasal 24 Peraturan Pemerintah (PP) No.45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal mengatakan bahwa permohonan untuk memperoleh izin usaha Reksa Dana Perseroan kepada Bapepam disertai dengan dokumen dan keterangan sebagai berikut 60 : a. akta pendirian Perseroan yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman; b. nama dan alamat pendiri Reksa Dana; c. nama dan alamat anggota Direksi Reksa Dana; 57 C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Op.cit., hal Ibid., hal Asril Sitompul, Op.cit., hal Peraturan Pemerintah (PP) No.45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal

16 d. nama dan alamat Manajer Investasi dan Bank Kustodian; e. kontrak pengelolaan Reksa Dana; f. kontrak mengenai jasa Kustodian atas kekayaan Reksa Dana; g. penunjukan Profesi Penunjang Pasar Modal; dan h. dokumen dan keterangan pendukung lain yang berhubungan dengan permohonan izin usaha Reksa Dana yang ditetapkan lebih lanjut oleh Bapepam. Pasal 25 Peraturan Pemerintah (PP) No.45 Tahun 1995 menyebutkan bahwa, maksud dan tujuan Reksa Dana berbentuk Perseroan hanya untuk menyelenggarakan kegiatan usaha Reksa Dana." 61 Pasal 26 Peraturan Pemerintah (PP) No.45 Tahun 1995 menyebutkan bahwa,pengeluaran saham baru, pembelian kembali, dan pengalihan saham bagi Reksa Dana terbuka berbentuk Perseroan dapat dilakukan tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. 62 Persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham tidak diperlukan karena pembelian kembali saham-sahamnya yang telah dikeluarkan oleh Reksa Dana dan pengalihan lebih lanjut saham tersebut dapat terjadi setiap saat dalam hal pemegang saham Reksa Dana menjual kembali saham dimaksud. 63 Pasal 27 PP No. 45 Tahun 1995 mengatakan bahwa, Reksa Dana berbentuk Perseroan wajib dibubarkan dalam hal izin usaha Reksa Dana tersebut dicabut oleh Bapepam Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Op.cit.,, hal Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal. 63 C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Op.cit.,, hal Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Op.cit.,, hal. 112.

17 Dalam hal Manajer Investasi dan atau direktur Reksa Dana berbentuk Perseroan melakukan pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, peraturan pelaksanaannya, kontrak pengelolaan Reksa Dana dan atau anggaran dasar Reksa Dana, Bapepam berwenang membekukan kegiatan usaha Reksa Dana, mengamankan kekayaan, dan menunjuk Manajer Investasi lain untuk mengelola kekayaan Reksa Dana, atau mencabut izin usaha Reksa Dana dimaksud. 65 Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi penyelenggaraan kegiatan Reksa Dana berdasarkan Peraturan Pemerintah ini, ditetapkan oleh Bapepam. 66 D. Peraturan Mengenai Reksa Dana Berbentuk Perseroan Dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Dalam pengelolaan perusahaan secara umum dikenal adanya konsep kewenangan (authority). Dengan adanya kewenangan ini para pengelola perusahaan dapat melakukan tindakan pengurusan perusahaan dengan sah. Menurut definisinya, kewenangan adalah keabsahan tindakan seorang pekerja untuk melakukan suatu perbuatan hukum yang dapat membawa hubungan hukum terhadap pemberi kerja, yaitu dengan melakukan tindakan yang sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pekerja tersebut. Secara umum, dalam kegiatan pengelolaan perusahaan, kewenangan ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu 67 : 65 Pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal 66 Ibid., Pasal Asril Sitompul, Op.cit., hal

18 1. Kewenangan Nyata (Actual Authority) Kewenangan nyata adalah kewenangan yang secara jelas diberikan perusahaan kepada para pengelola perusahaan dan dicantumkan secara tertulis di dalam akta pendirian perusahaan, anggaran dasar, atau di dalam keputusan yang dibuat oleh pihak pejabat yang lebih tinggi di perusahaan, seperti oleh Direksi kepada pejabat bawahannya dan juga pada peraturan perusahaan lainnya. 2. Kewenangan Terlihat (Apparent Authority) Kewenangan terlihat (apparent authoruty) ini timbul dari serangkaian perbuatan yang dilakukan seorang pekerja dalam menjalankan tugas yang diberikan perusahaan sehingga menimbulkan anggapan bagi pihak lain bahwa pekerja tersebut memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan itu, meskipun tidak ada pemberian wewenang secara tertulis. 3. Kewenangan Ikutan (Inherent Authority) Kewenangan ikutan ini diperoleh dari posisi yang diduduki oleh seorang pekerja yang dengan itu ia sudah semestinya mempunyai kewenangan tertentu sesuai dengan posisinya itu. Misalnya, seorang manajer pemasaran sudah seharusnya memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan dan untuk menjalankan operasonal sehari-hari di bidang pemasaran, dan Manajer Investasi tentu dengan sendirinya mempunyai kewenangan untuk melakukan investasi sesuai dengan ketentuan perusahaan.

19 4. Tindakan di Luar Kewenangan Tindakan yang dilakukan oleh seorang pegawai perusahaan yang tidak mempunyai kewenangan adalah tidak sah dan tidak mengikat perusahaan. Namun, tindakan tersebut dapat pula menjadi tindakan yang sah apabila tindakan itu diakui oleh pejabat yang berwenang di perusahaan. Pada dasarnya, Perseroan Terbatas didirikan berdasarkan perjanjian antara para pemegang saham (pendiri)-nya yang dituangkan dalam akta pendirian. Kemudian, perusahaan itu menjual sahamnya kepada investor dan dengan demikian para investor turut menjadi pemegang saham dan terikat pada perjanjian yang tercantum dalam akta pendirian tersebut. Sesuai dengan ketentuan hukum perusahaan, maka perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas merupakan badan hukum tersendiri yang terpisah dari para pemegang sahamnya. Para pemegang saham mengangkat Komisaris dan Direksi Perseroan. Dengan pengangkatan ini terjadi pelimpahan wewenang pengelolaan perusahaan kepada Direksi perusahaan dan para pemegang saham tidak terlibat lagi dalam pengelolaan perusahaan sehari-hari. Dalam menjalankan tugas untuk mengelola perusahaan para Direksi adalah pelaksana tugas dari perusahaan, bukan pelaksana tugas dari pemegang saham. Di bawah ini diberi gambaran hubungan antara pemegang saham, Direksi, dan Manajer Ibid., hal

20 Hubungan Pemegang Saham, Direksi dan Manajer 69 Pemegang Saham pilih/berhentikan Direksi pilih/berhentikan Manajer Meskipun di dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas dinyatakan dengan tegas bahwa yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan adalah para Komisaris dan direktur, namun dalam hal-hal tertentu para pemegang saham tidak dapat berlindung pada keterbatasan Perseroan tersebut. Hal ini disebut piercing corporate veil (penyingkapan tabir perusahaan) karena dengan penyingkapan ini pemegang saham tidak dapat lagi berlindung di balik tabir pertanggungjawaban yang terbatas hanya sebesar sahamnya di perusahaan. Bagi perusahaan publik yang sahamnya dipegang oleh masyarakat banyak maka perlindungan terhadap pemegang saham diberikan oleh Undang-Undang Perseroan, yang mewajibkan Direksi sebagai pengelola perusahaan yang diberi wewenang oleh pemegang saham untuk mengurus perusahaan agar setiap tahun memberikan laporan yang telah diperiksa oleh akuntan publik yang independen kepada para pemegang saham. 70 Pasal 68 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan Perseroan kepada akuntan publik untuk diaudit apabila kegiatan usaha Perseroan adalah menghimpun dan/atau mengelola dana masyarakat. Penjelasan 69 Ibid., hal Ibid.

21 pasal tersebut adalah, ayat (1) kewajiban untuk menyerahkan laporan keuangan kepada akuntan publik untuk diaudit timbul dari sifat Perseroan yang bersangkutan. Kewajiban untuk menyerahkan laporan keuangan kepada pengawasan ekstern dibenarkan dengan asumsi bahwa kepercayaan masyarakat tidak boleh dikecewakan. Demikian juga halnya dengan Perseroan yang untuk pembiayaannya mengharapkan dana dari pasar modal. Huruf a, yang dimaksud dengan kegiatan usaha Perseroan adalah menghimpun dan/atau mengelola dana masyarakat, antara lain bank, asuransi, Reksa Dana. 71 Hak, Wewenang dan Tanggung Jawab 72 Pemegang Saham Hak/Perlindungan/Harapan Perseroan Direksi Hak/Tanggung Jawab/Wewenang Manajer Tanggung Jawab/Wewenang Pada skema di atas dapat dilihat hubungan antara pemegang saham, Direksi dan para manajer perusahaan secara umum yang juga berlaku pada perusahaan Reksa Dana. 71 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 72 Asril Sitompul, Op.cit., hal.98.

22 Setiap pemegang saham memiliki berbagai hak yang menyertai kepemilikan sahamnya. Hak-hak tersebut timbul segera setelah mereka membeli saham perusahaan. Karena dengan membeli saham, berarti mereka telah menanamkan modalnya di perusahaan dan pada waktu itu pula mereka akan mendapatkan perlindungan, baik dari undang-undang maupun dari tanggung jawab kontraktual dan tanggung jawab fiducia dari Direksi dan manajer dan mereka juga mempunyai harapan atas keuntungan dari investasi tersebut. Pada perusahaan Reksa Dana, pemegang saham juga memiliki hak-hak yang berkaitan dengan kepemilikan saham. Namun, tidak semua hak yang disebutkan di atas melekat pada pemilik saham Reksa Dana, hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham perusahaan Reksa Dana serta hak untuk mengajukan gugatan derivative tidak ada pada pemilik saham Reksa Dana, karena kepemilikan saham Reksa Dana terpisah dari kepemilikan saham perusahaan penyelenggara Reksa Dana. 73 Karena sifat Reksa Dana yang khas, maka sektor hukum yang mengatur Reksa Dana ini banyak yang bersinggungan bahkan bertentangan dengan sektorsektor hukum di bidang lainnya. 74 Di antara hal-hal yang berlaku terhadap suatu Perseroan Reksa Dana tetapi menyimpang dari ketentuan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas adalah sebagai berikut 75 : a. Pemegang saham dapat menjual kembali saham kepada Perseroan dan perusahaan wajib membelinya, kecuali dalam hal-hal tertentu (Pasal 19 Undang-Undang Pasar Modal). 73 Ibid., hal Munir Fuady, Op.cit., hal Ibid hal

23 b. Reksa Dana dapat membeli kembali sahamnya sampai dengan jumlah modal yang telah dikeluarkan (penjelasan atas Pasal 18 ayat (2) dari Undang-Undang Pasar Modal). c. Nilai saham PT Reksa Dana Terbuka ditentukan berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (Pasal 23 Undang-Undang Pasar Modal). d. Saham PT Reksa Dana terbuka diterbitkan tanpa nilai nominal (Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Pasar Modal) e. Modal ditempatkan dan disetor dari PT Reksa Dana hanya 1% dari modal dasar (Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Pasar Modal) f. Pembelian saham kembali dari PT Reksa Dana dan pengalihan saham lebih lanjut boleh dilakukan tanpa RUPS (Pasal 28 ayat (3) Undang-Undang Pasar Modal) g. Dana yang dipakai untuk membeli kembali saham PT Reksa Dana berasal dari kekayaan Perseroan (Pasal 28 ayat (4) Undang-Undang Pasar Modal) h. PT Reksa Dana tidak diwajibkan untuk membentuk dana cadangan (Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Pasar Modal) i. Tetapi jika PT Reksa Dana membentuk dana cadangan, besarnya dana cadangan menurut ketentuan yang diatur oleh Bapepam (Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Pasar Modal).

24 E. Peraturan Mengenai Reksa Dana Berbentuk Perseroan Dalam Dalam Beberapa Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Peraturan Bapepam) Peraturan Bapepam yang khusus mengatur tentang Reksa Dana berbentuk Perseroan dan berlaku pada saat ini, antara lain 76 : a. Peraturan Nomor IV.A.1, yang ditetapkan melalui Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-17/PM/1996 Tentang Tata Cara Permohonan Izin Usaha Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Permohonan izin usaha sebagai Reksa Dana Berbentuk Perseroan dilakukan dengan cara sebagaiberikut 77 : a. Mengisi formulir permohonan izin usaha b. Menyertakan dokumen sebagai berikut: 1) Anggaran Dasar Reksa Dana yang telah mendapat pengesahan dan persetujuan Menteri Kehakiman; 2) Kontrak Pengelolaan Reksa Dana; 3) Kontrak antara Reksa Dana dengan Bank Kustodian; 4) Penunjukan Konsultan Hukum, dan 5) Penunjukan Akuntan. c. Menyertakan dokumen tentang anggota direksi Reksa Dana; d. Menyertakan dokumen tentang Manajer Investasi; e. Menyertakan dokumen tentang Bank Kustodian; f. Menyertakan neraca pembukaan 76 Diambil dari website resmi Bapepam: diakses pada tanggal 23 November Peraturan Bapepam nomor IV.A.1 tentang Tata Cara Permohonan Izin Usaha Reksa Dana Berbentuk Perseroan

25 b. Peraturan Nomor IV.A.2, yang ditetapkan melalui Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-18/PM/1996 Tentang Pedoman Anggaran Dasar Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Peraturan Bapepam Nomor IV.A.2 mengenai Pedoman Anggaran Dasar Reksa Dana Berbentuk Perseroan menyatakan bahwa Anggaran Dasar Reksa Dana berbentuk Perseroan harus memuat hal-hal sebagai berikut 78 : a. Nama dan tempat kedudukan perseroan; b. Jenis saham yang diterbitkan; c. Jangka waktu pendirian; d. Maksud dan tujuan perseroan hanya sebagai Reksa Dana; e. Modal disetor sekurang-kurangnya 1% (satu perseratus) dari modal dasar; f. Tugas dan wewenang direksi; g. Kuorum, hak suara dan keputusan; h. Direksi Reksa Dana wajib bertindak sebaik-baiknya untuk kepentingan pemegang saham Reksa Dana; i. Pembubaran dan likuidasi; j. Keputusan dapat diambil berdasarkan persetujuan sebagian besar direktur Reksa Dana; k. Dalam hal Manajer Investasi dan atau direktur Reksa Dana berbentuk perseroan melakukan pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, peraturan pelaksanaannya, kontrak pengelolaan Reksa Dana dan atau anggaran dasar Reksa Dana, 78 Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Op.cit., hal

26 Bapepam berwenang membekukan kegiatan usaha Reksa Dana, mengamankan kekayaan, dan menunjuk Manajer Investasi lain untuk mengelola kekayaan Reksa Dana, atau mencabut izin usaha Reksa Dana dimaksud; l. Anggota direksi Reksa Dana mempunyai kedudukan yang sederajat; m. Pengeluaran saham baru, pembelian kembali (pelunasan), dan pengalihan saham bagi Reksa Dana terbuka berbentuk perseroan dapat dilakukan tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham; n. Reksa Dana tidak wajib membuat dana cadangan; o. Dalam hal Reksa Dana membentuk dana cadangan besarnya dana cadangan wajib mendapat persetujuan dari Bapepam. c. Peraturan Nomor IV.A.3, yang ditetapkan melalui Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-13/PM/2002 Tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Reksa Dana Berbentuk Perseroan yang telah memperoleh izin usaha wajib menugaskan Manajer Investasi yang telah memperoleh izin usaha untuk mengelola investasi Reksa Dana dan melaksanakan kegiatan lainnya yang diperlukan serta menunjang fungsinya sebagai Manajer Investasi berdasarkan suatu Kontrak Pengelolaan Reksa Dana. 79 Pengelolaan tersebut diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bapepam nomor IV.A Peraturan Nomor IV.A.3 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan

27 d. Peraturan Nomor IV.A.4, yang ditetapkan melalui Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-14/PM/2002 Tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan sekurangkurangnya memuat hal-hal sebagai berikut 80 : a. Nama dan alamat Manajer Investasi. b. Komposisi investasi dalam pasar uang dan pasar modal. c. Rencana diversifikasi Efek dalam obligasi dan saham. d. Rencana diversifikasi investasi Efek berdasarkan jenis industri Emiten. e. Kewajiban-kewajiban bagi Manajer Investasi. f. Alokasi dan perincian biaya Manajer Investasi dengan Reksa Dana. g. Ketentuan pembukuan dan laporan (termasuk perhitungan Nilai Aktiva Bersih). h. Tata cara pemutusan dan perubahan kontrak. i. Tata cara penjualan atau pembelian kembali (pelunasan) saham, bagi Reksa Dana terbuka. j. Manajer Investasi wajib menjamin bahwa semua Efek, dana dan aktiva lain Reksa Dana disimpan oleh Bank Kustodian. k. Keadaan yang dapat menjadi dasar dilakukannya likuidasi bagi Reksa Dana. l. Larangan bagi Reksa Dana. m. Larangan investasi dalam bidang-bidang tertentu. 80 Peraturan Nomor IV.A.4 tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan

28 n. Tanggung jawab Manajer Investasi atas segala kerugian yang timbul karena tindakannya. o. Semua kontrak yang baru, diperpanjang maupun pengalihannya dari suatu Reksa Dana harus merupakan hasil perundingan yang dibuat berdasarkan kepentingan objektif para Pihak yang bersangkutan sebagaimana halnya apabila perundingan tersebut dibuat oleh Pihakpihak yang tidak mempunyai kepentingan terhadap Pihak lainnya. p. Kontrak Pengelolaan Reksa Dana, Kontrak Penyimpanan Kekayaan, atau Kontrak penggunaan jasa Akuntan hanya dapat dibuat, diperpanjang atau dialihkan berdasarkan persetujuan sebagian besar direktur Reksa Dana. q. Reksa Dana dilarang mengadakan kontrak untuk mengganti kerugian yang timbul bagi Reksa Dana atau pemegang saham Reksa Dana sebagai akibat penyalahgunaan kekuasaan, kelalaian atau kecerobohan yang dilakukan oleh Manajer Investasi. r. Pemisahan harta Reksa Dana dan harta Manajer Investasi. s. Hal yang memperbolehkan Reksa Dana melakukan penundaan pembelian kembali (pelunasan) oleh pemodal. t. Kewajiban menghitung Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana, apabila Manajer Investasi ditugaskan untuk melakukan perhitungan Nilai Aktiva Bersih. u. Dalam hal Reksa Dana dibubarkan, maka biaya Konsultan Hukum, Akuntan, dan beban lain kepada Pihak ketiga menjadi tanggung jawab

29 dan wajib dibayar Manajer Investasi kepada Pihak-pihak yang bersangkutan. e. Peraturan Nomor IV.A.5, yang ditetapkan melalui Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-21/PM/1996 Tentang Pedoman Kontrak Penyimpanan Kekayaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Pedoman Kontrak penyimpanan kekayaan Reksa Dana berbentuk Perseroan dengan Bank Kustodian sekurang-kurangnya memuat tentang hal-hal sebagai berikut 81 : a. Nama dan alamat Bank Kustodian. b. Tata cara penjualan atau pembelian kembali (pelunasan) saham, bagi Reksa Dana terbuka. c. Pemisahan rekening Efek atas nama Reksa Dana. d. Kewajiban mengadministrasikan Efek dan dana dari Reksa Dana, memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, hak-hak lain dan menyelesaikan transaksi Efek. e. Kewajiban membuat dan menyampaikan laporan kepada Manajer Investasi, Reksa Dana dan Bapepam. f. Memperbolehkan Akuntan memeriksa laporan keuangan dan prosedur operasional Reksa Dana. 81 Peraturan Bapepam Nomor IV.A.5 tentang Pedoman Kontrak Penyimpanan Kekayaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan

30 g. Kewajiban untuk melaksanakan pencatatan, balik nama dalam pemilikan Efek, pembagian hak yang berkaitan dengan saham Reksa Dana. h. Kewajiban memberikan ganti rugi kepada Reksa Dana setiap kerugian atau kesalahan yang berkaitan dengan Efek dan dana dalam rekening Reksa Dana. i. Biaya bagi Bank Kustodian berkaitan dengan jasa yang diberikan dan biaya yang dibebankan kepada Reksa Dana. j. Kewajiban mengasuransikan kekayaan Reksa Dana, jika para pihak memandang perlu. k. Larangan penghentian kegiatan Bank Kustodian sebelum dialihkan kepada Bank Kustodian pengganti. l. Kewajiban menentukan nilai aktiva bersih Reksa Dana, apabila Bank Kustodian ditugaskan untuk melakukan perhitungan nilai aktiva bersih. f. Peraturan Nomor V.G.1, yang ditetapkan melalui Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-31/PM/1996 Tentang Perilaku yang Dilarang Bagi Manajer Investasi; Dalam menjalankan aktivitasnya, sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor V.G.1. tentang Perilaku yang Dilarang Bagi Manajer Investasi, Manajer Investasi dilarang untuk 82 : a. Memberi saran kepada nasabah dalam bentuk jasa pengelolaan investasi, atau jasa konsultasi pembelian, penjualan atau pertukaran dari 82 Peraturan Bapepam nomor V.G.1 tentang Perilaku yang Dilarang Bagi Manajer Investasi.

31 Efek tanpa dasar pertimbangan rasional, yang ternyata tidak sesuai dengan informasi lengkap yang diberikan nasabah mengenai tujuan investasi, keadaan keuangan dan kebutuhan nasabah serta informasi lain yang diketahui atau diperlukan oleh Manajer Investasi. b. Memesan untuk membeli atau menjual Efek untuk rekening nasabah tanpa wewenang tertulis dari nasabah yang bersangkutan. c. Memesan untuk membeli atau menjual Efek untuk rekening nasabah atas instruksi Pihak Ketiga tanpa terlebih dahulu memperoleh wewenang tertulis dari nasabah kepada Pihak Ketiga tersebut. d. Melakukan kebijakan sendiri dalam melaksanakan amanat beli atau jual Efek untuk nasabah tanpa terlebih dahulu memperoleh wewenang tertulis dari nasabah tersebut. e. Mendorong terlaksananya perdagangan atas rekening nasabah secara berlebihan dalam jumlah atau frekuensi dipandang dari sudut sumber keuangan, tujuan investasi, dan sifat dari rekening nasabah tersebut. f. Memberi gambaran yang salah kepada nasabah atau calon nasabah mengenai kualifikasi dari Manajer Investasi atau memberi gambaran yang salah mengenai sifat dari jasa yang diberikan, atau mengabaikan untuk menyampaikan fakta material yang diperlukan agar pernyataan yang dibuat sehubungan dengan kualifikasi Manajer Investasi, sifat jasa dan fakta material tersebut tidak menyesatkan. g. Memberi laporan atau saran kepada nasabah yang tidak disiapkan olehnya tanpa menyebutkan pihak yang menyiapkan laporan atau saran tersebut.

32 h. Meminta imbalan yang sangat tinggi dibandingkan dengan imbalan yang diminta oleh Manajer Investasi lain yang memberikan jasa yang sama tanpa memberitahukan kepada nasabah bahwa terdapat pilihan pemberi jasa yang lain. i. Mengabaikan untuk mengungkapkan secara tertulis kepada nasabah sebelum nasihat diberikan mengenai benturan kepentingan dari Manajer Investasi yang dapat mengurangi obyektivitas dari nasihat tersebut. j. Menjanjikan suatu hasil tertentu yang akan diperoleh nasabah atas jasa pengelolaan yang diberikan atau menjanjikan suatu hasil tertentu yang akan diperoleh nasabah apabila mengikuti nasihat yang diberikan. k. Mengungkapkan identitas, hal yang berkaitan dengan investasi nasabah kepada pihak ketiga kecuali diharuskan oleh peraturan perundangan yang berlaku. l. Mengadakan, mengubah, memperpanjang, memperpendek atau memperbaharui kontrak pengelolaan investasi tanpa persetujuan tertulis dari nasabah. g. Peraturan Nomor IX.C.4, yang ditetapkan melalui Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-52/PM/1996 Tentang Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Reksa Dana Berbentuk Perseroan diajukan oleh Direksi Reksa Dana. Pernyataan Pendaftaran

33 harus diajukan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak diperolehnya izin usaha. 83 Dalam hal Pernyataan Pendaftaran tidak memenuhi syarat, atau memenuhi syarat, Bapepam memberikan surat pemberitahuan kepada pemohon yang menyatakan bahwa 84 : a. Pernyataan Pendaftaran tidak lengkap b. Pernyataan Pendaftaran yang dinyatakan efektif oleh Bapepam. 83 Peraturan Bapepam Nomor IX.C.4 tentang Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana Berbentuk Perseroan 84 Ibid.

BAB II LANDASAN HUKUM MENGENAI REKSA DANA PERSEROAN. A. Ketentuan Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB II LANDASAN HUKUM MENGENAI REKSA DANA PERSEROAN. A. Ketentuan Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Tentang BAB II LANDASAN HUKUM MENGENAI REKSA DANA PERSEROAN A. Ketentuan Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Berdasarkan Pasal 18 ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 tahun 1995,

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 14 /PM/2002 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 14 /PM/2002 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 14 /PM/2002 Peraturan Nomor IV.A.4 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo No.132, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Perseroan. Pengelolaan. Kontrak. Pedoman. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6079)

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan No.133, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Perseroan. Pengelolaan. Pedoman. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6080) PERATURAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Anotasi. Naskah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-552/BL/2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka peningkatan

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.36, 2017 KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Multi Aset. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6024) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR : KEP- 22 /PM/2004 TENTANG PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR : KEP- 22 /PM/2004 TENTANG PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR : KEP- 22 /PM/2004 Peraturan Nomor IX.C.6 TENTANG PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-553 /BL/2010 TENTANG PEDOMAN KONTRAK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

Kamus Istilah Pasar Modal

Kamus Istilah Pasar Modal Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. KETENTUAN UMUM II. 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

Lebih terperinci

M E M U T U S K A N :

M E M U T U S K A N : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 03 /PM/2004 TENTANG Peraturan Nomor IV.B.1 PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608]

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608] UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608] BAB XV KETENTUAN PIDANA Pasal 103 (1) Setiap Pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal tanpa izin, persetujuan, atau pendaftaran

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENYIMPANAN KEKAYAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENYIMPANAN KEKAYAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENYIMPANAN KEKAYAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERILAKU MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 179/BL/2008 TENTANG POKOK-POKOK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kegiatan Pasar

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2017 KEUANGAN OJK. Perseroan. Reksa Dana. Penyimpanan. Kontrak. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6074) PERATURAN

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 176/BL/2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19 /POJK.04/2016 TENTANG PEDOMAN BAGI MANAJER INVESTASI DAN BANK KUSTODIAN YANG MELAKUKAN PENGELOLAAN DANA

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 425/BL/2007 TENTANG PEDOMAN BAGI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 177/BL/2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan No.61, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Real Estat. Bank Kustodian. Manajer Investasi. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Nomor 5867) PERATURAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-31/PM/1996 TENTANG PERILAKU YANG DILARANG BAGI MANAJER INVESTASI

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-31/PM/1996 TENTANG PERILAKU YANG DILARANG BAGI MANAJER INVESTASI Peraturan Nomor V.G.1 KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-31/PM/1996 TENTANG PERILAKU YANG DILARANG BAGI MANAJER INVESTASI KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK Peraturan Bapepam PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-13/PM/1997,

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS 1 tahun ~ keharusan Perseroan menyesuaikan ketentuan Undang-undang ini Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, Perseroan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kegiatan Pasar

Lebih terperinci

Dokumen Yang Terbuka Untuk Umum. Kep-40/PM/1997 II.A.2 Prosedur Penyediaan Dokumen Bagi Masyarakat Di Pusat Referensi Pasar Modal

Dokumen Yang Terbuka Untuk Umum. Kep-40/PM/1997 II.A.2 Prosedur Penyediaan Dokumen Bagi Masyarakat Di Pusat Referensi Pasar Modal DAFTAR ISI NO. 1. Kep-39/PM/1997 II.A.1 Dokumen Yang Terbuka Untuk Umum 2. 3. 4. Kep-40/PM/1997 II.A.2 Prosedur Penyediaan Dokumen Bagi Masyarakat Di Pusat Referensi Pasar Modal Kep-41/PM/1997 II.A.3 Surat,

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN Menimbang SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 43/BL/2008 TENTANG REKSA

Lebih terperinci

BAB II. Universitas Sumatera Utara

BAB II. Universitas Sumatera Utara 21 BAB II 22 PENGATURAN REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG PASAR MODAL A. Instrumen-instrumen Hukum Reksa Dana Berbentuk Kontrak

Lebih terperinci

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam.

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. PP No. 45/1995 BAB 1 BURSA EFEK Pasal 1 Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. Pasal 2 Modal disetor Bursa Efek sekurang-kurangnya berjumlah Rp7.500.000.000,00 (tujuh

Lebih terperinci

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- /BL/2008 TENTANG POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 86, 1995 ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3617) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar No.396, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Reksa Dana. Penjual. Agen. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5653) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN

Lebih terperinci

BAB III MEKANISME KERJA ANTARA PARA PIHAK TERKAIT DALAM REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN. A. Pihak-pihak Terkait Dalam Reksa Dana Berbentuk Perseroan

BAB III MEKANISME KERJA ANTARA PARA PIHAK TERKAIT DALAM REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN. A. Pihak-pihak Terkait Dalam Reksa Dana Berbentuk Perseroan BAB III MEKANISME KERJA ANTARA PARA PIHAK TERKAIT DALAM REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN A. Pihak-pihak Terkait Dalam Reksa Dana Berbentuk Perseroan 1. Perseroan Reksa Dana (Direksi) Perseroan Terbatas (PT)

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-39/PM/1997 TENTANG DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-39/PM/1997 TENTANG DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-39/PM/1997 TENTANG DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Peraturan Nomor II.A.1 Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang

Lebih terperinci

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF. BAB I KETENTUAN UMUM

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF. BAB I KETENTUAN UMUM No.286, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Efek Beragun Aset. Kontrak Investasi Kolektif. Penerbitan dan Pelaporan (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

Daftar Peraturan Ketua Bapepam-LK ( update ) No. Keputusan Peraturan Tentang

Daftar Peraturan Ketua Bapepam-LK ( update ) No. Keputusan Peraturan Tentang Daftar Peraturan Ketua Bapepam-LK ( update 15-10-2010 ) No. Keputusan Peraturan Tentang 1. Kep-39/PM/1997 II.A.1 Dokumen Yang Terbuka Untuk Umum 2. Kep-40/PM/1997 II.A.2 Prosedur Penyediaan Dokumen Bagi

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR II.A.1: DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM

PERATURAN NOMOR II.A.1: DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM PERATURAN NOMOR II.A.1: DOKUMEN YANG TERBUKA UNTUK UMUM 1. Dokumen yang terbuka untuk umum tersedia di Pusat Referensi Pasar Modal, sebagai berikut: a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995, Peraturan Pemerintah,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 38 /PM/2003 TENTANG PEDOMAN UJI KEPATUHAN REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 38 /PM/2003 TENTANG PEDOMAN UJI KEPATUHAN REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 38 /PM/2003 Peraturan Nomor II.F.14 TENTANG PEDOMAN UJI KEPATUHAN REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL

NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

2 yang ditawarkan tidak melalui Penawaran Umum guna pendanaan kegiatan sektor riil. Dengan penyempurnaan pengaturan Reksa Dana Penyertaan Terbatas ini

2 yang ditawarkan tidak melalui Penawaran Umum guna pendanaan kegiatan sektor riil. Dengan penyempurnaan pengaturan Reksa Dana Penyertaan Terbatas ini TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 379) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undangundang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-10/PM/1997 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-10/PM/1997 TENTANG KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-10/PM/1997 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.C.5 TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA TERPROTEKSI, REKSA DANA DENGAN PENJAMINAN, DAN REKSA

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DAL

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DAL LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.358, 2014 KEUANGAN. OJK. Efek Beragun Aset. Partisipasi Pembiayaan. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5632) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

2 Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham. Dengan mempertimbangkan adanya perkembangan industri Pasar Modal dan tuntutan pemangku kepentingan atas pelak

2 Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham. Dengan mempertimbangkan adanya perkembangan industri Pasar Modal dan tuntutan pemangku kepentingan atas pelak TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. OJK. RUPS. Perusahaan Terbuka. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 374) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 262/BL/2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-49/PM/1997 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-49/PM/1997 TENTANG KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-49/PM/1997 TENTANG PENAWARAN UMUM SERTIFIKAT PENITIPAN EFEK INDONESIA ( INDONESIAN DEPOSITARY RECEIPT ) KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 40-2007 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 13, 1995 ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-43/PM/2000 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-43/PM/2000 TENTANG KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-43/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.C.3 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM KETUA BADAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS I. UMUM Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-181/BL/2009 TENTANG PENERBITAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-264/BL/2011 TENTANG PENGAMBILALIHAN

Lebih terperinci

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA Copyright (C) 2000 BPHN PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA *36161 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 9 TAHUN 1999 (9/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 TENTANG KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 Peraturan Nomor IX.J.1 TENTANG POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

Lebih terperinci

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan ANGGARAN DASAR SAAT INI ANGGARAN DASAR PERUBAHAN PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan PASAL 3 MAKSUD DAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Sumber: LN 1995/13; TLN NO. 3587 Tentang: PERSEROAN TERBATAS Indeks: PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.143, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Perdagangan. Berjangka. Komoditi. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5548) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.04/2016 TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DENGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP-17/PM/2004 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP-17/PM/2004 TENTANG KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP-17/PM/2004 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN OLEH AKUNTAN ATAS PEMESANAN DAN PENJATAHAN EFEK ATAU PEMBAGIAN SAHAM BONUS KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI MULTI ASET BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI MULTI ASET BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI MULTI ASET BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK Sesuai Dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Trimegah Securities Tbk No. 51 tanggal 27 Mei 2015, yang dibuat dihadapan Fathiah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-402/BL/2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal No.121, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Portofolio Efek. Nasabah. Individual. Pengelolaan. Pedoman. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6068) PERATURAN

Lebih terperinci